06. juknis penyusunan rip rev 210214

Upload: neocupetong

Post on 23-Feb-2018

903 views

Category:

Documents


205 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    1/60

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    2/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 2

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

    telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Tahun 2014.

    Buku Petunjuk Teknis ini disusun untuk memberikan informasisecara

    luas kepada pihak terkait khususnya kepada penyelenggara

    pelabuhan mengenai tata cara penyusunan Rencana Induk

    Pelabuhan.

    Secara umum Petunjuk Teknis ini menjelaskan tentang latar

    belakang, tujuan, tahapan kegiatan dan sistematika penyusunan

    Dokumen Rencana Induk Pelabuhan yang akan ditetapkan baik di

    tingkat daerah maupun nasional.

    Dengan petunjuk teknis ini diharapkan ada kesamaan persepsisaat

    implementasipenyusunan Rencana Induk Pelabuhan sesuai dengan

    apa yang telah dijelaskan dalam petunjuk teknis ini dengan efektif

    dan efisien. Semoga Petunjuk Teknis ini dapat menjadi acuan dan

    pedoman bagi pihak terkait dan stakeholder untuk penyusunan

    Dokumen Rencana Induk Pelabuhan.

    Jakarta, 2014

    DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

    CAPT. BOBBY R. MAMAHIT

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    3/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 3

    DAFTAR ISIKATA PENGANTAR...................................................................................................................................2

    DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................4

    BAB II TATA CARA PENYUSUNAN RIP....................................................................................................13

    2.1. Tahapan / Prosedur Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan...............................................13

    2.2. Penyusunan Dokumen Studi Rencana Induk Pelabuhan......................................................16

    2.3. Sistematika PenulisanStudi Rencana Induk Pelabuhan........................................................29

    BAB III PROSEDUR PENETAPAN RIP ......................................................................................................38

    BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................45

    LAMPIRAN.............................................................................................................................................46

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    4/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari

    mata rantai kelancaran muatan angkutan laut dan darat, yang

    selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar moda

    transportasi.

    Berdasarkan Tatanan Kepelabuhanan Nasional, hierarki pelabuhan

    di Indonesia terdiri atas pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul,

    pelabuhan pengumpan regional, dan pelabuhan pengumpan lokal.

    Pengembangan pelabuhan secara nasional telah diwujudkan dalam

    sebuah Rencana Induk Pelabuhan Nasional, yang merupakan

    dokumen penting yang diharapkan dapat memuat kebijakan

    kepelabuhanan secara nasional, sebagai pedoman bagi

    pembangunan, pengoperasian dan pengembangan pelabuhan dansekaligus juga sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Induk pada

    masing-masing pelabuhan.

    Perencanaan pengembangan pelabuhan secara nasional melalui

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional harus didukung oleh sistem

    perencanaan pelabuhan melalui Rencana Induk Pelabuhan.

    Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun

    2009 tentang Kepelabuhanan, bahwa setiap pelabuhan wajib

    memiliki Rencana Induk Pelabuhan, yang merupakan pengaturan

    ruang pelabuhan berupa peruntukan rencana tata guna tanah dan

    perairan di Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan

    Kepentingan pelabuhan.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    5/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 5

    Perencanaan pelabuhan berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan

    menjadi dasar bagi pembangunan dan pengembangan pelabuhan

    pada jangka pendek, menengah dan panjang. Hal tersebut menjadi

    indikator penting bahwa pelabuhan harus dikembangkan sesuaikebutuhan dan terintegrasidengan rencana pengembangan wilayah,

    serta hierarkinya, mengingat pelabuhan merupakan bagian dari

    rantai logistik nasional dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan

    dari perkembangan suatu wilayah.

    Sesuai dengan Tatanan Kepelabuhanan Nasional dalam Rencana

    Induk Pelabuhan Nasional, sebanyak 1240 pelabuhan/terminal di

    Indonesia, namun sampai dengan juknis ini diterbitkan baru 37

    rencana induk yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.

    Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih terdapat banyak

    kekurangan dalam penyusunan konsep Rencana Induk Pelabuhan

    baik dari segi penyajian, maupun materi di dalam rencana induk itu

    sendiri.

    Oleh karena itu, diperlukan suatu petunjuk teknis untuk

    menyamakan persepsi tentang bagaimana menyusun sebuah

    Rencana Induk Pelabuhan yang tepat dan memenuhi standar dari

    segi perencanaan, teknis, lingkungan, dan keselamatan pelayaran,

    serta sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku.

    Petunjuk teknis ini diharapkan akan memberi pengetahuan bagi

    penyelenggara pelabuhan dan stakeholders lainnya mengenai

    materi dan substansi Rencana Induk Pelabuhan serta memberikan

    panduan dalam menyusun Rencana Induk Pelabuhan.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    6/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 6

    1.2 Dasar Hukum

    Dasar hukum penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana

    Induk Pelabuhan adalah sebagai berikut:

    a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

    c. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pedoman

    Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

    d. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

    Kepelabuhanan;

    e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang

    Kenavigasian;f. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan

    di Perairan sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011;

    g. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang

    Perlindungan Lingkungan Maritim;

    h. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan

    dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah

    terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;i. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

    Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,

    Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana

    telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;

    j. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 54 Tahun 2002

    tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;

    k. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006

    tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan

    Departemen Perhubungan;

    l. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;

    m.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggaraan

    Pelabuhan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

    Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2011;

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    7/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 7

    n. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 63 Tahun 2010

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan;

    o. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 5 Tahun 2011

    tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP);

    p. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 68 Tahun 2011

    tentang Alur pelayaran di Laut;

    q. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun 2012

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran Utama;

    r. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan

    Otoritas Pelabuhan;

    s. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.51 Tahun 2011tentang Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan

    Sendiri;

    t. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 52 Tahun 2011

    tentang Pengerukan dan Reklamasi;

    u. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 53 Tahun 2011

    tentang Pemanduan;

    v. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 58 Tahun 2013

    tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan;

    w. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 414 Tahun 2013

    tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional.

    1.3 Ruang Lingkup

    Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini mencakup seluruh kegiatan yang

    dilakukan dalam penyusunan Rencana Induk Pelabuhan. Penerapanpenyusunan Rencana Induk Pelabuhan disesuaikan dengan kondisi

    eksisting di masing-masing pelabuhan, dan direncanakan sesuai

    dengan kebutuhan dan hierarki pelabuhan tersebut.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    8/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 8

    1.4 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari disusunnya Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk

    Pelabuhan adalah sebagai panduan bagi penyelenggara pelabuhan

    dan setiap pemangku kepentingan (stakeholder) dalam menyusun

    Rencana Induk Pelabuhan. Sedangkan tujuan dari penyusunan

    petunjuk teknis ini untuk meningkatkan kualitas Rencana Induk

    Pelabuhan agar memenuhi standar perencanaan, teknis, dan

    keselamatan pelayaran.

    1.5 Ketentuan Umum

    Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan :

    1. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

    perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

    pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

    sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang

    dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempatberlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

    dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

    serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda

    transportasi.

    2. Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

    pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang

    dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat

    perpindahan intra-dan/atau barang, keselamatan dan

    keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau

    antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan

    daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.

    3. Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar,

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    9/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 9

    dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan

    selamat untuk dilayari.

    4. Pelabuhan daratan adalah merupakan suatu tempat tertentu di

    daratan dengan batas-batas yang jelas, dilengkapi dengan

    fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang

    serta prasarana dan sarana angkutan barang dengan cara

    pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum.

    5. Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

    melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan

    internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan

    internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal

    tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan

    penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.

    6. Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

    melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat

    angkutan laut dalam negeri, dalam jumlah menengah, dan

    sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta

    angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan

    antarprovinsi.

    7. Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

    melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat

    angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakanpengumpan bagi pelabuhan utama, dan pelabuhan pengumpul,

    dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang,

    serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan

    dalam provinsi.

    8. Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam

    sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempatpenumpukan tempat menunggu dan naik turun penumpang,

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    10/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 10

    dan/atau tempat bongkar muat barang.

    9. Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah

    Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan

    pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat

    untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha

    pokoknya.

    10. Terminal untuk kepentingan sendiri adalah terminal yang

    terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah

    Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian

    dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai

    dengan usaha pokoknya.

    11. Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga

    pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan

    fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

    kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

    12. Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di

    pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi

    pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

    kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan

    secara komersial.

    13.Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan adalah

    lembaga pemerintah di pelabuhan yang mempunyai tugas

    melaksanakan pengawasan, dan penegakan hukum di bidang

    keselamatan dan keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan

    pemerintahan di pelabuhan serta pengaturan, pengendalian

    dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan

    yang diusahakan secara komersial.

    14. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    11/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 11

    Milik Daerah, atau badan hukum Indonesia yang khusus

    didirikan untuk pelayaran.

    15. Badan Usaha Pelabuhan adalah Badan Usaha yang kegiatan

    usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal dan fasilitas

    pelabuhan lainnya.

    16. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan

    daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan

    secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

    17. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan disekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang

    dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

    18. Tatanan Kepelabuhanan Nasional adalah suatu sistem

    Kepelabuhanan yang memuat peran, fungsi, jenis, hierarki

    pelabuhan, rencana Induk Pelabuhan Nasional, dan lokasi

    pelabuhan serta keterpaduan intra-dan antarmoda serta

    keterpaduan dengan sektor lainnya.

    19.Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalah pedoman dalam

    penetapan lokasi, pembangunan, pengoperasian,

    pengembangan pelabuhan, dan penyusunan Rencana Induk

    Pelabuhan.

    20. Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang pelabuhanberupa peruntukan rencana tataguna tanah dan perairan di

    daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan

    pelabuhan.

    21. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan

    ruang udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu

    kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup dan

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    12/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 12

    melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

    22. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

    23. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tataruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan

    ruang.

    24. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis

    beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya

    ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek

    fungsional.

