127134023-pemeriksaan-fisik-endokrin
DESCRIPTION
pentingTRANSCRIPT
PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN
(General Assesment Of Endokrine System)
A. Data Subjektif
1. Data demografi.
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting kelainan-kelainan
somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gendar , misalnya BB dan
tempat tinggal juga juga perlu dikaji.
2. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti
yang dialami klien atau g2 t3 yang berhubungan secara langsung dengan g hormonal
sseperti :
- Obesitas
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
- Kelainan pada kelenjar tiorid
- Diabetes melitus
- Intertilitas.
3. Riwayat kesehatan dan keperawatah klien
(P) mengkaji kondisi yang pernah dialami klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah bnerlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebab.
- Tanda-tanda seks sekunder yang berkembang, misalnya : amenore, bulu rambut
tumbuh, buah dada berkembang dan lain-lain.
- BB yang sesuai dengan usia misalnya : selalu keras meskipun banyak makan
- Gangguan psikologis seperti mudah marah, sesnsitif, sulit bergaul dan mampu
berkonsentrasi.
- Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya.
Bila PS diarawat beberapa hari, urutkan sesuai dengan waktu kerjanya. Juga perlu
informasi tentang penggunaan obar-obatan soal sekarang dan dimasa lalu.
4. Riwayat diit.
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan endokrin t3 atau kebiasaan makan yang salah dapat
menjadi faktor penyebab yang perlu dikaji :
- Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen
- Penurunan atau peningkatan BB drastis
- Selera makan menurun atau berlebihan
- Pola makan dan minum sehari.
- Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrin
seperti mata.
5. Status sosial ekonomi
Mendiskusikan bersama-sama bagaimana klien dan keluarga memperoleh makanan
yang sehat dan bergizi. Upaya mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya
sakit dan upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap optimal.
6. Masalah kesehatan sekarang
(P) : Menanyakan :
- Apa yang dirasakan klien.
- Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan dan sejak kapan dirasakan.
- Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari.
- Bagaiman pola eliminasi
- Bagaiman fungsi seksual dan reproduksi.
- Apakah adaperubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
Selain alasan klien datang ke RS, juga perlu diidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan
fungsi hormon secara umum seperti :
1. Tingkat Aktivitas.
(P). Mengkaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
apakah dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan,atau dengan bantuan atau sama sekali
klien tidak berdaya untuk melakukannya.
Kaji juga bagaiman asupan makanan klien apakah berlebihan atau kurang.
2. Intake nutrisi dan Cairan
Anormalitas sistim endokrine dapat menyebabkan gangguan dalam intake nutrisi dan
cairan (meningkat atau menurun) yang mana bisa/tidak dihubungkan dengan
pertambahan atau penurunan berat badan. Banya k masalah pada sistim endokrine
adalah kronik dan membutuhkan diit pada waktu yang lama dan pada saat yang sama
intake cairan dibatasi. Kualitas dan kuantitaf pengkajian dalam intake makanan sangat
dibutuhkan untuk mentukkan penyebab kehilangan berat badan, adekuatnya intake untuk
kebutuhan metabolisme yang normal, ketaatan terhadap diit tertentu. Daftar intake
makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien sethari – hari sangan diperlukan dalam
pengkajian. Riwayat mengkonsumsi alkohol dan snack juga harus dikaji. Eleman lain
seperti penyedap makanan / kesenangan pada makanan tertentu, kebersihan mulut dan
diit lunak untuk mencegah anoreksia dan mual juga dibutuhkan dalam pengkajian.
Bagaimana toleransi pasien terhadap makanan dan minuman juga penting untuk dikaji.
3. Pola eliminasi
Sistim endokrine juga berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Riwayat pola elimonasi urine seperti ; frekuency, jumlah dan warna urine harus
diperhatikan dalam pengkajian. Adanya nocturia atau dysuria juga harus dicatat. Pada
beberapa penyakit endokrine (tergantung penyebabnya) mungkin ada riwayat
peningkatan output dan penurunan rasa haus atau penurunan output dan peningkatan
berat badan. Diuretic atau therapi lainnya dan ketaatan pasien terhadap therapi yang
dianjurkan juga perlu dikaji. Riwayat buang air besar seperti ; frekuency dan warna perlu
dicatat. Constipasi atau perubahan dalam kebiasaan buang air besar mungkin
disebabkan oleh perubahan dalam keseimbangan cairan dan pengaturan diit. Therapi
dapat juga menyebabkan perubahan dalam diit dan intake cairan sehingga dapat
menyebabkan perubahan dalam pola eliminasi.
