121445454-hati

Upload: tiara-ayu-dwilistyaningsari

Post on 03-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 121445454-hati

    1/28

    auLadie.corp document

    ANATOMI DAN FISIOLOGI HEPAR

    Anatomi dan fisiologi Hati

    Hati terletak di belakang tulang iga(kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas. Hati

    memiliki berat 1500 g dan di bagi menjadi empat lobus. Setiap lobus terbungkus oleh lapisan tipis

    jaringan ikat yang membentang ke dalam lobus itu sendiri dam mambagi masa menjadi unit-unit

    yang lebih kecil yang disebut lobulus.

    Sirkulasi darah ke dalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati.

    Darah yang mengalir kadalam hati berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75% suplai darah

    datang dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya dengan nutrient dari traktus

    gastriintestinalis. Bagian lain suplai darah tersebut masuk kedalam hati melalui arteri hepatica dan

    banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu

    untuk membentukcapillary bedsbersama yang disebut sinusoid hepatic. Dengan demikian,sel-

    sel hati akan terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan

    isinya ke dalam venula yang berada pada bagian tengah masing-masing lobulus hepatic dan

    dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu membentuk vena hepatica yang merupakan

    drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya ke dalam vena kava inferior di dekat

    diafragma. Jadi,terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk ke dalam hati dan hanya

    terdapat satu lintasan keluarnya.

    Pada hati terdapat sel-sel fagositik yang termasuk dalam system retikuloendotelial yang

    dinamakan dengan sel Kupffer yang berfungsi untuk memakan benda asing seperti bakteri yang

    masuk kedalam hati lewat darah portal.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    2/28

    auLadie.corp document

    menerima hasil sekresi dari hepatosit dan membawanya ke saluran empedu yang lebih

    besar yang akhirnya akan membentuk duktus hepatikus. Duktus hepatikus dari hati dan duktus

    sistikus dari kandung empedu bergabung untuk membentuk duktus koledukus yang akan

    mengosongkan isinya ke dalam intestinum. Aliran empedu ke dalam intestinum dikendalikan

    oleh sfingter Oddi yang terletak pada sambungan dimana duktus koledokus memasuki

    duodenum.

    Kandung empedu yang merupakan organ berbentuk seperti buah per, berongga dan

    menyerupai kantong dengan panjang 7,5 hingga 10 cm,terletak dalam suatu cekungan yang

    dangkal pada permukaan inferior hati imana organ tersebut terikat pada hati oleh jarigan ikat

    longgar. Kapasitas kandung empedu adalah 30 hingga 50 ml empedu. Dindingnya tersusun

    dari otot polos. Kandung empedu dihubungkan dengan duktus koledokus lewat duktus

    sistikus.

    Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap

    metabolik tubuh. Fungsi hati terutama dapat dibagi menjadi tiga diantara lain dapat

    memproduksi dan sekresi empedu, berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, serta

    berperan dalam filtrasi darah, mengeliminasi bakteri dan benda asing yang masukperedaran

    darah dari saluran pencernaan.

    IKTERUS DAN METABOLISME BILIRUBIN

    Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh menyebabkan warna kuning pada jaringan yang

    dikenal sebagai ikterus. Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sklera ( bagian mata yang putih

    ), kulit atau kemih yang menjadi gelap bila bilirubin serum mencapai 2 - 3 mg/100 ml.

    Bilirubin serum normal adalah 0,2 - 0.9 mg/100 ml. Jaringan permukaan yang kaya elastin,

    seperti sklera dan permukaan bawah lidah, biasanya pertama kali menjadi kuning.

    Metabolisme Bilirubin Normal

    Pada individu normal, pembentukan dan ekskresi bilirubin berlangsung melalui tahap-

    tahap. Sekitar 85% bilirubin terbentuk dari pemecahan sel darah merah tua dalam sistem

    monosit magrofag. Masa hidup rata-rata sel darah merah adalah 120 hari. Setiap hari sekitar

    50 ml darah dihancurkan, menghasilkan 200 - 250 mg bilirubin. Kini diketahui bahwa sekitar 15%

    pigmen empedu total tidak tergantung pada mekanisme ini, tetapi berasal dari destruksi sel

    eritrosit matang dalam sumsum tulang (hematopoiesis tak efektif) dan dari hemoprotein lain,

    terutama dari hati.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    3/28

    auLadie.corp document

    Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa), globulin lama-lama

    dipisahkan dari hem, setelah itu hem diubah menjadi biliverdin. Bilirubin tak terkonyugasi

    berikatan lemah dengan albumin, diangkut oleh darah ke sel-sel hati. Metabolisme bilirubin

    oleh sel-sel hati berlangsung dalam tiga langkah, yaitu pengambilan, konyugasi dan ekskresi.

    Pengambilan oleh sel hati memerlukan protein sitoplasma atau protein penerima, yang diberi

    simbol sebagai protein Y dan Z. Konyugasi molekul bilirubin dengan asam glukuronat

    berlangsung dalam retikulum endoplasma sel hati. Langkah ini tergantung pada adanya

    glukuronil transferase, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi. Konyugasi molekul bilirubin

    sangat mengubah sifat-sifat bilirubin. Bilirubin terkonyugasi (direk) tidak larut dalam lemak,

    tetapi larut dalam air dan dapat di ekskresi dalam kemih. Sebaliknya bilirubin tak

    terkonyugasi (indirek) larut dalam lemak, tidak larut dalam air, dan tidak dapat di ekskresi

    dalam kemih. Transpor bilirubin terkonyugasi melalui membran sel dan sekresi kedalam

    kanalikuli empedu oleh proses aktif merupakan langkah akhir metabolisme bilirubin dalam

    hati. Agar dapat diekskresi dalam empedu, bilirubin harus dikonyugasi. Bilirubin

    terkonyugasi kemudian diekskresi melalui saluran empedu ke usus halus. Bilirubin tak

    terkonyugasi tidak diekskresikan ke dalam empedu kecuali setelah proses foto-oksidasi.

    Bakteri usus mereduksi bilirubin terkonyugasi menjadi serangkaian senyawa yang

    dinamakan sterkobilin atau urobilinogen. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna coklat.

    Sekitar 10-20% urobilinogen mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil

    diekskresi dalam kemih.

    Penimbunan Bilirubin Secara Berlebihan

    Penyakit hemolitik atau peningkatan kecepatan destruksi sel darah merah merupakan

    penyebab utama dari pembentukan bilirubin yang berlebihan. Ikterus yang sering timbul

    ikterus hemolitik. Konyugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung normal, tetapi suplai

    bilirubin tak terkonyugasi melampaui kemampuan hati. Akibatnya kadar bilirubin tak

    terkonyugasi dalam darah meningkat. Meskipun demikian, kadar bilirubin serum jarang

    melebihi 5 mg/100 ml pada penderita hemolitik berat, dan ikterus yang timbul bersifat ringan,berwarna kuning pucat. Karena bilirubin tak terkonyugasi tidak larut dalam air, maka tidak

    dapat diekskresikan ke dalam kemih, dan bilirubinuria tidak terjadi. Tetapi pembentukan

    urobilinogen menjadi meningkat (akibat penigkatan beban peningkatan konyugasi dan

    ekskresi), yang selanjutnya mengakibatkan peningkatan ekskresi dalam feses dan kemih.

