110474526-pembuatan-shampo

12
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang industrialis dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi sudah seharusnya diciptakan suatu proses pengembangan terhadap bahan baku yang sudah ada sehingga dapat dimamfaatkan secara komersil. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan baku baik pangan maupun nonpangan. Setiap bahan baku yang ada mempunyai peluang untuk dijadikan produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dari yang sebelumnya. Sumber bahan baku tersebut banyak digunakan untuk keperluan di bidang idustri kosmetik, photografi, farmasi, bahan pemberi cita rasa, wangi-wangian dan lain lain. Proses pengolahan bahan baku tersebut salah satunya dengan cara mengkonversi menjadi produk yang diinginkan baik secara kimia maupun fisik. Shampo adalah produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, ketombe dan kotoran lain dari rambut. Shampo merupakan salah satu jenis kosmetik yang telah banyak dikenal dan digunakan sebagai salah satu produk pembersih rambut. Shampo merupakan produk yang paling banyak digunakan baik dikalangan pria maupun wanita. Pada zaman dahulu di Indonesia shampo dibuat dari kulit ari dan jerami padi. Kulit ari dan jerami dibakar dalam abu dan ditambahkan bahan alkali dan dicampur dengan air sehingga membentuk bubur. Shampo ini bisa membersihkan rambut tetapi membuat rambut menjadi sangat kering. Tidak heran lagi kalau orang- orang sering mengoleskan minyak kelapa untuk melembabkan rambut yang kering tersebut. Namun sekarang dengan ilmu dan teknologi yang semakin tinggi produk shampo dikonversi sedemikian rupa sehingga dihasilkan produk yang berkualitas. Rambut merupakan mahkota yang ada pada setiap orang. Oleh karena itu banyak orang –orang yang mengeluh apabila terjadi kerusakan pada rambut. Semakin banyak masalah yang timbul di rambut seseorang semakin menuntut industri untuk memproduksi produk shampo sesuai jenis kulit rambut seseorang. Seperti shampo anti ketobe, shampo yang mengatasi rambut rontok dan lain lain sebagainya. Tuntutan itu membuat produsen semakin teliti dalam mengkonversi bahan – bahan baku apa saja yang bisadigunakan untuk mengatasi

Upload: budi-setiawan

Post on 25-Apr-2015

88 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 110474526-pembuatan-shampo

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era yang industrialis dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi sudah seharusnya

diciptakan suatu proses pengembangan terhadap bahan baku yang sudah ada sehingga dapat

dimamfaatkan secara komersil. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan baku baik pangan

maupun nonpangan. Setiap bahan baku yang ada mempunyai peluang untuk dijadikan produk yang

memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dari yang sebelumnya. Sumber bahan baku tersebut banyak

digunakan untuk keperluan di bidang idustri kosmetik, photografi, farmasi, bahan pemberi cita rasa,

wangi-wangian dan lain lain. Proses pengolahan bahan baku tersebut salah satunya dengan cara

mengkonversi menjadi produk yang diinginkan baik secara kimia maupun fisik.

Shampo adalah produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu,

serpihan kulit, ketombe dan kotoran lain dari rambut. Shampo merupakan salah satu jenis kosmetik

yang telah banyak dikenal dan digunakan sebagai salah satu produk pembersih rambut. Shampo

merupakan produk yang paling banyak digunakan baik dikalangan pria maupun wanita. Pada zaman

dahulu di Indonesia shampo dibuat dari kulit ari dan jerami padi. Kulit ari dan jerami dibakar dalam

abu dan ditambahkan bahan alkali dan dicampur dengan air sehingga membentuk bubur. Shampo ini

bisa membersihkan rambut tetapi membuat rambut menjadi sangat kering. Tidak heran lagi kalau

orang-orang sering mengoleskan minyak kelapa untuk melembabkan rambut yang kering tersebut.

Namun sekarang dengan ilmu dan teknologi yang semakin tinggi produk shampo dikonversi

sedemikian rupa sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.

Rambut merupakan mahkota yang ada pada setiap orang. Oleh karena itu banyak orang –orang

yang mengeluh apabila terjadi kerusakan pada rambut. Semakin banyak masalah yang timbul di

rambut seseorang semakin menuntut industri untuk memproduksi produk shampo sesuai jenis kulit

rambut seseorang. Seperti shampo anti ketobe, shampo yang mengatasi rambut rontok dan lain lain

sebagainya. Tuntutan itu membuat produsen semakin teliti dalam mengkonversi bahan – bahan baku

apa saja yang bisadigunakan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada rambut dan kulit rambut.

