13 ii. tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori...

15
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb rubber) didasarkan pada penilaian sifat-sifat teknis dimana warna atau penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat crumb rubber. Karet remah tergolong dalam karet spesifikasi teknis karena penilaian mutunya didasarkan pada sifat teknis dari parameter dan besaran nilai yang dipersyaratkan dalam penetapan mutu karet remah yang tercantum dalam skema SIR. Berdasarkan jenis kualiatasnya karet remah di klasifikasikan menjadi SIR 3CV, SIR 3L, SIR 3WF, SIR 5, SIR 10 dan SIR 20. Karet remah (crumb rubber) dipak dalam bongkah-bongkah kecil, berat dan ukuran seragam, ada sertifikat uji laboratorium, serta ditutup dengan lembaran plastik polythene. 2.2. Definisi Daya Saing Daya saing menurut Porter (1990) diidentikkan dengan produktivitas dimana tingkat output yang dihasilkan untuk setiap unit input yang digunakan. Peningkatan produktivitas meliputi peningkatan jumlah input fisik (modal dan tenaga kerja), peningkatan kualitas input yang digunakan dan peningkatan teknologi (total faktor produktivitas). Pendekatan daya saing suatu komoditi dilihat dari dua indikator yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan suatu negara untuk menghasilkan

Upload: trinhhuong

Post on 23-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

13

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber)

Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus

sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

rubber) didasarkan pada penilaian sifat-sifat teknis dimana warna atau penilaian

visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe

maupun lateks pekat crumb rubber. Karet remah tergolong dalam karet spesifikasi

teknis karena penilaian mutunya didasarkan pada sifat teknis dari parameter dan

besaran nilai yang dipersyaratkan dalam penetapan mutu karet remah yang

tercantum dalam skema SIR. Berdasarkan jenis kualiatasnya karet remah di

klasifikasikan menjadi SIR 3CV, SIR 3L, SIR 3WF, SIR 5, SIR 10 dan SIR 20.

Karet remah (crumb rubber) dipak dalam bongkah-bongkah kecil, berat dan

ukuran seragam, ada sertifikat uji laboratorium, serta ditutup dengan lembaran

plastik polythene.

2.2. Definisi Daya Saing

Daya saing menurut Porter (1990) diidentikkan dengan produktivitas

dimana tingkat output yang dihasilkan untuk setiap unit input yang digunakan.

Peningkatan produktivitas meliputi peningkatan jumlah input fisik (modal dan

tenaga kerja), peningkatan kualitas input yang digunakan dan peningkatan

teknologi (total faktor produktivitas). Pendekatan daya saing suatu komoditi

dilihat dari dua indikator yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)

mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan suatu negara untuk menghasilkan

Page 2: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

14

barang dan jasa yang berskala internasional melalui mekanisme perdagangan yang

adil dan bebas, sekaligus menjaga dan meningkatkan pendapatan riil masyarakat

dalam jangka panjang. Daya saing yang baik dapat terlihat jika komoditi tersebut

memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di dalamnya.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam kamus Bahasa

Indonesia tahun 1995, daya saing adalah kemampuan komoditi untuk memasuki

pasar luar negeri dan kemampuan untuk bertahan didalam pasar tersebut.

Sedangkan menurut Simanjuntak dalam Febriyanti (2008) daya saing merupakan

kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditi dengan biaya

yang cukup rendah sehingga harga-harga yang terjadi di pasar internasional

kegiatan produksi tersebut menguntungkan.

2.3. Konsep Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh

penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu

dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau

pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan

internasional tercermin dari kegiatan ekspor dan impor suatu negara menjadi salah

satu komponen dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) dari sisi

pengeluaran suatu negara. Terdapat beberapa hal yang mendorong terjadinya

perdagangan internasional seperti perbedaan permintaan dan penawaran suatu

negara. Perbedaan ini terjadi karena : (a) tidak semua negara memiliki dan mampu

menghasilkan komoditi yang diperdagangkan, karena faktor-faktor alam negara

Page 3: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

15

tersebut tidak mendukung, seperti letak geografis serta kandungan buminya dan

(b) perbedaan pada kemampuan suatu negara dalam menyerap komoditi tertentu

pada tingkat yang lebih efisien.

Perdagangan internasional sebuah negara harus memiliki keunggulan

komparatif dan keunggulan kompetitif guna menciptakan daya saing yang baik.

