transindo 110

24
Baca Hal... 9 Email : [email protected], [email protected] EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015 Harga Rp. 6.500,- (Luar Jakarta + Ongkos Kirim) Baca Hal... 24 Baca Hal... 16 Baca Hal... 12 Stasiun Pasar Senen Tak Luput dari Perhatian Pejabat Negara Berkomitmen Terus Tingkatkan Mutu Diklat Laut Direktur BP3IP Jakarta, Capt. Mulder Mustafa, SE Bentuk SDM Transportasi Handal Lewat Madatukar AP I Gelar Training Branch Key User SAP Modul Fico Dirut PT KAI Edi Sukmoro mendampingi Menhub Ignasius Jonan keka berinteraksi dengan penumpang KA Senja Utama Yogya. Direktur BP3IP Jakarta, Capt. Mulder Mustafa, SE. Kepala BPSDM Kemenhub, Wahju Satrio Utomo. Human Capital and General Affairs Director Angkasa Pura Airports, Saptandri Widiyanto. S ejalan dengan tekad pemerintah untuk memberdayakan sektor kelautan dalam bingkai tol laut, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya-Ibukota Jawa Timur, kian memegang peran penting. Pelabuhan ini masuk dalam koridor penting sebagai salah satu simpul bagi pengembangan sistem integrasi angkutan logistik nasional. Peran pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok ini, selain untuk menunjang angkutan logistik interinsuler (domestic), juga untuk menunjang perdagangan ekspor - impor. Apalagi Tanjung Perak selama ini juga menjadi gerbang bagi angkutan perdagangan untuk Indonesia bagian Timur. Sehingga keberadaan pelabuhan ini kian penting untuk mendukung kelancaran perdagangan dan partumbuhan ekonomi masyarakat. Selain berfungsi sebagai kolektor juga menjadi simpul penting bagi distribusi barang dari dan ke Kawasan Timur Indonesia, termasuk Jawa Timur dan hinterland-nya. Tak hanya di Pelabuhan Tanjung Priok, menghadapai era pasar bebas, efisiensi dwelling time (waktu tunggu bongkar muat peti kemas) di pelabuhan, juga menjadi target yang harus bisa direalisasikan bagi pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia, tak terkecuali Tanjung Perak yang merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia. Segenap stakeholder atau pemangku berkepentingan, seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, pengelola pelabuhan juga bertekad menekan dwelling time di pelabuhan yang selama ini juga menjadi pintu gerbang utama bagi perdagangan Indonesia Timur ini. Apa saja yang masih jadi kendala dan bagaimana solusinya? .Berita Bersambung hal 4 ... Guna menghasilkan taruna yang berkualitas, berkarakter kuat dan memiliki kepribadian tinggi, pola penerimaan siswa atau taruna baru di lembaga pendidikan Kementerian Perhubungan juga terus di tingkatkan. Baik bagi calon taruna yang akan menangani moda angkutan darat, laut, udara atau kereta api (KA), Setelah lolos Catar Poltekpel Surabaya Ikuti Madatukar di Puslatpur Marinir Grati Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, mulai tahun ajaran 2015 ini mengirimkan para calon taruna (catar) untuk mengikuti Masa Dasar Pembentukan Karakter (Madatukar) Taruna di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur)- 3 Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Selama satu bulan, mereka ditempa dengan berbagai pelatihan, agar memiliki karakter dan kepribadian kuat, tanguyng jawab dan disiplin, serta loyalitas tinggi sebagai bekal dalam menempuh pendidikan di kampusnya. .Berita Bersambung hal 6 ... Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Capt. Marihot Simanjuntak, MM (kanan) salam komando dengan Komandan Puslatpur-3 Marinir Gra, Letkol Marinir Bakri. FOTO : AC

Upload: tabloidtransindo

Post on 06-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Transindo Edisi September 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Transindo 110

Baca Hal... 9

Email : [email protected], [email protected] NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Harga Rp. 6.500,-

(Luar Jakarta + Ongkos Kirim)

Baca Hal... 24

Baca Hal... 16

Baca Hal... 12

Stasiun Pasar SenenTak Luput dari Perhatian Pejabat Negara

Berkomitmen TerusTingkatkan Mutu Diklat Laut

Direktur BP3IP Jakarta,Capt. Mulder Mustafa, SE

Bentuk SDM Transportasi Handal Lewat Madatukar

AP I Gelar Training Branch Key User SAP Modul Fico

Dirut PT KAI Edi Sukmoro mendampingi Menhub Ignasius Jonan ketika berinteraksi dengan penumpang KA Senja Utama Yogya.

Direktur BP3IP Jakarta, Capt. Mulder Mustafa, SE.

Kepala BPSDM Kemenhub, Wahju Satrio Utomo.

Human Capital and General Affairs Director Angkasa Pura Airports, Saptandri Widiyanto.

Sejalan dengan tekad pemerintah untuk memberdayakan sektor kelautan dalam bingkai tol laut, Pelabuhan Tanjung

Perak di Surabaya-Ibukota Jawa Timur, kian memegang peran penting. Pelabuhan ini masuk dalam koridor penting sebagai salah satu simpul bagi pengembangan sistem integrasi angkutan logistik nasional. Peran pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok ini, selain untuk menunjang angkutan logistik interinsuler (domestic), juga untuk menunjang perdagangan

ekspor - impor. Apalagi Tanjung Perak selama

ini juga menjadi gerbang bagi angkutan perdagangan untuk Indonesia bagian Timur. Sehingga keberadaan pelabuhan ini kian penting untuk mendukung kelancaran perdagangan dan partumbuhan ekonomi masyarakat. Selain berfungsi sebagai kolektor juga menjadi simpul penting bagi distribusi barang dari dan ke Kawasan Timur Indonesia, termasuk Jawa Timur dan hinterland-nya.

Tak hanya di Pelabuhan Tanjung Priok, menghadapai era pasar bebas, efisiensi dwelling time (waktu tunggu bongkar muat peti kemas) di pelabuhan, juga menjadi target yang harus bisa direalisasikan bagi pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia, tak terkecuali Tanjung Perak yang merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia. Segenap stakeholder atau pemangku berkepentingan, seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, pengelola pelabuhan juga bertekad menekan dwelling time di pelabuhan yang selama ini juga menjadi pintu gerbang utama bagi perdagangan Indonesia Timur ini. Apa saja yang masih jadi kendala dan bagaimana solusinya? .Berita Bersambung hal 4 ...

Guna menghasilkan taruna yang berkualitas, berkarakter kuat dan memiliki kepribadian tinggi, pola penerimaan siswa atau taruna baru di lembaga pendidikan Kementerian Perhubungan juga

terus di tingkatkan. Baik bagi calon taruna yang akan menangani moda angkutan darat, laut, udara atau kereta api (KA), Setelah lolos

Catar Poltekpel Surabaya Ikuti Madatukar di Puslatpur Marinir GratiPoliteknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, mulai tahun ajaran 2015 ini mengirimkan para calon taruna (catar) untuk mengikuti Masa Dasar Pembentukan Karakter (Madatukar) Taruna di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur)- 3 Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Selama satu bulan, mereka ditempa dengan berbagai pelatihan, agar memiliki karakter dan kepribadian kuat, tanguyng jawab dan disiplin, serta loyalitas tinggi sebagai bekal dalam menempuh pendidikan di kampusnya.

.Berita Bersambung hal 6 ...Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Capt. Marihot Simanjuntak, MM (kanan) salam komando dengan Komandan Puslatpur-3 Marinir Grati, Letkol Marinir Bakri.

FOTO : AC

Page 2: Transindo 110

2 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Diterbitkan: PT Margasana Tangguh Rachmawa. Lawyer/Advokad : M. Sa'i Rangkuti, SH, MH, Ricardo Sibarani, SH, Ariano Sitorus, BAc, SH, MM. Pimpinan Perusahaan: Hetami. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Gatot Moerdianto. Sekretaris Redaksi : Dwie Kartika Sari, Redaktur Pelaksana: Achmad CH. Redaktur Eksekutif : Zaenal Abidin. Redaktur : Taufan Arianto, Didang Tea, Burneliwati. Staf Redaksi : Novi Amaliyah, Chamidah, Adiwijaya. Kontributor: Ahmad S, Ibnu Abdul Hamid. Fotografer : Tangguh Gumelar, Faris Nasution. Grapic Designer : Sugiarto (sugihlayout.blogspot.com), AA. Hariry, Rofiq. SDM & Umum: Mijan. Sirkulasi/Iklan : HM Syafei, Ariyanto, Yonas Marulli. Staf Administrasi & Keuangan : Tyas, Dini Fatmi Utami. Marketing: Rita.

Opini

Redaksi menerima tulisan berupa artikel yang berkaitan khusus dengan transportasi dengan melampirkan jati diri, KTP atau SIM yang masih berlaku

SEJALAN dengan program tol laut (sea connectivity), peran Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya-Jawa Timur, juga makin dominan sehingga terus ditingkatkan. Tanjung Perak merupakan salah satu simpul penting tol laut. Pelabuhan di juga menjadi gerbang bagi ekonomi perdagangan di wilayah Indonesia Timur dan memiliki rute pelayaran domestik yang cukup banyak banyak, termasuk pelayaran internasional. Apalagi dengan dioperasikannya Pelabuhan Teluk Lamong dengan dukungan peralatan bongkar muat yang lebih modern.

Namun, demikian persoalan yang kerap mengganjal ialah masih panjangnya waktu tunggu di pelabuhan atau dikenal dwelling time. Waktu yang diperlukan dimulai dari kapal siap sandar hingga barang muatan kapal keluar dari pelabuhan. Maslaah dwelling time di pelabuhan ini mulai mengemuka saat Presiden Joko Widodo saat sidak di Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu lalu. Bahkan presiden sempat “gusar” karena tingginya Dwelling Time membuat sistem logistik lemah yang berdampak pada daya saing barang Indonesia kalah dibandingkan negara-negara tetangga. Ditandaskan kecepatan penanganan muatan kapal sejak turun dari kapal hingga keluar pelabuhan menjadi kunci dan indikator penting untuk daya saing angkutan logistik Indonesia.

Pada sidang Kabinet beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi juga meminta jajaran menteri terkait untuk melanjutkan upaya untuk menekan dweling time di pelabuhan, seperti Tanjung Priok. Presiden Jokowi menargetkan dwelling time maksimal hanya empat (4) hari pada akhir Oktober 2015 dari sekitar 5,5 hari saat ini. Sehingga kini dwelling time telah menjadi isu nasional.

Mengantisioapsi hal itu, segenap stakeholder atau pemangku berkepentingan di Pelabuhan Tanjung Priok pun, tiak tinggal diam. Seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, pengelola pelabuhan yang juga bertekad menekan dwelling time di pelabuhan yang selama ini juga menjadi pintu gerbang utama bagi perdagangan Indonesia Timur ini. Apa saja yang masih jadi kendala dan bagaimana solusinya?

Pembaca yang budiman, … Pada edisi ini topik dwelling time sengaja kami

angkat dalam laporan utama. Pemerintah memang kini tengah berupaya keras mengejar berbagai ketertinggalan yang ada. Salah satunya bidang infrastruktur dan sistem logistik nasional yang menjadi unsur penting dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi dan perdagangan Indonesia. Terlebih dalam menghadapi era pasar bebas, seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah di depan mata (berlaku akhir 2015).

Selain laporan utama, sebagaimana pada edisi sebelumnya, kali ini kami juga menyajikan berbagai berita menarik lain, baik menyangkut dinamika transportasi darat, laut, udara maupun kereta api. Kami berharap, informasi ini bisa bermanfaat dan kian menambah wawasan para pembaca. (AC)

Redaksi/Tata Usaha: Jl. Tanah Abang V No. 27 G Jakarta Pusat 10160, Telp. (021) 3850262 Fax.: (021) 3483 2498. Email : [email protected], [email protected], Iklan dan Langganan SMS ke : 0852 8828 1433. Percetakan: Oke Print

DI Jakarta bermula dari yang namanya Gojek, Grabike dan Ojek Uber. Bahkan, muncul pula Taksi Motor berwarna kuning yang kini telah menyebar ke seantero Jabodetabek. Lalu disusul juga ada yang roda tiga yakni Bajaj Uber, roda empat ada Taxi Uber dan lainnya. Seiring maraknya Ojek online tadi, diikuti juga ramainya pertanyaan di kalangan masyarakat, sebenarnya fenomena apa yang sedang terjadi?

Apapun jawabannya, kemunculan aneka jenis angkutan jasa transportasi selain angkutan umum tersebut,

pada intinya menunjukkan gagalnya sistem transportasi yang diterapkan pemerintah bagi masyarakat. Pemerintah disini yakni pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Artinya, dengan kondisi saat ini dimana banyak sekali jenis angkutan umum digunakan masyarakat sebagai angkutan alternatif, seperti Ojek online, ini menandakan sisitem transportasi yang dijalankan pemerintah gagal.

Kenapa dikatakan gagal? Karena, seperti diketahui bersama, selama ini tidak ada langkah antisipasi sebelumnya dari pemerintah sehingga Ojek muncul di tengah masyarakat. Dan, pada kenyataannya kemunculan Ojek online ini diterima dengan baik, karena memang dibutuhkan masyarakat.

Meski demikian harus diakui, legalitas keberadaan Ojek online masih banyak diperdebatkan. Ini bisa diartikan posisinya masih debatable alias masih ada pro-kontra. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah penanganannya harus bijaksana. Karena, bagaimanapun eksistensi mereka dari hari ke hari makin diterima masyarakat.

Yang menarik dan diapresiasi adalah kecerdasan membaca peluang dari para pengelola Ojek online. Melihat kondisi angkutan umum saat ini kurang begitu maksimal dijalankan, ditambah kemacetan lalulintas yang selalu mendera setiap harinya, maka peluang ini mereka tangkap.

Harus diakui, gagalnya sistem transportasi saat ini karena tidak dijalankan oleh orang-orang yang professional. Kita ketahui, banyak kebutuhan masyarakat yang mendesak dalam bidang transportasi. Tak mengherankan, kalau masyarakat memilih jalan pintas yakni jasa Ojek online, dengan tujuan untuk menghindari kemacetan ketimbang memilih angkutan umum lainnya. (TA)

Optimalisasi Pelayanan Tekan Dwelling Time

Maraknya Gojek, Akibat Sistem Transportasi Gagal

NUMPANG LEWAT

Maraknya pertumbuhan layanan jasa Ojek online sangatlah pesat. Bermula dari kota Jakarta, dan berlanjut ke kota-kota besar di Pulau Jawa. Selanjutnya, tak hanya berhenti di Pulau Jawa saja. Bahkan sekarang sudah loncat pulau. Ojek online sekarang sudah merambah Pulau Sumatera, antara lain Kota Pempek, Palembang.

Surat Pembaca

Salam Redaksi

MENGINJAK tahun 2015 pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak mengembirakan sebagai mana yang di harapkan, memang jika kita cermati pengaruhnya tidak hanya karena perekonomian global yang tidak stabil, namun hemat kami karena di beberapa dekade ini negeri kita seperti mendekati “salah urus”. Hal itu di tandai dengan kebijakan-kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah dalam era reformasi tidak pro rakyat.

Dengan kekayaaan sumber daya alam yang sangat melimbah, serta kesuburan tanah, dengan kultur rakyat Indonesia 75 % bertani, menjadi suatu bertolak belakang dengan kondisi negeri kita ini yang seolah-olah untuk mencukupi kebutuhan pokok bagi rakyat saja dengan hanya terus mengandalkan import/beli ke negara tetangga.

Seandainya pemerintah di ere reformasi tetap focus dalam mengurus bidang pertanian sudah barang pasti kita akan swasembada akan kebutuhan pangannya.

Bukti di era reformasi pemerintah salah urus di bidang pertanian, tidak ada program pemerintah yang melindungi rakyatnya, contoh kongkrit tumbuhnya para cukong-cukong sembako yang secara terus menerus memperbanyak import.

Hingga bulan September ini kurs mata uang kita terhadapat sudah menyetuh angka Rp.14.200,- / dollar, sebenarnya kita tidak perlu khawatir seandainya pondasi perekonomian kita kita, tolok ukur apa. Tolok ukur pondasi perekonomian kuat adalah negara bisa mencukupi kebutuhan rakyat dengan mengandalkan hasil yang di ciptakan oleh bangsa sendiri, contoh : beras, kedelai, gula, garam, tepung terigu, daging sapi dll.

Artinya dengan kita melakukan import berarti kita tidak memerlukan mata uang dollar untuk membayar barang yang kita import. Jadi seandainya negara kita tidak melakukan import nilai tukar rupiah menembus angka Rp.17.500,-/ dollar pun tidak perlu kawatir karena kita tidak memerlukan mata uang dollar. Perlu di ketahui semua jenis import pasti pembayarannya harus mengunakan mata uang dollar. Kuncinya kita swasembada pangan.

Faktor lain yang menyebabkan perokonomian kita rentan terpuruk, yaitu tinggi hutang kita baik hutang negara maupun hutang yang dilakukan oleh pihak swasta. Maksudnya dengan hutang yang tinggi secara otomatis cicilan yang harus di bayarkan juga tinggi, dimana hutang tersebut dengan mata uang dollar, jadi di saat jatuh tempo baik hutang negara maupun

swasta memerlukan matta uang dollar yang cukup banyak sehingga kondisi tersebut akan mempengaruhi pasar mata uang.

Penyebab lainnya selama ini banyak program-program pemerintah yang salah sasaran dan banyak kasus korupsi, hal ini di tandai banyak proyek-proyek pemerintah yang dalam pengerjaan dilakukan dengan asal-asalan, karena kualitas diturunkan dari speek yang sebenarnya.

Kita cukup bersyukur di era pemerintah saat ini, seolah di bangun dari tidur, artinya bahwa pemerintah yang sekarang mereviuw ulang sejarah kesuksesan negara kita dalam hal pangan, oleh karena itu di tandai dengan target program pangan oleh pemerintahan Jokowi-JK, sehingga pemerintah benar-benar kembali melindungan rakyat sendiri dengan program strategis yang benar-benar bisa di rasakan oleh rakyat nya, contoh: BULOG menampung hasil panen padi rakyat di saat panen, dibangunnya kembali waduk-waduk, irigasi-irigasi, pembagian pompa untuk pertanian dlsb.

Kami yakin jika hal-hal tersebut di lakukan dengan benar-benar dalam lima tahun ke depan Indonesia akan kembali swamsembada pangan seperti era orde baru.

Terima kasih Transindo atas di muatnya tulisan, semoga semakin maju dan sukses.

Sukiswo AsmoroBrebes, Jawa Tengah

Perekonomian Indonesia SeharusnyaTidak Pantas Untuk Terpuruk Asalkan ...

Page 3: Transindo 110

3 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Opini

Antara Kereta Cepat Atau Tol LautDi awal pemerintahan Jokowi – JK masyarakat dibuat gembira karena dicanangkannya pembangunan yang mengedepankan ke bidang kemaritiman dengan program tol lautnya. Program ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan dan para pakar. Di mulai dengan agenda penenggelaman kapal-kapal asing yang merampok hasil laut kita. Lewat keberanian sosok Menteri Kelautan dan Perikanan.

Berikutnya, kemarahan Jokowi karena jangka waktu tiga bulan pembantu-pembantunya belum bisa

masalah lama dwelling time, bongkar muat logistic di berbagai pelabuhan, utamanya di Pelabuhan Tanjung Priok. Sehingga hal ini berefek pada digantinya Menko Kemaritiman.

Namun sayangnya program pembangunan yang terfokus pada bidang kemaritiman kurang diikuti kebanyakan kementerian. Begitu juga presiden agak sedikit terlupa dengan program kemaritimannya yang dulu ia gadang-gadang bakal mengejar ketertinggalan Indonesia lewat kontribusi hasil laut kita. Lewat tol laut, transportasi laut bakal berjaya, dan berkontribusi ikut membangun perekonomian daerah-daerah.

Mengapa lupa? Karena setelah setahun berkuasa, ada keinginan pemerintah untuk membangun proyek monumental, yakni proyek kereta cepat atau high speed railways (HSR) Jakarta-Bandung. Ada dua Negara yang tertarik berinvestasi di proyek tersebut. Bahkan kedua telah memaparkan rencana investasi mereka itu. Saat itu terkesan presidenpun tertarik pada paparan mereka. Banyak kalangan mempertanyakan rencana pemerintah tersebut.

Yang mengherankan, tak kurang Menko Kemaritiman yang baru Rizal Ramli sendiri mengatakan, dirinya ingin memberikan yang terbaik bagi Indonesia dalam pembangunan proyek cepat Jakarta-Bandung. “Tak peduli siapa yang berkepentingan dalam pengadaan proyek itu, Tiongkok atau Jepang, utamanya kereta cepat itu segera terealisasi.”

Saat ini, Tiongkok dan Jepang merupakan dua negara yang tertarik untuk membantu pembangunan KA cepat. Bahkan, utusan khusus Perdana Menteri Jepang, Izumi Hiroto, telah melakukan pertemuan dengan Menko Rizal guna

menyampaikan tawaran Jepang. Hal ini lah yang banyak kalangan bertanya, sampai sejauh mana Menko Kemaritiman memperjuangkan dan focus pada bidang kemaritiman yang harus ia kedepankan.

Bahkan ekonom senior Emil Salim merasa bingung dan tak habis pikir dengan rencana pemerintah yang tampak getol dengan program kereta cepatnya. Padahal, seperti diketahui bersama, pemerintahan Jokowi – JK mendeklarasikan yang akan lebih berkonsentrasi dibidang kemaritiman lewat tol lautnya. Ada apa ini?

Hal ini yang membikin sang ekonom ini geram. Kegeraman ini Emil Salim tumpahkan dalam Seminar Nasional XXVI Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) di Gedung LIPI, Jakarta, (27/8). Ia mengkritik habis program kereta cepat yang dianggapnya tidak sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengatasi ketimpangan sosial di masyarakat.

“Kenapa demikian? Saya nilai program kereta cepat itu tidak lebih prioritas jika dibandingkan dengan pembangunan tol laut. Padahal, saya menyambut baik tol laut, tapi menmgapa di tengah-tengah program tol laut muncul kereta api cepat di Jawa,” kata pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Indonesia ini, keheranan.

Apalagi, menurut Emil, pembangunan kereta cepat tidak memiliki pengaruh yang besar jika dibandingkan dengan tol laut yang jangkauannya sangat luas. Lalu kenapa investor dari Cina dan Jepang tertarik

berinvestasi di proyek kereta cepat di Pulau Jawa ini?

Bisa jadi bagi kedua negara tersebut, proyek ini hanya proyek perantara. Artinya, investor asing dianggapnya hanya menyasar proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Mengapa demikian? karena sekali mendapatkan proyek Jakarta-Bandung maka otomatis proyek yang lebih besar akan terealisir karena sistem operasionalnya akan sama.

“Investasi ini menyangkut pula pembangunan infrastruktur telekomunikasi, kereta, rel, dan lain-lain. Apakah pembangunan ini ‘high priority’?” katanya. Karenanya, ia cenderung lebih mendukung program pemerintah yang mampu

mengatasi

ketimpangan sosial, mengingat 82% sumbangan PDB masih berasal dari Jawa, Sumatera dan Bali, 2% dari Papua, dan 18% dari wilayah lain.

“Lalu, di mana suara partai yang sering mendengungkan mengenai keadilan sosial,” kata Emil Salim, penuh keheranan. Beberapa pertimbangan pemerintah dalam menentukan mitra proyek kereta cepat antara lain kebutuhan investasi, penerapan teknologi, penggunaan tingkat kandungan dalam negeri, harga tiket kepada penumpang, dan juga potensi efek ekonomi yang dihasilkan.

Proyek kereta cepat Indonesia yang diwacanakan sekelas “Shinkansen” dengan kecepatan 300 kilometer per jam akan melayani rute Jakarta-Bandung. Namun, dalam dokumen studi kelayakan Jepang, terdapat wacana rute kereta cepat ini juga akan melayani konektivitas ke Cirebon, bahkan hingga Surabaya.

Untungnya, dalam perkembangan terakhir Presiden Jokowi menolak proposal China dan

Jepang terkait proyek tersebut. Akibat penolakan dari

Jokowi, maka rencananya

akan

dibangun kereta berkecepatan sedang atau menengah saja untuk rute Jakarta-Bandung.

Alhasil, pihak Jepang menyampaikan kekecewaannya langsung kepada pemerintah Indonesia melalui Menteri Perekonomian Darmin Nasution. Bagaimana dengan China? Bisa jadi kecewa seperti Jepang. Menurut Darmin, salah satu alasan penolakan karena pemerintah tidak menyetujui penggunaan proyek kereta cepat diambil dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Ya keputusannya seperti itu bahwa tidak ada pendanaan langsung atau tidak langsung dari pemerintah.

