13. f05112012 prayogi waskito laporan teklab mmisahkan, menyimpan dan inventarisasi bahan kimia

21
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM Memisahkan, Menyimpan dan Inventarisasi Bahan Kimia OLEH PRAKTIKAN : PRAYOGI WASKITO ( F05112012 )

Upload: prayogi-waskito

Post on 22-Oct-2015

406 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

rpp

TRANSCRIPT

Page 1: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

Memisahkan, Menyimpan dan Inventarisasi Bahan Kimia

OLEH PRAKTIKAN :

PRAYOGI WASKITO ( F05112012 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2013

Page 2: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

PRAKTIKUM I

MEMISAHKAN, MENYIMPAN DAN INVENTARISASI BAHAN KIMIA

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Laboratorium merupakan salah satu sarana yang penting dalalm prosesbelajar mengajar, sebagai tempat belajar atau sebagai sumber belajar, laboratorium harus mempunyai sifat yangnyaman dan aman. Laboratorium yang bersifat nyaman artinya selama kebutuhan atau keperluan untuk melakukan kegiatan telah tersedia di tempat yang semestinya atau mudah di akses bila digunakan. Sedangkan laboratorium yang bersifat aman artinya segala penyimpanan material berbahaya dan kegiatan berbahaya telah dipersiapkan kemanannya ( Suryanta, 2010 ).

Laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para peng gunanya. Aman dari setiap kemungkinan kecelakaan fatal dari sakit maupun kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan. Apabila ada kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri, maka keadaan aman dalam laboratorium pasti akan tercipta. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat bagi para pengguna maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Kemudian disiplin setiap individu terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Semua ini tergantung pada faktor manusianya, yang merupakan sumber terbesar terjadinya kecelakaan di laboratorium ( Widjajanti, 2003 ).

Keamanan adalah faktor yang seharusnya menjadi perhatian yang paling besar dalam kegiatan laboratorium, tetapi umumnya yang terjadi adalah kita belum terbiasa memperhatikan keamanan kerja. Syarat keamanan di laboratorium bertujuan untuk melindungi baik yang bekerja di laboratorium itu sendiri maupun untuk lingkungan dan menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman. Caranya dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains (dosen, laboran, siswa) tentang keselamatan kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadi serta upaya penanganannya.Bahan kimia merupakan materi belajar yang harus ada dalam laboratorium, pada dasarnya semua bahan kimia itu beracun, namun dengan pengeolaan dan penyimpanan bahan kimia yang tepat dan benar, maka tingkat bahaya sebagai beracun dapat dikurangi dan ditanggulangi. Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara penanganannya, yaitu cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan penyimpanannya. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana perawatan bahan praktikum

Page 3: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

kimia, cara penyimpanan agar kerusakan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah ( Emha, 2006 ).

2. Dasar TeoriBahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti

halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya yang banyak, bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko bahaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan bahan-bahan kimia diantaranya : wujud zat, konsentrasi zat, bahaya dari zat, label, kepekaan zat terhadap cahaya, dan kemudahan zat tersebut menguap. Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya ( Kadarohman, 2007 ).

Semua bahan harus diberi label secara jelas, dan untuk larutan harus dicantumkan tanggal pembuatannya. Penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium di dasarkan pada wujud dari zat tersebut ( Padat, Cair dan Gas ), sifat-sifat zat ( Asam dan basa ), sifat bahaya zat ( korosif, mudah terbakar, racun dll ), seberapa sering zat tersebut digunakan. Sistem penyimpanan bahan-bahan kimia didasarkan pada bahan yang sering dipakai, bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai laboratorium, bahan yang berbahaya / racun, dan jumlah bahan yang disimpan (Widjajanti,2003).A. Chemical Storage

For achieving employee safety, the proper chemical storage guidelines are as follows : 1. Every chemical in the laboratory must have a definite storage place and should be returned to that location after each use. 2. Storage must also take into consideration of chemical compatibility and must be stored separately. 3. Adequate containment for spills and accidental releases must be provided. 4. Hazardous chemicals should never be stored on the floor. 5. Utilize a suitable container for experiments, stored chemicals and collected wastes. 6. Containers storing chemical waste must be inspected regularly for any sign of chemical leakage. 7. Caps and covers for containers must be firmly in place whenever the container is not in immediate use.

