06.rpp sungai danau - 30 juli 2008

48
DRAFT RPP SUNGAI DAN DANAU DIREKTORAT SUNGAI DANAU DAN WADUK DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Upload: yastin-david-batara

Post on 25-Jun-2015

317 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

DRAFT RPP SUNGAI DAN DANAU

DIREKTORAT SUNGAI DANAU DAN WADUKDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Page 2: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

BATANG TUBUH DAN PENJELASANRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR …. TAHUN ……..

TENTANG SUNGAI DAN DANAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Batang Tubuh Penjelasan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (5), Pasal 25 ayat (3), Pasal 36 ayat (2) dan Pasal 58 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Sungai dan Danau;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SUNGAI DAN DANAU

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

1. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air mulai dari hulu baik yang ada mata air maupun tidak ada mata air sampai muara di laut, dengan dibatasi kanan dan kiri di sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.

Ayat (1)Lingkup pengaturan PP ini adalah untuk sungai dan danauyang berbeda pengaturannya dengan saluran drainase kota. Saluran drainase kota sepenuhnya telah diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah.

Konsep tgl 30 Juli 2008

Page 3: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

2. Danau adalah wadah air yang terbentuk secara alamiah merupakan bagian sungai yang lebar dankedalamannya melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan.

3. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

4. Air permukaan adalah semua air yang terdapat dan/atau tampak di permukaan tanah.

5. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

6. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat atau pun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.

7. Konservasi sungai dan danau adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan fungsi sungai dan danau agar terpelihara wadahnya, tersedia airnya dalam kuantitas dan kualitas air yang memadai, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

8. Pendayagunaan sungai dan danau adalah upaya penatagunaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sungai dan danau secara optimal, agar berhasil guna dan berdaya guna.

9. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.

10. Pengendalian sungai dan danau adalah upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan lingkungan.

11. Perlindungan sungai dan danau adalah upaya untuk melindungi sungai dan danau dari kerusakan yang ditimbulkan baik oleh manusia maupun alam.

12. Pengelolaan kualitas air adalah upaya mempertahankan dan memulihkan kualitas air secara terpadu agar tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya.

13. Penggunaan sungai dan danau adalah pemanfaatan sungai dan danau serta prasarananya sebagai media dan/atau materi, dapat berupa pemanfaatan air, sumber air, daya airnya, maupun bahan

Lingkup pengaturan PP ini adalah untuk sungai dan danauyang berbeda pengaturannya dengan saluran drainase kota. Saluran drainase kota sepenuhnya telah diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah. Penentuan sebuah saluran disebut sungai atau drainase kota adalah pada jenis daerah alirannya dan kesepakatan antara pemerintah dan pemerintah daerah. Jika daerah alirannya sepenuhnya berupa perkotaan, saluran tersebut adalah saluran drainase kota. Daerah aliran sebuah sungai terdiri atas perkotaan dan bukan perkotaan. Saluran drainase kota dapat dikategorikan sebagai sungai jika begitu kesepakatan antara pemerintah dan pemerintah daerah.

Page 4: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

dasar sungai dan danau baik secara kuantitas maupun kualitas.

14. Pengembangan sungai dan danau adalah upaya peningkatan manfaat fungsi sungai dan danau dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan lingkungan.

15. Pengusahaan sumber daya air pada sungai dan danau adalah upaya pemanfaatan air , daya air dan/atau bagian dari sungai dan danau untuk mendapatkan nilai manfaat ekonomi dengan tetap memperhatikan fungsi sosial dan kelestarian fungsi dan lingkungan hidup secara selaras.

16. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 Km2.

17. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

18. Bangunan sungai dan danau adalah prasarana yang dibangun di sungai, danau dan/atau di daerah manfaat sungai dan danau berfungsi untuk konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air.

19. Bekas sungai adalah daerah yang secara historis morfologi pernah menjadi alur sungai yang sekarang tidak berfungsi sebagai sungai lagi.

20. Garis sempadan sungai adalah garis maya batas luar perlindungan sungai.

21. Garis sempadan danau adalah garis maya batas luar perlindungan danau.

22. Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang badan sungai dihitung dari tepi tebing sungai sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam.

23. Daerah sempadan sungai adalah kawasan kiri kanan alur sungai (termasuk sungai buatan) yang dibatasi oleh tepi sungai dan garis sempadan sungai.

24. Daerah sempadan danau adalah kawasan tertentu disekeliling danau yang dibatasi oleh garis

Ayat (16)Wilayah sungai dapat terdiri atas satu atau lebih DAS utama dan DAS tidak utama. DAS utama adalah DAS dengan ukuran cukup besar (>70%) dan mempunyai andil besar dalam potensi Wilayah Sungai secara keseluruhan.

Ayat (18)Termasuk bangunan silang.Bangunan untuk keperluan lain adalah bangunan yang memanfaatkan lokasi tepi sungai sebagai lokasi pondasi. Misalnya bangunan jembatan (jalan raya, jalan KA, pipa)

Page 5: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

sempadan danau.

25. Daerah manfaat sungai adalah mata air, alur sungai dan daerah sempadan sungai.

26. Daerah manfaat danau adalah mata air dan daerah sempadan danau.

27. Dataran banjir adalah alur sungai yang dilewati air hanya pada saat banjir, dibatasi oleh genangan debit banjir dengan kala ulang sekurang-kurangnya debit Q50 tahunan.

28. Daerah penguasaan sungai adalah daerah sempadan sungai, daerah tampungan banjir sementara, dan dataran banjir yang peruntukannya diatur.

29. Daerah penguasaan danau adalah daerah sempadan danau yang peruntukannya diatur.

30. Tanggul adalah bangunan pengendali banjir sungai yang dibangun dengan persyaratan teknis tertentu untuk melindungi daerah sekitar sungai terhadap limpasan air.

31. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

32. Pengelolaan sungai dan danau sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya air adalah upayamerencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sungai dan danau, pendayagunaan sungai dan danau, dan pengendalian daya rusak sungai dan danau.

33. Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air di wilayah sungai bersangkutan.

34. Rencana pengelolaan sumber daya air adalah rencana jangka panjang yang memuat pokok-pokok program konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.

35. Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah.

Page 6: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

36. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah, adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden beserta pata menteri.

37. Menteri adalah menteri yang membidangi sumber daya air.

38. Pejabat yang berwenang adalah menteri/gubernur/bupati/walikota atau pejabat lain yang ditunjuk menteri/gubernur/bupati/walikota.

39. Pengelola sumber daya air adalah institusi yang diberi wewenang untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air.

40. Badan Usaha Pengelola Sumber Daya Air adalah badan usaha yang diberi sebagian wewenang untuk menyelenggarakan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

41. Pemberdayaan adalah berbagai upaya untuk memperkuat posisi seseorang atau kelompok orang melalui penumbuhan kesadaran dan kemampuan individu dalam mengidentifikasi persoalan yang dihadapi, mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan.

42. Aset sungai dan danau milik negara adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air mulai dari hulu sampai muara di laut dan daerah sempadan yang telah dibebaskan beserta semua bangunan yang dibuat dalam rangka pengelolaan sumber daya air.

43. Aset sungai dan danau bukan milik negara adalah bantaran, sempadan, penampung banjir sementara, dataran banjir yang belum dibebaskan dan perlu diinventarisir dalam rangka pengelolaan sumber daya air.

44. Dinas adalah organisasi pemerintahan pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota yang memiliki lingkup tugas dan tanggung jawab dalam bidang sumber daya air.

45. Pengelola sumber daya air adalah institusi yang diberi wewenang untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air.

46. Wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air adalah institusi tempat segenap pemilik kepentingan dalam bidang sumber daya air melakukan koordinasi dalam rangka mengintegrasikan kepentingan berbagai sektor, wilayah, dan para pemilik kepentingan dalam bidang sumber daya air.

Page 7: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

47. Dewan Sumber Daya Air Nasional adalah wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air tingkat nasional.

48. Aliran pemeliharaan sungai dan danau adalah aliran atau volume air minimum yang harus ada di sungai dan danau untuk menjaga keberlangsungan fungsi sungai dan danau beserta ekosistemnya

Pasal 2

(1) Sungai dan danau mempunyai fungsi sosial, budaya, lingkungan hidup, dan ekonomi yang dikelola secara selaras.

(2) Sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilindungi, dijaga, ditingkatkan kelestarian fungsi dan kemanfaatannya serta dikendalikan daya rusak airnya.

(3) Untuk melaksanakan upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan pengelolaan sungai dan danau, mencakup semua bidang pengelolaan yang meliputi konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air, serta meliputi satu sistem wilayah sungai.

Pasal 3

(1) Sungai dan danau dikuasai oleh negara, penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

(2) Pelaksanaan penguasaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

(3) Bekas sungai yang tidak berfungsi sebagai sungai dikuasai oleh negara, penetapan dan pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya..

(4) Sungai buatan dan danau buatan yang dimanfaatkan untuk keperluan tertentu dikuasai oleh negara dan diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

(5) Pengaturan daerah tampungan banjir sementara baik yang sudah dibebaskan maupun yang belum dibebaskan dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

(6) Pengaturan bekas sungai yang tidak berfungsi lagi dan pengaturan daerah tampungan banjir sungai diatur dalam Peraturan Menteri.