    25. Trafik adalah arus lalu-lintas moda angkutan darat dan laut

    termasuk pergerakan muatannya di kawasan pelabuhan.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    13/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 13

    BAB II

    TATA CARA PENYUSUNAN RIP

    2.1. Tahapan / Prosedur Penyusunan Rencana Induk

    Pelabuhan

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

    Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

    Kepelabuhanan, yang menyatakan bahwa setiap pelabuhan wajib

    memiliki Rencana Induk Pelabuhan yang disusun oleh penyelenggarapelabuhan.

    Penyelenggara Pelabuhan dalam menyusun Studi Rencana Induk

    Pelabuhan dapat menggunakan dana yang bersumber dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah (APBD) maupun stakeholderterkait yang pengelolaan

    berada di Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun Investor.

    Tahapan / prosedur penyusunan Rencana Induk Pelabuhan dapat

    dibedakan menjadi 2, yaitu:

    a. Tahapan / prosedur penyusunan Rencana Induk Pelabuhan

    melalui dana APBN, dan;

    b. Tahapan / prosedur penyusunan Rencana Induk Pelabuhan

    melalui dan APBD maupun instansi terkait.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    14/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 14

    2.1.1 Tahapan / Prosedur Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan melalui dana APBN

    Gambar 2.1 Skema Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Umum melalui dana APBN

    usulan akan

    ditampung dan

    diajukan kembali pada

    tahun anggaran

    SURVEY LOKASI

    SOSIALISASI AWAL

    DAN DISKUSI

    UPP/KSOP/OP/PEMDA/

    PEMERINTAH PUSAT

    INSTANSI TERKAIT

    PEMERINTAH PUSAT

    UPP/KSOP

    PEMERINTAH DAERAH

    INSTANSI TERKAIT

    LAPORAN DOKUMEN

    PENDAHULUANPRESENTASI KONSULTAN

    LAPORAN DOKUMEN

    ANTARA

    PRESENTASI KONSULTAN

    LAPORAN DOKUMENSEMI RAMPUNG

    PRESENTASI KONSULTAN

    SERAH TERIMA DOKUMEN RENCANA INDUK

    KEPADA PENYELENGGARA PELABUHAN

    LAPORAN DOKUMEN

    RAMPUNG

    SURAT PENGAJUAN

    PENYUSUNAN RENCANA

    INDUK

    SURAT PEMBERITAHUAN

    PENYUSUNAN RENCANA INDUK

    Kepada KUPP / KSOP / OP / PEMDA /

    INSTANSI TERKAIT LAINNYA

    DIREKTUR JENDERAL

    PERHUBUNGAN LAUT

    PENGUSULAN PROGRAM

    DIREKTORAT PELABUHAN

    DAN PENGERUKAN

    PROSES

    PENYUSUNA

    KONTRAK

    KONSULTAN

    YA

    TIDAK

    KRITERIA EVALUASI :

    1. KETERSEDIAAN

    ANGGARAN

    2. BELUM ADANYA

    STUDI

    3. HIERARKI

    WORKSHOP

    REKOMENDASI

    GUBERNUR/WALIKOTA/

    BUPATI

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    15/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 15

    Penyelenggara pelabuhan sebagai penyusun Rencana Induk

    Pelabuhan dapat mengajukan surat pengajuan penyusunan Rencana

    Induk Pelabuhan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut Cq.

    Direktur Pelabuhan dan Pengerukan.

    Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan akan mengusulkan program

    penyusunan Rencana Induk Pelabuhan tersebut berdasarkan surat

    pengajuan tersebut. Hasil evaluasi akan disampaikan kepada unit

    Penyelenggara Pelabuhan (UPP) / Kesyahbandaran dan Otoritas

    Pelabuhan (KSOP) / Otoritas Pelabuhan (OP) / Pemerintah Daerah/

    Instansi terkait melalui surat pemberitahuan penyusunan RencanaInduk Pelabuhan.

    Selanjutnya, Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan akan

    berkoordinasi dengan Penyelenggara Pelabuhan/Pemerintah

    Daerah/stakeholderterkait untuk proses penyusunan Rencana Induk

    Pelabuhan.

    Tahapan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan dilaporkan secara

    berkala sebagaimana ketentuan berikut:

    a. Laporan Dokumen Pendahuluan, menyajikan kajian data awal,

    data sekunder, metodologi pelaksanaan, rencana kerja

    penyusunan studi Rencana Induk Pelabuhan;

    b. Laporan Dokumen Antara, merupakan rancangan Dokumen

    Kompilasi Data dan Analisis Prediksi yang menyajikan kajian dataprimer berupa hasil wawancara dengan stakeholder terkait,

    analisis data, dan kajian rancangan rencana pembangunan dan

    pengembangan studi Rencana Induk Pelabuhan;

    c. Laporan Dokumen Semi Rampung, merupakan rancangan

    Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan yang

    menyajikan kajian rencana pembangunan dan pengembangan,

    serta rancangan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) yang

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    16/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 16

    merupakan ringkasan komprehensif dari studi Rencana Induk

    Pelabuhan;

    d. Laporan Dokumen Rampung, menyajikan Dokumen Kompilasi

    Data dan Analisis Prediksi, Dokumen Rencana Pembangunan danPengembangan, serta Ringkasan Eksekutif (Executive Summary).

    Dokumen Studi Rencana Induk Pelabuhan akan diserahkan kepada

    Penyelenggara Pelabuhan untuk selanjutnya dapat ditetapkan sesuai

    dengan hierarki pelabuhan.

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

    Kepelabuhanan, pasal 28 ayat 2 (dua) dan 3 (tiga), Rencana Induk

    Pelabuhan akan ditetapkan setelah mendapatkan rekomendasi

    kesesuaian tata ruang dari Gubernur/Walikota/Bupati.

    2.2. Penyusunan Dokumen Studi Rencana Induk Pelabuhan

    Studi Rencana Induk Pelabuhan disusun melalui beberapa tahapan

    yaitu : menginventarisasi data-data yang dibutuhkan (data sekunder)melalui studi literatur, melakukan survey lapangan, menganalisis

    data yang telah dikumpulkan dan menyusun rancangan kebutuhan

    pembangunan dan pengembangan pelabuhan.

    Dalam penyusunan Studi Rencana Induk Pelabuhan dibutuhkan

    metodologi penyusunan yang efektif dan tepat sasaran guna

    mendapat hasil yang diharapkan. Studi Rencana Induk Pelabuhan

    dimaksud disusun dalam beberapa tahapan seperti bagan berikut ini:

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    17/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 17

    Gambar 1 Tahapan dalam Penyusunan Studi RIP

    Dalam Tahap Persiapan, harus dipahami mengenai kondisi awal

    pelabuhan dengan mencari informasi-informasi untuk pengenalanwilayah pelabuhan, mempelajari literatur yang mendukung

    kemudian dilakukan identifikasi terhadap data-data yang

    dibutuhkan, metode survey yang akan dilakukan dan materi

    wawancara kepada pihak terkait.

    Dalam Tahap Pengumpulan Data, seluruh data sekunder

    diinventarisasi dan dilakukan wawancara dengan instansi terkaituntuk mendapatkan masukan terkait rencana pengembangan

    wilayah maupun pelabuhan. Selain inventarisasi data sekunder,

    survey lapangan juga dilakukan untuk memperoleh data primer dan

    informasi kondisi aktual lapangan. Keseluruhan data yang diperoleh

    baik melalui wawancara maupun survey dikumpulkan dan disusun

    dalam kompilasi data.

    RENCANA

    PENGEMBANGAN

    ditujukan untuk

    menyusun pentahapan

    pengembangan dan

    penzonasian baikdaratan maupun

    perairan

    04

    ANALISIS

    ditujukan untuk

    menghasilkan besarankebutuhan pengembangan

    di wilayah daratan dan

    perairan

    03

    PENGUMPULAN

    DATA

    ditujukan untuk

    memperoleh data

    sekunder maupun

    primer yang

    dibutuhkan dalam

    kegiatan analisis

    PERSIAPAN

    persiapan survey, kajian

    literatur, dan

    pengenalan awal

    wilayah pelabuhan

    01

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    18/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 18

    Tahap Analisis merupakan tahapan kajian/penelaahan data dan

    perhitungan terhadap besaran kebutuhan pengembangan ruang

    daratan maupun perairan. Analisis dilakukan dengan membuat

    proyeksi data sampai dengan 20 (dua puluh) tahun ke depan.

    Tahap terakhir adalah Tahap Rencana Pengembangan dimana hasil

    kajian/penelaahan data serta hasil perhitungan dirumuskan dalam

    tahap pengembangan yang dibagi dalam tiga pentahapan yaitu :

    jangka pendek (5 tahun), menengah (10 tahun) dan panjang (20

    tahun). Dalam tahap ini juga direncanakan penzonasian wilayah

    daratan dan perairan untuk tiap jangka waktu pengembangan.

