supriyadikaranganyar.files.wordpress.com€¦ · web viewsekolah atau madrasah memiliki tugas untuk...

28
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencabutan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 60 Tahun 2011 tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan pada SD/MI dan SMP/MTs, dan digantikan oleh Permendikbud Nomor 44 tahun 2012 tertanggal 28 Juni 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar, melegakan penyelenggara sekolah atau madrasah swasta. Pasalnya, sejak pemberlakuan peraturan yang melarang pungutan mulai awal 2012, semangat penyelenggara lembaga pendidikan menurun. Hal itu karena dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) SD/MI sebesar Rp.580.000 setiap anak per tahun dan SMP/MTs Rp.710.000 terasa membebani sekolah atau madrasah swasta. Dana sebesar itu tidak cukup untuk menggaji guru, yang sebagian besar harus ditanggung oleh penyelenggara sekolah atau madrasah. Padahal, sekolah atau madrasah swasta masih harus menanggung biaya operasional dan investasi. Karena itu, beberapa sekolah atau madrasah swasta kurang mengindahkan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2011 ini. Hanya sekadar bisa hidup, beberapa sekolah atau madrasah swasta menarik pungutan dari orang tua siswa.

Upload: voxuyen

Post on 23-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencabutan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Permendikbud) Nomor 60 Tahun 2011 tentang Larangan Pungutan Biaya

Pendidikan pada SD/MI dan SMP/MTs, dan digantikan oleh Permendikbud

Nomor 44 tahun 2012 tertanggal 28 Juni 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan

Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar, melegakan penyelenggara

sekolah atau madrasah swasta. Pasalnya, sejak pemberlakuan peraturan yang

melarang pungutan mulai awal 2012, semangat penyelenggara lembaga

pendidikan menurun. Hal itu karena dana Biaya Operasional Sekolah (BOS)

SD/MI sebesar Rp.580.000 setiap anak per tahun dan SMP/MTs Rp.710.000

terasa membebani sekolah atau madrasah swasta. Dana sebesar itu tidak cukup

untuk menggaji guru, yang sebagian besar harus ditanggung oleh penyelenggara

sekolah atau madrasah. Padahal, sekolah atau madrasah swasta masih harus

menanggung biaya operasional dan investasi. Karena itu, beberapa sekolah atau

madrasah swasta kurang mengindahkan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2011

ini. Hanya sekadar bisa hidup, beberapa sekolah atau madrasah swasta menarik

pungutan dari orang tua siswa.

Dalam peraturan baru Permendikbud Nomor 44 tahun 2012, dijelaskan

bahwa satuan pendidikan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat (sekolah atau

madrasah swasta) diperbolehkan menarik pungutan dari orang tua siswa. Bahkan

secara umum, boleh menerima sumbangan. Inilah yang memberikan peluang

bagi sekolah atau madrasah swasta untuk mengembangkan diri. Meskipun

demikian, sudah semestinya sekolah atau madrasah swasta membatasi besarnya

pungutan, yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah atau madrasah,

seperti yang tercantum dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah/

madrasah (RAPBS/M). Untuk itu, Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama

harus mengawasi secara ketat supaya pungutan itu tidak memberatkan orang tua

siswa dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

Kelebihan sekolah atau madrasah swasta dibandingkan dengan sekolah

atau madrasah negeri pasca pencabutan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2011,

yakni sekolah atau madrasah swasta kini boleh menarik iuran dari siswa,

sehingga bisa dimanfaatkan untuk peningkatan mutu sekolah atau madrasah

swasta.

Dengan diperbolehkannya sekolah atau madrasah swasta menarik iuran

dari siswa, secara otomatis pemasukan untuk sekolah atau madrasah swasta juga

akan lebih banyak. Dengan demikian sekolah atau madrasah mempunyai sedikit

keleluasaan dalam pengelolaan keuangan utamanya keleluasaan dalam

pemanfaatan dana tersebut.