4. Tingkat Energi
Karena sistim endokrine bertanggungjawab langsung terhadap metabolisme
(Pengumpulan dan penggunaan) nutrisi untuk energi , maka keadaan pathologi pada
sistim endokrine biasanya menurunkan tingkat energi seseorang. Banya pasien
melaporkan tidak bisa melakukan sesuatu seperti apa yang mereka pikirkan. Hal ini
penting untuk mengkaji tingkat energi dan sebagai petunjuk untuk membantu pasien
dalam merencanakan aktivitas sehari – hari . Beberapa pasien membutuhkan bantuan
dalam menyesuaikan antivitas sehari – hari secara bertahap dengan memberikan waktu
istirahat.
Banyak masalah sistim endokrine dapat dikontrol dengan baik sehingga perubahan
permanen dalam kehidupan sehari - hari tidak dibutuhkan. Perubahan secara bertahap
membantu pasien mendapatkan kembali tingkat energi yang normal.
5. Perubahan Karakteristik Tubuh.
Perubahan dalam distribusi rambut, porsi tubuh, suara, piigmentasi kulit dan raut wajah
dapat menggambarkan masalah pada sistim endokrine. Gambaran perubahan yang
dirasakan pasien tentang perubahan yang mereka rasakan amat berarti karena
perubahan ini sangat sulit diobservasi dan bervariasi untuk tiap orang.
6. Fungsi seksual dan reproduksi
Sistim endokrine mempunyai kaitan yang sangat erat dengan fungsi reproduksi. Oleh
karena itu riwayat reproduksi dan seksual harus dikaji. Data yang berhubungan dengan
siklus haid (Kejadian, frekuancy haid, lama, jumlah perdarahan), adanya masalah dengan
siklus (menorhagi), adanya impotensi dan beberapa permasalahan yang berhubungan
infertilitas seharunya dikumpulkan. Juga perlu dikaji tentang kepuasan hubungan
seksual pada dua keadaan. Yang pertama ; Kadang – kadang perubahan awal dalam
fungsi reproduktif dapat dimanifestasikan sebagai perubahan dalam kepuasan seksual.
Yang kedua : perubahan dalam sistim repriduksi bukan merupakan suatu masalah bagi
pasien jika kepuasan seksual dapat dipertahankan. Contohnya infertilitas bukan
merupakan masalah jika jika tidak ada keinginan untuk mempunyai anak.
7. Toleransi Terhadap Stress
Sistim endokrine membantu tubuh untuk berespon terhadap stresor fisik atau psikologis.
Pertanyaan yang diajuhkan pada pasien selalu dihubungkan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan pasien terhadap stresor. Seperti perasaan tidak toleransi terhadap
panas dan dinginsering menangis, depresi, sering marah dan lain – lain.
8. Pola eliminasi dan keseimbangan cairan.’
Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara langsung oleh
ADH, aldosteron dan kortisol. (P). Menanyakan tentang pola berlemih dan jumlahvolume
urin.
Apakah klien mengatasinya. Tanyakan berapa banyak cairan yang dikonsumsi setiap
hari. Kaji pola sebelum sakit untuk membandingkan pola yang ada sekarang.
9. Pertumbuhan dan perkembangan
(P). Perlu mengkaji gangguan ini apakah terjadi semenjak bagi yang dilahirkan dengan
tubuh yang kerdil atau terjadi selama proses pertumbuhan atau bahkan terdapat
diidentifikasi jelas kapan mulai tampak gejala tersebut.
Kajisecara lengkap pertambahan ukuran tubuh dan fungsinya misalnya : bagaiman
tingkat inteligensia, kemampuan berkomunikasi, inisiatif danrasa tanggung jawab. Lagi
pula apakah perubahan fisik tersebut mempengaruhi kejiwaan klien.
10. Seks dan reproduksi
Pada klien ♀ : kaji siklus menstruasinya mencakup lama, volume, frekwensi dan
perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kramp abdomen sebelum, selama, dan
sesudah haid. Kaji pual pada usia berapa klien pertama kali menstruasi. Bila klien
bersuami kaji akapah pernah hamil, abortus dan melahirkan.
