darmadi18.files.wordpress.com · web viewteknologi pengelolaan kualitas air teknologi sistem...

38
TUGAS PENGELOLAAN KUALITAS SUMBER DAYA AIR

Upload: nguyendien

Post on 14-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

TUGAS

PENGELOLAAN KUALITAS SUMBER DAYA AIR

Page 2: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5

2.1 Penentuan Titik Pengambilan Sampel...........................................................................................6

2.2 Pengambilan Sampel......................................................................................................................6

2.2.1 Cara Manual...........................................................................................................................7

2.2.2 Cara Otomatis........................................................................................................................8

2.3 Analisa Kualitas Air.......................................................................................................................9

2.4 Mutu dan Kelas Air......................................................................................................................11

2.5 Pengendalian Pencemaran Air.....................................................................................................12

2.6 Landasan Hukum Mengenai Kualitas Air dan Air Tercemar......................................................13

BAB III STUDY KASUS............................................................................................................................14

3.1 Permasalahan...............................................................................................................................14

3.2 Pendekatan Pemecahan masalah..................................................................................................14

3.3 Pembahasan..................................................................................................................................16

3.4 Pengembangan Infrastruktrur.......................................................................................................19

KESIMPULAN............................................................................................................................................25

1

Page 3: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

BAB I

PENDAHULUAN

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber

air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air, air sungai, danau, dan air laut. Sumber air

di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber panas

yang mampu menguapkan air. Air baik yang berada didarat maupun d laut akan menguapa oleh

panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami kondensasi dan

pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan menjadi hujan. Air hujan jatuh ke

bumi sebagian mengalir meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan mata air, sebagian

mengalir melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan

sebagian lagi kembali ke laut.

Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah,

termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. Sumber

Daya Air dikelola berdasarkan asas kelestarian, kesimbangan, kemanfaat umum, keterpaduan

dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas

Menurut UU.No 7 Tahun 2004 menyebutkan bahwa, Pengelolaan Sumber Daya Air

adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pelenggaraan

konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

Secara umum, Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi ; perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, penganggaran dan keuangan.

Pengeloaan Sumber Daya Air juga dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari cara

struktural dan non-struktural, untuk mengendalikan system sumber daya air alam dan buatan

manusia untuk kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan. Tindakan-tindakan

struktur (structural measure) untuk pengelolaan air adalah fasilitas-fasilitas terbangun

(constructed facilities) yang digunakan untuk mengendalikan aliran air baik dari sisi kuantitas

maupun kualitas. Tindakan-tindakan non-struktural (non-structual measure) untuk pengelolaan

air adalah program-program atau aktifitas-aktifitas yang tidak membutuhkan fasilitas-fasilitas

terbangun. (Grigg, 1996)

2

Page 4: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang

diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis

alamiahnya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan

pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku

mutu air.

Tindakan-tindakan pengelolaan dalam upaya pengaturan kualitas air menurut Brooks dkk,

(1994), dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : pengaturan, fiscal, dan pengelolaan serta investasi

public secara langsung. Dalam pengaturan hal-hal yang berkaitan dengan kualitas air meliputi

zooning, regulasi, peraturan-peraturan spesifik tentang air dan tanah, pengendalian, perijinan,

larangan dan lisensi. Untuk kategori fiscal meliputi harga, pajak, subsidi, denda, dan bantuan.

Sedangkan yang masuk dalam kategori pengelolaan dan investasi publik antara lain bantuan

teknis, riset, pendidikan dan pengelolaan tanah dan air, instansi dan infrstuktur.

Penggunaan teknologi pengelolaan air dapat dilihat berdasarkan :

1. Kualitas Air :

a. Siklus air di alam

b. Baku mutu lingkungan hidup

c. Klasifikasi dan kriteria mutu air (kondisi fisika-kimia-biologis air)

d. Kontrol polusi air

2. Sistem pengolahan air :

a. Tahap pengolahan air tawar

b. Problem dalam unit pengolahan air

Ada beberapa teknologi yang dipakai untuk pengelolaan kualitas air, misalnya:

1. Manipulasi kondisi air kultur

Parameter fisika-kimia kultur (kimia : kandungan oksigen terlarut, kandungan H2S, NH3,

tingkat keasaman (pH); fisika: salinitas, turbiditas/kekeruhan air, filtrasi, sterilisasi).