    Kemih dan feses dapat berwarna gelap.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    4/28

    auLadie.corp document

    Beberapa penyebab ikterus hemolitik yang sering terjadi adalah hemoglobin abnormal

    (hemoglobin S pada anemia sel sabit), sel darah merah abnormal (sferositosis herediter),

    antibodi dalam serum (Rh atau inkompatibilitas transfusi atau sebagian akibat penyakit

    hemolitik autoimun), pemberian beberapa obat-obatan, dan beberapa limfoma (pembesaran

    limpa dan peningkatan hemolisis). Sebagian kasus ikterus hemolitik dapat diakibatkan oleh

    peningkatan destruksi sel darah merah atau prekusornya dalam sumsum tulang (talasemia,

    anemia pernisiosa, porfiria). Proses ini dikenal sebagai eritropoiesis tak efektif.

    Pada orang dewasa, pembentukan bilirubin secara berlebihan yang berlangsung kronik

    dapat mengakibatkan pembentukan batu empedu yang banyak mengandung bilirubin.

    Penurunan Bilirubin Terkonyugasi

    Gangguan ekskresi bilirubin, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor fungsional maupun

    obstruktif, terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin

    terkonyugasi larut dalam air, maka bilirubin ini dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga

    menimbulkan bilirubinuria dan kemih berwarna gelap. Urobilinogen feses dan urobilinogen

    kemih sering berkurang sehingga feses terlihat pucat. Peningkatan kadar bilirubin

    terkonyugasi dapat disertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya, seperti peningkatan

    kadar fosfatase alkali dalam serum, AST, kolesterol dan garam-garam empedu. Peningkatan

    garam-garam empedu dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus. Ikterus yang

    diakibatkan oleh hiperbilirubinemia terkonyugasi biasanya lebih kuning dibandingkan dengan

    hiperbilirubinemia tak terkonyugasi. Perubahan warna berkisar dari warna kuning-jingga

    muda sampai kuning-hijau bila terjadi obstruksi total aliran empedu. Perubahan ini

    merupakan bukti adanya ikterus kolestatik, yang merupakan nama lain dari ikterus obstruktif.

    Kolestasis dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati, kanalikuli, atau kolangiola) atau

    ekstrahepatik (mengenai saluran empedu dari luar hati). Pada kedua keadaan ini terdapat

    gangguan biokimia yang sama.

    SEKRESI EMPEDU OLEH HATI ; FUNGSI DARI SISTEM EMPEDU

    Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu, normalnya antara 600

    dan 1200 ml/hari. Empedu melakukan dua fungsi penting:

    1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorbsi lemak, bukan

    akibat enzim apapun dalam empedu yang menyebabkan pencernan lemak tetapi karena asam

    empedu dalam empedu yang melakukan dua hal, yaitu : (1) asam empedu membantu

  • 7/28/2019 121445454-hati

    5/28

    auLadie.corp document

    mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar dalam makanan menjadi banyak bentuk

    partikel kecil yang dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas.

    (2) asam empedu membantu transpor dan absorbsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan

    melalui membran mukosa intestinal.

    2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan

    yang penting dari darah. Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir dari

    penghancuran hemoglobi, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel-sel hati.

    Empedu disekresikan dalam dua tahap oleh hati :

    1. Bagian awal disekresikan oleh sel-sel hepatosit hati; sekresi awal ini mengandung

    sejumlah besar asam empedu, kolesterol, dan zat-zat organik lainnya. Kemudian empedu

    disekresikan kedalam kanalikuli biliaris kecil yang terletak diantara sel-sel hati didalam

    lempeng hepatik.

    2. Kemudian, empedu mengalir keperifer menuju septa interlobularis, tempat kanalikuli

    mengosongkan empedu kedalam duktus biliaris terminal dan kemudian secara progresif

    kedalam duktus yang lebih besar, akhirnya mencapai duktus hepatikus dan duktus biliaris

    komunis, dari sini empedu langsung dikosongkan kedalam duodenum dan dialihkan melalui

    duktus sistikus kedalam kandung empedu.

    Dalam perjalanannya malalui duktus-duktus biliaris ini, bagian kedua dari sekresi

    ditambahkan kedalam sekresi empedu yang pertama. Sekresi tambahan ini berupa larutan ion-

    ion natrium dan bikarbonat encer yang disekrsikan oleh sel-sel sekretoris yang terletak

    didalam duktulus dan duktus. Sekresi kedua ini seringkali meningkatkan jumlah total empedu

    sebanyak100%. Sekresi kedua ini dirangsang oleh sekretin, sehingga menyebabkan

    peningkatan jumlah ion-ion bikarbonat yang menambah sekresi pankreas dalam menetralkan

    asam dari lambung.

    Selain efek perangsangan yang kuat dari asam empedu terhadap sekresi empedu, hormon

    sekretin meningkatkan sekresi empedu, seringkali meningkatkan kecepatan sekresi empedu

    lebih dari dua kali lipat selama beberapa jam sesudah makan. Peningkatan sekresi ini

    mewakili hampir semua sekresi larutan encer yang kaya bikarbonat oleh sel epitel duktulus

    dan duktus empedu dan bukan peningkatan sekresi oleh sel-sel parenkim hati sndiri.

    Bikarbonat kemudian akan diteruskan kedalam usus halus dan bergabung dengan bikarbonat

    dari pankreas untuk menetralkan asam dari lambung. Jadi mekanisme umpan-balik sekretin

    untuk menetralkan asam duodenum bekerja tidak hanya melalui efeknya terhadap sekresi

    pankreas tetapi juga melalui efeknya terhadap sekresi dari duktulus dan duktus hati.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    6/28

    auLadie.corp document

    METABOLISME

    Hati memegang peran penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan juga

    memproduksi energi. Zat tersebut di atas dikirim melalui vena porta setelah diabsorpsi oleh usus.

    Monosakarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati (glikogenesis).

    Dari depot glikogen ini disuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenolisis) untuk

    memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan untuk

    menghasilkan panas atau energi dan sisanya diubah menjadi glikogen, disimpan dalam otot

    atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subkutan. Hati juga mampu menyintesis glukosa

    dari protein dan lemak (glukoneogenesis).

    Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali gama

    globulin, disintesis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan untuk

    mempertahankan tekanan osmotik koloid, protrombin, fibrinogen dan faktor-faktor

    pembekuan yang lain. Selain itu, sebagian besar asam amino mengalami degradasi dalam hati

    dengan cara deaminasi atau pembuangan gugusan amino (-NH2). Amino yang dilepaskan

    kemudian disintesis menjadi urea, diekskresi oleh ginjal dan usus.