    2.2.1. Inventarisasi Data Awal dan Data Sekunder

    Dalam proses pengumpulan data awal dan sekunder, dikumpulkan

    data-data pendukung seperti berikut ini:a. Kebijakan Pemerintah terkait Rencana Tata Guna Lahan dan

    Prasarana Fisik Wilayah yang ada, meliputi:

    1) Tatanan Kepelabuhanan Nasional;

    2) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan

    Kabupaten/Kota;

    3) Jaringan prasarana transportasi dan rencana

    pengembangannya (jika telah ada);

    4) Informasi mengenai daerah-daerah yang termasuk MP3EI,

    Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Pengembangan

    Ekonomi Terpadu (KAPET) serta Kawasan strategis

    pembangunan nasional lainnya sesuai rencana Pemerintah

    Pusat;

    5) Informasi mengenai daerah khusus, daerah tertinggal, dan

    pulau terluar;

    6) Informasi mengenai daerah rawan bencana.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    19/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 19

    b. Data Sosial Ekonomi Wilayah, meliputi:

    1) Kependudukan (jumlah, kepadatan, sebaran dan laju

    pertumbuhan);

    2) Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Daerah;

    3) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB);

    4) Ekspor dan Impor;

    5) Profil Potensi Investasi dan Pengembangan Industri di Daerah;

    6) Potensi Komoditas Unggulan dan Pariwisata;

    7) Kondisi Sosial Ekonomi dan lingkungan masyarakat setempat.

    c. Fisiografi, Topografi, dan Meteorologi

    1) Peta pada lokasi dan kawasan di sekitar rencanapelabuhan;

    2) Peta tata guna lahan di sekitar lokasi rencana pelabuhan;

    3) Data status kepemilikan lahan di lokasi rencana pelabuhan;

    4) Data meteorologi dan klimatologi (suhu udara, kelembaban,

    arah angin dan kecepatan angin, curah hujan, gempa);

    5) Informasi mengenai daerah konservasi.

    d. Dokumen/hasil studi terkait

    1) Hasil studi atau perencanaan pengembangan pelabuhan yang

    terkait;

    2) Hasil studi atau rencana pihak-pihak swasta/investor terhadap

    area tertentu di kawasan pelabuhan;

    3) Hasil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait

    dengan rencana pembangunan pelabuhan.

    e. Kondisi eksisting fasilitas pelabuhan

    1) Data Fasilitas Pelabuhan;

    2) Layout Eksisting Pelabuhan;

    3) Data kondisi Alur Pelayaran;

    4) Data Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).

    f. Data operasional pelabuhan

    Merupakan data historis mengenai kondisi/karakteristik jasa

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    20/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 20

    angkutan laut yang diperlukan untuk analisis kebutuhan

    pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan, yang

    meliputi:

    1) Jumlah ship call;

    2) Volume pergerakan barang (bongkar, muat, ekspor, dan

    impor);

    3) Jumlah pergerakan penumpang;

    4) Rute/jaringan pelayaran;

    5) Tipe/jenis kapal yang beroperasi.

    2.2.2. Wawancara/kuesioner dengan instansi terkaitWawancara/Kuisioner bertujuan untuk mendapat masukan dari

    stakeholder terkait, yaitu:

    a. BAPPEDA, untuk mendapatkan informasi mengenai kebijakan

    pengembangan wilayah di sekitar kawasan

    perencanaanpelabuhan dalam kaitannya dengan perencanaan

    wilayah makro;

    b. Dinas Perhubungan, untuk mendapatkan gambaran arah

    kebijakan pengembangan sektor perhubungan terutamanya

    perhubungan laut terkait dengan rencana pengembangan

    kawasan pesisir di wilayah perencanaan serta rencana-rencana /

    permasalahan menyangkut pengembangan sektor perhubungan

    atau transportasi;

    c. Masyarakat sekitar pelabuhan;d. Pengguna Jasa Pelabuhan.

    Jenis wawancara/kuesioner yang dapat dilakukan adalah sebagai

    berikut:

    a. Wawancara Pendahuluan

    Wawancara dilakukan terhadap Kepala Dinas (Perhubungan,

    Bappeda) setempat guna mengidentifikasi wilayah yang digunakan

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    21/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 21

    untuk transportasi, pusat pergerakan, dan rencana

    pengembangan transportasi. Hasil dari wawancara ini digunakan

    sebagai analisis awal untuk survey berikutnya.

    b. Survey Karakteristik Lingkungan

    Kuesioner diisi oleh masyarakat sekitar pelabuhan dengan tujuan

    mengetahui karakteristik masyarakat di sekitar pelabuhan dan

    yang menjadi pengguna transportasi laut , seperti kondisi

    fisik,ekonomi, dan sosialkemasyarakatan.

    c. Observasi Simpul Transportasi Laut

    mendapatkan data-data primer mengenai kondisi dan

    karakteristik transportasi laut yang meliputi : kondisi pelabuhan,

    jaringan transportasi laut, zona asal dan tujuan barang /

    penumpang, jenis dan ukuran kapal, serta hambatan-hambatan.

    d. Wawancara Simpul Transportasi LautMendapatkan data mengenai simpul transportasi seperti :

    pelabuhan, bandara, dan terminal yang meliputi : kapasitas,

    fasilitas, rute, kegiatan operasional, kondisi fisik, dll. Hal ini untuk

    mengetahui potensi perpindahan moda transportasi yang

    dilakukan oleh penumpang.

    e. Karakteristik Laut

    Mendapatkan informasi mengenai karakteristik wilayah perairan.

    Contoh form wawancara/kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1

    2.2.3. Survey Lapangan

    Survey Lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data primerbeserta kondisi faktual yang ada di lapangan. Survey Lapangan yang

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    22/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 22

    dilakukan meliputi survey-survey berikut:

    a. Survey Topografi

    Pengukuran Topografi seluas 10,0 Ha (atau disesuaikan dengan

    kondisi pelabuhan) dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana

    pelabuhan serta bertujuan untuk mendapatkan peta situasi

    wilayah daratan pada lokasi rencana pembangunan

    pelabuhan.Topografi mencakup batas-batas luar wilayah

    pelabuhan dan pemetaan terhadap fasilitas-fasilitas eksisting di

    dalam wilayahpelabuhan.

    b. Survey BathimetriPengukuran Bathimetri seluas kurang lebih 30,0 Ha (atau

    disesuaikan dengan kondisi pelabuhan) dilakukan pada lokasi dan

    sekitar pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi

    wilayah perairan pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan.

    Survey bathimetri mencakup kerapatan, kedalaman yang diukur

    sampai batas dari alur pelayaran masuk.

    c. Survey Hidrooseanografi

    1) Pengamatan pasang surut

    a) Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah

    dikuuntuk menentukan kedudukan air tertinggi, duduk

    tengah dan air terendah yang dicapai maupun kedudukan

    LWS;

    b) Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukanminimum selama 15 hari terus menerus menggunakan alat

    pencatat otomatis (automatic tide gauge).

    2) Pengukuran Arus

    a) Pengalaman kecepatan dan arah arus dilakukan minimal

    pada 2 lokasi;

    d. Survey Permintaan Jasa Angkutan Laut

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    23/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 23

    Survey lapangan untuk permintaan jasa angkutan laut dilakukan

    bila tidak tersedia data operasional yang memadai untuk dijadikan

    bahan analisis kebutuhan pembangunan/pengembangan fasilitas

    pelabuhan. Survey ini berupa pengumpulan datayang meliputi:1) Jumlah ship call;

    2) Jumlah pergerakan penumpang;

    3) Volume pergerakan barang;

    4) Rute/jaringan dan status pelayaran;

    5) Tipe/jenis kapal yang beroperasi;

    e. Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup

    Identifikasi dampak lingkungan hidup merupakan identifikasi awal

    kemungkinan timbulnya dampak pada lokasi pelabuhan dan

    sekitarnya akibat penyelenggaraan operasi pelayaran, yang

    meliputi:

    1) pencemaran udara dan air akibat pengoperasian kapal laut;

    2) dampak terhadap flora dan fauna;3) dampak terhadap sosial, ekonomi dan budaya;

    4) kesehatan masyarakat; dan

    5) pengendalian limbah padat dan cair; dan

    6) rekomendasi jenis studi lingkungan yang harus dilakukan.

    2.2.4. Analisis Data

    Analisis mendalam/terinci perencanaan pembangunan pelabuhan

    harus meliputi kelima aspek perencanaan pembangunan pelabuhan,

    yaitu:

    a. Analisis Teknis

    1) Kajian hidro-oseanografi dalam pembuatan dan penetapan

    arah arus dan gelombang di lokasi rencana pelabuhan untuk

    penetapan arah/posisi dermaga.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    24/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 24

    2) Kajian alur dan kawasan keselamatan pelayaran (turning

    basin area).

    3) Evaluasi jenis fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan sampai

    dengan rencana pembangunan tahap akhir (ultimate phase).

    4) Analisis prakiraan kebutuhan lahan sampai dengan

    rencana pembangunan pelabuhan tahap akhir.

    5) Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi rencana

    pelabuhan.

    6) Ketersediaan utilitas.

    7) Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi

    pelabuhan.

    8) Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunanpelabuhan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan

    Kabupaten/Kota setempat

    9) Kondisi dan ketersediaan lahan

    10) Potensi pendangkalan

    11) Kendala pelaksanaan konstruksi

    12) Ketersediaan akses/jalan masuk

    13) Kajian terhadap kendala kondisi alam yang menjadi batasan

    dalam pengembangan pelabuhan

    b. Analisis Operasional

    1) kajian jenis dan ukuran kapal yang diperkirakan akan

    beroperasi di pelabuhan;

    2) kajian pengaruh gelombang terhadap operasi pelabuhan;

    3) kajian alur dan kawasan pelabuhan bila ada pelabuhan lain

    disekitarnya;4) kajian pengaturan operasi pelabuhan;

    5) kajian dukungan peralatan SBNP.

    c. Analisis Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Laut

    Analisa Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Laut merupakan

    tahap pengolahan data lalu lintas angkutan laut sebagai dasar

    evaluasi terhadap kapasitas fasilitas eksisting dan perencanaan

    kebutuhan pengembangan fasilitas pelabuhan sampai dengantahun target perencanaan, dengan memperhatikan program

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    25/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 25

    pemerintah dalam rangka mewujudkan Sistem Transportasi

    Nasional dan kebijakan/strategi pengembangan wilayah serta

    potensi ekonomi daerah setempat, yang mencakup:

    1) Analisis prakiraan permintaan jasa angkutan laut (20 tahunkedepan) di wilayah perencanaan (Provinsi/Kabupaten

    setempat), meliputi:

    a) Prakiraan jumlah pergerakan kapal tahunan.

    b) Prakiraan jumlah pergerakan penumpang tahunan.

    c) Prakiraan volume barang tahunan.

    d) Prakiraan jaringan/route pelayaran masa mendatang.

    e) Prakiraan waktu pengoperasian jenis kapal dimasa

    mendatang.

