10 - novel indonesia - topeng hitam kelam

Upload: khairil-fathir

Post on 08-Apr-2018

277 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    1/52

    TOPENG HITAM

    Ambhita Dyaningrum

    Dipersembahkan untuk:http://dimhad.6te.net

    Malam beringsut perlahan. Bunyi binatang malam bersahut-sahutan di kejauhan. Penjaga portal di pintu gerbang terkantuk-kantuk dengan televisi masih menyala disudut ruang. Wajahnya menengadah dan mulutnya yang ternganga mengeluarkan bebunyian yang mengusik kesunyian malam. Gelap menyembunyikan tiga bayang-bayang hitam

    yang bergerak tanpa suara menuju pusat kompleks gedung yang megah berkubah itu.Kegesitan tampak dari gerak-gerik menonaktifkan sistem keamanan dengan portablecomputer yang didudukkan di rerumputan kering, yang malam itu digayuti embun. I

    syarat mata bersahut-sahutan dari wajah-wajah yang bertopeng hitam dan jari-jemari yang dibalut kaus tangan warna hitam pula. Dalam hitungan ketiga, bayangan-bayangan itu berbagi tugas. Lasak di malam yang tidur.

    Tiba-tiba dingin mulai terasa hangat. Gelap tiba-tiba disibakkan cahaya benderang. Penjaga portal terbangun karena merasa pipinya menghangat. Ia risau dalam dengkurnya, kemudian akhirnya terjaga. Dari kaca-kaca jendela ia melihat nyala yang terang. Ia terperanjat melihat sinar kemerah-merahan menjulang dari dinding-dinding gedung berkubah. Kantuknya terenggut tiba-tiba oleh dentuman mahadahsyat dari jantungnya. Kebakaran!

    Ia memeriksa sistem keamanan. Mati. Alarm tak berfungsi. Ia meraih gagang telepon di meja. Tak ada nada sambung. Ia kian panik. Napasnya mendengus-dengus. Layar monitor pemantau seluruh sistem gedung mati. Ia kemudian berlari sekencang-ken

    cangnya ke arah gedung yang terbakar. Berteriak-teriak memanggil nama teman-temannya dengan lolong yang lebih buruk dari suara serigala yang terluka.

    Sementara itu, tiga bayang-bayang hitam telah bergerak mundur dengan senyum kemenangan di sudut bibir mereka masing-masing. Ketiganya saling mengacungkan ibu jari. Misi telah selesai dijalankan. Kemudian bayang-bayang itu bersicepat dengan

    waktu, mengendap-endap di pekat malam yang telah diracuni panas dan terang cahaya api. Menghilang seperti partikel debu di udara. Dan di suasana seperti itu, derum kendaraan sekeras apa pun tenggelam dalam kegaduhan yang lebih mencemaskanyang datang dari gedung yang terbakar.

    Stepa kembali datang ke perpustakaan tua sore itu. Entah dorongan dari mana yan

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    2/52

    g membuat ia merasa tertarik dengan bangunan usang yang telah dimakan usia itu.Dinding perpustakaan mulai berlumut dan retak-retak sehingga membentuk liang-liang. Liang-liang kecil itu dihuni semut-semut yang kerap kali muncul ke permukaan

    beriring-iringan. Lantainya yang lembap dan terasa dingin di kaki membuat Stepamerasa senang menyentuhkan telapak kakinya disana saat asyik membaca.Ada sensas

    i tersendiri dengan senyap itu.

    Penjaga perpustakaan yang juga telah dimakan usia, Pak Raste namanya (untunglahnamanya bukan Rasta), berambut keriting kecil-kecil dan berkacamata setebal kac

    a nako jendela. Ia tampaknya baik, hanya sedikit tegang pembawaannya. Barangkaliia termasuk orang yang sangat takut berbuat kesalahan. Ia berhati-hati sekali d

    alam bekerja, mencatat, dan memasukkan data ke komputer. Sambil melakukan pekerjaannya, ia juga tetap mengawasi gerak-gerik orang dari balik kacamatanya yang tebal. Ia mencurigai orang-orang yang masuk ke perpustakaan dengan baju tebal. Iapikir mereka berniat mencuri buku dari perpustakaan dengan cara menyembunyikannya di balik baju. Hal itu pernah terjadi sebelumnya berulang kali, sehingga membuat Pak Raste jadi trauma. Rasa cemas membuat ia selalu memelototi setiap orang y

    ang keluar masuk perpustakaan, kendati sebenarnya perpustakaan telah dipasangi detektor untuk mencegah pencurian. Jadi, siapa pun yang melakukan kecurangan takakan bisa lolos dari pengawasan. Namun, meskipun ia bukan termasuk jenis orang yang ramah dan mau berkompromi, Stepa menyukai orang tua itu karena mengingatkania pada pria yang ia sebut Ayah, yang telah meninggal sekian tahun silam.

    Mengherankan sebetulnya, bila Pak Raste begitu paranoid dengan isi perpustakaannya, mengingat nyaris tak ada buku baru disana . Pengunjungnya pun tak terlalu banyak, kecuali orang-orang yang memang melakukan riset dan mahasiswa yang mencari data untuk tugas akhir mereka.

    Isi perpustakaan itu sama tuanya dengan gedung dan penjaganya. Ia seperti berhenti sejak sekitar sepuluh tahun yang silam. Tahun terbitan terakhir yang bisa ia

    temukan telah melampaui waktu itu. Buku-buku di perpustakaan Pak Raste sepertisimpanan arsip yang telah kedaluwarsa dan hanya ditumpuk begitu saja, kemudian tak ada arsip baru. Berhenti begitu saja di tahun itu.

    Suatu kali Stepa merasa tertarik dengan buku-buku yang diletakkan di rak palingatas. Ia bersusah-payah menarik tangga dan mencoba menjangkau buku-buku, di rakpaling atas. Debu meliputi tepi-tepi buku membuat ia beberapa kali bersin. Keba

    nyakan buku-buku yang diletakkan disana adalah buku-buku sejarah, antropologi, dan kedokteran yang usianya sudah sangat tua. Kertasnya telah menguning dimakan waktu. Mungkin karena sudah terlalu tua dan diperkirakan tidak lagi dicari banyak

    orang sehingga diletakkan di tempat yang sulit dijangkau. Stepa hanya memuaskanrasa ingin tahunya dengan melihat judul-judul buku dan sekilas isinya. Ia harusbeberapa kali bersin karena debu dan bau apak yang menggelitik hidungnya. Ia ku

    rang tertarik dengan bidang-bidang itu, sehingga kemudian kembali meletakkan buku-buku yang ditengoknya ke tempat semula. Tiba-tiba, setelah membolak-balik buku, ia didatangi oleh Pak Raste dan mendapatkan teguran darinya.

    Hei, Anak muda. Buku apa sebenarnya yang kau cari? ujarnya gusar. Rupanya bunyi berkeriut tangga besi yang sudah mulai karatan dan suara debum buku yang dibolak-balik dengan tergesa oleh Stepa telah mengusik telinga tuanya. Stepa nyengir men

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    3/52

    dengar teguran itu. Ia kemudian turun dari tangga.

    Hanya melihat-lihat, sahutnya kalem, siapa tahu ada buku yang saya butuhkan di atassana .

    Dan sudah kau temukan buku itu?

    Ehm..., Stepa berpikir sejenak. Tidak. Tidak ada buku yang saya perlukan. Tidak ada yang cukup menarik juga. Hanya arsip-arsip kuno yang tampaknya sudah sangat ketinggalan zaman.

    Kalau begitu segera saja cari buku di tempat lain, yang mudah terjangkau, yang menarik dan yang kau butuhkan. Dan jangan bikin gaduh perpustakaan.

    Ups. Stepa menutup mulutnya dengan tangannya. Galak benar orang tua ini, gerutunya dalam hati. Ia segera turun dari tangga. Pak Raste mengawasi dari balik kacamatanya yang tebal. Bola mata tua yang abu-abu itu seperti hendak menembus keluar lewat kacamatanya. Stepa mengangguk sambil tersenyum-senyum tatkala melewati orang itu.

    Maaf, Pak Raste....

    Ia kemudian berada di sudut lain, di bagian buku-buku sastra, favoritnya. Ia mengambil salah satu buku dari rak itu. Hmm..., sebuah novel kuno. Salah satu koleksi kesayangan Nenek. Stepa meraih buku yang lain. Sebuah novel juga. Kemudian ia mencari tempat di meja kosong dekat jendela.

    Ditelusurinya huruf demi huruf di hadapannya. Sesekali keningnya berkerut. Kesungguhan terpancar di wajahnya. Tarikan garis-garis wajahnya yang mengendur dan mengencang adalah cerminan gejolak batinnya. Kalau sudah begitu ia biasanya lupawaktu. Tanpa sadar hari sudah mulai gelap. Ia segera tersadar ketika tahu-tahu Pak Raste sudah mulai merapikan buku-buku yang bergeletakan di atas meja dengan rak kereta dorongnya.

    Sudah hampir malam, Anak muda, ujarnya dengan suara rendah. Ia sudah tidak segalak sebelumnya.

    Ya, Pak, Stepa mengangguk sembari menutup buku di hadapannya. Ia memandang berkeliling. Hanya tinggal ia dan Pak Raste. Stepa melirik arloji yang melilit pergelangan tangannya. Pukul tujuh malam kurang enam menit. Ia terkaget-kaget. Tidak me

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    4/52

    nyangka bisa setahan itu membaca novel ratusan halaman itu. Ia menandai halamandengan pembatas buku.

    Mau kau pinjam novel itu? tanya Pak Raste. Jam pinjam sebenarnya sudah habis, dankomputernya sudah saya matikan. Tapi, kalau kau ingin meminjamnya... baiklah saya catat dulu di buku, besok baru saya masukkan datamu ke komputer.

    Kalai begitu terima kasih sekali, Pak. Novel ini bagus sekali. Saya sangat menyukainya.

    Tentu saja. Novel itu mendapatkan penghargaan tinggi di zamannya. Penulisnya memang luar biasa. Ia bertangan dingin. Hampir semua karyanya meledak di pasaran dan menjadi buku yang paling dicari orang. Terutama yang satu ini. Saya juga sanga

    t menggemari karya-karya penulis novel ini.

    Stepa mengangguk-angguk. Ia diam-diam keheranan mendengar penuturan Pak Raste.Orang tua galak itu ternyata juga memiliki selera sastra yang bagus. Ya, ia sudah sering mendengar nama penulis itu dalam pelajaran tentang sejarah sastra. Penulis itu berada pada jajaran atas penulis di zamannya. Karya-karyanya selalu menjadi masterpiece. Ia menatap kulit sampulnya yang berwarna merah darah. Stepa kemudian beranjak dari tempat duduknya.

    Tolong catatkan ini dulu, Pak Raste, katanya. Saya pinjam dulu.

    Pak Raste mengangguk sambil tetap meneruskan pekerjaannya.

    Sudahlah kau pergi saja. Saya sudah hapal judul novel dan penulisnya. Lagi pula,saya sudah bosan melihatmu di sini.

    Stepa mengangkat bahunya tinggi-tinggi.

    Okey, thanks.

    Sebelum pergi ia menyempatkan menepuk bahu Pak Raste dengan akrab sehingga orang tua itu menjadi kaget. Stepa segera melesat keluar sambil bersiul-siul. Di pintu keluar alarm berbunyi. Stepa berbalik dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

    Pak Raste telah memberikan rekomendasi! teriaknya.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    5/52

    Pak Raste tampak kesal karena ia sendiri lupa bahwa alarm itu akan berbunyi bila Stepa melangkah keluar. Sambil mengomel-ngomel ia melangkah hendak mematikan alarm. Sementara itu Stepa sudah lari tunggang-langgang.

    Saking tergesa-gesanya, Stepa menabrak seseorang di dekat pintu keluar. Sepatuketsanya berdecit-decit di lantai saat ia mengerem larinya. Tetapi sudah terlambat. Tak ayal bahunya menerjang sesosok tubuh di depan pintu itu. Terdengar suara

    teriakan tertahan seorang wanita dan buku-buku yang berjatuhan.

    Dan itulah dia. Seorang wanita yang pucat pasi berdiri di hadapannya dengan mulut ternganga saking kagetnya. Wajah tirus dan tubuh kurusnya tersembunyi tidak terlalu baik di balik jaketnya yang tebal. Penampilannya tidak terlalu menarik. H

    anya saja, matanya yang lebar sungguh terlihat sangat cerdas. Kekagetan luar biasa di wajah si gadis tak urung membuat Stepa menyesal bercampur geli.

    Maaf, ujar Stepa. Ia berjongkok memunguti buku-buku si gadis yang berjatuhan. Sekilas matanya melirik judul-judul di kulit buku. Ia menangkap judul besarnya: Anatomy, Surgery, Double Helix..., si gadis buru-buru merebut buku-bukunya dari tangan Stepa. Ia merasa tidak senang.