Dalam pengalokasian dana, sekolah atau madrasah swasta dituntut untuk

melaksanakan proses pengelolaan yang optimal. Uang yang beredar dalam

sekolah atau madrasah sudah sepatutnya dikelola dengan baik berdasarkan

peraturan yang berlaku. Hal ini ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah

bahwa pengelolaan uang adalah pengelolaan kas untuk menanggulangi

kekurangan kas dan memanfaatkan kelebihan kas secara optimal.

Sekolah atau madrasah memiliki tugas untuk mengelola keuangan

berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan sehingga uang yang beredar

dapat dimanfaatkan secara optimal. Pengelolaan keuangan sekolah atau

madrasah yang optimal memaksa sekolah atau madrasah melakukan proses

manajemen keuangan sekolah atau madrasah dengan sebaik mungkin.

Dengan pengelolaan yang baik, uang yang di dapat diharapkan dapat

bermanfaat unyuk meningkatkan kinerja sekolah atau madrasah. Pengelolaan

keuangan sekolah atau madrasah yang baik didasari pada prinsip-prinsip yang

tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008

tentang Pendanaan Pendidikan yaitu prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan

akuntabilitas publik. Peraturan tersebut juga menjelaskan bahwa keempat prinsip

tersebut digunakan dalam proses pengelolaan keuangan sekolah atau madrasah

yang dimulai dari perencanaan, realisasi penerimaan dan pengeluaran dana

pendidikan, pengawasan dan pemerikasaan hingga pertanggungjawaban.

2This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

MI Muhammadiyah Karanganyar sebagai madrasah yang sedang

berkembang pada tahun ajaran 2016/2017 ini memiliki siswa sebanyak 1.375

siswa. Dari jumlah siswa yang banyak inilah secara otomatis dana BOS yang

diterima juga banyak. Disisi lain MI Muhammadiyah Karanganyar sebagai

madrasah swasta juga menarik iuran dari orag tua siswa. Dengan

diperbolehkannya menarik pungutan dari orang tua siswa inilah, MI

Muhammadiyah Karanganyar sebagai sekolah/madrasah swasta akan mengelola

keuangan yang lebih daripada sekolah/madrasah negeri. Penelitian ini akan

meneliti tentang pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pengelola MI

Muhammadiyah Karanganyar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengelolaan keuangan di MI Muhammadiyah Karanganyar pada

tahun 2016 dalam hal perencanaan?

2. Bagaimana pengelolaan keuangan di MI Muhammadiyah Karanganyar pada

tahun 2016 dalam hal pelaksanaan?

3. Bagaimana pengelolaan keuangan di MI Muhammadiyah Karanganyar pada

tahun 2016 dalam hal pengawasan dan evaluasi?

4. Bagaimana pengelolaan keuangan di MI Muhammadiyah Karanganyar pada

tahun 2016 dalam hal pelaporan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Perencanaan keuangan di MI Muhammadiyah Karanganyar pada tahun

2016.

2. Perencanaan pelaksanaan keuangan di MI Muhammadiyah Karanganyar

pada tahun 2016.

3. Pengawasan dan evaluasi pengelolaan keuangan di MI Muhammadiyah

Karanganyar pada tahun 2016.

3This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

4. Pelaporan keuangan di MI Muhammadiyah Karanganyar pada tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya mengenai pengelolaan dana

keuangan di sekolah/madrasah swasta.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan dapat lebih mengetahui secara mendalam mengenai

pengelolaan dana keuangan di sekolah/madrasah swasta serta penerapan

disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

b. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama

Memberikan masukan untuk peningkatan kualitas pengawasan

pengelolaan dana keuangan di sekolah/madrasah swasta.

c. Bagi pihak sekolah/madrasah.

Diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan lebih

transparan dalam pengelolaan dana keuangan di sekolah/madrasah

swasta.

d. Bagi Komite Sekolah/Madrasah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai peran

Komite Sekolah/Madrasah dalam pengelolaan dana keuangan di

sekolah/madrasah swasta.

e. Bagi Orang Tua Siswa dan Masyarakat

Memberikan pengetahuan agar masyarakat mampu menganalisis

apakah pengelolaan dana keuangan di sekolah/madrasah swasta sudah

wajar atau tidak.

