13-1087_bayu laksono putra

5
Nama: Bayu Laksono Putra Kelas: THP B NIM : 131710101087 Pengaruh Koefisien Volumetrik Transfer Massa Oksigen dan pH pada Produksi Enzim Lipase oleh Staphylococcus warneri EX17 1. Metode Sterilisasi Metode sterilisasi enzim lipase menggunakan sterilisasi mekanik dengan cara filtrasi. Mekanisme kerja filtrasi untuk sterilisasi dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas pada filter/saringan berpori kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga dapat menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi mikroorganisme. Lipase yang berasal dari mikroba umumnya bersifat ekstraseluler sehingga tidak dikeluarkan dari sel.

Upload: nawa-a-rohmah-arusqo

Post on 19-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TUGAS PENGOLAHAN TEKPENG

TRANSCRIPT

Nama: Bayu Laksono Putra

Kelas: THP B

NIM : 131710101087

Pengaruh Koefisien Volumetrik Transfer Massa Oksigen dan pH pada Produksi Enzim Lipase oleh Staphylococcus warneri EX171. Metode Sterilisasi

Metode sterilisasi enzim lipase menggunakan sterilisasi mekanik dengan cara filtrasi. Mekanisme kerja filtrasi untuk sterilisasi dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas pada filter/saringan berpori kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga dapat menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi mikroorganisme. Lipase yang berasal dari mikroba umumnya bersifat ekstraseluler sehingga tidak dikeluarkan dari sel. Pada alat dilakukan sterilisasi dengan bertekanan tinggi dan suhu 1210C. 2. Jenis Produk (enzim lipase)

Lipase (E.C.3.1.1.3) adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis ester asam karboksilat dalam lemak atau minyak dan sintesis monoester. Lipase mengkatalisis reaksi hidrolisis ester asam karboksilat atau reaksi sintesis monoester secara stereoselektif dan enantioselektif. Lipase merupakan enzim yang paling banyak digunakan sebagai katalis berbagai reaksi senyawa organik. Lipase adalah biokatalis yang berperan besar dalam aplikasi bioteknologi, seperti dalam sintesis biopolimer, biodiesel, produksi obat, dan produksi flavor. Lipase dari fungi dan bakteri memainkan peranan yang penting dalam kehidupan manusia seperti pembuatan yoghurt dan keju. Lipase juga digunakan sebagai katalis yang murah dan serbaguna untuk mendegradasi lipid dalam aplikasi modern seperti penggunaan enzim lipase untuk pembuatan deterjen dan biokatalis, serta juga dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk mengubah minyak tumbuhan menjadi bahan bakar.3. Metode Pengunduhan ProdukMetode pengunduhan lipase adalah dengan ekstraksi. Sampel di ekstraksi selama kultivasi untuk menentukan aktivitas lipolitik dan proteolitik, biomassa dan konsentrasi gliserol. Pada proses ektraksi didapaat sebuah sel bebas supernatan. Sel bebas supernatan dari media kultur disebut sebagai ekstrak enzim kasar, digunakan untuk memperkirakan aktivitas enzim dan menentukan konsentrasi gliserol. Aktivitas lipolitik ditentukan dengan menggunakan p-nitrofenil palmitat (pNPP) sebagai substrat. Dari hasil tersebut 0,15 mL ekstrak enzim kasar dicampur dengan 1,35 mL substrat yang telah disiapkan dan diinkubasi selama 15 menit pada 37 C di air agar pertumbuhannya menjadi optimal dan hasil yang didapat bsia relevan. Kontrol yang mengandung enzim panas dilemahkan dan diinkubasi untuk setiap pengujian. Setelah tahapan itu selesai, campuran itu dicentrifuged selama 14.000 g selama 10 menit dengan suhu 10 C. 4. Pemurnian Produk

Pemurnian enzim lipase dilakukan melalui tahapan berikut :

a. Fraksinasi Amonium Sulfat

Proses pemurnian sampel ekstrak kasar enzim lipase dilakukan dengan fraksinasi bertingkat menggunakan garam ammonium sulfat dengan tingkat kejenuhan (0-20%), (20-40%), (40-60%), (60-80%) dan 80-100%). Fraksinasi dengan amonium sulfat dilakukan dengan cara menambahkan amonium sulfat sedikit demi sedikit pada larutan ekstrak kasar enzim sambil diaduk dengan pengaduk magnet. Pengadukan diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan busa selama kurang lebih 20 menit. Setiap endapan protein enzim yang didapat dipisahkan dari filtratnya dengan menggunakan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 15 menit kemudian dilarutkan dalam larutan buffer fosfat pH 8 dengan konsentrasi 0,05 M lalu diuji aktivitasnya menggunakan Metode titrimetri dan ditentukan kadar proteinnya menggunakan Metode Lowry. Fraksi yang memberi aktivitas tertinggi diuji aktivitas esterifikasinya.

b. Kromatografi Kolom

Perlakuan enzim selanjutnya adalah pemurnian berdasarkan ukuran dengan kolom kromatografi filtrasi gel menggunakan sephadex G-100 sebagai fase diam. Sampel diteteskan pada bagian atas kolom gel sephadex G-100 yang berfungsi sebagai fase diam dan larutan buffer fosfat pH 8 yang berfungsi sebagai fase gerak. Sampel enzim yang memiliki bobot molekul lebih besar dari pori-pori gel akan melewati ruang antar pori-pori sehingga akan lebih dahulu keluar dari kolom sebaliknya yang berbobot molekul lebih kecil akan masuk ke dalam pori-pori matriks sehingga akan keluar lebih lambat. Setelah proses kolom berlangsung, eluen ditampung pada wadah sebesar 15 ml. Eluen yang telah ditampung pada wadah kemudian diukur kadar protein dan aktivitas enzimnya. Fraksi yang memberikan aktivitas tinggi dikumpulkan dan dikarakterisasi serta ditentukan aktivitas esterifikasinya.