Yang dimaksud dengan dikuasai oleh negara adalah hak secara hukum tentang pengaturan dan penggunaan sungai dimiliki oleh negara dan diselenggarakan oleh pemerintah dan atau pemerintah daerah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Yang dimaksud dengan keperluan tertentu adalah manfaat utama sungai buatan dan danau buatan tersebut untuk kepentingan masyarakat umum, bukan kepentingan perseorangan ataupun kelompok usaha.

Page 8: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

BAB IIKONSERVASI

Bagian KesatuTujuan dan Lingkup Konservasi

Pasal 4

(1) Konservasi sungai dan danau ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, daya tampung, dan fungsi sungai dan danau.

(2) Untuk mencapai tujuan konservasi sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan kegiatan perlindungan dan pelestarian fungsi sungai dan danau sebagai wadah/tempat sumber air.

Fungsi sungai dan danau adalah manfaat keberadaan sungai dan danau bagi kehidupan manusia dan alam. Fungsi sungai dan danau dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu manfaat langsung dan tidak langsung. Fungsi langsung berupa manfaat langsung keberadaan sungai dan danau yaitu air dan wadah air untuk keperluan domestik, industri, pertanian, tenaga, transportasi, wisata dan olah raga.Fungsi tidak langsung berupa manfaat tidak langsungkeberadaan sungai dan danau yaitu sebagai pendukung utama ekosistem terestrial/tetumbuhan, pendukung utama ekosistem aquatic/biota air, penyalur aliran permukaan dan pollutant serta pemulih kualitas air. Menjaga kelangsungan fungsi sungai dan danau adalah menjaga agar manfaat keberadaan sungai dan danau baik yang langsung maupun tidak langsung dapat berjalan menerus secara berkelanjutan.

Bagian KeduaPerlindungan dan Pelestarian Sungai dan Danau

Pasal 5

(1) Perlindungan dan pelestarian sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilakukan melalui:a. pemeliharaan sungai dan danau

Page 9: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

b. pengendalian pemanfaatan sungai dan danau;c. pengisian air pada sungai dan danau;d. pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;e. perlindungan sungai dan danau sebagai sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan

pembangunan dan pemanfaatan lahan;f. pengaturan daerah sempadan sungai dan danau;g. pengendalian galian;h. restorasi sungai dan danau;i. penyediaan aliran pemeliharaan.

(2) Perlindungan dan pelestarian sungai dan danau dilakukan dengan kegiatan fisik dan/atau nonfisik.(3) Kegiatan perlindungan dan pelestarian sungai dan danau dilakukan dengan mengutamakan kegiatan

yang lebih bersifat nonfisik. (4) Perlindungan dan pelestarian sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

oleh Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(5) Dalam melaksanakan perlindungan dan pelestarian sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, memperhatikan kearifan lokal dan dapat melibatkan peran masyarakat.

(6) Untuk memberikan fungsi lindung pada sungai dan danau, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan kawasan lindung sungai dan danau.

Page 10: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Paragraf 1Pemeliharaan Sungai dan Danau

. Pasal 6

(1) Pemeliharaan sungai dan danau dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan fungsi sungai dan danau dengan melibatkan keikutsertaan masyarakat.

(2) Pemeliharaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menjaga dimensi alur sungai yang mencakup lebar, kedalaman, kelerengan tebing, kemiringan dasar sungai agar dapat berfungsi sesuai dengan debit rencana.

(3) Penyelenggaraan pemeliharaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(4) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pemeliharaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Paragraf 2Pengendalian Pemanfaatan Sungai dan Danau

Pasal 7

(1) Pengendalian pemanfaatan sungai dan danau dapat berupa pengaturan melalui:a. perizinan pemanfaatan sebagian atau seluruh kawasan sungai dan danau; dan/ataub. pelarangan untuk memanfaatkan sebagian atau seluruh kawasan sungai dan danau yang

ditetapkan sebagai kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.(2) Pengendalian pemanfaatan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sesuai dengan ketentuan pemanfaatan kawasan sungai dan danau yang bersangkutan.(3) Dalam pelaksanaan perizinan dan pelarangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

pemantauan dan pengawasan berdasarkan ketentuan pemanfaatan kawasan sungai dan danau

Pada kondisi lokasi tertentu di sungai dan danau, karena kekhasan keanekaragaman hayati dapat ditetapkan sebagai kawasan suaka alam atau kawasan lindung.

.

Page 11: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

yang bersangkutan.(4) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan program pengendalian pemanfaatan kawasan sungai dan danau.

Paragraf 3Pengisian Air Pada Sungai dan Danau

Pasal 8

(1) Pengisian air pada sungai dan danau dapat dilaksanakan, dengan pengisian air dari suatu sungai dan danau ke sungai dan danau yang lain dalam satu wilayah sungai atau dari wilayah sungai yang lain.

(2) Bentuk lain dalam pelaksanaan pengisian air pada sungai dan danau diatur dengan peraturan Menteri.

(3) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pengisian air pada sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pengisian air dari wilayah sungai lain dapat dilaksanakan setelah prioritas kebutuhan air pada wilayah sungai lain tersebut terpenuhi, dan mendapat persetujuan dari pejabat berwenang.

Paragraf 4Pengaturan Prasarana dan Sarana Sanitasi

Pasal 9

(1) Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi dilakukan melalui:a. penetapan pedoman pembangunan prasarana dan sarana sanitasi; b. pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada kawasan

perkotaan sebelum dialirkan ke sungai;c. pembuangan air limbah melalui jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan ke

dalam sistem instalasi pengolah air limbah terpusat;d. pembangunan sistem instalasi pengolah air limbah pada setiap lingkungan; dan/ataue. penerapan teknologi pengolahan air limbah yang ramah lingkungan.

Page 12: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

(2) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e diatur dengan mekanisme perizinan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.

(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur lebih lanjut oleh menteri yang membidangi prasarana dan sarana sanitasi setelah berkoordinasi dengan menteri terkait.

(4) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pengaturan prasarana dan sarana sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Paragraf 5Perlindungan Sungai dan Danau sebagai Sumber Air dalam Hubungannya

dengan Kegiatan Pembangunan dan Pemanfaatan Lahan

Pasal 10

(1) Perlindungan sungai dan danau sebagai sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan dilakukan melalui pengaturan terhadap kegiatan pembangunan dan/atau pemanfaatan lahan.

(2) Perlindungan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketetapan pemanfaatan zona pada sumber air dan daerah aliran sungai yang bersangkutan.

(3) Pengaturan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengaturan setiap perubahan peruntukan lahan, pengaturan dataran banjir, pengaturan ruang sempadan yang berpengaruh terhadap kondisi kuantitas dan kualitas air sungai dan danau

(4) Penyelenggaraan perlindungan sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(5) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan perlindungan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Air bergerak dan terdistribusi mengikuti siklus hidrologi yang beredar menembus setiap media di udara, daratan dan air sendiri. Distribusi air paling banyak terpengaruh oleh kegiatan manusia adalah ketika air berada di daratan. Kegiatan pembangunan yang telah banyak merubah pemanfaatan lahan, menyebabkan perubahan distribusi air termasuk kuantitas dan kualitasnya. Sehingga dikatakan kondisi sungai dan danau adalah cerminan (refleksi) pemanfaatan lahan pada daerah aliran sungai yang memasok air ke sungai dan danau yang bersangkutan. Kondisi kuantitas dan kualitas air di sungai dan danau akhirnya mempengaruhi kuantitas dan kualitas kehidupan manusia dan alam di bumi.

Page 13: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Paragraf 6Pengaturan Daerah Sempadan Sungai dan Danau

Pasal 11

(1) Pengaturan daerah sempadan sungai dan danau dilakukan untuk mengamankan dan mempertahankan fungsi sungai dan danau serta prasarana sungai dan danau.

(2) Pengaturan dan pemanfaatan daerah sempadan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penetapan batas sempadan sungai dan danau dan penetapan pemanfaatan daerah sempadan sungai dan danau.

(3) Daerah sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya setelah berkonsultasi dengan dewan atau wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air provinsi atau kabupaten/kota yang bersangkutan.

(4) Pedoman penetapan dan pemanfaatan daerah sempadan sungai dan danau ditetapkan oleh Menteri.

Pengaturan daerah sempadan sungai dan danau :pemanfaatan ruang sempadan sungai hanya diperuntukkan untuk budidaya tanaman semusim.

Pasal 12

(1) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya mempertahankan fungsi daerah sempadan sungai dan danau.

(2) Untuk mempertahankan fungsi daerah sempadan sungai dan danau, Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya:a. mencegah pembuangan air limbah yang tidak memenuhi baku mutu, limbah padat, limbah cair

dan sampah; b. mencegah pendirian bangunan dan pemanfaatan lahan yang dapat mengganggu aliran air,

mengurangi kapasitas tampung sungai dan danau atau tidak sesuai dengan peruntukannya; danc. melakukan revitalisasi daerah sempadan sungai dan danau.

