1, widandi soetopo , lily montarcih limantara 2...

12
STUDI OPTIMASI LEPASAN BERDASARKAN TAMPUNGAN OPERASI WADUK KLAMPIS DI KABUPATEN SAMPANG UNTUK IRIGASI DENGAN ALGORITMA GENETIK Yusuf Randy 1 , Widandi Soetopo 2 , Lily Montarcih Limantara 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 1 [email protected] ABSTRACT Waduk Klampis adalah waduk yang berada di Kabupaten Sampang yang di fungsikan untuk memenuhi kebutuhan irigasi di D.I. Klampis seluas 2.603 Ha. Tetapi sejauh ini Dinas Pengairan Kabupaten Sampang sebagai instansi yang berwenang atas pengelolaan Waduk Klampis dan jaringan irigasinya saat ini tidak memiliki informasi dan data yang menunjang untuk keperluan monitoring, evaluasi dan perencanaan yang berkesinambungan dalam rangka menjamin kelangsungan operasional Waduk Klampis, dengan melakukan optimasi pengoperasian berdasarkan Tampungan Waduk diharapkan mendapatkan aturan lepasan berdasarkan Tampungan Waduk yang optimal. Studi ini difokuskan pada upaya meningkatkan kinerja waduk berdasarkan Tampungan Waduk menggunakan metode Algoritma Genetik, dengan fungsi tujuan meningkatkan nilai rata-rata produksi panen. Dari hasil simulasi operasi berdasarkan Tampungan Waduk selama 11 tahun dari tahun 2004-2014 didapatkan rata-rata pemenuhan Irigasi Klampis seluas 2603 Ha yaitu 80,40% dan nilai produksi rata-rata 12,94 milyar rupiah. Proses optimasi Algoritma Genetik ini berpusat pada aturan lepasan berdasarkan Tampungan Waduk sebagai kromosom dan nilai rata-rata produksi sebagai fungsi kinerja/fungsi tujuan. Setelah dilakukan optimasi didapatkan peningkatan nilai minimum pemenuhan irigasi yaitu 80,70% dan rata-rata produksi 14,05 milyar rupaih. Kata Kunci : Lepasan Berdasarkan Tampungan Waduk, Algoritma Genetik, Optimasi ABSTRACT Klampis Reservoir is the reservoir in Sampang Regency with the main objective of providing Irrigation Area with coverage area of 2.603 acre. But so far the Water Resources Official Kabupaten Sampang as the authorized institution for the management of the Klampis Reservoir and its irrigation network currently has no information and data to support continuous monitoring, evaluation and planning in order to ensure continuity operation of the Klampis Reservoir, by performing optimization operation based on reservoir storage, expected to obtain the optimal realese rule based on storage reservoir. This study focusing to improve reservoir performance based on reservoir storage use Genetic Algorithm method, with objective function to increasing the production value of planting. From the results of operation based on reservoir storage simulation which is simulated during 11 years from 2004-2014, it obtained the average of Klampis irrigation fulfillment is 80,40 % fulfillment with coverage irrigation area is 2603 acre, and the average production value is 12.94 billion rupiah. This optimization process centers on release rule based on Reservoir Storage as a chromosoms and the average production value as the objective/performance function. After finishing the optimization, the minimum irrigation demand fulfillment increase to 80.70% and the average production increase to 14.05 billion rupiah. Keywords: Realese of Reservoir, Genetic Algorithm, Optimization

Upload: truongdien

Post on 19-Jun-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STUDI OPTIMASI LEPASAN BERDASARKAN TAMPUNGAN OPERASI

WADUK KLAMPIS DI KABUPATEN SAMPANG UNTUK IRIGASI DENGAN

ALGORITMA GENETIK

Yusuf Randy1, Widandi Soetopo2, Lily Montarcih Limantara2 1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya [email protected]

ABSTRACT

Waduk Klampis adalah waduk yang berada di Kabupaten Sampang yang di fungsikan

untuk memenuhi kebutuhan irigasi di D.I. Klampis seluas 2.603 Ha. Tetapi sejauh ini

Dinas Pengairan Kabupaten Sampang sebagai instansi yang berwenang atas pengelolaan

Waduk Klampis dan jaringan irigasinya saat ini tidak memiliki informasi dan data yang

menunjang untuk keperluan monitoring, evaluasi dan perencanaan yang berkesinambungan

dalam rangka menjamin kelangsungan operasional Waduk Klampis, dengan melakukan

optimasi pengoperasian berdasarkan Tampungan Waduk diharapkan mendapatkan aturan

lepasan berdasarkan Tampungan Waduk yang optimal. Studi ini difokuskan pada upaya

meningkatkan kinerja waduk berdasarkan Tampungan Waduk menggunakan metode

Algoritma Genetik, dengan fungsi tujuan meningkatkan nilai rata-rata produksi panen.

Dari hasil simulasi operasi berdasarkan Tampungan Waduk selama 11 tahun dari

tahun 2004-2014 didapatkan rata-rata pemenuhan Irigasi Klampis seluas 2603 Ha yaitu

80,40% dan nilai produksi rata-rata 12,94 milyar rupiah. Proses optimasi Algoritma

Genetik ini berpusat pada aturan lepasan berdasarkan Tampungan Waduk sebagai

kromosom dan nilai rata-rata produksi sebagai fungsi kinerja/fungsi tujuan. Setelah

dilakukan optimasi didapatkan peningkatan nilai minimum pemenuhan irigasi yaitu

80,70% dan rata-rata produksi 14,05 milyar rupaih.

Kata Kunci: Lepasan Berdasarkan Tampungan Waduk, Algoritma Genetik, Optimasi

ABSTRACT

Klampis Reservoir is the reservoir in Sampang Regency with the main objective of

providing Irrigation Area with coverage area of 2.603 acre. But so far the Water

Resources Official Kabupaten Sampang as the authorized institution for the management

of the Klampis Reservoir and its irrigation network currently has no information and data

to support continuous monitoring, evaluation and planning in order to ensure continuity

operation of the Klampis Reservoir, by performing optimization operation based on

reservoir storage, expected to obtain the optimal realese rule based on storage reservoir.

This study focusing to improve reservoir performance based on reservoir storage use

Genetic Algorithm method, with objective function to increasing the production value of

planting.

From the results of operation based on reservoir storage simulation which is

simulated during 11 years from 2004-2014, it obtained the average of Klampis irrigation

fulfillment is 80,40 % fulfillment with coverage irrigation area is 2603 acre, and the

average production value is 12.94 billion rupiah. This optimization process centers on

release rule based on Reservoir Storage as a chromosoms and the average production

value as the objective/performance function. After finishing the optimization, the minimum

irrigation demand fulfillment increase to 80.70% and the average production increase to

14.05 billion rupiah.

Keywords: Realese of Reservoir, Genetic Algorithm, Optimization

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah utama yang dihadapi dalam

pendistribusian air adalah tempat, jumlah,

waktu, dan mutu air. Sehingga perlu

adanya pengelolaan pengoperasian dan

perencanaan yang optimal agar keadaan

air terjaga pada saat musim kemarau dan

pada musim hujan untuk memenuhi

kebutuhan manusia.

Dalam pemanfaatan tampungan

waduk dengan kuantitas air yang terbatas.