Selain itu proses pembuatan shampo ini tidak lepas dari campuran bahan-bahan kimia yang

menambah dayaguna dari shampo itu sendiri. Mengingat banyaknya masyarakat yang menggunakan

shampo, sangat perlu diperhatikan kualitas bahan baku yang akan digunakan yakni dalam segi

komposisi dan bahan yang terkandung dalam shampo. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan shampo

yang berkualitas dan bermutu.

B. Tujuan Penulisan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan shampo, konversi yang

terjadi dalam proses pembuatannya baik secara kimia maupun fisik, mengetahui bahan – bahan apa

saja yang digunakan serta mamfaat dari produk.

Page 2: 110474526-pembuatan-shampo

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian produk

Shampo merupkan sebuah produk yang berasal dari surfaktan minyak kelapa sawit. Shampo

adalah sejenis cairan, seperti sabun, yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan kulit

(umumnya kulit kepala) sehingga dapat meluruhkan kotoran (membersihkan).Kegiatan membersihkan

kulit kepala dan rambut ini disebut keramas. Pada saat keramas, individu dianggap melakukan

perawatan dengan mencuci rambut dan kulit kepala agar bersih dari minyak, debu, serpihan kulit, dan

kotoran lain yang menempel dirambut seiring aktivitas yang dilakukannya.Dalam pengertian

ilmiahnya, shampo didefinisikan sebagai yaitu sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk

yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit

kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si pemakai. Shampo pada

umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak

alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang

melekat. Namun tidak semua shampo berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga

shampo kering berupa serbuk yang tidak menggunakan air.Shampo kering ini selain digunakan oleh

manusia, lebih umum digunakan untuk binatang peliharaan seperti kucing yang tidak menyukai

bersentuhan dengan air ataupun anjing. . Beberapa industri yang memproduksi shampo atau

perawatan rambut umumnya juga mengeluarkan produk kondisioner dengan tujuan untuk

mempermudah pengguna shampo menata kembali rambutnya.

Shampo dapat menghilangkan rasa gatal dikepala dan dapat menghilangkan ketombe. Dahulu

di setiap negara bahkan Indonesia membuat shampo dengan menggunakan jerami, kulit ari dan jerami

ditumbuk dan dicampur dengan alkali, kemudian dicampur dengan air sehingga membentuk seperti

bubur. Shampo dapat membersihkan kulit kepala dan membersihkan ketombe akan tetapi membuat

kulit kepala menjadi kering, untuk melembabkan kepala digunakanlah minyak kelapa. Shampo sendiri

bekerja dengan melepaskan minyak dalam rambut. Sebum adalah minyak yang disekresi oleh folikel

rambut yang siap diserap oleh untaian rambut dan membentuk pelindung. Sebum melindungi struktur

protein rambut dari kerusakan akan tetapi perlindungan ini menyebabkan kerusakan yang lain. Karena

kejadian tersebut rambut mengumpulkan serpihan debu dan kotoran yang disebabkan oleh sebum

tersebut. Surfaktan mengeluarkan kotoran kotoran yang disebabkan oleh sebum tersebut. Shampoo

melindungi kekurangan minyak yang ada didalam rambut dan menguatkan akar akar rambut, hal ini

dikarenakan shampo mempunyai surfaktan yang berbeda. Mekanisme pembersihan shampo yang

mendasari pembersihan rambut seperti dengan pembersihan shampo tradisional. Rambut yang tidak

rusak mempunyai permukaan hidrofobik dimana lemak dari kulit seperti sebum melekat, tetapi air

pertama kali ditolak. Lemak tidak mudah lepak hanya dengan pembilasan dengan air biasa. Surfaktan

anionik secara substansi menghilangkan ketegangan permukaan dan memperhitungkan pemidahan

sebum dari pori. Pembusahan pada shampo muncul karena pemijatan yang dilakukan pada rambut

tersebut.

