bdkdenpasar.combdkdenpasar.com/assets/ckimages/files/kti_webb-haris.docx · web viewpada data nilai...

39
KONTRIBUSI DIKLAT METODOLOGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL SUPERVISI AKADEMIS PESERTA DIKLAT OLEH: HARIS BUDI SANTOSA, S.Pd.,M.Pd NIP. 196907181993011002 Widyaiswara Ahli Madya KEMENTERIAN AGAMA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN DENPASAR TAHUN 2017 1

Upload: lamtruc

Post on 28-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KONTRIBUSI DIKLAT METODOLOGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL SUPERVISI

AKADEMIS PESERTA DIKLAT

OLEH:

HARIS BUDI SANTOSA, S.Pd.,M.PdNIP. 196907181993011002

Widyaiswara Ahli Madya

KEMENTERIAN AGAMABALAI DIKLAT KEAGAMAAN DENPASAR

TAHUN 2017

1

ABSTRAKKONTRIBUSI DIKLAT METODOLOGI PEMBELAJARAN

TERHADAP HASIL SUPERVISI AKADEMIK PESERTA DIKLAT

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi antara diklat metodologi pembelajaran dengan nilai hasil supervise akademis peserta Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran bagi Guru di Lingkungan KKMTs Wilayah IX Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.Sampel dan populasi penelitian ini adalah seluruh peserta Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajatan bagi Guru di Lingkungan KKMTs Wilayah IX Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat yang berjumlah 40 orang. Data yang diperoleh berupa rata-rata dan standar deviasi skor nilai akhir diklat dan nilai supervise akademis. Data nilai akhir diklat dan kemudian diuji dengan Uji Regresi Linier sederhana untuk dilihat kontribusinya dengan data nilai supervise akademis peserta.Sebelum dilakukan uji regresi linier sederhana terlebih dahulu dilakukan uji normalitas pada data nilai akhir diklat sebagai cerminan penguasaan materi diklat dan nilai hasil supervise akademis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sudi dokumentasi nilai akhir diklat dan nilai hasil supervise akademis. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat kontribusi yang signifikan nilai akhir diklat dengan nilai hasil supervise akademis peserta diklat pada Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Instrumen Penilaian bagi Guru di Lingkungan KKMTs Wilayah IX Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok barat. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai R Square sebesar 0,888 yang artinya kontribusi variable(Diklat Metodologi) terhadap variable(Supervisi Akademik) adalah sebesar 88,8 %.

Kata kunci : Metodologi Pembelajaran dan Supervisi Akademis

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Dalam Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang standar proses tersurat

bahwa seorang Guru dituntut untuk bisa merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu dan prinsip-prinsip yang ada. Hal

inipun juga dinyatakan dalam kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru

yaitu kompetensi paedagogik, karena dari perencanaan yang baik dan pelaksanaan

nyapun kemungkinan akan baik. Dari situlah terlihat bahwa pentingnya

metodologi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Untuk itu Balai diklat

sebagai salah satu lembaga yang di tunjuk oleh Kementerian Agama untuk

melatih guru-guru memprogramkan diklat metodologi pembelajaran dalam

program diklatnya.

Seringkali dijumpai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak

berhasil dalam mengajar, hanya karena belum menguasai metode, strategi, model-

model pembelajaran dalam desain pembelajaranya. Itulah sebabnya, metode,

strategi dan penerapan model-model pembelajaran dalam mengajar menjadi salah

satu obyek bahasan yang penting dalam pendidikan.

Guru sebagai dari kerangka sistem pendidikan dituntut untuk selalu

mengembangkan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kemajuan zaman dan

lingkungan lokal dimana proses pendidikan itu dilakukan. Jika guru bersikap

statis (merasa cukup dengan apa yang sudah ada) maka proses pendidikan itu akan

statis pula bahkan mundur.

3

Mengapa Diklat Metodologi pembelajaran penting ? Keberadaan

metodologi pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat dijadikan guru

dalam memecahkan persoalan tersebut, karena merupakan hasil pengkajian dan

pengujian melalui metode ilmiah.

Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan. Dalam ilmu tentang mengajar, metodologi disebut

didaktik yaitu ilmu yang membahas tentang kegiatan proses belajar mengajar

yang menimbulkan proses belajar. Didaktik dibedakan menjadi dua, yaitu

dikdaktik umum dan didaktik khusus. Didaktik umum membahas prinsip-prinsip

umum dalam mengajar dan belajar, sedangkan didaktik khusus yaitu membahas

cara-cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada pembelajar. Terlebih lagi saat

ini regulasi kurikulum 2013, guru harus senantiasa mendapatkan update informasi

yang dikemas dalam bentuk diklat bentuk diklat metodologi pembelajaran khusus

updating informasi pelaksanaan standar proses yang berlaku saat ini. Selanjutnya

mengapa harus supervisi ? sesuai dengan standar proses untuk membantu guru

dalam membuat perencanaan pembelajaran sampai pelaksanaan pembelajaran

dikelas perlu di supervise agar perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dapat

berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.

Berangkat dari situlah guna memantapkan pengetahuan,pemahaman dan

keterampilan akan metodologi pembelajaran, guru-guru madrasah yang tergabung

dalam KKMTs wilayah IX di Kabupaten Lombok barat mengajukan proposal

diklat tentang metodologi pembelajaran, walaupun sebagian besar peserta adalah

4

guru-guru non PNS , Balai Diklat Denpasar menyetujuinya dengan berdasarkan

pada PMA no. 75 tahun 2015, bahwasannya diklat tidak hanya diperuntukkan

untuk PNS saja, tetapi juga untuk non PNS lebih-lebih sebagian besar madrasah di

propinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Lombok Barat adalah madrasah swasta.

Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi

Guru di Lingkungan KKMTs Wilayah IX Kecamatan Sekotong Kabupaten

Lombok Barat di laksanakan dari tanggal 30 Januari 2017 s.d 3 Pebruari 2017 di

Kemenag Lombok Barat. Harapan peneliti dengan diadakannya diklat metodologi

pembelajaran dapat memberikan kontribusi terhadap nilai hasil supervisi

akademis, karena dari nilai hasil supervisi akademis yang akan tergambar

keberhasilan seorang guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

seperti yang diharapkan dalam standar proses pendidikan kita.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

a. Peserta masih banyak belum mengetahui konsep-konsep/teori-teori

pembelajaran terutama yang berlandaskan teori belajar konstruktivisme.

b. Peserta masih banyak mengalami kesulitan dalam merancang/mendesain

perencanaan (RPP) sesuai prinsip-prinsip pembuatan rencana pelaksanaan

pembelajaran

5

c. Peserta masih banyak mengalami kesulitan dalam mempraktekkan desain

perencanaan (RPP) terutama pelaksanaan model-model pembelajaran dan

pendekatan saintifik.

d. Peserta masih banyak mengalami kesulitan dalam menetapkan jenis dan

teknik penilaian yang tepat sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar.

1.3. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : Seberapa besar Kontribusi Diklat Metodologi Pembelajaran terhadap hasil Supervisi Akademik peserta diklat ?

1.4. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Diklat Metodologi Pembelajaran terhadap hasil Supervisi Akademik peserta diklat.

1.5. Manfaat Penelitian

Bagi guru diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan , pemahaman dan ketrampilan dalam mendesain suatu pembelajaran sesuai dengan paradigma /regulasi yang berlaku saat ini.

Bagi Balai Diklat Keagamaan Denpasar, sebagai masukan seberapa besar kontribusi Diklat Metodologi pembelajaran ini bagi guru-guru di lapangan, sehingga membantu memprogram perencanaan diklat-diklat mendatang.

