001b laporan pendahuluan ukl upl bandung selatan - ciamis(1)
DESCRIPTION
studi lingkunganTRANSCRIPT
PAGE UKL upl Sutt 150 kv BANDUNG SELATAN - CIAMIS2007
KATA PENGANTARPuji Syukur kami panjatkan Allah SWT yang telah begitu banyak memberikan nikmat sehingga tersusunnya Laporan Pendahuluan ini dan tak lupa kami mengucapkan terima kasish kepa PT. PLN (persero) Prokitring Jabar yang telah memberikan kesempatan kepada kami PT. Miranthi Konsultan Permai untuk bekerja sama dalam penyusunan UKL-UPL SUTT 150 kV Badung Selatan Ciamis,
Laporan Pendahuluan ini kami susun dalam 4 (empat) bab yang terdiri atas Pendahulun, Ruang Lingkup Studi, Metode Studi dan Rencana Kerja.
Besar harapan kami bahwa Laporan pendahuluan ini dapat menjadi dasar pijakan kami untuk dapat mengerjakan kegiatan penyusunan UKL-UPL SUTT 150 kV Bandung Selatan Ciamis dengan lancer dan tidak mendapt halangan yang berarti.
Terakhir, kami mengharapkan saran dan kritik atas masih banyaknya kekurangan dalam Penyusunan Laporan Pendahuluan ini.
Bandung, November 2007
TIM PENYUSUNDaftar Isi
iiiDaftar Isi
ivDaftar Gambar
vDaftar Tabel
1-1Bab 1Pendahuluan
1-11.1Latar Belakang
1-21.2Maksud, Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL
1-21.2.1Maksud dan Tujuan
1-21.2.2Kegunaan UKL - UPL
1-21.3Peraturan Perundang-undangan
1-41.4Wilayah Studi
2-1Bab 2Ruang Lingkup Studi
2-12.1Dampak Yang Ditelaah
2-12.1.1Komponen Kegiatan Yang Diperkirakan Menimbulkan Dampak
2-32.1.2Komponen Lingkungan Hidup
2-42.1.3Berbagai Kegiatan Yang Ada Disekitar SUTT 150 kV
3-1Bab 3Metode Studi
3-13.1Garis Besar Metode Studi
3-13.2Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
3-23.2.1Metode Pengumpulan Data
3-33.2.2Metode Analisis Data
3-53.3Metode Identifikasi Dampak
3-83.4Metode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
3-83.4.1Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Pra-Kontruksi
3-83.4.2Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Kontruksi
3-93.4.3Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Operasi
4-1Bab 4Rencana Kerja
4-14.1Identitas Pemrakarsa dan Identitas Pelaksana
4-14.2Kebutuhan Tenaga Ahli
4-14.2.1Klasifikasi Tenaga Ahli
4-24.2.2Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
4-34.3Rencana Kerja dan Rencana Jadwal Pelaksanaan
4-34.3.1Rencana Kerja
4-44.3.2Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
4-44.4Jangka Waktu Pelaksanaan
4-54.5Sistem Laporan
Lampiran
L1 : Peta
L2 : Gambar-Gambar Teknis
L3 : Tenaga Ahli ( Daftar Riwayat Hidup dan Copy Ijasah)
Daftar Gambar
3-1Gambar 31 Metode Studi
3-7Gambar 32 Metode Bagan Alir
3-10Gambar 33 Contoh Tindak Tanggap Darurat (Emergency Response)
Daftar Tabel
1-1Tabel 11 Rencana Pembangunan SUTT 150 kv Bandung Selatan - Ciamis
3-6Tabel 31 Matrik Interaksi
4-1Tabel 41 Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
4-4Tabel 42 Rencana Jadwal Kerja Pelaksanaan
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Listrik adalah salah satu infrastruktur, tidak saja untuk kebutuhan sehari-hari (konsumsi), namun menjadi penggerak mula pertumbuhan ekonomi. Hingga tahun 2006, bila dipetik pengalaman dari berbagai wilayah tanah air, sedikit minat investasi yang batal karena faktor ketersediaan listrik.
Disini faktor ketersediaan dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yang secara serial harus ada : pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Tiadanya, atau kekurangan, salah satu faktor akan menyebabkan pasokan listrik terhambat. Seluruh harapan Nasional kini terpusat pada penyediaan listrik dalam jumlah yang mencukupi, ada pada saat itu, dan disitu. Apalagi, bila dihubungkan dengan kualitas listrik, yakni keandalan dan kestabilan.
Namun harapan ini masih belum bisa terwujud sepenuhnya. PLN masih menghadapi kendala rapuhnya keandalan system, yang pada beberapa aspek bersifat krusial. Bila ditengok kasus black out Sistem Interkoneksi Jawa Bali pada tahun 2005 (menyusul krisis listrik yang telah terjadi pada tahun 1992).
Untuk mengkaji rencana kegiatan pembangunan SUTT 150 kV ini apakah akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, maka dilakukan studi UKL-UPL. Penyusunan studi UKL-UPL dimaksud menitikberatkan pada aspek tata ruang, aspek fisik dan aspek sosial ekonomi budaya yang berkaitan dengan pembangunan SUTT 150 kV yang direncanakan. Hal ini dengan pertimbangan karena pembangunan SUTT 150 kV ini memerlukan koridor ruang yang sempit, panjang dan melewati lebih dari 1 (satu) wilayah administrasi.
Beberapa saat lalu, kita tentu telah membaca berbagai laporan soal pemadaman bergilir di beberapa wilayah termasuk wilayah DKI Jaya yang dampaknya cukup mengganggu denyut kehidupan dan pembangunan Ibukota, misalnya pada moda transportasi kereta rel listrik. Pemadaman juga berakibat tak berfungsinya traffic light yang berujung pada kemacetan jalan raya. Disisi lain, pabrik-pabrik tak luput juga terkena pengaruh pemadaman bergilir itu. PT PLN (Persero) bahkan harus menanggung ganti rugi akibat tuntutan warga dan pengusaha sebagai akibat kerusakan mesin-mesin dan produk-produk mereka.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik bagi wilayah DKI Jakarta Timur dan untuk menunjang kegiatan industri di wilayah ini, PT. PLN (persero) berencana melakukan pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Bandung Selatan-Ciamis.
Sesuai rencana PLN, jalur uprating yang akan dibangun adalah dari Bandung Selatan-Ciamis. Jalur tersebut akan melalui :Tabel 11 Rencana Pembangunan SUTT 150 kv Bandung Selatan - CiamisNo.SubjalurPanjang JalurJumlah TowerKeterangan
1Bandung Selatan Kamajong27,000 km88Re-routing
2Kamojang Darajat14,400 km41Re-routing
3Darajat Garut24,068 km70Re-routing
4Garut Tasikmalaya39,959 km132Re-routing
5Tasikmalaya Ciamis19,783 km64Uprating pada jalur eksisting
Total125,210 km395
Dengan Wilayah administrative pemerintahan yang di lalui (terlampir).
Maraknya pemberitaan media cetak dan elektronik tentang demo warga terhadap SUTET 500 kV tersebut, telah mempengaruhi persepsi masyarakat. Dari kunjungan awal diketahui bahwa munculnya keresahan pada sebagian masyarakat di sekitar lintasan dan tapak menara lebih banyak disebabkan oleh maraknya pemberitaan demo SUTET yang terjadi beberapa waktu lalu. Hal ini pada gilirannya menumbuhkan resistensi sekelompok masyarakat terutama mereka yang terkena lintasan.
Perkembangan persepsi masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini, mendorong PT PLN (Persero) untuk melakukan kajian mendalam . Pemikiran diarahkan ke pilihan pembangunan dimana potensi permasalahan sosial dibuat seminimal mungkin. Dari beberapa pilihan, PT PLN (Persero) memilih melakukan upaya peningkatan kapasitas (upgrading dan upratting) jalur yang telah tersedia sebelumnya.
Pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan akan terdiri dari tiga tahapan kegiatan yakni: tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi. Pada tahap pra konstruksi, kegiatan utama yang terjadi berupa persiapan, sosialisasi kepada masyarakat, dan perubahan letak menara. Pada tahap konstruksi, kegiatan akan meliputi pembuatan pondasi, pembongkaran menara, pembangunan menara, penarikan dan pemasangan kabel, dilakukan pula uji coba, dan energizing (pengaliran arus), sedangkan tahap operasi terdiri dari kegiatan operasional jaringan dan pemeliharaan jaringan.