Pada klien ♂ : kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme dan bagaiman perasaan
klien setelah melakukannya, adakah perasaan puas dan menyenangkan.
- Tanyakan juga perubahan bentuk dan ukuran alat genitalianya.
B. Data Objektif
tabel : pengkajian head to toe dibawah ini :
Yang Dikaji Uraian
Pengkajian Secara umum Penampilan secara umum, proporsi tubuh (sesuai umur), tinggi
dan berat badan, karakteristik tubuh, abrasi pada kulit, luka, shu,
3RR dan tipe pernapasan.
Kulit Pigmentasi, turgor, ada tidaknya oedema, kelembaban dan
kemerahan / kekeringan
Muka/kulit kepala Distribusi rambut, adanya exopthalmos
Rongga mulut Kelembaban mukosa mebran
Leher Nadi dan tekanan darah,
Abdomen Strie
Muskuloskeletal Massa otot dan kekuatan
Sistim persyarafan Tremor, mudah tersinggung, kewaspadaan
1. Pemeriksaan fisik
Melalui pemeriksaan fisik ada dua aspek utama yang dapat digambarkan yaitu :
- Kondisi kelenjar endokrin.
- Kondisi kelenjar atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin.
Secara umum teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh
berbagai penyimapanan fungsi adalah :
a. Inspeksi
Disfungsi sistem endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai dampak
terhadap pertumbuhan dan perkembanga, keseimbangan cairan dan elektroloit,
seks dan reproduksi, metabolisme dan energi.
Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah tampak kelemahan
berat, sedang dan ringan dan sekaligus amati bentuk dan propersi tubuh.
Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan
ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir.
Pada mata amati adanya edem periorbita dan exophalatmus serta apakah
ekspresi wajah datar atau tumpul. Amati lidah klien terhaadap kelainan bentuk
dan perubahan, ada tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan.
Kondisi ini biasa ditemukan pada gangguan tiroid.
Di daerah leher, amati bentuk leher, apakah leher tampak membesar,
simetris atau . Untuk lebih meyakinkan pembesaran kelenjar tiroid perlu
melakukan palpasi.
Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat mengidentifikasikan
kelebihan cairan atau kegagalan jantung. Amati warna kulit pada leher, catat
lokasinya. Bila dijumpai kelainan pada kulit leher, lanjutkan dengan memeriksa
lokasi yang lain ditubuh sekaligus. Infeksi jamur, penyembuhan luka yang lama,
bersisik dan petechie lebih sering dijumpai pada klien dengan hiperfungsi
adrenokortikal. Amati bentuk dan ukuran dada. Pergerakan dan simetris
tidaknya. Ketidaksiembangan hormonal khusunya hormon seks akan
menyebabkan perubahan tanda seks sekunder oleh karena itu amati keadaan
rambut atilla dan dada. Pada pemeriksaan genitalia, amati kondisi skrotum dan
penis juga kritoris dan labia terhadap kelainan bentuk.
b. Palpasi
Kelenjar tiroid dan testes, dapat diperiksa melalui rabaan pada kondisi
normal, kelenjar tiorid ini teraba. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji
ukuran, apakah ada rasa nyeri pada saat dipalpasi. Pada saat melakukan
pemeriksaan pasien duduk atau berdiri sama saja. Untuk memperoleh hasil
yangbaik pemeriksa berada dibelakang klien dengan posis kedua ibu jari (P)
berada dibelakang leher dan jari-jari lain ada diatas kel tiorid.
Palpasi testes dilakukan dengan posis tidur dan tangan (P) harus dalam
keadaan hangat. (P) memegang lembut dengan ibu jari dan dua jari lain,
bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran atau besarnya,
simetris tidaknya konsistensi dan ada tidaknya nadul.
Normanya testes teraba lembut, peka terhadap sinar dan kenyal seperti karet.
c. Auskultasi
Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dengan
menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh. Auskultasi pada daerah
leher diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi “bruit”. Bruit adalah bunyi yang
dihasilkan olrh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea.
Auskultasi dapat dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada
pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rete jantung yang
dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan perangsangan
katekilamin dan perubahan metabolisme tubuh.