110981609 ibu hamil dengan anemia

Upload: caca-ichamio

Post on 14-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDarah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium pertukaran antara sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar, serta memiliki sifat protektif terhadap organisme dan khususnya terhadap darah sendiri. (Sylvia A. Price, dkk. 2002)Kelainan hematologi/darah yang sering terjadi adalah adanya penurunan sirkulasi jumlah sel darah merah. Kondisi ini dinamakan anemia, dapat terjadi akibat produksi darah merah dari sumsum tulang berkurang atau tingginya penghacuran sel darah merah dalam sirkulasi. Berkurang sel darah merah dapat disebabkan oleh kekurangan kofaktor untuk eritropoesis, seperti asam folat, vitamin B12, dan besi. (Brunner & Suddarth. 2002)Anemia juga sering terjadi pada ibu hamil. Dikatakan anemia pada ibu apabila kondisi ibu dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar 35 tahunb. Perdarahan akutc. Pekerja beratd. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi

2.3 PatofisiologiPerubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

2.4 KlasifikasiAnemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :a. Anemia defisiensi besi (62,3%)Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih lebih pada kehamilan kembar. b. Anemia megaloblastik ( 29,0%)Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi asam folat ( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).c. Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum tulang kurang mampu membuat sel sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat obatan. d. Anemia hemolitikAnemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yakni :1) Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.2) Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti pada infeksi ( malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD , antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457)

2.5 Gejala KlinisGejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek ( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.

2.6 Pemeriksaan DiagnostikPada pemeriksaan laboratorium ditemui : a. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

2.7 Penatalaksanaana. Therapy pengobatan 1) Therapy oral Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal. Pengobatan yang lain:a) Asam folik 15 30 mg per harib) Vitamin B12 3 X 1 tablet per haric) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per harid) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.2) Therapi parenteral Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer)b. Pencegahan1) Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.2) Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat besi.3) Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan penyakit cacingan.4) Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat penyerapan zat besi.2.8 KomplikasiAnemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai.a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.2.9 Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan laboratorium ditemui : a. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

2.10 Diagnosa Diagnosa yang sering muncul adalah,a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurangb. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dan darahc. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan proses metabolisme yang terganggu

2.11 Rencana Asuhan Keperawatana. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurangIntervensi dan rasional: Pantau asupan dan haluaran pasienR/ Sebagai pengkajian dasar Timbang dan catat berat badan pasien pada tiap jam yang samaR/ Untuk mendapatkan pembacaan yang akurat Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan sedikit tapi seringR/ Untuk meningkatkan absorpsi Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diit tinggi zat besiR/ Untuk meningkatkan kadar zat besi dalam darahb. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dan darah Pantau asupan dan haluaran pasienR/ Untuk mencegah hipovolemia yang dapat menyebabkan buruknya perfusi dan terjadinya iskemia Berikan makanan secara perlahan dan tingkatkan secara bertahapR/ Untuk memberikan kesempatan pemulihan usus pasien dalam beradaptasi dengan peningkatan kebutuhan jaringan Ajarkan pasien dan pemberi perawatan tentang kebiasaan diit yang dapat menyebabkan perfusi yang burukR/ Untuk mencegah episode perubahan perfusi jaringan gastrointestinal pada waktu yang akan datang Kolaborasi pemberian analgetikR/ Untuk mengurangi nyeric. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan proses metabolisme yang terganggu Identifikasi aktivitas-aktivitas pasien yang diinginkan dan sangat berarti baginya.R/ Untuk meningkatkan motivasinya agar lebih aktif. Instruksikan dan bantu pasien untuk beraktivitas diselingi istirahat.R/ Untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan mencegah keletihan. Ajarkan kepada pasien latihan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan.R/ Untuk meningkatkan pernafasan dan secara bertahap meningkatkan aktivitas. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi.R/ Untuk mencegah atropi otot dan kontraktur sendi.