Pelaksanaan pembangunan ini akan menggunakan jalur di sisi kanan (radius 35 m) dari existing SUTT 150 kV Bandung Selatan-Tasikmalaya dan Tasikmalaya-Ciamis dilakukan upprating pada jalur existing.1.2 Maksud, Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL 1.2.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi UKL dan UPL Uprating dan Rerouting SUTT 150 kV Bandung Selatan Ciamis diantaranya adalah untuk:
1. Mengidentifikasi rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
2. Mengidentifikasi komponen lingkungan awal, terutama yang diperkirakan akan terkena dampak.
3. Memperkirakan dampak yang akan terjadi dan menyusun/merumuskan upaya pengelolaan dan pemantauannya.
1.2.2 Kegunaan UKL - UPL
Kegunaan studi UKL dan UPL UPRATING dan Rerouting SUTT 150 kV Bandung Selatan Ciamis ini adalah untuk :
1. Membantu pengambil keputusan dalam pemilihan alternatif pengelolaan yang layak dari segi lingkungan.
2. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan rinci dari kegiatan SUTT 150 kV.
3. Sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
1.3 Peraturan Perundang-undanganSesuai dengan perkembangan lapangan yang terjadi akhir-akhir ini di masyarakat, terutama terkait dengan persoalan pembangunan jaringan SUTET 500 kV jalur selatan (dan jalur lama/utara SUTET 500 kV), untuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang menyeluruh, kajian akan lebih menitikberatkan pada persoalan-persoalan sosial, ekonomi, dan budaya.
Sebenarnya, dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang menyeluruh, telah terbentuk rambu-rambu bagi setiap pihak untuk mengacu pada peraturan perundang-undangan dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Beberapa peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan menjadi landasan hukum bagi penyusunan studi UKL-UPL pembangunan jalur UPRATING dan Rerouting SUTT 150 kV Bandung Selatan Ciamis adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
2. Undang - undang RI Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
3. Undang - undang RI Nomor 23 Tahun 1992, tentang Kesehatan.
4. Undang - undang RI No. 27 tahun 2007, tentang Penataan ruang.
5. Undang - undang RI No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Undang - undang RI Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah
7. Undang - undang RI Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan.
8. Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
9. Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993, tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai.
11. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 103.K/MPE/1994, tentang Pengawasan atas Pelaksanaan UKL dan UPL Dalam Bidang Pertambangan dan Energi.
12. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1899.K/MPE/1994, tentang Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Tenaga Listrik.
13. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 975.K/47/MPE/99, tentang Perubahan Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/92, tentang Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi Untuk Penyaluran Tenaga Listrik.
14. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 1457 K/28/MEM/2000, tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi.
15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
16. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-45/MENLH/2/2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.08 Tahun 2006, tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006, tentang Jenis usaha dan kegiatan yang wajib dilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
19. Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi Nomor 75-12/008/600.2/1995, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan atas Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tenaga Listrik.
20. Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi Nomor 78-12/008/600.2/1995, tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Ketenagalistrikan.
21. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 17 tahun 1993, tentang Pengendalian Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas.
22. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) Tahun 2000.
1.4 Wilayah StudiLingkup Pekerjaan atau pembatasan studi dimaksudkan untuk mengarahkan studi pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan agar hasil kajian yang diperoleh akan lebih terfokus dan mendapat masukan yang cukup berarti sehingga didapat kejelasan mengenai lingkup studi, kedalaman dan strategi studi. Lingkup pekerjaan ini meliputi batas proyek, batas ekologis, batas sosial, batas administratif yang merupakan resultante dari batas wilayah studi.1. Batas ProyekPelaksanaan proyek pembangunan tersebut memiliki batas proyek UPRATING dan Rerouting SUTT 150 kV Bandung Selatan Ciamis Jadi batas proyek adalah segala kegiatan yang dilakukan sepanjang jalur tersebut. Batas tersebut meliputi 5 Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Kota Tasikmalaya.
2. Batas EkologisSecara ekologis, untuk kegiatan semacam ini memang sulit menentukan batas sistemnya, karena kegiatan ini menempati koridor ruang yang relatif sempit dengan posisi yang memanjang sepanjang 125,210 km, dengan lebar sekitar 200 meter sepanjang jalur.3. Batas SosialBatas sosial pada proyek pembangunan jalur SUTT 150 kV ini merupakan ruang di bawah jalur dari Bandung-Ciamis dimana berlangsung kegiatan pembangunan. Pada batas ruang tersebut, terjadi komunikasi dan interaksi sosial para pelaku serta masyarakat yang terlintasi jalur maupun yang dekat dengan jalur.
Di wilayah tersebut berlangsung berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dan dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat dari kegiatan. Batas wilayah studi ini meliputi wilayah-wilayah pemukiman penduduk dengan segala bentuk kegiatan dari keberadaan kebun, tegalan, sawah, jalan, pasar, dan tanah sepanjang jalur terlepas dari batasan administratif.4. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi dalam proyek pembangunan (uprating) jaringan SUTT 150 kV Bandung selatan - Ciamis ditetapkan berdasarkan pada jalur existing.
Wilayah tersebut ditetapkan berdasarkan jalur existing yang ada dengan lingkup wilayah studi yang telah ditetapkan berdasarkan kajian terhadap kegiatan studi tersebut, sehingga rona lingkungan yang diperoleh lebih representatif serta mempermudah dalam memprakirakan dan mengevaluasi dampak yang akan terjadi.
Batas wilayah studi disesuaikan dengan karakteristik kegiatan pembangunan (uprating) SUTT 150 kV (Existing Tasikmalaya-Ciamis) (re-routing) SUTT 150 kV (Bandung Selatan Tasikmalaya) dan dampak yang diperkirakan akan timbul serta jangkauan dan penyebarannya.5. Batas Administrasi
Jalur SUTT 150 kV Bandung Selatan - Ciamis secara administrasi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, tepatnya Kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Kota Tasikmalaya.
Secara visual batas-batas ini dapat dilihat pada Lampiran 2.Bab 2 Ruang Lingkup Studi2.1 Dampak Yang Ditelaah2.1.1 Komponen Kegiatan Yang Diperkirakan Menimbulkan DampakRencana kegiatan uprating dengan rerouting adalah pembangunan jalur baru yang digeser sejauh 30 m kearah selatan dari jalur exsisting. Pada jalur SUTT 150 kV Bandung Selatan Kamojang Darajat Garut Tasikmalaya sepanjang 105,427 km dengan 331 tower.Dan rencana kegiatan uprating adalah penggantian konduktor SUTT 150 kV yang sudah lama dibangun dengan tegangan 150 kV konduktor ACSR 1 X 240 mm (Dove) dan akan ditingkatkan menjadi kapsitasnya menjadi 150 kV Konduktor ACSR 2 X 400 mm pada jalur Tasikmalaya Wayang Windu sepanjang 38,235 Km. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yang meliputi tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi. Kegiatan uprating dan rerouting ini memiliki jarak sepanjang 143,722 km terdiri atas 481 tower.
Komponen yang diperkirakan menimbulkan dampak meliputi 3 tahapan yaitu :
Tahap Pra Konstruksi
Tahap Konstruksi
Tahap Operasional
a. Tahap Pra Konstruksi
Komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi adalah :
Survey dan Pengukuran
Kegiatan survey meliputi kegiatan penentuan lokasi/konfigurasi jaringan, peta profil, pencatatan bangunan dan tanaman yang terkena jalur.
Kegiatan survey ini menyebabkan dapat menimbulkan dampak persepsi negatif masyarakat tentang kegiatan proyek yang berakibat timbulnya keresahan masyarakat. Pembebasan lahan
Pembebasan lahan ini pada kegiatan rerouting jalur Bandung Selatan Tasikmalaya sepanjang 105,427 km terdiri atas 331 tower dan 8 tower di jalur uprating Tasikmalaya Ciamis.Kegiatan pembebasan lahan ini menyebabkan dapat menimbulkan dampak persepsi negatif masyarakat tentang kegiatan proyek yang berakibat timbulnya keresahan masyarakat dan kerugian atas nilai harga tanah.
Kompensasi atas tanaman dan bangunan pada ROWKompensasi ini pada kegiatan rerouting jalur Bandung Selatan Tasikmalaya sepanjang 105,427 km terdiri atas 331 tower, serta ROW uprating jalur Tasikmalaya Ciamis sepanjang 19,783 km yang terdiri dari 64 tower; hal ini menyebabkan dapat menimbulkan dampak persepsi negatif masyarakat tentang kegiatan proyek yang berakibat timbulnya keresahan masyarakat atas nilai kompensasi yang tidak sesuai dengan nilai bangunan dan nilai tanaman. Kompensasi atas tanah pada ROWKompensasi ini pada kegiatan rerouting jalur Bandung Selatan Tasikmalaya sepanjang 105,427 km terdiri atas 331 tower ini menyebabkan dapat menimbulkan dampak persepsi negatif masyarakat tentang kegiatan proyek yang berakibat timbulnya keresahan masyarakat atas nilai kompensasi yang tidak sesuai dengan nilai tanah.b. Tahap Konstruksi
Komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi adalah :
Mobilisasi Tenaga Kerja
Perekrutan tenga kerja dilakukan untuk tenaga kasar dan menengah yang diprioritaskan penduduk sekitar proyek, kegiatan ini berdampak terbukanya kesempatan kerja yang berarti akan meningkatkan pendapatan penduduk sekitar.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja ini dapat menimbulkan dampak kecemburuan sosial masyarakat.
