1104-2129-1-pb

Upload: luqman-bahdim

Post on 19-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • JFP F Ihttp://journal.unnes.ac.id

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUKPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP

    M. A. Hertiavi , H. Langlang *, S. Khanafiyah1 2 2

    1

    2

    SMK Negeri 1 KaligondangJurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

    Diterima: 9 September 2009. Disetujui: 7 Oktober 2009. Dipublikasikan: Januari 2010

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa serta ada atautidaknya peningkatan kemampuan pemecahan masalah oleh siswa. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pembelajaranyang menitikberatkan pada diskusi oleh kelompok ahli dan kelompok asal. Diskusi yang dilakukan oleh siswa bertujuan untukmemecahkan masalah-masalah fisika. Masalah yang diajukan berisi tentang materi fisika yang berkaitan dengan kehidupansehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Penelitian tindakan kelas ini difokuskanpada peningkatan hasil belajar kognitif yang berupa kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan afektif siswa yang berupakeaktifan siswa saat berlangsungnya pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajarankooperatif tipe Jigsaw mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

    The classroom action research with three cycles aiming to study the application of Jigsaw type cooperative learning model onstudent and whether there is an increase of problem solving ability of the student. The research was also focused on the increase ofcognitive learning achievement in the forms of problem solving ability and affective ability in the form of student's activity during thelesson. The jigsaw cooperative learning is the learning focusing on discussion done by expert group and origin group. Discussionperformed by the students aimed to solve physics problems containing physics material related to daily life. The result showed thatthe application of jigsaw type cooperative learning model was able to solve problem solving ability of the student.

    ABSTRAK

    ABSTRACT

    2010 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

    Keywords: Jigsaw; cooperative learning; problem solving

    PENDAHULUAN

    Dalam pendidikan terdapat paradigma lama yaituproses pembelajaran berjalan satu arah saja dandidominasi oleh guru. Kesalahan guru dalam memilihstrategi pembelajaran dapat menyebabkan siswa kurangtertarik pada pembelajaran sehingga berdampak padaberkurangnya motivasi dan keaktifan siswa selamaproses belajar mengajar. Hal tersebut juga akanmenyebabkan hasil belajar siswa yang tidak maksimal.Hasil wawancara dengan salah seorang guru fisikamenyatakan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswahasilnya kurang memuaskan. Tidak maksimalnya hasilbelajar siswa tersebut disebabkan oleh rendahnyakemampuan pemecahan masalah siswa.

    Kemampuan pemecahan masalah berartikecakapan menerapkan pengetahuan yang diperolehsebelumnya ke dalam situasi yang belum dikenal.Kemampuan memecahkan masalah sangat dibutuhkanoleh siswa. Karena pada dasarnya siswa dituntut untukberusaha sendiri mencari pemecahan masalah sertapengetahuan yang menyertainya, menghasilkanpengetahuan yang benar-benar bermakna.Konsekuensinya adalah siswa akan mampu

    menyelesaikan masalah-masalah serupa ataupunberbeda dengan baik karena siswa mendapatpengalaman konkret dari masalah yang terdahulu(Trianto, 2007).

    Memecahkan suatu masalah merupakan aktivitasdasar bagi manusia karena dalam menjalani kehidupanmanusia pasti akan berhadapan dengan masalah.Apabila suatu cara atau strategi gagal untukmenyelesaikan sebuah masalah maka hendaknyadicoba dengan cara yang lain untuk menyelesaikannya.Suatu pertanyaan merupakan masalah apabilaseseorang tidak mempunyai aturan atau hukum tertentuyang dengan segera dapat digunakan untuk menemukanjawaban dari pertanyaan tersebut. Mengajar siswa untukmenyelesaikan masalah memungkinkan siswa untukmenjadi lebih analitis dalam mengambil keputusan didalam kehidupan. Dengan kata lain bila seorang siswadilatih untuk menyelesaikan masalah siswa itu mampumengambil keputusan sebab siswa itu menjadimempunyai keterampilan tentang untuk mengumpulkaninformasi yang relevan, menganalisis informasi, danmenyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yangtelah diperoleh. Menurut teori belajar yang dikemukakanGagne dalam Suyitno (2004: 8) menyebutkan bahwaketerampilan intelektual yang tinggi yang termasukdidalamnya yaitu penalaran matematis dapat dilatih dandikembangkan melalui pemecahan masalah atauproblem solving. Menurut Suyitno (2004: 8) pertanyaandisebut sebagai problem bagi siswa jika memenuhisyarat-syarat adalah siswa memiliki pengetahuan

