110474526-pembuatan-shampo
TRANSCRIPT
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era yang industrialis dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi sudah seharusnya
diciptakan suatu proses pengembangan terhadap bahan baku yang sudah ada sehingga dapat
dimamfaatkan secara komersil. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan baku baik pangan
maupun nonpangan. Setiap bahan baku yang ada mempunyai peluang untuk dijadikan produk yang
memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dari yang sebelumnya. Sumber bahan baku tersebut banyak
digunakan untuk keperluan di bidang idustri kosmetik, photografi, farmasi, bahan pemberi cita rasa,
wangi-wangian dan lain lain. Proses pengolahan bahan baku tersebut salah satunya dengan cara
mengkonversi menjadi produk yang diinginkan baik secara kimia maupun fisik.
Shampo adalah produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu,
serpihan kulit, ketombe dan kotoran lain dari rambut. Shampo merupakan salah satu jenis kosmetik
yang telah banyak dikenal dan digunakan sebagai salah satu produk pembersih rambut. Shampo
merupakan produk yang paling banyak digunakan baik dikalangan pria maupun wanita. Pada zaman
dahulu di Indonesia shampo dibuat dari kulit ari dan jerami padi. Kulit ari dan jerami dibakar dalam
abu dan ditambahkan bahan alkali dan dicampur dengan air sehingga membentuk bubur. Shampo ini
bisa membersihkan rambut tetapi membuat rambut menjadi sangat kering. Tidak heran lagi kalau
orang-orang sering mengoleskan minyak kelapa untuk melembabkan rambut yang kering tersebut.
Namun sekarang dengan ilmu dan teknologi yang semakin tinggi produk shampo dikonversi
sedemikian rupa sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.
Rambut merupakan mahkota yang ada pada setiap orang. Oleh karena itu banyak orang –orang
yang mengeluh apabila terjadi kerusakan pada rambut. Semakin banyak masalah yang timbul di
rambut seseorang semakin menuntut industri untuk memproduksi produk shampo sesuai jenis kulit
rambut seseorang. Seperti shampo anti ketobe, shampo yang mengatasi rambut rontok dan lain lain
sebagainya. Tuntutan itu membuat produsen semakin teliti dalam mengkonversi bahan – bahan baku
apa saja yang bisadigunakan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada rambut dan kulit rambut.
Selain itu proses pembuatan shampo ini tidak lepas dari campuran bahan-bahan kimia yang
menambah dayaguna dari shampo itu sendiri. Mengingat banyaknya masyarakat yang menggunakan
shampo, sangat perlu diperhatikan kualitas bahan baku yang akan digunakan yakni dalam segi
komposisi dan bahan yang terkandung dalam shampo. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan shampo
yang berkualitas dan bermutu.
B. Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan shampo, konversi yang
terjadi dalam proses pembuatannya baik secara kimia maupun fisik, mengetahui bahan – bahan apa
saja yang digunakan serta mamfaat dari produk.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian produk
Shampo merupkan sebuah produk yang berasal dari surfaktan minyak kelapa sawit. Shampo
adalah sejenis cairan, seperti sabun, yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan kulit
(umumnya kulit kepala) sehingga dapat meluruhkan kotoran (membersihkan).Kegiatan membersihkan
kulit kepala dan rambut ini disebut keramas. Pada saat keramas, individu dianggap melakukan
perawatan dengan mencuci rambut dan kulit kepala agar bersih dari minyak, debu, serpihan kulit, dan
kotoran lain yang menempel dirambut seiring aktivitas yang dilakukannya.Dalam pengertian
ilmiahnya, shampo didefinisikan sebagai yaitu sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk
yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit
kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si pemakai. Shampo pada
umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak
alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan kotoran yang
melekat. Namun tidak semua shampo berupa cairan atau digunakan dengan campuran air, ada juga
shampo kering berupa serbuk yang tidak menggunakan air.Shampo kering ini selain digunakan oleh
manusia, lebih umum digunakan untuk binatang peliharaan seperti kucing yang tidak menyukai
bersentuhan dengan air ataupun anjing. . Beberapa industri yang memproduksi shampo atau
perawatan rambut umumnya juga mengeluarkan produk kondisioner dengan tujuan untuk
mempermudah pengguna shampo menata kembali rambutnya.