(3) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pengaturan daerah sempadan sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1).

Page 14: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Paragraf 7Pengendalian Galian

Pasal 13

(1) Pengendalian galian dilakukan untuk mengamankan dan mempertahankan fungsi sungai dan danau serta prasarana sungai dan danau.

(2) Pengendalian galian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penetapan lokasi dan batas maksimum pengambilan galian.

(3) Pengendalian galian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya setelah berkonsultasi dengan dewan atau wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air provinsi atau kabupaten/kota yang bersangkutan.

Paragraf 8Restorasi sungai dan danau

Pasal 15

(1) Restorasi sungai dan danau dilakukan untuk mengembalikan fungsi sungai dan danau agar tetap dapat terjaga keberlangsungan ekosistem.

(2) Restorasi sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan kegiatan fisik dan/atau nonfisik dengan mengutamakan kegiatan yang lebih bersifat nonfisik.

(3) Kegiatan nonfisik dalam rangka restorasi sungai dan danau dilakukan melalui pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

(4) Kegiatan fisik dalam rangka restorasi sungai dan danau dilakukan melalui penataan kembali kawasan sungai dan danau yang meliputi tebing, bantaran sungai, dan sabuk hijau danau dengan

Page 15: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

mengutamakan cara vegetatif.

(5) Restorasi sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(6) Dalam melaksanakan restorasi sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sungai dan danau dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, memperhatikan pendekatan sosial, ekonomi, kearifan lokal dan dapat melibatkan peran masyarakat.

(7) Ketentuan mengenai restorasi sungai dan danau diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 9Aliran Pemeliharaan

Pasal 16

(1) Aliran pemeliharaan diperlukan untuk menjaga kualitas air (penggelontoran), pemeliharaan alur, dan melindungi ekosistem di bagian hilir agar keberlangsungan kehidupan aquatik tetap dapat terjaga.

(2) Dalam merencanakan volume air untuk keperluan berbagai kepentingan, harus mempertimbangkan adanya aliran pemeliharaan.

(3) Perhitungan aliran pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan paling sedikit 10 (sepuluh) persen dari aliran tahunan rata-rata.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan besaran aliran pemeliharaan diatur dengan Peraturan Menteri.

Aliran pemeliharaan sungai dan danau adalah aliran minimum yang harus ada di sungai dan danau untuk menjaga keberlangsungan fungsi dari ekosistem. Sungai dandanau melayani berbagai fungsi bagi kehidupan manusia dan alam. Oleh karena itu sungai dan danau harus dipelihara agar dapat menjalankan fungsinya secara baik dan berkelanjutan. Aliran pemeliharaan merupakan kebutuhan air agar sungai dan danau dapat menjalankan fungsi dan ekologinya sama halnya seperti kebutuhan air untuk fungsi-fungsi kebutuhan manusia seperti air untuk (irigasi, air minum, industri). Mengingat pentingnya aliran pemeliharaan bagi kehidupan jangka panjang maka pada tahap perencanaan, untuk menentukan alokasi air di setiap wilayah sungai, aliran pemeliharaan harus disediakan terlebih dulu, sebelum ketersediaan air sungai dan danau dibagi untuk berbagai kebutuhan air lainnya.Penentuan aliran pemeliharaan akan diatur dalam Peraturan Menteri.

Page 16: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

BAB IIIPENDAYAGUNAAN

Bagian PertamaUmum

Pasal 17

Pendayagunaan sungai dan danau mencakup kegiatan :a. penetapan zona pemanfaatan sungai dan danau; b. penggunaan sungai dan danau;c. pengembangan sungai dan danau;d. pengusahaan sungai dan danau.

Pendayagunaan sungai dan danau ditujukan untuk memanfaatkan sungai dan danau secara berkelanjutan dengan memperhatikan :a. daya dukung sungai dan danau danb. kelestarian fungsi dan lingkungan sungai dan danau.

Bagian KeduaPenetapan Zona Pemanfaatan Sungai dan Danau

Pasal 18

(1) Penetapan zona pemanfaatan sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a ditujukan untuk mendayagunakan fungsi dan potensi serta mengurangi kerugian akibat daya rusak air yang terdapat pada sungai dan danau secara berkelanjutan.

(2) Penetapan zona pemanfaatan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan penetapan:a. garis sempadan;b. ruang manfaat sungai;c. ruang milik sungai;d. dataran banjir (ruang penguasaan sungai);e. lokasi penambangan bahan galian; f. daerah sabuk hijau dan kawasan lindung di sekeliling danau.

(3) Penetapan zona pemanfaatan sungai dan danau mencakup penggunaan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya.

Page 17: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

(4) Perencanaan penetapan zona pemanfaatan sungai dan danau, dilakukan dengan kegiatan :a. inventarisasi jenis pemanfaatan yang sudah dilakukan di seluruh bagian sungai dan danau;b. penelitian dan pengukuran parameter fisik, kimia, morfologi, dan biologi pada sungai dan danau;c. analisis kelayakan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dand. analisis potensi konflik kepentingan antarjenis pemanfaatan yang sudah ada.

(5) Perencanaan penetapan zona pemanfaatan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan prinsip:a. meminimalkan dampak negatif terhadap kelestarian fungsi sungai dan danau;b. meminimalkan potensi konflik kepentingan antarjenis pemanfaatan;c. keseimbangan fungsi lindung dan budi daya; d. memperhatikan kesesuaian pemanfaatan sungai dan danau dengan fungsi kawasan; dan/atau e. memperhatikan kondisi sosial budaya dan hak ulayat masyarakat hukum adat yang berkaitan

dengan sungai dan danau.(6) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam

pengelolaan sungai dan danau, menetapkan zona pemanfaatan sungai dan danau.(7) Penetapan zona pemanfaatan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan

dengan memperhatikan pertimbangan wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai bersangkutan.

(8) Dalam hal wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air wilayah sungai tidak atau belum terbentuk, pertimbangan diberikan oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan tugasnya.

(9) Perencanaan penetapan zona pemanfaatan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) dilakukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.

Page 18: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 19Sempadan Sungai dan Danau

(1) Penetapan garis sempadan sungai dan danau dilakukan agar fungsi sungai dan danau tidak terganggu.

(2) Kriteria untuk penetapan garis sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan :a. karakteristik sungai, dimensi alur sungai, morfologi, dan ekologi sungai;b. kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masing-masing daerah;c. operasi dan pemeliharaan sungai dan prasarana yang ada.

(3) Kriteria penetapan garis sempadan sungai sebagaimana dimaksud ayat (2) terdiri atas :a. sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan.b. sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan.c. sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan.d. sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan.

Ayat (2) huruf aYang dimaksud dengan karakteristik sungai dan danau adalah keseluruhan sifat geologi hidrologi biologi dan budaya setempat yang membentuk ciri spesifik daerah aliran sungai dan danau tertentu.

Pasal 20(1). Ruang sempadan sungai bertanggul terdiri atas bantaran sungai, tanggul banjir, dan ruang yang

berjarak tertentu dari kaki tanggul sebelah luar sampai garis sempadan.(2). Ruang sempadan sungai bertanggul sebagaimana dimaksud ayat (1) dibedakan atas garis

sempadan sungai bertanggul di luar perkotaan dan garis sempadan sungai bertanggul di dalam perkotaan.

(3). Garis sempadan sungai bertanggul di luar perkotaan sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

(4). Garis sempadan sungai bertanggul di dalam perkotaan sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Pelaksanaan penetapan garis sempadan dapat dibedakan dalam 2 kondisi lapangan yaitu kondisi kawasan yang belum dihuni dan yang telah dihuni.

Untuk kondisi kawasan yang belum dihuni penetapan garis sempadan dapat segera dilaksanakan mengikuti pasal-pasal dalam peraturan pemerintah ini, sedangkan untuk kondisi yang telah di huni, penetapan garis sempadan perlu dilaksanakan bertahap yang terprogram secara konsisten dalam waktu yang cukup ( misalnya 10-20 tahun).

Page 19: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 21

(1) Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan perkotaan dibedakan atas sungai besar dan sungai kecil.

(2) Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan mempertimbangkan luas daerah aliran sungai pada ruas yang bersangkutan.

(3) Garis sempadan sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) m.

(4) Garis sempadan sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) m.

a. Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah aliran sungai seluas 500 (lima ratus) Km2 atau lebih.

b. Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah aliran sungai seluas kurang dari 500 (lima ratus) Km2.

Pasal 22

Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria:a. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.b. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter,

garis sempadan dan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

c. Sungai yang mempunyai kedalaman meksimum lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu yang ditetapkan.

Pasal 23

(1) Garis sempadan sungai tidak bertanggul yamg berbatasan dengan jalan adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan, dengan ketentuan kontruksi dan penggunaan jalan harus menjamin bagi kelestarian dan keamanan sungai serta bangunan sungai.

(2) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak terpenuhi, maka segala perbaikan atas kerusakan yang timbul pada sungai dan bangunan sungai menjadi tanggung jawab pengelola jalan.

