11 … · web viewsasaran pengembangan berbagai industri tersebut diarahkan kepada diversifikasi...
TRANSCRIPT
11. DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH
11. DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH
I . GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Daerah
Wilayah Daerah Tingkat I Jawa Tengah meliputi areal se-
luas 34,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di wilayah propinsi
Jawa Tengah meliputi areal persawahan sekitar 1.023.691 ha
atau 30,0%, areal perkebunan negara dan swasta 73.790 ha atau
2,2%, areal tegalan, kebun, ladang dan huma sekitar 808.538
ha atau 23,6%, areal pertambakan dan empang sekitar 27.925 ha
atau 0,8%, areal tanah yang ditumbuhi kayu-kayuan sekitar
58.781 ha atau 1,7%, areal kehutanan sekitar 674.000 ha atau
19,7%, areal pemukiman sekitar 567.743 ha atau 16,6% dan are-
al budi daya lain dan non budi daya sekitar 185.532 ha atau
5,4% dari seluruh luas wilayah.
Secara administratif Daerah Tingkat I Jawa Tengah terdi-
ri dari 6 kotamadya/Daerah Tingkat II dan 29 kabupaten/Daerah
Tingkat II. Seluruh Daerah Tingkat II tersebut meliputi 3 ko-
ta administratif, 502 buah kecamatan dan 8.454 buah desa dan
kelurahan.
Pada tahun 1988 penduduk propinsi Jawa Tengah diperkira-
kan mencapai 28.259.673 jiwa. Kepadatannya rata-rata
pada ta-
381
hun 1988 adalah 826 jiwa per km2 (kepadatan rata-rata pendu-
duk Indonesia pada tahun yang sama, yaitu sebesar 91 jiwa per
km2). Kabupaten Klaten merupakan daerah terpadat dengan rata-
rata kepadatan 1.661 jiwa per km2, sedangkan kabupaten Blora
merupakan kabupaten dengan kepadatan penduduk terendah, yaitu
288 jiwa per km2. Pada tahun 1985 penduduk propinsi Jawa Te-
ngah yang tinggal di daerah perkotaan meliputi 25,5% dan pada
tahun 1988 diperkirakan meningkat menjadi 28,2%.
Pada tahun 1985 penduduk usia kerja (10 tahun ke atas)
di Jawa Tengah berjumlah 20.229.260 orang (75,1%). Dari
jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak
11.533.916 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah
11.351.663 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi angkat-
an kerja adalah 57,0%. Menurut tingkat pendidikannya angkatan
kerja yang ada terbagi dalam: 60,7% tidak dan belum pernah
tamat Sekolah Dasar (SD), 26,6% tamat SD, 5,9% tamat Sekolah
Menengah Tingkat Pertama (SMTP), 2,1% tamat Sekolah Menengah
Tingkat Atas (SMTA), 3,7% tamat Sekolah Kejuruan dan 1,0% ta-
mat Perguruan Tinggi atau yang setingkat. Pada tahun 1985 ang-
katan kerja yang bekerja di sektor pertanian 50,9%, di sektor
industri 12,3%, di sektor perdagangan 16,7%, dan sektor-sektor
lainnya 20,1%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa sektor
pertanian masih memegang peranan yang dominan dalam penyerap-
an tenaga kerja.
Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi daerah
di luar minyak dan gas bumi rata-rata 6,9% per tahun. Dalam
periode tersebut sektor pertanian tumbuh dengan laju pertum-
buhan rata-rata 6,0% per tahun, sedangkan industri 14,4% per
tahun. Pada tahun 1986 sektor pertanian memberikan sumbangan
terbesar kepada PDRB, yaitu 33,8%, dan sektor perdagangan
memberikan sumbangan terbesar kedua, yaitu 18,6%. Dalam pada
382
itu sektor industri dalam Repelita IV berkembang dengan baik.
Pada tahun 1986 sektor ini memberikan sumbangan kepada PDRB
sebesar 14,0%.
Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan telah mencapai
tingkat penyediaan 175,4 kg produksi beras per kapita. Kegi-
atan perkebunan antara lain menghasilkan kelapa, kopi, temba-
kau, karet, kakao, dan panili. Dari hasil-hasil tersebut ko-
moditi yang telah dapat diekspor antara lain kopi, kelapa dan
tembakau. Di bidang peternakan, daerah Jawa Tengah telah da-
pat menjadi penghasil ternak yang cukup besar di Indonesia
pada akhir Repelita IV. Di bidang perikanan potensi yang ada
terutama di waduk-waduk besar, rawa, laut dan pantai belum
seluruhnya dimanfaatkan.
Prasarana pengairan yang pada awal Repelita IV telah da-
pat mengairi areal sawah seluas 666.700 ha, pada akhir Repe-
lita IV telah dapat mengairi 769.512 ha. Di beberapa daerah
terutama di kabupaten-kabupaten Grobogan, Pati, Sukoharjo,
Banjarnegara, dan Purbalingga sawah-sawah yang ada pada umum-
nya masih merupakan sawah tadah hujan.
Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai ke-
majuan yang berarti. Seluruh ibu kota kecamatan di daerah Ja-
wa Tengah telah dapat dihubungi melalui jalan darat. Pada ta-
hun 1986 seluruh jaringan jalan panjangnya 16.226 km yang me-
liputi 419 km jalan nasional, 1.878 km jalan propinsi, dan
12.093 km jalan kabupaten serta 1.836 km jalan kotamadya. Ke-
adaan jalan nasional pada umumnya sudah memadai, demikian pu-
la jalan propinsi, tetapi sekitar 27,6% jalan kabupaten masih
dalam kondisi rusak.
Pelabuhan Tanjung Emas dan Cilacap telah dapat melayani
kapal-kapal pelayaran samudera, sedangkan pelabuhan Tegal dan
383
pelabuhan-pelabuhan lain yang lebih kecil melayani pelayaran
lokal.
Pelabuhan udara Ahmad Yani di Semarang telah dapat dida-
rati oleh pesawat jenis F-28 dengan muatan penuh. Pangkalan
udara Adi Sumarno di Solo telah dapat didarati oleh pesawat
jenis DC-9, B-737 dan pangkalan udara militer Tunggul Wulung
di Cilacap digunakan juga untuk melayani penerbangan sipil.
Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-
jangkau hampir seluruh desa melalui 39 Kantor Pos Besar, 316
Kantor Pos Pembantu, 316 Rumah Pos maupun fasilitas Pos Keli-
ling Desa. Sementara itu fasilitas pelayanan telepon telah
meningkat pula, yaitu berupa fasilitas untuk telepon otomat
dan sentral telepon manual.
Di bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan
penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10
tahun yang buta huruf menjadi 22,1 orang per 1.000 penduduk
pada tahun 1985 dan berhasil menaikkan persentase anak umur 7
- 12 tahun yang masuk sekolah dari 98,90% pada akhir Repelita
III menjadi 99,89% pada akhir Repelita IV.
Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah
cukup merata. Setiap desa rata-rata telah memiliki lembaga
pendidikan dasar, SD atau Madrasah Ibtidaiyah. Di seluruh
propinsi telah terdapat 21.992 SD, 2.420 SMTP, 1.169 SMTA,
9 Perguruan Tinggi dan Akademi Negeri dan 60 Perguruan Tinggi
dan Akademi Swasta.
Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 26,4 bayi
per 1.000 penduduk, (rata-rata nasional 28,7), angka kematian
kasar mencapai 8,7 orang per 1.000 penduduk, (rata-rata nasi-
onal 7,9) tingkat kematian bayi mencapai 57,6 bayi per 1.000
kelahiran hidup, (rata-rata nasional 58,04), sedangkan harapan
384
hidup rata-rata mencapai 62,8 tahun, sama dengan rata-rata
nasional.
2. Masalah-masalah
Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah
menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma-
sih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih menunjukkan ang-
ka yang relatif tinggi merupakan masalah pembangunan propinsi
Jawa Tengah. Sampai saat -ini masih dihadapi besarnya kelebih-
an tenaga kerja dengan bidang keahlian dan mutu yang belum
memadai.
Pada tahun 1985 sebesar 22,4% angkatan kerja berada di
daerah perkotaan, dan 77,6% berada di pedesaan. Persebaran
ini, telah menimbulkan permasalahan yang cukup berarti antara
lain mengalirnya kelebihan tenaga kerja ke kota-kota. Dalam
pada itu tingkat pengangguran terbuka, meskipun menunjukkan
angka persentase yang kecil, jumlahnya cukup besar. Pada
tahun 1985 jumlah pengangguran terbuka ada diperkirakan 182
ribu orang, atau sekitar 1,6%.
Sementara itu prasarana dan sarana perhubungan yang su-
dah banyak mengalami kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk
mengimbangi peningkatan arus barang dan orang sebagai akibat
meningkatnya kegiatan-kegiatan perdagangan di dalam daerah,
perdagangan antar daerah dan kegiatan ekspor dan pariwisata.
Tingkat pelayanan perhubungan laut, kecuali di pelabuhan
Tanjung Emas yang sudah cukup baik, masih memerlukan pening-
katan pembangunan prasarana dan penyediaan sarana pendukung
pelayanan pelabuhan laut, seperti dermaga, gudang dan fasili-
tas keselamatan pelayaran.
385
Tingkat pelayanan perhubungan udara melalui bandar udara
Ahmad Yani masih memerlukan peningkatan fasilitas pelayanan
pelabuhan udara, seperti terminal penumpang dan panjang lan-
dasan yang masih kurang, dan memerlukan penanggulangan banjir
atau genangan air hujan.
Pengembangan kegiatan kepariwisataan juga masih memerlu-
kan penambahan/sarana dan prasarana pendukung, seperti perhu-
bungan, akomodasi, telekomunikasi serta tenaga terampil yang
berpengetahuan.
Di bidang pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, per-
pustakaan, buku dan guru baik di tingkat SD, SMTP, SMTA mau-
pun di Perguruan Tinggi masih perlu ditingkatkan untuk meng-
hadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan
untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan layanan
kesehatan, khususnya dalam pelaksanaan vaksinasi dan pembe-
rantasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan
puskesmas dan puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit, ser-
ta tenaga medis dan paramedis.
Perkembangan pedesaan di propinsi Jawa Tengah, masih
menghadapi beberapa masalah yang menyangkut terbatasnya fasi-
litas perhubungan, tingginya tingkat kekritisan sumber daya
alam dan tingkat kepekaan terhadap bencana alam, terutama
terhadap banjir dan kekeringan.
Masalah lain yang dihadapi ialah perlunya peningkatan
peran serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial la-
innya dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Demikian pula
masih perlunya usaha perkoperasian didorong agar dapat sepe-
386
nuhnya berperan sebagai motor penggerak perekonomian daerah
terutama di pedesaan.
Penataan ruang dan pertanahan masih menghadapi beberapa
masalah yang menimbulkan kesulitan bagi Pemerintah Daerah da-
lam melaksanakan koordinasi pembangunan, pengendalian penggu-
naan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam.
Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya dan kawasan-ka-
wasan tertentu masih belum tersedia sebagaimana mestinya. Me-
kanisme pengendalian penggunaan ruang, termasuk di daerah
perkotaan, masih belum mantap.
II. KEBIJAKSANAAN, DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di daerah Jawa Tengah merupakan bagian inte-
gral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi Pem-
bangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin nyata du-
kungannya terhadap peningkatan ketahanan nasional dan peman-
tapan perwujudan Wawasan Nusantara.
Sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Repelita V,
pembangunan daerah Jawa Tengah diarahkan pada peningkatan
perkembangan sektor pertanian dan sektor industri disertai
peningkatan penguasaan dan kualitas teknologi, sehingga dapat
memberikan sumbangan yang optimal kepada pertumbuhan produksi
daerah, peningkatan mutu produksi, ekspor dan pemerataan ha-
sil-hasil pembangunan di daerah tersebut. Di samping itu pem-
bangunan sektor sosial, kependudukan dan ekonomi lainnya yang
secara keseluruhan dilakukan secara terpadu dalam rangka pem-
bangunan wilayah juga diarahkan kepada peningkatan kualitas,
pertumbuhan dan pemerataan yang optimal, perluasan kesempatan
387
kerja dan berusaha, dan peningkatan pendapatan nyata, kese-
jahteraan sosial serta taraf hidup seluruh lapisan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah Jawa Tengah yang cukup tinggi
selama Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama melalui
peningkatan produksi dan pengembangan teknologi di sektor
pertanian dan industri serta peningkatan penyediaan jasa yang
secara keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan
kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangun-
an yang telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan
dan ditingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan
kesejahteraan yang semakin nyata dapat dirasakan oleh seluruh
masyarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di daerah
Jawa Tengah serta antara daerah Jawa Tengah dan daerah-daerah
lain di Indonesia makin dapat diwujudkan.
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan mem-
perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah Jawa Tengah yang akan dikembangkan dalam Repelita V
pada pokoknya sebagai berikut.
Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas
akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi
dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan
para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan
industri akan bahan baku, dan untuk membantu meningkatkan
ekspor. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan anta-
ra industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional,
usaha pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama
agro industri, juga terus didorong. Iklim berusaha yang lebih
mendorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan
diusahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan
388
pemberian kemudahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-
kegiatan promosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia
melakukan investasi di daerah Jawa Tengah.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi-
dang pertanian dan industri, upaya peningkatan sarana dan
prasarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi da-
lam bidang perdagangan melalui bimbingan, pengukuhan, penyem-
purnaan sistem informasi pasar dan sistem angkutan akan di-
lanjutkan dan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan meng-
ikutsertakan pengusaha-pengusaha swasta.
Dalam rangka upaya memperluas lapangan kerja juga akan
diusahakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah dite-
rapkan pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di
samping itu juga akan diarahkan agar dalam kegiatan-kegiatan
mengolah sumber daya alam dipenuhi persyaratan kelestarian
lingkungan.
Usaha koperasi akan terus didorong agar dapat makin man-
diri dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah.
Sejalan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang dapat
mendorong lembaga swadaya masyarakat makin banyak berpartisi-
pasi dalam pembangunan daerah.
