116129062 laporan teknik pengelasan tig dan mig
DESCRIPTION
Sedikit kasih ilmuTRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan dibuatnya laporan ini, sebagai hasil praktikum yang sudah
dilakukan dan berberapa pengalaman maupun temuan semasa praktikum, kita
dapat mengevaluasinya secara tertulis melalui laporan ini, baik dari tinjuan
langsung ketika praktek, landasan teori maupun dari segi kesalahan atau sesuatu
yang menghambat proses pengerjaan pada benda kerja.
Untuk itu, fungsi hasil dari pada laporan praktikum ini dapat kita pelajari
dan memahaminya agar lebih siap dan fokus ketika melakukan praktikum atau
terjun kedunia pekerjaan.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan laporan praktikum adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami pengaplikasian dari praktikum setelah
mempelajari teorinya
2. Mengetahui dan memahami jenis pekerjaan/praktikum yang dilakukan
3. Mengetahui masalah-masalah atau hambatan ketika pekerjaan/praktikum
berlangsung
C. RUANG LINGKUP
Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Kerja las
2. Workshop produksi dan perancangan
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
C. RUANG LINGKUP
-
2
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II ISI LAPORAN
A. LANDASAN TEORI
B. LAPORAN PRAKTIKUM
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV LAMPIRAN
A. DAFTAR PUSTAKA
-
3
BAB II
ISI LAPORAN
A. TUJUAN PRAKTEK
1. Umum
a. Memahami pengetahuan tentang pengelasan
2. Khusus
a. Mengeteahui teknik mengelas lurus
b. Mengetahui teknik mengelas pipa
c. Mengetahui teknik mengelas sudut pipa
B. PERALATAN
1. Mesin:
a. Mesin las listrik
b. Mesin las MIG
2. Ragum
3. Kikir
a. Kikir kasar
b. Kikir halus
c. Kikir setengah bulat
4. Alat pendukung
a. Hand Grinder
b. Elektroda
c. Gergaji tangan
5. Alat ukur
a. Penggaris besi
6. Alat penanda
a. Penggores
b. penitik
4. Keselamatan Kerja :
a. Baju praktek
b. Kaca mata
c. Celana Panjang (jeans)
d. Safety shoes
e. Kedok las listrik
-
4
C. BAHAN
1. Sheet ukuran 10 x 4,5 x 4 mm
2. Sheet pipa ukuran 83 x 4 x 3 mm
D. LANDASAN TEORI
Las adalah proses fabrikasi yang menggabungkan bahan, biasanya logam
atau termoplastik, dengan menyebabkan koalesensi. Hal ini sering dilakukan
dengan melelehkan benda kerja dan menambahkan bahan pengisi untuk
membentuk sebuah kolam material cair (kolam las) yang mendingin menjadi
bersama yang kuat, dengan tekanan kadang-kadang dihubungkan dengan
panas, atau dengan sendirinya, untuk menghasilkan lasan.
1. SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
Las busur nyala listrik terlindung adalah pengelasan dengan mempergunakan
busur nyala listrik sebagai seumber panas pencair logam. Jenis ini sering dipakai
untuk hampir semua jenis pengelasan untuk keselamatan kerja, maka tegangan
yang dipakai hanya 23-45 volt saja, sedang untuk pencairan pengelasan dipakai
arus listrik hingga 500 amper. Secara umum berkisar antara 80-200 Am.
Untuk mencegah oksidasi (reaksi dengan zat asam O2), bahan penambah las
(elektroda) dilindungi dengan selapis zat pelindung (flux atau slag) yang sewaktu
pengelasan ikut mencair. Tetapi berhubung berat jenisnya lebih ringan daripada
bahan metal yang dicairkan, maka cairan flux tersebut mengambang diatas cairan
metal tersebut, sekaligus mengisolasi cairan metal tersebut untuk beroksidasi
dengan udara luar dan sewaktu mendingin, flux juga ikut membeku dan tetap
melindungi metal dari reaksi oksidasi. Oksidasi perlu dicegah karena oksidasi
metal merupakan senyawa yang tidak mempunyai kekuatan mekanis.
Gambar peralatan las:
-
5
2. TIG (Tungsten Inert Gas)
Pengelasan TIG (tungsten inert gas) adalah teknik pengelasan
berkualitas tinggi dengan kecepatan peleburan/penyatuan yang rendah. Arc
terbakar antara elektroda tungsten dan bagian yang dikerjakan; elektrodanya
tidak meleleh, jadi hanya berfungsi sebagai penghantar arus dan pembawa
arc.
Elektroda pada GTAW termasuk elektrode tidak terumpan (non cons
consumable) berfungsi sebagai tempat tumpuan terjadinya busur listrik.
GTAW mampu menghasilkan las yang berkualitas tinggi pada hampir
semua jenis logam. Biasanya ini digunakan pada stainless steel dan logam
ringan lainnya seperti Alumunium, magnesium dan lain-lain. Hasil
pengelasan pada teknik ini cukup baik tapi membutuhkan kemampuan yang
tinggi.
Untuk pekerjaan lembaran logam yang tipis, pengelasan TIG dapat
digunakan tanpa filler logam. Untuk pekerjaan dengan lembaran logam
yang lebih tebal atau ketika menggabungkan bahan yang berbeda, filler
logam digunakan dalam bentuk kawat batangan atau kawat gulungan yang
dipasok oleh alat pengumpan yang terpisah biasanya tanpa arus listrik.
Dalam pengelasan TIG standar, api dikeluarkan dengan bebas tetapi sebuah
varian yang dikenal dengan pengelasan plasma menggunakan nozzle
sekunder untuk mengecilkan arc.