4This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengelolaan Keuangan Sekolah/Madrasah

Keuangan sekolah atau madrasah merupakan bagian yang sangat

penting karena setiap kegiatan sekolah atau madrasah membutuhkan dana

untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah atau madrasah.

Menurut H. Malayu S.P Hasibuan (2007: 2) pengelolaan atau manajemen

adalah ilmu seni dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Pengelolaan keuangan sekolah atau

madrasah yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan asas pemisahan

tugas, perencanaan, pembukuan setiap transaksi, pelaporan dan pengawasan.

a. Tujuan Pengelolaan Keuangan Sekolah/Madrasah

Tujuan utama pengelolaan dana pendidikan khususnya keuangan

sekolah atau madrasah, (Mulyono, 2010: 172) adalah :

1) Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk harian

sekolah atau madrasah dan menggunakan kelebihan dana untuk

diinvestasikan kembali.

2) Memelihara barang-barang (aset) sekolah atau madrasah.

3) Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan,

pencatatan, dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.

b. Prinsip Pengelolaan Keuangan Sekolah atau madrasah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 pasal 59 dalam

pengelolaan dana pendidikan, ada beberapa prinsip yang harus

diperhatikan, antara lain:

1) Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan dilakukan dengan memberikan akses pelayanan

pendidikan yang seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik,

tanpa membedakan latar belakang suku, ras, agama, jenis kelamin,

5This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

dan kemampuan atau status sosial-ekonomi.

2) Prinsip efisiensi

Prinsip efisiensi dilakukan dengan mengoptimalkan akses, mutu,

relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan.

3) Prinsip transparansi

Prinsip transparasi dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan

tata kelola yang baik oleh pemerintah, pemerintah daerah,

penyelenggara pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan

pendidikan sehingga :

a. Dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan

menghasilkan opini audit wajar tanpa perkecualian.

b. Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada

pemangku kepentingan pendidikan.

4) Prinsip akuntabilitas publik

Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan

pertanggungjawaban atas kegiatan yang dijalankan oleh

penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku

kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

c. Proses Pengelolaan Keuangan Sekolah atau madrasah

Suharsimi Arikunto (2008: 317) menyatakan bahwa dalam pengertian

umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: (1)

penyusunan anggaran (budgeting), (2) pembukuan (accounting), dan (3)

pemeriksaan (auditing). Terkait dengan manajemen keuangan di

sekolah atau madrasah, E. Mulyasa (2007: 48) mengemukakan bahwa:

Komponen keuangan dan pembiayaan perlu dikelola sebaik-baiknya,

agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk

menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Manajemen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai

tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan

pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua

dana sekolah atau madrasah benar-benar dimanfaatkan secara efektif,

6This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan pengelolaan keuangan sekolah atau madrasah meliputi:

perencanaan, sumber keuangan, pengalokasian, penganggaran,

pemanfaatan dana, pembukuan keuangan, pemeriksaan, pengawasan,

dan pertanggungjawaban pelaporan.

2. Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan pendidikan adalah upaya pengumpulan dana untuk

membiayai operasional dan pengembangan sektor pendidikan (Indra

Bastian, 2006: 160). Mengenai konsep pembiayaan pendidikan (Nanang

Fattah, 2002: 23) mengemukakan bahwa, anggaran biaya pendidikan terdiri

dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan

dan anggaran pengeluaran. Anggaran penerimaan adalah anggaran yang

diperoleh setiap tahun oleh sekolah atau madrasah dari berbagai sumber

resmi dan diterima secara teratur.