Sifat sifat shampo secara umum yaitu homogen, memiliki warna yang diinginkan oleh

konsumen, memiliki aroma yang sesuai dengan aroma yang diberikan memiliki pH antara 5,5-6,5,

mengandung surfaktan anionik sebesar 11-14, dan spesifik gravity sebesar 1,02-1,05 gr/cm3. Formula

shampo yang biasa digunakan untuk memaksimalkan kualitas seperti kemudahan dalam membilas,

Page 3: 110474526-pembuatan-shampo

akhir yang baik setelah pencucian, meminimalkan iritasi mata dan kulit, terasa lebih tebal dan lembut,

tidak terjadi kerusakan pada rambut, terasa harum, tidak mengandung racun,komponen pada shampo

dapat diuraikan secara mudah, derajat keasaman tidak kurang dari 7. Selain itu shampo harus dapat

membentuk busa yang berlebih dan cepat, pada saat shampo digunakan maka busa harus cepat

mebentuk busa, kemudian shampo harus cepat dapat dibilas dengan bersih, mempunyai sifat

detergenisasi tetapi tidak berlebih, karena jika tidak kulit menjadi kering. Shampo harus stabil,

shampo tidak boleh menjadi keruh pada saat penyimpanan. Shampo untuk rambut diwarnai dan

dikeriting

Shampo ada yang dibuat khusus untuk rambut yang dicat atau diberi warna atau

dikeriting karena rambut cukup menderita dengan masuknya cairan kimia hingga ke akar rambut dan

hal ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan rambut. Shampo jenis ini lebih lembut sehingga cocok

untuk rambut yang telah melalui proses kimiawi. Shampo untuk membersihkan secara menyeluruh

(biasanya mengandung acid atau asam yang didapat dari apel, lemon atau cuka yang berfungsi untuk

menghilangkan residu atau sisa produk perawatan semacam creambath, busa untuk rambut

(foam), hairspray, lilin rambut (wax), jelly rambut (gel), dan produk lainnya yang tertinggal di kulit

kepala.] Jenis shampo ini sangat cocok digunakan saat rambut akan melalui proses kimiawi agar

rambut dan kulit kepala benar-benar bersih dengan tujuan proses kimiawi yang digunakan pada

pengeritingan atau pewarnaan dapat diserap dengan baik.] Karena unsur asam mengurangi minyak

maka jenis shampo ini dapat membuat rambut menjadi kering jika digunakan terlalu sering dan

disarankan untuk menggunakannya paling banyak dalam jangka waktu satu kali seminggu .Jenis

shampo ini mengandung protein yang membuat rambut terlihat lebih berisi atau tebal. Bila dipakai

terlalu sering maka akan terjadi penumpukan residu atau sisa shampo sehingga mengakibatkan rambut

terlihat tidak bersih. Jika rambut termasuk jenis rambut yang halus, lepek atau tidak mengembang,

tipis maka bisa digunakan jenis shampo iniTetapi sebaiknya dihindari penggunaan yang terlalu sering.

Berdasarkan bentuknya shampo dibedakan menjadi beberapa macam seperti shampo padat yang

menggunakan surfaktan kusus yang dapat memadatkan smpo tersebut. Penggunaan shampo ini harus

dicairkan terlebih dahulu. Shampo kering yang digunakan harus dibasahi terlebih dahulu. Shampo

bubuk digunakan sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan sebagai zat pengencer

biasanya

digunakan natriumkarbonat, natriumbikarbonat, natriumseskuikarbont, dinatriumfosfat atauboraks.

Shampo jenis ini dapat dikombinasikan dengan zat warna alam hena atau kamomil, sehingga dapat

memberikan sedikit efek pewarnaan pada rambut. Agar dalam air sadah dapat berbusa, biasanya

bubuk sabun diganti dengan natrium laurilsulfat. Shampo emulsi,shampo ini mudah dituang, karena

konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung dari jenis zat tambahan yang digunakan, shampo ini

diedarkan dengan berbagai nama seperti shampolanolin, shampo telur, shampo protein,

shampo brendi, shampo susu, shampo lemon atau bahkan shampo strawberry.Shampo krim atau pasta,

sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai sedang yang dapat

memberikan konsistensi kental.Untuk membuat shampo pasta dapat digunakan malam

seperti setilalkohol sebagai pengental.