Meski begitu, Menteri BUMN Rini Soemarno tetap bersikukuh tetap akan melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung namun melalui business to business (B to B). Artinya, tidak ada pendanaan dari pemerintah. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana reaksi kedua Negara untuk proyek kereta menengah yang direncanakan pemerintah tersebut, Kabarnya, hingga kini belum ada penyampaian minat langsung baik dari Jepang maupun China soal ini. (TA)

FOTO-FOTO : ILUSTRASI

Page 4: Transindo 110

Laporan Utama4 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Laporan Utama

Tekad Bersama Tekan Dwelling TimeSambungan dari hal 1 ...

Karena letaknya yang strategis dan didukung potensi ekonomi, industri dan perdagangan yang terus berkembang di daerah hinterland, Pelabuhan Tanjung Perak pun kian ramai oleh arus peningkatan kunjungan kapal dan bongkar muat berbagai jenis barang. Kapal yang singgah tidak lagi kapal-kapal ukuran kecil dan sedang, namun juga sudah meningkat pada kapal-kapal ukuran besar full container.

“Seiring menggeliatnya ekonomi di wilayah Jawa Timur dan juga wilayah Indonesia Timur, hal ini juga berdampak signifikan terhadap peningkatan arus kunjungan kapal dan barang. Berdasarkan data yang ada, dari tahun ke tahun , terjadi tren pertumbuhan bongkar muat yang cukup signifikan di Tanjung Perak. Termasuk penggunaan peti kemas yang makin tinggi, karena pengiriman barang dengan peti kemas kian diminati pelaku usaha maupun pemilik barang. Selain lebih aman dan bisa terlindung dari risiko barang rusak, dengan peti kemas, waktu bongkar muat juag lebih cepat dan efisien. Tentu tren peningkatan ini juga harus diantisipasi semua pihak dengan diimbangi peningkatan sarana pra sarana penunjangnya,” ungkap Kepala Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Perak, Capt. Rudiana Muchlis kepada Transindo, di kantornya, baru-baru ini.

Syahbandar merupakan pejabat pemerintah di pelabuhan yang memiliki kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran. Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan. Sesuai Sesuai dengan PM.34 Tahun 2012 Pasal 2), salah satu tugas Kantor Kesyahbandaran Utama, yakni melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, serta koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan yang diusahakan secara komersial. Selain itu, sebagai pejabat tinggi pemerintah di pelabuhan, Syahbandar juga menjalankan berbagai fungsi penting lain.

“Kegiatan di pelabuhan ini cukup kompleks, ada banyak pihak dan instansi yang terkait. Mulai dari penyelenggara pelabuhanan,

unsur

pemerintah, pemilik barang, pengusaha, serta pihak-pihak lainnya. Masing-masing punya kepentingan sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Saat ini ada 18 institusi kementerian yang terkait dengan kegiatan di pelabuhan ini. Misalnya menyangkut perizinan, dokumen barang dan aspek lainnya. Makanya koordinasi menjadi sangat penting untuk kecepatan dan kelancaran pelayanan kapal dan barang di pelabuhan yang belakangan hangat dibicarakan terkait masalah dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujarnya.

Dwelling time bisa diartikan waktu yang dibutuhkan peti kemas untuk ditimbun di di wilayah pelabuhan, dihitung sejak barang mauk dibongkar dari kapal sampai bisa keluarkan dari pelabuhan. Penumpukan di pelabuhan ini dilakukan untuk menunggu proses administrasi dan pemeriksaan dokumen barang yang bersangkutan sebelum kontainer tersebut dikeluarkan dari lingkungan pelabuhan.

Menurutnya, untuk menekan dwelling time, perlu komitmen bersama dari pihak

yang terkait tadi untuk bisa sama-sama mempercepat proses, seperti kecepatan layanan dokumen dan handling bongkar muat. Sehingga hal ini tidak bisa dilakukan hanya satu pihak saja, termasuk misalya hanya

dari Syahbandar. Bahkan secara teknis Syahbandar justru berada di bagian ujung, yakni mengeluarkan dokumen

Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance) di mana itu bisa

diberikan setelah dokumen lain bisa terpenuhi.

Dokumen port clearance ini harus dimiliki setiap

kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan.

Untuk memperoleh Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance), pemilik atau operator kapal terlebihdulu harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada

Syahbandar dengan melampirkan

dokumen pendukung. Selain surat pernyataan kesiapan kapal

berangkat dari Nakhoda (Master Sailing Declaration),

juga dokumen pendukung dari

instansi lain.

Di antaranya dokumen bukti pemenuhan kewajiban lainnya, seperti bukti pembayaran jasa kepelabuhanan, bukti pembayaran jasa kenavigasian, bukti pembayaran penerimaan uang perkapalan; persetujuan (clearance) Bea dan Cukai, persetujuan (clearance) Imigrasi, persetujuan (clearance) Karantina, serta dokumen lainnya.

“Setelah semua dokumen lain terpenuhi atau clearance, maka kami akan keluarkan SIM atau dokumen port clearance. Dokumen ini untuk memastikan bahwa kapal, awak kapal dan muatannya secara teknis-administratif telah memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran. Untuk permohonan surat persetujuan berlayar ini, dapat ini dilakukan melalui loket pelayanan satu atap pada Kantor Syahbandar, dan jika tidak ada masalah dengan kapal, kurang dari satu jam sudah bisa selesai. Jadi sebenarnya terkait kecepatan tadi, posisi kami sendiri sebenarnya ada di posisi ujung. Kalau dokumen lain sudah beres, kami akan keluarkan port clearance,” ujarnya.

Dijelaskan, setelah peti kemas turun atau bongkar dari kapal untuk keluar lingkungan pelabuhan, melibatkan berbagai pihak terkait. Pelayanan bongkar muat ditangani PT Pelindo sebagai penyedia layanan terminal dan lapangan penumpukan, kemudian dokumen ada dari Badan Karantina, Bea Cukai, juga instansi lain sebagai pengawas keluar masuknya barang. Selain itu juga ada dokumen perbankan sebagai penyedia jasa keuangan, Otoritas Pelabuhan sebagai koordinator kegiatan di lingkungan pelabuhan, juga ada pengangkut dari Organda sebagai penyedia jasa angkutan, termasuk dari “consignee” atau pihak yang diberi kuasa mengurus barang.

“Makanya masalah dwelling time tidak bisa ditangani sendiri. Jika melihat kenyataan yang ada, saya sangat setuju dengan pendapat Pak Jonan selaku Menteri Perhubungan bahwa untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu membentuk otoritas pelayanan terpadu satu pintu di pelabuhan, dan dikoordinasikan oleh satu instansi. Makanya pihak-pihak yang terkait ini harus duduk bersama mencari solusinya,” tandas Capt. Rudiana.

Menurutnya kelambatan seringkali juga karena dari faktor pengguna jasa sendiri. Ia mencontohkan, kapal A dan spesifikasi tertentu yang harusnya nakhoda ANT II, tetapi saat pengecekan di lapangan kenyataannya ANT IV. “Kalau menemui kasus seperti ini, tentu harus kita proses dulu sampai bisa memenuhi ketentuan yang ada. Sebab kalau dilanggar, bisa membahayakan

keselamatan pelayaran,” tandasnya.Ditambahkan, dalam pengurusan

dokumen, seperti pre customs clearance, seringkali mereka tidak cepat menyelesaikannya. Padahal pemilik barang atau importir juga harus mengurusnya terlebih dahulu perizinan impor yang dipersyaratkan sebelum men-submit PIB ke Bea Cukai. Kenyataannya, banyak pemilik barang yang baru mengurus dokumen tersebut setelah barang tiba di pelabuhan atau selesai pembongkaran barang, padahal sebenarnya hal ini bisa dilakukan sebelum barang tiba di pelabuhan.

Hal senada diungkapkan Mauritz Sibarani, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak. Terkait tututan efisiensi pelayanan, ia menilai “dwelling time” di wilayah kerjanya saat ini masih lebih baik performanya dibandingkan yang dialami Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang memang sudah sedemikian padat arus peti kemasnya. Selain itu, tingkat Yard Ocupancy Ratio (YOR) di container yard (lapangan penumpukan peti kemas) di Pelabuhan Tanjung Perak, seperti di Terminal Peti Kemas juga relative aman, masih berada di bawah ambang batas, sehingga dwelling time juga masih dianggap normal. Dengan akses jalan yang relatif lebih lancar dan tidak terjadi kemacetan, juga menjadi salah satu faktor ‘dwelling time’ (waktu tunggu barang di pelabuhan) di Pelabuhan Tanjung Perak lebih kecil dibandingkan yang dialami Tanjung Priok Jakarta.

Menurutnya, masalah waktu tunggu pelayanan barang termasuk peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, dinilai masih kondusif meski saat ini masih di atas 5 hari. Namun demikian pihaknya optimistis dwelling time bisa ditekan lebih rendah melalui efisiensi perizinan, optimalisasi sarana pra sarana dan alat bongkar muat barang, serta upaya-upaya lain.

Menurutnya terkait kegiatan operasional pelabuhan, perlu dibedakan antara operasional pelabuhan dengan masalah proses clearance. (Kegiatan) operasional pelabuhan itu penanggung jawabnya otomatis ada di Otoritas Pelabuhan. Hal ini ditegaskan dan sesuai UU No 17 Tahun 2010 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah No.61/2009 Kepelabuhan. Disebutkan Otoritas Pelabuhan merupakan lembaga pemerintah di pelabuhan yang diberikan otoritas melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

Ia sependapat dengan banyak instansi yang terkait dengan pelabuhan, koordinasi sangatlah penting. Apalagi proses

Pelabuhan Tanjung Perak.Kepala Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Perak, Capt. Rudiana Muchlis.

FOTO-FOTO : AC

Page 5: Transindo 110

Laporan Utama 5 DISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Laporan Utama

clearance, juga melibatkan banyak instansi lain yang meliputi pre-customs clearance, kemudian customs clearance, dan post clearance. “Dari 18 kementerian/lembaga itu, yang ada di dalam pelabuhan itu hanya dari Perhubungan, Bea Cukai, serta Karantina. Sedangkan untuk pre customs clearance banyak di luar pelabuhan, bahkan proses pengurusannya ada yang harus ke pusat. Miaslnya barang tertentu ada yang kewenangan penanganan dokumennya menjadi kewenagan di bawah Kemendag (Kementerian Perdagangan), Perindustrian, dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), serta pihak lain.

“Selama ini koordinasi kami di pelabuhan, seperti dengan Bea-Cukai, Imigrasi, Syahbandar, pihak Pelabuhan, Karantina ada UPT di pelabuhan sudah sangat bagus. Untuk custome clearance termasuk port clearance dari Syahbandar, proses penyelesaian dokumen bisa dilakukan di dalam pelabuhan melalui layanan satu atap yang hanya perlu waktu sekitar 0,7 hari. Namun untuk pre customs yang belum ada UPT di dalam pelabuhan, prosesnya bisa lama sekitar 4 hari, karena tak jarang harus mengurusnya ke pusat Jakarta. Nah untuk mengantisipasi hal ini, saya kira ke depan harus diperbaiki. Saya yakin jika semua bisa dilakukan dalam satu atap, akan makin efisien. Bagaimana pun cepat atau lambatnya proses di kementerian/lembaga terkait yang berada di luar pelabuhan, itu sangat berpengaruh terhadap dwelling time,” tandasnya.

Ditambahkan, dengan kondisi yang ada saat ini, termasuk jumlah dermaga, gudang, lapangan penumpukan, alat bongkar muat, dan sarana pra sarana penunjangnya yang ada di Tanjung Perak, masalah performa ‘dwelling time’ (waktu tunggu di pelabuhan) boleh dibilang masih kondusif. Hal ini karena arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya juga tidak sebanyak dibandingkan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

“Kalau Tanjung Priok mungkin karena memang sudah sedemikian tinggi arus peti kemasnya, sehingga makin padat. Apalagi fasilitasnya juga terbatas. Berbeda dengan Tanjung Perak, mungkin saat ini volumenya baru 50% dari yang ada di Tanjung Priok. Saat ini Tanjung Perak masih sekitar 3 juta Teu,s (twenty feet equivalent unit’s) setahun, sehingga masih bisa ditangani dengan baik. Apalagi sejak enam bulan lalu juga telah dilakukan penambahan fasilitas baru dengan dioperasikannya Pelabuhan Teluk Lamong yang dilengkapi fasilitas alat bongkar muat modern semi otomatis, sehingga beban Tanjung Perak bisa makin berkurang,” ujar Maurits Sibarani yang sebelumnya juga pernah menjadi Kepala Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan Utama Tanjung Priok–Jakarta ini.

Sementara itu Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, Ir. I Nyoman Sukayadnya,MM, saat ditemui Transindo di ruang kerjannya mengatakan, seiring dengan program tol laut dan peningkatan arus kunjunga kapal, tuntutan aspek jaminan keselamatan dan kenyamanan pelayaran juga makin tinggi. Itulah makanya, pihaknya juga tidak mau ketinggalan untuk mengantisipasi hal itu dengan terus berupaya meningkatkan keandalan dan kecukupan sarana bantu navigasi dan pelayaran (SBNP) yang ada untuk menunjang kelancaran arus keluar masuk kapal di pelabuhan.

Kenyataan di lapangan, saat ini ratusan kapal masuk setiap hari lalu lalang di Tanjung Perak, termasuk yang akan sandar di Pelabuhan Teluk Lamong. Dijelaskan, dengam makin tinginya arus lalu lintas kapal, masalah keselamatan pelayaran juga harus diperhatikan. Diakui keselamatan pelayaran tak hanya karena SBNP, namun juga dari faktor internal.

Faktor yakni berkaitan dengan kondisi dalam kapalnya itu sendiri. Misalnya apakah

kapal sudah laik laut sesuai syarat kelaikan kapal (SOLAS), apakah crew kapal sudah memenuhi standar STCW), serta berbagai faktor lain dari sisi kapalnya sendiri. Namun tak dipungkiri faktor eksternal juga sangat berperan, termasuk menyangkut keandalan dan kecukupan sarana pendukung, seperti kondisi alur pelayaran, SBNP, STP, VTS, LIRT, MEH, SRS.

“Secara umum sarana bantu navigasi di Tanjung Perak cukup memadai untuk kondisi saat ini dan tidak tertutup kemungkinan ada ke depan untuk dilakukan penambahan. Apalagi dengan dioperasikannya Pelabuhan Teluk Lamong, arus lalu lintas kapal pasti juga akan makin tinggi dengan ukuran yang juga lebih besar,” ujarnya.

Tetap DiantiasipasiMeski tingkat

dwelling time di Tanjung Perak relative masih kondusif, namun Mauritz Sibarani, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak mengakui, dengan tren peningkatan arus kunjungan kapal maupun barang yang ada belakangan ini, optimalisasi dan kecepatan pelayanan di pelabuhan, tetap harus ditingkatkan lagi agar ‘dwelling time’ juga bisa makin ditekan. Terlebih Indonesia dalam waktu dekat juga mengadakapi era perdagangan bebas, seperti ASEAN Economic Community (AEC) yang akan berlaku akhir 2015 yang juga menuntut peningkatan daya saing angkutan logistic, salah satunya melalui efisiensi dan peningkatan layanan di pelabuhan.

Berdasarkan, data PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo III) Surabaya menunjukkan, meski masih dibayangi krisis ekonomi global, namun arus kunjungan kapal dan bongkar muat barang di Tanjung Perat tetap menunjukkan tren meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan produktivitas di Pelabuhan Tanjung Perak baik yang terdapat di Terminal Jamrud, Terminal Mirah, Terminal Nilam, maupun Terminal Kalimas. Demikian pula tren peningkatan muatan peti kemas di Terminal Peti Kemas Surabaya.

Tercatat arus barang di semester I tahun 2015 sebesar 591.693 m3 meningkat hingga 9% dibanding tahun 2014 dengan masa yang sama yakni 542.149 m3. Namun berdasarkan satuan ton hanya naik 1% yakni dari 5.957.574 ton di tahun 2014 menjadi 6.016.664 ton di tahun 2015 dan.

Sedangkan arus kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak periode Januari sampai dengan Juni 2015 sebanyak 6.645 unit turun 2% dari tahun lalu di enam bulan pertama yakni sebanyak 6.795 unit, tetapi meningkat 2,7% apabila dihitung dari berat kapal yakni 37.428.727 ton di tahun 2015 dan tahun 2014 tercatat 36.437.432 ton.

Tercatat pula untuk General Cargo tahun

2015 meningkat 18% dibanding tahun 2014 yakni 2.226.487 Ton/M3 di semester I tahun 2015 dan 1.882.322 Ton/M3 di tahun 2014 pada periode yang sama. Begitu juga untuk curah kering mengalami peningkatan sebanyak 5%, pada tahun 2015 tercatat 2.655.493 ton di Januari hingga Juni 2015 sedangkan Januari hingga Juni 2014 tercatat 2.528.916 ton.

Sedangkan arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak (Jamrud, Nilam, Mirah) semester I tahun 2015 tercatat 291.682 Teus atau setara dengan 269.355 Box meningkat 3,9% dibanding tahun 2014 semester I yakni 280.732 Teus setara dengan 260.771 Box.

Kenaikan jumlah kunjungan kapal ke pelabuhan maupun volume bongkar muat di Tanjung Perak ini menunjukkan adanya geliat ekonomi perdagangan di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) semakin meningkat.

Khusus untuk peti kemas, di Tanjung Perak terdapat Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang melayani bongkar muat khsus petike mas, baik untuk perdagangan domestik maupun internasional. TPS juga menyediakan jasa transportasi pengiriman barang ke berbagai tujuan bagi pelaku usaha. Saat ini TPS juga telah menerapkan standar internasonal untuk berbagai hal yang ditandai dengan peraihan ISO, seperti mengantongi ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), ISO 14001 (Sistem Manajemen

Lingkungan), OHSAS 18001 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja), ISO 27001 (Sistem Manajemen Keamanan Informasi), SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja - PP No. 50 Tahun 2012) dan ISPS Code (Kode Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan).

TPS juga merupakan satu-satunya terminal di Indonesia dan satu-satunya operator terminal di Indonesia yang memiliki sertifikat C-TPAT (Customs-Trade Partnership Against Terrorism atau Kerja Sama antara Bea Cukai Amerika dan Departemen Perdagangan Amerika dalam Memerangi Terrorisme) dan ISO 28000 (Sistem Manajemen Keamanan untuk Rantai Pasok).

Manajemen PT Pelabuhan Indonesia III seperti diungkapkan Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto dalam suatu diskusi Kepelabuhanan, pihaknya menyatakan tengah berupaya keras menekan dwelling time yang kini tengah menjadi sorotan hangat. Bahkan pihak pelabuhan juga telah menyiapkan berbagai solusinya. Di antaranya belum lama ini, Pelindo III kembali meresmikan angkutan kereta api peti kemas di Terminal Peti Kemas Surabaya untuk membantu mengurai arus barang yang terkonsentrasi di jalan raya. Selain itu, Pelindo III juga mengoperasikan Terminal Teluk Lamong (TTL) sehingga semakin mendukung efektivitas Pelabuhan Tanjung Perak. Bahkan juga akan dilakukan pembangunan jalan layang untuk memperlancar akses barang dari TTL ke gerbang tol agar terhindar dari kemacetan.

Selain itu, untuk meningkatkan

kelancaran arus kapal, Pelindo III telah selesai merevitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dari sebelumnya kedalaman -9 LWS menjadi berkedalaman 14 LWS, sehingga dapat dilalui kapal besar hingga berbobot 50 ribu DWT (dead weight tonnage) yang sangat efisien dalam mengangkut logistik. “Kasmi bertekad terus menekan “dwelling time”, agar kontainer tidak lama mengendap di lingkungan pelabuhan,” ujarnya.

Seperti diketahui, masalah “dwelling time” ini sempat membuat Presiden Joko Widodo gusar saat sidak di Pelabuhan Tanjung Priok karena membuat sistem logistik lemah yang berdampak pada daya saing barang Indonesia kalah dibandingkan negara-negara tetangga. Ditandaskan kecepatan penanganan muatan kapal sejak turun dari kapal hingga keluar pelabuhan menjadi kunci dan indikator penting untuk daya saing angkutan logistik Indonesia.

Pada sidang Kabinet beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi meminta jajaran menteri terkait untuk melanjutkan upaya untuk menekan dweling time di pelabuhan, seperti Tanjung Priok. Presiden Jokowi menargetkan dweling time maksimal hanya empat (4) hari pada akhir Oktober 2015 dari sekitar 5,5 hari saat ini.

Pemerintah memang kini tengah berupaya keras mengejar berbagai ketertinggalan yang ada. Salah satunya bidang infrastruktur dan sistem logistik nasional yang menjadi unsur penting dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi dan perdagangan Indonesia. Terlebih dalam menghadapi era pasar bebas, seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah di depan mata (berlaku akhir 2015). Sebagai bagian dari perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia bersama negara anggota lainnya telah menyepakati era baru ASEAN Economic Community (AEC) yang merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara.

Pembentukan MEA dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan keempat adalah integrasi ke ekonomi global. Konsekuensi MEA bagi Indonesia, tentu membutuhkan kesiapan untuk peningkatan daya saing di dalam negeri. Sebab dengan berlakuknya pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, akan terjadi arus bebas atas barang, jasa, faktor produksi, investasi, dan modal, serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN.

Hal ini bisa menjadi potensi pasar yang besar. Namun, jika tidak benar-benar siap, dengan keterbukaan nanti, Indonesia bukannya meraih untung, tetapi sebaliknya bisa buntung. Bukan tidak mungkin, akan mengalami nasib yang sama, seperti ketika diberlakukannya perjanjian area perdagangan bebas antara ASEAN dengan China (ASEAN-China Free Trade Area) 2010. Indonesia bukannya mampu menggenjot ekspor, saat ini justru malah kebanjiran produk-produk impor dari China yang mengakibatkan neraca perdagangan menjadi defisit. (GM, AC)

Sambungan dari hal 4 ...

Mauritz Sibarani, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak.

Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, Ir. I Nyoman Sukayadnya, MM.

Page 6: Transindo 110

6 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

6 Laporan Utama

tes, rangkaian penerimaan calon taruna pada tahun ini tak hanya ditangani oleh para instruktur dan tenaga pelatih dari internal, namun juga diperkaya dengan pelatihan dengan melibatkan instruktur dan pelatih dari luar.

Hal ini juga dilakukan Politeknik Pelayaran Surabaya yang sebelumnya bernama Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya. Tahun ini lembaga pendidikan di bawah naungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan ini, juga mengirimkan seluruh calon taruna untuk digembleng, mengikuti Masa Dasar Pembentukan Karakter (Madatukar) Taruna yang dilakukan melalui kerja sama dengan TNI AL. Sebanyak 238 catar Poltekpel Surabaya, belum lama ini mengikuti rangkaian Madatukar yang dilakukan di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AL Grati, Pasuruan, Jawa Timur.

“Tujuan spesifik Diklat ini adalah dalam rangka meningkatkan disiplin, tangungjawab, ketangguhan, loyalitas intergritas dan menanamkan jiwa korsa sebagai Korps Taruna transportasi,” ujar Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Capt. Marihot Simanjuntak, MM, saat memberikan arahan pada Upacara Pembukaan Madatukar Calon Taruna DP III Pembentukan Poltekpel Surabaya, di Lapangan Puslatpur Grati-Pasuruan-Jawa Tumur (27/8) lalu.

Menurutnya, program ini sejalan dengan tekad pemerintah, terutama

dalam upaya meningakatkan profesionalisme para aparatur melalui berbagai pendidikan dan latihan sebagai bagian untuk mewujudkan terselenggaranya “good governance” (praktik pemerintahan yang baik). Terselenggaranya good governance, diakui tidak terlepas dari sikap, tindakan, disiplin dan loyalitas para apartur dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, baik di jajaran pemerintahan pusat maupun daerah yang pada akhirnya akan berdampak luas bagi masyarakat.

“Dalam berbagai kesempatan Pak Menteri Perhubungan juga telah memberikan arahan kepada seluruh jajaran Kementerian

Perhubungan, termasuk dalam hal ini Badan Pengembangan SDM Perhubungan untuk dapat merubah pola pikir atau mindset-nya agar senantiasa mampu bekerja keras melaksanakan pengabdian kepada bangsa dan Negara di bidang pendidikan dan pelatihan, sehingga dapat menghasilkan lulusan

yang berdaya saing tinggi serta memiliki kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan meningatkan keslematan di bidang transportasi,” ujarnya.