    Stepa mengamati wajah si gadis. Ia kemudian teringat bahwa ia pernah melihat gadis itu di suatu tempat. Ia memegang jidatnya. Di mana ya? Tolol, gadis itu memang selalu kemari di saat perpustakaan sudah hampir tutup. Stepa menepuk jidadnya. Barangkali pacar Pak Raste. Ia tersenyum sendiri.

    Tahu-tahu gadis itu melesat meninggalkannya. Ia melangkah masuk ke perpustakaandengan langkah-langkah yang panjang.

    Hei..., perpustakaan sudah tutup! seru Stepa. Si tua Raste tidak akan mau melayanimu. Besok saja kembali.

    Si gadis tak memberikan perhatian sedikit pun. Ia terus saja melangkah masuk. Stepa menggerutu.

    Ya, terserah kaulah...

    Nadine mengetuk-ngetuk kaca pintu dapur dengan keras. Hello..., anybody home?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    6/52

    Elisa yang sedang berdiri memunggunginya, di antara bising suara mixer, menoleh. Celemek di tubuhnya penuh bercak adonan kue.Ada tepung lekat di pipi kanannya.

    Nadine tersenyum geli melihatnya.

    Hai..., Lisa menyambutnya senang. Sorry, saya sedang sibuk bikin kue.

    Nadine mengelap tepung di pipi sahabatnya dengan tisu.

    Adaapa, nih? Kok pakai acara bikin kue segala? Seperti bukan Lisa saja. Bik Inahke mana?

    Belanja bahan-bahan yang saya butuhkan untuk membuat kue.

    Lisa segera menyorongkan kursi.

    Duduklah, ujarnya riang. Nadine tak menghiraukannya. Ia mengamati adonan kue di atas meja. Mencolek sedikit dengan telunjuk dan mencicipinya.

    Nyam, nyam..., enak. Kue apa, nih?

    Itu kue truffle coklat. Kalau kau cukup bersabar menunggu matang, kau akan bisamerasakan kue buatanku yang lezat.

    Truffle? Hmm..., belum matang saja sudah enak begini.

    Nadine hendak mencolek lagi tapi Elisa dengan sigap menjauhkan tangannya.

    Eit, jangan. Nanti cita rasanya jadi buruk karena kotoran di jarimu. Kau makan yang lain saja yang sudah matang. Oke?

    Apa itu yang sudah matang? Mana itu yang sudah matang?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    7/52

    Kerupuk di toples itu.

    Huh!

    Tunggu, ya?

    Elisa mematikan mixer. Ia kemudian menuangkan adonan ke dalam loyang yang telahdialasi kertas roti yang diolesi mentega. Dengan gerakan pelan ia meratakan ado

    nan itu ke dalam loyang. Adonan kue di dalam loyang itu dimasukkannya ke dalam oven. Nadine terus memperhatikan gerak-gerik Elisa yang cekatan.

    Setelah itu Elisa duduk di dekat Nadine.

    Adaapa? Baru dari mana? tanya Elisa.

    Saya heran..., desah Nadine seperti tak mendengar pertanyaan sahabatnya. Mengapa seorang Elisa tiba-tiba menjadi sangat membumi? Menjadi wanita biasa, bercelemek,

    dan membuat adonan?Ada sesuatu yang salah di sini. Seharusnya akulah yang bertanya kepadamu, Adaapa? Karena kau sangat tidak biasa menjadi seseorang yang sangat biasa .

    Elisa tertawa.

    Kau pasti sangat ingin tahu,kan ?

    Tentu saja. Atau, kau ingin membuka bisnis restoran karena sudah bosan dengan pekerjaanmu yang sekarang? Kau sedang berusaha mengumpulkan resep dan mencoba-cobanya?

    Motifnya tidak selalu bisnis, Sayang. Kenapa kau menduga ke arah itu?

    Everything deals with money. Yang saya tahu kau selalu begitu. Tidak ada yang kau kejar selain untuk mendapatkan uang. Kau selalu punya rencana di balik kepalamu bila tiba-tiba melakukan hal-hal yang di luar kebiasaan. Biasanya motifmu selalu motif ekonomi. Jangan menyangkal itu karena saya tahu benar siapa kau.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    8/52

    Tawa Lisa kian keras.

    Oh, kali ini kau salah mengambil kesimpulan, Nona manis.Ada sisi lain dalam diriku yang mungkin kau lupakan. Saya ini romantis. Saya melakukan sesuatu karena saya sangat menginginkannya. Saat ini saya tiba-tiba ingin melakukan pekerjaan yang lazim dilakukan oleh kaumku, membuat kue. Kalau saya berhasil melakukannya, maka saya sungguh layak disebut wanita yang baik. Tak serumit yang kau pikirkan. Dan, mana tahu, dengan keterampilanku memasak ini suatu waktu saya dengan banggaakan berkencan di rumah saja, having dinner dengan hidangan yang kubuat dengan tanganku sendiri. Kau tahu, pria selalu jatuh hati kepada wanita yang bisa membuat masakan enak.

    Jadi, kalau boleh kutebak, saat ini kau sedang mempersiapkan kencanmu? Kau sedang jatuh cinta?

    Ya..., boleh saja kau tebak begitu. Tapi, sebentar, saya mau bikin krim dulu untuk kueku.

    Nadine tiba-tiba saja menjadi bosan. Ia berharap menemukan Elisa yang biasanya.Bicara tentang hal-hal spektakuler, bukan hanya sekadar kue truffle dan kencan.Elisa yang selalu membicarakan info-info terkini dan bukan hal-hal biasa sepert

    i pekerjaan wanita di dapur.

    Nadine mendesah karena ketakmengertiannya pada sikap Elisa.

    Jadi, cintalah yang bisa membuatmu gelap mata? tanyanya dengan wajah suram.

    Apa? Gelap mata?

    Ya, kusebut ini gelap mata. Kau belum pernah melakukan hal-hal yang tidak kau sukai untuk mendapatkan sesuatu. Kalau sekarang kau melakukannya, apa itu bukan gelap mata namanya?

    Jangan sinis begitu, dong. Kau mulai seperti Hasta.

    Siapa Hasta?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    9/52

    Temanku. Pria yang selalu memandang dunia dengan sinis.

    Baik. Sekarang langsung saja saya bertanya padamu, kau sedang jatuh cinta dengansiapa rupanya?

    Nah, yang ini baru Nadine yang kukenal. Straight to the point. Tapi yang ini belum bisa saya jawab sekarang. Tapi yang pasti, kali ini saya benar-benar jatuh cinta.

    Seserius apa? Jangan-jangan kau mau menikah?

    Wah, tepat pada sasaran.

    Jadi benar kau mau menikah?

    Ah, kenapa sih kau selalu saja menanggapi dengan serius? Cobalah untuk sedikit lebih relaks. Ini bukan tugas dokter yang memerlukan penanganan serius. Terkadang

    kita juga perlu libur membicarakan hal-hal yang gawat . Santailah sedikit....

    Nadine tersipu-sipu mendengar kata-kata Elisa. Selama ini ia memang selalu disibukkan dengan hal-hal yang serba serius. Sebagai seorang calon dokter, pekerjaan

    menuntut ia menjadi seorang yang serius, bahkan cenderung perfeksionis, dan gila logika. Terkadang Elisa dapat mengimbanginya sehingga mereka terlibat perdebatan seru tentang banyak hal yang serius. Di lain waktu, seperti saat itu, Elisa menjadi orang yang ingin bicara hal-hal ringan namun penuh perenungan. Latar belakang Elisa sebagai seorang yang berasal dari disiplin ilmu sosial humaniora membuat ia sangat humanis, yang ingin membicarakan hal-hal yang kontemplatif. Namun,

    Nadine tak pernah bisa melakukannya.

    Elisa sibuk mengaduk krim di atas kompor gas. Nadine merasa capai menunggunya memberikan jawaban yang memuaskan. Begitulah selalu Elisa yang dikenalnya selamalebih dari sepuluh tahun lamanya. Nadine belum juga terbiasa dengan kebiasaan menggantung kalimatnya. Seperti halnya Elisa biasa menggantung suatu keadaan dan menyingkir diam-diam ke wilayah aman di mana ia bisa bersembunyi untuk tak mengakhiri kengambangan itu. Karena itu jualah Elisa punya banyak teman jalan. Pacarnya cuma satu, tapi ia bisa berkencan dengan beberapa orang lain dalam waktu yangbersamaan tanpa ada kejelasan hubungan. Dan ia sengaja memilih wilayah abu-abu,yang menurutnya paling aman dari segala hukum dan teori karena mengandung praduga tak bersalah. Amanlah pula ia dari tudingan berselingkuh atau punya pacar lebih dari satu , karena kenyataannya ia memang hanya punya satu pacar. Selebihnya hanyalah teman jalan .

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    10/52

    Elisa sangat menikmati hal itu. Ia beruntung dikaruniai wajah yang cantik. Ia juga pintar bergaul dan memiliki inner beauty yang kuat. Nyaris tanpa cacat. Menurut Nadine, Tuhan sedang sangat berbahagia saat menciptakan Elisa. Dengan bakatnya yang besar, Elisa kini menjadi seorang reporter di Space TV, sebuah stasiun televisi swasta. Karirnya sedang bagus-bagusnya.

    Sayang, pada akhirnya hubungan Elisa dengan pacarnya harus selesai. Keputusan Johan untuk meninggalkan Elisa merupakan pukulan yang meruntuhkan kesombongan gadis itu. Ia mengira Johan akan tetap mempertahankannya, kendati apa pun yang ia lakukan. Ia tak pernah berpikiran bahwa Johan akan meninggalkannya suatu ketika setelah capai untuk selalu memahami. Tinggallah Elisa berkubang dalam kesedihannya, dan di saat itulah semua teman jalan menjadi tidak berarti sama sekali, karenapermainan tidak lagi menarik tanpa seorang kekasih di sampingnya.

    Setelah ditinggalkan Johan, Elisa tampaknya malas berhubungan lagi dengan pria.

    Nadine bisa melihat bahwa sesungguhnya Elisa merasa sangat kesepian. Ia berusaha untuk membunuh kesepiannya dengan bekerja. Selain bekerja sebagai reporter, Elisa juga menyanyi di kafe di saat-saat senggangnya. Semua itu dilakukannya demimenghilangkan kesedihan.

    Setelah semua yang terjadi, dan setelah sekian lama tidak lagi berkencan, kalautiba-tiba Elisa berdiam di rumah dan melakukan pekerjaan yang tak pernah ia suk

    ai sebelumnya dan alasannya adalah karena cinta, maka itu berarti benar-benar telah terjadi sesuatu pada dirinya.

    Kini sepotong truffle coklat telah terhidang di hadapan Nadine. Nadine mengendus aromanya yang harum. Hidungnya kembang-kempis. Elisa tersenyum puas melihatnya.

    Ayo dicicipi dan kemudian berkomentarlah. Berikan kritik, saran, atau apa saja karena saya membutuhkannya.

    Nadine mengambil sendok kecil di pinggir piring. Ia menyendok lapisan atas truffle yang kenyal dan lembut kemudian disuapkan ke mulutnya. Rasa manis menyentuhlidahnya. Nadine mengunyahnya hingga tandas.

    Enak, ujarnya sambil menyendok lagi. Kali ini ia benar-benar lahap.

    Ini luar biasa, pujinya tulus. Ini karya pertamamu, dan rasanya benar-benar menakjubkan. Bagaimana kalau kau berhenti saja jadi reporter, bukalah sebuah restoran,

    saya jamin kalau semua hidangannya selezat ini kau bisa menangguk uang lebih banyak dibandingkan dengan penghasilanmu kini setiap bulannya. Kau berbakat.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    11/52

    Elisa tertawa senang mendengar pujian sahabatnya. Ia menyodorkan segelas air putih dingin kepada Nadine.

    Saya hanya ingin membuktikan dugaan orang bahwa saya hanyalah seorang wanita modern-hedonis yang tak mengenal pekerjaan-pekerjaan rumah tangga adalah salah samasekali. Saya bisa melakukan pekerjaan ini, dan hasilnya pun tidak mengecewakan.

    Setidaknya ada pengakuan dari seseorang yang mencicipi masakanku. Pengakuanmu sebagai seorang yang memiliki selera makan tinggi adalah sebuah indikator bahwa hasil masakanku cukup representatif. Bukankah demikian?

    Nadine terkekeh.

    Mencari pengakuan rupanya, he?

    Seandainya dia ada di sini dan mendengar komentarmu ,

    Tunggu tunggu, siapa dia itu? tukas Nadine. Telinganya cukup tajam untuk dapat menangkap setiap kata yang diucapkan Elisa.

    Elisa mengibaskan tangannya dengan sikap meremehkan.

    Ah, tidak cukup penting, ujarnya. Sebaiknya tidak usah kita bicarakan.