Shampo larutan merupakan larutan jernih. Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi

shampo ini meliputi viskositas, warna, keharuman, pembentukan dan stabilitas busa dan

pengawetan. Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi; 0,2% larutan formaldehida, 40%

garam fenilraksa; kedua zat ini sangat beracun sehingga perlu memperhatikan batas kadar yang

ditetapkan pemerintah.Parfum yang digunakan sebanyak 0,3%-1,0%, tetapi umumnya berkadar 0,5%.

Jenis jenis shampo yang berdasarkan kegunaanya seperti shampo anti ketombe. Shampo ini telah

Page 4: 110474526-pembuatan-shampo

diperdagangkan oleh perusahaan didunia, shampo ini mengandung ketoconazole, dan Selenium sulfide

yang digunakan untuk mengurangi atau membunuh Malassecia sulfure. Shampo alami merupakan

shampo yang dibuat dengan menggunakan bahan bahan alami dan dikombinasikan dengan surfaktan.

Kemudian shampo bayi, shampo ini telah didesain dengan kulit bayi yang mudah teriritasi dan sangat

kecil dapat memedihkan mata. Shampo ini disempurnakan dengan formulasi yaitu air mengalir setelah

terkena kepala dengan frekuensi yang sangat kecil. pH yang digunakan telah disesuaikan dengan kulit

bayi dan desain komponenya tidak memedihkan mata, sehingga aman untuk digunakan. Surfaktan

yang digunakan yaitu surfaktan anionik dalm bentuk poliektosilat sintesis glikolemak, surfaktan inilah

yang dapat menetralkan mata yang masuk kedalam mata bayi. Kemudian shampo untuk hewan yang

diperuntukan untuk hewan.

Shampo merupakan produk pembersih rambut yang banyak digunakan. Didalam shampo

terdapat kandungan zat-zat kimia yang tidak baik digunakan secara terus menerus dan menimbulkan

dampak yang tidak diinginkan diantaranya zat-zat kimia tersebut dapat berpotensi mematikan sel-sel

otak serta sel-sel saraf. Bahan-bahan kimia yang terkandung didalam shampo yang sering dipakai

dimana ada bahan-bahan yang baik namun tidak sedikit ada yang kurang baik untuk rambut dan kulit

kepala. Bahan bahan kimi yang terdapat pada shampo adalah sebagai berikut : Bahan pembersih,

umumnya berupa sistem surfaktan. Kadang selain surfaktan, ditambahkan pula sedikit booster busa

untuk mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan adalah

surfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat), natrium

lauril sulfat, dan senyawa amonium. Bahan conditioner, biasanya digunakan bahan berupa surfaktan

kationik, seperti olealkonium klorida, distearildimonium klorida, dan isostearil etildimonium etosulfat.

Bahan aditif fungsional, termasuk di dalamnya bahan yang dapat mengontrol viskositas shampo.

Dapat dibayangkan apabila shampo terlalu encer, shampo akan sukar dipakai, demikian pula jika

shampo, misalnya, sekental pasta gigi. Bahan yang umum digunakan adalah surfaktan amfoterik,

seperti kokamidopropil betain atau kokamidopropil hidroksisultain. Aditif lain adalah pengontrol pH,

agar shampo mempunyai pH antara 3,5 dan 4,5.Pengawet, shampo tanpa pengawet akan menjadi

tempat ideal bagi berkembangnya berbagai jenis bakteri. Hal ini akan membuat produknya cepat rusak

dan dapat membahayakan kesehatan. Pengawet yang umum digunakan adalah natrium benzoat,

paraben, tetranatrium EDTA. Bahan aditif estetik, termasuk di dalamnya pewarna, parfum yang

membuat shampo enak dipakai. Bahan-bahan aktif medis, misalnya beberapa shampo mengandung

seng piritionin yang dapat mengobati ketombe, atau pantenol yang penting untuk pertumbuhan rambut

dan yang meningkatkan kelembaban rambut. Modifikasi viskositas. Kekentalan shampoo dapat

diperoleh dengan sejumlah senyawa-senyawa. Senyawa ini dapat digunakan untuk memodifikasi

viskositas dari shampoo termasuk elektrolit, gom alat, derivate selulosa, dan polimer karboksivinil dan

lainnya. Dalam daftar termasuk ammonium klorida, natrium klorida, gom karaya, tragakan, alginate,

hidroksiselulosa, hidroksipropilselulosa, cmc, karbopol 934, ester fosfat, sabun TEA, alcohol