6

BAB II

KERANGKA TEORITIK, METODE PENELITIAN, TEMUAN DAN PEMBAHASAN

2.1. Kerangka Teoritik

2.1.1. Diklat Metodologi Pembelajaran

Diklat Metodologi Pembelajaran adalah satu diklat yang diadakan oleh

Balai Diklat Keagamaan Denpasar. Diklat ini menitikberatkan pada ketrampilan

guru dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pembelajaran. Kursil silabus

untuk muatan inti dalam diklat ini adalah Metodologi Pembelajaran, Prinsip-

prinsip dalam Pembuatan dan Perencanaan Pembelajaran, Lesson Plan dan

Mempraktekkan Metode dan Model Pembelajaran. Sasaran dari diklat ini adalah

guru terutama guru-guru yang masih masuk dalam jabatan guru pertama atau guru

muda. Tujuan dari diklat ini adalah untuk memberikan ketrampilan bagi guru-

guru dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pembelajaran. Adapun

indikator keberhasilan muatan inti kurikulum silabus dalam diklat ini adalah :

a. Konsep Metodologi Pembelajaran

Mata diklat ini meliputi materi pokok: pengertian, tujuan, bahan

pembelajaran, teori pendidikan dan teori pembelajaran, prinsip-prinsip

pembelajaran, strategi, metode, model pembelajaran,

b. Penerapan Prinsip-prinsip Pembelajaran

Mata diklat meliputi materi pokok: pengertian evaluasi yang tepat, perinsip

evaluasi yang tepat, dan langkah-langkah membuat Lesson Plan.

c. Cara membuat perencanaan pembelajaran (Lesson Plan)

Mata diklat ini meliputi materi pokok: konsep Instructional Objective,

konsep Entering Behavior, Evaluasi Hasil Pembelajaran

7

d. Mempraktikan metode dan model pembelajaran

Mata diklat ini meliputi materi pokok: praktik membuat Silabus, RPP,

media, dan simulasi Silabus dan RPP

2.1.2. Pengertian Metodologi

Kata “Metodologi” berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara,

dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian Metodologi dapat diartikan ; Suatu

disiplin ilmu yang berhubungan dengan metode, peraturan, atau kaedah yang

diikuti dalam ilmu pengetahuan(Komaruddin dan Yooke, 2000).

Metodik (Methodentic) sama artinya dengan metodologi (Methodology),

yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan

digunakan dalam penelitian.

Metodologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002 :

741), berarti “ ilmu tetang metode, uraian tentang metode”. Menurut M. Arifin,

Metodologi berasal dari dua kata yaitu metode dan logi.

Adapun metode berasal dari dua kata yaitu meta (melalui) dan hodos (jalan

atau cara), dan logi yang berasal dari bahasa Greek (Yunani) yaitu logos (akal

atau ilmu), maka metodologi adalah ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara

yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, metodologi

pendidikan adalah sesuatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan

dalam pekerjaan mendidik.Dalam bahasa Inggris, metode di sebut method dan

way, keduanya diartikan cara. Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara

adalah kata way itu, bukan kata method. Karena metode istilah yang digunakan

untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat (efektif) dan cepat

(efisien)” dalam melakukan sesuatu. Maka metodologi dalam pengertian ini

adalah ilmu tetang metode yaitu ilmu yang mempelajari cara yang paling tepat

(efektif) dan cepat (efisien) untuk mencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan

8

Agama Islam. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dijumpai dalam buku

metodologi pengajaran lebih banyak membahas bermacam-macam metode,

seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi dan lain-lain.

2.1.3. Pengertian Pembelajaran

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. 

Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967,

hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar

(oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu

kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer,

sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi

kegiatan secara optimal, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar,

yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana

perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu

yang relative lama dan karena adanya usaha.

Menurut Munif Chatib ( 2014: 14 ) Pembelajaran adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa

yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan

mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Hal senada juga

dikatakan Oemar Hamalik (2015 :23 ) Pembelajaran adalah kegiatan yang di

dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan

9

mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar biasa belajar

sehingga tercapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan pendidik

kepada peserta didik untuk memunculkan keinginan belajar dan mencapai tujuan

yang telah ditetapkan  melalui media, lingkungan, dan lainnya.

Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang

searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah

kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal. Dan

dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk

membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa

yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha, atau dapat

dikatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang

dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya

proses belajar siswa yang bersifat internal.

