07 bab ii keselamatan kerja
DESCRIPTION
K3TRANSCRIPT
BAB II
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA
LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) PADA PROSES PENGELASAN GTAW
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Menjelaskan K3 di tempat kerja.
3. Menjelaskan bahaya-bahaya dalam pengelasan dan pencegahannya.
B. Keselamatan & Kesehatan Kerja
Bekerja dengan menggunakan media pengelasan semakin berkembang,
sehingga disetiap kesempatan kerja selalu diikuti dengan potensi terjadinya
kecelakaan kerja akibat kurangnya perhatian manusia, cara penggunaan
peralatan yang salah atau tidak semestinya, pemakaian pelindung diri yang
kurang baik dan kesalahan lain yang terjadi dilingkungan kerja bidang
pengelasan. Keselamatan kesehatan kerja paling banyak membicarakan adanya
kecelakaan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung
bahaya.
Untuk menghindari atau mengeliminir terjadinya kecelakaan perlu
penguasaan pengetahuan keselamatan kesehatan kerja dan mengetahui tindakan
tindakan yang harus diambil agar keselamatan kesehatan kerja dapat berperan
dengan baik. Untuk membahas hal tersebut faktor yang paling dominan adalah
kecelakaan, perbuatan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak aman. Faktor
yang paling banyak terjadi dilingkungan kerja adalah adanya kecelakaan,
dimana kecelakaan merupakan :
1. Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cidera fisik
seseorang bahkan fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan kerusakan
harta milik.
2. Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energi di atas nilai
ambang batas dari badan atau bangunan.
11
12
3. Kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan efisiensi
operasional suatu usaha.
Hal-hal dalam kecelakaan dapat meliputi :
1. Kecelakaan dapat terjadi setiap saat ( 80 % Kecelakaan akibat kelalaian).
2. Kecelakaan tidak memilih cara tertentu untuk terjadi.
3. Kecelakaan selalu dapat menimbulkan kerugian.
4. Kecelakaan selalu menimbulkan gangguan.
5. Kecelakaan selalu mempunyai sebab.
6. Kecelakaan dapat dicegah / dieliminir.
Perbuatan tidak aman (berbahaya), merupakan suatu pelanggaran
terhadap prosedur keselamatan kerja yang memberikan peluang terhadap
terjadinya kecelakaan. Yang termasuk perbuatan tidak aman diantaranya:
1. Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) standard (Gambar 2.1) yaitu :
Auto Darkening Helmet (gambar 2.2), sabuk pengaman, stiwel dan Safety
shoes (2.5), leather apron (gambar 2.4), sarung tangan kerja (gambar 2.3)
dan APD sesuai kondisi bahaya kerja yang dihadapi saat bekerja
pengelasan.
2. Melakukan tindakan ceroboh / tidak mengikuti prosedur kerja yang berlaku
bidang pengelasan.
3. Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan
yang dibebankan padanya.
4. Mental dan fisik yang belum siap untuk tugas-tugas yang diembannya
Tabel 2.1 Jenis-jenis alat pelindung diri (APD)
No Jenis APDJenis Pekerjaan
Welder Fitter BranderOp.
gerinda1. Helm pengaman/auto darkening
helmetX X X X
2. Keteplak kerja X X X X3. Sabuk pengaman untuk ketinggian
> 2 mX X X X
4. Stiwel X X X X5. Safety shoes X X X X6. Sarung tangan kulit panjang X X
13
No Jenis APDJenis Pekerjaan
Welder Fitter BranderOp.
gerinda7. Sarung tangan kulit pendek X X8. Apron kulit X X X9. Jaket dan celana las X10. Welding Respirator X11. Selubung tangan X12. Toxid respirator X X X
(Sunaryo, 2009:37)
Gambar 2.1 Alat Pelindung Diri Welder(Sumber: http://www.millerwelds.com)
14
Gambar 2.2 Auto-Darkening Helmet(Sumber: http://www.warborfreight.com)
Gambar 2.3 Welding gloves(Sumber: http://www.acklandgrainger.com)
Gambar 2.4 Leather Apron(Sumber: http://www.weldequip.com)
15
Gambar 2.5 Safety Shoes(Sumber: http://envirosafetyproduct.com)
C. K3 di Tempat Kerja
Hal yang pertama harus ada di tempat kerja adalah poster-poster peringatan
keselamatan kerja. Poster-poster peringatan bahaya dibuat dan ditempatkan pada
lokasi yang sesuai. Dalam menempatkan poster harus juga memperhatikan faktor
kenyamanan pegawai jangan sampai poster malah merusak konsentrasi pegawai.
