11 @ 2006 fakultas geografi ugm

15
ISSN 0125-1790 MGI Vol. 20, No.2, September 2006 (187-201) @ 2006 Fakultas Geografi UGM G M/\,JI\ LI\ II I~C)C; 1:2/\1"1 INDC)NI~c.<i)I/\ PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBJEK KAJIAN DALAM DISIPLIN ILMU GEOGRAFI Suharsono Triton Prawira Budi triton [email protected] Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial- Universitas Negeri Surabaya INTISARI Keragaman definisi geografi mengindikasikan arah objek materialnya yang beragam. Kejelasan obyek material dan formal suatu disiplin i/mu diperlukan untuk lebih menjamin eksistensinya. Obyek material geografi hams dapat dijabarkan sehingga tampakjelas cabang iTmugeografi dan i/mu bantunya.Salah satu definisi geografi yang dapat menekankan kejelasan obyek materialnya yaitu: "Geografi adalah iTmu yang mempelajari fenomena permukaan bumi, yaitu mangan di permukaan bumi yang terbentuk oleh unsur geosfer ( litosfer, atmosfer, hidrosfer, pedosfer, biosfer, dan antroposfer), yang bempa wiTayah dan isi wi/ayah, dipelajari denga1;l pendekatan kemangan, ekologikal, dan kompleks wi/ayah untuk keperluan pengelolaan wi/ayah ". .' Kata kunci: objek material, fenomena permukaan bumi, wilayah PENDAHULUAN Latar Belakang Disiplin ilmu geografi hingga saat ini senantiasa mengalami dinamika perkembangan dari waktu ke waktu. Geografi sebagai disiplin ilmu telah dikenal sejak masa Yunani dan Romawi Kuno sekitar abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Sarjana Yunani yang berpengaruh antara lain adalah Eratosthenes (276 - 196 SM) dengan hasil karya utamanya yang beIjudul Geographika, yang . selanjutnya terkenal sebagai 'bapak geografi'. Salah satu geograf pada periode berikutnya yang berpengaruh adalah Alexander von Humboldt, yang kemudian dikenal sebagai ''founder of modem geography" atau pendiri geografi modem (Rosenberg, 2006). Pada era Humbolt dan Ritter ditandai oleh mulai dikembangkannyageografi dalam dua cabang, yaitu geografi manusia dan geografi fisik, dan sampai pada tahap sinerginya, maka kombinasi kedua cabang tersebut melahirkan cabang geografi regional. Terapan geografi. regional yang

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

ISSN 0125-1790

MGI Vol. 20, No.2, September 2006 (187-201)@ 2006 Fakultas Geografi UGM

GM/\,JI\ LI\ II

I~C)C; 1:2/\1"1INDC)NI~c.<i)I/\

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBJEK KAJIANDALAM DISIPLIN ILMU GEOGRAFI

SuharsonoTriton Prawira Budi

[email protected] Geografi Fakultas Ilmu Sosial- Universitas Negeri Surabaya

INTISARI

Keragaman definisi geografi mengindikasikan arah objek materialnya yangberagam. Kejelasan obyek material dan formal suatu disiplin i/mu diperlukanuntuk lebih menjamin eksistensinya. Obyek material geografi hams dapatdijabarkan sehingga tampakjelas cabang iTmugeografi dan i/mu bantunya.Salahsatu definisi geografi yang dapat menekankan kejelasan obyek materialnya yaitu:"Geografi adalah iTmu yang mempelajari fenomena permukaan bumi, yaitumangan di permukaan bumi yang terbentuk oleh unsur geosfer ( litosfer, atmosfer,hidrosfer, pedosfer, biosfer, dan antroposfer), yang bempa wiTayah dan isiwi/ayah, dipelajari denga1;lpendekatan kemangan, ekologikal, dan komplekswi/ayah untuk keperluan pengelolaan wi/ayah ".

.'