2.1.4. Pengertian Metodologi Pembelajaran

Metodologi dapat diartikan ; Suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan

metode, peraturan, atau kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan.

Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan

itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang

relatif lama dan karena adanya usaha. Pengertian yang lebih luas tentang

10

metodologi adalah pendapat Hasan Langgulung, yang menyatakan bahwa

metodologi pengajaran ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang akan

membawa proses pengajaran bisa lebih efektif. Dengan kata lain metodologi ini

menjawab pertanyaan how, what, dan who yaitu pertanyaan bagaimana

mempelajari sesuatu (metode)?, apa yang harus dipelajari (ilmu)?, serta  siapa

yang mempelajari (peserta didik) dan siapa yang mengajarkan (guru)?

Dengan demikian, metodologi pembelajaran tidak hanya membahas metode

semata, tapi kajiannya lebih luas yaitu mengaitkan cara mengunakan metode

dengan bahan yang diajarkan, peserta didik dan guru bahkan lingkungan.

Adapun pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli, sebagai berikut :

a)      Pendapat Gagne, bahwa pembelajaran diartikan seperangkat acara pristiwa

eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang

bersifat internal.

b)      J. Drost (1999), menyatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang

dilakukan untuk menjadikan orang lain belajar.

c)     Mulkan (1993), memahami pembelajarann sebagai suatu aktifitas guna

menciptakan kreativitas siswa.

Pada Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dengan demikian,

dapat dikemukakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan atau situasi

yang sengaja dirancang agar interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar  dapat melakukan aktifitas belajar.

11

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam memahami metodologi pembelajaran, yaitu sebagai

berikut :

a)      metodologi pembelajaran adalah sebuah ilmu dalam mengembangkan cara

yang dilalui dalam proses pembelajaran yang berupa prinsip-prinsip umum

dalam mengajar dan belajar (didaktik umum).

b)      metodologi pembelajaran adalah sebuah ilmu yang membahas cara yang

paling cepat (efektif) dan cepat (efisian) yang dapat digunakan guru dalam

menyajikan materi dalam kegiatan proses pembelajaran dikelas (Didaktik

khusus).

2.1.5. Konsep Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Hal

senada dikatakan Sergiovanni supervisi akademik merupakan serangkaian

kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola

proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola

proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa

dihindarkan prosesnya (Sergiovanni, 1987). Lebih lanjut ia mengatakan

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam

mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi

praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat

kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,

12

misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang

sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-

aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna

bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai

tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara

mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-

pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini,

bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan

supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya

berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya

dengan sebaik-baiknya. Ada banyak teknik supervisi kelas, pada penelitian

ini sesuai dengan tagihan dalam rencana tindak lanjut, yakni menggunakan

teknik supervisi individual dengan cara kunjungan kelas.

2.1.5.1. Tujuan dan fungsi supervisi akademik

Tujuan supervisi akademik adalah:

a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,

b. mengembangkan kurikulum,

c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian

tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).

13

TIGA TUJUAN SUPERVISI

Pengembangan Profesionalisme

Pengawasan kualitasPenumbuhan Motivasi

Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Tiga tujuan supervisi akademik

Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar

(essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner,

1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi

akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan

profesionalisme guru.

2.1.5.2. Prinsip-prinsip supervisi akademik

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi

yang matang dan tujuan pembelajaran.

c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.

d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang

mungkin akan terjadi.

14

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru

dalam mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan

guru dalam mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh

dalam mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan

supervisi akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang

harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor

l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan

berkelanjutan oleh Kepala sekolah).

m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di

atas (Dodd, 1972).