Suhu ruangan harus dijaga pada suhu normal. Suhu di atas 16°C dianjurkan
untuk pekerjaan ringan, sedangkan untuk pekerjaan berat dianjurkan suhu di atas
13°C. Suhu maksimum jangan sampai melebihi suhu yang membuat orang
kepanasan. Fasilitas sanitasi yang memadai harus disediakan, dengan fasilitas
untuk mencuci dan mengeringkan tangan. Suatu daerah harus dipisahkan dari area
kerja, di mana makanan dan minuman dapat dikonsumsi tanpa terkontaminasi
zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Tempat orang jalan harus ditandai dengan
jelas, terbebas dari lubang, licin dan terjatuh. Harus ada pengaman pada tangga.
Jika pekerjaan dilakukan di malam hari harus tersedia pencahayaan yang baik.
Kondisi tidak aman (berbahaya), merupakan kondisi fisik atau keadaan
yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya
kecelakaan. Beberapa kondisi tidak aman diantaranya:
1. Lokasi kerja yang kumuh dan kotor
2. Alokasi personil / pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada
satu lokasi dipenuhi oleh beberapa pekerja. Sangat berpotensi bahaya
16
3. Fasilitas / sarana kerja yang tidak memenuhi standard minimal, seperti
scafolding tidak aman, pada proses pekerjaan dalam tangki tidak tersedia
exhaust blower
4. Terjadi pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja, misal debu,
tumpahan oli, minyak dan B3 (bahan berbahaya dan beracun)
Cara penggunaan, penyimpanan tabung gas dan tempat penyimpanannya:
1. Jangan meletakkan tabung gas yang mudah terbakar dan tabung yang
mendukung kebakaran di dalam ruangan yang sama.
2. Simpan atau jagalah tabung gas di dalam ruangan yang berventilasi baik,
yang dibangun dari bahan-bahan yang tidak mudah terbakar (gambar 2.6).
Gambar 2.6 Penempatan Tabung Gas(Sumber: Blunt & Balchin, 2002:30)
3. Ruangan tersebut tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung dan
temperatur tabung gas yang disimpan tidak boleh melebihi 400°C.
4. Pada waktu memindahkan tabung gas, jangan menarik, menumpahkan,
mendorong atau menggelindingkannya dengan kaki atau membiarkannya
bertabrakan dengan benda-benda lain yang dapat menyebabkan goncangan
pada tabung gas (gambar 2.7).
17
Gambar 2.7 Troli pemindah tabung gas(Sumber: Blunt & Balchin, 2002:34)
5. Ketika menggunakan gas, gunakanlah gas tersebut di tempat yang
berventilasi baik, dan jagalah jangan sampai merobohkan tabung gas.
6. Ketika membuka katup tabung gas, lakukanlah perlahan-lahan untuk
mengindari desakan gas tiba-tiba dan usahakan agar kunci Inggris atau
kunci pas tetap melekat pada katup tabung gas.
7. Gunakanlah tabung gas yang sesuai untuk gas-gas yang mudah terbakar
seperti untuk gas-gas asetilin larut atau gas LP
8. Tutuplah katup tabung gas apabila gas tidak digunakan.
9. Gantilah tabung gas dengan tekanan tertentu yang masih tersisa.
10. Periksalah kebocoran yang mungkin ada sebelum mulai mengelas dan
pasangkan penahan tekanan balik pada tabung gas asetilin yang sesuai.
D. Bahaya-Bahaya dalam Pengelasan dan Pencegahannya
Bahaya-bahaya dalam pengelasan diantaranya:
1. Kejutan listrik selama pelaksanaan pengelasan dengan mesin las busur listrik
2. Ledakan karena adanya kebocoran pada gas-gas yang mudah terbakar seperti
gas asetilin
3. Cedera pada mata akibat penyinaran
4. Silau nyala api gas
5. Cedera karena asap dan gas yang dihasilkan selama proses pengelasan
6. Kebakaran, ledakan dan luka bakar akibat percikan terak pengelasan
7. Ledakan tabung asetilin, oksigen, gas CO2 dan gas argon
18
8. Saat berada didalam ruang tertutup / tangki waspadailah gas hasil pengelasan.
9. Gas mulia / Inert gas : gas yang mendesak oksigen sehingga kadar oksigen
berkurang dibawah 19,5% sehingga berbahaya bagi pernapasan manusia. Gas
tersebut yaitu: Argon (Ar) hasil las GTAW, Co2 hasil las FCAW.