Daya saing yang baik tercipta lewat mutu dan kualitas suatu produk serta besarnya

permintaan terhadap produk tersebut. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai

teori keunggulan komparatif dan teori keunggulan kompetitif.

2.3.1. Teori Keunggulan Komparatif

David Ricardo menjelaskan hukum keunggulan komparatif dalam bukunya

yang berjudul Principles of Political Economy and Taxation pada tahun 1817.

Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien

dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam

memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan

perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus

melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang

memiliki kerugian absolut kecil (ini merupakan komoditi dengan keunggulan

komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar

(komoditi ini memiliki kerugian kompetitif). Berdasarkan hukum keunggulan

komparatif David Ricardo terdapat sejumlah asumsi yang disederhanakan, yaitu :

(1) hanya terdapat dua negara dan dua komoditi, (2) perdagangan bersifat bebas,

(3) terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam negara namun tidak

ada mobilitas antara dua negara, (4) biaya produksi konstan, (5) tidak terdapat

Page 4: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

16

biaya transportasi, (6) tidak ada perubahan teknologi dan (7) menggunakan teori

nilai tenaga kerja. Asumsi satu sampai enam dapat diterima, tetapi asumsi tujuh

tidak dapat berlaku dan seharusnya digunakan untuk menjelaskan keunggulan

komparatif.

2.3.2. Teori Keunggulan Kompetitif

Menurut Hadi (2001), keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang

dimiliki oleh suatu negara atau bangsa untuk dapat bersaing di pasar internasional.

Menurut Porter (1990), dalam persaingan global saat ini, suatu bangsa atau

Negara yang memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar

internasional bila memiliki empat faktor penentu dan dua faktor pendukung.

Empat faktor utama yang menentukan daya saing suatu komoditi adalah kondisi

faktor (factor condition), kondisi permintaan (demand condition), industri terkait

dan industri pendukung yang kompetitif (related and supporting industry), serta

kondisi struktur, persaingan dan strategi industri (firm strategy, structure, and

rivalry). Ada dua faktor yang memengaruhi interaksi antara keempat faktor

tersebut yaitu faktor kesempatan (chance event) dan faktor pemerintah

(government). Secara bersama-sama faktor-faktor ini membentuk sistem dalam

peningkatan keunggulan daya saing yang disebut Porter’s Diamond Theory.

1. Kondisi Faktor (Factor Condition)

Kondisi faktor merupakan suatu gambaran faktor sumberdaya yang

dimiliki suatu negara yang berkaitan dengan proses produksi suatu industri.

Peran faktor sumberdaya sangat penting dalam proses industri, karena faktor

sumberdaya merupakan modal utama dalam membangun keunggulan

Page 5: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

17

kompetitif suatu industri. Menurut Porter (1990), faktor sumberdaya

diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu : sumber daya alam, sumber

daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), modal, dan

infrastruktur. Kelima kelompok tersebut akan menggambarkan keunggulan

yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang dapat dikembangkan

oleh negara tersebut.

2. Kondisi Permintaan (demand condition)

Kondisi permintaan merupakan faktor penting yang memengaruhi posisi

daya saing nasional. Menurut Widayunita (2007), mutu produk dan

produktivitas suatu negara akan memengaruhi kondisi permintaan dan pada

akhirnya akan berpengaruh pada keunggulan kompetitif suatu negara. Mutu

persaingan di tingkat global memberikan tantangan bagi perusahaan-

perusahaan untuk meningkatkan dayasaingnya. Dalam pengembangan mutu,

perusahaan-perusahaan akan melakukan inovasi serta peningkatan kualitas

produk agar sesuai dengan permintaan konsumen.

3. Industri Terkait dan Industri Pendukung yang Kompetitif (related andsupporting industry)

Industri terkait dan industri pendukung merupakan salah satu faktor yang

dapat memengaruhi posisi daya saing suatu industri. Untuk itu perlu dijaga

hubungan dan koordinasi dengan para pemasok, khususnya untuk menjaga dan

memelihara rantai nilai produksi dari industri hulu hingga industri hilir.

Keberadaan industri hulu mampu menyediakan bahan baku untuk proses

produksi suatu industri sedangkan industri hilir menggunakan bahan baku

tersebut untuk diproses menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah.