    Amonia yang terbentuk dalam usus oleh kerja bakteri pada protein diubah juga menjadi urea

    dalam hati.Beberapa fungsi khas hati dalam metabolisme lemak yaitu oksidasi beta asam lemak

    dan pembentukan asam asetoasetat yang sangat tinggi, pembentukan lipoprotein,

    pembentukan kolesterol dan fosfolipid dalam jumlah yang sangat besar, perubahan

    karbohidrat dan protein menjadi lemak dalam jumlah yang sangat besar.

    1. Fungsi pertahanan tubuh

    Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi proteksi. Fungsi detoksifikasi sangat penting dan

    dilakukan oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi

    zat yang kemungkinan membahayakan, dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak

    aktif. Detoksifikasi zat endogen seperti indol, skatol, dan fenol yang dihasilkan dalamasam amino oleh kerja bekteri dalam usus besar dan zat eksogen seperti morfin, fenobarbital

    dan obat-obat lain. Hati juga menginaktifkan dan mengekskresikan aldosteron, glikokortikoid,

    estrogen, progesteron, dan testoteron.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    7/28

    auLadie.corp document

    Fungsi proteksi dilakukan oleh sel Kupffer yang terdapat pada dinding sinusoid hati,

    sebagai sel endotel yang mempunyai fungsi sebagai system endothelial, berkemampuan

    fagositosis yang sangat besar sehingga dapat membersihkan sampai 99% kuman yang ada

    dalam vena porta sebelum darah menyebar melewati seluruh sinusoid. Sel Kupffer juga

    mengadakan fagositosis pigmen-pigmen, sisa-sisa jaringan dan lain-lain. Sel Kupffer juga

    menghasilkan immunoglobulin yang merupakan alat, berbagai macam antibodi yang timbul pada

    berbagai kelainan hati tertentu, anti mitochondrial antibody (AMA), smooth muscle antibody

    (SMA), dan anti nuclear antibody (ANA)

    2. Fungsi Vaskular Hati

    Setiap menit mengalir 1200cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati, seterusnya

    darah mengalir ke vena sentralis dan dari sini menuju ke vena hepatika untuk selanjutnya

    masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira

    350cc darah. Darah arterial ini akan masuk ke dalam sinusoid dan bercampur dengan darah

    portal. Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500cc/menit.

    Hati sebagai ruang penampung dan bekerja sebagai filter, karena letaknya antara usus dan

    sirkulasi umum. Pada payah jantung kanan misalnya, hati mengalami bendungan pasif oleh

    darah yang banyak jumlahnya.

    Metabolisme K.H. :

    Fungsi hati ialah :

    1. Menyimpan glikogen

    2. Merubah galaktosa glukosa

    3. Glukoneogenesis (as. Amino glukosa)

    4. Membentuk senyawa kimia dari hasil antara Met. K.H.

    Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup semua mekanisme dan

    lintasan yang bertanggung jawab atas pengubahan senyawa karbihidrat menjadi glukosa atau

    glikogen. Substrat utama bagi glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol

    dan propionate. Hepar dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat karena organ

    tersebut mengandung komplemen lengkap enzim-enzim yang diperlukan.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    8/28

    auLadie.corp document

    Glikogenesis yaitu proses anabolic pembentuk glikogen untuk simpanan glukosa saat kadar darah

    tinggi, seperti setelah makan. Glikogenesis terjadi terutama dalam sel-sel hati dan selsel otot

    rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergantung pada persediaan konstan gula

    darah untuk energy.

    Glikogenolisis adalah penguraian glikogen menjadi glukosa untuk dilepas ke aliran darah

    oleh hati saat tubuh membutuhkan energy. Penguraian ini dipercepat oleh glucagon dan

    epinefrin.

    Metabolisme Lemak :

    1. Kecepatan beta oksidasi as. Lemak dan pembentukan as. Aseto Asetat yg sangat tinggi

    2. Membentuk lip protein

    3. Membentuk kolesterol dan fosfolipid dlm jumlah besar.

    4. Merubah K.H. dan protein jadi lemak

    Hasil sintesa lemak dari KH dan protein oleh hati diangkut dalam bentuk lipo protein ke

    jaringan adiposa

    Metabolisme Protein :

    Peranan hati untuk met. protein sangat penting

    Tanpa fungsi ini dlm beberapa hari kematian

    Fungsi hati pada met. protein ialah :

    1. Deaminasi as. Amino

    2. Pembentukan urea pembuangan amina

    3. Pembentukan protein plasma

    4. Interkonversi asam amino dan senyawa lain dlm proses metabolisme tubuh

    Pengaruh Alkohol terhadap metabolism karbohidrat, protein dan lemak di hati

    Ada tiga jalur yaitu:

    1. Jalur Alkohol Dehidrogenase(ADH)

  • 7/28/2019 121445454-hati

    9/28

    auLadie.corp document

    ADh memetabolisme alcohol yang berasal dari fermentasi dalam saluran cerna dan untuk

    proses dehidrogenase steroid dan omega oksidasi dalam asam lemak. ADH memecah alkohol

    menjadi hydrogen dan asetaldehida(mempengaruhi mikrobulus sehingga hipotalamus

    menggembung) lalu diuraikan menjadi asetat dan diuraikan menjadi H2 O dan CO2

    2. Jalur Microsomal Ethanol Oxydizing System(MEOS)

    Terletak pada reticulum endoplasma, alcohol diuraikan menjadi asetaldehida yang dibantu oleh

    mikrosom ( sitokrom P-45o, reduktase, lesitin)ngkahapatotoksik.tkan senyawa

    Perubahan MEOS dapata disebabkan pemakaian alkohol yang lama sehingga bias

    menginduksi dan meningkatkan metabolism obat-obatan, meningkatkana hiperlipidemia,

    penurunan penimbunan vitamin A, men

    3. Jalur Enzim Katalase

    Terdapat pada peroksison. Metabolisme alkohol menghasilkan hydrogen yang dapat

    mengubah redoks, pada pemakaian alkohol yang lama dapat mengecil sehingga menimbulkan

    perubahan metabolism lemak dan karbohidrat dan dapat juga menimbulkan bertambahnya

    jaringan kolagen dan dalam keadaan tertentu dapat menghambat sintesis protein.

    Pertubahan redoks dapat menimbulkan perubahan piruvat ke laktat sehingga menimbulkan

    hiperlaktasidemia dan menyebabkan laktat meningkat sehingga hiperurikemia.

    Apabila NADH( Nicotinamide Adinine Dinucleotida) meningkat maka konsentrasi alfa

    gliserofosfat pun akan meningkat dan menyebabkan akumulasi trigliserida meningkat dengan

    menangkap asam lemak dalam hepar.