    *Alamat korespondensi:Jl. Banteng Raya 20 RT 05/IV SemarangTelp/Fax. +62246713217Email: [email protected]

    ISSN: 1693-12462010Januari

    Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 53-57

  • prasyara sebelum mengerjakannya, siswa belummengetahui prosedur untuk memecahkan masalah,siswa memiliki kemauan untuk menye lesaikan masalah,siswa diperkirakan mampu menyelesaikan masalah.

    Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakansalah satu tipe strategi pembelajaran yang kooperatif danfleksibel. Dalam pembelajaran tipe Jigsaw, siswa dibagimenjadi kelompok-kelompok yang anggotanyamempunyai karakteristik heterogen. Masing-masingsiswa bertanggung jawab untuk mempelajari topik yangditugaskan dan mengajarkan pada anggotakelompoknya, sehingga mereka dapat saling berinteraksidan saling bantu. Hal tersebut sama dengn hasilpenelitian Novi (2008) yang menyatakan bahwakeunggulan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalahpembelajaran ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan jugapembelajaran orang lain serta dapat meningkatkan sikapkerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materiyang ditugaskan. Riset yang berkaitan denganpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw banyak dilakukansalah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipeJigsaw terbukti dapat meningkatkan kemampuanakademik siswa (Carol, 1989).

    Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sesuai apabiladiterapkan pada materi-materi yang tidak banyakmemuat rumus atau persamaan namun lebih banyakmemuat teori-teori. Materi yang demikian memudahkansiswa untuk membaca sendiri sebelum pembelajaran dikelas dimulai. Jadi siswa diharapkan sudah memilikipengetahuan dasar sebelum dilakukan pembelajaran.Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran tipe Jigsawyang mengedepankan pengalaman siswa dan padapelaksanaannya siswa harus berbagi pengalamanataupun pendapat kepada siswa lain. Pada penelitian iniyang dimaksud pembelajaran kooperatif tipe Jigsawadalah: sebelum dimulai pembelajaran kooperatif tipeJigsaw siswa diberi tugas untuk membaca materi yangakan dibahas pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,siswa juga diberi tugas untuk mengerjakan soal yangjawabannya terdapat pada materi bacaan tersebut, saatpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berlangsung, siswadibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan jumlahanggota sesuai dengan jumlah lembar ahli. Pembagiankelompok tersebut berdasarkan pada: kemampuan, asal,dan latar belakang yang beragam. Kelompok ini disebutdengan kelompok asal, masing-masing anggotakelompok akan mendapat satu lembar ahli yang berbeda.Lembar ahli tersebut berisi soal-soal yang bertujuanuntuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalahsiswa, langkah selanjutnya adalah siswa yangmemperoleh lembar ahli yang sama dari masing-masingkelompok asal akan bergabung membentuk kelompokahli, di dalam kelompok ahli, siswa berdiskusi untukmemecahkan soal-soal pada lembar ahli, setelah diskusipada kelompok ahli selesai, kemudian siswa kembali kekelompok asal dan mempresentasikan hasil diskusi padakelompok ahli. Selain itu siswa juga melakukan tanyajawab tentang soal-soal tadi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui prosespenerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsawsehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahanmasalah siswa SMP dan mengetahui peningkatankemampuan pemecahan masalah siswa SMP Negeri 38

    pada tiap-tiap siklus pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.Subyek penelitian yaitu siswa kelas VII A SMP Negeri 38Semarang tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 38siswa. Penelitian ini difokuskan pada proses penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, kinerja guru,aktivitas siswa, dan peningkatan kemampuanpemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal.

