1 perubahan fisiologi pada masa nifas_word

7
 1  2014/2015 PRODI KEBIDANAN DIII SEMESTER III PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TA 2014/ 2015 PERUBAHAN FISIOLOGI PADA MASA NIFAS 1. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN 2. PERUBAHAN TANDA- TANDA VITAL 3. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER 4. PERUBAHAN SISTEM HEMATOLOGI 5. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMENT HANDOUT NIFAS 1

Upload: wahyu-febrianto

Post on 05-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perubahan fisiologi

TRANSCRIPT

  • 1

    2014/2015

    PRODI KEBIDANAN

    DIII SEMESTER III

    PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN

    BANGSA PURWOKERTO

    TA. 2014/ 2015

    PERUBAHAN FISIOLOGI PADA MASA NIFAS 1. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN

    2. PERUBAHAN TANDA- TANDA VITAL

    3. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER

    4. PERUBAHAN SISTEM HEMATOLOGI

    5. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMENT

    6.

    HANDOUT NIFAS 1

  • 2

    HANDOUT NIFAS 1

    MATA KULIAH : NIFAS 1

    TOPIK : Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas

    SUB TOPIK : 1. Perubahan sistem endokrin

    2. Perubahan tanda- tanda vital

    3. Perubahan sistem kardiovaskuler

    4. Perubahan sistem hematologi

    5. Perubahan sistem integument

    BOBOT : 4 SKS ( T: 2, P: 2 )

    SEMESTER : III (Tiga)

    PERTEMUAN : Ke 4

    PENGAMPU : Linda Yanti, S.ST

    OBYEKTIF PERILAKU SISWA :

    Setelah perkuliahan ini mahasiswa mampu :

    1. Menjelaskan tentang Perubahan sistem endokrin pada ibu nifas dengan benar

    2. Menjelaskan tentang Perubahan tanda- tanda vital pada ibu nifas dengan benar

    3. Menjelaskan tentang Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu nifas dengan benar

    4. Menjelaskan tentang Perubahan sistem hematologi pada ibu nifas dengan benar

    5. Menjelaskan tentang sistem integument pada ibu nifas dengan benar

    SUMBER PUSTAKA:

    Buku Utama

    1. Anggraeni Y. asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama; 2010.

    2. Harry Oxorn WRF. Ilmu kebidanan: patologi dan fisiologi persalinan. Yogyakarta: Yayasan

    Essentia Medica; 2010.

    3. Manuaba IBG. lmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan

    Bidan. Jakarta: EGC; 2009.

    4. Suherni. Perawatan masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya; 2009.

    5. Saifudin AB, Wiknjosastro H, Waspodo D. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

    dan Neonatal. 1 ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo; 2006.

    6. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo EGC;

    2006.

  • 3

    MATERI : PERUBAHAN FISIOLOGI PADA MASA NIFAS

    PENDAHULUAN

    Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari. Menurut Bobak, et.al

    (2005) periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi

    kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Pengertian lainnya, masa nifas adalah masa yang dimulai

    setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

    hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009). Masyarakat Indonesia, masa

    nifas merupakan periode waktu sejak selesai proses persalinan sampai 40 hari setelah itu.

    Tujuan asuahan masa nifas menurut Maryunani (2009) adalah: (1) menjaga kesehatan ibu dan

    bayinya, baik fisik maupun psikologik, (2) melaksanakan sharing yang komprehensif, mendeteksi

    masalah, mengobata atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, (3) memberikan

    pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

    pemberian imunisasi kepada bayi, dan perawatan bayi sehat, (4) memberi pelayanan KB.

    Menurut Suherni (2009) peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas adalah: (1)

    mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting

    yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, (2) mengadakan kolaborasi antara orangtua dan keluarga,

    (3) membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan administrator. Asuhan masa nifas ini sangat

    penting karena periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.

    1. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN

    Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin,

    terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.

    a. Oksitosin

    Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap ketiga persalinan,

    hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi,

    sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi

    oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali ke bentuk normal .

    b. Prolaktin

    Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari bagian belakang

    untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk

    merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi

    dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang

    tidak menyusui bayinya tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14-21 hari setelah

    persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium ke

  • 4

    arah permulaan pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel,

    ovulasi, dan menstruasi

    c. Hipotalamik Pituitary Ovarium

    Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia

    mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang

    dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Diantara wanita laktasi sekitar 15%

    memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu. Diantara wanita yang

    tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu, dan 90% setelah 24

    minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak

    laktasi 50% siklus pertama an ovulasi

    d. Estrogen dan progesteron

    Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya secara penuh

    belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon

    antidiuretik yang meningkatkan volume darah. Disamping itu, progesteron mempengaruhi otot

    halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini sangat

    mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva,

    serta vagina.

