09. bab iv

18
Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung BAB IV UTILITAS, PENGOLAHAN LIMBAH, DAN LABORATORIUM 4.1. Sistem Utilitas Sistem utilitas mempunyai tujuan untuk menunjang operasi unit-unit proses dengan menyediakan kebutuhan listrik, steam, air pendingin, gas N 2 1. Pembangkit Listrik dan Sistem Distribusi (Unit 51) , fuel gas system dan sebagainya. Sistem utilitas ini terdiri dari beberapa unit, yaitu: 2. Pembangkit Kukus (Unit 52) 3. Water Intake Facility (WIF) dan Fasilitas Penjenuhan Air (Water Treatment Plant) Salam Darma (Unit 53) 4. Raw Water dan Portable Water System (Unit 54) 5. Demineralize Water Unit (Unit 55) 6. Cooling Tower System (Unit 56) 7. Sistem udara dan Instrumen (Unit 57) 8. Nitrogen Plant (Unit 59) Bahan baku unit utilitas pada kilang PERTAMINA RU-VI adalah air dan udara yang kemudian diolah untuk berbagai keperluan. 4.1.1. Penyediaan Air a. Water Intake Facility (Unit 53) Fungsi : pemurnian air Kapasitas : 1300 ton/jam Generator : 3 unit (53-G-301 A/B/C) Daya : (53-G-301A/B) = 78 kW (53-G-301C) = 360 kW Water Intake Facility berlokasi di desa Salam Darma, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang 65 km dari Refinery EXOR I Balongan. Air sungai diambil dari buangan Proyek Jatiluhur pada saluran utama sebelah timur (Timur Main Canal).

Upload: envilia

Post on 10-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

uguu

TRANSCRIPT

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik

    Universitas Lampung

    BAB IV UTILITAS, PENGOLAHAN LIMBAH, DAN LABORATORIUM

    4.1. Sistem Utilitas Sistem utilitas mempunyai tujuan untuk menunjang operasi unit-unit proses dengan

    menyediakan kebutuhan listrik, steam, air pendingin, gas N2

    1. Pembangkit Listrik dan Sistem Distribusi (Unit 51)

    , fuel gas system dan

    sebagainya. Sistem utilitas ini terdiri dari beberapa unit, yaitu:

    2. Pembangkit Kukus (Unit 52)

    3. Water Intake Facility (WIF) dan Fasilitas Penjenuhan Air (Water Treatment Plant) Salam

    Darma (Unit 53)

    4. Raw Water dan Portable Water System (Unit 54)

    5. Demineralize Water Unit (Unit 55)

    6. Cooling Tower System (Unit 56)

    7. Sistem udara dan Instrumen (Unit 57)

    8. Nitrogen Plant (Unit 59)

    Bahan baku unit utilitas pada kilang PERTAMINA RU-VI adalah air dan udara yang

    kemudian diolah untuk berbagai keperluan.

    4.1.1. Penyediaan Air

    a. Water Intake Facility (Unit 53)

    Fungsi : pemurnian air Kapasitas : 1300 ton/jam Generator : 3 unit (53-G-301 A/B/C) Daya : (53-G-301A/B) = 78 kW (53-G-301C) = 360 kW

    Water Intake Facility berlokasi di desa Salam Darma, Kecamatan Compreng,

    Kabupaten Subang 65 km dari Refinery EXOR I Balongan. Air sungai diambil dari

    buangan Proyek Jatiluhur pada saluran utama sebelah timur (Timur Main Canal).

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 70

    Apabila kanal dalam perbaikan, maka air sungai diambil dari sungai Cipunegara.

    Kebutuhan air di RU-VI Balongan mencapai 1100 ton/jam. Untuk menghindari

    terjadinya pemborosan penggunaan air dan adanya kemungkinan menurunnya

    cadangan perserdiaan air dari sungai, maka sistem di RU-VI ini dilengkapi dengan

    Refinery Unit air sisa proses agar bisa digunakan kembali.

    b. Unit Demineralized Water (Unit 55)

    Water treatment bertujuan melunakkan air sesuai dengan yang diperlukan. Unit

    demineralisasi bertujuan untuk menyediakan air yang sesuai dengan persyaratan

    boiler feed water. Demin Plant terdiri dari tiga train dengan flow rate 230

    m3

    Demineralization Plant beroperasi secara kontinyu.

    /h/train yang diinstalasi out doors, tanpa atap dan di area yang tidak berbahaya.

    Pola operasi :

    Masing-masing train akan beroperasi normal secara bergantian. Air buangan regenerasi yang mengandung asam, basa serta air pembilas dari

    masing-masing resin dibuang melalui bak penetral (untuk dinetralisasi).

    Backwash water dari Activated Carbon Filters akan dialirkan ke Clean Drain. Selama operasi normal, operator akan tinggal di Utility Control Room dekat

    dengan lokasi sehingga dapat mengadakan inspeksi ke lokasi secara berkala.