Sekolah/madrasah swasta pada umumnya berbeda dengan

sekolah/madrasah negeri. Kalau sekolah atau madrasah negeri memiliki

sumber-sumber anggaran penerimaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah. Sekolah/madrasah swasta selain mendapatkan dana dari pemerintah

juga dari orangtua murid, masyarakat sekitar, dan sumber lainnya.

Anggaran pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap

tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah atau madrasah.

Belanja sekolah atau madrasah sangat ditentukan oleh komponen-komponen

yang jumlah dan porsinya bervariasi diantara sekolah atau madrasah yang

satu dengan sekolah atau madrasah yang lain, serta dari waktu ke waktu.

Biaya penyelenggaran dan atau pengelolaan pendidikan sebagaimana

dimaksud pada pasal 48 ayat (1) huruf b meliputi :

a. Biaya investasi, yang terdiri atas :

1) Biaya investasi lahan pendidikan, dan

2) Biaya investasi selain lahan pendidikan.

b. Biaya operasi yang terdiri atas :

1) Biaya personalia, dan

2) Biaya non-personalia.

7This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

Jadi dapat disimpulkan, bahwa biaya pendidikan adalah nilai uang

atau nilai rupiah yang dikeluarkan oleh pemerintah, penyelenggara

pendidikan, masyarakat, maupun orang tua siswa dalam bentuk barang,

pengorbanan, ataupun uang yang digunakan untuk mengelola dan

menyelenggarakan pendidikan sebagai penunjang efektifitas dan efisiensi

pengelolaan pendidikan. Pelaksanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan

diperlukan penyusunan anggaran untuk memperkirakan rencana alokasi

biaya yang akan dikeluarkan untuk direalisasikan oleh suatu lembaga.

B. Pertanyaan Penelitian

Penulis menjabarkan pertanyaan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana proses penyusunan Rencana Kerja Madrasah (RKM), dan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja

Madrasah (RAPBM) di MI Muhammadiyah Karanganyar?

2. Bagaimana proses penggunaan, pembelanjaan, dan pembukuan Anggaran

Belanja Madrasah di MI Muhammadiyah Karanganyar?

3. Bagaimana proses pengawasan dan evaluasi atas proses penggunaan,

pembelanjaan, dan pembukuan Anggaran Belanja Madrasah di MI

Muhammadiyah Karanganyar?

4. Bagaimana proses pelaporan penggunaan, pembelanjaan, dan pembukuan

Anggaran Belanja Madrasah di MI Muhammadiyah Karanganyar?

8This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan

utama penelitian deskriptif kualitatif (Burhan Bungin, 2009: 68) adalah untuk

menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian,

dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter,

sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena

tertentu.

Fokus penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, untuk

menggambarkan/mendeskripsikan pengelolan keuangan MI Muhammadiyah

Karanganyar tahun 2016.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan Oktober-November 2016,

sedangkan lokasi penelitian adalah MI Muhammadiyah Karanganyar yang

beralamatkan di Jalan Citarum I Nomor 9 Karanganyar Surakarta Jawa Tengah.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Penentuan subyek penelitian dilakukan untuk mendukung hasil penelitian,

maka pemilihan informan dipilihkan orang yang benar-benar mengetahui dan

menguasai serta terlibat langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Subyek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Bendahara dan Wakil Bendahara

Madrasah, Komite Madrasah dan guru yang terkait dalam manajemen keuangan

di MI Muhammadiyah Karanganyar.

Obyek penelitian ini adalah data yang terkait dengan pengelolaan

keuangan yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

evaluasi serta pelaporan.

Perencanaan keuangan MI Muhammadiyah Karanganyar adalah

penyusunan anggaran yang dilakukan madrasah untuk menetapkan anggaran,

meliputi tahap penyusunan RKAM, RKT dan RAPBM. Pelaksanaan yang

9This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

dimaksud adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh madrasah setelah madrasah

menerima dana dari pemerintah dan sumber lain, kemudian dialokasikan ke

seluruh siswa dan memfaatkan sesuai dengan perencanaan RAPBM yang telah

dibuat. Pelaksanaan ini, terdiri dari penyaluran, penggunaan, pembelanjaan dan

pembukuan.

