smkn2sampit.sch.id · web vieworientasi dan peranan yang dimainkan masih terbatas kepada lingkungan...

48
BAB I BUDAYA POLITIK I. Pengertian Budaya Politik Istilah budaya politik merupakan alih bahasa dari istilah The Political Culture. Menurut ENSIKLOPEDIA POLITIK, budaya politik diartikan sebagai pola tingkah laku individu beserta orientasinya terhadap kehidupan politik yang diberikan oleh anggota-anggotanya dari suatu sistem politik. ALMOND dan POWEL mengemukakan bahwa budaya politik adalah suatu konsep yang terdiri dari sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat termasuk pola kecenderungan-kecenderungan khusus serta pola-pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat. RUSADI KANTAPRAWIRA “…Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik”. II. Tipe-tipe Budaya Politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.

Upload: ledung

Post on 18-May-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

BUDAYA POLITIK

I. Pengertian Budaya Politik

Istilah budaya politik merupakan alih bahasa dari istilah The Political Culture. Menurut

ENSIKLOPEDIA POLITIK, budaya politik diartikan sebagai pola tingkah laku individu beserta

orientasinya terhadap kehidupan politik yang diberikan oleh anggota-anggotanya dari suatu

sistem politik.

ALMOND dan POWEL mengemukakan bahwa budaya politik adalah suatu konsep yang

terdiri dari sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota

masyarakat termasuk pola kecenderungan-kecenderungan khusus serta pola-pola kebiasaan yang

terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat.

RUSADI KANTAPRAWIRA

“…Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap

kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik”.

II. Tipe-tipe Budaya Politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.

Dalam tipe budaya politik, MORTON DAVIES berpendapat bahwa buaya politik apat

diklasifikasikan sebagai berikut :

~ Budaya Politik Parokal

~ Budaya Politik Subyek

~ Budaya Politik Partisipan

1. Budaya Politik Parokal

Budaya politik parokal sering diartikan sebagai budaya politik yang sempit. Dikatakan

sempit karena, orientasi individu atau masyarakat masih sangat terbatas pada ruang lingkup yang

sempit. Orientasi dan peranan yang dimainkan masih terbatas kepada lingkungan atau wilayah

dimana ia tinggal. Dengan perkataan lain, persoalan-persoalan di luar wilayahnya tidak

diperdulikan.

2. Budaya Politik Subyek

Tipe budaya politik subyek agak lebih baik dari tipe pertama. Masyarakat atau individu

yang bertipe budaya politik subyek, telah memiliki perhatian, minat terhadap sistem politik. Hal

ini diwujudkan dengan berbagai peran politik yang sesuai dengan kapasitasnya. Namun peran

politik yang dilakukannya masih terbatas pada proses output sistem politik.

3. Budaya Politik Partisipan

Tipe inilah yang sangat ideal. Mengingat individu anggota masyarakat telah memiliki

perhatian, kesadaran, minat serta peran politik yang sangat berspektrum luas. Ia mampu

memainkan peran politik dalam berbagai dimensinya yakni proses input dan output.

III. Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik

Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota

masyarakat dalam menjalani kehuidupan politik. Proses ini berlangsung seumur hidup yang

diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara

tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga dan

tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat.

Sosialisasi politik dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu sebagai berikut :

~ Pendidikan Politik

Suatu proses dialog antara pemberi dan penerima pesan, melalui

Proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari

Norma, dan simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam

Sistem politik, seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.

~ Indoktrinasi Politik

Proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanupulasi

Warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang

Dianggap pihak yang berkuasa, melalui berbagai forum pengarahan

Yang penuh paksaan psikologis, dan latihan penuh disiplin. Partai

Politik dalam sistem politik totaliter melaksanakan fungsi

Indoktrinasi politik.

Standar Kompetensi :

2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani

Kompetensi Dasar :

2.1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi

2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani

2.3. Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi

2.4. Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari

Pendahuluan

            Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata demos artinya rakyat dan cratos/kratein

artinya pemerintahan/berkuasa.  Pemerintahan demokrasi yang kokoh adalah pemerintahan yang

sesuai dengan pandangan hidup, kepribadian, dan falsafah bangsanya.  Pada masa Yunani

Kunosudah berkembang demokrasi langsung, artinya seluruh rakyat terlibat secara langsung

dalam masalah kenegaraan. Hal ini terjadi karena wilayah negara sempit dan penduduknya

sedikit.  Pada masa modern, demokrasi langsung tidak dapat dijalankan karena wilayah negara

cukup luas, jumlah penduduk banyak, rakyat melalui suatu lembaga perwakilan (badan-badan

perwakilan rakyat) dapat menyalurkan aspirasinya dalam kenegaraan atau serimng disebut

demokrasi perwakilan.

           

PENGERTIAN BUDAYA DEMOKRASI

1. Budaya Demokrasi, adalah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak warga masyarakat yang sejalan

dengan nilai-nilai kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan antar manusia yang berintikan

kerjasama, saling percaya, menghargai keanekaragaman, toleransi, kesamaderajatan, dan

kompromi.

2.  International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan    dimana

hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh wn melalui wakil-wakil

yg dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yg

bebas.

3.  Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk      rakyat.

4. Giovanni Sartori, memandang demokrasi sebagai suatu sistem di mana tak seorangpun dapat

memilih dirinya sendiri, tak seorangpun dapat menginvestasikan dia dgn kekuasaannya,

kemudian tidak dapat juga untuk merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan

tanpa syarat.

5. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Panca-sila, demokrasi adalah suatu pola pemerintahan

dalam mana kekuasaan untuk memerintah berasal dari mereka yang diperintah.

Unsur-unsur budaya demokrasi adalah :

1. Kebebasan, adalah keleluasaan untuk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan

sesuatu yang bermamfaat untuk kepentingan bersama atas kehendak sendiri tanpa tekanan dari

pihak manapun. Bukan kebebasan untuk melakukan hal tanpa batas.  Kebebasan harus digunakan

untukhal yang bermamfaat bagi masyarakat, dengan cara tidak melanggar aturan yang berlaku.

2. Persamaan, adalah Tuhan menciptakan manusia dengan harkat dan martabat yang sama.  Di

dalam masyarakat manusia memiliki kedudukan yang sama di depan hukum,politik,

mengembangkan kepribadiannya masing-masing, sama haknya untuk menduduki jabatan

pemerintahan.