Kata kunci: objek material, fenomena permukaan bumi, wilayah

PENDAHULUANLatar Belakang

Disiplin ilmu geografi hingga saat ini senantiasa mengalami dinamikaperkembangan dari waktu ke waktu. Geografi sebagai disiplin ilmu telah dikenalsejak masa Yunani dan Romawi Kuno sekitar abad ketiga dan kedua SebelumMasehi. Sarjana Yunani yang berpengaruh antara lain adalah Eratosthenes (276 -196 SM) dengan hasil karya utamanya yang beIjudul Geographika, yang

. selanjutnya terkenal sebagai 'bapak geografi'. Salah satu geograf pada periodeberikutnya yang berpengaruh adalah Alexander von Humboldt, yang kemudiandikenal sebagai ''founder of modem geography" atau pendiri geografi modem(Rosenberg, 2006). Pada era Humbolt dan Ritter ditandai oleh mulaidikembangkannyageografidalam dua cabang,yaitu geografimanusia dan geografifisik, dan sampai pada tahap sinerginya, maka kombinasi kedua cabang tersebutmelahirkan cabang geografi regional. Terapan geografi. regional yang

Page 2: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN SuharsODo dan Triton Prawira Budi

dikembangkandi Fakultas Geografi UniversitasGadjah Mada adalah PerencanaanPengembanganWilayah (Sutanto, 1994).

Kajian geografi padaperkembangannya,ternyatatidakjarang merancukankajian-kajiannyadengan ilmu-ilmulain. Kerancuan ditemukanketika kajian-kajiangeografi sebagai salah satu disiplin ilmu kebumianternyata dibahasjuga oleh ilmu-ilmu lain, baik ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmufisik. Sedangkanilmu geografibelum dapat menunjukkan secara tajam, jelas, dan operasional pembeda kajiangeografidengan ilmu-ilmulain pada obyek dan permasalahanyang sarnatersebut.

Untuk mengantisipasi kerancuan mengenai ciri khas geografi sebagaidisiplin ilmu, maka para geograf berusaha melakukan berbagai langkahpembenahan metodologis. Salah satu upaya yang dilakukan para pakar geografiadalah mengembangkanpenerapanberbagai pendekatan untuk menganalisisobyekkajiangeografi, sekaligusuntukmenemukanciri khas keilmuangeografi.

Usaha-usaha ini tidak sia-sia dengan semakin mapannya objek formalgeografi yang dapat diidentifikasi melalui pendekatan keilmuannya. Pendekatangeografi yang terdiri atas pendekatan keruangan, pendekatan ekologis, danpendekatan kompleks wilayah, hams terus dipertajam, karena munculnya ketigapendekatan ini mulai diyakinioleh para geograf sebagaiciri khas keilmuandisiplingeografi.

Ketiga pendekatan di atas hingga kini merupakanpendekatanyang masihsurvive untuk mengkajiobyek geografimemangbeda dengan ilmu-ilmuyang lain.Selain ketiga pendekatan tersebut, sebelumnya ada bermacarn-macarnpendekatanyang telah dicoba diterapkan untuk menganalisis kajian geografi, misalnyapendekatan historis dan pendekatan pertumbuhan'ekonomi, narnun pendekatan-pendekatan tersebut mulai ditinggalkan karena tidak memberikan kekhasanterhadapkajian ilmiahgeografi. .

Kenyataannya, tuntutan para geograf terhadap ciri khas kajian geografipada era modern ini makin meningkat. Ciri khas keilmuan melalui objek formalsaja tidak dianggap cukup untuk mengembangkan dan menjarnin disiplin ilmugeografi berkembang pesat. Tuntutan yang lebih substansial adalah kejelasanterhadap objek material geografi. Kejelasan objek materiil akan mendukungsemakinjelasnya posisi suatu disiplin ilmu dalarn pandangan masyarakat ilmiahdiantara ilmu-ilmu lain. Kejelasan akan objek material dapat meningkatkankontribusidisiplin ilmu geografibagi kesejahteraanumat manusia.

Banyak ahli menyebutkan bahwa objek material geografi terkait denganpermukaan bumi, tetapi penjabaran terhadap objek material geografi ini jarangdibahas tuntas. Geograf pun mulai dipenuhi dengan kegiatan perdebatan yangmultitafsirtentang objek materialgeografi ini. Sebagian geograf menamakanobjekmateriil ini dengan istilah fenomena geosfer, sebagian yang lain lebih sukamenyebutnya dengan istilah fenomena permukaan bumi. Tetapi istilah memangbukan hal prinsipiil untuk diperdebatkan,yang penting adalah bagaimana hakikatobjek material dari disiplin ilmu geografi ini dapat diperjelasdan makin dipertajarndari waktu ke waktu.