    Mengkonsumsi alkohol dalam waktu yang lama menyebabkan perubahan pada

    mitokondria dan menyebabkan perlemakan pada hati.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    10/28

    auLadie.corp document

    NO FUNGSI

    1. Pembentukan dan ekskresi

    empedu

    metabolisme garam

    empedu

    2. Metabolisme pigmen

    empedu

    3. Metabolisme karbohidrat

    Glikogenesis

    Glikogenelisis

    Glukoneogenesis

    4. Metabolisme protein

    Sintesis protein

    Pembentukan urea

    Penyimpanan protein

    (asam amino)

    KETERANGAN

    Garam empedu penting untuk pencernaan

    dan absorpsi lemak dan vitamin yang larut dalam

    lemak di usus.

    Bilirubin, pigmen empedu utama,

    merupakan hasil akhir metabolisme

    pemecahan sel darah merah yang sudah tua;

    proses konyugasinya berlangsung dalam hati dan

    diekskresi ke dalam empedu.

    Hati memegang peranan penting dalam

    mempertahankan kadar glukosa darah

    normal dan menyediakan energi untuk tubuh.

    Karbohidrat disimpan dalam hati sebagai

    glikogen.

    Protein serum yang disintesis oleh hati

    termasuk albumin serta alfa dan beta globulin

    (tapi gama globulin tidak)

    Faktor pembekuan darah yang disintesis oleh

    hati adalah fibrinogen (I), protrombin (II), dan

    faktor V, VII, VIII, IX, dan X. Vitamin K

    diperlukan sebagai kofaktor pada sintesis

    semua faktor ini kecuali faktor V.

    Urea dibentuk semata-mata dalam hati

    dari NH3, yang kemudian diekskresi dalam

    kemih dan feses.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    11/28

    auLadie.corp document

    NH3 dibentuk dari deaminasi asam amino

    dan kerja bakteri usus terhadap asam amino.

    5. Metabolisme lemak

    Ketogenesis

    Sintesis kolesterol

    Penyimpanan lemak

    6. Penyimpanan vitamin dan

    mineral.

    7. Metabolisme steroid.

    8. Detoksikasi.

    Hidrolisis trigliserida, kolesterol, fosfolipid,

    dan lipoprotein, (diabsorpsi dari usus)

    menjadi asam lemak dan gliserol.

    Hati memegang peranan utama pada

    sintesis kolesterol, sebagian besar di ekskresi

    dalam empedu sebagai kolesterol atau asam

    kolat

    Vitamin yang larut lemak (A,D,E,K)

    disimpan dalam hati; juga vitamin B12,

    tembaga, dan besi.

    Hati menginaktifkan dan mensekresi

    aldosteron, glukokortikoid, esterogen,

    progesteron dan testosteron.

    Hati bertanggung jawab atas

    biotransformasi zat-zat berbahaya menjadizat-zat yang tidak berbahaya yang kemudian

    dieksresi oleh ginjal ( misalnya obat-obatan)

    Pembentukan dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hati; saluran empedu hanya

    mengangkut empedu sedangkan kandung empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke

    usus halus sesuai kebutuhan. Hati mensekresi sekitar 1 liter empedu kuning setiap hari. Unsur

    utama empedu adalah air (97 %), elektrolit, garam empedu, fosfolipid (terutama lesitin),

    kolesterol, dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonyugasi). Garam empedu penting

    untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus. Setelah diolah oleh bakteri usus

    halus, maka sebagian besar garam empedu akan di reabsorbsi di ileum, mengalami resirkulasi

  • 7/28/2019 121445454-hati

    12/28

    ke hati, serta kembali di konyugasi dan sekresi. Bilirubin (pigmen

    empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis

    tidak penting, namun merupakan petunjuk penyakit hati dan

    saluran empedu yang penting, karena bilirubin cenderung

    mewarnai jaringan dan cairan yang berkontak dengannya.

    V.PEMERIKSAAN FUNGSI HEPAR

    V.1.Enzim Hepar

    Level serum enzim membantu mendiagnosis terjadinya kelainan hepar yang signifikan.

    Terdeteksinya enzim pada serum dapat dindikasikan terjadinya kerusakan sel maupun jaringan. Secara

    umum biomarker enzim terdiri dari.( 8 )

    ;

    1. Fosfatase Alkali (ALP), Amino Transaminase, Alanin Transaminase (ALT), dan Aspartat

    Transaminase (AST)

    2. Laktat Dehidrogenase ( LDH )

    3. Kreatin Kinase ( CK )

    4. Gamma Glutamyl Transpeptidase ( GGT ).

    1. Fosfatase AlkaliFosfatase alkali (ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast

    (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan

    kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu.

    Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama

    digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.Pada orang dewasa

    sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anak-anak sebagian besar berasal dari

    tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan

    yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera

    menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada

    beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan kadang-kadang keganasan

    pada hati atau tulang tanpa metastase (isoenzim Regan).(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S. 2008)

  • 7/28/2019 121445454-hati

    13/28

    Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (20 x lipat nilai normal) pada sirosis biliar primer,

    pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan

    obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi

    saluran empedu ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan

    peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis kronik aktif, dan

    hepatitis oleh virus.Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik

    (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget. Jika ditemukan kadar ALP yang

    tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan

    tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim

    ALP digunakan untuk membedakan penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2

    menandakan penyakit tulang.Jika gambaran klinis tidak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari

    isoenzim-isoenzim lain, maka dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan

    dan pertumbuhan tulang. Enzim-enzim itu adalah : 5nukleotidase (5NT), leusine aminopeptidase (LAP)

    dan gamma-GT. Kadar GGT dipengaruhi oleh pemakaian alcohol, karena itu GGT sering digunakan

    untuk menilai perubahan dalam hati oleh alcohol daripada untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran

    empedu.Metode pengukuran kadar ALP umumnya adalah kolorimetri dengan menggunakan alat (mis.

    fotometer/spektrofotometer) manual atau dengan analizer kimia otomatis. Elektroforesis isoenzim ALP

    dilakukan untuk membedakan ALP hati dan tulang. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum

    atau plasma heparin.(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S, 2008; Sutedjo, AY. 2007)

    Nilai normal :

    Pria : 53 - 128 U/L

    Wanita : 4298 U/L

    Masalah klinis

    Peningkatan kadar :

    obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang,

    payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, osteitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple,

    osteomalasia, kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus.

    Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

    1)Sampel hemolisis.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    14/28

    2)Pengaruh obat-obatan tertentu (lihat pengaruh obat).

    3)Pemberian albumin IV dapat meningkatkan kadar ALP 5-10 kali dari nilai normalnya.

    4)Usia pasien.

    5)Kehamilan trimester akhir sampai 3 minggu setelah melahirkan dapat meningkatkan kadar ALP.

    (Sutedjo, AY. 2007)

    2. SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)

    SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak

    ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah

    yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih

    tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat

    sebaliknya.SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi

    otomatis atau otomatis..(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S, 2008; Sutedjo, AY. 2007)

    Nilai normal :

    Laki-laki : 0 - 42 U/L

    Wanita : 0 - 32 U/L

    Masalah klinis ;

    Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :

    1)Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati

    2)Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra

    hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

    3)Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.(Sutedjo,

    AY. 2007)

    Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

    a)Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar

  • 7/28/2019 121445454-hati

    15/28

    b)Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat meningkatkan kadar

    c)Hemolisis sampel.(Sutedjo, AY. 2007)

    d)Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin, gentamisin,

    linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein),

    antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin,

    flurazepam (Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.

    e)Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar. .(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S, 2008)

    3. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)

    SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan enzim yang dijumpai dalam otot

    jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas.

    Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam jumlah

    banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. .(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S, 2008)

    Pada infark jantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-48 jam

    setelah terjadinya infark. SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6 hari jika tidak terjadi infark

    tambahan. Kadar SGOT/AST biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung lainnya, seperti CK

    (creatin kinase), LDH (lactat dehydrogenase). Pada penyakit hati, kadarnya akan meningkat 10 kali lebihdan akan tetap demikian dalam waktu yang lama.(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S, 2008)

    SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, semi otomatis

    menggunakan fotometer, spektrofotometer, atau secara otomatis menggunakan chemistry analyzer.

    .(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S, 2008)

    Nilai rujukan untuk SGOT/AST adalah :

    Laki-laki : 0 - 37 U/L

    Perempuan : 0 - 31 U/L

  • 7/28/2019 121445454-hati

    16/28

    Masalah klinis ;

    Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST :

    1)Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan hepatoseluler akut, infark miokard, kolaps

    sirkulasi, pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa

    2)Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung

    kongestif, tumor hati (metastasis atau primer), distrophia muscularis

    3)Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis, sirosis, infark paru, delirium tremeus,

    cerebrovascular accident (CVA) .(Sutedjo, AY. 2007)

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

    1)Injeksi pre intra-muscular (IM) dapat meningkatkan kadar SGOT/AST

    2)Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar SGOT/AST

    3)Hemolisis sampel darah

    4)Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (ampisilin, karbenisilin, klindamisin, kloksasilin,

    eritromisin, gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin, polisilin, tetrasiklin), vitamin (asam folat,

    piridoksin, vitamin A), narkotika (kodein, morfin, meperidin), antihipertensi (metildopa/aldomet,

    guanetidin), metramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam (Dalmane), indometasin (Indosin),

    isoniazid (INH), rifampin, kontrasepsi oral, teofilin. Salisilat dapat menyebabkan kadar serum positif atau

    negatif yang keliru.(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S, 2008; Sutedjo, AY. 2007)

    4. Gamma Glutamil Transferase (GGT) ( 8 )

  • 7/28/2019 121445454-hati

    17/28

    Gamma-glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase, GGT) adalah enzim yang ditemukan

    terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat

    dan otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam jenis penyakit

    parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar meningkatkan GGT dalam

    serum. Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat selama kerusakan sel

    tetap berlangsung.GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada pemakai

    alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu. Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma

    memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati, meskipun status gizi

    peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi orang yang minum alkohol

    dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan

    alkohol dihentikan. Tes gamma-GT dipandang lebih sensitif daripada tes fosfatase alkalis (alkaline

    phosphatase, ALP).Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan

    menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat kimia otomatis. Bahan pemeriksaan yang digunakan

    berupa serum atau plasma heparin. .(Kosasih, E.N.& Kosasih, A.S, 2008)

    Nilai normal :

    Rata-rata dewasa : 045 IU/L

    Pria : 0 45 IU /L

    Wanita : 5 25 IU/L

    Masalah klinis ;

    Peningkatan kadar : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subakut, alkoholisme, hepatitis akut dan kronis,

    kanker (hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal, paru-paru, otak), kolestasis akut, mononukleosis

    infeksiosa, hemokromatosis (deposit zat besi dalam hati), DM, steatosis hati / hiperlipoproteinemia tipe

    IV, infark miokard akut (hari keempat), CHF, pankreatitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik.

    Pengaruh obat : Fenitoin (Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida, warfarin (Coumadin). .(Kosasih, E.N.&

    Kosasih, A.S, 2008)

    Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

    a)Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes gamma-GT positif palsu.

  • 7/28/2019 121445454-hati

    18/28

    b)Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peningkatan kadar gamma-

    GT.

    V.2.Immunoserologi Hepar

    1. HbsAg (Hepatitis B Surface Antigen)

    Adalah material permukaan/kulit virus hepatitis B berisi protein yang dibuat oleh sitoplasma sel hati

    yang terkena infeksi dan beredar dalam darah sebelum dan selama infeksi akut,karier dan hepatitis

    B kronik. HBsAg tidak infektus tetapi justru merangsang tubuh untuk membentuk antibody.

    Apabila ditemukan + (positip) pada darah berarti pasien mengidap HVB (hepatitis virus B). HBsAg

    muncul/menjadi + setelah 6 minggu dari infeksi dan menghilang dalam 3 bulan. Apabila HBsAg tetap

    ada lebih dari 6 bulan berarti menjadi kronis atau karier.

    2. HBeAg

    Adalah antigen yang beredar dalam darah dan lebih terkait dengan core virus. Apabila positip (+)

    menunjukkan terjadinya sintesis virus dan infeksi terus berlanjut. Apabila + lebih dari 10 minggu

    akan berlanjut ke hepatitis B kronis. Apabila kondisi tubuh baik dan timbul antibodi maka HBeAg

    biasanya negatif (-). Dalam epidemiologi pemeriksaan HbeAg sangat diperlukan untuk melihat

    tingkat penyebaran/penularan,karena HBeAg (+) diperkirakan mempunyai potensial untuk

    menularkan secara vertical maupun horizontal.

    3. Anti HBe

    Antibodi terhadap antigen HBeAg yang dibentuk oleh tubuh HBeAg + menunjukkan bahwa virus

    hepatitis B berada pada fase non replikatif

  • 7/28/2019 121445454-hati

    19/28

    4. HBcAg

    Adalah antigen core (inti) virus hepatitis B yang berupa proteindan dibuat dalam inti sel hati yang

    terinfeksi. HBcAg + menunjukkan keberadaan protein dari inti virus hepatitis B

    5. Anti HBcAg

    Merupakan antibody terhadap HBcAg,biasanya muncul lebih dini daripada HBsAg,dan cenderung

    menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Anti HBcAg + menunjukkan adanya antibodi

    terhadap protein core virus. Dalam titer tinggi menunjukkan infeksi akut, pada titer menetap berarti

    infeksi kronis dan pada titer rendah berarti ada riwayat infeksi. Anti HbcAg + pada titer tinggi

    disertai HBsAg negative (-) menunjukkan adanya infeksi hepatitis B persisten.

    6. DNA HVB +

    Menunjukkan masih adanya partikel virus B yang utuh dalam tubuh manusia.

    7. Anti HBsAg

    Adalah antibody terhadap HBsAg, yang muncul setelah secara klinis menderita hepatitis B. Anti

    HBsAg +,menunjukkan adanya antibodi terhadap virus hepatitis B yang berarti member

    perlindungan dari penyakit Hepatitis B. Apabila Anti HBsAg + menetap akan member perlindungan

    terhadap infeksi HVB. Apabila titer menurun menunjukkan perlunya imunisasi ulang. Anti HBsAg +

    tanpa pernah diimunisasi hepatitis B berarti orang tersebut pernah terkena virus hepatitis B.