Shampo dapat menghilangkan rasa gatal dikepala dan dapat menghilangkan ketombe. Dahulu
di setiap negara bahkan Indonesia membuat shampo dengan menggunakan jerami, kulit ari dan jerami
ditumbuk dan dicampur dengan alkali, kemudian dicampur dengan air sehingga membentuk seperti
bubur. Shampo dapat membersihkan kulit kepala dan membersihkan ketombe akan tetapi membuat
kulit kepala menjadi kering, untuk melembabkan kepala digunakanlah minyak kelapa. Shampo sendiri
bekerja dengan melepaskan minyak dalam rambut. Sebum adalah minyak yang disekresi oleh folikel
rambut yang siap diserap oleh untaian rambut dan membentuk pelindung. Sebum melindungi struktur
protein rambut dari kerusakan akan tetapi perlindungan ini menyebabkan kerusakan yang lain. Karena
kejadian tersebut rambut mengumpulkan serpihan debu dan kotoran yang disebabkan oleh sebum
tersebut. Surfaktan mengeluarkan kotoran kotoran yang disebabkan oleh sebum tersebut. Shampoo
melindungi kekurangan minyak yang ada didalam rambut dan menguatkan akar akar rambut, hal ini
dikarenakan shampo mempunyai surfaktan yang berbeda. Mekanisme pembersihan shampo yang
mendasari pembersihan rambut seperti dengan pembersihan shampo tradisional. Rambut yang tidak
rusak mempunyai permukaan hidrofobik dimana lemak dari kulit seperti sebum melekat, tetapi air
pertama kali ditolak. Lemak tidak mudah lepak hanya dengan pembilasan dengan air biasa. Surfaktan
anionik secara substansi menghilangkan ketegangan permukaan dan memperhitungkan pemidahan
sebum dari pori. Pembusahan pada shampo muncul karena pemijatan yang dilakukan pada rambut
tersebut.
Sifat sifat shampo secara umum yaitu homogen, memiliki warna yang diinginkan oleh
konsumen, memiliki aroma yang sesuai dengan aroma yang diberikan memiliki pH antara 5,5-6,5,
mengandung surfaktan anionik sebesar 11-14, dan spesifik gravity sebesar 1,02-1,05 gr/cm3. Formula
shampo yang biasa digunakan untuk memaksimalkan kualitas seperti kemudahan dalam membilas,
akhir yang baik setelah pencucian, meminimalkan iritasi mata dan kulit, terasa lebih tebal dan lembut,
tidak terjadi kerusakan pada rambut, terasa harum, tidak mengandung racun,komponen pada shampo
dapat diuraikan secara mudah, derajat keasaman tidak kurang dari 7. Selain itu shampo harus dapat
membentuk busa yang berlebih dan cepat, pada saat shampo digunakan maka busa harus cepat
mebentuk busa, kemudian shampo harus cepat dapat dibilas dengan bersih, mempunyai sifat
detergenisasi tetapi tidak berlebih, karena jika tidak kulit menjadi kering. Shampo harus stabil,
shampo tidak boleh menjadi keruh pada saat penyimpanan. Shampo untuk rambut diwarnai dan
dikeriting
Shampo ada yang dibuat khusus untuk rambut yang dicat atau diberi warna atau
dikeriting karena rambut cukup menderita dengan masuknya cairan kimia hingga ke akar rambut dan
hal ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan rambut. Shampo jenis ini lebih lembut sehingga cocok
untuk rambut yang telah melalui proses kimiawi. Shampo untuk membersihkan secara menyeluruh
(biasanya mengandung acid atau asam yang didapat dari apel, lemon atau cuka yang berfungsi untuk
menghilangkan residu atau sisa produk perawatan semacam creambath, busa untuk rambut
(foam), hairspray, lilin rambut (wax), jelly rambut (gel), dan produk lainnya yang tertinggal di kulit
kepala.] Jenis shampo ini sangat cocok digunakan saat rambut akan melalui proses kimiawi agar