Diklat dasar pembentukan karakter calon taruna yang dilakukan melalui kerja sama dengan TNI-AL yang dilakukan di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir di Grati, Jawa Timur ini selaras dengan kerja sama yang telah dilakukan Kementerian Perhubungan dan TNI AL. Khususnya di bidang peningkatan SDM dan aparatur melalui pendidikan dan latihan (Diklat) di lingkungan Kementerian Perhubungan RI.

Sementara itu Komandan Puslatpur-3 Marinir Grati, Letkol Marinir Bakri menyatakan, selama 30 hari di Puslatpur Marinir Grati, para Catar mendapat pembekalan langsung dari para instruktur yang telah terlatih dari jajaran TNI AL. Mereka diberikan materi dasar-dasar pembentukan sikap mental, karakter, serta pelatihan fisik, sekaligus untuk

menanamkan jiwa kedisiplinan, rasa bangga sebagai taruna perhubungan. Sehingga mereka diharapkan mempunyai jiwa dan semangat melayani, disiplin tinggi dan mempunyai nasionalisme serta patriotisme yang tinggi.

“Para instruktur Marinir TNI AL sudah terbiasa melakukan kegiatan pelatihan seperti ini, tak hanya untuk kalangan intern, namun juga sering melakukan pelatihan peserta dari luar seperti ini. Sikap disiplin dan kerakter yang kuat ini yang juga akan kita tanamkan kepada peserta pelatihan kali agar nantinya memiliki

jiwa pengabdian dan loyalitas dalam menjalankan tugas,” ujar Letkol Marinir, Bakri, di sela-sela acara pelatihan.

Dalam hal ini Puslatpur Marinir Grati selain mempunyai tim instruktur yang sudah terlatih, juga memiliki fasilitas yang memadai. Seperti fasilitas lapangan yang luas untuk baris-berbarir, area pelatihan untuk mengasah kemampuan fisik, lapangan latihan menembak, serta fasilitas pendukung lainnya. “Kita bisa menampung cukup banyak peserta didik dalam satu waktu, karena area kita cukup luas,” ujarnya.

Capt. Marihot Simanjuntak, MM, menambahkan, sejalan degan tekad pemerintah untuk memberdayakan sektor transportasi kelautan melalui program tol laut, pasar tenaga kerja sektor maritime, seperti tenaga pelaut juga makin prospektif. Bahkan saat ini lulusan pelaut dari Indonesia sudah banyak diperebutkan oleh perusahaan pelayaran, termasuk dari pelayaran asing. Mereka kini juga berlomba untuk dapat memenuhi keburuhan crew kapal yang memiliki kompetensi sesuai standar pendidikan dan sertifikasi yang disyaratkan konvensi internasional, SCTW Amandeman Manila 2010.

“Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi calon pelaut, termasuk bagi lulusan Politeknik Pelayanan

Surabaya. Selain itu, sebagai insan perhubungan, diharapkan mereka juga memiliki dedikasi dan loyalitas tinggi dalam merespon setiap tuntutan kebutuhan transportasi yang berkembang di masyarakat dalam memberikan pelayanan yang prima,” tandasnya.

Sebelumnya Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Wahju Satrio Utomo, SH, M.Si menyatakan, diklat dasar pembentukan karakter bagi calon taruna perhubungan yang dilakukan melalui kerja sama dengan Puslatpur Marinir TNI AL ni dilakukan karena, institusi ini dinilai mampu dan mempunyai instruktur yang terlatih di bidangnya. Sehingga bisa memberikan diklat untuk kharakter taruna, baik untuk kalangan TNI khususnya AL, maupun peserta dari luar.

Melalui penggemblengan ini, pihaknya ingin membentuk sikap dan karakter para calon taruna transportasi memiliki kepribadian unggul. Sebab, tugas menjadi insan perhubungan, baik moda darat, laut, udara atau kereta api (KA), ke depan tidak ringan. Banyak tantangan, yang membutuhkan mental yang kuat. Mereka harus mempunyai jiwa dan semangat melayani, disiplin tinggi dan juga mempunyai nasionalisme tinggi. (GM/AC)

SEJAK ditingkatkan statusnya dari BP2IP menjadi Politeknik Pelayaran, berbagai terobnosan baru juga terus dilakukan. Sejak tahun 2013, lembaga pendidikan yang sebelumnya bernama BP2IP Surabaya ini ditingkatkan menjadi Politeknik Pelayaran Surabaya berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN) Nomor B/70/M.PAN-RB/1/2013. Selain itu juga Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1487/E/T/2012 Tentang Persetujuan Pendirian Politeknik Pelayaran Surabaya, dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 14 Tahun 2013 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Politeknik Pelayaran Surabaya.

“Dengan status baru ini, kita juga terus mencoba melakukan terobosan baru, baik dalam proses penerimaan calon taruna, proses pendidikan, peningkatan sarana pra sarana pendidikan, serta pengembangan jurusan baru sesuai dengan tuntutan pasar. Kami optimistis karena ke dapan kebutuhan pelaut ini akan semakin tinggi, sehingga belakangan generasi muda juga banyak yang tertarik melanjutkan pendidikan di sekolah pelayaran. Tentunya ini tantangan sekaligus peluang yang bisa ditangkap oleh lembaga pendidikan untuk pengembengan

ke depan,” ungkap Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Capt. Marihot Simanjuntak, MM, kepada Transindo, di ruang kerjanya, belum lama ini.

Mengantisipasi tuntutan pasar global, Politeknik Pelayaran Surabaya juga melakukan berbagai terobosan baru. Salah satunya membuka jurusan baru Program Studi (Prodi) Electro Technical Officer (ETO). Jurusan baru ini sekaligus untuk memenuhi tuntutan dunia pelayaran

sesuai Standard Training Certificate Watchkeeping (STCW) Amandemen Manila 2010. Sejak dibuka tahun 2013, ternyata jurusan ini langsung mendapat respons tinggi dari masyarakat. Bahkan para siswanya juga diperebutkan kalangan pelayaran, baik domestik maupun pelayaran asing.

“Dengan di implementasikannya STCW Amandemen Manila 2010 yang akan berlaku secara mandatory

tahun 2017, otomatis pelayaran juga membutuhkan banyak posisi perwira elektronik atau yang disebut electro officer. Makanya kami sudah antisipasi dengan membuka jurusan ETO yang lulusannya nanti bisa

menempati perwira elektro di atas kapal. Ternyata jurusan ni langsung banyak peminatnya. Bahkan karena keterbatasan kapasitasnya yang ada saat ini, mereka tidak

bisa kita tampung semua. Bahkan yang sangat menggembirakan, para siswa yang kita didik ini sudah dipesan oleh perusahaan pelayaran. Sehingga begitu selesai studi, mereka tidak perlu repot menjadi kerja,” ujar Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Capt. Marihot Simanjuntak, MM.

Menurutnya, Politeknik Pelayaran Surabaya juga terus melakukan perbaikan dalam upaya

memenuhi beberapa tuntutan di lapangan. Hal ini sejalan dengan tantangan kompetisi global untuk menyediakan pelaut-pelaut yang berkualitas di pasar domestik maupun pasar internasional. Jurusan elektronik ini dimasukkan dalam program pembentukan Diploma III atau ANT (Ahli Nautika Tingkat) III dan ATT (Ahli Teknika Tingkat) III.

Saat ini sebanyak 27 taruna Jurusan Elektro Pelayaran Poltekpel Surabaya yang sedang mengikuti pendidikan, sudah diminta PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Mereka diberikan beasiswa dan sudah mendapat jaminan ikatan dinas bekerja di atas kapal Pelni. Untuk memperlancar proses pendidikan, seluruh taruna praktek laut (prala) jurusan ETO tersebut akan ditempatkan pada kapal-kapal milik PT.Pelni dan selanjutnya akan dilakukan ikatan dinas sebagai awak kapal di kapal-kapal Pelni.

“Sebenarnya bukan hanya PT Pelni, PT Pertamina, dan beberapa perusahaan pelayaran swasta lain, juga banyak yang menginginkan lulusan ETO ini untuk menempati

perwira elektro di atas kapalnya. Tapi terus terang kapasitas kami saat ini memang masih terbatas, satu angkatan hanya bisa menampung satu kelas, makanya sedang kami upayakan untuk ditingkatkan,” ujarnya.

Bahkan yang membanggakan jurusan baru ini juga mendapat respons dari perusahaan pelayaran asing. Salah satunya yakni Perusahaan Pelayaran Honglam Marine Singapore yang juga meminati taruna lulusan ETO ini. Honglam beberapa waktu lalu juga memberikan kepercayaan kepada lembaga pendidikan ini untuk melakukan Diklat bagi pelautnya bertajuk “Brige Resource Managemen” di kampus Poltekpel Surabaya. Bahkan Honglam juga telah melaksanakan MOU dengan Politeknik Pelayaran Surabaya dan melakukan seleksi cadet untuk dapat praktek di perusahaan tersebut. “Saya kira ini suatu kebanggan tersendiri bagi kami,” tandas Capt. Marihot Simanjuntak.

Hal ini menunjukkan kian terbukanya peluang bagi para pelaut Indonesia, termasuk di kapal asing. Apalagi lulusan sekolah dan kurikulumdi lembaga pendidikan yang ada di Indonesia juga sudah sesuai standar internasional. Saat ini, industri pelayaran di dunia membutuhkan sekitar 84.000 pelaut. Namun baru bisa terpenuhi sekitar 34.000 pelaut, sehingga masih terdapat kekurangan sebanyak 50.000 ribu pelaut untuk memenuhi permintaan kebutuhan pelayaran tersebut. (AC)

Program Electro Banyak Diperebutkan Pelayaran

Sambungan dari hal 1 ...

Diklat bertajuk “Brige Resource Managemen” di kampus Poltekpel Surabaya.FOTO : AC

Catar Poltekpel Surabaya Ikuti Madatukar di Puslatpur Marinir Grati

Capt. Marihot Simanjuntak, MM, pada Upacara Pembukaan Madatukar Calon Taruna DP III Pembentukan Poltekpel Surabaya.

FOTO : AC

Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya.

Page 7: Transindo 110

7 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

7 Laporan Utama

Keandalan dan Kecukupan SBNP Tak Bisa Diabaikan

SEJALAN dengan program tol laut (sea connectivity) yang dicetuskan Presiden Joko Widodo, jajaran Kementerian Perhubungan bersama instansi terkait lainnya, kini juga terus berupaya mengejar pengembangan di sektor angkutan laut ini. Seperti peningkatan fasilitas pelabuhan, pengembangan angkutan pelayaran, serta berbagai upaya terkait lainnya.

Program tol laut merupakan konsep pengembangan sistem pengangkutan logistik berbasis angkutan laut dan aspek pendukung termasuk kepelabuhanan. Dengan cara ini diharapkan bisa makin meningkatkan efisiensi dan efektifitas distribusi angkutan logistik hingga ke pelosok, sekaligus untuk menopang pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah. Program tol laut sejatinya juga sejalan dengan upaya memnbangun konektivitas antar koridor ekonomi dalam kaitan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang ada sebelumnya.

Selain ketersediaan armada kapal dan peningakatan kesiapan sarana kepelabuhanan, aspek lain yang tak bisa diabaikan untuk menunjang keberhasilan tol laut adalah peningkatan sarana bantu

navigasi pelayaran (SBNP) untuk menunjang keselamatan pelayaran, termasuk kapal-kapal internasional yang memasuki perairan nusantara melalui alur laut yang ada atau (ALKI). ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) merupakan alur laut yang ditetapkan sebagai alur untuk pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan konvensi hukum laut internasional. Alur ini merupakan alur untuk pelayaran dan penerbangan yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara asing diatas laut tersebut untuk dilaksanakan pelayaran dan penerbangan damai dengan cara normal.

Saat ini Indonesia memiliki tiga alur laut kepulauan Indonesia

(ALKI), yaitu ALKI 1 (melintas Laut China Selatan-Selat Karimata-Selat Sunda), ALKI 2 (Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, Selat Lombok), dan ALKI 3 (Samudra Pasifik, Selat Maluku, Laut Seram, Laut Banda). Guna menunjang keselamatan pelayaran, keberadaan SBNP tak bisa dipandang remeh untuk ditingkatkan, apalagi dengan adanya tekad pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Sejalan dengan program ini, beberapa pelabuhan kini juga mulai dikembangkan, termasuk di wilayah Tanjung Perak Surabaya yang merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok-Jakarta. Proyek pengembangan Tanjung Perak mulai terealisasi dengan dioperasikanya Pelabuhan Teluk Lamong Surabaya yang diresmikan Presiden Joko Widodo (22/5) lalu. Pelabuhan yang memiliki nama lain Terminal Multy Purpose Teluk Lamong itu disebut sebagai bandar logistik paling modern di Indonesia saat ini, karena telah dilengkapi alat bongkar muat semiotomatis.

Kapal-kapal besar pengangkut container (peti kemas) berukuran besar mulai ramai lalu lalang di perairan Tanjung Perak, termasuk ke

Pelabuhan Teluk Lamong. Apalagi setelah dilakukan revitalisasi dan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) yang kini lebih luas dan memiliki kedalaman yang bisa melayani kapal-kapal lebih besar. “Sejalan dengan peningkatan ekonomi dan perdagangan, arus lalu lintas kapal di Tanjung Perak juga makin tinggi dengan ukuran yang juga makin besar. Apalagi dengan adanya revitaliasi APBS yang lebhi lebar dan memiliki kedalaman yang bisa dilalui kapal-kapal besar. Setiap hari bisa ratusan kapal yang melintas. Tingginya arus pergerakan kapal yang keluar masuk, tentu juga sangat membutuhkan dukungan perambuhan yang memadai.

Kaena itu, kami juga pro aktif untuk mendukung dari aspek kenavigasian untuk menunjang kelancaran dan keselamatan pelayaran itu sendiri,” ungkap Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, Ir. I Nyoman Sukayadnya,MM, kepada Transindo, di kantornya, belum lama ini.

Distrik Navigasi Kelas I Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang kenavigasian di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Tugas pokoknya, melaksanakan perencanaan, pengoperasian, pengadaan, dan pengawasan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, hidrografi dan meteorology, alur dan perlintasan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelayaran.

Menurutnya, sarana bantu navigasi sangat diperlukan untuk memandu kapal laut yang sedang berlayar. Peralatan itu sangat penting dan bermanfaat bagi kapal, termasuk ketika akan memasuki alur yang akan dilewati saat akan kemasuki wilayah pelabuhan. Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) sendiri selama ini merupakan akses pintu masuknya kapal-kapal ke kawasan Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya. Seperti pelabuhan Gresik, Teluk Lamong, dan pelabuhan khusus yang berada di sepanjang APBS dan Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS). Akses ini telah berhasil direvitalisasi dengan diperdalam dan diperlebar. Sebelumnya, APBS hanya memiliki kedalaman -9,5 meter Low Water

Sping (LWS) dan lebar 100 meter. Kondisi ini mengakibatkan ukuran kapal yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak menjadi terbatas.

Pasca revitalisasi, APBS memiliki kedalaman hingga sekitar 13 meter LWS dan lebar 150 meter, sehingga kapal-kapal besar bisa lebih leuasa masuk di pelabuhan ini. Jika sebelumnya APBS hanya bisa dilalui kapal-kapal berukuran 15 ribu deadweight tonnage (DWT), kini bisa hingga kapal ukuran 80 ribu DWT. Sehingga Pelabuhan Tanjung Perak dapat membuka jalur pelayaran langsung luar negeri, tanpa harus transshipment di pelabuhan lain.

Diakui sejalan dengan adanya program tol laut dan meningkatnya arus lalu lintas kapal di pelabuhan,

tuntutan keselamatan dan kenyamanan pelayaran juga makin tinggi. Itulah makanya, pihaknya juga tidak mau ketinggalan untuk mengantisipasi hal itu dengan terus berupaya meningkatkan keandalan dan kecukupan sarana bantu navigasi dan pelayaran (SBNP) yang ada. “Dengan kondisi traffic arus lalu lintas kapal yang makin padat dan ukuran kapal makin besar, tentunya faktor keselamatan pelayaran melalui penataan alur pelayaran sesuai ketentuan yang berlaku harus menjadi perhatian utama,” ujarnya.

Saat ini di sekitar APBS yang merupakan pintu masuk pelabuhan dari sisi Barat dengan jarak sekitar 40 mil, telah terpasang sebanyak 25 SDBN DJPL. Namun demikian karena di sekitar alur pelayaran terdapat pipa gas, kabel, platform dan kerangka kapal, sehingga perlu kehati-hatian untuk keselamatan pelayaran.

SBNP merupakan sarana yang dibangun yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi atau haluan kapal serta memberitahukan atau sebagai isyarat untuk membantu keselamatan berlayar. Jenis-jenis SBNP antara lain berupa menara suar, rambu suar, resilient light beacon, serta pelampung suar.

Menurut UU RI No.17 tahun 2008 Tentang Pelayaran, Kenavigasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, Telekomunikasi Pelayaran, hidrografi dan meteorology, alur dan perlintasan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelayaran kapal.

Tak hanya di sekitar perairan Tanjung Perak, wilayah kerja Distrik Navigasi Kelas I Surabaya juga mencakup beberapa daerah di sekitar. Wilayah kerjanya meliputi seluruh perairan di wilayah Jawa Timur dengan di dalamnya terdapat 229 pulau, terdiri 162 pulau bernama dan 67 pulau tak bernama degan panjang garis pantai kurang lebih 2.833,85 Km (1.574 Nm). Wilayah kerjanya hingga mencakup wilayah Kerja Bantuan Distrik Navigasi Kelas II Semarang (Privinsi Jawa Tengah), Distrik Navigasi Kelas II Benoa

(Provinsi Bali), dan Distrik Navigasi Kelas II Kupang (Provinsi Nusa Tenggara Barat).

Saat ini jumlah SBNP di wilayah kerja Distrik Navigasi Kelas I Surabaya sebanyak 109 unit. Terdapat 21 unit menara suar, 25 unit pelampung suar, 38 unit rambu suar, 4 unit lampu pelabuhan, enam unit lampu penuntun, dan 11 unit anak pelampung. Juga terdapat Stasiun Radio Pantai (SROP) dengan sebaran telekomunikasi yang mencakup Sembilan (9) wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur.

Selain itu, dalam raka pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan perbaikan SBNP, Distrik Navigasi Kelas I Surabaya juga memiliki kapal kerja atau Kapal Negara Kenavigasian (KN). Di antaranya KN Bima Sakti Utama ukuran 670 DWT, KN Prajapati ukuran 607,44 DWT, KN Damara ukuran 72,22 DWT, serta KN AE-029 ukuran 40 DWT.

“Secara umum sarana bantu navigasi di Tanjung Perak cukup memadai untuk kondisi saat ini dan tidak tertutup kemungkinan ada ke depan untuk dilakukan penambahan. Apalagi dengan dioperasikannya Pelabuhan Teluk Lamong, arus lalu lintas kapal pasti juga akan makin tinggi dengan ukuran yang juga lebih besar,” ujarnya.

Diakui keselamatan pelayaran tak hanya faktor SBNP semata, namun juga dari faktor internal. Di antaranya berkaitan dengan kondisi dalam kapalnya itu sendiri. Misalnya apakah kapal sudah laik laut sesuai syarat kelaikan kapal (SOLAS), apakah crew kapal sudah memenuhi standar STCW), serta berbagai faktor lain dari sisi kapalnya sendiri. Namun tak dipungkiri faktor eksternal juga sangat berperan, termasuk menyangkut keandalan dan kecukupan sarana pendukung, seperti kondisi alur pelayaran, SBNP, STP, VTS, LIRT, MEH, SRS. Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State), sangat membutuhkan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) yang memadai. Kecukupan dan keandalan SBNP akan sangat membantu navigator dalam menunjang keselamatan dalam pelayaran. (GM/AC)

Lampu suar.FOTO-FOTO : AC

Keandalan dan kecukupan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sangat berperan penting dalam menunjang keselamatan pelayaran. Tak terkecuali di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur dan perairan sekitarnya yang belakangan makin dipadati arus lalu lintas kapalnya, baik kapal domestik maupun internasional. Apalagi dengan adanya revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan diresmikannya Terminal Multipurpose Teluk Lamong oleh Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu sebagai bagian dari mega proyek tol laut sebagai upaya meningkatkan daya saing angkutan logistik nasional.

Page 8: Transindo 110

Trans KA8 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

PAMERAN Indonesia Hebat diadakan di Parkir Selatan Senayan, Jumat (21/8). Dalam sambutannya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan pameran Indonesia Hebat menjadi wadah untuk menunjukkan kemajuan BUMN kepada masyarakat. Pameran ini sendiri adalah perwujudan BUMN hadir untuk negeri khususnya kita semua akan memperlihatkam kemajuan dan pencapaian lebih dari 60 BUMN, katanya.”Pencapaian ini akan menjadi modal bagi BUMN dalam menghadapi persaingan global, apalagi akhir

tahun ini kita akan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN,” ujarnya.

Seusai pembukaan para undangan dihibur oleh penampilan dari Marching Band Locomotive KAI. Marching Band Locomotive KAI tampil membawakan 3 lagu pada penampilan kali ini. Para undangan terlihat menikmati dan terkagum-kagum atas alunan musik dan tarian yang ditampilkan oleh para pemain Marching Band Locomotive KAI. Pemain Marching Band Locomotive KAI itu sendiri berasal dari karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat umum

yang berada di Kota Bandung.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama KAI, Edi Sukmoror menyampaikan kepada pemain Marching Band Locomotive KAI, bahwa kelompokan harus terus dijaga dan tetap konsentrasi dalam penampilan. Bagi pemain yang masih sekolah agar tetap berprestasi, tidak meninggalkan pelajaran di sekolah (CCKA)

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro menjadi pembicara pada Cluster Inovasi dalam kegiatan

CEO Summit on Innovation 2015 yang diadakan di Institut Teknologi Bandung pada Rabu (26/8). Acara yang diprakarsai oleh Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB dihadiri oleh Pemerintah, BUMN, Swasta, dan Akademisi.

“Acara ini sebagai mediasi dan koordinasi dalam rangka penguatan dan pengembangan inovasi yang memberi manfaat langsung dan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Ketua LPIK ITB Suhono Harso Supangkat.

Dalam paparannya Edi Sukmoro menyampaikan inovasi yang telah dan akan dilakukan oleh KAI, mulai dari bidang pelayanan, keselamatan, dan pengembangan SDM. “Semua

inovasi yang dilakukan adalah bentuk peningkatan pelayanan bagi para pelanggan,” ujar Edi. Ia

berharap, paparan yang diberikan dapat bermanfaat bagi para peserta paparan. (CCKA)

BERBAGAI poin penting ditandatangani dalam perjanjian kerjasama ini, diantaranya Angkutan BBM menggunakan KA, Pelaksanaan program konversi penggunaan High Speed Diesel (HSD) menjadi Liquid Nature Gas (LNG) dalam kegiatan operasional KAI, Penempatan jalur pipa milik Pertamina dengan memanfaatkan jalur KA, Pendayagunaan aset, dan Penggunaan produk-produk Pertamina dalam kegiatan operasional KAI. “Harapan saya kerjasama ini tidak hanya berhenti sampai disini, agar segera ditindaklanjuti dan dikerjakan, karena sesuai dengan arahan presiden yaitu kerja, kerja, kerja!” ujar Direktur Utama KAI Edi Sukmoro dalam sambutannya di Ruang Pertamax, Kantor Pusat PT Pertamina (Persero), Jumat (28/8).

Edi menambahkan, KAI siap mendukung kinerja Pertamina, agar tujuan dari masing-masing pihak tercapai. “Kendala kami selama ini dalam pembangunan jaringan pipa adalah pembukaan lahan. Dengan menggunakan jalur KA, semua masalah terselesaikan,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Dalam hal penggunaan LNG, Pertamina akan bertindak sebagai penyedia LNG dan Stasiun Pengisian LNG. Edi menyebutkan bahwa diversifikasi bahan bakar bagi perkeretaapian di Indonesia mutlak dilakukan. “Penggunaan LNG sebagai bahan bakar KA Jarak Jauh perlu kajian lebih lanjut, namun kami berharap dengan adanya penggunakan bahan bakar jenis ini, biaya

yang kami keluarkan menjadi lebih hemat dibanding bahan bakar fosil,” ujar Edi.

