11538497 modul antenna 24 ghz

22
  Membekali kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan peserta tentang perangkat akses internet khususnya pembuatan antena 2,4 GHz. Pada saatnya nanti peserta diharapkan dapat memperluas khasanah pengetahuan tentang antena yang pada gilirannya dapat mengimplementasikan berba ai antena an dibua tn a.

Upload: ushe-she

Post on 22-Jul-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Membekali kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan peserta tentang perangkat akses internet khususnya pembuatan antena 2,4 GHz. Pada saatnya nanti peserta diharapkan dapat memperluas khasanah pengetahuan tentang antena yang pada gilirannya dapat mengimplementasikan berbagai antena yang dibuatnya.

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya Modul ANTENA 2,4 GHz dapat selesai kami susun untuk Kegiatan Program Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Pembuatan Antena 2,4 GHz Bagi ICT Center 2006 se-Jawa Tengah Di SMK Negeri 3 Tegal. Modul ini disiapkan untuk mempermudah memahami materi Antena 2,4 GHz bagi peserta, sehingga dalam pelaksanaan nantinya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan. Pada kesempatan ini kami berharap nantinya peserta dapat berperan secara aktif dengan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk berlatih dan pembuatan antena 2,4 GHz dalam berbagai type. Kritik, saran atau pembetulan dapat disampaikan langsung atau lewat email [email protected] guna penyempurnaan modul ini. Selamat mengikuti pelatihan semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi usaha kita semua, amien. berkarya dalam

Tegal, 3 Maret 2006 Penyusun

NURYADI

1

HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui dan disyahkan penggunaan Modul Antena 2,4 GHz yang disusun oleh saudara NURYADI, SPd ini pada : Hari, tanggal Tempat : : Sabtu, 4 Maret 2006 Ruang Kepala SMK Negeri 3 Tegal

Diharapkan modul ini bagi peserta diklat dan masyarakat pada umumnya dapat : 1. Membekali peserta akan kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan tentang perangkat akses internet khususnya pembuatan antena 2,4 GHz. 2. Pada saatnya nanti peserta dapat memperluas khasanah pengetahuan tentang antena yang pada gilirannya dapat mengimplementasikan berbagai antena yang dibuatnya pada masyarakat.

Kepala SMK Negeri 3 Tegal selaku Penanggungjawab ICT Center Kota Tegal

Drs. SARWAN, SH NIP. 131396730

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR . i

HALAMAN PENGESAHAN .. ii DAFTAR ISI . iii KABEL .... 1 a. BAGAIMANA MEMILIH KABEL ... 2 b. KONEKTOR DAN ADAPTER ... 3 c. MEMASANG KONEKTOR TIPE N .. 4 ANTENA GRID ... 6 a. Bahan ... 6 b. Peralatan . . 7 c. Ganbar Kerja .... 8 d. Langkah Krja . 9 ANTENA SEKTORAL ....11 a. Bahan ....11 b. Peralatan . 11 c. Ganbar Kerja ... 12 d. Langkah Krja ... 13 ANTENA OHMNI 16 a. Bahan ..... 16 b. Peralatan . ... 16 c. Ganbar Kerja .. 16 d. Langkah Krja .. 16 ANTENA PANEL... 17 a. Bahan ..... 17 b. Peralatan . .. 7 c. Ganbar Kerja .. 18 d. Langkah Krja .. 18

3

KABEL Kabel RF untuk frekuensi yang lebih tinggi dari HF, hampir semuanya kabel-kabel koaksial (atau disingkat coax, berasal dari kata-kata common axis). Kabel-kabel coax mempunyai kawatkawat inti dikelilingi oleh sebuah material non konduktif (yang disebut dielektrik atau isolator) dan di kelilingi oleh perisai pelindung (shield) yang sering terbuat dari kawat pipih. Dielektrik menjaga inti dan bagian shield/ perisai. Pada akhirnya coax dilindungi oleh sebuah perisai luar yang umumnya berasal dari material PVC. Konduktor dalam membawa sinyal RF dan perisai luar untuk menjaga sinyal RF dari radiasi ke atmosfir dan menghentikan sinyal-sinyal luar mengganggu sinyal yang di bawa oleh inti. Fakta lain yang menarik adalah sinyal elektrik selalu berjalan disepanjang lapisan luar pada konduktor sentral : semakin besar konduktor luar semakin baik sinyal yang akan mengalir. Ini disebut skin effect/ efek kulit.