Maka perlu adanya optimasi agar

penggunaan air waduk bisa benar-benar

optimal guna memenuhi berbagai

kebutuhan yang direncanakan. Dalam

penelitian ini akan diterapkan model

optimasi dengan metode Algoritma

Genetik yang merupakan salah satu

metode program Stokastik.

Identifikasi Masalah

Kebutuhan air pada areal irigasi di

hilir waduk selama ini mendapatkan

suplai air dari Bendung Klampis atau

dengan mengandalkan air hujan. Oleh

karena itu Waduk Klampis berfungsi

meningkatkan efisiensi lahan dan

pemanfaatan sumber daya air yang

merupakan sumber daya alam terbarukan

semaksimal mungkin untuk kesejahteraan

masyarakat.

Mengingat sejauh ini Dinas

Pengairan Kabupaten Sampang sebagai

instansi yang berwenang atas pengelolaan

Waduk Klampis dan jaringan irigasinya

saat ini tidak memiliki informasi dan data

yang menunjang untuk keperluan

monitoring, evaluasi dan perencanaan

yang berkesinambungan dalam rangka

menjamin kelangsungan operasional

jaringan irigasi Waduk Klampis, maka

dalam penetapan pedoman operasi perlu

adanya kajian berupa optimasi. Kajian ini

difokuskan pada pencarian alternatif

lepasan berdasarkan Tampungan Waduk

guna memenuhi kebutuhan irigasi

Klampis menggunakan metode Algoritma

Genetik yang merupakan salah satu

metode simulasi untuk optimasi prosedur

Stokastik.

Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dalam studi

ini adalah sebagai berikut :

1. Studi dilakukan di Waduk Klampis

Kabupaten Sampang Provinsi Jawa

Timur.

2. Daerah irigasi yang akan dialiri

adalah D.I Klampis seluas 2.603 ha.

3. Tidak membahas perencanaan desain

bangunan, biaya konstruksi, operasi

pintu, analisa ekonomi, masalah usia

guna waduk dan analisis sedimentasi.

4. Tidak membahas perencanaan

kebutuhan air irigasi.

5. Lepasan waduk berdasarkan

Tampungan diperuntukkan untuk

irigasi.

6. Membahas operasi dan optimasi

waduk berdasarkan Tampungan

Waduk.

7. Metode yang digunakan dalam studi

ini adalah metode simulasi stokastik

model Algoritma Genetik.

8. Menggunakan program Visual-Basic

dari MS-Exel 2007 untuk membuat

simulasi stokastik model Algoritma

Genetik.

Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam

studi ini adalah :

1. Bagaimana simulasi lepasan

berdasarkan Tampungan waduk di

waduk Klampis ?

2. Bagaimana rumusan model optimasi

untuk Waduk Klampis dan

penyelesaiannya dengan model

optimasi Algoritma Genetik ?

3. Bagaimana hasil peningkatan

produksi tanam dengan simulasi

optimasi Algoritma Genetik ?

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari studi ini adalah untuk

memaksimalkan kinerja operasi Waduk

Klampis berdasarkan Tampungan dan

mencapai kondisi yang optimal dalam

peruntukan kebutuhan irigasi D.I

Klampis.

Manfaat dari studi ini adalah untuk

memberikan pedoman lepasan

berdasarkan Tampungan dan untuk

meningkatkan produksi panen D.I.

Klampis.

TINJAUAN PUSTAKA

Umum

Fungsi utama waduk secara prinsip

adalah menampung kelebihan air pada

periode debit tinggi untuk digunakan

pada saat debit rendah. Disamping

menampung air untuk pemanfaatan

dikemudiaan hari, penampungan air dapat

memperkecil kerusakan akibat banjir di

bagian hilirnya.

Ciri Fisik Waduk

Ciri fisik suatu waduk atau bagian-

bagian pokok waduk adalah sebagai

berikut :

1. Tampungan efektif atau Kapasitas

Berguna (useful storage), adalah

volume tampungan diantara Muka air

Minimum (Low Water Level/LWL)

dan muka air normal (Normally

Water Level/NWL).

2. Tampungan banjir (Surcharge

storage), adalah volume air diatas

muka air normal selama banjir.

Untuk beberapa saat debit meluap

melalui pelimpah kapasitas tambahan

ini umumnya tidak terkendali,

dengan pengertian adanya hanya

pada waktu banjir dan tidak dapat

dipertahankan untuk penggunaan

selanjutnya.

3. Tampungan Mati (dead storage)

adalah volume air yang terletak di

bawah muka air minimum dan air ini

tidak dimanfaatkan dalam

pengoperasian waduk.

4. Muka Air Minimum(Low Water

Level/LWL) adalah elevasi

maksimum yang dicapai oleh

permukaan air waduk

5. Muka Air Minimum (Low Water

Level/ LWL) adalah elevasi air

terendah bila tampungan dilepaskan

pada kondisi normal, permukaan ini

dapat dtentukan oleh elevasi dari

bangunan pelepas yang terendah.

6. Muka air pada banjir rencana adalah

elevasi air selama banjir maksimum

drencanakan terjadi (Flood Water

level/ FWL).

7. Pelepasan (release) adalah volume

air yang dilepaskan secara terkendali

dari suatu waduk selama kurun

waktu tertentu.

8. Limpasan (spillout), danggap aliran

tdak terkendal dari waduk dan hanya

terjadi kalau air yang ditampung

dalam waduk melebihi tinggi muka

air maksmum.

9. Periode Kritis (critical perode)

adalah perode dimana sebuah waduk

berubah dari kondisi penuh ke

kondisi kosong tanpa melimpah

selama periode tersebut.

Gambar 1. Macam Zona Tampungan

Waduk

Sumber : Sudjarwadi, 1988:4

Aturan Operasi Waduk

Aturan Lepasan Operasi Waduk

merupakan pedoman dalam melepaskan

jumlah air dari waduk untuk memenuhi

berbagai kebutuhan sesuai dengan

kondisi yang berlaku.

Gambar 2. Lepasan Tergantung

Tampungan

Sumber: Soetopo W, 2010:14

Parameter yang digunakan dalam

penerapan pedoman lepasan operasi

waduk berdasarkan tampungan adalah

sebagai berikut :

1. Tampungan Waduk (%)

Besarnya tampungan waduk diukur

dengan prosentase tampungan

terhadap kapasitas tampungan aktif

2. Lepasan Kebutuhan (%)

Besarnya pemenuhan diukur dengan

melihat kondisi/status tampungan

waduk. Artinya apabila kondisi

tampungan waduk menurun maka

prosentase lepasan sesuai kebutuhan

juga menurun.

Penerapan Model Sinus Perkalian

Pada Rumusan Kinerja Irigasi

Pada penerapan metode ini, maka

fungsi tujuannya adalah nilai produksi panen relatif (dinotasikan sebagai Yr)

yaitu perbandingan produksi panen aktual

terhadap produksi panen potensial.

Apabila Yr ini dihubungkan dengan

pemberian air relative (dinotasikan

sebagai Awr, yaitu perbandingan antara

pemberian air actual terhadap pemberian

air optimum) maka muncul bentuk umum

dari hubungan antara pemberian air dan

produksi panen (English, 2002).