Mobilisasi Alat-alat Berat dan Bahan
Mobilisasi alat-alat dan bahan yang dimaksud adalah pengiriminan peralatan dan bahan-bahan material ke lokasi proyek.
Kegiatan mobilisasi ini dapat menimbulkan dampak baik berupa gangguan lalu lintas, kerusakan jalan dan prasarana jalan lokasi proyek.
Penggantian Konduktor (pada Jalur Tasikmalaya Ciamis/ upprating)Penggantian konduktor ini terdiri dari pembongkaran konduktor lama dan penarikan konduktor baru.
Kegiatan penurunan ataupun penarikan konduktor ini dapat menimbulkan dampak keresahan masyarakat, yaitu adanya penggunaan lahan milik masyarakat pada saat pemasangan tiang penyangga (scafolding) dan kemungkinan adanya peralatan yang menimpa rumah tinggal masyarakat.
Sementara untuk pembangunan tower baru yaitu pada 8 tower (pada Jalur Tasikmalaya Ciamis/ upprating) dan 331 tower (jalur Tasikmalaya-Bandung Selatan/re-routing) beberapa kegiatan yang mungkin menimbulkan dampak negative adalah:
Penggalian Pondasi
Pada proses ini kemungkinan akan timbul dampak terjadinya pencemaran udara seperti munculnya debu, kebisingan akibat penggunaan alat berat, pencemaran air permukaan karena longsoran galian tanah, dan pencemaran air permukaan air karena aktifitas pekerja proyek.
Pengecoran
Pada proses ini kemungkinan akan timbul dampak kebisingan akibat penggunaan alat berat, dan pencemaran air permukaan air karena aktifitas pekerja proyek. Tower Erection
Pada proses ini kemungkinan akan timbul dampak kebisingan akibat penggunaan alat berat dan pencemaran air permukaan air karena aktifitas pekerja proyek.
Stringing
Kegiatan penarikan konduktor ini dapat menimbulkan dampak keresahan masyarakat, yaitu adanya penggunaan lahan milik masyarakat pada saat pemasangan tiang penyangga (scafolding) dan kemungkinan adanya peralatan yang menimpa rumah tinggal masyarakat, selain itu juga kemungkinan dampak kebisingan karena pengunaan alat berat.c. Tahap Operasional
Komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada tahap operasional adalah :
Operasi jaringan
Kegiatan penyaluran tenaga listrik ini diperkirakan akan menimbulkan keresahan masyarakat terutama akibat adanya medan magnet dan medan listrik dan gangguan kesehatan.
Pemeliharaan SUTT 150 kV
Kegiatan pemeliharaan di sepanjang SUTT 150 kV ini berupa penebangan tegakan yang akan memasuki ruang bebas, pembersihan di sekitar tapak tiang dan perbaikan-perbaikan akibat gangguan alami ataupun teknis.
Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap flora ataupun tumbuhan yang berada di ruang bebas.
2.1.2 Komponen Lingkungan Hidup Kegiatan penggantian konduktor SUTT 150 kV ini merupakan kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup, terutama terhadap lingkungan sosial masyarakat yang terlewati oleh jalur SUTT ini.
Komponen lingkungan yang akan ditelaah dibagi dalam tiga tahap kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, dan operasi. Komponen lingkungan yang langsung terkena dampak meliputi :
a. Komponen Geo-Fisik-KimiaKomponen lingkungan geo-fisik-kimia tidak ada yang terkena dampak yang berarti mengingat pekerjaan yang dilakukan adalah pembangunan jalur baru di sebelah jalur eksisting dan penggantian konduktor yang sudah ada sebelumnya. Komponen Geo-fisik-kimia yang ditelaah adalah sebagai berikut :a. Klimatologi yang mencakup curah hujan, suhu udara, kelembaban dan petir
b. Fisiografi/morfologi membahas secara umum keadaan topografi dan struktur geologi di daerah sekitar dimana proyek berada
c. Ruang lahan dan tanah, meliputi uraian penggunaan lahan eksisting.b. Komponen Biologi
Komponen biologi yang terkena dampak kegiatan adalah flora yang berada di wilayah studi khususnya flora disekitar lokasi studi dan dilokasi SUTT. Komponen biologi yang akan ditelaah adalah sebagai berikut :a. Flora terutama vegetasi budidaya
b. Keanekaragaman jenis florac. Komponen Sosial, Ekonomi dan BudayaGambaran komponen sosial yang terdiri dari lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya mencakup struktur penduduk kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, tingkat kepadatan penduduk, persepsi masyarakat di wilayah studi khususnya masyarakat yang tinggal disekitar lokasi SUTT,
Komponen sosial ekonomi yang mungkin terkena dampak adalah persaingan kesempatan kerja masyarakat lokal yang dilibatkan dalam pekerjaan juga selain itu timbul masalah kecemburuan sosial dari sebagian masyarakat yang tidak mendapatkan kesempatan dan tidak merasa menikmati adanya proyek pekerjaan tersebut.
Komponen budaya timbul adanya keresahan masyarakat dan persepsi masyarakat terhadap rencana penggantian konduktor transmisi SUTT ini, keresahan yang timbul adanya kesalahan persepsi masyarakat terhadap rencana pekerjaan penggantian konduktor transmisi, selain itu ada sebagian masyarakat yang menyambut baik adanya rencana proyek ini, sehubungan dengan harapan masyarakat mengenai peningkatan keamanan terhadap konduktor transmisi SUTT 150 kV ini.
Komponen social, ekonomi dan budaya yang akan ditelaah adalah sebagai berikut : a. Kondisi demografi, mencakup inventarisasi data jumlah penduduk, tingkat kepadatan, struktur umur, dan pendidikanb. Kondisi sosial ekonomi mencakup pola penggunaan tanah, kesempatan kerja
d. Kesehatan masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak akibat kegiatan di sekitar lokasi proyek adalah adanya persepsi masyarakat dengan timbulnya gangguan kesehatan khususnya akibat induksi medan magnet dan medan listrik.
2.1.3 Berbagai Kegiatan Yang Ada Disekitar SUTT 150 kV
Transmisi SUTT 150 kV Bandung Selatan Kamojang Darajat Ciamis, melintasi berbagai kawasan pemukiman, lahan pertanian, perkebunan/ladang dan jalan raya/jalan lokal, maka kegiatan yang ada di sekitar lokasi penggantian konduktor SUTT 150 kV ada berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat.
Bab 3 Metode Studi
3.1 Garis Besar Metode StudiDi dalam Studi UKL UPL SUTT 150 KV Bandung Selatan Ciamis ini akan diterapkan metode studi berupa beberapa pendekatan pelaksanaan kegiatan studi yang lebih komperehensif, tepat, efisien dengan cara memanfaatkan seluruh potensi informasi yang ada. Dengan metode tersebut diharapkan hasil dari studi akan lebih berimbang, menyeluruh dan bisa mengakomodasi semua kepentingan terkait, serta pada akhirnya output studi akan lebih sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Rangkaian kegiatan Studi UKL UPL SUTT 150 KV Bandung Selatan Ciamis ini dapat dilihat pada berikut ini:
Gambar 31 Metode Studi3.2 Metode Pengumpulan Data dan Analisis DataPengumpulan data sekunder dan data primer merupakan 2 (dua) kegiatan yang akan dilakukan dalam studi ini. Data sekunder diperoleh dari studi literatur ataupun dari informasi instansi terkait. Sedangkan data primer diperoleh dari survey lapangan dalam bentuk pengamatan lapangan dan wawancara yang nantinya di deskripsikan.
Data-data yang dikumpulkan merupakan data-data semua komponen lingkungan (komponen geofisik-kimia, komponen biologi serta komponen sosial ekonomi dan budaya) yang akan ditelaah sebagai bahan untuk menyajikan kondisi / rona awal lingkungan.
3.2.1 Metode Pengumpulan Data1. Metode Pengumpulan Data Komponen Geo-Fisik-Kimiaa. Data Iklim
Data iklim yang akan dikumpulkan meliputi curah hujan, temperatur udara dan kelembaban udara merupakan data sekunder dari Badan Meteorologi dan Geofisika Jawa Barat.
b. Data Udara dan Kebisingan
Data udara dan kebisingan yang dikumpulkan meliputi kualitas udara, dan tingkat kebisingan. Data tersebut diperoleh dan diambil langsung dilokasi studi. Sample diambil di 5 Titik Lokasi.c. Data Fisiografi
Data fisiografi yang dikumpulkan terutama topografi meliputi ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), kemiringan lahan (slope) dan bentuk wilayah (bentang alam). Data tersebut diperoleh dari hasil interprestasi peta topografi dan peta rupa bumi dari Bakosurtanal skala 1: 25.000 serta peta lainnya yang relevan.
d. Data Geologi
Data geologi, mencakup uraian tentang keadaan geologi wilayah studi, diperoleh dari interpretasi peta geologi yang bersumber dari Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan Jawa barat.
e. Data HidrologiData hidrologi, mencakup uraian tentang keadaan hidrologi wilayah studi, air permukaan dan kualitas air yang diperoleh langsung dilokasi studi termasuk pengambilan sampel air. Sample diambil di 5 Lokasi titik Pengamatanf. Data Tata Ruang dan Tata Guna Lahan.
