sukronfirudin52.files.wordpress.com file · web viewpendidikan berkelanjutan dan pengembangan...

43
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi setiap anak, dipengaruhi dan berpengaruh terhadap lingkungan. Lingkungan yang paling utama adalah keluarga, bagaimana orang tua terutama ibu membimbing anaknya agar siap untuk menghadapi kehidupan di zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Disinilah kecakapan hidup seorang anak harus di bimbing dan di arahkan agar tidak menyimpang dalam norma-norma agama yang sesuai dengan Al-Qur’an, agar mampu menghasilkan generasi-generasi muda yang beriman, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab. Pendidikan berkelanjutan dan pengembangan karakter menjadi tugas bagi keluarga, masyarakat,dan pemerintah. Mempesiapkan generasi muslim yang tangguh merupakan harapan Al-Qur’an. Setiap muslim, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas, harus berupaya mewujudkan generasi yang berkualitas dalam semua aspek kehidupan manusia. Salah satu firman Allah swt yang mengharuskan setiap umat tidak meninggalkan dibelakang mereka generasi yang lemah tak berdaya dan tak memiliki daya saing dalam kompetisi kehidupan dapat dibaca dalam surat An-Nisa ayat 9. Selain itu pendidikan anak dapat dilihat dari moral dan tingkah lakunya sehari-hari dalam berucap ataupun 1

Upload: donhan

Post on 26-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi setiap anak, dipengaruhi

dan berpengaruh terhadap lingkungan. Lingkungan yang paling utama adalah

keluarga, bagaimana orang tua terutama ibu membimbing anaknya agar siap

untuk menghadapi kehidupan di zaman sekarang dan zaman yang akan datang.

Disinilah kecakapan hidup seorang anak harus di bimbing dan di arahkan agar

tidak menyimpang dalam norma-norma agama yang sesuai dengan Al-Qur’an,

agar mampu menghasilkan generasi-generasi muda yang beriman, kreatif,

inovatif dan bertanggung jawab.

Pendidikan berkelanjutan dan pengembangan karakter menjadi tugas bagi

keluarga, masyarakat,dan pemerintah. Mempesiapkan generasi muslim yang

tangguh merupakan harapan Al-Qur’an. Setiap muslim, baik sebagai individu

maupun sebagai komunitas, harus berupaya mewujudkan generasi yang

berkualitas dalam semua aspek kehidupan manusia. Salah satu firman Allah swt

yang mengharuskan setiap umat tidak meninggalkan dibelakang mereka generasi

yang lemah tak berdaya dan tak memiliki daya saing dalam kompetisi

kehidupan dapat dibaca dalam surat An-Nisa ayat 9.

Selain itu pendidikan anak dapat dilihat dari moral dan tingkah lakunya sehari-

hari dalam berucap ataupun bersikap kepada orang tua (brebakti kepada kedua

orang tua/ birul walidaini) serta karib kerabat sebagaimana tertera dalam Qs.

Al-Isra ayat 23-25 . Selain itu dalam bersikap hendaknya kita dapat membantu

sesama serta menjauhi sikap boros, sebagaimana Alloh berfirman dalam Qs. Al-

Isra’ ayat 26-28.

1

BAB II

PEMBAHASAN

PENDIDIKAN ANAK

A. Surat Al-Isra’ ayat 23-28

Surat Al Isra’ ayat 23-28 ini menerangka tentang keterkaitan

antara dasar-dasar prilaku, etika dan kewajiban individu serta

masyarakat tentang aqidah keesaan Alloh, yang dengannya terkait

semua hubunghan pada tingkat keluarga, masyarakat dan sektor-

sektor kehidupan lainnya.

Pada ayat ini akan dipaparkan tentang beberapa diantara

perintah dan larangan Alloh yang memberi petunjuk kepada jalan

yang lebih lurus.

1. Bunyi Ayat

2

2. Terjemahan

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu

dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau

kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan

"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada

mereka perkataan yang mulia. (Al-Isra’ 23)

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu

kecil". (Al-Isra’ 24)

Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika

kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha

Pengampun bagi orang-orang yang bertobat. (Al- Isra’ 25)

3

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,

kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah

kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (Al-Isra’ 26)

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan

dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (Al-Isra’ 27)

Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari

Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka

ucapan yang pantas.( Al-Isra’ 28)1

3. Arti Kata

قض : Perintah

) تعبدوا ) يعبدوا ـ Menyembah : عبدا

احسنا ) (–حسن يحسن : Baik

يخفص –خفض : Rendah

يعلم –علم : Mengetahui

) بين ) او ج آواب : Orang-orang yang kembali kepada

kebaikan

) ( - تبديرا- يبدر بدر : Menghambur-hamburkan

4. Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul Al-Israa ayat : 28

‘Atha’ al-khurasani memaparkan bahwa ayat ini diturunkan

berkenaan dengan beberapa orang bani Khuzainah yang suatu saat

datng meminta bantuan tunggangan untuk berperang kepada

1 Anonim ,Al-Qur’an dan terjemahnya,Diponegoro,2007,hal.284-285.

4

Rasulullah. Rasul menjawab aku tidak mempunyai tunggangan yang

akan mengangkut kalian.” Merekapun pergi dengan berlinang air mata

dan mengira bahwa Rasul marah kepada mereka.(HR.Sa’id bin

Manshur)2

5. Tafsir fi Jalalain, fi zhilalil, fi Ibnu Katsir dan Al-fatih.

023. (Dan telah memutuskan) telah memerintahkan (Rabbmu supaya

janganlah) lafal allaa berasal dari gabungan antara an dan laa (kalian

menyembah selain Dia dan) hendaklah kalian berbuat baik (pada ibu

bapak kalian dengan sebaik-baiknya) yaitu dengan berbakti kepada

keduanya. (Jika salah seorang di antara keduanya sampai berumur

lanjut dalam pemeliharaanmu) lafal ahaduhumaa adalah fa`il (atau

kedua-duanya) dan menurut suatu qiraat lafal yablughanna dibaca

yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi badal

daripada alif lafal yablughaani (maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan ah kepada keduanya) dapat dibaca uffin dan uffan; atau

uffi dan uffa; lafal ini adalah mashdar yang artinya adalah celaka dan

sial (dan janganlah kamu membentak mereka) jangan kamu menghardik

keduanya (dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia)

perkataan yang baik dan sopan.3

2 Dr. Ahmad Hatta, MA. Tafsir Qur’an perkata dilengkapi dengan asbabun nuzul dan Terjemah, Maghfirah Pustaka. 2009, hal.78

3 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalain, Pesantren Persatuan Islam 91, 2010. ..

5

Ayat ini memerintahkan untuk mengesakan Allah dalam

menyembahnya setelah larangan berlaku syirik. Kata قضى dalam

arti ini memberikan frame pada perintah yang ada berupa penekanan,

disamping penekanan khusus atas masalah ini, yang dapat dilihat pada

kata nafi (peniadaan) dan istisnaa ‘pengecualian’, yaitu pada firman-

Nya آياه آال تعبدوا Dengan begitu tampak jelas pada ungkapan . آال

ayat ini nuansa keseriusan dan penekanan masalah tauhid didalam

kehidupan.4 Demikian pula Ubay bin Ka’ab, Ibnu Masud dan dh-

Dhahhak bin Muzahim membaca ayat tersebut dengan bacaan

اياه ووصى آال تعبدوا آال ربك “Rabbmu berwasiat agar kamu tidak

beribadah kecuali kepadanya semata”.5 Oleh karena itu Alloh

meyertakan perintaah beribadah kepada-Nya dengan perintah berbuat

baik kepada kedua orang tua, dimana ia berfirman, لوالدين وبا

Dan“ أحسانا hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu

dengan sebaik-baiknya.” Maksudnya, Dia menyuruh hamba-Nya untuk

berbuat baik kepada kedua orang tua, yang demikian itu seperti firman-

Nya dalam surat lain, dimana Dia berfirman “ ولوالديك أشكرلي آن

المصير Bersyukurlah“ آلى kepada-Ku dan kepada kedua orang

tuamu, hanya kepada-Ku tempat kembalimu (Qs.Luqman : 14.)

“... Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya

sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-

kali kamu mengatakan kepadanya suatu perkataan ‘ah’.” Maksudnya,

4 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 14, Gema Insani, 2004, Hal. 81.

5 Dr.Abdulloh bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5, Pustaka Imam Asy-syafi’i,2003, hal 152-153.

6

jangan engkau memperdengarkan kata-kata buruk, bahkan sampai kata

‘ah’ sekalipun itu merupakan tingkatan ucapan yang paling rendah.

Ayat ini memberikan keteduhan suasana dalam mengungkap

kesadaran nurani sang anak. penyebutn usia lanjut kedua orang tua

tentu menimbulkan rasa hormat, dan kondisi yang lemah dimasa tua,

mereka akan membawa inspirasi tersendiri disini.

“……..Maka, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada

keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka….”

Inilah awal tingkatan dalam memelihara kedua orang tua dan dengan

penuh tata krama. “….. Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan

yang mulia”, ini merupakan sikap positif yang sangat tinggi

tingkatannya. Yakni hendaknya ucapan sang anak kepada orang

tuanya menunjukkan sikap hormat dan cinta.

