1. transkrip pidato 2. transkrip wawancarakc.umn.ac.id/204/8/lampiran.pdf · mana? pake oknum rt...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
125
LAMPIRAN
1. Transkrip Pidato
2. Transkrip Wawancara
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
126
Transkrip Pidato
Transkrip Pidato Peresmian Transaksi Sewa Rusun Melalui Bank DKI
(04 September 2014)
Saya mohon maaf. Saya harus bicara sangat sangat keras soal rumah susun,
karena kelas menegah saja itu tidak cukup untuk dapat rumah tinggal. Saya Tanya
pasaran rumah susun seperti ini kalo yang punya uang dia berani beli 50 sampai 60 juta
ini kondisi, dulu sebelum saya masuk ke sini ini pasarannya masih belasan juta kalo di
cakung masuknya masih tiga setengah juta klo di kampung muara itu sudah 120 juta.
Kalo di kalibata itu sudah 400 juta di benhil sudah 300 – 400 juta, itu di petamburan
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
127
pun udah ratusan juta, jadi kita bisa bayangkan saya bisa mengerti kalo saya dikasih
rumah susun lalu ada yang mau menawarkan saya 50 juta, saya ambil, saya pilih balik
lagi ke sungai tinggal di waduk. Saya balik ke waduk pluit saya punya uang 10 juta saya
bisa bikin rumah beton, 5 juta saya bisa jual voucher mungkin sisa uang 30 juta kawin
lagi, iya kan? Punya uang..!! ibu ibu yang janda juga bisa kawin lagi kalo punya uang,
tinggal bilang siapa lelaki yang mau. jadi ini persoalan yang manusiawi makannya di
tambah lagi pejabat kita korup, Main pejabat kita. Dan di rusun yang mainin yang
mana? Pake oknum RT bisa, oknum RW bisa, oknum caleg bisa, oknum sampah bisa,
iya kan?? Atau memang ada oknum jual beli rusun yang hidupnyanya di rusun, dia
seperti calo, makannya saya bilang sama pak Jonathan, semua harus di Pecat..!!! tidak
ada toleransi kalo kita tidak, Pak Jonathan yang kita pecat, tapi saya agak kecewa
terhadap kartu yang dibuat oleh bank DKI.
Saya katakan, saya bukan meminta kartu Hotel, tiap ruangan ada satu kartu
menandakan penghuni, yang saya mau dibikin seperti ini. Ini kartu ATM ada nama bila
perlu ada foto, Sehingga waktu kami iseng dating ke rusun, saya mengetuk pintu ke unit
tertentu, saya akan minta setiap ruang menunjukan kartunya, kalo kartunya tidak seusai
nama dan foto, dan saya mengecek KTPnya, KTPnya pun harus alamat yang sama, kalo
tidak sama kita usir. Nah terus bapak ibu tau ngak kenapa saya ngotot pake bank DKI,
saya ngotot mau tambah duit sampe 30 trilyun untuk Bank DKI, supaya bank DKI
sekelas dengan bank BCA tetapi ada tugasnya, tugasnya mencetak kartu Jakarta pintar
itu atm sebetulnya nanti kartu PKL nanti kartu untuk rumah susun, supaya apa? Kalo
bapak ibu memalsukan kartu tanda rumah susun, itu hukumannya ringan, Cuma nyetak
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
128
saja. Tapi kalo saya mendakwa bapak ibu memalsukan kartu ATM Bank DKI, anda bisa
belasan tahun penjara. Karena ini kejahatan perbankan, jadi bapak ibu jangan senang
dulu. Saya sudah dua tahun di Jakarta ini, saya sudah lihat yang namanya oknum
Bajingan itu dari rayat jelata sampai pejabat ada oknumnya, jadi tidak ada toleransi.
Saya pernah mengancam sama rumah susun sama pak Jonathan kalo sistim ini
udah jadi kalo saya kirim orang, ada di rumah susun yang mau mengancam orang yang
mau membakar orang saya, mau mengahalangi orang saya, mengusir orang saya,
makannya saya bilang klo gitu Pak Heru beli lagi 9 pistol yang isi 15 peluru dengan
magazine kita akan dating menyandang pistol, saya ngomong jujur saja kalo anda
melawan saya tembak di tempat, jadi tidak ada di dunia ini yang boleh sewenang
wenang atas nama orang miskin nginjak nginjak peraturan, tidak ada!!. Ini musti tegas
karena kita bangun ribuan rumah pun orang miskin ga pernah dapet. Yang dapet hanya
calo calo dan pejabat kita pinter pinter mainnya, yang mainin siapa? Pencalo yang main,
honorer yang main setornya ke dia, jadi kalo ketangkap bukan PNS. Ini satpam yang
main, ini semua yang main, bukan PNS yang main. Itu pinternya luar biasa.
Makannya saya harap dengan kartu seperti ini kalo yang tinggal di rumah
susun tidak mau ganti alamat KTP ke rusun, usir saja. Tidak usah banyak alasan, kita
usir. Jadi sama kasusnya ketika kalo ketauan ini bapak ibu nangis darah pun saya tidak
akan ampuni tetap saya akan penjarakan itulah keadilan Tuhan. Kita tahu Tuhan maha
ampun maha penyayang, pengasih, tidak selama anda masih hidup. Tetapi, ketika anda
mati masuk akhirat masuk neraka itulah maha adilnya Tuhan. Itu maha adilnya Tuhan,
kita tidak bisa bilang mana maha kasihMu, mana pengampunanMu, mana kata Kamu
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
129
baik. Kenapa ada neraka? Neraka ada karena itu, makannya negara dikasi memegang
senjata supaya bisa menegakkan hukum, tanpa penegakkan hukum tidak ada ketertiban.
Tanpa ketertibaan tidak ada kenyamanan hidup. Ini tidak ada toleransi.
Ya sama mau ingatkan bapak ibu tinggal di rumah susun saya seneng lihat
yang tinggal dirumah susun muara baru lebih seger, karena sekarang saya kira anak
anak mainnya juga lebih baik. Nah lalu kenapa saya ingin ibu ibu berusaha semua uang
yang ibu punya dimasukan ke dalam bank, untuk apa? Supaya saya bisa tau, bapak ibu
betul betul miskin atau kaya. Untuk apa? Jadi saya katakan semakin orang Jakarta itu
miskin maka dia itu semakin wajib hukumnya memiliki rekening bank DKI. Untuk apa?
Supaya nanti bapak ibu naik bus pun bisa saya kasih diskon. Saya bisa melihat bapak
ibu anaknya butuh sekolah berapa. Misalnya seperti sekarang kalo anak sekolah
diswasta SMA, itu kira kira bayar uang sekolah bisa 250 -400 ditambah ongkos
transport 250 ribu, ditambah uang jajan macam macam bisa total total 800ribu 600-
800ribu, “belum beli buku”, iya betul. Sedangkan gaji minimum hanya 2,4 juta. Kalo
bapak ibu punya dua tiga anak mana bisa menyekolahkan anak di SMA atau SMK?
Makannya di Jakarta itu sangat menyedihkan bagi saya, sekolahnya jelek karena terlalu
banyak korupsi. Sekolahnya jelek mau amburuk 40 persen anak usia 16 -18 tahun di
Jakarta itu tidak sekolah. Jadi mau jadi apa kalo tidak sekolah? Lulus SMA, lulus
Sarjana saja susah mencari kerja. Makannya kami mau menaikkan kartu Jakarta pintar
supaya si anak ini cukup uang untuk sekolah. tetapi, ada tetapinya tidak bisa ditarik
semua uangnya. kalo kita kasih setahun 600.000 sebulan, itu kira kira kan dapetnya
7,2juta ditabungan si anak, klo langsung di ATM di Tarik, beli motor dia. Habis atau
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
130
diminta bapak emaknya habis makannya kartu ATM kami kami kunci. Uangnya itu
hanya bisa, saya harap bank DKI mendengarkan ide saya jangan salah ini. Klo
menerima 7,2 juta apa yang dia dilakukan, dia bayar uang sekolah pun tidak bisa bayar
kontan itu. Dia di sekolah harus pake EDC di tab, itu ada EDC alatnya itu. BRI punya
DKI juga punya, lalu beli bukunya kapan? Beli seragamanya kapan? Beli topi tasnya
kapan? Kita ada pameran setahun sekali namanya jakarta book fair atau toko yang di
tunjuk. Dia mau ke gramedia mau ke toko gunung agung ke toko buku manapun dia
harus bayarnya pake ATM ini bentuknya debit. Lalu uangnya transport bagaimana?
Mungkin kita akan batasi hanya boleh 100 ribu per minggu untuk dia tarik, lalu kalo
anak yang bisa hemat gimana? tasnya bukunya dia hemat, maka uang ini menjadi sisa
dengan bunganya menjadi rejeki anak itu, kita mengajari dia menabung. Jadi bantuan
seperti ini.
Bahkan nanti kedepan kalo terjadi bencana kebaran atau banjir di jakarta, tidak
ada lagi pembagian nasi. Tidak lagi pembagian nasi, pampers, supermie, aqua, semua
harus di beli. Dibeli dengan apa? Dengan kartu, jadi bantuan uang akan di transfer ke
dalam kartu orang yang mengalami musibah, kalo tidak coba kita lihat, banjir langsung
datang PMI masak 1000 bungkus nasi, dateng lagi buddha suci masak 2000 bungkus,
TNI kasih lagi, Bank kasih lagi, dinas sosial kasih lagi. Kumpul kumpul 8000 bungkus
nasi katanya laporan yang banjir Cuma 3000 orang. Lalu 5000nya kemana? Tidak ada
yang tahu, tidak ada yang tahu. Ini korupsi yang paling enak. Atas nama orang miskin,
makannya di jakarta itu banyak orang miskin di peihara supaya jadi proyek saya bilang.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
131
Jadi dia bilang bantuan miskin bantuan miskin apa yang dibantu? Bantuin kamu lebih
banyak dari pada miskinnya. Ini harus diubah.
Nah sama juga pampers kita kalo beli pas pasan, saya dulu pernah punya
pegawai, pegawai yang biasa dia bilang dia beli pampers. Saya kaget juga, royal juga
kamu beli pampers buat bayi yahh. Dia bilang enggak Pak, ini Cuma dipakai kalo ada
kawinan hajatan hari minggu jalan repot, pake pampers. Kalo di rumah mah gak
pampers telanjang aja pak tarok dibersiin. Tapi coba kalo banjir? Ibu ibu yang tidak
pernah pake pampers, “pak pampersnya kurang pak, pamepersnya kurang” begitu banjir
orang miskin pun memanfaatkan pake pampers, apa dia pakai? Tidak, sebagian dia jual
kembali. Sebagaian dapet bantuan supermi, aqua, pampers semua, kalo wartawan
datang “kami belum terima, kami belum terima”, bilang sama wartawan “kami belum di
perhatiin”. Nah ini mau kami ubah. Nanti kedepan anda mau beli pampers mau beli apa
dateng ke Indomaret ke apapun ke superindo atau apalah, anda harus bayar dengan e-
money. Jadi di situ kalo orang mau nyumbang silahkan nyumbang jualan, minta ADC
dari bank dapet uang baru di puter mau sumbang kembali ke rekening orang ini masing
masing urusan mereka. Jadi kalo mau bantu orang miskin, ini list orang miskin anda isi,
begitu isi bank bisa kasih tahu biasanya satu orang kita kasih aaa 10.000 perhari karena
jual nasinya mungkin 3000 atau 5000 kita keatasin 15000 lah katakan sehari sama
pampers macam macam, kalo banjir 10 hari yasudah kira kira kita kasih 300.000 atau
berapa. Jadi klo menyumbang melebihi 200.000 bank akan mengunci, bantuan ke orang
ini tidak bisa lagi diterima. Jadi kita bisa keluarkan list daftar siapa siapa penyumbang
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
132
untuk orang miskin ini nama namanya ini rekening banknya anda tidak perlu kawatir
dia butuh 300.000 misalnya.
Begitu yayasan Demi isi 300.000 saya mau isi 300.000 lagi di-blok. Bank akan
memberitahukan kepada saya, banknya rekeningnya tidak bisa diterima jadi itu penting,
dan bisa diatur sistem banknya itu Pak dengan CMS ini, jadi itu harapan saya tentang
perbank’an kita. Itu gunanya kita punya bank. Tidak minta dengan yang lain.jadi sistim
sistim inilah yang ingin kita bikin termasuk PKL, jadi boleh ga PKL jualan di dalam
komplek ini? Jual di dalam? Boleh, kita atur, kita atur dengan apa? Dengan kartu bank
juga, anda membuat pernyataan tidak boleh dijual, misal kaya di monas, kami sedang
membangun 339 unit. Itu kasih kepada PKL jualan di Monas itu luar biasa kita cek.
Kalo dia jual di Monas 500 juta orang beli, toko di Monas? Kalo saya PKL bodo amat
bodo amat dagang dijakarta mending 500 juta saya pulang kampung tau.