    Kualitas Demineralized Water :

    Total Hardness Nil

    Conductivity Max. 10 s/cm

    Silica Max. 0.2 mg/l

    Iron Max. 0.1 mg/l

    c. Raw Water dan Potable Water (Unit 54) Raw Water ditransfer dari Raw Water Intake Facility (Salam Darma) melalui pipa

    dan ditampung di tangki Raw Water. Raw Water ini digunakan juga sebagai service

    water yang pemakainya adalah :

    Make-up untuk Fire Water

    Make-up untuk Cooling Water

    Make-up untuk Demineralized Water

    Make-up untuk Potable Water

    Hose Station

    Pendingin untuk pompa di offsite

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 71

    Service water sebelum masuk ke Potable Water Tank, disterilisasi terlebih dahulu

    dengan gas Chlorine yang selanjutnya dipompakan ke pemakai. Air yang sudah

    disteril dinamakan Demineralized Water (DW).

    Kualitas Service Water :

    pH : 6.5-8.0

    Total Kation, sebagai CaCO3 : 117.5 mg/l

    Total Anion, sebagai CaCO3 : 135 mg/l

    Total dissolved solid : 205 mg/l sebagai CaCO3 Conductivity : 300 s/cm pada 25 0C

    Total iron : 0.3 mg/l

    Silica : 25 mg/l

    CO2 : 40 mg/l sebagai CaCO3

    Suspended solid : 5 mg/l

    Turbidity : 5 mg/l

    Potable water

    1. Kantor laboratorium

    adalah air yang disediakan untuk keperluan para karyawan

    PERTAMINA. Air ini didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut:

    2. Central Control Room

    3. Kantor Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3)

    4. Field Office

    5. Gedung Administrasi

    6. Control Room ITP

    7. Safety Shower di unit utilitas dan unit proses

    d. Unit Sistem Air Pendingin/Cooling Water (Unit 56) Unit ini berfungsi untuk mensuplai air pendingin ke unit-unit proses, fasilities

    utilities, ancilaries dan fasilitas offsite.

    Bagian-bagiannya :

    1. Menara pendingin (Cooling Water Tower).

    2. Pompa air pendingin (Cooling Water Pump) dengan kapasitas 7000 m3/hr pada

    tekanan 4,5 kg/cm2g.

    3. Side Stream Filter dengan kapasitas 220 m3/hr.

    4. Side Filter/ Start Up Pompa Cooling Water dengan kapasitas 660 m3

    /hr.

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 72

    Langkah Proses :

    Menara dirancang untuk mendinginkan air dari temperatur 45,5OC ke 33oC dengan

    wet bulb temperatur 29,1o

    Air pendingin didistribusikan ke system utilitas untuk boiler, Steam Turbin Generator (STG), kompresor, Nitrogen dan Demin Plant.

    C dengan tipe counter flow. Menara terdiri dari 12 cell

    dan 12 draft fan beserta masing-masing motornya dan dua buah header supply

    utama untuk pendistribusian ke onsite dan utility area. Sistem pendinginan pada

    cooling tower ini dirancang menurut sistem sirkulasi terbuka. Pompa cadangan

    digunakan untuk mengantisipasi gangguan dan apabila salah satu pompa utama

    dibersihkan.

    Fasilitas pengolahan air digabung dengan menara pendingin yang dilengkapi injeksi

    gas chlorine untuk membunuh bakteri dan mencegah tumbuhnya lumut, inhibitor

    korosi dan scaling inhibitor untuk mencegah korosi dan kerak yang ditambahkan

    secara kontinyu, serta slime dispersant untuk membunuh bakteri yang ditambahkan

    setiap 1 bulan sekali. Untuk menjaga mutu air, sebagian air diolah di side stream

    filter. Pada bagian header supply ke area utility, dilengkapi dengan on-line

    conductivity analizer untuk memonitor mutu dari air pendingin. Air pendingin

    didistibusikan ke proses di kilang dengan pompa 56-P-101A-F ke bagian utilitas

    dan proses yang membutuhkan sistem air pendingin.

    Air pendingin didistribusikan ke unit proses untuk H2

    Plant, RCC Complex, GO

    dan LCO HTU, CDU, AHU, Amine Treatment, Sulphur Plant, NPU, dan off site

    area.

    4.1.2. Penyediaan Uap Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kukus dan air umpan boiler ke kilang

    serta menerima kondensat kukus dari kilang. Boiler dirancang untuk memasok

    kebutuhan steam pada proses yang terdiri dari steam drum, downcomers, water wall

    tube, superheater dan bank tube. Unit air umpan boiler terdiri dari tiga buah deaerator

    yang berfungsi untuk :

    1. Menampung air

    2. Pemanas awal

    3. Menghilangkan O2

    dalam air

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 73

    Pada deaerator ditambahkan zat hidrazin dan amin. Hidrazin berfungsi untuk

    mempermudah O2 lepas dari air, sedangkan amin berfungsi untuk menaikkan pH agar

    air tidak bersifat asam (korosif). Peralatan penunjang pada boiler antara lain safety

    valve, dua unit penggerak steam turbin, economizer, instrumentasi, local boiler control

    (LCP), analyzer, water level gauge, dan lain-lain.