Page 20: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 24Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan sempadan sungai pada ruang manfaat sungai yang telah berkembang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Pasal 25

Penetapan garis sempadan danau, waduk, mata air dan sungai yang terpengaruh pasang surut air laut mengikuti kriteria yang telah ditetapkan dalam Keputusan Presiden R.I. Nomor : 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, sebagai berikut :a. Untuk danau dan waduk, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter dari

titik pasang tertinggi kearah darat.b. Untuk mata air, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter disekitar mata

air.c. Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut, garis sempadan ditetapkan sekurang-

kurangnya 100 (seratus) meter dari tepi sungai dan berfungsi sebagai jalur hijau.

Pasal 26Ruang Manfaat Sungai

(1) Zona pemanfaatan ruang manfaat sungai meliputi daerah mata air, alur sungai, dan ruangsempadan sungai.

(2) Pemanfaatan daerah mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya digunakan untuk fungsi lindung.

(3) Pemanfaatan alur sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk mengalirkan debit sungai, prasarana transportasi, perdagangan, perikanan, pariwisata, olahraga air, dan menjaga kelestarian kehidupan biota air.

(4) Pemanfaatan ruang sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya digunakan untuk budidaya tanaman semusim dan kegiatan lain yang tidak mengganggu aliran banjir.

(5) Pemanfaatan ruang sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat izin dari pejabat berwenang.

(6) Ruang manfaat sungai ditentukan sebagaimana dimaksud pada pasal 19, 20, 21, 22, 23.

Ayat (2) :Debit banjir kala ulang 2 tahun adalah debit banjir yang rata-rata terjadi 1 kali dalam 2 tahun. Hal ini dapat pula berarti debit banjir yang terjadi 2 kali dalam 4 tahun, atau 5 kali dalam 10 tahun, tanpa diketahui kapan waktu terjadinya. Pengertian kala ulang banjir adalah pengertian probabilitas suatu besaran banjir akan terjadi (disamai atau dilampaui), dalam hal ini rata2 1 kali dalam 2 tahun. Bukan kejadian perulangan tepat tiap 2 tahun sekali .

Page 21: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Penjelasan : Tidak mengganggu fungsi sungai dan danau adalah jika secara ruang dan waktu pemanfaatan tersebut tidak mengurangi fungsi sungai dan danau khususnya pada saat fungsi tersebut diperlukan. Misalnya penanaman tanaman keras (menahun) dilarang di daerah sempadan karena dapat mengurangi kapasitas alur dan mengganggu fungsi mengalirkan banjir.

Yang dimaksud kegiatan lain adalah kegiatan-kegiatan sebagai berikut :a. Untuk pemasangan papan penyuluhan dan peringatan,

serta rambu-rambu pekerjaan.b. Untuk pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon

dan pipa air minum.c. Untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana

jalan/jembatan baik umum maupun kereta api.d. Untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat

sosial dan masyarakat yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau

e. Untuk pembangunan prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air.

Pasal 27Ruang Manfaat Danau

(1) Zona pemanfaatan ruang manfaat danau adalah mata air dan ruang sempadan danau.

Page 22: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 28Ruang Milik Sungai

(1) Zona pemanfaatan ruang milik sungai meliputi ruang dari tepi sungai sampai dengan ruang yang terpengaruh besaran debit dengan kala ulang 15 (lima belas) sampai 25 (duapuluh lima) tahunan.

(2) Ruang milik sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai dari batas luar ruang sempadansampai ............ ditetapkan sebagai ruang pengembangan terbatas.

(3) Pengaturan pemanfaatan ruang pengembangan terbatas selanjutnya ditetapkan oleh pejabat pengelola wilayah sungai.

Pasal 29Ruang Penguasaan Sungai dan Danau

(1) Pengaturan pemanfaatan ruang penguasaan sungai dan danau dilakukan agar fungsi sungai dan danau tidak terganggu dengan memperhatikan daya rusak air terhadap lingkungan.

(2) Batas ruang penguasaan sungai berupa dataran banjir dan/atau tampungan banjir sementara, ditentukan dari batas tepi elevasi banjir dengan kala ulang sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) tahunan.

(3) Izin pemanfaatan ruang penguasaan sungai dan danau di luar ruang sempadan, diberikan oleh pejabat berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan ruang penguasaan sungai dan danau diluar ruang sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh pejabat pengelola sungai.

(5) Batas ruang penguasaan danau ditentukan 100 (seratus) meter jarak mendatar dari garis elevasi muka air danau tertinggi yang pernah terjadi di sekeliling daerah genangan.

Page 23: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 30Dataran Banjir

(1) Penatagunaan ruang di dataran banjir dilakukan melalui kegiatan penatagunaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan.

(2) Dataran banjir merupakan ruang penguasaan sungai yang di dalamnya ada ruang sempadan dan ruang milik sungai.

(3) Ruang penguasaan sungai pengembangannya diatur menjadi :a. palung sungai dan ruang sempadan ditetapkan sebagai ruang pengembangan terlarang;b. ruang milik sungai ditetapkan sebagai ruang pengembangan terbatas;c. dataran banjir ditetapkan sebagai ruang pengembangan bersyarat.

(4) Zona pemanfaatan dataran banjir meliputi ruang yang terpengaruh oleh besaran debit dengan kala ulang paling sedikit 50 (lima puluh) tahunan.

(5) Pengaturan pemanfaatan dataran banjir selanjutnya ditetapkan oleh pejabat pengelola wilayah sungai.

Dataran banjir sebenarnya adalah alur sungai juga, yang dialiri air hanya pada saat banjir. Jika tidak banjir dataran ini menjadi bagian sistim daratan yang peruntukannya perlu diatur, agar jika terjadi banjir tidak menimbulkan kerugian besar. Dataran banjir perlu dikelola berdasarkan kenyataan bahwa dataran ini mempunyai resiko besar dilanda banjir, sehingga peruntukannya perlu disesuaikan dengan adanyaresiko tersebut.

Pasal 31Pengambilan Bahan Galian

(1) Pengambilan bahan galian di sungai dan danau tidak diizinkan, kecuali di ruas sungai dan di danau yang mengalami kenaikan dasar.

(2) Pengambilan bahan galian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada kemampuan pengisian kembali sedimen pada sungai dan danau.

(3) Pengambilan bahan galian di sungai tidak diizinkan jika dapat mengubah kestabilan dasar sungai.(4) Izin pengambilan bahan galian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh pejabat yang

berwenang setelah mendapat rekomendasi teknis dari instansi yang membidangi sumber daya air pada sungai dan danau yang bersangkutan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengambilan bahan galian di sungai dan danau diatur dengan Peraturan Menteri.

Ayat (1) :Yang dimaksud kenaikan (agradasi) dasar sungai adalah bertambah tingginya elevasi dasar sungai sebagai akibat pengendapan kelebihan angkutan sedimen.

Yang dimaksud dengan mengubah kestabilan dasar sungai adalah terambilnya lapis pelindung alam dasar sungai sehingga terjadi penurunan (degradasi) dasar sungai.

Lokasi yang mengalami kenaikan dasar sungai adalah di hulu bendung, hulu check dam, sungai yang mendapat pasokan pasir gunung berapi, dan pada sungai yang menerima kandungan sedimen melebihi kapasitas angkut.

Page 24: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Lokasi danau yang mengalami kenaikan dasar adalah danau yang mendapat pasokan pasir dari sungai yang bermuara ke danau tersebut.

Bagian KeempatPenggunaan Sungai dan Danau

Pasal 32

(1) Penggunaan sungai dan danau ditujukan untuk pemanfaatan sungai dan danau sebagai wadah dan media.

(2) Penggunaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:a. penggunaan sungai dan danau sebagai tempat menyalurkan air dan menampung air;b. penggunaan sungai dan danau sebagai tempat membangun prasarana sumber daya air;c. penggunaan sungai dan danau sebagai tempat kehidupan berkembangnya flora dan fauna;d. penggunaan sungai dan danau sebagai tempat kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi.

(3) Penggunaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan berdasarkan prinsip: a. kelestarian fungsi b. ketertiban dan keadilan;c. kesesuaian penggunaan;d. keberlanjutan kehidupan flora dan fauna.

(4) Penggunaan sungai dan danau sebagai bagian dari pendayagunaan sungai dan danau dilakukan dengan memperhatikan kelestarian fungsi sungai dan danau serta lingkungan.

(5) Penggunaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah atau badan usaha pengelola sumber daya air wilayah sungai sesuai dengan kewenangannya.

Penggunaan sungai dan danau sebagai media adalah sungai dan danau digunakan sebagai tempat pembuangan air limbah (waste dan wastewater disposal) yang sudah diolah sehingga memenuhi syarat kualitas air yang ditentukan, navigasi, rekreasi, perikanan, dan tempat kehidupan flora dan fauna.

Prasarana sumber daya air seperti irigasi, tenaga air, jembatan, dll.

Page 25: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Bagian keempatPengembangan Sungai dan Danau

Pasal 33(1) Pengembangan sungai dan danau dilaksanakan untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi sungai

dan danau melalui pengembangan kemanfaatan sungai dan danau dan/atau peningkatan ketersediaan air dan kualitas air.