Letupan yang disebabkan oleh percikan selama pengelasan, serta terak
yang ditimbulkan oleh alat potong las atau alat ukur udara busur las
menimbulkan berbagai risiko antara lain : cedera pada mata, luka bakar,
kebakaran dan percikan. Cara untuk mengatasi letupan dan terak ialah:
a. Jangan menggulung lengan baju dan jangan mengeluarkan kulit lengan
Anda. Hindari pemakaian katelpak dari bahan campuran poliester, lebih baik
memakai katelpak dari bahan katun yang tidak terlalu mudah terbakar. Hal
ini juga penting untuk menghindari ledakan karena adanya letupan listrik
statis. Pastikan bahwa Anda memakai alat-alat pelindung seperti kaus tangan
kulit, penutup lengan, katelpak, penutup kaki (stiwel), dan kacamata
pelindung.
b. Jangan menaruh barang-barang yang mudah terbakar di dekat tempat kerja
pengelasan atau pemotongan. Misalnya, ketika bekerja menggunakan tabung
gas, jauhkan semua benda cair dari tabung itu dan cuci bersih serta bersihkan
udaranya sebelum mulai mengelas atau memotong tabung itu. Juga efektif
jika membilas gas di dalam tabung dengan nitrogen atau argon setelah bejana
itu diisi
1. Bahaya listrik
Sebab-sebab utama kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik
diantaranya:
a. Karena perlu menyalakan kembali dan menjaga kestabilan busur las, maka
tegangan listrik AC pada mesin las busur listrik harus dijaga agar tetap tinggi.
b. Isolasi yang tidak efektif karena adanya kerusakan pada pembungkus kabel
las.
c. Isolasi yang tidak efektif dari mesin las busur listrik dan terbukanya bidang
pengisian pada terminal penghubung kabel mesin las.
19
d. Isolasi yang tidak efektif pada gagang batang las.
e. Pengelasan busur listrik pada lokasi dikelilingi oleh material konduksi seperti
bejana tekan atau struktur dasar ganda dari kapal
Cara-cara mencegah bahaya kejutan listrik selama pengelasan dengan busur
listrik:
a. Pencegahan Arus Listrik Mengalir Ke Seluruh Tubuh Manusia
1) Pakaian kerja harus kering dan tidak boleh basah oleh keringat atau air.
2) Sarung tangan harus terbuat dari kulit, kering dan tanpa lubang pada ujung
jari.
3) Harus memakai sepatu karet yang seluruhnya terisolasi.
4) Mesin las busur listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan otomatis
atau mesin las busur listrik DC tegangannya harus relatif rendah, sekitar
60V.
b. Memastikan Tidak Adanya Kebocoran Arus Listrik
1) Mesin-mesin las busur listrik itu sendiri, meja kerja las dan benda kerja
yang akan dilas harus benar-benar “membumi”.
2) Jika pembungkus kabel-kabel input atau output sobek dan kawatnya
terbuka, maka tutuplah dengan pita isolasi atau ganti seluruh kabelnya.
3) Isolasi terminal-terminal kabel pada sisi input/output, kabel pada gagang
elektroda dan sisi gagang elektroda, dan hubungan pada konektor kabel
harus sempurna.
4) Hubungan kabel-kabel yang ada di meja kerja las, lembar kerja yang akan
dilas dan logam dasar dengan benar menggunakan penjepit-penjepit
khusus.
5) Ketika meninggalkan bengkel pengelasan untuk beristirahat, pastikan
bahwa batang elektroda las telah dilepaskan dari gagang elektroda
(holder).
2. Bahaya Sinar las
Bahaya-bahaya sinar busur las dan nyala api gas diantaranya:
20
a. Temperatur busur las sama tingginya dengan temperatur permukaan matahari,
kira-kira 5000-60000C, sedangkan temperatur nyala api gas asetilin adalah
kira-kira 31000C.
b. Keduanya menimbulkan radiasi sinar yang kuat sehingga berbahaya bagi
mata. Sinar-sinar tersebut meliputi, sinar-sinar yang kasat mata, juga sinar
ultraviolet (gelombang elektromagnetik) dan sinar inframerah (thermal) yang
tidak kasat mata.
c. Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet,
sedangkan nyala api las memancarkan sinar infrared. Sinar ultraviolet dan
sinar infrared menimbulkan kerusakan pada mata dan kulit dapat terbakar
seperti terbakar sinar matahari.
Alat-alat pelindung dari sinar yang berbahaya
a. Kaus tangan atau masker pelindung wajah sejenis helm dengan plat-plat baja
anti-cahaya dilengkapi dengan jumlah penyaring yang cukup memadai serta
kacamata pelindung digunakan ketika mengerjakan las busur listrik atau las
gas
b. Pekerja las harus memakai pakaian kerja lengan panjang dan menutupi leher
dengan handuk sehingga kulit terlindung dari paparan sinar busur las
c. Pekerja harus merawat kedua matanya dengan meneteskan obat tetes mata dan
menggunakan kompres pendingin
d. Untuk melindungi lingkungan pekerja dari sinar-sinar yang berbahaya
tersebut, perlu digunakan layar pelindung cahaya
3. Bahaya asap las
Temperatur busur las tingginya kira-kira 5000-60000C, yang berarti sama
dengan temperatur permukaan matahari, sedangkan temperatur nyala api
oksiasetilin adalah kira-kira 32000C. Penguapan logam peleburan terjadi dari
ujung batang elektroda las atau kawat las, tetesan-tetesan kecil yang berpindah dan
permukaan genangan yang meleleh, sehingga uap air logam bertemperatur tinggi
disemburkan ke sekeliling titik pengelasan. Uap air itu cepat menjadi dingin dan
melebur di dalam partikel-partikel kecil berdiameter 0,1-10µm. Walaupun
kelihatannya seperti asap biasa, asap gas las ini sebenarnya mengandung partikel-
21
partikel murni. Ukuran dan unsur-unsur di dalam partikel-partikel ini bergantung
pada material yang terkandung di dalam batang las, kawat las dan jenis material
dasarnya. Karena ukuran partikel-partikel ini memungkinkan untuk mudah masuk
ke dalam paru-paru, maka alat-alat perlindung harus digunakan.
Jika sejumlah besar volume asap las diisap, maka gejala penyakit akut
yang disebut “DEMAM LOGAM” dapat terjangkit, ditandai dengan : sakit
kepala, demam, menggigil dan kelelahan yang terjadi dalam waktu singkat.
Gejala-gejala ini terlihat apabila digunakan batang elektroda las hidrogen rendah.
Walaupun demikian, ini hanyalah gejala penyakit sesaat, dan pasien akan pulih
kembali kesehatannya setelah beberapa jam.
Namun apabila asap las itu diisap dalam waktu lama, maka partikel-
partikel murni akan terakumulasi di dalam paru-paru dan dapat menyebabkan
kondisi kronis yang disebut “PNEUMOKONIOSIS” (Radang paru-paru).
Radang paru-paru pada tahap awal hampir tidak menunjukkan gejala penyakit
yang subyektif, tetapi fungsi paru-paru semakin memburuk seiring dengan
berkembangnya gejala penyakit itu, ditandai dengan kesulitan bernapas. Sampai
sekarang masih belum ada pengobatan yang dapat mengembalikan paru-paru
seperti dalam kondisi kesehatan semula, selain itu dalam beberapa kasus pasien
meninggal dunia karena berbagai komplikasi. Selama pengelasan, gas-gas yang
beracun bagi tubuh manusia bisa timbul selain asap-asap las. Misalnya:
1. Bila 100% gas CO2 digunakan sebagai gas pelindung untuk las MAG, maka
gas CO2 yang dipanaskan dengan temperatur tinggi pada busur las akan
larut dengan formula sebagai berikut untuk menghasilkan CO (karbon
monoksida) 2CO2 à 2CO+O2
2. Kepadatan CO ini bergantung pada jarak dari titik kejadian, dan 700 ppm
diluar helm serta 50 ppm didalam helm pada titik 30 cm dari titik kejadian.
3. Oksigen dan nitrogen bereaksi dengan busur las panas terhadap oksigen dan
dikonversikan menjadi Nox (NO-NO2).
4. Sinar ultraviolet yang ditimbulkan dari reaksi busur las terhadap oksigen,
menghasilkan ozon (O2).
22
5. Oli dan cat yang melekat pada daerah las-lasan, yang dilarutkan oleh busur
las dan nyala api gas, menghasilkan gas-gas organik.
Cara Mengatasi Asap Dan Gas Las ialah sebagai berikut:
1. Posisi tubuh pada saat pengelasan diatur sedemikian rupa sehingga
meminimalisir asap gas langsung mengarah ke welder (gambar 2.8)
Gambar 2.8 Posisi tubuh sewaktu mengelas (a) kurang tepat (b) tepat(Sumber: Blunt & Balchin, 2002:55)
2. Asap las harus dibuang dengan alat lebih dari sekadar ventilasi alami. Alat
penyedot asap las lokal (gambar 2.9) dan alat pembuang gas harus dipasang
untuk melenyapkan secara paksa gas dan asap las.
Gambar 2.9 Penyedot asap las lokal(Sumber: Blunt & Balchin, 2002:57)
3. Jika alat penyedot asap dan pembuang gas tidak dapat dipasang, maka
gunakanlah alat bantu pernapasan. Bila pengelasan dilakukan pada lokasi
23
yang sempit dan kurang ventilasi, gunakanlah masker pengisi udara
(oksigen).
4. Gunakanlah metode pengelasan, elektroda las atau kawat las yang
menghasilkan sedikit asap las. Misalnya, jika campuran gas Ar+CO2
digunakan untuk las MAG sebagai las pelindung, maka jumlah asap lasnya
dapat dikurangi banyak.
5. Sedapat mungkin gunakanlah mesin las otomatis, sehingga operator mesin
dapat mengambil jarak lebih jauh dari daerah pengelasan.
Pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu
usaha dan / atau kegiatan dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Tabel 2.2 Pengaruh asap logam terhadap tubuh manusia
No Asap logam Pengaruhnya terhadap manusia
1. Oksida besi Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan
2. Mangan
Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, terutama cabang tenggorokanGangguan syaraf sebagai akibat kronisPeningkatan refleks urat kulit, pengerasan otot dan tremor
3.Oksida kadmium
Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, radang paru-paru, gangguan ginjal dan tumor paru-paru
4. Kobalt Radang paru-paru karena zat kimia
5. NikelRangsangan terhadap organ-organ pernapasan, penyakit kulit
6. KhromRangsangan terhadap organ-organ pernapasan, penyakit kulit, bisul-bisul di kulit, radang hidung, bisul-bisul pada sekat hidung
7. Tembaga
Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, terutama cabang tenggorokan, radang selaput lendir pada hidung dan batang tenggorokan, diare dan demam
8. Oksida seng Demam akibat asapNo Asap logam Pengaruhnya terhadap manusia
24
No Asap logam Pengaruhnya terhadap manusia
9.Molibdenum
Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan
10. Oksida besi Demam akibat asap
11. TimahKeracunan di seluruh tubuh, bisul-bisul di perut, kelumpuhan syaraf, anemia, tumor paru-paru, insomnia, sakit perut, sembelit dan nyeri persendian
12. FloridaRadang mata, hidung, tenggorokan selaput lendir mulut, masalah gigi, gangguan ginjal, masalah tulang, pendarahan berkepanjangan, dan gangguan liver
13. Titanium Enzim
14. AluminiumRangsangan terhadap organ-organ pernapasan, jaringan serabut paru-paru
(Sunaryo, 2009: 53)
E. Rangkuman
Untuk menghindari atau mengeliminir terjadinya kecelakaan perlu
penguasaan pengetahuan keselamatan kesehatan kerja. Keselamatan kesehatan
kerja paling banyak membahas adanya kecelakaan dan perbuatan yang
mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya. Tempat kerja harus jauh
dari kondisi tidak aman (berbahaya), yang merupakan kondisi fisik atau
keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan
terjadinya kecelakaan. Bahaya dari pengelasan terdiri dari bahaya listrik, sinar
las dan asap las. Pemakaian APD dan pelaksanaan kerja sesuai prosedur dapat
mencegah dampak dari bahayan pengelasan. Setiap orang yang bekerja di
bidang las harus memahami dan melaksanakan K3 pada setiap kegiatannya.
F. Soal
1. Jelaskan pentingnya pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja di bidang
pengelasan!
2. Sebutkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk seorang welder!
3. Sebutkan kondisi-kondisi tidak aman di tempat kerja!
4. Jelaskan bahaya apa saja yang diakibatkan sinar las!
25