07 penentuan rt

13
1. TUJUAN Mendapatkan harga R t dari log konvensional (Normal, Lateral) maupun kombinasi log yang umum dipakai dewasa ini. 2. METODE DAN PERSYARATAN 1. METODE 2.1.1. Pembacaan Langsung Dilakukan dengan pembacaan langsung pada rekaman log normal atau lateral berdasarkan aturan tertentu. Untuk normal 16 inci, hasil pembacaan perlu dikoreksi lagi terhadap pengaruh lubang bor menggunakan kurva khusus. 2.1.2. Metode Grafis Dilakukan terhadap kombinasi log resistivity jangkauan dalam, sedang dan dangkal, untuk mengoreksi pengaruh keadaan lubang bor, tebal lapisan dan invasi filtrat lumpur. Macam kombinasi yang dipakai dewasa ini antara lain: Dual Induction - Laterolog 8 Dual Induction - SFL Dual Induction - Laterolog 8 - R xo Dual Induction - SFL - R xo Dual Laterolog - R xo Dual Induction - R xo Petunjuk kerja ini menerangkan penentuan harga R t untuk kombinasi Induction Log (R ID , R IM ) dan laterolog 8 (R LL8 ). Cara yang sama dapat diterapkan untuk kombinasi lain dengan menggunakan kurva yang sesuai. Khusus untuk kombinasi yang memakai R xo dapat dilihat pada PF 06. 2.2. PERSYARATAN Tidak ada transisi antara flushed zone dengan uninvaded zone. 3. LANGKAH KERJA 3.1 PEMBACAAN LANGSUNG 1. Persiapkan data diameter lubang sumur (d h ), ketebalan lapisan (h), resistivity lumpur (R m ), resistivity lapisan sekitarnya (R s ). Koreksi harga R m terhadap temperatur lapisan (lihat PF 06). 2. Pilih pada tabel petunjuk (Tabel 1) cara pembacaan R t yang sesuai bagi data dari langkah 1. 3. Khusus untuk normal 16“, gunakan Gambar Rcor-8 : masukkan data pada sumbu tegak, pilih diameter lubang sumur sesuai data dan dapatkan harga .

Upload: dedy-dayat

Post on 06-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Petrofisik

TRANSCRIPT

Page 1: 07 Penentuan Rt

1. TUJUAN Mendapatkan harga Rt dari log konvensional (Normal, Lateral) maupun kombinasi log yang umum dipakai dewasa ini.

2. METODE DAN PERSYARATAN1. METODE

2.1.1. Pembacaan LangsungDilakukan dengan pembacaan langsung pada rekaman log normal atau lateral berdasarkan aturan tertentu. Untuk normal 16 inci, hasil pembacaan perlu dikoreksi lagi terhadap pengaruh lubang bor menggunakan kurva khusus.

2.1.2. Metode GrafisDilakukan terhadap kombinasi log resistivity jangkauan dalam, sedang dan dangkal, untuk mengoreksi pengaruh keadaan lubang bor, tebal lapisan dan invasi filtrat lumpur.Macam kombinasi yang dipakai dewasa ini antara lain: Dual Induction - Laterolog 8 Dual Induction - SFL Dual Induction - Laterolog 8 - Rxo

Dual Induction - SFL - Rxo

Dual Laterolog - Rxo

Dual Induction - Rxo

Petunjuk kerja ini menerangkan penentuan harga Rt untuk kombinasi Induction Log (RID, RIM) dan laterolog 8 (RLL8). Cara yang sama dapat diterapkan untuk kombinasi lain dengan menggunakan kurva yang sesuai. Khusus untuk kombinasi yang memakai Rxo dapat dilihat pada PF 06.

2.2. PERSYARATANTidak ada transisi antara flushed zone dengan uninvaded zone.

3. LANGKAH KERJA3.1 PEMBACAAN LANGSUNG

1. Persiapkan data diameter lubang sumur (dh), ketebalan lapisan (h), resistivity lumpur (Rm), resistivity lapisan sekitarnya (Rs). Koreksi harga Rm terhadap temperatur lapisan (lihat PF 06).

2. Pilih pada tabel petunjuk (Tabel 1) cara pembacaan Rt yang sesuai bagi data dari langkah 1.

3. Khusus untuk normal 16“, gunakan Gambar Rcor-8 : masukkan data pada sumbu tegak,

pilih diameter lubang sumur sesuai data dan dapatkan harga .

Harga Rt = R16 corr

3.2 METODE GRAFIS1. Persiapkan data diameter lubang sumur (dh), stand off, resistivity lumpur (Rm), resistivity lapisan

sekitarnya (Rs).Koreksi harga Rm terhadap temperatur lapisan (lihat PF 04)

2. Koreksi pengaruh lubang bor :a. Untuk Laterolog 8: Grafik gambar Rcor-1.

Masukkan data pada sumbu mendatar dan pilih diameter lubang sumur serta Rm yang

mendekati data, kemudian dapatkan harga .