Page 4: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

8. Labeling must appear on cabinets and room doors at approximately waist level or lower to allow adequate visualizations. 10. All containers used for storage must be labeled. 11. Flammable liquids must not be stored in laboratory. 12. Storage locations must be identified on an emergency floor plan posted in each work area and should be equipped with a fire extinguisher, spill kit, eyewash, first aid kit, and telephone or other communication system to allow for adequate emergency notification. 13. Small quantities of chemicals can be held at individual work stations if this quantity is to be promptly used in a test and does not compromise acceptable ambient organic vapor levels or procedures for spill control and fire safety. These containers must be properly labeled. 14.Out-of-date chemicals must be disposed of on a periodic basis. ( Department of Occupational Safety and Health, Ministry of

Human Resources, 2005 : 14 )

B. Procedure and Guidelines 1. Identification of Potential Chemical Spills The hazard management process requires the identification of reasonably

foreseeable hazards. Once a potential chemical spill hazard has been identified a risk assessment must be completed OHSW2 – Risk Assessment Worksheet. The risk assessment is to identify risk control measures to reduce the risk and harm to people and the environment.

2. Risk Assessments When a potential hazard of a chemical spill has been identified the relevant

line manager will ensure that a risk assessment using form OHSW59 – Risk Assessment – Chemical Spill and Environmental Risk Worksheet or similar is completed.

The risk assessment is to include the following factors: • The nature of the spilled chemical (high/low hazard material) • The quantity spilled (large/small amounts) • The location of the spill (difficult access, public site / bunded area)

When evaluating risks associated with chemical spills, the following

points need to be considered: • is special training required to handle the situation? • is special equipment required to clean up the spill? (i.e. Self Contained)

Breathing Apparatus (SCBA), Personal Protective Equipment (PPE etc) • are special procedures required to clean up the spill? e.g. pumps, hoses

etc

Page 5: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

Where the response is HIGH to any of the above factors then the spill must be considered as HIGH RISK. All HIGH RISK spills should be managed by the Campus Facilities Manager. Low Risk spills may be handled by area workers under the direct supervision of the relevant laboratory technician.

3. Risk Control Measures to eliminate or control the potential risk shall be developed in the

following order of controls, known as the hierarchy of controls (see also Form OHSW59 - Risk Assessment – Chemical Spill and Environmental Risk Worksheet)

1. Elimination – Complete removal of the hazard or risk of exposure 2. Substitution –replacing the substance or work process with a less

hazardous means 3. Isolation – through distance or enclosure 4. Engineering – includes redesigning the work area, fixing rollover bund

guard(s) or maintenance 5. Administrative – includes standard operating procedure, supervision,

training, rotation and signage 6. Personal protective equipment – includes protective clothing, safety

shoes, goggles, safety glasses and gloves. The completed risk assessment form OHSW59 or similar is to be

forwarded to the relevant Line Manager and laboratory supervisor as soon as practical after completion. The Line Manager is to ensure that the recommended control measures are implemented where appropriate.

4. Preparation for Chemical Spills Staff that use or manage chemical substances must have an understanding of the Material Safety Data Sheet including the special requirements for spill control such as he type of fire extinguisher required, incompatible substances, and reactivity with substances such as water or air. Where a substance is unknown, or is an experimental substance that does not have an MSDS always treat as HIGH RISK. Wherever practicable, the storage and use of the chemicals should be in an area which can contain or restrict the flow from a spill site. On benches, this can be assisted by a raised lip at the front of the bench, or by the use of spill trays.

5. Spill Kits Spill kits should be available for use where assessed as required. The contents of the spill kit should be relevant to the area and the potential spill, this may include such things as :

• an amount of vermiculite sufficient to deal with a spillage of the largest container of non corrosive liquids used in the immediate area is to be available

• a similar amount of Sodium Hydrogen Carbonate is to be available for

Page 6: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

spills of corrosive liquids • a couple of bags of kitty litter, saw dust or sand to absorb spilt liquids • brooms, dustpans and a square mouth shovel to sweep up the absorbent

material • absorbent pillows or booms to contain larger liquid spills and prevent

spills entering drains • heavy duty plastic bags or plastic drums (with a lid) to contain

hazardous material prior to disposal • appropriate personal protective clothing (such as chemical resistant

gloves, safety glasses) • a wheelie bin to contain all the above equipment and store hazardous

material prior to disposal Ensure that the spill kit is clearly labelled and located in an easily accessible position for all staff. Ensure that all staff are aware of and can access the Chemical spill management and chemical spill guidelines, and know how to use the spill kit in case of an emergency. Spill kits should be restocked following use and the contents should be checked on a monthly basis (NOHSC,1995 : 1011).