polivinil, dan alkanolamida. Bahan Pengopak dan Penjernih. Sejumlah bahan pengopak atau yang

memberi efek kilauan mutiara. Pelarut non ionic, alcohol, fosfat meningkatkan transparansi. Bahan-

bahan pengopak adalah alkalonamida atau asam-asam lemak tinggi, glikol mono dan di stearat,

propilenglikol dan glikol monostearat dan palmitat, lemak alcohol (setil,stearil), emulsi susu dari

polimer vinil dan lateks, magnesium kalsium atau garam zink dari asam stearat, oksida serbuk

disperse halus atau titanium oksida, dan magnesium aluminium silikat. Bahan penjernih seperti :

etanol, isopropanol; propilenglikol, heksilen; glikol.dimetil-oktin diol fosfat; polietoksi alcohol dan

esternya. Sequestering agent.Bahan ini digunakaan untuk mencegah penimbunan dari garam kalsium

dan magnesium dari sabun ke rambut. Garam-garam EDTA dan polifosfat adalah yang paling banyak

digunakan sebagai sequestering agent dalam shampoo.

Page 5: 110474526-pembuatan-shampo

Selain itu terdapat juga nutrisi yang dicampurkan kedalam shampo dengan berbagai manfaat

yang terkandung didalam nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang bagus untuk menjaga kesehatan

rambut dan kulit kepala kita  adalah: Vitamin E, yang banyak terdapat dalam kacang-kacang dan

biji-bijjian. Vitamin E adalah vitamin yang sangat diperlukan untuk memperindah rambut. Minyak

yang menutupi pori-pori dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin E. Zink, yang banyak

terdapat pada sayuran berdaun hijau seperti bayam . Biotin, yang banyak terdapat dalam ikan salmon,

makarel dan telur. Khasiat telur untuk kesehatan rambut sudah dipercaya berabad-abad lamanya.

Bahkan, zaman dulu wanita biasa menggunakan kuning telur untuk merawat keindahan rambutnya.

Dr. Nipun Jain, konsultan senior dari Sri Balaji Action Medical Institute, di New Delhi, India,

mengungkapkan ada beberapa bahan kimia yang harus dihindari ketika memilih produk perawatan

rambut ( Anonim 2011). Isopropil alkohol,bahan kimia ini merupakan pelarut yang banyak

ditemukan sebagai pelarut pewarna rambut dan beberapa losion tubuh. Bahan kimia ini memiliki

aroma yang cukup kuat, sehingga jika terhirup akan mengakibatkan sakit kepala, pusing dan mual.

Propylene glycol, bahan kimia ini sering disebut sebagai 'agen pembasah' yang digunakan sebagai

bahan dasar pembuatan shampo dan kondisioner. Bahan ini bisa menembus kulit dengan mudah

sehingga bisa mengambil protein kulit dan membuat rambut dan kulit kepala tidak sehat.

Polyethylene glycol, Bahan kimia ini digunakan pada sejumlah perawatan tubuh dan beberapa produk

pembersih. Polyethylene glycol adalah produk dari minyak bumi. Produk yang mengandung bahan

kimia ini bisa menyebabkan kulit iritasi dan sensitif. Natrium lauril sulfat (SLS) dan sodium

laureth sulfat (SLES),kedua bahan kimia ini merupakan bahan kimia yang paling berbahaya dari

semua bahan dalam produk perawatan tubuh. Namun, sebagian besar bahan ini digunakan dalam

kondisioner rambut. Kedua bahan ini menghambat pertumbuhan kualitas dan membatasi pertumbuhan

rambut. Dengan kata lain, bahan ini menyebabkan rambut rontok. Dalam jangka panjang, SLS juga

akan menyebabkan katarak ketika terserap dalam kulit sekalipun tidak kontak langsung dengan mata.