“…… Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

penuh kesayangan”, sebuah ungkapan lembut yang mampu menembus

inti hati nurani. Yaitu rasa kasih saying nan penuh kelembutan.

024. (Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua) artinya

berlaku sopanlah kamu terhadap keduanya (dengan penuh kesayangan)

maksudnya, bertawadhulah kamu kepada keduanya melalui

tindakanmu dengan sikap lemah lembutmu kepada keduanya (dan

ucapkanlah, "Wahai Rabbku! Kasihanilah mereka keduanya,

sebagaimana) keduanya mengasihaniku sewaktu (mereka berdua

mendidik aku waktu kecil."). yakni diusia tuanya dan padasaat

wafatnya. Sebuah kenangan masa lalu yang penuh kelembutan, dan

7

masa kanak-kanak yang masih lemah dibawah asuhan kedua orang

tua. Kini mereka berdua (orang tua) seperti pada masa kanak-kanak

itu, perlu perhatian, dan rasa kasih sayang. Setidaknya dengan

kesediaan sang anak untuk menengadahkan doa kepada Alloh agar ia

berkenan memberikan kasih sayang-Nya kepada keduanya, karena

kasih sayang Alloh lebih luas dan perhatian serta perlindungan-Nya

lebih besar.

Al-Hafidz Abu Bakar al-Bazzar meriwayatkan dari Buraidah

daaribapaknya, bahwa ada seorang laki-laki sedang melakukan thawaf

sambil menggendong ibunya. Maka laki-kali itu bertanya kepada

Rosullulloh “Apakah aku sudah memenuhi hak ibuku ini?” Nabi

menjawab, “Tidak. bahkan tidak menyamai satu kalipun tarikan

nafasnya.”

Mengenai masalah birrul walidain ini telah banyak hadis yang

membahasnya, diantaranya adalah hadis yang diriwayatkan melalui

jalan Anas dan juga dan lainya, bahwasannhya Rosululloh SAW

pernah menaiki mimbar kemudian mengucap :

) آمين , آمين آتا : : ) )آمين ل قا ؟ امنت عالما الله رسول يا قيل

: فلم عنده ذكرت رجل انف رغم د محم يأ فقال جبريل نى

: , : , عليه دخل رجل انف رغم قال ثم آمين قل عليك يصل

, : : , آمين فقلت آمين قل له يغفر فلم خرج ثم ن رمضا شهر

: يدحله فلم احدهما آو والديه ادرك رجل انف رغم قال ثم

) : , آمين , : فقلت آمين قل الجنة

8

Amin. amin.amin. “ Lalu ditanyakan ‘Ya Rosullalloh, apa yang

engkau aminkan tadi? beliau menjawab : ‘Aku telah didatangi Jibril ,

lalu ia berkata : ‘Sungguh hina orang yang (namamu disebut

disisinya), namun ia tidak bersholawat kepadamu. Maka ucapkanlah

ammin. ‘Maka aku mengucapkan ammiin. kemudia ia berkata lagi :’

Sungguh hina orang yang masuk bulan Ramadhan lalu ia keluar

darinya dengan tidak mendapat ampunan. maka ucapkanlah ammiin.

‘Maka ku ucap ammiin. Selanjutnya Jibril berkata : ‘Sungguh hina

seseorang yang mendapatkan kedua atau salah satu orang tuanya,

namun (kesempatan bakti kepada) keduanya tidak memasukkannya ke

surga. Maka ucapkanlah ammiin.’ Maka ku ucapkan ammiin.

Imam Ahamad juga meriwayatkan dari Abu Hurairoh ra. yang

intinya sama dengan hadist diatas. Imam ahmad juga meriwayatkan

dari Mu’awiyah bin Jahimah as Sulami, bahwasannya Jahimah pernah

datang kepada nabi SAW. dan berkata : “Yaa Rosulalloh, aku ingin

ikut perang dan aku datang kepadamu untuk meminta saran.” Maka

beliau pun menjawab : “Apakah kamu masih mempunyai ibu?

“Ya,masih” jawabnya. Maka beliau berkata “Kalau begitu temanilah

ia karna surga itu terletak di kedua kakinya.”

025. (Rabb kalian lebih mengetahui apa yang ada dalam hati kalian)

apa yang terpendam di dalamnya berupa perasaan berbakti dan

menyakiti (jika kalian orang-orang yang baik) taat kepada Allah (maka

sesungguhnya Dia kepada orang-orang yang bertobat) orang-orang

yang kembali kepada Allah dengan berbuat taat kepada-Nya (Maha

9

Pengampun) terhadap apa yang telah mereka lakukan sehubungan

dengan hak-hak kedua orang tua, yaitu berupa perbuatan yang

menyakitkan lalu dengan segera mereka bertobat dan tidak akan

berbuat yang menyakitkan lagi kepada keduanya.