B. TUJUAN Dengan adanya percobaan memisahkan, menyimpan, dan menginventarisasi

bahan kimia, diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengkategorikan bahan kimia berdasarkan sifat, bentuk, grade dan tingkat bahayanya.

C. METODOLOGI1. Alat dan Bahan

a. Etanol Absolut (C2H5OH) f. Kaliumpermanganat (KMnO4)

b. Kristal Ungu (C25H30CIN) g. Asam Nitrat (HNO3)c. Sodium Nitrat (NaNO3) h. Khloroform (CHCl3)d. Merkuri (II) Sulfat (HgSO4) i. Albumin (C6H12O6.H2O)e. Asam Asetat (CH3COOH) j. Dekstrosa (C6H12O6)

2. Cara Kerja Pada percobaan kali ini, hal pertama yang harus dilakukan membuat tabel

Inventarisasi bahan kimia yang akan diamati. Kemudian amati 10 bahan kimia yang telah disediakan oleh asisten/pembimbing praktikum, setelah itu melakukan analisis bahan kimia satu-persatu dengan hati-hati dan sesuai pengarahan asisten/pembimbing praktikum.

Page 7: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

Selanjutnya, mulailah melakukan pengelompokkan/pengkategorian bahan kimia berdasarkan sifat, bentuk, grade dan tingkat bahayanya. Terakhir, meletakkan bahan kimia tersebut sesuai dengan peraturan agar tidak terjadi incompatibility.

D. HASIL PENGAMATAN

No. Nama Bahan Kimia Bahasa

Indonesia/Bahasa Inggris

Sifat (Asam/Basa/

Garam/Organik)

Bentuk (Solid/Gas/

Liquid)

Rumus Grade (TG/LG)

Tingkat Bahaya

1. Etanol Absolut/ Ethanol Absolute

Basa Liquid C2H5OH LG Mudah terbakar

2. Kristal Ungu/ Crystal Violet

Asam Solid C25H30CIN LG Sangat berbahaya dan bahaya bagi

lingkungan3. Sodium Nitrat/

Sodium NitrateAsam Solid NaNO3 LG Mudah terbakar

4. Merkuri (II) Sulfat/Mercury (II)

Sulphate

Asam Solid HgSO4 LG Beracun (toksik) dan bahaya bagi

lingkungan

5. Asam Asetat/ Acetic Acid

Asam Liquid CH3COOH LG Mudah terbakar dan korosif

6. Kalium perma nganat/Potassium

permanganat

Basa Solid KMnO4 LG Mudah terbakar, dan sangat berba

haya bagi ling kungan

7. Asam Nitrat/ Nitrate Acid

Asam Liquid HNO3 LG Mudah terbakar dan korosif

8. Khloroform/ Chloroform

Asam Liquid CHCl3 LG Sangat berbahaya

9. Albumin Organik Solid C6H12O6.H2O TG Aman

10. Dekstrosa/ Dextrose

Organik Solid C6H12O6 TG Aman

D. PEMBAHASANPada praktikum yang pertama ini, berbicara tentang memisahkan, menyimpan

dan inventarisasi bahan kimia. Pada percobaan ini terdapat 10 bahan kimia yang telah dipersiapkan oleh asisten/pembimbing praktikum untuk kemudian akan

Page 8: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

melakukan penginventarisasian bahan kimia yang dikategorikan berdasarkan sifat, bentuk, grade dan tingkat bahayanya. Deskripsi umum bahan-bahan kimia tersebut yaitu :1. Etanol Absolut/Ethanol Absolute, bahan yang berumus kimia C2H5OH ini

memiliki sifat basa pada kandungannya, berbentuk liquid (cair), dan memiliki tingkat bahaya yang flammable (mudah terbakar).

2. Kristal Ungu (Crystal Violet), bahan kimia dengan rumus kimia C25H30CIN ini memiliki sifat asam pada kandungannya, berbentuk solid (padat), dan memiliki tingkat bahaya yang harmful (sangat berbahaya) serta berbahaya bagi lingkungan (dangerous of environment).

3. Sodium Nitrat/Sodium Nitrate, bahan kimia yang dengan rumus kimia NaNO3

ini memiliki sifat asam pada kandungannya, berbentuk solid (padat), dan memiliki tingkat bahaya yang flammable (mudah terbakar).

4. Merkuri (II) Sulfat/Mercury (II) sulphate, bahan kimia dengan rumus kimia HgSO4 ini memiliki sifat asam pada kandungannya, berbentuk solid (padat), dan memiliki tingkat bahaya yang beracun (toxic) serta berbahaya bagi lingkungan (dangerous of environment).