Nah kalo itu terjadi, tidak ada inkubator. Maunya kami Jakarta orang yang
miskin, orang yang belum beruntung selalu ada bersama kita sampai akhir jaman, pasti
ada orang miskin bersama kita, orang gak beruntung bersama kita. Karena itu, kita ingin
mengentas kemiskinan ini bantu dia. Sekolah, kesehatan, dagang, rumah, transport yang
murah kita mau yang atur tetapi ketika dia jadi kaya. Kalo saudara kaya raya mampu
beli apartemen masih mau nggak tinggal di rusun? *teriakan “enggak”. Nggak mau,
nggak mau lagi. Tapi yang terjadi sekarang, kita jadi kaya, tinggal di apartemen
rusunnya tetap punya dua puluh unit, disewakan ke orang. Pemerintah nyewain 5000 –
6000 sehari, yahhh 150.000 pak sampai 160.000 sebulan, anak mahasiswa STIP saja
berani bayar sejuta setengah sampe dua juta, nah itu disewain. Kalo kita ambil 10 unit
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
133
20 unit ya lumayan dapet 20 juta – 30 juta sebulan, dan itu yang terjadi. Oknum pejabat
kita banyak yang menguasai.
Dulu inget gak waktu kami jadi wakil gubernur kami ke sini?, saya tanya
kenapa rusun begitu banyak berantakan? Tidak ada yang mau tinggal dimarunda
katanya, terlalu jauh, Bohong juga tuh. Banyak orang yang mau tinggal musti nyetor.
Nah, saya yakin kenapa rumah susun ini saya tahan tidak boleh ada yang huni, karna di
sebelah ini KBN akan membangun pabrik besar besaran. Ini akan menyerap lebih dari
30.000 lebih pegawai, saya yakin dalam otak dulu, kalo pegawai 34.000 orang begitu
banyak, sewain sejuta dua juta satu rusun untuk pegawai laku ga? Ke top top manager?
Laku! Makannya orang miskin tidak boleh makai rusun ini, dikerjain terus, dipersulit.
Nah sekarang begitu masuk orang banyak, kurang rusun tapi apa? Masih jual
beli, saya punya data semua jual beli maknannya saya katakan saya ditanya jadi orang,
bagaimana pandangan hak asasi manusia bapak tentang sebuah kota? Saya bilang
sederhana saya ingin 10 juta masyarakat Jakarta itu hidup otaknya penuh, perutnya
penuh, dompetnya penuh. Semua nyaman bahagia, tetapi ada seribu dua ribu orang yang
mengancam kehidupan 10 ribu orang. Kalo saya nasehati dia ga mau denger, saya
bunuh di didepan saudara, mau hukum mati silahkan hukum saya mati, kenapa? Apakah
tidak lebih melanggar hak asasi manusia kalo udah 10 juta orang mati oleh seribu
orang? Ini masih jelas tentang hak asasi manusia kita. Itu gunanya kenapa ada penjara
dan hukuman mati.
Saya sengaja ngomong ini begitu keras, supaya bapak ibu serius. Saya tidak
peduli atas jabatan saya, bapak ibu tidak mau memilih saya kembali pun tidak peduli.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
134
Selama saya pegang kekuasaan, kalo anda mencuri uang rakyat, mencuri uang negara,
saya akan lawan anda sampai mati, tidak ada urusan. Ini masih jelas, kalo udah
keterlaluan, udah sangat sangat keterlaluan. Yaa saya bilang minta tolong kepada
perusaan gas, untuk menyambung pipa gas ke semua rumah susun, kenapa? Kalo biasa
bapak ibu pakai tabung 40 ribu, itu pakai gas pipa bisa Cuma 20 ribu sebulan dan tidak
perlu mikul mikul, tidak perlu bahaya gas meledak, tabungnya jelek, atau kadang
kadang klepnya gak baik tuker lagi. Ini langsung seperti PAM, langsung disambung
dihitung meterannya. Jadi orang yang mempunyai apartemen pun tidak semewah kita
sebetulnya. Karena kita langsung ga perlu bawa bawa tabung. Saya pun di rumah saya
menggunakan tabung, wah saya musti harus tarok dua pemadam kebakaran disitu,
pemadam api. Kenapa? Kalo sewaktu waktu gas itu meledak gimana? Kita beli gas itu
gak bisa pilih pilih. Nah beda dengan pipa, jaringan terus rawat kebun kebun ini dengan
baik, sampah lebih baik, saya yakin kehidupan pun akan menjadi lebih baik. Apalagi di
depan ini kami berencana untuk membangun bandara, Airport dengan dua pulau.
Ini KBN juga ingin membangun pelabuhan lagi untuk LORO dan Peti Kemas.
Yang persis di muaranya KBT. Jadi, kami memindahkan bapak ibu bukan asal pindah,
kami ingin ada perkerjaan, ada tempat tinggal, ada perkerjaan juga. Tetapi jangan malas
atau di jual rusunnya. Makannya dengan inilah (menggangkat Kartu didada) saya
mengontrol bapak ibu. Ya saya minta bank DKI diperbaiki, saya ingin semua bila perlu
ada foto ada nama itu bagian dari tugas bank DKI, kita rugi sedikit ga papa, Bank
sendiri kok. Ini kan bank sendiri bapak butuh berapa triliyun ya disuntik. Tahun depan
kita anggarkan lagi tiga triliyun lagi pak, buat bapak. Ya kan, jadi kalo nanti akhir tahun
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
135
mau sepuluh lagi, bapak rubah lagi Perdanya lagi bapak, kita suntik duit lagi. Kalo bisa
buku tiga, kita naik ke buku empat. Kita bisa buka cabang, saya juga sudah tugaskan ke
bapak bank pembangunan daerah provinsi lain kita beli. Di jakarta tidak tertutup semua
orang yang mau usaha mau jaring keberuntungan silahkan ke jakarta, tapi kalo gagal
pulang kampung saja gitu caranya. Kita ngapain gagal di sini, tinggal tinggal di bawah
kolong jembatan? Nanti bikin repot kita. Ya, jadi sekali lagi terima kasih kepada ada
yayasan Meranti, saya berharap yang tinggal di sini betul betul memanfaatkan
perubahan nasip untuk anak cucu di depan.
Jangan menjual lahan jangan menjual rusun karena saya akan sangat keras dan
saya tidak ada belas kasiha. Kalo saya tidak kasih ingat, kasih ingat, kasih ingat, kasih
ingat, teruuss begitu, masih main saya tidak ada belas kasihan lagi. Saya memang
gertak, saya memang dari dulu gertak teriak teriak, kenapa? Karena saya tidak mau ada
yang jadi korban, saya berusaha meyakinkan, mari kita berubah, mari kita berubah, tapi
ini sudah dua tahun, dua tahun masih sama. Tahun depan PNS PNS mulai akan saya
mulai pecat mulai kehilangan jabatan. Masuk ke tahun ketiga saya mulai ga peduli, saya
udah bilang ke oknum PNS kalo kamu gak suka sama saya, mau duel dengan saya, saya
tunggu di ruangan saya. Saya akan ladeni. Jadi, kita ga usah, ga usah kita belakang
belakang. Ga usah pake santet ilmu-ilmu, santet aja kamu, kalo kamu mau coba, saya ga
peduli. Kalo kamu jantan dan kamu tidak puas memang dasar anda maling mau duel
sama saya boleh, satu lawan satu saya ladenin. Saya udah kepalang tanggung nih.
Saya udah betul betul muak dengan kemunafikan. Santun satun semua kalo
diajak ngomong, nyolongnya itu bajingan semua. Ngomong santun semua. Ga ada guna
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
136
santun santun ngomong, menyusahkan orang miskin segitu banyak, membunuh orang
begitu banyak. Semua santun. Ya sekali lagi saya harap, rumah susun ada proyek yang
paling penting di DKI, karena mungkin kita ada 150 ribu lebih rumah yang petak kecil
kecil, tinggal di tempat yang tidak layak. Nah makannya kita berusaha sekarang
mendorong semua, dikehidupan yang lebih layak supaya anak anak kita.
TBC begitu berkembang di Jakarta, banyak anak anak orang tua mengidap
TBC, karena terlalu kumuh tidak ada matahari sampah begitu banyak. Nah kalo di sini
kan udaranya baik, coba dimuara baru dulu, saya mau pindah kan wahh saya dicaci
maki, saya tidak peduli. Ini kita mau dorong lagi. Sebagaian mau tinggal di muara baru
kami bangunkan rumah susun. Kami terus bangunkan rumah susun. Tapi kalo bapak ibu
tidak mau menjaga melaporkan kepada kami yang nyolong jual, ya lebih laku jual dong.
Siapa yang tidak mau dapet uang lima puluh juta – enam puluh juta? Saya pun mungkin
bisa tergoda, kalo saya tidak punya uang sebanyak itu. Nah ini yang mesti kita bersama,
ya karna dua tahun kita jalankan dan saya lihat, ternyata bangsa kita ini terlalu baik hati,
ga enak ngelaporin orang gitu, takut diancam. Jadi makin preman, makin galak biasanya
yang terpilih itu jadi kepala, dia yang jual beli dan kita pikir ahh buat apalah kita mati
membela orang banyak yang penting dia, dia kita ya kita. Ya kan?
Sama kaya istri saya bilang sama saya, ngapain sih lu teriak marah marah
emangnya jakarta punya lu? Ya istri wajar marah, kalo lu sakit mati gimana? Ngapain
kamu ngurusin? Kamu udah enak jadi pejabat, minta setor duit bisa korupsi, bisa dapet
duit banyak kalo kita mau, ngapain musuhan sama semua orang? Buat apa gitu loh?
Nah saya bialng sama istri saya. Pertama lu musti tau, saya udah asuransiin kalo saya
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
137
mati lu jadi kaya loh gw bilang. Itu pertama saya bilang, terus kedua saya suka saya
bilang ketika oknum pejabat berpikir tidak mungkin seorang wakil gubernur mau mati
berantem sama orang demi orang miskin ga ada jamannya, makannya saya
membuktikan saya mau! Saya bilang kamu takut, jujur saya bilang, jadi ketika orang
berpikir tidak mungkin kan. Nah sama saya dengan pejabat, kenapa saya bilang? Kamu
pasti berpikir saya nggak berani membunuh anda kalo anda kabur senjata keterlaluan,
nah saya akan buktiin suatu hari saya bunuh kalian semua coba aja saya bilang. Karna
saya sudah terlalu panas kita sebagai orang kaya ga bisa bantu orang miskin. Itu yang
bapak saya bilang “satu miliar bantu orang miskin lima ratus ribu habis, ga ada uang
itu. Tapi kalo kita jadi pejabat, kita bisa menyediadakan ratusan ribu rumah pun mampu.
Ini yang kita mau lakukan. Tapi sekali lagi kalo bapak ibu jual bukan untuk kepentingan
saya. Saya tidak terlalu miskin untuk menjadi orang, jujur saja kok. Saya semua punya,
ga terlalu miskin saya gitu. Saya ga perlu terlalu ngabisin nyawa saya untuk musuhan
sama semua orang sebetulnya. Tapi persoalan saya, bapak ini bisa ga dapatkan hak
keadilan sosial bapak ibu, kalo semua pejabat itu korup? Gak mungkin, bapak ibu sudah
tinggal lama di Jakarta. Ada gak pejabat yang mau ngurusin rumah susun sampe dateng
teriak teriak? Bawa rombongan seperti itu? Kita udah pak seperti ini, kalo bapak ibu
menghianati, bapak ibu bakan menghianati saya sebetulnya. Bapak ibu menghianati
anak cucu bapak ibu sendiri untuk kehidupan yang lebih baik. Ya Sekali lagi, saya
sengaja dateng, saya mau ngomong keras di marunda. Saya bilang sama pak Yonatan
tolong dibereskan semua di rumah susun, jangan sampai saya datang tidak beres ada
oknum yang mengancam saya, terjadi berantem atau bunuh – membunuh, karna saya
sudah terlanjur benci sekali sama permainan di rusun ini. Makannya saya bilang, tolong
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
138
bereskan. Kalo saya sudah dateng tidak beres, saya usir apa lagi ngancem pake golok
aku pasti bantai pada kalian saja. Saya sudah ngomong jujur, saya ngomong blak blakan
sebagai pejabat publik. Karena sudah keterlaluan permainannya. Kirim orang ke muara
baru mau dibakar orang saya, kurang ajar ga?
Makannya saya tanya ke pak yonatan, pak yonatan mau di golok? Baru datang.
Mana ada penghuni rumah susun, jualin rumah susun pejabat dateng mau digolok.
Makannya saya bilang kita bawa polisi karena intimidasi. LSM yang hebat hebat, saya
bilang saya ga peduli. kalo anda betul betul melawan, saya rela dihukum mati gara gara
membunuh anda. Silahkan saja anda coba. Karena udah keterlaluan. Ini rumah susun
udah keterlaluan, bapak ibu tau kok siapa yang maling siapa yang calo disini, semua
tahu. Ga perlu ngomong, kenapa? Pejabat kita terlibat, diem diem makannya semuanya
terlibat. Makanya Pak, sistem bank ini tak ada toleransi, kalo bapak ibu tidak membuka
rekening bank, tidak ganti KTP akan diusir. Kita akan usir, ya jadi sekali lagi saya tau
udah teriak teriak gini bawaannya senyum senyum biarin aja nanti juga kita tetap main.
Saya sudah hafal kelakuan kelakuan oknum pejabat saya udah hafal. Makannya saya
bilang “ga papa” kan mereka anggap saya ga berani kan? Kita tunggu aja. Kita tunggu
aja, saya ngomong jujur, tanya pak Erwin beli pistol yang baru pelurunya paling banyak
pak Erwin, pake megazine cadangan.