Pemberian air yang melampaui batas

optimum justru akan menurunkan

produksi panen. Bentuk umum antara

Awr dan Yr ini ditampilkan pada gambar

2.3 dibawah ini.

Gambar 3. Bentuk Umum hubungan Awr

dan Yr

Sumber : English et.al.,2002

Optimasi dengan Algoritma Genetik

(AG)

Algoritma Genetik adalah salah satu

metode dari kelompok Simulasi untuk

optimasi. Prosedur jenis ini cenderung

untuk efektif terutama dalam

mengekplorasi berbagai bagian-bagian

daripada wilayah yang layak (feasible)

dan secara gradual bergerak menuju

solusi-solusi layak yang terbaik.

Model AG berpusat pada struktur

daripada kromosom yang mewakili

alternatif solusi. Jadi sebuah kromosom

merupakan sekumpulan variabel-variabel

keputusan sebagai gambar berikut. VAR-1 VAR-2 VAR-3 VAR-4 VAR-P

Gambar 2.3. Kromosom sebagai

Alternatif Solusi

Sumber: Soetopo W, 2012:85

Kromosom adalah alternatif solusi,

maka setiap kromosom mempunyai nilai

kinerja. Karenanya model otimasi AG

bertujuan untuk mendapatkan kromosom

terbaik yang mempunyai nilai kinerja

terbaik pula.

Model optimasi AG adalah proses

optimasi yang secara iteratif

mengembangkan suatu populasi daripada

kromosom-kromosom (alternatif-

alternatif solusi) sehingga tercapailah

suatu populasi homogen daripada

kromosom (alternatif solusi) yang

terbaik.

Secara garis besar maka proses

pengembangan populasi kromosom

dengan cara AG itu terdiri dari pada 3

komponen berikut ini.

1. Reproduksi

2. Crossover

3. Mutasi

Reproduksi adalah proses seleksi

terhadap kromosom yang terdapat pada

suatu populasi berdasarkan nilai kinerja

dari masing-masing kromosom.

Crossover adalah persilangan

diantara kromosom-kromosom yang ada

pada suatu generasi turunan. Hasil

persilangan ini membentuk populasi dari

generasi berikutnya. Pada contoh kasus

ini, maka persilangan antara dua

kromosom generasi turunan akan

menghasilkan satu kromosom baru. Pada

persilangan ini, maka setiap variabel dari

kromosom baru merupakan gabungan

antara dua variabel dari kedua kromosom

generasi turunan. Untuk variabel ke~I,

maka rumus stokastik penggabungan

adalah sebagai berikut.

Vi = V1i . U [0,1] + V2i . (1-U [0,1]) (2-20)

Dengan Vi adalah variabel dari

kromosom baru gabungan, V1i dan V2i

adalah varibel masing-masing dari kedua

kromosom generasi turunan, dan U [0,1]

adalah bilangan acak uniform antara 0

dan 1.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Studi

Waduk Klampis terletak di Sungai

Klampis, Desa Kramat, Kecamatan

Kedungdung Kabupaten Sampang.

Secara geografis Waduk Klampis terletak

pada koordinat 07o06’28” LS dan

113o13’14” BT.

Data-data yang Diperlukan

Data-data yang diperlukan dalam

studi ini meliputi :

1. Data Debit Inflow

Data ini digunakan untuk mengetahui

besarnya debit inflow di Waduk

Klampis. Data ini digunakan dalam

pengoptimalan Lepasan dengan

metode Algoritma Genetik.

2. Data Kebutuhan Air Irigasi

Data Kebutuhan air irigasi yang

digunakan pada studi ini adalah

kebutuhan irigasi di D.I.Klampis. Data

ini digunakan untuk mengetahui

besarnya debit lepasan waduk yang

diperlukan.

3. Data Evaporasi Waduk

Data evaporasi waduk digunakan

untuk mengetahui besarnya kehilangan

air yang terjadi di Waduk Klampis.

Data ini kemudian diolah dalam

pengoptimalan Lepasan dengan

metode Algoritma Genetik

4. Data Karakteristik Waduk

Data karakterisitik waduk yang

digunakan adalah data tampungan

aktif , tampungan mati, luas genangan

waduk, volume waduk, dan tinggi

waduk.

Tahapan Penyelesaian

Gambar 4. Diagram Alir Pengerjaan

Algoritma Genetik

Mulai

Perumusan

Parameter

Algoritma Genetik

Inisialisasi Populasi

Crossover

(Kawin Silang)

Reproduksi

Hasil Optimasi

Homogen

(Seragam)

Selesai

Tidak

Ya

Gambar 5. Diagram Alir Pengerjaan

Skripsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Produksi Tanam

Nilai produksi tanam akan

menggunakan data yang diperoleh dari

Dinas Pertanian untuk tanaman padi dan

palawija. Data tersebut digunakan untuk

membandingkan hasil produksi setelah

dilakukan optimasi dengan Algoritma

Genetik.

Tabel 1. Nilai Produksi

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Sampang

Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Produksi

Tahun 2004-2014

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Sampang

Simulasi Fungsi Produksi Panen

Tabel 3. Perhitungan Simulasi Nilai

Produksi Tahun 2004

Sumber : Perhitungan

Hasil produksi setelah dilakukan

simulasi pada tahun 2004 nilai produksi

menjadi 14,14 milyar rupiah dan rata-rata

produksi 4,71 milyar rupiah.

Mulai

Simulasi Operasi

Waduk Berdasarkan

Tampungan

Perumusan

Fungsi Model

Perumusan Parameter

Simulasi Berdasarkan

Tampungan

Optimasi Lepasan

berdasarkan

Tampungan dengan

Algoritma Genetik

Homogen

Kesimpulan

Selesai

Ya

Tidak

Debit

Inflow

Evaporasi

Waduk

Kebutuhan

Irigasi

Data

Karakteristik

Waduk

Padi MT 1 1.599 4.995

Palawija MT 1 704

Palawija MT 2 1.454 5.778

Palawija MT 3 925 4.9477.011.000

1.895.000

2.791.500

3.974.000

Rp/ha ha [Juta Rp]

Produksi Luasan Riil Produksi MT

Produksi Produksi

Maks. Riil

[juta Rp] [milyar Rp]

[1] [2] [3]

2004 15.720 14,10

2005 15.720 14,68

2006 15.720 13,80

2007 15.720 12,19

2008 15.720 14,33

2009 15.720 14,56

2010 15.720 14,86

2011 15.720 14,78

2012 15.720 14,55

2013 15.720 14,79

2014 15.720 11,73

Periode

Produksi Produksi

Awri Yri Yr Maks. Riil

[juta Rp] [milyar Rp]

