01 energi
DESCRIPTION
EnergiTRANSCRIPT
DIKLAT BERBASIS KOMPETENSIDIKLAT BERBASIS KOMPETENSI
MODUL 1 PENGOPERASIAN (ENERGI)
PT PLN ( Persero )UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
2008
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
DAFTAR ISI
Hal
1. Bentuk Energi. ........................................................................................................ 1
1.1 Energi Potensial. .............................................................................................. 1
1.2 Energi Kinetik ................................................................................................... 1
1.3 Energi Panas.................................................................................................... 1
1.4 Energi Cahaya.................................................................................................. 1
1.5 Energi Suara. ................................................................................................... 1
1.6 Energi Listrik..................................................................................................... 2
1.7 Energi Kimia. .................................................................................................... 2
2. Kerja dan Kuantitas Panas. .................................................................................... 4
2.1 Kerja. ................................................................................................................ 4
2.2 Kerja dan Kuantitas. ......................................................................................... 4
2.3 Temperature dan Kuantitas Panas................................................................... 4
3. Pengaruh Panas Pada zat Padat, Cair, dan Gas. .................................................. 5
4. Prinsip Perpindahan Panas.................................................................................... 7
4.1 Konduksi........................................................................................................... 7
4.2 Konveksi........................................................................................................... 8
4.3 Radiasi. ............................................................................................................ 9
5. Pengukuran Temperatur Tekanan dan Volume. ................................................... 10
5.1 Pengukuran Temperatur. ................................................................................. 10
5.1.1 Termometer. ........................................................................................ 10
5.1.2 Thermokopel dan Temperature Resistansi Detektor ( RTD ) ............... 14
5.2 Pengukuran Tekanan. ...................................................................................... 16
5.3 Hubungan Temperatur, tekanan dan volume................................................... 29
6. Proses Termodinamika........................................................................................... 30
6.1 Proses Termodinamika .................................................................................... 30
TOTO/UNJ/ hr//06
i
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
1. Bentuk Energi.
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dapat
muncul dalam berbagai bentuk :
1.1 Energi Potensial.
Energi potensial adalah ; energi yang dikandung oleh suatu benda/massa yang berada
pada ketinggian tertentu terhadap bidang referensi. Ennergi potensial banyak
dimanfaatkan untuk PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air) dimana energi potensial air diubah
menjadi energi kinetik dan digunakan untuk menggerakkan turbin.
1.2 Energi Kinetik.
Energi kinetik adalah energi yang dikandung oleh suatu benda/massa yang sedang
bergerak. Sbuah mobil yang bergerak mempunyai energi kinetik.
1.3 Energi Panas.
Energi panas berasal dari radiasi matahari. Energi panas juga dihasilkan dari konversi
energi lain seperti : reaksi kimia, gesekan, kompresi, benturan dan sebagianya.
1.4 Energi Cahaya.
Energi cahaya adalah radiasi elektromagnetik yang dapat dilihat seperti sinar matahari,
api, lampu dan sebagainya.
1.5 Energi Suara.
Energi suara berasal dari getaran molekul - molekul udara. Getaran tersebut dapat
dipindahkan dari satu tempat ketempat lain. Energi suara dapat dirasakan oleh telinga
manusia akibat adanya getaran dari udara sekeliling.
TOTO/UNJ/ hr//06
1
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
1.6 Energi Listrik.
Energi listrik dapat dibagi enjadi 2 kelompok :
• Arus listrik yang dibawa oleh elektron - elektron yaitu arus aliran elektron seperti
dalam rangkaian listrik.
• Listrik statis yang dihasilkan dengan cara menggosok batang kaca dengan kain.
1.7 Energi Kimia.
Banyak jenis reaksi kimia yang berlangsung dengan menghasilkan energi panas. Satu
diantaranya adalah pembakaran. Jika unsur - unsur didalam batubara bereaksi dengan
oksigen yang ada dalam udara, maka akan dilepaskan energi panas dalam jumlah yang
cukup besar. Dalam hal ini, energi yang terkandung dalam bahan bakar dikonversikan
menjadi energi panas. Energi dalam bahan bakar disebut energi kimia.
• Hukum Kekekalan Energi. Pengertian.