rambut dan kulit kepala benar-benar bersih dengan tujuan proses kimiawi yang digunakan pada
pengeritingan atau pewarnaan dapat diserap dengan baik.] Karena unsur asam mengurangi minyak
maka jenis shampo ini dapat membuat rambut menjadi kering jika digunakan terlalu sering dan
disarankan untuk menggunakannya paling banyak dalam jangka waktu satu kali seminggu .Jenis
shampo ini mengandung protein yang membuat rambut terlihat lebih berisi atau tebal. Bila dipakai
terlalu sering maka akan terjadi penumpukan residu atau sisa shampo sehingga mengakibatkan rambut
terlihat tidak bersih. Jika rambut termasuk jenis rambut yang halus, lepek atau tidak mengembang,
tipis maka bisa digunakan jenis shampo iniTetapi sebaiknya dihindari penggunaan yang terlalu sering.
Berdasarkan bentuknya shampo dibedakan menjadi beberapa macam seperti shampo padat yang
menggunakan surfaktan kusus yang dapat memadatkan smpo tersebut. Penggunaan shampo ini harus
dicairkan terlebih dahulu. Shampo kering yang digunakan harus dibasahi terlebih dahulu. Shampo
bubuk digunakan sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan sebagai zat pengencer
biasanya
digunakan natriumkarbonat, natriumbikarbonat, natriumseskuikarbont, dinatriumfosfat atauboraks.
Shampo jenis ini dapat dikombinasikan dengan zat warna alam hena atau kamomil, sehingga dapat
memberikan sedikit efek pewarnaan pada rambut. Agar dalam air sadah dapat berbusa, biasanya
bubuk sabun diganti dengan natrium laurilsulfat. Shampo emulsi,shampo ini mudah dituang, karena
konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung dari jenis zat tambahan yang digunakan, shampo ini
diedarkan dengan berbagai nama seperti shampolanolin, shampo telur, shampo protein,
shampo brendi, shampo susu, shampo lemon atau bahkan shampo strawberry.Shampo krim atau pasta,
sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai sedang yang dapat
memberikan konsistensi kental.Untuk membuat shampo pasta dapat digunakan malam
seperti setilalkohol sebagai pengental.
Shampo larutan merupakan larutan jernih. Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi
shampo ini meliputi viskositas, warna, keharuman, pembentukan dan stabilitas busa dan
pengawetan. Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi; 0,2% larutan formaldehida, 40%
garam fenilraksa; kedua zat ini sangat beracun sehingga perlu memperhatikan batas kadar yang
ditetapkan pemerintah.Parfum yang digunakan sebanyak 0,3%-1,0%, tetapi umumnya berkadar 0,5%.
Jenis jenis shampo yang berdasarkan kegunaanya seperti shampo anti ketombe. Shampo ini telah
diperdagangkan oleh perusahaan didunia, shampo ini mengandung ketoconazole, dan Selenium sulfide
yang digunakan untuk mengurangi atau membunuh Malassecia sulfure. Shampo alami merupakan
shampo yang dibuat dengan menggunakan bahan bahan alami dan dikombinasikan dengan surfaktan.
Kemudian shampo bayi, shampo ini telah didesain dengan kulit bayi yang mudah teriritasi dan sangat
kecil dapat memedihkan mata. Shampo ini disempurnakan dengan formulasi yaitu air mengalir setelah
terkena kepala dengan frekuensi yang sangat kecil. pH yang digunakan telah disesuaikan dengan kulit
bayi dan desain komponenya tidak memedihkan mata, sehingga aman untuk digunakan. Surfaktan
yang digunakan yaitu surfaktan anionik dalm bentuk poliektosilat sintesis glikolemak, surfaktan inilah
yang dapat menetralkan mata yang masuk kedalam mata bayi. Kemudian shampo untuk hewan yang
diperuntukan untuk hewan.