2.1.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah ”Terdapat kontribusi yang

positif dan signifikan antara Nilai akhir diklat dengan nilai supervisi

akademis peserta Duklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi

Metodologi Pembelajaran bagi Guru Di Lingkungan KKMTs Wilayah

IX Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat”

2.2. Metode Penelitian

2.2.1. Populasi dan Sampel

Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini berada pada masing-masing

madrasah peserta diklat yang kemudian data yang diperoleh diolah di Balai

Pendidikan dan Pelatihan Balai Diklat Keagamaan Denpasar. Populasi berarti

15

keseluruhan obyek penelitian.(Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian; suatu

Pendekatan Praktik, 2006; h. 130).Untuk memperoleh sejumlah data yang

diperlukan dalam penelitian ini, maka diperlukan obyek penelitian yang disebut

populasi. Dalam hal ini, untuk memberikan pengertian populasi secara lengkap

maka Sujana mendefinisikan sebagai berikut: populasi adalah semua nilai yang

mungkin hasil dari perhitungan, (Nana Sujama, Metode Statistik, 1982; h. 5).

Antara pengukuran kuantitatif tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap

danjelas yang ingindipelajarisifat-sifatnya. Sejalan dengan pendapat ini, Suharsini

Arikunto berpendapat bahwa Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

(Suharsini Arikunto,Prosedur Penelitian, 2006; h. 231). Sedangkan menurut

Sukardi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia,

binatang, peristiwa, atau benda yang tinggi bersama dalam satu tempat dan secara

terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.(Sukardi,

Metodologi Penelitian; Kompotensi dan Praktiknya, 2007; h. 53) Dalam

penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah seluruh peserta Diklat Teknis

Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi Guru Di

Lingkungan KKMTs Wil.IX Kec.Sekotong-Lobar

Penentuan sampel sebuah penelitian sangat tergantung pada jumlah

populasi yang ada, dan untuk penarikan sampelnya dilakukan dengan berbagai

cara menurut tehnik yang dinilai paling tepat dan sesuai. Sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita

bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. (Sukardi,

Metodologi Penelitian; Kompotensi dan Praktiknya, 2007; h. 53)

16

Mardalis menjelaskan bahwa: “sampel adalah seluruh individu yang

menjadi obyek penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh keterangan

mengenai obyek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi.

(Mardalis, Metodologi Penelitian, 1999; h. 55).

Sedangkan Suharsimi Arikunto mengemukakkan bahwa:“Untuk sekedar

ancer-ancer maka obyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya

besar dapat dinilai antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih”.

Berdasarkan hal tersebut berarti bahwa sampel adalah sejumlah sasaran

penelitian karena sampel merupakan bagian dari populasi., maka sampel

yang diambil haruslah representatif atau mencerminkan populasi, jadi menyelidiki

sebagian individu, situasi atau peristiwa. Dalam penelitian ini, teknik sampling

yang digunakan adalah probability sampling, yakni teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu untuk kepentingan peneliti, yaitu

untuk menggali informasi yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Sampel atau sumber pengambilan data pada penelitian ini adalah semua peserta

Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi

Guru Di Lingkungan KKMTs Wil.IX Kec.Sekotong-Lobar

2.2.2. Variabel Penelitian

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil nilai Supervisi Akademik,

sedangkan variable terikatnya adalah Diklat Metodologi Pembelajaran (Nilai akhir

diklat).

17

2.2.3. Definisi Operasional Variabel

a. Diklat Metodologi Pembelajaran adalah suatu diklat yang membahas

tentang teori-teori pembelajaran, metode/model-model pembelajaran

atau pendekatan pembelajaran, bagaimana merancang suatu

pembelajaran dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan

bagaimana mempraktekkan suatu pembelajaran dengan mengacu pada

perencanaan yang telah dibuat.

b. Supervisi Akademis merupakan serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya, yang dalam pelaksanaannya terlebih

dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa

ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan

cara mengembangkannya.

2.2.4. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi dokumentasi yang meliputi :

a. Nilai akhir diklat, yang meliputi penilaian sikap, penilaian produk dan

nilai ujian, sehingga dari nilai akhir ujian inilah setidaknya tergambar

bagaimana penguasaan dan pemahaman peserta diklat tentang

metodologi pembelajaran.

b. Nilai hasil Supervisi akademis sebagai hasil tagihan dari rencana

tindak lanjut.