    Steam dihasilkan dengan menggunakan boiler dengan bahan bakar berupa bahan bakar

    cair (minyak) dan bahan bakar gas. Unit 52 ini terdiri dari 6 unit boiler dengan

    kapasitas 115 ton/jam masing-masing unit. Steam yang diproduksi boiler berupa HP

    steam, sedangkan MP dan LP steam dihasilkan melalui ekspansi yang dapat dilakukan

    secara isoterm atau isentalpik. Umpan boiler berupa air demin dan kondensat yang

    berasal dari proses. Spesifikasi umpan boiler antara lain :

    Total dissolved solid 0.8 wt ppm

    Suspended solid 1.0 wt ppm

    Conductivity 1.2 s/cm

    Hydrocarbon Nil

    Steam yang dihasilkan oleh boiler terdiri dari :

    High Pressure Steam , 39-45 kg/cm 2 dan 340-3990C, digunakan untuk tenaga

    penggerak steam turbine generator pada pembangkit listrik dan untuk penggerak

    steam turbine pada pompa dan kompresor. HP steam ini didistribusikan ke bagian

    utilitas (STG, FDF Boiler, HBW Pump, Compressor, Cooling Water) dan proses

    (RCC, H2Plant, GO/LCO HTU, AHU).

    Medium Pressure Steam, 16-22 kg/cm 2 dan 250-3700C, digunakan untuk tenaga

    penggerak pompa steam turbine dan steam jet ejector. MP steam didistribusikan ke

    utilitas (MBW Pump, Automizing Boiler, Fuel Oil Pump, Demin Water Pump,

    Condensate Pump) dan proses (RCC, GO/LCO HTU, CDU, AHU, Amine/SWS,

    Sulphur Plant, Offsite, Flare).

    Low Pressure Steam, 2.8-5.3 kg/cm 2 dan 190-2900C, digunakan untuk media

    pemanas. LP steam didistribusikan ke utilitas (deaerator, KO drum) dan proses (H2

    Plant, GO/LCO HTU, CDU, AHU,Amine/SWS, Sulphur Plant, Offsite Area).

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 74

    4.1.3. Penyediaan Tenaga Listrik dan Sistem Distribusi (Unit 51)

    Kilang minyak PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan didesain dengan

    kapasitas pengolahan 125.000 BPSD. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, listriknya

    disediakan/diperoleh dari PLTU terdiri dari 5 unit Steam Turbin Generator (STG) dan

    PLTD yang berupa 1 unit Emergency Diesel Generator (EDG). Masing-masing turbin

    memiliki kapasitas 27500 KVA/22000 KW, sehingga total kapasitas terpasang sebesar

    5 X 22000 KW = 110000 KW. Emergency Diesel Generator (EDG) memiliki

    kapasitas 3.6 MW dan mempunyai fungsi:

    a. Initial start-up

    b. Auto start jika terjadi kegagalan total pada STG

    Pusat listrik tenaga diesel (PLTD) dengan satu unit Diesel Engine Generator Set

    memiliki kapasitas sebesar 1 X 3600 KW. Pendistribusian listrik di kilang RU-VI

    Balongan ini dilakukan melalui beberapa sub station. Dengan sistem ini, maka

    distribusi listrik menjadi lebih baik. Penyaluran listrik dari sub station 1 ke sub station

    yang lain menggunakan saluran underground cable kecuali untuk SS 31 yang

    memakai saluran over head.

    Pendistribusian listriknya yaitu:

    1. Sub station no 1 : melayani utilitas dan kantor-kantor

    2. Sub station no 11 : melayani H2 3. Sub station no 12 : melayani GO HTU dan LCO HTU

    Plant

    4. Sub station no 13 : melayani AHU

    5. Sub station no 14 A & B : melayani RCC unit

    6. Sub station no 15 : melayani CDU

    7. Sub station no 16 : melayani Amine Treating, SWS, dan Sulfur Plant

    8. Sub station no 22,22,23 : melayani Offsite Area

    9. Sub station no 31 : melayani kompleks perumahan Bumi Patra

    4.1.4. Penyediaan Udara Tekan Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara tekan untuk keperluan proses di kilang.

    Unit ini terdiri dari 6 alat pengatur tekanan udara, yaitu 3 unit turbin dan 3 unit motor

    kompresor. Kapasitas alat-alat tersebut adalah 3,500 Nm3/jam. Udara harus

    dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan dryer untuk menghilangkan

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 75

    kandungan air pada udara yang dapat merusak kompresor. Kapasitas pengeringannya

    yaitu 4820 Nm3

    a. Unit Nitrogen Plant (Unit 59)

    /jam. Dryer yang digunakan molsieve.