Dirut Pertamina yakin bahwa Kereta Api merupakan moda pilihan untuk berbagai angkutan kedepannya. Jika jarak jauh distribusi menggunakan kapal laut, untuk jarak dekat menggunakan moda darat, jarak

menengah maka akan menggunakan kereta api sebagai solusinya. “Saya sudah merasakan sendiri efektifitas menggunakan kereta api, bandara ditutup ketika gunung sinabung mengeluarkan asap, saya yang menggunakan KA sampai di Surabaya dalam waktu 10-11 jam, rekan saya yang menggunakan angkutan darat, sampai dalam waktu 24 jam!” ujar Dwi. “BUMN ini sama-sama penting bagi perusahaan. Semoga kerjasama ini memberikan manfaat dan hasil yang maksimal bagi kemajuan masing-masing pihak,” tutupnya. (CCKA)

Tingkatkan Sinergi BUMN,KAI Jalin Kerjasama dengan Pertamina

Dirut KAI Sebagai Pembicara pada CEO Summit 2015

Sesi tanya jawab dengan peserta.FOTO-FOTO : CCKA

Direktur Utama KAI memberikan materi mengenai inovasi di KAI.

Marching Band Locomotive KAI Tampil pada Pembukaan

Pameran Indonesia Hebat 2015

Menteri BUMN memukul Bass Drum, tanda dibukanya Pameran Indonesia Hebat 2015.FOTO : CCKA

Penampilan Marching Band Locomotive KAI.

Penandatanagan MoU.

Foto bersama antara jajaran KAI dan Pertamina.FOTO : CCKA

Page 9: Transindo 110

Trans KA 9 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

PT Reska Multi Usaha melakukan switch over dari Stasiun Tugu Timur ke Stasiun Tugu Barat, Yogyakarta, pada Rabu, 8 Juli 2015. Sehari sebelumnya, dilakukan penandatanganan serah-terima Parkir Tugu Timur dan penyerahan Dokumen lahan parkir Stasiun Tugu Timur yang diwakili oleh Manager Area 3 Yogyakarta dan EVP Daop 6 Yogyakarta Wiwik Widayanti. Dengan demikian mulai pukul 00.00 WIB, parkiran Stasiun Tugu Timur ditutup dan hanya digunakan untuk area drop penumpang.

Peresmian tersebut dihadiri oleh Direktur Utama PT RMU I Teguh Budiarto beserta jajarannya, Direktur Aset Tanah dan Bangunan PT KAI Eddi Hariyadhi (D8), EVP Daop 6 Yk, Deputy EVP 6 Yk, dan Kapolsek setempat. Acara tersebut diisi dengan pengguntingan pita peresmiN dan uji coba sistem manless oleh D8, dilanjutkan dengan acara buka bersama di parkiran Stasiun Tugu Barat.

Daya tampung parkiran di Stasiun Tugu Barat tersebut memiliki kapasitas sebanyak 140 untuk kendaraan roda empat, dan sebanyak 450 kendaraan sepeda motor.

Dilengkapi dengan 3 gate in, 5 gate out, yang terdiri dari 2 gate in mobil, 1 gate in motor, 4 gate out motor, dan 1 gate out mobil. Layanan parkir terbaru dari Reska ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan memudahkan penumpang KA, khususnya pengguna jasa parkir Reska. Reska Bisa !! (CCKA)

MULAI 1 Agustus 2015, Lawang Sewu tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pencatatan muri berhasil diraih Lawang Sewu dengan kategori sebagai penyelenggara pendukung parade busana pengantin dengan variasi terbanyak.

Pencatatan muri yang dikukuhkan dalam bentuk piagam ini diterima oleh Manager Museum Management PT KAI, Sapto Hartoyo yang diserahkan pihak museum muri sebagai perwakilan Direktur Museum Rekor Indonesia, Jaya Suprana. Setelah mendapatkan pengakuan

dari Museum Rekor Indonesia, Sapto berharap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lawang Sewu semakin meningkat seiring dengan prestasi yang berhasil disabet PT KAI. “Acara ini bisa merupakan sarana promosi untuk Lawang Sewu”, tambah Sapto dalam paparannya. Selain itu, acara pembukaan parade yang digelar satu hari sebelum KAI menerima piagam muri ini merupakan kerjasama antara Museum Kereta Api dengan Mahkota Enterprise. Pembukaan peserta secara simbolis dilakukan oleh Sapto Hartoyo, ditandai dengan penyerahan Warak

Ngendok kepada panitia penyelenggara.

Sebanyak 135 vendor rias pengantin dengan 175 pasang busana pengantin mengikuti parade acara yang dilakukan dengan pawai di jalan raya berawal dari Lawang Sewu dan berakhir di Borobudur Hall PRPP, Semarang. Selain Lawang Sewu, parade busana pengantin ini juga melibatkan komunitas mobil mewah, komunitas moge, bendi, dan mobil golf. (CCKA)

Mulai dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bersama Ketua DPR Setya Novanto yang didampingi DU, D1, D5, EVP 1 Jak, ES, ESP beserta jajaran Kantor Pusat, Daop 1 Jak, Direksi

Anak Perusahaan, dan Kementerian Perhubungan pada tanggal 11 Januari 2015 yang melakukan kunjungannya ke Stasiun Pasar Senen untuk meninjau berbagai fasilitas dan pelayanan seperti pelayanan penumpang, pos kesehatan, peron, kondisi dalam lokomotif yang jauh lebih baik, dan berkesempatan menyapa penumpang di dalam KA Senja Utama Yogya.

Tak hanya Menhub, Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak RI (PPA), Yohana Yembise, Jumat (10/7) turut meninjau fasilitas ruang ibu menyusui yang disediakan di Stasiun Pasar Senen. Ia berpesan kepada para penumpang agar lebih waspada dalam menjaga anak-anaknya selama perjalanan menggunakan kereta api. Ia juga menekankan bahwa wanita dan lansia harus didahulukan terlebih dahulu.

Pada kesempatan yang lain pula, pada hari Rabu (15/7), Menteri Kesehatan Nila Djuwita Anfasa Moeloek juga mengunjungi Stasiun Pasar Senen untuk meninjau pos kesehatan serta ruang ibu menyusui. Nila mengatakan kondisi posko kesehatan di Stasiun Pasar Senen sudah memadai dan cukup baik. “Mudah-mudahan angka kecelakaan menurun,” tambahnya. Sebelumnya Kemenkes melakukan penelitian makanan yang dijual dilingkup stasiun, setelah dilakukan pengecekan, tidak ada yang mengandung pengawet,” ucapnya. (CCKA)

Stasiun Pasar Senen Tak Luputdari Perhatian Pejabat Negara

Dirut PT KAI Edi Sukmoro mendampingi Menhub Ignasius Jonan ketika berinteraksi dengan penumpang KA Senja Utama Yogya.FOTO : CCKA

Peresmian ParkirStasiun Tugu Barat Yogyakarta

Pengguntingan pita oleh D8.FOTO : CCKA

D8 mencoba sistem manless.

Lawang Sewu Raih Rekor Muri

Rombongan peserta menampilkan berbagai variasi pengantin unik dan menarik.

Manager Museum PT KAI, Sapto Hartoyo menerima penghargaan dari MURI.FOTO : CCKA

Selama Posko angkutan Lebaran 2015, Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir menjadi pusat keberangkatan bagi warga ibukota yang hendak mudik ke kampung halamannya. Dengan jumlah penumpang yang mencapai puluhan ribu setiap tahunnya, terutama Stasiun Pasar Senen tak luput dari perhatian pejabat negara yang meninjau situasi dan kondisi stasiun pasar senen setiap harinya.

Page 10: Transindo 110

Trans KA10 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Selama masa Angkutan Lebaran 2015 yang berlangsung mulai tanggal 02 Juli hingga 02 Agustus 2015, Daop 2 Bandung telah mengangkut sebanyak 1.328.719 penumpang.

Jumlah tersebut terdiri dari 88.732 penumpang KA Eksekutif, 44.826 penumpang KA Bisnis, 104.103 penumpang KA Ekonomi dan 1.080.058 penumpang KA Lokal. Peningkatan volume penumpang secara signifikan terjadi pada KA Bisnis yang mengalami kenaikan 17 % dibanding tahun 2014. Disusul kemudian oleh KA Eksekutif yang mengalami kenaikan sebesar 4% dibanding tahun sebelumnya dan KA Lokal yang hanya mengalami kenaikan 2%. Sementara untuk KA Ekonomi mengalami penurunan sebesar 13% dibandung tahun 2014. Meskipun pada tahun ini hanya dijalankan 3 KA tambahan Lebaran (tahun sebelumnya 4 KA tambahan Lebaran), total penumpang yang diangkut mengalami kenaikan sebesar 1%.

Secara keseluruhan pelaksanaan Angkutan

Lebaran 2015 di Daop 2 berjalan aman dan lancar. Dalam kegiatan Posko di Daop 2, jajaran Direksi bergiliran melakukan peninjauan dan pemantauan pelaksanaan operasi Angkutan Lebaran. Perbaikan pelayanan kepada penumpang pun telah dilakukan di stasiun-stasiun yang menjadi pusat keberangkatan penumpang jarak jauh dan penumpang lokal terutama di Stasiun Kiaracondong dan Stasiun Bandung.

Untuk Stasiun Kiaracondong bagian selatan, pengaturan flow penumpang KA Lokal diatur dengan sistem zona yang semakin teratur dengan adanya pemisahan ruang tunggu penumpang KA Lokal berdasar tujuan keberangkatan. Selain itu, penerapan sistem zona ini pun akan mencegah masuknya orang tidak bertiket ke area stasiun. Sementara di Stasiun Bandung, disediakan Kiosk Tiket Mandiri dan juga pengaturan antrian penumpang KA Lokal di area stasiun bagian selatan.

(CCKA)

DAOP 6 Yogyakarta terpilih sebagai salah satu dari 25 wajib pajak yang mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kota Yogyakarta. Daop 6 Yogyakarta mendapatkan piala dan penghargaan Kategori Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Terbaik dan Terbanyak di Kota Yogyakarta. Penghargaan diserahkan oleh Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti. “Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi kepada wajib pajak yang patuh membayar pajak dan memberikan konstribusi pembayaran pajak terbesar,” kata Kepala Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta Kadri Renggono di Yogyakarta, Selasa (25/8) di Ruang Utama Atas Balaikota Yogyakarta. Setiap wajib pajak yang menerima penghargaan diberikan semacam piala berbentuk ikon Kota Yogyakarta Tugu serta piagam penghargaan yang diserahkan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti didampingi Ketua DPRD Kota Yogyakarta Sujanarko.

KAI sebagai salah satu wajib pajak, bangga atas penghargaan yang diterima ini. Penghargaan ini sebagai apresiasi dari pemerintah atas kontribusi Daop 6 Yogyakarta yang turut membantu pembangunan Kota Yogyakarta. EVP Daop 6 Yogyakarta Wiwik Widayanti mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh Pemkot Yogyakarta. “Dengan diberikannya penghargaan ini, KAI akan lebih disiplin dan tertib dalam hal pembayaran pajak,” ujar Wiwik.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan bahwa pajak bersifat wajib sehingga setiap wajib pajak harus membayarkan pajaknya. “Kami akan upayakan agar pembayaran pajak bisa dilakukan lebih mudah. Sosialisasi juga akan terus digencarkan sehingga wajib pajak tertib waktu dan jumlah saat membayar pajak,” katanya. Hingga akhir Juli, realisasi penerimaan 10 jenis pajak daerah di Kota Yogyakarta mencapai 56,5 persen dari target yaitu Rp155,3 miliar dari target Rp274,9 miliar. (CCKA)

PT KAI Raih Penghargaan di Bidang Pajak dari Pemkot Yogyakarta

Daop 2 Angkut1,3 Juta Penumpang

(ki-ka) Deputy EVP Daop 6 Andika Tri Putranto, Manager Keuangan Daop 6 Soekisnanto, dan EVP Daop 6 Wiwik Widayanti menujukkan Piala dan Piagam Penghargaan dari Pemkot Yogyakarta.

Dirut PT KAI Edi Sukmoro bersama Dirjenka Hermanto Dwi Atmoko berbincang dengan penumpang kereta ekonomi, Bandung, Rabu (14/7).FOTO : CCKA

MINGGU (26/7), dalam suasana arus balik Lebaran 1436 H, PT KAI Daop 6 Yogyakarta memberikan hiburan berupa permainan musik biola kepada para penumpang yang sedang menunggu kedatangan kereta api di Ruang Tunggu Joglo Stasiun Besar Yogyakarta. Para pemain biola ini terdiri dari 30 anak usia TK - SD dari Sanggar Biola Quinta, Yogyakarta. Meskipun masih berusia 7 hingga 13 tahun, namun mereka sangat lihai dalam memainkan sejumlah lagu mulai dari lagu khas anak – anak hingga lagu barat dengan alat musik biola, cajon, dan gitar. Lagu yang dimainkan oleh grup musik ini seperti Lir – Ilir, Yogyakarta, Naik Becak , Jangan Menyerah, Sweet Child O’ Mine, dan You Raise Me Up. Mereka juga memainkan beberapa lagu request dari para penumpang.

Seorang penumpang kereta api, Tina, mengatakan hiburan ini memberikan suasana yang nyaman sembari

menunggu kedatangan kereta api. “Setiap Minggu saya selalu menggunakan kereta api untuk pulang ke Solo, baru kali ini saya mendapatkan hiburan,” ujarnya. Hal yang sama disampaikan Pranyoto. Lelaki paruh baya ini bersama istrinya tidak henti-hentinya bertepuk tangan setiap anak-anak tersebut selesai memainkan sebuah lagu. “Saya jadi ingat cucu saya yang ada di Jakarta,” katanya.

Selain memberikan hiburan kepada para penumpang, permainan musik ini juga bertujuan untuk Bakti Sosial dalam rangka penggalangan dana yang akan diberikan kepada anak-anak panti asuhan yang rencananya akan diserahkan pada saat ulang tahun ke-5 Sanggar Musik Quinta tanggal 7 November 2015 nanti. Selain penumpang, acara ini juga disaksikan oleh Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI Hanggoro Budi Wiryawan beserta jajaran Daop 6 Yogyakarta. (CCKA)

Hibur Penumpang di Stasiun Yogyakarta dengan Permainan Biola

Sanggar Biola Quinta bermain biola di Stasiun Besar Yogyakarta, Minggu (26/7).FOTO : CCKA

Page 11: Transindo 110

Trans KA 11 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

ADA pemandangan berbeda saat memasuki Stasiun Cirebon dan Cirebon Prujakan pada masa Angkutan Lebaran 2015 ini. Beberapa anak muda, rata-rata masih berstatus pelajar SMA, nampak sibuk mondar-mandir di peron stasiun. Tampak beberapa juga sigap membantu penumpang yang kebingungan menaiki kereta. Demi membantu pengguna jasa KA, mereka yang tergabung dalam komunitas Pencinta Kereta Api Edan Sepur mengadakan posko mudik di 2 Stasiun tersebut. Posko yang mereka lakukan dimulai sejak H-15 hingga H+10 lebaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu pelayanan informasi, memandu para penumpang KA, mulai dari menunjukkan jalur kereta, nama kereta maupun posisi kereta sesuai tiket.

Kegiatan posko ini juga bertujuan untuk memberi pelajaran dan pengetahuan kepada para anggotanya yang terdiri dari pelajar SMP, SMA hingga mahasiswa untuk lebih mengenal dan lebih mencintai lagi kereta api sebagai salah satu transportasi massal yang ada di Indonesia. “Kita pecinta kereta, kita ingin membuktikan kepada masyarakat dan memberikan yang terbaik

dengan kegiatan positif untuk pengguna kereta. Kebetulan kegiatan ini bertepatan juga dengan libur sekolah,” ujar salah satu anggota komunitas saat ditanya.

Sementara itu, Manager Humas Daop 3 Cirebon, Supriyanto mengatakan, pihaknya terkesan dengan kegiatan yang dilakukan komunitas Edan Sepur. Menurutnya dengan adanya posko komunitas ini, KAI merasa sangat terbantu. “Kegiatan ini sangat membantu dalam memberikan bantuan pelayanan informasi kepada penumpang KA. Sebab rata-rata penumpang tersebut masih baru dan mungkin juga baru sekali ini naik KA,” ujar Supriyanto.

Selain kegiatan posko angkutan Lebaran, secara berkala mereka juga berkumpul bersama untuk hunting foto kereta. Berhubung mereka penggemar kereta, maka tempat yang dipilih adalah stasiun kereta api. Setiap minggunya komunitas ini juga memanfaatkan area Car Free Day untuk ajang sosialisasi promosi KA. “Kami sangat senang membantu KAI pada masa angkutan lebaran ini karena terkait dengan hobi kami. Kami yang sangat mencintai pernik-pernik tentang kereta api,” ungkap salah satu anggota komunitas. (CCKA)

DALAM rangka menumbuhkan rasa kepedulian terhadap keselamatan perjalanan kereta api, jajaran Daop 4 Semarang melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility). Kegiatan ini ditandai dengan adanya pembagian 200 paket sembako dan alat sholat kepada para PJL (Penjaga Jalur Lintasan) Swadaya masyarakat di wilayah Daop 4 Semarang, yakni mulai dari Tegal sampai dengan Bojonegoro.

Tercatat di wilayah Daop 4 Semarang terdapat 750 titik pelintasan, dimana 507 titik merupakan pelintasan resmi dan 198 titik merupakan pelintasan liar. Dari pelintasan resmi ini terbagi lagi menjadi 92 titik yang dijaga petugas KAI, 20 titik dijaga Pemda, dan 395 titik tidak terjaga atau sekarang sedang dijaga swadaya oleh masyarakat.

Kegiatan CSR ini, berlangsung selama 1 minggu, mulai dari tanggal 9 sampai dengan 15 Juli 2015. Dengan dibantu oleh Komunitas Railfans Daop Empat, sebanyak 200 paket sembako telah berhasil dibagikan, baik menggunakan angkutan kereta api maupun angkutan jalan raya.

Selain pembagian paket bantuan CSR, jajaran management KAI Daop 4 Semarang juga memberikan spanduk berisi himbauan untuk berhati-hati melintasi pelintasan kereta api.

EVP Daop 4 Semarang, Sucipto Susilohadi menjelaskan, CSR ini bertujuan untuk membantu menertibkan masyarakat yang hendak melewati jalur kereta yang tak berpalang pintu, sekaligus mengontrol adanya tindakan pelemparan batu yang rawan terjadi di sepanjang pelintasan. “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para PJL Swadaya dapat membantu mengawasi keamanan perjalanan kereta api. Dengan demikian, angka kecelakaan khususnya di pelintasan sebidang pun bisa dikurangi,” tegasnya. (CCKA)

JUMAT (31/7), bertempat di kantor Daop 5 Purwokerto telah dilakukan penyerahan jaminan pembayaran angkutan pupuk oleh PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) kepada KAI Daop 5. Adapun wujud kepercayaan dan keseriusan PT Pusri dengan PT Kereta Api Indonesia Daop 5 Purwokerto yaitu telah menyerahkan jaminan pembayaran angkutan pupuk senilai Rp 705.000.000 kepada KAI. Jaminan pembayaran angkutan tersebut diserahkan oleh Anton Sujatmoko dari PT Pusri kepada Vice President KAI Daop 5 Purwokerto Safrudiansyah.

VP Daop 5 Purwokerto menyambut baik

kepercayaan PT Pusri dan berjanji akan terus meningkatkan perbaikan terhadap kekurangan dan kelemahan yang ada dalam angkutan pupuk Pusri ini agar lebih maksimal. Dengan adanya angkutan pupuk Pusri dari Cilacap ke stasiun tujuan yang antara lain Stasiun Gombong, Stasiun Maguwo dan Stasiun Ceper berjalan, selanjutnya akan membuka dua stasiun baru yaitu stasiun Prupuk dan stasiun Palur. Sementara angkutan pupuk dengan kereta api ke Purworejo akan dilakukan kajian terkait sudah tersedianya gudang PT Pusri di Bayan Purworejo. (CCKA)

JAKARTA (14/7), masih dalam suasana Angkutan Lebaran 2015, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Direktur Pengelolaan Sarana KAI Rono Pradipto, Direktur Keuangan KAI Kurniadi Atmosasmito, EVP Daop 1 Jakarta Apriyono Wedi Chresnanto beserta jajaran Kantor Pusat dan Daop 1 Jakarta, secara simbolis memberangkatkan 1 rangkaian KA Menoreh Jurusan Stasiun Pasar Senen-Semarang Tawang dan 1 rangkaian KA Jaka Tingkir jurusan Stasiun Purwosari.

Ganjar berkenan memberangkatan 2 kereta tersebut karena merupakan program perdana dari Pemerintah Provinsi Jateng untuk memberi fasilitas mudik gratis dengan menggunakan moda transportasi Kereta Api bagi masyarakat menengah kebawah asal Jateng yang tinggal di Jakarta.

Sebelumnya Ganjar menyempatkan diri meninjau

penerapan sistem boarding, fasilitas pelayanan untuk penumpang yang tersedia di Stasiun Pasar Senen serta menyapa penumpang di dalam kereta yang hendak berangkat.

Ganjar meminta KAI dan pihak stasiun lebih selektif dalam mendata penumpang. Karena, saat meninjau tempat boarding masih ditemukannya calon penumpang yang menggunakan tiket tidak sesuai dengan kartu identitasnya.

Selebihnya ia mengaku puas dengan keadaan Stasiun Pasar Senen sekarang. Pasalnya, stasiun tersebut sudah lebih bersih dan rapi dibanding terakhir kali ia mengunjunginya. “Saya puas, Stasiun Pasar Senen sekarang lebih bersih dan tertata rapi. Terakhir saya kesini masih kelihatan angker koyo bangunan Belanda ngono,” tutupnya. (CCKA)

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo didampingi Direktur Pengelolaan Sarana KAI Rono Pradipto dan EVP Daop 1 Apriyono Wedi menemukan penumpang yang tiketnya tidak sesuai identitas aslinya.FOTO : CCKA

Program Mudik Gratis Pemprov Jawa Tengah

PT Pusri Serahkan JaminanPembayaran Angkutan Pupuk

VP Daop 5 Purwokerto Safrudiansyah menerima jaminan pembayaran angkutan dari PT Pusri.FOTO : CCKA

Bantuan Edan Sepur untukPelayanan Informasi Penumpang

Salah satu anggota komunitas Edan Sepur (berseragam batik hijau) memberikan informasi kepada penumpang KA saat arus Mudik Lebaran 2015 di Stasiun Cirebon.

FOTO : CCKA

Daop 4 Semarang Bagikan 200 Paket Sembako kepada PJL Swadaya

EVP Daop 4 Semarang, Sucipto Susilohadi (tengah) saat menyerahkan paket sembako kapada PJL Swadaya Masyarakat di pelintasan sebidang antara petak jalan Semarang Tawang-Alastua.

FOTO : CCKA

Page 12: Transindo 110

EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Trans BP3IP12

Hal ini sejalan dengan motto BP3IP Jakarta, yakni ‘Terunggul dan Terdepan’. Saat ini lembaga diklat kepelautan yang berkampus di

bilangan Sunter ini, telah memiliki sarana pembelajaran praktek yang modern, merupakan salah satu yang terlengkap di Indonesia. Tak berhenti disini, lembaga ini juga mengimbanginya dengan sumber daya manusia (SDM) pengajar yang mumpuni yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dunia kemaritiman.

Capaian ini tentunya sesuai dengan visi BP3IP Jakarta yakni, ‘Menjadi Lembaga Diklat Kepelautan yang Terunggul di Asia’. Serta tiga misinya, pertama, meningkatkan jumlah lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers dan Amandemennya, serta perundang-undangan nasional.

Kedua, memberikan peluang bagi tenaga pendidik untuk mengembangkan ilmu kepelautan melalui pendidikan formal dan non-formal. Dan yang ketiga, menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan yang mutakhir untuk peningkatan kompetensi pelaut.

BP3IP Jakarta telah menjadi lembaga diklat kepelautan dengan input pelaut yang telah memiliki pengalaman berlayar di kapal niaga, baik dalam pelayaran domestik maupun internasional adalah salah satu ciri khas kampus yang didirikan pada tahun 1949 ini.

Menurut Direktur BP3IP Jakarta, Capt. Mulder Mustafa, SE, pihaknya tetap berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan mutu diklat ini dengan terus mengikuti perubahan-perubahan yang ada di dunia kemaritiman, seperti regulasi International Maritime Organization (IMO), International Labour Organization (ILO), dan tentunya mengikuti perkembangan iptek dunia kemaritiman yang begitu pesat.

“Pencapaian ini tentunya tak terlepas dari komitmen kuat BP3IP yang selalu tetap berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan ini dengan terus mengikuti perubahan-perubahan yang ada di dunia kemaritiman, seperti regulasi International Maritime Organization (IMO), International Labour Organization (ILO). Dan, tentunya mengikuti perkembangan iptek kemaritiman yang begitu cepat,” tutur pria kelahiran Majene, 17 Agustus 1958 ini.