Pengumpulan data tata ruang dan tata guna lahan dilakukan di tapak proyek pembangunan SUTT 150 kV, serta di luar tapak proyek. Sumber infomasi tata ruang dan tata guna lahan antara lain :
Peta Rupa Bumi skala 1 : 25.000 dari Badan Koordinasi Survey dan Perpetaan Tanah Nasional (Bakosurtanal)
Peta peruntukan lahan yang termuat dalam RUTR/ RTRW Kota dan Kabupaten.
Peta hasil pengukuran lapangan.
g. Data Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Data untuk radiasi Gelombang elektromagnetik, diperoleh dari data sekunder hasil pengukuran / penelitian yang telah dilakukan oleh instansi / badan terkait atau hasil penelitian pihak akademisi (perguruan tinggi)
h. Prasarana dan sarana
Pengumpulan data prasarana dan sarana dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung di lapangan dan dari data sekunder (monografi desa dan monografi kecamatan).
2. Metode Pengumpulan Data Komponen Biologia. Data Flora
Pengumpulan data flora dilakukan melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan dengan cara inventarisasi jenis tumbuhan yang dominan baik yang bernilai ekologis (alami) maupun bernilai ekonomis (binaan) di wilayah studi, khususnya yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatanb. Data Fauna
Untuk pengumpulan data fauna dilakukan melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan dengan cara inventarisasi jenis satwa yang dominan baik yang merupakan satwa peliharaan maupun satwa liar.3. Metode Pengumpulan Data Komponen Sosial, Ekonomi dan BudayaUntuk memperoleh informasi yang mendalam dan komprehensif tentang persepsi masyarakat akan SUTT, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:1. Wawancara MendalamWawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi yang lebih mendalam tentang informasi dan presepsi masyarakat. Wawancara dilakukan terhadap orang-orang tertentu yang dianggap bisa memberikan informasi secara detail dan komprehensif, serta memberi makna akan informasi yang diberikannya. Direncanakan wawancara dilakukan terhadap responden. Jumlah Responden adalah 2,5% jumlah WTP (WHO, 2000). Wawancara ini juga berfungsi sebagai recek terhadap informasi dan presepsi masyarakat.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang geografi demografis sosial-budaya dan kesehatan masyarakat. Data tersebut bisa diperoleh melalui Monografi Desa atau Profil kelurahan / desa setempat.
3.2.2 Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Data Komponen Fisika. Analisis Data IklimData iklim yang relevan dengan studi ini adalah mengenai tipe iklim, temperature udara, dan curah hujan yang diperoleh dari data skunder monografi desa. Analisis dilakukan secara deskripsi untuk memperoleh gambaran tentang keadaan iklim, temperature udara maupun curah hujan pada saat tahap kontruksi.
b. Analisis Data Udara dan Kebisingan
Analisis data udara didasarkan pada data primer hasil survey/observasi yaitu pengambilan data udara dan kebisingan langsung dilakukan di loksi studi sebanyak 5 titik. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan alat ukur yang kemudian akan dihitung dugaan gangguan dengan metode matematis.c. Analisis Data Radiasi Gelombang ElektromagnetikAnalisis data radiasi gelombang elektromagnetik didasarkan pada data sekunder hasil pengukuran / penelitian yang telah dilakukan oleh instansi / badan terkait atau hasil penelitian pihak akademisi (perguruan tinggi).
d. Analisis Data FisiografiData fisiografi dianalisis dilakukan secara deskripsi untuk memperoleh gambaran topografi meliputi ketinggian tempat dari permukaan laut (elevensi) dan wilayah (bentang alam). Data tersebut diperoleh dari data monografi desa, hasil interprestasi peta rupa bumi dari Bakosultanal skala 1:25.000. e. Analisis Data Hidrologi
Analisis data hidrologi didasarkan pada data primer hasil survey/observasi yaitu analisis laboratorium terhadap sample air yang ambil di lapangan. Jenis Analisis yang digunakan meliputi TSS, COD, dan BOD.f. Analisis Data Tata Ruang dan Tata Guna LahanAnalisis dilakukan terhadap tata ruang makro terutama ditujukan pada tata guna lahan, fungsi hutan, pembukaan lahan, permukiman, transportasi dan kegiatan-kegiatan lain di sekitar wilayah studi yang diperkirakan akan terpengaruh oleh proyek pembangunan SUTT 150 kV. Pendekatan analisis tata ruang dilakukan dengan cara komparasi dan interpretasi peta dan rencana kebijakan yang telah ada. Dari hasil analisis akan diperoleh satuan unit lahan masingmasing kegiatan di daerah studi.
g. Analisis Data Prasarana dan saranaAnalisis data prasarana dan sarana dilakukan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran lengkap tentang jenis dan jumlah prasarana dan sarana yang akan terkena dampak proyek.2. Metode Analisis Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
Data yang diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif, yaitu mendeskripsikan temuan yang disertai deskripsi wawancara (people voice). Data tersebut dianalisis secara kualitatif sehingga pemahaman warga masyarakat terhadap permasalahan SUTT dan mendukung dan memperkuat baik secara emik maupun etik. Cara menganalisis dibuat terpisah antara responden yang diperkirakan terkena dampak, yaitu responden yang rumahnya dibawah jalur SUTT 150 kV dan responden yang rumahnya diluar jalur SUTT 150 kV.
a. Analisis Data Demografi (Kependudukan)
Analisis dilakukan dengan tabulasi silang dan frekuensi. Apabila Tersedia data yang bersifat runtun waktu (time series) maka akan dilakukan analisa kecenderungan (trend series) dengan menggunakan rumus-rumus tertentu. Data kualitatif akan dianalisa dengan teknik content analysis berdasarkan topik wawancara.
Angka Beban Tanggungan (dependency ratio) menggunakan rumus :
DR = P > 60 + p 60
= Jumlah penduduk > 60 tahun
Pb1660= jumlah penduduk usia 16 60 tahun (yang bekerja)
Ptb16-60= jumlah penduduk usia 16 60 tahun (yang tidak bekerja)
P < 16= jumlah pendudk usia < 16 tahun
Mobilitas Penduduk dihitung dan jumlah penduduk yang masuk dan keluar wilayah selama satu tahun dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan :
M= Jumlah penduduk masuk
E= Jumlah penduduk keluar
b. Analisis Data Ekonomi Rumah Tangga
Analisis data pola nafkah ganda dilakukan secara tabulasi berdasarkan pendapatan rumah tangga menurut jenis mata pencaharian.
Kesempatan berusaha dianalisis secara deskriptif berdasarkan tingkat pendapatan rumah tangga responden menurut sumbernya serta jumlah penduduk menurut mata pencaharian. Sedangkan kesempatan kerja dianalisis secara tabulasi berdasarkan tingkat kebutuhan tenaga kerja dan kegiatan proyek.
c. Analisis Data Sosial Budaya
Data sosial budaya yang meliputi persepsi masyarakat, nilai dan norma budaya, pola budaya dan proses, dan proses sosial dianalisis secara deskriptif.d. Kesehatan Masyarakat
Data data dan informasi tersebut dianalisis secara deskriptif.
3. Metode Analisis Komponen Biologia. Analisis Data Flora
Data hasil pengamatan flora yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara tabulasi untuk mengetahui flora yang dominan.
b. Analisis Data Fauna
Data hasil pengamatan fauna yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui fauna yang dominan.
3.3 Metode Identifikasi Dampak Pada bagian ini diutarakan metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya dampak lingkungan dan penentuan sifat pentingnya dampak.