    Hm, Nadine menjilat-jilat bibirnya yang masih meninggalkan sisa manis coklat. Ah, saya sampai lupa tujuanku kemari, tiba-tiba ia menepuk jidatnya, ini gara-gara truffle coklatmu.

    Nadine mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah amplop berwarna merah hati.

    Undangan ke pesta Raia, Kamis besok.

    Adaapa? Elisa tertegun menatap undangan itu.

    Kau lupa? Raia ulang tahun Kamis besok.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    12/52

    Ekspresi kaget Elisa mengendur. Ia menghela napas.

    Oh ya, saya hampir lupa, desahnya.

    Hampir lupa? Kau memang lupa,kan ? sergah Nadine. Ia mengamati perubahan ekspresidi wajah Elisa. Apakah hubungan mereka sudah begitu renggang sehingga Elisa mel

    upakan ulang tahun Raia, atau Elisa yang terlalu sibuk dengan urusannya sendiri?Mungkin bahkan Elisa lupa punya teman bernama Raia.

    Tatapan tajam Nadine membuat Elisa merasa bersalah.

    Maafkan saya, saya benar-benar lupa, ucap Elisa lirih.

    Kau mau datang,kan ? Nadine berusaha membuatnya tidak merasa bersalah lebih lama.

    Kau datang?

    Ya, tentu saja. Kau juga datang,kan ?

    Elisa membaca undangan itu sekilas, kemudian meletakkannya di atas meja. Wajahcantiknya terlihat resah. Nadine menangkap perubahan itu.

    Mungkin saya tidak bisa datang.

    Kenapa?

    Saya ada tugas meliput ke luarkota .

    Kening Nadine berkerut. Dicarinya kejujuran di mata Elisa tapi wanita sahabatnya itu menghindar.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    13/52

    Kau tidak sedang berbohong kepadaku?

    Elisa menggeleng.

    Saya harus pergi ke Merican, meliput Human Care, perusahaan bioteknologi yang terbakar beberapa hari yang lalu. Kau ingatkan perusahaan itu, yang pernah menggemparkan karena berhasil melakukan rekayasa genetika terhadap seekor kucing? Ingat

    the laughing cat?

    Nadine mengangguk.

    Ya, the laughing cat. Tentu saja saya ingat. Kita pernah mendiskusikannya. Dokter Karel pun pernah menceritakannya kepadaku.

    Dosen pujaanmu itu? goda Elisa.

    Nadine memerah mukanya.

    Ya, dosen pujaanku, akunya malu-malu. Ngomong-ngomong, apa penyebab kebakaran perusahaan itu?

    Belum ditemukan penyebabnya. Saya menduga ini sabotase. Banyak pihak yang tidakmenyukai perusahaan ini karena dianggap melanggar hukum agama dan sangat tidak manusiawi. Mereka melakukan pekerjaan sebagai Tuhan dengan bermain-main dengan kehidupan makhluk-Nya.

    Bukan main ya, teknologi zaman ini? Sulit membayangkan gen manusia bisa dipindahkan pada seekor kucing sehingga membuatnya memiliki sebagian sifat manusia. Saya tak pernah belajar ilmu biologi atau kedokteran sehingga bagiku sangat muskiluntuk dilakukan. Nyatanya memang itu yang terjadi. Lagi pula, proyek itu sangatmerendahkan martabat manusia. Untuk apa mereka melakukan eksperimen-eksperimen gila seperti itu?

    Itulah teknologi. Teknologilah yang sekarang telah menguasai manusia, bukan lagimanusia yang menguasai teknologi. Manusia menjadi rakus mencoba-coba segala hal

    , apa pun bentuk dan dampaknya bagi kehidupan manusia, bagi rasa kemanusiaan. Yang terpenting adalah bagaimana mereka mendapatkan pengakuan bahwa merekalah yang

    terhebat di antara semuanya.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    14/52

    Mengerikan.

    Kapan kau berangkat? Nadine bertanya.

    Besok.

    Hati-hatilah, banyak orang jahat disana .

    Elisa tertawa mendengarnya.

    Jangan khawatir. Saya tidak pergi sendirian. Liputan ini sangat penting buat karirku. Ini berita besar.

    Saya tahu, tapi saya ingin kau baik-baik saja. Kau tidak tahu seperti apa situasi disana . Bukan tidak mungkin keadaannya cukup berbahaya. Bukankah perusahaan itu seharusnya sudah ditutup? Banyak kasus kegagalan kloning yang mereka lakukanbeberapa waktu lalu.

    Pimpinan perusahaan itu sedang dalam proses pemeriksaan. Beberapa anak buahnya dimintai keterangan. Tapi anehnya, satu persatu mereka meninggal. Yang lucu, kabarnya keracunan makanan, tapi aneh sekali kalau hanya orang-orang yang diperiksaitu yang keracunan, sementara karyawan yang lain tidak. Padahal mereka makan makanan yang sama.Ada isu mengatakan orang-orang itu telah menelan semacam pil yang

    meyebabkan kematian mereka, tapi sejauh ini para dokter belum bisa membuktikannya.

    Hasta memiliki banyak teman wanita, tapi entah mengapa ia merasa sulit sekali untuk jatuh cinta.

    Tiba-tiba ponsel Elisa berbunyi. Beberapa saat kemudian Elisa tampak serius berbicara di ponsel. Nadine tidak terlalu memperhatikan. Ia meneguk air putih dingin di meja. Mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja. Berpikir-pikir.

    Seminggu yang lalu ia berdiskusi dengan Dokter Karel tentang bioteknologi. Betapa ironis, kemajuan teknologi telah mulai menggerogoti apa yang disebut dengan nilai-nilai . Sains tak lagi dapat berjalan beriringan dengan ideologi-ideologi nilai. Sains murni hakikatnya sebagai output intelektual manusia yang tak akan bisaberkembang manakala ia harus berhadapan dengan teologi, misalnya. Sains berseberangan dengan teologi dan metafisika.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    15/52

    Bioteknologi yang pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusia: kebutuhan akan jenis tumbuhan pangan yang unggul, memperbaiki varietas ternak,

    kebutuhan obat, dan lain-lain mulai bergeser. Setelah semua permasalahan satu per satu dapat diatasi, mulailah timbul egosentris manusia. Timbul keinginan-keinginan menciptakan sesuatu yang lebih hebat, lebih spektakuler. Pada perkembanganselanjutnya, manusia mulai melacurkan diri pada sains dan menjadi budaknya.

    Nilai-nilai tidak lagi memainkan bagian penting dalam menentukan apakah teknologi dapat diterapkan atau tidak dalam kehidupan manusia. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan para ilmuwan untuk menggali lebih dalam lagi, kemudian berujung pada sesuatu yang tanpa disadari atau bahkan dengan sepenuh kesadaran telah memincangi keharmonisan kehidupan manusia. Itu sudah dimulai sejak puluhan tahun silamketika orang mulai dapat menghasilkan replika genetis dan bermunculanlah makhluk-makhluk kopian yang sama persis satu sama lain. Dimulailah suatu peradaban baru

    yang terbalik, di mana kasta manusia bisa lebih rendah ketimbang seekor kucing.Sebentar lagi akan muncul terminologi baru tentang seekor manusia, atau seorangkucing.

    Aku harus bersiap-siap, tiba-tiba Elisa menyentakkan lamunan Nadine. Tolong sampaikan permintaan maafku pada Raia karena tidak bisa datang ke pestanya. Lain kaliaku akan berkunjung ke rumahnya.

    Kau mau ke mana?

    Adaperkembangan baru. Cameraman kami sakit dan kami harus segera mencari penggantinya.

    Elisa tak memerincinya lebih jauh karena ia segera melesat dari dapur menuju kamarnya di lantai atas. Nadine mendengar ia berteriak pada pembantunya yang barusaja datang untuk segera meneruskan pekerjaan yang ditinggalkannya di dapur. Pembantu itu, Bik Inah, menatapnya kebingungan. Nadine pun kemudian segera beranjak

    pergi dari tempat itu.

    Stepa berada di depan jendela apartemennya di lantai tujuh. Ia sedang menikmatihujan. Sudah lama ia merindukan hujan turun. Bumi sudah terlalu kerontang karen

    a sudah lama sekali tak dibasahi air hujan. Barangkali ini pun hujan buatan karena menurut badan meteorologi, hujan pertama tahun ini baru akan turun sekitar tiga bulan lagi. Aroma khas mengambang di udara.

    Mestinya saat itu Stepa pergi ke perpustakaan Pak Raste untuk mengembalikan novel yang dipinjamnya. Sayang sekali novel itu tak dapat memberinya inspirasi apapun. Sesuatu yang sangat ia butuhkan saat itu adalah inspirasi. Sesuatu yang dapat membangunkannya dari tidur panjang. Sesuatu yang membangkitkan gairah dan mem

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    16/52

    buatnya menjadi hidup, sesuatu yang telah lama tak dirasakannya. Sesuatu yang lezat, yang menerbitkan air liur.

    Stepa meraih secangkir kopi di meja dan menyeruputnya. Rasa hangat membasahi tenggorokan, kemudian mengalir ke dadanya. Terasa nyaman.

    Ia merindukan kerja. Ia teringat hiruk-pikuk suasana kerja. Teriakan sutradara,hilir-mudik pergantian adegan, diskusi dengan kru, break syuting, artis yang ti

    dak disiplin, jam syuting yang molor, proses editing yang rumit, pengisian suara. Ia akrab dengan suasana itu dulu. Ia pernah menjadi bagian dari satu proses kreatif ke proses kreatif lainnya. Berada di balik kamera dan mengemas adegan demi

    adegan, angle demi angle. Merekam bagian yang terpisah-pisah kemudian mengumpulkannya menjadi sebuah paket yang utuh dan bercerita. Stepa adalah seorang cameraman. Ia telah menghasilkan banyak karya. Film-film layar lebar telah dirambahnya. Kariernya cukup pesat, lebih pesat ketimbang studinya. Ia bahkan jauh lebih be

    rpengalaman di dunia nyata, mempraktikkan ilmu yang belum tuntas dipelajarinya dalam pendidikan formal. Ia seorang yang haus, tak pernah lelah belajar dan menimba pengalaman. Ia memiliki banyak obsesi besar dalam hidupnya. Kemudaan dan idealisme telah membentuk sebuah kepribadian yang kokoh. Pengalaman hidup di usia muda telah menempa dan mengasah mata batinnya. Itu tampak dari gerak-geriknya yang

    selalu waspada dan penuh perhitungan.

    Sepasang matanya yang dalam menyembunyikan begitu banyak rahasia hidup. Ia melalui kehidupan tanpa sosok seorang ibu. Ia dibesarkan oleh seorang ayah dan nenek. Stepa selalu mengatakan bahwa ia tidak pernah dilahirkan dari rahim seorang wanita, tapi keluar dari sebuah batu yang terbelah. Pernyataan yang selalu menjadi

    bahan lelucon kawan-kawannya. Si Anak Batu, julukannya. Stepa dikatakan bersaudara dengan Epro, karena kawannya itu tak punya ayah. Kata kawan-kawan, Stepa sebenarnya dilahirkan dari orang tua yang sama. Ibu mereka adalah ibu Epro, yang hamil di luar nikah dan akhirnya pergi bekerja ke luar negeri dan tak pernah kembali, dan ayah mereka adalah ayah Stepa yang tak pernah menikahi ibu Epro hingga akhir hayatnya. Kenyataannya, mereka berdua memang tampak mirip. Hanya saja, Epro

    lebih keras ketimbang Stepa. Ia adalah anak batu yang sebenarnya.

    Kehidupan Stepa tidak terlalu bahagia. Ayah dan Neneknya sangat mencintainya dan mereka hidup berkecukupan, tapi ia selalu merasa kesepian dalam hidupnya karena tak punya saudara. Oleh karena itu, ketika Nenek meninggal dan beberapa tahunkemudian disusul ayahnya, Stepa merasa itu hanyalah kesepian lain yang timbun-menimbun. Kesepian jualah yang membuat ia memutuskan menjadi seorang pengelana. Ia

    tak pernah menetap, kecuali di saat-saat ia menginginkan. Ia menyukai hiruk-pikuk, bertemu dengan banyak orang dan mengamati mereka. Kesepian membuatnya mencari keriuhan. Ia masuk sebuah organisasi bawah tanah yang menyebut diri mereka sebagai Koloni Pembebas, berteriak-teriak tentang ideologi dan sistem, memprotes segala bentuk penindasan dengan alasan pembebasan manusia. Aktivitas yang sempat menyeretnya ke dalam petualangan dan pelarian tiada henti. Ia dan kawan-kawannya,

    termasuk Epro, telah menurunkan rezim penindas yang telah berkuasa selama berpuluh tahun. Sebuah sejarah negeri yang berulang. Dan mereka dielu-elukan sebagaipahlawan bangsa.