Page 2: 07 Penentuan Rt

RLL8 corr = x RLL8’

b. Untuk Induction log : grafik Gambar Rcor - 4a :Masukkan data diameter lubang sumur pada sumbu mendatar, pilih stand off sesui data dan dapatkan barehole geometrical factor.Tarik garis lurus dari titik borehole geometrical factor melalui harga resistivity factor (Rm) untuk mendapatkan Hole Signal (dalam satuan Conductivity). Konversikan harga resistivity

(RIM) hasil pembacaan menjadi Conductivity , kemudian kurangi dengan Hole

Signal, diperoleh Conductivity terkoreksi (C), yang dapat dikonversikan menjadi Resistivity

terkoreksi .

Cara yang sama dapat dilakukan untuk mengkoreksi RID.3. Lakukan koreksi terhadap ketebalan lapisan atas harga RIM dan RID hasil langkah 2b

menggunakan Gambar Rcor-6 :Pilih kurva untuk Rs yang sesuai. Tarik garis tegak lurus dari data ketebalan lapisan pada sumbu mendatar, sehingga berpotongan dengan kurva Ra

*) yang sesuai.Baca harga RIM terkoreksi pada sumbu tegak.*) Ra = RIM atau RID pada langkah 2b.Cara yang sama dapat dilakukan untuk mengkoreksi RID hasil 2b menggunakan Gambar Rcor-5.

4. Koreksi pengaruh invasi menggunakan Gambar Rint-2a.

Dari hasil langkah sebelumnya, hitung serta .

Gunakan hasil gambar tersebut pada Gambar Rint-2a sehingga diperoleh , dan di

(jarak interval)

Hitung

Disamping itu diperoleh harga Rxo :

Page 3: 07 Penentuan Rt

4. DAFTAR PUSTAKA1. Adi Harsono : “Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log - Edisi 8”, 1997.2. Schlumberger, “Log Interpretation Charts,” 19973. Schlumberger, "Log Interpretation Principles/Applications, 19894. John T. Dewan : “Essentials of Modern Open-hole Log Interpretation”, Penn-Well Books, Penn–

Well Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 19835. George Asquith with Charles Gibson, "AAPG Methods in Exploration Series Number 3 - Basic

Well Log Analysis for Geologist", The American Association of Petrolum Geologists, 1982

5. DAFTAR SIMBOLRxo = Resisitivity Flushed Zone (-m) Rt = Resisitivity lapisan sebenarnya (-m) dh = diameter lubang bor (kaki)h = tebal lapisan (kaki)Rm = Resisitivity lumpur (-m) Rs = Resisitivity batuan sekitar (-m) R16” = Resisitivity Induction Log 16 Inci (-m) R16“ Corr = Resisitivity Induction Log 16 Inci terkoreksi (-m) RLL8 = Resistivity Laterolog-8 (-m) RLL8 corr = Resistivity Laterolog-8 terkoreksi (-m) RIM = Induction Resistivity, medium investigation (-m) CIM = Induction Conductivity, medium investigation (mhos) RIM corr = Induction Resistivity, medium investigation terkoreksi (-m) RID = Induction Resistivity, deep investigation (-m)

Page 4: 07 Penentuan Rt

6. LAMPIRAN6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS

Resistivity adalah parameter pertama yang diukur pada awal sejarah diketemukannya teknik logging pemboran sumur. Besaran ini bervariasi antara 0.2 hingga 2000 -m mengikuti porositas dan sifat alamiah fluida pengisi pori.Selanjutnya bila lubang bor tersebut dibor dengan menggunakan lumpur, terjadi invasi filtrat lumpur sekitar lubang bor, sehingga resistivity-nya berbeda dengan zone yang belum terganggu. Oleh sebab itu pengukuran dilakukan berkali-kali dengan jangkauan investigasi yang berbeda- beda, misalnya satu pengukuran hanya dipengaruhi oleh zone terinvasi filtrat lumpur dan yang lain sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh zone yang belum terganggu (virgin). Dengan demikian sifat dan resistivity lumpur serta filtratnya juga menentukan tipe pengukuran.Pada dasarnya ada 3 dasar teknik pengukuran :a. Teknik Klasik

- Normal 16” atau 64” :Menghasilkan pembacaan Rt yang bagus bila tebal lapisan > 5 meter:Rt R64” bila h > 5m.