Identifikasi dan prakiraan dampak penting terhadap lingkungan fisika-kimia, biologi, sosial, ekonomi, dan budaya serta kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh kegiatan proyek penggantian Konduktor SUTT 150 kV, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
A. Matrik interaksi
Matrik interaksi adalah suatu metoda identifikasi dampak yang menganalisis keterkaitan antara pelaku kegiatan dan rencana kegiatan proyek dengan karakteristik lingkungan di wilayah kajian. Matrik interaksi digunakan untuk mengidentifikasi dampak yang diprakirakan terjadi dari setiap komponen kegiatan pada tahap konstruksi, operasi dan pasca operasi terhadap komponen lingkungan fisik, sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat.Tabel 31 Matrik Interaksi Komponen Kegiatan
Komponen LingkunganPra KontruksiKontruksiOperasi
Survey dan Pengukuran
Pembebasan lahanMobilisasi Tenaga KerjaMobilisasi Alat Berat dan BahanPenurunan KabelPondasiPengecoranEreksi TowerStringingOperasi JaringanPemeliharaan SUTT 150 kV
Komponen Lingkungan Hidup
1. Komponen Geo-fisik-kimia
Iklim
Udara dan Kebisinganxxxx
Fisiografi
Geologix
Hidrologixx
Tata Ruang dan Tata Guna Lahanxxxx
Radiasi Gelombang Elektromagnetikxx
Prasarana dan Prasaranax
2. Komponen Biologi
Floraxx
Faunaxx
Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
1. Penurunan Harga Tanahxx
2. Keresahan Masarakatxxxxxxx
3. Kecemburuan Sosialx
4. Kesehatan Masyarakatxx
B. Metode Bagan Air (Flow Chart)
Metode ini digunakan untuk mengenal sumber-sumber dampak yang utama dan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak primer, sekunder dan seterusnya juga untuk merinci kondisi sebab akibat (causes condition impact).
Gambar 32 Metode Bagan Alir
3.4 Metode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Metode pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan dilakukan secara simultan di setiap tahapan kegiatannya mulai tahap pra konstruksi, konstruksi dan tahap operasi. Untuk lebih memfokuskan rencana pengelolaan lingkungan hidup, maka pembahasannya diperinci berdasarkan:
a. Sumber Dampak
b. Tolok Ukur Dampak
c. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
d. Pengelolaan Lingkungan Hidup
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
g. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3.4.1 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Pra-KontruksiPengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pada tahap ini terbagi dalam beberapa bagian yaitu :
1. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup pada saat Survey dan Pengukuran, dengan tolok ukur dampak adalah keresahaan masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah konsultasi public (sosialisasi).2. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup pada saat Pembebasan Lahan, dengan tolok ukur dampak adalah keresahaan masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah : Konsultasi publik (sosialisasi).
Sistem pembebasan lahan dan besarnya ganti rugi harus berpedoman ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Melakukan pendataan dan identifikasi secara akurat tentang pemilikan lahan dan bangunan pribadi serta fasilitas umum yang akan terkena pembebasan.
Melakukan pendekatan dan dialog langsung dengan warga yang terkena pembebasan lahan dan atau bangunan.
Membangun kesepakatan tentang harga lahan, bangunan, dan aset yang dibebaskan, secara langsung dengan pihak bersangkutan.
3.4.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap KontruksiPengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pada tahap kontruksi ini terbagi dalam beberapa bagian yaitu :
1. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup pada mobilisasi tenaga kerja, dengan tolok ukur adalah prespsi masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah : Melakukan pembinaan tenaga kerja.
Semua tenaga kerja kontrak kerja yang jelas.
Penerimaan tenaga kerja memprioritaskan penduduk sekitar.
Melakukan dialog warga tentang kebutuhan tenaga kerja proyek.
Mengidentifikasikan keahlian dan keterampilan yang dimiliki warga.
Melakukan perekrutan tenaga kerja sesuai keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan.
2. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup pada mobilisasi alat dan bahan material, dengan tolok ukur adalah sikap dan presepsi masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah : Pemberitahuan kepada aparat setempat sebelum pengangkutan alat dan material. Pemasangan tanda/rambu peringatan adanya kegiatan mobilisasi alat dan bahan material. Penempatan petugas pengatur lalu-lintas.3. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup pada pembangunan struktur utama dan sarana penunjang, dengan tolok ukur adalah sikap dan presepsi masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah :
Pemberitahuan kepada aparat setempat sebelum pembangunan struktur utama dan sarana penunjang. Pemasangan tanda/rambu peringatan adanya kegiatan pembangunan struktur utama dan sarana penunjang. Penempatan petugas pengatur lalu-lintas.3.4.3 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Operasi
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pada tahap kontruksi ini terbagi dalam beberapa bagian yaitu :
1. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup pada operasional jaringan, dengan tolok ukur adalah keresahan masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah : Pendekatan institusi (kelembagaan)a. Mengembangkan metoda-metode penyuluhan / sosialisasi.b. Penyuluhan ataupun sosialisasi bisa dilakukan melalui iklan layanan masyarakat.c. Melakukan pengukuran medan magnet dan medan listrik secara periodik.d. Pemasangan pengumuman tindak tanggap darurat (Emergency Response) di lokasi sekitar tower. Pendekatan teknologia. Pemasangan pengaman pada konduktor dan tower.
b. Pemeliharaan dan pengoperasian SUTT 150 kV .2. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup pada mobilisasi alat dan bahan material, dengan tolok ukur adalah sikap dan presepsi masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan adalah :
Pendekatan institusi (kelembagaan)a. Mengembangkan metoda-metode penyuluhan / sosialisasi. b. Penyuluhan ataupun sosialisasi bisa dilakukan melalui iklan layanan masyarakat.c. Pemasangan pengumuman tindak tanggap darurat (Emergency Response) di lokasi sekitar tower. Pendekatan teknologic. Pemasangan pengaman pada konduktor dan tower.
d. Pemeliharaan dan pengoperasian SUTT 150 kV .
Gambar 33 Contoh Tindak Tanggap Darurat (Emergency Response)Bab 4 Rencana Kerja4.1 Identitas Pemrakarsa dan Identitas Pelaksana
A. Identitas Pemrakarsa
Nama Pelaksana
: PT. PLN (Persero) Proyek KITRING Jawa Barat
Nama Penanggung Jawab: Ir. Hidayat Hadi Subagio
Jabatan
: Kepala
Alamat
: Jl. Ciliwung no 5 Bandung
Telp.
: 022-7272146 - 7107196
Fax
: 022-7272928
B. Identitas PenyusunNama Pelaksana
: PT. Miranthi Konsultan PermaiNama Penanggung Jawab: Adang Hidayat
Jabatan
: Direktur
Alamat
: Jl. Wartawan I No. 4A Bandung
Telp.
: 022-7315658
Fax
: 022-7315658
4.2 Kebutuhan Tenaga Ahli4.2.1 Klasifikasi Tenaga Ahli
Tim Penyusun Studi UKL-UPL Uprating/Re-routing SUTT 150 kV (Bandung Selatan - Ciamis) yang akan dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) PT. PLN (Persero) Proyek KITRING Jawa Barat ini terdiri dari tenaga-tenaga dari berbagai disiplin ilmu yang ahli di bidangnya masing-masing. Sedangkan untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaan penyusunan studi, tenaga-tenaga ahli tersebut dibantu oleh tenaga pendukung seperti operator komputer (typist) dan tenaga administrasi. Adapun tim penyusun adalah sebagai berikut :
Tabel 41 Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
NoTenaga Ahli dan Tenaga PendukungNama
1.Ahli Teknik Lingkungan / Team LeaderDra. Nurul Chazanah, MS
2.Ahli ElektrikalIr. Sri Haryanto
3.Ahli Teknik SipilIr. Didin Sukma RZ
4.Ahli Sosek Drs. Thomas Bustomi, MS
5.Ahli PertanianIr. Aries Muzakir, MS
6.Ahli Tata Ruang WilayahLuthfi, ST.
7.Ahli KomunikasiFeti Agustin, S.Sos
8.Asisten Ahli LingkunganKirbandriati,
9.Asisten Ahli Sosial EkonomiSuryadi, S.IP
10.Asisten Ahli Sipil Agus Bramiana, ST
11.Billingual Secretary1 Orang
12Operator Komputer2 Orang
4.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
1. Team Leader / Ahli Teknik Lingkungana. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas kegiatan dan bertugas sebagai koordinator dari tim yang dipimpinnya.
b. Bertanggung jawab langsung terhadap kualitas teknis pekerjaan secara keseluruhan.
c. Memberi pengarahan terhadap anggota tim pada setiap tahapan kegiatan baik yang menyangkut teknis maupun non teknis.
d. Mengadakan inventarisasi semua permasalahan yang timbul dalam melaksanakan tugas, serta mencari solusinya, baik yang menyangkut internal anggota maupun yang berhubungan dengan pihak eksternal.
e. Melakukan koordinasi dengan pihak proyek dan instansi terkait lainnya.
f. Melakukan pengawasan secara umum terhadap kegiatan-kegiatan dari mulai survey sampai dengan penyiapan laporan.
g. Bersama dengan Direktur Proyek dan Tenaga Ahli melakukan presentasi dihadapan pihak lain yang diperlukan.
h. Bertanggung jawab terhadap ketepatan progress / kemajuan pekerjaan sehingga tidak terjadi keterlambatan.
i. Melakukan rapat koordinasi intern dengan seluruh tim secara berkala, sehingga diperoleh persepsi dan visi yang sama untuk kelancaran studi.j. Membuat penyajian rona lingkungan awalk. Bertanggung jawab terhadap ketajaman dalam melakukan indentifikasi dan evaluasi dampak yang timbul akibat kegiatan proyek.l. Membuat laporan sesuai tahap / jenis laporan yang harus dibuat sesuai dengan bidang tugas yang ditangani.2. AhIi Teknik Elektrikal
a. Bertanggung jawab terhadap kajian menyangkut identifikasi dan evaluasi pengaruh SUTT 150 kV terhadap kesehatan masyarakat, gangguan peralatan elektronik terhadap keberadaan SUTT 150 kV.
b. Melakukan kajian literatur dari hasil berbagai penelitian tentang SUTT 150 kV guna memperjelas dan mempertegas gangguan SUTT 150 kV terhadap Iingkungan sekitarnya, serta membuat kajian terhadap persyaratan minimal jarak SUTT 150 kV terhadap berbagai obyek.c. Membuat laporan sesuai tahap/ jenis laporan yang harus dibuat sesuai dengan bidang tugas yang ditangani.