    Setelah rezim berganti, kehidupan berjalan tenang kembali. Stepa bisa bekerja d

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    17/52

    engan tenang dengan penghasilan yang cukup layak. Sayang, di dunia kerja, ia terjebak karena idealismenya. Ia didepak keluar ketika dianggap terlalu banyak bicara dalam sebuah produksi film. Akar permasalahan sebenarnya terletak pada keseriusan Stepa dalam bekerja. Ia terlalu berangan menjadikan film itu seperti apa yang ia inginkan, padahal itu sama sekali bukan wewenangnya. Dan seperti apa yangbiasanya terjadi pada orang-orang idealis, ia akhirnya disingkirkan. Padahal, film itu adalah salah satu obsesi besarnya dalam hidup. Kini, apalagi setelah film

    itu beredar dan mendapatkan banyak pujian dalam berbagai festival, ia merasa sangat terpukul karena merasa pernah menjadi bagian dari ruh film itu, sebelum pada akhirnya dijadikan pecundang.

    Di tengah-tengah keterpurukannya, Stepa kembali ke kampus. Berusaha menemukan kembali banyak hal yang telah lama ia tinggalkan. Dinamika kehidupan kampus, diskusi di sudut-sudut gedung, eksperimen-eksperimen, kuliah di ruang terbuka. Ia menemukan napas barunya. Ia memang sangat terlambat dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya, tetapi ia menemukan kembali kepercayaan dirinya. Orang-orang telah mengakui kehebatannya. Dosen-dosen kerap menjadikannya narasumber, teman-tem

    an banyak bertanya kepadanya. Di tengah-tengah sekumpulan teori, ia adalah wujudpraktik nyata yang sebenarnya, lengkap dengan benturan-benturan yang dialaminya. Semua benar-benar nyata. Maka Stepa sedang berusaha untuk bangun dan tidak menoleh lagi ke belakang. Terakhir kali ia sedang tertarik mempelajari karya-karyasastra lama. Ia sedang merencanakan sebuah proyek besar. Oleh karena itu, ia kini banyak berkeliaran ke perpustakaan-perpustakaan kuno untuk melakukan riset data. Termasuk ke perpustakaan wilayah tua dan dijaga juga oleh seorang tua, bernama Raste.

    Ponsel Stepa tiba-tiba berbunyi. Nomor tak dikenal masuk.

    Halo?

    Selamat sore, saudara Stepa .

    Sore, Stepa mengernyitkan dahi. Siapa ini?

    Siapa aku tidak penting. Seorang cameraman kami sakit dan kami tak punya cameraman lain yang sedang punya waktu untuk bepergian dalam waktu beberapa hari. Bagian yang penting adalah, kami menawari Anda pekerjaan ini. Anda mau?

    Stepa nyaris tersedak.

    Kenapa saya?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    18/52

    Kami sudah tahu kualitas Anda. Anda akan mendapatkan imbalan yang pantas, dan mungkin Anda bisa direkrut menjadi tim tetap kami untuk seterusnya. Bagaimana, tawaran yang menarik, bukan?

    Stepa terdiam beberapa saat. Ia berusaha menebak orang yang sedang berbicara dengannya. Ia teringat seseorang karena pada beberapa kali ia menangkap tipikal suara yang sama.

    Kami membutuhkan jawaban segera, saudara Stepa. Kalau Anda bersedia, kami menunggu Anda di studio Space TV sampai pukul tujuh malam ini. Kalau tidak, tawaran kami cabut kembali dan akan kami berikan pada orang lain. Tim kami akan berangkatbesok.

    Tunggu, potong Stepa, liputan seperti apa yang harus saya tangani?

    Meliput perusahaan bioteknologi Merican yang terbakar, Human Care.

    Tiba-tiba saja Stepa merasa bergairah.

    Saya akan ambil tawaran itu! serunya. Jadi ke mana saya harus pergi?

    Studio Space TV lantai tiga. Temui Hasta disana .

    Hasta? ulang Stepa kaget, tapi telepon keburu ditutup dari seberang. Stepa nyarismeledak saking gembiranya. Ia melonjak-lonjak seperti anak kecil, berteriak-ter

    iak kegirangan dan berlari-lari ke seluruh penjuru ruangan. Tertawa-tawa dari sudut ke sudut seperti orang gila. Ia tak peduli. Ia merasa kegilaan itu telah membuatnya hidup kembali.

    Namanya Hasta. Postur tubuhnya tinggi, dan meskipun tak bisa dibilang tampan, wajahnya tidaklah terlalu buruk. Ia bisa mendapatkan skor tujuh dari skala 10. Ciri khasnya adalah: selalu mengenakan topi di kepalanya. Ia berdalih melindungi wajahnya dari sengatan matahari. Ia sering kali bekerja di lapangan dan itu membuatnya merasa harus melindungi kulitnya yang sensitif terhadap sinar matahari. Kulit tembaganya tampak buruk bila terkena sengatan sinar matahari secara terus-menerus. Akan mucul bintik-bintik kemerahan di pipi dan hidungnya, dan bila sudahbegitu ia harus kerepotan mengoleskan krim penetral untuk mengatasinya. Sembuhnya pun makan waktu. Oleh karena itu ia kini lebih suka memakai topi untuk melindungi wajahnya, sambil tak lupa mengoleskan sunscreen di wajahnya. Terkadang, saking bersemangatnya ia mengoleskan krim, mukanya tampak seperti dibedaki. Akibatnya, ia ditertawakan kawan-kawannya. Tapi demi kulit kesayangannya, Hasta mau melakukan apa pun. Ia tak pernah memedulikan komentar kawan-kawannya.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    19/52

    Kalian belum pernah merasakan kulit kalian direbus dalam panci sup? Seperti itulah yang selalu aku rasakan bila membiarkan wajahku terbakar sinar matahari. Lebih baik kalian mati ketawa ketimbang aku mati matang direbus matahari, kilah Hasta

    selalu.

    Sejak remaja Hasta telah tumbuh dengan energi berlebih. Ia hiperaktif. Tak adawaktu berdiam buatnya. Progresivitas telah menjadi teman hidupnya sepanjang waktu. Setiap hitungan detik adalah perubahan baginya. Progres adalah sesuatu yang niscaya.

    Menjadi workaholic adalah stadium berikutnya. Hasta, si gila kerja. Dua puluh empat jam sehari baginya adalah dua puluh jam kerja dan hanya menyisakan empat ja

    m untuk berbaring-baring memejamkan mata. Tak jarang ia kena insomnia, tapi ia tidak seperti baterai yang harus recharge setiap saat. Energinya seperti tak pernah habis. Hanya saja, ia punya totally day off yang digunakannya untuk mengumpulkan kekurangan jatah tidurnya setiap hari. Ia memanfaatkan hari itu sebaik-baiknya. Kawan-kawannya telah maklum bila hari libur Hasta tiba, maka segala akses kepadanya akan diputus. Ia tidak mengizinkan siapa pun menghubungi dan mengganggunya. Ia akan kembali siaga keesokan harinya, bersemangat seperti anak muda yang kelebihan daya.

    Jarang orang melihat Hasta sakit. Ia kuat seperti baja. Kendati tubuhnya tidakterlampau besar, Hasta tampaknya punya banyak sekali cadangan energi dalam tubuhnya.

    Ia sesekali mendoping tubuhnya dengan suplemen, dan ia tetaplah manusia normalyang sekali waktu tertidur saat kelelahan. Celakanya, sesekali itu terjadi saatia bekerja.

    Hasta telah beberapa kali mencoba-coba berbagai macam pekerjaan. Ia memulai karier benar-benar dari nol. Ia pernah bekerja di sebuah koran kuning dengan gaji yang hanya cukup digunakan untuk makan sehari-hari dengan menu yang sederhana. Ia

    nyaris tak pernah bersenang-senang dengan penghasilan sekecil itu. Hampir satutahun ia bertahan dengan keadaan itu, hingga kemudian berpindah bekerja di sebuah stasiun radio, menjadi penyiar. Gajinya sedikit lebih baik, dan ia mendapat kerja sampingan sebagai MC dengan penghasilan yang cukup membuat tabungannya sedikit demi sedikit mulai terisi. Keberuntungan mulai berpihak kepadanya semenjak ia

    menggeluti bidang itu. Tak lama kemudian ia ditawari bekerja di sebuah stasiuntelevisi baru, Space TV, di mana ia benar-benar memiliki karier yang sesungguhnya. Hasta mulai merasakan mantap bekerja di Space TV, sebagai seorang news director. Ia benar-benar menikmati pekerjaannya.

    Tak ada yang benar-benar luar biasa dalam kehidupan pribadi Hasta. Ia dilahirkan sebagai anak tunggal. Keluarganya adalah keluarga kaya raya. Ayahnya seorang pengusaha sukses, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga yang mengabdi pada su

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    20/52

    ami dan sangat mencintai anaknya. Ia memiliki saudara sepupu bernama Epro, yangdibesarkan bersamanya semenjak kecil. Bersama Epro, Hasta terlibat petualangan-petualangan hebat di masa mudanya.

    Kendati besar di lingkungan yang rapi dan beradab, Hasta lebih memilih hidup leluasa dengan membebaskan dirinya dari segala keterikatan aturan keluarganya. Kecintaan ibunyalah yang menyelamatkan ia dari deraan ikat pinggang ayahnya saat penyakit pemberontaknya kambuh. Hasta kecil suka bermain ke permukiman-permukimankumuh, bergaul dengan pengamen-pengamen yang kerap mangkal di ujung gang dekat rumahnya, atau berteman dengan gelandangan. Bersama mereka, ia merasa bisa mewujudkan fantasi-fantasinya menjadi figur seorang pahlawan. Bersama mereka, ia bisamenjadi tokoh penyelamat yang selalu dapat memberikan bantuan ketika mereka membutuhkan. Hasta sering membawakan makanan dan buah-buahan yang ia curi dari kulkas rumahnya, memberikan uang saat mereka membutuhkan, membawakan buku-buku bacaan, atau bercerita tentang tempat-tempat yang pernah ia kunjungi. Ia sangat senang

    melihat mata mereka berbinar-binar penuh kekaguman saat mendengarkan ceritanyatentang hal-hal menakjubkan.

    Sayang, Epro tak pernah menyukai kesenangan Hasta. Ia menemani Hasta, tetapi dengan wajah yang cemberut. Ia selalu memaksa Hasta untuk segera pulang. Mereka adalah anak-anak yang tak punya keinginan, begitu ia selalu mencerca. Orang-orangyang tak punya masa depan dan tak mau berusaha meraih mimpi-mimpi mereka. Mereka

    bukanlah siapa-siapa.

    Epro lebih memilih bergaul dengan orang-orang berpendidikan. Orang tua Hasta memiliki sebuah rumah di samping rumah utama yang dikontrak oleh para mahasiswa dan Epro lebih memilih bermain ke tempat itu ketimbang menemani Hasta menyusuri gang-gang becek untuk menjadi pahlawan bagi kawan-kawan miskinnya. Pada usia yangrelatif masih sangat muda, 15 tahun, Epro telah menjadi pengagum Nietszche. Ia fasih bicara filsafat dan kerap kali mencuri kata-kata yang sering diucapkan oleh

    para mahasiswa itu. Kegilaan pemikirannya selalu membuat mata Hasta berkunang-kunang. Namun, kendati pemikiran Hasta dan Epro sangat bertolak belakang, merekasangat rukun dan saling menghargai. Epro selalu bersikap menjadi pelindung Hasta. Usianya yang dua tahun lebih tua membuat ia memosisikan dirinya sebagai kakakHasta, walaupun ia lahir dari adik ibu Hasta, dan seharusnya Hastalah yang menjadi kakak sepupu baginya. Ia selalu mengalah kepada Hasta, nyaris dalam segala hal.

    Kedua bersaudara itu, Hasta dan Epro, sama-sama tidak terlalu tertarik pada wanita. Hingga Hasta menginjak usia 32 tahun, ia belum juga menikah. Hasta mempunyai banyak teman wanita, tetapi ia sulit sekali jatuh cinta. Ia sering berkencan,tetapi tak pernah menjatuhkan pilihan pada salah satu teman kencannya. Ia alergi

    dengan komitmen. Baginya, menjalin hubungan dengan wanita berarti harus siap dengan komitmen, lengkap dengan segala risikonya. Dan dia bukan laki-laki yang mudah jatuh cinta.

    Satu-satunya wanita yang pernah membuatnya menatap beberapa jenak lebih lama, menahan napas di dada, dan mengembuskannya perlahan dengan segenap perasaan, adalah seseorang bernama Raia. Seorang wanita yang ia kenal di suatu tempat dan waktu. Seorang yang pernah menggetarkan hatinya, membuat bahasanya yang lihai menjad

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    21/52

    i kaku. Yang membuat matanya berkunang-kunang, seperti yang dilakukan pemikiran-pemikiran gila Epro terhadapnya.