    2) Analisis Asal Tujuan Lalu Lintas Kapal (Origin Destination

    Analysis)

    3) Analisis Pergantian Antar Moda Angkutan (Modal Split Analysis)

    d. Analisis Kebutuhan Pengembangan

    Rencana pengembangan fasilitas pelabuhan juga harus mengacu

    pada kebijakan pembangunan, arahan tata ruang dan analisis

    prakiraan permintaan jasa angkutan laut tersebut, dan

    selanjutnyaharus menyusun konsep pengembangan pelabuhan

    yang diwujudkan dalam target kemampuan layanan pelabuhan,

    tahapan pengembangan, dan tahapan pelaksanaan

    pembangunannya.

    Analisis kebutuhan jenis fasilitas pelabuhan dan kebutuhan lahanharus berdasarkan padahierarki pelabuhan yang ada dalam

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional. Analisis kebutuhan jenis

    fasilitas pelabuhan meliputi:

    1) Kebutuhan fasilitas wilayah perairan;

    2) Kebutuhan fasilitas wilayah daratan;

    3) Kebutuhan sarana bantu navigasi pelayaran;4) Kebutuhan fasilitas penunjang;

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    26/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 26

    5) Kebutuhan utilitas seperti listrik, telepon, sistem penerangan,

    sistem drainase, air bersih, sewage treatment, fuel supply, dan

    jaringan jalan.

    e. Analisis Kebutuhan Biaya dan Tahapan Pembangunan

    Analisis kebutuhan biaya pembangunan dilakukan untuk

    pelabuhan komersil yang merupakan perhitungan biaya

    pembangunan pelabuhan yang dibuat secara rinci disesuaikan

    dengan pentahapan pembangunan fasilitas pelabuhan yang

    optimal berdasarkan standar satuan harga terakhir pada saat

    pelaksanaan pekerjaan pembuatan rencana induk pelabuhan yangditetapkan oleh pemerintah daerah setempat dan atau satuan

    harga pasar yang berlaku setelah memperhatikan hasil analisa

    ekonomi dan finansial serta kemampuan pendanaan.

    Tahapan pelaksanaan pembangunan merupakan pedoman

    pembangunan fasilitas pelabuhan yang berdasarkan skala

    prioritas serta kemampuan pendanaan sesuai hasil analisa

    kebutuhan biaya.

    2.2.5. Rancangan Rencana Pembangunan dan Pengembangan

    Kebutuhan ruang dihitung dengan mempertimbangkan kebutuhan

    fasilitas pelabuhan sesuai dengan hierarkinya dalam Tatanan

    Kepelabuhanan Nasional dan ketersediaan area.

    a. Perencanaan Kebutuhan Ruang Daratan

    Rencana peruntukan wilayah daratan untuk Rencana Induk

    Pelabuhan disusun berdasarkan kriteria kebutuhan yang terdiri

    dari dari fasilitas pokok dan fasilitas penunjang.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    27/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 27

    1) Fasilitas Pokok, meliputi:

    a) dermaga

    b) gudang lini 1;

    c) lapangan penumpukan lini 1;

    d) terminal penumpang;

    e) terminal peti kemas;

    f) terminal ro-ro;

    g) fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;h) fasilitas bunker;

    i) fasilitas pemadam kebakaran;

    j) fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya dan

    Beracun (B3); dan

    k) fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana

    Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP)

    2) Fasilitas Penunjang, meliputi:

    a) kawasan perkantoran;

    b) fasilitas pos dan telekomunikasi;

    c) fasilitas pariwisata dan perhotelan;

    d) instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;

    e) jaringan jalan dan rel kereta api;

    f) jaringan air limbah, drainase, dan sampah;

    g) areal pengembangan pelabuhan;h) tempat tunggu kendaraan bermotor;

    Gambar 2.2.5.1 Dermaga di Pelabuhan

    Banten 2014

    Gambar 2.2.5.2 Gudang di Pelabuhan

    Marunda 2014

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    28/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 28

    i) kawasan perdagangan;

    j) kawasan industri; dan

    k) fasilitas umum lainnya

    b. Perencanaan Kebutuhan Ruang Perairan

    Rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana Induk

    Pelabuhan disusun berdasarkan kriteria kebutuhan yang terdiri

    dari

    1) Fasilitas pokok meliputi:

    a) alur-pelayaran;

    b) perairan tempat labuh;

    c) kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak

    kapal;

    d) perairan tempat alih muat kapal;

    e) perairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang

    Berbahaya dan Beracun (B3);

    f) perairan untuk kegiatan karantina;

    g) perairan alur penghubung intra-pelabuhan;

    h) perairan pandu; dani) perairan untuk kapal pemerintah.

    2) Fasilitas Penunjang meliputi:

    a) perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;

    b) perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan

    kapal;

    c) perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);d) perairan tempat kapal mati;

    e) perairan untuk keperluan darurat; dan

    f) perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan perhotelan.

    Dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan tidak hanya

    mencakup perencanaan besaran kebutuhan fasilitas pelabuhan

    tetapi juga perencanaan penzonasian wiayah daratan dan

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    29/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 29

    perairan dalam setiap pentahapan pengembangan. Tahapan

    pengembangan pelabuhan dibagi dalam 3 (tiga) tahapan yaitu:

    a) Jangka pendek (0 s.d. 5 tahun);

    b) Jangka menengah (0 s.d. 10 tahun);c) Jangka panjang ( 0 s.d. 20 tahun).

    2.3. Sistematika Penulisan Studi Rencana Induk Pelabuhan

    Studi Rencana Induk Pelabuhan terdiri dari 3 (tiga) dokumen yang

    harus diserahkan secara lengkap, yaitu :

    a. Dokumen Kompilasi Data dan Analisis Prediksi (format A4),

    b. Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan (format

    A4);

    c. Ringkasan Eksekutif(Executive Summary)(format A3).

    2.3.1. Dokumen Kompilasi Data dan Analisis Prediksi

    Dokumen Kompilasi Data dan Analisis Prediksi merupakan hasil:

    a. Pengumpulan data dan fakta lapangan baik yang diperoleh dari

    studi literatur, wawancara/kuesioner dan survey lapangan,

    termasuk kondisi eksisting fasilitas pelabuhan;

    b. analisis data meliputi analisis teknis, operasional, perkiraan

    permintaan jasa angkutan laut, analisis awal kebutuhan

    pengembangan, biaya dan pentahapan pembangunan sertaidentifikasi permasalahan lingkungan.

    2.3.2. Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan

    Dokumen ini menuangkan hasil analisis kebutuhan fasilitas

    pelabuhan kedalam rencana pentahapan pembangunan dan

    pengembangan pelabuhan untuk jangka pendek (5 tahun), jangka

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    30/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 30

    menengah (10 tahun) dan jangka panjang (20 tahun). Rencana

    pengembangan juga dituangkan dalam peta /layout dan diberi warna

    yang berbeda untuk setiap pentahapan. Dalam dokumen ini disusun

    pengaturan zonasi daratan dan perairan serta rancangan DLKr/DLKpdalam bentuk peta berdasarkan perhitungan kebutuhan fasilitas

    perairan.

    2.3.3. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)

    Ringkasan Eksekutif merupakan ringkasan komprehensif dari

    dokumen kompilasi data dan analisa prediksi, dan dokumen rencanapembangunan dan pengembangan yang dilengkapi dengan peta-peta

    pendukung. Ringkasan Eksekutif menjadi lampiran dalam Surat

    Keputusan Penetapan Rencana Induk Pelabuhan. Ringkasan

    Eksekutifdicetakpada kertas A3 dengan sistematika penulisan

    sebagai berikut:

    a. Halaman Sampul (Cover)b. Daftar Isi

    c. Daftar Gambar

    d. Daftar Tabel

    e. Pendahuluan yang berisi:

    1) Dasar Hukum, menjelaskan landasan hukum dalam

    penyusunan RIP dan hierarki pelabuhan tersebut dalam

    Tatanan Kepelabuhanan Nasional;

    2) Latar Belakang, menjelaskan kebutuhan akan penyusunan RIP

    dalam operasional pelabuhan dan dasar untuk melakukan

    pengembangan pelabuhan tersebut;

    3) Maksud dan Tujuan, berisi narasi maksud dan tujuan

    penyusunan RIP di lokasi pelabuhan tersebut.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    31/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 31

    f. Gambaran Umum dan Kebijakan Pengembangan Wilayah

    Berisi gambaran umum mengenai wilayah dimana pelabuhan

    berada, termasuk lokasi pelabuhan secara administratif, kondisi

    kependudukan dan perekonomian wilayah, serta potensikomoditas yang ada di wilayah perencanaan.

    Selain itu, dalam bab ini juga diuraikan kesesuaian rencana lokasi

    pelabuhan dengan kebijakan pengembangan daerah setempat

    yang meliputi:

    1) Rencana Induk Pelabuhan Nasional;

    2) Tatanan Transportasi Wilayah (Tatrawil);

    3) Tatanan Transportasi Lokal (Tatralok);

    4) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi;

    5) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota;

    6) Jaringan prasarana transportasi dan rencana

    pengembangannya;

    7) Kebijakan pengembangan wilayah lainnya.

    g. Kondisi Eksisting Pelabuhan

    Data eksisting yang disampaikan meliputi:

    1) data fasilitas pelabuhan dan peralatan bongkat muat;

    2) data operasional pelabuhan dalam 5 (lima) tahun terakhir;

    3) kondisi alur pelayaran;

    4) cakupan wilayah yang dilayani (daerah hinterland);

    5) komoditas utama pada daerah hinterland;6) layouteksisting pelabuhan;

    7) jaringan transportasi yang menjadi akses dari dan ke

    pelabuhan.