3. Ahli Teknik Sipil
a. Melakukan observasi atas disain konstruksi pada SUTT 150 kV dan menganalisis dampak positif dan negatif Proyek dalam aspek konstruksi. b. Melakukan kajian literatur dari hasil berbagai penelitian tentang kontruksi SUTT 150 kV guna memperjelas dan mempertegas gangguan SUTT 150 kV terhadap Iingkungan sekitarnya, serta membuat kajian terhadap persyaratan minimal jarak SUTT 150 kV terhadap berbagai obyek.c. Membuat laporan sesuai tahap/ jenis laporan yang harus dibuat sesuai dengan bidang tugas yang ditangani.4. AhIi Sosial
a. Melakukan analisa dan evaluasi serta prediksi dampak keberadaan SUTT 150 kV terhadap komunitas penduduk dan kesehatan penduduk di sekitar dan di sepanjang rencana SUTT 150 kV tersebut.
b. Melakukan wawancara secara mendalam dengan cara penyebaran kuesioner atau dengan berbagai strata penduduk untuk dapat menjaring persepsi dan tanggapan masyarakat serta membandingkan 10 jenis penyakit dominant sebelum dibangun SUTT 150 kV dan setelah pembangunan SUTT 150 kV.
c. Membuat laporan sesuai tahap/ jenis laporan yang harus dibuat sesuai dengan bidang tugas yang ditangani.5. Ahli Pertaniana. Menanganalisis temuan-temuan dari survey pertanian, untuk mengetahui sejauhmana dampak Proyek terhadap usaha/produksi komoditas pertanian maupun dampak terhadap warga yang bekerja/berusaha dalam bidang pertanian berkaitan dengan lahan pertanian yang akan dibebaskan.
b. Memberi kontribusi pada penyusunan laporan, khususnya mengenai dampak positif dan negatif Proyek terkait dengan aspek pertanian, dan menyampaikan usulan mengenai pola dan nilai ganti-rugi/kompensasi atas tanaman pertanian yang terkena dampak serta prosedur pelaksanaan relokasi lahan pertanian WTP dan/atau rehabilitasi penghasilan WTP yang bermata-pencarian di sektor pertanian dan mengalami kehilangan penghasilan dalam jumlah/prosentasi signifikan akibat pembebasan lahan.
6. Ahli Tata Ruang Wilayaha. Melakukan kajian tata ruang diseluruh lokasi yang akan dilalui jaringan.
b. Bertanggung jawab terhadap hasil analisa dan evaluasi dampak SUTT 150 kV terhadap struktur ruang, tanah dan lahan dengan rencana pengembangan kota secara menyeluruh.
c. Membuat laporan sesuai tahap/ jenis laporan yang harus dibuat sesuai dengan bidang tugas yang ditangani.7. Ahli Komunikasi
a. Melakukan analisa dan evaluasi serta prediksi dampak keberadaan SUTT 150 kV terhadap komunitas penduduk di sekitar dan di sepanjang rencana SUTT 150 kV tersebut.
b. Melakukan wawancara secara mendalam pada berbagai strata penduduk untuk dapat menjaring persepsi dan tanggapan masyarakat sebelum dibangun SUTT 150 kV dan setelah pembangunan SUTT 150 kV.
c. Membuat laporan sesuai tahap/ jenis laporan yang harus dibuat sesuai dengan bidang tugas yang ditangani.d. Mengkaji pola komunikasi yang harus dilaksanakan oleh pemrakarsa terhadap WTP dan masyarakat sekitar proyek.8. Asisten Ahlia. Membantu kerja tenaga ahli sesuai dengan bidang masing-masing.
4.3 Rencana Kerja dan Rencana Jadwal Pelaksanaan
4.3.1 Rencana Kerja
Secara garis besar rencana kerja dalam studi ini terbagi kedalam 4 (empat) tahapan yang telah disesuaikan dengan metodologi kegiatan. Tahapan-tahapan rencana kerja tersebut adalah sebagai berikut:
Persiapan; tahap ini akan mencakup persiapan studio, studi litelatur, dan persiapan survey.
Pengumpulan Data; tahap ini akan mencakup pengumpulan data instansional / survey instansional untuk mendapatkan data skunder serta observasi dan identifikasi / survey lapangan untuk mendapatkan data primer dan ploting peta.
Analisis Data; pada tahap ini akan mencakup analisis data dan analisis dampak.
Rencana Penanganan; pada tahap ini akan dikemukakan mengenai rencana atau kegiatan apa saja yang direkomendasikan dalam penganan dampak lingkungan.
Pelaporan; tahap ini akan mencakup laporan progress bulanan, diskusi dengan tim teknis, laporan kegiatan dan presentasi laporan kegiatan.
4.3.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanaan UKL UPL Uprating-Rerouting SUTT 150 kV Bandung Selatan Ciamis, seperti yang tercantum pada Kerangka Acuan Kerja adalah 3 (tiga) bulan atau 90 hari kalender. Rencana jadwal kerja pelaksanaan ditampilkan pada tabel berikut ini :Tabel 42 Rencana Jadwal Kerja PelaksanaanNo.UraianBulan 1Bulan 2Bulan 3
123412341234
IPEKERJAAN PERSIAPAN
1Pengurusan Perijinan
2Pengumpulan Data Skunder
3Persiapan Survey
4Survey Pendahuluan dan Sosialisasi
IIPelaksanaan Survey
1Observasi lapangan dan Ploting Peta
2Wawancara dan Quesioner
IIIPENYUSUNAN LAPORAN
1Kompilasi dan Pengolahan Data
2Analisis Data
3Perumusan Dampak & rencana Penanganan
IVPELAPORAN DAN PEMBAHASAN DI PT. PLN (PERSERO)
1Laporan Pendahuluan dan Pembahasan
2Draft Laporan Akhir
VPEMBAHASAN DI BPLHD
1Pemberitahuan
2Konsulltasi & Pembahasan di BPLHD
3Perbaikan Laporan
4.4 Jangka Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan UKL UPL SUTT 150 kV Bandung Selatan Ciamis adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak 1 November 2007 s/d 30 Januari 2008. 4.5 Sistem Laporan
Sistem pelaporan dalam pekerjaan UKL UPL Uprating Rerouting SUTT 150 kV Bandung Selatan Ciamis, ini terdiri dari 3 (tiga) sistem pelaporan yaitu :a. Laporan Pendahulan
Laporan ini berisi data tentang Rencana kerja, Metode Kerja, koordinasi yang akan dilakukan dengan instansi terkait, organisasi tim, Manning Schedule, Time Schedule , Kuesioner dan Peralatan Kerja yang digunakan. Laporan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dalam Bahasa Indonesia.
b. Draft Laporan AKHIR
Draft Laporan AKHIR harus didiskusikan kepada PT PLN (Persero) sebelum disampaikan kepada Pemda/ BPLHD Propinsi Jawa Barat. Draft Laporan Akhir diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dalam bahasa Indonesia dan 4 (empat) eksemplar dalam Bahasa Inggris. c. Laporan AKHIR Laporan AKHIR diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dalam bahasa Indonesia dan 4 (empat) eksemplar dalam Bahasa Inggris.
d. Rekomendasi UKL UPL dari BPLHD Provinsi Jawa BaratDAFTAR PUSTAKAAnonymous, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Anonymous, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2002, tentang Pengelolaan Ketenagalistrikan.
Anonymous, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1999, tentang Aanalisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Anonymous, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 11 Tahun 2006, tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dapak Lingkungan Hidup.
Anonymous, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 86 Tahun 2003, tentang Pedoman pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkunga Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
Anonymous, Kumpulan Makalah kursus Dasar-Dasar dan Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, KPPLH Bandung
Rau john G., 1987, Environmental Impact Analysis Handbook, Mc. Graw Hill Book Company.
Sumarwoto. O., 2003. Analisis Dampak Lingkungan Edisi 10, Gajah Mada University Press.