'Dietanolamina' (DEA), 'momoethanolamine' (MEA), 'trietanolamina' (TEA)

Semua bahan kimia ini terkandung dalam shampo dan berisiko menyebabkan kanker. FD&C

(pigmen pewarna), shampo dan kondisioner banyak mengandung pewarna buatan dan sintetis

sehingga terlihat lebih menarik. Warna buatan yang digunakan dalam pewarna rambut ini

menyebabkan kulit menjadi sensitif dan menyebabkan masalah iritasi dan saraf. Beberapa pewarna

mengandung coal tar yang karsinogenik. Penyerapan warna ke dalam kulit akan menyebabkan

penurunan kadar oksigen dalam tubuh. Formahldehida, bahan ini banyak terkandung dalam shampo

dan kondisioner rambut yang bisa menyebabkan alergi ketika terkena kulit. Selain itu, bahan ini

mungkin akan menyebabkan sakit kepala dan kelelahan. Formaldehida juga dikenal bisa melemahkan

sistem kekebalan tubuh.

Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus

lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah

bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul

surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan

minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral.

Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air

dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai

hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak.

Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian

yang polar (hidrofilik) mengandung gugushidroksil. (Jatmika, 1998)

Page 6: 110474526-pembuatan-shampo

Pada proses pembuatan shampo akan digunakan bahan utama yaitu sodium lauryl ether

sulfonat, dimana bahan ini dibuat menggunakan lauryl ether (C12) dan oleum. Jika senyawa lauryl

digunakan dalam shampo, senyawa ini akan menghasilkan busa dan meningkatkan busa,

kestabilannya, meningkatkan pencucian, menstabilkan kekentalan, dan yang paling penting adalah

senyawa ini merupakan senyawa yang paling baik untuk membuat surfaktan dibandingkan yang lain.

Penggunaan oleum pada persenyawaan ini hanya untuk membantu dalam pembuatan sodium lauryl

sulfate yaitu pada proses sulfanosi.

Proses pembuatan shampo diawali dengan proses pembuatan sodium lauryl ether sulfonat,

pertama lauryl ether dicampurkan dengan oleum 20% di sulfonator yang dilengkapi dengan jaket dan

alat pendingin yang dipanaskan dengan suhu 460C dengan tekanan 1 atm waktu tinggal 4 jam, dengan

reaksi :

C12H25OC2H4OH+ SO3+H2SO4 C12H25OC2H4O SO3H+ H2SO4

lauryl ether Oleum 20% lauryl ether sulfonat As.sulfat

Dalam rekasi ini asam sulfat tidak ikut bereaksi. Hasil keluaran dari sulfonator berupa lauryl

ether sulfonat,ether, asam sulfat dan lauryl ether . Kemudian hasil keluran ini dimasukkan kedalam

mixer dimana air ditambahkan sampai konsentrasi asam sulfat dari 99% menjadi 78%. Lalu

dicampurkan dari mixer ke dekanter. Didalam dekanter inilah terjadi pemisahan lauryl ether, ether

dan asam sulfat karena memiliki perbedaan densitas yang tinggi. Selain perbedaan densitas yang

tinggi pemisahan asam sulfat dan lauryl ether sulfonat karena kedua zat ini tidak saling terlarut.

Kemudian lauryl ether sulfonat ini dinetralisai dengan menggunakan NaOH 20% didalam

netralizer dengan temperatur operasi 510C dengan reaksi :

C12H25OC2H4O SO3H+ NaOH C12H25OC2H4O SO3Na+H2O

lauryl ether sulfonat Sodium lauryl ether sulfonat

Shampo merupakan suatu produk yang dibuat dengan cara pencampuran bahan baku seperti

air deionisasi, NaCl, larutan sodium lauret sulfat , gelatin, danlain- lain. Proses pertama pembuatan

shampo adalah dengan pengadukan 2% NaCl dengan 10% air deionisasi. Air deionisasi adalah air

yang tidak mengandung garam dan mineral-mineral. Air deionisasi dibuat dengan cara menganbil air yang masih

mengandung mineral dan garam-garam, lalu dimasukkan ke sebuah resin bermuatan listrik yang dapat menarik garam-garam dan

mineral tersebut. Sehingga nantinya pada air hanya mengandung molekul H2O, bakteri, dan virus. Natrium Klorida

dikenal juga sebagai garam, garam dapur, garam meja. Merupakan senyawa ionik dengan rumus

NaCl. NaCl adalah garam yang paling bertanggung jawab atas salinitas dari laut dan dari cairan

extrakulikuler dari multiser banyak organisme sebagai bahan utama dalam garam yang dapat dimakan

ini, biasanya digunakan sebagai bumbu makan dan makanan pengawet. Dalam pembuatan sabun

cair /shampo fungsinya sebagai pengental sabun yang masih berupa air.