5. Asam Asetat/Acetic Acid, bahan kimia dengan rumus kimia CH3COOH ini memiliki sifat asam, berbentuk liquid (cair), dan memiliki tingkat bahaya yang flammable (mudah terbakar) serta korosif.

6. Kaliumpermanganat/Potassiumpermanganat, bahan kimia dengan rumus kimia KMnO4 ini memiliki sifat basa pada kandungannya, dan memiliki tingkat bahaya yang flammable (mudah terbakar) serta berbahaya bagi lingkungan (dangerous of environment).

7. Asam Nitrat/Nitrate Acid, bahan kimia dengan rumus kimia HNO3 ini memiliki sifat asam pada kandungannya, dan memiliki tingkat bahaya yang flammable (mudah terbakar) serta korosif.

8. Khloroform/Chloroform, bahan kimia dengan rumus kimia CHCl3 ini memiliki sifat asam pada kandungannya, dan memiliki tingkat bahaya yang harmful (sangat berbahaya).

9. Albumin adalah bahan kimia yang sifatnya dikategorikan organik dengan rumus kimia C6H12O6.H2O, dan tidak memiliki tingkat bahaya (Aman).

10. Kemudian bahan yang terakhir ialah Dekstrosa. Dekstrosa adalah bahan kimia dengan rumus kimia C6H12O6 ini memiliki kategori sifat yang sama dengan albumin (organik) dan tidak memiliki tingkat bahaya (Aman).

Berdasarkan kategori derajat kemurnian yang terbagi menjadi dua, yaitu Laboratory Grade (LG) dan Technical Grade (TG). Bahan kimia dari nomor 1 hingga nomor 8 termasuk dalam kategori derajat kemurnian Laboratory Grade (LG), sedangkan 2 nomor yang tersisa merupakan termasuk kategori derajat kemurnian Technical Grade (TG). Ini dikategorikan berdasarkan sifat maupun tingkat bahaya yang terkandung didalamnya. Karena makna/maksud yang dianalisa pada

Page 9: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

Laboratory Grade (LG) adalah derajat kemurnian laboratorium, dengan syarat dimana zat-zat yang memiliki derajat kemurnian adalah zat-zat dan bahan untuk analitik umum. Sedangkan pada Technical grade (TG) adalah derajat kemurnian teknik yang dianggap diterima secara komersial dengan syarat karena dianggap tidak ada kotoran-kotoran yang dianggap tidak mengganggu.

Usahakan semua alat maupun bahan kimia dalam keadaan kering. Tempatkan alat maupun bahan dalam tempat yang kering. Alat ataupun bahan mudah rusak bila dibiarkan dalam keadaan basah. Bahan-bahan kimia harus disimpan dalam tempat yang kering. Apalagi bahan kimia yang reaktif terhadap air. Logam-logam seperti Na, K, dan Ca bereaksi dengan air menghasilkan gas H2 yang langsung terbakar oleh panas reaksi yang terbentuk. Zat-zat lain yang bereaksi dengan air secara hebat, seperti asam sulfat pekat, logam halide anhidrat, oksida non logam halide harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan bebas kebocoran di waktu hujan. Kebakaran akibat zat-zat di atas tak dapat dipadamkan dengan penyiraman air.

Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat dari air. Asam yang sifatnya gas gas, misalnya asam klorida lebih ganas lagi. Sebab bersama udara akan mudah berpindah dari tempat asalnya. Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus, atau di lemari asam. Sifat bahan kimia itu sendiri, bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing. Misalnya asam sangat mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia dapat berjalan dari yang sangat lambat hingga ke yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya menimbulkan panas yang tinggi dan api. Ledakan dapat terjadi bila reaksi terjadi pada ruang yang tertutup. Contoh reaksi spontan: asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat dan gula pasir seketika akan terjadi api. Demikian juga kalau kristal kaliumpermanganate ditetesi dengan gliserin.

Beberapa syarat penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut:1. Bahan beracun

Banyak bahan-bahan kimia yang beracun. Yang paling keras dan sering dijumpai di laboratorium sekolah antara lain: sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas. Syarat penyimpanan: ruangan dingin dan berventilasi, jauh dari bahaya kebakaran, dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi, kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan, disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan.

2. Bahan korosif Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Syarat penyimpanan: ruangan dingin dan berventilasi, wadah tertutup

Page 10: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

dan beretiket, dipisahkan dari zat-zat beracun.3. Bahan mudah terbakar

Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika kena udara, kena benda panas, kena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3) misalnya akan terbakar sendiri jika kena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-macam gas. Syarat penyimpanan: temperatur dingin dan berventilasi, jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok, tersedia alat pemadam kebakaran.