Saya mau lihat nanti pejabat yang mau nantang pikir santun santun kita ga
berani asal kamu jual saya beli. Kamu jual saya beli, kapan saja kamu tantang saya
ladenin kalo mau main saya udah ga peduli. Saya udah ga peduli saya udah bicara kaya
orang gila udah, bukan seperti pejabat lagi bicara, kenapa? karena saya adalah bagian
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
139
orang yang sudah benci dan muak dengan permainan korupsi yang gila-gilaan. Yasudah
kalo tidak ada hukum, kita bikin hukum ndak Justice. Kita bikin hukum sendiri saja
sudah. Kalo hukum tak ada kita lapor polisi dicuekin. Nah saya ngasih syarat sekarang
karena polisi dibawah presiden, nah saya berharap pak Jokowi cepat dilantik menjadi
presiden, saya sudah bilang sama beliau siapa pun yang kita laporkan bilang polisi
tangkap saja bikin bangkrut sama jaksa. Sekarang kita ga bisa ngatur polisi makannya
hanya presiden yang bisa ngatur polisi, ini yang pengen kita lakukan secara bertahap.
Jadi bapak ibu saya lakukan ini untuk kehidupan yang lebih baik . kalo saya sudah
cukup lebih baik, saya ngomong jujur saja. Saya dari kecil udah lahir jadi orang kaya di
kampung. Saya bukan orang yang terlalu susah. Jadi ini supaya anak cucu bapak ibu
bisa sejajar anak cucu saya. Kenapa anak cucu saya bisa jadi pinter bisa sekolah, anak
cucu bapak kok ga bisa? Karena adanya ketidak adilan sosial, karena kemiskinan
struktural pejabat yang mencuri, bermain dengan oknum kita. Mencuri hak bapak ibu,
ini yang mau kita perbaiki. Ya, sekali lagi saya sudah males ke marunda kalo ga beres
saya bilang. Saya terima kasih yayasan demik mau melatih puskesmas semua udah mau
bantu, ibu ibu udah mau dateng kesini mau bantuin ngurusin. Saya sekali lagi berharap
bapak ibu untuk tetap taat aturan ini untuk ketertiban dan kenyamanan bapak ibu tinggal
di rusun ya. Sekali lagi saya mohon maaf , saya bukan jagoan. Kalo satu lawan sepuluh
itu di film, yang bisa satu lawan sepuluh itu di film. Lawan dua aja udah repot berantem
sebetulnya. Tapi saya melatih otot saya tiap hari supaya kuat lari kalo ada apa apa. Kira
kira itu aja, ya. Yang deket baru kita bantai, kira kira gitu. Saya kira itu dari saya terima
kasih banyak.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
140
Transkrip Pidato Orasi Kebangsaan Dalam Acara Demokrasi Tanpa Korupsi
(14 Desember 2014)
Selamat sore semua, saya diminta orasi apakah menyambut. Terima kasih
terhadap ICW yang membuat acara seperti ini. Saya dari dulu selalu berkeyakinan
bahwa kenapa demokrasi bisa diikuti oleh korupsi, harusnya kan tanpa korupsi. Ya,
saya katakan karena sistem kita ada di kebiri. Misalnya waktu saya mau melamar jadi
pejabat, itu KPK tidak pernah nanya sama saya hartanya dari mana? KPK hanya berhak
tanya ini hartanya cocok nggak? Kalo udah punya mobil sepuluh, punya rumah sepuluh
jadi cocok nggak sertifikatnya? Makannya saya berpikir waktu itu di komisi II DPR RI,
bagaimana caranya undang undang pemilukada itu harus memasukan pasal yang ada
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
141
didalam undang undang hasil revisi konfrensi PBB mengenai melawan korupsi, itu ada
undang undang nomor 7 tahun 2006, disitu ada prinsip, jadi harusnya pejabat
melaporkan kekayaan harusnya ditanya , kamu punya mobil sepuluh, rumah sepuluh,
bayar pajaknya mana? Buktinya mana? Gitu loh. Nah, sehingga lapangan tanding kita
itu jadi rata. Ga mungkin seorang yang idealis, seorang tokoh agama atau tokoh
masyarakat yang idealis diadu dengan mantan koruptor atau koruptor.
Nah, inilah yang membuat siapapun yang jadi pejabat terjadilah demokrasi kita
tanpa korupsi, karena kita harus akui tidak ada orang baik di dunia ini. Kalo ada orang
baik di dunia ini Tuhan ga mungkin turunin nabi, kira kira gitu. Jadi semua orang tidak
ada imun terhadap korupsi sebetulnya, makannya sistem harus kita buat.
Nah, ketika saya menyadari saya gagal, tidak mungkin mengajak seluruh
anggota DPR RI, bikin partai pun susah untuk bisa mayoritas pun susah untuk membuat
undang undang. Kalo presidennya ga mau repot juga, tapi kalo presiden sendiri masih
ada kemungkinan, setahun berlaku ia keluarkan perpu. Nah, karna ga bisa saya lagi
berpikir, kalo ga bisa ngubah undang undang minimal, ini teori yang kedua kalo kepala
lurus berarti bawahnya tidak berani tidak lurus. Nah, minimal saya mau jadi bupati, mau
jadi gubernur kalo sayanya lurus, bawahan saya tidak berani.
Nah, tapi kan saya juga tidak imut kalo saya pergi bagaimana? Kalo saya takut
bagaimana? Makannya perlu dibuat sebuah sistem, mainset kami juga perlu bergaul
seperti ini. Jadi terima kasih kepada ICW, kita bentuklah unit pengendalian gratifikasi,
gitu kan? Supaya ada budaya itu. Nah, kita minta, kita juga minta ICW tolong cek gaya
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
142
hidup pejabat DKI. kita pengen tahu nih, keluar negri berapa kali. Nah, kita butuh nih,
temen temen geng yang seperti ini.
Nah, yang kedua kita harus berani membuat sistem yang transparan. Kami
berusaha semua data keuangan kami buka. Ini sekarang tahun 2015, saya sudah minta
seluruh dinas, kalo bahasa anggaran dengan DPRD tidak mau di upload ke youtube
tidak direkam. Jangan di bahas, kita ajak ribut aja kepalang tanggun, ajak ribut aja saya
bilang, nggak berpihak. Memang banyak orang orang tionghoa yang datang kepada saya
ngasih tulisan, nasehatnya sederhana. Kalo seribu teman masih kurang, satu musuh
kebanyakan. Jadi, kamu jangan cari musuh. Tapi saya jawabnya gini, saya sepakat
dengan kata kata itu. Masalahnya kalo musuh saya sudah seribu nambah lima puluh kan
ga ada artinya, sama aja toh? Ya sekalian nambah aja.
Nah, karna nambah ini, kita juga berpikir gimana caranya supaya anak anak
muda yang jujur bisa jadi pejabat yang jujur di DKI. Habis muter muter dia terus, kalo
dipecat masih posisi yang sama. Makannya akhir desember habis anggaran selesai saya
mau staffkan banyak pejabat di DKI. Kita mau kasih kesempatan yang lain untuk naik.
Kalo 1000 – 2000 orang bagaimana? Goncangannya ada ga? Ya, Bisa ada bisa nggak
ada. Tapi kalo kita ga berani coba ga tau kan? Yaudah coba aja. Kalo ga di coba mati.
Kalo coba mecat mecat orang ga papa kan? Coba dulu, kalo salah bagaimana? Kalo
salah ya balikin, dari pada kita salah kira dia baik, tau taunya dia ga baik program kita
telat tiga bulan. Nah, kita lagi dorong konsep konsep seperti ini kita lakukan. Anggaran
kita juga pengan pengawasan dari masyarakat.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
143
Kami Senin akan launching sistem smart city cams, masyarakat bisa lapor apa
saja. Di dalam sistem ini dengan sistem android, jadi ini terbuka. Jadi CCTV dokumen
keuangan, jadi jakarta ini kita bikin tidak ada rahasia.rapat rapat tentang tata ruang itu
juga kami upload ke youtube. Jadi kita tau persis kenapa si A dapet ijin apartemen si B
tidak dapat, jadi tidak ada lagi paham pahaman dengan kita. Jadi bisa saya katakan tidak
ada manusia yang imut, saya juga tidak imut jadi kalo kita buka kita juga tidak berani
macam macam juga kan? Karena semua terbuka. Semua keputusan kita ada dasarnya.
Nah, ini yang kita dorong ada sumber transparansi. Memang saya berharap kerja sama
dengan KPK juga dengan PPATK saya mengirim surat juga ke Radit Draft, dengan
PPATK mau bikin MOU juga, sehingga nanti setiap transaksi Jakarta itu tidak boleh
tarik uang lebih dari 25 juta untuk seluruh dinas. Jadi, semua harus di transfer. Masih
main ga? Masih. Masih ada oknum lurah yang motong 40%, masih setor menyetor,
masih ada terjadi. Jadi dengan cara tidak ada kontan kami harapkan kami bisa telusuri
kemanapun uangnya. Nah itu yang sedang kami kerjakan tentu saja perlawanan masih
tinggi fitnah fitnah kepada saya juga sebagaian ada dari orang dalam ikut. Orang DKI
dari dulu bilang dinas sercurity jual kok dibilang gara gara saya. Saya minta yang
diawasi Cuma anak saya pas ke dinas. Semua orang tau Alexis banyak dari luar negri
katanya. Ga ada yang ribut kalijodo lokalisasi saya mau bersihkan ributnya ke yang lain.
Ini contoh, sebenernya banyak yang berpikir, semua ini adalah bagian ini kenyamanan
yang diganggu dari di DKI puluhan tahun dengan uang yang baik biasanya murah, saya
mau ngasih 25 juta dengan sistim tunjangan kinerja daerah yang dinamis orang marah.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
144
Jangan bapak ibu tidak tahu lurah itu kasih surat keterangan bisa minta persen
kegiatan dia sampe 40% itu lebih gede kalo orang uang korup ga mau 25 juta sebulan,
tapi kalo yang mau kerja beneran pasti mau. Sama kaya dulu tukang parkir mau saya
kasih 2 kali UMP marah orang sama saya. Nyatanya parkir parkir itu bisa dapet 150 ribu
sehari, kalo dia kasih gaji UMP dia enggak mau. Contoh jalan sabang dulu semalam
sehari itu DKI Cuma di setor lima ratus ribu. Saya bilang gajinya dua kali UMP ya.
kasih dua staff kasihin desimeter, semalem tau gak berapa? 24 juta itu baru setengah.
Kalo yang saya bilang kamu yang pasang kamu yang gaji dan urus semua saya gaji 30 –
70 deh, kami yang 30 ga papa. 30 kami pun masih 7 juta sampai 8 juta satu hari.
Makannya seluruh jakarta mau pasang sistim. Yang bawah seneng yang atas
kan tidak dapat setoran tidak terima, makannya dia mulai main politik. Kalo saya main
gampang kira kira cari kelemahan saya udah cina kafir, udah komplit. Jadi, mainnya
Cuma itu aja. Saya pikir saya musti cetak baju kaos juga, aku bangga jadi kafir yang
penting nggak korupsi. Itu kurang ajar itu kan? Jadi inti masalahnya itu sudah korupsi
semuanya gitu loh, Cuma itu dimainkan, karna yang banyak orang keganggu. Misalnya,
itu ada pengusaha nyolong koefisien dasar bangunan itu bisa bayar ber “M-M’an” kita
tanggkep, ga bisa ganti tanah berapa nilainya berapa hektar, ganti. Nah ini kita mulai
lakukan tindakan tindakan, jadi saya katakan kita eksekusi ini kaum oknum melarat
sampe kaum konglomerat bisa tersinggung. Di sungai sungai juga ada oknum melarat
yang memperalat orang miskin, bikin petak petak disewakan. Ini juga kita dorong
masuk rumah susun, dicolong juga. Jadi jadi keliatannya memang Desember ini banyak
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
145
pentolan pentolan di DKI yang udah top top itu akan saya staffkan. Jadi, mau tidak mau
kita harus berani lakukan.
Saya juga memang bergumul ya stress juga nih. Kalo dilakukan
perlawannannya seperti apa? Tapi saya pikir kalo tidak dilakukan tidak pernah dicoba
kan? Nah saya coba dulu aja, kira kira perlawanan mereka sampai dimana? Nah, saya
kira itu kira kira bisa dilakukan di DKI mudah mudahan semua program di DKI mau
macet mau banjir mau pelayanan semua akar masalahanya adalah, akar semua masalah
DKI adalah korupsi. Nah, kalo kita bisa bereskan ini kita tekan saya yakin pelayanan
terpadu mau macet mau banjir kesejahteraan masyarakat itu pasti bertahap akan kami
penuhi, Terima kasih.
Tanya Jawab :
MC Pria : Pak Ahok mohon ijin sebentar saja, kita ngobrol ngobrol sebentar
saja. Saya penasaran pak, kita kan memerangi korupsi pak. Apa sih yang sering bapak
pesankan pegawai DKI supaya, kalimat paling jitu yang sering bapak pesankan untuk
mereka apa pak?
Ahok : saya cukup bilang, cukupkanlah dirimu dengan penghasilanmu. Kalo
masih ga cukup bilang ke gua nanti gua naikin gaji lu. Kira kira gitu, ngomong gitu aja.