Shampo merupakan produk pembersih rambut yang banyak digunakan. Didalam shampo
terdapat kandungan zat-zat kimia yang tidak baik digunakan secara terus menerus dan menimbulkan
dampak yang tidak diinginkan diantaranya zat-zat kimia tersebut dapat berpotensi mematikan sel-sel
otak serta sel-sel saraf. Bahan-bahan kimia yang terkandung didalam shampo yang sering dipakai
dimana ada bahan-bahan yang baik namun tidak sedikit ada yang kurang baik untuk rambut dan kulit
kepala. Bahan bahan kimi yang terdapat pada shampo adalah sebagai berikut : Bahan pembersih,
umumnya berupa sistem surfaktan. Kadang selain surfaktan, ditambahkan pula sedikit booster busa
untuk mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan adalah
surfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat), natrium
lauril sulfat, dan senyawa amonium. Bahan conditioner, biasanya digunakan bahan berupa surfaktan
kationik, seperti olealkonium klorida, distearildimonium klorida, dan isostearil etildimonium etosulfat.
Bahan aditif fungsional, termasuk di dalamnya bahan yang dapat mengontrol viskositas shampo.
Dapat dibayangkan apabila shampo terlalu encer, shampo akan sukar dipakai, demikian pula jika
shampo, misalnya, sekental pasta gigi. Bahan yang umum digunakan adalah surfaktan amfoterik,
seperti kokamidopropil betain atau kokamidopropil hidroksisultain. Aditif lain adalah pengontrol pH,
agar shampo mempunyai pH antara 3,5 dan 4,5.Pengawet, shampo tanpa pengawet akan menjadi
tempat ideal bagi berkembangnya berbagai jenis bakteri. Hal ini akan membuat produknya cepat rusak
dan dapat membahayakan kesehatan. Pengawet yang umum digunakan adalah natrium benzoat,
paraben, tetranatrium EDTA. Bahan aditif estetik, termasuk di dalamnya pewarna, parfum yang
membuat shampo enak dipakai. Bahan-bahan aktif medis, misalnya beberapa shampo mengandung
seng piritionin yang dapat mengobati ketombe, atau pantenol yang penting untuk pertumbuhan rambut
dan yang meningkatkan kelembaban rambut. Modifikasi viskositas. Kekentalan shampoo dapat
diperoleh dengan sejumlah senyawa-senyawa. Senyawa ini dapat digunakan untuk memodifikasi
viskositas dari shampoo termasuk elektrolit, gom alat, derivate selulosa, dan polimer karboksivinil dan
lainnya. Dalam daftar termasuk ammonium klorida, natrium klorida, gom karaya, tragakan, alginate,
hidroksiselulosa, hidroksipropilselulosa, cmc, karbopol 934, ester fosfat, sabun TEA, alcohol
polivinil, dan alkanolamida. Bahan Pengopak dan Penjernih. Sejumlah bahan pengopak atau yang
memberi efek kilauan mutiara. Pelarut non ionic, alcohol, fosfat meningkatkan transparansi. Bahan-
bahan pengopak adalah alkalonamida atau asam-asam lemak tinggi, glikol mono dan di stearat,
propilenglikol dan glikol monostearat dan palmitat, lemak alcohol (setil,stearil), emulsi susu dari
polimer vinil dan lateks, magnesium kalsium atau garam zink dari asam stearat, oksida serbuk
disperse halus atau titanium oksida, dan magnesium aluminium silikat. Bahan penjernih seperti :
etanol, isopropanol; propilenglikol, heksilen; glikol.dimetil-oktin diol fosfat; polietoksi alcohol dan
esternya. Sequestering agent.Bahan ini digunakaan untuk mencegah penimbunan dari garam kalsium
dan magnesium dari sabun ke rambut. Garam-garam EDTA dan polifosfat adalah yang paling banyak
digunakan sebagai sequestering agent dalam shampoo.