Hukum kekekalan energi (Hukum Termodinamika I) menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan atau dihancurkan tetapi dapat berubah bentuk (dari bentuk atau
dihancurkan tetapi dapat berubah bentuk (dari bentuk energi yang satu ke bentuk
energi yang lain).
Proses Perubahan Energi.
Proses perubahan energi dari energi yang dikandung oleh bahan bakar baik berupa
solar, residu maupun batubara pada PLTU menjadi energi listrik mengalami
beberapa proses. Bahan bakar yang merupakan bentuk dari energi kimia dirubahkan
dalam ruang bakar menjadi energi panas.
Energi panas tersebut diterima oleh air sehingga air tersebut berubah wujud menjdi
uap. Uap yang mempunyai energi panas selanjutnya mendorong sudu - sudu turbin
sehingga menjadi energi kinetik. Sudu - sudu turbin memutar poros turbin memutar
poros turbin poros generator. Putar poros generator (rotor) mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik.
TOTO/UNJ/ hr//06
2
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
3
Energi Kimia + Energi Kalor + Energi Mekanik = Energi Listrik
Bahan Bakar Mengubah energi
+ Kalor + Air U a p mekanik menjadi
U d a r a energi listrik Tangki Bahan K e t e l Turbin Generator Bakar.
Gambar. 1. Proses Perubahan Energi Pada PLTU.
TOTO/UNJ/ hr//06
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
2. Kerja dan Kuantitas Panas.
2.1 Kerja.
Dari mekanika kerja adalah hasil perkalian gaya dengan jarak. Apabila suatu benda
dikenai gaya, sehingga benda tersebut berpindah tempat maka dikatakan bahwa benda
tersebut telah melakukan suatu KERJA. Besarnya kerja yang dilakukan oleh gaya
tersebut terhadap benda adalah sebanding dengan besarnya gaya yang diberikan
kepada benda, serta besarnya jarak yang ditempuh oleh benda tersebut. Bila gaya dan
satuannya meter (m), maka kerja satuannya Newton meter (Nm) = Joule (J).
2.2 Kerja dan Kuantitas.
Kerja adalah kemampuan untuk melakukan usaha, sedangkan kualitas panas adalah
kulaitas yang digunakan untuk melakukan usaha tersebut, diukur dalam satuan Joule.
Sebagai contoh : sudu turbin memutar poros, untuk membangkitkan listrik pada
generator. Sudu turbin tersebut melakukan kerja. Untuk memutar poros tersebut
diperlukan sejumlah panas (kuantitas panas).
2.3 Temperature dan Kuantitas Panas.
Temperatur adalah tingkat atau sederajat dari panas. Alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya temperatur disebut thermometer. Standard satuan temperatur yaitu
derajat Celcius dan Fahrenheit.
Kuantitas panas adalah banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
pada sejumlah massa zat tertentu. Atau kualitas panas adalah hasil kali dari massa zat
dikalikan panas jenis zat dan diklaikan kenaikkan temperatur. Satuan kuantitas panas
adalah kalori atau Joule.
TOTO/UNJ/ hr//06
4
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
3. Pengaruh Panas Pada zat Padat, Cair, dan Gas.
Jika zat dipanaskan akan mengalami perubahan :
• Volume (memuai)
• Kenaikkan temperatur
• Wujud
Gambar. 2. Diagram Proses Perubahan Zat Padat Menjadi Uap.
Zat padat bila diberi panas temperaturnya akan naik. Pada saat temperatur naik benda
tersebut juga mengalami pemuaian. Temperatur benda tersebut terus naik sampai
mencapai titik leburnya (titik cair). Tiap - tiap benda mempunyai titik lebur yang berbeda
beda. Panas yang digunakan untuk menaikkan suhu disebut PANAS SENSIBEL.
Pada saat benda tersebut mencapai titik leburnya, suhunya tetap. Panas yang diterima,
digunakan untuk merubah wujud dari padat kecair (melebur = mencair), panas tersebut
TOTO/UNJ/ hr//06
5
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
dinamakan PANAS LATENT. Hal tersebut juga berlaku bila zat dipanaskan terus sampai
menjadi uap. Uap jenuh bila dipanaskan terus sampai menjadi uap kering membutuhkan
panas yang disebut Panas Superheat. Faktor-faktor yang mempengaruhi zat tersebut
kalau dipanaskan adalah :
• Kalor jenis zat tersebut (KJ)
• Massa zat yang dipanasi (m)
• Kenaikkan temperatur (∆t)
Sehingga dapat ditulis dengan rumus.
