01 tugas matakuliah sejarah kewirausahaan

Upload: rizqie-novita-sari

Post on 16-Jul-2015

129 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATAKULIAH SEJARAH KEWIRAUSAHAANNAMA KELAS NIM : RIZQIE NOVITA SARI :B : 094284038

Soal: Mengapa matakuliah kewirausahaan diberikan dalam perkuliahan? Jawaban: Matakuliah kewirausahaan diberikan dalam perkuliahan di perguruan tinggi dikarenakan latar belakang situasi pada tahun 1998, dimana Indonesia terkena dampak dari adanya krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997. Krisis yang melanda Indonesia menjadi awal terpuruknya Indonesia tidak hanya dalam bidang ekonomi, hal ini juga terilhat dalam bidang poltik dimana terlihat keburukan dari pemerintahan Soeharto. Dalam bidang ekonomi nilai tukar rupiah semakin melemah, inflasi tidak terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang kurang berkembang. Hal inilah yang membawa dampak pada runtuhnya system ekonomi yang telah ditata melalu PELITA oleh pemerintahan masa Soeharto. Dampak dari krisis ekonomi tersebut adalah adanya perusahaan-perusahaan yang gulung tikar (bangkrut) sehingga menyebabkan banyaknya pekerja yang ter-PHK secara massal demi menyelamatkan perusahaan. Serta kurang terserapnya tenaga kerja di semua sector perekonomian sehingga menyebabkan banyaknya pengangguran di Indonesia. Berdasarkan data dari BAPPENAS tahun 2006 dan dara BAPPENAS sampai Agustus 2007, dapat diketahui tingkat pengangguran terbuka yaitu:Berdasarkan data Sakernas 2006, angka TPT pemuda tingkat nasional sebesar 17,65 persen, dengan TPT lakilaki sebesar 15,2 persen dan perempuan 21,67 persen. Sementara jika dilihat berdasarkan wilayah, TPT pemuda di perkotaan lebih besar dibandingkan pemuda di perdesaan, yaitu 20,83 persen dan 15,16 persen. Berdasarkan data Sakernas sampai Agustus 2007, Angka TPT pemuda tingkat nasional menurun menjadi 15,30 persen, dengan TPT lakilaki 13,52 persen dan perempuan 18,20 persen. Sementara TPT pemuda di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan TPT pemuda di perdesaan yaitu 19,70 persen dan 11,71 persen. Berdasarkan data di atas, hampir di seluruh propinsi TPT lakilaki lebih rendah dibandingkan dengan TPT perempuan. Artinya kesempatan kerja bagi pemuda lakilaki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Sementara jika dilihat dari wilayah, pengangguran terbuka pemuda di wilayah perkotaan jauh lebih besar dibandingkan dengan pemuda di wilayah perdesaan. Hal ini dimungkinkan karena tenaga kerja pemuda di perdesaan terserap

1

di sektor pertanian. Menumpuknya pengangguran terbuka pemuda di perkotaan dapat memicu kriminalitas dan konflik sosial.

Pemberian matakuliah ini dimaksudkan untuk mematahkan orientasi para mahasiswa yang setelah lulus hanya untuk mencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja. Rupanya cita-cita seperti ini sudah berlangsung lama terutama di Indonesia dengan berbagai sebab. Jadi, tidak mengherankan jika setiap tahun jumlah orang yang menganggur terus bertambah. Sementara itu, pertumbuhan lapangan kerja semakin sempit. Salah satu cara untuk mengurangi pengangguran yaitu dengan menciptakan wirausaha-wirausaha baru. Hal yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran berwirausaha adalah dengan jalan memasukkan kewirausahaan ke dalam kurikulum perkuliahan. Mata kuliah kewirausahaan diharapkan mampu membantu penanaman mental berwirausaha mahasiswa, memberikan wawasan yang luas tentang seluk beluk dunia usaha, serta mahasiswa dapat merasakan pengalaman langsung dalam berwirausaha sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki mahasiswa. Mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah apalagi di jaman sekarang ini, dengan membuka usaha sendiri paling tidak dapat menghidupi diri sendiri dan juga bisa membantu orang lain. Idealnya seorang mahasiswa harus lebih dimotivasi oleh adanya keinginan berwirausaha daripada hanya sekedar mencari lowongan pekerjaan. Masalah dalam penumbuhan wirausaha baru dapat dikelompokkan dalam aspek masalah individu calon ( ciri, sifat, kepribadian dan potensinya), masalah pembekalan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap melalui proses pembelajaran kewirausahaan, masalah menyiapkan mereka untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku yang sesuai dan mampu mendorong menjadi wirausaha baru yang unggul Masalah individu calon wirausaha yang perlu diperhatikan yaitu pengembangan mental berwirausaha. Mental berwirausaha yaitu jiwa, karakter yang melekat dalam diri seseorang dimana jiwa dan sikap kewirausahaan di awali dari proses kreatif dan inovatif yang dilakukan oleh orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu percaya diri, yakin, optimis, penuh komitmen, berinisiatif, energik, berorientasi hasil, berwawasan ke depan, jiwa kepemimpinan, berani tampil beda, berani mengambil resiko dari perhitungan, dan siap dengan tantangan. Berdasarkan pengertian mental wirausaha dapat disimpulkan inti dari kewirausahaan adalah mental menciptakan sesuatu yang baru melealui berpikir kreatif dan2

inovatif, menciptakan peluang, sehingga memiliki karya dan karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir kreatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan memunculkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru. Melalui proses kreatif dan inovatif dalam kewirausahaan diharapkan dapat , menciptakan nilai tambah baik atas jasa maupun barang. David Osborne & Ted Gaebler (1992) dalam bukunya Reinventing Government, mengemukakan bahwa dalam perkembangan dunia dewasa ini diperlukan adanya pemerintah yang berjiwa kewirausahaan. Dengan memiliki jiwa kewirausahaan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki motivasi, optimism, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.1 Hal ini juga diperlukan oleh semua orang tidak dikhususkan terhadap mahasiswa. Tetapi untuk mahasiswa hal ini diperlukan dengan maksud memberikan nilai tambah bagi lulusan perguruan tinggi sehingga setelah mereka lulus bahkan sebelum lulus, mereka dapat berwirausaha sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia dan dapat membuat lapangan pekerjaan yang dapat menyerap pengangguran. Lulusan inilah yang disebut lulusan bernilai lebih.

Daftar Rujukan: Bappenas. Data Statistis TPT tahun 2006. ________. Data Statistik TPT sampai Agustus tahun 2007. Suryana. 2008. Kewirausahaan, Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: Salemba Empat, 2008) hal 11

1

3