    Selain itu, diuraikan mengenai kondisi alam dan hal-hal yang

    menjadi kendala dalam pengembangan pelabuhan untuk

    memberi gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta yang ada

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    32/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 32

    di lapangan. Disampaikan layout pelabuhan eksisting dan

    peta-peta pendukung seperti peta sebaran pelabuhan sekitar.

    Contoh penyajian data fasilitas pelabuhan dituangkan dalam tabelberikut:

    Tabel 1 Contoh Penyajian Fasilitas Eksisting Pelabuhan

    No. Fasilitas Pelabuhan Satuan Dimensi Kondisi Keterangan

    1. Fasilitas Pokok

    a. Dermaga m2

    70 x 6 80% APBN

    2 Fasilitas Penunjang

    a. Kantor m2

    20 x 20 90% APBD

    Data trafik pelabuhan yang disampaikan adalah data dalam 5

    (lima) tahun terakhir mencakup:

    a. jumlah Kunjungan kapal (ship call)

    jumlah kunjungan kapal yang disajikan dan dibagi ke dalam

    jenis dan bobot kapal.

    b. jumlah volume Bongkar muat barang (peti kemas, curah

    kering, curah cair,general cargo/barang umum)

    data volume bongkar muat yang disajikan dan dibagi menurut

    jenis barang dan dipisahkan antara barang yang dibongkar

    dengan barang yang dimuat.

    c. jumlah naik turun Penumpang

    data penumpang yang disajikan adalah penumpang yang

    menggunakan kapal laut. Data penumpang yang

    menggunakan kapal ferry/penyebrangan agar tidak

    dimasukkan ke dalam data.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    33/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 33

    Tabel 2 Contoh Penyajian Data Volume Barang dan Penumpang

    Tahun Jumlah Muatan Barang Jumlah Penumpang Jumlah Peti Kemas

    Muat Bongkar Total

    Muatan

    Turun Naik Total

    Penumpang

    Muat Bongkar Total

    Peti

    Kemas(ton) (ton) (ton) (orang) (orang) (orang) (TEU) (TEU) (TEU)

    1999 702 29.225 29.927 10.403 8.026 18.429 0 0 0

    2000 835 145 980 7.074 5.137 12.211 0 0 0

    2001 208 2.230 2.438 12.107 7.544 19.651 671 400 1.071

    2002 69 2.505 2.574 8.039 6.227 14.266 1.355 1.382 2.737

    Tabel 3 Contoh Penyajian Data Kunjungan Kapal

    Tahun

    Kunjungan Kapal

    Kapal Barang Kapal Penumpang Kapal Peti KemasTotal Kunjungan

    Kapal

    (kali) (GT) (kali) (GT) (kali) (GT) (kali) (GT)

    1999 24 35.677 51 768.553 - - 75 804.230

    2000 18 18.355 45 609.042 - - 63 627.397

    2001 19 12.672 64 932.840 8 23.318 91 968.830

    2002 * 13 8.713 56 817.420 14 41.918 83 868.051

    2002 * 13 8.713 56 817.420 14 41.918 83 868.051

    h. Analisa dan Prediksi

    Bab ini menjelaskan hasil analisis dari data yang diperoleh baik

    melalui pengamatan di lapangan maupun data sekunder yang

    telah tersedia. Data trafik kunjungan kapal, bongkar muat barang,

    naik turun penumpang di pelabuhan diproyeksikan dalam kurun

    waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan untuk didapatkan

    perhitungan kebutuhan rencana pengembangan pelabuhan

    wilayah daratan dan perairan.

    Metode proyeksi yang digunakan dalam analisis disesuaikan

    dengan data yang didapatkan. Khusus untuk pelabuhan baru yang

    sama sekali belum mempunyai data trafik, maka proyeksi dapat

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    34/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 34

    dilakukan dengan cara asumsi persentase komoditi yang akan

    diangkut melalui pelabuhan. Selain itu, dapat dilakukan uji

    korelasi pertumbuhan volume barang dengan kondisi

    kependudukan atau perekonomian wilayah sekitar. jikapelabuhan tersebut merupakan pengembangan dari pelabuhan

    eksisting yang sudah ada, maka proyeksi barang dapat dilakukan

    dengan membagi persentase jenis dan volume barang dari data

    pelabuhan induk.

    Beberapa metode proyeksi yang dapat diterapkan untuk

    memperkirakan trafik di pelabuhan antara lain:

    1) Model Trend Analysis

    Peramalan dengan metode ini merupakan metode sederhana

    yang biasa dilakukan. Dasar dari metode ini adalah data

    historis dari aspek yang ditinjau, sedangkan analisis dilakukan

    dengan memperhatikan kecenderungan perkembangan data

    yang ada dengan menganggap data-data tersebut yang

    menentukan variasi lalu lintas akan terus menunjukkan

    hubungan-hubungan yang serupa pada masa depan. Bentuk-

    bentuk Model Trend Analysis yang lazim digunakan:

    a) Metode Regresi Linear (kurva garis lurus);

    b) Metode Persamaan Eksponensial;

    c) Metode Modifikasi Eksponensial.

    2) Market Analysis Method(Model Bagian Pasar)

    Metode ini telah menjadi teknik yang banyak dipakai untuk

    memperkirakan permintaan tingkat lokal, dan kegunaan yang

    paling umum adalah dalam penentuan bagian kegiatan lalu

    lintas tertentu. Data historis dipelajari untuk menetapkan

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    35/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 35

    rasio dari lalu lintas atau pelabuhan terhadap lalu lintas secara

    makro, dan kecenderungan dipastikan.

    Dari sumber-sumber asal ditetapkan tingkat- tingkat kegiatan

    nasional yang diproyeksikan, kemudian nilai-nilai tersebut

    dibagikan kepada pelabuhan berdasarkan kecenderungan-

    kecenderungan yang diamati dan yang diproyeksikan.

    Metode-metode ini terutama berguna dalam penerapan

    dimana dapat diperlihatkan bahwa bagian pasar adalah

    parameter yang tetap, stabil atau dapat diramalkan.

    Metode proyeksi untuk memperkirakan kunjungan kapal

    dapat dilakukan dengan berdasarkan volume barang dan

    ukuran kapal rencana. Kunjungan kapal tidak dapat

    diproyeksikan berdasarkan trend data sebelumnya, karena

    bergantung pada volume barang dan ukuran kapal yang akan

    digunakan pada setiap tahapan pengembangan.

    i. Rencana Pembangunan dan Pengembangan

    Dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan harus

    mencakup materi berikut:

    1) Kebutuhan pengembangan wilayah daratan dan perairanRencana kebutuhan pengembangan meliputi fasilitas pokok

    dan penunjang yang diperoleh berdasarkan perhitungan

    sesuai dengan hasil proyeksi yang telah dilakukan

    sebelumnya. Kebutuhan pengembangan untuk wilayah

    daratan disusun berdasarkan pentahapan pengembangan

    yaitu jangka pendek (5 tahun), jangka menengah (10 Tahun)

    dan jangka panjang (20 tahun) sedangkan untuk kebutuhan

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    36/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 36

    pengembangan wilayah perairan direncanakan hanya untuk

    pentahapan jangka panjang.

    Contoh matriks kebutuhan pengembangan wilayah daratan

    dan perairan dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6.

    2) Justifikasi rencana pengembangan

    Rekapitulasi kebutuhan rencana pengembangan dilengkapi

    dengan narasi pendukung sebagai justifikasi pengembangan

    pelabuhan tersebut. Dijelaskan alasan dibutuhkan

    pengembangan pada wilayah dimaksud dan skema

    pengembangannya.

    3) Peta Rencana Pengembangan wilayah daratan dan perairan

    a) Peta atau layout rencana pengembangan disajikan dalam

    satu halaman terpisah untuk masing-masing pentahapan

    dengan skala menyesuaikan agar gambar jelas terbaca, dan

    dilengkapi dengan legenda peta serta koordinat geografis;b) Peta zonasi daratan harus dapat menggambarkan dengan

    jelas semua zonasi dan fasilitas daratan per tahapan. Untuk

    satu tahapan pengembangan, semua area pengembangan

    dibuat dalam warna yang sama, namun pada tahapan

    pengembangan berikutnya areal yang akan dikembangkan

    dibuat dalam pewarnaan yang berbeda. Contoh Format

    Peta Rencana dapat dilihat pada Lampiran7;

    c) Peta zonasi perairan harus dapat menggambarkan dengan

    jelas semua zonasi yang dibutuhkan, termasuk lokasi

    dermaga. Zonasi perairan tidak memerlukan pentahapan;

    d) Jika dalam satu pelabuhan terdapat beberapa terminal,

    maka peta rencana pengembangan disajikan juga untuk

    setiap terminal. Contoh dapat dilihat dalam lampiran 8.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    37/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 37

    4) Rencana Fasilitas penunjang keselamatan pelayaran (SBNP)

    Untuk menunjang keselamatan pelayaran dalam operasional

    pelabuhan dibutuhkan fasilitas penunjang keselamtan

    pelayaran, salah satunya Sarana Bantu Navigasi Pelayaran(SBNP). Oleh karena itu, dibutuhkan rencana kebutuhan jenis

    dan jumlah SBNP beserta penempatan SBNP tersebut dalam

    suatu peta yang dilengkapi dengan koordinat.