Saat ini, sebagai salah satu pioner di Kemenhub yang telah menerapkan pola pengelolaan keuangan sebagai Badan Layanan Umum (BLU) berbasis kinerja, BP3IP Jakarta menyelenggarakan core businesses diklat keahlian, Certificates of Competency (COC) dari tingkat ANT (Ahli Nautika Tingkat)/ATT (Ahli Teknika Tingkat) Dasar sampai dengan ANT/ATT I dan berbagai diklat ketrampilan pelaut Certificates of

Proficiency (COP) yang telah approved oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub selaku Administration of Flag State.

“Alhamdulillah, dengan tiga jenis layanan diklat yang kami selenggarakan, yakni diklat peningkatan, penyegaran dan keterampilan, dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan pencapaian yang sangat bagus,” ujar mantan Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Surabaya ini.

Dimana, lanjutnya, capaian layanan diklat dari tahun 2011 hingga 2014 meningkat sangat signifikan. Tahun 2011 sebanyak 14.830 orang, 2012 (17.802 orang), 2013 (20.398 orang), dan tahun 2014 sebanyak 50.049 orang. Dari ketiga jenis layanan diklat tersebut, diklat keterampilan paling banyak pesertanya. Sedang target peserta diklat di tahun 2015 ini, untuk diklat peningkatan 5.250 orang, diklat pemutakhiran (4.500), diklat pemutakhiran manajemen (2.700), diklat keterampilan (11.320), dan diklat revalidasi keterampilan (5.020).

“Keberhasilan pencapaian tersebut tentunya tak terlepas karena adanya dukungan dari SDM BP3IP Jakarta yang berkualitas. Dimana hingga kini BP3IP Jakarta didukung sebanyak 241 pegawai,

terdiri 111 orang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan 130 orang non PNS,” ungkap Mulder.

Sarana PrasaranaBegitu juga diperkuat sarana dan

prasarana yang lengkap dan serba modern. Ada 14 jenis laboratorium, antara lain seperti Ship Construction Laboratory, Ship Operation Laboratory, Electronic Laboratory, Language Laboratory, Diesel Engine Plant, Safety Equipment, dll. Serta 14 jenis simulator, seperti ECDIS Simulator, GMDSS Simulator (Computer Based), GMDSS Simulator (Real Equipment Panel), Navigation Aids Simulator, dll.

Dengan adanya sarana dan prasarana pembelajaran praktek laboratorium dan simulator yang lengkap dan modern, diharapkan dapat berfungsi optimal untuk peningkatan kualitas pendidikan kepelautan. “Ini menjadi bukti bahwa kita di BP3IP tetap terus mengikuti perkembangan iptek dunia maritim demi kualitas pelaut Indonesia,” ujarnya.

“Target kedepan, bagaimana kita bisa melengkapi, memperbanyak dan mengembangkan sarana dan prasarana diklat, seperti laboratorium dan simulator yang sudah ada. Sehingga para perwira siswa (pasis) lepas dari sini (BP3IP) benar-benar siap pakai dan mumpuni ditingkatannya,” tegasnya.

“Saya tidak menginginkan lulusan BP3IP Jakarta buta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal di industri kemaritiman itu sarat dengan high technology, yang dari waktu ke waktu perkembangannya sangat cepat.”

Seperti, salah satu teknologi yang kini

sedang gencar dikampanyekan oleh IMO adalah penggunaan Electronic Charts Display and Information Systems, atau disingkat ECDIS pada kapal. Konvensi internasional menetapkan peta elektronik ini menjadi perangkat yang harus ada di kapal.

Jadi menurut Mulder, kecanggihan peralatan yang ada di kapal, juga harus ada di kampus. Sehingga orang-orang yang kita produksi memang pelaut-pelaut yang siap pakai. Tanpa itu semua, kata Mulder, diklat pelaut tidak akan valid dikarenakan kekurangmampuan lulusan dalam mengenal dan mengoperasikan teknologi terkini, yang berakibat menurunnya daya saing pelaut Indonesia di dunia kerja.

Hal ini yang sering kali dipesankan kepada kita para pengelola diklat kepelautan dibawah naungan Kemenhub oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. “Kalian harus memproduksi pelaut-pelaut yang siap pakai, orang yang diminta oleh pasar, orang yang mempunyai kapasitas,” pesan Menhub, kepada jajaran BPSDM

Kemenhub. (TA)

Direktur BP3IP Jakarta, Capt. Mulder Mustafa, SE

BERKOMITMEN TERUSTINGKATKAN MUTU DIKLAT LAUT

Balai Besar Pendidikan, Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) kepelautan di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), senantiasa memiliki komitmen untuk mengembangkan diklat bagi pelaut secara terus-menerus.

Pelepasan lulusan diklat ANT I dan ATT I di upacara Bon Voyage. Direktur BP3IP Jakarta, Capt. Mulder Mustafa, SE.

FOTO-FOTO : TAUFAN

“Pencapaian ini tentunya tak terlepas dari komitmen

kuat BP3IP yang selalu tetap berkomitmen untuk

menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan ini dengan terus mengikuti perubahan-

perubahan yang ada di dunia kemaritiman, seperti

regulasi International Maritime Organization (IMO), International

Labour Organization (ILO). Dan, tentunya mengikuti

perkembangan iptek kemaritiman yang begitu

cepat.” Target kedepan, bagaimana kita bisa melengkapi, memperbanyak dan

mengembangkan sarana dan prasarana diklat, seperti laboratorium

dan simulator yang sudah ada. Sehingga para perwira siswa

(pasis) lepas dari sini (BP3IP) benar-benar siap pakai dan

mumpuni ditingkatannya.

Page 13: Transindo 110

EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

13 Trans BP3IP

Bahkan, menurut Direktur BP3IP Jakarta Capt. Mulder Mustafa, SE, pihaknya kewalahan untuk melayani keinginan calon perwira siswa (pasis)

untuk mengikuti proses diklat kepelautan yang BP3IP selenggarakan. “Kewalahan yang kami maksudkan disini adalah kapasitas lokal kelas yang ada tak sebanding dengan pendaftar. Alhasil, setiap kami membuka pendaftaran banyak pendaftar yang terpaksa harus kami tolak. Saat ini kondisi kampus kami sudah pada titik jenuh,” ujar pria berkumis tebal ini.

Karenanya, tak jarang mereka jauh-jauh hari sebelum pendaftaran dibuka sudah pesan tempat terlebih dahulu. Melihat kenyataan tersebut, BP3IP Jakarta yang kini dalam penyelenggaraan diklatnya lebih fokus pada pelayanan, berkeinginan untuk menambah sarana dan prasarananya. Seperti penambahan jumlah laboratorium dan simulator, tak terkecuali juga mengembangkan area kampusnya.

Untuk pengembangan kampus, Mulder menegaskan, dengan menambah lahan yang ada saat ini nampaknya sulit dilakukan. Mengingat, disekitar kampus saat ini tak ada lagi lahan yang akan dilepas. “Memang untuk mencari lahan di sekitar kawasan Sunter bisa dikatakan sudah tidak mungkin. Apalagi kawasan ini sangatlah strategis, dekat kemana-mana termasuk ke pelabuhan. Dan, banyak akses untuk menuju kampus,”

terangnya.Mulder menilai, satu-satunya pilihan

untuk pengembangunan kampus adalah membangun gedung kampus secara vertikal. Dimana, pembangunan secara vertikal atau tingkat ini sudah dilakukan oleh pendahulunya. Namun, pembangunan gedung kampus dengan hanya enam lantai ini dirasa masih kurang memadai dan optimal.

Ia tak habis pikir mengapa Pemprov DKI Jakarta saat itu hanya mengijinkan pembangunan Kampus BP3IP Jakarta hanya diizinkan enam lantai saja. “Padahal, sekeliling kampus kami banyak berdiri bangunan pencakar langit, seperti gedung perkantoran, kondominium, hotel dan

sebagainya,” kata Mulder, lugas.

Lalu apa bedanya, perizinan pembangunan kampus dengan gedung-gedung tersebut, Mulder mempertanyakan. Untuk itu dirinya berusaha keras melakukan pendekatan ke pemerintah daerah agar dapat izin diperkenankan mengembangkan dan membangun Kampus BP3IP Jakarta secara vertikal dengan ketinggian yang sama dengan gedung-gedung lainnya.

“Momentumnya sangat tepat, mengingat saat ini pemerintahan Jokowi-JK sedang gencar-gencarnya pada pembangunan kemaritiman, termasuk juga membangun SDM transportasi lautnya. Saya berkeyakinan, pola pikir tentang pembangunan kemaritiman yang ada di benak pejabat DKI sejalan dengan pihaknya,” tuturnya, penuh harap.

Mulder berkeyakinan, keinginan untuk pengembangan secara vertikal Kampus BP3IP bakal didukung Kepala BPSDM Kemenhub dan Menteri Perhubungan. Karena sudah sejalan dengan program kementerian, yakni mencetak sebanyak-banyaknya pelaut-pelaut yang handal dan mumpuni, yang mampu bersaing dengan pelaut asing.

“Dengan kampus berlantai belasan, nantinya bakal menampung pasis yang jauh lebih banyak. Sehingga BP3IP Jakarta mampu lebih banyak lagi menghasilkan pelaut-pelaut yang berkompeten ditingkatannya. Artinya, BP3IP Jakarta mampu lebih banyak lagi menyuplai kebutuhan pelaut bagi dunia industri pelayaran”.

PemutakhiranTerkait pengembangan

kampus, pelaut senior ini mengatakan, mau tidak mau pihaknya harus menambah kapasitas. Meski menambah kapasitas, Mulder berjanji tak mengabaikan kualitas. “Kualitas juga tak boleh dilupakan. Kapasitas dan kualitas haruslah seiring sejalan,” imbuhnya.

Sementara itu berbicara masalah

pemutakhiran kompetensi pelaut sesuai Amandemen STCW 2010 Manila, Direktur BP3IP Jakarta menyatakan pihaknya siap menerima pelaut yang akan melakukannya. Siap, baik fasilitas, SDM, alat pendidikan dan lainnya.

“Pada intinya BP3IP Jakarta sudah mengantisipasinya, kami siap menerima dan menyelenggarakan diklat pemutakhiran kompetensi pelaut. Jauh-jauh hari kami sudah mempersiapkan diri menerima siswa pelaut itu,” kata Mulder.

Dari data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub menyebutkan, saat ini ada sekitar 500 ribu pelaut di Indonesia. Dimana dari jumlah tersebut, sebagian besar mereka bekerja di kapal-kapal asing. Mereka inilah yang menjadi prioritas utama, yang harus melakukan pemutakhiran kompetensi pelaut sebelum 1 Januari 2017 nanti.

“Jika tidak, mereka tak bisa naik kapal atau diturunkan dari kapal,” tegasnya. Sejak setahun yang lalu kita sudah menyelenggarakan diklat pemutakhiran tersebut. Dan kita sudahbanyak mengeluarkan sertifikat pemutahiran kompetensi.

Mulder menghimbau kepada para pelaut agar jangan menunda-nunda untuk mengikuti diklat pemutakhiran. Lebih cepat lebih baik melakukan pemutakhiran kompetensi pelaut itu. Saatnya tiba mereka sudah siap dan tidak berebut masuk diklat.

Yang perlu dicamkan, semua pelaut wajib hukumnya untuk mengikuti pemutakhiran ini. Karena, bagaimanapun ini merupakan ketentuan hukum internasional yang dikeluarkan IMO. Tentunya, jika tak mengikuti maka mereka bakal terancam tak boleh naik kapal. (TA)

Direktur BP3IP Jakarta, Capt. Mulder Mustafa, SE.FOTO : TAUFAN

Ia tak habis pikir mengapa Pemprov

DKI Jakarta saat itu hanya mengijinkan pembangunan

Kampus BP3IP Jakarta hanya diizinkan enam lantai saja. “Padahal,

sekeliling kampus kami banyak berdiri bangunan pencakar langit,

seperti gedung perkantoran, kondominium, hotel dan sebagainya,” kata Mulder,

lugas.

Dibutuhkan Pengembangan Vertikal Kampus BP3IP JakartaDengan ditunjang sarana dan prasarana yang berstandar internasional dan dikelola oleh tenaga-tenaga profesional menjadikan BP3IP Jakarta sebagai institusi pilihan bagi para pelaut untuk mengenyam pendidikan dan meningkatkan kompetensinya. Hal ini dapat dilihat dari animo pelaut yang mendaftar di BP3IP Jakarta begitu tinggi.

Karenanya, tak jarang mereka jauh-jauh hari sebelum pendaftaran dibuka sudah pesan tempat terlebih dahulu. Melihat kenyataan tersebut, BP3IP Jakarta yang kini dalam penyelenggaraan diklatnya lebih fokus pada pelayanan, berkeinginan untuk menambah sarana dan prasarananya. Seperti penambahan jumlah laboratorium dan simulator, tak terkecuali juga mengembangkan area kampusnya.

Mulder menilai, satu-satunya pilihan untuk pengembangunan kampus adalah membangun gedung

kampus secara vertikal. Dimana, pembangunan secara vertikal atau tingkat ini sudah dilakukan oleh pendahulunya. Namun, pembangunan gedung kampus dengan hanya enam lantai ini dirasa masih kurang memadai dan optimal.

Page 14: Transindo 110

Trans KA14 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

SEBAGAI perusahaan yang bergerak di bidang jasatransportasi kereta, PT KAI selalu menempatkan pelayanan sebagai salah satu bagian terpenting karena menyangkutopini publik. Seperti yang dirasakan saat ini, perubahan pelayanan kian terasa mulai daripenumpang di stasiun hingga perjalanan di atas kereta.

Stasiun merupakan prasarana kereta api yang menjadi sangat penting dalam operasional KA. Kondisi stasiun yang mendukung, penumpang pun akan tersenyum. Kiranya gambaran tersebut menjadi alasan mengapa Perseroan dalam hal ini Unit CSR menyalurkan kepeduliannya kepada warga dan Stasiun

Bumiwaluya. Stasiun Bumiwaluya merupakan golongan stasiun kelas 3 yang juga melayani penumpang kereta jarak jauh dan lokal. Meskipun tidak terlalu banyak disinggahi kereta, stasiun tersebut menjadi andalan warga yang akan bepergian menggunakan KRD.

Pada kesempatan itu, Selasa (4/8), VP Daop 2, Ilham Norman

beserta jajaran mewakili PT KAI memberikan bantuan CSR. Bantuan senilai Rp. 150.075.000,- diberikan kepada perwakilan warga yang disaksikan oleh Camat Malangbong sebagai wakil dari pihak Pemda Kabupaten Garut.Bantuan itu akan digunakan untuk pembangunan pengendapan saluran irigasi Desa Citeras dan

pengaspalan Jalan Pesantren KP. Saar/ Stasiun Bumiwaluya yang merupakan permintaan warga. “Saya harap bantuan ini digunakan sesuai dengan peruntukkannya, yakni guna mendukung kenyamanan penumpang di stasiun dan warga Bumiwaluya”, ungkap Ilham.

(CCKA)

CSR KAI Dukung Kenyamanan Penumpang di Stasiun Bumiwaluya

Bantuan dana diserahkan VP Daop 2 kepada perwakilan warga Bumiwaluya.FOTO : CCKA

VP Daop 2 beserta jajaran foto bersama perwakilan warga Bumiwaluya.

Manager Kesehatan Daop 9 Jember Sugriyatno yang memimpin langsung kegiatan

ini mengatakan, “Pemeriksaan tes narkoba ini dilaksanakan sesuai dengan instruksi Direksi untuk menunjang keamanan dan keselamatan perjalanan KA dalam rangka mensukseskan Angkutan Lebaran tahun 2015.”Kegiatan dilaksanakan selama 2 (dua) hari dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hari pertama Senin (13/7) dilakukan di Posrikkes Stasiun

Banyuwang Baru dan hari kedua Selasa (14/7) di Posrikkes Stasiun Jember.

Dari 20 orang yang diperiksa, semuanya negatif yang ditandai dengan munculnya dua garis strip warna merah pada alat periksa. Jika hasilnya positif maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, zat apa, narkotika atau psikotropika. Kalau tergolong narkotika maka akan kita ambil tindakan tegas berupa pemecatan.

Di Daop 5 Purwokerto tes urine dilakukan secara mendadak

terhadap 60 awak KA yang akan melaksakan perjalanan kereta selama masa angkutan lebaran 2015. Dalam tes yang terdiri dari masinis dan asisten masinis di Stasiun Purwokerto tersebut, hasilnya semua negatif.

Menurut Surono, Manajer Corporate Communication Daop 5 Purwokerto, kegiatan ini untuk mendukung keselamatan perjalanan KA, khususnya pada masa angkutan Lebaran sehingga perlu dilakukan tes narkoba secara mendadak pada masinis dan asisten masinis, untuk mendeteksi kemungkinan pemakaian narkotika atau obat-obatan yang berbahaya untuk perjalanan KA. Kegiatan ini akan dilakukan terus secara acak dan tidak terjadwal. Untuk

tempat pengecekannya juga akan berubah-ubah, Kroya atau Kutoarjo, di lakukan secara mendadak. (CCKA)

Tes Narkoba Untuk Awak KAdi Daop 5 Purwokerto dan Daop 9 Jember

Tes narkoba dilakukan terus

secara acak, tidak terjadwal dan

mendadak.

Suasana Tes Urine di Daop 5 yang diawasi langsung oleh VP Daop 5 Safrudiansyah.

Dalam rangka mendukung keselamatan perkeretaapian pada masa angkutan lebaran tahun 2015, Unit Kesehatan Daop 5 Purwokerto dan Daop 9 Jember melaksanakan pemeriksaan tes narkoba 1 (satu) parameter, amphetamine secara random sampling bagi masinis dan asisten masinis.

Petugas lab memeriksa sample urine disaksikan oleh Manager Kesehatan Sugriyatno (kiri), KUPT Crew KA Jember Sis Yulianto, Manager SDM dan Umum M. Subki dan Penyelia Masinis UPT Crew KA Jr Hafid.

FOTO : CCKA

Page 15: Transindo 110

Trans KA 15 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

SABTU (25/7), dalam rangka Posko angkutan Lebaran Tahun 2015, Direktur Pengelolaan Prasarana (D3) Slamet Suseno Priyanto dan Direktur Logistik dan Pengembangan (D7) Hanggoro Budi Wiryawan didampingi EVP Track and Bridge Iwan Eka Putra beserta jajaran manajemen Daop 6 Yk melakukan perbaikan lidah wesel yang aus di wesel 59 Stasiun Solo Balapan dengan menggunakan “Metode Pengelasan Elektroda”. Metode ini menggunakan kawat yang kekuatannya ± 350 Hbr. Perbaikan dengan menggunakan metode tersebut dilakukan guna menjamin keselamatan perjalanan kereta api ketika melalui wesel-wesel yang menjadi salah satu potensi bahaya, efisiensi biaya dan waktu pekerjaan, dan mengatasi backlog-backlog yang ada.

Perbaikan tersebut memakan waktu antara

1,5 hingga 2,5 jam tergantung tingkat keausan atau kripis lidah wesel. Biaya yang dikeluarkan relatif murah dibanding dengan penggantian lidah wesel yang baru yang mencapai 100 juta dengan waktu pengerjaan hingga 1 Hari. Metode ini diterapkan pada jenis wesel R25, R33, R42, dan R54 sedangkan untuk R25 dan R33 sudah tidak ada lagi. Metode ini telah diterapkan di seluruh Jawa-Sumatera. Selain kegiatan perbaikan lidah wesel yang aus, D3 dan D7 melakukan pemeriksaan tiket penumpang KA Logawa relasi Lempuyangan-Purwosari dan melakukan pemeriksaan Stasiun Purwosari (Pws) dan Solo Balapan (Slo). Pemeriksaan meliputi pemeriksaan ruang kebersihan PPKA, toilet, tertib administrasi Perka, kondisi seluruh wesel-wesel di emplasemen, dan kondisi boarding serta CTM di Stasiun Pws dan Slo. (CCKA)

MENINGGALKAN keluarga dan tidak bisa berkumpul dengan orang yang disayangi saat merayakan hari istimewa seperti Hari Raya Idul Fitri untuk tugas memang bukan hal yang mudah untuk dijalani. Demi memberikan semangat kepada pegawai yang sedang berdinas. Direktur Umum, Personalia dan TI PT KAI (D6), M. Kuncoro Wibowo saat melakukan Posko angkutan Lebaran 2015 di Daop 8 Sb (20-23/7) secara acak mendatangi Penjaga perlintasan, Stasiun serta Unit Pelaksana Teknis (UPT). “Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin,” ucap D6 sambil menyalami satu persatu pegawai yang ditemuinya. Ia juga mengapresiasi pegawai yang bertugas saat momen Lebaran. “Atas nama Direksi PT KAI, Saya memberikan apresiasi setingi-tingginya

dan mengucapkan terima kasih atas pengabdian dan pengorbanan pegawai yang tetap berdinas disaat yang lainya berkumpul dengan keluarga,” tambahnya.

Selama 4 hari posko, selain mengucapkan selamat hari raya kepada pegawai. D6 berkeliling ke ruangan tiap UPT serta memeriksa berbagai fasilitas penunjang kerja di unit tersebut. Tidak hanya itu, D6 juga menguji kecakapan pegawai untuk mengoperasikan sistem SAP LAM di unit tersebut. Seperti ketika D 6 mengunjungi Pos Kesehatan di Stasiun Malang, Selasa (21/7). “Secara bertahap, semua pekerjaan yang sekarang masih dilakukan secara manual, akan ditinggalkan,” pesan D6 kepada Ervin, salah satu pegawai Poskes Stasiun Malang. (CCKA)

DALAM rangka monitoring percepatan pekerjaan jalur ganda PT KAI, Direktur Logistik (D7) dan Pengembangan Hanggoro Budi Wiryawan melakukan kunjungan kerja ke Divre 3 SS. Kunker dimulai dengan rapat koordinasi pembahasan percepatan pekerjaan paket sembilan pembangunan jalur ganda Cempaka Belambangan Umpu dan lintas Prabumulih antara PT KAI dengan PT Hutama Karya (HK). Rabu (29/7) di ruang rapat Babaranjang, D7 didampingi oleh EVP Divre III SS, ELD, EHB, ELL, Deputy EVP, serta jajaran Investasi Divre 3 SS. Dalam pembinaannya, D7 meminta agar PT Hutama Karya dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan prioritas percepatan pekerjaan yang telah disepakati.

Kunker dilanjutkan dengan peninjauan pekerjaan switchover petak jalan Gunung Megang-Penanggiran. Kamis (30/7). Pekerjaan switchover petak jalan Gunung Megang-Penanggiran adalah bagian akhir

dari investasi pembangunan jalan rel ganda antara Stasiun Tanjung Enim Baru-Stasiun Tanjung Rambang (102 km) yang dilaksanakan menggunakan dana investasi PT KAI.

Pada Kamis (30/7) telah dilakukan uji coba KA pertama KLB balas melalui petak jalan Gunung Megang - Penanggiran dengan aman dan lancar. Harapan Divre 3 SS untuk dapat mencapai angkutan batu bara di atas 25 juta ton per tahun akan segera terwujud. Tonggak sejarah pembangunan jalur ganda ini terlaksana atas kegigihan dan kerja keras insan PT KAI yang tidak mengenal lelah, siang dan malam sejak tahun 2009 hingga sekarang. Semoga Oktober tahun ini, PT KAI khususnya Divre 3 SS akan menambah bukti kesuksesan lainnya yaitu menuntaskan pembangunan jalur ganda Stasiun Giham-Stasiun Cempaka (67 km). (CCKA)

PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan Kementerian Perhubungan menandantangani kontrak Infrastructure Maintenance Operation

(IMO). IMO adalah biaya yang harus ditanggung pemerintah untuk merawat dan mengoperasikan prasarana perkeretaapian milik negara. Prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan. Penandatanganan diadakan di ruang Majapahit, Kementerian Perhubungan, Senin (27/7). Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro menandatangani kontrak senilai 1.471 triliun disaksikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko.

Edi menyampaikan bahwa dengan ditandatanganinya kontrak IMO, PT KAI bisa menyiapkan rencana-rencana perbaikan, baik di bidang operasi maupun prasarana yang ada. Saat ini banyak komponen-komponen prasarana PT KAI yang sudah waktunya untuk diperbaiki. “Kita berharap bisa secepatnya melakukan penggantian komponen prasarana, sehingga nantinya PT KAI akan semakin dicintai oleh para penumpangnya dan oleh para pecintanya,” ujar Edi.