1. Zat dipanaskan dari (1) ke (2).
Q = m x KJ x∆t
2. Zat dipanaskan dan (2) ke (3).
Q = m x Kl
3. Zat dipanasi dari (3) ke (4).
Q = m x KJ x ∆t
4. Zat dipanaskan dari (4) ke (5).
Q = m x k.u
5. Zat dipanasi dari (5) ke (6).
Q = m x KJ x ∆t.
Q = jumlah kalor (Joule)
m = massa
∆t = kenaikkan temperatur
KJ = kalor jenis (kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur)
Kl/ku = kalor yang dibutuhkan untuk merubah wujud.
TOTO/UNJ/ hr//06
6
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
4. Prinsip Perpindahan Panas.
Panas dapat berpindah dari suatu tempat atau benda ketempat atau ke benda lain. Panas
dapat berpindah dari suatu zat yang lebih panas ke zat yang lebih dingin. Dengan kata lain,
panas hanya akan berpindah dari satu benda ke benda lainnya yang terdapat perbedaan
temperatur diantara dua benda tersebut. Atau panas akan berpindah dari benda yang
bertemperatur lebih tinggi ke yang temperatur lebih rendah. Karena itu dapat disimpulkan
bahwa perbedaan temperatur (∆t) adalah merupakan potensial pendorong bagi proses
perpindahan panas. Dalam proses perpindahan panas, dikenal 3 macam metode
perpindahan panas yaitu :
• Konduksi.
• Konveksi
• Radiasi
4.1 Konduksi.
Proses perpiindahan panas secara merambat pada suatu zat atau dari satu zat ke zat
lain yang bersinggungan disebut “Konduksi”.
Gambar. 3. Peristiwa Konduksi.
TOTO/UNJ/ hr//06
7
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Didalam ketel (boiler) perpindahan panas dengan cara konduksi terjadi pada pipa - pipa
penguap, ekonomiser dan pemanas udara. Peralatan lain dimana terjadi perpindahan
panas secara konduksi adalah pada pipa - pipa kondensor dan pemanas air (feed
heater).
4.2 Konveksi.
Konveksi adalah perpindahan panas dalam suatu zat yang disebabkan oleh gerakan
molekul - molekul dari zat tersebut. Karena itu, konveksi hanya dapat terjadi pada zat
cair dan gas.
Gambar. 4. Mengalir Gas Asap ke Atmosfir Karena Konversi.
Contoh : Mengalirnya gas asap dari ruang bakar menuju cerobong atau terjadinya
sirkulasi air didalam boiler adalah akibat peristiwa konveksi.
TOTO/UNJ/ hr//06
8
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
4.3 Radiasi.
Radiasi adalah proses perpindahan panas diantara zat - zat yang tidak bersinggungan
secara langsung dan tanpa bantuan konveksi atau konduksi. Pada perpindahan panas
secara radiasi, energi panas dipancarkan dalam bentuk gelombang elektro magnit
dalam lintasan garis lurus pada kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya.
Gelombang panas tersebut berjalan melintasi ruangan dan bila menerpa beberapa
objek, panasnya dapat diserap oleh objek tersebut atau dapat pula dipantulkan kembali.
Gambar. 5. Ruangan Disekitar Ruang Bakar Terasa Panas Akibat Radiasi.
Contoh : Energi panas ruang bakar, sebagian besar diterima oleh pipa - pipa penguap
dengan cara radiasi.
TOTO/UNJ/ hr//06
9
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
5. Pengukuran Temperatur Tekanan dan Volume.
5.1 Pengukuran Temperatur. Pengukuran temperatur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan :
• Termometer.
• Termokopel dan digital volt meter.
5.1.1 Termometer.
• Thermometer Gelas.
Pada dasarnya thermometer jenis ini terdiri dari tabung kapiler dalam
kemasan gelas yang berskala dan berisi cairan, lihat gambar dibawah.