    Penelitian tindakan kelas tersebut terlaksanadalam tiga siklus dengan tiga kali pertemuan denganmenerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaituperencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi(Zainal, 2007). Perencanaan siklus pertama disusunberdasarkan hasil observasi awal yang menunjukkankemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah.Pelaksanaan kegiatan pada siklus selanjutnya bisadikatakan hampir sama dengan siklus pertama, tetapisub pokok bahasannya berbeda. Materi pada siklus Iadalah zat dan wujudnya. Materi pada siklus II adalahadhesi, kohesi, kapilaritas, dan massa jenis zat. Materipada siklus III adalah pemuaian

    Sebelum tahap perencanaan perlu dilakukanidentifikasi permasalahan. Hasil observasi awal di kelasVII A SMP Negeri 38 Semarang dan wawancara denganguru mata pelajaran IPA Fisika menunjukkankemampuan pemecahan masalah pada kelas tersebutmasih rendah. Setelah merumuskan permasalah yangada kemudian peneliti merencanakan penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hal yang perludipersiapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalahpembuatan instrumen pembelajaran. Intrumen tersebutberupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),tugas membaca, soal untuk lembar ahli, lembarobservasi dan soal evaluasi akhir siklus. Pelaksanaanpembelajaran dilakukan sesuai dengan rencanapelaksanaan pembelajaran yang telah disusunsebelumnya. Materi yang dipelajari berbeda pada setiapsiklusnya. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh peneliti danobserver yang merupakan guru IPA Fisika. Setiap akhirsiklus dilaksanakan refleksi dan evaluasi.

    Refleksi adalah mengkaji kembali semua kegiatanyang telah dilakukan pada pembelajaran kooperatif tipeJigsaw. Hasil refleksi kemudian digunakan untukmengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakanmencapai sasaran. Hasil evaluasi digunakan untukmerencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.Secara sistematis penelitian tindakan kelas yangdilakukan seperti pada Gambar 1.

    Instrumen penelitian yang digunakan terdiri darirencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar ahliberisi permasalahan-permaalahan yang akandidiskusikan oleh kelompok ahli, tugas membaca, tesevaluasi akhir siklus, dan lembar observasi. Instrumenyang diberikan berisi masalah yang kerap dihadapi parasiswa. Soal-soal tersebut berupa soal uraian. Sebelumalat evaluasi digunakan, dilakukan uji coba terlebihdahulu untuk memperoleh butir soal yang baik dan datayang akurat. Dari hasil tes uji coba, dihitung validitas,reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda darimasing-masing soal, kemudian digunakan untuk

    METODE

    Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 53-5754

  • mengambil data.Lembar observasi digunakan untuk menilai

    kemampuan afektif siswa tiap siklus. Lembar observasiyang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skalabertingkat, yaitu sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkat penskorandengan skala penskoran sesuai dengan kriteria yangditetapkan. Indikator keberhasilan pada penelitian

    tindakan kelas (PTK) ini adalah adanya peningkatankemampuan peme-cahan masa lah se lamapembelajaran, ke-tuntasan individual disesuaikandengan KKM di SMP Negeri 38 Semarang yaitu bilasiswa mencapai nilai 65 dan ketuntasan klasikal apabila85 % dari seluruh siswa dalam satu kelas memperolehnilai.

    Permasalahan:

    Kemampuan pemecahan masalah

    Selesai

    Indikator Tercapai Indikator Belum tercapai Perbaikan Siklus II

    Siklus

    selanjutnya

    Evaluasi:

    Mengamati dan

    menganalisis

    pelaksanaan

    pembelajaran

    sebagai landasan

    Pelaksanaan:

    Penerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe Jigsaw

    - Mengerjakan tugas membaca

    - Diskusi di kelompok ahli dan

    Perencanaan:

    Menyusun

    instrumen untuk

    penerapan model

    pembelajaran

    kooperatif tipe

    Gambar 1. Desain penelitian tindakan kelas

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw untuk Peningkatan Kemampuan PemecahanMasalah adalah sebagai berikut :

    Sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatiftipe Jigsaw disusun beberapa instrumen berupa:Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal-soaltugas membaca, soal-soal lembar ahli, soal evaluasiakhir siklus dan lembar keaktifan siswa. Untukmeningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalampembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dilakukanpemberian soal yang bertujuan meningkatkankemampuan pemecahan masalah. Soal-soal tersebutdiberikan sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas,yakni pekerjaan rumah, saat siswa berdiskusi kelompokdi kelas dan saat tes akhir siklus. Soal-soal yangdiberikan dalam langkah tersebut berupa soal uraian.Lembar keaktifan digunakan untuk mengukur hasilbelajar afektif siswa selama proses pembelajaran.Lembar keaktifan diisi oleh observer, yaitu guru IPAfisika.Selain lembar keaktifan siswa, hasil belajar kognitif siswajuga diobservasi. Observasi tersebut digunakan sebagaiindikator hasil belajar kognitif siswa secara klasikal dandilakukan setelah pembelajaran selesai. Usaha yang

    dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuanpemecahan masalah siswa adalah mengusahakanpemberian soal-soal yang berisi kemampuanpemecahan masalah dengan menggunakan bahasayang mudah dimengerti siswa dan isinya pundisesuaikan dengan materi yang dipelajari. Siswa jugaselalu diingatkan untuk mengerjakan tugas membacaagar sebelum pelaksanaan pembelajaran siswa sudahmempunyai pengetahuan awal. Saat pelaksanaandiskusi, siswa juga mendapat pengarahan oleh guru.Apabila saat diskusi siswa mulai sibuk dengan kegiatanyang tidak berhubungan dengan diskusi maka siswadiingatkan oleh guru agar kembali berdiskusi denganbaik.

    Untuk mengetahui gambaran persentasekemampuan pemecahan masalah siswa sebagaikemampuan kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 1.Berdasarkan uji t (dibandingkan dengan hasil siklusselanjutnya) yang dilakukan pada tiap akhir siklusdiperoleh peningkatan hasil belajar kognitif siswa yangsignifikan dari siklus ke siklus.

    Kemampuan pemecahan masalah yangmerupakan hasil belajar kognitif mengalami peningkatansetelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw dan memenuhi indikator keberhasilan. Hal

    M. A. Hertiavi, H. Langlang*, S. Khanafiyah - Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw... 55

  • tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya ketuntasanbelajar pada setiap akhir siklus. Penggunaan diskusipada kelompok-kelompok kecil terbukti dapatmeningkatkann kualitas belajar siswa. Hal tersebutsesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1994:152) bahwa salah satu tujuan pengajaran pada kelompokkecil adalah untuk memberi kesempatan pada setiaps i swa un tuk mengembangkan kemampuanmemecahkan masalah secara rasional yang didukungpula oleh pendapat Slavin (2002) yang menyatakanbahwa anak-anak yang berusia sebaya akan lebihmudah untuk bekerja sama. Keberhasilan pembelajarankoopeartif tipe Jigsaw untuk meningkatkan kemampuanpemecahan masalah juga didukung oleh pendapatPerkins (2001: 111) yang menunjukkan bahwa teknikpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat membantusiswa memahami prosedur pemecahan masalah,pembelajaran menjadi lebih efisien, dan dapatmeningkatkan pengalaman belajar siswa. Untukmengetahui gambaran persentase kemampuan afektifsiswa dapat dilihat pada Tabel 2.

    Hasil BelajarAfektif Siswa Kelas VIIA

    Hasil belajar afektif siswa merupakan kegiatan yangdilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaranuntuk mencapai hasil belajar. Aktivitas siswa yangdiamati dalam proses pembelajaran materi zat danwujudnya serta pemuaian dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu: mengerjakantugas membaca, berperan aktif dalam diskusi kelompokdengan cara bertanya dan menyampaikan pendapat,serta melakukan presentasi dengan di kelompoknya.Tugas membaca begitu penting dalam penelitian inikarena dengan mengerjakan tugas membaca, siswamemperoleh pengetahuan awal sebelum pembelajaransehingga pembelajaran berjalan dengan lancar.Berdasarkan hasil penelitian Garderen (2004: 226)menyatakan bahwa siswa dianjurkan lebih banyakmembaca untuk meningkatkan ketrampilan pemahaman.Secara keseluruhan hasil belajar afektif pada tiap siklusmengalami peningkatan.

    Observasi kinerja guru bertujuan untuk mengetahuikinerja atau kemampuan guru dalam melaksanakan

    Tabel 2.