Cukupkanlah penghasilanmu kita itung itungan dong. Kalo memang ga cukup kasih tau
saya. Makannya saya tanya sama PNS PNS yang paling rendah. Berapa gajimu yang
kamu bawa pulang? Tujuh juta. Loh itu dari gaji resmi kan? Honor honor berapa? Ya
kalo di tunjuk bisa 10 juta pak. Ternyata honor honor DKI di luar gaji setahun saya
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
146
kumpulin 2,3 triliyun kurang ajar ga? 2,3! Makannya tahun depan saya potong, nah
yang biasa nyolong dinaikin jadi 12 juta juga pada males. Tapi yang baik mau. Nah,
saya pikir tunjangan kinerja daerah dinamis. Ya kalo kamu tidak mau, saya bilang
begini. Saya ini udah kepalang tanggung sebetulnya, bukan untuk menjadi jagoan.
Jagoan itu cuma ada di film kung-fu sebetulnya, lawan lima – sepuluh saya bukan
jagoan, saya tidak ada pilihan. Kalian kalo ga mau ikut, mau duel pun gua ladenin satu
lawan satu, saya sudah siap mental maupun fisik untuk berantem saya bilang. Kira kira
saya ngomong kaya gitu. Cara ngomongnya begitu.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
147
Transkrip Pidato Pembukaan dalam Seminar Saya Perempuan Anti Korupsi
15 September 2015
Yang saya hormati direktur pendudukan dan KPK RI bapak bapak Sudiana
yang saya hormati ibu laura ken dari dubes Australia yang saya hormati team leader
Australia Indonesia partnership, Bapak Craig Edwards yang saya hormati. ada lagi agen
spak, wah keren juga ibu Vina dan seluruh pejabat dan juga kepala inspektorat pak
Lasro dan jajarannya dan seluru peserta asalam mualaikum woramatulahi wobarokatu.
Selamat pagi salam sejahtera untuk kita semua. pertama-tama saya sangat terimakasih
kepada KPK membuat program seperti ini. Saya kira ini satu gerakan yang bagus
bahkan logonya pun bagus banget itu.
Memang harus diakui kalau istilahnya dalam keluarga, kalau di Indonesia
memang ada lelucon begini. kalau mau dapat proyek gitu-gitu ya kalau saya jadi
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
148
pengusaha gitu ya baik-baikin bininya ibunya dibaik-baikin karena ibunya pasti
pengaruh ke bapaknya besar. kalau disuruh tidur di bawah kan gak tahan juga bapaknya
kira-kira gitu ya jadi ibunya pertama kali dideketin kasih tas kasih apa, itu ibunya kasih
dulu. Nah ini kita perlu ada acara seperti ini supaya kita bisa dengan peka dengan
sensitif bisa tau mana boleh mana enggak karena sumpah jabatan kita itu terlalu keras
pak rasanya.
Tau nggak bahwa saya tidak akan menerima apapun juga yang ada hubungan
dapat diduga dengan jabatan saya. Saya waktu jadi bupati ini menarik sekali kebetulan
saya suka ikutin program pemerintah gimana yang namanya gratifikasi, nah sewaktu
saya jadi bupati temen saya, ini temen. temen usaha, saya jadi bupati dia kirimin saya
satu kulkas besar ke rumah, terpilih jadi bupati nih. lalu saya tanya yang ngirim tokonya
temen saya gitu loh, eii itu dari siapa? Itu dari si ini, katanya gitu loh. Kenapa dia kasi
gw, nggak dia suru kirim ke lu ini Hok, belum bayar gw sih dia bilang, terus saya
telepon dia eii ada apa nih lu kirim kulkas tiba-tiba nggak ada angin anggak ada badai,
ya kan temen jadi bupati gw seneng gw kirim dong, gw bilang dasar lu ya, waktu gw
menikah gw Cuma mampu beli kulkas kecil lu kaga kasi gw kulkas gede lu, lu masih
gw catet kayaknya ampao lu Cuma 100 ribu deh waktu kawin. gw masih inget loh karna
gini, orang turunan tiong hoa kalau berhitung itu lucu, kalau mau nikah itu dicatet loh
ini dari siapa berapa duit siapa, saya juga gak ngerti tradisi dari mana itu gitu loh,
kadang habis makan makan dulu baru kasi ampao, kalau makanannye enak kasi
ampaonya agak gede kalau kurang enak agak kecil jadi diliat warna sayurnya katanya.
kira-kira gitu tapi tradisi, terus saya bilang sama dia eh waktu bapak gw meninggal gw
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
149
lagi ngutang gitu, bapak saya lagi ngutang bangkrut bapak saya waktu jadi pengusaha
jadi waktu meninggal meninggalkan hutang yang banyak itu cek yang belum ditebus itu
ada setebal gini kali datang nagih sama saya kamu juga kasih saya 100 ribu doang tuh,
uang duka waktu bapak saya meninggal. Kok, sekarang tumben-tumben kasih gw
kulkas yang jutaan ini, balikin. Wah dia protes ama temen-temen saya cerita sama dia,
saya yakin ini ada hubungan dengan posisi saya.
Nah terus ada kasus kedua. Saya jelasin sama temen saya, saya punya temen
main basket dari bujangan ini dari SMA udah berteman dia jadi bos kamera import jadi
kalau nemu kamera paling canggih di Indonesia belum ada dia udah masukin duluan
mau yang poket mau yang apa dia punya kamera kan ada pixel gitu sekarang udah
canggih udah 12, 14. nah jaman saya yang lagi canggih-canggih 7 apa 8 mega pixel kalo
ga salah, dulu baru canggih itu 3 atau 4 kalau kami main ke tokonya nih yang 1 mega
pixel yang 2 mega pxel kan dia beli putus, dia itu agennya kayak disamerin-samerin gitu
saya gak tau kan di glodok, itu pada bilang eh ini kamera udah lewat nih siapa yang mau
ambil-ambil ambil satu-satu ya kalau dia lagi jual yang 4 megapixel, 5 megapixel ya
kita kebagian yang dua, ya kita ambil dong, temen. orang dia suru ambil.
Nah pas jadi bupati saya main lagi ke tokonya nih. Ini lucu nih, ama temen-
temen yang lain dia juga bilang gini Hok ini ada kamera yang paling cangih ini terbaru
loh paling tipis. ini canggih banget batre tahan lama, lu ambil aj. gw bilang gak bisa
dulu lu gak pernah nawarin gw yang terbaru. lu nawarin gw selalu yang tidak laku nah
kalau lu tawarin gw yang kaga laku gw ambil sekarang berarti masi seperti dulu. ini
tidak ada hubungan dengan jabatan saya.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
150
Nah, hal-hal ini saya berharap melalui seminar ini, tentu kita ada workshop
nanti ya perkelas jadi ibu-ibu mulai ngerti, anak-anak mulai ngerti. mana yang boleh
mana yang gak boleh. Nah kita mulai ngerti misalnya sekarang saya jadi pejabat ada
nggak yang dateng anter makanan ke rumah gitu ya. ada dong temen suka nganter
makanan nah gimana cara saya sikapin. karena dateng, kita balikin uang gak enak gitu
ya, kita anter balik ini. nah itri saya waktu kita jadi bupati itu punya kebiasaan ibu-ibu
pejabat saya nggak tau itu tradisi dari jamannya ibu Tien kali ya? saya nggak ngerti dari
mana itu tradisi kalau lagi keluar kota ibu-ibu itu pulang pasti bawa hadiah. Pertama
kayak gitu saya jadi bupati wah itu merepotkan bangat kecil-kecil istri saya ke Jakarta
belinya juga banyak. wah lama-lama bisa bangkrut nih gak cukup nih uang oprasional
saya bilang. Jadi saya bilang ke ibu-ibu itu tolong ya, kalau pulang jangan nganterin ke
rumah, jangan kasih istri saya, nanti saya repot kasih balik ke anda.
Nah, hal-hal seperti ini saya kira belum tentu bener nah melalui workshop
seperti ini saya harap bisa lah ketemu formulanya nah ibu bebas tanya, ini boleh nggak?
Saya pernah dengar dulu seorang mentri ngomong begini ini TV teman saya yang kasih
gede dia ngomong gitu di resmi jamannya orde baru dulu. bukan korupsi dong temen
saya yang ngasih, pertanyaan saya waktu kamu belum jadi mentri temen kamu ngasih
gak TV segede itu? Kalau enggak berarti ada hubungan dengan jabatan anda. Jadi kita
sekarang harus belajar mulai berkata cukupkanlah dirimu dengan penghasilanmu itu
bahasa yang paling cocok. kita harus merasa puas dengan seperti ini, dan Jakarta kita
berterimakasih kepada pemerintah Australi tadi sangat jelas kalau Indonesia tidak
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
151
korupsi ini negara luar biasa hebatnya karena akar semua masalah di kita adalah
korupsi.
Nah, kalau kita bisa sejejar ini juga akan menguntungkan negara tetangga,
itulah konsep bernegara. makanya mereka mengerti mengusahakan kesejahtraan
tetangganya, kira-kira gitu loh. karena kesejahtraan tetangga kita juga kesejahtraan kita
iya dong kalau tetangga kita kaya raya kita juga kecipratan kira-kira ini sama saya harap
PNS saya bilang Kak Kastro, saya yang jadi tim sinkronisasi dan tim pelurus undang-
undang aparatur sipil negara karena saya di komisi dua DPR-RI dan saya juga di baleg,
badan legislasi DPR-RI saya rancang betul PNS bisa dipecat saya rancang betul PNS itu
tidak mengenal rotasi dan promosi, tapi ada demosi. Nah waktu saya masuk ke sini saya
jalankan. Dan selama saya jadi Gubernur, ini belum setahun ini baru sembilan bulan
sepuluh bulan kita sudah mendemosi 2500 PNS kita pecat udah lebih dari 100 kira kira
ya? 120 ya? Nah kita mau pecat lagi ini hari ini tiga puluh lebih ini kita mau pecat lagi
nih. jadi kita nggak ada lagi toleransi. ketika main kita langsung pecat sebagai PNS
kalau nggak cukup uang anaknya nggak bisa kuliah nggak bisa dapat Ijazah kasi tau
saya secara pribadi uang oprasional saya lumayan saya bingung ngabisin tahun lalu
masih saya balikin 4,8 Miliar, nggak ada kepala daerah gubernur yang balikin uang
oprasional kecuali gubernur DKI, karena yang mau ditolong udah makin dikit sekarang
berarti dulu mesti nyasar gitu banyak. Sekarang sudah makin dikit saya mestinya bisa
beli rubikon 4 biji tuh pak, uang oprasional. Nah kita harus bisa menilai mana boleh
mana enggak saya juga nggak ganti jam tangan saya juga nggak ganti sepatu, sepatu
yang saya beli ya gitu-gitu juga sama gak ada merek yang berubah jahit bahu, tukang
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
152
jahit baju aja yang agak kurang ngajar sedikit. sekarang dia pakai bahan agak mahal,
saya langganan dari kecil sama dia dia bilang udah gubernur pake bahan yang agak
mahalan dikit lah pak, menurut saya juga sama-sama aj, bapak ibu juga gak tau kalau
saya pake jas punya berapa duit punya dua 2 juta, sejuta stengah ama yang tujuh juta
lapan juta mirip-mirip aja. Saya badan agak tinggi perut nggak buncit cakep-cakep aj
kok pake jas. Itu aj jadi bukan soal harganya pake batik pak jokowi nyuruh saya jangan
pake printing lah batik itu kan ditenun, hargai yang membatik batik lebih mahal dari
pada baju kimhowbos. sebetulnya udah pake batik ketahuan lagi mirip-mirip itu aja
batiknya tapi kita harus menghargai produk bangsa Indonesia.
Dalam hal ini saya kira kita harus bisa mengatur mana yang perlu mana yang
tidak dan saya harap bapak ibu habis ini nanti ada training of trainer gitu ya? Ada
latihan terus saya berharap sekali Jakarta jadi model menjadi sebuah etalase untuk
mepertontonkan sebuah transformasi birokrasi yang tidak korupsi dan saya yakin kita
mampu karena jakarta modal lebih besar dan saya juga selalu ingatkan saya sendiri
dengan temen-temen saya kalau saya makan dengan temen-temen lama saya saya selalu
tanya sama temen-temen saya saya berubah tidak? Karena temen-temen paling tau, gaya
hidup kita. sampai hari ini temen-temen saya bilang sama saya kamu sama gila kayak
dulu katanya, ya bagus berarti saya nggak berubah tetap sama nah ini harus jaga hati
tiap hari.
Saya yakin kalau jakarta bisa, seluruh Indonesia bisa karena jakarta godaanya
luar biasa. kalau saya mau ngomong sombong sedikit saya juga punya banyak teman
bos-bos gede, kita makan dia bilang gini eh gw dua hari lalu ketemu pak jokowi kata si
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
153
bos ini, ngomong apa, wah dia bilang gini saya kenapa dukung sekali gubernur DKI.
Terus pak Jokowi bilang jadi gubernur DKI mah mau nilep dua triliun mah gampang.
nggak usah APBD dari bos-bos properti bisa dapet gampang makanya saya suka sama
gubernur DKI itu nggak satu senpun dia ambil katanya dan dia juga pekerja keras. Ini
pengakuan bos-bos ngomong nah, ini mengapa saya cerita seperti ini kalau kita mau
mempunyai wibawa harga diri dihadapan orang kaya sekalipun. ketika kita tidak
menerima suap biar tau harga kita berapa ada beberapa pengusaha coba suap saya dulu
dia ngomong ke beberapa temen juga, dia ngomong gini, kasih tau si Ahok nggak usah
banyak mulut. pokoknya satu kasus kita kasi dia 10 M, ini ada tiga kasus dia nggak usah
bantu kita, nggak usah banyak omong aj dalam rapat katanya, 30 M kalau dihitung 30
M deposito ya kira-kira 180-190 juta sebulan lumayan dong buat Ahok yang miskin dia
pikir dapat uang segitu pulang kampung, terus temen saya bilang lu gila lu, lu nawarin
Ahok, ada satu politisi bilang semua orang ada nilainya ada harganya. kalau Ahok
nggak mau 30 M mungkin 300 M semua orang ada harganya.