Page 6: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

18

Rantai nilai produksi antara industri hulu dan industri hilir yang terhubung

dengan baik akan menciptakan keunggulan kompetitif bagi suatu negara.

4. Kondisi struktur, Persaingan dan Strategi Industri (firm strategy, structure, andrivalry)

Persaingan dalam negeri mendorong perusahaan untuk mengembangkan

produk baru, memperbaiki produk yang telah ada, menurunkan harga dan

biaya, mengembangkan teknologi baru, dan memperbaiki mutu serta

pelayanan. Pada akhirnya, persaingan di dalam negeri yang kuat akan

mendorong perusahaan untuk mencari pasar internasional (berorientasi ekspor).

Globalisasi ekonomi akan menyebabkan terjadinya ketergantungan

antarnegara. Masing-masing negara membangun perekonomiannya

berdasarkan kekayaan yang dimiliki, yang merupakan keunggulan

komparatifnya. Namun, keberhasilan pembangunan tersebut lebih ditentukan

pada keunggulan kompetitifnya dikarenakan ada pesaing-pesaing yang dekat,

yaitu negara lain yang membangun keunggulan perekonomian mereka di sektor

atau jenis industri yang sama dengan strategi serupa.

5. Peran Pemerintah (government)

Peran pemerintah merupakan faktor yang menentukan posisi daya saing

suatu industri. Peran pemerintah dapat terjadi secara langsung dan tidak

langsung. Secara tidak langsung pemerintah dapat memengaruhi permintaan

melalui kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, sedangkan peran pemerintah

secara langsung adalah dengan bertindak sebagai pembeli produk jasa.

Pemerintah juga dapat memengaruhi berbagai sumber daya yang tersedia,

Page 7: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

19

berperan sebagai pembuat kebijakan yang terkait dengan tenaga kerja,

pendidikan, pembentukan modal sumber daya alam dan standar produk.

6. Peran kesempatan (chance event)

Peran kesempatan merupakan suatu hal yang bersifat kecelakaan

(accidental), sehingga dalam kenyataan peran kesempatan bisa terjadi atau

tidak terjadi. Dalam hal ini peran kesempatan bisa menguntungkan atau

merugikan para pelaku usaha.

2.4. Penelitian Terdahulu

2.4.1. Penelitian Mengenai Karet

Penelitian tentang analisis faktor-faktor yang memengaruhi harga ekspor

karet alam Indonesia (Mamlukat, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi harga ekspor karet alam Indonesia

ke pasar internasional. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan

perangkat lunak SAS dengan pendekatan simultan. Hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa telah terjadi pergeseran preferensi importir karet alam ke karet

sintesis. Harga karet sintesis dipengaruhi oleh harga minyak dunia, fluktuasi harga

karet alam Indonesia sendiri dipengaruhi oleh produksi yang tidak stabil serta

elastisitas karet alam Indonesia yang rendah.

Penelitian tentang dinamika ekspor karet alam Indonesia (Julivanto, 2009).

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Vector Auto

Regression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat

faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia. Pendekatan

Impulse Respon Function (IRF) digunakan untuk melihat respon dari variabel

Page 8: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

20

tidak bebas selama beberapa waktu kedepan jika terjadi guncangan dari variabel

bebas lainnya sebesar satu standar deviasi dan pendekatan Forecast Error

Variance Decomposition (FEVD) untuk melihat seberapa besar kontribusi

variabel bebas terhadap tidak bebas selama periode tertentu. Berdasarkan hasil

IRF dan FEVD, variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor pada

saat terjadi guncangan adalah variabel produksi karet alam. Variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah produksi karet alam Indonesia, harga

minyak mentah dunia, harga ekspor karet alam Indonesia, dan nilai tukar rupiah

terhadap dollar, sedangkan variabel tidak bebas yang digunakan adalah volume

ekspor karet alam Indonesia.