3. MIG (Metal Inert Gas) Kawat las pengisi yang juga berfungsi sebagai elektroda diumpan
secara terus menerus, busur listrik terjadi antara kawat pengisi dan logam
induk, gas pelindung yang digunakan adalah gas argon, helium atau
campuran keduanya, untuk memantapkan busur kadang-kadang
ditambahkan O2 antara 2 sampai 5% atau CO2 antara 5 sampai 20%.
-
6
Terjadinya penyeburan logam cair disebabkan oleh beberapa hal, antara
lai polaritas listrik dan arus listrik. Dalam las MIG biasanya digunakan
listrik arus searah dengan tegangan tetap sebagai sumber tenaga, dengan
sumber tenaga ini biasanya penyeburan terjadi bila polaritasnya adalah
polaritas balik, disamping polaritas ternyata bahwa besar arus juga
memegang peranan penting, bila arus melebihi suatu harga tertentu yang
disebut harga kritik barulah terjadi pemindahan sembur, besarnya arus kritik
tergantung dari pada bahan kawat las, garis tengah kawat dan jenis gas
pelindungnya, bila diameternya mengecil, besarnya arus kritik yang
diperlukan juga menurun. Penambahan gas CO2 kedalam gas argon akan
menaikan besarnya arus listrik.
Karena busur dalam las MIG konsentrasinya tinggi maka jelas bahwa penetrasinya sangat dalam ditempat busur dan segera mendanggkal pada
sekitarnya, hal ini perlu diperhatikanoleh juru las agar jangan sampai terjadi
penetrasi dangkal pada daerah sambungan, gas CO2 juga mempengaruhi
dalamnya penetrasi, bial gas ini dicampurkan ke dalam gas argon, maka
penetrasi pada tempat busur berkurang tetapi penetrasi disekitarnya makin
dalam, apabila gas CO2 murni yang digunakan sebagai pelindung maka
penetrasinya pada seluruh daerah busur menjadi dalam.
-
7
E. LAPORAN PRAKTIKUM
Pengelasan SMAW diaplikasikan pada pengelasan butt joint, sambungan pipa
dan sambungan pipa dan butt joint
1. Sambungan butt joint
a. Langkah kerja
1) Potong sheet hingga ukuran Sheet ukuran 10 x 4,5 mm 2 buah
2) Las SMAW butt joint kedua sheet tersebut
b. Temuan praktikum
Usahakan untuk dapat mengontrol kecepatan agar ukuran lelehan sama
rata dan tinggi elektroda dengan benda kerja tidak terlalu jauh atau terlalu
dekat
2. Sambungan pipa
a. Langkah Kerja
1) Potong sheet pipa ukuran hingga 83 x 4 mm 2 buah
2) Sambungkan 2 pipa tersebut dengan las titik (tack weld) pada 4 titik
3) Las benda kerja tersebut
b. Temuan Praktikum
Ketika mengelas sambungan pipa usahakan untuk mengatur ampere dan
gerakan elektroda serta tinggi elektroda bila elektroda bergerak terlalu
-
8
lambat dan jaraknya teralu jauh dengan benda kerja kemungkinan akan
bolong, jadi usahakan untuk stabil mungkin menggerakan elektrodanya.
Selain itu perhatikan sudut antara elektroda dan benda kerjanya. Buat
celah sebesar 1 ml agar cairan elektroda dapat tembus ke dalam pipa.
3. Sambungan pipa dan butt joint
a. Langkah Kerja
1) Tumpuk pipa tersebut bagian bawah butt joint dan beri las titik pada 4
titik
2) Las 2 bagian tersebut
b. Temuan Praktikum
Ini merupakan bagian tersulit dalam mengelas. Agar cairan elektroda
dapat masuk ke dalam sudut sambungan, benda kerja dimiringkan
sehingga cairan akan mengikuti gravitasi dan memenuhi sudut
sambungan. Gerakan Elektroda harus stabil sehingga alur yang
dihasilkan sama rata.
4. Pengelasan MIG a. Langkah Kerja 1) Nyalakan mesin 2) Tekan pemicu kawat agar kawat keluar dan sentuh ke benda kerja
hingga meleleh
-
9
3) Las lurus benda kerja butt joint
b. Temuan Praktikum Kawat tidak bisa keluar panjang untuk mengelas MIG. Kawat keluar dari
shield sekitar 5 mili. Bila terlalu panjang akan boros kawat atau
elektrodanya. Karena frekuensi cipratan apinya besar baju las apron
bahkan kedok las fullface harus digunakan
-
10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam pengelasan pipa khususnya harus memperhatikan segi dari kestbilan
gerakan tangan agar tidak menyebabkan kerusakan pada benda kerja seperti
bolong serta besar ampere harus dikontrol secukup mungkin agar tidak merusak
benda kerja. Keselamatan kerja harus diperhatikan agar operator tidak terkena
cipratan api selain itu juga keamanan benda kerja juga harus dijaga agar tidak
merusak benda kerja itu sendiri.
-
11
BAB IV
LAMPIRAN
A. DAFTAR PUSTAKA
Widharto, S. (2008). Petunjuk Kerja LAS. Jakarta: Pradnaya Paramita
Shvoong. (2011). Las Logam Gas Mulia ( Las MIG ). [Online]. Tersedia:
http://id.shvoong.com/products/appliances/2127902-las-logam-gas-mulia-
las/#ixzz1paA7VsZf [23 maret 2012]
Widodo, B. (2008). SMAW Lanjut. [Online]. Tersedia:
http://gurulas.wordpress.com/materi-smaw-lanjut/ [25 maret 2012]