    Ia hanya sekali itu jatuh cinta, di usia 20-an, saat Raia manis bermata lembutitu mengusik hari-harinya. Raia yang tidak pernah mengerti mengapa Hasta yang pandai bicara tiba-tiba menjadi bisu di hadapannya. Ia yang tak pernah cermat melihat setiap perubahan emosi Hasta setiap kali harus berhadapan dengannya. Geletar

    jemari Hasta saat menatap lekat matanya, lipatan dahinya saat bicara dan berusaha mencari cara mengatasi galaunya.

    Kenaifan itu muncul bila dengan Raia. Segala bahasa menjadi tak bisa diterjemahkan, bahkan dengan diam dan isyarat mata. Bersama Raia, diam pun berbicara banyak. Lebih panjang dari dialog dalam sandiwara apa pun. Lebih memayahkan, kendatimenghangatkan tubuh yang menggigil.

    Hasta menyukai Raia sejak mula bertemu. Mereka satu kampus, meski berbeda tahundan jurusan. Berada dalam satu komunitas jurnalisme kampus, Hasta jadi kerap be

    rtemu dengan Raia. Sayangnya, waktu itu Raia sudah punya kekasih. Hasta hanya bisa mengagumi Raia dari kejauhan tanpa punya keberanian untuk mengusik. Hanya saja, ia sering kali tak bisa menyingkirkan keinginan-keinginan untuk mendapatkan Raia dari kepalanya. Maka sering dikuntitnya Raia ketika ia tak bersama dengan kekasihnya, hanya untuk mencari kesempatan menyapa dan menikmati sepasang matanyayang sebening telaga. Kalau bisa, mengajaknya bercakap tentang apa saja.

    Hasta sering berdoa agar Raia putus dengan pacarnya, tetapi karena doa itu buruk, Tuhan rupanya tak mau mendengarkannya. Raia tak kunjung putus dengan pacarnya, bahkan kemudian mereka bertunangan.

    Saat itulah Hasta mulai berontak. Hatinya berteriak-teriak. Ia tidak merelakanRaia menjadi milik siapa pun. Ia tidak ingin Raia lepas dari tangannya. Ia ingin

    mengatakan perasaannya kepada Raia. Ia ingin dunia tahu bahwa ia cinta Raia daningin memilikinya. Lalu dengan hati berapi-api, suatu hari ia memutuskan untuk

    menemui Raia.

    Ketika itu Raia sedang ada kuliah. Hasta menunggu di depan ruang kuliahnya. Beribu macam perasaan bergolak di dadanya. Kecemasan yang mendera sejak ia memutuskan bicara membuat ia nyaris seperti orang gila. Ia telah berulang kali menyusunkalimat di benaknya, tapi setiap kali menghafal ia selalu lupa. Ia berusaha membuat kalimat baru, tetapi selalu terasa janggal dan lucu. Hasta sudah tidak bisalagi berpikir. Ia ingin mengatakannya tanpa kesalahan sedikit pun. Ia ingin kalimat yang sempurna. Argumen yang logis. Penyampaian yang terjaga. Namun, lagi-lagi lebur oleh kecemasan yang membelitnya.

    Kerja, kerja, dan kerja adalah cara Hasta membungkam kerinduannya pada Raia.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    22/52

    Raia menemukan ia tengah menunggu dengan sikap tergugu. Sebatang rokok terselipdi bibirnya, mata kemerahan yang kurang tidur, dan rambut yang acak-acakan. Ia

    menghalangi langkah Raia di pintu.

    Halo, sapa Raia, menunggu siapa?

    Menunggumu, sahut Hasta. Ia tak berani menatap.

    Kening Raia berkerut. Aku? ia menunjuk dadanya.

    Ya, kau.

    Adaapa?

    Eh .

    Gugup menyerang kembali. Hasta membuang sisa rokoknya ke lantai, kemudian menginjaknya dengan sepatu. Raia menunggu kata-katanya, tapi beberapa saat Hasta takbisa bicara.

    Hasta, ada apa?

    Hasta kemudian menemukan kata-kata.

    Sudah makan siang? tanyanya.

    Belum.

    Aku traktir makan siang. Mau?

    Raia tercengang. Ia menatap Hasta takjub. Bola matanya berbinar sesaat. Senyumnya muncul.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    23/52

    Tapi kenapa? Kau ulang tahun, atau baru dapat rezeki? Tulisanmu dimuat di majalah? Kok, tiba-tiba ingin mentraktirku makan siang?

    Hanya , Hasta menguatkan keberaniannya. Ingin makan siang denganmu. Salahkah?

    Raia masih terheran-heran.Ada kebimbangan di wajahnya.

    Please ? Hasta meredupkan matanya, memohon. Raia menjadi gugup. Ia berdehem untuk meredakan kegugupannya.

    Oke, sahutnya. Tapi setengah jam lagi aku ada kuliah. Kita ke kantin yang dekat saja.

    Begitulah. Setengah jam itu sangat singkat. Hasta mati akal. Tak mungkin dalamwaktu sesingkat itu ia bisa leluasa berpikir, apalagi berkata-kata. Tapi ia tahu, Raia mulai bisa membaca hatinya.

    Kau bertunangan, Raia?

    Ya.

    Dengan pacarmu itu?

    Tentu saja. Dengan siapa lagi? Tentu denganNara .

    Hmm, jadi namanyaNara .

    Kau cinta dia?

    Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku cinta dia. Aku tidak akan mau bertunangan dengan orang yang tidak aku cintai. Kenapa memangnya?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    24/52

    Lalu kau akan menikah?

    Ya tentu saja. Dan punya anak dengannya. Ha ha ha....

    Tawa Raia mengiris dada Hasta. Oh, ia benar-benar tak paham, pikirannya kecut.Betapa polosnya.

    Kau benar-benar cinta dia? Sejak kapan kau jatuh cinta padanya?

    Aku lupa tepatnya sejak kapan. Tapi ya, aku cinta dia.

    Sebesar apa cintamu?

    Raia terkekeh. Benar-benar geli ia mendengar pertanyaan bodoh Hasta. Matanya berair karena tertawa. Namun, ia menghentikan tawanya saat menemukan wajah Hasta sangat serius.

    Kau aneh, Raia berkata sebal. Wawancara untuk apa ini?

    Maaf.

    Tapi, kenapa kau menanyakan hal itu? Kenapa kau ingin tahu?

    Karena ini .

    Karena apa? Bicaralah, jangan berbelit-belit. Biasanya kau pintar bicara.

    Tidak denganmu, desah Hasta.

    Kenapa bisa begitu?

    Kenapa bisa begitu?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    25/52

    Ya, kenapa bisa begitu? Dan jangan kau ulangi pertanyaanku lagi.

    Raia mulai merasa terancam. Ia merasakan sesuatu yang menegakkan bulu kuduknya.Hasta tidak sedang main-main.Ada sesuatu yang salah dengan dirinya.

    Kau tahu jawabannya, Raia?

    Kalau aku tahu, aku tidak akan bertanya padamu, Raia berkata ketus.

    Karena aku sangat .

    Ya? Sangat apa? desak Raia tak sabar.

    Menginginkan. Menginginkanmu.

    Raia terenyak. Ia tidak siap mendengar jawaban itu. Mulutnya ternganga, jemarinya gemetaran di atas meja, dan wajahnya pias seperti kertas. Hasta tidak tega melihatnya seperti itu.

    Maafkan aku, Raia, keluhnya pahit.

    Untung saja Raia cepat bisa memulihkan dirinya. Ia meminum orange juice-nya hingga tandas.

    Aku tahu aku tidak seharusnya seperti ini. Aku telah mengacaukanmu. Ini sungguhtidak adil buatmu. Kau baru saja bertunangan dan aku berani-beraninya mengusikmu

    dengan pertanyaanku. Tapi, keberanian ini, sebelum hilang lagi setelah kukumpulkan sejak lama, harus kukeluarkan sekarang juga. Kau harus tahu ini. Mungkin kau

    hanya perlu tahu. Tak lebih dari itu, karena tak mungkin aku bisa mengharapkanyang lebih dari sekadar asal kau tahu . Dan sekarang setelah aku mengatakan ini, aku merasa lega karena telah terlepas dari impitan beban yang kutanggung selama ini. Sekali lagi maafkan aku, Raia.

    Raia bergeming.Ada sesuatu yang berkecamuk di dadanya. Tanpa sadar ia memutar-mutar cincin di jari manisnya.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    26/52

    Aku tak paham, Hasta , ucap Raia datar. Aku tak pernah bisa membacamu. Kau tampak tak peduli dengan siapa pun. Kau hanya peduli dengan bagaimana mendapatkan berita-berita spektakuler, headline news, membangun opini publik. Lebih tertarik dengan

    angle pengambilan gambar dengan kamera, teknologi digital, dunia cyber, editingberita, reportase yang baik, wawancara eksklusif, diskusi yang argumentatif. Kau lebih peduli dengan bagaimana mendekati orang-orang hebat dan menjadi seperti

    mereka. Kau aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Kau tidak peduli dengan seorang Raia. Siapa Raia buatmu?

    Raia bagiku adalah puisi. Raia bagiku adalah matahari, bintang, senandung, udara.Raia bagiku adalah mimpi indah yang membuatku tak ingin bangun lagi. Kehangatansaat udara menjadi dingin menyesakkan.

    Kau ngawur.

    Aku tahu aku ngawur karena menyukaimu sejak mula, padahal aku tahu kau tidak sendiri. Aku takut dengan perasaanku sendiri.

    Hasta mengembuskan napas keras-keras. Setidaknya, beban itu telah berkurang. Tapi tidak demikian dengan Raia. Ia pergi meninggalkan Hasta dengan mendung menggantung di wajahnya.

    Sejak saat itu Raia selalu berusaha menjauh. Hasta bisa memahami mengapa ia bersikap begitu. Ia pun mulai belajar untuk melupakan Raia. Ia telah berjanji untuk

    tidak lagi mengusik Raia dan menimbulkan kebingungan baginya. Cintanya kepada Raia tak pernah hilang. Bahkan, saat ia telah lulus terlebih dahulu dan meninggalkan Raia disana , ada separuh hatinya yang tertinggal, dan keping-keping itu dia

    biarkan begitu saja. Di saat-saat sepi, malam-malam saat aktivitasnya berhenti,Raia selalu muncul di benaknya. Kerinduan ia bungkam dengan kerja dan kerja. Ta

    k ada jeda, karena jeda berarti Raia. Dan ia sangat tersiksa.

    Malam itu, sepulang kerja, Hasta mendengar suara Raia kembali. Setelah sekian lama, ia tak juga lupa dengan suara itu. Raia meninggalkan pesan di mesin penjawab teleponnya.

    Selamat malam, Hasta. Masih ingat Raia? Ini aku. Lama tidak berjumpa. Bagaimanakabarmu? Aku dengar kau sukses. Selamat, ya. Karier boleh pesat, tapi jangan lupa, tubuhmu juga perlu istirahat. Masih workaholic, kan? Kau perlu dikontrol. Carilah istri. Oke, kapan-kapan aku telepon lagi. Bye .

    Hasta benar-benar tak menyangka. Ia memutar rekaman itu beberapa kali untuk mey

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    27/52

    akinkan dirinya bahwa suara itu benar-benar suara Raia. Setelah merasa pasti, iasegera mencari nomor telepon Raia di phonebook ponselnya, tapi tak ia temukan.

    Rupanya nomor itu telah terhapus darisana semenjak Hasta memutuskan untuk melupakan Raia.

    Ia kemudian mengaduk-aduk laci meja, mencari buku-buku telepon lama. Dilacaknyanama Raia dengan penuh semangat. Setelah sekian lama, tujuh tahun lebih, jantungnya mulai berdegup kencang lagi. Ia berseru gembira ketika menemukan nomor ponsel Raia. Ia kemudian menekan tombol-tombol ponselnya. Menunggu, berharap-harap cemas. Yup, diangkat!

    Halo siapa ini?

    Hasta memutuskan sambungan. Ia tiba-tiba disergap resah. Suara yang mengangkattelepon itu suara seorang pria!

    Tepat pukul tujuh malam. Stepa telah sampai di lantai tiga studio Space TV. Iacelingukan.Ada sebuah ruangan kaca besar yang terletak di sebelah kanannya. Ia segera mengayuh langkah kesana . Stepa melongokkan kepalanya ke dalam ruangan. Sepi. Hanya beberapa gelintir orang di dalam ruangan, menghadapi berkas-berkas. Salah seorang dari mereka, laki-laki berusia 50 tahunan, melihatnya.

    Mencari siapa? ia bertanya seraya mendekat.

    Hasta. Saya mencari Hasta.

    Ah, Hasta di studio 3.Ada keperluan apa, kalau saya boleh tahu?

