1. pendahuluan
DESCRIPTION
pendahuluanTRANSCRIPT
1.1 LATAR BELAKANG
Penataan lalu lintas sangat penting di lakukan guna mengatur kendaraan agar terhindar
dari kecelakaan lalu lintas dan membuat keadaan sekitar jalan menjadi teratur dan
terarah. Adapun kejadian – kejadian kecelakaan lalu lintas di dasarkan dari beberapa
factor yaitu :
Faktor manusia : Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam
kecelakaan. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-
rambu lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan
terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan
atau pula pura-pura tidak tahu.
Faktor kendaraan : Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem
tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian
kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya.
Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan,
perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.
Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan,
disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara
reguler.
Halaman : 1 - 1document.doc
Faktor jalan : Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar
pengaman di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi
permukaan jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan
terutama bagi pemakai sepeda motor.
Faktor lingkungan : Hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak
pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh
karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa
mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.
Oleh sebab itu dari faktor – faktor kecelakaan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
sangat pentingnya fasilitas – fasiltas lalu lintas yang dapat membantu pengguna jalan agar
lebih nyaman dan aman serta dapat menghinari dari bahaya kecelakaan saaat di jalan.
Serta melalui Pengawasan ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat membantu Dinas
Perhubungan Porvinsi Lampung, untuk memberikan arahan atau mengambil tindakan
peneguran terhadap pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana gambar kerja. Bahkan
membantu kontraktor untuk memberikan solusi terhadap pekerjaan yang bersifat Teknis
saat di lapangan.
Perencaaan dan pengawasan sangat dibutuhkan sebelum dan pada saat pelaksaaan
kegiatan di lapangan. Pengawasan ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan dalam
pelaksanaan proyek dan memantau pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan desain yang
diharapkan.
Halaman : 1 - 2document.doc
1.2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan :
Timur - Barat berada antara : 103° 40’ - 105° 50’ Bujur Timur
Utara - Selatan berada antara : 6° 45’ - 3° 45’ Lintang Selatan
Luas wilayah Provinsi Lampung meliputi areal daratan seluas 35.288,35 KM², termasuk
pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera,
dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu;
Sebelah Selatan : Selat Sunda;
Sebelah Timur : Laut Jawa;
Sebelah Barat : Samudera Indonesia;
Ibukota Provinsi Lampung adalah Bandar Lampung, merupakan gabungan kota kembar
Tanjung Karang dan Teluk Lampung yang terletak di mulut Teluk Lampung dengan
memiliki wilayah yang luas dan menyimpan potensi kelautan.
Topografi
Secara Topografi Daerah Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi yaitu sebagai
berikut :
Daerah topografis berbukit sampai bergunung :
Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan rata-rata 300 M diatas
permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan dengan puncak tonjolan-
tonjolannya berada pada Gunung Tanggamus, Gunung Pasawaran, dan Gunung
Rajabasa. Yang terakhir ini berlokasi di Kalianda dengan ketinggian, rata-rata 1.500
M. Puncak-puncak lainnya adalah Bukit Pugung, Bukit Pesagi, Sekincau yang
terdapat di bagian utara. Daerah tersebut umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan
primer dan sekunder.
Halaman : 1 - 3document.doc
Daerah topografis berombak sampai bergelombang, dengan kemiringan antara 8
% - 15 % , dan ketinggian antara 300 meter sampai dengan 500 meter diatas
permukaan laut.
Daerah daratan Alluvial, daerah ini sangat luas meliputi Lampung Tengah sampai
mendekati pantai sebelah timur. Kemiringannya berkisar antara 0 % - 3 %, dengan
ketinggian dari permukaan 0,5 meter sampai 75 meter.
Daerah daratan Rawa Pasang Surut.
Disepanjang pantai timur merupakan daerah rawa pasang surut dengan ketinggian
0,5 meter sampai 1 meter, penggenangan air menurut naiknya pasang surut.
Daerah River Basin.
Daerah Lampung terdapat 5 (lima) River Basin Sekampung, River Basin Semangka,
River Basin Way Jepara dan River Basin sungai-sungai lainnya.