Umumnya zat cair yang digunakan adalah alkohol atau air raksa. Alkohol
dipakai pada pengukuran temperatur rendah sedang air raksa untuk
temperatur tinggi. Prinsip kerja thermometer ini berdasarkan perubahan
volume zat cair yang disebabkan oleh perubahan temperatur, karena zat cair
berada pada tabung kapiler yang berskala maka perubahan temperatur
dapat dibaca.
Gambar. 6. Termometer Gelas.
TOTO/UNJ/ hr//06
10
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Besarnya perubahan volume zat cair akibat perubahan temperatur dapat dihitung dengan : Vt = Vo (1 + βt) Dimana : Vt = volume zat cair pada suhu t Vo = volume mula β = koefisien muat zat cair t = perubahan suhu.
• Thermometer Zat Cair Dalam Tabung Bourdon.
Seperti halnya pada thermometer gelas, alat ini memakai juga prinsip perubahan volume zat cair yang disebabkan perubahan temperatur. Disini sebagai wadah dari zat cair dibuat tabung Bourdon yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan jarum penunjuk secara mekanis, lihat gambar. Apabila terjadi perubahan temperatur maka zat cair (air raksa) dalam tabung sebagaimana mestinya akan memulai, mengakibatkan tabung Bourdon mengembang dan menggerakkan jarum penunjuk pada harga tertentu.
Gambar. 7. Tranformasi Energi Pada PLTU.
TOTO/UNJ/ hr//06
11
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
• Thermometer Gas.
Prinsip kerjanya sama dengan thermometer zat cair dalam tabung Bourdon,
hanya disini gas sebagai medianya. Jenis gas yang digunakan biasanya
Nitrogen atau Helium.
Gambar. 8. Vapour Pressure Thermometer Gambar. 9. Gas In Metal Thermometer.
12 TOTO/UNJ/ hr//06
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
• Thermometer Bimetal.
Thermometer bimetal terdiri dari dua jenis logam yang mempunyai koefisien muai berbeda dan kedua logam ini digunakan menjadi satu, lihat gambar. 10. Prinsip kerjanya sebagai berikut : Apabila terjadi kenaikkan temperatur maka logam yang koefisien muainya lebih besar akan memuai lebih panjang, karena tertahan oleh yang lain maka logam tersebut akan melengkung dan membentuk defleksi. Defleksi ini dimanfaatkan untuk menggerakkan jarum penunjuk dan linier terhadap perubahan temperatur. Jenis logam yang dipakai adalah Invar dan Alloy Nikel - besi. Suatu batang logam bila dipanaskan akan mengalami perubahan panjang sebagai berikut : Lt = Lo (1 + at). Dimana : Lt = perubahan panjang setelah dipanaskan t0
Lo = panjang mula - mula a = koefisien muai panjang t = perubahan temperatur
Gambar. 10. Spiral Bi-metal Strip Thermometer.
TOTO/UNJ/ hr//06
13
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
5.1.2 Thermokopel dan Temperature Resistansi Detektor ( RTD )
• Thermokopel.
Thermokopel terdiri dari dua logam berlainan jenis yang digabungkan seperti
terlihat pada gambar 11. Pada gambar 11, salah satu ujung dari kedua
logam tersebut digabungkan dan diberi sumber panas sehingga pada ujung
yang akan timbul tegangan listrik berupa mill volt.
Gambar. 11. Prinsip Pengukuran Temperatur Dengan Menggunakan Termokopel.
TOTO/UNJ/ hr//06
14
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Ada beberapa thermokopel yaitu :
TYPE
JENIS LOGAM
WARNA KABEL
BATAS PENGGUNAAN
T
J
K
E
S
R
Cooper - Constantan
Iron - Constantan
Chromel - Alumel
Chromel - Constantan
90% Platinium - 10%
Rhodium
87% Platinium - 13%
Rhodium
biru - merah
putih - merah
kuning - merah
ungu - merah
hitam - merah
hitam - merah
-200 0C s/d 371 0C
-190 0C s/d 760 0C
-190 0C s/d 1260 0C
-100 0C s/d 1260 0C
0 0C s/d 1482 0C
0 0C s/d 1482 0C
• Temperatur Resistansi Detektor (RTD).