    8. Partikel Dane

    Merupakan partikel yang tersusun dari core DNA dan selubung protein dari virus hepatitis B yang

    infektus.

    9. HCV/HVCi

  • 7/28/2019 121445454-hati

    20/28

    Adalah hepatitis virus C yang beredar dalam sirkulasi. Apabila HVC + menunjukkan pasien mengidap

    infeksi hepatitis virus C.

    10.Anti HVC

    Adalah antibody terhadap virus hepatitis C. Apabila anti HVC + menunjukkan adanya perlindungan

    terhadap infeksi virus hepatitis C.

    11.Anti HAV IgM dan Anti HAV-IgG

    Adalah pemeriksaan terhadap hepatutus virus A,HAV-IgM + menunjukkan adanya infeksi akut, dan

    HAV-IgG menunjukkan keterkaitan dengan pembentukkan kekebalan.

    Ekskresi bilirubin dalam empedu.

    Salah satu fungsi hati adalah untuk mensekresikan empedu, biasanya antara 600 dan 1000 ml /

    hari. Empedu memiliki dua fungsi penting:

    1.Untuk pencernaan dan penyerapan lemak.

    Bukan karena enzim dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu

    dalam empedu melakukan dua hal yaitu:

    (1) Mengemulsi partikel lemak yang berukuran besar dari makanan menjadi partikel partikel kecil,

    sehingga permukaan yang untuk menyerap kemudian diserang oleh enzim lipase yang disekresikan

    dalam cairan pankreas.

    (2) Membantu dalam penyerapan produk akhir pencernaan lemak melalui membran mukosa usus.

    2.Berfungsi sebagai sarana untuk ekskresi limbah beberapa produk penting dari darah yang meliputi

    bilirubin, sebuah produk akhir dari penghancuran hemoglobin, dan ekses dari kolesterol.(Guyton & Hall.

    2006)

    Pemecahan hemoglobin

  • 7/28/2019 121445454-hati

    21/28

    Sel darah merah merupakan repository haem terbesar pada tubuh manusia, mempunyai

    rentang usia sekitar 120 hari, menghasilkan sekitar 6 gram hemoglobin perhari. Ini menimbulkan 2

    masalah yang potensial ;

    1. Cincin porfirin hemoglobin bersifat hydrophobic padahal harus larut untuk disekresikan.

    2. Besi harus dipertahankan untuk produksi haem baru. Sedangkan normalnya sel darah merah difagosit

    oleh sel yang berasal dari retikuloendotelial system; Globin diubah menjadi asam amino dimana akan

    dikatabolis sesuai yang dibutuhkan sewaktu haem dioksidasi oleh system oksigenasi haem. Dalam

    proses oksidasi cincin porphyrin dipecah untuk melepaskan zat besi ( Fe ), dan carbonmonoksida ( CO ).

    Proses ini merupakan satu satunya prosesi yang menghasilkan CO pada tubuh. Sebagian besar CO

    diekskresi melalui paru paru ; CO yang berisi udara yg diekskresi dapat digunakan untuk pengukuran

    langsung aktivitas oksigenasi haem. Zat besi yang dilepaskan digunakan lagi.Pada proses reduksibiliverdin yang direduktase mengubah biliverdin menjadi bilirubin.(Guyton & Hall, 2006; Fry M, 2010)

    Bilirubin yang diproduksi awal merupakan bilirubin yang tidak terkonjugasi. Bilirubin ini merupakan

    molekul hydrophobic yang dialirkan ke hepar dalam plasma darah berikatan dengan albumin. Pada

    permukaan sinusoidal hepar, bilirubin yang tidak terkonjugasi melepaskan diri dari albumin dan masuk

    ke membrane hepatosit dengan cara difusi terfasilitasi. Diantara hepatosit, bilirubin berikatan dengan 2

    protein besar intraceluler yaitu protein cytosolic Y dan cytosolic Z. Pengikatan bilirubin dengan ke 2

    protein ini menurunkan aliran balik bilirubin ke plasma sehingga meningkatkan pengambilan bilirubin.

    (Fry M, 2010)

    Bilirubin merupakan pigmen utama empedu yang terbentuk dari proses pemecahan heme pada sel

    darah merah. Hasil pemecahan heme mengalir ke hepar yang kemudian disekresi ke empedu.

    Normalnya sejumlah kecil bilirubin bersirkulasi dalam darah. Serum bilirubin dipertimbangkan untuk

    digunakan sebagai tes fungsi hepar, sesuai dengan kemampuan hepar untuk melakukan proses dan

    sekresi bilirubin ke empedu (Fry M, 2010)

    Produksi dan ekskresi bilirubin memiliki jalur yang spesifik. Ketika system retikuloendotelial

    menghancurkan sel darah merah yang berusia tua, produk sisanya berupa bilirubin. Bilirubin bebas ini

    mempunyai bentuk lemak yang larut terbuat dari cairan diekskresikan. Bilirubin bebas ini atau bilirubin

    yang tidak terkonjugasi ini dibawa oleh albumin ke hepar, dimana dikonversi atau dikonjugasi menjadi

    larutan. Bila telah dikonjugasi menjadi bentuk larutan , bilirubin dapat diekskresikan melalui urin. Proses

    konjugasi bilirubin membutuhkan suatu enzim glucuronyl transferase. Kekurangan enzim ini, atau

  • 7/28/2019 121445454-hati

    22/28

    adanya obat-obatan yang mengganggu enzim glucuronyl transferase sehingga mengganggu kemampuan

    hepar untuk mengkonjugasi bilirubin. Secara kimiawi bilirubin berbeda setelah melalui proses konjugasi

    pada hepar, tes laboratorium dapat membedakan antara bilirubin yang tidak terkonjugasi atau indirek

    dengan bilirubin yang terkonjugasi atau direct.

    Istilah direk dan indirek menggambarkan 2 tipe bilirubin yang bereaksi pada pewarna tertentu.

    Bilirubin yang terkonjugasi merupakan larutan air dan bereaksi langsung ketika reagen pewarna

    ditambahkan pada sampel darah. Bilirubin bebas yang bukan merupakan larutan yang tidak terdiri dari

    cairan tidak bereaksi terhadap reagen kecuali alcohol ditambahkan pada larutan.