Selain itu terdapat juga nutrisi yang dicampurkan kedalam shampo dengan berbagai manfaat
yang terkandung didalam nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang bagus untuk menjaga kesehatan
rambut dan kulit kepala kita adalah: Vitamin E, yang banyak terdapat dalam kacang-kacang dan
biji-bijjian. Vitamin E adalah vitamin yang sangat diperlukan untuk memperindah rambut. Minyak
yang menutupi pori-pori dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin E. Zink, yang banyak
terdapat pada sayuran berdaun hijau seperti bayam . Biotin, yang banyak terdapat dalam ikan salmon,
makarel dan telur. Khasiat telur untuk kesehatan rambut sudah dipercaya berabad-abad lamanya.
Bahkan, zaman dulu wanita biasa menggunakan kuning telur untuk merawat keindahan rambutnya.
Dr. Nipun Jain, konsultan senior dari Sri Balaji Action Medical Institute, di New Delhi, India,
mengungkapkan ada beberapa bahan kimia yang harus dihindari ketika memilih produk perawatan
rambut ( Anonim 2011). Isopropil alkohol,bahan kimia ini merupakan pelarut yang banyak
ditemukan sebagai pelarut pewarna rambut dan beberapa losion tubuh. Bahan kimia ini memiliki
aroma yang cukup kuat, sehingga jika terhirup akan mengakibatkan sakit kepala, pusing dan mual.
Propylene glycol, bahan kimia ini sering disebut sebagai 'agen pembasah' yang digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan shampo dan kondisioner. Bahan ini bisa menembus kulit dengan mudah
sehingga bisa mengambil protein kulit dan membuat rambut dan kulit kepala tidak sehat.
Polyethylene glycol, Bahan kimia ini digunakan pada sejumlah perawatan tubuh dan beberapa produk
pembersih. Polyethylene glycol adalah produk dari minyak bumi. Produk yang mengandung bahan
kimia ini bisa menyebabkan kulit iritasi dan sensitif. Natrium lauril sulfat (SLS) dan sodium
laureth sulfat (SLES),kedua bahan kimia ini merupakan bahan kimia yang paling berbahaya dari
semua bahan dalam produk perawatan tubuh. Namun, sebagian besar bahan ini digunakan dalam
kondisioner rambut. Kedua bahan ini menghambat pertumbuhan kualitas dan membatasi pertumbuhan
rambut. Dengan kata lain, bahan ini menyebabkan rambut rontok. Dalam jangka panjang, SLS juga
akan menyebabkan katarak ketika terserap dalam kulit sekalipun tidak kontak langsung dengan mata.
'Dietanolamina' (DEA), 'momoethanolamine' (MEA), 'trietanolamina' (TEA)
Semua bahan kimia ini terkandung dalam shampo dan berisiko menyebabkan kanker. FD&C
(pigmen pewarna), shampo dan kondisioner banyak mengandung pewarna buatan dan sintetis
sehingga terlihat lebih menarik. Warna buatan yang digunakan dalam pewarna rambut ini
menyebabkan kulit menjadi sensitif dan menyebabkan masalah iritasi dan saraf. Beberapa pewarna
mengandung coal tar yang karsinogenik. Penyerapan warna ke dalam kulit akan menyebabkan
penurunan kadar oksigen dalam tubuh. Formahldehida, bahan ini banyak terkandung dalam shampo
dan kondisioner rambut yang bisa menyebabkan alergi ketika terkena kulit. Selain itu, bahan ini
mungkin akan menyebabkan sakit kepala dan kelelahan. Formaldehida juga dikenal bisa melemahkan
sistem kekebalan tubuh.