Prinsip dasar pada thermometer ini adalah perubahan temperatur akan
mengakibatkan perubahan harga tahanan. Besarnya harga tahanan
terhadap perubahan temperatur adalah :
Rt = Ro (1 + ‘ot) Dimana : Rt = tahanan listrik pada temperatur t 0C Ro = tahanan listrik pada temperatur 0 0C
‘o = koefisien tahanan terhadap perubahan temperatur
TOTO/UNJ/ hr//06
15
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Logam yang digunakan dan batas pengukurannya ditunjukkan pada tabel berikut :
BAHAN LOGAM
BATAS PENGUKURAN
PERUBAHAN TAHANAN PER 0C (%)
Platina (Pt)
Tembaga (Cu)
Nikel (Ni)
-200 0C s/d 500 0C
0 0C s/d 120 0C
0 0C s/d 120 0C
0,385
0,427
0,617
5.2 Pengukuran Tekanan.
Tekanan Pada setiap fluida baik zat cair maupun gas, massa fluida menyebabkan timbulnya
tekanan pada permukaan bejana yang ditempati fluida tersebut. Fluida yang terdapat
didalam bejana tertutup, pada keadaan tertentu dapat menghasilkan tekanan yang
sangat tinggi misalnya uap dalam drum ketel.
Contoh : diperlukan pengukuran tekanan uap pada ketel agar tekanan ketel selalu dapat
dimonitor sehingga tidak akan mencapai tekanan yang berbahaya. Satuan
tekanan telah ditetapkan yaitu satuan gaya persatuan luas. Dalam satuan S.I,
tekanan diukur dalam satuan bar.
1 bar = 10 5 N/m2 = 10 5 pascal.
TOTO/UNJ/ hr//06
16
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Tekanan Atmosfir.
Lapisan atmosfir ini berisi udara. Berat udara diatas permukaan bumi menghasilkan
tekanan sebesar ± 1,013 bar. Tekanan atmosfir sedikit bervariasi, tergantung pada
keadaan cuaca dan ketinggian tempat diatas permukaan laut.
Tekanan Ukur (Gauge Pressure). Jika suatu instrumen mengukur tekanan diatas tekanan atmosfir, maka tersebut
dinamakan tekanan ukur. Pada alat uku tekanan yang mengukur tekanan ini biasanya
terdapat tulisan “Gauge” atau simbol huruf “G”. Harga tekanan yang ditunjukkan alat
ukur ini merupakan harga diatas tekanan atmosfir. Titik nol ukur ini = 1 atmosfir.
Tekanan Absolut. Jika tekanan ukur ditambahkan dengan tekanan atmosfir, akan diperoleh tekanan
absolut. Jika sebuah alat ukur tekanan menunjukkan 1,3 bar dan tekanan atmosfir pada
waktu itu adalah 1,012 bar, maka tekanan absolutnya adalah :
= tekanan ukur 1,3 bar + tekanan atmosfir 1,012 bar.
= 2,312 bar.
Tekanan absolut tidak menggunakan tekanan atmosfir sebagai titik nol tetapi
menggunakan titik nol absolut.
TOTO/UNJ/ hr//06
17
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Tekanan Atmosfir Maksimum
Variasi tekanan atmosfir
Tekanan Gauge
Tekanan absolut
14.696 psia 29.2 in Hg
Tekanan absolut 1.01325
bar 1013.25 mbar
Vacum
Tekanan Lawan
Tekana Atmosfir Standard
Tekana Atmosfir Minimum
Tekanan Condensor Tipikal
Tekanan Nol absolut
Gambar. 12. Hubungan Antar Tekanan.
TOTO/UNJ/ hr//06
18
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Pengukuran Tekanan. Pengukuran tekanan yang sering dijumpai di Pembangkit Thermal adalah dengan
menggunakan metode, sebagai berikut :
• Kolom zat cair.
• Perubahan elemen elastis.
a). Pengukuran tekanan dengan kolom zat cair :
1. Manometer Pipa U. Manometer ini terdiri dari tabung gelas yang berskala atau dari bahan lain yang
dapat dibentuk huruf U dan diisi dengan cairan, tabung gelas yang sering dipakai
berukuran kira - kira 6 mm atau 1/4 inch.