Penegasan ini dihadirkan disini sebelum pembicaraan tentang

tugas, kewajiban dan prinsip-prinsip moral yang lain, agar dijadikan

parameter dalam setiap ucapan dan perbuatan. Juga untuk membuka

pintu tobat dan rahmad bagi yang bersalah atau kurang dalam

melaksanaan tugas atau kewajibannya.

Sa’id bin Jubair mengatakan, yakni orang yang ersegera

mengurus kedua orang tuanya, sedangkan dalam niat dan hatinya tidak

ada keinginan untuk menyakitinya. Dalam riwayat yang lain

disebutkan: dengan demikian ia tidak menghendaki kecuali kebaikan.

Dalam hal ini Dia berfirman “Robbmu lebih mengetahui apa yang ada

dalam hatimu, jika kamu orang-orang yang baik.” Dan firman-Nya

yang artiny:”Maka sesungguhnya ia maha pengampun bagi orang-

orang yang bertaubat.” Qatadah mengemukakan : “yakni bagi orang-

orang yang taat dari kalangan orang-orang yang mengerjakan shalat.”

sedangkan sebagian ulama’berkata “Awwabiin ialah orang-orang yang

mengerjakan shalat dhuha.”

Syu’bah menceritakan dari Yahya bin Sa’id bin Al-Musayyab,

mengenai firman Alloh ta’ala, ia mengatakan bahwa Awwabiin ialah

orang-orang yangberbuat dosa lalu ia bertaubat. Demikian pula yang

diriwayatkan oleh Abdurrazaq dan Mu’amar serta ‘Atha’ bin Yasar,

10

Said bin Jubair dan Mujahid mengatakan: Awwabiin ialah orang-

orang yang kembali kepada kebaikan.

026. (Dan berikanlah) kasihkanlah (kepada keluarga-keluarga yang

dekat) famili-famili terdekat (akan haknya) yaitu memuliakan mereka

dan menghubungkan silaturahmi kepada mereka (kepada orang-orang

miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan hartamu secara boros) yaitu

menginfakkannya bukan pada jalan ketaatan kepada Allah.

Setelah Alloh menceritakan tentang birrul waalidain, Dia

langsung menyambungnya dengan menceritakan tentang berbuat baik

kepada kaum kerabat dan tali silaturahmi.

Al-qur’an memberikan hak kepada para kerabat dekat, orang

miskin dan orang yang dalam perjalanan yang wajib ditunaikan oleh

kaum yang berpunya dengan berinfak. Selain itu Al-qur’an juga

melarang menghamburkan harta (berbuat mubazir).

027. (Sesungguhnya orang-orang pemboros itu adalah saudara-saudara

setan) artinya berjalan pada jalan setan (dan setan itu adalah sangat

ingkar kepada Rabbnya) sangat ingkar kepada nikmat-nikmat yang

dilimpahkan oleh-Nya, maka demikian pula saudara setan yaitu orang

yang pemboros.

028. (Dan jika kamu berpaling dari mereka) artinya dari orang-orang

yang telah disebutkan tadi, yaitu kaum kerabat yang dekat dan orang-

orang lain sesudahnya, dalam arti kata kamu masih belum mampu

untuk memberi mereka akan hak-haknya (untuk memperoleh rahmat

11

dari Rabbmu yang kamu harapkan) artinya kamu masih mencari rezeki

yang kamu harap-harapkan kedatangannya, kemudian setelah kamu

mendapatkannya akan memberikan sebagian daripadanya kepada

mereka (maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas) yakni

ucapan yang lemah lembut; seumpamanya kamu menjanjikan kepada

mereka akan memberi jika rezeki telah datang kepadamu. 6

Maksudnya, apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah

Alloh seperti yang tersebut dalam ayat 26 maka katakanlah kepada

mereka perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa karena mereka

belum mendapat bantuan dari kamu. dalam hal itu kamu berusaha

untuk mendapat rizki (rahmat) dari Tuhanmu.sehingga kamu dapat

memberikan kepada mereka hak-hak mereka.7

6. Nilai-nilai pendidikan dalam Surat Al-Isra’ ayat 23-28

Adapun beberapa hikmah yangh dapat kita ambil dari Qs. Al-Isra’

ayat 23-28 ini diantaranya adalah :

a. Hendaknya berbakti kepada kedua orang tua

b. Supaya mengucapkan perkataan yangbaik kepada kedua

orang tua

c. Tidak berkata buruk bahkan berkata yang sedikit

menyinggung seperti “ah”