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Jan-1 1,0000 1,0000

Jan-2 1,0000 1,0000

Jan-3 1,0000 1,0000

Feb-1 1,0000 1,0000 MT

Feb-2 1,0000 1,0000 I

Feb-3 1,0000 1,0000 0,95152 4.995,32 4,75

Mar-1 1,0000 1,0000

Mar-2 1,0000 1,0000

Mar-3 1,0000 1,0000

Apr-1 1,0000 1,0000

Apr-2 1,0000 1,0000

Apr-3 1,0000 1,0000

Mei-1 0,8088 0,9976

Mei-2 1,0000 1,0000

Mei-3 1,0000 1,0000

Jun-1 0,7365 0,9950 MT

Jun-2 0,7218 0,9943 II

Jun-3 0,6773 0,9920 0,97911 5.778,20 5,66

Jul-1 1,0000 1,0000

Jul-2 0,6388 0,9896

Jul-3 0,6140 0,9879

Ags-1 0,5967 0,9865

Ags-2 1,0000 1,0000

Ags-3 0,5621 0,9836

Sep-1 0,5152 0,9789

Sep-2 0,4571 0,9719

Sep-3 0,3686 0,9579

Okt-1 0,2902 0,9404 MT

Okt-2 0,2471 0,9278 III

Okt-3 1,0000 1,0000 0,75430 4.946,70 3,73

Nov-1 1,0000 1,0000

Nov-2 1,0000 1,0000

Nov-3 1,0000 1,0000

Des-1 0,1586 0,8926

Des-2 0,5404 0,9815 MT

Des-3 0,6100 0,9876 I

Periode

Perhitungan Simulasi Waduk Klampis Berdasarkan Tampungan Waduk

Aturan lepasan ditetapkan dengan cara coba-coba, dan pada aturan lepasan pada simulasi berdasarkan Tampungan Waduk di waduk

Klampis kali ini ditetapkan dengan interval 2%, mulai dari 0 – 100%. Dalam kondisi penuh waduk Klampis memiliki tampungan

maksimum operasi sebesar 10 juta m3, dengan tampungan aktif sebesar 7 juta m3 dan tampungan mati sebesar 3 juta m3.

Tabel 4. Simulasi Waduk Klampis Berdasarkan Tampungan Waduk

Dari perhitungan simulasi waduk Klampis berdasarkan Tampungan Waduk dari tahun 2004 – 2014 didapatkan rata-rata pemenuhan

waduk terhadap kebutuhan irigasi 80,70%. Ditinjau dari kinerja waduk Klampis terhadap pemenuhan irigasi D.I. Klampis dengan

pedoman lepasan waduk berdasarkan Tampungan Waduk yang ada sudah baik. Dengan dilakukan optimasi menggunakan metode

Algoritma Genetik akan dicoba meningkatkan produksi rata-rata dan meningkatkan fungsi kinerja waduk dengan menaikkan nilai produksi

rata-rata, yang akan menjadi fungsi tujuan dari optimasi dengan metode Algoritma Genetik.

Pct. Pct.

No. Tamp. Kebutuhan

[%] [%]

1 0,00 3,00

2 2,00 8,00

3 4,00 12,00

4 6,00 15,50

5 8,00 17,50

6 10,00 22,00

7 12,00 25,50

8 14,00 27,50

9 16,00 30,25

10 18,00 34,40

11 20,00 37,65

12 22,00 40,50

13 24,00 41,78

14 26,00 46,00

15 28,00 47,80

16 30,00 50,00

17 32,00 51,68

18 34,00 53,00

19 36,00 54,76

20 38,00 56,33

21 40,00 58,00

22 42,00 60,00

23 44,00 61,00

24 46,00 62,50

25 48,00 63,09

26 50,00 65,25

27 52,00 66,55

28 54,00 68,00

29 56,00 70,00

30 58,00 71,25

31 60,00 72,87

32 62,00 73,66

33 64,00 75,00

34 66,00 76,00

35 68,00 77,60

36 70,00 78,50

37 72,00 79,80

38 74,00 82,87

39 76,00 83,10

40 78,00 85,70

41 80,00 86,50

42 82,00 87,25

43 84,00 88,90

44 86,00 89,50

45 88,00 90,00

46 90,00 91,00

47 92,00 92,35

48 94,00 97,80

49 96,00 98,00

50 98,00 99,00

51 100,00 100,00

7 juta m3 2004 ave 80,40

3 juta m3 86400 min 3,00

Pct. Cek Cek Cek Tampungan Aktif Waduk OUTFLOW PASOKAN IRIGASI

Tahun No. Periode Banyak INFLOW KEBUTUHAN INFLOW KEBUTUHAN Luas MAW Tinggi Volume Tamp.Aktif tamp. pasokan Ada SPILLOUT

hari IRIGASI IRIGASI awal evaporasi kehilangan mati cukup Limpahan Awal Akhir Volume Persen Defisit

[m³/dt] [m³/dt] [juta m³] [juta m³] [km²] [mm/hari] [juta m³] [%] [%] [juta m³] [0/1] [0/1] [0/1] periode periode [juta m³] [%] [0/1] [juta m³]

[2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23]

1 1 Jan-1 10 4,683 0,000 4,04611 0,00000 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,00000 0 0 0 7,000 7,000 0,00000 100,00 0 3,89889

1 2 Jan-2 10 4,781 0,591 4,13078 0,51041 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,51041 0 0 0 7,000 7,000 0,51041 100,00 0 3,47315

1 3 Jan-3 11 4,886 3,863 4,64365 3,67185 2,45363 6,0 0,16194 100,00 100,00 3,67185 0 0 0 7,000 7,000 3,67185 100,00 0 0,80987

1 4 Feb-1 10 3,953 1,989 3,41539 1,71828 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 1,71828 0 0 0 7,000 7,000 1,71828 100,00 0 1,54990

1 5 Feb-2 10 3,887 1,403 3,35837 1,21177 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 1,21177 0 0 0 7,000 7,000 1,21177 100,00 0 1,99938

1 6 Feb-3 9 3,956 1,348 3,07619 1,04857 2,45363 6,0 0,13250 100,00 100,00 1,04857 0 0 0 7,000 7,000 1,04857 100,00 0 1,89512

1 7 Mar-1 10 3,198 0,000 2,76307 0,00000 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,00000 0 0 0 7,000 7,000 0,00000 100,00 0 2,61585

1 8 Mar-2 10 3,168 0,925 2,73715 0,79961 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,79961 0 0 0 7,000 7,000 0,79961 100,00 0 1,79032

1 9 Mar-3 11 3,218 2,309 3,05839 2,19423 2,45363 6,0 0,16194 100,00 100,00 2,19423 0 0 0 7,000 7,000 2,19423 100,00 0 0,70221

1 10 Apr-1 10 0,380 0,000 0,32832 0,00000 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,00000 0 0 0 7,000 7,000 0,00000 100,00 0 0,18110

1 11 Apr-2 10 0,180 0,000 0,15552 0,00000 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,00000 0 0 0 7,000 7,000 0,00000 100,00 0 0,00830

1 12 Apr-3 10 0,120 2,242 0,10368 1,93750 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 1,93750 0 0 1 7,000 5,019 1,93750 100,00 0 0,00000

1 13 Mei-1 10 0,016 0,623 0,01382 0,53829 2,04373 6,0 0,12262 71,70 79,60 0,42850 0 0 1 5,019 4,482 0,42850 79,60 1 0,00000

1 14 Mei-2 10 0,004 0,000 0,00346 0,00000 1,92951 6,0 0,11577 64,02 75,01 0,00000 0 0 1 4,482 4,369 0,00000 100,00 0 0,00000