Cairan yang digunakan adalah air raksa atau air biasa yang diberi warna, dipilih
tergantung dari range tekanan yang akan diukur, jika untuk mengukur tekanan
yang rendah dipakai cairan dengan berat jenis ringan sedang untuk mengukur
tekanan yang tinggi dapat dipakai cairan dengan berat jenis besar. Manometer
jenis ini banyak dipakai untuk mengukur tekanan ruang tertutup dan vakum.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Pertama manometer diisi dengan cairan kemudian sebelum dipergunakan kedua
ujungnya dihubungkan dengan atmosfir lebih dahului dan kaki - kaki tabung
harus berdiri sama tegak, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
keseimbangan sehingga tinggi permukaan pada tabung 1 dan 2 sama (lihat
gambar 13a). Kemudian ujung tabung 2 dihubungkan dengan tekanan yang akan
diukur sedang ujung tabung 1 tetap dihubungkan dengan atmosfir, sehingga
tabung 1 dan 2 akan terjadi perbedaan tinggi cairan. Untuk mengetahui besar
tekanan yang diukur dapat dipakai perhitungan sebagai berikut :
P2 - P1 = mj . H Dimana : P1 = tekanan pada tabung 1
P2 = tekanan pada tabung 2
mj = massa jenis cairan
H = perbedaan tinggi cairan
TOTO/UNJ/ hr//06
19
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Manometer tabung huruf U yang lain adalah manometer, dimana salah satu
ujungnya tertutup dan vacum. Manometer ini dipakai untuk mengukur tekanan
absolut seperti pada gambar 13c.
Atmosfir
Atmosfir Atmosfir
Gambar. a. Keseimbangan Gambar. b. Per Tinggi Permukaan Cai Pada Tabung 1 & 2 1 &
m
Gambar. c. Pengukur Tekanan AbsGambar. 13. Manometer Pipa U
TOTO/UNJ/ hr//06
Pressure
bedaan Tinggi ran Pada Tabung 2.
Vacu
Pressure Absoulut
olut. .
20
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
2. Barometer.
Barometer dipakai untuk mengukur tekanan atmosfir, terdiri dari satu tabung
gelas tegak lurus dalam bejana air raksa. Bagian ujung tabung tertutup dan
vakum. Apabila tekanan atmosfir rendah maka air raksa dalam tabungpun turun
yang akan menunjukkan sesuai dengan tekanan atmosfir disekitar tempat
tersebut.
Gambar. 14. Barometer.
TOTO/UNJ/ hr//06
21
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
3. Manometer Tabung Manual.
Pada manometer ini luas penampang A2 dibuat jauh lebih besar dari pada
tabung A1, lihat gambar. 15. Dengan demikian bila bak A2 mendeteksi
perubahan tekanan, maka tinggi perrnukaan cairan pada tabung A1 dapat
langsung dibaca.
Gambar. 15. Manometer Tabung Tunggal.
TOTO/UNJ/ hr//06
22
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
4. Manometer Tabung Miring.
Manometer dibuat dengan tabung yang miring ini dimaksudkan untuk
memperoleh pembagian skala yang lebih lebar sehingga akan menghasilkan
pengukuran lebih sensitive/lebih peka terhadap perubahan tekanan yang diukur.
Apabila ada perubahan tekanan yang kecil sekalipun pengukuran dapat dibaca
dengan mudah.
Gambar. 16. Prinsip Kerja Manometer Tabung Miring.
Gambar. 17. Manometer Tabung Miring.
TOTO/UNJ/ hr//06
23
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Pengukuran yang lebih teliti dapat dilakukan dengan memperkecil sudut a.
Pembacaan pengukurannya dihitung dengan cara sebagai berikut
24
P2 - P1 = mj . L .Sin a
Dimana : mj = massa jenis cairan
L = panjang cairan dalam tabung
a = sudut kemiringan
TOTO/UNJ/ hr//06
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
b). Pengukuran Tekanan Dengan Element Elastis.
1. Diafragma. Diafragma yang paling sederhana terdiri dari lembaran datar dan tipis, terbuat
dari bahan logam. Bahan logam yang biasa dipakai adalah Berylium Copper.