Parameter biologis kultur (parameter dan pengukuran kualitas biologis air, bakteri

nitrifikasi (isolasi, substrat, etc), probiotik, bio-flok, perifiton, pakan alami dan aplikasi)

2. Teknologi pengelolaan kualitas air

Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge

3. Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air

3

Page 5: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-

parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau

komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di

dalam air. Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air. Mutu air dapat

diklasifikasikan menjadi 4 kriteria :

1. Kelas Satu

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan

lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2. Kelas Dua

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

3. Kelas Tiga

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Kelas Empat

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4

Page 6: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengendalikan kualitas air terlebih dahulu menentukan kelas/mutu air yang

ditinjau sebagai patokan dalam menentukan alternatif yang diambil sebagai upaya pengendalian

kualitas air, Untuk menentukan pengendalian kualitas air dilakukan tahap/proses sebagai berikut.

(Gambar 2.1 Diagram Alir Pengendalian Kualitas Air)

5

Page 7: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

2.1 Penentuan Titik Pengambilan Sampel

Lokasi pengambilan contoh ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat diketahui kualitas

air alamiah dan perubahan kualitas air yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Kualitas air

alamiah diukur pada lokasi di hulu sungai yang belum mengalami perubahan oleh kegiatan

manusia. Sedangkan perubahan kualitas air dapat diketahui di hilir sungai, setelah melalui

suatu daerah permukiman, industri ataupun pertanian. Di daerah muara sungai diperlukan

pula lokasi pengukuran untuk mengetahui pengaruh intrusi air laut. Pada danau atau waduk

sekurang-kurangnya diperlukan tiga titik pengambilan contoh yaitu sebelum masuk, di

tengah dan setelah keluar dari danau.

Untuk keperluan pengendalian pencemaran air, contoh diambil pada 3 lokasi:

1. Pada perairan penerima sebelum tercampur limbah (upstream) (titik 4)

2. Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan penerima (titik 3)

3. Pada perairan penerima setelah bercampur dengan air limbah (downstream), namun

belum tercampur atau menerima limbah cair lainnya (titik 5)

(Gambar 2.2 Contoh Lokasi Pengambilan Sampel untuk Pengendalian Pencemaran Air)

2.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan contoh dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis tergantung dari

keperluan dan fasilitas yang ada. Masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan

dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa cara yang digunakan dalam pengambilan

sampel.

6

Page 8: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

2.2.1 Cara Manual

Pengambilan contoh secara manual mudah diatur waktu dan tempatnya, serta

dapat menggunakan bermacam-macam alat sesuai dengan keperluannya. Apabila

diperlukan volume contoh yang lebih banyak, contoh dapat diambil lagi dengan mudah.

Selain itu biaya pemeliharaan alat dengan cara ini tidak besar bila dibandingkan dengan

cara otomatis. Akan tetapi keberhasilan pengambilan contoh secara manual sangat

tergantung pada keterampilan petugas yang melaksanakannya. Pengambilan contoh

secara manual yang berulang-ulang dapat menyebabkan perbedaan perlakuan yang dapat

mengakibatkan perbedaan hasil pemeriksaan kualitas air.

Pengambilan contoh secara manual sesuai untuk diterapkan pada pengambilan

contoh sesaat pada titik tertentu dan untuk jumlah contoh yang sedikit. Sedangkan untuk

pengambilan contoh yang rutin dan berulang-ulang dalam periode waktu yang lama cara

manual memerlukan biaya dan tenaga kerja yang besar.

Gambar 2.3 Alat Pengambil Contoh Sederhana

(a) Gayung Bertangkai Panjang; (b) Botol; (c) Botol dengan Pemberat

7

Page 9: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

2.2.2 Cara Otomatis

Pengambilan contoh cara otomatis sesuai untuk pengambilan contoh gabungan

waktu dan contoh yang diambil rutin secara berulang-ulang. Contoh dapat diambil pada

interval waktu yang tepat secara terus-menerus dan secara otomatis dapat dimasukkan ke

dalam beberapa botol contoh secara terpisah atau ke dalam satu botol untuk mendapatkan

contoh campuran.