    Eh, saya Stepa. Saya kemarin dihubungi orang Space TV dan diminta menemui Hastamalam ini .

    Ah, ya. Stepa. Hasta sudah menceritakannya kepada saya. Vina, tolong antar BungStepa ini ke studio menemui Hasta.

    Stepa menduga bapak itu adalah pimpinan. Seorang wanita berusia 30-an, gemuk, tetapi berwajah manis tersenyum dan mempersilakan Stepa mengikutinya.

    Hasta dan kru besok pagi-pagi berangkat. Mereka sudah memberitahukan tugas Anda?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    28/52

    tanya Vina sembari mereka melangkah bersisian.

    Belum, Mbak, Stepa menggeleng. Dia belum memberi tahu detailnya. Saya hanya ditawari menggantikan cameraman yang sakit untuk sementara.

    Besok pagi kru akan berangkat ke Merican untuk meliput perusahaan bioteknologi yang terbakar. Sudah dengar berita itu, bukan?

    Ya, saya sudah mendengarnya.

    Nah, kami akan melakukan liputan khusus kesana besok. Banyak hal yang menarik di

    sana , terutama karena penyebabnya belum diketahui secara pasti, dan mengapa perusahaan itu nyaris tak pernah diketahui luas oleh masyarakat, baru terdengar ketika berita kegagalan kloning manusia yang pada akhirnya bocor itu menghebohkan masyarakat.

    Stepa hanya mengangguk-angguk mendengarkan. Langkah cepat Vina membuat ia terseok-seok mengikuti.

    Tunggu di sini, Vina berbisik ketika mereka sampai di depan sebuah pintu. Ia kemudian melangkah masuk dan mendekati seorang laki-laki yang sedang mengamati jalannya syuting berita.

    Kemudian Vina membisikinya dan mereka melangkah keluar. Stepa memicingkan matanya. Ia mengenali laki-laki bertopi rimba yang berjalan bersama Vina ke arahnya.Sosok itu memutar kembali ingatan masa lalunya yang hampir buram. Ia sangat akrab dengan sosok itu.

    Hasta! Kau rupanya

    Sebuah pertemuan yang mengharu-biru. Kedua sahabat lama itu berpelukan erat. Hasta dan Stepa. Keduanya larut dalam kenangan lama. Beberapa saat memori masa lalu seperti diputar ulang di benak keduanya. Masa-masa muda yang penuh gairah danpetualangan. Stepa sulit berkata-kata. Ia hanya memukul bahu Hasta dengan mata berkaca-kaca.

    Kau , ia seperti mengerang. Rupanya kau .

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    29/52

    Waktu aku mendapatkan teleponmu kemarin, aku tak sampai memikirkan bahwa Hasta itu benar-benar kau. Aku tak mengira kau masih mengingat aku. Dari mana kau mendapatkan nomorku yang baru? Stepa ingin tahu.

    Hasta balas memukul bahunya pelan.

    Banyak jalan menuju Roma, Bung, Hasta tertawa. Ini bukan Roma, jadi lebih banyak jalannya.

    Kau masih pintar berkata-kata, rupanya, sindir Stepa.

    Dan kau makin gemuk. Sudah hidup enak, he? balas Hasta.

    Kau lebih hitam dan jelek. Cuaca tidak bagus lagi buat kulitmu.

    Setidaknya aku lebih tampan darimu, Hasta membalas tak kalah sengit. Ingat, aku pernah menjadi model sampul majalah kampus dan kau tidak. Itu berarti wajahku dianggap lebih layak jual ketimbang kau.

    Kedua sahabat lama itu tertawa terkekeh-kekeh.

    Aku hanya melakukan aktivitas laki-laki, tidak seperti kau yang pesolek. Seperti wanita saja. Kau masih suka pakai bedak, kan?

    Ejekan itu meluncur lagi dari mulut Stepa setelah sekian lama. Ejekan karena Hasta suka memakai krim pelindung kulit terlalu tebal sehingga mukanya tampak seperti dibedaki. Saling ejek yang acap dilakukan dulu terulang kembali.

    Kita turun ke kafe saja, biar enak ngobrolnya, ujar Hasta. Stepa mengangguk setuju.

    Kemudian sembari asyik berbincang mereka menuju lift, turun ke lantai satu gedung itu, menuju Kafe tude. Kafe itu bernama tude, karena berangkat dari konsep penyajian eksperimen-eksperimen musik baru.Ada sebuah band pengisi tetap di kafe itu. Mereka selalu menyajikan format-format musik baru. Jam session. Musik-musik eksperimental dengan beat-beat rendah hingga tinggi, dengan nuansa klasik hingga kontemporer atau techno, disajikan. Semua aliran musik mereka mainkan. Grup yangterdiri darilima personel itu sangat rajin menggubah komposisi musik. Setiap har

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    30/52

    i pengunjung kafe diberi suguhan yang berbeda. Lebih hebatnya lagi, mereka sering kali mendatangkan penyanyi atau grup band terkenal ke kafe itu. Akibatnya Kafe

    tude jadi mahal karena tidak sekadar menyajikan makanan atau minuman, tetapi juga hiburan yang berkelas.

    Hasta mengajak Stepa ke sebuah sudut kafe. Hasta memesankan minuman. Seorang pelayan wanita menarik perhatian Stepa.

    Hmm cantik, komentarnya singkat ketika Hasta menyikutnya karena ia tak juga melepaskan pandangnya pada gadis cantik berkaki jenjang itu.

    Di sini banyak gadis cantik, ujar Hasta. Kau tidak akan kecewa bila datang kemari.Oh, ya, hari apa ini? Ah, Kamis malam, ya? Kebetulan sekali. Nanti sebentar lag

    i, akan muncul seorang penyanyi yang bisa membuat mulutmu sulit dikatupkan.

    Oh, ya? Stepa kian tertarik.

    Tapi, tentu saja kita harus bicara bisnis dulu .

    Ya, jangan sampai lupa. Itu yang paling penting, Stepa memperbaiki posisi duduknya. Jadi bagaimana? Pekerjaan macam apa yang kau tawarkan kepadaku, konkretnya?

    Begini, sebagai awalnya, aku ingin bercerita dulu. Tanpa kau tahu, aku telah menemukan jejakmu sejak lama. Aku mengenal pimpinanmu. Aku memantau perkembanganmu.

    Karya-karyamu bagus, kariermu sudah beranjak. Sayang, kau belum bisa meninggalkan identitas mahasiswamu. Kau terlalu idealis. Saat ini, ketika benar-benar hidup di dunia nyata, paham idealisme itu harus kita ubah menjadi materialisme. Idealisme harus kita singkirkan demi materi yang akan kita dapatkan. Dan kau masih belum cukup berani melakukan itu. Atau barangkali, kau terlalu sombong.

    Aku selalu idealis, Hasta. Aku akan selalu begitu dalam hidupku.

    Tidak. Idealisme menjadi paradigma yang tak dapat dipertahankan ketika kita telah terjun di dunia yang sesungguhnya.Ada banyak hal yang harus kita korbankan demi hidup. Mungkin masih bisa berlaku ketika kita masih harus tak berbenturan dengan banyak kepentingan sementara kita tak punya posisi tawar yang cukup kuat. Dengan kata lain, kita tak punya otoritas. Maka yang bisa kita lakukan bukanlah menyerang, tetapi bertahan dengan menggunakan strategi lain, mencari celah-celah kecil untuk menjadi yang diperhitungkan. Karena kita tak punya posisi tawar yang kuat, maka bila tak hati-hati dalam melangkah, otoritas bisa melemparkanmu jauh-jauh dari lingkaran tempatmu berpijak.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    31/52

    Hmm, Stepa mencermati mimik wajah Hasta. Oke. Lantas setelah kau menemukan jejakku?

    Ketika kau diberhentikan dari pekerjaanmu, aku merasa harus melakukan sesuatu. Skill-mu terlalu berharga untuk disia-siakan. Apalagi aku tahu, mantan bosmu ituakan berusaha menyebarkan berita buruk tentang kau pada kawan-kawannya yang mungkin akan memperebutkanmu. Di sinilah posisimu kurang menguntungkan. Kau tak tercatat sebagai warga negara yang berkelakuan baik, bukan? Sejarah hidupmu sebagaiseorang pemberontak, atau apa pun itu bahasa yang mereka gunakan untuk menyudutkanmu, sungguh sangat tidak menguntungkan buatmu. Kau, hampir bisa dipastikan akan kesulitan menemukan pekerjaan lagi. Padahal, dengan kemampuanmu, kau ini sebenarnya harta yang sangat berharga yang harus dimanfaatkan.

    Jadi itulah sebabnya kau buru-buru menghubungiku? Untuk memanfaatkan harta berha

    rga itu?

    Ya, begitulah, Hasta tersenyum. Simbiosis mutualisme. Kau untung karena dapat pekerjaan, aku pun beruntung karena menemukan harta berharga. Saat ini kami punya agenda mendesak, liputan khusus ke Merican, dan cameraman kami tiba-tiba saja jatuh sakit. Kami membutuhkan tenaga seorang cameraman yang andal dan berpengalaman.

    Kau memenuhi kualifikasi ini. Jadi, aku memberikan sebuah penawaran: maukah kaubekerja sama dengan kami? Tentu saja dengan imbalan yang setimpal.

    Stepa, tanpa berpikir panjang lagi, mengangguk.

    Jangan terburu-buru mengambil keputusan, Hasta tersenyum geli melihat antusiasmekawannya.

    Yang aku butuhkan saat ini kau tahu? Sesuatu yang membuatku hidup kembali. Kerja.Menjadi ada.

    Kau kehilangan eksistensi dirimu? goda Hasta.

    Aku kehilangan segalanya, desah Stepa. Itu sangat mengerikan. Kerja membuat hidup,dan aku harus kehilangan itu selama ini. Tawaran ini adalah oase di padang tand

    us. Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?

    Bersiaplah berangkat ke Merican besok pagi. Sebuah perusahaan bioteknologi terbakar. Dugaan sementara mengarah ke sabotase. Mungkin persaingan bisnis atau semacamnya. Perusahaan ini tahun lalu menjadi sangat kontroversial karena telah melakukan sepuluh kali pengklonaan terhadap manusia, dan nyaris lima puluh persen gag

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    32/52

    al. Dua embrio tidak tumbuh sempurna, satu menyebabkan ibu tumpangnya terkena choriocarcinoma, sejenis kanker pada rahim sehingga harus digugurkan, yang lain mengalami gagal jantung, dan sisanya meninggal setelah lahir. Catatan terburuk sepanjang abad artifisial ini. Direktur perusahaan ini sedang mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan pengadilan. Perusahaan ini sedang dalam proses likuidasi. Sayang pemiliknya belum tertangkap. Tapi melihat prosedur penangkapannya yangberbelit, kemungkinan besar ia tidak akan tertangkap. Mungkin mendapatkan suakadi luar negeri.

    Sebelumnya, perusahaan ini menciptakan the laughing cat. Kucing klon, yang padaproses pengklonaannya ditambahkan gen manusia. Kucing itu, menurut desas-desus,memiliki inteligensi seperti manusia, dan mengeong dengan suara yang lebih mirip

    suara tawa manusia. Proyek rahasia yang akhirnya terbongkar saat terjadi kericuhan beberapa waktu itu. Bayangkan, barangkali kasta kita sekarang berada satu tingkat di bawah kucing itu.

    Stepa tercengang mendengarkan penuturan Hasta. Ia hampir-hampir tidak mempercayai berita itu jika tak mendengarnya sendiri dari mulut Hasta, orang yang berkecimpung langsung dalam berita-berita aktual. Apakah negeri ini sudah begitu majunya sehingga dapat melakukan lompatan teknologi sejauh itu? Benarkah era artifisial itu benar-benar nyata, bukan hanya isapan jempol belaka? Bukan sekadar dongeng

    khayal belaka?

    Ia pernah membaca jurnal sains yang terbit beberapa puluh tahun silam di perpustakaan Pak Raste. Jurnal itu memuat sejarah ketika pertama kali kloning ditemukan. Ketika itu kata cloning merupakan kosa kata baru, ketika pengetahuan manusiaterhadap rekayasa biologik penciptaan klon, terhadap organisme selain tanaman belum pernah dapat dibuktikan. Klon diambil dari kata kln, bahasa Yunani, yang berarti tunas.

    Kloning dipakai untuk menyebut jenis reproduksi aseksual yang dilakukan pada tanaman, yaitu dengan cara stek batang. Pembiakan ini bertujuan untuk mendapatkanbibit tanaman unggul di bidang agrikultura pada tebu, hortikultura pada mangga,dan florikultura pada anggrek. Tanaman yang dihasilkan dari reproduksi aseksualini mengandung seperangkat replika genetik yang sama persis dengan induknya, termasuk pada DNA sequence, sel, atau organisme.