18

2.2.5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data

lapangan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi nilai sikap, nilai produk dan nilai posttest ,

soal posttes yang dipakai mengacu kepada soal pilihan ganda berjumlah 30

butir soal yang dbuat oleh Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Jakarta, yang dirata-rata menjadi nilai akhir diklat dan studi dokumentasi

nilai hasil supervisi akademis peserta diklat setelah mengikuti diklat

(sebagai tagihan dalam rencana tindak lanjut peserta diklat)

2.2.6. Teknik Analisis data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana.

Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk

menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor

Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya. Faktor Penyebab pada

umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan Predictor

sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga

dengan Response. Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat dengan

SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu Metode

Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan

ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas.

Sebelum dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik

analisis regresi linier sederhana, terlebih dahulu harus melalui beberapa uji

prasyarat, yaitu uji normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk melihat sebaran data nilai akhir

diklat dan nilai hasil supervise akademis, apakah sudah memenuhi

distribusi normal atau belum. Data nilai akhir diklat dan nilai hasil

supervise akademis dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi

Shapiro-Wilk lebih besar dari 0.05. Hasil uji normalitas data nilai akhir

19

diklat dan nilai hasil supervisi akademis peserta diklat dapat disajikan

pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Akhir Diklat Peserta Diklat

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NILAI

AKHIR

DIKLAT

.148 40 .027 .956 40 .127

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 2.1 menunjukkan nilai signifikansi Shapiro-Wilk sebesar 0.127 (sig. ¿0.05), sehingga dapat dikatakan data nilai akhir diklat berdistribusi normal atau memenuhi uji normalitas.

Tabel 2.2 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Supervisi Akademis Peserta Diklat

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SUPERVISI .226 40 .000 .954 40 .101

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 2.2 menunjukkan nilai signifikansi Shapiro-Wilk sebesar 0.101 (sig. ¿0.05), sehingga dapat dikatakan data nilai hasil supervisi akademis berdistribusi normal atau memenuhi uji normalitas.

20

Setelah semua uji prasyarat dilakukan, maka langkah terakhirnya adalah uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Jika koefisien korelasi bernilai positif maka terdapat hubunganyang positif antara variabel bebas dan variabel terikat, demikian juga dengan sebaliknya, sedangkan untukmenguji korelasi adalah dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan SPSS dengan 0.05 (karena mengujinya menggunakan taraf signifikansi 5%). Jika nilai signifikasi kurang dari 0.05 berarti terdapat hubungan yang signifikan. Jika nilai signifikasi lebih besar dari 0.05 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan.

2.3. Temuan dan Pembahasan

Jenis-jenis diklat yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan

Denpasar banyak jenisnya, yang tentunya masing-masing jenis diklat mempunyai

sasaran dan tujuan yang berbeda-beda. Salah satu jenis diklat yang dimaksud

adalah Diklat Metodologi Pembelajaran yang dilaksanakan di lingkungan

KKMTs Wil.IX Kec.Sekotong-Lobar ini. Hampir sebagian besar peserta diklat

yang mengikuti diklat ini adalah guru-guru non PNS yang mana mereka sangat

jarang atau hampir-hampir tidak pernah mengikuti diklat (dilihat dari quisener

pradiklat) dan dari quisener pradiklat pula dapat diketahui bahwa mereka sangat

awam tentang metodologi pembelajaran khususnya standar proses, lebih-lebih bila

dikaitkan dengan regulasi yang baru.

Kurikulum silabus Diklat Metodologi Pembelajaran ini dirancang

sedemikian rupa agar alumni peserta diklat dapat memiliki dasar-dasar yang kuat

21

tentang teori-teori pembelajaran, dapat mengenal prinsip-prinsip pembelajaran

dengan baik, dapat merancang suatu pembelajaran dengan baik dari pemetaan KI

KD,membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus dan mampu

mempraktekkan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan baik.

Standar proses pendidikan mensyaratkan bahwa seorang guru harus

mampu membuat dan merancang suatu pembelajaran dengan baik dari pemetaan

KI-KD, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus dan mampu

mempraktekkan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan baik sesuai

dengan regulasi yang berlaku. Untuk itulah dilapangan seorang guru tetap

membutuhkan pendamping ataupun supervisor agar dalam membuat dan

merancang rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus dan mempraktekkan

perencanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan/regulasi yang berlaku.