    5) Rancangan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan

    Kepentingan pelabuhan (DLKr/DLKp)

    Kebutuhan kapasitas ruang yang digunakan secara langsung

    untuk kegiatan pelabuhan diwujudkan dalam suatu usulan

    Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) pelabuhan sementara kebutuhan

    untuk area pengembangan serta area untuk menjamin

    keselamatan pelayaran diwujudkan secara terpadu dalam suatu

    usulan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan. Dalam

    Rencana Induk Pelabuhan, termasuk di dalamnya rancanganuntuk wilayah DLKr daratan dan perairan, serta rancangan

    wilayah DLKp. Rancangan tersebut harus dilengkapi dengan peta

    yang dilengkapi dengan koordinat.

    j. Rona Awal Lingkungan

    Identifikasi permasalahan/dampak lingkungan yang

    ditimbulkan;

    Arahan jenis-jenis penanganan lingkungan pada tahap

    prakonstruksi, konstruksi dan operasi pelabuhan;

    Rekomendasi untuk melakukan kajian analisis dampak

    lingkungan yang harus dilakukan.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    38/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 38

    BAB III

    PROSEDUR PENETAPAN RIP

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang

    Pelayaran bahwa Rencana Induk Pelabuhan disusun oleh

    penyelenggara pelabuhan dengan berpedoman pada :

    a) Rencana Induk Pelabuhan Nasional;

    b) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;

    c) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

    d) Keserasian dan Keseimbangan dengan kegiatan lain terkait dilokasi pelabuhan;

    e) Kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan; dan

    f) Keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal.

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009

    tentang Kepelabuhanan, prosedur penetapan Rencana Induk

    Pelabuhan dapat dibedakan sesuai dengan hierarki pelabuhan dan

    kewenangan penetapannya, sebagai berikut :

    a) Menteri untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul;

    b) gubernur untuk pelabuhan pengumpan regional; atau

    c) bupati/walikota untuk pelabuhan pengumpan lokal.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    39/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 39

    3.1 Prosedur Penetapan Rencana Induk Pelabuhan

    Utama/Pengumpul

    SURAT PERMOHONAN PENETAPAN

    PENYELENGGARA PELABUHAN (UTAMA/PENGUMPUL)

    MENTERI PERHUBUNGANCq. DIREKTUR JENDERAL

    PERHUBUNGAN LAUT

    EVALUASI DOKUMENRENCANA INDUK

    PELABUHAN

    DIREKTUR JENDERAL

    TIDAK

    YA

    EVALUASI DOKUMEN

    RENCANA INDUK

    PELABUHAN

    YA

    TIDAK

    PERBAIKAN

    PENETAPAN

    LEGALISASI (DILEMBAR NEGARAKAN)

    KEMENKUMHAM

    PUBLIKASI

    DISERAHKAN KEPADA

    PENYELENGGARA PELABUHAN

    WEBSITE KEMENTERIAN

    PERHUBUNGAN

    REKOMENDASI

    GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

    PERBAIKAN DOKUMEN

    (MAKS 2 BLN)

    PENYELENGGARA

    PELABUHAN

    Gambar 3.1.1 Skema Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Utama/Pengumpul

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    40/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 40

    Penyelenggara Pelabuhan mengajukan permohonan penetapan

    Rencana Induk Pelabuhan kepada Menteri Perhubungan Cq.

    Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan dilengkapi

    rekomendasi kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah dari Gubernur

    dan Bupati/Walikota.

    Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan mengevaluasi dokumen

    Rencana Induk Pelabuhan. Dari hasil evaluasi tersebut, dokumen

    Rencana Induk Pelabuhan yang perlu dilakukan perbaikan akan

    diberikan batas waktu perbaikan sampai dengan 2 (dua) bulan dari

    tanggal diterbitkannya surat Direktur Pelabuhan dan Pengerukan

    kepada Penyelenggara Pelabuhan tentang penyampaian perbaikandokumen Rencana Induk Pelabuhan.

    Dokumen Rencana Induk Pelabuhan dimaksud adalah dokumen

    Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) yang berisikan ringkasan

    komprehensif dari Studi Rencana Induk Pelabuhan.

    Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan menyiapkan Rancangan

    Peraturan Menteri Perhubungan (RPM) tentang penetapan Rencana

    Induk Pelabuhan dimaksud. RPM dan dokumen Rencana Induk

    Pelabuhan (sebagai lampiran) akan disampaikan kepada Menteri

    Perhubungan Cq. Sekretaris Jenderal.

    Sekretaris Jenderal akan mengevaluasi RPM dan dokumen Rencana

    Induk Pelabuhan dimaksud untuk proses penetapannya oleh Menteri

    Perhubungan.

    Rencana Induk Pelabuhan yang telah ditetapkan oleh Menteri

    Perhubungan akan dilegalisasi (dilembar negarakan) di Kementerian

    Hukum dan HAM.

    Selanjutnya Rencana Induk Pelabuhan dimaksud akan diserahkan

    kepada Penyelenggara Pelabuhan sebagai aset barang tak berwujud

    dan dipublikasikan di website Kementerian Perhubungan.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    41/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 41

    3.2 Prosedur Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Pengumpan

    Regional

    Penyelenggara Pelabuhan mengajukan permohonan penetapan

    Rencana Induk Pelabuhan kepada Gubernur dengan dilengkapi

    rekomendasi kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah dari

    Bupati/Walikota dan persetujuan teknis dari Direktorat Jenderal

    Perhubungan Laut.

    Pemerintah Provinsi akan mengevaluasi dokumen Rencana IndukPelabuhan. Dari hasil evaluasi tersebut, Penyelenggara Pelabuhan

    SURAT PERMOHONAN PENETAPANPENYELENGGARA PELABUHAN PENGUMPAN REGIONAL

    GUBERNUR

    PERBAIKAN

    REKOMENDASI

    BUPATI/WALIKOTA

    PERSETUJUAN TEKNIS DJPL

    PENETAPAN

    GUBERNUR

    DISERAHKAN KEPADA

    PENYELENGGARA PELABUHAN

    DISERAHKAN KEPADA

    KEMENTERIAN PERHUBUNGANCq. DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

    EVALUASI PERMOHONAN

    PENETAPAN RENCANA

    INDUK PELABUHAN

    PEMERINTAH PROVINSI

    TIDAK

    YA

    Gambar 3.2.1 Skema Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Pengumpan Regional

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    42/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 42

    harus menyampaikan perbaikan dokumen Rencana Induk Pelabuhan

    dimaksud.

    Dokumen Rencana Induk Pelabuhan dimaksud adalah dokumen

    Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) yang berisikan ringkasan

    komprehensif dari Studi Rencana Induk Pelabuhan.

    Rencana Induk Pelabuhan yang telah ditetapkan oleh Gubernur akan

    diperdakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Selanjutnya Rencana Induk Pelabuhan dimaksud akan diserahkan

    kepada Penyelenggara Pelabuhan sebagai aset barang tak berwujuddan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Cq.

    Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    43/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 43

    3.3 Prosedur Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Pengumpan Lokal

    Penyelenggara Pelabuhan mengajukan permohonan penetapan

    Rencana Induk Pelabuhan kepada Bupati/Walikota setelah

    mendapatkan persetujuan teknis dari Direktorat Jenderal

    Perhubungan Laut.

    Pemerintah Kabupaten/Kota akan mengevaluasi dokumen Rencana

    Induk Pelabuhan. Dari hasil evaluasi tersebut, Penyelenggara

    Pelabuhan harus menyampaikan perbaikan dokumen Rencana Induk

    Pelabuhan dimaksud.

    SURAT PERMOHONAN PENETAPAN

    PENYELENGGARA PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL

    BUPATI / WALIKOTA

    PERBAIKAN

    PENETAPAN

    BUPATI/WALIKOTA

    DISERAHKAN KEPADA

    PENYELENGGARA PELABUHAN

    DISERAHKAN KEPADA

    KEMENTERIAN PERHUBUNGANCq. DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

    PERSETUJUAN TEKNIS DJPL

    EVALUASI PERMOHONAN

    PENETAPAN RENCANA

    INDUK PELABUHAN

    PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

    YA

    TIDAK

    Gambar 3.3.1 Skema Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Pengumpan Lokal

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    44/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 44

    Dokumen Rencana Induk Pelabuhan dimaksud adalah dokumen

    Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) yang berisikan ringkasan

    komprehensif dari Studi Rencana Induk Pelabuhan.

    Rencana Induk Pelabuhan yang telah ditetapkan oleh

    Bupati/Walikota akan diperdakan sesuai dengan peraturan yang

    berlaku.

    Selanjutnya Rencana Induk Pelabuhan dimaksud akan diserahkan

    kepada Penyelenggara Pelabuhan sebagai aset barang tak berwujud

    dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Cq.Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    45/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 45

    BAB IV

    PENUTUP

    Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman/panduan dalam

    penyusunan Rencana Induk Pelabuhan yang ditetapkan berdasarkan

    peraturan yang berlaku untuk dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan

    penuh tanggung jawab.

    Petujuk Teknis ini dapat ditinjau ulang dan dilakukanpenyempurnaan untuk keperluan penyusunan, penetapan dan tinjau

    ulangRencana Induk Pelabuhan.

    Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk teknis ini akan diatur lebih

    lanjut sesuai dengan kebutuhan.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    46/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 46

    LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 CONTOH FORM SURVEY DAN WAWANCARA

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    47/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 47

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    48/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 48

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    49/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 49

    LAMPIRAN 2 CONTOH COVER EXECUTIVE SUMMARY

    Contoh Cover Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Priok

    LAMPIRAN 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN PERAIRAN (CEKKKK!!)

    1. Areal alur pelayaran dari dan ke pelabuhan.

    No.

    Kondisi Alur Lebar Alur

    1. Satu Jalur kapal tidak berpapasan 5 W

    2.Dua jalur dan alur relatif

    panjang

    kapal sering berpapasan (frekuensi

    lalu lintas kapal cukup banyak)7 W + 30 M

    kapal jarang berpapasan (frekuensi

    lalu lintas kapal relatif sedikit)4 W + 30 M

    3. Dua jalur dan alur melengkungkapal sering berpapasan 9 W + 30 M

    kapal jarang berpapasan 6 W + 30 M

    Ket : W = lebar kapal rencana (dalam meter)

    2. Areal tempat berlabuh.Areal tempat berlabuh dihitung untuk masing-masing jenis kapal dan kegiatanyang dilayani di pelabuhan. Perhitungan kebutuhan area labuh akantergantung pada dimensi kapal yang direncanakan, estimasi rata-rata jumlahkapal yang menunggu di area labuh, dan ketersediaan lahan perairan untulokasi labuh kapal. Estimasi jumlah kapal yang menunggu dapat dihitungdengan menggunakan pendekatan metode antrian, model simulasi, dan lainlain.