188 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vcl20, No.2, Septerrber 2000

Page 3: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN Suharsono dan Triton Prawira Budi

Kejelasan mengenai objek material akan memberikan panduan bagigeograf untuk makin mengenali materi yang dipelajari dalam studi geografi, ruanglingkupkeilmuangeografi, dan untuk membedakanantara ilmu bantu dalam kajiangeografi bila dibandingkan dengan cabang ilmu geografi itu sendiri. Padagilirannya, kejelasan ini akan berimplikasi dengan makin tereliminasinyamultitafsir terhadap objek materiil geografi, dan justru dapat digunakan oleh parageograf untuk mengidentifikasi skemahubungan keterkaitan antara objek materialdan objek formal dalam disiplinilmu geografi.

TujuanObjek formal geografi hingga saat ini lebih memberikan kepastian terhadap

ciri khas geografi dibandingkan dengan objek materialnya. Objek formal dalamgeografi sebenarnya masih memerlukan banyak diskusi untuk memperjelasnya,tetapi tidak cukup untuk didiskusikan dalam kesempatan ini. Oleh karena itutulisan ini berupaya untuk semakin menajamkan kejelasan objek material geografi.Pembahasan akan dimulai dari mencermati beberapa definisi geografi yang selamaini berkembang, dan dilanjutkan dengan upaya untuk menemukan benang merahyang dapat menghubungkan berbagai definisi geografi tersebut. Setelahdikemukakan kdamaan terhadap berbagai definisi tersebut, maka dilanjutkandengan mengupas secara tajam terhadap kejelasan objek material dari geografisebagai sebuah disiplin ilmu. Objek material ini sedapat mungkin akan diarahkanhingga diperoleh kejelasan mengenai ciri khas objek material geografi yang dapatdibedakannya dengan objek material dari ilmu-ilmu lain. Sebagai sebuah cita-citayang ideal, maka geografi akan semakin eksis apabila kejelasan objek formalnya,

diikuti juga dengan kejelasan akan objek materialnya..,

TipologiDefinisiGeografi BerdasarObjek MaterialBeberapa definisi untuk memperjelas keberadaan disiplin ilmu geografi

telah dikembangkan sejak geografi mulai dikenal. Keanekaragaman definisigeografi menunjukkanbahwa ada perbedaan titik berat perhatian dan pendekatanpara ahli dalam mempelajari, mnempraktekkan, serta merumuskan batasanpengertiangeografi, sesuai ringkasanRoger Minshullyang mengutipsebagian darisekian banyak definisi geografi yang dikemukakan orang, antara lain disebutkansebagaistudi tentang (Suharyonodan Amien, 1994):1) Bentangalam muka bumi.2) Tempat-tempatdi mukabumi (James,Lukerman).3) Ruang,khususnyapada muka bumi (Kant).4) Efek-efekpartiallingkungan alami atas manusia(Houston,Martin).5) Pola-polakovariasi kedaerahan(Lewthwaite).6) Lokasi,distribusi, salingbergantunganseduniadan interaksidalamketeraturan

(Lukerman).7) Kombinasifenomena di muka bumi.8) Sistemyang luas yang menyangkutmanusiadan alam.

MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vol20,No.2, September2006 189

Page 4: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN Suhanono dan Triton Prawira Budi

9) Sistemmanusia-bumi (Berry).10)Hubungandanpengaruhtimbal balik dalam ekosistem(Morgan dan Moss).11)Ekologimanusia.12)Diferensiasiareal fenomenayang bertautandi mukabumi dalamarti

pentingnyabagi manusia(Hartshorne).Beberapa definisi yang dikembangkan tersebut dapat digolongkan

berdasarkanpenekananobjek materialnyayaitu: 1) definisiyang menekankanbumisebagai objek material geografi, 2) definisi yang menekankan permukaan bumisebagaiobjek materialgeografi, 3) definisiyang menekankanbagian di permukaanbumi sebagai objek material geografi, 4) definisi yang menekankan fenomenapermukaanbumi sebagaiobjek materialgeografi.

Definisiyang MenekankanBumi sebagai ObjekMaterialDefinisi yang termasuk kategori ini antara lain dikemukakan oleh lO.M.

Broek (1965), yaitu "To understand the earth as the world of man". Definisi inimenekankanbumi tempat hidup manusia sebagaiobjek material yang dikaji dalamdisiplin ilmu geografi. Definisi ini secara substansial masih bertahan hingga lebihdari tiga dasa warsa, yaitu ketika Yi-Fu Tuan (1991) mengemukaan definisigeografi sebagaiberikut: "Geographyis the study of earth as the home ofpeople.