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus
lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah
bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul
surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan
minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral.
Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air
dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai
hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak.
Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian
yang polar (hidrofilik) mengandung gugushidroksil. (Jatmika, 1998)
Pada proses pembuatan shampo akan digunakan bahan utama yaitu sodium lauryl ether
sulfonat, dimana bahan ini dibuat menggunakan lauryl ether (C12) dan oleum. Jika senyawa lauryl
digunakan dalam shampo, senyawa ini akan menghasilkan busa dan meningkatkan busa,
kestabilannya, meningkatkan pencucian, menstabilkan kekentalan, dan yang paling penting adalah
senyawa ini merupakan senyawa yang paling baik untuk membuat surfaktan dibandingkan yang lain.
Penggunaan oleum pada persenyawaan ini hanya untuk membantu dalam pembuatan sodium lauryl
sulfate yaitu pada proses sulfanosi.
Proses pembuatan shampo diawali dengan proses pembuatan sodium lauryl ether sulfonat,
pertama lauryl ether dicampurkan dengan oleum 20% di sulfonator yang dilengkapi dengan jaket dan
alat pendingin yang dipanaskan dengan suhu 460C dengan tekanan 1 atm waktu tinggal 4 jam, dengan
reaksi :
C12H25OC2H4OH+ SO3+H2SO4 C12H25OC2H4O SO3H+ H2SO4
lauryl ether Oleum 20% lauryl ether sulfonat As.sulfat
Dalam rekasi ini asam sulfat tidak ikut bereaksi. Hasil keluaran dari sulfonator berupa lauryl
ether sulfonat,ether, asam sulfat dan lauryl ether . Kemudian hasil keluran ini dimasukkan kedalam
mixer dimana air ditambahkan sampai konsentrasi asam sulfat dari 99% menjadi 78%. Lalu
dicampurkan dari mixer ke dekanter. Didalam dekanter inilah terjadi pemisahan lauryl ether, ether
dan asam sulfat karena memiliki perbedaan densitas yang tinggi. Selain perbedaan densitas yang
tinggi pemisahan asam sulfat dan lauryl ether sulfonat karena kedua zat ini tidak saling terlarut.
Kemudian lauryl ether sulfonat ini dinetralisai dengan menggunakan NaOH 20% didalam
netralizer dengan temperatur operasi 510C dengan reaksi :
C12H25OC2H4O SO3H+ NaOH C12H25OC2H4O SO3Na+H2O
lauryl ether sulfonat Sodium lauryl ether sulfonat
Shampo merupakan suatu produk yang dibuat dengan cara pencampuran bahan baku seperti
air deionisasi, NaCl, larutan sodium lauret sulfat , gelatin, danlain- lain. Proses pertama pembuatan
shampo adalah dengan pengadukan 2% NaCl dengan 10% air deionisasi. Air deionisasi adalah air
yang tidak mengandung garam dan mineral-mineral. Air deionisasi dibuat dengan cara menganbil air yang masih
mengandung mineral dan garam-garam, lalu dimasukkan ke sebuah resin bermuatan listrik yang dapat menarik garam-garam dan
mineral tersebut. Sehingga nantinya pada air hanya mengandung molekul H2O, bakteri, dan virus. Natrium Klorida
dikenal juga sebagai garam, garam dapur, garam meja. Merupakan senyawa ionik dengan rumus
NaCl. NaCl adalah garam yang paling bertanggung jawab atas salinitas dari laut dan dari cairan
extrakulikuler dari multiser banyak organisme sebagai bahan utama dalam garam yang dapat dimakan
ini, biasanya digunakan sebagai bumbu makan dan makanan pengawet. Dalam pembuatan sabun
cair /shampo fungsinya sebagai pengental sabun yang masih berupa air.