    Oleh karena itu, pengukuran bilirubin merupakan pengukuran yang tidak langsung. Hasil tes dapat

    terdaftar sebagai "BU" untuk bilirubin tak terkonjugasi dan "BC" untuk bilirubin terkonjugasi. Sedangkan

    yang dimaksud bilirubin total adalah jumlah dari BU dan BC (Fry M, 2010)

    Konsentrasi bilirubin meningkat pada darah disebabkan oleh karena peningkatan produksi, penurunan

    proses konjugasi, penurunan sekresi oleh hepar atau terdapatnya sumbatan pada duktus empedu.Pada

    kasus peningkatan produksi atau penurunan proses konjugasi, bilirubin yang tidak terkonjugasi atau

    indirek akan meningkat. Hiperbilirubinemia yang tidak terkonjugasi disebabkan antara lain oleh

    hemolisis eritrosit yang dipercepat pada bayi yang baru lahir, tidak adanya enzim glucuronyl transferase,

    atau penyakit hepatoseluler. Hiperbilirubinemia yang terkonjugasi disebabkan oleh adanya obstruksi

    pada duktus empedu, seperti yang terjadi pada penyakit batu empedu atau penyakit hepatoseluler

    seperti pada cirrhosis atau hepatitis. (Fry M, 2010)

    Peningkatan serum bilirubin dapat disebabkan oleh efek dari obat obat yang berbeda termasuk

    antibiotic, barbiturate, steroid dan kontrasepsi oral. Pada penyakit hepar yang kronik, konsentrasi serum

    bilirubin biasanya normal sampai terjadi kerusakan hepar dan terjadi cirrhosis. Pada penyakit hepar yang

    sifatnya akut, bilirubin biasanya meningkat tergantung pada proses akut keparahan penyakit

    tersebut.(Fry M, 2010)

    Hampir semua produksi bilirubin diekskresikan sebagai 1 komponen garam empedu. Bilirubin

    adalah pigmen yang memberikan karakteristik warna seperti hijau kuning terang. Ketika garam empedu

    mencapai usus melalui duktus empedu, bilirubin bereaksi dengan bakteri membentuk ikatan kimia yang

    disebut urobilinogen.Banyak urobilinogen diekskresikan dalam feces; ada yang direabsorbsi dan melalui

  • 7/28/2019 121445454-hati

    23/28

    hepar lagi dan ada yang sebagian kecil diekskresi melalui urin. Urobilinogen membuat warna gelap pada

    feses. Bila bilirubin tidak ada pada usus, atau seperti yang terjadi pada obstruksi kandung empedu

    sehingga menghalangi proses konversi bilirubin menjadi urobilinogen, menyebabkan warna tinja seperti

    tanah liat.(Fry M, 2010)

    Tahap produksi dan ekskresi bilirubin dan hubungannya dengan penilaian tes fungsi hepar ;

    1)Sel darah merah mengalami pemecahan atau penghancuran oleh system retikuloendotelial dan

    bilirubin yang tidak terkonjugasi pada aliran darah dibawa oleh albumin ke hepar. Proses ini dikenal

    sebagai "pre-hepatic," "free," "unconjugated," or"indirect bilirubin" (normal value = 0.1 - 1.0 mg/dl)

    2)Hepar mengkonversi atau mengkonjugasi bilirubin dan membuat bilirubin larut di dalam air. Proses ini

    dikenal sebagai "posthepatic", "conjugated" or "direct" bilirubin (normal value = 0.0 - 0.4 mg/dl).

    3)Bilirubin yang terkonjugasi diekskresi melalui garam empedu ke usus. Bakteri di dalam usus memecah

    bilirubin menjadi urobilinogen untuk diekskresikan dalam feses( normal value for fecal urobilinogen = 40

    - 280 mg/day) (Fry M, 2010)

    Jaundice merupakan perubahan warna jaringan tubuh yang disebabkan oleh level bilirubin yang

    tinggi. Bila level bilirubin lebih dari 3mg/dl biasanya jaundice langsung diproduksi. Bila jaundice atau

    penyakit kuning timbul, dapat dikenali secar a klinis, sangat penting untuk membedakan peningkatan

    bilirubin termasuk dalam fase prehepatic atau posthepatic.(Fry M, 2010; Harrison TR. 2005)

    Peningkatan bilirubin yang tidak terkonjugasi mengindikasikan fase prehepatic atau hepatic dan

    harus segera mendapat penanganan medis, dimana peningkatan pada bilirubin yang terkonjugasi

    mengindikasikan fase posthepatic yaitu kondisi dimana diperlukan operasi saluran empedu atau terapi

    endoskopi.(Fry M. 2010)

    Anatomi dan Fisiologi Sekresi Empedu

    Empedu disekresi oleh hepar dalam dua tahap:

  • 7/28/2019 121445454-hati

    24/28

    (1) Cairan awal disekresikan oleh sel-sel fungsional utama hepar yaitu hepatosit. Sekresi awal ini

    mengandung banyak asam empedu, kolesterol, dan konstituen organik lainnya . Cairan ini disekresikan

    ke dalam saluran kecil empedu (canaliculi ) yang terletak di antara sel-sel hepar.

    (2) Berikutnya, cairan empedu mengalir dalam kanalikuli menuju septum interlobular, di mana canaliculimengalirkan cairan empedu ke dalam terminal saluran empedu dan secara progressif ke saluran duktus

    yang besar, akhirnya mencapai duktus hepatikus dan saluran empedu.

    Proses ini terjadi dalam hitungan menit ke jam. Cairan berikutnya disekresi oleh hepar dan ditambahkan

    ke dalam empedu melalui saluran - saluran. Cairan ini terdiri dari larutan yang mengandung natrium dan

    ion ion bikarbonat yang disekresi oleh sel epitel sekretori duktus. Sekresi cairan yang kedua ini

    meningkatkan jumlah total empedu sebanyak 100 persen. Sekresi kedua dirangsang terutama oleh

    secretin, yang menyebabkan pelepasan jumlah tambahan ion bikarbonat untuk menambah ionbikarbonat dalam sekresi pankreas.(Guyton & Hall. 2006)

    Penyimpanan dan konsentrasi empedu dalam kandung empedu.

    Empedu disekresikan oleh sel-sel hepar secara kontinu, sebagian besar disimpan di dalam

    kandung empedu sampai dibutuhkan dalam duodenum. Volume kandung empedu maksimal dapat

    menyimpan 30 sampai 60 ml cairan empedu. Namun demikian, kandung empedu dapat menyimpan

    cairan empedu yang disekresikan selama 12 jam (biasanya sekitar 450 mililiter) karena air, natrium,

    klorida, dan elektrolit kecil lainnya secara kontinu terus diserap melalui mukosa kandung empedu,

    sehingga konsentrasi empedu yang tersisa hanya yang mengandung garam-garam empedu, kolesterol,

    lesitin, dan bilirubin.Kebanyakan proses absorbsi kandung empedu disebabkan oleh transport aktif

    sodium melewati epitel kandung empedu yang kemudian dilanjutkan absorbs sekunder yang terdiri dari

    ion klorida, cairan, dan bahan bahan yang difus.Konsentrasi empedu biasanya dalam proses ini sekitar

    5-lipat, tapi bisa mencapai konsentrasi maksimum 20-kali lipat.(Guyton & Hall. 2006)

  • 7/28/2019 121445454-hati

    25/28

    Gambar7. proses sekresi hepar dan pengosongan kandung empedu (Rizzo DC, 2001)

    Komposisi empedu pada tabel dibawah ini memperlihatkan komposisi substansi yang pertama

    kali disekresikan dan yang terkumpul pada kandung empedu.Tabel ini menunjukkan kandungan

    terbanyak pada empedu adalah garam empedu, dimana meliputi 1 dari total cairan yang terdapat

    pada empedu. Konsentrasi terbanyak selanjutnya adalah bilirubin, kolesterol, lecithin, dan elektrolit

    yang biasa terdapat pada plasma. .(Guyton & Hall, 2006; Beckingham IJ, 2001

    Tabel8. komposisi empedu

  • 7/28/2019 121445454-hati

    26/28

    Proses pengosongan kandung empedu Peranan stimulasi Cholesystokinin

    Ketika makanan mulai dicerna pada saluran pencernaan atas, kandung empedu mulai kosong

    terutama pada saat makanan mencapai duodenum dalam waktu kurang lebih 30 menit setelah makan.