1 15 Mei-3 11 0,001 0,000 0,00095 0,00000 1,90475 6,0 0,12571 62,42 73,94 0,00000 0 0 1 4,369 4,245 0,00000 100,00 0 0,00000

1 16 Jun-1 10 0,000 0,080 0,00000 0,06945 1,87775 6,0 0,11266 60,64 73,12 0,05078 0 0 1 4,245 4,081 0,05078 73,12 1 0,00000

1 17 Jun-2 10 0,000 0,439 0,00000 0,37936 1,84306 6,0 0,11058 58,30 71,49 0,27122 0 0 1 4,081 3,699 0,27122 71,49 1 0,00000

1 1 18 Jun-3 10 0,000 0,382 0,00000 0,33014 1,75899 6,0 0,10554 52,85 67,16 0,22174 0 0 1 3,699 3,372 0,22174 67,16 1 0,00000

2004 1 19 Jul-1 10 0,000 0,000 0,00000 0,00000 1,68737 6,0 0,10124 48,17 63,28 0,00000 0 0 1 3,372 3,271 0,00000 100,00 0 0,00000

1 20 Jul-2 10 0,000 0,149 0,00000 0,12849 1,66521 6,0 0,09991 46,73 62,71 0,08058 0 0 1 3,271 3,090 0,08058 62,71 1 0,00000

1 21 Jul-3 11 0,000 0,137 0,00000 0,13013 1,62518 6,0 0,10726 44,15 61,11 0,07953 0 0 1 3,090 2,904 0,07953 61,11 1 0,00000

1 22 Ags-1 10 0,000 0,257 0,00000 0,22165 1,58272 6,0 0,09496 41,48 59,48 0,13183 0 0 1 2,904 2,677 0,13183 59,48 1 0,00000

1 23 Ags-2 10 0,000 0,000 0,00000 0,00000 1,53217 6,0 0,09193 38,24 56,53 0,00000 0 0 1 2,677 2,585 0,00000 100,00 0 0,00000

1 24 Ags-3 11 0,000 0,560 0,00000 0,53201 1,51074 6,0 0,09971 36,93 55,49 0,29520 0 0 1 2,585 2,190 0,29520 55,49 1 0,00000

1 25 Sep-1 10 0,000 0,811 0,00000 0,70100 1,42107 6,0 0,08526 31,28 51,08 0,35806 0 0 1 2,190 1,747 0,35806 51,08 1 0,00000

1 26 Sep-2 10 0,000 0,839 0,00000 0,72483 1,32010 6,0 0,07921 24,95 43,79 0,31738 0 0 1 1,747 1,350 0,31738 43,79 1 0,00000

1 27 Sep-3 10 0,000 0,778 0,00000 0,67199 1,22730 6,0 0,07364 19,29 36,49 0,24520 0 0 1 1,350 1,031 0,24520 36,49 1 0,00000

1 28 Okt-1 10 0,000 0,627 0,00000 0,54158 1,15353 6,0 0,06921 14,73 28,50 0,15438 0 0 1 1,031 0,808 0,15438 28,50 1 0,00000

1 29 Okt-2 10 0,000 0,511 0,00000 0,44192 1,10046 6,0 0,06603 11,54 24,69 0,10911 0 0 1 0,808 0,632 0,10911 24,69 1 0,00000

1 30 Okt-3 11 0,000 0,000 0,00000 0,00000 1,05896 6,0 0,06989 9,03 19,83 0,00000 0 0 1 0,632 0,563 0,00000 100,00 0 0,00000

1 31 Nov-1 10 0,057 0,000 0,04925 0,00000 1,04230 6,0 0,06254 8,04 17,58 0,00000 0 0 1 0,563 0,549 0,00000 100,00 0 0,00000

1 32 Nov-2 10 0,017 0,000 0,01469 0,00000 1,03873 6,0 0,06232 7,85 17,35 0,00000 0 0 1 0,549 0,502 0,00000 100,00 0 0,00000

1 33 Nov-3 10 0,005 0,000 0,00432 0,00000 1,02800 6,0 0,06168 7,17 16,67 0,00000 0 0 1 0,502 0,444 0,00000 100,00 0 0,00000

1 34 Des-1 10 2,536 1,020 2,19110 0,88118 1,01368 6,0 0,06082 6,35 15,85 0,13963 0 0 1 0,444 2,435 0,13963 15,85 1 0,00000

1 35 Des-2 10 2,695 3,449 2,32848 2,98030 1,47680 6,0 0,08861 34,78 53,69 1,60012 0 0 1 2,435 3,075 1,60012 53,69 1 0,00000

1 36 Des-3 11 2,781 1,382 2,64306 1,31320 1,62072 6,0 0,10697 43,92 60,96 0,80055 0 0 1 3,075 4,810 0,80055 60,96 1 0,00000

Sumber : Perhitungan

Keterangan: 1. tahun 7. Inflow Waduk (juta m3) 13. Persen Keb.+ Slope * ([12] - Persen Tamp.) 19. Jika [15]<>0; maka 0; jika [17]<>0; maka [7]+[18]-[11]-[14]; jika tidak Kapasitas Tamp. Aktif

2. No 8. Keb. Irigasi (juta m3) 14. [13]*[8]/100 20. Jika [15]<>0; maka 0; jika tidak [16]<>0; maka [7]+[18]-[11]-[19]; jika tidak [14]

3. Periode 9. Data Teknis Waduk 15. Jika [7]+[18]-[11] >= 0; maka 0; jika tidak 1 21. Jika [6]=0; maka 100; jika [20]-[8]<=0; maka 0; Round (100*[20]/[8])

4. Banyak Hari 10. Perhitungan Penman Modifikasi 16. Jika [7]+[18]-[11]-[14] >= 0; maka 0; jika tidak 1 22. Jika [21]>=100; maka 0; jika tidak 1

5. Inflow Waduk 11. [4]*[9]*[10]/1000 17. Jika [7]+[18]-[11]-[14] > 7, maka 0; jika tidak 1 23. Jika [17] = 0 maka 0; jika tidak ([5]+[18]-[11]-[19]-[20])

6. Keb. Irigasi 12. 100*[18]/Tampungan Aktif 18. Kapasitas Tampungan Awal Waduk

[1]

Detik per hari

EVAPORASI

[juta m³]

PCT

Kebutuhan

Kapasitas Tamp. Aktif Tahun Awal

Kapasitas Tamp. Mati

Model Simulasi Optimasi Algoritma

Genetik

Umum

Model Algoritma Genetik berpusat

pada kromosom-kromosom yang

mewakili alternatif solusi, alternatif

solusi pada studi kali ini yaitu berupa

aturan lepasan waduk berdasarkan

Tampungan Waduk. Dengan fungsi

tujuan memaksimalkan kebutuhan

minimum untuk irigasi. Cara kerja Algoritma Genetik pada studi kali ini

dengan mensimulasikan waduk

berdasarkan Tampungan Waduk selama

11 tahun (2004-2014) dengan

meningkatkan rata-rata produksi panen

(fungsi tujuan).

Tabel 5. Contoh Alternatif Aturan

Lepasan Berdasarkan Tampungan Pada

Optimasi Algortima Genetik

Sumber : Perhitungan

Model optimasi Algoritma Genetika

adalah proses optimasi yang secara

iteratif mengembangkan dari suatu

populasi (kromosom-kromosom)

daripada kromosom (alternatif lepasan

waduk) sehingga tercapailah suatu

kumpulan variabel lepasan waduk yang

homogen (seragam) daripada variabel

lepasan waduk yang terbaik.