Ignasius Jonan pada sambutannya berharap dengan adanya IMO ini, secara keseluruhan sarana perkeretapian yang dioperasikan dan dirawat kualitasnya dapat membaik. Dan ditegaskannya keselamatan transportasi publik tidak boleh dikorbankan. (CCKA)

D6 Apresiasi Pegawaiyang Dinas Saat Lebaran

Kunjungan Kerja D7 ke Divre 3 SS

D7 didampingi EVP Divre 3 pada kunjungan kerja di Anjungan Tambang PT Batu Bara Tanjung Enim.FOTO : CCKA

D6 didampingi Manager Kesehatan Daop 8 saat mengecek kesediaan obat di Poskes Stasiun Malang.FOTO : CCKA

Kontrak IMO Sebesar Rp1,4 T Ditandatangani

D3 dan D7 Perbaiki Lidah Wesel yang Aus

Perbaikan lidah wesel yang aus di Wesel 59 Stasiun Solo Balapan, Sabtu (25/7).FOTO : CCKA

Direktur Utama PT KAI menandatangani kontrak IMO disaksikan oleh Menhub dan Dirjenka.FOTO : CCKA

Page 16: Transindo 110

Trans Asuransi16 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Trans Pendidikan

Hingga saat ini BPSDM Kemenhub terus berusaha menciptakan SDM berkualitas di bidang

transportasi darat, laut dan udara. Untuk itu, pembentukan karakter (character building) merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengembangan SDM. Karena itu, selama satu bulan mereka digembleng di Puslatpur Korps Marinir 4 Purboyo Malang, Jawa Timur.

Saat membuka Madatukar tersebut, Kepala BPSDM Kemenhub Wahju Satrio Utomo menuturkan bahwa melalui kegiatan Madatukar kali ini diharapkan dapat membentuk SDM transportasi yang andal, profesional dan beretika.

Tomy, sapaan akrab mantan Kabiro Kepegawaian Kemenhub ini menambahkan, diberbagai

kesempatan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan memberikan arahan untuk dapat merubah pola pikir agar mampu bekerja keras melaksanakan pengabdian di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat). Sehingga, dapat menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi serta memiliki

nilai tambah guna peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan keselamatan di bidang transportasi.

Dalam program Madatukar kali ini, lanjut Tomy, selama satu bulan taruna baru akan dikumpulkan dan dilatih. “Ini merupakan awal dari proses pendidikan sebelum taruna

secara reguler dididik di kampus masing-masing,” ungkapnya di Puslatpur Korps Marinir 4 Purboyo Malang, Jawa Timur.

Tomy menambahkan, program yang diselenggarakan setiap tahun ini diikuti oleh taruna baru seluruh lembaga diklat di lingkungan BPSDM Kemenhub seluruh

Indonesia. Dan, di tahun 2015 ini diikuti oleh 2.723 taruna.

Diungkapkan, diklat ini memiliki empat tujuan utama. Pertama, taruna memiliki karakter dasar secara individu termasuk kedisiplinan, mental, dan fisik prima. Orientasi kepada sasaran taruna mampu memanage dirinya

Di berbagai kesempatan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan memberikan arahan untuk dapat merubah pola pikir agar mampu bekerja keras melaksanakan pengabdian di bidang pendidikan dan pelatihan (diklat). Sehingga, dapat menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi serta memiliki nilai tambah guna peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan keselamatan di bidang transportasi.

Bentuk SDM Transportasi Handal

Lewat MadatukarDalam upaya membentuk sumber daya manusia (SDM) transportasi yang handal, profesional dan beretika, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaksanakan kegiatan Masa Dasar Pembentukan Karakter Taruna Transportasi (Madatukar) di Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur) Korps Marinir 4 Purboyo Malang, Jawa Timur, mulai Senin, 24 Agustus 2015 lalu.

Kepala BPSDM Kemenhub, Wahju Satrio Utomo saat melakukan penyematan tanda peserta.FOTO | IST

Kepala BPSDM Kemenhub, Wahju Satrio Utomo saat memeriksa pasukan dalam kegiatan Masa Dasar Pembentukan Karakter Taruna Transportasi (Madatukar).FOTO | IST

Page 17: Transindo 110

Trans AsuransiTrans Bisnis 17 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Trans Pendidikan

sendiri.“Taruna diharapkan memiliki

kemampuan untuk mengelola dengan baik sikap dan perilakunya. Mereka disiplin dalam berbagai hal, contohnya tahu waktu kapan harus belajar, kapan mesti beribadah dan sebagainya,” ujarnya.

Taruna, lanjut Tomy, juga diharapkan dapat mengelola hubungan dengan orang lain dan masyarakat. Serta mampu mengelola hubungan dengan lembaga tempat dia dididik dan bekerja. Dan, mampu mengelola hubungan dengan sang Maha Pencipta

Kedua, meningkatakan kesamaptaan. Hal itu akan menghindarkan bahkan menghilangkan kekerasan di dalam kampus. “Kekerasan biasanya lahir karena kesalnya senior melihat sikap taruna junior atau kecewa karena taruna junior tidak cepat memahami hal-hal menyangkut kesamaptaan, misalnya dalam hal baris berbaris atau hormat,” tuturnya.

Ketiga, mendorong perubahan sikap perilaku ke arah yang lebih positif, kreatif, inovatif, mampu bekerja sama. Diharapkan taruna memahami keterpaduan. Sebagai ahli dalam transportasi dapat memahami persoalan-persoalan dalam transportasi hanya bisa diselesaikan dengan kerja tim secara terpadu.

Keempat, memantapkan kecintaan kepada bangsa, negara dan Tanah air serta membangun semangat juang tinggi dan pantang menyerah dalam menegakkan dan menjaga keutuhan Indonesia.

SDM TERBATASSelain itu, Tomy

mengakui kemampuan SDM di bidang transportasi masih kurang dan terbatas.

Misalnya, di laut hingga kini Indonesia baru bisa mencetak 500 ribu orang pelaut sedangkan

Filipina

sudah menghasilkan 2 juta pelaut. Padahal, luas lautan Filipina jauh lebih kecil dibanding Indonesia. “Kita memperkerjakan di kapal asing ada 78 ribu pelaut, Filipina sudah 400 ribu. Masih jauh perbandingnya,” ungkapnya.

Kini pelaut juga dihadapkan dengan adanya tuntutan

standar pelaut yang ditetapkan International Maritime Organization (IMO). Pelaut dunia, lanjut Tomy, termasuk Indonesia harus mengikuti syarat dan ketentuan Standards of Training, Certifitation and Watchkeeping (STCW)

Amandemen Manila 2010.Mulai tanggal 1 Januari

2017 nanti, sertifikat kompetensi (COC) ataupun

sertifikat keterampilan (COP) yang belum di update

mengikuti standar STCW

Amandemen Manila 2010 diangap tidak berlaku, sehingga para pelaut

tersebut tidak akan bisa berlayar.“Saat ini baru 14 persen

pelaut yang telah mengupdate. Kita terus sosialisasikan dan himbau kepada para pelaut agar segera memperbaharui sertifikat kompetensinya,” jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, di udara air kebutuhan SDM seperti penerbang, air traffic controller (ATC), teknik bandara, komunikasi penerbangan juga sangat dibutuhkan. Apalagi di sektor transportasi udara, setiap tahunnya terdapat 77 pesawat baru yang masuk. Setiap pesawat membutuhkan 6 set atau 470 pilot.

Di darat, kebutuhan penguji kendaraan bermotor, teknisi kendaraan bermotor dan pengemudi profesional juga harus dipenuhi. “Dengan pembagian 1000 bus gratis, kebutuhan untuk pengemudi juga akan ditingkatkan,” ucapnya.

Sementara itu, untuk kondisi sekolah transportasi, Tomy menganggap semua sudah cukup bagus. Baik dari sisi fasilitas, kurikulum dan tenaga pengajar. Kini, dengan total 24 sekolah transportasi diharapkan mampu makin meningkatkan SDM transportasi kedepannya. (*)

Tomy mengakui kemampuan SDM di bidang transportasi masih kurang dan terbatas. Misalnya, di laut hingga kini Indonesia baru bisa mencetak 500 ribu orang pelaut sedangkan Filipina sudah menghasilkan 2 juta pelaut. Padahal, luas lautan Filipina jauh lebih kecil dibanding Indonesia. “Kita memperkerjakan di kapal asing ada 78 ribu pelaut, Filipina sudah 400 ribu. Masih jauh perbandingnya,” ungkapnya.

Kepala BPSDM Kemenhub, Wahju Satrio Utomo saat memeriksa pasukan.FOTO | IST

Sementara itu, untuk kondisi

sekolah transportasi, Tomy menganggap semua sudah cukup

bagus. Baik dari sisi fasilitas, kurikulum dan tenaga pengajar. Kini, dengan total 24 sekolah transportasi

diharapkan mampu makin meningkatkan SDM transportasi

kedepannya.

Foto bersama kegiatan Masa Dasar Pembentukan Karakter Taruna Transportasi (Madatukar) di Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur) Korps Marinir 4 Purboyo Malang, Jawa Timur.

Page 18: Transindo 110

18 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Trans Pendidikan18

Batas-batas antar negara tidak lagi menjadi eksklusifitas, namun lebih tepat menjadi potensi komoditas bagi

bangsa-bangsa lain. Sehingga dapat dikatakan kedaulatan negara Republik Indonesia sangat dipertaruhkan.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Wahju Satrio Utomo, SH, M.Si dalam sambutannya di acara Wisuda Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal, yang dibacakan oleh Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat, Ir. Hotma P. Simanjuntak, M.STr.

Untuk menghadapi itu semua, menurutnya, diperlukan kesiapan seluruh anak bangsa untuk merapatkan barisan, bersatu mengadapinya. “Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian kita semua, karena itu semua adalah bagian dalam hidup yang harus kita jalani sebagai bangsa yang berdaulat di tengah kehidupan global,” tuturnya.

Ia mengingatkan permintaan Menteri Perhubungan agar seluruh jajaran Kemenhub untuk dapat merubah pola pikir (mindset)-nya agar senantiasa mampu bekerja keras melaksanakan pengabdian kepada bangsa dan negara dibidang diklat sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi. Dan juga memiliki nilai tambah guna peningkatan pelayanan kepada masyarakat, serta meningkatkan keselamatan transportasi.

“Kualitas lulusan diklat transportasi yang baik akan menentukan keberhasilan pembangunan nasional, antara lain dengan disiplin, loyalitas, integritas, rasa bangga bila berkinerja baik serta mampu bekerjasama dan peduli dengan orang lain. Hal ini diharapkan menjadi karakter setiap insan perhubungan,” kata Kepala BPSDM Kemenhub.

Ditambahkan, kemajuan teknologi dan arus informasi yang begitu pesat telah membawa berbagai perubahan dan tantangan yang menuntut kita untuk bekerja keras, lebih fokus dan konsentrasi penuh serta berusaha terus menerus untuk mengimbanginya. Seperti, kemajuan teknologi yang harus diimbangi dengan kemampuan SDM transportasi sebagai operator.

“Apabila tidak dilakukan maka bukan tidak mungkin pelayanan kepada masyarakat akan bertambah buruk dan kecelakaan transportasi masih akan terus terjadi,” tegasnya. Kecanggihan teknologi, lanjutnya, tidak akan dapat menjamin meningkatnya pelayanan dan keselamatan, apabila tidak didukung oleh SDM dengan kompetensi yang optimal dan handal.

Oleh karena itu, setiap SDM transportasi harus terus meningkatkan kompetensi,

kemampuan, sikap mental, disiplin dan tanggung jawab yang tinggi agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan dapat lebih menjamin keselamatan transportasi.

Selanjutnya ia katakan, masih sering terjadinya kecelakaan dan pelayanan kepada masyarakat yang belum sepenuhnya baik, menunjukkan kepada kita semua bahwa masih banyak hal-hal yang kita benahi di sektor transportasi.

“Dalam bidang pengembangan SDM, kita dituntut untuk selalu

melakukan perbaikan dan penyempurnaan sistem pendidikan, metode ujian dan sertifikasinya yang harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan. Sehingga, senantiasa dapat menghasilkan lulusan yang prima, profesional dan beretika,” ucapnya.

Untuk mencapai itu semua, maka baik pemerintah maupun masyarakat penyedia dan pengguna jasa transportasi harus bergandengan tangan, bahu-membahu, dan bersinergi untuk mencapainya, maka semuanya itu pasti akan dapat terwujud.

PrestasiTiga tahun terakhir ini prestasi

membanggakan telah ditorehkan para taruna PKTJ Tegal dalam mengikuti event lomba antar perguruan tinggi tingkat nasional. Di tahun 2014 lalu, untuk pertama kali mengikuti seminar nasional keselamatan di Jember dan berhasil menyabet Juara III Karya Ilmiah Forum Study Transportasi Perguruan Tinggi Indonesia (FSPTI).

Sedangkan di 2015 ini, mereka berhasil menjadi Juara I Karya Ilmiah Forum Study Transportasi

Perguruan Tinggi Indonesia (FSPTI) di Lampung. Mereka berhasil bersaing dan mengalahkan UGM, UI dan perguruan tinggi ternama lainnya. Para juara ini bersama dosen pendampingnya akan kami usulkan kepada Kepala BPSDM Kementerian Perhubungan untuk diikutkan dalam beberapa konferensi internasional di Turki dan Amerika Serikat.

Prestasi akademik lainnya yang berhasil ditorehkan para taruna PKTJ Tegal, diantaranya: salah satu taruna berhasil terpilih untuk mengikuti Program Beasiswa Pertukaran Mahasiswa Kementerian

Pendidikan ke Jepang; Pemakalah Conference For Civil Engineering Research Networks (CONCERN) yang dihadiri para profesor dari Jepang di Bandung; Pemakalah Permanent International Assosciation of Road Conggres (PIARC) di Makassar, dan prestasi lainnya.

“Kami bangga akan hal ini, karena secara tidak langsung mempromosikan PKTJ Tegal ke seluruh perguruan tinggi teknik di Indonesia, termasuk juga ke tingkat internasional,” ujar Direktur PKTJ Tegal, Yudi Karyanto, ATD, M.Sc.

Menurut Yudi, PKTJ Tegal yang didirikan tahun 2012 bermula dari rasa keprihatinan kita karena tingginya angka kematian di Indonesia ini, terdiri dari tiga prodi, D III Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB), D IV Teknik Keselamatan Otomotif (TKO) dan D IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan (MKTJ), dimana ketiganya saling melengkap.

“Kedepan kami telah mengembangkan Kampus 2 Margadana. Karena itu PKTJ Tegal bakal mengembangkan laboratorium-laboratorium kecil dan menambah dosen-dosen baru. Karena itu kami akan merekrut para lulusan-lulusan terbaik dan berprestasi dari PKTJ sendiri,” kata Yudi. Ditambahkan, wisuda kali ini untuk lulusan D III PKB merupakan angkatan kedua. Sedangkan untuk wisudawan D IV TKO dan D IV MKTJ merupakan angkatan pertama.

Dalam laporannya, Direktur PKTJ Tegal menjelaskan bahwa PKTJ Tegal kali ini mewisuda sebanyak 143 orang, yang terdiri Prodi D IV MKTJ sebanyak 64 orang, D IV TKO sebanyak 22 orang, dan D III PKB sebanyak 57 orang.

Sementara itu, Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno dalam sambutannya meminta seluruh civitas akademika PKTJ Tegal, untuk terus berusaha semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, berkaitan dengan profesionalisme. PKTJ Tegal tidak bisa melepaskan diri dari misi terkininya menjadi politeknik pendidikan vokasi berkualitas tinggi, riset standar dunia.

“Saya berharap kiranya lembaga pendidikan tinggi ini untuk terus berupaya menjaga nama baik dan konsisten dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi,” ujar Walikota.

Walikota yakin dengan didukung seluruh civitas akademika, pemerintah dan pemerintah daerah serta masyarakat, akan mampu berdiri sejajar dengan perguruan tinggi terkemuka lain di indonesia dan di dunia.

“Karena PKTJ Tegal saat ini merupakan satu-satunya di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara karena program studi yang diselenggarakan di PKTJ Tegal sangat khas dan tidak ada di perguruan tinggi lainnya di Indonesia,” ungkap Walikota. (TA)

Hadapi MEAPola Pikir KitaHarus Dirubah

Setiap SDM transportasi harus terus meningkatkan kompetensi, kemampuan, sikap mental, disiplin dan tanggung jawab yang tinggi agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan dapat lebih menjamin keselamatan transportasi.

Perlu disadari saat ini bangsa Indonesia akan memasuki persaingan global yang pelik, yakni Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dimana kehadiran investor dan tenaga kerja asing akan sangat mengancam eksistensi peran anak bangsa. Diperburuk dengan terancamnya perusahaan dalam negeri yang harus mampu bersaing dengan kapitalis tingkat Asia dan dunia.

Pengalungan tali samir oleh Direktur PKTJ Tegal.

Para wisudawan meneriakkan yel-yel PKTJ Tegal.FOTO-FOTO : TAUFAN

Kapuspeng Darat bersama para wisudawan terbaik.Walikota Tegal, Hj. Siti Masitha.

Iqbal (2 kanan) juara 1 karya ilmiah nasional bersama dosen pembimbing.

Page 19: Transindo 110

19 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Antar Moda 19

Mantan Kepala Staf TNI Angkutan Udara (Kasau), Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim

menyatakan keprihatinannya dengan kondisi dunia penerbangan nasional dengan beruntunnya kecelakaan pesawat terbang.

“Kecelakaan terjadi secara beruntun dan dalam waktu yang sangat berdekatan. Dapat disimpulkan bahwa telah terjadi sesuatu yang amat serius dalam dunia penerbangan kita, kata Chappy seperti dikutip dari laman pribadinya, Chappyhakim.com.

Chappy menulis sejumlah musibah yang menimpa maskapai penerbangan nasional. Pertama, pesawat Komala Air yang mengalami kecelakaan di Lapangan Terbang perintis Ninia, Yahukimo, Papua, pada 12 Agustus 2015.

Kedua, pesawat Trigana Air yang jatuh di Kampung Bape, perbatasan Distrik Oksob dengan Seram, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada 16 Agustus 2015. Kecelakaan itu hanya selisih empat hari. Korbannya tak sedikit. Belum lagi dihitung kecelakaan pesawat militer Hercules yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, pada 30

Juni 2015.Buntut dari sering terjadinya

kecelakaan pesawat membuat Federal Aviation Administration (FAA), otoritas penerbangan Amerika, menempatkan Indonesia dalam kelompok negara yang un-safe atau tak aman untuk penerbangan. Penerbangan di Indonesia dinilai tidak memenuhi persyaratan keselamatan terbang internasional, seperti yang diberlakukan International Civil Aviation Organization (ICAO).

Sejak 2007, Otoritas Penerbangan Uni Eropa telah melarang seluruh maskapai penerbangan Indonesia masuk ke wilayah udara Uni Eropa. ICAO mendapatkan lebih dari 120 temuan yang menunjukkan bahwa Indonesia tidak memenuhi persyaratan dari standar keselamatan terbang. Sikap ICAO kemudian sedikit melunak, dengan memberikan izin kepada beberapa maskapai yang dipandang sudah dapat memenuhi standar keselamatan terbang internasional.

Namun beberapa tahun terakhir, penerbangan nasional kembali lengah. Pertengahan 2015, kasus kecelakaan pesawat kembali terjadi. Buntut dari tragedy Trigana Air,

Amerika Serikat memberlakukan larangan terbang bagi maskapai Indonesia melintas wilayahnya.

Kasus TiketMusibah pesawat Trigana

Air ini memicu persoalan adanya perbedaan manifes dan penumpang yang berangkat. Direktur Operasional Trigana Air Beni Sumariyanto mengatakan perbedaan manifes dan penumpang yang berangkat salah satunya disebabkan oleh banyaknya calo.

Ia menyatakan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan telah memberi perintah langsung kepada pihak bandara dan penerbangan, agar kejadian ini tak terulang. Jika ada oknum internal yang terlibat pasti akan segera kami tindak, kata Beni.

Selain menindaklanjuti soal perbedaan manifes, menurut Beni, pihaknya tengah mengusahakan agar para korban menerima asuransi yang seharusnya. Soalnya dengan perbedaan manifes, asuransi yang tercatat sesuai dengan nama yang tertera pada tiket pesawat.

Beni menegaskan manajemen Trigana Air siap menerima sanksi yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hingga saat ini, sanksi dari Kemenhub adalah menindaklanjuti kejadian ini dengan serius. “Kami sudah berjanji akan selesaikan secepatnya.”

Menteri Jonan meminta manajemen Trigana memperbaiki sistem tiket. “Trigana harus memperbaiki sistem reservasi ticketing nya,” ucapnya. Namun, mantan Dirut PT KAI itu belum

bisa memastikan bagaimana pola yang digunakan Trigana Air dalam melakukan penjualan tiket. Dikhawatirkan ada pola percaloan dalam penjualan tiketnya.

Kedua yang harus dibenahi menurut Jonan adalah setiap masuk pemeriksaan di bandara harus di cek lagi KTP-nya. “Dulu dibebaskan karena antrinya panjang. Nanti saya

lagi mikir lagi, cek lagi KTP-nya,” ucapnya.

Jonan menegaskan, mengenai sanksi yang diberikan tentunya harus menunggu hasil evaluasi soal pembenahan sistem tiket yang dilakukan Trigana. “Kalau kita pandang kurang tidak boleh nambah rute baru dulu sampai itu diperbaiki.” (BI)

Musibah Trigana Air

Menhub Minta ManajemenPerbaiki Sistem TiketMusibah jatuhnya pesawat Trigana Air kembali menyentak dunia penerbangan Indonesia. Belum lepas duka yang mendalam akibat kecelakaan jatuhnya pesawat Air Asia akhir tahun lalu, Hercules di Medan akhir Juni lalu, dunia penerbangan kembali dikejutkan dengan jatuhnya pesawat Trigana Air dalam penerbangan dari Jayapura menuju Oksibil. Seluruh penumpang yang berjumlah 49 orang dan 5 awak tewas.

Puing Trigana Air yang jatuh di Pegunungan Bintan.FOTO :IST

SEBENTAR lagi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015 bakal digelar secara serentak di seluruh Indonesia. Meski sudah dekat waktunya, masih banyak pemerintah daerah (Pemda) yang tampaknya ‘adem ayem’ mempersiapkan segala sesuatunya. Namun demikian, ada juga Pemda yang sudah jauh-jauh hari bersiap diri.

Termasuk disini, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Lewat Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Pemkot Solo melarang alat transportasi umum digunakan untuk kampanye Pilkada 2015 nanti.

Menurut Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Sudrajat, larangan itu mengacu pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 7 Tahun 2015, diantaranya menyebut seluruh sarana dan prasarana public harus bebas dar atribut kampanye.

“Larangan angkutan umum untuk pemasangan atribut kampanye sudah kami sosialisasikan kepada para pengusaha angkutan umum,” tutur Yosca. Hanya saja, ungkapnya, jika suatu saat angkutan umum tersebut digunakan sebagai media kampanye, maka pihaknya tidak dapat berbuat banyak.

Ditambahkan, kewenangan untuk mengambil tindakan berada pada Panitia Pengawas Pemilu

(Panwaslu) ataupun Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD). Disini, Dishubkominfo sebagai lembaga pemangku kepentingan pada alat transportasi umum hanya sebatas menyosialisasikan aturan-aturan yang berlaku.

“Jika nanti ditemukan angkutan umum dijadikan media kampanye, maka pemilik alat transportasi umum tersebut tidak akan dikenakan sanksi,” tegas Yosca.

Pada masa-masa kampanye, lanjutnya, angkutan umum sering menjadi sasaran media kampanye. Mengapa demikian? Karena menurutnya, mobilitas angkutan umum kemungkinan dianggap kalangan para kontestan sangat efektif dan berbiaya murah untuk

berkampanye disbanding media lain. Seperti spanduk, baliho, kaos, umbul-umbul dan sebagainya.

Sementera itu, Ketua Panwaslu Solo, Sri Sumanta, sudah menemukan satu armada angkutan kota (angkot) terpasang gambar salah satu peserta Pemilihan Walikota (Pilwakot) Solo. “Kami sudah melayangkan surat teguran kepada pasangan calon bersangkutan, agar segera melepas atribut kampanye yang terpasang di angkutan,” imbuhnya.

Sri Sumatri juga menerangkan bahwa tidak hanya angkutan umum saja yang dilarang memasang atribut kampanye calon peserta Pilkada. Akan tetapi mobil pribadi juga tidak diperkenankan digunakan untuk media kampanye. (TA)

TERKAIT rencana reaktivasi jalur kereta api (KA) Purwokerto- Wonosobo, konsultan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan studi trase jalur tersebut.

Dari beberapa sumber, diinformasikan bahwa telah ditetapkan lima titik stasiun KA di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Dimana lokasi stasiun yang bakal dibangun adalah di Klampok, Mandiraja, Mantrianom, Banjarnegara dan Singamerta.

Sedangkan lintasan rel KA, sebagian besar melalui jalur di arah selatan jalan raya dan sebagian lagi tetap menggunakan jalur lamaKA. Dimana untuk pemetaan tanah dilakukan mulai dari Kecamatan Sigaluh ke arah Klampok perbatasan Purbalingga.

Dijelaskan, kegiatan studi trase reaktivasi jalur KA yang telah mati sejak awal tahun 80-an dilakukan perusahaan jasa konsultasi PT. Scalarindo Utama Consult Jakarta. Konsultan tersebut sudah melakukan pengukuran tanah.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Linmas Kabupaten Banjarnegara, Heri Purwanto, menyatakan dihubungi pihak konsultan saat hendak melakukan turun ke lapangan beberapa waktu lalu. “Kami sempat meminta agar rel antara Klampok-Banjarnegara tak menggunakan jalur lama, karena posisi sekarang mepet jalan raya dan banyak digunakan untuk berbagai bangunan,” katanya.

Sedang Kepala Bappeda, Setiawan mengatakan konsultan sudah disampaikan rel baru harus dijauhkan dari jalan raya, kecuali pada titik-titik tertentu. Itu merupakan alternatif terakhir dari tiga alternatif lain yang dipegang oleh konsultan. Ditambahkan, pada prinsipnya Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sangat mendukung reaktivasi jalur KA.

Informasi lain menyebutkan, reaktivasi jalur KA Purwokerto-Wonosobo dan sejumlah jalur KA di Jawa Tengah masuk dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Pembangunan Sektor Transportasi Mendukung Nawacita 6. (TA/*)

Banjarnegara BakalBangun Lima Stasiun

Angkutan Umum Dilarang Untuk Kampanye

Sejumlah angkutan umum yang digunakan untuk kampanye.FOTO | ILUSTRASI

Page 20: Transindo 110

20 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Trans Asuransi

DALAM rangka intensifikasi pengutipan Iuran Wajib Kapal Laut (IWKL), Jasa Raharja Cabang Sulawesi Tenggara, mulai aktif sosialisasi dengan mendatangi langsung pusat kegiatan transportasi laut.

Menyadari begitu banyaknya moda angkutan laut yang beroperasi di wilayah kerjanya, Jasa Raharja Cabang Sulawesi Tenggara, mulai aktif sosialisasi dengan mendatangi langsung pusat kegiatan transportasi laut, terutama menyangkut IW Kapal Laut. Sebab sesuai ketentuan, setiap kapal yang mengangkut penumpang harus dikenakan pengutipan Iuran wajib, sehingga keakuratan data penumpang yang naik turun di seluruh pelabuhan di wilayah ini juga harus dilakukan penertiban, agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti musibah kecelakaan, penumpang dan awak kapal juga mendapat perlindungan dari asuransi Jasa Raharja.

“Melihat akses transportasi keluar masuk wilayah Kendari seperti di Bau-Bau yang sebagian besar menggunakan kapal laut, sehingga banyak potensi Iuran wajib kapal laut yang bisa dikutip” ungkap Kepala Cabang Jasa Raharja Sultra, Nano B. Tjahjono didampingi Kepala Unit SDM dan Umum, Budianto ketika

mengunjungi Dinas Perhubungan Bau-Bau, (27/8) lalu.

Terkait dengan intensifikasi pengutipan Iuran Wajib Kapal Laut, menurutnya untuk intensifikasi pengutipan iuran wajib kapal laut ini, data penumpang harus akurat, baik di pelabuhan besar seperti Pelabuhan Murhum atau pun di pelabuhan rakyat seperti di Pelabuhan Sula dan Pelabuhan Jembatan Batu sebagai dasar untuk melakukan pengutipan kepada operator pelayaran atau penyebrangan. “Untuk keakuratan data kami serahkan kepada instansi terkait, yang dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan.” ujar Nano.

Kepala Dinas Perhubungan Bau-Bau, Amiruddin juga menyambut

positif upaya ini. Pihaknya akan memproses data penumpang lebih akurat lagi di seluruh pelabuhan yang ada di wilayah kerjanya. Untuk keakuratan data penumpang, akan tingkatkan di seluruh satker wilayah Bau-Bau karena ini akan berkaitan dengan banyak pihak. Salah satunya Jasa Raharja, di mana setiap penumpang

kapal laut juga akan mendapatkan perlindungan sesuai Undang-Undang yang berlaku.

Mendapat respon positif dari Kepala Dinas Perhubungan Bau-Bau, Kepala Cabang Jasa Raharja langsung melakukan sosialisasi mengenai pengutipan iuran wajib kapal laut kepada petugas Satker masing-masing pelabuhan yang ada di wilayah kerja Dinas Perhubungan Bau-Bau. Dikatakan bahwa intensifikasi pengutipan Iuran Wajib Kapal Laut ini bukan hanya semata untuk meningkatkan pendapatan tetapi juga untuk memberikan perlindungan dan rasa aman kepada seluruh penumpang kapal laut yang ada. (HJR/AC)

SEBAGAI wujud nyata dari PRIME Services yang dicanangkan PT Jasa Raharja (Persero), Jasa Raharja di daerah juga terus berupaya meningkatkan aksi cepat dalam melaksanakan pembayaran santunan bagi korban maupun ahli waris korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayahnya. Tak terkecuali di wilayah Sumatera Barat.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Pesawat Trigana Air berpenumpang 54 orang dilaporkan jatuh ketika melalui cuaca buruk di Papua pada (16/8/2015) siang. Trigana Air penerbangan 267 hilang kontak dengan penjaga lalu-lintas udara hari Minggu setelah lepas landas 30 menit dari bandara Sentani di ibukota Papua, Jayapura menuju Oksibil. Dari 54 penumpang yang ditemukan, teridentifikasi 2 (dua) orang korban berasal dari Sumatera Barat, yaitu korban atas nama Epi Hardi dan Armaita.

Jajaran Jasa Raharja pun langsung bergerak ke lapangan untuk membantu proses santunan. Setelah dilakukan survey oleh petugas Jasa Raharja Cabang Sumatera Barat, kedua korban berdomisili di Kabupaten Pesisir Selatan ini punmendapat layanan jemput

bola. Kepala Jasa Raharja Cabang Sumatera Barat, Delya Indra, didampingi Kabag Operasional, Zulham Pane, (19/8/2015) secara langsung menyerahkan santunan Meninggal Dunia kepada istri/ahli waris korban an. Epi Hardi.

Untuk korban an. Armaita santunan dibayarkan di Jasa Raharja Cabang Papua dikarenakan suami/ahli waris korban sedang berada disana. Dikatakan Delya, pemberian santunan ini adalah tanggung jawab dari Jasa Raharja untuk membantu meringankan beban keluarga korban kecelakaan angkutan penumpang, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964. Jumlah santunan untuk korban kecelakaan lalu lintas udara sebesar 50 juta rupiah berdasarkan PMK No. 36 & 37/PMK.010/2008.

Turut hadir dalam penyerahan santunan Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit didampingi Wakil Bupati, Editiawarman dan Kapolres Pesisir Selatan, AKBP Deni Yuhasdi, SH, SIK. Santunan ini diharapkan bisa meringankan beban keluarga, terutama untuk melanjutkan pendidikan anak-anak korban. (HJR/AC)

SELAIN mengemban tugas utama sebagai penyelenggara asuransi sosial bagi korban kecelakaan lalu lintas angkutan jalan dan penumpang angkutan umum, Jasa Raharja juga turut berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diimplementasikan melalui Program Kemitraan. Terutama untuk mendukung pengusaha kecil dan menengah (UKM) dengan memberikan bantuan modal usaha.

Penyaluran modal usaha yang diberikan kepada Pengusaha UKM dilakukan melalui kantor Cabang di seluruh Tanah Aiur. Diharapkan bantuan ini bisa membantu UKM dalam mengembangkan kelangsungan usahanya.

Bertempat di Ruang rapat Kantor Cabang Sumatera Utara, (27/8) Kepala Cabang Markus Horo didampingi Kabag Administrasi Moch. Toha dan Kasubag PKBL Andri Ch Siregar menyerahkan Bantuan Modal Kerja kepada 8 Orang

Pengusaha UKM/Mitra Binaan sebesar 150 juta. “Kita harapkan agar para Mitra Binaan dapat menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan daya saing dan mengembangkan usahanya masing-masing dan tentu tidak lupa pula untuk mencicil pengembalikan dana pinjaman lunak ini sesuai dengan waktu yang telah disepakati agar dana dapat bergulir dan digunakan oleh Mitra Binaan yang lain,” ujarnya.

Diakui UKM selama ini memiliki andil yang tidak kecil bagi pembangunan perekonomian nasional. Mereka juga kreatif dan ulet dalam menjalankan usaha mandiri. Karena itu, Jasa Raharja juga mendukung merek melalui bantuan Modal Usaha melalui program Kemitraan. Manfaat dana bergulir dalam Program Kemitraan akan motivasi mereka dalam menggeluti usaha serta upaya pemerataan kesempatan mendapatkan modal usaha,” ujarnya. (HJR/AC)

DINAS Perhubungan Provinsi Jawa Timur kembali mengadakan kegiatan pemilihan awak kendaraan umum teladan (AKUT) Tahun 2015 Tingkat Propinsi Jawa Timur. Kegiatan yang berlangsung di Gedung pertemuan Taman Candra Wilwatika Jl Dr Sutomo Pandaan Pasuruan, baru-baru ini diikuti oleh 50 orang perwakilan pengemudi Terbaik dari masing masing kota/kabupaten di Jawa Timur.

Mereka di antaranya terdiri dari pengemudi Bis, Taxi dan alat

angkutan umum lainnya . Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kadishub Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Sekretaris Dishub Provinsi, M. Arifin dan di hadiri pejabat terkait.

Jasa Raharja sebagai salah satu nara sumber yang di wakili oleh Kabag Asuransi Amiruddin Zein menyampaikan tugas dan fungsi jasa raharja sebagai pengemban amanat UU 33 & 34 Tahun 1964 yang memberikan perlindungan kepada korban kecelakaan Lalulintas alat

angkutan Umum dan Lalulintas Jalan. Di samping itu disampaikan juga inovasi pelayanan pelayanan seperti garanti letter bagi korban laka lantas yang mengalami luka luka rumah sakit dan program-program yang lain yang bertujuan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Pada kesempatan tersebut para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut dengan mengajukan beberapa pertanyaan pertanyaan yang membuat suasana semakin hangat. (HJR/AC)

Jasa Raharja Sumbar Serahkan Santunan Korban Trigana Air

JR Sumut SalurkanRp 150 Juta Mitra Binaan

Kepala Cabang Markus Horo didampingi Kabag Administrasi, Moch. Toha dan Kasubag PKBL, Andri Ch Siregar saat menyerahkan bantuan modal kerja.

Kepala Jasa Raharja Cabang Sumatera Barat, Delya Indra, didampingi Kabag Operasional, Zulham Pane, menyerahkan santunan kepada korban Trigana Air.

Jasa Raharja - Polres Palu Sosialisasi Keselamatan Berkendara

Kegiatan ini dilakukan di Perempatan Jl. Basuki Rahmat dan Jl. I Gusti Ngurah Rai Palu, (31/8), Jasa Raharja bersama

Satlantas Polres Palu menggelar aksi simpatik dengan membagikan brosur dan majalah media Raharja kepada masyarakat. Kegiatan ini memang rutin dilakukan Jasa Raharja bekerjasama dengan Satlantas Polres Palu, sebagai upaya preventif terjadinya kecelakaan. Kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk kepedulian perusahaan dan jajaran kepolisian kepada masyarakat, seperti para pengemudi maupun pengendara yang sedang melintas di jalan raya.

“Kegiatan Rutin Jasa Raharja bersama Polres Palu ini merupakan salah satu bentuk edukasi langsung kepada masyarakat di lapangan akan pentingnya

disiplin berlalu lintas demi keselamatan,” ungkap Kasat Lantas Polres Palu melalui Kanit Dikmas, Bripka Kadek Aruna, SH yang ikut turun langsung dalam kegiatan ini menyatakan.

Dalam kesempatan itu, pihak Jasa Raharja membagikan brosur dan majalah Media Raharja kepada pengendara sebagai media untuk sosialisasi akan pentingnya keselamatan dan tertib berkendara. Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyampaian informasi akan hak dan kewajiban masyarakat apabila mengalami musibah kecelakaan lalu lintas.

Kacab Jasa Raharja Sulawesi Tengah Baimarzah YB, SH ikut terlibat langsung dilapangan memantau dalam mensosialisasikan peran dan fungsi Jasa Raharja. Menurutnya,

sekecil apapun tindakan nyata yang dilakukan di lapangan, diyakini akan dapat rasakan dampaknya oleh masyarakat, termasuk kegiatan sosialisasi ini. “Pasti kegiatan seperti ini akan membawa dampak positif dalam memberikan pemahaman tertib berlalu lintas yang akan berkorelasi positif untuk menekan kecelakaan lalu lintas,” tegas ujar Baimarzah di sela kegiatan.

Dijelaskan, Jasa Raharja Sebagai BUMN yang diamanatkan oleh pemerintah untuk melaksanakan UU No. 33 dan 34 Tahun 1964 mengelola dana pertanggungan kecelakaan lalu lintas jalan dan angkutan penumpang umum. Meski demikian, perusahaan juga terus berupaya melakukan upaya preventif seperti kampanye keselamatan berkendara ini. (HJR/AC)

Tingginya kasus kecelakaan lalu lintas angkutan jalan yang selama ini terjadi, mendorong jajaran Jasa Raharja dan Polres Palu aktif melakukan sosialisasi keselamatan berkendara. Sebagai langkah preventif, sosialisasi dilakukan kepada masyarakat luas akan pentingnya tertib berlalu lintas di jalan.

Jasa Raharja bersama Satlantas Polres Palu menggelar aksi simpatik dengan membagikan brosur dan majalah media Raharja kepada masyarakat.

FOTO : AC

JR Jatim Nara Sumber Pemilihan AKUT 2015

Jasa Raharja Sultra Intensifikasi Pengutipan IW Kapal Laut

Kepala Cabang Jasa Raharja Sultra, Nano B. Tjahjono didampingi Kepala Unit SDM dan Umum, Budianto ketika mengunjungi Dinas Perhubungan Bau-Bau.

Page 21: Transindo 110

21 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Trans Nusantara

Kesuksesan pelaksanaan angkutan Lebaran tahun ini yang berjalan lancar dan aman, terlebih mampu

menekan angka kecelakaan laut hingga menghasilkan Zero Accident. Hal itu merupakan suatu keberhasilan yang tentunya tidak terlepas dari ketangguhan SDM yang dimiliki suatu perusahaan transportasi laut.

“Tanpa kesiapan SDM yang memadahi, dapat dipastikan perusahaan akan terancam eksistensinya,” kata Direktur Utama (Dirut) PT DLU, Erwin H Poedjono, dalam sambutannya.

Meski secara global kita masih dalam bayangan krisis ekonomi, namun keadaan itu tidak menyurutkan manajemen PT DLU untuk memberi pelayanan terbaik guna kepentingan transportasi laut

dan penyeberangan.“Kita harus tetap optimis dan

selalu berharap semakin banyaknya stimulus pemerintah guna menjaga sector ekonomi real,” ujar Erwin.

Atas dasar kinerja yang baik dan terjalin kekompakan yang tinggi dari insan-insan PT DLU, manajemen memberikan nilai dari

sebuah prestasi sebagai spirit untuk selalu cakap dalam menjalankan tugasnya.

Dalam perhelatan yang menjadi agenda tahunan PT DLU itu, ada lima penghargaan yang diberikan, yaitu; Nakhoda terbaik, Kepala Kamar Mesin (KKM) terbaik, kerjasama tim awak kapal terbaik,

Kantor Cabang terbaik dan Dharma Siaga (kemampuan kapal terhadap tindakan luar biasa bagi keselamatan pelayaran).

Disamping itu, PT DLU juga memberikan penghargaan terhadap para mitranya yang telah bersama merajut kerjasama yang baik, apresiasi itu diwujudkan dalam

bentuk Mitra Dharma Utama. Keseriusan dan konsentrasi

yang dilakukan PT DLU terhadap prestasi karyawannya itu merupakan suatu hal yang langkah di dalam perusahaan sejenis di nusantara ini. Ini diakui oleh salah satu undangan khusus yang hadir saat itu.

“Belum pernah ada di perusahaan lain yang mampu memberi penilaian sebuah prestasi seperti yang dilakukan PT DLU ini,” tutur Ali Moes.

Senada, Erman salah satu wakil mitra kerja yang hadir menganggap ajang penghargaan ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang harmonis sehingga kami merasa tertantang untuk meningkatkan kinerja dalam oprasional dilapangan.

“Saya apresiatif cara DLU membina relasi sehingga kami nggak mungkin berpaling pada yang lain,” cetusnya.

Lanjut Erwin, kebijakan pemerintah di sektor transportasi laut dan penyeberangan diharapkan akan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan didukung dengan infrastruktur yang memadahi sehingga dapat tercipta pertumbuhan usaha dan sekaligus meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan publik.

“Prestasi usaha tidak akan terwujud bila Implementasi kebijakan pemerintah tidak memberi situasi yang kondusif,” pungkasnya. (TA/*)

Direktur Utama PT Dharma Lautan Utama, Erwin H Poedjono foto bersama para pelaut berprestasi di acara Malam Anugerah Prestasi 2015 di Hotel Bumi Surabaya. (foto: RG)

FOTO: RG

DLU Beri Penghargaan Untuk SDM HandalBaru-baru ini PT Dharma Lautan Utama (DLU) telah memberikan penghargaan dan apresiasi kepada pelaut atas kinerjanya dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) di sektor transportasi laut dan penyeberangan pada acara Malam Anugerah Prestasi DLU ke 13 tahun 2015, di Hotel Bumi Surabaya, (21/8).

SECARA keseluruhan Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah, merupakan pelabuhan produktif di jalur selatan yang lebih bersifat kegiatan komodity yang homogeny yaitu sebagai dermaga untuk kepentingan sendiri (DUKS).

Namun disisi lain, kondisi dermaga umumnya belum dioptimalkan sebagai zona poros maritim, mengingat potensi yang dimiliki akan bisa dikembangkan sebagai port logistic untuk daerah Jawa Tengah bagian selatan hingga Jawa Barat.

Seiring dengan keinginan pemerintah yang pernah disampaikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat meresmikan pengoperasian kereta api (KA) logistik di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) beberapa waktu lalu.

Menhub berharap akses pengiriman barang dari pelabuhan hendaklah menghidupkan transportasi KA. “Pelabuhan yang ada akses rel KA nya agar supaya dimaksimalkan dengan menghidupkan angkutan logistik KA,” ujar Jonan dalam sambutannya.

Semakin tingginya arus barang yang masuk di Pelabuhan Tanjung Intan, baik berupa curah kering, general cargo maupun hewan ternak (sapi) impor akan sangat mungkin untuk mengembangkan akses road Pelabuhan Tanjung Intan dengan mengunakan KA.

Hal itu merupakan salah satu solusi guna mempercepat barang yang dikirim dari daerah asal menuju pelabuhan maupun barang-barang setelah bongkar dari kapal yang akan diangkut ke

daerah tujuan.Selama ini nampaknya barang-

barang umum selain barang DUKS (Pertamina, Semen Holcim, Aneka Tambang dan Pusri) lebih banyak mengunakan truk. Namun jika dilihat di lapangan, penggunaan trucking menimbulkan biaya tinggi, kurang efisien secara volume barang yang diangkut dan resikonya pun tinggi.

PembenahanBambang Suharto, Manager

Pelayanan Kapal PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Surabaya, melihat ada beberapa hal yang dapat dibenahi untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Intan dikembangkan menjadi port logistic.

Seperti masih adanya fasilitas pelabuhan yang belum tersambung, HRD atau organisasi itu sendiri, market sier dan kesistemannya, dan akses road dan hinterland masih terdapat gangguan-gangguan sehingga

belum optimalnya security dan safety nya. “Seperti kondisi jalan yang melewati daerah Sumpyuh itu masi terhalang dengan rel KA, sehingga saat truk melintas akan beresiko,” ujarnya.

Disamping itu, Bambang juga merasakan ketersediaan panjang dermaga yang belum memadai akan sangat berpengaruh pada kapal-kapal yang hendak sandar di Pelabuhan Tanjung Intan. Saat ini kapasitas eksisting dermaga 310 M2 itu hanya mampu disandari satu kapal besar dan satu kecil.

Sedangkan yang datang kapal handymax berukuran berkisar 150m2-200m2. Selain itu juga belum adanya supervesi operasi yang bekerja 24 jam dalam satu minggu (24/7), sedangkan market sier dan kesistemannya belum secara online. Selain itu customer relasion officer (CRO) juga belum ada untuk menjalankan rencana kerja pemasaran/customer relation managemen (CRM), sehingga hal itu akan berdampak pada analisis

financial dan integrasi sistem.Menurut Bambang, dalam hal

ini ada beberapa langkah yang dapat diambil guna mengentas permasalahan tersebut dengan pola jangka pendek dan jangka panjang.

Dalam jangka pendek, sisi SDM dan organisasi bisa melakukan tata kelolah dengan cara supervise operasi yang memaksimalkan jam kerja hingga 24/7, menjalankan CRM dengan mengembangkan edukasi budaya perusahaan termasuk dalam penerapan ISO dan SMK3, serta mengoptimalisasikan lahan pergudangan maupun penumpukan yang ada di pelabuhan.

Sedangkan pola jangka panjang, dapat melakukan perpanjangan dermaga dari dermaga 4 sampai dermaga 3 menjadikan total dermaga menjadi 410 M2 sehingga bisa digunakan aktifitas dua kapal berukuran handymax dan ke depan pelabuhan itu diproyeksikan bakal kewalahan dalam menerima kapal-kapal besar, pendalaman kolam pelabuhan, pengadaan grab, hoper dan forklift, membangun aksesroad dari dan ke pelabuhan melalui moda transportasi KA.

Sementara itu, pentingnya mengembangkan aksesroad KA, Bambang mengatakan bahwa sebenarnya konsep yang bisa dilakukan untuk pengembangan penggunaan KA logistik Pelabuhan Tanjung Intan itu bisa mengadopsi yang sudah dijalankan oleh PT Pusri, Pertamina, dan Bogasari yang digunakan mengangkut container.

Hal ini dipandang lebih efektif dibandingkan dengan

mengunakan truking. Jika mengunakan armada truk, jarak tempuh akan memakan waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan mengunakan KA hingga titik persimpangan keluar dari Tanjung Intan menuju ke Jawa Tengah maupun ke Jawa Barat.

“Bila mengunakan truk akan memakan waktu satu hari bisa sampai tujuan. Sedangkan bila menggunakan KA hanya ditempuh dengan waktu sekitar delapan jam, itu merupakan penghematan waktu yang berdampak pada biaya pengiriman barang,” terang Bambang.

“Dengan mengunakan rangkaian KA disamping lebih menghemat waktu pengiriman, juga memberi sisi aman barang yang dibawa,” imbuh Bambang.

Sebagai BUP, Pelindo III cabang Tanjung Intan sudah seharusnyalah mengambil langkah pengembangan fasilitas pelabuhan yang ada sebagai upaya memajukan Pelabuhan Tanjung Intan menjadi port logistic untuk daerah Jawa Tengah bagian selatan dan Jawa Barat.

Sebenarnya konsep itu bukan hal yang baru di Pelabuhan Tanjung Intan, pasalnya DUKS seperti Pertamina dan Pusri sudah lebih dulu mengunakan akses rel itu, hal itu dilakukan guna menjamin kecepatan barang sampai ditempat tujuan denagn aman.

Tidak ada salahnya jika Pelindo III mendorong cabang Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap mengadopsi dari apa yang telah dilakukan DUKS untuk bekerjasama dengan PT KAI melakukan penyambungan titik terdekat rel KA disambungkan dengan dermaga. (TA/**)

Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.FOTO : IST

Tanjung Intan Cilacap Dikembangkan Sebagai Port Logistic

Page 22: Transindo 110

22 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Trans Wisata

Kota Bandung memang tidak dapat dipisahkan dari julukan kota wisata. Berbagai macam tempat wisata dapat ditemui di

ibukota Jawa Barat ini. Kendati Bandung tidak memiliki sungai besar seperti Sungai Barito di Kalimantan, di Bandung, namun Anda dapat merasakan sensasi wisata seperti pasar terapung di Kalimatan, atau pasar terapung Damnoen Saduak di Ratchaburi, Thailand. Tepatnya adalah Floating Market Lembang, yang terletak di daerah Bandung Barat, tepatnya di Jalan Grand Hotel No. 33 E, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Floating Market Bandung merupakan wisata kota Bandung yang sedang booming sejak dibuka Desember 2012 lalu. Dengan konsep kuliner dan alam yang diusungnya cukup menarik perhatian wisatawan. Berada di kawasan Lembang_bandung, daerah ini memang selama ini telah memiliki magnet besar sebagai destinasi wisata dengan konsep wisata pedesaan dan alam pegunungan yang diusungnya. Pasar terapung yang ada disana merupakan pasar terapung satu-satunya di Bandung sehingga cukup menarik perhatian wisatawan.

Menikmati indahnya panorama wisata alam Lembang-Bandung, belum lengkap rasanya kalau tidak singgah di floating market (pasar apung). Di sini, pengunjung akan mendapatkan sensasi berwisata kuliner yang dijajakan di atas perahu-perahu terapung yang bisa disantap sambil mengeksplorasi panorama danau, hamparan bukit dan pegunungan alam sekitar. Apalagi selama ini Kawasan Lembang, sejak dulu dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit

bagi wisatawan yang sedang berlibur di kota Parahyangan-Bandung.

Kawasan ini terkenal dengan pesona pemandangan alam dan udaranya yang masih sejuk. Daerah ini juga menjadi surga aneka wisata kuliner dan wisata berkonsep

alam, sehingga selalu memiliki magnet besar bagi wisatawan. Tak ayal jika para pelancong yang berlibur ke Bandung, hampir selalu menyempatkan diri berkunjung ke daerah ini. Apalagi lokasinya juga tidak terlalu jauh dari pusat Kota Bandung.

Keindahan dan eksotisme alam pegunungan ini, selalu menjadi magnet yang diburu wisatawan. Apalagi di kawasan Lembang belakangan juga terus bermunculan obyek-obyek wisata baru berkonsep alam yang siap memanjakan pengunjungnya. Salah satu destinasi wisata Lembang yang kini mampu menyedot banyak wisatawan adalah floating market Lembang.

Terinspirasi iklan RCTI Oke yang menayangkan keriuhan pasar terapung di Sungai Barito

Kalimantan Selatan dan pasar terapung Damnoen Saduak di Ratchaburi, Thailand, pengusaha asal Bandung Pery Tristianto, akhirnya memutuskan membangun destinasi wisata berkonsep pasar terapung ini di Lembang. Bahkan, Floating Market Lembang mengusung keunikan tersendiri yang lebih menarik.

Berada di danau alami bernama Situ Umar, di sekitar danau ini dilengkapi spot-spot untuk kegiatan wisata menarik lainnya yang cocok untuk segala usia dengan total area sekitar 7,2 hektar. Bahkan saat ini juga tengah dilakukan perluasan sekitar 4 hektar yang akan digunakan untuk pengembangan berbagai fasilitas wisata penunjang bernuansa alam. Maklum sejak dibuka 12 Desember

2012, Floating Market Lembang nyaris tak pernah sepi pengunjung. Bahkan jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat pesat, termasuk wisatawan luar kota dari berbagai daerah di Tanah Air. Tak ayal setiap akhir pekan apalagi pada musim liburan panjang, obyek wisata ini selalu sesak para pengunjung.

“Pada saat liburan Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu, jumlah pengunjungnya mencapai hampir 20.000 orang per hari. Karena itu, saat ini kami sedang melakukan perluasan sekitar 4 hektar lagi yang kita harapkan bisa selesai sebelum akhir tahun,” ungkap Andrian Tristianto, putra pendiri Floating Market yang kini turut dipercaya mengembangkan bisnis yang dirintis orang tuanya ini kepada wartawan di Bandung, beberapa waktui lalu.

Sebagaimana pasar terapung yang ada di Sungai Barito Kalimantan Selatan atau pasar terapung tempat lain, di Floating Market Lembang ini, pengunjung bisa menjumpai riuhnya pasar, di mana penjualnya berada di atas sebuah perahu yang terapung di atas air. Namun karena Floating Market ini merupakan tempat wisata, barang-barang yang dijual bukanlah sayur mayur, buah atau barang lain seperti pasar pada umumnya, melainkan aneka makanan lezat yang menggugah selera.

Namun perahu yang menjual aneka hidangan kuliner di sini juga tidak hilir mudik, melainkan diparkir sedemikian rupa di pinggir danau. Pengunjunglah yang hilir mudik menghampirinya untuk membeli aneka dagangan kuliner yang dijual. Di sekeliling danau ditempatkan beberapa joglo dan gazebo untuk beristirahat dan sambil bersantap aneka hidangan sambil menikmati pemandangan alam sekitar.

Tidak hanya aneka kuliner khas Bandung, namun juga beragam

sajian kuliner khas nusantara dari berbagai daerah juga bisa dijumpai di tempat ini. Mulai dari berbagai jenis aneka sate, soto, kari ayam, lonton sayur khas Lembang, gado-gado, empek-empek Palembang, nasi rawon, colenak, surabi, karedok, kerak telor, ketan bakar, mie kocok, mie jowo, baso, cilok kukus, Dim Sum, tahu lembang, martabak mini, Saung Lauk (aneka makanan Sunda), empal gentong, tempe mendoan, pangsit, aneka Seblak, sosis, aneka jajanan pasar, dan masih banyak lagi. Termasuk berbagai jenis minuman khas tradisional, seperti wedang jahe, teh, kopi, hingga aneka soft drink.

Kendati lebih banyak menonjolkan konsep kuliner tradisional, namun di kawasan ini pengunjung juga dapat menikmati sajian makanan modern, termasuk khas luar negeri. Misalnya di sebuah yang bernama Rockpool di mana pengunjung dapat memesan menu-menu istimewa, seperti Pizza, Steak, dan Pasta.

Disamping kuliner, di sini pengunjung dapat menaiki perahu tradisional di danau. Pengunjung juga dapat berkeliling danau dengan menyewa perahu kano, paddle boat, sampan, dan sepeda air. Di Floating Market Lembang juga terdapat permainan adventure, seperti Flying Fox. Disamping itu, pengunjung anak-anak juga dapat merasakan pengalaman menarik di Taman Kelinci dan Taman Angsa. Di Taman Kelinci, anak-anak bisa bermain dan memberi makan langsung kelinci-kelinci lucu yang dibiarkan di lepas di taman ini.

Wahana baru lainnya, Taman Kereta Api Mini yang bisa berjalan seperti layaknya kereta api sungguhan, lengkap landscape dan segala atributnya dengan view pemandangan khas bumi Parahyangan. Terdapat stasiun penendali, pemandangan lembah, gunung, areal sawah, menara pengawas, terowongan dan lainnya yang memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Selain itu, sedang dalam proses untuk menghadirkan taman mini “Windows of Bandung” yang akan menghadirkan gedung-gedung heritage di Bandung, seperti Gedung Sate, Braga, dan tempat bersejarah lainnya.

Floating Market menawarkan cara wisata dengan harga sangat terjangkau dengan menyasar pasar keluarga untuk semua kelas sosial. Saat ini untuk masuk dikenakan Rp 15.000—sudah mendapatkan wellcome drink. Aneka makanan dan minuman yang dibanderol mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 40.000 per porsi. Untuk bertransaksi di sini, pengunjung harus menukar uang dengan koin khusus Floating Market, mulai dari pecahan Rp 5.000, Rp10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp100.000. (AC)

FLOATING MARKETMagnet BaruWisata Bandung

Tak harus jauh-jauh ke Sungai Barito-Banjarmasin

Kalimantan Selatan atau Thailand jika Anda ingin

menikmati riuhnya suasana pasar terapung. Di kawasan

Lembang- Bandung, kini terdapat tempat obyek

wisata baru yang sedang naik daun, Floating Market

yang menawarkan aneka wisata kuliner yang

dijajakan di atas perahu terapung.

Floating Market di kawasan Lembang, Bandung.

Floating Market di kawasan Lembang, Bandung.

Page 23: Transindo 110

23 EDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

Trans Cyber

Di era informasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi informasi, sudah menjadi kebutuhan yang

tak terhindarkan. Tak hanya bagi kalangan dunia usaha, namun juga di berbagai institusi lain. Seperti untuk pengembangan dan

operasional government institution (institusi kepemerintahan), bidang pendidikan, kesehatan, serta berbagai institusi dan lembaga lainnya.

Bagi para pelaku usaha, dengan implementasi IT akan memudahkan pengembangan layanan secara terintegrasi, bahkan dengan para pelanggan dengan penerapan sistem informasi Customer Relationship Management (CRM). Dengan demikian pelanggan juga mendapatkan berbagai kemudahan. Misalnya layanan data dan informasi berbasis on line system dan electronic. Seperti layanan e-banking, electronic data interchange (pertukaran data secara online), e-learning proses pembelajaran, serta berbagai solusi lain berbasis IT.

Dengan menggunakan teknologi informasi, perusahaan maupun institusi juga makin mudah dalam mengoptimalkan kinerja dan produktivitas. Memudahkan menjalankan proses bisnis, mempercepat proses penjualan ke pasar dan hingga mencapai efisiensi secara keseluruhan. Hal ini memang sangat diperlukan, apalagi di tengah persaingan yang makin kompetitif, baik di tingkat lokal maupun global.

“Kecenderungan dan tuntutan penggunaan IT yang semakin tinggi inilah yang mendorong kami terus berupaya mengembangkan layanan IT ini, baik untuk kalangan usaha maupun institusi lain, termasuk institusi kepemerintahan seperti solusi IT untuk Pemerintah Daerah

(Pemda),” ungkap Anton Wuryanto, Direktur Utama PT Sistemaju Mandiri Prakarsa, didampingi Syahrial Maulana, Kepala Divisi IT, di kantornya, beberapa waktu lalu.

PT Sistemaju Mandiri merupakan perusahaan milik Yabinstra Bulog yang berdiri sejak 1996 saat ini telah memiliki beberapa unit bisnis. Salah satunya bergerak di bidang teknologi informasi. Awalnya banyak menangani pekerjaan terkait dengan komputerisasi di Bulog. Namun seiring perkembangan waktu dan tuntutan pasar yang semakin terbuka, perusahaan juga juga melakukan ekspansi pasar yang lebih luas ke berbagai kalangan hingga ke daerah-daerah.

Pada tahun 2000 misalnya, perusahaan membuka cabang di Sulawesi Tengah dengan menggunakan brand Sistemaju Computer Network (SCN) sebagai bagian dari strategi ekspansi produk IT di daerah, khususnya menangani jaringan komputer. Selain itu, juga membangun aplikasi-aplikasi software untuk keperluan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. “Selain menangani produk hardware, kami juga dipercaya Pemda Sulteng mengembangkan

software aplikasi untuk layanan keuangan secara terintegrasi yang bisa diakses oleh dinas-dinas terkait,” ungkap Syahrial Maulana.

Dengan pengalaman selama ini, sejak tahun 2004 perusahaan ini makin ekspansif di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Saat ini telah memiliki 32 lokasi center, sebagai tempat pelayanan pelanggan atau konsumen meliputi 124 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Produk dan layanan yang diberikan pun juga semakin lengkap. Di antaranya layanan Rent IT Infrastruktur, Manage Service Provider, System Application Provider, Internet Security Monitoring and Maintenance Support, serta Data Center Infrstruktur yang dikemas

dengan nama program “WeServe”. Sedangkan produk layanan

Rent IT Infrastruktur, merupakan jasa di bidang layanan penyewaan perangkat dan infrastruktur IT, termasuk layanan garansi service dan pergantian part. Produk yang tersedia meliputi server, PC dan printer, EDC (Electronic Data Capture), router, mesin hitung uang, CCTV, PABX, video conference.

Sementara Manage Service Provider merupakan jasa di bidang layanan manajemen infrastruktur bidang IT yang meliputi kegiatan pemeliharaan, instalasi, perbaikan, pendampingan user, mentoring, implementasi dan lain-lain. Bidang yang ditangani meliputi sistem aplikasi (software), hardware, networking LAN-WAN, sistem operasi, internet, antivirus.

Sedangkan System Application Provider merupakan produk penyediaan system application yang dibutuhkan oleh user (pengguna). Sistem aplikasi ini bisa dibangun dari awal sesuai kebutuhan atau meng-customice dari aplikasi yang sudah berjalan di lokasi user. Jenis aplikasi yang ditangani meliputi aplikasi client, aplikasi server, Web programming. Selain itu juga

tersedia produk dan layanan yang siap diaplikasikan, meliputi medical (ready for mobile), customer care and retail (ready for mobile), government, dan human resource (include finger print). Spesifikasi requirement meliputi client server application 3 –Tier, Security support, technical support office hour, software Microsoft Base maupun Linux Base.

Produk jasa layanan lainnya, Internet Security Monitoring and maintenance Support, yakni produk jasa di bidang layanan pemeliharaan sistem dan perangkat jaringan, termasuk sistem keamanan jaringan. Bidang yang ditangani meliputi configuring router, integration, monitoring, internet security, dan troubleshooting.

Sementara itu mengantisipasi era big data (hadirnya data besar), Sistemaju Mandiri Prakarsa juga menyediakan jasa layanan Data Center Infrstruktur. Mulai dari layanan

pembangunan dan pemeliharaan data center di berbagai lokasi di Indonesia. Bidang yang ditangani di antaranya meliputi perancangan infrastruktur, penyediaan perangkat, maintenane data center, intyernet integration, serta disastyer recovery plan (DRC). Kategori produk mulai dari standar kelas basic (Tier-1) hingga kelas fault toleran (Tier -4).

Dalam memberikan berbagai layanan ini, PT Sistemaju Mandiri Prakarsa juga berpartner dengan beberapa principal ternama, baik produk hardware maupun software untuk memberikan jaminan pelayanan terbaik hingga garansi layanan purna jual. Keungulan lainnya, perusahaan telah memiliki jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga penanganannya bisa ditangani cepat bahkan juga jaminan technical support selama 24 jam oleh tenaga yang expert di bidangnya. (AC)

PT. Sistemaju Mandiri Perkuat Jasa Layanan TIDi tengah pesatnya penggunaan teknologi informasi atau dikenal information technology (IT), baik di kalangan pelaku usaha maupun institusi lain, termasuk government (institusi kepemerintahan), PT. Sistemaju Mandiri Prakarsa (SMP) juga bertekad mengembangkan jasa layanan IT untuk berbagai kebutuhan institusi maupun dunia usaha. Apalagi perusahaan juga telah memiliki beragam layanan lengkap, baik untuk kebutuhan hardware (perangkat keras) maupun software (perangkat lunak).

Anton Wuryanto, Direktur Utama PT Sistemaju Mandiri PrakarsaFOTO : AC

PRODUK DAN PORTO FOLIO PEKERJAAN

PRODUK

1. Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan Daerah yang disesuaikan dengan PP No. 58 Tahun 2005 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006.

2. Sistem Aplikasi Manajemen Kepegawaian Pemerintah Daerah

3. Sistem Aplikasi Rumah Sakit Daerah yang disesuaikan dengan Pedoman Pencatatan Kegiatan Rumah Sakit Daerah yang dikeluarkan oleh Dirjen Pelayanan Medik No. 1425/Yanmed/Info/XII/1989 edisi Revisi V Tahun 2005

4. Sistem Potensi Wilayah Daerah berbasi web

5. Web Designer

6. Pengadaan Perangkat Hardware dan Jaringan Komunikasi

PENGALAMAN KERJA

1. Pembangunan Aplikasi Sistem Bendaharawan Rutin Pemda Prop. Sulawesi Tengah, 2001

2. Pembangunan Aplikasi Sistem Bendaharawan Rutin Pemkab. Banggai - Sulteng, 2002

3. Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Kehutanan Pemprop Sulawesi Tengah, 2001

4. Pembangunan Aplikasi Sistem Izin Trayek Dinas Perhubungan Pemprop. Sulawesi Tengah, 2003

5. Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Anggaran dan Akuntansi Keuangan Daerah Pemkot Palu Sulawesi Tengah, 2003

6. Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Potensi Wilayah Daerah Pemkab. Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, 2004

7. Pembangunan Aplikasi Sistem Kas Manajemen Perum BULOG Divre/Sub Divre Sulawesi Tengah, 2004

8. Jasa Technical Assistance Sistem Informasi Anggaran dan Akuntansi Keuangan Daerah Pemkot. Palu, Sulawesi Tengah, 2004-2006

9. Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Pemprop. Sulawesi Tengah dan Pemkab. Tojo Una Una, Sulawesi Tengah, 2007

10. Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian BKD Pemprop. Sulawesi Tengah, 2007-2008

11. Pembangunan Jaringan Wireless Pemda Antar Dinas Pemprop. Sulawesi Tengah, 2008

12. Pemeliharaan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Pemprop. Sulawesi Tengah dan Pemkab. Tojo Una Una, 2008-2009

13. Pembangunan dan Pemeliharaan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Pemkab. Sigi Biromaru, Sulawesi Tengah, 2009-2010

Page 24: Transindo 110

Trans EventEDISI NO. 110/TH IX / 1 - 30 SEPTEMBER 2015

24

BANYAK cara dan strategi yang bisa dilakukan untuk menanamkan jiwa kedisiplinan, loyalitas dan tangung jawab tinggi bagi karyawan terhadap perusahaan. Tak harus melalui pendidikan dan latihan di dalam kelas dalam suasa serius yang kerap menguras pikiran, namun bisa dilakukan dengan pendekatan yang santai melalui game-game yang edukatif dalam forum gathering karyawan.

Strategi ini juga dilakukan PT Angkasa Pura I (Persero) atau lebih dikenal dengan Angkasa Pura Airports I. Belum lama ini, BUMN pengelola sejumlah bandara yang ada di wilayah Indonesia Timur ini, menggelar gathering bagi para karyawan non organik dalam suasan ayang fun dan menyenangkan. Mereka senaja dilibatgkanm dalam kegaitan ini karena dianggap telah banyak berjasa dan berperan penting dalam menunjang kelancaran perusahaan BUMN ini. Apalagi mereka ada yang sudah puluhan tahun bekerja, seperti di bagian cleaning service, tenaga security (keamanan), driver (pengemudi), serta bagian lain di level bawah.

Dengan arahan dan bimbiungan dari tim instruktur yang sudah terlatih, game yang melibatkan langsung para peserta ini juga sarat pesan dan edukasi. Mulai dari pembentukan karakter peserta agar memiliki jiwa disiplin tinggi, tanggung jawab, tengangrasa dan juga loyalitas sebagai karyawan.

“Kita sengaja melakukan kegiatan ini untuk pembinaan

SDM dalam suasana yang menggembirakan. Kita sengaja tidak mengemasnya dalam forum serius yang justru bisa membosankan, apalagi mereka itu sehari-hari ada yang menjadi sopir, cleaning service, dan bagian lain yang ada di level bawah. Tetapi bagaimanapun kami sangat menghargai mereka, sebab tanpa dukungan mereka, kegiatan di perusahaan juga tidak akan berjalan dengan baik, meski hanya seorang office boy sekalipun. Makanya kegiatan ini sekaligus untuk mengapresiasi mereka,” ujar Saptandri Widiyanto pada

pembukaan Gathering Karyawan AP I di Wisma Bima Cakti-Puncak Bogor, belum lama ini.

Sejak Juli lalu, pria yang pernah dipercaaya menjadi Sekretaris KNKT Kementerian Perhubungan ini dipercaya masuk jajaran Direksi Angkasa Pura I. Berbagai terobosan pun ia lakukan di perusahaan yang mengelola bandara ini. Bahkan langkahnya ini juga mendapat banyak acungan jempol. “Sungguh saaya sangat berterima kasih dan salut dengan terobosan Pak Saptandri ini. Saya sudah bekerja di lingkungan Angkasa Pura I sejak puluhan tahun, tetapi baru kali ini

saya diberi kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan dalam kegiatan gathering seperti ini. Banyak sekali manfaatnya, saya jadi tahu banyak betapa pentingnya kebersamaan, disiplin dan tanggung jawab dalam kerja ini,” ungkap Warsini yang mengaku sudah bekerja di Lingkungan Angkasa Pura I sejak 1982 di bagian Koperasi.

Tentu ada alasan mengapa Saptandri Widiyanto, Human Capital & General Affair Director Angkasa Pura I menggagas kegaiatan macam ini. Di benaknya cara seperti ini sangat tepat untuk memotivasi kerja mereka sesuai dengan level dan kemampuan yang mereka miliki. Karena itu, untuk menghasilkan out put yang diinginkan, pihaknya sengaja menggandeng konsultan yang memang berkopeten di bidangnya. Mereka dilibatkan dalam berbagai kegiatan dan game yang bisa mengundang komunikasi dua arah. “Kita menggunakan konsep sharing dengan harapan timbul inspiring, berani mengemukan ide dan pendapat. Sehingga bisa lahir understanding sampai akhirnya ada caring (peduli). Sehingga tanpa diminta akan muncul jisa kebersamaan,” ujarnya.

Ditegaskan, dalam sebuah organisasi atau perusahaan, sumber daya manusia sangat pegang peranan penting. Alumni Universitas AIX, Marseille, Perancis,

itu sengaja menempuh berbagai cara untuk memotivasi SDM yang ada sesuai dengan level dan tingkat pendidikan yang dimiliknya. “Dipercaya di Angkasa Pura I, buat saya ini tugas dan saya hartus bisa membuat perusahaan lebih maju sesuai dengan bidang yang dipercayakan ini,” ujarnya.

Dengan SDM yang baik, tentunya proses menuju perkembangan dan kesuksesan dapat berlangsung lebih lancar. Oleh karena itu, pembenahan SDM berkualitas menjadi tekad besar yang ada dibenaknya. Dengan begitu, diharapkan setiap SDM dapat memiliki kemampuan kerja yang terus berkembang serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.

“Sebagai salah satu asset perusahaan, setiap karyawan memiliki potensi yang mungkin sangat menguntungkan dan dapat mendukung perkembangan perusahaan dengan baik. Setiap karyawan mungkin memiliki ide-ide brilian yang ingin diungkapkan untuk kebaikan perusahaan. Dengan mendengarkan dan menampung aspirasi mereka, setiap karyawan tentunya akan merasa lebih dihargai meski pendapatnya masih perlu dipertimbangkan. Ini tugas saya untuk lebih memberdayakan mereka demi untuk kemajuan perusahaan ini,” tandasnya. (AC)

Training ini dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja dan kemampuan para pegawai PT. Angkasa Pura I

(Persero) yang bertugas di bawah Direktorat Keuangan, dengan jumlah peserta sebanyak 22 orang, berasal dari kantor pusat dan

kantor cabang bandara. Training dilaksanakan dengan

metode presentasi, diskusi, praktek dan studi kasus. Dimana para peserta training menempuh jam pelatihan sebanyak 90 jam materi, yang terdiri dari overview training procedure, overview implementasi SAP secara umum, SAP FICO organization, master data dan integrasinya di SAP, proses order to cash, proses procureto pay, overview, overview teori perpajakan dan integrasi E-Faktur, overview cash management & Treasury Review Report.

Dikesempatan menutup acara training tersebut, Human Capital and General Affairs Director

Angkasa Pura Airports, Saptandri Widiyanto mengucapkan selamat kepada para peserta yang telah berhasil menyelesaikan training ini.

“Dapat saya sampaikan di sini bahwa penyelenggeraan Training Branch Key User Modul SAP FICO ini diharapkan dapat mampu menjawab segala permasalahan, perubahan, dan tantangan yang ada di sekitar kita,” ujar Saptandri.

Oleh karena itu, sangat diharapkan dapat selalu adaptif dan dapat menularkan pengetahuan yang telah didapat dan menularkan sekaligus mengaplikasikannya di tempat tugas masing-masing.” pesannya.

Ia menambahkan, melalui pelatihan ini, diharapkan dapat memberikan kajian, analisa, rekomendasi maupun alternative solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan implementasi SAP khususnya Modul Financial and Controlling, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan. (TA)

AP I Gelar Training Branch Key User SAP Modul FicoDi Gedung Centre of Excellent Angkasa Pura Airports, Jakarta, dari 24 Agustus - 2 September 2015 lalu PT. Angkasa Pura I (Persero) telah menyelenggarakan Training Branch Key User SAP Modul Fico.

Human Capital and General Affairs Director Angkasa Pura Airports, Saptandri Widiyanto (kiri).

Human Capital and General Affairs Director Angkasa Pura Ariports, Saptandri Widiyanto mengucapkan selamat kepada para peserta yang telah berhasil menyelesaikan training.FOTO-FOTO | IST

Mengemas DiklatDalam Suasana Gathering

Kegiatan family gathering Saptandri Widiyanto, Human Capital & General Affair Director Angkasa Pura I bersama pegawai Outsourcing Angkasa Pura Support (Cleaning Service, security, dan sekretaris).FOTO : AC