Dengan diklat metodologi pembelajaran inilah diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi guru-guru agar dalam membuat dan merancang suatu

pembelajaran dengan baik dari pemetaan KI- KD, membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran, silabus dan mampu mempraktekkan perencanaan pembelajaran

yang telah dibuat dengan baik sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Berdasarkan pengolahan data dengan analisis regresi linier sederhana di peroleh data sebagai berikut :

Output 1Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .942a .888 .885 .73254

a. Predictors: (Constant), NILAI

22

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .942a .888 .885 .73254

Output 2ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 161.509 1 161.509 300.981 .000a

Residual 20.391 38 .537

Total 181.900 39

a. Predictors: (Constant), NILAI

b. Dependent Variable: SUPERVISI

Di lihat nilai R = 0,942. Nilai menunjukkan hubungan yang positif. Dan tingkat

signifikansi hubungan antara nilai ujian akhir dan supervise dapat dilihat pada

output 2 pada kolom sign. Jika Sig. < 0.05 berarti terdapat hubungan yang

signifikan, demikian juga dengan sebaliknya.

Jika dilihat dari R square nya = 0.888 artinya bahwa kontribusi variable (Diklat

Metodologi) terhadap variable(Supervisi akademis) adalah sebesarb 88,8 %

sedangkan sisanya ditentukan oleh variable lain diluar penelitian. Ini artinya

Diklat Metodologi Pembelajaran yang didalamnya peserta dilatih untuk lebih

mengenali konsep-konsep/teori-teori pembelajaran, membuat dan merancang

perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembuatan rencana

pelaksanaan pembelajaran dan mempraktekkan desain perencanaan

pembelajaran(RPP) yang telah dibuat dalam praktek di satuan pendidikan masing-

masing telah mampu memberikan kontribusi terhadap para peserta diklat hal ini

ditunjukkan oleh nilai hasil supervisi akademis mereka yang hampir sebagian

besar menunjukkan hasil yang baik.

23

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa Terdapat

kontribusi positif dan signifikan antara diklat metodologi pembelajaran dengan

supervise akademis peserta diklat pada Diklat Teknis Substantif Peningkatan

Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi Guru DiLingkungan KKMTs Wil.IX

Kec.Sekotong-Lobar. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai R Square sebesar

0.888 yang berarti . bahwa pengaruh variable (Diklat Metodologi) terhadap

variable(Supervisi akademis) adalah sebesar 88,8 % sedangkan sisanya

ditentukan oleh variable lain diluar penelitian.

3.2. Rekomendasi

a. Bagi Balai Diklat Keagamaan Denpasar

Hendaknya Balai Diklat tetap mengupayakan penyelenggaraan Diklat

Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran

Bagi Guru mengingat banyak guru-guru yang mengalami kendala

dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan regulasi yang berlaku.

b. Bagi Guru

1. Hendaknya guru lebih memperdalam materi setelah selesai diklat

melalui file-file yang sudah diberikan sehingga lebih

memaksimalkan kemampuannya dalam mendesain

pembelajarannya.

2. Hendaknya guru-guru segera menerapkan penyusunan desain

pembelajarannya sesuai dengan standar proses / regulasi yang

berlaku.

24

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2002. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Cet.Pertama, Jakarta: UIPres

Hidayat Syah. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Cet.Pertama, Pekanbaru: Suska Press

Hamalik, Oemar.Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta:

UIPress, 2005

https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kemdikbud.

Kamus Besar Bahasa Indonesia,Depdiknas

Munif Chatib. 2014. Gurunya Manusia, Bandung: Kaifa

Sullivan, S & Glanz, J. 2005. Supervision that Improves Teaching Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California: Corwin Press.

Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru.2006. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas.

Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbasis Kompetensi”, http://www.surya.co.id/ 30052002 /12pini.phtml ,

Sukardi.2007, Metodologi Penelitian; Kompotensi dan Praktiknya, Jakarta :

Erlangga

25