Reproduksi

Reproduksi adalah proses seleksi

terhadap kromosom yang terdapat pada

suatu populasi berdasarkan nilai kinerja

dari masing-masing kromosom. Dalam

penentuan nilai kinerja (ranking),

semakin besar nilai fungsi tujuan maka

semakin baik kinerja dari kromosom

tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan

proses copy, proses copy atau proses

pemilihan generasi terbaik ini akan

menjadi generasi turunan yang berikutnya

. Proses seleksi disini memilih 16

variabel lepasan waduk terbaik

(diranking) dari kumpulan variabel aturan

lepasan waduk yang berjumlah 120.

Tabel 6. Contoh 120 Kromosom Beserta

Fungsi Kinerja Algoritma Genetik

Sumber : Perhitungan

Dari 120 kromosom tersebut pada

satu generasi populasi, tiap-tiap

kromosom memiliki nilai kinerja

terhadap fungsi tujuan. Berdasarkan

fungsi kinerja tersebut akan di seleksi

menjadi 16 kromosom terpilih yang

memiliki kinerja terbaik pada suatu

populasi.

Tabel 7. Contoh Kromosom Hasil Seleksi

Sumber : Perhitungan

Dalam proses optimasi dari 16

kromosom diatas akan dijadikan generasi

turunan selanjutnya dengan melalui

proses crossover, berhenti ketika antar

kromosom homogen.

Crossover

Crossover adalah persilangan antara

kromosom yang ada pada suatu generasi

turunan. Crossover merupakan bagian

dari proses reproduksi. Hasil persilangan

ini membentuk populasi dari generasi

berikutnya (dalam studi ini sebanyak 120

kromosom). Pada studi ini persilangan

antara dua kromosom generasi turunan

akan menghasilkan satu kromosom baru.

Vi = V1i . U [0,1] + V2i . (1-U [0,1])

Tabel 8. Tabel Proses Crossover

Sumber : Perhitungan

Vi = 11,5976 . 0,0437 + 11,5731 . (1-

0,0437)

Vi = 11,5926

Dengan Vi adalah variabel dari

kromosom baru gabungan, V1i dan V2i

adalah varibel masing-masing dari kedua

kromosom generasi turunan, dan U [0,1]

adalah bilangan acak uniform antara 0

dan 1.

Model Optimasi Lepasan Waduk

Klampis dengan Algoritma Genetik

Proses optimasi Algoritma Genetik

ini berlangsung secara iteratif dengan

menghitung secara langsung kinerja

kromosom (alternatif aturan lepasan)

pada simulasi waduk selama 12 tahun.

Berikut adalah tahapan optimasi

Algoritma Genetik :

1. Proses Inisialisasi

Pada proses Inisialisasi maka

dibangkitkan secara stokastik

populasi pertama sebanyak 16

kromosom (Alternatif Aturan

Lepasan). Satu kromosom

dibangkitkan melalui dua tahap yaitu

:

20 Iterasi awal

200 Iterasi lanjutan dengan kisaran acak 2 – 0,0001

2. Crossover

Setelah terbentuk 16 kromosom pada

generasi pertama hasil bangkitan dari

proses Inisialisasi, kemudian

dilakukan proses Crossover. Proses

ini merupakan persilangan antara

kromosom pada suatu generasi

turunan. Pada proses ini maka ada

prioritas bagi kromosom hasil

Crossover adanya perbaikan minimal

1 kali. Proses Crossover ini akan

menghasilkan 120 kromosom baru

hasil kombinasi antar generasi.

3. Proses Perbaikan

Dari 120 kromosom hasil Crossover

kemudian dipilihlah 16 kromosom

terbaik berdasarkan fungsi

kinerja/fungsi tujuan. Generasi

populasi 16 kromosom hasil seleksi

inilah yang akan menjadi generasi

turunan berikutnya.

No 1 2 3 4 5 6 -- 16

Posisi 6 18 83 31 80 1 -- 23

Kinerja 4,6839 4,6839 4,6839 4,6839 4,6839 4,6839 -- 4,6839

1 2 3 4 5 6 -- 16

0,00 0,952 0,951 0,951 0,951 0,951 0,951 -- 0,951

2,00 0,974 0,974 0,972 0,973 0,973 0,968 -- 0,970

4,00 0,976 0,980 0,980 0,980 0,979 0,981 -- 0,979

6,00 0,928 0,930 0,929 0,928 0,930 0,930 -- 0,928

8,00 0,736 0,738 0,738 0,737 0,737 0,735 -- 0,738

10,00 0,868 0,866 0,866 0,868 0,868 0,867 -- 0,866

12,00 0,843 0,845 0,845 0,844 0,845 0,843 -- 0,845

14,00 0,518 0,515 0,516 0,516 0,518 0,518 -- 0,516

16,00 0,737 0,737 0,737 0,738 0,737 0,737 -- 0,737

18,00 0,858 0,856 0,857 0,858 0,858 0,856 -- 0,858

20,00 0,855 0,854 0,854 0,856 0,854 0,855 -- 0,854

22,00 0,732 0,731 0,729 0,721 0,729 0,734 -- 0,729

24,00 0,705 0,709 0,709 0,708 0,706 0,707 -- 0,707

26,00 0,457 0,455 0,455 0,455 0,455 0,455 -- 0,455

28,00 0,411 0,411 0,409 0,406 0,408 0,409 -- 0,409

30,00 0,453 0,447 0,450 0,448 0,448 0,448 -- 0,447

32,00 0,404 0,405 0,405 0,405 0,404 0,405 -- 0,405

-- -- -- -- -- -- -- -- --

78,00 0,292 0,290 0,290 0,290 0,293 0,290 -- 0,290

80,00 0,281 0,277 0,275 0,281 0,287 0,297 -- 0,289

82,00 0,371 0,374 0,370 0,372 0,364 0,371 -- 0,364

84,00 0,209 0,212 0,216 0,211 0,210 0,210 -- 0,214

86,00 0,180 0,178 0,183 0,178 0,175 0,188 -- 0,177

88,00 0,258 0,260 0,263 0,261 0,257 0,259 -- 0,260

90,00 0,258 0,269 0,257 0,266 0,266 0,263 -- 0,270

92,00 0,427 0,434 0,441 0,434 0,444 0,427 -- 0,429

94,00 0,555 0,549 0,552 0,554 0,546 0,552 -- 0,548

96,00 0,431 0,431 0,431 0,431 0,430 0,431 -- 0,431

98,00 0,341 0,345 0,341 0,344 0,341 0,340 -- 0,337

100,00 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 -- 1,000

Tampungan Waduk (%)Kromosom (Lepasan Waduk %)