Penelitian mengenai analisis keunggulan komparatif karet alam Indonesia

tahun 2003-2007 (Soekarno, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk melihat daya

saing ekspor karet alam Indonesia dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia,

sehingga dapat diketahui perlunya pengembangan lebih mendalam untuk

meningkatkan produksi karet alam dari daya saing ekspor. Penelitian ini

menggunakan analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Constant

Market Share (CMS). Hasil analisis menunjukkan bahwa daya saing ekspor karet

alam Indonesia sejak tahun 2003 sampai dengan 2007 cenderung mengalami

kenaikan yaitu dari 28,403 menjadi 37,388. Sedangkan Thailand turun dari 53,190

pada tahun 2003 menjadi 32,187 untuk tahun 2007. Hal yang sama juga terjadi

pada Malaysia di tahun 2003 mencapai 17,931 menjadi 10,623 tahun 2007. Hasil

analisis constant market share menunjukkan bahwa Indonesia sejak tahun 2003

sampai dengan 2007 memiliki daya saing yang positif. Dengan menggunakan

Page 9: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

21

analisis RCA menunjukkan bahwa peluang Indonesia untuk menjadi pengekspor

utama karet sangat besar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai yang terus meningkat

dari tahun 2003 yaitu 28,403 menjadi 37,388. Hasil perhitungan CMS

menunjukkan bahwa kinerja ekspor karet alam Indonesia memiliki daya saing

yang kuat, walaupun jika dilihat dari efek distribusi pasar masih lemah, untuk

meningkatkan kinerja ekspor karet maka perlu perhatian yang serius dari

pemerintah sehingga keunggulan kompratifnya dapat dipertahankan.

2.4.2. Penelitian Mengenai Daya Saing

Penelitian mengenai analisis daya saing kopi Indonesia di pasar

internasional (Mustopa, 2010). Penelitian ini menganalisis keunggulan komparatif

komoditas kopi Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi

keunggulan komparatif komoditas kopi Indonesia, menganalisis kondisi faktor-

faktor keunggulan kompetitif komoditas kopi Indonesia, dan merumuskan strategi

dalam meningkatkan daya saing komoditas kopi Indonesia. Metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode Revealed Comparative Advantage

(RCA) untuk menganalisis keunggulan komparatif kopi Indonesia, Porter’s

Diamond untuk menganalisis kondisi faktor-faktor keunggulan kompetitif kopi

Indonesia dan metode Ordinary Least square (OLS) untuk mengetauhi faktor-

faktor yang memengaruhi keunggulan komparatif. Hasil penelitian dengan metode

RCA menunjukkan bahwa kopi Indonesia memiliki keunggulan komparatif

selama periode 1980-2008. Hasil metode OLS menunjukkan bahwa faktor-faktor

yang memengaruhi keunggulan komparatif kopi Indonesia adalah produktifitas

kopi, volume ekspor kopi, harga ekspor kopi dan dummy krisis perkopian dunia.

Page 10: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

22

Hasil analisis Porter’s Diamond menunjukkan bahwa kopi Indonesia memiliki

keunggulan kompetitif.

Penelitian mengenai analisis daya saing industri furniture kayu Indonesia

di Pasar Internasional (Fajri, 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis daya saing (keunggulan kompetitif) industri furniture kayu

Indonesia. Selain itu, dianalisis pula daya saing (keunggulan komparatif) dan

faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor industri furniture kayu Indonesia.

Analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode Porter’s

Diamond Theory dan Revealed Comparative Advantage (RCA). Untuk

mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor furniture kayu

Indonesia menggunakan metode regresi linier berganda Ordinary Least Square

(OLS).

2.5. Kerangka Pemikiran Operasional

Indonesia merupakan produsen karet terbesar di dunia setelah Thailand.

Areal perkebunan karet yang dimiliki Indonesia mencapai 3,4 juta hektar. Karet

yang umum dipasarkan adalah karet alam dan karet sintesis. Karet alam dan karet

sintesis pada dasarnya bersaing dalam hal sifat dan mutunya di pasar baik dalam

negeri maupun internasional. Karet sintesis dengan segala kelebihannya mencoba

menggantikan posisi karet alam untuk memroduksi barang-barang yang

memerlukan karet untuk proses produksinya. Namun demikian, karet sintesis

belum dapat menyaingi karet alam karena sifat dan mutunya masih kurang baik.

Karet remah (crumb rubber) merupakan salah satu jenis karet yang banyak

Page 11: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

23

diproduksi Indonesia dan dalam hal mutu karet remah bersaing dengan karet

sinrtesis.

Sebagian besar karet yang dijual Indonesia berupa karet alam atau mentah

sehingga nilai tambah yang diperoleh sangat sedikit. Proses pengolahan karet

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah atau guna dari karet

tersebut. Salah satu bentuk olahan karet alam (lateks kebun) adalah karet remah

(crumb rubber). Karet remah merupakan karet alam yang diproduksi secara

khusus sehingga mutu teknisnya terjamin.

