110-abstrak_mapeki_14_joko_priyono (1)

2
Bahan Pasak Penahan Geser pada Kekuatan Sambungan Tampang Dua Dwi Joko Priyono 1,2 , Surjono Surjokusumo 3 ,Yusuf S.Hadi 3 dan Naresworo Nugroho 3 1 Mahasiswa Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor 2 Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 3 Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor e-mail: [email protected] Abstrak Sambungan kayu (timber connections) memerlukan alat sambung (connector) yang antara lain berupa pasak yang mampu menyalurkan beban dari kayu ke kayu baik tegangan tekan atau tarik lewat sepanjang sambungan. Pasak adalah alat penyambung yang dimasukkan ke dalam takikan dalam kayu dan yang dibebani tekanan dan geseran. Sambungan dengan baut paling sering digunakan karena faktor kemudahan dalam pengerjaan, namun demikian, jenis sambungan tersebut kurang efisien karena bila terjadi gaya geser maka akan ditahan oleh baut dan kayu dengan hanya seluas penampang baut. Hal tersebut akan berbeda kalau digunakan sambungan pasak, dimana yang akan menahan gaya aksial adalah pasak dan kayu, yaitu untuk geser pasak adalah luas penampang pasak dikalikan panjang pasak, sedang untuk kuat tekan kayu adalah sebesar setengah luas penampang lubang pasak dikalikan dengan panjang lubang pasak. Penelitian ini mencoba mengetahui perbedaan 13 sistem sambungan tampang dua yang terdiri atas sambungan berperekat, sambungan pasak baut, sambungan pasak bambu, sambungan pasak penahan geser sejenis berpengencang bambu, sambungan pasak penahan geser sejenis berpengencang klam, sambungan pasak penahan geser dengan bahan pasak kayu sejenis, kayu sejenis dipadatkan, kayu ulin dan besi. Untuk 4 jenis sambungan pasak penahan geser yang disebut terakhir terdiri atas bentuk bulat dan segi empat. Pengamatan kekuatan sistem sambungan tersebut meliputi kekuatan menahan beban dan nilai sesaran (strength and displacement) pada batas proporsi, kekuatan maksimum, tegangan ijin dan tegangan pada sesaran yang rasional bagi konstruksi Indonesia serta tinjauan terhadap standar yang berlaku di beberapa negara. Pengujian sambungan kayu menggunakan mesin UTM Baldwin yang dilengkapi dialgauge

Upload: sony-arifianto

Post on 16-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

,

TRANSCRIPT

Page 1: 110-Abstrak_Mapeki_14_joko_priyono (1)

Bahan Pasak Penahan Geser pada Kekuatan Sambungan Tampang Dua

Dwi Joko Priyono1,2, Surjono Surjokusumo3,Yusuf S.Hadi3 dan Naresworo Nugroho3

1Mahasiswa Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor2Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

3Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogore-mail: [email protected]

Abstrak

Sambungan kayu (timber connections) memerlukan alat sambung (connector) yang antara lain berupa pasak yang mampu menyalurkan beban dari kayu ke kayu baik tegangan tekan atau tarik lewat sepanjang sambungan. Pasak adalah alat penyambung yang dimasukkan ke dalam takikan dalam kayu dan yang dibebani tekanan dan geseran. Sambungan dengan baut paling sering digunakan karena faktor kemudahan dalam pengerjaan, namun demikian, jenis sambungan tersebut kurang efisien karena bila terjadi gaya geser maka akan ditahan oleh baut dan kayu dengan hanya seluas penampang baut. Hal tersebut akan berbeda kalau digunakan sambungan pasak, dimana yang akan menahan gaya aksial adalah pasak dan kayu, yaitu untuk geser pasak adalah luas penampang pasak dikalikan panjang pasak, sedang untuk kuat tekan kayu adalah sebesar setengah luas penampang lubang pasak dikalikan dengan panjang lubang pasak. Penelitian ini mencoba mengetahui perbedaan 13 sistem sambungan tampang dua yang terdiri atas sambungan berperekat, sambungan pasak baut, sambungan pasak bambu, sambungan pasak penahan geser sejenis berpengencang bambu, sambungan pasak penahan geser sejenis berpengencang klam, sambungan pasak penahan geser dengan bahan pasak kayu sejenis, kayu sejenis dipadatkan, kayu ulin dan besi. Untuk 4 jenis sambungan pasak penahan geser yang disebut terakhir terdiri atas bentuk bulat dan segi empat. Pengamatan kekuatan sistem sambungan tersebut meliputi kekuatan menahan beban dan nilai sesaran (strength and displacement) pada batas proporsi, kekuatan maksimum, tegangan ijin dan tegangan pada sesaran yang rasional bagi konstruksi Indonesia serta tinjauan terhadap standar yang berlaku di beberapa negara. Pengujian sambungan kayu menggunakan mesin UTM Baldwin yang dilengkapi dialgauge (deflektometer) dengan tingkat kesalahan 0.05%. Pencatatan sesaran dilakukan untuk setiap kilogram interval beban. Hasil penelitian analisis sidik ragam membuktikan bahwa semua perlakuan yang dilakukanmenghasilkan nilai yang berbeda secara signifikan. Kekuatan pada batas maksimum diperoleh sambungan pasak berpenahan geser besi bulat sebesar 8354 kg ( atau 4138 kg pada batas proporsi) sedang terendah adalah sambungan pasak kayu sejenis dengan pengencang plat klam sebesar 1330 kg (atau 721 kg pada batas proporsi). Sesaran terbesar dicapai oleh sambungan pasak bambu sebesar 11,6 mm (2.85 mm pada batas proporsi), sedang terendah adalah sambungan berperekat sebesar 1 mm (0.25 mm pada batas proporsi). Dibanding sambungan tampang dua dengan sistem klam atau sistem berperekat, hasil penelitian membuktikan sambungan pasak berpenahan geser memberikan kekuatan yang lebih baik meski sambungan dengan pasak bambu menghasilkan nilai sesaran yang tinggi.

Kata kunci: kekuatan menahan beban, pasak penahan geser, sambungan tampang dua, sesaran.

Page 2: 110-Abstrak_Mapeki_14_joko_priyono (1)