6 Jalaluddin Asy-Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalain, Pesantren Persatuan Islam 91, 2010. ..

7 No name, The Holy Qur’an Al Fatih, Al-Fatih Insan Media Pustaka. 2009, hal.285.

12

d. Selalu merawat kedua orang tua dengan penuh kasih sayang

saat mereka masih ada

e. Membantu ssasama baik maasyarakat sekitar ataupun kaum

kerabat

f. Tidak bersikap boros dan Mubadzir

B. Surah Al-Luqman ayat 12-19

Surah makkiyah ini merupakan salah satu contoh dari metode al-

qur’an dalam berdialog dengan hati manusia.Ia membahas tentang

permasalahan aqidah dalam jiwa orang-orang musyrikin yang telah

menyimpang dari aqidah. Permasalahan aqidah diringkas dalam masalah

pengesaan Kholiq beribadah kepada-Nya semata-mata dan mensyukuri

nikmat-nikmat-Nya. Juga meyakini kehidupan akhirat dan segala yang

terjadi didalamnya. Yaitu, hisab yang detail dan balasan yang adil dan

dalam mengikuti apa-apa yang diturunkan oleh Allah dan meninggalkan

aqidah dan adat istiadat lainnya.

Surah al-luqman ini memaparkan permasalahan ini dengan cara yang

membangkitkan pemikiran untuk mengenal metode al-qur’an yang

menakjubkan dalam berdialog dengan fitrah dan hati.

1. Bunyi Ayat

13

2. Terjemahan

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu:

"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada

Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang

14

siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi

Maha Terpuji".(QS.31:12)

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kedzaliman yang besar".(QS.31:13)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah

kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu.(QS.31:14)

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu

mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan

ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-

Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan.(QS.31:15)

(Lukman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di

dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(QS.31:16)

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang

baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah

15

terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu

termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).(QS.31:17)

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong

lagi membanggakan diri.(QS.31:18)

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.

Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(QS.31:19)8

3. Arti Kata

يشكر – شكر : Bersyukur

كفر : Ingkar

غني : Kaya

benar-benar kedzaliman : ظلم

4. Asbabunnuzul Al-Lukman ayat:13 dan 15

Abdillah mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan

nasehat Rasulullah kepada para sahabat tentang wasiat Lukman

kepada anaknya. Saat turun QS. 6:82, para sahabat keberatan,

mereka menghadap Rasulullah dan bertanya. “Wahai Rasul, siapa

diantara kami yang dapat membersihkan keimanan dari kedzaliman?

apa kalian telah mendengar wasiat Luqman kepada anaknya,

‘Anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, karena hal itu

adalah kedzaliman yang sangat besar.’(HR.Bukhari)9 8 Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh.2002.Tafsir Ibnu

Katsir jilid 6.Pustaka Imam Asy-syafi’i: Jakarta.hal.4039 ...2009.The Holy Qur’an Al-fatih.al- fatih:Jakarta

16

Sa’ad bin Malik berkata,”Ayat ini diturunkan berkenaan denganku.

Aku sangat [mencintai dan menghormati ibuku. Saat aku memeluk

Islam, ibuku tidak setuju dan berkata:”Anakku, kamu pilih salah satu

kamu tinggalkan Islam atau aku akan mogok makan dan minum

hingga aku mati.’Aku bertekat untuk tetap dalam Islam. Namun

ibuku melaksanakan ancamannya sampai tiga hari tiga malam.

Akupun sedih dan berkata ,”ibu, jika ibu memiliki 1000 jiwa, dan

satu persatu meninggal , aku akan tetap dalam Islam.Karena itu,

terserah ibu mau makan atau tidak.”ibupun luluh dan mau makan

kembali.”(HR.Thabrani)

5. Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir fi Zhilalil Qur’an

Sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman.....” Lantas

apa tabiat dari hikmah itu dan apa karakternya yang menonjol dan langka?

Sesungguhnya ia disimpulkan dalam mengarahkan diri agar bersyukur

kepada Allah,“...Yaitu, Bersyukurlah kepada Allah...’’’

Itulah hikmah dan itulah pengarahan yang bijaksana. Langkah berikutnya

adalah pengarahan Luqman terhadap anaknya dengan nasehat, yaitu nasehat

seorang yang bijaksana kepada anaknya. Ia adalah nasehat yang

membebaskan orang dari segala aib. Pemilik dan pemberi nasehat itu pasti

telah dianugrahkan hikmah kepadanya. Ia adalah sebuah nasehat yang tidak

mengandung tuduhan, karena itu tidak mungkin nasehat seorang ayah

kepada anaknya mengandung tuduhan.