3. Solidaritas, adalah kesediaan untuk memperhatikan kepentingan dan bekerjasama dengan orang

lain.  Solidaritas sebagai perekat bagi pendukung demokrasi agar tidak jatuh kedalam

perpecahan.

4. Toleransi, adalah sikap atau sifat toleran.  Toleran artinya bersikap menenggang (menghargai,

membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan,

dll) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.

5. Menghormati Kejujuran, adalah keterbukaan untuk menyatakan kebenaran, agar hubungan antar

pihak berjalan baik dan tidak menimbulkan benih-benih konplik di masa depan.

6. Menghormati penalaran, adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,

membela tindakan tertentu,dan menuntut hal serupa dari orang lain. Kebiasaan

memberipenalaran akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada banyakalternatif sumber informasi

dan ada banyak cara untuk mencapai tujuan.

7. Keadaban, adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir-batin atau kebaikan budi pekerti.  Perilaku

yang beradab adalah perilaku yang mencerminkan penghormatan terhadap dan

mempertimbangkan kehadiran pihak lain yang tercermin dalam sopan santun, dan beradab.

Prinsip-prinsip demokrasi secara umum meliputi :

a. Kekuasaan suatu negara sebenarnya berada di tangan rakyat atau kedaulatan ada di tangan rakyat.

b. Masing-masing orang bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, beda pendapat, dan tidak ada

paksaan.

Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila adalah :

a. Kedaulatan di tangan rakyat

b. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia

c. Pemerintahan berdasar hukuk (konstitusi)

d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak

e. Pengambilan keputusan atas musyawarah

f. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik

g. Pemilu yang demkratis.

Ciri pemilu yang demokratis menurut Austin Ranney, adalah :

1. Hak pilih umum,  pemilu disebut demokratis manakala semua warga negara dewasa menikmati

hak pilih pasif dan aktif. Hak pilih pasif, yaitu hak warga negara untuk dapat dipilih menjadi

wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat.  Hak pilih aktif, yaitu hak setiap

warga negara untuk dapat memilih atau menggunakan hak pilihnya dalam pemilu untuk memilih

wakilnya yang akan mewakilinya di lembaga perwakilan rakyat.

2. Kesetaraan bobot suara, suara tiap-tiapemilih diberi bobot yang sama, artinya tidak boleh ada

sekelompok warga negara, apapun kedudukan, sejarah kehidupan, dan jasa-jasanya, yang

memperoleh lebih banyak wakildari warga lainnya.  Contoh bila harga sebuah kursi parlemen

adalah 420.000 suara,msaka haruis ada jaminan bahwa tak ada sekelompok warga negarapun

yang kurang dari kuota tersebut mendaatkan satu atau bahkan lebih di parlemen.

3. Tersedianya pilihan yang signifikan, para pemilih harus dihadapkan pada pilihan-pilihan atau

calon-calon wakil rakyat atau partai politik yang berkualitas.

4.  Kebebasan nominasi, Pilihan-pilihan itu harus datang dari rakyat sendiri melalui organisasi atau

partai politik yang telah diseleksi untuk memdapatkan calon yang mereka pandang mampu

menerjemahkan kebijakan organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

5. Persamaan hak kampanye, melalui kampanye mereka memperkenalkan program kerja kepada

rakyat pemilih, pemecahan masalah yang ditawarkan, serta program kesejahteraan, dll.

6. Kebebasan dalam memberikan suara, para pemilih dapat menentukan pilihannya secara bebas,

mandiri, sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan hati nuraninya.

7. Kejujuran dalam penghitungan suara, kecurangan dalam penghitungan suara akan menggagalkan

upaya menjelmakan rakyat ke dalam badan perwakilan rakyat.  Pemantau independen dapat

menopang perwujudan kejujuran dalampenghitungan suara.

8.  Penyelenggaraan secara periodik, pemilu tidak bolrh dimajukan atau diundurka sekehendak hati

penguasa.  Pemilu tidak boleh digunakan oleh penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya. 

Tapi pemilu digunakan untuk sarana penggantian kekuasaan secara damai dan terlembaga.

MACAM-MACAM DEMOKRASI

     1. Dari segi idiologi, demokrasi ada 2 macam :

a. Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal), yaitu kekuasaan pemerintahan terbatas dan tidak

banyak campur tangan serta tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. 

Kekuasaan dibatasi oleh konstitusi. Penganut demokrasi ini adalah Negara-negara eropa barat,

Amerika serikat, India, pPakistan, Indonesia, Filipina, Singapura.

b.  Demokrasi Rakyat (Proletar) adalah demokrasi yang berlandaskan ajaran komunisme dan

marxisme.  Demokrasi ini tidak mengakui hak asasi warga negaranya.  Demokrasi ini

bertentangan dengan demokrasi konstitusional.  Demokrasi ini mencita-citakan kehidupan tanpa

kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi.  Negara adalah alat untuk mencapai komunisme yaitu

untuk kepentingan kolektifisme.

     2. Berdasarkan titik perhatiannya demokrasi ada 3 macam :

1. Demokrasi Formal ( negara-negara liberal), demokrasi menjunjung tinggi persamaan dalam

bidang politik, tanpa upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.

2. Demokrasi material (negara-negara komunis), menitikberatkan pada upaya-upaya menghilangkan

perbedaann pada bidang ekonomi, kurang persamaan dalam bidang politik bahkan kadang

dihilangkan.

3. Demokrasi gabungan (negara-negara nonblok), demokrasi yang menghilangkan kesenjangan

ekonomi dan sosial, persamaan dibidang politik, hukum.

Pengelompokan Demokrasi :

Demokrasi ada 2 macam : 

 1. Konstitusional  a. Negara Liberalis dan Komunis/Sosialis

                              b. Indonesia   :  1. Demokrasi Liberal

                                                        2. Demokrasi Terpimpin

                                                        3. Demokrasi Pancasila

2. Komunis/Marxisme atau Demokrasi Proletar

PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI

            Banyak negara mengaku sebagai negara demokrasi, tapi belum tentu menerapkan prinsip

demokrasi dengan baik dan benar.  Prinsip-prinsip demokrasi antar lain :

1. Adanya jaminan hak asasi manusianya, merupakan hak dasar yang melekat sejak lahir merupakan

anugerah Tuhan YME yang tidak boleh dirampas oleh siapapu termasuk oleh negara.