Pengawasan dan evaluasi dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas

dan transparansi pelaksanaan pengelolaan keuangan. Pengawasan oleh pihak-

pihak terkait yaitu komite madrasah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten serta Kantor Kementerian Agama Kabupaten. Evaluasi dimaksudkan

untuk penentuan alternatif atau pilihan yang tepat dilakukan madrasah dalam

pengambilan sebuah keputusan terhadap pengelolaan keuangan.

Sedangkan pelaporan adalah bentuk pertanggungjawaban yang dibuat oleh

madrasah terhadap pengelolaan keuangan yang dilaksanakan oleh satuan

pendidikan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Sukardi (2006: 49), observasi adalah tindakan atau proses

pengambilam informasi melalui media pengamatan. Menurut M. Djunaidi

Ghony & Fauzan Almanshur (2012:165) observasi merupakan sebuah

teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan

mengamati hal-hal yang berkaitan dengna ruang, tempat, pelaku, kegiatan,

benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Dalam penelitian ini

observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan umum MI Muhammadiyah

Karanganyar. Secara khusus observasi dilakukan untuk mengamati hasil

pengelolaan keuangan MI Muhammadiyah Karanganyar.

2. Wawancara

Menurut Cholid Narbuko & Abu Achmadi (2013: 83) wawancara adalah

proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana

dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

10This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Data yang dihimpun sesuai

dengan fokus penelitian berupa kata-kata, situasi, dokumentasi dan peristiwa

yang diteliti. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data secara

subyektif tentang bagaimana proses penyusunan Rencana Kerja Madrasah

(RKM), dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Anggaran

Pendapatan Belanja Madrasah (RAPBM), bagaimana proses penggunaan,

pembelanjaan, dan pembukuan, bagaimana proses pengawasan dan evaluasi

atas proses penggunaan, pembelanjaan, dan pembukuan serta bagaimana

proses pelaporan penggunaan, pembelanjaan, dan pembukuan Anggaran

Belanja Madrasah di MI Muhammadiyah Karanganyar.

Wawancara dilakukan kepada Kepala Madrasah, Bendahara dan Wakil

Bendahara Madrasah, Komite Madrasah dan guru.

3. Dokumentasi

Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan

untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Lexy J Moleong,

2014: 217). Penggunaan dokumen dalam penelitian ini untuk mengetahui

secara obyektif pengelolaan keuangan di MI Muhammadiyah Karanganyar.

Dokumentasi tersebut terdiri dari :

a. Data mengenai profil MI Muhammadiyah Karanganyar mecakup visi,

misi, data jumlah siswa dan guru.

b. Data pengelolaan keuangan yang meliputi pembukuan dana, laporan

pertanggungjawaban penggunaan dana, foto-foto, dan dokumen lainnya

yang relevan serta berkas laporan-laporan yang telah disusun berbagai

pihak tentang obyek yang diteliti.

E. Instrumen Penelitian

Jenis penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Data penelitian kualitatif masih belum diketahui,

sumber data belum teridentifikasi secara jelas/pasti, dan cara-cara menggali data

belum diketahui, baik dalam mengeksplorasi maupun mengungkapkan data

sehingga keberadaan alat pengumpul data sangat dibutuhkan (Djunaidi

11This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

Ghony&Fauzan Almanshur, 2012 : 96).

1. Pedoman Observasi

Observasi yang dilakukan untuk mengetahui keadaan umum MI

Muhammadiyah Karanganyar, yang meliputi keadaan fisik dan keadaan

bangunan MI Muhammadiyah Karanganyar.

2. Pedoman Wawancara

Peneliti menyusun kisi-kisi instrument pedoman wawancara untuk

membantu dalam pengolahan data.

F. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif sangat penting dilakukan untuk

mengungkapkan kebenaran yang objektif terhadap hasil penelitian. Peneliti

menggunakan uji kepercayaan (kredibilitas) terhadap hasil penelitian. Keabsahan

data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data

yang dilaporkan dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Pengujian kredibilitas

data/atau kepercayaan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan

triangulasi dan member check. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2014:330).

Keabsahan data untuk penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2014:330).

Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu

membandingkan hasil wawancara, isi dokumen yang berkaitan dan observasi.

Informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Bendahara

dan Wakil Bendahara Madrasah, Komite Madrasah dan guru, dengan informan

pendukung yang berasal dari dokumen dan hasil observasi pengelolaan keuangan

MI Muhammadiyah Karanganyar.

Teknik keabsahan data yang kedua, untuk menguji kredibilitas data yaitu

dengan member check. Member check merupakan proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check untuk mengetahui

seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

12This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

pemberi data (Sugiyono, 2013:375). Kegiatan dalam melakukan teknik

keabsahan data melalui member check yaitu mengulang pertanyaan diakhir

kegiatan wawancara secara garis besar, sehingga informasi yang disampaikan

responden dapat diperbaiki jika ada kekeliruan atau menambahkan jika terdapat

kekurangan. Informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam penulisan laporan

sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau responden.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain (Boddan dalam Sugiyono, 2013:334). Analisis data dalam

penelitian kualitatif mulai dilakukan pada saat proses pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Djunaidi Ghony dan

Fauzan Almanshur (2012: 306) analisis data kualitatif menggunakan kata-kata

yang selalu disusun dalam sebuah teks yang diperluas atau dideskripsikan.

Dalam penelitian ini, analisis data yang dipilih adalah analisis data model Milles

dan Huberman, yang meliputi: (1) reduksi data, (2) display/penyajian data, dan

(3) mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.

1. Reduksi data

Menurut Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur (2012: 308), reduksi

data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul

dari lokasi penelitian. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus

selama kegiatan penelitian yang berorientasi kualitatif berlangsung.

2. Display data/penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Mengamati terhadap penyajian data, peneliti akan dapat

memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan

berdasarkan atas pemahaman yang didapat peneliti dari penyajian tersebut.

13This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

Hal ini Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013:341) mengungkapkan

yang paling sering digunakan untuk menyajikan data penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Mengambil kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan harus diverifikasi selama kegiatan berlangsung.

Verifikasi dilakukan dengan singkat dan dengan mencari data baru, dapat

pula lebih mendalam apabila penelitian dilakukan oleh suatu tim untuk

mencapai persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih belum jelas dan menjadi kejelasan.

14This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, ,T.O. (2009). The effective management of primary schools in ekiti state, nigeria: An analytical assessment. Educational Research and Reviews, 4(2), 48-56. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1656433714?accountid= 34598

Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Barlow, D. (2012). Smarter budgets, smarter schools: How to survive and thrive in tight times. The Education Digest, 78(1), 72. Retrieved from http://search. proquest.com/ docview/ 1039300604? accountid=34598

Bayat, A., Louw, W., & Rena, R. (2014). Is the school governing body a determining factor in the under-performance of secondary schools in theWestern cape province, south africa? issues and perspectives. Africa Review, 6(2), 121-137. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1561739206?accountid= 34598

Burhan Bungin. (2007). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, KebijakanPublik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group

Chin, J. M., & Chuang, C. (2015). The relationships among school-based budgeting, innovative management, and school effectiveness: A study on specialist schools in taiwan. The Asia - Pacific Education Researcher, 24(4), 679-693. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s40299-014-0220-3

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi. (2013). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Dedi Supriyadi. (2003). Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

E. Mulyasa. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Frost, D. W., & Chalin, C. G. (2005). The effect of income on anaphylaxis preparation and management plans in toronto primary schools. Canadian Journal of Public Health, 96(4), 250-3. Retrieved from http://search.proquest.com/ docview/ 232008869? accountid=34598

Glover, D., Bennett, N., Crawford, M., & Levacic, R. (1997). Strategic and resource management in primary schools: Evidence from OfSTED inspection reports. School Leadership & Management, 17(3), 357-374. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/218984014?accountid=34598