1 2 3 4 -- 14 15 16

4,01 4,01 4,01 4,01 -- 4,01 4,01 4,02

8,12 8,12 8,11 8,11 -- 8,11 8,11 8,12

12,24 12,25 12,24 12,25 -- 12,25 12,23 12,26

16,15 16,17 16,16 16,16 -- 16,17 16,14 16,18

19,26 19,28 19,27 19,27 -- 19,28 19,25 19,29

22,92 22,93 22,92 22,93 -- 22,93 22,91 22,96

26,47 26,50 26,48 26,49 -- 26,49 26,47 26,52

28,66 28,67 28,66 28,67 -- 28,67 28,64 28,70

31,76 31,78 31,77 31,78 -- 31,78 31,75 31,82

35,38 35,39 35,38 35,40 -- 35,40 35,36 35,44

38,99 38,99 38,98 39,00 -- 39,00 38,97 39,05

42,08 42,07 42,06 42,05 -- 42,03 42,04 42,13

45,05 45,06 45,05 45,03 -- 45,01 45,02 45,12

46,98 46,98 46,97 46,95 -- 46,95 46,95 47,04

48,71 48,71 48,69 48,66 -- 48,67 48,68 48,77

50,62 50,60 50,59 50,55 -- 50,56 50,57 50,66

52,33 52,31 52,29 52,26 -- 52,26 52,27 52,38

53,77 53,71 53,74 53,68 -- 53,69 53,69 53,80

-- -- -- -- -- -- -- --

86,04 85,96 85,96 85,95 -- 85,91 85,97 85,98

87,23 87,13 87,12 87,14 -- 87,08 87,18 87,20

88,79 88,71 88,68 88,71 -- 88,65 88,73 88,74

89,67 89,60 89,59 89,60 -- 89,56 89,62 89,64

90,43 90,35 90,36 90,35 -- 90,32 90,38 90,39

91,52 91,45 91,47 91,44 -- 91,38 91,47 91,49

92,60 92,59 92,55 92,56 -- 92,51 92,57 92,63

94,40 94,42 94,41 94,40 -- 94,41 94,41 94,44

96,74 96,73 96,74 96,73 -- 96,73 96,74 96,76

98,56 98,55 98,56 98,55 -- 98,56 98,56 98,58

100,00 100,00 100,00 100,00 -- 100,00 100,00 100,00

100,00 100,00 100,00 100,00 -- 100,00 100,00 100,00

94

96

98

100

%

84

86

88

90

92

78

80

82

34

--

24

26

28

30

32

Tampungan Waduk Lepasan Waduk (%)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

22

4. Kondisi Optimal

Proses perbaikan ini akan berhenti

hingga antara kromosom satu dengan

lainnya sudah identik satu sama lain

atau seragam. Seragam (homogen)

dalam hal ini menandakan pada

sebuah populasi sudah didominasi

oleh satu jenis kromosom terbaik

saja. Maka sudah tidak

memungkinkan lagi untuk

melakukan perbaikan nilai kinerja.

Rekapitulasi Hasil Optimasi Algoritma

Genetik

Secara umum hasil perhitungan

iteratif dari optimasi Algoritma Genetika

yang telah optimal berdasarkan fungsi

tujuan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 9. Rekap Hasil Iterasi Optimasi

Metode Algoritma Genetik

Dari Tabel Rekap Hasil Iterasi

Optimasi Metode Algotitma Genetik

dapat dilihat bahwa kondisi populasi

mengacu pada hasil fungsi tujuan sudah

seragam(homogen) tercapai pada

generasi turunan ke 10. Dapat

diasumsikan bahwa nilai dari 51 lepasan

pada tiap-tiap kondisi tampungan waduk

(aturan lepasan waduk berdasarkan

Tampungan Waduk) sudah optimal

dengan nilai kinerja 4,6839. Nilai tersebut merupakan nilai dari nilai

minimum produksi rata-rata daerah

irigasi Klampis. Seiring dengan

homogennya fungsi tujuan maka aturan

lepasan yang menjadi gen/variabel

menjadi homogen pula. Berikut Tabel

hasil optimasi dalam pencarian alternatif

aturan lepasan berdasarkan Tampungan

Waduk.

Tabel 9. Aturan Lepasan Berdasarkan

Tampungan Waduk Hasil Optimasi

Algortima Genetik

Sumber : Perhitungan

Berdasarkan hasil fungsi tujuan dan

alternatif aturan lepasan waduk yang

sudah homogen (seragam) maka

ditetapkan aturan lepasan pada waduk

Klampis berdasarkan Tampungan Waduk

yang dianggap paling optimal dengan

menggunakan metode Algoritma Genetik

adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Pedoman Lepasan Hasil

Optimasi Metode Algoritma Genetik

Sumber : Perhitungan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

II 0,59 0,52 0,21 0,23 0,28 0,38 0,59 0,53 0,36 0,46 0,04 0,38

III 3,86 3,56 1,87 1,91 2,01 3,48 3,85 3,80 2,25 2,97 0,20 2,71

I 1,99 1,41 0,64 0,62 0,58 1,78 1,32 1,52 0,39 1,03 0,08 1,03

II 1,40 1,12 0,65 0,44 0,61 1,40 1,14 0,92 0,74 0,62 0,20 0,84

III 1,35 1,09 0,65 0,42 0,70 1,20 1,20 0,69 0,93 0,47 0,25 0,81

I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

II 0,93 0,93 0,79 0,50 0,68 0,93 0,93 0,62 0,93 0,59 0,38 0,74

III 2,54 2,50 2,54 1,58 2,14 2,54 2,51 1,92 2,54 2,08 1,25 2,19

I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

III 2,04 2,04 2,04 1,25 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 1,64 1,93

I 0,50 0,62 0,62 0,29 0,62 0,62 0,56 0,62 0,62 0,62 0,50 0,56

II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

III 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

I 0,06 0,08 0,08 0,03 0,08 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08 0,07

II 0,32 0,44 0,41 0,22 0,41 0,44 0,36 0,39 0,44 0,44 0,44 0,39

III 0,24 0,33 0,31 0,19 0,31 0,35 0,27 0,30 0,35 0,32 0,35 0,30

I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

II 0,09 0,13 0,12 0,09 0,12 0,15 0,11 0,12 0,15 0,13 0,15 0,12

III 0,09 0,13 0,12 0,09 0,12 0,15 0,11 0,12 0,15 0,13 0,14 0,12

I 0,15 0,22 0,20 0,15 0,20 0,24 0,17 0,19 0,26 0,22 0,24 0,20

II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

III 0,31 0,45 0,42 0,31 0,42 0,50 0,36 0,40 0,55 0,44 0,50 0,42

I 0,42 0,62 0,56 0,41 0,56 0,69 0,49 0,54 0,73 0,60 0,66 0,57

II 0,38 0,58 0,53 0,37 0,53 0,64 0,45 0,51 0,70 0,56 0,63 0,54

III 0,29 0,49 0,45 0,27 0,45 0,55 0,37 0,43 0,59 0,48 0,53 0,44

I 0,18 0,36 0,32 0,17 0,32 0,40 0,26 0,31 0,44 0,35 0,39 0,32

II 0,13 0,27 0,27 0,12 0,24 0,30 0,20 0,23 0,42 0,26 0,34 0,25

III 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

III 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

I 0,16 0,46 0,58 0,81 0,39 1,01 0,57 0,33 1,02 0,42 0,76 0,59

II 1,86 1,39 1,81 2,53 1,18 3,45 2,36 1,80 3,45 1,06 2,30 2,11

III 0,84 0,22 0,36 0,67 0,21 1,36 0,91 0,70 1,06 0,03 0,56 0,63

Desember

Tahun

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Bulan Periode Rata-rata

Januari

Pct. Pct.