    Instalasi N2 terdiri dari dua train (train A dan train B). Masing-masing train

    dilengkapi dengan satu tangki produksi dan satu unit penguap N2 cair. Nitrogen

    diperlukan untuk keperluan purging atau blanketing untuk mencegah adanya O2

    dalam tangki/proses karena dapat menimbulkan bahaya ledakan dalam proses

    refining petroleum. Sistem ini terdiri dari 2 unit dengan tangki masing-masing 3

    buah. Kapasitas per tangki 41,5 m3. Kapasitas per unit adalah max cairan = 100

    Nm3/jam + 420 Nm3

    b. Kompresor /jam.

    Kebutuhan udara tekan di tiap unit disuplai oleh kompresor yang berada di masing-

    masing unit.

    4.2. Sistem Penyokong (ANCILLARIES COMMON)

    4.2.1. Fuel System (Unit 62) Unit ini berfungsi untuk memasok bahan bakar pada pabrik. Unit ini terdiri dari dua

    bagian yaitu:

    a. Bahan bakar gas (Fuel Gas System) Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan berbagai sumber gas bakar dan

    mendistribusikannya ke kilang sebagai gas bakar di unit-unit proses dan bahan baku

    Hydrogen Plant. Sumber gas bakar tersebut antara lain: fuel gas dari refinery off

    gas, LPG dan propilene dari ITP dan natural gas. Penggunaan gas bakar di kilang

    adalah untuk keperluan gas umpan di Hydrogen Plant dan gas bakar di unit dan

    fasilitas proses.

    b. Bahan bakar minyak (Fuel Oil System) Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan bermacam-macam sumber fuel oil dan

    mendistribusikan ke kilang sebagai bahan bakar di unit-unit proses. Pada sistem ini

    terdapat 2 buah tangki (62-T-201A/B) dengan kapasitas per tangkinya 3000 m3

    - DCO dari RCC

    .

    Pompa yang digunakan ada 3 unit (2 turbin dan 1 motor). Sumber-sumber fuel oil

    antara lain:

    - AR dari CDU

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 76

    - Gas oil untuk start up refinery

    DCO digunakan sebagai fuel oil pada normal operasi, pada saat shut down

    ARHDM unit maka AR juga digunakan sebagai fuel oil.

    Konsumen fuel oil:

    Crude charger heater di CDU Dedicated superheater di RCC Boiler di unit utilitas

    4.2.2. Caustic Sode (Unit 64) Sistem caustic soda merupakan salah satu unit di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI

    Balongan yang terdiri dari pelarut soda. Unit 64 berfungsi untuk menyimpan,

    mencairkan dan menyuplai caustic soda. Sistem ini dirancang untuk caustic soda

    20oBe untuk bermacam kebutuhan. Caustic diterima dalam bentuk flake dan

    dilarutkan, dicairkan menjadi larutan 10oBe dan 20o

    1. Pemakaian 20

    Be dalam sistem tersebut.

    Konsumsi dan pemakaian caustic soda adalah: o

    2. Pemakaian 10

    Be pada umumnya digunakan di unit 24 SWS, Unit 55

    Demineralized Plant, Unit 17 LPG Treatment dan Unit 22 Hydrogen Plant. Pada

    pemakaian ini caustic soda ditampung di 64-T-102 dengan kapasitas 5,5 kg/hari. o

    3. Pemakaian khusus caustic soda pada unit 14, 21, 23 sebanyak sekali setahun.

    Kebutuhan ini dipertimbangkan untuk sistem desain.

    Be digunakan pada unit 18 Gasoline Treatment dan unit 20 Catalytic

    Condensation Unit. Pada pemakaian ini caustic soda ditampung pada 64-T-101

    dengan kapasitas 20 kg/hari.

    4.2.3. Fire Water System (Unit 66)

    Fire water merupakan air yang disediakan sebagai air pemadam kebakaran. Air

    tersebut disalurkan ke fire water hydrant dan water springkle di area ITP sebagai air

    pemadam kebakaran. Unit ini terdiri dari 4 buah pompa dengan kondisi auto stand by

    dengan satu jockey pump yang berfungsi untuk menahan tekanan dalam sistem. Jockey

    pump didisain untuk mempertahankan sistem, namun jika tekanan sistem turun 5

    kg/cm2, maka salah satu pompa 66-P-101 A/B/C/D akan berjalan otomatis.