Permintaan karet meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan

industri otomotif. Jika dilihat dari luas areal perkebunan karet maka Indonesia

berpotensi untuk mengembangkan industri karet alam dalam hal ini adalah karet

remah. Namun, realita yang terjadi industri karet remah Indonesia masih kurang

berkembang dengan baik, salah satu faktornya adalah produktivitas yang masih

rendah, lahan karet yang dimiliki Indonesia kurang optimal dalam

pemanfaatannya, standar mutu karet remah Indonesia masih di bawah standar

mutu negara produsen karet remah lainnya dan nilai tukar rupiah yang

berfluktuatif. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam perkembangan industri

karet remah tersebut akan dianalisis menggunakan metode Porter’s Diamond.

Daya saing Industri karet remah Indonesia diduga dipengaruhi oleh

beberapa variabel (Gambar 2.1) antara lain kuantitas produksi karet remah

Indonesia, produktivitas, harga ekspor riil karet remah, nilai tukar rill dan krisis.

Luas lahan perkebunan karet di Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu perkebunan

rakyat, perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. Perkebunan karet

Page 12: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

24

Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat. Kuantitas produksi karet remah

dipengaruhi oleh luas lahan perkebunan total, produktivitas dan jumlah

perusahaan karet remah. Harga karet dipengaruhi oleh nilai tukar riil dan volume

ekspor karet remah Indonesia dan variabel dummy yang digunakan dalam

penelitian ini adalah krisis yang diduga berpengaruh terhadap kinerja ekspor dan

daya saing karet remah Indonesia di pasar internasional.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingkat daya saing terkait

dengan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif karet remah Indonesia

di pasar internasional. Keunggulan komparatif dan posisi daya saing karet remah

Indonesia di pasar internasional dianalisis dengan menggunakan metode Revealed

Comparative Advantage (RCA). Keunggulan kompetitif terkait dengan karet

remah Indonesia dianalisis dengan Porter’s Diamond Theory. Sedangkan faktor-

faktor yang memengaruhi daya saing karet remah Indonesia akan dianalisis

dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Dari beberapa metode yang

digunakan untuk menganalisis keunggulan kompetitif dan komparatif karet remah

tersebut, maka akan dapat dirumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan

daya saing industri karet remah Indonesia di pasar internasional.

Page 13: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

25

Gambar 2.1. Diagram Alur Kerangka Pemikiran

Page 14: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

26

2.6. Hipotesis

1. Nilai RCA karet remah Indonesia lebih besar dari satu (RCA > 1), artinya

Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada komoditi karet remah.

2. Indeks RCA komoditas karet remah Indonesia lebih besar dari satu (indeks

RCA > 1), artinya terjadi peningkatan RCA atau kinerja ekspor komoditi

karet Indonesia di pasar internasional pada tahun tersebut lebih tinggi

daripada tahun sebelumnya.

3. Semua variabel bebas yang digunakan (kuantitas produksi karet remah,

produktivitas, harga ekspor karet remah, nilai tukar dan krisis) memiliki

pengaruh terhadap variabel tidak bebas (daya saing karet remah Indonesia)

- Kuantitas produksi karet remah berpengaruh positif terhadap daya

saing karet remah Indonesia, semakin banyak karet remah yang

dihasilkan maka daya saing karet remah Indonesia semakin tinggi.

- Produktivitas diartikan sebagai kemampuan suatu input untuk

menghasilkan hasil (komoditi) yang maksimal. Semakin besar

produktivitas maka semakin banyak komoditi yang dapat di pasarkan

kepada konsumen. Semakin banyak komoditi yang dihasilkan maka

daya saing akan komoditi tersebut akan semakin meningkat.

- Harga ekspor karet remah Indonesia berpengaruh positif terhadap daya

saing karet remah Indonesia.

- Nilai tukar rupiah terhadap Dollar berhubungan positif dengan daya

saing karet remah Indonesia ketika terjadi depresiasi nilai rupiah.

Page 15: 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN sheet ... · teori keunggulan komparatif dan teori ... Berdasarkan hukum ... yang dimiliki oleh suatu negara dan segala potensi yang

27

- Dummy krisis berhubungan positif dengan daya saing karet remah

Indonesia.