Pada Tabel di bawah ini akan ditemukan diameter inti, dielektrik, perisai/shield dan jaket pada kabel-kabel coax yang populer.

Walaupun konstruksi koaksial baik pada saat sinyal masuk pada kawat inti ada beberapa hambatan aliran arus : sejalan sinyal mengalir ke inti, sinyal akan lenyap/ hilang. Peristiwa lenyap ini disebut sebagai peristiwa attenuation/ pelemahan, dan diukur dalam dB/m. Parameter attenuation/ pelemahan adalah fungsi dari frekuensi sinyal dan konstruksi fisik dari kabel itu sendiri, dan nilai-nilai tersebut ditemukan pada tabel di bawah ini (dalam dB/100m). Setiap kabel transmisi akan mengalami kehilangan/ losses, sebab resistansi pada konduktor dan tenaga yang

dikonsumsi dielektrik digunakan untuk mengisolasi konduktor. Kehilangan daya dalam suatu kawat transmisi tidak secara langsung proporsional dengan panjang kawat, tapi berhubungan secara logaritmik dengan panjang kawat. Untuk alasan ini losses kawat diekspresikan dalam bentuk decibel, dan decibel adalah suatu unit logaritmik. Kehilangan daya pada kawat yang setara disebut matched-line loss. Biasanya diekspresikan dalam decibel per 100 feet. Perlu untuk menspesifikasi frekuensi di mana kehilangan terjadi, sebab kehilangan selalu mengikuti frekuensi. Losses konduktor dan dielektrik bertambah seiring frekuensi, tapi tidak dengan cara yang sama. Jumlah relatif dari masing-masing tipe losses 4

tergantung juga pada konstruksi kawat, sehingga tidak ada hubungan spesifik antara losses dan frekuensi berlaku untuk semua tipe kawat. Nilai kehilangan yang nyata untuk kawat tercantum dalam tabel di atas, diekspresikan dalam dB/100m. Sesungguhnya kita perlu meminimalkan pelemahan kabel sebanyak mungkin, menggunakan kabel sangat pendek dan kabel berkualitas tinggi. BAGAIMANA MEMILIH KABEL Makin pendek makin baik adalah aturan pertama ketika anda menempatkan sebuah kabel yaitu mencoba menjaganya sependek mungkin. Daya yang hilang tidak linier, maka menggandakan panjang kabel berarti anda akan kehilangan daya dua kali lebih banyak pada cara yang sama membagi dua panjang kabel akan memberikan anda daya lebih dari dua kali pada antenna. Penyelesaian yang paling baik adalah menempatkan transmitter sedekat mungkin ke antenna, walaupun ini berarti menempatkannya pada ujung atas tiang. Makin murah makin jelek artinya aturan penting kedua adalah uang yang anda investasikan untuk membeli kabel berkualitas baik adalah menentukan. Kabel murah cenderung digunakan pada frekuensi rendah bukan lebih tinggi dari VHF. Gelombang micro membutuhkan kabel-kabel berkualitas tinggi, semua pilihan lain tidak menghasilkan apa-apa kecuali beban sia-sia. Selalu hindari RG-58. Kabel ini cenderung untuk Ethernet networking kecil, CB atau Radio VHF bukan untuk gelombang micro. Selalu hindari RG-213. Kabel ini cenderung untuk CB, Radio HF. Diameter kabel bukan berarti kualitas yang baik, atau attenuation rendah. Selalu gunakan kabel-kabel Heliex (juga disebut Foam) untuk menghubungkan transmitter ke antenna dan kabel semi-rigid untuk interkoneksi perangkat lain dalam lingkup RF (contoh instrumentasi). Kabel semi-rigid tetap berada pada konduktor dalam yang solid (biasanya tembaga atau perak/copper-plated steel), sebuah dielektrik solid dan pipa luar tembaga solid. Mereka tersegel dan konstruksi rigid mereka berarti tidak dapat dibengkokkan. Bagaimanapun juga loss relatif tinggi karena diameter yang kecil dan kemudian jarang digunakan sebagai feeder antenna. Kabel-kabel heliex pada dasarnya adalah kabel-kabel semi-rigid versi fleksibel diameter yang lebih besar, dengan sebuah konduktor luar solid mengerut untuk membuatnya lebih mudah dibengkokkan. Ini dibuat dengan dua cara : menggunakan udara atau busa sebagai dielektrik. Solusi pertama adalah yang paling mahal, menjamin kehilangan minimum tapi sangat sulit untuk dipakai. Solusi kedua lebih bisa menyebabkan kehilangan tapi lebih murah dan mudah untuk di install. Prosedur spesial diperlukan saat menyolder konektor, dalam rangka memelihara busa dielektrik kering dan tidak rusak. Jangan menginjak kabel, membengkokkannya terlalu berlebihan, jangan mencoba untuk mencabut konektor dengan cara menarik secara langsung kabel. Semua perlakuan tersebut dapat merubah karakteristik kabel dan lalu impedansinya, hubung singkat antara inner konduktor dengan shield, atau bahkan memutuskan kawat. Masalah-masalah tersebut sulit dilacak dan disadari dan dapat mengarah ke sifat yang tidak dapat diprediksi pada radio link.