Selain pengadukan 2 bahan tersebut dilakukan juga pengadukan larutan 2 % sodium lauret

sulfat. Pemasukkan SLS ke dalam larutan harus hati-hati karena bila teralu panas akibatnya akan

terbentuk banyak buih, apalagi bila dengan pengadukan yang cepat maka akan terjadi buih yang

Page 7: 110474526-pembuatan-shampo

sangat banyak. Pengadukan dilakuakn pelan sampai SLS homogen dalam larutan tersebut. Sodium

lauret sulfat adalah surfaktan pada shampo atau produk lainnya yang yang bersifat sebagai pengemulsi

dan pembersih. Sodium lauret sulfat adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk

pembersih. Garam kimia ini adalah organosulfur anion yang mengandung 12-ekor karbon terikat ke

gugus sulfat, membuat zat kimia ini mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat

sebagai deterjen.

SLS adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan dalam produk-produk

pembersih noda minyak dan kotoran. Sebagai contoh, SLS ini banyak ditemukan dalam konsentrasi

tinggi pada produk-produk industri seperti pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan

shampo mobil. SLS digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur.

Zat kimia ini merupakan bahan utama di dalam formulasi kimia untuk mandi busa karena efek

pengentalnya dan kemampuan untuk menghasilkan busa. Sodium lauret sulfat inilah yang nantinya

akan menghasilkan busa pada shampo. Penggunaan larutan ini sangat dibatasi karna bersifat

karsinogen dan dapat menyebabkan iritasi maka dalam pembuatan shampo hanya digunakan 2% .

Setelah itu, dilakukan pencampuran 2 % sodium lauret sulfat dengan 2% NaCl dengan 10% air

deionisasi. Dari hasil pencampuran ini didapat sediaan satu yang nantinya dicampur kembali dengan

gelatin dan 5 % cocoamidopropil betain. Gelatin berasal dari pencampuran dengan air deionisasi yang

dipanaskan pada suhu 65-70 0C. Penggunaan gelatin pada shampo akan berpengaruh pada bentuk

kekentalan shampo dan membuuat shampo berkilaun seperti mutiara. Berfungsi sebagai 'surfactant'

singkatan dari "surface acting agent'. Cocoamidopropil betain seperti Sodium Lauryl Etner Sulfate,

zat ini memiliki kegunaan yang hampir sama sebagai pembersih atau 'pembuang' kotoran yang

menempel. Cocoamidopropil betain ini juga akan menguatkan fungsi gabungan SLS sehingga daya

surfaktannya kan menjadi sangat kuat. Sifatnya yang juga sebagai surfaktan ini adalah untuk membuat

shampo menjadi tidak mengiritasi mata sehingga daspat digunakan oleh anak-anak.

Setelah homogen kemudian ditambahkan juga asam sitrat dan bronidoxl. Fungsi asam sitrat

adalah untuk menyeimbangkan pH agar dapat menetralisir reaksi basa yang yang terjadi dalam

penyampoan rambut. Setelah ditunggu dingin kemudian ditambahkan bahan pewangi. Ditambahkan

saat dingin karena minyak atsiri tidak stabil oleh pemanasan. Kemudian yang terakhir adalah

pengecekan pH agar tetap di range netral yakni 6-7.

Pewangi dan Pewarna berfungsi sebagai bahan tambahan (addictive) dan tidak akan

mengurangi kualitas dari shampo. Jadi penambahan parfum dan pewarna dapat mempengaruhi

perhatian konsumen terhadap produk yang dihasilkan, jadi akan cepat terjual bila akan dijual.

biasanya di gunakan warna kuning dan aroma jeruk agar lebih dapat menghilangkan bau kotoran yang

akan di bersihkan

Page 8: 110474526-pembuatan-shampo

Pengadukan

Bronidox L 0,2 %

Pewangi 0,2 %

Shampoo

Sediaan I

Pemanasan

(T = 65-70 oC)

Sediaan II

Pengadukan

Pencampuran

Pencampuran

Pencampuran

Gelatin(1%, 1,5%; 2%;

2,5%)Air deionisasi sampai 100 %

5% Cocoamidopropil

betain

2% NaCl10% air

deionisasi

2% Sodium lauret sulfat