Selain pengadukan 2 bahan tersebut dilakukan juga pengadukan larutan 2 % sodium lauret
sulfat. Pemasukkan SLS ke dalam larutan harus hati-hati karena bila teralu panas akibatnya akan
terbentuk banyak buih, apalagi bila dengan pengadukan yang cepat maka akan terjadi buih yang
sangat banyak. Pengadukan dilakuakn pelan sampai SLS homogen dalam larutan tersebut. Sodium
lauret sulfat adalah surfaktan pada shampo atau produk lainnya yang yang bersifat sebagai pengemulsi
dan pembersih. Sodium lauret sulfat adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk
pembersih. Garam kimia ini adalah organosulfur anion yang mengandung 12-ekor karbon terikat ke
gugus sulfat, membuat zat kimia ini mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat
sebagai deterjen.
SLS adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan dalam produk-produk
pembersih noda minyak dan kotoran. Sebagai contoh, SLS ini banyak ditemukan dalam konsentrasi
tinggi pada produk-produk industri seperti pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan
shampo mobil. SLS digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur.
Zat kimia ini merupakan bahan utama di dalam formulasi kimia untuk mandi busa karena efek
pengentalnya dan kemampuan untuk menghasilkan busa. Sodium lauret sulfat inilah yang nantinya
akan menghasilkan busa pada shampo. Penggunaan larutan ini sangat dibatasi karna bersifat
karsinogen dan dapat menyebabkan iritasi maka dalam pembuatan shampo hanya digunakan 2% .
Setelah itu, dilakukan pencampuran 2 % sodium lauret sulfat dengan 2% NaCl dengan 10% air
deionisasi. Dari hasil pencampuran ini didapat sediaan satu yang nantinya dicampur kembali dengan
gelatin dan 5 % cocoamidopropil betain. Gelatin berasal dari pencampuran dengan air deionisasi yang
dipanaskan pada suhu 65-70 0C. Penggunaan gelatin pada shampo akan berpengaruh pada bentuk
kekentalan shampo dan membuuat shampo berkilaun seperti mutiara. Berfungsi sebagai 'surfactant'
singkatan dari "surface acting agent'. Cocoamidopropil betain seperti Sodium Lauryl Etner Sulfate,
zat ini memiliki kegunaan yang hampir sama sebagai pembersih atau 'pembuang' kotoran yang
menempel. Cocoamidopropil betain ini juga akan menguatkan fungsi gabungan SLS sehingga daya
surfaktannya kan menjadi sangat kuat. Sifatnya yang juga sebagai surfaktan ini adalah untuk membuat
shampo menjadi tidak mengiritasi mata sehingga daspat digunakan oleh anak-anak.
Setelah homogen kemudian ditambahkan juga asam sitrat dan bronidoxl. Fungsi asam sitrat
adalah untuk menyeimbangkan pH agar dapat menetralisir reaksi basa yang yang terjadi dalam
penyampoan rambut. Setelah ditunggu dingin kemudian ditambahkan bahan pewangi. Ditambahkan
saat dingin karena minyak atsiri tidak stabil oleh pemanasan. Kemudian yang terakhir adalah
pengecekan pH agar tetap di range netral yakni 6-7.
Pewangi dan Pewarna berfungsi sebagai bahan tambahan (addictive) dan tidak akan
mengurangi kualitas dari shampo. Jadi penambahan parfum dan pewarna dapat mempengaruhi
perhatian konsumen terhadap produk yang dihasilkan, jadi akan cepat terjual bila akan dijual.
biasanya di gunakan warna kuning dan aroma jeruk agar lebih dapat menghilangkan bau kotoran yang
akan di bersihkan
Pengadukan
Bronidox L 0,2 %
Pewangi 0,2 %
Shampoo
Sediaan I
Pemanasan
(T = 65-70 oC)
Sediaan II
Pengadukan
Pencampuran
Pencampuran
Pencampuran
Gelatin(1%, 1,5%; 2%;
2,5%)Air deionisasi sampai 100 %
5% Cocoamidopropil
betain
2% NaCl10% air
deionisasi
2% Sodium lauret sulfat