Kegiatan pariwisata, terutama wisata pegunungan, wisata
gua, wisata bahari dan wisata sejarah, selama Repelita V akan
terus didorong agar dapat berkembang dan mampu menarik wisa-
tawan yang akan atau sedang berkunjung di Yogyakarta dan dae-
rah tujuan wisata lainnya. Untuk itu berbagai fasilitas ako-
modasi, pengangkutan dan telekomunikasi ke lokasi daerah wi-
sata tersebut akan terus dikembangkan dan ditingkatkan.
Upaya untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan masya-
rakat Jawa Tengah akan dilanjutkan. Sejalan dengan itu pe-
389
ningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas pela-
yanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang kese-
hatan maupun di bidang sosial lainnya, akan diusahakan agar
mampu menjangkau seluruh lapisan seluruh masyarakat. Mutu
pendidikan dan keterampilan penduduk ditingkatkan melalui
berbagai kegiatan pelatihan dan peningkatan pendidikan formal
yang diarahkan agar sebagian dari peningkatan jumlah tenaga
kerja yang berasal dari pertambahan penduduk di pedesaan akan
lebih mampu bertani dengan cara-cara yang lebih maju dan agar
sebagian dari mereka akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di
luar sektor pertanian. Untuk mempertahankan kemampuan sarana
dan prasarana pertanian, perhubungan, pendidikan dan kesehat-
an yang ada, kegiatan operasi dan pemeliharaannya akan di-
tingkatkan. Dalam hubungan ini partisipasi masyarakat akan
ditingkatkan antara lain melalui gerakan gotong royong.
Selanjutnya dalam rangka lebih memeratakan pembangunan
perhatian khusus akan diberikan kepada daerah yang relatif
tertinggal, daerah kritis dan daerah padat penduduk, seperti
Wonogiri, Grobogan, dan Tegal. Sejalan dengan itu pembangunan
masyarakat desa akan terus ditingkatkan. Upaya khusus perlu
pula ditingkatkan untuk secepatnya mengurangi kepekaan bebe-
rapa daerah terhadap bencana alam. Pembangunan daerah perko-
taan akan dilanjutkan pula secara terencana dan terpadu de-
ngan memperhatikan perkembangan penduduk dan kepentingan me-
reka agar dapat menjamin lingkungan yang sehat untuk hidup,
bekerja dan berusaha. Dengan pembangunan yang serasi antara
desa dan kota maka diharapkan arus urbanisasi dapat dikenda-
likan.
Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseim-
bangan. kepadatan penduduk di daerah Jawa Tengah akan ditempuh
berbagai kebijaksanaan seperti peningkatan program keluarga
390
berencana dan langkah-langkah untuk mendorong perpindahan
penduduk antara lain melalui pemindahan penduduk dari desa-
desa padat- penduduk dan desa-desa kritis di Jawa Tengah ke
desa-desa kurang penduduk di luar Jawa melalui program trans-
migrasi. Sejalan dengan itu akan dilaksanakan secara selektif.
pengembangan daerah kritis dan daerah berpotensi yang teriso-
lasi di wilayah pedalaman maupun di wilayah pantai Bersamaan
dengan itu dilaksanakan pula usaha penyuluhan serta peningkat-
an kesadaran penduduk mengenai hak-hak atas pemilikan tanah
agar gejala semakin mengecilnya pemilikan tanah di pedesaan
Jawa Tengah dapat dikurangi. Usaha tersebut didukung oleh usa-
ha peningkatan pelayanan dalam pengurusan sertifikasi tanah.
Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap per-
tambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat
mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengembangan
kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu me-
ngurangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Semen-
tara itu pengembangan iklim usaha yang dapat mendorong per-
tumbuhan positif sektor informal di kota akan ditingkatkan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan akan dilakukan langkah-lang-
kah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain meliputi
upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Upaya ini
dijalankan melalui penggalian dan pengerahan potensi sumber
pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan dunia usaha.
Dalam hubungan ini diusahakan penyempurnaan mekanisme perpa-
jakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan aparat pe-
merintah daerah dalam memungut pajak dan retribusi daerah,
dan peningkatan hasil pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
391
(PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk mendorong agar
swasta lebih berpartisipasi dalam membiayai kegiatan pemba-
ngunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di samping itu akan
dilanjutkan pula program-program pendidikan dan pelatihan pe-
gawai, penyempurnaan sistem informasi, komunikasi, kerja
sama, koordinasi dan langkah-langkah penyederhanaan prose-
dural. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat lebih meman-
tapkan usaha untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, di-
namis dan bertanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik be-
rat pada Daerah Tingkat II.
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata Ru-
ang di Jawa Tengah akan ditingkatkan agar pemerintah daerah
dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang dan sumber daya.
alam yang ada secara lebih terarah. Penataan pertanahan akan
ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Daerah
agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang dapat disele-
saikan secara lebih terarah.
Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam
Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak
dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya
5,4% rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhi-
tungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan
per kapita penduduk Jawa Tengah dan penciptaan lapangan kerja
yang dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang terjadi di
daerah itu selama lima tahun yang akan datang. Sedangkan laju
pertumbuhan sektor yang dapat dicapai per tahun diperkirakan
masing-masing sebagai berikut. Sektor pertanian dan sektor
industri masing-masing rata-rata akan tumbuh dengan-3,4% dan
10,4% per tahun. Sedangkan pertumbuhan per tahun sektor per-
tambangan 15,7%, sektor bangunan 4,8%, sektor perdagangan
392
2,5%, pengangkutan dan komunikasi 5,4% serta sektor lain-lain
6,9%.
Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di Propinsi
Jawa Tengah diharapkan akan turun menjadi rata-rata 1,2% per
tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi Jawa Tengah
diperkirakan akan berjumlah 30.1 juta jiwa.
Untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan
diusahakan penurunan angka kelahiran kasar dari 26,4 orang
per 1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 24,0 pada
akhir Repelita V, dan angka kematian kasar dari 8,7 orang
1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 8,5 penduduk
pada akhir Repelita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan di-
usahakan pula peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka
kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 57,6
orang pada akhir Repelita IV menjadi 49,9 orang pada akhir
Repelita V. Bersamaan dengan itu harapan hidup rata-rata di-
harapkan naik dari 62,8 tahun pada akhir Repelita IV menjadi
64,7 tahun pada akhir Repelita V.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan
diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran
antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD
ditingkatkan dari 99,89% pada akhir Repelita IV menjadi
99,91% pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD
yang dapat ditampung di SMTP ditingkatkan dari 57,63% pada
akhir Repelita IV menjadi 79,55% pada akhir Repelita V, lulus-
an SMTP yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat
dari 74,47% pada akhir Repelita IV menjadi 83,49% pada akhir
Repelita V. Peningkatan di bidang pendidikan ini juga diser-
tai dengan peningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan di-usahakan melalui peningkatan dalam penyediaan prasarana pen-
didikan, penyediaan buku-buku dan penataran guru-guru.