    Keberhasilan teknologi klon pada tanaman ini menumbuhkan pemikiran baru untuk mencobakannya pula pada hewan. Apabila dari reproduksi vegetatif tanaman bisa diambil sifat-sifat baik untuk diturunkan pada anaknya agar ia terseleksi menjadi bibit yang berkualitas unggul, maka bila ini dilakukan pada hewan pun akan berakibat sama. Maka dilakukanlah eksperimen-eksperimen untuk memecahkan kode genetika

    pada hewan agar teknik kloning ini dapat diterapkan. Keberhasilan memecahkan kode ini adalah pintu bagi manusia utuk menjadi pencipta. .

    Hasta dan Elisa tetap merasa bisa bekerja sama, meski mereka selalu berbeda pendapat dan hati mereka sering panas oleh pertengkaran.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    33/52

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    34/52

    Stepa memperhatikan Elisa baik-baik. Wanita itu cantik. Tubuhnya yang tinggi dan langsing dibalut busana putih satin dengan pundak terbuka. Kulitnya putih bening seperti pualam. Ia menyanyikan sebuah lagu lama berirama jazz.

    Besok pagi-pagi benar kita akan berangkat bersama, ujar Hasta. Kau, aku, dan penyanyi itu.

    Tekanan pada kalimat terakhir Hasta mengherankan Stepa.

    Kau tampaknya kurang menyukai Elisa, kata Stepa.

    Siapa bilang? Aku mengaguminya, elak Hasta. Ia kemudian berlagak memperhatikan Elisa di panggung. Hmm ia memang cantik, tapi sayang, suaranya tidak terlalu merdu,bukan? Kurasa ia agak memaksakan diri. Barangkali ia ingin semua orang menganggap ia bisa melakukan segalannya. Tapi, sebenarnya tidak ada orang yang bisa melakukan segalanya. Mereka dikaruniai bakat masing-masing. Elisa mungkin jenius dalam reportase, tapi suaranya tidak terlalu bagus untuk menjadi seorang penyanyi.

    Itu sarkasme, jelas kau bukan hanya kurang menyukainya, tapi kau memang benar-benar tidak respek kepadanya, serang Stepa. Hatinya merasa geli dengan komentar-komentar Hasta.

    Hanya merasa iba, Hasta membuat dalih yang lain. Tapi kami adalah tim. Aku tidak boleh merasa tidak menyukainya. Ia bebas melakukan apa pun yang disukainya, meskipun belum tentu disukai oleh orang lain.

    Nadine berjalan bergegas di sepanjang koridor rumah sakit. Ia mendekap diktat di dadanya rapat-rapat. Suasana rumah sakit yang lengang itu membuat bulu kuduknya berdiri. Ia sedang melewati lorong yang paling sepi dari seluruh bagian rumahsakit. Lorong di depannya itu bercabang, bila berbelok ke kiri, ia masuk ke bangsal utama, dan bila lurus, lorong itu akan menurun menuju sebuah tempat yang paling sunyi dan purba: kamar mayat.

    Nadine menepis pikiran-pikiran buruk dari kepalanya. Ia menelan ludah berkali-kali dan berusaha menyusun kekuatan. Ia mengutuki saat-saat itu. Ia mengutuki Dokter Karel yang seharian tidak muncul di kampus sehingga ia harus kerepotan mencarinya di rumah sakit, hendak menyerahkan tugas asistensi para mahasiswa kepadanya.

    Ketika Nadine menghubunginya lewat telepon, Dokter Karel menyuruhnya mengantarkan tugas para mahasiswa itu ke Rumah Sakit Faruya di atas pukul tujuh, karena saat itu Dokter Karel berada di sana, meeting dengan para dokter di rumah sakit it

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    35/52

    u.

    Nadine tiba-tiba saja berkeringat dingin. Ia berusaha untuk tidak menatap luruske depan. Ia berusaha melemparkan pandangnya ke pintu-pintu ruangan di sepanjan

    g koridor, ke arah taman, dan merasa lega ketika satu dua perawat atau pembesukmelintas. Ia merasa sedikit terhibur karena bertemu dengan satu-dua orang sebelum makin dekat dengan jalan menurun itu. Ah, matanya tiba-tiba saja tertumbuk pada lorong di depannya. Ada beku yang menggigit pada wilayah yang paling terasingitu. Nadine menahan napas. Ia makin mendekat.

    Tahu-tahu Nadine merasa sendiri. Tak satu pun orang di sekitarnya, padahal justru di saat-saat seperti itu ia butuh mereka untuk menumbuhkan keberaniannya. Bila sendiri, ia tak memiliki banyak keberanian. Nyalinya ciut seketika, tatkala tak bisa lagi menghindarkan tatapan. Matanya selalu membentur pagar besi itu, lorong yang curam jalannya, sepi-gelap di ujung depan sana. Ia ingin segera berbelok

    ke arah kiri, tapi kakinya terlalu cepat meluncur dan tak bisa dikendalikan. Langkah Nadine limbung.

    Gawat, pikirnya kalut. Bagaimana kalau tiba-tiba kakiku tak bisa direm meluncurke arah pagar itu dan tak bisa dibelokkan?

    Jantung Nadine berdegup-degup. Keringatnya berlelehan membasahi kening dan melembapkan telapak tangannya yang mendekap diktat. Sementara kakinya bersicepat, mulutnya komat-kamit berdoa. Tuhan, lindungi aku!

    Nadine terus berdoa. Beberapa langkah lagi ia tiba di percabangan lorong. Ia mengayuh kakinya kuat-kuat dan terus berkonsentrasi untuk segera banting setir kearah kiri. Dan yup! Berhasil!

    Brak!!

    Nadine terpekik kaget. Ia terpelanting ke belakang setelah menabrak sesosok tubuh. De Javu! Ia merasa seperti pernah mengalami ini sebelumnya, tapi ia tidak bisa mengingat kapan peristiwa itu terjadi.

    Seorang perawat yang masih cukup muda tersenyum geli melihatnya.

    Ma maaf, Nadine berkata terbata-bata. Ia merasa malu karena yakin perawat itu tahuapa yang dipikirkannya.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    36/52

    Hati-hati kalau jalan. Pelan-pelan saja, di sini tidak ada apa-apa, kok.

    Nadine merasa mukanya merah padam.

    Eh, anu saya mencari Dokter Karel, ia buru-buru berkata, berusaha untuk menutupi rasa malunya. Anda tahu di mana saya bisa menemukannya?

    Dokter Karel sedang meeting dengan dokter-dokter yang lain, di ruang rapat. Lurus saja, belokan kanan pertama, ruangan nomor tiga, ada tulisan Meeting Room di pintunya. Kelihatannya rapat mereka belum selesai.

    Oh, begitu. Terima kasih, ya?

    Anda perlu diantar tidak? goda perawat itu. Nadine nyengir.

    Tidak perlu, terima kasih. Sudah dekat, bukan?

    Ya, sudah dekat. Dan tidak sesepi di sini. Anda bakalan banyak bertemu dengan keluarga pasien yang sedang duduk-duduk di sepanjang koridor.

    Sekali lagi, terima kasih . Nadine melirik label nama yang terpasang di dada perawat itu, Rio .

    Sama-sama, Nona.

    Nadine melanjutkan langkahnya. Kali ini hatinya terasa ringan. Benar saja kataRio, setelah melewati lorong itu ia bertemu dengan banyak keluarga pasien. Nadine merasa aman.

    Ia melihat papan petunjuk di percabangan lorong selanjutnya. Meeting Room ada di sebelah kanan percabangan. Nadine mengamati ruangan satu per satu.

    Meeting Room.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    37/52

    Nadine berhenti tepat di depan pintu ruangan. Apabila diamati, jarak pintu ruangan itu dengan pintu ruangan di sebelahnya cukup jauh. Ruangan rapat itu cukup besar rupanya.

    Nadine merasa kecewa karena rapat belum selesai. Ia mendekatkan telinganya ke pintu, kemudian mengintip dari lubang kaca di pintu. Masih ada beberapa orang, atau tinggal beberapa orang?

    Nadine memutuskan untuk menunggu. Ia duduk tak jauh dari ruangan. Ia duduk di pinggir koridor bersama beberapa orang yang telah terlebih dahulu datang.

    Ia melempar senyum kepada seorang pria tua yang duduk di sampingnya. Pria itu membalas dengan ramah.

    Menunggu siapa? ia bertanya kepada Nadine.

    Dokter Karel, sahut Nadine, dosen saya. Saya mau mengumpulkan tugas.

    Ah, mahasiswi kedokteran rupanya?

    Nadine mengangkat bahunya, Ya, begitulah.

    Rapat para dokter itu kelihatannya akan lama.

    Oh, ya? Mengapa?

    Mereka sedang merembuk masalah-masalah lain. Banyak hal di luar tugas kemanusiaan yang mereka anggap lebih penting untuk dijalankan, ketimbang sekadar memeriksa

    pasien dan mendengarkan keluhan mereka. Payah para dokter itu.

    Nadine tiba-tiba tertarik dengan lelaki itu.

    Menurut Anda, para dokter itu sedang merembuk apa, selain kondisi para pasien dirumah sakit ini, atau yang berkaitan dengan tugas mereka sebagai dokter?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    38/52

    Proyeklah Proyek berduit. Apa lagi?

    Proyek apa?

    Manalah saya tahu, Nona. Tapi, yang pasti berduit. Dosen Anda, Dokter Karel itu,pasti ada di balik ini semua.

    Bagaimana Bapak bisa tahu? Proyek apa yang Bapak maksud?

    Ya, barangkali semacam Human Care, perusahaan bioteknologi di Merican yang barus

    an terbakar itu. Barangkali perusahaan semacam itu dengan nama baru.

    Ngaco. Orang tua itu agak tidak beres, Nadine membatin. Enak saja dia bicara.

    Anda tahu apa tentang Human Care?

    Nadine mencermati pria tua itu. Ia merasa tertipu dengan pandangan matanya sendiri. Kalau mau jeli, ia menemukan bahwa ternyata pria tua itu bukan berasal darigolongan biasa. Ia seorang yang berpendidikan dan berkedudukan. Ia melihat penampilannya yang trendi dan rapi. Lipatan pada bajunya menunjukkan bahwa ia sangat

    rapi, teliti, intelek, dan terawat, tentu saja. Kerutan di keningnya sangat mengesankan bagi Nadine. Ia barangkali seorang pengusaha sukses atau sejenisnya,dari kaum the have.

    Human Care? pria tua itu terkekeh. Ya, saya tahu. Perusahaan yang bercita-cita menggantikan Tuhan dengan menciptakan manusia beraneka rupa. Dan tidak bertanggungjawab atas hasilnya.

    Nadine tercengang mendengarnya.

    Bapak tampaknya tahu betul tentang sepak terjang perusahaan bioteknologi Mericanitu? pancing Nadine.

    Pria itu mengangguk-angguk.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    39/52

    Tentu saya tahu. Saya adalah salah seorang korban.

    Tiba-tiba pintu ruangan rapat terbuka. Para dokter keluar dari ruangan itu. Wajah-wajah serius itu belum lagi mengendur. Mereka melangkah seperti robot. Suarasepatu mereka mengetuk-ngetuk lantai yang licin. Nadine mengenali beberapa orang

    di antaranya.

    Sampai para dokter itu meninggalkan ruangan, Nadine belum juga melihat sosok Dokter Karel. Ia jadi cemas, khawatir penantiannya ternyata sia-sia belaka.

    Pintu ruangan yang sedikit terbuka diintipnya. Sayup-sayup masih terdengar suara-suara dari dalam ruangan. Nadine merasa agak lega, tapi ia masih belum yakin Dokter Karel ada di dalam. Ia menajamkan telinganya.

    Suara-suara itu saling bersahutan, seperti orang yang sedang memperdebatkan sesuatu. Sesekali mereka merendahkan suara apabila yang lain terlalu keras bicara.Kemudian suara mereka seperti ditahan, namun akhirnya kembali meninggi. Suara-suara itu tak dapat ditangkap dengan jelas oleh telinga Nadine.

    Rasa ingin tahu dan ingin bertemu dengan Dokter Karel secepatnya membuat Nadinenekat masuk ke ruangan itu. Ia menemukan ruangan dengan meja besar di tengah-te

    ngah kursi-kursi yang telah ditinggalkan penghuninya. Botol-botol air mineral dan kotak kudapan masih berserak di atas meja.

    Ternyata suara pertengkaran itu berasal dari ruangan kecil di dalamnya. Dan Nadine bisa mengenali, salah satu suara itu adalah suara Dokter Karel.

    Nadine ragu-ragu sesaat. Ia telah berada di dalam ruangan rapat, tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia berharap pembicaraan di ruangan kecil itu segera berakhir sehingga ia dapat segera menyerahkan tugasnya, dan kemudian lekas-lekas pulang. Ia sudah merasa sangat letih.