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 77

    4.3. Fasilitas OFF SITE / Instalasi Tangki dan Pengapalan Fasilitas offsite berfungsi mengadakan dan mempersiapkan feed untuk tiap unit proses serta

    menampung hasil produksi dari unit-unit proses tersebut, baik yang berupa intermediate

    product atau finished product. ITP (Instalasi Tangki dan Pengapalan) dibagi menjadi 2 seksi

    utama, yaitu:

    a. Seksi Tank Blending and Metering (TBM) Mengatur tentang kegiatan yang berkaitan dengan tangki seperti penyiapan tangki untuk

    bahan baku, bahan baku intermediet, dan produk. Selain itu, seksi ini juga berfungsi

    untuk pengukuran jumlah transfer (metering) dan perbaikan kualitas pencampuran

    (blending). Seksi ini meliputi Tank Farm Unit (unit 42).

    b. Seksi Loading Environtment Jetty (LEJ) Mengatur kegiatan transfer dari kapal ke tangki darat dan sebaliknya (loading),

    pembongkaran minyak mentah dari kapal dan sebaliknya (jetty), serta mengelola limbah-

    limbah dari proses yang kebanyakan mengandung NH3, H2

    4.4. Pengolahan Limbah

    S, phenol, oil, dll

    (environtment). Unit ini meliputi Single Buoy Mooring (unit 41), Pipeline (unit 43), dan

    sistem pengolahan limbah. Unit peralatan pada fasilitas offsite di PT. PERTAMINA

    (Persero) RU-VI Balongan ini terbagi dalam beberapa unit yang masing masing

    mempunyai fungsi yang saling berkaitan, unit-unit tersebut adalah Single Buoy Mooring

    (unit 41), Tank Farm Unit (unit 42), dan Pipeline (unit 43).

    PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan menghasilkan berbagai macam limbah, yang

    terdiri dari limbah cair, limbah gas dan limbah padat.

    4.4.1. Pengolahan Limbah Cair

    Limbah industri yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-

    logam berat maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam berat, limbah, atau air

    buangan industri, minyak bumi juga mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang

    sangat rawan terhadap bahaya kebakaran. Dalam setiap kegiatan industri, air buangan

    yang keluar dari kawasan industri minyak bumi harus diolah terlebih dahulu dalam

    unit pengolahan limbah, sehingga air buangan yang telah diproses dapat memenuhi

    spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Untuk mencapai

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 78

    tujuan tersebut, maka dibangun unit Sewage dan Effluent Water Treatment di PT.

    PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan ini.

    Secara garis besar effluent water treatment di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI

    Balongan dibagi menjadi dua, yaitu treatment oily water dan treatment air buangan

    proses. Treatment oily water dilakukan di rangkaian separator sedangkan treatment air

    buangan proses dilakukan menggunakan lumpur aktif (activated sludge) yang

    merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik. Desain awal dari unit WWT

    (Waste Water Treatment) adalah untuk mengolah air buangan yang terbagi menjadi

    dua sistem pengolahan, yaitu :

    Dissolved Air Floatation (DAF), untuk memisahkan kandungan padatan dan

    minyak dari air yang berasal dari air buangan (oily water) ex process area dan tank

    area. Pada proses ini yang diolah umumnya mempunyai kandungan minyak dan

    solid yang tinggi tetapi mempunyai kandungan COD dan BOD yang rendah.

    Activated Sludge Unit (ASU), untuk mengolah secara kimia, fisika dan biologi air

    buangan dari unit proses terutama: Treated Water ex Unit Sour Water Stripper

    (Unit 24) dan desalter effluent water ex Unit Crude Distillation (Unit 11). Air yang

    diolah umumnya mempunyai kandungan amonia, COD, BOD dan fenol sedangkan

    kandungan minyak dan solid berasal dari desalter effluent water.

    Unit pengolah air buangan terdiri dari :

    a. Air Floatation Section

    Air hujan yang bercampur minyak dari unit proses dipisahkan oleh CPI separator

    sedangkan air ballast dipisahkan di API separator kemudian mengalir ke seksi ini

    secara gravitasi. Campuran dari separator mengalir ke bak DAF Feed Pump dan

    dipompakan ke bak floatation, sebagian campuran dipompakan ke pressurize

    vessel. Dalam pressurize vessel udara dari plant air atau DAF compressor udara

    dilarutkan dalam pressurize waste water. Bilamana pressurize waste water

    dihembuskan ke pipa inlet bak floatation pada tekanan atmosfir, udara yang terlarut

    disebarkan dalam bentuk gelembung dan minyak yang tersuspensi dalam waste

    water terangkat ke permukaan air. Minyak yang mengapung diambil dengan

    skimmer dan dialirkan ke bak floatation oil. Minyak di dalam bak floatation oil

    dipompakan ke tangki recovery oil. Air bersih dari bak floatation mengalir ke bak

    impounding basin.