Pemeriksaan contoh secara terpisah dari tiap-tiap botol dapat menunjukkan

kemungkinan adanya kelainan pada masing-masing contoh, serta dapat memberikan nilai

minimum dan maksimum dalam periode waktu tertentu. Sedangkan hasil pemeriksaan

dari contoh komposit merupakan hasil rata-rata selama periode pengukuran.

Dewasa ini telah banyak peralatan mekanis yang dapat digunakan untuk

mengambil contoh cara otomatis yang dirancang sesuai dengan keperluan pemakainya.

Beberapa alat pengambil contoh otomatis dirancang khusus yang dapat digunakan untuk

mengetahui perbedaan karakteristik sumber air dan air limbah setiap waktu, debit air

setiap waktu, berat jenis cairan dan kadar zat tersuspensi, serta terdapatnya bahan-bahan

yang mengapung. Akan tetapi pengambilan contoh secara otomatis memerlukan biaya

yang lebih mahal untuk konstruksi alat dan pemeliharaannya, serta memerlukan tenaga

operator yang terlatih.

Gambar 2.4 Alat pengambil contoh air otomatis

8

Page 10: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

2.3 Analisa Kualitas Air

Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air diantaranya adalah :

DO (Dissolved Oxygen)

BOD (Biochemical Oxygen Demand)

COD (Chemical Oxygen Demad) dan

pH

2.3.1 DO (Dissolved Oxygen)

Dissolved Oxygen adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal

dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua

mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk

mikroorganisme, seperti bakteri.

Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter

atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati,

tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan

berkembang.

Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan

organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi

karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga

kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti

ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari air yang

tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses

penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.

2.3.2 BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Biochemical Oxygen Demand adalah kebutuhan oksigen biokimia yang

menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri.

Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O

akan makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau

1ppm, jika B.O.D nya di atas 4ppm, air dikatakan tercemar.

9

Page 11: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

Biochemical Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm

yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang

terdapat di dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban

pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri. Penguraian zat organik adalah

peristiwa alamiah, apabila suatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat

menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa

mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan dapat menimbulkan bau busuk pada air

tersebut. Beberapa zat organik maupun anorganik dapat bersifat racun misalnya sianida,

tembaga, dan sebagainya, sehingga harus dikurangi sampai batas yang diinginkan

(Alaerts dan Santika, 1984).

2.3.3 COD (Chemical Oxygen Demand)

Chemical Oxygen Demand atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah

oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam

satu liter sampel air, dimana pengoksidanya adalah K2Cr2O7 atau KMnO4.

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang

secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan

berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. Sebagian besar zat organik melalui tes COD

ini dioksidasi oleh K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih optimum,

2.3.4 pH

pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air.

Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Ph sangat penting

sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi

beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup

pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu

apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.

Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis).

Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7

menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral.

Nilai pH bisa ditentukan melalui alat pH meter atau dengan uji kertas lakmus.

10

Page 12: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

2.4 Mutu dan Kelas Air (PP No. 8 Tahun 2001 dan PP No.2 Tahun 1990)

a. Definisi (PP No. 8 Tahun 2001 Pasal 1)

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan

parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak

untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.

b. Klasifikasi Mutu dan Kelas Air (PP No. 8 Tahun 2001 Pasal 8)

1. Kelas Satu

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau

peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut;

2. Kelas Dua

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

3. Kelas Tiga

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

4. Kelas empat

Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

c. Penggolongan Air (PP No.2 Tahun 1990 Pasal 7)

Penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai berikut :

1. Golongan A

Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan

terlebih dahulu,

2. Golongan B

Air yang dapat dighunakan sebagai air baku air minum,11

Page 13: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

3. Golongan C

Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan,

4. Golongan D

Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk

usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

No Parameter

Klasifikasi Kualitas (mutu) Air (*)

KeteranganTercemar

Ringan

(Kelas 1)

Tercemar

Sedang

(Kelas 2)