Klimatologi
Lampung terletak dibawah khatulistiwa 5° Lintang Selatan beriklim tropis-humid dengan
angin laut lembab yang bertiup dari Samudra Indonesia dengan dua musim angin setiap
tahunnya. Dua musim dimaksud adalah :
Nopember s/d Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut.
Juli s/d Agustus angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara. Kecepatan angin rata-
rata 5,83 km/jam.
Pada daerah daratan dengan ketinggian 30 M – 60 M temperatur udara rata-rata berkisar
antara 26°C - 28°C. Temperatur maksimum yang sangat jarang dialami adalah 33,4°C dan
juga temperatur minimum 21,7°C. Kelembaban udara disekitar 75 % - 87 %, dan ternyata
kelembaban udara akan lebih tinggi pada tempat-tempat yang lebih tinggi.
Geologi
Punggung sebelah barat Lampung adalah bagian dari Bukit Barisan yang merupakan
Geantiklinal dan sebelah timurnya merupakan Sinklinal. Punggung pegunungan ini dari
Halaman : 1 - 4document.doc
zaman kapur mengalami deformasi pada zaman Tersier mengakibatkan gejala-gejala
patahan (gaya vertical). Dari gejala-gejala patahan terbentuklah :
Phenomena geologi seperti patahan Semangka yang panjangnya menyusuri Way
Semangka dan Teluk Semangka.
Gunung berapi berbentuk oval seperti Gunung Tanggamus.
Depresi tektonik seperti lembah-lembah Suoh, Gedong Surian dan Way Lima.
Lapisan sedimen pada bagian utara mengalami pelipupatan di zaman Peistosin Tua
sehingga menghasilkan lapisan yang membawa minyak bumi di dalam 4 seri lapisan
Palembang. Lapisan tersebut terdapat di daerah Menggala, Kotabumi dan Sukadana.
Penduduk
Pertumbuhan penduduk Provinsi Lampung pada periode 1971-1980 adalah sebesar 5,77
% pertahun dan mengalami penurunan pada periode 1980-1990 menjadi sebesar 2,67 %
pertahun. Pada periode tersebut laju pertumbuhan penduduk Provinsi Lampung
merupakan yang tertinggi dibandingkan periode lainnya.
Menurut hasil sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk Provinsi Lampung
sebanyak 6.649.181 jiwa, tahun 2001 sebanyak 6.780.260 jiwa, tahun 2002 sebanyak
6.787.655 jiwa, tahun 2003 sebanyak 6.852.998 jiwa dan pada tahun 2004 menjadi
6.983.700 jiwa. Pertumbuhan penduduk pada periode 2000-2004 rata-rata sebesar 0,99
%. Pada tahun 2007 penduduk Provinsi Lampung diprediksi menjadi 6.996.700 jiwa.
1.3 VISI DAN MISI
Visi
Terwujudnya jasa perhubungan yang berdaya saing, mampu melayani kebutuhan
masyarakat dan mendukung perekonomian daerah.
Misi
1. Meningkatkan pelayanan jasa perhubungan.
Halaman : 1 - 5document.doc
2. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas sarana dan prasarana perhubungan.
3. Memperluas jaringan pelayanan jasa perhubungan.
4. Meningkatkan kwalitas SDM Perhubungan
1.4 DASAR HUKUM
Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 adalah merupakan Keresidenan
Lampung, yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1964, yang kemudian
menjadi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan
menjadi Provinsi Lampung dengan Ibukota Tanjungkarang-Telukbetung. Selanjutnya
Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
24 Tahun 1983 telah diganti namanya menjadi Kotamadya Bandarlampung terhitung
sejak tanggal 17 Juni 1983.
Sebagai tindak lanjut telah ditetapkannya UU. No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintahan No. 84 Tahun 2000, Tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah, maka Pemda Provinsi Lampung telah menetapkan Perda No. 15 tahun
2000, tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Lampung dan
Sekretariat DPRD Provinsi Lampung. Selain itu telah ditetapkannya pula Perda No. 16
Tahun 2000, tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung yang terdiri
atas 8 Badan dan 3 Kantor dan Perda Nomor 17 Tahun 2000, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Provinsi Lampung, yang terdiri atas 19.
