(10) bab 3 sensitivitas

6
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori Kasus OMSK di dunia cukup tinggi. WHO mengklasifikasikan menjadi negara dengan prevalensi sangat tinggi (>4%), tinggi (2-4%), rendah (1-2%) dan paling rendah (<1%). Prevalensi OMSK di Indonesia secara umum adalah 3,9%. Jika dilihat dari klasifikasi WHO diatas Indonesia masuk dalam Negara dengan OMSK prevalensi tinggi. Kasus OMSKB di Poliklinik THT RSUD Ulin cukup tinggi, di mana pada tahun 2011 OMSKB menduduki peringkat keempat dari sepuluh besar penyakit THT dengan jumlah kasus 458. Pada awal tahun 2012 yaitu pada bulan Januari dan Februari telah ditemukan kasus OMSKB sebanyak 93 pasien. Peningkatan jumlah pasien ini, salah satunya disebabkan oleh terapi yang tidak adekuat dan karena pemberian antibiotika yang tidak tepat yang disebabkan karena terjadinya perubahan pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik (5,8,14). 13

Upload: desita-permatasari

Post on 31-Dec-2014

26 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: (10) BAB 3 Sensitivitas

BAB III

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Kasus OMSK di dunia cukup tinggi. WHO mengklasifikasikan menjadi

negara dengan prevalensi sangat tinggi (>4%), tinggi (2-4%), rendah (1-2%) dan

paling rendah (<1%). Prevalensi OMSK di Indonesia secara umum adalah 3,9%.

Jika dilihat dari klasifikasi WHO diatas Indonesia masuk dalam Negara dengan

OMSK prevalensi tinggi. Kasus OMSKB di Poliklinik THT RSUD Ulin cukup

tinggi, di mana pada tahun 2011 OMSKB menduduki peringkat keempat dari

sepuluh besar penyakit THT dengan jumlah kasus 458. Pada awal tahun 2012

yaitu pada bulan Januari dan Februari telah ditemukan kasus OMSKB sebanyak

93 pasien. Peningkatan jumlah pasien ini, salah satunya disebabkan oleh terapi

yang tidak adekuat dan karena pemberian antibiotika yang tidak tepat yang

disebabkan karena terjadinya perubahan pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik

(5,8,14).

Pada Penelitian terhadap OMSKB di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2008

ditemukan bahwa bakteri penyebab OMSKB terbanyak adalah Staphylococcus

aureus (50%), Streptococcus sp. (37,5%) dan Pseudomonas aeruginosa (12,5%).

Penelitian Havinder K. et al. pada tahun 2011 melaporkan bahwa bakteri yang

dominan menyebabkan OMSK adalah Basil Gram negatif (59,74%). Insiden

tertinggi disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa (45,5%) diikuti oleh

Staphylococcus aureus (37,7%) (8,12,15,24).

13

Page 2: (10) BAB 3 Sensitivitas

Dalam hal pengobatan OMSKB ini erat kaitannya dengan antibiotik.

Antibiotik yang diberikan dapat berupa antibiotik topikal, antibiotik sistemik atau

kombinasi keduanya. Pada OMSKB pemberian antibiotik topikal lebih baik

dibanding dengan pemberian secara oral karena dalam waktu singkat sudah

ditemui dengan konsentrasi tinggi pada mukus dan debris di telinga tengah.

Antibiotik topikal yang biasa digunakan adalah kloramfenikol, polimiksin B,

gentamisin, dan ofloksasin. Sedangkan antibiotik oral yang digunakan adalah

ampisilin, amoksisilin dan eritromisin (22,23,33).

Hasil uji sensitivitas antibiotik di tiap negara umumnya bervarisi.

Berdasarkan studi uji sensitivitas kuman pada antibiotik di ethiopia pada tahun

2011 melaporkan bahwa untuk antibiotik yang sensitivitasnya tinggi adalah

siprofloksasin dan gentamisin. Sedangkan antibiotik yang resistensinya paling

tinggi adalah amoksisilin, tetrasiklin dan eritromisin. Studi di Karachi tahun 2009

melaporkan bahwa Pseudomonas aeruginosa sensitif terhadap siprofloksasin

(85%) dan gentamisin (81%). Studi di Nigeria tahun 2010 melaporkan bahwa

antibiotik yang paling sensitif berasal dari golongan kuinolon, yaitu ofloksasin

(70,5%). Penelitian uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri penyebab OMSKB

di Indonesia pada tahun 2003 di RSUP H Adam Malik dilaporkan bahwa

Staphylococcus aureus dan Proteus sp. sensitif terhadap antibiotika golongan

siprofloksasin, resisten terhadap seftriakson. Seluruh kuman yang ditemukan pada

penelitian ini sensitif terhadap antibiotik golongan siprofloksasin dan resisten

terhadap seftriakson, sedangkan Pseudomonas sp. hanya sensitif terhadap

siprofloksasin. Penelitian di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2008 melaporkan

14

Page 3: (10) BAB 3 Sensitivitas

bahwa antibiotik yang paling sensitif untuk OMSKB adalah ofloksasin (87,5%),

diikuti kloramfenikol (81,2%), gentamisin (49%) dan polimiksin B (18,7%).

Kecenderungan terjadinya perubahan jenis bakteri penyebab infeksi serta respon

terhadap antibiotik menjadi dasar dilakukannya penelitian ini (11,16,14,26).

15

Page 4: (10) BAB 3 Sensitivitas

Keterangan :

: Fokus Penelitian

Gambar 3.1. Skema Landasan Teori

B. Hipotesis

Pasien tidak sembuh

Pasien sembuh

Hasil swab telinga penderita OMSKB

Tes kepekaan bakteri dengan metode difusi Kirby Bauer

Ukur zona hambatanData dibandingkan dengan

standar pengukuran sensitivitas antibiotik yang diberikan oleh

CLSI

Terapi antibiotik

Resisten AntibiotikSensitif Antibiotik

Uji pola kepekaan bakteri

Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

Autoimun Lingkungan Kelainan Anatomi

Infeksi

Tipe maligna Tipe benigna

Pola sensitivitas bakteri aerob penyebab OMSK tipe benigna tahun 2008

16

Page 5: (10) BAB 3 Sensitivitas

Berdasarkan landasan teori diatas didapatkan hipotesis bahwa terdapat

perbedaan sensitivitas bakteri aerob penyebab OMSKB Aktif terhadap beberapa

antibiotik terpilih pada tahun 2008 dengan tahun 2012.

17