    AREALTEMPAT

    BERLABUH

    RRLD

    =:::

    L + 6D + 30 METERJari-jari areal untuk labuh per kapalPanjang kapal yang berlabuhKedalaman air

    Luas areal berlabuh = jumlah kapal x x R2

    3. Areal alih muat kapal (masuk rumus)Areal alih muat kapal harus dihitung untuk pelabuhan yang membutuhkankegiatan alih muat antar kapal dan memiliki perairan yang memungkinkankegiatan alih muat antar kapal. Kebutuhan ruang alih muat kapal dihitungdengan menggunakan rumus :

    AREAL

    ALIH MUATKAPAL

    R

    RLD

    =

    :::

    L + 6D + 30 METER

    Jari-jari areal untuk labuh per kapalPanjang kapal yang berlabuhKedalaman air

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    50/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 50

    Luas areal Alih Muat Kapal = jumlah kapal x

    x R2

    4. Areal tempat sandar kapal (masuk rumus)AREAL

    TEMPAT SANDARKAPAL

    A

    A

    L

    =

    :

    :

    1,8L x 1,5L

    luas perairan untuk tempat sandakapal per 1 kapalPanjang kapal

    Luas Areal Tempat Sandar Kapal = jumlahkapal x A

    5. Areal kolam putar (masuk rumus)AREAL

    KOLAM PUTARDDL

    =::

    2 Ldiameter areal kolam putarPanjang kapal maksimum

    Luas areal Kolam Putar = jumlah kapal x ( x

    D2

    )/4

    6. Areal pemanduan dan penundaan (masuk rumus)AREAL

    PEMANDUAN DANPENUNDAAN

    AWAWL

    B

    ==:::

    :

    W X L9B + 30 METERluas areal alurlebar alurpanjang alur pemanduan danpenundaanlebar kapal maksimum

    7. Areal keperluan keadaan darurat.

    AREALKEPERLUAN

    KEADAANDARURAT

    Faktor yang perlu diperhatikan adalahkecelakaan kapal, kebakaran kapal, kapalkandas dan lain-lain. Salvage arediperkirakan luasnya 50% dari luas arealpindah labuh kapal.

    8. Alur Pelayaran.AREAL ALUR

    PELAYARAN DARIDAN KE PELABUHAN

    AWAWL

    D

    ==:::

    :

    W x L9B + 30 MeterLuas areal lautLebar alurPanjang alur (draft kapal d > 1,1D)Full draft kapalLebar kapal maksimum

    9. Fairway.AREAL ALUR

    PELAYARAN DARIDAN KE

    PELABUHAN

    AWAWL

    D

    ==:::

    :

    W x L9B + 30 MeterLuas areal lautLebar alurPanjang alur (draft kapal d > 1,1D)

    Full draft kapalLebar kapal maksimum

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    51/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 51

    10. Areal pindah labuh kapal (masukkan rumus).Areal pindah labuh kapal harus dihitung pada pelabuhan yang membutuhkankegiatan pindah labuh kapal dan memiliki perairan yang memungkinkan.

    AREALPINDAH LABUH

    KAPAL

    RRLD

    =:::

    L + 6D + 30 METERJari-jari areal untuk pindah labuhkapalPanjang kapal maksimumKedalaman air

    Luas areal Pindah Labuh kapal = jumlahkapal x A

    11. Areal percobaan berlayar (masukkan rumus)Areal percobaan berlayar harus dihitung pada pelabuhan yang memilikifasilitas dok untuk perbaikan/pembangunan kapal baru dan memiliki perairanyang memungkinkan untuk kegiatan percobaan berlayar.

    AREALPERCOBAANBERLAYAR

    Faktor yang perlu diperhatikan adalahukuran kapal rencana

    12. Areal perairan wajib pandu.AREAL

    PERAIRAN WAJIBPANDU

    Faktor yang perlu diperhatikan adalahkondisi alur, ukuran kapal dan kunjungankapal

    13. Areal fasilitas pembangunan dan pemeliharaan.AREAL

    FASILITASPEMBANGUNAN DAN

    PEMELIHARAAN

    Faktor yang perlu diperhatikan adalahukuran kapal maksimum yangdibangun atau diperbaiki

    14. Areal kolam putar (masukkan.)Perhitungan Kolam Untuk Berlabuh dengan Jangkar dan Buoy(Anchorrage Area)

    No. Tujuan Berlabuh Metode BertambatKondisi Laut

    dan Angin

    Radius/jari-jari dalam

    meter

    1.

    Menunggu di

    laut (off shore)dengan jangkar

    pada satu titik (swinging

    mooring)Baik L + 6D

    Buruk L + 6D + 30 M

    pada dua titik (mooring with

    two anchors)Baik L + 4,5D

    Buruk L + 4,5D + 30 M

    2.

    Menunggu di

    laut (off shore)

    dengan Buoy

    pada dua titik (mooring with

    two anchors front and rear)

    Pola segi empat panjang L

    + 50 M dimana L/2

    pada satu titik buoy L + 25 M

    Ket : D = kedalaman laut

    L = panjang kapal

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    52/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 52

    LAMPIRAN 4 CONTOH TABEL EKSISITNG

    Fasilitas yang Ada Ukuran Keterangan

    Total Area Daratan

    Dermaga

    1.25 Ha.

    120 m x 12 m Struktur beton dengan pondasi tiang pancang baja,

    dibangun tahun 1997, kedalaman minimum -9 m LWS

    Trestel 42 m x 6 m Struktur beton dengan pondasi tiang pancang baja

    Causeway 28 m x 9 m 2 buah, konstruksi batu bulat

    Talud 320 m Bagian atas merupakan campuran batu dan beton

    Kantor Pelabuhan 16 m x 10 m Kondisi baik

    Rumah Dinas 15 m x 5 m Kondisi baik

    Terminal penumpang 30 m x 25 m Kondisi baik

    Gudang 30 m x 20 m Kondisi baik

    Pos Jaga 3 m x 3 m Kondisi baik

    Lapangan Peti Kemas 3300 m2

    Kondisi baik

    Lapangan Penumpukan 1500 m2

    Kondisi baik

    Jalan Width = 6 m,

    length = 200 m

    Kondisi baik

    Area Parkir 1200 m2

    Aspal, kondisi baik

    Rumah Generator 6 m x 6 m Kondisi baik

    Bak Air 50 m3/jam PDAM, akan diganti dengan bak air kapasitas 600 m3/jam

    Pagar 320 m BRC

    Sarana Bantu Navigasi

    Pelayaran

    Satu Lampu Pelabuhan, satu Light Buoy, empat Light

    House

    Tenaga Listrik 55 KVA PLN

    Telepon PT Telkom

    SRP/ Stasiun Radio SSBContoh Fasilitas Eksisting Pelabuhan Anggrek Tahun 2005

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    53/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 53

    LAMPIRAN 5.a CONTOH TABEL REKAP TAHAPAN PENGEMBANGAN

    KEGIATAN SATUAN

    PENTAHAPANJANGKA

    PENDEK

    JANGKA

    MENENGAH

    JANGKA

    PANJANG2012-2016 2012-2021 2012-2031

    Terminal Kontainer

    Dermaga *) Panjang m 1.000 12.000 19.000

    *) Lebar m 50 50 50

    Lapangan Petikemas (CY) Ha 50 633 983

    Depo Petikemas Ha 41,02 70,9 114,50

    Trestle m 5.020 5.020 5.020

    Terminal Mul t ipurpos e

    Dermaga m 200 200 200

    Fasilitas penumpukan Ha 8,20 10,50 15,40

    Trestle m 2.376 2.376 2.376

    Terminal Curah Cair

    Breasting Dolphin Berth 1 2 2

    Fasilitas pendukung curah cair Ha 36,7 36,7 44,26

    Trestle m 2.370 2.379 2.379

    Terminal Curah Kering

    Dermaga *) Panjang m - 1.000 2.000

    *) Lebar m - 50 50

    Fasilitas pendukung curah kering Ha - 83 133

    Perkantoran

    Area Perkantoran Ha 4,99 4,99 4,99

    Contoh Tahapan Rencana Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung

    LAMPIRAN 5.b CONTOH TABEL REKAP TAHAPAN PENGEMBANGAN

    Fasilitas Satuan EKSISTING

    JANGKA

    PENDEK

    (2005-2010)

    JANGKA

    MENENGAH

    (2005-2015)

    JANGKA

    PANJANG

    (2005-2025)

    Terminal Multipurpose

    1 Total Panjang Dermaga m 120 210 210 300

    2 Penambahan Trestel m 42 X 6 2 x 63 x 10 - 63 x 10

    3 Penambahan Area Reklamasi m2 29,850 - 17500

    4 Penambahan Lapangan Petikemas m2 3300 26,250 - 17,500

    5 Penambahan CFS m2 1,200 - 1,200

    6 Pengadaan Fork-Lift kapasitas 5 ton nos 5 - 3

    7 Pengadaan Fork-Lift kapasitas 30 ton nos 8 1 1

    8 Penambahan Pagar m 540 275 -

    9 Penambahan Gerbang nos 2 - -

    10 Penambahan Jalan m 70 - -

    Terminal Barang Curah

    1 Total Panjang Dermaga m 200 200 200

    2 Penambahan Trestel m 63 x 10 - -3 Penambahan Area Reklamasi m2 18,060 20,250 -

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    54/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 54