Berdasarkan Perda No.17/2000 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Lampung
terdiri dari Kepala Dinas, Wakil Kepala Dinas, Bagian Tata Usaha, dan 5 (lima) Sub Dinas
(yaitu Sub Dinas Bina Program, Perhubungan Darat, Perhubungan Laut, Perhubungan
Udara, Pos dan Telekomunikasi) serta Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan Kelompok
Jabatan Fungsional.
1.5 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud :
Halaman : 1 - 6document.doc
Membantu tenaga pengawas dari Dinas Perhubungan Provinsi Lampung.
Tujuan :
Dengan adanya bantuan pengawasan/supervisi yang dilakukan oleh konsultan,
pelaksanaan kegiatan supervisi untuk Proyek Fisik
Pembuatan .............................................pada tahun 2009 dapat sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Kontrak pengadaan jasa konstruksi.
1.6 SASARAN
1. Konsultan melakukan pengawasan agar masa konstruksi sesuai dengan waktu yang
tersedia dalam kontrak pelaksanaan
2. Konsultan melakukan pengawasan agar pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia
jasa konstruksi dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknis, kuantitas dan
kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam kontrak pengadaan jasa
konstruksi
3. Konsultan berkoordinasi dengan staf dan pejabat Dinas Perhubungan Provinsi
Lampung yang diberi wewenang untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi
4. Dengan tersedianya Infrastruktur dalam perangkat lalu lintas diharapkan dapat
memenuhi akan pentingnya kesalamatan pengguna kendaraan dalam melengkapi nya
dengan kenyamanannya.
1.7 JENIS DAN RUANG LINGKUP JASA KONSULTAN
1.7.1 Jenis Jasa Konsultan
Jenis jasa konsultan, meliputi:
1. Jasa Kegiatan:
Jasa pengadaan
Supervisi/Pengawasan Konstruksi
Supervisi/Pengawasan pemasangan peralatan
Manajemen proyek
Jasa pelayanan dan bantuan teknik
Halaman : 1 - 7document.doc
Jasa kegiatan putar-kunci (turn-key)
Manajemen konstruksi
2. Jasa Pengawasan Konstruksi:
Penilaian penawaran dan penyusunan kontrak
Survey topografi
Mengukur kuantitas pekerjaan dan pengesahan pembayaran-selai/interim dan
pembayaran akhir kepada kontraktor
Memperhatikan kebutuhan arus kas (cash flow)
Merencanakan pekerjaan dan mengelola kontrak untuk menjamin penyelesaian
pekerjaan pada waktunya dan menghindari persoalan-persoalan pada batas
lingkup antara kontrak-kontrak .
Memeriksa dan menguji mutu hasil kerja dan bahan-bahan.
Menjamin bahwa pondasi memenuhi syarat.
Penasihat mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan (claim)
Rekomendasi pengoperasian dan pemeliharaan.
Faktor-faktor lain yang terkait, misalnya tinjauan desain (review design) jika
diminta, pembuatan dan atau pemeriksanaan “gambar terbangun” (as-biul
drawing).
Kewajiban tersebut diatas harus berhubugan dengan wewenang direksi pekerjaan dan
direksi lapangan berdasarkan kontrak konstruksi yang akan dikelola berdasarkan konsep
tugas
1.7.2 Lingkup Pekerjaan Konsultan
Lingkup kegiatan ini, adalah:
1). Membantu dalam rekayasa lapangan, perhitungan justifikasi teknis dan pembuatan
gambar yang akan dilaksanakan ( Soft drawing, detail drawing ) serta gambar
pelaksanaan (as-built drawing)
2). Membantu dalam pelaksanan pengawasan kualitas pekerjaan
Halaman : 1 - 8document.doc
3). Memeriksa dan mengukur dengan akurat kuantitas pekerjaan
4). Membantu pembuatan semua laporan (report) yang diperlukan
Halaman : 1 - 9document.doc