Tercemar

Berat

(Kelas 3)

Tercemar

Sangat Berat

(Kelas 4)

1 BOD/KOB  (mg/l) < 1,0 1,0-3,0 3,0-6,0 >6,0 (*) Dijabarkan

dari baku mutu

Air Gol-A, B,

C dan D

(PP.20/90)

2 COD/KOK (mg/l) <5,0 5,0-10,0 10,0-15,0 >15,0

3 DO/OT (mg/l) >6,0 5,0-6,0 3,0-5,0 <3,0

4 pH 6,5-8,5 5,0-9,0 6,0-9,0 5,0-9,0

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian parameter Kualitas (mutu) Air

2.5 Pengendalian Pencemaran Air

Pengendalian Pencemaran air dilakukan apabila kualitas sumber air yang ada tidak sesuai

kelas/mutu air yang tetapkan untuk penggunaan sumber air.

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan

atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai

ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan

peruntukannya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan

pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan

baku mutu air

Upaya pengendalian pencemaran air merupakan wewenang Pemerintah dan Pemerintah

Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang diatur dalam PP No. 8 Tahun 2001, adapun

wewenang dalam pengendalian pencemaran air adalah;

a. menetapkan daya tampung beban pencemaran;12

Page 14: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

b. melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar;

c. menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi pada tanah;

d. menetapkan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;

e. memantau kualitas air pada sumber air; dan

f. memantau faktor lain yang menyebabkan perubahan mutu air.

2.6 Landasan Hukum Mengenai Kualitas Air dan Air Tercemar

2.6.1 Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Pasal 23 Mengenai Sumber Daya Air

(UU no 7 tahun 2004 Pasal 23)

i. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air ditujukan untuk

mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada pada

sumber-sumber air.

ii. Pengelolaan kualitas air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

cara memperbaiki kualitas air pada sumber air dan prasarana sumber daya air.

iii. Pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan cara mencegah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana

sumber daya air.

iv. Ketentuan mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.

2.6.2 Undang-Undang No.23 Tahun 1997 Mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup

Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu;

masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke

dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan

peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat pula tercemar karena

masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi

kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang

membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.

13

Page 15: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

BAB III

STUDY KASUS

3.1 Permasalahan

Sungai merupakan tempat dan wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air

sampai muara dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.

Sungai mampu menampung aliran permukaan dari daerah tangkapannya atau disebut dengan

Daerah Pengaliran Sungai (DPS). DPS merupakan satuan hidrologis, dimana didalamnya

berlangsung berlangsung proses biohidrologis, yaitu suatu proses dinamik dalam bentuk,

aktivitas, iterrelasi dan interdepensi antara factor manusia, makhluk hidup lain, fisik

hidrologi didalamnya termasuk didalamnya proses erosi, sedimentasi, pencemaran dan

upaya pengendaliannya.

Perkembangan jumlah manusia dalam satuan DPS, sangat mempengaruhi kualitas

maupun kuantitas air sungai. Aktivitas pembangunan yang meningkat, berbanding lurus

dengan peningkatan jumlah limbah/polutan. Kondisi terkini sungai citarum dan sungai

citanduy adalah penjelasan factual.

Sungai sebagai suatu ekosistem memerlukan suatu sistem pengelolaan yang sesuai

dengan karakteristik dan fungsinya. Variasi karakteristik dan fungsi sungai menghendaki

variasi upaya pengelolaan. Variasi upaya pengelolaan sangat identik dengan variasi aktor

pengelola dan pananggung jawab, serta variasi visi dan misi upaya pengelolaan. Oleh karena

itu diperlukan suatu media agar upaya pengelolaan dilakukan secara terkoordinasi, terpadu

dan sinergi dalam tataran visi dan misi, jenis upaya, ruang, dan waktu. Hal ini sesuai dengan

yang digariskan dalam UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan.