4. Bahan mudah meledakContoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. Syarat penyimpanan: ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari panas dan api, hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanisBanyak reaksi eksoterm antara gas-gas dan serbuk zat-zat padat yang dapat meledak dengan dahsyat. Kecepatan reaksi zat-zat seperti ini sangat tergantung pada komposisi dan bentuk dari campurannya. Kombinasi zat-zat yang sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan misalnya : natrium (Na) atau kalium (K) dengan air, ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air, kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa), nitrat dengan eter, peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al), klorat dengan asam sulfat, asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain, halogen dengan amoniak, merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S), Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat

5. Bahan OksidatorContoh: perklorat, permanganat, peroksida organik. Syarat penyimpanan : temperatur ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok, jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6. Bahan reaktif terhadap airContoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida. Syarat penyimpanan : temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi, jauh dari sumber nyala api atau panas, bangunan kedap air, disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2 dry powder).

7. Bahan reaktif terhadap asamZat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida. Syarat penyimpanan : ruangan dingin dan berventilasi jauhkan dari sumber api, panas, dan asam ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong hidrogen disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

Page 11: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

8. Gas bertekananContoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder. Syarat penyimpanan : disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat, ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari, jauh dari api dan panas, jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub (Imamkhasani, 1990).

Disamping itu juga, khususnya pada bagian Inventarisasi bahan kimia terdapat penggunaan bahasa inggris dalam nama masing-masing bahan kimia. Hal ini dikarenakan bahan-bahan kimia yang ada sekarang meyesuaikan dengan perkembangan zaman modern. Selain itu, bahan kimia telah ada berkiprah di dunia internasional. Dalam melaksanakan pengclolaan bahan kimia agar senantiasa tetap memperhatikan faktor keselamatan iiiri, keselamatan semua orang yang terlibat dan juga keselamatan lingkungan. Pengelolaan bahan vang benar akan membuat kegiatan laboratoriumberjalan dengan lancar. Kunci dari semua kenyamanan bekerja di laboratorium adalah adanya pengelolaan yang tepat dan benar baik untuk bahan kimia maupun untuk peralatan, serta kontrol rutin setiap jangka waktu tertentu. Kontrol terhadap penyimpanan bahan kimia maupun peralatan (lemari as4 rak penyimpanan ) dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium maupun bahaya di laboratoium (Hendayana, 1994).

E. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh setelah melakukan pengamatan mengenai penyimpanan, pemisahan, dan inventarisasi khususnya 10 bahan kimia secara langsung. Dapat disimpulkan bahwa, dari 10 bahan kimia yang dipersiapkan oleh asisten praktikum terdapat 8 bahan kimia yang memiliki tingkat bahaya Dengan adanya pengelolaan laboratorium dalam pengajaran sains, siswa tidak hanya paham dengan konsep saja tetapi terampil dalam mengaplikasikan di masyarakat. Pengajaran sains melalui metoda praktek lab dapat berperan untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah.

Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan yang beragam dan cocok dalam pemakaian metoda praktek laboratorium, hal ini akan dijelaskan lebih lengkap kemudian. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium, dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.

Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan dapat meminimalis terjadinya kecelakaan di laboratorium. Strategi penyimpanan dan penataan bahan kimia untuk bahan kimia menurut kelompok tingkat bahayanya meliputi: Penyimpanan dan penataan bahan kimia radioaktif, Penyimpanan dan penataan bahan kimia reaktif, Penyimpanan

Page 12: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

dan penataan bahan kimia korosif, Flammable dan combustible, Penyimpanan dan penataan bahan kimia beracun (toxic).

Page 13: 13. F05112012 Prayogi Waskito Laporan TekLab Mmisahkan, Menyimpan Dan Inventarisasi Bahan Kimia

DAFTAR PUSTAKA

Emha.M.S.H. (2006). Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Kadarohman, A. (2007). Manajemen Laboratorium IPA. Jakarta. DEPAG RI

Kadarohman, A. 2007. MANAJEMEN LABORATORIUM IPA. ( Online ) http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196305091987031-R._ASEP_KADAROHMAN/MANAJEMEN_LABORATORIUM_IPA_DEPAG.pdf . (Diunduh tanggal 5 April 2012).

Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources. 2005. Guideline on the Use of Personal Protective Equipment Against Chemical Hazard Page 14