    4Penambahan Lapangan Barang Curah

    (Jagung)m2 14,570 16,650 -

    5 Penambahan Area Muat untuk Truk m2 975 1,200 -

    6 Pengadaan Ship Loader (1,000 ton/jam) nos 1 - 1

    7 Penambahan Silo nos 36 48 72

    8Penambahan Fasilitas Pengeringan

    Jagung (2,500 bph)nos 4 3 3

    9 Penambahan Konveyer m 1,775 585 735

    10 Penambahan Pagar m 300 230 -

    11 Penambahan Gerbang nos 4 - -

    12 Timbangan Truk nos 3 - -

    13 Penambahan Jalan m 100 - -

    14 Kantor Terminal Dermaga Barang Curah m2 1,600 - -

    15 Ruang Perawatan Peralatan m2 684 - 360

    16 Ruang Kontrol Utama m2 384 - 384

    17 Ruang Kontrol m2 144 - 144

    LAMPIRAN 6 CONTOH TABEL ZONASI PERAIRAN

    No Nama Areal Luas (Ha)

    1 Areal Labuh 567.7

    2 Areal Alih Muat Kapal 203.65

    3 Kolam Putar 74.15

    4 Areal Pemanduan/Penundaan 158.10

    5 Areal Pindah Labuh Kapal 142.20

    6 Areal Darurat 71.10

    7 Areal Kapal Rusak/Mati 230.43

    8 Areal Karantina 206.82

    9 Areal Percobaan Berlayar 52.82

    10 Areal Pembangunan dan Pemeliharaan Kapal 35.86

    11 Areal Sandar 265.05

    Jumlah Luasan Minimum 2,007.88

    Contoh Luasan Zonasi Perairan Pelabuhan Belawan

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    55/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 55

    LAMPIRAN 7 CONTOH PETA PENGEMBANGAN PER TAHAPAN

    Contoh Rencana Pengembangan Jangka Pendek Terminal Kalibaru

    Contoh Rencana Pengembangan Jangka MenengahTerminal Kalibaru

    Contoh Rencana Pengembangan Jangka PanjangTerminal Kalibaru

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    56/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 56

    LAMPIRAN 8 CONTOH RANCANGAN DLKR DAN DLKP

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    57/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 57

    LAMPIRAN 9 CONTOH USULAN PENYUSUNAN RIP

    Nomor : (nama tempat), (Tanggal-Bulan-Tahun)

    Klasifikasi :Lampiran :

    Perihal : Usulan Penyusunan Rencana Kepada:

    Induk Pelabuhan (nama Pelabuhan)

    Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

    Cq. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan

    di

    J A K A R T A

    1. Menunjuk Peraturan Pemerintah RI Nomor 61 Tahun 2009 tentang

    Kepelabuhanan bahwa setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk

    Pelabuhan, dengan ini disampaikan bahwa sampai saat ini Pelabuhan

    (nama Pelabuhan), Kabupaten (nama Kabupaten) Provinsi (nama

    Provinsi) belum memiliki Rencana Induk Pelabuhan.

    2. Berkenaan dengan butir 1 (satu) tersebut di atas, dengan hormat

    diusulkan agar kegiatan studi penyusunan Rencana Induk Pelabuhan

    (nama Pelabuhan) dapat ditampung / dimasukkan dalam program

    kegiatan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun Anggaran (tahunanggaran)

    3. Demikian disampaikan untuk proses lebih lanjut, atas perhatian dankerjasamanya diucapkan terima kasih.

    Tembusan: Sekretaris Direktorat Jenderal

    Perhubungan Laut.

    PENYELENGGARA PELABUHAN (namaPelabuhan)

    ..Pangkat (Gol)

    NIP.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    58/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 58

    LAMPIRAN 10 CONTOH PERMOHONAN REKOMENDASI

    Nomor : (nama tempat), (Tanggal-Bulan-Tahun)Klasifikasi :

    Lampiran :Perihal : Permohonan Rekomendasi Rencana Kepada:

    Induk Pelabuhan (nama Pelabuhan)Yth. Gubernur/Walikota/Bupati

    (nama Provinsi/Kota/Kabupaten)

    diTEMPAT

    1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaranpasal 73 ayat (1) bahwa setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk

    Pelabuhan, dan pada pasal 76 disebutkan pula bahwa penetapanRencana Induk Pelabuhan harus sesuai dengan Rencana Tata RuangWilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

    2. Pelabuhan (nama Pelabuhan) sesuai dengan hierarki peran dan fungsidalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalahpelabuhan (Utama/Pengumpul/Pengumpan Regional) yangpenetapannya oleh (Menteri Perhubungan/Gubernur).

    3. Rencana Induk Pelabuhan (nama Pelabuhan) dipergunakan sebagaiacuan dalam pelaksanaan program pembangunan dan pengembangan

    pelabuhan sebagai salah satu sarana penunjang perekonomian diKabupaten/Kota khususnya dan Provinsi pada umumnya.

    4. Berkenaan dengan butir-butir tersebut di atas, mohon kiranya (bapak/ibu)(Gubernur, Bupati/Walikota) dapat memberikan rekomendasi kesesuaian

    Rencana Induk Pelabuhan (nama Pelabuhan) dengan Rencana TataRuang Wilayah (Provinsi/Kota/Kabupaten).

    5. Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan, atas perkenan(Bapak/Ibu) (Gubernur/Bupati/Walikota) diucapkan terima kasih.

    Tembusan:1. Direktur Jenderal Perhubungan Laut

    Kementerian Perhubungan;2. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan,

    Ditjen Hubla.

    PENYELENGGARA PELABUHAN (namaPelabuhan)

    ..Pangkat (Gol)

    NIP.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    59/60

    Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan 59

    LAMPIRAN 11 CONTOH REKOMENDASI DARI PEMERINTAH DAERAH UNTUK

    PENETAPAN RIP UTAMA/PENGUMPUL

    Nomor : (nama tempat), (Tanggal-Bulan-Tahun)Klasifikasi :

    Lampiran :Perihal : Rekomendasi Rencana Kepada:

    Induk Pelabuhan (nama pelabuhan)Yth. MENTERI PERHUBUNGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    di

    TEMPAT

    1. Menindaklanjuti surat Kepala Kantor (OtoritasPelabuhan/Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan/Unit Penyelenggara

    Pelabuhan) (lokasi pelabuhan) Nomor (nomor surat) tanggal (tanggalsurat) tentang (perihal surat), dengan hormat dapat kami sampaikansebagai berikut:a. Rencana Induk Pelabuhan (lokasi pelabuhan) diperlukan untuk

    mendukung pengembangan Pelabuhan (lokasi pelabuhan) sebagaisalah satu sarana penunjang perekonomian di Kabupaten/Kota(nama Kabupaten/Kota) khususnya dan Provinsi (nama Provinsi)pada umumnya;

    b. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor (nomor perda) Tanggal(tanggal perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah(Provinsi/Kota/Kabupaten), dapat disampaikan bahwa Pemerintah(Provinsi/Kota/Kabupaten) telah menetapkan lokasi Pelabuhan

    (nama Pelabuhan) berada pada peruntukan kawasan pelabuhan;

    2. Sesuai dengan butir 1 (satu) di atas, Pemerintah(Provinsi/Kota/Kabupaten) memberikan rekomendasi kesesuaianRencana Tata Ruang Wilayah (Provinsi/Walikota/Kabupaten) untukRencana Induk Pelabuhan (nama Pelabuhan).

    3. Berkenaan dengan hal tersebut di atas maka pada prinsipnya Pemerintah(Provinsi/Walikota/Kabupaten) mendukung penyusunan Rencana IndukPelabuhan (nama Pelabuhan).

    4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkanterima kasih.

    Tembusan:1. Direktur Jenderal Perhubungan Laut,

    Kementerian Perhubungan;2. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan,

    Ditjen Hubla;3. Kepala Kantor (Otoritas

    Pelabuhan/Kesyahbandaran dan OtoritasPelabuhan/Unit PenyelenggaraPelabuhan.

    GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI

    ..Pangkat (Gol)

    NIP.

  • 7/24/2019 06. Juknis Penyusunan Rip Rev 210214

    60/60

    LAMPIRAN 12 CONTOH REKOMENDASI DARI PEMERINTAH DAERAH UNTUK

    PENETAPAN RIP PENGUMPAN REGIONAL/PENGUMPAN LOKAL

    Nomor : (nama tempat), (Tanggal-Bulan-Tahun)Klasifikasi :

    Lampiran :Perihal : Rekomendasi Rencana Kepada:

    Induk Pelabuhan (nama pelabuhan)Yth. (GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI)

    di

    TEMPAT

    1. Menindaklanjuti surat Kepala Kantor (Kesyahbandaran dan OtoritasPelabuhan/Unit Penyelenggara Pelabuhan) (lokasi pelabuhan) Nomor(nomor surat) tanggal (tanggal surat) tentang (perihal surat), dengan

    hormat dapat kami sampaikan sebagai berikut:c. Rencana Induk Pelabuhan (lokasi pelabuhan) diperlukan untukmendukung pengembangan Pelabuhan (lokasi pelabuhan) sebagaisalah satu sarana penunjang perekonomian di Kabupaten/Kota(nama Kabupaten/Kota);

    d. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor (nomor perda) Tanggal(tanggal perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah(Kota/Kabupaten), dapat disampaikan bahwa Pemerintah(Kota/Kabupaten) telah menetapkan lokasi Pelabuhan (namaPelabuhan) berada pada peruntukan kawasan pelabuhan;

    2. Sesuai dengan butir 1 (satu) di atas, Pemerintah (Kota/Kabupaten)memberikan rekomendasi kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah(Walikota/Kabupaten) untuk Rencana Induk Pelabuhan (namaPelabuhan).

    3. Berkenaan dengan hal tersebut di atas maka pada prinsipnya Pemerintah(Walikota/Kabupaten) mendukung penyusunan Rencana IndukPelabuhan (nama Pelabuhan).

    4. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkanterima kasih.

    Tembusan:1. Direktur Jenderal Perhubungan Laut,

    Kementerian Perhubungan;2. Direktur Pelabuhan dan Pengerukan,

    Ditjen Hubla;3 K l K t (Ot it

    GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI

    ..Pangkat (Gol)

    NIP.