    2. PERUBAHAN TANDA- TANDA VITAL

    Tanda-tanda vital yang harus dikaji pada masa nifas adalah sebagai berikut:

    a. Tekanan darah

    Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum akan menghilang dengan

    sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam bulan

    tanpa pengobatan.

    b. Denyut Nadi

    Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah partus, dan dapat terjadi bradikardi. Bila

    terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada

    vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan

    dengan suhu tuhub, sedangkan pernapasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian

    kembali seperti keadaan semula. Nadi berkisar antara 60 80 kali permenit. Denyut nadi

    diatas 100 kali permenit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini

    salah satunya bias diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang

    berlebihan. Jika takikrdia tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena vitium kordis.

  • 5

    Beberapa ibu postpartum kadang kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut

    nadinya mencapai serendah-rendahnya 40 50 kali permenit.

    c. Suhu

    Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 0C. Sesudah partus dapat naik kurang lebih

    0,50C dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 38 0C. Sesudah dua jam pertama

    melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 0C, mungkin

    terjadi infeksi pada klien.

    Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya

    disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan,s

    elain itu bias juga disebabkan karena istirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal

    persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh kembali normal.

    Periksalah suhu tubuh, nadi, TD ibu secara teratur minimal sekali dalam satu jam jika ibu

    memiliki masalah kesehatan

    d. Pernafasan

    Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20 30 kali permenit

    3. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER

    Secara bertahap akan kembali normal cardiac output 2-9 hari akan kembali seperti sebelum

    hamil. Setelah satu minggu post partum volume darah akan kembali stabil.

    Pada persalinan per vaginam kehilangan darah sekitar 300-400cc. bila kelahiran bayi melalui

    sectio caesaria kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan

    hemokonsentrasi akan naik dan pada section caesaria haemokonsentrasi cenderung stabil dan

    kembali normal setelah 4-6 minggu.

    Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relative akan

    bertambah,keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung menimbulkan dekompensasi

    jantung pada penderita vitium cordial. Untuk keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme

    kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti

    sediakala. Umunya hal ini dapat terjaddi pada hari ke-3 sampai hari ke-5 postpartum.

    4. PERUBAHAN SISTEM HEMATOLOGI

    Hematologi atau darah adalah cairan yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti

    oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain

    sebagainya.

    .

    http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-asuhan-kebidanan-ii-persalinan.html

  • 6

    a. Komponen Darah

    Menurur Harfenist, Elizabeth J., dkk (h. 738), darah beredar dalam satu sistem pembuluh yang

    hakekatnya tertutup. Darah terdidri atas unsur- unsur padat, yaitu eritrosit, leukosit serta

    trombosit yang tersuspensi di dalam media cair, yakni plasma.

    1) Plasma Darah

    Plasama darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang

    menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darahditutup. 55% dari jumlah/volume darah

    merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10%

    berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbondioksida.

    Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.

    2) Sel Darah

    Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan

    dalam darah.Pada mamalia, sel-sel darah dibagi menjadi tiga kategori:

    a) Sel darah merah, yang fungsi utamanya adalah untuk mengangkut oksigen;

    b) Sel darah putih, menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi;

    c) Keping darah, yang sebenarnya merupakan fragmen dari sel sumsum tulang yang

    dikenal dengan nama megakariosit dan berperan penting dalam koagulasi darah.

    b. Perubahan

    Selama minggu- minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor

    pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma

    akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga

    meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah

    putih dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama

    dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000 atau

    30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah

    hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat bervariasi pada awal-awal masa

    postpartum sebagai akibat dari volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang

    berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita

    tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 200-

    500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan

    peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali

    normal dalam 4-5 minggu postpartum.

    Menurut Ai Yeyeh rukiyah, dkk (2009; h. 22-23), perubahan hematologi pada masa nifas juga

    mempengaruhi volume darah, curah jantung, dan tanda- tanda vital ibu nifas.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Mediumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Volumehttp://id.wikipedia.org/wiki/Larutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_koagulasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ionhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekskresihttp://id.wikipedia.org/wiki/Selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mamaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Keping_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Megakariosit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Koagulasi_darah&action=edit&redlink=1

  • 7

    1) Volume darah

    2) Curah jantung

    3) Tanda-tanda vital

    Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini

    disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.

    Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika hematokrit

    pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat

    memasukipersalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak.

    Titik 2 persen kurang lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah.

    5. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMENT

    a. Kulit abdomen

    Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan mengendur

    sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang dinamakan strie. Melalui latihan

    postnatal, otot-otot dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa

    minggu.

    b. Striae

    Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis

    lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan

    muskulus rektus abdominishal tersebut dapat dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktivitas,

    paritas, jarak kehamilan yang dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali normal.

    ***************SELAMAT BELAJAR***************

    http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-asuhan-kebidanan-ii-persalinan.html