Nasehat itu mengandung pengikraran terhadap persoalan tauhid yang telah

ditetapkan pada penelusuran pertama. Dan, penyinggungan tentang

17

persoalan akhirat disebutkan pula dengan disertai pengaruh-pengaruh yang

baru.10

Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia

memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kedzaliman yang benar.”

Cerita yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Abi ‘Arubah dari Qatadah

tentang firman Allah ( ) “Dan sesungguhnya

telah kami berikan kepada Luqman hikmah,”yaitu pemahaman tentang

islam, padahal dia bukan seorang Nabi dan tidak diberikan wahyu. Dan

firman-Nya ( ) Dan sesungguhnya telah

Kami berikan kepada Luqman hikmah,”yaitu pemahaman, pengetahuan dan

ta’bir mimpi ( لله ا شكر ان ) hikmah,”yaitu bersyukurlah kepada

Allah ,”kami memerintahkan kepadanya untuk bersyukur kepada Allah atas

apa yang diberikan, dianugrahkan dan dihadiahkan oleh-Nya berupa

keutamaan yang hanya dikhususkan kepadanya, tidak kepada orang lain

yang sejenis dimasanya. Kemudian Allah ta’ala berfirman yang artinya:

“Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia

bersyukur untuk dirinya sendiri, yaitu manfaat dan pahalanya hanya akan

kembali kepada orang-orang yang bersyukur itu sendiri, berdasarkan firman

Allah QS.Ar-rum:44 yang artinya “dan barang siapa yang beramal sholih,

maka untuk diri mereka sendirilah, mereka menyiapkan (tempat yang

menyenangkan). Dan firman-Nya yang artinya”Dan barang siapayang tidak

bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji,” yaitu

10 Sayyid Quthb.2004.Tafsir fi Zhilalil Qur’an.Gema Insani:Jakarta

18

mahakaya dari hamba-hamba-Nya. Tidak ada Illahi (yang berhak diibadahi)

kecuali Allah dan Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya.

Allah Ta’ala berfirman mengabarkan tentang wasiat luqman

kepada puteranya, yaitu Luqman bin Anqa bin Sadun adapun wasiat tersebut

adalah untuk beribadah kepada Allah SWT yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Kemudian, ia memperingatkan bahwa mempersekutukan Allah adalah

kedzoliman yang besar. Maksudnya syirik adalah kedzoliman yang besar.

Kemudia dia mengiri wasiat beribadah kepada Allah yang Esa dengan

berbakti kepada kedua orang tua sebagaimana Allah berfirman dalm QS.Al-

Isra’:23.11

Dalam sebuah kitab yang berjudul al-‘asyarah, athabrani berkata

dari Abu Daud bin Hin bahwa saat bin Malik berkata : diturunkannya ayat

ini (dahulu jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan

Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah

kamu mengikuti keduanya) dan ayat seterusnya. Dahulu aku adalah seorang

yang berbakati kepada ibuku, lalu saat aku masuk islam ibuku berkata:hai

Sa’ad apa yang terjadi padamu yang kulihat ini, engkau akan tinggalkan

agamamu ini atau aku tidak akan minum hingga aku mati. Maka karena

aku akan dipanggil hai pembunuh ibunya, lalu aku berkata: jangan engkau

lakukan hai ibu!karena aku tidak akan meninggalkan agamaku karena

apapun. Maka ibuku melakukan benar-benar apa yang ia katakan. Dan aku

menyaksikan hal tersebut lalu aku berkata kepadanya: Wahai ibuku harap

engkau ketahui! demi Allah kalau sekiranya engkau memiliki seratus jiwa

11 Dr.Abdulloh bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Pustaka Imam Asy-syafi’i,2003, hal 414-416.

19

dan jiwa itu satu persatu meninggalkanmu agar aku meninggalkan

agamaku. Demi Allah aku tidak akan meninggalkan agamaku ini karena

apapun yang terjadi maka makanlah kalau engkau mau makan, kalau tidak

mau ibu terserah ibu lalu diapun makan.

("Hai anakku, sesungguhnya) perbuatan yang buruk-buruk itu (jika

ada sekalipun hanya sebesar biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit

atau di bumi) atau di suatu tempat yang paling tersembunyi pada tempat-

tempat tersebut (niscaya Allah akan mendatangkannya) maksudnya Dia

kelak akan menghisabnya. (Sesungguhnya Allah Maha Halus) untuk

mengeluarkannya (lagi Maha Waspada) tentang tempatnya.