5

KONEKTOR DAN ADAPTER Konektor membuat sebuah kabel terkoneksi ke kabel lain atau ke sebuah komponen dari perangkat RF. Ada banyak macam konektor yang dirancang untuk berbagai macam tipe dan ukuran kawat koaksial. Akan dijelaskan beberapa yang paling populer. Konektor BNC dikembangkan pada akhir tahun 40-a n, dan BNC kepanjangan dari Bayonet Neill Concelman (ahli mesin Amphenols Carl Concelman). Kawat produksi BNC adalah sebuah miniatur konektor cepat atau konektor pemutus cepat (diskonektor). Fiturnya 2 bayonet menarik konektor Female, dan persambungan dilakukan hanya dengan pemutaran sekrup coupling. BNC idealnya cocok untuk kabel terminasi dari miniatur ke kabel koaksial subminiatur ( RG-58 ke RG-179, RG-316 , dll). Bekerja hingga beberapa GHz. Konektor tipe N (Navy). Aslinya dibuat selama perang dunia kedua. Mereka dapat dipakai hingga 18 GHz, dan sangat umum untuk gelombang mikro dan tersedia untuk hampir semua tipe kabel. Baik kabel kontak dan soket kontak yang terhubung kedap air, menyediakan suatu klem kabel yang efektif. SMA adalah kepanjangan dari Sub Miniature versi A dan dibuat pada tahun 60-an. Konektor-konektor SMA 50 Ohm adalah presisi, unit-unit subminiatur yang menyediakan performance elektrikal yang sangat baik hingga 18 GHz. Konektor-konektor dengan performance tinggi ini dan mekaniknya mempunyai Miniature lebih versi B, dan

kompak dalam ukuran durasi yang bagus sekali.

Nama SMB berasal dari Sub merupakan desain sub miniatur kedua. SMB adalah versi yang kecil dari SMA dengan coupling gigit. Ini menyediakan kemampuan broadband menembus 4 GHz dengan sebuah desain konektor gigit.

Konektor MCX diperkenalkan pada tahun 80an. Sementara MCX menggunakan kontak tengah yang sama dan dimensi insulator sebagaimana SMB, diameter luar dari kontak adalah 30 % lebih kecil dari SMB. Seri ini menyediakan desain dengan pilihan-pilihan yang mana berat dan luas fisik terbatas. MCX menyediakan kapasitas broadband hingga 6 GHz dengan desain konektor snap-on. Seri MMCX disebut juga microMate. Ini adalah salah satu kawat konektor RF terkecil dan dibuat pada tahun 90-an. MMCX adalah seri konektor microminiatur dengan mekanisme lock-snap memungkinkan untuk rotasi 360 derajad.