Lalu saya ketemu nih orang ini, kenal-kenal juga semua kan di kawinan ini lagi
kumpul temen-temen aku gituin dia. eh lu, lu mau nyogok gw 30 M ya? Wah dia shock
temen-temen saya pun yang denger cerita dia shok, lu memang gila lu katanya, memang
gw gila lu baru tau? Lu mau nyogok gw 30 M ya? Gw kasih tau lu ya, semua orang ada
harganya bener saya juga punya harga, saya juga bisa disogok bisa, harga saya itu
seharga nyawa kamu. Kalau kamu mau nyogok saya itu nyawa kamu saya punya harga,
nyawa kamu. Langsung dia gak enak tapi abis itu musuhin saya biarin aj saya udah
tanggung pepatah tiongkok kan bilang seribu temen kurang, satu musuh kebanyakan
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
154
dengar baik-baik kalimat itu, kalimat itu nggak ada yang salah, bener satu musuh
kebanyakan. Masalahnya saya politisi udah masuk udah seribu musuh kalau tambah
seribu lagi mirip-mirip aj seribu ama dua ribu, jadi kalau dari nol tambah satu. jangan
itu nggak boleh itu bapak ibu udah nol musuh jangan tambah satu. kalau saya udah
seribu tambah seribu, mirip-mirip saja ngalahkan dua ribu lebih top dari pada ngalahkan
seribu sebetulnya begitu loh, jadi bagi saya ini adalah sebuah kesempatan.
jadi sekali lagi saya sengaja bicara agak panjang supaya bapak ibu ini sadar
betul, saya bilang berapa kali sama bapak Nasro kayaknya temen-temen ini saya bilang
pikir saya pencitraan kali ya. saya bilang Pak Nasro berapa kali, Pak saya bukan
pencitraan atau main sandiwara loh saya serius dan saya komitmen itu bisa dibuktikan
karakter saya dari saya sejak jadi ketua partai anggota DPRD panitia anggaran di
belitung timur, bupati di Belitung timur jadi sekjen partai saya berhenti orang sogok
menyogok mau nyalon, sampai saya punya LSM, saya open. sampai saya jadi badan
legislasi anggota DPR-RI sampai jadi wagub sampai gubernur kalau bapak ibu yang
kerja di balai kota masih tidak tau cara kerja saya, saya kira bapak ibu kurang peka atau
memang buta, atau tuli, atau bisu. Saya kerja pagi sampe malam loh disini. akhir pekan
saya masih bawa prok sekoper dua koper untuk disposisi supaya hari senin itu bersih
meja saya semua.
Dan saya tidak nerima suap, saya bilang ke beberapa pengusaha. makan saja
saya yang bayar, gila lu Hok baru kali ini kita ngerasa pejabat bayarin kita, kecil uang
oprasional gw gede. mau makan lima juta juga gw bayarin nggak usah kamu bayarin
saya saya bilang saya yang bayarin anda. Kalau temen-temen janganlah kita tuker oke
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
155
gantian boleh. Kalau kita makan di restoran jepang. saya suru ajudan saya bayarin
nggak ada pengusaha bayarin kita dia undang makan siang, kita bayarin supaya dia tau,
saya ngomong gitu karena saya jadi model saya ingin nggak ada alasan. Kalau nanti
pensiun gimana, nah ini pertanyaan temen-temen.
Saya punya teman AU Kolonel sekarang dulu dia komandan landasan udara di
Belitung dia letkol waktu saya jadi bupati dia ngomong gini sama saya satu hari, mas ini
temen-temen kita yang lain ini muspida, istilahnya dulu muspida, bertaruh ini bertahan
sampai kapan mas Ahok jadi bupati kalau nggak mau terimah suap gaji begitu kecil
tanggal tujuh habis saya mesti jual tanah, jual aset untuk hidup itu ini memang negara
ini lucu, bupati digaji kecil boleh nyolong, boleh tanda tangan tiga miliar kalau yang
jujur setengah mati jadi komisaris nggak boleh, ngambil operasional buat tabungan juga
nggak boleh saya udah usul berapa kali, kasih aja gaji 150 juta yang nyolong mah nggak
mau takut tanda tangan. Tiga miliar kok, kasih ijin sawit ditawarin 10 persen ditanamin.
Nggak heran banyak mantan bupati punya kebun sawit saya kira. Ditanamin 10 persen
datang ketanam udah tiga miliar udah jam tangan rolex emas atau richardmil, belum
lagi tambang satu tanda tangan tiga miliar mana mau Cuma gaji 150-250 juta , kalau
kasih ijin kapal hisap yang ngerusak bangka itu hancur baik belitung nggak rusak loh,
150 juta satu kapal. Dulu handphone belum canggih nggak bisa rekam.
Nah, dia bilang tahan sampe kapan. Lalu kita pisah, kemarin dia udah di atase
pulang jadi kolonel saya ajak makan. saya bilang, mas masih ingat nggak mau bilang
mau liat saya bertahan sampai kapan? Dengan pola saya tidak terima suap seperti ini
tidak main uang, masih ingat katanya, gw kasih tau lu mas lu ingetin temen-temen lu
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
156
yang polisi, jaksa, pengadilan, tentara angkatan darat dandim. Jadi gubernur DKI bos lu
kan tanya saya bertahan sampai kapan kan? Ternyata setelah sepuluh tahun kita ketemu,
gubernur DKI. Jadi saya bilang jujur berpegang pada konstitusi tidak harus jatuh. Satu
hari yang jujur yang pegang konstitusi yang akan bertahan, yang pencitraan yang
menipu cepat atau lambat pasti ketahuan. istilah kita dulu di sekolahan kalau bangkai
ditanam ditutupin tetap bau akan muncul. tapi kalau emas atau berlian atau mutiara mau
dijatoin di kubangan kerbau, mau kubangan babi, mau dibakar itu emas tetap emas.
makanya saya nggak pernah takut orang mau fitnah saya mau ngapain saya satu hari
kebenaran siapa saya akan muncul jadi kalau saya tutup-tutupin, saya bicara hampir
semua direkam bayangin kalau saya bicara tidak sesuai dengan pikiran nurani dan mulut
saya. langsung video yang satu dengan video yang lain langsung beda.
Nah, saya juga ngomong mesti mikir terus terang. saya ngomong nggak pernah
mikir, ngomong aj. Karena apa yang diotak dimulut dan dinurani saya sama makanya
saya pidato nggak pernah pake teks mau ngomong seribu orang sama aja ngomong aja
apa adanya ya kadang-kadang mesti rem-rem aj jangan pake kata-kata dikampung kita
boleh disini nggak boleh, kayak di kampung saya. Kan, ada namanya kampung tai asu,
biasa di kampung saya itu betul nama kampungnya jalan tai asu kenapa? Karena banyak
tai asunya. Eh, disini ngomong kalimat itu nggak boleh rupanya disini ngomongnya ya
gitu lah mesti halus sedikit. itu mah gampang kalau halus gampang kalau Cuma tata
bahasa aj gampang kok yang penting prinsipnya itu tidak korupsi dan kita minta bapak
ibu yang ada disini jadi agen-agen perubahan untuk supaya jakarta menjadi sebuah
showcase etalase untuk mempertontonkan kita berhasil mentransformasi birokrasi yang
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
157
tidak terimah suap dan tidak korupsi sehingga seluruh pembangunan untuk kesejahtraan
rakyat terima kasih.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
158
Transkrip Pidato sebagai Penerima Anugerah BHACA (Bung Hatta Anti
Corruption Award)
(05 November 2015)
Yang saya hormati keluarga besar Bung Hatta, yang saya hormati ibu Natalia
dan para juri, para pendiri dari BHACA dan juga yang bupati Ibu Risma dan pak Yoyo
bupati. Asalam Mualaikum Woramatulahi Wabarakatu. Selamat malam semua, salam
sejahtera semua, saya agak grogi bicara disini, saya mau bicara apa saya pikir. Tapi saya
mungkin sering ngulang kalimat yang sama sebetulnya kenapa sih mesti ada BHACA
kayak gitu, gitu loh. sebetulnya kan pejabat kan harus melakukan semua yang harus
kami lakukan. nggak ada yang perlu dihargai sebetulnya saking lupanya dia. tapi kenapa
saya mendukung acara seperti ini, karena di dalam masyarakat itu ada stigma tidak ada
politisi atau pejabat yang jujur sebetulnya. semua pasti malas, pasti korup ya pasti
seperti itu. ada PPATK juga (ketawa), Baru liat.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
159
Jadi saya katakan tugas kita ketika tiap tahun kita dengar ada yang dapat Bung
Hatta Antikorupsi Award, bagi saya kita menambah tukang bangunan kira-kira gitu.
Kalau dulu Bung Hatta dan Bung Karno. 70 tahun yang lalu mendirikan negara ini
dengan cita-cita dengan ide-ide macam-macam, kita ini bukan cita-cita bukan ide,
karena idiologinya ada semuanya udah jelas kita sedang membangun rumah
pancasilanya sebetulnya, rumah idiologi ini yang kita lagi bangun. Saya sempat ya
mungkin minggu lalu sempet anak saya libur ajak saya nonton film Bride Of Spies yang
mainnya Tom Hanks, saya bukan promosi film. Film itu bagi saya sangat terkesan
ketika CIA yang Hopman itu marain si Tom Hank yang Donovan itu. Ngapain sih lu
belain mata-mata Unisoviet yang mau ngancurin Amerika. Padahal dia nggak minta jadi
pengacara tapi dia akan bela, ngapain dia mau habisin kita, kita mesti hukum mati dia
kira-kira gitu. Lalu si Tom Hank bilang gini tau ngga. Iye, lu hopman Jerman kan
bukan? Lu Jerman kan? gw ini Donopan gw ini Iris gw ini irlandia apa yang membuat
kita begitu Amerika, sampe begitu benci Soviet itu karna kitab konstitusi kita.
Lalu bagaimana mungkin kita tidak taat pada konstitusi untuk membela si
mata-mata yang punya hak, kan konstitusi kita, nah hari ini saya liat bilang bangsa kita
ini jelas konstitusinya sudah di perjuangkan Bung Hatta segala macem. Nah 70 tahun
kedua ini bagi kita bukan hanya bicara anti korupsi, tapi bagaimana juga kita
mempertahankan negara ini tetap eksis setelah hut yang ke tuju puluh yang kedua
kalinya. Saya kira itu yang membuat kita hari ini semua berkumpul disini, kita adalah
orang-orang yang yakin akar dari semua masalah adalah korupsi. dan kalau masih ada
korupsi tidak mungkin rumah pancasila ini akan berdiri. Ditambah lagi misalnya para
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
160
koruptor mulai mengganggu sendi-sendi idiologi kita, mulai mau mengganggu
membangun rumah pancasila kita. Nah saya kebetulan dari orang minoritas. saya selalu
katakan begini, saya ketiban rejeki aj jadi Gubernur karna ikut pak Jokowi dia naik ya
hoki dapet, namanya juga Ahok anak hoki iya ngga? Yauda pas, jadi Gubernur deh
saya.
Jadi ketika saya jadi Gubernur itu ibarat rumah Pancasila itu udah temboknya
jadi setengah tembok. karena orang bisa nerima saya bekerja, bukan karna warna kulit
saya atau agama saya. tapi kalau 2017 saya bisa terpilih karna memang saya lebih baik
dari pada yang lain bukan karna warna kulit saya atau keyakinan saya, saya
menyelesaikan seluruh tembok rumah pancasila. Karena Jakarta memerlukan lima puluh
persen plus satu. Saya bilang kalau satu hari saya bisa jadi presiden saya bilang, ini
rumahnya selesai itu yang dicita-citakan oleh Bung Hatta. karena Bhineka tunggal ika
pada dasarnya itu, hari ini tiba-tiba kita ribut sesama Islam saja Suni ama Sy’ah bisa
ribut. Apa lagi yang beda agama seperti saya, nah itu jelas menurut saya, ketika saya
melihat Bung Hatta Anti Corruption Award, bukan hanya anti korupsinya yang harus
kita perjuangkan. Ibu Tanya kesan dan pesan, ini pesan, jadi kira-kira begitu.
Saya yakin negara ini tanpa korupsi pun akan hancur ketika pita Bhineka
Tunggal Ika kita buang. kerena itu dasar burung garuda berpegangan. Bung Hatta dan
Bung Karno ketika melahirkan pancasila mereka undang-undang dasar empat lima,
menaruh Bhineka tunggal ika semua pasti dengan sadar. Nah bicara korupsi, saya akan
ceritakan begini, saya tidak tau kemarin ada KPK datang ke saya sebetulnya kita sudah
lapor RHKPN tidak wajib menjelaskan kan, kira-kira gitu kan? KPK nda ngga bisa
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
161
maksa. Jadi kemarin saya diberikan kesempatan dengan KPK membahas RHKPN.
Kami yang jadi kepala daerah sekarang tidak boleh jadi direktur, tidak boleh jadi
komisaris, tidak boleh jadi ketua yayasan tidak boleh terima semua gaji, seratus persen
harus gaji dari pemda sebagai gubernur. Lalu kita mulai hitung-hitungan biaya hidup
kita semua, pertanyaan lucu dari KPK kenapa bapak nggak punya mobil, saya bilang
buat apa beli mobil ada mobil dinas. rugi dong gw, penyusutan kalau sabtu minggu saya
diundang sebagai gubernur tidak boleh pakai mobil saya gak bisa.
Saya sengaja bicara dengan KPK, saya ingin apa kemunafikan di negeri ini kita
selesaikan. juga soal gaji, soal biaya hidup, saya buka tabungan saya berapa uang saya
berapa dan dia punya aliran dana saya sejak tahun 2009, jadi dia ikuti, bukan 2009 itu
bukan tapi 99, dia punya tuh dari usaha saya seperti apa karena saya laporkan baru kita
diskusi lalu dia tanya. Kamu biaya makan biaya ini semua dari mana, uang oprasional
kebetulan DKI uang oprasionalnya oke. Jadi saya bisa pake batik bisa beli ini uang
operasional jadi tentu saya tidak membeli sepatu yang berbeda dengan yang biasa saya
pake. kalau tanpa uang operasional saya tidak bisa mencukupi hidup saya kawinan bisa
puluhan satu minggu kirim bungan bisa miliaran dari gubernur DKI kirim bunga to.
Lalu dia tanya kamu kawinan bagaimana, saya ambil cash satu minggu 30 juta, kalau
orang kawinan jadi kasi dua juta. lalu kalau lebih saya gak ambil lagi, dimana uangnya,
di tas satu amplop satu amplop saya buka dia foto dia buka dia foto. Lalu kalau masih
banyak ya tasnya penuh gak usah minta lagi bantuan bagaimana oprasional bayar staf
tambahan kita ada oprasional kita punya pengawal mau makan pake oprasional saya
adalah orang yang menaruh uang oprasional kepala daerah kedalam rekening bank, jadi
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
162
sehingga semua transaksi itu dibaca di DKI itu anda tidak bisa menarik uang dari bank
DKI melebihi dua stenga juta sehingga kita bisa ikuti ini semua uang lari kemana.
Nah, saya katakan kami boleh nggak trima uang bonus dari BUMD, gak boleh
gaji BUMD CEO nya lebih besar dari pada kami dulu kami itu hipek ada tantim itu
hipek itu gratifikasi namanya. Oke saya katakan kepada pak jokowi kita selesaikan
kemunafikan ini, kenapa tidak oprasional itu tidak disebut sepuluh persen misalnya itu
adalah hak dari kepala daerah bayar pajak PPH masuk ke dalam tabungan sekarang
tabungan saya hampir tidak ada uang, saya bayar anak saya sekolah bagitu mahal, habis
uang dari uang makan saya segala macam. Nah saya bilang dinegri ini kalau mau bebas
korupsi mari kita duduk bersama sama. seperti LI Kwan Yu katakan, kamu mau seperti
Suharto yang gajinya kecil bisa punya harta dimana-mana, nah ini yang harus kita
selesaikan. Kita tidak meminta gaji yang besar sekali yang wajar saja untuk bisa hidup
bagaimana mungkin bisa melahirkan orang-orang jujur jadi kepala daerah ada berapa
orang yang bisa bertahan.
Saya waktu jadi bupati ada KPK waktu itu bilang sama saya setelah priksa saya
dari jam delapan sampai setengah dua belas kita share bapak adalah orang yang sangat
beruntung katanya hoki, kenapa hoki gak ada duit bisa jadi gubernur DKI, kira-kira
begitu. Kan dia ikutin sampai yang menarik pertanyaan dari PPK dia punya catatan istri
saya pada tahun 2007 menerima tiga 350 juta ini sisi lucunya juga, ada istri saya dia
tanya ibu pernah terima uang ke rekening BCA ibu 350 juta, itu dari Johan, sah katanya.
wah saya lihat istri saya, ada cowo apa kirimin duit saya, sudah liatin istri saya nih, 350
juta kan. Terus saya tanya kodenya apa, ada tulisan Pc 200. Oh saya ingat PC 200 itu
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
163
komatsu. alat berat kita punya, alat berat pribadi dulu beli kalau udah jadi calon
gubernur kalah, boke, jadi saya jual itu alat. Dan waktu transfer itu dia maunya BCA dia
masuk ke BCA. Udah berarti aman, saya sengaja padahal kita bisa menolak untuk
ditanya itu bisa menolak loh kita karena nggak ada kewajiban sama undang-undang kita
setelah lapor RHKPN ditanya dari mana asalnya.
Lalu dia tanya lagi ke saya, bapak waktu jadi anggota DPR RI 2010 menerima
tiga kali seratus juta, dari siapa saya bilang gitu, dari Arianti. wah istri saya liatin saya
lagi ini laki gw ada pacar juga ini , istri saya curiga. saya juga kaget saya lupa apa
keterangannya, 25 lembar. Eh saya ingat saya jual saham perusahaan saya karena saya
mau beli tanah untuk siap-siap jadi Gubernur DKI kira-kira gitu saya beli tanah saya
harus jual saham saya karena saya nggak pengen pulang ke Babel. Nah saya disitu
mulai keliatan saya coba bayangkan kalau seluruh pejabat republik ini kalau ditanya
seperti itu saya kita nggak bisa jawab dari mana biaya hidupnya dengan gaji yang begitu
kecil.
Nah saya kira inilah pr kita memasuki 70 tahun kedua. maka ibu akan semakin
susah temukan orang ibu, makin susah nanti bukan soal kumpulin uangnya. Nah inilah
yang perlu saya katakan itu kita sudah menandatanganin gratifikasi konfrensi PBB
melawan korupsi, kita udah jadikan undang-undang no 7 tahun 2016 pak SBY tanda
tangan disitu ada prinsip inisit and disprit menambah kekayaan yang haram. Nah kita
nggak berani siapapun yang mau jadi kepala daerah tidak pernah dipriksa laporan
RHKPN dari mana mobil-mobil itu banyak rumahmu begitu banyak pernah bayar pajak
berapa perna beli tanah ini jual tanah ini uangnya masuk transfer kemana itu bisa
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
164
diikutin tuh, semua bisa diikutin. Nah kalau ini dilakukan, kita akan mendapatkan
lapangan tanding yang rata. nggak semua orang bisa kayak bu Risma Pak Yoyo ada pak
Jokowi kayak kami ini, kalau saya memang hoki ikut pak Jokowi soalnya nggak boleh
dihitung. sekali lagi Ahok kan anak hoki ikut aja hokinya gitu, kita nggak bisa
membiarkannya terus di negeri ini kita lebih baik sama seperti BUMN dulu, BUMN
hampir semua korup dulu. Tapi setelah begitu dibuat profesional BUMN profesional,
mulai naik. Apalah artinya gaji seorang bupati kasi 150 juta bersih. satu tahun hanya 1,8
M tambah bonus 2 M lebih kalau dia bisa kumpulin PAD kenapa gak kasih dari PAD
0,1 persen 10 pesen tagih dari sana.
Sebagai Tantim perusahaan swasta, supaya anak-anaknya dia masih punya
uang untuk hidup lebih baik. Orang tanya kepada saya kalau kamu berhenti bagaimana,
saya akan ngelamar kerja kalau nasib saya kurang baik. sama ketika saya berhenti jadi
bupati, saya harus kerja sama orang diperusahaan tambang. Nah, saya juga berfikir
kalau saya berhenti dari Gubernur kalau anak saya belum selesai untuk sekolah saya
harus kerja pada swasta karena perusahaan saya juga saya nggak sempat urus juga nah
ini lah yang saya kira pr kita saya tidak tau apakah 2016 ada yang dapat apa masih 2017
atau 2018, tapi saya kira kalau kita gunakan standar RHPKPKN untuk kepala daerah
saya khawatir ibu nggak dapat nominator akan sangat susah kita menjawab. kecuali kita
punya mertua yang kaya dikasih. Itu juga belum tentu nggak semua itu. belum lagi gaya
hidup kita kalau difoto perjalanan macem-macem nah itu kira-kira pesan saya begitu.
Kalau kesan saya, tentu sekali lagi. Saya sangat berkesan saya mengagumi ibu
risma dan pak yoyo saya belum denger kan baru ketemu sekarang, saya juga banyak
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
165
bukan Cuma bapak yang tancap-tancap gitu flashdisk pak kalau kami tancep flasdisk,
USB yang fungsi UPS pak. Kami belajar banyak dari surabaya, walaupun kecil kita
kembangkan dari bu Risma dari pak Bambang saya kebetulan juga kenal kita belajar,
kami juga belajar dari seragen kami terus belajar dari berapa daerah-daerah yang baik
termasuk Jogja. kami ingin lah supaya kita sama-sama berbagi untuk bisa menjadi
Indonesia lebih baik, terutama saya yakin, Bung Hatta kalau masih hidup dia akan
sangat berharap kepada kita rumah Indonesia rumah pancasila ini selesai kita bangun
bersama. Terimakasih.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
166
Transkrip Wawancara
Wawancara Ima Imadya (Staf Ahli Gubernur DKI Jakarta)
Pandu : Siang Bu, ini saya pandu dari mahasiswa UMN ingin melakukan sebuah
penelitian guna untu skripsi saya. Ini yang saya wawancarai dengan ibu siapa?
Ima : saya Ibu Ima,
Pandu : oh dengan Ibu Ima, ibu sebagai staf khususnya Pak Ahok ya?
Ima : iya, Stafnya bapak.
Pandu : Oke, ini Bu langsung saja untuk pertanyaannya. Ketika bapak berpidato atau
memberi info di depan publik untuk menyampaikan hal hal yang
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
167
kontroversional, apa sih yang lebih difokuskan oleh bapak? Apakah isinya
ataukah cara penyampaiannya?
Ima : kalo bapak pastinya, kalo menyampaikan itu dia isinya yah, bukan cara
menyampaikan karena tipe ya bapak itu dari dulu sampe sekarang dia ga
pernah namanya mikirin gimana cara ngomongnya atau gimana, dia Cuma
mikir isinya apa nanti dia eee apa sih namanya kaya atur sendiri gimana
ngomongnya itu pas ketika di depan mata wartawan atau masyarakat gitu gitu.
Pandu : terus apakah bapak menggunakan emosi ketika pada saat berpidato agar
menrik perhatian audience? Karena kan isinya itu yang diceritakan oleh bapak
cenderung yang bersifat negative, misalnya korupsi segala macem. Lagi pula
tema skripsi saya mengenai pidato bapak dalam hal korupsi, nah itu
bagaimana?
Ima : kalo dari bapak sendiri sebenernya ya, wawancaranya dia itu tergantung dari
isinya, misalnya tema tentang korupsi pasti dia marah. Kan tidak mungkin kita
sebagai orang yang tau akan kejadian korupsi tapi malah ketawa, kan ga
mungkin kan gitu, bapak marah juga ada karena selain korupsi juga ada salah
satunya misalkan kaya perkerjaannya ga dikerjain, kaya perdinas dinas gitu dia
marah. Cuma untuk wawancara biasa kan dia ada di stand up comedy kan juga
masih oke oke aja gitu tergantung permasalahannya apa aja gitu. Jadi ga
diharuskan misalkan korupsi gua harus marah gitu, tapi emang itu murni dari
dia sendiri, pokoknya jika ada hal yang merugikan orang banyak apalagi
korupsi bapak pasti marah pembawaannya.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
168
Pandu : oh ibaratnya udah kaya bawaan gitu aja kan ya?
Ima : iya udah kaya bawaan gitu.
Pandu : terus kenapa sih bapak itu menggunakan gaya Bahasa lebih cenderung
menengah gituloh, dan bahkan cenderung tidak resmi hampir di setiap pidato
bapak, walaupun acara bapak itu bersifat resmi gitu loh kaya seperti rileks
banget, klo kaya ngomong yaudah seitunya aja.
Ima : karena bapak itu bukan tipe orang yang dia mau ngomong di kasih pidato. Dia
itu tidak pernah namanya ngomong dikasihh kan biasanya kan pejabat dikasih
satu transkrip keliatannya kan ngomong ini ini ini, Cuma pak Ahok itu bukan
tipe orang yang kaya gitu. Karena dia tidak bisa menghafalkan atau ga bisa di
apa ya namanya “lu harus kaya gini”, “harus ikutin kata kata ini”, tapi dia tuh
improvisasi sendiri yang penting intinya sama masyarakat biar lebih apa ya,
biar lebih ngerti aja kan yah, kan terkadang ada masyarakat yang ngomongnya
gak santai kan kaya lebih gak lebih gimana gitu, lebih jauh kaya pejabat sama
masyarakatanya banget, dia pengen lebih membaur aja.
Pandu : membaur gitu?
Ima : iya, lebih mebaur lebih menyatu aja.
Pandu : oke terus menurut bapak sendiri bagaimana sih gambaran masyarakat DKI
Jakarta dari keempat video tersebut, “waktu itu saya kan sudah mmengirimkan
gambaran video itu bu yang soal video itu”. Mulai dari demografinya, terus
tingkat pendidikannya hingga penghasilannya apakah cocok dengan apa yang
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
169
dikatakan oleh bapak? Lewat, misalanya demografinya nih “saya pecat gini
gini segala macem itu didepan anak anak di depan orang tua dan umur segala
macem. Terus apakah dari sisi tingkat pendidikan itukan misalkan dia
berpidato di emmm di rusun itu pendidikan mereka kan tidak seperti kita gitu
loh, kuliah ataupun lulusan SMA lalu dari penghasilan pun masuk kalangan
kelas menengah bawah nah gitu menurut ibu giman gitu dari kata, pertakataan
bapak dari gaya bicara bapak ke mereka gitu?
Ima : Kalo menurut saya bapak ga ada bedanya ya ngobrol sama kalangan orang
rusun atau masyarakat biasa atau gimana, jadi kecuali mungkin beda sama
orang orang yang ada di luar negri kaya ketemu konsulat gitu. Cuma bapak
untuk selama ini kalo misalnya ngomong langsung ke orang orang rusun terus
nngomong pecatnya langsung di depan mereka semua gitu emang itu udah
bawaan sikapnya bapak ga ada yang kita bantu peragaain, kita yang arahkan
atau gimana bener bener nurun dari sini Cuma ada kadang beberapa perkataan
perkataan yang offside kan kaya apa namanya, misalkan keluar keluar kemaren
yang ada di kompas TV kita kan juga sampe sebagai stafnya juga “aduh si
Bapak bisa ngomong kaya gini” gitu kan. Kita juga sebenernya habis itu kita
kasih tau ke bapak, “kurang kurangin pak ngomong ngomong seperti itunya”
Cuma kan kadang kalo orang emosi ya, kalo misalkan orang tau gimana DKI
sendiri itu bener bener pokoknya kalo masuk sini harus sabar sabar lah gitu,
justru klo orang paling sabar ya dia.
Pandu : oh justru bapak sperti itu diakatakan orang yang sabar.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
170
Ima : iya justru orang yang paling sabar seperti dia, kenapa? kalo saya jadi gubernur
ataupun siapa yang lain belum tentu sekuat dia. Kan kalo intinya gini kan,
pimpinan atau pemimpin yang baik kalo misalkan di satu daerahnya, akaya
contohnya di DPRD ini nih. Kan kaya mulai anggarannya kan kaya mulai
diangkat angkat lagi kan, mulai diangkat lagi kan? Mulai Di tinggi tinggiin
Cuma si Bapak ini kan dia kesel pastilah dia marah itu karena dia merasa kalo
sesuatu yang dia atau di sekelilingnya dia itu emang ga bener gitu, makannya
dia selalu emosinya, dan gayanya itu selalu kaya gitu.
Pandu : terus ini kan soal dari pembawaan, ada ga sih factor factor masa lalu bapak
mungkin lingkungan dulu, waktu kecilnya itu seperti kaya temapat tempat
seperti itu jadi dia kebawa gitu loh atau dia.
Ima : Bapak itu asalnya kan dari Sumatra kan? Sumatera kan keras ya, dan bapak
itu orang lapangan, kalo ngomongnya pasti kenceng. Kan ga mungkin orang
lapangan ngomongnya pelan kan pasti dia kan lebih. Mungkin ada factor factor
dari situ. Orang Sumatra keras, bapak sering di pabrik sering di lapangan gitu
gitu, jadi dia lebih suaranya lebih lantang.
Pandu : kalo boleh tau dulu bapak kerja nya sebagai apa ya? Sebelum menjabat suatu
pemerintahan gitu, kan dulu sempet di jambi kan dia nah sebelumnya itu?
Ima : kan dulu dia kan sempet usaha di ikut di perusahaan bapaknya kan, Cuma
bapaknya meninggal dan tiba tiba ninggalin banyak utang akhirnya dia kerja di
tempat lain tapi tetep di sector pertambangan gitu gitu terus sempet juga dia
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
171
jadi auditor di kantor gitu, kalo ga salah kantornya itu di daerah, pokoknya di
sekitar daerah selatanlah pkoknya waktu itu. Tapi lama lama dia itu makin ini
semakin apa namanya, nyoba nyoba pas ditutup itu pabriknya sama pemda
Cuma karena dia gak mau, apah gak mau bayar suap gitu maknnya dia kan
marah pabriknya dia kan ditutup akhirnya dia mau nyoba nyalonin diri ke
DPRD tingkat II gitu.
Pandu : itu yang tingkat II itu di Jambi ya?
Ima : ehh bukan, ga pernah di jambi tapi di Bangka Belitung
Pandu : ehh maksudnya di Bangka Belitung, maaf saya suka ketuker
Ima : Bapak sih di Bellitung Timur lebih tepatnya itu di DPRD tingkat II
Pandu : Oke, terus untuk persiapan bapak sendiri dalam mebuat pidato gimana ya bu
ya?
Ima : kaya tadi yang pertama kali saya kasih tau, bapak tidak pernah namya nyiapin
pidato, tapi kita sebagai stafnya menyiapkan kira kira “ini pak”, misalkan
contohnya dia harus mengisi satu acara di luar nih, terus temanya apa, kita kan
harus tanyakan ke panitia temanya apa. Terus apa yang harus di, kalo misalkan
yang harus berbasis data kita harus siapkan untuk bapak ngomong. Cuma kita
lebih siapin isinya saja sih, bapak improvisasi sendiri dia.
Pandu : terus kalo pidato bapak itu apakah dia buat sendiri atau ada orang
dibelakangnya semacam PR yang membantu bapak gitu loh. misalkan temanya
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
172
tentang ini, wahh bapak itu cocoknya itu seperti ini nih, cara mengambil
hatinya itu seperti ini nih gitu. Ada ga sih orang kaya gitu?
Ima : aaa enggak, kita enggak ga ada yang namanya “Pak, kita peragain bapak
harus ngomongnya kaya gini (8:30) bisa mengambil hati masyarakat tuh ga
pernah dia improvisasi sendiri, kita yang penting point poinnya aja yang harus
di kasih tau oleh pak Ahok.
Pandu : nah itu dia kalo untuk masyarakat kan untuk seperti itu tapi kalo untuk teman
teman magang staff juga apakah ciderung seperti itu?
Ima : sama
Pandu : Kalo kerja ga bener, bener bener ketus gitu apakah sama?
Ima : ya ga terlalu sih, Cuma kadang kan staf stafnya bapak yang pribadinya dia
kan, ya mungkin ada kesalahan misalkan ini belom ada dikerjain, Cuma masih
oke karena kan juga kita kan ga berhubungan langsung dengan anggaran ya
jadi, jadi ga terlalu maksudnya bapak ga bener bener marah banget yang
penting dia ingetin dan ga terlalu ketus sih, dan kalo menurut saya itu sih bapak
itu kan marah sama orang yang ngambil uang rakyat ya.
Pandu : yang berurusan dengan uang rakyat ya?
Ima : berurusan dengan uang sama dan berurusan sama ga ngerjain yang harusnya
di kerjakan, kaya ada anggarannya tapi ga dikerjaain, malah disewain ke orang.
Itu yang bapak bikin marah, Cuma sejauh ini kita staf stafnya bercanda
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
173
bercanda aja, bapak kalo ngomong di dalem ya kaya udah kaya temen biasa aja
sih gitu..
Pandu : ehmm gitu, terus sebenernya apa sih motivasi bapak menagatakan hal hal
kasar seperti oknum bajingan pada pidato peresmian CMS itu dan terus saya
pecat saja pak Jonathan itu memang oknum kurang ajar gitu, apa sih
motivasinya?
Ima : sebernarnya dia ga ada motivasi ya, itu dia langsung keluar sendiri aja. Udah
bawaannya dia karakter dia seperti itu, Cuma kalo misalakan untuk motivasi ya
pasti aaa.. dia sebernernya kalo saya lihat dia pengen marahin orang itu karena
dia saking keselnya, makannya dia ngeluarin kata kata itu sih, lebih ke biar
efek jera sih, Cuma ya efek jera si bapak kan kadang ada beberapa yang nggak
harus dikeluarkan, Cuma kadang dia suka mikir lagi kalo habis ngomong “oh
iya tadi gue salah” gitu, jadi bapak kan orangnya kan ngomong dulu baru
mikir.
Pandu : ehmmm pas banget nih, ada pertanyaan selanjutnya, adakah pertimbangan
dari diri bapak untuk mengatakan hal hal itu? Berarti justru nggak ada
pertimbangan ya untuk hal itu?
Ima : nggak, nggak ada dia kan tinggal ngomong doang baru mikir gitu, orang si
bapak mah beritanya udah kemana mana dia baru sadar gitu aja.
Pandu : Kadang kadang bapak suka menyesali dengan ngomong gitu?
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
174
Ima : ya kadang suka menyesali “oh iya gue salah juga ya” cuman kadang beberapa
“ahh nggak kok, emang gw harus ngomong kaya gitu” gitu kan.
Pandu : yang di kompas juga gitu sih pas kemaren di depan sini di ponogoro, ya saya
mengatakan itu ya memang apa yang terjadi inilah rasa sakit hati saya rasa
kebencian saya terhadap itu.
Ima : kalo dia udah mulai mukanya agak mulai galak galak gitu berarti dia udah
saking keselnya, saya aja yang bukan jadi gubernurnya aja udah kesel, gima dia
yang tau semuanya kan?
Pandu : oh iya, terus apakah bapak sebelumnya mempertimbangkan kemampuan
audience bapak, seperti apakah audience bapak bIsa mencerna kata kata bapak?
Lalu apakah audience bapakitu pantas mendengar pidato dari bapak dan
melihat gaya pembawaan bapak yang bersifat emosioanal? Khususnya bagi
anak anak dalam kurung “non verbal” gitu loh (dalam bentuk non ucapan).
Ima : sebenernya kalo misalkan audience itu kita kan ada audience langsung sama
yang di tivi ya, kalo yang misalnya yang di tivi itu sebenernya tergantung
orang tuanya, mungkin kalo yang di tivi kan kita tidak bisa ngontrol karena kan
orang tivi siapa saja bisa buka. Kalo lebih ke audience itu kalo menurut saya
bapak orangnya bukan terlalu hati hati ya, maksudnya dia orangnya biasa aja
mau ngomong apa aja terserah dia, mau ngomong kaya gimana tergantung
situasi. Kalo misalnya audience dia oke, semuanya misalkan audiencenya
mahasiswa nih pasti dia akan mengorbarkan semangat untuk “ayo lu rame
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
175
rame orang baik masuk ke pemerintahan biar APBD kita ga direbut orang
orang jahat gitu, pasti dia lebih oke. Cuma kalo misalkan di depan dia para
orang orang yang udah ngambil ngambil apa, minta pungli pungli pasti dia
udah marah banget, gitu.
Pandu : terus apakaha bapak mempertimbangkan perasaan khalayak ketika
menggunakan Bahasa yang agak kasar?
Ima : kalo yang saya lihat bapak,
Pandu : Let it flow aja ya?
Ima : dia udah bawaan sih ya, udah murni, murni gitu udah kayanya gak ada yang
gimana Cuma kadang ada yang beberapa “oh ya gw ga harus ngomong gitu”
Cuma karna kita punya pikir Jakarta memang perlu perlu di orang yang kaya
gitu ya, masalahnya Jakarta kan selama ini, kita habis gusur aja, gusur nih satu
tempat tiga hari rapi ntar hari ke empat ada lagi, gitu. jadi tergantung
masyarakatnya juga, masyarakat kaya gitu gubernur udah bener bener mau
ngerapiin masih begitu juga pasti dia ngomongnya kaya, ehh kita juga sebagai
pembacanya juga kadang mikir oh iya emang pantes ini orang di katain ini nih.
Karena emang udah, gimana ga dikatain misalkan contohnya dikatain bangsat
dia udah ngambil 100 milyar. Itu masih bangsat masih oke gitu, makannya dia
bapak lebih karena dari hatinya dia udah benci banget sih, seperti itu.
Pandu : terus tujuan bapak menggunggah video aktivitas bapak sebagai gubernur di
internet dalam akun pemprov DKI itu apa sih bu soalnya ini kan cakupannya
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
176
luas baik secara demografi maupun geografi bisa diterima dimana saja dan oleh
siapa saja.
Ima : Jadi sebenernya bapak itu kan dari dulu kan terkenal namanya bersih,
transparan, dan prefesional. Transparan itu bapak lebih pengen semua
masyarakat ikut nih liat apa yang gue kerjain jadi dia pengen kan belom pernah
ada kan gubernur tiap hari ngapload video video rapatnya kan belum pernah.
Udah pernah liat belom gubernur gubernur di Indonesia?
Pandu : belum pernah bu, baru kali ini.
Ima : Nah, bapak tuh pengen selain dia untuk transparan apa yang dia kerjakan dia
juga pengen ngajarin ke masyarakat jadi sebenernya kalo nonton bapak itu
sebenernya kaya kuliah umum, banyak ilmu ilmu yang kita manfaatin, dan
manfaat buat kita jika bener bener denger, ohh bapak mau kaya gini
masyarakat harusnya dengerin gitu, ahok tuh maunya kaya apa. Misalkan dia
kaya mau bangun taman nih kaya gini gini masyarakat sebenernya juga harus
tau gitu, jadi ga ada namanya ditutup tutupin lagi. Soal anggaran kita buka
vidoenya juga ga masalah jadi selain itu juga, ee juga untuk antisipasi jika ada
berita berita yang ga bener dipotong potong kita udah punya aslinya. Gitu.
Pandu : oke, sebagai untuk kaya cadangan gitu ya untuk…
Ima : iya cadangan misalnya ada berita keluar soal apa padahal di video, kan
kadang di video 10 menit ada orang potong Cuma semenit tapi kan sebenernya
intinya kana da di belakang, depan misalnya marah marahnya doang nih. Tapi
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
177
sebenernya Ahok marah marah itu ada alesannya itu yang makannya kita ingin
munculin gitu.