Definisiyang MenekankanPermukaanBumisebagai Objek MaterialDefinisi yang termasuk kategori ini antara lain pendapat yang menyatakan

bahwa geografi adalah"study of the earth's suiface; includespeople's responsestotopography and climate and soil and vegetation" (Carpenter, 2002). Definisi iniditegaskan dengan pendapat lain yang mengemukakantentang asal kata geografi,yaitu bahwa " the word derives from the Greek words ge ("the Earth'~ andgraphein ("to write", as in "to describe'T', sehingga selanjutnya menghasilkandefinisi geografi sebagai "the study of the earth and its features and of thedistribution of lift on the earth, including human life and the effects of humanactivity" (Answer.comdalamBowerman,2006).

Salah satu geograf yang mengembangkan geografi dari definisi tipe iniadalah Robert E. Dickinson (1969) mengemukakan bahwa "Geography isfundamentally the regional or chorologicalscienceof the suiface of the earth".

Definisi yang Menekankan Bagian di Permukaan Bumi sebagai ObjekMaterial ,

Definisi yang termasuk kategori ini antara lain pendapat yang menyatakanbahwa geografi adalah "the science concerned with the formulation of the lawsgoverning the spatial distribution of certainfeatures on the suiface of the earth.",yang dikemukakan oleh Fred K. Schaefer (1953). Pendapat lain yangmendefinisikangeografi pada kategori ini yaitu bahwa geografi adalah "study ofvariationsinphenomenafrom place toplace" yang dikemukakanoleh Holt-Jensen(1980).Definisi tipe ini didukungpendapatbahwa geografi adalah "The science of

190 MAJALAH GEOGRAFIINDONESIA, Vol 20, No.2, SepterrtJer 2000

Page 5: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJlAN Suharsono dan Triton Prawira Budi

space and place that brings together earth's physical and human dimensions in the

integrated study of people, places, and environments." (Anonim, 2001)

Definisi yang Menekankan Fenomena Permukaan Bumi sebagai ObjekMaterial

Definisi yang termasuk kategori ini antara lain pendapat Bintarto (1988)yang menyatakan bahwa "geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajarisebab akibat setiap gejala atau fenomena di permukaan bumi, baik peristiwamaupoo permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, kelingkoogan, dankewilayahan ootuk kepentingan pembangooan". Selanjutnya definisi ini jugadiperkuat oleh pendapat yang menyatakan bahwa "Geografi adalah ilmupengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosferdengan segala oosur serta anasis-anasimya, dengan menggooakansudut pandangkelingkoogan & kewilayahan dalam konteks keruangan" yang dicetuskan sebagaikesepakatanpada SEMLOKGeografi di Semarangpada tahoo 1988.

Tokoh lain yang manganut definisi geografi kategori ini adalah MartinKenzer tahoo 1989 mengemukakan bahwa geografi "...concerned with thelocational or spatial variation in both physical and human phenomena at theearth's suiface" (BuanaKatulistiwa,2005).

Berdasarkan beberapa definisi yang dicontohkan di atas banyak menyebutsecara eksplisit menggooakankata "earth suiface" atau permukaanbumi. Dengandemikian, dapat dibuat benang merah antar definisi di atas bahwa ilmu geografiti~ak dapat dilepaskandari kajian fenomenapermukaanbu~i.

Selanjutnya timbul pertanyaan sehuboogan dengan tipologi definisigeografiyang telah ditampilkandalam pemaparandi atas:1. Setelah berbagai definisi tadi dicermati, maka objek material apa yang secara

esensialdipelajari ilmu geografi itu?2. Apakah objek materialgeografiadalahfenomena permukaanbumi?3. Jika objek materialgeografiadalahfenomena permukaanbumi, makaperlu

dilihat dulu, apakah fenomenapermukaanbumi itu?4. Apa fenomenageosfer itu? Apa permukaanbumi itu? Apa geosfer itu?

Kejelasanterhadap maknaistilah-istilahini akan membantuootukmengetahuiperbedaan dari masing-masingistilah tersebut.

HASIL DANPEMBAHASAN

Objek Material GeografiTelah dipaparkan di atas, bahwa pembahasan mengenai objek material

geografi hingga saat ini jarang dibahas secara tuntas. Perkembanganmengenai apayang dimaksud sebagai objek material geografi berdasarkan beragam definisigeografi di atas dapat dibedakan menjadi empat, yaitu bumi, permukaan bumi,bagian di permukaan bumi, dan fenomena permukaan bumi. Selanjutnya akan

MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vol20,No.2, September2006 191

Page 6: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN Suharsono dan Triton Prawira Budi

dilakukan analisis terhadap kesesuaian masing-masingobjek kajian di atas untukdijadikansebagaiobjek materialgeografi.