    proses pembelajaran. Observasi kinerja guru inidilakukan karena guru merupakan komponen pentingdalam menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.Guru bertugas mengatur dan mengendalikan kehidupankelas. Cara dan strategi guru melaksanakan prosespembelajaran sangat berpengaruh terhadapkeberhasilan kegiatan pembelajaran. Merujuk padapendapat Dimyati dan Mudjiono (1994: 34) yangmenyatakan bahwa penyesuaian model pembelajaranyang disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan belajar,dan kondisi sekolah, dapat meningkatkan mutu hasilbelajar. Guru juga berfungsi sebagai informator(menyampaikan pengetahuan atau meyampaikanmateri), motivator (memotivasi siswa), dan fasilitator(memberikan fasilitas atau jalan keluar apabila siswamengalami kesulitan selama proses pembelajaran).Guru juga dituntut agar dalam pembelajaranmenc ip takan suasana yang menyenagkan,pembelajaran yang lebih hidup, dan tidak tegang.Dengan situasi tersebut, siswa menjadi lebih aktif untukbertanya, berpendapat, dan berdiskusi. Hamid (2007)menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang aktif,kreatif, dan menyenangkan dapat menciptakanlingkungan yang rileks, tidak membuat siswa menjadistress dan dapat mencapai keberhasilan yang tinggi.

    Observasi kinerja guru dilakukan setiappembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Observasi kinerjaguru meliputi menyampaikan bahan apersepsi,menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,menyampaikan bahan atau informasi, menggunakanalat atau media pengajaran, mengorganisasikan siswake dalam kelompok, membimbing kelompok bekerjadan belajar, melaksanakan penilaian selama prosesbelajar mengajar berlangsung, dan menyimpulkanpelajaran.

    Penerapan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw dalam upaya meningkatkan kemampuanpemecahan masalah siswa telah dilaksanakan.Pelaksanaannya telah sesuai dengan RPP yangdisusun. Selama proses pembelajaran kooperatif tipeJigsaw dilakukan beberapa tindakan tiap siklusnya yaitu:perencanaan, tindakan, refleksi, dan evaluasi.Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis data, makadapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipeJigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemecahanmasalah siswa yang tergambar dari meningkatnyasecara signifikan hasil belajar siswa.

    Peneliti memberikan saran agar guru dapatmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw sebagai pertimbangan untuk meningkatkankemampuan pemecahan masalah siswa., guruhendaknya lebih terampil untuk mengorganisasikansiswa saat pembentukan kelompok dan diskusi agarwaktu untuk pembelajaran lebih efektif, guru lebihmensosialisasikan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw agar siswa tidak kesulitan dalam mengikutinya,guru lebih memberi motivasi kepada siswa agar siswamengerjakan tugas-tugasnya dan tidak menghambatproses pembelajaran.

    SIMPULAN DAN SARAN

    KeteranganSetelah Tindakan

    Siklus I Siklus II Siklus III

    1

    No.

    Nilai Tertinggi 75 80 93

    2 Nilai Terendah 60 60 64

    3 Nilai Rata-rata 68,32 73,61 83,84

    4 Ketuntasan Klasikal (%) 73,32 89,47 94,74

    Tabel 1. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII A

    No.Keterangan

    Setelah Tindakan

    Siklus I Siklus II Siklus III1 Nilai Tertinggi 75 80 932 Nilai Terendah 60 60 643 Nilai Rata-rata 68,32 73,61 83,844 Ketuntasan Klasikal (%) 73,32 89,47 94,74

    Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 53-5756

  • DAFTAR PUSTAKA

    Aqib, Z. 2007. . Bandung:Yrama Widya

    Carrol, D W. 1986. Use Of The Jigsaw Technique InLaboratory And Discussion Classes.

    . 13: 208 210Dimyati dan Mudjiono. 1994. .

    Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan

    Garderen, D. 2004.

    Penelitian Tindakan Kelas

    Journal ofTeaching and Psychology

    Belajar dan Pembelajaran

    Reciprocal Teaching as aComprehension Strategy for Understanding

    Mathematical Word Problems

    JurnalPendidikan

    Journal ofTeaching and Psychology

    Dasar-Dasar Proses PembelajaranMatematika

    Model Pembelajaran Inovatif BeorientasiKonstruktivisme

    . Reading and WritingQuarterly. 20: 225-229

    Hamid, A. 2007. Pembelajaran Melalui Pakem.4: 3 - 5

    Perkins, D V. 2001. A "Jigsaw Classroom" Technique forUndergraduate Statistics Courses.

    . 28: 111 113Suyitno, A. 2004.

    . Semarang: Universitas NegeriSemarang

    Trianto. 2007.. Jakarta: Prestasi Pustaka

    Publisher

    M. A. Hertiavi, H. Langlang*, S. Khanafiyah - Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw... 57