Pandu : apakah bapak melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada masyarakat yang
ingin bapak ceramahi?
Ima ; ceramahi maksudnya?
Pandu : ya misalnya dalam pidatonya dia sukanya ngasih ceramah segala macem gitu,
kaya pidato lah kan soalnya ceramah hampir sama dengan kaya pidato. Itu dia
ada ga sih misalkan cari tau dulu nih, nih orangnya gimana sih atau siapa aja
sih yang bakal nonton gw gitu?
Ima : iya mestinya kita sebagi timnnya kan liat bapak, misalkan bapak hari ini
audiensinya sama seluruh warga mana terus hal hal mana aja atau ini aja, Cuma
bapak tidak mau ambil banyak mikir pusing audiensinya siapa ininya siapa
kecuali beda tema ya, misalkan audiensinya dia pakar pakar ekonomi ya jelas
dia harus membahas soal mengenai perekonomian DKI, DKI kurang apa aja
nih perekonomiannya kita minta masukan dari para konsultan-konsultan
ekonomi. Beda halnya kalo bapak lagi ngomong soal masyarakat yang
rusunnya dijual belikan kan beda kan. Dia kaya ee pastikan adanya marah lah
atau gimana langsung dari hatinya bapak gitu.
Pandu : berarti kaya misalkan kasus CMS itu bapak sebelum pidato memanggil orang
orang rusun itu, seprti petinggi petinggi rusun gitu biasanya untuk..
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
178
Ima : misalnya ada hal rusunnya dijual belikan, bapak dapat info ada yang dijual
belikan. Terus kita turun orang untuk ngecek udah konfirmasinya oke, bapak
langsung panggil kepala UPT Rusun.
Pandu : UPT itu apa?
Ima : UPT itu Unit Pelayanan Tehnis kalo ga salah, UPT Unit Pelayan Tehnis abis
itu si bapak mulai siding langsung aja jika memang perlu ada yang di sidak
Pandu : Dalam pidato bapak, bapak sering ngasih perumpamaan perumpamaan gitu,
sebenernya tujuan nbapak ngasih perumpamaan itu pada saat pidato?
Mempermudah untuk orang mengetahui atau…
Ima : Untuk mempermudah mencerna, misalkan ada beberapa orang yang kan
bapak kadang kan ngomongnya ada yang kita nggak mengerti apa sih
maksudnya bapak? Tapi dia mengumpamakan dengan Bahasa Bahasa yang
familiar dimasyarakat aja gitu, jadi tujuannya lebih untuk masyarakat mengerti.
Pandu : perumpamaan perumapaan apa sih yang sering bapak gunakan ketika sedang
berpidato gitu
Ima : Sebenernya kalo yang paling sering itu bapak umpamakan ya kaya contohnya
kalo misalkan itu dia lebih ke Abraham Lincoln yang kaya dia bilang misalkan
menguji karakter seseorang itu kan harus kita kasih kekuasaan dulu. Cuma kalo
untuk perumpamaan itu dia paling sering yang saya denger aja kalo misalkan
aja kalo soal politik, dia kenapa masuk ke politik kan dia mengumpamakan
seorang nenek nenek di jorokin ke sungai, terus otomatis itu nenek nenek
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
179
melakukan biar aman dari ininya dari ehhh soerang pemuda iya seorang
pemuda, dia harus mencoba untuk menyelamatkan diri agar tidak terjun
lerlebih dalam gitu yang paling sering bapak katakan.
Pandu : Terus apa sih tujuan bapak menggunakan Bahasa yang lugas dan eksplisit?
Ima : tujuan dia sih gamau berteori ya dan ga mau macem macem dan ga mau,
berbelit belit kan pusing juga orang dengernya, kalo misalnya to the point kita
ngerti gitu jadi tipenya bapak itu bukan tipe tipe yang banyak banget. Soalnya
bapak bukan seorang akademisi dia lebih ke orang lapangan dan langsung
kepada pokok permasalahan itu aja istilahnya.
Pandu : oh intinya bapak itu bukan tipe yang akademisi lebih ke orang lapangan, ini
salah satu factor yang membuat Bapak berpidato itu cenderung ketus gitu?
Ima : kalo Akademisi sih kan ga mungkin gitu, gitu aja.
Pandu : ya sedikit kemungkinannya lah.
Ima : iya, sedikit
Pandu : lalu, bapak lebih menyukai menggunakan perumpamaan atau ceri ta
kehidupan bapak? Maksudnya lebih memilih mana sih perumpamaan atau
cerita pengalaman kehidupan gitu..
Ima : kalo dia sih lebih sering menceritakan kehidupannya ya, tergantung kalo dia
posisinya lagi emang faktanya pernah menjalani dalam kehidupan ya dia akan
cerita. Cuma selama ini lebih banyak cerita tentang kehidupannya dia. Kalo
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
180
perumpamaan juga sering sering juga Cuma ya tergantung itu temanya apa
isinya apa.
Pandu : oke kalo gitu menurut bapak lebih efektifan mana, selama ini perumpamaan
atau cerita pengalaman bapak dalam kurung nih selama bapak di DKI atas
dasar pengalaman bapak melakukan pidato dalam membujuk atau memberi
informasi.
Ima : lebih efektif menceritakan pengalaman hidup sih jadi orang lebih percaya
juga kan? Kalo perumpamaan kan kadang apa yang kita berikan ada yang ga
paham juga maksudnya kaya apa.
Pandu : lalu menurut bapak gaya Bahasa yang tepat bagi publik atau masyarakat
Jakarta itu seperti apa sih?
Ima : kalo untuk masyarakat Jakarta kita kalo menurut bapak ya memang harus
tegas. Karena kan kita beda beda semuanya orangnya beda beda ada yang keras
banget ya beda di Jakarta sama misalkan sama contohnya sama jawa barat,
jawa barat kan oke oke dibilang apa aja oke oke, Cuma kalo di Jakarta kan kita
ngomong apa ini ga suka ini ga suka ini ga suka. Makannya itu kata bapak
Jakarta memang harus tegas. Pemimipin Jakarta sama omongan orang Jakarta
itu ga bisa diem, soalnya kalo kita diem malah kita diinjek injek kan? Gitu aja.
Masyarakat juga sudah paham sifatnya Bapak kok, jadinya wajar.
Pandu : lalu apakah bapak punya acara khusus agar audience bapak tetap fokus dan
mendengar apa yang bapak ingin sampaikan gitu, ada ga cara caranya?
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
181
Ima : cara caranya ya, bapak itu sebenernya dia kan omongannya kenceng ya
suaranya cowo ananya suara apa gitu, itu yang bikin orang ga akan lepas dari
omongan bapak gitu, karena menurut saya kuncinya dari bapaknya sendiri, dan
cerita cerita bapak ga bikin orang tidur kan gitu.
Pandu : Lalu harapan bapak, jangka panjang dan pendek baik verbal maupun
nonverbal kepada audience bapak. Jangka pendek nih misalnya bapak, suapaya
orang atau publik tertarik dan memeprhatikan bapak jangka panjangnya
misalkan apa yang bapak utarakan terealisasi dan teringat oleh perkataan
bapak, nah harapannya itu kaya gimana sih? Misalkan, bapak ngomong nih
apakah misalkan jangka pendeknya jangka panjangnya itu kaya gimana? Gitu
Ima : kalo jangka pendeknya biar orang pertama orang kaya gitu, biar orang tuh tau
apa maksudnya bapak gitu. Kalo untuk jangka panjangnya biar orang orang
lain bisa melakukan hal semikiran dengan bapak , jadi kalo untuk misalkan
langsung jangka panjangnya si bapak udah pengen masyarakat memahami dan
ikut juga berubah pola pikirnya untuk jangka panjangnya. Kalo jangka
pendeknya lebih mengerti Cuma jangka panjangnya agar masyarakat juga bisa
ngerti apa pemikirannya dia merealiasasikan kedepan sebagai ilmu ilmu
tambahan.
Pandu : jadi, yang melatarbelakangi bapak memiliki karakter yang tegas dan ceplas
ceplos dikarnakan bapak orang lapangan. Justru gaya kepemimpinan bapak
disini lebih ke orang lapangan ketimbang dari seorang akademisi. Dan dari segi
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
182
keluarga bapak sendiri gimana? Maksudnya di keluarga sebelumnya, bukan
keluarga sekarang. Keluarga masa lalunya sperti orang tuanya itu dia gimana?
Ima : ehmm bapaknya sih tegas sama kaya pak ahok, dan mungkin udah di bentuk
dari kecil kaya gitu. Itu factor factor. Terus factor berikutnya dia kalo ibunya
biasa aja ngomongnya ga terlalu kenceng Cuma kan kalo bapaknya juga ga
pernah ketemu soalnya kan udah meninggal udah lama kan ya. Jadi yang saya
denger bapaknya juga orangnya tegas lugas ya sama lah karakternya kaya
bapak. Lebih faktornya yang paling besar ya itu Sumatra sama orang lapangan
aja biasanya sih gitu.
Pandu : yang ngebentuk seperti ini gitu loh, menurut bapak apakah audiens bapak
sudah percaya terhadap bapak atau tertarik saja gitu untuk selama ini?
Ima : Kalo selama ini kalo bapak lihat pasti setuju apa yang dia katakan misalkan
ada beberapa kaya contohnya kaya kemaren si bapak kan pernah dateng ke
kompas TV, terus orang orang kompas nih di kumpulin mereka Tanya Tanya
soal ciliwung. Ciliwung yang di dikampung pulo di realisasikan dinormalisasi.
Disitu tadinya mereka enggak percaya, karena mereka Cuma denger segelintir
berita berita jadi mereka tuh semuanya “kenapa sih lo harus gusur gini gini
gini”, ternyata dari penjelasan bapak mereka ngerti “ohh kalo ternyata kaya
gini gue dukung Ahok” salah satu contohnya itu aja sih.
Pandu : oke pertanyaan utamanya sih udah terjawab. Jadi kalo bapak bicara bener
bener pure dari dirinya sendiri kan ya?
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
183
Ima : iya itu memang improvisasi dirinya sendiri sih, kita Cuma siapin poin poinya
aja sih.
Pandu : jika bapak di Tanya dalam tiga hal “lebih ke jujur, sopan santun, atau sekedar
menarik”? dalam berpidato?
Ima : maksudnya?
Pandu : lebih mementingkan kejujuran, sopan santun, atau sekedar menarik?
Ima : ohh jelas pasti jujurlah, apa yang diutarakan dari hatinya pasti diomongin.
Pandu : untuk pilihan kata bapak lebih memilih yang tak resmi ya dalam mengobrol
ya?
Ima : Kalo saya lihat dia pidato ngobrol sama pak Jokowi juga orangnya ga pake
formal formal banget kadang juga ngomong ama duta besar juga ga Bahasa
inggrisnya nyambung ga formal gitu, dia tipe orang yang kayanya ga pernah
formal formal banget gitu.
Pandu : yahh kaya jalanin aja gitu
Ima : iya kaya jalanin ajalah gitu, yang penting orang ngerti gitu aja kalo bapak.
Pandu : Kalo untuk staf komunikasi dari bawahan ke atas gitu gimana tuh Bu?
Apakah ibu kaya misalkan TNi itu pastikan kalo dari bawah ke atasan harus
sesuai dengan protokoler gitu.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
184
Ima : ohh nggak dia, di amah selow masyarakat aja bisa langsung sms dia kan? Kan
biasa masyarakat bisa mengadu lewat mana, lewat lurah, camat, walikota, baru
ke gubernur kan jauh kan. Jadi dia lebih ga ada prosedur sih kalo saya bilang.
Pandu : Bahasa lu gua kira kira memungkinkan ga dari bawahan ke atasan?
Ima : enggak, mungkin kalo untuk kita “iya pak” tapi bapak bahasanya “iya lu” “iya
lu kemana aja” gitu. Tapi kalo bapak sendiri kadang ngomongnya “aku” yah
gitu, ga pengen terlalu dihormatin sih dia.
Pandu : oke deh mungkin cukup itu aja Bu, terima kasih sebelumnya.
Ima : iyak sama sama.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
185
Transkrip Wawancara Basuki Tjahaya Purnama
Pandu : Saya ingin bertanya lebih ke internal bapak, kenapa sih bapak ketika
berpidato lebih ke ceplas ceplos langsung to the point gitu bahkan
menggunakan kata kata yang cukup kasar?
Basuki : Makannya sekarang saya ga tau, saya bukan orang pidato yang baik. Saya
hanya ngomong yang secara unplainisspeaking saja saya. Nah kamu suka
pejabat yang ngatur ngatur pembicaraan apa orang yang suka ngomong apa
adanya di otak, dihati, dan dimulut sama?
Pandu : saya lebih memilih yang kedua itu pak (orang yang suka ngomong apa adanya
di otak, dihati, dan dimulut sama).
Basuki : udah, nah itulah saya.
Pandu : Nah hal yang membuat karakter bapak seperti ini itu apakah dari keluarga
ataukah dari kehidupan bapak?
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016
186
Basuki : saya nggak tau deh itu dari keluarga atau firman Tuhan itu, ya itu. Yang pasti
karakter orang dipengaruhi oleh keyakinan yang dibentuk dari kecil. Kalo
keyaninan kitab yang sama juga bisa kita dapat berbeda.
Gaya bahasa..., Berthier Pandu Juwandono, FIKOM UMN, 2016