Bumi bagaimanapun bukanlah objek material yang khas geografi. Hal inikarena bumi juga dikaji oleh ilmu-ilmu kebumian yang lain. Bumi apabiladijadikanobjek materialgeografi akan menyebabkanruang lingkup kajiangeografisemakin luas dan rancu yang dapat mengaburkan ciri khas keilmuan geografisebagaidisiplin ilmu tersendiri.

Permukaan bumi dan bagian permukaan bumi, keduanya hanyamenekankan pada place, dan' itu tidak cukup menggambarkan objek materialgeografi. Hal ini karena place tidak selalu marnpu menunjukkan face atauperwujudandari objek yang dikajioleh disiplin ilmu geografi.

Bintarto (1988) menyatakan bahwa objek material geografi merupakanobjek yang umum dan luas, yaitu geosfer, yang meliputi litosfer, atmosfer,hidrosfer, biosfer, pedosfer, antroposfer yang kemudian dapat melahirkan studikekhususan, dan ini dipandang wajar. Di sisi lain, karena geosfer juga dipelajarioleh bidang ilmu lain, maka objek material tersebut tidak dapat mencirikangeografi sebagai ilmu (Sutanto, 1994).

Menilik kembali berbagai definisi yang telah diungkapkan pada bagianawal tulisan ini, maka ada satu esensi yang jelas menunjukkan ke arah manasebenamya objek material geografi. Objek material yang dimaksud tidak lainadalah fenomena permukaan bumi. Ada beberapa landasan yang dapatdikemukakan untuk menyatakan bahwa fenomena permukaan bumi lebih khasapabila dijadikan objek material geografi, dibandingkan bumi, permukaan bumi,bagian di permukaanbumi, geosfer, dan fenomenadi permukaanbumi. '

Fenomena permukaan bumi tidak dapat dirancukan dengan kata fenomenadi peimukaan bumi. Fenomena permukaanbumi akan selalu membentukface atauwajah objek material geografi, karena terbentukoleh dua atau lebih unsur geosfer,sedangkanfenomenadi permukaanbumi tidak selalu berhasil membentukface atauwajah dari objek material geografi, karena fenomena di permukaan bumi tidakselalu terbentukoleh minimaldua unsur geosfer.

Geosfer memiliki unsur yang minimal dua di antaranya dapat membentukfenomena permukaan bumi sebagai objek material geografi yang khas. Geosferadalah substansi yang menyelubungibumi mulai dari litosfer, atmosfer, hidrosfer,pedosfer, biosfer, dan antroposfer (enam sfera). Unsur geosfer terdiri atas I)litosfer atau batuan terluar dari bumi, yaitu kulit bumi, 2) atmosfer, adalah udarayang menyelimuti bumi, 3) hidrosfer, adalah air yang menyelubungi bumi, 4)pedosfer,adalah tanah atau unsur hara atau nutrisiyang menyelubungibumi baik didarat maupun di Iaut, 5) biosfer, adalah makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan,hewan, dan manusia yang menyelubungi bumi, dan 6) antroposfer, adalahmasyarakat manusia dengan segala aktivitasnya,yang menyelubungi bumi. Perluditegaskanbahwa sfera dalam geosfer ini meskipunberasal dari kata sphere, tetapitidak diartikansebagai lapisan dalam konteksfenomenapermukaanbumi.

192 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vd 20,No.2, Septerrber2006

Page 7: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN Suhal1lono dan Triton Prawira Budi

Fenomena permukaan bumi bukanlah perlapisan, tetapi merupakan suatuperwujudan atau face permukaan bumi yang dibentuk oleh unsur geosfer. Olehkarena itu, fenomenapermukaanbumi ini dapatjuga diistilahkanfenomenageosferapabila istilah fenomena geosfer ini mengarah pada objek material permukaanbumi yang dibentuk oleh unsur geosfer. Untuk menghindari kerancuan, makafenomena geosfer ini perlu dibedakan maknanya dari fenomena permukaan bumi.Fenomenageosfer adalahgejala dan atau prosesyang berlangsungpada setiap sferayang telah disebutkandi atas (enamsfera).