Phosphor Bronze, Stainless Steel. Diafragma banyak dipakai untuk mengukur
tekanan differensial. Karena diafragma yang type datar sensitivitasnya kecil
maka untuk memperbesar sensitivitas dibuat bergelombang atau berlekuk - lekuk
seperti terlihat pada gambar 18.
Diafragma pada gambar tersebut merupakan difragma tunggal dan pada gambar
19 terlihat diafragma ganda atau yang biasa disebut KAPSUL. Prinsip kerja
pengukur tekanan dengan sistem diafragma adalah sebagai berikut :
Apabila diafragma mendapat tekanan maka difragma akan bergerak mendorong
link kage keatas dan menggeser roda gigi sehingga jarum penunjuk berputar
menunjukan angka pada skala sesuai besar tekanan yang diberikan.
Gam
e
TOT
Scal
bar. 18. Diaphragm Gauge. Gambar. 19. Schaffer Or Stiff Diaphragm Gauge.
Spring
Pressure Pressure
Diapragma
Lingkage
O/UNJ/ hr//06 25
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
2. Bellow.Bellow juga dibuat dari bahan - bahan logam yang dipakai untuk membuat
dipakai untuk membuat diafragma dan didalamnya dipasang pegas. Fungsi
pegas ini untuk mendapatkan pengukuran yang lebih besar, lihat gambar 20a.
Contoh pengukur tekanan dengan system Bellow.
Bellow Unit
Pressure
Pressure Bellow
Bellow
spring
Pivot Pointer
Scale
Pivot
Gambar. 20. Bellows Element.
TOTO/UNJ/ hr//06
26
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
3. Bourdon Tube (Tabung Bourdon).
Tabung Bourdon dibuat dari tabung yang pipih, dapat berbentuk C, spiral atau
helix, lihat gambar 21a, 21b dan 21c. Prinsip kerja dari pengukur tekanan
dengan tabung Bourdon diberi tekanan maka Bourdon akan mengembang dan
gerakan tersebut dirubah menjadi penunjukan melalui link kage dan roda gigi.
Bahan logam yang dipergunakan untuk pembuatan Bourdon adalah Phosphor
Bronze, Stainless Steel dan Berrylium Copper. Untuk pengukuran tekanan
differensial maka dua buah Bourdon bentuk C disusun seperti pada gambar.
Gambar. 21a. Tabung Berbentuk C
TOTO/UNJ/ hr//06
27
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Gambar. 21b. Spiral.
Gambar. 21c. Helix.
Gambar. 21. Bourdon Tube.
TOTO/UNJ/ hr//06
28
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
5.3 Hubungan Temperatur, tekanan dan volume.
Bahwa salah satu efek panas adalah pemuaian. Jika zat tersebut adalah gas, maka gas
tersebut akan berekspansi volumenya bertambah. Jadi pemberian energi panas pada
gas, disamping akan menaikkan temperatur gas, juga akan menaikan volume gas
tersebut. Tetapi jika gas tersebut ditempatkan dalam suatu wadah yang tertutup
sehingga volumenya tidak dapat bertambah. Pemberian panas pada gas akan
mengakibatkan kenaikan tekanan pada gas tersebut. Jadi ada korelasi antara tekanan,
volume dan temperatur.
Hubungan antara tekanan, volume dan temperatur adalah sebagai berikut :
a). Untuk volume tetap jika temperaturnya dinaikan maka tekanan akan naik.
b). Pada temperatur tetap jika temperaturnya dinaikan volumenya berkurang.
c). Pada tekanan tetap jika temperaturnya dinaikan volumenya akan bertambah.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan salah satu diantara ketiga variabel tersebut akan
mempengaruhi dua variabel yang lain. Dalam penggunaannya, akan diberikan
pengetahuan mengenai hukum dasar panas, temperatur dan tekanan, agar lebih
memahami selengkapnya proses - proses pembangkit uap pada instalasi ketel modern.