3.2 Pendekatan Pemecahan masalah

Media pengelolaan yang dimaksud berupa Pengembangan Infrastruktur dan pengelolaan

kualitas air sebagai salah satu bentuk upaya pengelolaan Sungai Citarum dan Sungai

Citanduy sebagai contoh kasus. Terdapat dua metoda yang dapat digunakan untuk

menentukan status mutu air, yaitu Metoda STORET atau Metoda Indeks Pencemaran

(Kepmen KLH No. 115 Tahun 2003).14

Page 16: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

3.3 Pembahasan

a. Status Mutu Air Sungai Citarum

Sungai Citarum diperuntukkan sebagai air baku air minum, perikanan dan

peternakan, pertanian, dan lain-lain yang termasuk ke dalam Golongan B; C; D

(Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 39 Tanggal 21 Desember 2000 tentang

Peruntukan Air dan Baku Mutu pada Sungai Citarum dan Anak-Anak Sungainya di Jawa

Barat). Peruntukan baku mutu air Sungai Citarum yang digunakan disesuaikan dengan

peruntukan baku mutu air Kelas II (PP Nomor 82 Tahun 2001). Hasil perhitungan

terhadap sejumlah data yang dikumpulkan dari 10 titik pengamatan di Sungai Citarum

(BPLHD Jabar, 2004) diperoleh status mutu Sungai Citarum (Metode STORET) yang

disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1.

Tabel 1. Status Mutu Air Sungai Citarum (Metode STORET)

15

Page 17: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

b. Kelas Air Sungai Citarum

Berdasarkan hasil perhitungan status mutu air Sungai Citarum (Gambar 1), kelas air

Sungai Citarum adalah sebagai berikut (Tabel 2):

Tabel 2 Kelas peruntukan air pada ruas-ruas Sungai Citarum

16

Page 18: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

c. Kualitas Air Sungai Citanduy

Analisis kualitas air sungai Citanduy dilakukan terhadap data primer dari 9 titik

pengamatan. Letak titik-titik tersebut secara berurutan titik 1 ke titik 9 (dari hulu ke hilir)

adalah : Desa Panumbangan; Desa Sukamulya; Desa Panyingkiran; Desa Handapherang;

Desa Purwaharja; Desa Pataruman; Desa Langensari; Desa Paledah; dan Desa Pamotan

(lihat Gambar 2). Jumlah parameter yang dianalisa sebanyak 7 buah, antara lain : pH, TSS,

BOD, COD, Total N, total P dan Bakteri E-coli.

Gambar 2. Titik pengamatan kualitas air Sungai Citanduy

Di antara 7 parameter tersebut, parameter TSS (Total Suspended Solid), merupakan

parameter yang cukup mengkhawatirkan pada semua titik pengamatan (lihat Gambar 3).

Nilai TSS tidak memenuhi baku mutu kelas I-II, sedangkan jika dimasukkan ke dalam

kelas III-IV semua titik memenuhi baku mutu. Oleh karena itu bahasan dalam tulisan ini

akan difokuskan pada parameter ini.

Berdasarkan Gambar 2, diambil tiga buah titik pengamatan untuk mengetahui jumlah TSS

per tahun (Tabel 3), nampak bahwa titik pengamatan Pataruman mempunyai TSS terbesar.

17

Page 19: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

Tabel 3. Total TSS per tahun untuk tiga titik pengamatan

3.4 Pengembangan Infrastruktrur

Prinsip Dasar

Prinsip dasar Pengembangan-Infrstruktur Pengelolaan Kualitas Air adalah:

Kebijaksanaan dan konsep penataan yang jelas

Pemanfaatan mampu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat

Pengembangan memperhatikan potensi, budaya dan kearifan masyarakat lokal

Pemeliharaan sungai disesuaikan dengan fungsi dan karakteristik sungai

Pengawasan dilakukan secara terus menerus dan efektif

Pengendalian fokus pada kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran dan

kerusakan lingkungan serta pengendalian aktivitas sungai yang mengancam manusia.