- Lateral 32“ atau 18’8” :menghasilkan pembacaan Rt yang bagus bila tebal lapisan > 10 meter :

- Rt Rlat jika h > 10 mLogging klasik ini terutama dipakai sampai sekitar tahun 1950. Teknik ini memberikan hasil pengukuran yang bagus pada formasi yang tidak terkonsolidasi dan dibor dengan lumpur air tawar. Kualitas log berkurang bila formasinya keras atau karbonat misalnya.Dari berbagai teknik ini, hanya Short Normal 16” yang kadang kala masih dipakai sampai saat ini untuk pengukuran Rt atau Rxo. Teknik Log lateral praktis tidak digunakan lagi dewasa ini.

b. Pengukuran terarahTeknik pengukuran berkembang kearah teknik yang tidak terpengaruh oleh resistivity lumpur, diameter lubang bor dan tebal lapisan. Teknik-teknik tersebut dikenal dengan sebutan komersial Laterolog (LL3, LL7, LL8, Double Laterolog, SFL).Masing-masing tipe memiliki kelebihan untuk suatu penggunaan yang tepat, misalnya:- Laterolog-7 bila :

Rxo < Rt dan h > 3 inci- Laterolog-8 , bila h > 14 inci- Double Laterolog memberikan 2 pengukuran resistivity dengan jarak jangkaun investigasi

yang berbeda (dangkal : RLLs dan dalam : RLLd), dengan rumus penentuan Rt sebagai berikut:

;

; - SFL bisanya digunkan dengan kombinasi Induksi Sonic untuk menggantikan peranan Short

Normal mengukur resistivity zone terinvasi.c. Pengukuran dengan Induksi

Teknik pengukuran ini pada mulanya ditujukan untuk pengukuran resistivity pada lubang sumur yang di bor dengan gas atau lumpur non konduktor. Meskipun demikian dapat juga berfungsi pada lumpur konduktor.- 6FF40 atau ILD

Hasil pengukuran perlu dikoreksi terhadap faktor geometri :Conductivity apparent:

C = ConductivityG = faktor geometriSubscript m untuk Lumpur

Page 5: 07 Penentuan Rt

i untuk invasit untuk total

atau

R = ResistivitySubscript a untuk apparent

- 6FF40 – SFL Kurva SFL biasanya diperkuat (amplified) untuk menampilkan informasi lebih detail misalnya pada selang berlempung atau shale dengan resistivity rendah, yang dapat dipakai untuk tujuan korelasi.

- Double Induction – Laterolog – 8 (DIL)Terdiri dari satu sonde induksi dengan jangkauan investigasi dalam (ILd), satu sonde jangkauan sedang (ILm) dan Laterolog-8.Ketiga macam jangkauan tersebut memungkinkan pembacaan Rt yang akurat pada invasi biasa maupun invasi dalam, berdasarkan persamaan :

faktor geometri laterolog-8

6.2. CONTOH PENGGUNAANMetode GrafisBila diketahui diameter lubang bor (dh) = 14.6 inci; Stand off = 1.5 inci, Rm @ temperatur formasi = 0.6 -m; Ketebalan lapisan = 2 m, Resistivity lapisan sekitarnya (Rs) = 2 -m, tentukan resistivity sebenarnya (Rt) dari kombinasi logging berikut:

RLL8 = 18 -mRIM = 5.9 -mR6FF40 = 5 -m

Jawab :1. dh = 14.6 inci

Stand off = 1.5 inciRm = 0.6 -m (pada temperatur formasi)Rs = 2

2. Koreksi Pengaruh Lobang bor :a. RLL8 = 18 m

= 30

Rm = 0.6 -mHole diameter =14,6 inciGunakan grafik pada gambar Rcor-1, didapat

berarti RLL8 corr = 1.4 x 18 -m = 25.2 -m

Page 6: 07 Penentuan Rt

b. Diamater lubang = 14.6 inciStand off = 1.5 inciRm = 0.6 -mGunakan grafik Gambar Rcorr-4a, diperoleh:

Borehole Geometrical Factor = 0.002Hole signal = 3 ms/m

R6FF40 = RID = 5 -m CID = = 200 ms/m

CID corr = 200 – 3 = 197 ms/m

RID corr = = 5.07 -m

Diameter lubang = 14.6 inciStand off = 1.5 inciRm = 0.6 mGunakan grafik IM (----) pada gambar Rcor-4a

Hole signal = 12 ms/m

RIM = 5.9 m CIM = = 169.5 ms/m

CIM corr = 169.5 – 12 = 157.5 ms/m

RIM = = 6.3 m

3. Koreksi terhadap pengaruh ketebalan lapisan:RID = 5.07 mRs = 2 mKetebalan lapisan = 2 mGunakan grafik Gambar Rcor-5Diperoleh RID = 5.7 mRIM = 6.3 mRs = 2 mKetebalan lapisan = 2 mGunakan grafik gambar Rcor-6Diperoleh RIM = 6.5 m

2. RLL8 = 25.2 mRIM = 6.5 mRID = 5.07 mRm = 0.6 m

= = 4.97

= = 1.28

Gunakan gambar Rint-2a, diperoleh :

= 0.96

Diperoleh Rt = 0.96 x 5.07 = 4.86 m

Page 7: 07 Penentuan Rt

6.3. TABEL DAN GAMBAR YANG DIGUNAKANTabel 1. Petunjuk Pembacaan Rt

Page 8: 07 Penentuan Rt

Gambar 1. Rcor-8

Page 9: 07 Penentuan Rt

Gambar 2. Rcor-4a

Page 10: 07 Penentuan Rt

Gambar 3. Rcor-6

Page 11: 07 Penentuan Rt

Gambar 4. Rcor-5