(QS.Luqman:16)

(Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan

yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan mungkar serta bersabarlah

terhadap apa yang menimpa kamu) disebabkan amar makruf dan nahi

mungkarmu itu. (Sesungguhnya yang demikian itu) hal yang telah

disebutkan itu (termasuk hal-hal yang ditekankan untuk diamalkan) karena

mengingat hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang wajib.

(QS.Luqman:17)

(Dan janganlah kamu memalingkan) menurut qiraat yang lain dibaca

wa laa tushaa`ir (mukamu dari manusia) janganlah kamu memalingkannya

dari mereka dengan rasa takabur (dan janganlah kamu berjalan di muka

bumi dengan angkuh) dengan rasa sombong. (Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong) yakni orang-orang yang sombong

20

di dalam berjalan (lagi membanggakan diri) atas manusia.

(QS.Luqman:18)

(Dan sederhanalah kamu dalam berjalan) ambillah sikap pertengahan

dalam berjalan, yaitu antara pelan-pelan dan berjalan cepat, kamu harus

tenang dan anggun (dan lunakkanlah) rendahkanlah (suaramu.

Sesungguhnya seburuk-buruk suara) suara yang paling jelek itu (ialah

suara keledai.") Yakni pada permulaannya adalah ringkikan kemudian

disusul oleh lengkingan-lengkingan yang sangat tidak enak didengar.

(QS.Luqman:19)

6. Nilai-nilai yang terkandung dalam al-Lukman: 12-19

a. Orang tua wajib mengajarkan anak-anaknya dengan

pendidikan agama.

b. Anak harus ditanamkan untuk berbuat baik, dan melarang

berbuat yang tidak baik.

c. Melakukan kegiatan sehari-hari seperti ibadah, tabah

menghadapi kesulitan, danm menghindari perbuatan

sombong, angkuh serta memperkuat sifat sederhana dalam

bertindak dan bertutur kata.

21

22

C. Surah An-Nisaa’ ayat 9

Surat An-Nisa ayat 9 ini turun sebagai peringatan kepada orang-

orang yang berkenaan dengan pembagian harta warisan agar jangan

menelantarkan anak-anak yatim yang dapat berakibat pada kemiskinan dan

ketakberdayaan. Ketidakberdayaan itu tidak melulu menyangkut soal

ekonomi semata, tetapi pada seluruh aspek kehidupan.

1. Bunyi ayat

2. Terjemahan :

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar. (an-Nisaa: 9)

3. Arti Kata :

Dan hendaklah takut وليخش

Bila mereka meninggalkan لوتركوا

Anak-anaknya (yang dibelakangnya) خلفهم

Dalam keadaan ة ي ذر

Lemah ضعافا

23

Mereka khawatirkan (takutkan) خافوا

Hendaklah mereka bertakwa قو فليت

Dan mengucapkan وليقولوا

Perkataan قوال

Yang benar سديدا

4. Asbabun Nuzul An-Nisaa’ayat 9

Mujahid menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan

dengan perintah Saad bin Abi Waqqash yang suatu saat sedang sakit

keras, kepada Rasulullah kala Rasulullah datang menjenguk, Sa’ad

berkata: “Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki ahli waris kecuali

seorang anak perempuan, aku boleh menginfakkan dua pertiga dari

hartaku? ”Tidak boleh, jawab Rasul.Separuh ya Rasul? Tidak boleh,

jawab Rasul lagi.” Jika seper tiga ya Rasul?”Rasul mengizinkan,” ya

sepertiga juga sudah banyak. Rasul lalu bersabda, lebih baik kamu

meninggalkan ahli warismu dalam keadaan yang berkecukupan daripada

yang miskin yang meminta-minta kepada manusia.” (HR.Bukhari dan

Muslim)

5. Tafsir fi zhilalil dan tafsir Ibnu Katsir

Tafsir fi zhilalil Qur’an:

Dalam ayat tersebut dipesankan kepada mereka (orang-orang

yang mengurus anak yatim) supaya bertakwa kepada Allah di dalam

mengurusi anak-anak kecil yang diserahkan pengurusannya oleh Allah

kepada mereka. Dengan harapan, mudah-mudahan Allah menyediakan

orang yang mau mengurusi anak-anak mereka dengan penuh ketakwaan,

24

perhatian, dan kasih sayang. Dipesankan juga kepada mereka supaya

mengucapkan perkataan yang baik kepada anak-anak yang mereka didik

dan mereka pelihara itu, sebagaimana mereka memelihara harta mereka.12

Tafsir Ibnu Katsir:

﴿ ذ وليخش خلفهم كوامن تر لو ين ال ﴾“Dan hendaklah takut

kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang

mereka,” (QS. An-Nisaa’:9)

‘Ali bin Abi Thalhah berkata dari ‘Ibnu ‘Abbas: “ ayat ini

berkenaan dengan seorang laki-laki yang meninggal, kemudian seorang

mendengar ia memberikan wasiat yang membahayakan ahli warisnya,

maka Allah SWT memerintahkan orang yang mendengarnya untuk

bertakwa kepada Allah serta membimbing dan mengarahkannya pada

kebenaran. Maka hendaklah ia berusaha menjaga ahli waris orang

tersebut, sebagaimana ia senang melakukannya kepada ahli warisnya

sendiri apabila ia takut mereka disia-disiakan. Demikianlah pendapat

Mujahid dan para ulama lainnya.