(2) Pengembangan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan berdasarkan rencana pengelolaan sumber daya air dan rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan:a. daya dukung sungai dan danau;b. karakteristik dan fungsi sungai dan danau;c. kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat;d. kemampuan pembiayaan; dane. kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air.

(3) Pengembangan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui perencanaan dan pelaksanaan.

Yang dimaksud dengan karakteristik sungai dan danau adalah keseluruhan sifat geologi, hidrologi, biologi, dan budaya setempat yang membentuk ciri spesifik daerah aliran sungai dan danau tertentu.

Yang dimaksud dengan fungsi sungai dan danau adalah manfaat baik yang berupa barang maupun jasa yang dapat dihasilkan oleh sungai dan danau bagi manusia dan alam. Beberapa contoh fungsi sungai adalah untuk penyedia air, tenaga, prasarana transportasi, pendukung utama keberlangsungan ekosistem, penyedia keanekaragaman hayati flora maupun fauna, pemulih kualitas air, penampung dan penyalur banjir

Yang dimaksud dengan aspirasi seluruh pemilik kepentingan adalah termasuk kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat.

Pasal 34(1) Perencanaan pengembangan sungai dan danau disusun untuk menghasilkan rencana yang

berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan pengembangan sungai dan danau.(2) Perencanaan pengembangan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sesuai dengan norma, standar, pedoman, dan manual yang ditetapkan oleh Menteri atau menteri terkait dan dengan mengacu pada hasil kegiatan survei dan investigasi.

(3) Rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi alternatif pengembangan sungai dan danau, studi kelayakan, rencana terpilih, dan rencana detail.

(4) Dalam hal rencana pengembangan sungai dan danau mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup, diberlakukan ketentuan tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Page 26: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 35

Masyarakat diikutsertakan dalam pengembangan sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (3).

Pasal 36(1) Pengembangan sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 meliputi:

a. Pengembangan prasarana sumber daya air;b. Pengembangan pariwisata, olahraga, sosial dan budaya, navigasi, perikanan, flora dan fauna;c. Pengembangan pemanfaatan sumber daya alam di sungai.

(2) Pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan tetap memperhatikan keberadaan sungai dan danau, kelestarian fungsi, dan keseimbangan lingkungan hidup.

Ayat (1) :a. Pengembangan prasarana sumber daya air sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berupa pembangunan bendung, bendungan, checkdam, embung, pengambilan air bebas, dan dermaga.

b. Sudah jelasc. Pengembangan pemanfaatan sumber daya alam seperti

penambangan mineral.

Bagian KeenamPengusahaan Sungai dan Danau

Pasal 37(1) Pengusahaan sungai dan danau suatu wilayah sungai dilaksanakan berdasarkan rencana

pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan.(2) Pengusahaan sungai dan danau ditujukan untuk:

a. meningkatkan kemanfaatan fungsi sungai dan danau;b. mendukung pembangunan daerah dan nasional; c. meningkatkan penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan; dand. mengurangi secara bertahap beban Anggaran Negara atau Anggaran Daerah dalam

pembiayaan pengelolaan wilayah sungai.(3) Pengusahaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan

memperhatikan fungsi sosial dan kelestarian lingkungan hidup.(4) Ketentuan mengenai pengusahaan sumber daya air diatur dalam peraturan pemerintah tersendiri.

Page 27: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

BAB IVPENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

Bagian PertamaUmum

Pasal 38

(1) Pengendalian daya rusak air bertujuan untuk mengurangi kerusakan kualitas lingkungan dan/atau fungsi sungai dan danau yang disebabkan oleh daya rusak air.

(2) Pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya:a. pencegahan sebelum terjadi bencana;b. penanggulangan pada saat terjadi bencana; danc. pemulihan akibat bencana.

(3) Pengendalian daya rusak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air.

(4 ) Pengendalian daya rusak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dengan melibatkan peran masyarakat.

Ayat (1)

Kerusakan kualitas lingkungan sungai dan danau dapat disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia antara lain berupa :a. banjir; b. erosi dan sedimentasi; c. tanah longsor;d. banjir lahar dingin;e. tanah ambles;f. perubahan sifat dan kandungan kimiawi, biologi, dan

fisika air;g. terancam punahnya jenis tumbuhan dan/atau satwa;h. wabah penyakit; i. intrusi; dan/atauj. perembesan.

Bagian Kedua Pencegahan Bencana akibat Daya Rusak Air

Pasal 39

(1) Pencegahan daya rusak pada sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf a dilakukan melalui kegiatan inventarisasi, identifikasi, perencanaan pencegahan, dan peringatan dini terhadap potensi daya rusak.

Identifikasi potensi daya rusak air dilakukan dengan kegiatan penelusuran pengamatan lapangan (walkthrough)

Page 28: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

(2) Kegiatan inventarisasi dan identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi inventarisasi dan identifikasi banjir, erosi dan sedimentasi, longsoran tanah, banjir lahar, dan kualitas air.

(3) Kegiatan inventarisasi dan identifikasi banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi inventarisasi dan identifikasi frekuensi, lama, luas, genangan, batas genangan, bekas banjir, kerugian banjir, lokasi potensi banjir.

(4) Kegiatan inventarisasi dan identifikasi erosi dan sedimentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi inventarisasi dan identifikasi penurunan dan kenaikan dasar sungai dan danau sebagai akibat proses alam dan/atau aktivitas manusia.

(5) Kegiatan inventarisasi dan identifikasi potensi longsoran tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi lokasi potensi longsoran tebing, longsoran gunung, dan tanah gerak.

(6) Kegiatan inventarisasi dan identifikasi banjir lahar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi lokasi potensi banjir lahar.

(7) Kegiatan inventarisasi dan identifikasi kualitas air sebagaimana dimaksud pada ayat (2 meliputi monitoring dan evaluasi kualitas air di lokasi potensi terjadi perubahan kualitas air.

(8) Kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tindak lanjut dari kegiatan inventarisasi dan identifikasi yang dilakukan sesuai persyaratan teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan.

(9) Kegiatan peringatan dini dilakukan dengan melakukan pencatatan, pengamatan, penghitungan dan penyebaran informasi.

Potensi daya rusak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah potensi yang terkandung dalam sifat dan kemampuan air serta pengaruhnya, yang jika tidak diantisipasi dapat mengganggu kehidupan manusia dan lingkungan, meliputi :a. Sifat siklus musiman yang menimbulkan banjir dan

kekeringan;b. Kemampuan mengerosi lahan, menggerus alur,

membawa dan mengendapkan sedimen; c. Kemampuan menimbulkan longsoran, amblesan dan

intrusi air laut;d. Kemampuan membawa zat pencemar;dane. Kemampuan sebagai media pembawa dan tempat

berkembang wabah penyakit.

Yang dimaksud dengan kegiatan fisik dalam rangka berupa pembangunan bangunan pengendali banjir seperti tanggul, waduk pengendali banjir.

Khusus utk peringatan dini bahaya banjir dilakukan dengan pengamatan terhadap curah hujan, muka air dan karakteristik perjalanan banjir.

Bagian KetigaPenanggulangan Daya Rusak

Pasal 40

(1) Penanggulangan daya rusak terhadap sungai dan danau meliputi kegiatan penanggulangan kerusakan dan/atau bencana dan evakuasi.

(2) Penanggulangan kerusakan dan/atau bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh instansi terkait dan masyarakat.

(3) Pelaksanaan penanggulangan kerusakan dan/atau bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikoordinasikan oleh badan penanggulangan bencana nasional, provinsi, atau kabupaten/kota

Page 29: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Pada saat penanggulangan bencana sedang dilakukan oleh Pemerintah, hak yang berhubungan dengan penggunaan, perizinan, yang berkaitan dengan sungai dan danau diatur oleh pengelola sungai dan danau sesuai dengan kondisi saat itu.

(5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyusun dan menetapkan prosedur operasi lapangan penanggulangan kerusakan dan/atau bencana di wilayah sungai.

(6) Penyusunan dan penetapan prosedur operasi lapangan penanggulangan kerusakan dan/atau bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan berdasarkan pedoman penanggulangan kerusakan dan/atau bencana yang ditetapkan oleh Menteri atau menteri terkait.

(7) Pemerintah dan/atau pemerintah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya mensosialisasikan prosedur operasi lapangan penanggulangan kerusakan dan/atau bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada masyarakat.

Bagian KeempatPemulihan akibat Bencana

Pasal 41

(1) Pemulihan akibat bencana dilakukan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya melalui kegiatan rehabilitasi, rekonstruksi.

(2) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup serta sistem prasarana sumber daya air.

(3) Pemulihan fungsi lingkungan hidup dan pemulihan sistem prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.

Bagian KeempatPemulihan akibat Bencana

Pasal 42

(4) Pemulihan akibat bencana dilakukan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan

Page 30: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

wewenang dan tanggung jawabnya melalui kegiatan rehabilitasi, rekonstruksi.

(5) Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup serta sistem prasarana sumber daya air.

(6) Pemulihan fungsi lingkungan hidup dan pemulihan sistem prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.