393
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diketengahkan di atas
diperkirakan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja yang
terjadi selama Repelita V yang diperkirakan rata-rata mening-
kat dengan 1,90% per tahun, atau diperkirakan akan berjumlah
14,7 juta jiwa pada akhir Repelita V.
Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Daerah akan dilanjut-
kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan.
Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pe-
manfaatan ruang dan sumber daya alam secara efektif yang men-
jamin percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pe-
manfaatan keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih
terpenuhinya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berke-
lanjutan.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan dalam rang-
ka memenuhi kebutuhan rakyat Jawa Tengah akan pangan, mening-
katkan pendapatan per jiwa mereka, membantu memantapkan swa-
sembada pangan, meningkatkan penyediaan bahan baku untuk in-
dustri dan mendorong ekspor produksi pertanian. Hal tersebut
akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, ekstensifi-
kasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Peningkatan produksi
tanaman pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi tanam-
an padi, palawija dan sayuran. Untuk menunjang usaha-usaha
peningkatan produksi tanaman pangan akan ditingkatkan pengada-
an benih padi, palawija dan hortikultura melalui balai-balai
benih dan penangkar benih yang diusahakan oleh pemerintah dan
swasta. Di samping itu untuk memperoleh benih yang baik dan
tahan hama akan diketatkan pengawasan mutu dan sertifikasi
394
benih. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya jenis hama peng-
ganggu akan ditingkatkan kegiatan untuk mengatasinya melalui
pengembangan sistem pengendalian hama terpadu. Dalam rangka
memperluas areal persawahan, pembangunan pengairan akan dipa-
dukan dengan kegiatan pencetakan sawah dengan lebih menekan-
kan pada usaha swadaya masyarakat. Pencetakan sawah baru akan
dilaksanakan di atas lahan irigasi baru di kabupaten Grobog-
an, Kebumen dan Purworejo.
Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan
petani akan dilakukan melalui pengembangan Unit-unit Pelayan-
an Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi tepat
guna. Di samping itu di daerah ini pemanfaatan pupuk kandang,
kompos dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.
Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak
yang akan dikembangkan di Jawa Tengah adalah unggas, sapi,
kerbau, ternak perah, babi, kambing dan domba. Di samping itu
pembinaan balai-balai penelitian ternak akan terus dikembang-
kan melalui investasi swasta dan swadaya masyarakat agar meng-
hasilkan induk-induk dan pejantan unggul. Untuk itu pelaksa-
naan inseminasi buatan akan dilanjutkan. Peningkatan produksi
ternak sapi akan didukung pula dengan kegiatan pengamanan
ternak, pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak. Di sam-
ping itu akan diusahakan untuk mengurangi tingkat kematian
ternak dan untuk mencegah berjangkitnya penyakit serta per-
kembangannya dengan mengembangkan pusat-pusat pelayanan kese-
hatan hewan dan mengembangkan penyediaan prasarana kesehatan
ternak. Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan
petani ternak penyuluhan akan makin ditingkatkan, baik kuali-
tas maupun frekuensinya dan akan dilakukan melalui pemberian
latihan-latihan kepada para kontak tani.
395
Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah
pantai, laut lepas dan perairan air tawar. Untuk membantu
perkembangan usaha penangkapan di laut akan dibangun 1 (satu)
buah pangkalan pendaratan ikan, ditingkatkan fungsi dari 17
buah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan 7 buah pelabuhan per-
ikanan yang telah dibangun. Di samping itu akan dan dibuat
saluran tambak, dermaga, tanggul penahan ombak, alur pelayar-
an, penyediaan air bersih dan balai benih udang serta balai
benih ikan.
Produksi perkebunan, baik produksi perkebunan rakyat
maupun perkebunan besar, akan ditingkatkan melalui intensifi-
kasi dan ekstensifikasi. Komoditi yang akan dikembangkan an-
tara lain adalah karet, kelapa, kakao, kopi, teh, Rosella,
tebu, tembakau dan jambu mete, yang diusahakan di kabupaten-
kabupaten Cilacap, Purworejo, Banjarnegara, Wonosobo, Pema-
lang, Brebes, Pekalongan, Wonogiri, Blora, Rembang dan Tegal,
dan seluruhnya meliputi areal seluas 67.477 ha. Selanjutnya
akan dilaksanakan rehabilitasi dan peremajaan tanaman kelapa
yang akan dilaksanakan melalui Program Rehabilitasi dan Pere-
majaan Tanaman Ekspor (PRPTE).
Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan
pengukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu dilaksanakan
inventarisasi hutan produksi yang terdiri dari yang dapat di-
konversikan dan khusus bukan kayu. Selanjutnya dilakukan peng-
adaan peta dasar, rehabilitasi hutan rusak dan pembangunan hu-
tan tanaman industri.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, kemam-
puan jaringan pengairan akan ditingkatkan, yang meliputi are-
al seluas 745 ribu ha, antara lain, di daerah irigasi Tegal,
Brebes dan Banyumas. Bersamaan dengan itu akan dilaksanakan
operasi dan pemeliharaan (0 ξ P) seluruh jaringan irigasi
396
yang ada. Atas beberapa bagian dari jaringan pengairan akan
diadakan pemeliharaan berat dan rehabilitasi. Dalam Repelita
V akan diusahakan pembangunan saluran irigasi baru, antara
lain di Kedu Selatan, Kedung Ombo dan Bengawan Solo, yang se-
luruhnya akan meliputi 57 ribu ha.
Pengembangan air tanah akan dilaksanakan di daerah-dae-
rah yang sumber air permukaannya relatif terbatas. Untuk me-
ngembangkan potensi sumber daya air dan penyelamatan hutan,
tanah dan air, akan dilanjutkan pemeliharaan dan pemanfaatan
Sungai-sungai Serayu, Luk Ulo, Bengawan Solo, Citanduy, Ci-
sanggarung, Jratunseluna (Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan
Juana), Pemali dan Comal sesuai dengan prinsip-prinsip peles-
tarian sumber daya alam. Demikian pula akan dilakukan peng-
amanan wilayah pertanian di sekitar Bengawan Solo serta pe-
ngendalian Gunung Merapi.
Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi reha-
bilitasi dan pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan
serta jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang selama
ini belum terjangkau. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan
jembatan yang akan dilaksanakan antara lain meliputi ruas-ru-
as jalan Demak - Trengguli, Trengguli - Jati, Jati - Kudus,
dan Kudus - Pati untuk menunjang sektor industri; ruas-ruas
jalan masuk Usman Janatir, Semarang - Batang, Mpu Tantular,
Jatingaleh - Citarum dan Ronggowarsito untuk memperbaiki ak-
ses metropolitan; ruas-ruas jalan Semarang - Ungaran untuk
menunjang pariwisata; serta Bawen - Salatiga, Salatiga - Bo-
yolali, Kaliori - Banyumas, Demak - Trengguli, Trengguli -
Jati, Jati - Kudus, dan Kudus - Pati untuk menunjang sektor
pertanian dan untuk mengembangkan angkutan regional pada
umumnya. Pembangunan jalan dan jembatan baru akan dilaksana-
kan terutama di Semarang dan Solo guna menampung pertumbuhan
397
lalu lintas kota dan untuk mendukung pemekaran kota. Pemba-
ngunan jalan dan jembatan baru tersebut mencakup antara lain
jalan yang mendukung Pelabuhan Tanjung Emas dan Terminal Peti
Kemas (TPK) Jebres di Solo.
Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan ra-
ya, akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lin-
tas, penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasang-
an pagar pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian ken-
daraan bermuatan serta pengadaan bus kota dan terminal angkut-
an penumpang antar kota di Semarang.
Peningkatan jasa angkutan kereta api dilaksanakan de-
ngan melanjutkan rehabilitasi dan pembangunan jalan kereta
api; pembangunan pelataran peti kemas (dry port) di Jebres
(Solo); peningkatan dan pemasangan jembatan kereta api; reha-
bilitasi kereta penumpang dan gerbong barang.
Pembangunan perhubungan laut akan ditekankan pada kegi-
atan pemeliharaan dan rehabilitasi, peningkatan dan pengem-
bangan fasilitas pelabuhan, terutama pelabuhan Tanjung Emas
di Semarang. Kegiatan pengerukan rutin alur pelayaran akan
dilaksanakan untuk pelabuhan Tanjung Emas di Semarang dan Te-
gal. Selain itu rehabilitasi dan pembangunan berbagai fasili-
tas keselamatan pelayaran akan dilanjutkan, terutama pemba-
ngunan dan rehabilitasi menara suar, rambu suar, peralatan
telekomunikasi dan radio pantai. Pengoperasian armada pelayar-
an rakyat akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Di bidang perhubungan udara pengembangan fasilitas ban-
dar udara akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dalam
rangka pengoperasian berbagai jenis pesawat penerbangan ko-
mersial. Fasilitas bandar udara Ahmad Yani di Semarang dan
Adi Sumarno di Solo akan ditingkatkan hingga dapat didarati
398
masing-masing oleh pesawat udara jenis DC-9 atau B-737 dan
DC-10 atau A-300 dengan muatan penuh. Sedangkan bandar udara
Tunggul Wulung oleh pesawat udara jenis DHC-6 atau CN-212.
Sehubungan dengan itu, alat bantu navigasi dan fasilitas ke-
selamatan penerbangan lainnya juga akan ditingkatkan kemampu-
annya.
Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan
mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tam-
bahan di kecamatan dan Kantor Pos Keliling serta Rumah Pos.
Di samping itu akan dilaksanakan penambahan bis surat, kenda-
raan bermotor untuk dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Ke-
liling Desa, jaringan sambungan telepon, telex, telegrap dan
faksimile. Demikian pula pembangunan telekomunikasi pedesaan
akan diperluas.
Di bidang kepariwisataan akan dilaksanakan kegiatan pem-
bangunan obyek wisata dengan potensi wisata keindahan alam di
Borobudur, Prambanan dan Kraton Solo. Selain itu akan diman-
tapkan upaya promosi wisata nasional ke luar negeri dan dalam
negeri.
Di bidang industri akan terus didorong pengembangan in-
dustri dengan orientasi ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat di kota dan pedesaan dan industri yang memanfaatkan
sumber alam yang ada. Pembinaan dan pembangunan industri se-
cara keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperhatikan prio-
ritas dan ciri-ciri tiap kelompok industri yang secara kese-
luruhan dapat diwujudkan dalam suatu pola industri yang ter-
padu dan serasi. Selanjutnya akan dikembangkan industri per-
mesinan dan pengecoran logam, industri motor dan turbin serta
kendaraan bermotor antara lain di Semarang, Pekalongan dan
Klaten.
399
Pengembangan industri kimia dasar yang akan ditingkat-
kan antara lain adalah pengembangan industri bahan-bahan ki-
mia, industri semen, pengembangan industri kertas dengan pe-
ngembangan diversifikasi produk, pengembangan industri kaca
lembaran serta pengembangan industri pengolah hasil pertanian
dan limbah pertanian. Pengembangan aneka industri terutama
akan diarahkan kepada industri pengolah hasil sektor pertani-
an, yang meliputi industri pengalengan ikan, buah-buahan, sa-
yuran dan daging, industri tekstil, industri rokok, industri
kayu dan plywood serta industri minyak goreng. Sasaran pe-
ngembangan berbagai industri tersebut diarahkan kepada diver-
sifikasi produk dan peningkatan mutu yang disesuaikan dengan
standar mutu internasional.
Untuk memperbaiki mutu produksi industri maka bimbingan
dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada peningkat-
an kemampuan berproduksi dengan penggunaan teknologi tepat
guna dan peningkatan kemampuan manajemen pemasaran.
Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkat-
an efisiensi penyaluran barang dan jasa. Demikian pula akan
dilanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar bagi para
produsen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran di daerah
Jawa Tengah.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Beberapa kegiatan penelitian umum
dan eksplorasi mineral industri (zeolit, kaolin, firofilit,
pasir besi dan lain-lain) di daerah ini akan dilanjutkan. Di
samping itu beberapa jenis hasil tambang, terutama hasil ga-
lian mineral industri, yaitu mangaan dan belerang, yang saat
ini berada dalam tahap awal eksploitasi, terus didorong untuk
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bimbingan dan pembinaan
400
pengusahaan bahan-bahan galian golongan C akan dilanjutkan.
Pembangunan di bidang energi akan dilakukan melalui pe-
ningkatan serta perluasan eksplorasi, eksploitasi dan produk-
si sumber energi utama, yaitu minyak bumi, panas bumi, gas
bumi dan tenaga air. Dalam hubungan ini akan dilaksanakan
proyek paraxylene di Cilacap yang bertujuan untuk memasok ke-
butuhan paraxylene PTA Plant di Plaju.
Selain itu di daerah Jawa Tengah akan dilakukan pula
pipanisasi distribusi BBM sebagai bagian dari pipanisasi di
seluruh pulau Jawa untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan
BBM, khususnya produk premium, solar dan kerosin. Kecuali itu
akan dikembangkan sarana pembekalan LPG (LPG filling plant)
dalam negeri di Semarang, Yogyakarta dan Solo.
Peningkatan penyediaan tenaga listrik akan terus dilak-
sanakan melalui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga
listrik, baik untuk memenuhi kebutuhan pengembangan industri
maupun konsumsi rumah tangga. Sesuai dengan perkiraan kebutuh-
an tenaga listrik di daerah Jawa Tengah akan dilakukan lang-
kah-langkah untuk mempersiapkan pembangunan pusat-pusat pem-
bangkit tenaga listrik, seperti PLTA Mrica II dan III dan Ke-
dung Ombo dengan kapasitas masing-masing 143 MW.
Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal serta
untuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam
modal di daerah Jawa Tengah, maka akan dilaksanakan penyeder-
hanaan sistem perizinan serta peraturan-peraturan daerah yang
lain. Demikian pula akan disempurnakan dan dilanjutkan penyu-
sunan dan penyebarluasan data dan informasi mengenai penanam-
an modal, profit proyek penanaman modal, profil potensi dae-
rah serta informasi pasar. Usaha untuk meningkatkan pelayanan
penanaman modal yang lebih efisien akan ditempuh antara lain
401
dengan meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan pengendalian
oleh instansi terkait.
Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan
organisasi, tata laksana dan usaha akan dilanjutkan untuk da-
pat menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri. Dalam pelak-
sanaan upaya itu tetap akan diprioritaskan koperasi primer,
khususnya Koperasi Unit Desa (KUD), yang melaksanakan usaha
dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan
rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil,
perkreditan atau simpan pinjam, kelistrikan desa dan jasa
angkutan pedesaan. Di samping itu juga akan diprioritaskan
koperasi-koperasi primer yang melaksanakan usaha produksi dan
atau pemasaran berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi
masyarakat pedesaan.
Lain dan pada itu mutu dan kemampuan pengelola kopera-
si dan anggotanya di daerah Jawa Tengah juga akan ditingkat-
kan. Untuk itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam me-
tode, materi dan penyelenggaraan pendidikan, penataran dan
pelatihan keterampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan
karyawan koperasi. Selanjutnya juga akan diusahakan pemberian
bantuan tenaga manajemen yang terdidik atau terlatih kepada
KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Un-
tuk menciptakan iklim yang mendukung pengembangan kehidupan
koperasi yang sehat, kegiatan-kegiatan penerangan dan penyu-
luhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan ker-
ja terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk dan di da-
erah yang relatif tertinggal, akan dilaksanakan kegiatan Pro-
yek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB). PPKGB ini ditujukan kepada
kegiatan pembangunan yang berorientasi pada perluasan lapang-
an kerja sebesar mungkin dan dengan demikian mendorong pe-
402
ningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan. Di samping itu dalam
usaha mengatasi masalah melimpahnya angkatan kerja usia muda
terdidik juga akan disebarkan dan ditugaskan tenaga kerja su-
karela terdidik sebagai konsultan koperasi, pemandu wirausaha
dan tenaga teknis di sektor-sektor pembangunan. Kegiatan pe-
nyaluran dan penyebaran tenaga kerja melalui mekanisme Antar
Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
terus didorong dan ditingkatkan.
Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui
Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling yang ada di
daerah Jawa Tengah akan diarahkan agar mampu mendukung kegi-
atan-kegiatan pembangunan desa dan pengembangan industri,
khususnya dalam rangka menunjang ekspor dan usaha mandiri.
Dalam rangka mengurangi beban kepadatan penduduk, usaha
transmigrasi akan dilanjutkan dengan lebih mendorong transmi-
grasi swakarsa. Usaha ini direncanakan akan mencapai 90.000
KK transmigran yang terdiri dari transmigran umum sebanyak
34.000 KK dan transmigran swakarsa sebanyak 61.000 KK. Pemin-
dahan penduduk ini akan dikaitkan dengan usaha rehabilitasi
dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup serta
penataan kembali penguasaan, pengusahaan dan pemilikan tanah.
Dalam hubungan ini maka wilayah-wilayah yang diberi prioritas
untuk dipindahkan penduduknya adalah wilayah-wilayah di dae-
rah aliran sungai (DAS), terutama DAS Jratunseluna dan DAS
Bengawan Solo dan wilayah-wilayah hutan lindung yang berfung-
si sebagai pengatur tata air dan tata iklim. Wilayah-wilayah
lain yang juga diberi prioritas untuk dipindahkan penduduknya
adalah wilayah pemukiman penduduk yang terancam bencana alam
rutin, wilayah yang sangat padat penduduknya tetapi memiliki
sumber daya alam yang terbatas, dan wilayah pemukiman pendu-
duk yang akan dijadikan proyek pembangunan.
403
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, akan diting-
katkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lainnya un-
tuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Di samping itu akan di-
tingkatkan pula pengadaan buku-buku pelajaran dan buku baca-
an. Selanjutnya dalam rangka memantapkan perluasan dan peme-
rataan kesempatan belajar akan dibangun gedung SMTP dan SMTA,
penambahan ruang kelas baru, pembangunan ruang laboratorium
dan perpustakaan serta rehabilitasi bangunan. Pada tingkat
Sekolah Dasar akan diteruskan usaha rehabilitasi gedung SD
agar layak kembali digunakan sebagai tempat berlangsungnya
proses belajar mengajar. Di samping itu akan direhabilitasi
serta dikembangkan Sekolah Menengah Kejuruan Pertama (SMKTP)
dengan tambahan ruangan penunjangnya, seperti ruang praktek
dan perpustakaan. Tambahan pula akan dibangun Sekolah Mene-
ngah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA) baru serta peningkatan da-
ya tampung SMKTA yang ada baik negeri maupun swasta. Selan-
jutnya akan ditingkatkan pula pemeliharaan gedung-gedung SMTA
yang ada. Sementara itu dalam rangka peningkatan mutu pendi-
dikan tinggi, kampus Universitas Diponegoro akan direhabili-
tasi dan diperluas.
Dalam rangka pembinaan Pendidikan Masyarakat berbagai
kegiatan akan dilaksanakan. Antara lain akan dilanjutkan pe-
nyelenggaraan kelompok belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan
dengan pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Pa-
ket B sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan
wajib belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang
dan penyelenggaraan Kejar Usaha.
Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain usa-
ha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya, pem-
binaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpustakaan, pembinaan
kesenian, pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permu-
404
seuman. Sementara itu akan lebih digairahkan kegiatan peles-
tarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai warisan
budaya bangsa, antara lain akan dilanjutkan pemugaran Candi
Sewu sebagai warisan budaya bangsa. Dalam kaitan ini juga
akan dilakukan penelitian konservasi batu di Candi Borobudur.
Pembuatan film-film dokumentasi tentang kebudayaan, penerje-
mahan atau pengungkapan nilai-nilai budaya dari naskah-naskah
lama akan digairahkan penerbitan serta penyebarannya. Dalam
pada itu juga akan dikembangkan pelayanan informasi kebudaya-
an dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui kegiatan-
kegiatan temukarya, sayembara, dan pameran di bidang kebudaya-
an. Untuk itu sarana dan prasarana penunjangnya akan dileng-
kapi seperti Taman Budaya, Museum, dan Perpustakaan.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
melalui Puskesmas di daerah Jawa Tengah akan dibangun 55 Pus-
kesmas, 556 buah Puskesmas Pembantu, 27 buah Puskesmas Pera-
watan, dan disediakan sarana untuk 301 buah Puskesmas Keli-
ling. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pelayanan kesehatan, akan digalakkan upaya penyuluhan kesehat-
an. Dengan demikian diharapkan akan lebih banyak Pos Pelayan-
an Terpadu (Posyandu) yang dibentuk dan dikelola oleh masya-
rakat dengan dukungan teknis dari petugas Puskesmas setempat.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan akan di-
laksanakan melalui semua RSU kelas D yang ada. Sementara itu
pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan pula, sedangkan
upaya pelayanan laboratorium kesehatan akan lebih dimantapkan
mutunya.