Satu pendapat mengatakan :”Apa yang dimaksudkan dengan ayat

(yang menyatakan) bertakwalah kalian kepada Allah di dalam

memelihara harta anak-anak yatim adalah,

﴿ وال وبدارا اسرافا ها كلو تا ﴾ “Dan Janganlah kamu makan harta

anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-

12 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 4,Gema Insani Press, 2001. hal 132-133

25

gesa (membelanjakannya).”Diceritakan oleh Ibnu Jarir dari jalan

al-‘Aufi dari Ibnu ‘Abbas bahwa itu adalah pendapat yang baik.13

Pada surat an-Nisaa’:9 tersebut disebutkan tentang keharusan

memelihara harta anak-anak yatim dan menyatakan bahwa pewarisan

harta tersebut juga berlaku bagi anak laki-laki dan perempuan. Ayat

tersebut selain menyatakan bahwa kaum perempuan dan anak-anak

diberikan harta warisan, juga diperintahkan agar mengucapkan perkataan

yang baik terhadap anak-anak yati sebagai calon generasi muda dan

pemimpin di masa yang akan datang.14

6. Nilai-nilai pendidikan dalam surat An-Nisaa’ :9

Terdapat beberapa hikmah yang dapat kita ambil pelajarannya dari surat

an-Nisaa’ : 9, yaitu:

a. Tidak menelantarkan anak-anak yatim yang dapat berakibat pada

kemiskinan dan ketakberdayaan

b. Supaya mengucapkan perkataan yang baik kepada anak-anak yang

dididik dan dipelihara khususnya anak yatim, sebagaimana mereka

memelihara harta anak yatim.

13 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, Pustaka Imam Asy-Syafi’I,2003, hal. 241-24214 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada,2002, hal. 195

26

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Qur’an telah memberikan percontohan beberapa cara beradab,

mendidik anak, bersikap dan berbakti kepada kedua orang tua, bersikap

kepada karib kerabat serta masyarakat, mendidik dan menyayangi anak-

anak yatim dan juga berderma. Selain itu hendaknya kita menjauhi sikap

boros ataupun tafdzir. sebagaiman telah termaktub didalam Qs. Al-Isra’

ayat: 23-28, Qs. Luqman ayat : 12-19, dan Qs. An-Nisa’ ayat: 9.

Adapun persamaan dari ketiga surat ini adalah sama-sama

menerangkan bagaimana cara mendidik anak dan bagaimana cara bersikap

serta bersifat .Sedangkan perbedaan dari ketiga surat ini adalah :

Qs. Al-Isra’ : 23-25 menerangkan tentang bagaimana cara

kita berbakti kepada kedua orang tua dan bagaimana

searusnya kita bersikap dan bersifat.

Qs. Al-Isra’ : 26-28 menerangkan tentang Perintah

membantu sesama dan larangan boros

Qs.Al-Luqman : 12-19 menerangkan tentang cara mendidik

anak, dan perintah untuk bersyukur serta larangan

menyekutukan Alloh.

Qs. An-Nisaa’ : 9 menerangkan tentang memelihara anak

yatim serta hartanya.

27

B. Saran

Pendidikan anak sebenarnya sudah ada dalam Al-Qur’an, oleh

sebab itu sebagai orang Islam hendaknya mengikuti tuntunan yang ada,

yaitu Al-Qur’an.

28

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Bin Muhammad. 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

--------------. 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

--------------. 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Abudin Nata.2002. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anonim. 2009.The Holy Qur’an Al Fatih. Jakarta: Al Fatih.

Anonim. 2007. Al-Qur’an dan terjemahnya, Diponegoro.

Jalaluddin Asy-Syuyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy. 2010. Tafsir Jalalain. Pesantren Persatuan Islam.

Sayyid Quthb. 2001. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 4.Jakarta: Gema Insani.

--------------. 2004. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 14.Jakarta: Gema Insani.

--------------. 2004. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 17.Jakarta: Gema Insani.

.

29