6

Adapter, yang juga disebut adapter koaksial, pendeknya, konektor dua sisi yang biasa digunakan untuk menggabungkan 2 kabel atau komponen yang tidak dapat dihubungkan secara langsung. Ada 2 macam adapter. Yang pertama adalah adapter yang digunakan untuk menggabungkan konektor yang berbeda tipe. Contohnya sebuah adapter dapat digunakan untuk mengkonek sebuah konektor SMA ke konektor BNC. Jenis lain dari adapter adalah yang digunakan untuk menghubungkan 2 konektor pada tipe yang sama tapi tidak dapat dihubungkan secara langsung karena beda jenis colokan. Contohnya adater yang sangat berguna adalah yang dapat menggabungkan 2 konektor tipe N, mempunyai konektor soket female apada kedua sisinya. Dalam gambar ini salah satu adapter diperlihatkan. Jangan menggunakan konektor BNC untuk 2,4 GHz atau lebih tinggi, tapi gunakan konektor tipe N, SMA, SMB, MCX, dll. Makin pendek makin baik, cobalah untuk meminimalkan jumlah dari konektor atau adapter dalam rangkain RF, sebab masing-masing dari mereka menyebabkan beberapa kehilangan ( bahkan beberapa dB untuk setiap koneksi) Beli, jangan membuat, jika memungkinkan beli kabel yang sudah terterminasi dengan konektor yang dibutuhkan. Mensolder konektor bukan pekerjaan yang mudah dan mengerjakan pekerjaan ini secara benar ini tidak mungkin untuk konektor yang kecil, sebagaimana MCX dan MMCX. Bahkan menterminasi kabel foam bukanlah pekerjaan mudah. Konektor microwave dibuat secara presisi dan mudah rusak oleh karena perlakuan yang salah. Jangan menggunakan tang untuk mengencangkan konektor. Gunakan tangan anda. Ingatlah bahwa metal dapat memuai pada temperatur yang tinggi : konektor yang sangat ketat dikencangkan di musim panas dapat patah di musim dingin. MEMASANG KONEKTOR TIPE N Cara menyambung kabel koaksial RG-213 dengan konektor tipe N male. Peralatan yang diperlukan : Konektor. Terdiri dari 3 bagian : Outer ring (cincin luar) untuk di-crimping Connector body (bodi konektor) Inner pin (pin dalam), disolder atau di-crimping Versi lainnya dari konektor yang ada cenderung untuk penyolderan.

Kabel. Ingatlah untuk menambah panjang kabel yang dibutuhkan setidaknya 2 cm pada setiap ujung untuk konektor Cutter/ Gunting Solder 7

Crimping tool untuk RG 213.

Prosedur : Kupas jaket kabel, braid dan dielektrik sesuai dengan dimensi yang benar. Semua potongan harus tepat dan rata. 1. Potong jaket dengan cutter untuk panjang a mm. Jangan terlalu menekan saat memotong jaket, lakukan secara hati-hati agar tidak manukik braid. 2. Potong braid dengan gunting untuk panjang b mm. Kabel yg berkualitas baik, mempunyai 2 lapisan pada braid-nya, dengan lembar metalik tipis di dalamnya. Potong juga lembaran ini pada panjang yang sama. 3. Potong dielektrik untuk panjang c mm. Jangan menyentuh/ menukik konduktor tengah. Menipiskan konduktor tengah tidak diperlukan jika kontak akan di crimping. Untuk metode solder menipiskan tengah konduktor menjaga pemanasan berlebihan. 4. Geser ring luar kabel seperti gambar di bawah. Jangan menjorok ke braid.

5. Konduktor tengah harus nampak melalui lubang inspeksi pada pin tengah. Jangan melakukan solder di atas permukaan luar pada pin. Hindari pemanasan yang tinggi untuk mencegah pemuaian / melelehnya dielektrik. 6. sisipkan kabel ke dalam badan konektor sehingga bagian dalamnya berada di bawah braid. Tekan kabel ke depan sehingga pin tepat pada posisinya.. Harus terdengar suara klik. 7. Geser ring luar melewati braid dan angkat tekan ke arah konektor bodi.

8

8. Tekan ring luar dengan alat crimping. Ini adalah kegiatan sekali jadi, karena itu hatihati dalam menempatkan peralatan secara tepat di sekitar ring lalu tekan kuat-kuat. Jika perlu anda dapat mengkrimping beberapa kali. 9. Hasil akhir akan terlihat pada gambar.

10. Cek dengan Ohm Meter untuk meyakinkan anda bahwa tidak terjadi hubung singkat antara central pin dengan tubuh konektor.

ANTENA GRID A. Bahan 1. Alminium holo diameter 1 cm a. Untuk lingkaran luar antena dengan panjang = 300 cm b. Untuk Jari-jari antena sebanyak 9 buah x 48,5 cm= 430,2 cm Pipa almunium 3/8 inch a. Untuk lingkaran dalam b. Untuk lingkaran bawah c. Tiang focus = 190 cm = 36 cm

2.

3. 4. 5. 6.

Mesh almunium dengan ukuran 100 cm x 200 cm dibagi menjadi 6 bagian dalam bentuk segitiga dengan ukuran 50 x 55 x 5 Paku rivet dengan ukuran 3,2 x 9 mm sebanyak 115 buah Plat tembaga tebal 0,2 mm ukuran panjang 7,5 cm x lebar 5 mm yang sudah di sepuh emas di bagian atasnya Besi plat ukuran 1,2 mm dibuat bulat dengan diameter 10 cm sebanyak sebanyak 2 buah 9

7. 8. 9. 10. 11. B.

