04_manfaat treasury single account

Upload: hadiyani-zahra-scudex

Post on 12-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tsa

TRANSCRIPT

TSA dan Penyempurnaan Manajemen KasOleh : Abdul Gofar

Praktisi Perbendaharaan Negara(dimuat di harian Media Indonesia 17 September 2007) Untuk mencegah idle money atau uang negara yang mengendap di perbankan dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pemerintah menerapkan sistem treasury single account (TSA) atau pengelolaan kas negara yang ditempatkan pada rekening tunggal. Melalui penerapan sistem TSA ini, seluruh penerimaan dan pengeluaran negara dikelola dalam satu rekening kas umum negara (RKUN). Menurut penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara penandatanganan kontrak kerja antara Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan beberapa Bank Operasional I (pemenang tender) di Depkeu pada 5 September lalu, dengan adanya sistem ini, tidak ada lagi uang yang mengendap atau tercecer di perbankan dan BI. Pengelolaan cash money kita jadi lebih efisien (Media Indonesia, 7 September). TSA atau sistem rekening tunggal pemerintah yang merupakan salah satu prasyarat terciptanya pengelolaan kas negara yang efisien (efficient cash management) diadopsi dari berbagai praktik yang sudah berjalan baik (best practices) di beberapa negara maju didunia. Hal penting yang harus dilakukan dalam penerapan TSA adalah keharusan bagi pemerintah untuk hanya memiliki satu rekening kas umum negara atau rekening tunggal pemerintah pada Bank Sentral sebagai tempat penyimpanan seluruh dana dari penerimaan negara guna membiayai seluruh transaksi pengeluaran negara. Melalui penyederhanaan struktur dan jumlah rekening untuk penerimaan dan pengeluaran negara dalam satu rekening tunggal, maka pengendalian dan kontrol penggunaannya dapat dengan mudah dilakukan oleh otoritas perbendaharaan dalam hal ini Menkeu selaku bendahara umum negara (BUN). Ibaratnya, hanya dengan menekan satu tombol, keseluruhan arus keluar masuknya dana ( cash inflow and cash outflow) dan berapa saldo (balance) yang masih ada pada rekening tunggal pemerintah dapat dimonitor dengan mudah.

Latar Belakang Hingga saat ini pengelolaan kas di negara kita belum berjalan optimal. Mekanisme pencairan dana pemerintah masih mengacu pada pola tradisional sehingga dapat dikatakan belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam pemanfaatan dana kas yang ada. Terutama jika dibandingkan dengan praktik pengelolaan kas yang telah dilaksanakan dibeberapa negara maju. Hal tersebut ditandai dengan masih banyaknya rekening-rekening penerimaan dan pengeluaran yang tersebar di banyak bank di seluruh Indonesia. Dampaknya, otoritas perbendaharaan sulit mengetahui jumlah uang yang dimliki pemerintah secara cepat dan tepat, sehingga menjadi kendala dalam penyusunan perencanaan kas yang baik. Dengan masih banyaknya rekening-rekening pemerintah yang tersebar diberbagai bank, terlebih masih belum terintegrasi dalam satu sistem kontrol oleh otoritas perbendaharaan, akan mengakibatkan timbulnya inefisiensi dana kas.

Inefisiensi dana kas akan berwujud seperti tingginya biaya pengelolaan rekening dan adanya pengendapan atau penumpukan dana menganggur (idle money) pada beberapa rekening yang tidak dapat dipantau langsung. Jika hal seperti ini masih terjadi dan tidak dapat dihindari, akan mendorong kemungkinan munculnya penyalahgunaan atau penyimpangan dalam pengelolaan dana-dana tersebut (fraud, waste and abuse). Dihadapkan dengan keterbatasan sumber daya keuangan dan dalam rangka lebih mendayagunakan sumber-sumber dana yang relatif terbatas, Menkeu selaku BUN dituntut untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan dana kas melalui upaya penyempurnaan manajemen kas dan prosedur pencairan dana agar lebih efektif dan efisien, mengingat :

1) dana kas adalah sumber dana keuangan yang mahal karena kesempatan untuk mendapatkan dana murah atau pinjaman dengan bunga rendah sudah tidak dimungkinkan lagi . 2) tidak efisien dalam pengelolaan dana kas akan meningkatkan biaya penyediaan barang/layanan publik dan menimbulkan masalah bagi manajemen keuangan.

Penyempurnaan Manajemen Kas Penerapan sistem TSA dalam pengelolaan penerimaan dan pengeluaran negara merupakan langkah awal menuju terciptanya manajemen kas yang lebih baik. Berbagai kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam pengelolaan kas di negara kita harus segera diperbaiki melalui penerapan konsep TSA dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perlu segera dilakukan konsolidasi terhadap seluruh rekening-rekening pemerintah ke dalam Rekening Kas Umum Negara (RKUN) di Bank Indonesia (BI), baik untuk penerimaan maupun pengeluaran. Terhadap uang yang berada di BI atau bank umum mendapatkan bunga/jasa giro sesuai tingkat bunga pasar yang berlaku umum ;

2. Penerapan saldo nihil harian (zero balance) atas rekening-rekening pemerintah yang berada pada bank umum di luar BI. Semua penerimaan negara harus dilimpahkan ke RKUN setiap hari sehingga saldo pada bank umum menjadi nihil dan penyediaan dana untuk pembayaran kepada pihak yang berhak dilakukan pada saat diperlukan, sehingga tidak ada dana yang mengendap di perbankan;

3. Meminimalisir cash float dan idle cash;

4. Melakukan investasi yang bebas resiko atas dana yang berasal dari surplus kas pada instrument moneter yang aman dan menguntungkan.

Apabila langkah-langkah tersebut diatas dapat dilaksanakan dengan baik, diharapkan pengendalian dan kontrol penggunaan seluruh dana kas dapat dengan mudah dilakukan oleh otoritas perbendaharaan, dalam hal ini Menkeu selaku BUN. Dengan demikian, tidak ada lagi uang yang mengendap di perbankan dan BI karena pengelolaan kas telah dilakukan secara lebih efisien. Atau dengan kata lain, setiap rupiah dana kas milik pemerintah dapat dikelola secara optimal.Semoga.***