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 79

    b. Activated Oil Sludge

    Aliran proses penjernihan air dengan CPI Separator dan aliran sanitary dengan

    pompa dialirkan secara gravitasi ke seksi activated sludge. Air hasil proses CPI dan

    filtrate dehydrator dicampurkan dalam bak proses effluent dan campuran air ini

    dipompakan ke pit aeration pada operasi normal dan pada emergency ke pit

    clarifier melalui rapid mixing pit dan Flocculation pit. Apabila kualitas air off spec,

    maka air tersebut dikembalikan ke bak effluent sedikit demi sedikit untuk

    dibersihkan dengan normal proses. Ferri Chlorida (FeCl3) dan Caustic Soda

    (NaOH) diinjeksikan ke bak flocculation. Air yang tersuspensi, minyak, dan sulfida

    dalam air kotor dihilangkan dalam unit ini. Lumpur yang mengendap dalam bak

    clarifier dipompakan ke bak thickener. Pemisahan permukaan dari bak clarifier

    dilakukan secara over flow ke bak aeration. Air kotor dari sanitary mengalir secara

    langsung ke bak aeration. Dalam bak aeration ditambahkan nutrient. Selain itu,

    untuk menciptakan lingkungan aerobik bak ini dilengkapi pula dengan aerator.

    Treatment dengan biological ini mengurangi dan menghilangkan benda-benda

    organik (BOD dan COD). Setelah treatment dengan biological, air kotor bersama

    lumpur dikirim ke bak aeration kembali, sebagian lumpur dikirim ke bak thickener.

    Pemisahan permukaan air dari bak sedimentasi mengalir dari atas ke Impounding

    Basin. Unit Sewage and Effluent Water Treatment dirancang untuk sistem waste

    water treatment yang bertujuan memproses buangan seluruh kegiatan dari unit

    proses dan area pertangkian dalam batas-batas effluent yang ditetapkan air bersih.

    Kapasitas unit ini sebesar 600 m3

    Proses fisik

    /jam dimana kecepatan effluent didesain untuk

    penyesuaian kapasitas 180 mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas.

    Unit penjernihan buangan air ini memiliki beberapa proses yaitu :

    Pada proses ini diusahakan agar minyak maupun buangan padat dipisahkan

    secara fisik. Setelah melalui proses fisik tersebut, kandungan minyak dalam

    buangan air hanya diperbolehkan 25 ppm.

    Proses kimia Proses ini dilakukan dengan menggunakan bahan penolong seperti koagulan,

    flokulan, penetrasi, pengoksidasi dan sebagainya yang dimaksudkan untuk

    menetralkan zat kimia berbahaya di dalam air limbah. Senyawa yang tidak

    diinginkan diikat menjadi padat dalam bentuk endapan lumpur yang selanjutnya

    dikeringkan.

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 80

    Proses mikrobiologi Proses mikrobiologi merupakan proses akhir dan berlangsung lama, serta hanya

    dapat mengolah senyawa yang sangat sedikit mengandung logam berbahaya.

    Pada dasarnya proses ini memanfaatkan makhluk hidup (mikroba) untuk

    mengolah bahan organik.

    Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Tujuannya

    untuk menggumpalkan dan memisahkan zat padat koloidal yang tidak mengendap

    serta menstabilkan senyawa-senyawa organik. Sebagai pengolahan sekunder,

    pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan

    efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan

    limbah secara biologi dengan segala modifikasinya. Proses ini dimaksudkan untuk

    mengolah buangan air proses yang mempunyai kadar BOD 810 mg/l dan COD

    1150 mg/l menjadi treated water yang memiliki kadar BOD 100 mg/l dan COD

    150 mg/l dengan menggunakan lumpur aktif (activated sludge). Lumpur aktif ini

    merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik. Konsep yang digunakan dalam

    proses pengolahan limbah secara biologi adalah eksploitasi kemampuan mikroba

    dalam mendegradasi senyawa-senyawa polutan dalam air limbah. Pada proses

    degradasi, senyawa-senyawa tersebut akan berubah menjadi senyawa-senyawa lain

    yang lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil perubahan

    tersebut sangat bergantung pada kondisi lingkungan saat berlangsungnya proses

    pengolahan limbah. Oleh karena itu, eksploitasi kemampuan mikroba untuk

    mengubah senyawa polutan biasanya dilakukan dengan cara mengoptimalkan

    kondisi lingkungan untuk pertumbuhan mikroba sehingga tercapai efisiensi yang

    maksimum.

    c. Dehydrator dan Incinerator section

    Padatan berupa lumpur yang terkumpul dari floatation section dan activated sludge

    ditampung pada sebuah bak. Selanjutnya lumpur tersebut dipisahkan airnya dengan

    bantuan bahan kimia dan alat mekanis berupa centrifuge (alat yang bekerja

    memisahkan cairan-padatan dan dengan memutarnya pada kecepatan tinggi).