Permukaan bumi adalah bidang terluar yang ada di bola bumi. Fenomenapermukaan bumi sebagai suatu perwujudan atau face permukaan bumi yangdibentuk oleh unsur geosfer adalah ruangan di permukaan bumi yang terbentukoleh unsur geosfer, dan terwujud dari dari hasil hubungan, interaksi, daninterdependensi antara unsur geosfer. Maka ruangan di permukaan bumi atauwilayah sebagai' fenomena permukaan bumi dapat terbentuk mulai dari yangsederhanasampaiyang komplek:

1. Ruanganpermukaanbumi yang terbentuk hanya oleh 2 (dua) unsur geosfer,yai~u litosfer dan atmosfer. Contohnya adalah padang pasir (Gambar 1).Karena tidak hadimya hidrosfer di kawasan padang pasir ini, maka unsurpedosfer, biosfer,dan antroposfertidak dapat terbentuk.

Sumber: McCul/agh,2006

Gambar 1. Padang Pasir sebagai fenomena permukaan bumi yangterbentukoleh unsur litosfer dan atmosfer

Sebagai contoh fenomenapermukaan bumi yang terbentukoleh unsur litosferdan atmosfer, maka padang pasir ini hams secara hati-hati dibedakan denganfenomena lain yang terkait padang pasir, seperti perkemahankafilah di padangpasir, oasis, apalagi kota padang pasir. Kota padang pasir misalnya, makadalam konteks ini kota padang pasir harus berbeda denganpadang pasir karenatelah mencakup seluruh unsur geosfer dalam pembentukannya, dimana

JAAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vol20,No.2, September2006 193

Page 8: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN Suharsono clan Triton Prawira Budi

hidrosfer, pedosfer, biosfer, dan antroposfer telah rnelengkapi keberadaanlitosfer dan atrnosfer.

2. Ruangan permukaan bumi yang terbentuk hanya oleh 3 (tiga) unsur geosfer,yaitu litosfer, atmosfer, dan hidrosfer.Contohnyapadang es/salju (Gambar2),karena atmosfer di kawasan ini tidak memungkinkan untuk memberikelangsungan hidup bagi makhluk hidup, maka pedosfer, biosfer, danantroposfertidak dapat terwujud.

Sumber: Craig, 2002Gambar 2. Salju Abadi di Puncak Matterhorn (Switzerland), salah satu

fenomena permukaan bumi yang terbentuk oleh unsur litosfer,atmosfer,dan hidrosfer

Unsur biosfer seperti manusia di atas bukanlah komponen utama pernbentukpadang es/salju, karena keberadaannya hanya sernentara di wilayah padangsalju.

3. Ruangan permukaan bumi yang terbentuk hanya oleh 5 (tiga) unsur geosfer,yaitu yaitu litosfer, atrnosfer, hidrosfer; pedosfer, dan biosfer. Contohnyapadang rumput (Gambar3), hutan (Gambar 4), lautan/sarnudera (Gambar 5).

194 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vol20,No.2,SepterTt>er2006

Page 9: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJlAN Suharsono dan Triton Prawira Budi

Sumber: Photos-botswana, 2006.Gambar 3. Padang Rumput: Fenomena permukaan bumi yang terbentuk

oleh litosfer, atmosfer, hidrosfer, pedosfer (unsur hara), danbiosfer

Gambar 4.

MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vol20,No.2, September2000 195

Page 10: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJlAN Suharsono dan Triton Prawira Budi

Sumbe~ Rahman, 2006Gambar5. Samudera: Fenomena permukaan bumi yang terbentuk oleh

unsur litosfer, atmosfer,hidrosfer,pedosfer,dan biosfer

5. Ruangan di permukaan bumi yang terbentuk oleh 6 (enam) unsur geosfer,yaitu litosfer, atmosfer, hidrosfer; pedosfer, biosfer, dan antroposfer.Contohnya perdesaan (Gambar 6), perkotaan (Gambar 7), dan tempat-tempat atau kawasan untuk kegiatan rutin manusia bermasyarakat(misalnya,lahan pertanian (Gambar 8), lahan tempatbekeIja non pertanian,obyekwisata, dan sebagainya).

Sumber:Freeport-McMoRanCopper& GoldInc. (2006)Gambar6. Desa, salah satu fenomena permukaan bumi yang terbentuk

oleh enamunsur geosfer

196 ~AJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vd 20,No.2,September2006

Page 11: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN. Suharsono clan Triton Prawira Budi

Sumber: Manfred-Leiter, 2006 .