LAMPIRAN1. Daftar Desa dan Jumlah Tower2. Peta-peta Jalur SUTT 150 kV3. Tenaga Ahli ( Daftar Riwayat Hidup dan Copy Ijazah)LAMPIRAN 1
DAFTAR DESA DAN JUMLAH TOWER NoSubjalurKabupaten / KotaKecamatanDesaJumlah TowerKeterangan
(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)
1Bandung Selatan - KamojangBandungBanjaranBanjaran1Re-routing
Neglasari10Re-routing
Mekarjaya7Re-routing
Banjaran wetan3Re-routing
Mangun jaya2Re-routing
Kiara Payung2Re-routing
ArjasariKiara Payung1Re-routing
Mekarjaya3Re-routing
Baros2Re-routing
Pinggir sari3Re-routing
Arjasari1Re-routing
Ancol1Re-routing
Ancol Mekar5Re-routing
Babakan2Re-routing
PacetMekarsari8Re-routing
Maruyung1Re-routing
Awi1Re-routing
Cipejeuh2Re-routing
Mandala Haji3Re-routing
Nagrog5Re-routing
Cikawan1Re-routing
IbunPangguh3Re-routing
Atata2Re-routing
Dukuh3Re-routing
Ibun6Re-routing
Laksana11Re-routing
NoSubjalurKabupaten / KotaKecamatanDesaJumlah TowerKeterangan
(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)
2Kamojang - Darajat BandungIbunLaksana12Re-routing
KamojangCisaru1Re-routing
GarutSamarangSukakarya4Re-routing
Parakan6Re-routing
Cisaru2Re-routing
Pada awas2Re-routing
Pasir wangi3Re-routing
Pasir wangiBaru jaya3Re-routing
Pada awas1Re-routing
Karya mekar4Re-routing
Sukakarya1Re-routing
Darajat1Re-routing
3Darajat - GarutGarutPasir wangiDarajat1Re-routing
Sukakarya1Re-routing
Karya mekar2Re-routing
Mekar sari2Re-routing
Pada awas 4Re-routing
Pasir wangi2Re-routing
Baru sari2Re-routing
SamarangCisaru2Re-routing
Parakan6Re-routing
Sukakarya1Re-routing
Tanjung karya4Re-routing
TarogongSukawangi2Re-routing
Sukajadi4Re-routing
Mekar wangi3Re-routing
Sima jaya3Re-routing
Mekar galih2Re-routing
Tarogong kidulMekar galih3Re-routing
Sukajaya3Re-routing
TarogongSukajaya2Re-routing
NoSubjalurKabupaten / KotaKecamatanDesaJumlah TowerKeterangan
(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)
Suka karya2Re-routing
Sukaluyu1Re-routing
Garut kotaMuara sanding7Re-routing
CilawuNgamplang7Re-routing
Marga laksana1Re-routing
Pasanggrahan2Re-routing
Cilawu1Re-routing
4Garut - Tasikmalaya GarutCilawuCilawu2Re-routing
Pasanggrahan3Re-routing
Karya mekar4Re-routing
Dayeuh manggung2Re-routing
Mekar sari4Re-routing
Suka tani4Re-routing
Suka jaya1Re-routing
Suka maju4Re-routing
SalawuSuka maju2Re-routing
TasikmalayaSalawuTenjo waringin6Re-routing
Kuta waringin7Re-routing
Taajung sari9Re-routing
Negla sari10Re-routing
Sunda wenang4Re-routing
Karya mukti3Re-routing
Salawu3Re-routing
Serang1Re-routing
Marga laksana 2Re-routing
Marga jaya2Re-routing
Mangun rejaMangun reja1Re-routing
Salebu2Re-routing
SingaparnaSalebu4Re-routing
Mangun rejaSuka sukur7Re-routing
Mangun reja5Re-routing
NoSubjalurKabupaten / KotaKecamatanDesaJumlah TowerKeterangan
(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)
Marga jaya4Re-routing
Tanjung jayaTanjung jaya1Re-routing
SingaparnaMarga jaya1Re-routing
Mangun rejaCinta jaya1Re-routing
Tanjung jaya3Re-routing
SingaparnaSuka rapih3Re-routing
Warga kerta 1Re-routing
Suka rameWarga kerta 2Re-routing
Suka rame1Re-routing
Suka rame5Re-routing
SingaparnaSingaparna2Re-routing
KawaluKarang anyar4Re-routing
Mangku bumiSudi mara 1Re-routing
Karikil1Re-routing
Cigantang4Re-routing
Sambong pari4Re-routing
Sambong jaya2Re-routing
5Tasikmalaya - CiamisKota TasikmalayaTaman sariTaman jaya10Uprating
Suka hurip3Uprating
Sumelap7Uprating
CibeureumCiherang3Uprating
KAB.TasikmalayaManon jayaGuna jaya4Uprating
Babakan 2Uprating
Cibeber2Uprating
Kali mangis6Uprating
Gunung geok1Uprating
Pasir panjang4Uprating
Cihawer1Uprating
Cilangkar6Uprating
Kota CiamisCiamisLingga sari 1Uprating
Benteng4Uprating
NoSubjalurKabupaten / KotaKecamatanDesaJumlah TowerKeterangan
(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)
Ciamis5Uprating
Cigembor1Uprating
Kerta sari3Uprating
Total395
CEKLIST DATANoDataValidasi dan VolumeSumber Data
abcd
1Skunder
1.1Iklim
1.1.1Curah Hujan Bulan dan Tahunan (5 Tahun / 2003 2007)Badan Meteorologi dan Geofisika Jawa Barat
1.1.2Temperatur Udara dan KelembabanBulan dan Tahunan (5 Tahun / 2003 2007)Badan Meteorologi dan Geofisika Jawa Barat
1.2Fisiografi
1.2.1Ketinggian (elevansi/dpl)Interprestasi Peta Rupa Bumi Bakosultanal skala 1: 25.000 (Tahun 2002 2005)Bakosultanal
1.2.2Kemiringan lahanInterprestasi Peta Rupa Bumi Bakosultanal skala 1: 25.000 (Tahun 2002 2005)Bakosultanal
1.2.3Bentang AlamInterprestasi Peta Rupa Bumi Bakosultanal skala 1: 25.000 (Tahun 2002 2005)Bakosultanal
1.3Geologi
1.3.1Kondisi GeologiInterprestasi Peta Geologi (Tahun 2002 2005)Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan Jawa Barat
1.4Hidrologi
1.4.1Air PermukaanInterprestasi Peta Hidrologi (Tahun 2002 2005)Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan Jawa Barat
1.4.2Air TanahInterprestasi Peta Hidrologi (Tahun 2002 2005)Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan Jawa Barat
1.5Tata Ruang dan Tata Guna Lahan
1.5.1Penggunaan Lahan EksistingInterprestasi Peta Rupa Bumi Bakosultanal skala 1: 25.000 (Tahun 2002 2005)Bakosultanal
1.5.2Penggunaan Lahan RencanaRTRW / RUTR Kota/Kabupaten (2002 2005)Bapeda Kabupaten / Kota
1.6Radiasi Glombang Elektromagnetik
1.6.1Radiasi Glombang ElektromagnetikStudi literature yang sudah di lakukan (2002 2005)PT. PLN
1.7Sarana dan Prasarana Desa/Kecamatan
1.7.1Sarana dan Prasarana (Fasos Fasum, Jalan, Utilitas)Monografi Desa dan Monografi Kecamatan (2002 2005)Kantor Desa dan Kantor Kecamatan
1.8Demografi, Sosial, Budaya, Perekonomian
1.8.1Jumlah Penduduk, struktur penduduk, komposisi pendudukMonografi Desa dan Monografi Kecamatan (2002 2005)Kantor Desa dan Kantor Kecamatan
1.8.2Kondisi Sosial dan BudayaMonografi Desa dan Monografi Kecamatan (2002 2005)Kantor Desa dan Kantor Kecamatan
1.8.3Kondisi Perekonomian Monografi Desa dan Monografi Kecamatan (2002 2005)Kantor Desa dan Kantor Kecamatan
1.8.4Kesehatan MasyarakatStatistik Kesehatan Masyarakat (2002 2005)Puskesmas Kecamatan da Puskesamas Desa
2Primer
2.1Udara dan Kebisingan
2.1.1Kualitas Udara5 lokasi titik pengamatan
2.1.2Kebisingan5 lokasi titik pengamatan
2.2Hidrologi
2.2.1Kualitas air permukaan5 lokasi titik pengamatan
2.3Tata Ruang danTata Guna Lahan
2.3.1Peta pengukuran tapak Hasil pengukuran tapak di lapangan skala 1:1000 1:5000Pengukuran tapak
2.4Flora dan Fauna
2.4.1FloraInventaris jenis tumbuhan dominanPengamatan dan observasi langsung
2.4.2FaunaInventaris jenis satwa dominanPengamatan dan observasi langsung
2.5Social, budaya dan ekonomi
2.5.1Kondisi Social, budaya dan ekonomi masyrakatWawancara langsung dengan tokoh masyarat setempat dan aparat kcamatan dan desaWawancara dengan menggunakan Quisioner
2.5.2Kondisi social , budaya dan ekonomi keluargaWawancara langsung dengan tokoh masyarat setempat dan aparat kcamatan dan desaWawancara dengan menggunakan quisioner dengan jumlah responden minimum 2,5% jumlah WTP (WHO, 2000)
2.6Foto
2.6.1Foto berbagai kegiatanPada saat pelaksanaan berbagai kegiatan dilapangan
DAFTAR PERTANYAANDesa/Kelurahan : Kecamatan
: Kabupaten
: Propinsi
: Tanggal
: Pencacah
: I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden: ...