Gonzales, K., & Bogotch, I. (1999). Fiscal practices of high school principals: Managing discretionary school funds. National Association of Secondary School

15This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

Principals.NASSP Bulletin, 83(610), 37-48. Retrieved from http://search. proquest.com/ docview/ 216040010? accountid=34598

Gundersen, C. G., & Garasky, S. B. (2012). Financial management skills are associated with food insecurity in a sample of households with children in the united States1,2. The Journal of Nutrition, 142(10), 1865-70. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1080969179?accountid=34598

Husnaini Usman. (2006). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Pascasarjana UNY

Indra Bastian. (2006). Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Khawaja, S. H., & Zamair, S. (2011). Managerial training needs assessment of heads of secondary schools. Bulletin of Education and Research, 33(2) Retrieved from http://search.proquest.com/docview/925039420?accountid=34598

Lexy J. Moleong. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

M. Djunaidi Ghony & Fauzan. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

M. Manullang. (2008). Dasar-dasar Management. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Madni, I. K. (2004). Budgeting school construction projects. AACE International Transactions, , RI121-RI129. Retrieved from http://search.proquest.com/ docview/ 208180512? accountid=34598

Malayu S.P. Hasibuan. (2007). Manajemen dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara

McCampbell, B. (2001). Planning and budgeting for technology. Principal Leadership, 2(3), 63-65. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/ 233326481? accountid=34598

Morrison, B. (2014, 06). Understanding the school budget process. School Band & Orchestra, 17, 12-13. Retrieved from http://search.proquest.com/docview /1545402854? accountid=34598

Moses, W. N., David, K. W., & Odebero, S. O. (2006). Total quality management in secondary schools in kenya: Extent of practice. Quality Assurance in Education, 14(4), 339-362. doi:http://dx.doi.org/10.1108/09684880610703947

Mulyono. (2010). Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Nanang Fattah. (2002). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

16This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

Obdrzálek, Z., & Marková, Z. (2012). Selected Problems Of School Management In Slovakia And Their Reflection In Research And Publications. Technologia Vzdelavania, 20(3), 1-8. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/ 1060071172? accountid= 34598

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentangPendanaan Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peter, K. K., Moses, W. N., & Anthony, K. S. (2009). Principals' and students' perceptions on parental contribution to financial management in secondary schools in kenya. Quality Assurance in Education, 17(1), 61-78. doi: http://dx.doi.org/10.1108/09684880910929935

Reutzel, T., & Watkins, M. (2006). Medication management in primary and secondary schools. American Journal of Pharmaceutical Education, 70(1), 7. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/211255851?accountid= 34598

Robinson, S. E. (2002). Rules, roles, and minority representation: The dynamics of budgeting for bilingual education in texas. State Politics & Policy Quarterly, 2(1), 52-65. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/213772917? accountid= 34598

Ryan, P., Chen, X. D., & Merry, R. (1998). In search of understanding: A qualitative comparsion of primary school management in the shaanxi region of china and england. Compare, 28(2), 171-182. Retrieved from http://search.proquest.com/ docview/ 206747255? accountid=34598

Snow, D., & Williamson, A. (2015). Accountability And Micromanagement: Decentralized Budgeting In Massachusetts School Districts. Public Administration Quarterly, 39(2), 220-258. Retrieved from http://search. proquest.com/ docview/ 1685228882? accountid=34598

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jababr. (2004). Evaluasi ProgramPendidikan, Pedoman Teoritis bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.

Sukardi. (2006). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Undang-undang Nomor 17 tahun 2008. Tentang Pengelolaan dan

17This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004

Penyelenggaraan Pendidikan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2000. Tentang KetentuanUmum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-undang Republik Indonesian Nomor 20 tahun 2003. Tentang SistemPendidikan Nasional.

18This file copyright by: Supriyadi (Q100160063/MPD-A)_085727423004