Gambar7. Kota, salah satu fenomena permukaan burni yang terbentukoleh enam unsur geosfer

Sumber: TrekEarth(2006)Gambar 8. Sawah, salah satu fenomena permukaan burni yang terbentuk

oleh enam unsur geosfer

Selanjutnya dapat disusun suatu skema yang menggambarkan objekmateriildari disiplin ilmu geografiyang berupa fenomenapermukaanburni,yaitu:

MAJALAHGEOGRAAINDONESIA,Vol20,No.2, September2000 197

Page 12: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN Suharsono dan Triton Prawira Budi

OBYEK MATERJlL YANG DIPELAJARI GEOGRAFl

FENOMENA PERMUKAAN BUM!

RUANGAN D1 PERMUKAAN BUMI

L Lito5fer2. Aimoner3. Hidroafer4. Ptdosferj. Bioder6. Anll'oposfer

RUANOAN DI PERMUKAAN BUMI YANOTERBENTUK OLEH

UNSUR-UNSUR OEOSFER

DAPA T Dl~E.BUT \VILA Y AH

Wileyeh Yllllg iorb entuk olth dwi UQ$\.Irgcosfer(1iLoHcr dan eLmoml). cont.oh p.o.dongplSSir

ClUUgw:un plSSit

Wu-yeh yeng terbenluk o1eh JUn. uruIurgeoafer (tit ol:fer. at-mosfer. hidtosfer,

pedosfer, dan bioafet), contoh hutan,. p.aaangtUtllpUL, dan lautan

Wdo.yeh. seean utuh at&I keselUl1.iMn

dikaji mmj.di eebmg-eabang geografi

Oeogtafiregional tunia

Oeogn.firegionalbigisn dunla

Geogt'afi regional bag Indonasia

Oeografi desa den geografi kota

Geopafi pesisir dankelaut.en

VVilayeh yang ttroenlUk olch tigll unsur geoster(litOSfCI, Gimam!, dm hidco5fcr), eontoh

PA(hngsa1juGiGUp~.. abadi

Wilayah YUlg terbenlUk o1eh enam unsurgtosfer (lito.fef, a&momr,. hidrosfer,.

pedosfer, biosler, dUl mthtopol:fet). c:ontohpsrdesun dan pmotaUl

Dati se&i aneka macam. isi wilayeh. dikajimenjadi eabang-cebang geografi

Oeografi muwsi.

Oeografi romberdaya

O.opUi fisik

G eogre.fi pert.anivl Geog,afi ekonomi

Oeografi pariwisata Oeografi industsi

Geografi penduduk Oeografi politik

Oeogtafi bencana alam Geografi kesehaWl denpencemaran

Oeografi transportui den1:0m.unikasi

Gambar 9. Skema hubungan objek material dengan cabang geografi

198 MAJALAH GEOGRAFIINDONESIA, Vcl20, No.2, SeptelTber 2000

Page 13: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJlAN Suharsono dan Triton Prawira Budi

KESIMPULAN

1. Geografi sebagai suatu disiplin ilmu harns memilikiobyek material yang jelasdan satu, yaitu fenomena permukaan bumi. Untuk apa fenomena permukaanbumi dipelajari,dan bagaimanacara mempelajarinya,semua itu dibahas dalamobyek formal ilmu geografi. Kejelasan obyek material dan obyek formal darisuatu disiplin ilmu akanmenjamineksistensi ilmu tersebut.

2. Fenomena permukaanbumi harus dapat dibedakan dengan fenomena geosfer,harus dapat dibedakandengan fenomena di permukaanbumi, dan harus dapatdibedakanjuga denganpermukaanbumi.

3. Obyek material geografi berupa fenomena permukaan bumi harus dapatdijabarkan secarajelas dan tegas, sehingga tampakjelas cabang ilmu geografidan ilmu bantunya.

4. Definisi geografi yang dapat menekankan pada kejelasan obyek materialnya,salah satunya adalah "Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomenapermukaan bumi, yaitu ruangan di permukaan bumi yang terbentuk olehunsur geosfer (litosfer, atmosfer, hidrosfer, pedosfer, biosfer, antroposfer),yang berupa wilayah dan isi wilayah, dipelajari dengan pendekatankeruangan,ekologisdan kewilayahanuntukpengelolaanwilayah".

DAFfAR PUSTAKA

Anonim,2001. Glossary.NationalGeographic.com& WorldWildLife.org. http://www.nationalgeographic.com/wildworld/glossary.html (diakses

September 2006).