DPS Citarum

18

Page 20: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

Analisa dan Identifikasi Sumber Pencemar

1. Ruas Wangisagara dan Ruas Majalaya

Pada ruas Wangisagara, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter TSS,

kebutuhan oksigen biologis (biological oxygen demand, BOD), E.Coli tinja, dan

deterjen yang melebihi baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pada

kualitas air Sungai Citarum disebabkan terutama oleh limbah domestik, fluktuasi

aliran sungai, erosi, dan sedimentasi

2. Ruas Majalaya

Pada ruas Majalaya, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter TSS, BOD,

amonia, seng, koli tinja, dan deterjen yang melebihi baku mutu. Hal ini menunjukkan

bahwa gangguan pada kualitas air Sungai Citarum masih disebabkan terutama oleh

pencemaran limbah domestik, fluktuasi aliran sungai, erosi, dan sedimentasi.

3. Ruas Sapan

Pada ruas Sapan, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter TSS, BOD,

kebutuhan oksigen kimia (Chemical Oxygen Demand (COD)), oksigen terlarut

(Dissolved Oxygen (DO)), total fosfat, amonia, E.Coli tinja, dan deterjen yang tidak

memenhui baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pada kualitas air

Sungai Citarum disebabkan oleh limbah domestik dan industri, pertanian, fluktuasi

aliran sungai, erosi, dan sedimentasi.

4. Ruas Cijeruk

Pada ruas Cijeruk, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter TSS, BOD, COD,

DO, amonia, koli tinja, dan deterjen yang tidak memenuhi baku mutu. Hal ini

menunjukkan bahwa gangguan pada kualitas air Sungai Citarum disebabkan oleh

pencemaran limbah domestik dan industri, fluktuasi aliran sungai, erosi, dan

sedimentasi.

5. Ruas Dayeuhkolot

Pada ruas Dayeuhkolot, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter TSS, BOD,

COD, DO, amonia, E.Coli tinja, dan deterjen yang tidak memenuhi baku mutu. Hal

ini menunjukkan bahwa gangguan pada kualitas air Sungai Citarum disebabkan oleh

pencemaran limbah domestik dan industri, fluktuasi aliran sungai, erosi, dan

sedimentasi.19

Page 21: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

6. Ruas Burujul

Pada ruas Burujul, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter TSS, BOD,

COD, DO, total fosfat, amonia, koli tinja, dan deterjen yang tidak memenuhi baku

mutu. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pada kualitas air Sungai Citarum

disebabkan oleh limbah domestik dan industri, pertanian, fluktuasi aliran sungai,

erosi, dan sedimentasi.

7. Ruas Nanjung

Pada ruas Nanjung, Sungai Citarum memiliki konsentrasi TSS, BOD, COD, DO,

total fosfat, amonia, koli tinja, dan deterjen yang tidak memenuhi baku mutu. Hal ini

menunjukkan bahwa gangguan pada kualitas air Sungai Citarum disebabkan

terutama oleh limbah domestik dan industri, pertanian, fluktuasi aliran sungai, erosi,

dan sedimentasi.

8. Ruas Bendung Curug

Pada ruas Bendung Curug, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter-

parameter kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxygen Demand (BOD)), oksigen

terlarut (Dissolved Oxygen (DO)), dan E.Coli tinja yang tidak memenuhi baku mutu.

Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pada kualitas air Sungai Citarum disebabkan

oleh pencemaran limbah domestik.

9. Ruas Bendung Walahar

Pada ruas Bendung Walahar, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter-

parameter kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxygen Demand (BOD), oksigen

terlarut (Dissolved Oxygen (DO)), dan E.Coli tinja yang tidak memenuhi baku mutu.

Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pada kualitas air Sungai Citarum disebabkan

oleh pencemaran limbah domestik.

10.Ruas Tanjungpura

Pada ruas Tanjungpura, Sungai Citarum memiliki konsentrasi parameter-parameter

kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxygen Demand (BOD)), oksigen terlarut

(Dissolved Oxygen (DO)), amonia, E.Coli tinja, dan deterjen yang tidak memenuhi

baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pada kualitas air Sungai Citarum

disebabkan oleh pencemaran limbah domestik.