Untuk Pigtel, 1 buah konektor type 40, 1 buah konektor SMA, 100 cm kabel Rg 58 Baut ukuran 6 mm sebanyak 16 pasang Baut ukuran 10 mm sebanyak 4 buah dengan mur 12 buah dipasang 3 buah ditiap bautnya. Timah solder 100 cm Lem bakar 1 batang

Peralatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Rol Mesin Bor Meja Mesin bor Tangan Pipa Besi untuk mal lingkaran kecil Plat besi untuk penahan jari-jari lingkaran. Tang rebet Palu Solder Glue Gund Tang Kombinasi Tang long nose Tang potong Meteran 3 M Spidol marker

10

C.

Gambar Kerja 1. Tampak Atas / Bawah

50 cm

16 cm 64 cm 26 cm 12 cm 96 cm

11 cm

48,5

2.

Tampak Samping Menggunakan Pipa Pipa pralon inci Pipa besi 2 cm

38,5 cm

14,8 cm

48,5 cm2,5 cm 3. Mesh50 cm

1,5 cm

55 cm

5 cm

11

4.

Driven / horn, disk

Driven / Horn5 mm Tampak Atas 3,5 cm 3 cm Kabel Rg 8 Pipa besi 2 cm

Disk

10 cm D. LANGKAH KERJA 1.

12 mm

Buatlah lingkaran luar dari alumunium holo yang panjangnya 300 cm, dengan dengan mesin rol. a. b. c. d. Tandai di aluminium tersebut untuk pemasangan jari-jari lengkungan (point 2) sebanyak enam buah dengan jarak masing-masing jari-jarinya 50 cm. Masukan almunium persegi pada alur rol 90. Atur rol yang atas ( penekan) kemudian putarlah engkol rol pembawa sehingga terbentuk lingkaran Apabila ukuranya belum sesuai, ulangi pekerjaan b dan c sampai lingkarannya sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

2.

Buat lingkaran menggunakan aluminium bulat ukuran 3/8 cm dengan 30 cm yang panjangnya 192 cm. a. b. c. Masukan almunium persegi pada alur rol 90. Putar pengatur rol yang ada di bawah ( pengatur poros rol) kemudian putarlah engkol rol pembawa sehingga terbentuk lingkaran Apabila ukuranya belum sesuai, ulangi pekerjaan a dan b sampai lingkarannya sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan

3.

Buat lingkaran menggunakan aluminium bulat ukuran 3/8 cm yang panjangnya 36 cm. a. Putar pipa tersebut di pipa besi bulat untuk mal pembuatan lingkaran. Sesuai dengan diameter pipa besi bulat tersebut. b. Apabila ukuranya belum sesuai, ulangi pekerjaan tersebut sampai lingkarannya sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan., Buatlah jari-jari sebanyak 9 buah dengan aluminum persegi yang panjangnya 48,5 cm berbentuk lengkungan. a. b. c. d. e. f. g. Tandai untuk pemasangan lingkaran (point 2 dan 3) dan untuk penggabungan jari-jarinya. ukuran sesuai gambar kerja. Atur jarak kedua rol pembawa Masukan pipa aluminium persegi (Panjang 48,5 cm ) tersebut pada alur rol 90 Atur rol penekan kemudian putar engkol rol pembawa sehingga pipa tersebut berbentuk lengkungan. Hasil pengerolan bandingkan dengan mal lengkungan jari-jari. Apabila belum sesuai dengan mal lengkungan jari-jari, ulangi pengerolan hingga lengkungannya sesuai dengan mal. Bor tanda tersebut (point 4.a) di sisi kiri sampai tembus ke sisi kanan dengan ukuran lubang 3 mm.

4.

12

5.