    Namun, tampaknya pembicaraan itu belum juga akan berakhir. Nadine mempertajam pendengarannya. Ada sekitar tiga orang di dalam ruangan itu. Dari pintu ruangan yang terbuka ia melihat salah seorang dari mereka mondar-mandir, tetapi yang pasti bukan Dokter Karel. Dokter Karel tinggi besar, sementara bayangan itu pendek dan gemuk.

    Nadine tetap tak bisa menangkap pembicaraan mereka dengan jelas. Suara-suara mereka seperti gema yang memantul dari dinding ke dinding tanpa menimbulkan maknabaginya. Kemudian terdengar suara gebrakan di meja, dan orang yang nyaris berkelahi membuat Nadine terperanjat kaget. Jantungnya berdebar-debar. Ia mempunyai fi

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    40/52

    rasat bahwa situasi akan sangat tidak menguntungkan baginya bila ia tetap tinggal di sana. Akhirnya Nadine memutuskan untuk menunggu Dokter Karel di luar ruangan rapat. Tapi, belum lagi langkahnya sampai di pintu, ia mendengar suara teguran

    keras dari balik punggungnya.

    Anda mencari siapa, Nona?

    Nadine membalikkan tubuhnya dengan kaget. Seorang pria gemuk, pendek, berkepalabotak dengan helai-helai rambut beruban, mengenakan jas dokter, berdiri beberap

    a meter di hadapannya. Matanya menatap tajam kepada Nadine, seolah ingin menelannya bulat-bulat. Nadine menghindari tatapannya.

    Saya mencari Dokter Karel, ujarnya terbata.

    Tiba-tiba dari dalam ruangan kecil muncul dua orang. Salah satu dari mereka adalah Dokter Karel, yang telah ditunggu Nadine selama hampir dua jam. Kini ia sudah muncul.

    Saya mau menyerahkan tugas asistensi hari ini, Nadine berkata lagi. Dokter Karelberjalan menghampirinya. Nadine harus mendongak untuk dapat menatap wajah Dokter

    Karel. Ia menyerahkan map yang semenjak tadi dibawanya bersama diktat.

    Terima kasih, Nadine.

    Nadine menangkap sesuatu yang asing dari jawaban yang dingin itu. Dokter Karelsama sekali tidak ramah kepadanya, tidak seperti biasanya. Di hadapan para dokter itu, Nadine tiba-tiba merasa gamang. Tatapan mereka menyelidik, seolah ingin membawa ia ke sudut ruang, menarik kerah bajunya, dan menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa ia berada di tempat itu, dan apa yang telah ia curi dengar dari pembicaraan mereka. Nyali Nadine ciut seketika, rasanya persis seperti ketika harus melalui koridor kamar mayat.

    Kalau begitu, saya permisi dulu, Dokter , suaranya bergetar.

    Silakan, Dokter Karel yang menjawab. Ia mengantarkan Nadine hingga ke pintu.

    Beberapa saat setelah Nadine keluar dari ruangan rapat, hendak pulang, Dokter Karel menyusulnya.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    41/52

    Nadine.

    Nadine menoleh dan berhenti.

    Tadi, apakah kau sudah lama masuk ke ruangan rapat ketika Dokter Amar keluar danmenemukanmu?

    Belum, saya baru saja masuk.

    Kau mendengar pembicaraan kami?

    Tidak, Dok. Sama sekali tidak.

    Kau yakin?

    Saya tidak sempat mendengarkan apa pun.

    Nadine kembali menangkap sesuatu yang aneh. Apa yang sangat rahasia dengan pembicaraan para dokter itu? pikirnya heran. Ingin menghancurkan dunia?

    Nadine, Dokter Karel menahan ketika dilihatnya Nadine akan meneruskan langkahnya.

    Kini mereka saling berhadapan. Raut muka Dokter Karel serius, tetapi keramahanyang sempat lenyap dari wajah itu semenjak tadi telah sedikit mencair. Nadine dapat melihat pesona itu kembali memancar. Kematangan usia telah membentuk karakter tersendiri dalam diri Dokter Karel.

    Seandainya kau sempat, sedikit saja, menangkap pembicaraan kami, aku rasa kau cukup bijaksana untuk tidak pernah menganggapnya ada. Kau mengerti maksudku?

    Nadine tercengang mendengarnya.

    Apa maksud Dokter? ia bertanya bingung.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    42/52

    Dokter Karel berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk membuat Nadine mengerti.

    Itu tadi, semata-mata hanyalah pertengkaran antarkawan. Kesalahpahaman yang biasa terjadi dalam sebuah hubungan persahabatan, dan tidak ada kaitannya dengan profesionalisme kerja. Wajar, bukan?

    Nadine mulai paham. Ia mengangguk-angguk.

    Tentu, Dokter Karel. Itu hal yang sangat biasa terjadi. Saya mengerti. Saya tida

    k mendengarkan pembicaraan Anda, dan tentu saja, kalau yang Anda khawatirkan adalah saya akan menceritakan hal ini kepada orang lain, saya tidak akan melakukannya.

    Dokter Karel tersenyum lega. Ia menepuk bahu Nadine pelan.

    Terima kasih, Nadine. Kau memang asistenku yang paling baik.

    Muka Nadine jadi kemerah-merahan.

    Tak jadi soal, Dokter, ia berusaha untuk biasa-biasa saja. Tapi, Dokter ia berusahamencegah ketika Dokter Karel hendak berbalik meninggalkannya.

    Apakah Dokter sudah mau pulang? Saya perlu kawan untuk keluar dari rumah sakit ini. Saya , agak jeri sendirian. Apalagi harus melewati kamar mayat itu .

    Dokter tercengang sesaat, tapi kemudian ia tertawa.

    Kau takut, Nadine? Kau calon dokter, dan mayat itu hanyalah raga yang telah matiyang telah biasa kau pegang-pegang. Mengapa pula harus takut? Kau aneh.

    Saya hanya , Nadine jadi agak canggung mendengar komentar Dokter Karel yang sebenarnya telah ia duga sebelumnya. Bukankah, seperti halnya bertengkar dengan kawan sendiri, merasa takut pada hal-hal gaib di luar logika ilmiah itu juga wajar, Dok?

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    43/52

    Baiklah. Kau rupanya telah membalikkan kata-kataku sendiri, Dokter Karel mengalah. Aku juga mau pulang. Kau boleh bersamaku keluar dari rumah sakit ini, melalui jalan yang lain. Tidak melalui kamar mayat. Oke?

    Hasta dan Elisa tetap merasa bisa bekerja sama, meski mereka selalu berbeda pendapat dan hati mereka sering panas oleh pertengkaran.

    Ada jalan lain, ya Dok? Nadine tiba-tiba merasa menjadi orang paling bodoh sedunia. Mengapa ia tak memikirkan kemungkinan itu?

    Sedikit lebih jauh karena harus memutar. Tapi tak apa, akan ku tunjukkan kepadam

    u. Jalan itu nanti berakhir di pintu utara, di tempat parkir mobil. Aku mau mengambil berkas-berkasku dulu di kantor, baru kemudian kita keluar besama.

    Nadine mengiyakan dengan gembira.

    Sesaat kemudian Nadine dan Dokter Karel telah melangkah bersisian. Berjalan disamping dokter itu membuat Nadine merasa tenang. Sosoknya yang gagah telah memberikan rasa aman dan Nadine merasa terlindungi. Tiba-tiba Nadine merasa sangat beruntung bisa berada dalam jarak sedekat itu dengan Dokter Karel, menjadi asisten

    dosen baginya. Banyak yang merasa iri terhadap Nadine karena kedekatannya dengan Dokter Karel, yang pada usia yang sebenarnya tidak cukup muda lagi, 38 tahun,telah membuat banyak wanita tergila-gila. Sayang ia bernasib malang. Istrinya meninggal setengah tahun yang lalu, dan ia kini hidup sendirian karena belum memiliki seorang anak pun. Ia baru beberapa minggu lalu memutuskan untuk pindah ke sebuah apartemen. Rumah besar terlalu lapang untuk seorang duda, demikian menurutnya. Ia tak bisa mengatur rumah sebesar itu tanpa sentuhan tangan wanita, dan kesepian akan makin terasa ketika kelengangan telah menyergap dari seluruh penjururuangan.

    Di apartemen ia merasa tenang karena tak harus terganggu dengan kenangan-kenangan lama karena kesepian tak banyak mendapatkan ruang. Bila tiba-tiba hening mulai menggelisahkannya, Dokter Karel memiliki sebuah home theatre yang suaranya memenuhi seluruh ruangan dan ia tak akan lagi merasa kesepian.

    Dokter Karel memberikan isyarat kepada Nadine untuk menunggu di luar sementaraia masuk ke kantor untuk mengambil berkas-berkasnya. Pada saat itu datang seseorang mendekati Nadine. Pria yang duduk bersamanya sewaktu menunggu Dokter Karel.Nadine mengangguk dan terseyum melihatnya.

    Mana Dokter Karel? pria itu bertanya.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    44/52

    Sedang mengambil beberapa file di dalam.

    Nadine kini dapat lebih jelas mengamati pria itu. Ia tampak terpelajar dan bukan orang sembarangan. Pakaian yang melekat di tubuhnya sudah pasti bermerek mahal. Mungkin ia seorang pengusaha atau semacamnya. Namun, ada yang lebih menarik perhatian Nadine ketimbang penampilannya. Wajahnya seperti sedang dicekam gelisah.

    Kenapa Dokter Karel lama? tanyanya lagi setelah beberapa saat mereka menunggu.

    Entahlah, Nadine menggedikkan bahu. Bapak ada perlu juga dengan Dokter Karel?

    Pada saat itu Dokter Karel sudah keluar dari ruangannya. Ia tertegun saat melihat lelaki yang berada di samping Nadine, tetapi ia kemudian berhasil mengubah mimik mukanya. Senyum Dokter Karel mengembang. Ia menjabat tangan lelaki itu.

    Apa kabar, Pak Norman?

    Akhirnya saya dapat bertemu dengan Anda, Dokter. Saya ingin bicara banyak denganAnda. Ini mengenai anak saya. Dia ,

    Eh, Pak Norman, Dokter Karel mengajak lelaki itu agak menjauh dari Nadine. Saya saat ini belum punya waktu untuk membicarakannya. Saya ditunggu urusan lain yang juga sangat penting. Jadi mohon, jangan sekarang kita bicarakan hal ini. Kita cari waktu yang agak longgar agar bisa lebih leluasa bicara. Bagaimana?

    Tapi saya harus membicarakannya dengan Anda sekarang juga, Dokter. Kita telah lama menunda pertemuan kita. Andalah yang menangani kasus anak saya

    Oke, oke, Dokter Karel menenangkan lelaki itu. Bagaimana kalau besok sore, sepulang saya mengajar? Saya ada di apartemen kira-kira pukul lima sampai pukul tujuh.Anda bisa menemui saya di apartemen.

    Lelaki bernama Norman itu menimbang-nimbang sejenak. Ia masih kelihatan tidak puas dengan jawaban Dokter Karel dan berusaha menawar lagi. Dokter Karel buru-buru mencegahnya berbicara, ia menoleh ke arah Nadine dengan sorot mata meminta pengertian.

  • 8/7/2019 10 - Novel Indonesia - Topeng Hitam Kelam

    45/52

    Sebentar ya, Nadine. Saya bicara sebentar dengan Bapak ini.

    Nadine mengangguk.

    Dokter Karel mengajak Pak Norman menjauh. Mereka terlibat pembicaraan yang sangat serius. Nadine dapat melihat ekspresi wajah Pak Norman yang sangat tegang. Dokter Karel berusaha untuk menenangkannya, tetapi itu tampaknya membuat Pak Norman makin kesal. Kemudian Nadine melihat Pak Norman seperti sedang mengancam Dokter Karel. Ia menunjuk-nunjuk wajah Dokter Karel, suaranya meninggi kendati Nadine

    tak dapat menangkap perkataannya. Setelah itu, bergegas dengan langkah-langkahnya yang panjang meninggalkan Dokter Karel yang termangu.

    Nadine menghampiri Dokter Karel, melihat wajahnya yang muram.

    Tampaknya ini hari yang berat buat Anda, ya Dok? tanyanya hati-hati.

    Begitulah, Nadine.

    Boleh tahu, ada apa sebenarnya? Kelihatannya semua masalah ini saling berkaitan,antara rapat tadi, pertengkaran Anda dengan rekan-rekan kerja Anda, kemudian bapak yang tadi. Betul, Dok? pancing Nadine lebih lanjut.

    Bagaimana kau bisa menyimpulkan semua itu saling berkaitan?

    Hanya menebak-nebak.

    Tidak benar, tidak ada kaitannya.

    Ada yang bisa saya bantu, Dok? Saya asisten Anda dan Anda tidak perlu merasa sungkan untuk meminta bantuan saya, Nadine memberanikan diri menawarkan jasa.