    Cairan hasil pemisahan centrifuge dialirkan melalui got terbuka menuju PEP di

    seksi ASU, sedangkan padatannya disebut cake dan ditampung pada sebuah tempat

    bernama Hopper (Cake Hopper). Proses selanjutnya adalah membakar cake dalam

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 81

    sebuah alat pembakar atau incinerator menjadi gas dan abu pada temperatur tinggi

    (T = 800oC). Kapasitas desain dehydrator sebesar 5,5 m3

    4.4.2. Pengolahan Limbah Gasa

    /jam dan kapasitas

    pembakaran incinerator adalah 417 kg solid/jam.

    Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di

    incinerator (untuk gas berupa H2

    4.4.3. Pengolahan Limbah Padat

    S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).

    Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang tidak

    dapat dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan. Pada

    sludge selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih mengandung hidrokarbon

    fraksi berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat

    di buang ke lingkungan sebab tidak terurai secara alamiah dalam waktu singkat.

    Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk menghindari pencemaran lingkungan.

    Dalam upaya tersebut, PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan melakukannya

    dengan membakar sludge dalam suatu ruang pembakar (incinerator) pada temperatur

    tertentu. Lumpur/pasir yang tidak terbakar dapat digunakan untuk landfill atau

    dibuang di suatu area, sehingga pencemaran lingkungan dapat dihindari.

    Tabel 4.1 Sumber, Jenis dan Pengolahan Limbah Kilang RU-VI Balongan

    Unit Jenis Limbah Sistem Pengolahan Note

    CDU

    Sour water Diolah di unit SWS

    Oily water Dipisahkan di buffer pit

    Desalter eff water Di olah di unit EWT 63 1*)

    Mercury (Hg) - 2*)

    ARHDM Sour water Diolah di unit SWS train 1

    Oily water/ drain Dipisahkan di buffer pit

    GO HTU Sour water Diolah di unit SWS train 1

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pit 3*)

    RCC/Unsat Sour water Diolah di unit SWS train 1

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 82

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pit

    Blowdown water Dibuang ke sewer

    LPG Tr. Spent caustic Diolah di unit SWS train III 4*)

    Gasoline Tr. Spent caustic Diolah di unit SWS train III 4*)

    PRU

    Sour water Diolah di unit SWS train II

    Spent caustic Dinetralisir di unit SWS train

    III

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pit

    CCU

    Sour water Diolah di unit SWS train I

    Spent caustic Dinetralisir di unit SWS train II

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pit

    Cleaning reaktor Di buang di sump pit 5*)

    LCO HTU Sour water Diolah di unit SWS train I

    H2 Plant

    Oily water/drain Dibuang ke sewer pit

    Blow-down water Dibuang ke sewer pit

    Oily water/drain Dipisahkan di common buffer

    pit

    SWS

    Treated sour water Diolah lanjut di unit EWT

    Spent caustic Netralisasi, dibuang ke EWT

    Overflow SW Dibuang ke buffer pit

    Sulfur Plant Blow-down water Dibuang ke sewer pit

    UTL 62 Oily water drain

    tank Fuel 62-T-201

    Dipisahkan di buffer pit, di

    kirim ke CPI

    UTL-55

    Demin Plant

    Blowdown Boiler,

    hasil regen

    kation/anion

    Dinetralkan, di kirim ke

    impounding basin

    Note:

    1*) :Banyak mengandung padatan, sehingga menyebabkan buntuan pada cooler

    2*) :Ditemukan pada saat T/A 1996

    3*) :Pada saat start-up RCC sering menyebabkan gangguan di SWS train II.

    4*) :Limbahnya berwarna hijau, sehingga perlu dibleaching sebelum dibuang.

    5*) :pH rendah, sehingga perlu netralisasi dan aerasi sebelum di buang ke EWT.

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 83

    4.5. Laboratorium 4.5.1. Program Kerja Laboratorium

    agian Laboratorium memegang peranan penting di kilang, karena pada bagian ini data-

    data tentang raw material dan produk akan diperoleh. Dengan data-data yang telah

    diberikan, maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol dan dijaga standar

    mutunya sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Bagian Laboratorium berada di

    bawah bidang Unit Produksi. Bagian ini memiliki beberapa tugas pokok yaitu :

    a. Sebagai kontrol kualitas bahan baku, apakah memenuhi persyaratan sehingga

    memberikan hasil yang diharapkan.

    b. Sebagai pengontrol kualitas produk, apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

    c. Mengadakan penelitian dan pengembangan jenis crude minyak lain, selain crude

    dari minyak Duri dan Minas yang memungkinkan dapat diolah di PERTAMINA

    (Persero) RU-VI Balongan.

    d. Mengadakan analisa terhadap jenis limbah yang dihasilkan selama operasi proses

    kilang pada PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan.

    Pemeriksaan di Laboratorium meliputi :

    Crude oil, terutama crude Duri dan Minas.

    Stream produk yang dihasilkan dari unit AHU, RCC, CDU, Hydrogen Plant dan

    unit-unit lain.

    Utilitas: air, fuel gas, chemical agent dan katalis yang digunakan.