Menggabungkan Pipa almunium persegi berbentuk lingkarang (point 1) dengan pipa almunium persegi berbentuk lengkungan (point 4) a. Lubangi di tiap tanda di pipa almunium 4 persegi (point 1) dengan cara di selingi maksudnya di tanda sambungan di buat 2 lubang di sisi bagian dalamnya kemudian kiri dan kanannya dari sambungan tersebut di buat 1 lubang di sisi dalamnya. Demikian seterusnya hingga terbentuklah 9 lubang. Potong pipa aluminium bulat ukuran 3/8 sebanyak 9 buah dengan panjang masing-masingnya 1,5 cm. Gabungkan pipa potongan 1,5 cm tersebut ke ujung pipa aluminium 4 persegi untuk jari-jari lingkaran dan di keluarkan sedikit 0,7 cm dengan cara di bor dan dipasang paku rivet. Gabungkan pipa aluminium 4 persegi untuk jari-jari lengkungan tersebut dengan pipa almunium 4 persegi lingkaran (point 1) dengan cara meletakkan besi penahan jari-jari di di tengah tengah lingkaran, kemudian masukkan ujung sisi satunya yang sudah di pasang pipa ukuran 3/8 cm di lubang lingkaran (point 5.a.). sampai semua terpasang dengan tinggi harus sesuai dengan besi panahan jari-jarinya. Kemudian bor tiap sambungan dan di pasang paku rivet. Tandai Lingkaran di tiap bagian pingkaran (point 5) dengan aluminium bulat (point 2). Ditiap bagian-bagiannya, kemudian potong sesuai tanda tersebut. Masukkan potongan-potongan tersebut di tiap bagian-bagian lingkaran. Bor dan di rivet. Tandai Lingkaran di tiap bagian pingkaran (point 6) dengan aluminium bulat (point 3). Ditiap bagian-bagiannya, kemudian potong sesuai tanda tersebut. Masukkan potongan-potongan tersebut di tiap bagian-bagian lingkaran. Bor dan di rivet. Setelah selesai semua jari-jari dan lingkaran kecil di gabungkan, potong tiaptiap bagian lingkaran (point 1). Bor menggunakan bor ukuran 2 mm untuk pemasangan di tiap-tiap jari-jari lingkaran, aluminium bulat dan aluminum persegi untuk pemasangan mesh. Potong mesh sesuai gambar kerja kemudian di pasang di tiap bagian jari-jari lingkaran (point 7) dengan cara di rivet. Potong kelebihan bahan di tepi lingkaran dengan pisau catter. Potong plat tembaga dengan ukuran sesuai gambar kerja. Di bagi menjadi 2 lihat gambar kerja. Bengkokkan masing-masing plat tembaga bagian atasnya sesuai gambar kerja. Bengkokkan bagian bawahnya dan dilubangi. Pasang konektor type M40-F di lubang plat aluminium. Potong kabel rg 8 panjang sesuai kebutuhan. Kupas kulit bagian luar diujung kabel tersebut sepanjang 5 cm. buang kulit bagian dalam sepanjang 2 cm hingga nampak tembaganya. Satukan kabel yang di kupas kulitnya dengan horn tembaga Solder grond kabel dengan kedua tembaga tersebut. kemudian di ikat dengan kabel T. Bengkokkan ke kanan tembaga kabel rg 8 kemudian ujungnya di satukan dengan cara di solder ke plat tembaga horn. Masukkan kabel rg 8 ke dalam pipa pralon inci Pasang ujung satunya dengan konektor yang diinginkan.

b. c. d.

e. 6. a. b. c. 7. a. b. c. 8. a. b. c. d. 9. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.

Penggabungan Point 2 dan point 5

Penggabungan Point 3 dan point 6

Pemasangan mesh

Pembuatan driven / horn

13

10.

Pembuatan disk a. b. Lubangi plat besi ukuran 1,2 mm sebanyak 2 buah dengan ukuran lubang 10 mm sebanyak 4 buah (lihat gambar kerja). Las pipa besi 2 cm dengan plat besi tersebut tepat di center. Gabungkan ke semua parabola yang sudah dipecah tiga Gabungkan parabola tersebut dengan disk yang sudah di pisahkan, satunya di sisi dalam parabola yang lain di sisi luar parabola kemudian di baut Masukkan horn ke dalam pipa yang ada di disk dengan jarak antara dasar parabola dengan horn yang ada 39 cm. ANTENA SEKTORAL

11.

Finishing a. b. c.

A.

Bahan 1. 2. 3. 4. lat Almunium tebal 1,2 mm ukuran 100 x 15 cm Plat tembaga untuk horn tebal 0,2 mm ukuran panjang 15 cm x lebar 5 mm yang sudah di sepuh emas di bagian atasnya sebanyak 8 buah. Plat tembaga untuk sambungan 2 x 2 cm sebanyak 6 buah Kabel Rg 58 -u : a. Panjang 13,5 cm sebanyak 8 buah b. Panjang 9 cm sebanyak 4 buah c. Panjang 31,5 sebanyak 2 buah Timah Lem bakar 1 batang Konektor type M40-F sebanyak 1 buah Kabel telpon 1 meter Pipa paralon 4 inci di belah 2 panjang 115 cm

5. 6. 7. 8. 9. B.

Peralatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mesin bor Tangan Tang rivet Solder Glue Gun Tang Kombinasi Tang long nose Tang potong Meteran 3 M

14

C.

Gambar Kerja 1. Box tampak atas Konektor type M40-F

cm

cm13,5 cm 9 cm 31,5 cm

cm

12 cm

cm

2.

Box tampak Samping

100 cm1,5 cmKonektor type M40-F

Tutup Antena pipa paralon P Dibelah 2

3.

Driven 3,2 cm 3,2 cm

3 - 5 mm

1 cm Coaxial RG 58 U Panjang 13,5 cm Plat Tembaga

Coaxial RG 58 U Panjang 9 cm

Coaxial RG 58 U Panjang 31,5 cm

D.

Langkah kerja 1. Reflektor a. Potong almunium sesuai ukuran kemudian di sisi kiri dan kanan dilipat 90, lebar lipatan 1,5 cm. (lihat gambar kerja) b. Bor bagian dalam sebanyak 8 buah menggunakan bor 0,5 mm. 2. Kabel Coaxial Rg 58 U a. Ambil kabel Coaxial Rg 58 U ukuran 13,5 cm kemudian dipotong seperti di bawah ini2 cm 12,9 cm

13,5 cm

b. Lilit kulit kabel Coaxial bagian dalam menggunakan kawat tembaga.

Lilitan kawat tembaga c. Ulangi pekerjaan point 2.a dan 2.b sebanyak 8 kali. d. Lakukan pekerjaan point 2.a dan 2.b untuk Coaxial ukuran 9 cm sebanyak 4 buah. e. Lakukan pekerjaan point 2.a dan 2.b untuk Coaxial ukuran 31,5 cm sebanyak 2 buah. f. Lakukan penyolderan pada bagian yang di lilit kawat tembaga dengan cara menyelupkan ke larutan damar terlebih dahulu, sebanyak jumlah kabel yang ada. 3. Driven / horn a. Potong plat tembaga ukuran 0,2 panjang 15 cm x lebar 5 mm yang sudah di sepuh emas di bagian atasnya sebanyak 8 buah. b. Bentuk plat tembaga tersebut sesuai gambar di bawah ini 3 -5 mm

3,2 cm 3,2 cm 1 cm c. Bor bagian lipatan sebelah kanan dan bagian alas bawah dengan bor 1 mm

Bagian yang di bor d. Masukkan kabel rg 58 u ukuran 13,5, dan tekuk kekiri kabel tembaganya, kemudian solder bagian lilitas ke plat tembaga dan ujung kabel tembaga ke bagian plat tembaga. (lihat gambar)

16

Bagian yang di solder

lakukan pekerjaan di atas sebanyak 8 kali e. Elemen driven yang dikerjakan di point 3.d. di satukan dengan reflektor plat tembaga dengan cara di rivet sebanyak 8 kali. f. Sambung ujung Coaxial RG 58 U ukuran 13,5 cm di elemen driven yang satunya dengan elemen driven di sampingnay, sebelumnya kabel tembaganya dipotong sisakan kira-kira 2 mm (perhatikan gambar)

Bagian yang di solder Lakukan pekerjaan tersebut hingga sambungan horn menjadi 4 pasang (perhatikan gambar kerja) g. Sambung sambungan Coaxial RG 58 U di point 3.f. diatas dengan Coaxial RG 58 U ukuran 9 cm dengan sambungan di sampingnya, sebelumnya kabel tembaganya dipotong sisakan kira-kira 2 mm (perhatikan gambar) Coaxial RG 58U Ukuran 13,5 cm

Coaxial RG 58 U Ukuran 9 cm Bagian yang di solder Lakukan pekerjaan tersebut hingga sambungan horn menjadi 2 pasang (perhatikan gambar kerja) h. Sambung sambungan Coaxial RG 58 U di point 3.g. diatas dengan Coaxial RG 58 U ukuran 31,5 cm dengan sambungan di sampingnya, sebelumnya kabel tembaganya dipotong sisakan kira-kira 0,2 mm (perhatikan gambar) Coaxial RG 58 U Ukuran 9 cm