Hubungan antara tekanan, volume dan temperatur pertama kali ditemukan oleh dua
orang ahli ilmu pengetahuan alam bernama Boyle dan Charles. Kedua hukum yang
mereka turunkan disebut hukum Boyle dan hukum Charles. Secara sistematis, hukum
Boyle dan Charles dinyatakan :
ntakons
TPV
=
TOTO/UNJ/ hr//06
29
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
6. Proses Termodinamika.
6.1 Proses Termodinamika
Dalam termodinamika, sejumlah gas yang terjadi pada proses - proses kompresor
pompa maupun fan, akan ditentukan oleh tekanan (P), volume (V) maupun
temperaturnya (T). Bila satu, dua atau ketiga faktor tersebut mengalami perubahan
dikatakan gas tersebut mengalami proses perubahan keadaan. Pada pembicaraan
mengenai perubahan keadaan, kita membatasi diri pada perubahan keadaan yang
dapat dibalik (reversible prosesses). Berdasarkan pembagian panas yang kita berikan
pada gas, serta perubahan faktor diatas perubahan keadaan gas dapat dibagi menjadi :
Proses Tekanan Konstan (Isobar).Adalah proses yang terjadi pada tekanan tetap. Dalam diagram P - V proses ini
berupa garis lurus sejajar sumbu V.
P
1 2
V
Pada perubahan ini P1 = P2 = P
30
Panas yang diberikan :
Q = m. cp (T2 - T1 )
Q = jumlah proses yang diberikan
m = massa gas
cp = konstanta gas pada tekanan tetap
T2 - T1 = kenaikan temperatur
TOTO/UNJ/ hr//06
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Proses Volume Konstan (Isovolum)Adalah proses perubahan keadaan yang terjadi pada volume tetap. Dalam diagram P -
V proses ini berupa garis lurus sejajar sumbu P.
P
31
2 1 V
Dalam perubahan ini
V2 = V1 = V
Panas yang diberikan :
Q = m.cv (T2 - T1)
cv = konstanta gas pada volume konstan
Proses Temperatur Tetap (Isotermal).Adalah proses perubahan keadaan yang terjadi pada temperatur tetap. Dalam diagram
P - V, proses ini berupa garis lengkung.
P 2 1
V
1
2
ln11VVVPQ =
Pada perubahan ini
TOTO/UNJ/ hr//06
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Proses Adiabatis. Adalah proses perubahan keadaan yang terjadi tanpa ada pemberian maupun
pengeluaran panas. Dalam diagram P - V, proses ini berupa garis lengkung yang lebih
curam dibanding garis isoterm.
P
32
2 1
V
Pada perubahan adiabatis terdapat hubungan :
P V K = konstan
k = cp / cv
Proses polytrop.
Merupakan proses termodinamika secara umum. Seharusnya seluruh proses
termodinamika adalah polytrop. Secara sistematis proses polytrop ditulis sebagai :
Tn
= konstan P vn = konstan T V n - 1 = konstan
P n - 1
TOTO/UNJ/ hr//06
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Dalam diagram P - V bentuk proses polytrop tergantung pada besarnya harga eksponen n.
P n = N
n = k
33
n = 0
V
k - n
Q = (P1 V1 - P2 V2)
k - 1
Harga :
Cn - Cp
n =
Cn - Cv
Cn = kalor jenis gas pada perubahan polytrop, untuk :
n = Cn = Cv m (Isovolum)
n = 0 Cn = Cp (Isobar)
n = 1 pv = c (Isoterm)
n = k pv K = c (Adiabatis)
TOTO/UNJ/ hr//06
PT PLN (PERSERO) JASA DIKLAT UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
PENGOPERASIAN ALAT BANTU PLTU MODUL 1/OP
ENERGI
Untuk proses Isentalpi dan proses Isentropi belum dibahas dalam buku ini.
Specific Heats of Gases and Vapors
Substance Cp Cv Cp Cv
Air
Alcohol (Ethyl)
Ammonia
Carbon Dioxide
Carbon Monoxide
Hydrogen
Nitrogen
Sulphur Dioxide
0.23788
0.4534
0.5228
0.2012
0.2426
3.4062
0.2438
0.1544
0.1691
0.3991
0.3991
0.1548
0.1729
2.419
0.1729
0.1225
1.4066
1.136
1.31
1.30
1.403
1.41
1.41
1.26
(The values given above are average values over a range of temperatures).
TOTO/UNJ/ hr//06
34