    Intermediate dan finish product

    Di dalam pelaksanaan tugas, Bagian Laboratorium dibagi menjadi tiga seksi yaitu :

    a. Seksi Teknologi (TEKNO)

    Seksi Tekno ini mempunyai tugas antara lain :

    Mengadakan blending terhadap fuel oil yang dihasilkan, agar dapat menghasilkan octan number yang besar dengan proses blending yang singkat

    tanpa penambahan zat kimia lain lain, seperti TEL, MTBE, atau ETBE.

    Mengadakan penelitian terhadap lindungan lingkungan (pembersihan air buangan).

    Mengadakan evaluasi crude Minas dan crude Duri yang dipakai sebagai raw material.

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 84

    Mendukung kelancaran operasional semua unit proses, ITP, dan utilitas termasuk percobaan katalis, analisa katalis yang digunakan dalam reaktor dan

    material kimia yang digunakan di kilang UP-VI.

    Melakukan analisa bahan baku, stream/finish produk serta chemical dengan menggunakan metode test.

    b. Seksi Analitika dan Gas (ADG)

    Seksi ini mengadakan pemeriksaan terhadap sifat-sifat kimia dari bahan baku,

    intermediate produk dan finish produk serta bahan kimia yang digunakan, juga

    analisis gas stream maupun dari tanki.

    Tugas yang dilakukan antara lain :

    Mengadakan analisa sampling dan analisa contoh air serta chemical secara instrument dan kimiawi, agar didapatkan hasil akurat.

    Mengadakan analisa sampling dan analisa secara instrument dan kimiawi terhadap contoh minyak sesuai dengan metode test.

    Mengadakan analisa gas masuk dan gas buang dari masing-masing alat (jika diperlukan).

    Mengadakan analisa sampel gas dari kilang dan utilitas serta produk gas yang berupa LPG, propylene.

    Mengadakan analisa sampling non rutin shift sample stream gas, LPG, propylene, fuel gas, serta hidrogen.

    Melaksanakan sampling dan analisa secara chromatography sampel non rutin dari kilang dan offsite.

    c. Seksi Pengamatan

    Seksi ini mengadakan pemeriksaan terhadap sifat-sifat fisis bahan baku,

    intermediate produk dan finish produk.

    Sifat-sifat yang diamati adalah :

    Distilasi Spesific Gravity Reid Vapour Pressure (RVP) Flash and Smoke Point Conradson Carbon Residue (CCR) Kinematic Viscosity Cooper Strip and Silver Strip Kandungan Air

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 85

    4.5.2. Alat-alat Laboratorium a. Analitika

    - Spektofotometer

    - Polychromator

    - Infra Red Spectrofotometer

    - Spectro Fluoro Photometer

    b. Gas Chromatography

    4.5.3. Prosedur Analisa a. Analitika

    Dalam bidang analitika mengadakan pemeriksaan sifat-sifat kimia bahan baku,

    intermediate, dan finish produk. Bahan yang dianalisa setiap hari (sample shift

    rutin) adalah analisa air dan minyak. Adapun prosedur analisa yang digunakan

    antara lain :

    Atomic Absorbtion Spectrophotometric (AAS) yang digunakan untuk menganalisa logam-logam yang mungkin ada dalam air.

    Alat yang digunakan adalah Spectrophotometer yang dilengkapi dengan detektor dan analisa hasil yang akan terlihat dalam layar monitor komputer. Prinsip kerja

    alat ini berdasarkan pada besarnya daya serap gelombang elektromagnetik dari

    sampel yang dihasilkan yaitu gelombang sampai 860 .

    Polychromator untuk menganalisa semua metal yang ada dalam sampel air maupun zat organik.

    Infra Red Spectrophotometer (IRS) untuk menganalisa kandungan minyak dalam sampel air, juga analisa aromatik minyak berat.

    Spectro Fluoro Photometer, untuk menganalisa kandungan minyak dalam water slop yang dihasilkan.

    b. Gas Chromatography (GC)

    Salah satu prosedur analisa gas adalah dengan menggunakan GC. GC digunakan

    untuk menganalisa gas CO dan CO2 dengan range 0,01-0,05 ppm, menggunakan

    sistem multikolom yang dilengkapi dengan beberapa valve dan selenoid valve yang

    digerakkan secara otomatis oleh program relay. Detektor yang dipakai adalah flame

    ionisasi detector.

  • Laporan Kerja Praktek PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lampung 86

    Prosedur analisa lain yang digunakan pada Laboratorium adalah :

    Titrasi Distilasi UOP Standard ASTM Standard Volumetri Viscosimeter Potensiometer Flash Point Tester Micro Colorimeter Gravimetri

    Water Intake Facility (Unit 53)Unit Demineralized Water (Unit 55)Raw Water dan Potable Water (Unit 54)Unit Sistem Air Pendingin/Cooling Water (Unit 56)Unit Nitrogen Plant (Unit 59)Kompresor