Bagian yang di solder

Coaxial RG 58 U Ukuran 31,5 cm 17

Lakukan pekerjaan tersebut hingga sambungan horn menjadi sepasang (perhatikan gambar kerja) i. Lapisi setiap sambungan dengan plat tembaga kemudian di satukan dengan solder di tiap-tiap lilitan kabel perhatikan gambar Bagian yang di solder

j. Sambung kabel ujung rg 58 u di point 3.h. diatas dengan konektor type M40-F yang sudah di satukan dengan reflektor plat aluminium (perhatikan gambar)

Bagian yang di solder 4. Tutup reflector a. Belah menjadi 2 bagian pipa pralon 8 inci dengan panjang 115 cm b. Potong seperti gambar ( yang bergaris merah )

100 cm

66 cm

5 cm

c. Setelah di Potong sesuai dengan gambar, bentuklah dengan heater gun hingga membentuk sudut.

. d. Satukan dengan reflektor kemudian di pasang paku rivet di sisinya sebanyak yang diperlukan 18

ANTENA OMNI A. Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. B. Coaxial RG 58 U Pipa pralon inci Pipa tembaga AC inci x 0,56 Konektor type M40-F sebanyak 1 buah Timah solder Lem stick Plat tembaga Paku rivet

Peralatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mesin bor Tangan Tang rivet Solder Glue Gun Tang Kombinasi Tang long nose Tang potong Meteran 3 M

C.

Gambar Kerja 1. Driven / horn Pipa tembaga AC

10 mm

Coaxial RG 6 2. Rangkaian Antena Omni

47 mm

150 cm

Stub

Tutup Pipa Pralon

Pipa pralon 34 inch

Driven

Konektor type M40-F

D.

Langkah Kerja 1. Driven / Horn a. Potong Pipa tembaga AC 1/4" sepanjang 47 mm b. Potong Coaxial RG 6 sepanjang 67mm, kemudian buang kulit luarnya c. Kupas kulit bagian dalam di kedua ujung Coaxial RG 6 sepanjang 10 mm 19

d. Masukkan kupasan Coaxial RG 6 kedalam pipa tembaga AC e. Lakukan pekerjaan point 1.a s.d. point 1.d sebanyak 25 kali. f. Sambung hasil dari point 1.e dengan cara di solder dan di selingi antara kabel grown dan positip kabel, perhatikan gambar

Lakukan pekerjaan diatas sehingga tersambung semua g. Setelah semua tersambung semua, diujung driven / horn dipasang stub kemudian ujung dari stub satunya lagi tersebut di pasang konektor type M40-F, perhatikan gambar

Stub Radius = 7 mm 0,8 cm 2. Finishing

2,8 cm

7,8 cm

a. Potong pipa pralon sepanjang 150 cm b. Masukkan driven / horn yang sudah di buat di point 1 kedalam pipa pralon tersebut dan konektor type M40-F berada di luar dari pralon tersebut. (lihat gambar kerja) c. Tutup bagian atas dengan penutup / dop pralon d. Gunakan glue gun menempelkan konektor type M40-F agar menempel dengan kuat di ujung pralon. ANTENA PANEL A. Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. B. Papan pcb Larutan elektrolit Plat almunium tebal 1,2 mm Baut Konektor type M40-F Timah solder Film komponen

Peralatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bor tangan Solder Tang kombinasi Tang long nose Tang potong Meteran 3 M

20

C.

Gambar Kerja 35 cm 25 cm 3,4 cmGND GND

3,6 cm Dibawahnya terdapat konektor

GND

Papan PCB

GND

Plat Almunium

3,4 cmGND

D.

Langkah kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Buat film (seperti gambar kerja) dengan cara penyablonan, kemudian pindahkan hasil sablon tersebut ke papan PCB. Rendam papan PCB tersebut di larutan fericlorit Hilangkan gambar komponen yang di sablon tersebut dengan air sehingga bersih. Siapkan almunium (ukuran sesuai gambar kerja) Letakkan almunium tersebut di bagian bawah dari papan PCB Bor bagian bulatan yang di beri tanda ground sehingga tembus ke alminium Baut bagian yang dibor tersebut. Bor bagian yang akan di beri konektor dengan bor ukuran 1 mm Bor bagian almunium untuk memasang konektor ukuran bor sesuai dengan ukuran konektor tersebut.

10. Pasang konektor, dimana bagian negatifnya menyentuh almunium dan bagian positifnya menyentuh tanda yang diberi bulatan putus-putus di gambar kerja dengan menyambungkan menggunakan kabel tembaga. 11. Untuk hasil yang baik bagian atas (gambar komponen) di lapisi dengan cat.

21