No. Tamp. Kebutuhan

[%] [%]

1 0,00 4,01

2 2,00 8,12

3 4,00 12,24

4 6,00 16,15

5 8,00 19,26

6 10,00 22,92

7 12,00 26,47

8 14,00 28,66

9 16,00 31,76

10 18,00 35,38

11 20,00 38,99

12 22,00 42,08

13 24,00 45,05

14 26,00 46,98

15 28,00 48,71

16 30,00 50,62

17 32,00 52,33

18 34,00 53,77

19 36,00 55,64

20 38,00 57,17

21 40,00 58,61

22 42,00 60,25

23 44,00 61,42

24 46,00 63,49

25 48,00 64,86

26 50,00 66,35

27 52,00 67,13

28 54,00 68,81

29 56,00 70,59

30 58,00 72,06

31 60,00 73,24

32 62,00 74,76

33 64,00 76,05

34 66,00 76,87

35 68,00 78,89

36 70,00 79,75

37 72,00 81,09

38 74,00 82,87

39 76,00 84,81

40 78,00 86,04

41 80,00 87,23

42 82,00 88,79

43 84,00 89,67

44 86,00 90,43

45 88,00 91,52

46 90,00 92,60

47 92,00 94,40

48 94,00 96,74

49 96,00 98,56

50 98,00 100,00

51 100,00 100,00

Gambar 5. Grafik Hasil Optimasi Aturan

Lepasan Berdasarkan Tampungan Waduk

Sumber : Perhitungan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisa pada bab-bab

sebelum dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari simulasi operasi waduk dengan

menggunakan aturan lepasan

berdasarkan Tampungan Waduk,

maka dapat dikemukakan hal-hal

sebagai berikut :

Dari 432 periode operasi telah terjadi 329 periode limpahan.

Dari perhitungan simulasi waduk

Klampis berdasarkan Tampungan

Waduk selama 11 tahun, mulai dari

2004-2014 didapatkan rata-rata

pemenuhan Irigasi sebesar 80,40%

dan nilai produksi rata-rata yaitu

12,94 milyar rupiah.

2. Dari simulasi waduk Klampis

berdasarkan Tampungan Waduk akan

dilakukan peningkatan nilai minimum

penuhan irigasi, nilai minimum

pemenuhan irigasi ini menjadi fungsi

tujuan optimasi Algoritma Genetik.

Rumusan model optimasi dengan

Algortima Genetik langkah awal yaitu

dengan melakukan proses Inisialisasi. Dari proses Inisialisasi dibangkitkan

16 kromosom dengan cara stokastik

sebagai populasi awal dari kromosom

yang akan dikembangkan, pada tiap-

tiap kromosom memiliki 21 gen dan

setiap kromosom memiliki nilai

kinerja berdasarkan fungsi tujuan

optimasi. Setelah proses Inisialisasi

dilakukan, kemudian populasi tersebut

dikembangkan memalalui proses

crossover atau persilangan antar

generasi, terbentuklah 120 kromosom

hasil crossover. Berikutnya adalah

proses reproduksi yaitu proses seleksi,

memilih 16 kromosom terbaik dari

120 kromosom berdasarkan fungsi

kinerja. Selain dilakukan berdasarkan

ranking terhadap nilai kinerja setiap

kromosom, juga ada prioritas bagi

kromosom yang ada perbaikannya

(minimal 1 kali). Selanjutnya dari 16

kromosom hasil seleksi tersebut

dijadikan generasi turunan selanjutnya

dan dilakukan proses crossover

kembali dengan mekanisme yang

sama. Proses reproduksi tersebut akan

berhenti jika antar kromosom pada

suatu populasi sudah homogen. Hal

tersebut menandakan pada proses

perbaikan antar kromosom sudah

identik satu sama lain, jadi proses

perbaikan sudah tidak memungkinkan

lagi dilakukan. Pada proses crossover

dalam studi ini generasi turunan

terbentuk hingga 10 turunan untuk

mecapai kondisi homogen.

3. Dari hasil optimasi dengan Algoritma

Genetik dapat dikemukakan hasil

optimasi lepasan berdasarkan Tampungan

Waduk selama 11 tahun (2004-2014)

didapatkan peningkatan nilai minimum

pemenuhan irigasi yaitu 80,70% dan

peningkatan nilai produksi rata-rata yaitu

14,05 milyar rupiah.

Saran 1. Pada proses Inisialisasi, sebaiknya

populasi awal dan iterasi diperbanyak

sehingga akan menghasilkan solusi

yang lebih baik lagi yang mempunyai

nilai kinerja lebih baik pula.

2. Perlu adanya evaluasi terhadap PPT

rencana DI Pacal-Kerjo, dengan

meninjau kondisi existing terkini.

3. Pada pola operasi aktual, perlu adanya

peninjauan agar lepasan bisa

terkontrol menyesuaikan kondisi

tampungan waduk yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2004. Hidrologi dan

Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

2000. Panduan Penulisan

Skripsi. Malang : Jogja

Mediautama

Harto, Sri. 1993. Analisa Hidrologi.

Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Novianto, Imansyah. 2004. Studi Pola

Operasi dan Optimasi Sebagai

Alternatif Untuk Mengatasi

Masalah Keterbatasan Air Pada

Daerah Irigasi Waduk Klampis

Di Pulau Madura Kabupaten

Sampang Provinsi Jawa Timur.

Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Jurusan Teknik Pengairan

Universitas Brawijaya Malang.

Limantara. L.M. 2010. Hidrologi Praktis.

Bandung: Lubuk Agung.

Limantara. L.M. 2010. Hidrologi Teknik

Dasar. Malang: Citra Malang.

Mc. Mahon, T.A, Mein, R.G. 1978.

Reservoir Capacity and Yield.

Amsterdam: Elvesier Scientific

Publishing Company.

Dinas Pengairan Kabupaten Sampang

Dinas Pertanian Kabupaten Sampang

Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

Sumberdaya Air Wilayah Sungai

Madura. Pamekasan

Soetopo, Widandi. 2012. Model-model

Simulasi Stokastik untuk Sistem

Sumberdaya Air. Malang:

Asrori.

Soetopo, Widandi. 2010. Operasi Waduk

Tunggal. Malang: Citra Malang.

Soetopo,Widandi, 2007. Penerapan

Model Sinus-Perkalian Pada

Rumusan Fungsi Kinerja Irigasi

Untuk Optimasi Dengan

Program Dinamik. Jurnal

Teknik. ISSN 0854 – 2139.

Soemarto, CD. 1986. Hidrologi Teknik

Edisi I. Surabaya: Penerbit

Usaha Nasional.

Soewarno , 2000. Hidrologi Operasional

Jilid kesatu. Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti

Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. 1987.

Hidrologi Untuk Pengairan.

Jakarta: Paradnya Paramita.

Sudjarwadi. 1988. Operasi Waduk.

Yogyakarta: KMTS Universitas

Gajah Mada.

Suhardjono,1994. Kebutuhan Air

Tanaman. Malang : ITN Malang

Press