    Mekanisme kandung empedu mengosongkan isinya merupakan suatu kontraksi yang ritmik dari dinding

    kandung empedu, tapi proses pengosongan ini juga membutuhkan proses relaksasi yang dilakukan oleh

    sphincter Oddi yang terdapat pada gerbang saluran empedu yang menuju ke duodenum.Stimulus

    potensial yang sering menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah hormone cholecystokinin.

    Cholecystokinin ini juga meningkatkan sekresi enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh sel acinar

    pancreas. Stimulus untuk cholecystokinin ini bercampur dengan darah yang berasal dari mukosa

    duodenum oleh karena terdapatnya makanan yang berlemak pada duodenum.(Guyton & Hall. 2006)

    Selain cholecystokinin kandung empedu juga dirangsang oleh asetilkolin yang terdapat pada serabut

    syaraf pada nervus vagus dan system saraf pada usus. Syaraf ini juga berfungsi untuk motilitas dan

    sekresi pada bagian lain di saluran pencernaan atas. Kesimpulannya adalah kandung empedu

    mengosongkan isinya ke duodenum terutama oleh karena respon dari rangsangan cholecystokinin yang

    dipicu oleh makanan yang berlemak. Ketika tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak, kandung

  • 7/28/2019 121445454-hati

    27/28

    empedu tidak mengkosongkan isinya tetapi bila mengkonsumsi makanan yang berlemak, kandung

    empedu mengkosongkan isinya dalam waktu kurang lebih 1 jam.(Guyton & Hall. 2006)

    Fungsi garam empedu pada pencernaan dan penyerapan lemak.

    Sel hepar memproduksi kurang lebih 6 gram garam empedu perhari. Prekusor atau bahan dasar

    dari empedu adalah kolesterol yang terdapat baik pada makanan atau terbentuk oleh sel hepar pada

    proses metabolisme lemak. Garam empedu mempunyai 2 fungsi penting pada saluran pencernaan atas

    antara lain;

    1. Sebagai detergen dalam proses pencernaan lemak. Proses ini menurunkan tegangan permukaan

    partikel

    partikel lemak sehingga terjadi proses agitasi pada saluran pencernaan sehingga

    merubah molekul lemak menjadi partikel partikel kecil. Proses ini disebut proses emulsi atau

    fungsi detergen dari garam empedu.

    2. Berperan pada proses absorbsi asam lemak, monogliserid, kolesterol dan lemak yang terdapat

    pada saluran pencernaan.(Guyton & Hall, 2006; Fry M. 2010)

    Sirkulasi enterohepatik pada garam empedu.

    Sekitar 94 % garam empedu direabsorbsi ke darah dari usus halus, kurang lebih 1 dari garam

    empedu tersebut berdifusi melalui mukosa pada bagian awal dari usus halus dan melalui proses

    transport aktif menembus mukosa usus pada bagian awal ileum. Kemudian garam empedu bercampur

    dengan darah portal dan kembali ke hepar. Pada saat menuju hepar, pada proses awal menembus

    sinusoid garam empedu hampir diabsorbsi kembali ke sel hepatic dan disekresi kembali ke

    empedu.(Guyton & Hall, 2006; Beckingham IJ, 2001)

    Jadi 94 % garam empedu diresirkulasi kembali ke empedu, sehingga garam tersebut membentuk

    jalur atau sirkuit sebanyak 17 kali sebelum dikeluarkan melalui feses. Bila terdapat sebagian kecil dari

    garam empedu bercampur dengan feses, akan diganti dengan yang garam empedu baru yang dibentuk

    secara kontinu oleh sel hepar. Resirkulasi garam empedu ini disebut sirkulasi enterohepatik garam

    empedu. Kuantitas sekresi empedu oleh hepar perhari tergantung pada availabilitas dari garam empedu.

    Semakin besar kuantitas garam empedu dalam sirkulasi enterohepatik ( kurang lebih 2,5 gram ), semakin

    besar pula sekresi empedu.(Guyton & Hall, 2006)

  • 7/28/2019 121445454-hati

    28/28

    Peran sekretin dalam membantu kontrol sekresi empedu

    Selain mempunyai efek rangsang asam empedu yang kuat sehingga menyebabkan sekresi

    empedu, hormon sekretin juga merangsang pankreas untuk meningkatkan sekresi empedu, kadang-

    kadang sekresinya lebih dari dua kali lipat untuk beberapa jam setelah makan. Peningkatan sekresi ini

    hampir seluruhnya terdiri dari cairan yang kaya akan sodium bikarbonat yang dihasilkan oleh sel epitel

    pada saluran dan duktus empedu, sedangkan sel parenkim hepar tidak meningkatkan sekresi sekretin.

    Bikarbonat yang dihasilkan diteruskan ke usus halus dan bergabung dengan bikarbonat dari pancreas

    dalam menetralisir asam klorida dari perut. Dengan demikian, mekanisme umpan balik secretin untuk

    menetralisir asam duodenum bekerja tidak hanya melalui efek pada sekresi pankreas tetapi juga untuk

    tingkat yang lebih rendah yaitu melalui efek sekresi oleh saluran dan duktus hepar.(Guyton & Hall, 2006;

    Beckingham IJ. 2001)

    Sekresi kolesterol oleh hepar dan pembentukan batu empedu

    Batu empedu dibentuk oleh sel hepatik yang berasal dari kolesterol yang terdapat pada plasma

    darah. Pada proses sekresi garam empedu, 1 sampai 2 gram dihilangkan dari plasma darah dan disekresi

    ke empedu. Kolesterol hampir sepenuhnya tidak larut dalam air, tetapi garam empedu dan lesitin dalam

    empedu bercampur dengan kolesterol membentuk micellesdalam larutan koloid. Pada saat konsentrasiempedu bertambah pada kandung empedu, garam empedu dan lesitin bercampur dengan kolesterol,

    dimana kolesterol tetap dalam bentuk larutan. Dalam kondisi yang abnormal kolesterol berperan di dalam

    kandung empedu dalam membentuk batu empedu. (Guyton & Hall, 2006; Beckingham IJ. 2001)