2.  Persamaan kedudukan di depan hukum,  agar tidak tewrjadi diskriminasi dan ketidakadilan,

siapapun melanggar hukum harus mendapat sanksi menurut hukum yang berlaku, dan

sebaliknya.

3. Pengakuan terhadap hak-hak politik, seperti berkumpul, beroposisi, berserikat dan

mengeluarkanpendapat.

4.  Pengawasan atau kontrol rakyat terhadap pemerintah, melalui demokrasi itu sendiri.

5. Pemerintahan berdasar konstitusi, agar pemerintgah tidak menyalahgunakan kekuasaan seweang-

wenang terhadap rakyat.

6. Adanya saran atau kritik rakyat terhadap kinerja pemerintah melalui media massa sebagai alat

penyalur aspirasi rakyat.

7. Pemilihan umum yang bebas dan jujur serta adil.

8. Adanya kedaulatan rakyat.

MASYARAKAT MADANI (Civil Society)

Pengertian Masyarakat madani :

1. Patrick, civil society atau masyarakat madani, adalah jaringan kerja yang komplek dan

organisasi-organisasi yang dibentuk secara sukarela, yang berbeda dari lembaga-lembaga negara

yang resmi, bertindak secara mandiri atau dalam bekerjasama dengan lembaga-lembaga negara.

2. Mohammad A.S. Hikam, Civil Society, adalah wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan

bercirikan sukarela, keswasembadaan, keswadayaan, kemandirian yang tinggi berhadapan

dengan negara, dan terikat dengan norma atau hukum yang berlaku.

3. Lary Diamond, Civil Society, adalah kehidupan sisial terorganisasi yang terbuka, sukarela, lahir

secara mandiri, berswadaya, otonom dari negara, terikat pada hukum.  Contoh menurutnya

adalah :

     a. Perkumpulan/jaringan perdagangan.

     b. Perkumpulan keagamaan, suku, budaya yang membela hak kolektif, kepercayaan.

     c. Yayasan penyelenggara pendidikan, asosiasi penerbitan

     d. Gerakanperlindungan konsumen, seperti perlindungan perempuan, perlindungan etnis  

minoritas, perlindungan kaum cacat, korban diskriminasi.

CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI  / CIVIL SOCIETY :

1. Lahir secara mandiri, dibentuk oleh masyarakat sendiri tanpa campur tangan negara.

2. Keanggotaan bersifat sukarela, atas kesadaran masing-masing anggota.

3. Mencukupi kebutuhannya sendiri (swadaya) tidak bergantung bantuan pemerintah.

4. Bebas dan mandiri dari kekuasaan negara sehingga berani mengontrol kebijakan negara.

5. Tunduk pada hukum yang berlaku atau norma yang disepakati bersama.

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Masa Orde Lama :

     a. Demokrasi parlementer / liberal  (RIS dan UUDS 1950), pada masa ini Indonesia memakai

sistemdemokrasi parlementer.  Cara kerja:

  Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPR, partai politik yang menuasai suara mayoritas di DPR

membentuk kabinet.

  Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet/Dewan menteri dibawah pimpinan Perdana menteri

dan bertanggung jawab pada parlemen.

  Presiden hanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dipegang Perdana Menteri.

  Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan pengadilan yang bebas.

  Jika DPR atau parlemen menilai kinerja menteri kurang bauik maka parlemen mengajukan mosi

tak percaya, maka menteri harus meletakkan jabatannya.

  Jika kabinet bubar maka presiden menunjuk formatur kabinet untuk menyususn kabinet baru.

  Jika DPR atau parlemen mengajukan mosi tak percaya pada kabinet yang baru, maka DPR atau

parlemen dibubarkan dan diadakan pemilihan umum.

Hal-hal negatif yang terjadi selama berlakunya sistem parlementer :

1. Usia atau masa kerja kabinet rata-rata pendek, selama kurun waktu 1950 -1959 telah terjadi tujuh

kali pergantian kabinet.

2.Ketidak serasian hubungan antara dalam tubuh angkatan bersenjata.  Sebagian condong ke kabinet

Wilopo sebagian condong ke Presiden Soekarno.

3. Perdebatan terbuka antara Soekarno dengan tokh Masyumi yaitu Isa Anshary tentang

penggantian dasar negara yang lebih Islami apakah akan merugikan umat agama lain atau tidak.

4. Masa kampanye jadi panjang (1953-1955), sehingga meningkatnya ketegangan di masyarakat.

5. Kebijakan beberapa perdana menteri cenderung menguntungkan partainya.

6. Pemerintah pusat mendapat tantangan dari daerah seperti pemberontakan Permesta dan PRRI.

Hal-hal positif yang terjadi dimasa demokrasi parlementer :

1. Badan peradilan menikmati kebebasannya dalam menjalankan fungsinya.

2. Pers bebas dan banyak kritik di surat kabar.

3. Jumlah sekolah bertambah

4. Kabinat dan ABRI berhasil mengatasi pemberntakan RMS, DI/TII

5. Sedikit ketegangan diantara umat beragama.

6. Minoritas Tionghoa mendapat perlindungan dari pemerintah.

7. Nama baik indonesia di Internasional dan berhasil melaksanakan Konferensi Asia Afrika di

Bandung April 1955.

2. Demokrasi Terpimpin 5 Juli 1959-1966:

            Mulai dijalankan sejak dekrit presiden 5 Juli 1959, dengan mamakai UUD 1945 oleh

sebab itu demokrasi ini didasarkan atas Pancasila dan UUD 1945.  Pada waktu itu sesuai dengan

UUD 1945 maka bentuk negara adalah Kesatuan,pemerintahannya adalah Republik, sistem

pemerintahannya adalah Demokrasi.  Dalam UUD 1945 indonesia juga adalah negara hukum.

            MPR harus berfungsi sebagai lembaga tertinggi negara yang memilih dan mengangkat

presiden, oleh karena itu presiden wajib tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR.  Presiden

bersama DPR membuat UU.  Presiden dibantu para menteri dalam menjalankan kekuasaan

Eksekutif dan Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di

bawahnya secara independen bebas dari pengaruh lembaga lainnya.

            Dari kenyataannya demokrasi terpimpin ini menyimpang dari prinsip negara hukum dan

demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.  Penyimpangai itu antara lain :

1. Pelanggaran prinsip kebebasan kekuasaan kehakiman : dimana UU No. 19 tahun 1964

menyatakan demi kepentingan revolusi, Presiden berhak mencampuri proses peradilan.  Dan hal

ini bertentangan dengan ketentuan UUD 1945. Sehingga peradilan sering dijadikan untuk

menghukum lawan politik dari pemerintah.