2. Umur
:
3. Alamat
:
4. Pendidikan Trakhir: 5. Pekerjaan
:
II. KELUARGA
Jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama : . Orang
NoNamaUmurJenisKelaminStatusHubunganPendidikanPekerjaan
1234567
1......
2......
3......
4......
5......
6......
7......
8......
9......
10......
III. SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
1. Konsisi Rumah:
Permanen
Semi Permanen/Temporer
Status Kepemilikan :
Milik
Sewa/Kontrak
Pinjam
2. Perincian tanah yang dikuasai oleh responden (m2)NoUraianMilik PribadiSewaGadaiMilik Keluarga
123456
1Pekarangan....
2Sawah Beririgasi Teknis....
3Sawah Beririasi Teknis....
4Sawah Tadah Hujan....
5Tegalan....
6Kebun....
7Kolam/Empang....
3. Alat elektronik yang dimiliki responden :TVKulkas
RadioKipas Angin
TapeMesin Cuci
4. Sarana transportasi yang dimiliki responden :
MobilSepeda
Sepeda MotorLain-lain (sebutkan)
..
5. Penghasilan keluarga per bulan Rp : ..6. Pengeluaran keluarga perbulan Rp : ..7. Khusus untuk listrik berapa pengeluarannya perbulan Rp :
8. Selain bersekolah apakah keluarga saudara terlibat juga dalam kegiatan lain, misalnya :Berkerja di sawahMenjaga Warung
Lain-lain (sebutkan)
..
9. Dilokasi saudara tinggal, sarana peribadatan apa saja yang ada :
MesjidVihara
MushollaGereja
IV. PRESEPSI MASYARAKAT
1. Apakah yang saudara ketahui tentang jaringan SUTT yang akan diganti kabelnya? ...........................................
..
2. Bagaimana tanggapan saudara, tentang hal ini ?
Setuju
Alasannya : .
Tidak setuju
Alasannya : .
3. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan jaringan SUTT tersebut, apa yang akan saudara lakukan : Membantu kelancaran proyek
Menyediakan bahan makanan yang diperlukan
Dilibatkan dalam pekerjaan peroyek sebagai tenaga kerja
Lainnya (sebutkan) ..
4. Apakah saudara memiliki lahan yang dilewati jaringan SUTT?YaLuasnyaha
Tidak
5. Jika tanah/rumah saudara dilewati jaringan SUTT, bagaiman tanggapan saudara ?..
..
6. Apakah lahan tersebut masih diusahakan ?
Ya
Tidak
Jika ya, alasannya
Jika tidak , alasannya
7. Apakah di lokasi tempat tinggal saudara, telah mendapatkan fasilitas penerangan listrik dari PLN ?
Ya, sejak tahun ..
Tidak
8. Bila ya, bagaimana pelayanan jasa PLN tersebut di likasi tempat tinggal saudara ?
Baik
Sering padam
V. ASPEK KESEHATAN
1. Ditempat saudara tinggal, apakah pernah terjadi musibah penyakit yang cukup besar? Ya Tidak
2. Bila ya jenis penyakit apa dan berapa lama?
MuntaberHari/Bulan
TypusHari/Bulan
Demam berdarahHari/Bulan
MalariaHari/Bulan
LainnyaHari/Bulan
3. Jika terjadi serangan penyakit (anggota keluarga/saudara) dimanakah mendapatkan pertolongan?
Puskesmas
Mantri Kesehatan/Paramedis
Dokter
Lainnya (sebutkan)
..
4. Apakah di tempat saudara tinggal terdapat sarana kesehatan ?
Ya
Tidak
5. Bila ya, sebutkan sarana kesehatan tersebut ?
Rumah SakitPuskesmas
PoliklinikPuskesmas Pembantu
6. Apakah di lingkungan saudara tinggal terdapat kegiatan Posyandu ?
Ya
Tidak
7. Sebutkan penyakit yang sering diderita oleh keluarga saudara ?
8. Darimanakah saudara mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari ?
SungaiSumur Umum
SumurPDAM
9. Apakah persediaan air yang terdapat di sekitar tempat saudara tinggal mencukupi untuk kebutuhan yang diperlukan ?
Ya
Tidak
10. Sarana MCK apakah yang terdapat di tempat saudara tinggal (sebutkan) ?
..
M = 1 - E
Pembebasan Tanah, pemayaran Kompensasi
Pada saat pembangunan tower baru atau penarikan/peurunan konduktor/ ada potensi akumulasi orang dan kegiatan di lokasi proyek
Kebisingan,Udara Hidrologi, Sanitasi,
PENGUMPULAN DATA PRIMER DAN SKUNDER
UKL - UPL
LAPORAN PENDAHULUAN
Adanya sebagian masyarakat yang merasa tidak menikmati layanan listrik dari PLN
DATA KEGIATAN/DESKRIPSI PROYEK
Kecemburuan Masyarakat
Secara psikologis adanya perasaan khawatir terhadap SUTT pada saat turun hujan yang disertai petir/putusnya konduktor Juga adanya paparan medan magnet dari medan listrik
Operasional jaringan
Medan Magnet & Medan Listrik
Pada saat pengangkutan alat dan bahan timbul kerusakan prasarana umum seperti jalan, jembata, gorong/ saluran drainase, ataupun sebagian lahan masyarakat
Mobilisasi Alat Dan Bahan
Kerusakan Prasarana
Kontruksi
Timbul adanya persaingan dalam mendapatkan kerja sesama warga setempat
Mobilisasi Tenaga Kerja
Kecemburuan Sosial
Ada anggapan pemakaian lahan milik masyarakat serta keresahan yang di timbulkan dari SUTT yang melintasi tanaman/ pohon agar ada kompensasi lahan, kecenderungan kompensasi merugikan, penurunan nilai tanah
Survey Dan Pengukuran
Operasi
Adanya Peningkatan keandalan system PLN
PELINGKUPAN
Keresahan Masyarakat
Peningkatan Potensi Kegiatan
Pra Kontruksi
Pada saat pembangunan tower baru atau penarikan/peurunan konduktor/ konduktor yang melintasi pemukiman, tanaman, fasilitas lainnya, dikhawatirkan menimpa atap rumah, tanaman/pohon miliki masyarakat, atau pun sebagian lahan masyarakat
Uprating :
Penurunan kabel lama
Pembuatan Tower Sisipan/tambahan
Stringing Kable Baru
Rerouting
Penggalian pondasi
Pengecoran
Tower Erection
Stringing
Isu pokok Lingkungan
IDENTIFIKASI DAMPAK
FENOMENA KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN
UKL - UPL
DASAR HUKUM
UU RI NO.20 TAHUN 2002
PP NO. 11, TAHUN 2006
KEP. MEN. LH NO. 17, TAHUN 2001
KEP. MEN. LH NO. 1457K/28/MEM/2000
PROSEDUR TINDAK TANGGAP DARURAT
JENIS GANGGUAN:
TOWER RUNTUH
KELAINAN PADA TOWER (KOMPONEN TOWER HILANG, SEKRUP LEPAS/ HILANG)
KABEL PUTUS
TANAH DI SEKITAR TOWER LONGSOR
HAL YANG HARUS DILAKUKAN:
LOKASI SEKITAR KEJADIAN DIAMANKAN (BERI RAMBU LARANGAN SEMENTARA)
LAPORKAN PADA PT. PLN (PERSERO) TERDEKAT
GARDU INDUK GANDUL:NO. TLP. ..
GARDU INDUK CIBINONG:NO. TLP. ..
GARDU INDUK GANDARIA:NO. TLP. ..
Keresahan Masyarakat
LAPORAN PENDAHULUAN
PT. PLN (Persero)
PT. PLN(Persero)
Proyek KITRING Jawa Barat
Jl. CiliwungNo.5 Bandung
PT. MIRANTHI
KONSULTAN PERMAI
Jl.Wartawan I No.4 Bandung
2007
U K L U P L
SUTT 150 kv Bandung Selatan - Ciamis
PAGE Laporan Pendahuluan | KATA PENGANTARii