BAB VPROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PADA SUNGAI DAN DANAU

Bagian KesatuProgram Pengelolaan Sumber Daya Air pada Sungai dan Danau

Pasal 43

(1) Program pengelolaan sumber daya air pada sungai dan danau merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya air setelah kegiatan studi kelayakan yang dapat dilaksanakan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

(2) Program pengelolaan sumber daya air pada sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari program pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai untuk konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak pada sungai dan danau.

(3) Program pengelolaan sumber daya air pada sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dan ditetapkan oleh Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

Tahapan pengelolaan sesuai Undang-Undang yang dijabarkan dalam PP Pengelolaan Pasal 14 s/d 48 yaitu :1. Pola Pengelolaan2. Rencana Pengelolaan3. Studi Kelayakan4. Program Pengelolaan (5 tahunan)5. Rencana Kegiatan (tahunan) terdiri dari :

a. Rencana detail b. Rencana pelaksanaan konstruksi c. Operasi dan pemeliharaan.

Bagian Kedua Rencana Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Sungai dan Danau

Pasal 44

(1) Rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air pada sungai dan danau merupakan bagian kegiatan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai, dan disusun berdasarkan program pengelolaan

Page 31: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

sumber daya air.(2) Rencana kegiatan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan

pengelolaan sumber daya air pada sungai dan danau yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

(3) Rencana kegiatan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual yang ditetapkan oleh Menteri.

Bagian Ketiga OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Pasal 45

(1) Operasi dan pemeliharaan sungai dan danau, bangunan sungai dan danau serta sarana penunjangnya bertujuan untuk menjaga kelangsungan fungsi sungai dan danau serta fungsi bangunan sungai dan danau.

(2) Operasi dan pemeliharaan sungai dan danau, bangunan sungai dan danau, serta sarana penunjangnya; meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi.

(3) Operasi dan pemeliharaan sungai dan danau dilaksanakan sesuai dengan norma, standar, pedoman, dan manual yang ditetapkan oleh Menteri.

(4) Pedoman mengenai operasi dan pemeliharaan sungai dan danau diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 46

(1) Operasi dan pemeliharaan sungai dan danau menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(2) Masyarakat pengguna sungai dan danau dapat berperan serta dalam operasi dan pemeliharaan sungai dan danau sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

(3) Masyarakat pengguna dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai dan danau.

(4) Operasi dan pemeliharaan sungai dan danau dilaksanakan atas dasar rencana tahunan operasi dan pemeliharaan.

(5) Operasi dan pemeliharaan prasarana sungai dan danau milik badan usaha, badan sosial, atau perseorangan menjadi tanggung jawab pihak yang bersangkutan.

Page 32: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 47

(1) Operasi sungai dan danau berupa pemantauan muka air dan debit, pemantauan kualitas air, kesiapsiagaan menghadapi banjir dan kekeringan (termasuk prakiraan dan peringatan dini banjir), pengaturan debit pada saat banjir dan alokasi pembagian air.

(2) Operasi bangunan sungai dan danau meliputi kegiatan pemantauan stabilitas bangunan, rembesan, pelaksanaan pengoperasian bangunan; serta evaluasi kinerjanya.

(3) Operasi sarana penunjang lainnya antara lain instrumentasi, elektrikal/mekanikal, alat berat,dilaksanakan sesuai dengan standar operasi masing-masing sarana tersebut.

Pasal 48

(1) Pemeliharaan sungai dan danau meliputi kegiatan penyediaan aliran pemeliharaan, pemeliharaan alur, bantaran dan tanggul serta lingkungan sungai dan danau.

(2) Pemeliharaan bangunan sungai dan danau meliputi kegiatan pemeliharaan bangunan untuk tujuan konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air.

(3) Pemeliharaan sarana penunjang lainnya dilaksanakan sesuai dengan standar pemeliharaan masing-masing sarana tersebut.

Pasal 49

(1) Perbaikan dan pengaturan sungai dan danau merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi sungai dan danau, termasuk bangunan sungai dan danau.

(1) Perbaikan dan pengaturan sungai dan danau dilaksanakan setelah perencanaan detail sesuai dengan norma, standar, pedoman, dan manual yang ditetapkan oleh Menteri.

(2) Perbaikan dan pengaturan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilaksanakan oleh badan usaha, badan sosial, atau perseorangan harus mendapat izin dan persetujuan desain dari Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(3) Pengawasan perbaikan dan pengaturan sungai dan danau dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(4) Perbaikan dan pengaturan sungai dan danau dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip restorasi sungai dan danau.

Page 33: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 50

(1) Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab dalam perbaikan dan pengaturan sungai dan danau.

(2) Masyarakat pengguna sungai dan danau dapat berperan serta dalam perbaikan dan pengaturan sungai dan danau sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya berdasarkan persetujuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(3) Perbaikan dan pengaturan sungai dan danau milik badan usaha, badan sosial, atau perseorangan menjadi tanggung jawab pihak yang bersangkutan.

Pasal 51

(1) Perbaikan dan pengaturan sungai dan danau yang mengakibatkan pengubahan dan/atau pembongkaran prasarana sungai dan danau harus mendapatkan izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pengubahan dan/atau pembongkaran prasarana sungai dan danau harus mendapat persetujuan dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 52

(1) Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum, diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing.

(2) Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum dan untuk keperluan pengusahaan, dilakukan bersama oleh Pemerintah/pemerintah daerah dan badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah pengelola sumber daya air wilayah sungai yang bersangkutan.

(3) Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan bangunan sungai yang pembangunannya dilakukan oleh badan usaha pengelola sumber daya air, badan hukum atau perseorangan, dilakukan oleh masing-masing pihak yang membangun yang disupervisi/diawasi oleh Pemerintah Pusat / Pemerintah Daerah.

(4) Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

Page 34: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

ayat (2) dilakukan dengan mengikutsertakan para pihak yang berkepentingan sesuai ketentuan yang berlaku.

(5) Ketentuan mengenai pelaksanaan operasi dan pemeliharaan serta perbaikan diatur lebih lanjut oleh Menteri.

BAB VIPERIZINAN

Pasal 53

(1) Perizinan dalam pemanfaatan ruang sungai dan danau diperlukan untuk kegiatan:a. pelaksanaan konstruksi yang melintasi sungai dan danau;b. pelaksanaan konstruksi yang mengubah alur sungai, aliran masuk dan keluar danau;c. penggunaan tebing, sempadan dan bantaran sungai dan danau;d. pemanfaatan ruang badan air sungai dan danau; e. penambangan galian di sungai dan danau; danf. pelaksanaan konstruksi di dataran banjir.

Pasal 54

(1) Perizinan pemanfaatan ruang sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 diberikan oleh: a. bupati/walikota untuk sungai dan danau pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota untuk

wilayah sungai bukan strategis nasional; b. gubernur untuk sungai dan danau pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota untuk wilayah

sungai bukan strategis nasional; atauc. Menteri untuk sungai dan danau pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas

negara, atau wilayah sungai strategis nasional.(2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan

rekomendasi teknis dari pengelola wilayah sungai yang bersangkutan.(3) Rekomendasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat pertimbangan teknis dan saran

yang disampaikan kepada pemberi izin.(4) Ketentuan dan tata cara lebih lanjut tentang pemberian izin akan ditetapkan dengan Peraturan

Page 35: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Menteri.

Pasal 55

(1) Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) sekurang-kurangnya memuat tentang:a. nama, nama institusi, jabatan, dan alamat pemohon izin;b. tempat/lokasi konstruksi yang akan dimintakan izin;c. maksud/ tujuan pembangunan;d. gambar prasarana yang akan dibangun; e. hasil kajian teknis, sosial dan lingkungan rencana pembangunan yang dimintakan izin;f. jadwal pelaksanaan pembangunan; dang. metode pelaksanaan pembangunan.

(2) Izin dinyatakan batal apabila pemegang izin tidak melaksanakan pemanfaatan ruang seperti yang dimintakan izin selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun terhitung sejak izin ditetapkan.

Pasal 56

(1) Pemegang izin berkewajiban untuk:a. mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam perizinan.b. Membayar retribusi, jasa dan kompensasi lainnya sebagai akibat dari pemberian izin sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;c. melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi sungai dan danau;d. melindungi dan mengamankan prasarana sumber daya air sekitarnya;e. mencegah terjadinya pencemaran air sungai dan danau;f. memulihkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan yang dimintakan izin;g. menjamin kelangsungan penggunaan sumber daya air seperti yang telah ditetapkan oleh

pengelola sumber daya air di sekitar lokasi kegiatan yang terganggu akibat pelaksanaan kegiatan yang dimintakan izin;

h. mencegah dan menyelesaikan gejolak sosial masyarakat yang mungkin terjadi di sekitar lokasi kegiatan yang dimintakan izin;

i. memberikan akses untuk dilakukan pemantauan, evaluasi, pengawasan, dan pemeriksaan;danj. memberikan laporan minimal 2 (dua) kali yaitu di awal dan di akhir pelaksanaan pemanfaatan

ruang atas kegiatan yang dimintakan izin kepada pemberi izin.(2) Pemegang izin hanya dapat memanfaatkan ruang pada sungai dan danau sebatas yang telah

disetujui oleh pemberi izin.