Bintarto,R, 1988.Geografi,llmu, dan Aplikasinya:SebuahInformasi,MajalahGeografiIndonesia, 1(2), halo63-67.

Bowerman,B., 2006.What Is Geography?:Definitionof Geographyon The Web.http://members.aol.com/_bowermanb/definition.html (diaksesSeptember2006).

Brooke, lO.M, 1965.Geographyits scopeand spirit.CharlesE. Merrill Books,Columbus.

Buana Katulistiwa,2005. GeografiBukan SekedarPetaButa,KatulistiwaBuletinGeografi Populer, 01 (Januari), halo 4-7.

Carpenter,N.E., 2002.PaleoPublications:Natural Sciences.PaleoPublicationshttp://www.paleopubs.com/naturaISciences.htm.(diakses 12Oktober2006).

MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vol20,No.2, September2000 199

Page 14: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

'PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN Suhanono dan Triton Prawira Budi

Craig, 2002, Craig and Matterhorn. http://craiglink.com/photos/Zermattlweb/pages/Craig and Matterhorn.htm (diakses 2 Desember 2006).

Dickinson, R.E., 1969. The Makers of Modem Geography. Friederich A. Praegerpublishers, New York.

Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc., 2006. Land Rights RecognitionPrograms: Amungme village of Tsinga. http://wwwfcx.com/envir/wtsd/2004/landhtm (diakses5 Desember2006 Jam 10.59Wffi).

Haggett, P., 1983. Geography: a Modem Synthesis, Revised Third Edition. Harper& Row Publishers, New York.

Holt-Jensen, A. 1980. Geography, Its History and Concepts. Harper & Row,London.

Manfred-Leiter, 2006. Manfred's Travel Pictures. Ottobrunner Str. 38, 81737Munich, Germany. http://www.tropicalislanddelborneo.html (diakses 5Desember2006 Jam 16.49 Wffi).

Mapala Unand. 2006. Lika-Liku Mapala Unand ke Carstenz (1) Panjang JalanMenuju Salju Abadi. http://mapalaunandcom (diakses 4 Desember 2006Jam 10.15~).

McCullagh, D., 1989-2006. Sahara-Desert-Sand-Dunes. http://www. mccullagh.org.' /photo/lds-4/sahara-desert-sand (diakses 5 Desember 2006 Jam 11.07

Wffi)

Photos-Botswana, 2006. Desert Kalahari: Photo Savane Bostwana.http://www.photos-botswana.com/desert-kalahari/photo-savane-botswana.html(diakses5 Desember2006 16.26Wffi).

P-WEC O. 2005. Summer in P-WEC (petungsewu Wildlife Education Center.http://www.p-wec.com/summer-in-pwec.html(diakses 5 Desember 2006Jam 16.43Wffi).

Rahman,A.A., 2006. SelamatDatangke Inapan SamuderaBeach Chalei.http://asia.geocities.com/inapan_samuderalsunset2.jpg(diakses5Desember2006 Jam 16.34Wffi)

Rosenberg,M., 2006. AlexanderYonHumboldtThe Founderof ModernGeography,Your Guideto Geography.http://geography.about.com/od/historyofgeography/alvonhumboldt.htm(diaksesSeptember2006).

200 MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vd20,No.2,SepterrtJef2000

Page 15: 11 @ 2006 Fakultas Geografi UGM

PENAJAMAN DAN KEJELASAN OBYEK KAJIAN Suharsono dan Triton Prawira Budi

Schaefer, F.K., 1953. Exceptionalism in geography: a methodologicalexamination, Annals of the Association of American Geographer, 43, halo226-249.

Suharyono dan Amien, M., 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Proyek PembinaandanPeningkatanMutuTenagaKependidikan-DirektoratJenderalPendidikanTinggi -DepartemenPendidikandan Kebudayaan,Jakarta.

Sutanto, 1994. Penelitian Geografi. Majalah Geografi Indonesia, 8/9(14/15), halo89-101.

TrekEarth, 2006. Tirtagangga Sawa, http://www.trekearth.comlgallery/AsialIndonesialphoto147516.htm. (diakses 4 Desember 2006 Jam 10.45 WIB).

Tuan, Y.F., 1991. A View of Geography. The Geographical Review, 81, halo99-107.

MAJALAHGEOGRAFIINDONESIA,Vol20,No.2, September2000 201