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
akan dilaksanakan melalui jalur institusi dan upaya kesehatan
masyarakat yang meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit-
penyakit diare, malaria, demam berdarah, rabies, tb-paru,
405
frambusia, pes dan penyakit lain yang menimbulkan wabah atau
kejadian luar biasa serta melalui peningkatan pengamatan ke-
jadian penyakit. Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi
akan ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan
sumber pangan yang tersedia dan menaikkan mutu makanan dalam
memenuhi kebutuhannya akan gizi secara aman. Di samping itu
akan diupayakan peningkatan dan pencegahan penanggulangan ke-
kurangan kalori dan protein, kekurangan vitamin A dan anemia
gizi, melalui kegiatan UPGK di seluruh Jawa Tengah. Selanjut-
nya juga akan dilakukan pencegahan gondok endemik di daerah
gondok endemik seperti Wonosobo, serta ditingkatkan kemampuan
masyarakat dalam pengelolaan program gizi. Sistem kewaspadaan
pangan dan gizi,(SKPG) di daerah ini juga akan dikembangkan.
Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap penyalahgu-
naan obat, makanan, kosmetika dan bahan lain yang berbahaya,
pengawasan atas bahan-bahan tersebut akan ditingkatkan. Untuk
itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan makan-
an yang ada. Sedangkan untuk menjamin kelancaran distribusi
dan pengadaan obat-obatan di unit-unit pelayanan kesehatan,
akan dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat, alat
dan perbekalan kesehatan di kabupaten/kotamadya yang belum
memilikinya. Sementara itu dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan rakyat di daerah pemukiman yang kekurangan persedia-
an air bersih dan rawan penyakit menular akan dilanjutkan
peningkatan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman.
Dalam rangka menunjang program kesehatan secara keselu-
ruhan, akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan yang dilakukan dengan jalan menyebarluas-
406
kan informasi kesehatan, mengembangkan potensi swadaya masya-
rakat serta mengembangkan metode penyuluhan kesehatan yang
makin efektif.
Dalam bidang kesejahteraan sosial, kegiatan pembinaan
dan pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain
dalam bentuk penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan para
Pekerja Sosial Masyarakat, pembinaan swadaya masyarakat dalam
bidang perumahan dan lingkungan, serta pembinaan organisasi
sosial serta lembaga swadaya masyarakat.
Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-
laksanakan antara lain penyantunan bagi pars lanjut usia dan
jompo terlantar, pengentasan anak terlantar dan yatim piatu,
penyantunan dan pengentasan penyandang cacat, pengentasan
anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika serta fakir
miskin.
Pembinaan generasi muda dalam wadah Karang Taruna akan
dilaksanakan dengan upaya meningkatkan peran serta Karang Ta-
runa dalam berbagai bidang pembangunan di pedesaan.
Peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk
menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan
timbulnya masalah kenakalan remaja dan usaha-usaha pelayanan
sosial lainnya.
Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk sebanyak
3.371,7 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta
KB Baru. Di samping itu akan diberikan pembinaan kepada pe-
serta KB Aktif, yang berjumlah 3.573,2 ribu pasangan, agar
tetap ber-KB.
Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-
bangunan kota dan pembangunan desa akan diusahakan agar mobi-
litas penduduk pedesaan meningkat, sehingga setiap hari dapat
407
bepergian ke kota secara ulang-alik dengan lancar. Dengan de-
mikian penduduk pedesaan tidak mudah terdorong untuk pindah
ke kota. Di samping itu, akan diusahakan pula pengembangan
kota-kota kecil sebagai suatu sarana untuk mengendalikan
hasrat penduduk agar tidak berkeinginan pindah ke kota-kota
besar.
Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai dengan
hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.
Usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan antara lain di kota-
kota Semarang, Solo, Tegal, Pekalongan, Kudus, Purwokerto,
Cilacap, Magelang, Klaten, Salatiga dan Pemalang. Di propinsi
ini akan diperbaiki lingkungan pemukiman seluas 3.760 ha. Ke-
giatan pemugaran perumahan desa yang meliputi perbaikan mutu
rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan terus di-
lanjutkan di 3.000 desa. Dalam pelaksanaannya perhatian khu-
sus diberikan pada desa-desa kritis, terbelakang, miskin, de-
sa nelayan dan desa-desa yang menjadi pusat pertumbuhan bagi
desa-desa lain disekitarnya.
Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum, serta me-
ningkatkan kapasitas dengan merehabilitasi instalasi, mengu-
rangi kebocoran dan membangun instalasi baru. Program ini
akan dilaksanakan di kota-kota Semarang, Surakarta, Tegal,
Pekalongan, Kudus, Purwokerto, Cilacap, Kebumen, Magelang,
Klaten, Salatiga dan Pemalang. Dalam program ini juga terma-
suk usaha-usaha untuk menyediakan air bersih bagi penduduk
pedesaan, baik dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan.
Usaha-usaha di bidang penyehatan lingkungan pemukiman akan
terus pula ditingkatkan dan sasarannya adalah kegiatan peme-
liharaan dan penanganan air limbah, drainase, dan persampah-
an. Usaha-usaha ini akan dilaksanakan di kota-kota: Semarang,
408
Solo, Tegal, Pekalongan, Kudus, Cilacap, Purwokerto, Magelang,
Klaten, Salatiga, Pemalang, Brebes, Kebumen, Batang, Pati,
Cepu dan Sragen.
Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repelita
V akan dilaksanakan, antara lain, penyediaan bantuan pemba-
ngunan dan rehabilitasi tempat peribadatan agama, penyediaan
kitab suci, dan pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan
Balai Nikah dan Penasehatan Perkawinan, serta rehabilitasi
atau perluasan Balai Sidang Pengadilan Agama, serta kantor-
kantor Urusan Agama tingkat kecamatan, kabupaten, kotamadya
dan wilayah.
Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama
terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khu-
sus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama, yang me-
liputi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidikan
Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempurnakan
prasarana dan sarananya. Di samping itu akan disediakan juga
bantuan bagi perguruan agama swasta. Selanjutnya akan dite-
ruskan kegiatan perintisan dan percontohan latihan keterampil-
an pada MAN Kendal.
Dalam rangka pengembangan perguruan tinggi agama akan
dilanjutkan pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan fa-
silitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah serta
penyelenggaraan persiapan khusus (pembibitan) calon dosen
dan tenaga peneliti pada IAIN Wali Songo, dan penyediaan
bantuan bagi perguruan tinggi agama swasta.
Pembangunan di bidang hukum tetap dilanjutkan dengan
409
berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penun-
jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semua-
nya dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan
hukum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memper-
oleh peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabili-
tasi sejumlah gedung kantor Kejaksaan Negeri, kantor Imigra-
si, dan Pengadilan Negeri. Selanjutnya sebagai upaya penun-
jangan tugas-tugas pemasyarakatan, diusahakan rehabilitasi
sejumlah Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara, Cabang
Rumah Tahanan Negara, serta Balai Bimbingan Kemasyarakatan
dan Pengentasan Anak.
Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
berbagai pola penyuluhan hukum yang ada, akan terus dilaksa-
nakan secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk me-
wujudkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan per-
lindungan hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan kon-
sultasi hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan
tetap dilanjutkan.
Program-program sektoral yang ada di daerah ditunjang
dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.
Program-program bantuan pembangunan kepada daerah meliputi
Program-program berikut.
Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan penggu-
naannya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
(O&P) jalan Propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan ke-
giatan-kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Peme-
rintah Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Peng-
gantian Jembatan propinsi digunakan untuk menangani pening-
katan jalan dan penggantian jembatannya agar sesuai dengan
meningkatnya lalu lintas dan muatan.
410
Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten
dan kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tang-
gung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.
Program Peningkatan Jalan Kabupaten dan Kotamadya digu-
nakan untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka meme-
nuhi kebutuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat.
Program Pembinaan Pendidikan Dasar digunakan terutama untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan
dasar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan
untuk membiayai pembangunan Sekolah Dasar baru di daerah pe-
mukiman baru. Program Pelayanan Kesehatan digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana kesehatan
yang meliputi Rumah Sakit Kabupaten, Puskesmas, Puskesmas Ke-
liling, Puskesmas Pembantu serta untuk membiayai penyediaan
obat-obatan.
Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis disediakan
untuk membantu Daerah Tingkat II yang menghadapi masalah ta-
nah kritis, untuk membiayai penyuluhan dan percontohan menge-
nai pengembangan pelestarian dengan konservasi dan pencegahan
perluasan daerah kritis, serta kegiatan lain dalam rangka mem-
perkecil kerusakan alam.
Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai ke-
giatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan
swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)
dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah per-
batasan dan daerah padat penduduk.
Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan me-
lalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan
411
konversi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS serta pe-
ngendalian dan penanggulangan bencana alam di DAS Solo, DAS
Citanduy Cisanggarung yang menjadi bagian Jawa Tengah, DAS
Jratunseluna, DAS Serayu - Luk Ulo, DAS Pemali - Comal. Di
samping itu di semua DAS tersebut juga dilaksanakan upaya un-
tuk membina kemampuan masyarakat guna meningkatkan peran ser-
tanya secara swadaya dalam penyelamatan hutan, tanah dan air.
Di samping itu juga akan dilakukan pembinaan taman nasional
di Karimunjawa.
Pembinaan sumber daya alam dan lingkungan hidup akan
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pelestarian kemampuan sum-
ber daya alam dan lingkungan hidup dan peningkatan fungsinya
serta pengendalian kerusakannya dengan mengembangkan pola ta-
ta ruang yang dinamis. Dalam rangka pengembangan meteorologi
dan geofisika akan ditingkatkan 3 buah stasiun meteorologi.
Pelaksanaan program rehabilitasi tanah kritis akan di-
lakukan melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan di 5 DAS
yang paling kritis, yaitu DAS Bengawan Solo, Citanduy - Ci-
sanggarung, Jratunseluna, Serayu - Luk Ulo dan Pemali - Comal
dengan sasaran fisik seluas 160.000 ha penghijauan. Di sam-
ping itu akan dilakukan konservasi atas tanah usaha tani yang
mempunyai kemiringan di atas 40%, rehabilitasi lahan kritis
dalam pola terpadu DAS, pengembangan hutan tanaman industri
di daerah alang-alang, pengembangan hutan rakyat, dan penyu-
luhan bagi penduduk yang bermukim di dekat hutan lindung.
Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam ke-
giatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah
akan dilanjutkan dan penyusunannya akan lebih dipadukan de-
ngan berbagai program terkait. Kegiatan yang akan dilaksana-
kan diantaranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata
Ruang Daerah Tingkat I dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah
412
Tingkat II, serta penyusunan Rencana Umum Tata Ruang kawasan,
beserta rencana detailnya untuk kawasan-kawasan yang dirasa
strategis atau kritis.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-
bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan pers serta mekanisme Bakohumas. Sementara itu un-
tuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran radio dan
televisi ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam menyu-
sun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka peningkat-
an mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan film dilak-
sanakan pengembangan kemampuan produksi dan siaran stasiun
produksi keliling (SPK) serta rehabilitasi dan pengembangan
pemancar radio dan televisi yang ada.
Dalam Repelita V pengembangan bidang Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Penelitian di Jawa Tengah juga akan dilanjutkan
melalui kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber daya lahan
serta pengembangan Sistem Informasi Geografi yang diperlukan
untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah berdasarkan
kemampuan sumber dayanya. Selain itu akan direhabilitasi la-
boratorium alam geologi di Karangsambung di Kebumen untuk mem-
perdalam penelitian sejarah geologi setempat.
413
TABELWILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
PROPINSI JAWA TENGAH
Luas Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2DAERAH TINGKAT II Wilayah
(Km2)JumlahKecamatan
JumlahDesa 1985 1988 1985 1988
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
Kotamadya
Magelang 19,38 2 14 128.332 133.976 6.622 6.913Pekalongan 17,77 2 25 142.591 149.890 8.024 8.435Tegal 12,67 3 10 145.138 153.300 11.455 12.099Semarang 364,89 9 177 1.292.622 1.402.235 3.542 3.843Salatiga 16,61 1 9 93.943 99.090 5.656 5.966Surakarta 46,57 5 51 491.728 514.058 10.559 11.038
Kabupaten:
Banyumas 1.311,01 27 328 1.307.285 1.371.908 997 1.046Purbalingga 66,41 13 237 698.139 730.059 911 953Cilacap 2.334,15 19 222 1.387.817 1.449.267 595 621Banjarnegara 1.133,77 18 279 711.704 744.758 628 657Magelang 1.176,57 21 369 974.403 1.017.849 828 865Temanggung A33,17 12 288 594.944 624.661 714 750Wonosobo 964,07 13 263 635.267 665.753 659 691Purworejo 1.112,40 10 494 702.420 728.741 631 655Kebumen 1.367,13 22 460 1.064.317 1.109.357 779 811Pekalongan 875,55 16 298 695.900 730.444 795 834Pemalang 1.046,80 13 216 1.009.215 1.059.208 964 1.012Tegal 861,17 19 295 1.225.701 1.297.539 1.423 1.507Brebes 1.676,84 16 290 1.309.132 1.441.188 816 859Semarang 1.008,19 14 248 705.832 731.118 700 725Kendal 881,17 15 284 714.639 742.966 811 843Demak 1.060,33 IS 247 704.595 736.519 665 695Grobogan 2.011,26 18 280 1.066.677 1.116.547 530 555P a t i 1.710,68 20 405 1.032.495 1.081.831 604 632Jepara 1.035,28 10 191 750.187 787.967 725 761Rembang 1.036,00 14 294 479.140 504.308 462 487Blora 2.623,46 14 295 724.593 756.603 276 288Kudus 477,26 9 130 579.253 609.380 1.214 1.277Klaten 694,06 26 401 1.104.838 1.152.733 1.592 1.661Boyolali 1.075,99 19 267 805.517 839.522 749 780Sragen 999,89 20 209 811.883 852.603 812 853Sukoharjo 845.96 12 167 646.311 680.392 764 804Karanganyar 793,97 17 177 654.216 688.513 824 867Wonogiri 1.921,45 22 294 937.181 971.237 488 505Batang 750,36 12 246 584.152 584.152 742 778
Daerah Tingkat I 34.206,00 502 8.454 26.945.028 28.259.673 788 826
414
415