Infrastruktur Pengelolaan Kualitas Air20

Page 22: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

Berdasarkan lokakarya yang telah diselenggarakan oleh KLH, BPLHD Jabar dan

LAPI ITB, terungkap bahwa terdapat beberapa infrastruktur yang telah, sedang dan

akan dikembangkan oleh berbagai stake holder, antara lain:

a. Perda Pengendalian Lingkungan dan Tata ruang, dalam bentuk pengendalian

pemanfaatan ruang dan penertibannya.

b. Pembanguan IPAL dan IPAL Gabungan (terpadu) untuk kawasan industri dan

pemukiman (perumahan).

c. Pengembangan sistem informasi geografis untuk pengendalian pencemaran air

d. Pembuatan saluran pembuangan limbah tertutup di setiap pemukiman padat

e. Pembuatan jamban umum dan septic tank komunal untuk satuan-satuan pemukiman

di sepanjang sungai Citarum

f. Pembuatan Bar Screen untuk mecegah masuknya sampah ke badan sungai

g. Pengadaan Bin Container dan gerobak sampah untuk setaip unit kelurahan atau unit

pemukiman

h. Pembangunan instalasi biogas untuk limbah ternak di setiap unit peternakan

i. Pembuatan sumur pantau utuk monitoring kualitas air tanah pada setiap unit

industri, dan pemukiman

j. Pembuatan demonstrasi plot pengendalian erosi dan sedimentasi

k. Pembangunan stabilisasi badan sungai

l. Pembangunan sumur resapan dalam satuan unit pemukiman dan insudtri

m. Pemabngunan IPLT, untuk pengolahan limbah tinja

n. Pembanguan TPS dan TPA untuk limbah domestik dan limbah B3

o. Pembangunan IPLC

p. Pengadaan laboratorium pemantauan dan analisis kualitas air sungai

q. Pembangunan dan pelaksanaan perangkat lunak lain, seperti penyuluhan, program

kali

r. Bersih, pelatihan pemantau kualitas air, dan pelaksanaan program kali bersih.

DPS Citanduy

Seperti telah dikemukakan pada permasalahan diatas, sumber masalah dalam pengendalian

sungai Citanduy adalah TSS. TSS ini hanya sebagai indkator potensi sedimen dan

sedimentasi pada sungai Citanduy. Potensi sedimen sebenarnya dapat digambarkan oleh 21

Page 23: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

besarnya bed load yang pada aliran sungai dan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di upper

catchmentnya.

3.4.1 Sumber Pencemar (Sedimen) dan Skenario Pengendalian TSS

Berdasarkan pengamatan lapangan, pencemar (sedimen) berasal dari erosi di

permukaan lahan (erosi lembar, erosi alur, erosi parit, dan erosi jurang); erosi tebing

sungai; erosi di lahan permukiman, jalan dan lahan fasilias umum lainnya;

pengolahan lahan/sawah; penataan bentuk permukaan lahan (perubahan morfologi

lahan); dan sebagainya.

Tabel 4. Skenario Pengendalian TSS melalui pengendalian TBE (jagka pendek-panjang)

Erosi di permukaan lahan sebagai salah satu sumber sedimen, dapat diduga dari

Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan luasnya. Dengan asumsi erosi permukaan lahan

merupakan penyumbang terbesar sedimen (TSS), maka upaya pengendalian TSS

22

Page 24: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

dapat didekati dengan upaya pengendalian TBE. Skenario pengendalian TBE

disajikan pada Tabel 4.

3.4.2 Infrastruktur Pengendalian TSS

Infrastruktur pengendalian kualitas air dalam rangka pengelolaan sungai Citanduy

menurut pembagian DPS Hulu, Tengah, dan Hilir beserta target objek

permasalahannya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Infrastrtur pengendalian kualitas air (TSS) DPS Citanduy

23

Page 25: darmadi18.files.wordpress.com · Web viewTeknologi pengelolaan kualitas air Teknologi sistem resirkulasi, zero-water discharge Faktor ekonomi dalam pengelolaan kualitas air Mutu air

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan kualitas air Sungai Citarum

dan Citanduy disebabkan oleh pencemaran limbah domestik dan industri, pertanian, fluktuasi

aliran sungai, erosi, dan sedimentasi. Oleh karena itu pengembangan infrastruktur pengelolaan

kualitas air sungai Citarum dan sungai Citanduy harus disesuaikan dengan karakteristik air dan

sumber pencemar di setiap ruas sungai Citarum dan sungai Citanduy.

24