Page 36: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 57

Jangka waktu izin, ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan pertimbangan keperluannya dan/atau jenis dan besar investasinya.

BAB VIISISTEM INFORMASI SUNGAI DAN DANAU

Pasal 58

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pengelolaan sistem informasi sungai dan danau sebagai bagian dari sistem informasi sumber daya air, sesuai dengan kewenangannya.

(2) Informasi sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi informasi mengenai kondisi morfologis, hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, kualitas air, pengelolaan sungai dan danau, bangunan sungai dan danau, teknologi yang berkaitan dengan sungai dan danau, lingkungan sungai dan danau, serta kegiatan sosial ekonomi budaya masyarakat yang terkait dengan sungai dan danau.

Pasal 59

(1) Sistem informasi sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) merupakan jaringan informasi sungai dan danau yang tersebar dan dikelola oleh berbagai institusi.

(2) Jaringan informasi sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air.

(3) Pemerintah dan pemerintah daerah dapat membentuk unit pelaksana teknis untuk menyelenggarakan kegiatan sistem informasi sungai dan danau.

Pasal 60

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah serta pengelola sumber daya air, sesuai dengan kewenangannya, menyediakan informasi sungai dan danau bagi semua pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air.

Page 37: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

(2) Untuk melaksanakan kegiatan penyediaan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seluruh instansi Pemerintah, pemerintah daerah, badan hukum, organisasi, dan lembaga serta perseorangan yang melaksanakan kegiatan berkaitan dengan sungai dan danau wajib menyampaikan laporan hasil kegiatannya kepada instansi Pemerintah dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di bidang sumber daya air.

(3) Pemerintah, pemerintah daerah, pengelola sumber daya air, badan hukum, organisasi, lembaga dan perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertanggung jawab menjamin keakuratan, kebenaran, dan ketepatan waktu atas informasi yang disampaikan.

Pasal 61(1). Untuk mendukung pengelolaan sistem informasi sungai dan danau diperlukan pengelolaan sistem

informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi wilayah sungai pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

(2). Kebijakan pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan usul Dewan Sumber Daya Air Nasional.

(3). Pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan pengelola sungai dan danau sesuai dengan kewenangannya.

(4). Pengelolaan sistem informasi hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak lain.

Pasal 62(1). Dalam melaksanakan penatagunaan daerah manfaat sungai dan danau perlu dilakukan inventarisasi

dan dokumentasi. (2). Lingkup kegiatan inventarisasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Menteri. (3). Pelaksanaan inventarisasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

Pemerintah/pemerintah daerah, badan usaha milik negara / badan usaha milik daerah pengelola wilayah sungai sesuai kewenangan masing-masing.

(4). Inventarisasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilaporkan sekurang-kurangnya setiap 5 (lima) tahun kepada Menteri.

Page 38: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

BAB VIIIPENGELOLAAN ASET SUNGAI DAN DANAU

Bagian KesatuInventarisasi Aset Sungai dan Danau

Pasal 63

(1) Inventarisasi aset sungai dan danau bertujuan untuk mendapatkan data tentang sungai dan danau yang meliputi jumlah, kondisi, fungsi dan kinerja bangunan sungai dan danau, lahan di daerah sempadan, daerah penampung banjir, dataran banjir serta sarana penunjangnya.

(2) Inventarisasi aset sungai dan danau meliputi inventarisasi sungai termasuk anak sungainya dan danau, bangunan-bangunan sungai dan danau, lahan pada sempadan, daerah penampungan banjir sementara, dataran banjir, pos hidrologi, stasiun pemantauan kualitas air, dan sarana penunjang lainnya.

(3) Inventarisasi sungai yang dimaksud pada ayat (2) meliputi luas DAS, panjang sungai, kedalaman dan lebar sungai, debit sungai, kualitas air, sedimen, morfologi sungai (khususnya panjang dan lebar meander).

(4) Inventarisasi danau yang dimaksud pada ayat (2) meliputi luas dan data daerah tangkapan air, luas, elevasi muka air, volume, kedalaman, kualitas air, daerah sabuk hijau, alur masuk dan alur ke luar, laju sedimentasi, dan pendayagunaan sumber daya air.

(5) Inventarisasi bangunan sungai dan danau yang dimaksud pada ayat (2) meliputi seluruh bangunan sungai dan danau di daerah manfaat sungai dan danau, sempadan sungai dan danau serta dataran banjir yang telah dibebaskan, daerah tampungan banjir sementara;

(6) Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan institusi pengelola sumber daya air, sesuai dengan kewenangannya melaksanakan inventarisasi aset sungai dan danau.

Ayat (1)Komponen ekosistem sungai meliputi: wadah/alur/palung, fluida factor/air, arsitektur konstruksi biologi/keaneka ragaman hayati di dalam sungai.

Aset sungai dan danau (termasuk situ ) yaitu sungai dan danau, bangunan sungai dan danau, sempadan sungai (yang sudah dibebaskan dan yang belum dibebaskan), daerah penampung banjir dan sarana penunjang.

Bangunan sungai adalah semua bangunan yang berada di sungai yang dimaksudkan untuk maksud konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak dan keperluan lain (jembatan, pipa gas, dan sebagainya)

Sarana penunjangnya (alat angkut, alat berat, pos hidrologi, papan duga air, stasiun pemantauan kualitas air, warning system, alat komunikasi, dan bangunan lainnya)

Pasal 64

Page 39: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

(1) Hasil inventarisasi sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (1) menjadi bagian dari sistem informasi sungai dan danau.

(2) Inventarisasi aset sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) dilaksanakan secara berkelanjutan, diperbarui dan dievaluasi setiap tahun.

(3) Sistem informasi sungai dan danau merupakan subsistem informasi sumber daya air.

Bagian KeduaPerencanaan Pengelolaan Aset Sungai dan Danau

Pasal 65

(1) Perencanaan pengelolaan aset sungai dan danau meliputi kegiatan mengumpulkan, menganalisis, merumuskan dan menyusun tindak lanjut dalam mengoptimalkan pemanfaatan aset sungai dan danau.

(2) Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau institusi pengelola sumber daya air sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pengelolaan aset sungai dan danau.

Bagian KetigaPelaksanaan Pengelolaan Aset Sungai dan Danau

Pasal 66

Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau institusi pengelola sumber daya air sesuai dengan kewenangannya melaksanakan pengelolaan aset sungai dan danau secara menerus, diperbarui dan dievaluasi setiap tahun.

Bagian KeempatEvaluasi Pengelolaan Aset Sungai dan Danau

Pasal 67

(1) Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau institusi pengelola sumber daya air sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset sungai dan danau setiap tahun.

Page 40: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

(2) Evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengkaji ulang kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan pengelolaan aset sungai dan danau.

Bagian KelimaPenghapusan dan/atau Penggantian Aset Sungai dan Danau

Pasal 68

(1) Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau institusi pengelola sumber daya air sesuai dengan kewenangannya melaksanakan penghapusan dan/atau penggantian aset sungai dan danau yang sudah tidak berfungsi dari daftar inventaris aset.

(2) Penghapusan dan/atau penggantian aset sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeenamPedoman Pengelolaan Aset Sungai dan Danau

Pasal 69

(1) Pedoman pengelolaan aset sungai dan danau memuat inventarisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta penghapusan dan/atau penggantian aset sungai dan danau.

(2) Pedoman mengenai pengelolaan aset sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Menteri.

BAB IXLARANGAN

Pasal 70

(1) Setiap orang dan/atau badan usaha dilarang:a. Tinggal di dalam bantaran sungai, sempadan sungai dan sempadan danau;

Penjelasan ayat (1) huruf e : kegiatan penambangan seperti tailing.

Page 41: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

b. Menimbun dan/atau menggali sebagian atau seluruh sungai dan danau serta mengubah aliran masuk dan/atau keluar danau kecuali dengan izin dari pejabat yang berwenang;

c. Mendirikan, mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di daerah sempadan dan/atau melintas sungai kecuali dengan izin dari pejabat yang berwenang;

d. Melakukan pengerukan atau penggalian serta pengambilan bahan-bahan galian pada sungai kecuali dengan izin dari pejabat yang berwenang.

e. Membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan/atau cair dan/atau yang berupa limbah termasuk limbah dari kegiatan penambangan ke dalam daerah sempadan sungai maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau patut diduga akan menimbulkan pencemaran atau menurunkan kualitas air, sehingga membahayakan dan/atau merugikan pengguna air yang lain dan lingkungan.

(2) Izin dari pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c, dan d diperoleh setelah mendapat rekomendasi teknis dari instansi yang membidangi sumber daya air pada sungai dan danau yang bersangkutan;

Penjelasan ayat (1) huruf d : penggunaan peralatan berat dalam penambangan bahan galian di sungai harus mendapat rekomendasi teknis dari pejabat yang berwenang dalam pengelolaan sungai dan danau.