2. Pengekangan hak  di bidang politik yaitu  berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat,

yaitu ulasan surat kabar dibatasi atau tidak boleh menentang kebijakan pemerintah.

3.Pelampauan batas wewenang presiden.  Banyak hal yang seharusnya diatur dalam UU namun

hanya ditetapkan lewat Penetapan Presiden.

4. Pembentukan lembaga negara Ekstrakonstitusional ( diluar UUD 1945) seperti pembentukan

Front Nasional yang dimamfaatkan oleh partai komunis sebagai ajang mempersiapkan

pembentukan negara komunis indonesia.

5.Pengutamaan fungsiPresiden seperti :

  Pimpinan MPR, DPR dan lembaga lainnya di setarakan dengan menteri dan berada di bawah

Presiden.

  Pembubaran DPR tahun 1960 oleh presiden setelah menolak Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang diusulkan pemerintah.  Padahal dalam UUD 45 menyatakan Presiden tidak

dapat membubarkan DR, bila DPR tidak menyetujui angaran yang diajukan pemerintah maka

pemerintah menggunakan anggaran tahun lalu.

  Demokrasi tidak dipimpinhikmat kebijaksanaan, tetapi dipimpin oleh presiden selaku panglima

tertinggi ABRI.

Keberhasilan yang capai di masa Demokrasi terpimpin;

1. Berhasilmenumpas pemberontakan DI/TII yang telah berlangsung 14 tahun.

2. Berhasil menyatukan Irian Barat kepangkuan Indonesia dari phak Belanda.

3. Demokrasi Pancasila di Masa Orde Baru 11 Maret 1966 - 21 Mei 1998

            Hal-hal yang terjadi di masa oerde baru adalah :

                        Pelaksanaan demokrasi di indonesia baik di masa Orde baru maupun reformasi

sermua menamakannya demokrasi Pancasila, sebab demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang

dijiwai oleh pancasila terutama sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, ber Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adail

dan beradab, persatuan indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

            Kehidupan politik di masa orde baru terjadi penyimpangan-penyimpangan dari cita-cita

Pancasila dan UUD 1945,antara lain :

1. Pemusatan kekuasaan  di tangan presiden, secara formal  kekuasaan negara dibagi ke beberapa

lembaga negara seperti MPR, DPR, MA, dll), taoi dalam praktiknya presiden dapayt

mengendalikan lembaga tersebut.  Anggota MPR yang diangkat dari ABRI adalah dibawah

presiden sebab presiden sebagai panglima tertinggi ABRI.  Anggota MPR dari Utusan daerah

dapat dikendalikan oleh presiden karena dipilih oleh DPRD Tk. I yang merupakan bagian dari

pemerintah daerah sebagai bawahan presiden.

2. Pembatasan hak-hak politik rakyat, Sejak tahun 1973 jumlah parpol di indonesia hanya 3 (PPP,

Golkar, PDI), pers bebas tetapi pemerintah dapat membreidel penerbitan Pers (Tempo, Editor,

Sinar Harapan,dll).  Ada perlakuan diskriminatif terhadap anak keturunan PKI.  Pengkritik

pemerintah dikucilkan secara politik.  Pegawai negeri dan ABRI harus menmdukung Golkar

(partai penguasa).

3. Pemilu yang tidak demokratis, aparat borokrasi dan militer melakukan cara-cara untuk

memenangkan Golkar.  Hak parpol dan rakyat pemilih dimanipulasi  untuk kemenangan Golkar.

4.Pembentukan lembaga ektrakonstitusional, untukmelanggengkan kekuasaannya pemerintah

membentuk KOPKAMTIB (Komando Pengendalian Keamanan dan Ketertiban), utnuk

mengamankan pihak-pinak yang pootensial nejadi oposisi pebnguasa.

5. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Akibat penggunaan kekuasaan  yang terpusat dan tak

terkontrol, maka KKN meraja lela, rakyat sengsara, menjerumuskan rakyat kepada krisis

multidimensi berkepanjangan.krisis moral, kepercayaan.  Dimasa orde baru ada upaya

penanaman nilai Pancasila kepada seluruh rakyat dengan cara indoktrinisasi P4 (Pedoman

Penghayatan dan Pengamalasn Pancasila).

4. Demokrasi Pancasila di masa transisi/reformasi 22 Mei- sekarang

            Mundurnya Soeharto yang digantikan BJ. Habibi yang memerintah sekitar 18 bulan. 

Pemuilu yang tertib dan bersih berhasil dilaksanakan tanggal 7 Juni 1999 diikuti 48 partai politik

dan Gus Dur terpilih sebagai presiden dan dicopot tahun 2001 dari presiden fdan digantikan oleh

Megawati.

PEMILU  WUJUD BUDAYA DEMOKRASI DI INDONESIA

            Penyelenggaraan pemilu tahun 2004 diatur dalam UU no 12 tahun 2003 tentang pemilu

sebagai wujud  pelaksanaan pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang dilaksanakan dengan Langsung,

umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.  Tujuan pemilu adalah untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilna Daeara, DPRD.  Jumlah anggota DPR ditetapkan 550

kursi, DPRD TK I sekurang-kurangnya 35 orang dan paling banyak 100 kursi, DPRD TK. II/

Kota sekurang-kurangnya 20  kursi dan paling banyak 45 kursi.

Landasan Pemilu Di Indonesia

1. Idiil : Pnacasilai

2. Konstitusinil : UUD 1945

3. Operasional : Tap MPR no III/MPR/1998, UU no. 31 tahun 2002 tentang Partai politik, UU No.

12 tahun 2003 tantang Pemilihan Umum.

            Pemilu adalah sarana untuk mewujudkan  pelaksanaan  UUD pasal 1 ayat 2 yaitu kedaulatan

ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang.  Dalam pemilu rakyat memiliki hask

pilih aktif dan pasif.  Aktif adalah hak rakyat untuk dapat memilih wakilnya da;am pemilu yang

akan dudum, di DPR, sedang  hak pasif adalah hak warganegara dalam pemilu untuk dapat

dipilih menjadi anggota DPR/MPR.  Sehubungan denga hak pilih dan memilih, maka hendaknya

masyarakat dapat :

     a. Menggunakan hak memilih dan dipilih  sebaik-baiknya.

     b. Menghormati badan permusyawaratan/perwakilan.

     c. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan yang telah dilakukan secara demokratis, dengan

itikad baik dan tanggung jawab.

           

            Menurut UU RI No. 22 Tahun 2003, tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR,  DPD, dan

DPRD disebutkan sebagai berikut :

1. DPR terdiri dari anggpota partai politik peserta pemilu yang dipilih melalui pemilu :

     a. Anggota DPR berjumlah 550 kursi

     b. Keanggotaan DPR diresmikan  dengan keputusan presiden

     c. Anggota DPR berdomisili di ibukota negara RI

2. DPD rterdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih melalui pemilu :

     a. Anggota DPD dari  setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 kursi

     b. Jumlah seluruh anggota DPD tidak boleh melebihi sepertiga anggota DPR.

     c. Keanggotaan DPD diresmikan oleh  keputusan Presiden

     d. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya dan selama bersidang bertempat di ibukota

RI

3. DPRD Provinsi terdiri dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil

pemilu :

     a. Anggota DPRD Provinsi berjumlah minimal 35 kursi dan sebanyak-banyaknya  100 rang.

     b. Keanggotaan DPRD diresmikan dengan keputusan Menteri dalamNegeri atas nama presiden

     c. Anggota DPRD provinsi berdomisili di ibukota provinsi.

4.  DPRDD kabupaten/Kota terdiriatas anggota partai politik peserta pemilu yang di[ilih melalui

pemilu :

     a. Anggota DPRD  Kabupaten/Kota berjumlah minimal 20 kursi dan sebanyak-banyaknya 45

kursi.

     b. Keanggotaanya diresmikan  dengan keputusan Gubernur atas nama presiden.

     c. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdomisili di kota kabupaten bersangkutan.

Perbedaan Pemilu Sebelum dengan sesuidah tahun 2004

No Pembeda Sebelum 2005 Setelah 2004

1 Tujuan Pemilu Memilih DPR,DPRD Provinsi

dan Kab./Kota

Memilih DPR,DPRD

Provinsi dan kota ditambah

DPD (Dewan Perwakilan

Daerah)

2 Sistem Pemilihan Proporsional denga stelsel

daftra (pilih/coblos gambar

partai politik)

Prpporsional dengan daftar

calon terbuka (pilih coblos

gambar partai politik dan

nama calon di bawah

gambar parpol yang dipilih.

3. Daerah

pemilihan

Didasarkan pada

kabupaten/kotamadya atau

provinsi

1. Didasarkan pada jumlah

pendudk yang ada di

wilayah tersebut

2. daerah pemilihan untuk

DPR adalah provinsi,

DPRD Provinsi adalah

kabupaten/Kotamadya,

DPRD Kabupaten adalah

kecamatan atau gabungan

kecamatan.

4. Peserta Pemilu Partai politik Partai politik dan

perorangan /individu

5 Syarat partai

politik peserta

pemilu

Memiliki pengurus dan

sekretariat tetap di setengah

pada kabupaten/kotamadya

yang ada di provinsi

1. memiliki pengurus dan

sekretariat di dua atautiga

pada kabupaten/kotamadya

yang ada diprvinsi tersebut.

2. memiliki anggota 1000

orang atau seperseribu

pendudukdimasing-masing

kabupaten/kotamadya yang

dibuktikan dengan kartu

tanda anggota.

6 Syarat

perseorangan

sebagai

pesertapemilu

Tidak ada 1. didukung minimal 1000

orang di provinsi yang

berpenduduk satu juta

orang dan minimal 5000

orang di

provinsiberpenduduk

kurang lebih 15 juta orang.

2. Dukungan tersebut

tersebar di sekurang-

kurangnya di 25 % dari

jumlah

kabupaten/kotamadya

provinsi yang bersangkutan

7

Pasnitia

penyelenggara

Dipusat dilaksanakan oleh

KPU dan panitiapemilihan

indonesia

sebagaipelaksanapemilu.  Di

daerah dilaksanakan oleh

panitia pemilihan daerah

(PPD) tk I dan II

Komusi pemilihan umum

(KPU) dari pusat sampai

daerah yang bersifat non

partisipan, independen dan

tetap sampai 5 tahun.

8 Syarat calon

legislatif

Surat keterangan dari

pengurus parpol yang

menyatakan calon punya

pengalaman setaraf dengan

SMA

Harus memiliki ijazah SMA

dan yang sederajat

9 Pelibatan

peremuan

Tidak ada Nominasi caleg

memperhatikan kuota 30 %

perempuan

10 Perhitungan

perolehan kursi

Dulu ada stambus accord Menggunakansistem

bilanganpembagi pemilihan

11 Penegakan

hukum

Tidak ada ketentuan pidana Adaketentuan pidana

beserta hukum

acaranya/prosedurnya

           

PELAKSANAAN BUDAYA DEMOKRASI

Di Lingkungan keluarga :

            Masalah – masalah keluarga hendaknya diselesaikan dengan musyawarah.  Keoala

keluarga selalu menyerap aspirasi dan pendapat dari anggota keluarga untuk mencapai kata

mufakat.  Mamfaat musyawarah di lingkungan keluarga adalah :

1. Seluruh anggota keluarga merasa  berarti atau berperanan.

2. Anggota keluarga ikut bertanggung jawab terhadap keputusan bersama.

3.  Tidak ada anggota keluarga yang merasa ditinggalkan

4. Semangat kekluargaandan kebersamaansemakinkokoh.

Di lingkungan semkolah :

1.menyusun tata tertib bersama

2. Menyusun kelompok piket kelas

3.Mermilihketua OSIS, ketua kelas

Di Lingkungan  Masyarakat :

1. Pemilihan ketua RT   

2.Musyawarah dyang menyangkut kepentingan bersama,sepertiprogram pembaqngunan

masyarakat dan lingkungan.

Di Lingkungan Negara :

1. Terlibat dalam pemilihan umum

2.Melalui wakil kita terlibat dalampenyusunan Undang-undang

3. Melaskukan engawasan baik terhadap wakil rakyatmaupun pemerintah melalui media massa.

Standar Kompetensi :

3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan  berrnegara.

Kompetensi dasar :

3.1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

3.2. Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan.

3.3.menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendahuluan

            Prinsip keterbukaan menghendaki agar penyelenggaraan pemerintahan dilkasanakan

secara terbuka dan transparan, artinya berbagai kebijakan  dalam penyelenggaraan pemerintahan

haruslah jelas tidak sembunyi-sembunyi dan rahasia melainkan perencanaan pelaksanaan dan

pertanggungjawaban harus diketahui publik serta rakyat berhak atas informasi yang faktual

mengenai penyelenggaraan pemerintahan.

            Keadilan merupakan suatu ukuran  keabsahan suatu tatanan kehidupan berbangsa

bermasyarakat dan bernegara.  Perwujudan keadilan perlu diupayakan dengan memberikan

jaminan terhadap tegaknya keadilan.

1. Pengertian Keterbukaan dan keadilan

            Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara

harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi

atau tidak ada keraguan.  Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang

memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi

kebenarannya.  Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi

berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual mengenai berbagai

hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan.

            Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti

kejujuran, kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-

wenang.  

Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berarti :

         Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.

         Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.

         Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat menurut aturan

yang berlaku.

         Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan

kewajibannya.

2. macam-Macam Keadilan

     1) Keradilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-

masing orang apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek

tertentu yang merupakan hak seseorang).  

Contoh:

  adalah adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah yang mereka

sepakati, sebab si B telah menerima barang yang ia pesan dari si A. 

  Setiap orang memiliki hidup.  Hidup adalah hak milik setiap orang,maka menghilangkan hidup

orang lain adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil

     2)  Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada masing-

masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan

berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan. 

     Contoh:

  Adalah adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan

kinerjanya selama ini.

  Adalah tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari

presiden.

3)  Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya tata

masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (bonum Commune).

Contoh:

  Adalah adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas.

  Adalah adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku.

4) Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-

masing orang hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya.

Contoh:

  Adakah adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat besar.

  Adalah tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka

dihukum berat.

5)  Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing

orang bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di

berbagai bidang kehidupan.

Contoh:

  Adalah adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga

kreatifitasnya.

  Adalah tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat  hanya karena syairnya berisi keritikan

terhadap pemerintah.

6).  Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan perlindungan

kepada pribadi-pribadi dari tindakan sewenang-wenang pihak lain.

7) Keadilan Sosial

      Menurut Franz Magnis Suseno, keadilan sosial adalah keadilan yang

pelaksanaannyatergantung dari struktur proses eknomi, politik, sosial, budaya dan ideologis

dalam masyarakat.  Maka struktur sosial  adalah hal pokok dalam mewujudkan keadilan sosial. 

Keadilan sosial tidak hanya menyangkut upaya penegakan keadilan-keadilan tersebut melainkan

masalah kepatutan dan pemenuhan kebutuhan  hidup yang wajar bagi masyarakat.

Keadilan menurut Aristoteles :

1) Keadilan Distributif, keadilan yang berhubungan dengan distribusi jasa dan kemakmuran

menurut kerja dan kemampuannya.

2)  Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh

setiap orang tanpa melihat jasa-jasa perseorangan.

3)  Keadilan kdrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada hukum kodrat alam.

4)  Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikat warga negara karena keadilan itu

didekritkan melalui kekuasaan

Keadilan menurut Prof. Dr. Notonagoro SH, menambahkan adanya keadilan legalitas, yaitu

keadilan hukum.

Makna Keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

      Dalam teori demokrasi pemerintahan yang terbuka adalah suatu hal yang esensial atau

penting terutama akses bebas setiap warga negara terhadap berbagai sumber informasi, supaya

tidak terjadi saling curiga antar individu, masyarakat dengan pemerintah.  Keterbukaan dalam

penyelenggaraan yaitu setiap kebijakan haruslah jelas , tidak dilakukan secara sembunyi, rahasia

tetapi perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawabannya bisa diketahui publik dan rakayat

berhak atas informasi faktual mengenai berbagai hal yang menyangkut pembuatan dan

penerapan kebijakan.  

Ada 3 alasan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan :

1)  Kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan.  Semakin besar kekuasaan semakin

besar pula kemungkinan terjadi penyelewengan.

2)  Dasar penyelenggaraan pemerintahanh itu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, agar

penyelenggaraan pememrintahan itu tetap dijalur yang benar untuk kesejahteraan rakyat.

3)  Dengan keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bebas warganegara terhadap

informasi yang pada gilirannya akan memiliki pemahaman yang jernih sehingga mampu

berpartisipasi aktif dalam menciptakan pemerintahan yang konstruktif dan rasional.

Ciri-ciri keterbukaan menurut David Beetham dan Kevin Boyle :

1) Pemerintah menyediakan  berbagai informasi faktual mengenai kebijakan yang akan dan sudah

dibuatnya.

2) Adanya peluangnbagi publik dan pers untuk mendapatkan atau mengakses berbagai dkumen

pemerintah melalui parlemen.

3) Terbukanya rapat-rapat pemerintah bagi publik dan pers, termasuk rapat-rapat parlemen.

4) Adanya konsultasi publik yang dilakukan secara sistematik oleh pemerintah mengenai baerbagai

kepemtingan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan.

      Prinsip mengenai pemerintahan yang terbuka tidak berarti bahwa semua informasi mengenai

penyelenggaraan boleh diakses oleh publik.  Ada informasi tertentu yang tidak boleh diketahui

oleh umum berdasarkan undang-undang.

      Menurut David Beetham dan Kevin Boyle  ada 5 hal informasi yang tidakboleh diketahui

publik yaitu:

1)  Pertimbangan-pertimbangan kabinet

2)  Nasehat politis yang diberikan kepada menteri

3)  Informasi-informasi yang menyangkut pertahanan nasional, kelangsunganhidup  demokrasi dan

keselamatan individu-idividu, warga masyarakat.

4)  Rahasia perdagangan dari oerusahaan swasta.

5)  Arsip pribadi kecuali sangat dibutuhkan.

Menurut Freedom of  Information Act di Amerika Serikat, ada 9 informasi yang bersifat rahasia

namun tidak wajib tergantung pada suatu lembaga, yaitu :

1)  Mengenai keamanan nasional dan politikluar negeri (rencana militer, persenjataan, data iptek

tentang keamanan nasional dan data CIA)

2)  Ketentuan internal lembaga

3)  informasi yang secara tegas dilarang UU untuk diakses publik.

4)  Infrmasi bisnis  yang bersifat sukarela.

5)  Memo internal pemerintah

6)  Informasi pribadi (personal privacy)

7)  Data  yang berkenaan dengan penyidikan

8)  Informasi lembaga keuangan

9)  Informasi dan data geologis dan geofisik mengenai sumbernya.

Pengertian Pemerintahan yang baik (Good Governance):

1. Worl Bank, Good Gevernance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang

solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi,pasar yang efisien, pencegahan

korupsi menjalankan desiplin anggaran dan penciptaan kerangka hukum dan politik bagi

tumbuhnya aktivitas swasta.

2. UNDP,Good Governance adalah suatu hubnungan yang sinergis dan konstruktif  di antara sektr

swasta dan masyarakat.

3. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000, Pemerintahan yangbaik adalah pemerintahan yang

mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, tranparansi,

pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima seluruh

masyarakat.

Ciri atau karakteristik, prinsip Good Governance menurut UNDP :

1. Partisipasi (Participation), yaitukeikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan,

kebebasan berserikat dan berpendapat, berpartisipasi secara konstruktif.

2.  Aturan Hukum (rule of law), hukum harus adil tanpa pandang bulu.

3. Tranparan (transparency) yaitu adanya kebebasan aliran informasi sehingga mudah diakses

masyarakat.

4. Daya Tanggap (responsivenes) yaitu proses yang dilakukan setiap institusi diupayakan untuk

melayani berbagai pihak (stakeholder).

5. Berorientasi Konsessus (Consensus Oriented) bertindak sebagai mediator bagi kepentingan yang

berbeda untuk mencapai kesepakatan.

6. Berkeadilan (equity) memberikan kesempatan  yang sama baik pada laki maupun   perempuan

dalamupaya meningkatkan danmemelihara kualitas hidupnya.

7. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency) segala proses dan kelembagaan diarahkan

untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemamfaatan

berbagai sumber yang tersedia dengan baik.

8. Akuntabilitas (Accountability) yaitupara pengambilkeputusan  baik pemerintah, swasta dan

masyarakat madani harus bertanggung jawab pada publik.

9. Bervisi strategis (stratrgic Vision) para pemimpin dan masyarakat emiliki perspektif yang luas

dan jangka panjang  dalam menyelenggaraan dan pembangunan dengan mempertimbangkan 

aspek historis,kultur dan kompleksitas sosial.

10. Kesalingketerkaitan (Interrelated),adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait

(mutually reinforcing) dan tidak berdiri sendiri.

            Prinsip-prinsip, ciri atau karakteristik  good governancemenurut Masyarakat

Transparansi Indonesia (MTI) ada sembilan macam :

a. Partisipasi masyarakat,  semua warga masyarakat mempunyai hak suara dalam pengambilan

keputusan, langsung atau tak langsung melalui lembaga perwakilan yang sah seperti DPR, DPD.

b. Tegaknya supremasi hukum, bersifat adil dan diberlakukan kepada setiap orang tanpa pandang

bulu.

c. Keterbukaan, seluruh informasi mengenai proses pemerintahan dan mengenai lembaga-

lembaga pemerintahan lainnya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan, informasi harus

memadai agar dapat dipantau rakyat melalui media massa, tv, radio atau internet.

d. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan proses pemerintahan berusaha melayani

masyarakat tanpa diskriminasi.

e. Berorientasi pada konsensus, menjembatani kepentingan – kepentingan yang berbeda dalam

kelompok masyarakatdemi keentinmgan masyarakat secara menyeluruh.

f. Kesetaraan, semua warga masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki dan

mempertahankan kesejahteraan mereka.

g. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga mampu

menggunakan  sumber daya yang ada secara maksimal untuk kebutuhan masyarakat.

h. Akuntabilitas, para pengambil keputusan pemerintah, swasta, organisasi masyarakat

bertanggung jawab kepada masyarakat ayau lembaga yang bersangkutan.

i. Visi Strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki:

         Persfektif yang luas jauh kedepan mengenai tata pemerintahan yang baik dan pembangunan

manusia.

         Kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan pemngembangan pemerintahan

yang baik

         Pemahaman atas kompleksitas sejarah, budaya dan sosial yang menjadi dasar persfektif

kedepan tersebut.

Asas-asas umum Pemerintahan yang baik menurut UU No. 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN pasal 3 yaitu:

1. Asas kepastian hukum, mengutamakan peraturan perundangan, kepatuatn dan keadilan sebagai

dasar setiap kebijakan penyelenggara negara.

2. Asas tertib penyelenggara negara, mengedepankan keteraturan, keserasian keseimbangan sebagai

landasan penyelenggaraan negara.

3. asas kepentingan umum yaitu mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,

akomodatif dan selektif.

4. Asas keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi

yang benar, jujur dan tidak diskriminatif dan tetap memperhatikan perlindungan terhadap hak

asasi pribadi. Golongan dan rahasia negara.

5. Asas proporsionalitas,mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara

negara.

6. Asas Profesionalitas, mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etikperaturan yang

berlaku.

7. Asas akuntabilitas,yaitu setiap kegiatan penyelenggara negar dan hasilnya harus dapat

dipertanggung jawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai peraturan

yang berlaku.

Dampak Penyelenggaraan yang tidak terbuka (transparan)

            Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan

adalah terjadinya korupsi politik yaitu penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi

atau kelompok.  Di mas orde baru koruosi politik hampir disemua tingkatan pemerinah, dari

pemerintahan desa sampai tingkat pusat.  Negara kita saat itu termasuk salah satu negara

terkorup di dunia.  Korupsi politik itu membawa akibat lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi

deminsional di berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan

keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah, krisis moral dipemerintahan.

            Di bidang politik, lembaga politik baik eksekutif, legislatif dan yudikatif tak berfungsi

optimal.  Mereka sangat sedikit menghasilkan kebijakan yang berpihak untuk kepentingan

umum.  Sering kali kebijakan itu sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering

memutuskan yang bertentangan rasa keadilan, sebab hukum bisa dibeli.

            Di bidang Ekonomi,  semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan birokrasi

pemerintahan di warnai uang pelicin asehingga kegiatan ekonmi berbelit-belit dan mahal. 

Invesrtor menjadi enggan berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak

tumbuh maksimal.

            Di bidang sosial, budaya dan agama, terjadi pendewaan materi dan konsumtif.  Hidup

diarahkan semarta untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpamemperdulikan

moral dan etika agama seperti korupsi.

            Di bidang pertahanan dan keagamaan, terjadi ketertinggalan profesinalitas aparatyaitu

tidak sesuai dengan tuntutan zaman sehingga aparat keamanan tidak mampu mencegah secara

dini gejolak sosial dan gangguan keamanan.

Indikator-Indikator Penyelenggaraan pemerintrahan yang tidak transparan dan akibatnya

menurut karateristik, ciri, prinsip pemerintahan yang baik menurut UNDP : 

No Karakteristik Indikator penyelenggaraan Akibatnya

1 Partisipasi          Warga masyarakat dibatasi/tidak memiliki

hak suara dalam proses pengambilan keputusan

         Informasi hanya sepihak (top-down) lebih

bersifat instruktif

         Lembaga perwakilan tidak dibangun

berdasarkan kebebasan berpolitik (partai

Tunggal)

Warga masyarakat dan

pers cebderung pasif,

tidak ada kritik, unjuk

rasa, masyarakat tidak

berdaya terkekang

dengan berbagai aturan

dan doktrin

         Kebebasan berserikat dan berpendapat serta

pers sangat dibatasi

2 Aturan hukum          Hukum dan peraturan lainnya lebih berpihak

pada penguasa

         Penegakan hukum (law enforcement) lebuh

banyak berlaku bagi masyarakat bawah baik

secara politik maupun ekonomi

         Peraturan tentang HAMterabaikan demi

stabilitas dan pencapaian tujuan negara

Masyarakat lemah dan

masih banyak hidup

dalam ketakutan dan

tertekan

3 Transparan          Informasi yang didapat satu arah hanya dari

pemerintah dan terbatas

         Sulit bagi masyarakat untuk memonitor /

mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan

Pemerintah tertutup

dengan segala

keburukannya sehingga

masyarakat tidak tahu

apa yang terjadi 

4 Daya tanggap          Proses pelayanan sentralistik dan kaku

         Banyak pejabat memposisikan diri sebagai

sebagai penguasa

         Pelayanan masyrakat masih diskriminatif,

knvensional, bertele-tele (tidak responsif)

Segala pelayanan penuh

dengan KKN

5 Berorientasi konsensus          Pemerintah lebih banyak bertindak sebagai Pemerintah cenderung

otoriter karena

alat kekuasaan negara

         Lebih banyak bersifat komando dan instruksi

         Segala prosedur masih bersifat sekedar

formalitas

         Tidxak ada peluang untuk mengadakan

knsensus dan musyawarah

konsensus dan

musyawarah tertutup

6 Berkeadilan          Adanya diskriminasi gender dalam

penyelenggaraan pemerintshsn

         Menutup peluang bagi terbentuknya

organisasi non pemerintah/LSM yang menuntut

keadilan dalam berbagai segi kehidupan

         Masih banyak aturan yang berpihak pada

gender tertentu

Arogansi kekuasaan

sangat dminan dalam

menetukan

penyelenggaraan

pemerintahaqn

7 Efektivitas dan efisiensi          Manajemen penyelenggaraan negara bersifat

konvensional dan terpusat

         Kegiatan penyelenggaraan negara lebih

banyak digunakan untuk acara seremonial

         Pemamfaatan SDA dan SDM tidak

berdasarkan prinsip kebutiuhan

Negara cenderung salah

urus dalam mengolah

SDA dan SDM sehingga

banyak pengangguran

tidak memiliki daya

saing

8 Akuntabilitas          Pengambil keputusan dominasi pemerintah

         Swasta dan masyarakat  memiliki peran

sangat kecil terhadap pemerintah

         Pemerintah memonopoli beb[rbagai alat

produksi strategis

         Masyarakat dan pers tidak diberi peluang

utuk menilai jalannya pemerintahan

Pemerintah dominan

dalam semua lini

kehidupan sehingga

warga masyarakatnya

tidak berdaya untuk

mengntrol apa yang telah

dilakukan pemerintahnya

9 Bervisi strategis          Pemerintah lebih dengan kemapanan yang

telah dicapai

         Sulit menerima perubahan yang berkaitan

dengan masalah politik, hukum dan ekonomi

         Kurang mau memahami aspek-aspek

kultural,historis, kompleksitas sosial masyarakat

         Penyelenggaraan pemerintahan statis dan

tidak memiliki jangkauan jangka panjang

Banyak penguasa yang

pro status quo dan

kemapanan sehingga

tidak perduli terhadap

perubahan internal

maupun internal

negaranya

10 Kesalingtergantungan          Banyak penguasa yang arogan dan

mengabaikan peran swasta dan masyarakat

         Pemerintah merasa paling benar dan pintar

dalam menentukan jalannya pemerintahan

Para pejabat dianggap

lebih tahu dalam segala

hal sehingga masyarakat

tidak punya keinginan

untuk bersinergi dalam

membangun negaranya

         Masukan atau kritik dianggap provokator

dan anti kemapanan dan stabilitas

         Swasta dan masyarakat tidak diberi

kesempatan untuk bersinergi dalam membangun

Negara

Bentuk sikap yang mencerminkan keterbukaan dan keadilan

1. Apresiatif terhadap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu upaya untuk

memahami, menilai, dan menghargai keterbukaan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara,

seperti :

     a. berusaha mengetahui dan memahami hal yang mendasar atau elementer tentrang keterbukaan

dan keadilan.

     b. Aktif mencermati kebijakan dalam kehidupan bangsa dan negara.

     c. Berusaha menilai perkembangan keterbukaan dan keadilan 

     d. Menghargai tindakan pemerintah atau pihak lain yang konsisten dengan prinsip keterbukaan

     e. Mengajukan keritik terhadap  tindakan yang bertentangan dengan prinsip keterbukaan

     f. Menumbuhkan danmempromosikan budaya keterbukaan dan transparansi mulai dari keluarga,

masyarakat dan lingkungan kerja.

2. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dari lembaga yang bertugas untuk

menjamin keadilan dan prilaku positif masyarakat dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan,

seperti :

     a. Mengetahui hal-hal yangnmendasar tentang keadilan

     b. Mencermati fakta ketidakadilan dalam masyarakat dan kebijakan yang berkaitan dengan

keadilan

     c. Memantau kinerja lembaga yang bertugas memberikan keadilan

     d. Menghargai tindakan berbagai pihak yang memperkuat jaminan keadilan

     e. Mengajukan kritik terhadap tindakan yang tidak adil dan mencari solusi jaminan  keadilan

     f. Membiasakan diri bertindak adil dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.