BAB XPEMBIAYAAN

Pasal 71

(1) Pembiayaan pengelolaan sungai dan danau, bangunan sungai dan danau termasuk fasilitas pendukung lainnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan nyata.

(2) Pembiayaan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup jenis pembiayaan untuk:a. biaya sistem informasi; b. biaya survai dan investigasi;c. biaya perencanaan;d. biaya pelaksanaan konstruksi;e. biaya operasi dan pemeliharaan; f. biaya pemantauan dan evaluasi; dang. biaya pemberdayaan masyarakat.

(3) Biaya sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan biaya yang dibutuhkan untuk pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi tentang sungai dan danau.

Page 42: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

(4) Biaya survai dan investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan biaya untuk kegiatan pengukuran, pemetaan, hidrologi, hidrometri, mekanika tanah, geologi, geoteknik.

(5) perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan biaya yang meliputi kegiatan survey, investigasi, studi kelayakan, dan detail desain.

(6) Biaya pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c mencakup biaya untuk pelaksanaan fisik dan non fisik termasuk biaya pengawasan.

(7) Biaya operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d mencakup biaya untuk operasi prasarana sungai dan danau serta pemeliharaan sungai dan danau dan prasarana sungai dan danau.

(8) Biaya pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e merupakan biaya yang dibutuhkan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan sungai dan danau.

(9) Biaya pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f merupakan biaya yang dibutuhkan untuk pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sungai dan danau.

Pasal 72

(1) Sumber dana untuk setiap jenis pembiayaan pengelolaan sungai dan danau dapat berupa:a. anggaran Pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan

kewenangannya.b. anggaran swasta; dan/atauc. hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan sungai dan danau di wilayah sungai yang

bersangkutan. (2) Anggaran Pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a diperuntukkan guna pembiayaan pengelolaan sungai dan danau sesuai kewenangannya.

(3) Anggaran swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan anggaran keikutsertaan pembiayaan swasta dalam pengelolaan sungai dan danau.

(4) Hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Page 43: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

huruf c merupakan dana yang dipungut dari pengguna sungai dan danau yang wajib membayarbiaya jasa pengelolaan sungai dan danau terhadap pemanfaatan atau pengusahaan sungai dan danau.

(5) Tata cara penerimaan dan penggunaan sumber pembiayaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 73

(1). Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran untuk biaya pengelolaan sungai dan danau sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(2). Pembiayaan pengelolaan sungai dan danau dapat dilakukan melalui pola kerja sama antara Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3). Masyarakat yang secara langsung memperoleh manfaat dari pengelolaan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilibatkan dalam pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XIPEMBERDAYAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 74

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pemberdayaan kepada para pemilik kepentingan dan lembaga pengelola sungai dan danau untuk melakukan perlindungan dan pelestarian sungai dan danau;

(2) Perlindungan dan pelestarian sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi peningkatan kesadaran, kepedulian, partisipasi dan pemberdayaan para pemilik kepentingan dan masyarakat.

(3) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, dan operasi dan pemeliharaan sungai dan danau.

(4) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diselenggarakan dalam bentuk sosialisasi, penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pendampingan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pengelola.

Page 44: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 75

(1) Dalam pengembangan dan pengelolaan sungai dan danau pada setiap wilayah sungai dilaksanakan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dengan melibatkan peran masyarakat.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan:a. pemantauan dan evaluasi agar sesuai dengan norma, standar, pedoman, dan manual;b. pelaporan;c. pemberian rekomendasi; dand. penertiban.

(3) Peran masyarakat dalam pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menyampaikan laporan dan/atau pengaduan kepada pihak yang berwenang.

(4) Laporan hasil pengawasan merupakan bahan/masukan bagi perbaikan, penyempurnaan, dan/atau peningkatan penyelenggaraan pengelolaan sungai dan danau.

(5) Pihak yang berwenang wajib menindaklanjuti laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam bentuk peringatan, pemberian sanksi, dan bentuk tindakan lain dalam rangka memperbaiki dan menyempurnakan penyelenggaraan pengelolaan sungai dan danau.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan pengembangan dan pengelolaan sungai dan danau yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi diatur dengan peraturan daerah.

Pengawasan atas penyelenggaraan pengelola sungai dan danau ditujukan untuk menjamin tercapainya kesesuaian pelaksanaan pengelolaan sungai dan danau dengan semua ketentuan yang berlaku, baik yang menyangkut ketentuan teknis, administratif, keuangan, maupun substansi pengelolaan sungai dan danau.

BAB XIISANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 76

(1) Setiap orang, badan hukum, atau badan usaha sebagai pemrakarsa pelaksanaan konstruksi dapat dikenai sanksi administratif berupa:a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara pelaksanaan kegiatan;c. pembekuan izin;ataud. pencabutan izin.

(2) Selain pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap orang, badan hukum, atau badan usaha sebagai pemrakarsa dapat dikenai sanksi berupa ganti kerugian yang

Page 45: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

ditimbulkan dan biaya pemulihan dan/atau perbaikan.(3) Penyedia jasa konstruksi yang melanggar ketentuan peraturan pemerintah ini dikenai sanksi

administratif sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi.

Pasal 77

Dalam hal pelaksanaan konstruksi dan/atau operasi dan pemeliharaan prasarana sungai dan danau menimbulkan kerusakan pada sungai dan danau dan/atau lingkungan di sekitarnya, pemrakarsa dikenaisanksi berupa penggantian:a. biaya kerugian yang ditimbulkan kepada pihak yang menderita kerugian; dan b. biaya pemulihan dan/atau perbaikan diberikan kepada pemerintah yang telah melakukan pemulihan

dan/atau perbaikan.

Pasal 78

(1) Pemrakarsa pelaksanaan konstruksi yang tidak melakukan upaya pemulihan dan/atau perbaikandikenai sanksi berupa peringatan tertulis.

(2) Dalam hal peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kalender tidak diindahkan, pemrakarsa pelaksanaan konstruksi dikenai sanksi penghentian sementara pelaksanaan kegiatan.

(3) Dalam hal pemrakarsa pelaksanaan konstruksi yang telah dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selama 14 (empat belas) hari kalender tetap tidak melakukan upaya pemulihan dan/atau perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenai sanksi berupa pembekuan izin, penggantian kerugian yang ditimbulkan, dan biaya pemulihan dan/atau perbaikan.

(4) Dalam hal pemrakarsa pelaksanaan konstruksi yang telah dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selama 14 (empat belas) hari kalender tetap tidak melakukan upaya pemulihan dan perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenai sanksi berupa pencabutan izin, penggantian kerugian yang ditimbulkan, dan biaya pemulihan dan/atau perbaikan.

Page 46: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Pasal 79

(1) Pemegang izin pelaksanaan konstruksi yang melanggar ketentuan Pasal 56 dikenai sanksi berupa peringatan tertulis.

(2) Dalam hal pemegang izin pelaksanaan konstruksi tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dalam tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kalender dikenai sanksi berupa penghentian sementara kegiatan.

(3) Dalam hal pemegang izin pelaksanaan konstruksi yang telah dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selama 14 (empat belas) hari kalender dan tetap tidak melakukan perbaikan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi pembekuan izin.

(4) Dalam hal pemegang izin pelaksanaan konstruksi yang telah dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selama 14 (empat belas) hari kalender dan tetap melakukan kegiatan dikenakan sanksi pencabutan izin.

Pasal 80

(1) Pemegang izin pemanfaatan ruang sungai dan danau yang melanggar ketentuan Pasal 56 ayat (1)dikenai sanksi berupa peringatan tertulis.

(2) Dalam hal pemegang izin penggunaan sungai dan danau dan pelaksana pengembangan sungai dan danau tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dalam tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kalender, dikenai sanksi penghentian sementara kegiatan.

(3) Dalam hal pemegang izin penggunaan sungai dan danau dan pelaksana pengembangan sungai dan danau yang telah dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selama 14 (empat belas) hari kalender tetap tidak melakukan perbaikan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenai sanksi pembekuan izin.

(4) Dalam hal pemegang izin penggunaan sungai dan danau dan pelaksana pengembangan sungai dan danau yang telah dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selama 14 (empat belas) hari kalender tetap tidak melakukan perbaikan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenai sanksi pencabutan izin.

Page 47: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

BAB XIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 81

Dengan berlakunya peraturan pemerintah ini, peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan sungai dan danau yang telah ada, sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti dengan yang baru berdasarkan peraturan pemerintah ini, dinyatakan tetap berlaku.

Pasal 82

(1) Semua pihak yang tanpa izin telah melaksanakan penggunaan sungai dan danau, paling lama 1 (satu) tahun sejak peraturan pemerintah ini berlaku, harus mengajukan permohonan izin kepada pihak yang berwenang.

(2) Izin yang telah diterbitkan atau perjanjian yang telah disepakati berkaitan dengan penggunaan sungai dan danau sebelum ditetapkan peraturan pemerintah ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa berlakunya berakhir.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 83

Pada saat peraturan pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor .... , Tambahan Lembaran Negara Nomor ......... ) dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 84

Peraturan pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Page 48: 06.RPP Sungai Danau - 30 Juli 2008

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR