· web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. gambar...

230
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang terdapat di gugusan pulau Sumatera, Indonesia. Provinsi Riau dikenal sebagai salah satu provinsi terkaya di Indonesia karena memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti minyak bumi dan hasil hutannya. Selain kaya akan sumber daya alam dan hasil hutan, Provinsi Riau juga kaya akan budaya dan tradisi baik lisan maupun tulisan. Provinsi Riau merupakan pusat kebudayaan dan tradisi Melayu. Anggapan tersebut didukung oleh fakta bahwa di kawasan ini sampai sekarang masih ada sejumlah suku asli atau yang lebih terkenal dengan sebutan suku terasing, yaitu, suku Sakai, suku Bonai, suku Talangmamak, suku Kubu, suku Hutan dan suku Petalangan yang mendiami 1

Upload: ngoquynh

Post on 15-Feb-2019

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang terdapat di gugusan pulau

Sumatera, Indonesia. Provinsi Riau dikenal sebagai salah satu provinsi terkaya di

Indonesia karena memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti minyak bumi

dan hasil hutannya. Selain kaya akan sumber daya alam dan hasil hutan, Provinsi

Riau juga kaya akan budaya dan tradisi baik lisan maupun tulisan. Provinsi Riau

merupakan pusat kebudayaan dan tradisi Melayu. Anggapan tersebut didukung oleh

fakta bahwa di kawasan ini sampai sekarang masih ada sejumlah suku asli atau yang

lebih terkenal dengan sebutan suku terasing, yaitu, suku Sakai, suku Bonai, suku

Talangmamak, suku Kubu, suku Hutan dan suku Petalangan yang mendiami daratan

di Riau. Kemudian ada suku Laut atau suku Akit yang mendiami kawasan

Kepulauan Riau.

Di kawasan Riau juga terdapat masyarakat adat seperti rantau nan kurang

oso duo puluo di Kuantan, masyarakat limo koto dan tigo boleh koto di Kampar, dan

lain-lain. Sejumlah peninggalan sejarah (candi dan artefak lainnya) yang ditemukan

memberi petunjuk pula tentang kewujudan kebudayaan dan peradaban kuno

dikawasan Riau, mulai dari pra-sejarah hingga ke periode Hindu dan Budha.

Beberapa kajian ilmiah bahkan menyatakan bahwa imperium Sriwijaya pun pernah

1

Page 2:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

bertapak di kawasan ini. Di pinggir empat sungai besar dan anak-anak sungainya

yang membelah kawasan ini selama berabad-abad pernah bertapak sejumlah

kerajaan, seperti Gasib (kemudian Siak Sri Inderapura), Kampar (dan Pelalawan dan

Gunung Sahilan), Rokan (dan Kunto Darussalam, Tambusai, Rambah serta

Kepenuhan), dan kerajaan Keritang, Inderagiri, serta Kandis (Rahman, 2009:2).

Dalam kehidupan masyarakat suku-suku asli, masyarakat adat dan

masyarakat beraja-raja, wujud kebudayaan dan tradisi Melayu masih dipelihara dan

menjadi patokan kehidupan sosial. Dalam kehidupan masyarakat suku-suku asli yang

ada di Riau (seperti suku Sakai, suku Bonai, suku Talangmamak, suku Kubu, suku

Hutan, suku Petalangan dan suku Laut atau suku Akit) terkesan sangat tradisional,

karena mereka memegang teguh adat, budaya dan tradisinya. Pemegang teraju adat

seperti Patih dan Batin, sangat besar sekali peranannya dalam mengatur semua

perbuatan dan kehidupan. Alam pikiran yang masih sangat sederhana dan kehidupan

yang sangat ditentukan oleh faktor alam, telah menyebabkan munculnya tokoh

tradisi seperti dukun, bomo, pawang, dan kemantan. Para tokoh ini diharapkan dapat

membuat hubungan yang baik antara manusia dengan alamnya. Masyarakat suku-

suku asli juga mempercayai sungai, tanah, pohon, hewan, dan sebagainya, dihuni

atau dikawal oleh makhluk halus yang kemampuannya melebihi kemampuan

manusia, sehingga mereka beranggapan bahwa manusia, alam dan makhluk halus

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

2

Page 3:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Suku asli atau lebih dikenal lagi dengan sebutan suku terasing, adalah suatu

istilah yang diberikan kepada suku tertinggal yang ada di Indonesia. Departemen

Sosial Indonesia memberikan istilah bagi suku marjinal ini menurut pola tempat

tinggalnya: tidak menetap, setengah berpindah-pindah, dan sementara menetap

(Departemen Sosial Republik Indonesia 1987, dikutip dari Hamidy, 1991:5). Empat

faktor ini juga menentukan peringkat isolasinya: (1) jarak geografis, (2) kurangnya

fasilitas komunikasi dan teknologi modern, (3) kurangnya interaksi sosial dengan

masyarakat lain, dan (4) penganut kepercayaan leluhur dan alam pikir primitif

(Hamidy, 1991:38-39).

Suku Bonai adalah salah satu suku terasing di kawasan Provinsi Riau. Selain

suku lainnya yaitu Sakai, Talangmamak, Kubu, Orang Hutan, dan suku Laut atau

suku Akit. Masyarakat suku Bonai merupakan salah satu suku asli yang tinggal jauh

di pedalaman Sungai Rokan. Masyarakat ini sulit dijangkau dan terisolasi secara

sosial. Mereka hidup dari hasil pertanian ladang berpindah-pindah, perikanan, dan

meramu. Masyarakat Bonai ini jauh dari sentuhan pembangunan pemerintah Provinsi

Riau, bahkan sebagian besar penduduk atau masyarakat Riau yang tinggal di luar

dari desa mereka tersebut tidak tahu siapa mereka ini. Kalaupun ada masyarakat luar

yang mengetahui mengenai suku Bonai, umumnya mereka hanya mengenal suku

Bonai tersebut karena keanehan budaya dan tradisinya. Penulisan dan penelitian

khusus mengenai masyarakat suku Bonai dengan budaya, kesenian, dan tradisinya

yang “unik” (eksotik) ini masih jarang ditemukan.

3

Page 4:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Sebagaimana suku-suku lainnya, masyarakat suku Bonai juga mempunyai

budaya, kesenian, dan tradisi baik lisan maupun tulisan mengenai riwayat mereka.

Masyarakat suku Bonai menjadikan tradisi sebagai titik memulai dengan

memposisikan unsur kesenian sebagai inti lingkaran unsur-unsur kebudayaan, dan

memposisikan unsur kebudayaan lainnya di lingkar luar yang saling mengait dengan

lingkar inti (Rahman, 2009:8). Tradisi dan kesenian dapat dipandang sebagai spirit

terhadap siklus kehidupan orang-orang Bonai, karena unsur-unsur tradisi dan

kesenian menghiasi hampir seluruh tatanan kehidupan masyarakat Bonai. Unsur

tradisi dan seni berhubung kait dengan religius dan kepercayaan masyarakat Bonai.

Tradisi dan seni masyarakat Bonai terikat kepada kepercayaan ketuhanan.

Posisi tradisi dan kesenian sebagai inti dari budaya sangat ditentukan oleh

unsur lainnya dalam kebudayaan, seperti bahasa, religi, mata pencaharian, organisasi

sosial, sistem pengetahuan, sistem ekonomi, sistem teknologi, dan sistem kesenian

itu sendiri. Mantera, syair, hikayat, cerita rakyat, nyanyian rakyat, permainan rakyat,

dan seluruh kekayaan tardisi lisan dan tertulis masyarakat suku Bonai menampilkan

unsur seni yang berada dalam kajian bahasa. Satu di antara tradisi lisan yang paling

populer dalam kehidupan masyarakat suku Bonai adalah lukah gilo.

Lukah gilo merupakan salah satu tradisi rakyat pada masyarakat suku Bonai.

Lukah gilo berasal dari dua kata, yaitu lukah dan gilo. Lukah merupakan salah alat

penangkap ikan pada masyarakat suku Bonai yang terbuat dari rotan.1 Kemudian 1Selain istilah lukah, dalam kebudayaan Melayu pun dikenal juga istilah bubu untuk

menyebut alat yang sama. Alat ini secara budaya mencerminkan bahwa penggunanya adalah sebagai

4

Page 5:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

kata gilo merupakan bahasa daerah Bonai yang berarti gila. Lukah gilo merupakan

tradisi yang masih berhubungan dengan upacara magis. Dalam ritual ini

dipergunakan mantera untuk membuat lukah bisa menari, sehingga ritual ini disebut

dengan ritual lukah gilo. Dalam ritual lukah gilo, yang memegang peranan penting

ialah bomo.2 Bomo memanterai lukah, sehingga lukah menjadi bergerak atau menari.

Peralatan yang digunakan bomo dalam ritual ini adalah mayang pinang, wangi-

wangian, dan lain sebagainya.

Setelah masyarakat suku Bonai memeluk Islam pun kepercayaan terhadap

makhluk-makhluk halus ini terus berlanjut, namun berubah konsep dan pandangan.

Kalau dalam masa animisme, makhluk halus ini dipandang memiliki kekuasaan dan

derajat yang lebih tinggi dari manusia, maka setelah Islam datang, makhluk-makhluk

halus ini dipandang sebagai jin, yang juga makhluk Allah yang dahulu sujud di

depan Adam, manusia pertama. Jadi, manusia memiliki derajat yang lebih tinggi

dibandingkan makhluk gaib ini.

masyarakat yang hidup dari menangkap ikan, khususnya di wilayah sungai, telaga, danau kecil, parit, dan sejenisnya. Penangkapan ikan secara tradisional ini, lazim dilakukan oleh masyarakat Nusantara, ketika di lingkungan mereka masih terdapat banyak hutan dan air yang tersedia secara alamiah sebagai anugerah Tuhan. Kini secara perlahan, hutan dan air termasuk di wilayah Riau sudah mulai berkurang digantikan dengan lahan kelapa sawit, maka bagaimanapun akan berakibat kepada fungsi dan guna lukah ini sebagai alat penangkap ikan.

2Bomo adalah sebuah istilah yang lazim digunakan untuk menyebutkan dukun dalam kebudayaan Melayu. Begitu juga dalam masyarakat seperti Bonai, Solai, Talangmamak, dan lainnya di daerah Riau. Dalam kebudayaan Batak Toba lazim disebut dengan datu. Kalau peringkat keahliannya relatif tinggi disebut datu bolon. Sementara dalam kebudayaan Mandailing dan Angkola disebut dengan sibaso. Seterusnya dalam kebudayaan Jawa dan Sunda di Pulau Jawa lazim disebut dengan dukun atau mbah dukun. Semua merujuk kepada makna yang sdama atau hampir sama, yaitu orang yang memiliki keahlian berhubungan dengan alam gaib untuk tujuan mengobati berbagai macam penyakit secara spiritual atau menolong manusia dalam menanggulangi masalah-masalah supernatural.

5

Page 6:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Dalam kebudayaan Melayu dan suku Bonai di Riau, makhluk-makhluk halus

dari alam gaib ini disebut dengan berbagai istilah. Di antaranya adalah jembalang

laut (“penjaga laut”), jembalang tanah, mambang kuning, mambang hijau, mambang

merah (yang hidup di kawasan laut), nini kemang (penunggu padi), dan lain-lainnya.

Dengan melihat konsep dan terapan budaya ini, maka seorang suku Bonai wajib

memposisikan dirinya dengan alam.

Dalam konsep atau ide budaya Bonai, manusia adalah bahagian dari alam,

baik alam besar maupun alam kecil. Oleh karenanya manusia wajib menjaga

hubungan dengan alam, termasuk alam gaib. Menurut salah seorang informan yang

merupakan bomo dalam ritual lukah gilo, mengatakan: “Konsep alam dalam budaya

Melayu dan masyarakat suku Bonai, alam besar dikecilkan, alam yang kecil dihabisi,

alam yang habis dihabisi dalam diri” (wawancara tanggal 11 November 2011 dengan

seorang bomoh yang bernama M. Rasyid).

Belum banyak penelitian yang mengambil kajian mengenai lukah gilo pada

masyarakat suku Bonai. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di

atas, kajian ini menganalisis mengenai mantera ritual lukah gilo untuk

memperlihatkan bagaimana praktik-praktik bahasa ini terkait dengan sistem

kehidupan masyarakat suku Bonai dalam interaksinya dengan lain, seperti makhluk

supranatural, alam, dan makhluk lainnya.

6

Page 7:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Untuk menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan dua teori utama

yaitu teori etnografi Koentjaraningrat (1998) dan teori semiotik sosial Linguistik

Sistemik Fungsional khususnya semiotik multimodal. Alasan menggunakan teori

semiotik sosial adalah analisis ini dapat memberi penjelasan mengapa kegiatan

berbahasa pada tradisi LG dapat bekerja dalam suatu masyarakat suku Bonai dengan

makhluk lainnya, yaitu Penguasa (Tuhan), makhluk supranatural, alam, dan lawan

jenisnya, menjelaskan kondisi sosial imaji dalam teks visual secara konteks situasi,

budaya, maknawi dan simbolisasi.

Dengan menerapkan teori semiotik sosial diharapkan dapat mengungkap

kegiatan ritual LG dan menilai praktik sosial dan hubungan dialektika antara bahasa

dengan situasi dan budaya yang dialami masyarakat penutur lukah gilo. Selain

menggunakan konsep teori semiotik sosial, penelitian ini juga menggunakan teori

etnografi3 yang dipopulerkan oleh Koentjaraningrat. Alasan menggunakan teori

etnografi adalah untuk memperlihatkan bagaimana masyarakat suku Bonai

3Etnografi berasal dari istilah ethnic yang arti harfiahnya suku bangsa dan graphein yang artinya mengambarkan atau mendeskripsikan. Etnografi adalah jenis karya antropologis khusus dan penting yang mengandung bahan-bahan kajian pokok daripengolahan dan analisis terhadap kebdayaan satu suku bangsa atau kelompok etnik. Oleh karena di dunia ini ada suku-suku bangsa yang jumlahnya relatif kecil, dengan hanya beberapa ratus ribu warga, dan ada pula kelompok etnik yang berjumlah relatif besar, berjuta-juta jiwa, maka seorang antropolog yang membuat karya etnografi tidak dapat mengkaji keseluruhan aspek budaya suku bangsa yang besar ini. Oleh karena itu, untuk mengkaji budaya Melayu misalnya, yang mencakup berbagai negara bangsa, maka seorang antropolog boleh saja memilih etnografi masyarakat Melayu Desa Taluk Kuantan, atau lebih besar sedikit, masyarakat Melayu Kabupaten Kampar, atau masyarakat Melayu Kepulauan Riau, atau Riau(termasuk daratan dan kepulauan), dan seterusnya. Ada pula istilah yang mirip dengan etnografi, yaitu etnologi. Arti etnologi berbeda denganetnografi. Istilah etnologi adalah dipergunakan sebelum munculnya istilah antropologi. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaannya di seluruh dunia, sama maknanya dengan antropologi, yang lebih lazim dipakai belakang hari oleh para ilmuwannya atau dalam konteks sejarah ilmu pengetahuan manusia.

7

Page 8:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

memelihara dan mempergunakan tradisi dan budaya mereka di tengah perubahan

sosial yang terjadi. Selain itu, teori etnografi juga dapat mendorong pemikiran

tentang bagaimana kaitan di aspek-aspek yang berbeda dari suatu kebudayaan dan

juga bagaimana kaitannya dengan berbagai segi dari alam.

Dengan menggunakan kedua teori tersebut, penelitian ini mencoba untuk

mengungkapkan semua tanda dan simbol yang terdapat baik dari segi peralatan

digunakan selama prosesi dan mengungkapkan makna yang terkandung dalam teks

mantera ritual lukah gilo serta untuk menampilkan diri sebagai pewaris nilai-nilai

luhur budaya Melayu pada masyarakat suku Bonai.

1.2 Rumusan Masalah

Mencari, merumuskan, dan mengidentifikasi masalah: yaitu, menetapkan

masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa objeknya.

Menyatakan objek saja masih belum spesifik karena baru menyatakan pada ruang

lingkup mana penelitian akan bergerak. Adapun mengidentifikasi atau menyatakan

masalah yang spesifik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian

(research question), yaitu pertanyaan terhadap mana belum dapat memberikan

penjelasan (explanation) yang memuaskan berdasarkan teori (hukum/dalil) yang ada.

(Subyantoro dkk, 2006: 30).

Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, maka permasalahan

yang akan diteliti adalah:

8

Page 9:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

1. Bagaimanakah etnografi masyarakat suku Bonai?

2. Bagaimanakah bentuk semiotik sosial tradisi lukah gilo pada masyarakat

suku Bonai?

3. Bagaimanakah kearifan lokal yang terdapat pada tradisi lukah gilo?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan maksud dan tujuan

secara spesifik untuk menjawab rumusan masalah di atas. Adapun tujuan penelitian

ini adalah:

1. Mendeskripsikan etnografi masyarakat suku Bonai.

2. Mendeskripsikan bentuk semiotik sosial tradisi ritual lukah gilo.

3. Mendeskripsikan kearifan lokal pada tradisi lisan lukah gilo.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini merupakaan suatu harapan bahwa hasil penelitian ini

akan mempunyai kegunaan baik teoretis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian

ini, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

keilmuan, khususnya mengenai masyarakat suku Bonai dengan

mantera lukah gilonya dalam perspektif kearifan lokal.

9

Page 10:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

peneliti lain yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini

dengan mengambil kancah penelitian yang berbeda dan dengan obyek

yang lebih luas lagi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran

bagi pemerintah daerah dan semua pihak yang terkait lainnya dalam

pelestarian tradisi lisan lukah gilo serta menjaga keberlangsungan hidup

dari masyarakat suku Bonai tersebut.

BAB II

KONSEP, TINJAUAN TEORETIS, DAN KAJIAN TERDAHULU

2.1 Konsep

10

Page 11:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Bagian ini menganalisis pengertian dari mantera, ritual, masyarakat suku

Bonai, tradisi lisan, dan kearifan lokal berdasarkan konsep teori sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Mantera

Berdasarkan penelitian Haron Daud (2001:21) mengatakan bahwa mantera

ialah semua jenis pengucapan dalam bentuk puisi atau bahasa berirama yang

mengandung unsur magik dan diamalkan oleh orang tertentu, terutama bomo,

dengan tujuan kebaikan atau sebaliknya. Mantera itu mempunyai simbol tersendiri

yang perlu diketahui untuk memahami mantera sebagai sastra lisan atau lebih tepat

lagi tradisi lisan. Lebih-lebih lagi menurut mereka, sebagai tradisi lisan mantera amat

erat hubungannya dengan kepercayaan dan pandangan hidup masyarakat di mana

mantera itu wujud.

Mantera dipercaya berasal dari arwah leluhur. Kata-kata leluhur juga

dianggap berasal dari Tuhan; pesan Tuhan yang diteruskan kepada leluhur melalui

media komunikasi yang berbeda. Ketika nenek moyang mengekspresikan artikulasi

pesan Tuhan dalam formula lisan, pesan itu menjadi tuturan. Mantera kemudian

menjadi sarana komunikasi yang dapat dipakai untuk berhubungan dengan makhluk

supranatural, dan juga dapat menghubungkannya dengan sumber kekuatan dari kuasa

tersembunyi. Mengucapkan mantera atau formula dari leluhur akan dapat

membangkitkan kekuatan spiritual, sama seperti yang dilakukan oleh nenek moyang

dulu. (Kang, 2005:69)

11

Page 12:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Dalam istilah Goffman (1979), mantera meliputi tiga tingkatan penutur:

Tuhan sebagai penutur tertinggi mantera, leluhur sebagai penulis (author), dan

pelaku sekarang sebagai animator. Di luar perubahan penutur, mantera-mantera tetap

efektif karena kata-kata itu sendiri mengandung kekuatan magis. Bahkan dengan

mengulang-ulang kata-kata itu dalam konteks masa kini, akan membawa kekuatan

kreatif yang sama seperti ketika digunakan oleh para leluhur. Dengan kata-kata yang

sama dengan yang diucapkan oleh para leluhur, orang dapat membawa kekuatan

magis dalam konteks masa kini.

2.1.2 Pengertian Ritual

Ritual (Muhammad, 2011:1) secara etimologis berarti perayaan yang

berhubungan dengan kepercayaan tertentu dalam suatu masyarakat. Secara

etimologis ritual merupakan ikatan kepercayaan antarorang yang diwujudkan dalam

bentuk nilai bahkan dalam bentuk tatanan sosial. Ritual merupakan ikatan yang

paling penting dalam masyarakat beragama. Kepercayaan masyarakat dan

prakteknya tampak dalam ritual yang diadakan oleh masyarakat. ritual yang

dilakukan bahkan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan dan mentaati nilai

dan tatanan sosial yang sudah disepakati bersama. Dengan bahasa lain, ritual

memberikan motivasi dan nilai-nilai mendalam bagi seseorang yang mempercayai

dan mempraktekkan.

12

Page 13:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Sedangkan ritual menurut Turner (dalam Prasetya, 2008:6) dapat

diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: pertama, ritual krisis hidup, artinya ritual

yang berhubungan dengan krisis hidup manusia. Manusia pada dasarnya akan

mengalami krisis hidup, ketika dia masuk masa peralihan. Pada masa ini, manusia

akan masuk dalam lingkup krisis karena terjadi perubahan tahap hidup. Kedua, ritual

gangguan, yaitu ritual sebagai negosiasi dengan roh agar tidak mengganggu hidup

manusia. Turner juga menjelaskan bahwa ritual memiliki fungsi penting bagi

keberlangsungan hidup. Fungsi ritual tersebut antara lain: (1) ritual akan mampu

mengintegrasikan dan menyatukan rakyat dengan memperkuat kunci dan nilai utama

kebudayaan melampaui dan di atas individu atau kelompok. Ritual menjadi alat

pemersatu atau integritas; (2) ritual juga menjadi sarana pendukungnya untuk

mengungkapkan emosi, khususnya nafsu-nafsu negatif, (3) ritual akan mampu

melepaskan tekanan-tekanan sosial.

Berdasarkan dari penjelasan mengenai ritual di atas, dapat dikatakan bahwa

ritual merupakan suatu kegiatan yang unik, bersifat khas yang sarat akan makna,

memiliki suatu kekuatan tertentu, dan juga mencerminkan identitas diri sebagai

fenomena budaya. Dapat dikatakan juga, ritual sering bertolak belakang atau berbeda

dalam praktek dan penerapan keyakinan serta agama. Namun demikian, antara ritual

dan agama, keduanya sering bertemu dan hal ini sangat sering kita jumpai dalam

praktek di kehidupan masyarakat atau individu penganut ritual tersebut.

13

Page 14:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

2.1.3 Masyarakat Suku Bonai Riau

Masyarakat suku Bonai merupakan salah masyarakat suku asli yang terdapat

di Provinsi Riau. Masyarakat suku Bonai ini berdomisili di kawasan sepanjang

sungai Rokan yang menghubungkan dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Rokan Hulu

dan Kabupaten Rokan Hilir. Di dua Kabupaten inilah masyarakat suku Bonai tinggal

dan menetap. Namun demikian, jumlah masyarakat suku Bonai yang mendiami

Kabupaten Rokan Hulu lebih mayoritas dibandingkan dengan masyarakat Bonai

yang mendiami Kabupaten Rokan Hilir.

Berdasarkan informasi dari wawancara dengan salah seorang masyarakat

suku Bonai, asal usul nama suku Bonai berasal dari kata Manai. Manai dalam bahasa

Bonai berarti pemalas, kata Manai turunannya Monai lalu menjadi Bonai. Bonai

merupakan sebuah pohon yang tingginya tidak lebih dari empat meter, berdaun

kecil-kecil, buahnya bulat-bulat berwarna kemerahan dan bila telah masak berwarna

hitam serta rasanya agak sedikit asam. Buah bonai ini merupakan bahan baku dalam

membuat masakan ikan, dimasak dengan air secukupnya dan dijadikan kuah ikan

dengan rasa kuah yang asam (sumber: Rasyid, 2012).

Masyarakat suku Bonai merupakan masyarakat asli yang masih memegang

teguh tradisi dan budayanya. Walaupun masyarakat suku Bonai telah memeluk

agama Islam, masyarakat suku Bonai masih menjaga dan memperlihatkan kuatnya

aturan hukum adat, budaya, dan tradisi, demi mempertahankan identitas sosial

mereka. Masyarakat suku Bonai menjaga dan mempertahankan budaya dan

14

Page 15:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

tradisinya dengan cara menyatukan dan membawa budaya dan tradisi dalam

kehidupannya berdasarkan ajaran agama Islam. Menurut mereka dengan memadukan

keduanya, tradisi mereka tetap terpelihara tanpa meninggalkan agama yang telah

dianut.

2.1.4 Pengertian Tradisi Lisan

Tradisi lisan (Pudentia, 2008) dalam berbagai bentuknya sangat kompleks

dan mengandung, tidak hanya berupa cerita, mitos, dan dongeng, tetapi juga

mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas

pemiliknya seperti kearifan lokal, sistem nilai, sistem kepercayaan dan religi serta

berbagai hasil seni.

Menurut Dick van der Meij (2011), tradisi lisan mencakup semua kegiatan

kebudayaan yang dilestarikan dan diturunkan ke generasi ke generasi secara tidak

tertulis. Tradisi lisan mencakupi kearifan lokal, sastra dan bentuk kesenian yang lain,

sejarah, obat-obatan, primbon, dan sebagainya.

Sesungguhnya membicarakan suatu tradisi baik lisan maupun tulisan adalah

suatu pembicaraan yang amat sukar dibatasi. Sebab tradisi dalam arti serangkaian

kebiasaan dan nilai-nilai, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya,

boleh dikatakan hampir meliputi semua segi kehidupan suatu masyarakat tertentu.

Pada segi lain kesulitan tampak bagaimana tradisi itu bergeser dan berubah

15

Page 16:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

mendapatkan semacam erosi dalam faktor-faktor yang sangat kompleks dan sukar

dibatasi batas waktunya.

Menurut Endaswara (2008:151) (dalam Yunita 2011), mengatakan tradisi

lisan adalah karya yang penyebarannya disampaikan dari mulut ke mulut secara

turun temurun. Adapun ciri-ciri dari tradisi lisan, yakni:

1. Lahir dari masyarakat yang polos, belum melek huruf, dan bersifat

tradisional.

2. Menggambarkan budaya milik kolektif tertentu, yang tidak jelas siapa

penciptanya.

3. Lebih menekankan aspek khayalan, ada sindiran, jenaka dan pesan mendidik.

4. Sering melukiskan tradisi kolektif tertentu.

5. Tradisi lisan banyak mengungkapkan kata-kata atau ungkapan-ungkapan

klise.

6. Tradisi lisan sering bersifat menggurui.

Tradisi lisan memiliki kaitan dengan masyarakat pemilik tradisi lisan

tersebut. Menurut Dick van der Meij (2011), pemilik tradisi lisan paling

berpengetahuan tentang apa yang diperlukan untuk melestarikan tradisi mereka. Para

pemilik tradisi lisan juga adalah orang yang paling mudah dapat menggairahkan

orang, apalagi generasi muda dan juga paling memahami pentingnya tradisi mereka.

2.1.5 Pengertian Kearifan Lokal

16

Page 17:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai

usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan

bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu.

Pengertian di atas, disusun secara etimologi, di mana wisdom dipahami sebagai

kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau

bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi.

Sebagai sebuah istilah wisdom sering diartikan sebagai kearifan.

Local secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem

nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain sedemikian

rupa yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan

manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi yang sudah

terdesain tersebut disebut setting. Setting adalah sebuah ruang interaksi tempat

seseorang dapat menyusun hubungan-hubungan face to face dalam lingkungannya.

Sebuah setting kehidupan yang sudah terbentuk secara langsung akan memproduksi

nilai-nilai. Nilai- nilai tersebut yang akan menjadi alasan hubungan mereka atau

menjadi acuan tingkah laku mereka (http://ibda.files.wordpress.com/2008/04/2-

landasan-keilmuan-kearifan-lokal.pdf, diunduh 2 Maret 2012).

Kearifan lokal menurut Ridwan (2008), merupakan pengetahuan yang

muncul dari periode panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan

lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. Proses evolusi

yang begitu panjang dan melekat dalam masyarakat dapat menjadikan kearifan lokal

17

Page 18:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

sebagai sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat untuk

hidup bersama secara dinamis dan damai. Pengertian ini melihat kearifan lokal tidak

sekadar sebagai acuan tingkah-laku seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu

mendinamisasi kehidupan masyarakat penuh keadaban.

Teezzi, Marchettini, dan Rosini (2008), mengatakan bahwa akhir dari

sedimentasi kearifan lokal ini akan mewujud menjadi tradisi atau agama. Dalam

masyarakat kita, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam nyayian, pepatah,

sasanti, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-

hari. Kearifan lokal biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat

yang telah berlangsung lama. Keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam

nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi

pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup

tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari

(Ridwan dalam http://ibda.files.wordpress.com/2008/04/2-landasan-keilmuan-

kearifan-lokal.pdf, diunduh pada tanggal 21 November 2011).

Kearifan lokal merupakan usaha untuk menemukan kebenaran yang

didasarkan pada fakta-fakta atau gejala-gejala yang berlaku secara spesifik dalam

sebuah budaya masyarakat tertentu. Kearifan lokal juga merupakan wujud tingkah

laku atau pikiran-pikiran manusia pada masyarakat tertentu dalam mengekspresikan

keinginan dan budaya mereka. Selain untuk mengeskpresikan pikiran-pikiran,

kearifan lokal juga merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperlihatkan

18

Page 19:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

bagaimana sistem kehidupan suatu masyarakat dalam menjaga dan melestarikan

alam dan lingkungan sekitar yang merupakan urat nadi kehidupan mereka.

Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat

maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya

masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meski pun

bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.

Menurut informasi verbal yang diberikan oleh Sibarani (dalam wawancara

pada 15 Oktober 2011), nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal tersebut,

antara lain:

1. Kerja keras (seperti: etos kerja, keuletan, inovasi, visi dan misi kerja, dan

disiplin kerja),

2. Gotong royong (melakukan dan menyelesaikan pekerjaan secara bersama),

3. Kerukunan (sikap toleransi antar umat beragama, etnik, budaya),

4. Penyelesaian konflik (sikap dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan

hukum adat),

5. Kesehatan (penjagaan hidup baik secara pribadi maupun masyarakat),

6. Pendidikan (peningkatan pengetahuan tentang suatu hal),

7. Penjagaan lingkungan (penjagaan lingkungan untuk tetap menjaga rantai

kehidupan),

8. Pelestarian dan inovasi budaya (pemeliharaan dan pengembangan warisan

budaya),

19

Page 20:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

9. Penguatan identitas (tetap menjaga keaslian budaya),

10. Peningkatan kesejahteraan (menambah pendapatan masyarakat),

11. Hukum (norma-norma dan aturan-aturan adat yang telah ditetapkan dan harus

dipatuhi).

Upaya menemukan identitas bangsa yang baru atas dasar kearifan lokal

merupakan hal yang penting demi penyatuan budaya bangsa di atas dasar identitas

daerah-daerah Nusantara (Sayuti, 2005). Dalam kaitan ini, kearifan lokal yang

terkandung dalam sistem seluruh budaya daerah atau etnik yang sudah lama hidup

dan berkembang adalah menjadi unsur budaya bangsa yang harus dipelihara dan

diupayakan untuk diintegrasikan menjadi budaya baru bangsa sendiri secara

keseluruhan. Pengembangan kearifan-kearifan lokal yang relevan dan kontekstual

memiliki arti penting bagi berkembangnya suatu bangsa, terutama jika dilihat dari

sudut ketahanan budaya, di samping juga mempunyai arti penting bagi identitas

daerah itu sendiri. Kearifan lokal yang juga meniscayakan adanya muatan budaya

masa lalu, dengan demikian, juga berfungsi untuk membangun kerinduan pada

kehidupan nenek moyang, yang menjadi tonggak kehidupan masa sekarang.

2.2 Tinjauan Teoretis

20

Page 21:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Tinjauan teoretis merupakan konsep dan kerangka teori apa yang digunakan

peneliti dalam penelitiannya tersebut. Penelitian menggunakan dua kerangka teori,

yaitu kerangka teori etnografis dan kerangka teori linguistik yang lebih khususnya

teori semiotik sosial. Kerangka teori etnografi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kerangka teori etnografi Koentjaraningrat, kemudian konsep teori semiotik

yang digunakan adalah konsep teori semiotik sosial. Adapun dua kerangka teori

tersebut adalah:

2.2.1 Kerangka Teori Etnografi

Kerangka teori etnografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

etnografi Koentjaraningrat. Etnografi menurut Koentjaraningrat (1998:1) adalah

suatu deskripsi dan analisa tentang suatu masyarakat didasarkan pada penelitian

lapangan sebagai data dalam penelitian. Etnografi menyajikan data-data yang

bersifat hakiki untuk semua penelitian antropologi budaya.

Menurut Koenjtaraningrat (1998:6), dalam melakukan penelitian mengenai

kebudayaan suatu suku bangsa yang disusun menurut kerangka teori etnografi, akan

terdiri dari beberapa bagian penting yang harus diteliti. Ada beberapa bagian penting

yang menjadi acuan dalam penelitian kebudayaan yang disusun menurut kerangka

teori etnografi. Bagian-bagian penting yang akan diuraikan dengan lebih mendalam

pada penelitian etnografi, yaitu sebagai berikut.

21

Page 22:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

(1) Lokasi, lingkungan alam, dan demografi. Dalam menguraikan lokasi dan

penyebaran suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi etnografi perlu dijelaskan

ciri-ciri geografinya, yaitu iklim, sifat daerahnya, suhunya dan curah hujannya. Suatu

etnografi juga dilengkapi dengan data demografi, yaitu data mengenai jumlah

penduduk, yang diperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria, dan sedapat

mungkin juga menurut tingkat umur dengan interval lima tahun.

(2) Asal mula dan sejarah suku bangsa. Sebuah etnografi ada baiknya juga

dilengkapi dengan keterangan mengenai asal mula dan sejarah suku bangsa yang

menjadi pokok deskripsinya. Keterangan mengenai asal mulla suku bangsa yang

bersangkutan biasanya harus dicari dengan mempergunakan tulisan para ahli

prehistori yang pernah melakukan penggalian dan analisa benda-benda kebudayaan

prehistori yang mereka temukan di daerah sekitar lokasi penelitian ahli antropologi.

(3) Bahasa. Pembahasan tentang bahasa atau sistem perlambangan manusia yang

lisan maupun yang tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Penelitian

etnografi member deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan

oleh suku bangsa yang bersangkutan, beserta variasi-variasi dari bahasa itu.

(4) Sistem teknologi. Pembahasan tentang sistem teknologi atau cara-cara

memproduksi, memakai, dan memelihara segala peralatan hidup dari suku bangsa.

Dalam penelitian etnografi cukup membatasi diri terhadap teknologi tradisional,

yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak atau hanya secara terbatas

dipengaruhi oleh teknologi yang berasal dari kebudayaan luar.

22

Page 23:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

(5) Sistem mata pencarian. Sistem mata pencarian yang dimaksud adalah sistem

mata pencarian atau sistem ekonomi hanya terbatas kepada sistem-sistem yang

bersifat tradisional saja, terutama dalam kebudayaan suku bangsa secara holistik.

Berbagai sistem tersebut adalah: (a) berburu dan meramu; (b) beternak; (c) bercocok

tanam; (d) menangkap ikan; dan (e) bercocok tanam menetap dan irigasi.

(6) Organisasi sosial. Pembahasannya adalah unsur-unsur dalam organisasi sosial

kehidupan masyarakat yang diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai

berbagai macam kesatuan didalam lingkungan mana ia hidup dan bergaul dari hari

ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan

kekerabatannya, yaitu keluarga inti yang dekat, dan kaum kerabat yang lain.

Kemudian ada kesatuan-kesatuan di luar kaum kerabat, tetapi masih dalam

lingkungan komunitas.

(7) Sistem pengetahuan. Dalam etnografi biasanya ada berbagai bahan

keterangan mengenai sistem pengetahuan dalam kebudayaan suku bangsa yang

bersangkutan. Bahan itu biasanya yang meliputi penegetahuan mengenai teknologi,

pengetahuan mengenai obat-obatan, mengenai pembangunan, mengenai kepandaian

berlayar, dan pengetahuan yang lain-lainnya.

(8) Kesenian. Pembahasannya adalah segala sesuatu yang bersifat tradisi yang

memiliki unsur seni dalam suatu suku bangsa. Seni ini bisa berupa seni pertunjukan

seperti teater, tari, musik, dan lainnya. Bisa juga seni rupa dan kerajinan, seperti

lukisan, patung atau arca, arsitektur tradisional, dan lainnya. Seni adalah ekspresi

23

Page 24:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

keindahan dari seorang atau sekelompok orang yang didasari oleh kebudayaan di

mana seni itu hidup.

(9) Sistem religi. Pada bagaian ini, pembahasannya adalah mengenai upacara

keagamaan suku-suku bangsa itu. Masalah asal mula dari suatu unsur yang universal

seperti agama. Sistem religi ini adalah aspek yang universal dalam kebudayaan

manusia. Inti dari sistem religi adalah kepercayaan manusia bahywa di atas dirinya

ada sesuatu yang berkuasa baik terhadap dirinya dan alam sekitar. Oleh karena itu

harus diadakan ritus-ritus kepada yang menguasai dirinya ini.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, maka pada penelitian ini penulis

akan menggunakan konsep teori di atas untuk mendeskripsikan paparan etnografi

pada masyarakat suku Bonai. Alasan memilih teori di atas bertujuan memperlihatkan

mengapa dan bagaimana masyarakat suku Bonai merevitalisasi dan mempergunakan

tradisi mereka di tengah perubahan sosial yang terjadi.

2.2.2 Kerangka Teori Semiotik Sosial

Ilmu semiotik adalah kajian tentang tanda dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tanda. Menurut Sobur (dalam Sartini, 2011), bahwa semiotik

atau semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Istilah

semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau asklepiadik dengan

perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik inferensial.

24

Page 25:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Bahasa adalah interaksi, dan semua interaksi adalah multimodal.

Implikasinya adalah bahasa adalah semiotik multimodal karena merupakan tanda

atau simbol yang dihasilkan dalam komunikasi manusia. Ilmu semiotik meliputi

studi seluruh tanda-tanda tersebut baik tanda visual, tanda yang dapat berupa imaji

dalam lukisan dan foto dalam seni dan fotografi, tanda pada kata-kata, bunyi-bunyi,

imaji bahasa tubuh, ekspresi wajah, warna, dan semua unsur-unsur komunikasi.

Imaji adalah gambaran yang terbentuk dari sebuah objek visual. Gramatika didalam

bahasa menjelaskan kata, klausa, frasa, kalimat, dan teks. Sedangkan gramatika

visual memperlihatkan orang, tempat, dan benda-benda dikombinasikan dengan

kompleksitas dan perluasan penjelasan visual dari sebuah objek. Fokus gramatika

visual adalah pada deskripsi estetika imaji dan cara komposisi imaji yang digunakan

untuk menarik perhatian penyaksi atau pembaca (Kress dan van Leeuwen, 1996:1).

Grammar goes beyond formal rules of correctness. It is a means of representing patterns of experience…. It enables human beings to build a mental picture of reality, to make sense of their experience of what goes on around them and inside them (Halliday, 1985: 101)

Analoginya adalah struktur visual merealisasikan makna-makna sebagaimana

struktur linguistik melakukannya, dengan demikian menyebabkan berbeda

interpretasi dari pengalaman dan berbeda bentuk interaksi sosial. Makna dapat

direalisasikan dalam bahasa, sedangkan komunikasi visual diekspresikan kedua-

duanya baik dalam verbal maupun dalam visual. Walaupun keduanya berbeda,

misalnya bahasa melalui pilihan antara kelas kata dan semantik, namun di dalam

komunikasi visual ekspresi dilakukan melalui sistem pilih, pada beberapa hal seperti:

25

Page 26:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

penggunaan warna dan struktur komposisi yang menonjol. Bahasa visual belum

dipahami secara universal karena bahasa visual itu spesifik secara budaya, misalnya

komunikasi visual dalam dunia barat berbeda dengan dalam dunia timur.

Suatu jaringan sistem makna dalam sebuah budaya masyarakat mempunyai

sumber makna semiotik yang kaya dan beragam. Santoso (2009: 9) mengatakan

suatu kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat mempunyai nilai-nilai dan

norma-norma kultural yang diperoleh melalui warisan nenek moyang mereka dan

juga bisa melalui kontak-kontak sosio-kultural dengan masyarakat lainnya. Nilai-

nilai dan norma-norma dari masyarakat lain tersebut baik langsung maupun tidak

langsung memengaruhi nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki oleh suatu

masyarakat. Sebagai dampaknya nilai-nilai dan norma-norma kultural ini cenderung

untuk berubah secara terus menerus, apalagi dunia pada saat ini semakin terbuka

sehingga batas-batas kultur, daerah, wilayah, dan negara menjadi tidak tampak.

Sebagaimana yang telah disinggung Santoso di atas mengenai peristiwa-

peristiwa kebudayaan dan sumber tesebut merupakan makna semiotik karena

manusia sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat berperan melakukan

interaksi dan komunikasi agar dapat saling memahami makna tanda komunikasi

tersebut. Supaya tanda itu bisa dipahami secara universal, dibutuhkan pula konsep

yang universal untuk menghindari salah pengertian.

Menurut Kress dan Van Leeuwen (1996:5) ada tiga aliran besar semiotik

yang menerapkan konsep teori berasal dari domain linguistik dan domain non-

26

Page 27:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

linguistik sebagai sarana komunikasi di abad ini. Yang pertama adalah Aliran Praha

(Prague School) pada tahun 1930-an dan awal 1940-an yang dikembangkan oleh

pakar linguistik formalisme Rusia. Konsep yang menonjol diterapkan ke dalam

bahasa adalah bentuk fonologi dan sintaksis melalui deviasi untuk tujuan artistik,

pada kajian seni (Mukarovsky), teater (Honzl), sinema (Jakobson), dan kostum

(Bogatyrev). Setiap sistem-sistem semiotik dapat memenuhi fungsi komunikasi yang

sama (fungsi refensial dan fungsi puitis).

Aliran kedua diperkenalkan oleh aliran Paris (Paris School) pada tahun 1960-

an dan 1970-an, yang menerapkan ide de Saussure, linguis lainnya seperti Schefer,

potografi (Barthes), bidang fashion (Barthes), bidang sinema (Metz), bidang komik

(Frenault-Deruelle), termasuk juga aliran Pierce. Konsep yang dikembangkan aliran

ini pada studi kajian media, seni, dan desain selalunya disebut sebagai semiologi,

juga dikatakan post-strukturalisme. Istilah-istilah semiotik “langue” dan “parole”,

signifier” dan “signified”, “arbitrary” dan “motivated”, “sign”, “icons”, “indexes”,

dan “symbols”, “syntagmatics” dan “paradigmatics.”

Aliran ketiga dinamakan semiotik sosial (social semiotics) yang

diperkenalkan oleh Halliday di Australia tahun 70-an dikenal dengan nama teori

Linguistik Sistemik Fungsional (SFL). Semiotik sosial ini diterapkan pada kajian

sastra oleh Threadgold, Thibault dan kawan-kawan, semiotik visual oleh O’Toole,

Kress, van Leeuwen, musik oleh van Leeuwen dan sarana semiotik oleh Hodge dan

Kress. Konsep semiotik sosial adalah bahwa hubungan setiap manusia dengan

27

Page 28:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

lingkungan manusia penuh dengan arti dan arti-arti ini dipelajari melalui interaksi

seseorang dengan orang lain yang melibatkan lingkungan arti tersebut. Potensi arti

dalam proses belajar menciptakan sistem bahasa sebagai sistem sosial yang terdiri

atas struktur ideologi, budaya, situasi, semantik, leksikogramatika, dan fonologi/

grafologi.

Pendekatan semiotik sosial menurut Kress dan van Leeuwen (1996: 11)

menekankan pada dua hal penting. Yang pertama, komunikasi memerlukan

partisipan untuk membuat pesan-pesan secara maksimal untuk dipahami pada

konteks tertentu, kemudian memilih bentuk ekspresi yang diyakini secara maksimal,

transparan kepada partisipan lainnya. Sebaliknya komunikasi terjadi pada struktur

sosial yang ditandai oleh perbedaan-perbedaan pada kekuasaan, dan hal ini

mengakibatkan setiap partisipan memahami secara maksimal. Partisipan yang

mempunyai kekuasaan dapat memaksakan partisipan lain mengikuti interpretasi

yang kuat dengan pemahaman yang maksimal, sehingga partisipan tersebut mampu

melakukan atau menghasilkan pesan-pesan terbaik dengan usaha yang maksimal

untuk memberi interpretasi. Sebaliknya partisipan yang tidak mempunyai kekuasaan

harus bekerja keras untuk memahami pesan-pesan penting tersebut secara maksimal.

Yang kedua, representasi memerlukan pembuat tanda memilih bentuk-bentuk untuk

ekspresi yang ada didalam pikiran mereka, membentuk pandangan apa yang menurut

mereka cocok pada tempatnya dan dapat dipercayai pada konteks yang diberikan.

28

Page 29:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Menurut Halliday (1978) bahasa adalah suatu sistem semiotik sosial. Sistem

semiotik bahasa mencakupi unsur bahasa dan hubungan bahasa dengan unsur

konteks yang berada di luar bahasa sebagai konteks linguistik dan konteks sosial.

Konteks sosial merupakan unsur yang mendampingi bahasa dan merupakan wadah

terbentuknya bahasa. Bahasa dan konteks sosial, tempat bahasa atau teks terbentuk,

juga merupakan semiotik. Terdapat tiga (3) hal penting sistem komunikasi bahasa

menurut Halliday (1985), yaitu metafungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual.

Metafungsi ideasional merepresentasikan aspek pengalaman manusia di dalam dan di

luar khususnya sebagai sistem tanda. Dengan kata lain harus mampu

merepresentasikan objek dan hubungannya dengan dunia di luar bahasa sebagai

sistem representasi. Metafungsi interpersonal menawarkan hubungan antara pencipta

tanda dengan penerima tanda. Metafungsi tekstual menjelaskan pembentukan teks,

kerumitan tanda-tanda yang dihubungkan baik secara internal maupun eksternal.

Tabel di bawah ini menjelaskan hubungan struktur semiotik situasi dengan

komponen fungsi semantik (Halliday, 1979: 143)

Semiotic structures associated with functional component of situation of semantics

field (type of social action) “ experientialtenor (role relationships) “ interpersonalmode (symbolic organization) “ textual

29

Page 30:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Prinsip semiotik sosial pada penelitian ini adalah untuk mengungkap makna

semiotik baik berupa ungkapan verbal dan visual seperti imaji, tanda atau simbol,

seperti berikut:

1. Imaji yang terdapat pada peralatan yang digunakan pada prosesi lukah

gilo tersebut

2. Pola semiotik (tanda atau simbol) yang terdapat pada mantera ritual lukah

gilo yang mencerminkan simbol gaib dan magis.

3. Tanda dan simbol digunakan pada ritual lukah gilo, untuk menjelaskan

praktik berbahasa pada masyarakat suku Bonai.

4. Ungkapan yang dituturkan oleh bomo sebagai mantera ritual lukah gilo.

Dalam menganalisis tradisi ritual LG ini akan digunakan teori semiotik

multimodal dan teori semiotik yang dikemukan oleh Charles Sanders Peirce. Semua

interaksi disebut multimodal. Setiap berinteraksi oral manusia secara otomatis

mendengar suara prosodik, intonasi dan bunyi-bunyi, kita juga saling berpandangan

atau menatap, kita memperhatikan setiap gerak gerik lawan bicara. Seperti yang

dikemukakan Kress dan van Leeuwen:

During interaction, 1) you’re aware of your friends’ spoken language in order to hear the verbal choices, the content, the prosody and the pitch, 2) aware of facial expression, clothing, standing/sitting, nodding/leaning back or forward, 3) aware of environment where it takes place, etc. (Kress dan van Leeuwen, 2006: 177).

Teori semiotik multimodal lebih dikenal dengan nama analisis multimodal.

Analisis multimodal mengungkapkan representasi visual dan verbal bahasa dan

30

Page 31:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

menjelaskan berbagai jenis imaji yang ada di dalam konteks sosio-kultural. Kress

dan van Leeuwen (2006: 178) “multimodal texts”, i.e. “any text whose meanings are

realized through more than one semiotic code”. Analisis multimodal dapat

diintegrasikan dengan analisis kode semiotik bahasa misalnya dengan aspek

metafungsi bahasa untuk menjelaskan bagaimana gramatika dapat menjelaskan

ekspresi efek visual gambar atau lambang, warna, tanda simbol dengan aspek verbal

dalam teks multimodal. Dalam sarana tulis aspek multimodal terletak pada desain

visual tanda baca, spasi, warna, font atau gaya, imaji dan sarana representasi dan

komunikasi lainnya. Semua aspek multimodal ini potensi menjadi sumberdaya

semiotik mendekorasi suatu komunikasi untuk menunjukkan potensi penguatan

wacana sebagai suatu semiotik sosial.

Menurut Sinar (2011, 2012) di dalam analisis multimodal, teks-teks dianalisis

dan dimaknai tidak hanya dari fisik bahasa yang terujar atau tertulis secara verbal

tetapi juga teks diungkap dan dimaknai dari tampilan visual seperti yang terdapat

pada iklan media cetak. Dengan kata lain, dalam klasifikasi perspektif semiologis

kecenderungan analisis multimodal yaitu semua aspek semiotika yang muncul

dalam teks dianalisis seluruhnya secara terpadu, baik aspek dan unsur semiotik

kebahasaan maupun aspek dan unsur semiotik non-kebahasaan. Yang terakhir ini

lazim disebut sebagai aspek dan unsur yang dikategorikan sebagai “visual

representation” (lihat mis. Kress & Leeuwen 1996).

31

Page 32:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Kress dan van Leeuwen (2006, 177) menyarankan tiga prinsip komposisi

dalam menganalisis teks verbal dan visual yaitu nilai informasi (Information Value),

tonjolan (Salient) dan bingkai (framing), yang diaplikasikan tidak hanya pada

gambar tunggal, tetapi juga pada teks multi-semiotik. Interaksi langsung diciptakan

melalui tatapan mata seperti pernyataan Kress and van Leeuwen (2006: 116-124)

‘the gaze’ as a central aspect of the interpersonal metafunction establishing

interaction between the participants in the communicative act. Dalam sebuah

tayangan, jika pelibat teks sebagai imaji menatapkan mata langsung kepada kamera,

maka tatapan tersebut langsung tepat pada mata para penyaksi teks visual, sebagai

efeknya hal ini menumbuhkan suatu garis hubungan ‘connecting the participant’s

sight line with the viewers’ sehingga pembaca atau penyaksi teks mempunyai

interpretasi bahwa imagi membalas tatapan matanya. Analisis ini disebut dengan

‘salience’ (Kress dan van Leeuwen, 2006: 201-203). Salience dari bagian kepala

adalah bagian utama yang menghasilkan jarak sosial keakraban antara sender dengan

penyaksi dan pembaca dibandingkan bahagian lain dalam tubuh imaji. Tatapan mata

menekankan mereka diletakkan dalam ruang luas dan kosong, wajah sekaligus

memperoleh salience di dalam lingkup wajah yang juga menanti respon dari

penyaksinya. Peran sekunder imaji juga memperlihatkan objek-objek pendukung

seperti sarung tangan, topi, sepatu but, jilbab, scarf, bandana, saputangan, dll yang

mengekspresikan hubungan eksplisit sebagai pembuat makna atau ‘meaning-maker’

32

Page 33:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

yang tujuannya untuk menjelaskan setiap kekosongan informasi yang bersifat

interpretasi atau ‘interpretive gaps’ (lihat juga Baumgarten 2008).

Dalam analisis multimodal struktur hirarki di antara unsur penting yang

diperlihatkan oleh imagi secara visual adalah ukuran (size), warna (colour),

ketajaman fokus (focus). Kress dan van Leeuwen (1996) menekankan “how colour is

very important in creating meaning.”

Teori semiotik model Peirce disebut sebagai semiotik pragmatik karena

bertolak dari wujud luar tanda yang dapat di indera manusia (representamen) (Hoed,

2001: 87). Alasan memilih pendekatan teori Peirce digunakan adalah untuk melihat

tanda, simbol, dan hubungan bahasa dengan konteks dalam peralatan pembuatan

lukah dan teks mantera ritual lukah gilo. Dasar pemikiran tersebut dijabarkan dalam

bentuk tripihak (triadic), yakni setiap gejala secara fenomenologis mencakup (1)

bagaimana sesuatu menggejala tanpa harus mengacu pada sesuatu yang lain, (2)

bagaimana hubungan gejala tersebut dengan realitas di luar dirinya yang hadir dalam

ruang dan waktu, dan (3) bagaimana gejala tersebut dimediasi, direpresentasi,

dikomunikasikan, dan ditandai (Christomy, 2004:16). Dikaitkan dengan data

penelitian ini, proses pemaknaan triadic ini yang dinamakan semiosis. Setiap tanda

dapat ditempatkan sebagai tanda itu sendiri, sebagai tanda yang terkait dengan yang

lainnya, sebagai mediator antara objek dan interpretan. Cara Peirce melihat realitas

dalam tiga kemungkinan itu sangat penting untuk memahami jargon-jargon lainnya.

33

Page 34:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Dengan tiga penjelasan di atas kemudian dihasilkan tiga trikotomi: trikotomi

pertama adalah qualisign, sinsign, dan legisign, trikotomi kedua adalah ikonis

(hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan), indeks (tanda

yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda atau

hubungan sebab akibat), dan simbol (tanda yang menunjukkan hubungan alamiah

antara penanda dengan petandanya atau hubungan berdasarkan perjanjian); trikotomi

ketiga adalah term (rheme), proposisi (dicent), dan argument. Relasi itu dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1Klasifikasi Sepuluh Tanda yang Utama dari Peirce

(dalam Christomy, 2004:116)

Relasi dengan representamen

Relasi dengan objek

Relasi dengan Interpretan

Kepertamaan (firstness)

Bersifat potensial (qualisign)

Berdasarkan keserupaan (ikonis)

Terms (rheme)

Keduaan (secondness)

Bersifat keterkaitan (sinsign)

Berdasarkan penunjukkan (indeks)

Suatu pernyataan yang bisa benar bisa salah (proposisi atau dicent)

Ketigaan (thirdness)

Bersifat kesepakatan (legisign)

Berdasarkan kesepakatan (simbol)

Hubungan proposisi yang dikenal dalam bentuk logika tertentu (internal) (argument)

Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce membagi tanda menjadi

sepuluh jenis:

34

Page 35:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras

menunjukkan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan

orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan.

2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan.

Contoh : foto, diagram, peta, dan tanda baca.

3. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung,

yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan

oleh sesuatu.

Contoh: pantai yang sering merenggut nyawa orang yang mandi di situ akan

dipasang bendera bergambar tengkorak yang bermakna berbahaya,

dilarang mandi di sini.

4. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu.

Misalnya, tanda larangan yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor.

5. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma hukum.

Misalnya, rambu lalu lintas.

6. Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada objek

tertentu, misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, “Mana buku

itu?” dan dijawab, “Itu!”

7. Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan

menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar

35

Page 36:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

di atas mobil ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka

yang sedang dibawa ke rumah sakit.

8. Rhematic Symbol atau Symbol Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan

objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau.

9. Dicent Symbol atau Proposition (proposisi) adalah tanda yang langsung

menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang

berkata, “Pergi!”, penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan

sertamerta kita pergi.

10. Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu

berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata, “Gelap.” Orang itu berkata

gelap sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap. (Sobur, 2004: 42-43)

Bagi Peirce, semiotis dapat menggunakan tanda apa saja (linguistis, visual,

ruang, perilaku) sepanjang memenuhi syarat untuk sebuah tanda. Dengan demikian,

sebuah tanda melibatkan proses kognitif di dalam kepala seseorang dan proses itu

dapat terjadi kalau ada representamen, acuan, dan interpretan.

Dengan kata lain, sebuah tanda senantiasa memiliki tiga dimensi yang saling

terkait: Representamen (R) sesuatu yang dapat dipersepsi, Objek (O) sesuatu yang

mengacu kepada hal lain, dan Interpretan (I) sesuatu yang dapat diintepretasi.

36

Page 37:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 1. Tiga Dimensi Tanda oleh Peirce (dalam Christomy, 2004:117)

Objek (O)

Representamen (R) Interpretan (I)

2.3 Penelitian Sebelumnya

Banyak hasil penelitian sebelumnya yang relevansi dengan penellitian ini,

maka pada sub-bab penelitian sebelumnya penulis hanya mengambil beberapa

penelitian pada bagian ini. Adapun beberapa penelitian sebelumnya, yaitu penelitian

mengenai Untaian Kata Leluhur, Kata-kata untuk Bertahan: marjinalitas, emosi,

dan kuasa kata-kata magi di kalangan orang Petalangan Riau (Yoonhee Kang,

2005). Penelitian ini ingin menunjukkan subjektivitas dan keragaman marjinalitas

dengan mengkaji keterkaitan antara marjinalitas, emosi, dan genre lisan di kalangan

orang Petalangan, Riau. Berfokus pada emosi sebagai sarana tafsir dan praktik,

kajian ini mengungkap bagaimana wacana kultural khas orang Petalangan mengenai

emosi berlaku dalam relasinya dengan marjinalitas melalui praktik bahasa tertentu.

Penelian ini juga memperlihatkan, mengapa dan bagaimana orang Petalangan

37

Page 38:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

merevitalisasi dan mempergunakan tradisi lisan mereka di tengah perubahan sosial

yang terjadi.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Amanriza, dkk

(1989) mengenai Koba Sastra Lisan Orang Riau (dalam Dialek Daerah Rokan

Hilir). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesusasteraan Melayu Riau merupakan

bagian dari kesusasteraan Nusantara yang tumbuh dan berkemabang di semenanjung

Melayu dan di daerah Riau. Sebagai sastra sub-kultur Melayu, maka kesusasteraan

Melayu Riau berwujud sebagai sastra lisan atau oral tradition dan tradisi tulis atau

written tradition. Tradisi lisan sulit diterka kapan mulainya, barangkali sama tuanya

dengan masyarakat Melayu itu sendiri. Tradisi lisan diperkirakan mulai ketika

masuknya pengaruh Islam di Semenanjung Melayu sekitar abad ke-7 Masehi. Tardisi

tulis mengalami perkembangan pesat dari abad ke-14 sampai abad ke-19 dengan

mempergunakan tulisan Arab. Setelah itu tradisi tulis mempergunakan tulisan Latin.

Kesusasteraan Melayu Riau yang berwujud sastra lisan adalah bagian dari

tradisi lisan. Dalam kehidupan orang Melayu Riau, tradisi lisan ini diungkapkan

dalam tiga bentuk pengungkapan, yaitu: (1) pengungkapan melalui kata-kata atau

bahasa, (2) pengungkapan melalui bunyi dan, (3) pengungkapan melalui gerak atau

tari. Adapun jenis-jenis sastra lisan yang mentradisi pada masyarakat Melayu Riau,

antara lain: mantera, pantun, syair, ungkapan (pepatah petitih), seni tutur/teater tutur,

kayat, nyanyi panjang, koba. Jenis dan bentuk sastra lisan di atas tidak merata

dimiliki oleh pesukuan atau puak yang terdapat dalam masyarakat Melayu Riau.

38

Page 39:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Banyak ragam tradisi lisan ini antara lain disebabkan keadaan alam daerah Riau yang

sebagian terdiri dari wilayah lautan dan sebagian lainnya merupakan daratan (hutan

belantara) serta pulau-pulau (kepulauan).

Penelitian tradisi lisan oleh Syafa’at, dkk (2008) dengan judul penelitian

Negara, Masyarakat Adat dan Kearifan Lokal yang bertemakan “Mendayagunakan

Kearifan Lokal”, Pergulatan Masyarakat Adat atau Lokal dalam Pengelolaan

Sumber Daya Alam. Hasil penelitian menguraikan secara kritis tentang pengakuan

terhadap eksistensi kearifan lokal dan politik, hukum dan hak masyarakat adat

terhadap akses sumber daya alam serta memahami posisi dan kapasitas hukum adat

dalam politik pembangunan hukum di Indonesia dalam perspektif Antropologi

Hukum.

Penelitian ini juga mendeskripsikan bagaimana pengalaman empiris

masyarakat adat dalam mengelola sumber daya alam, hutan, pesisir dan lautan, ruang

di atas dan di bawah air secara berkelanjutan dengan menerapkan sistem kearifan

lokal. Kemudian mendeskripsikan strategi pengelolaan sumberdaya pesisir dan

lautan berdasarkan kearifan lokal terhadap alat penangkapan ikan yang tidak ramah

dan cenderung merusak sumber daya pesisir dan lautan.

Penelitian Amri (2011) yang bertajuk Tradisi Lisan Upacara Perkawinan

Adat Tapanuli Selatan: Pemahaman Leksikon Remaja di Padangsidimpuan, hasil

penelitiannya adalah tradisi lisan pada upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan di

Padangsidimpuan merupakan suatu kebiasaan yang masih ada di tengah-tengah

39

Page 40:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

masyarakat, karena masih kerap terselenggara dengan baik upacara perkawinan adat.

Perubahan yang terjadi pada tradisi upacara perkawinan adat, akibat perkembangan

zaman, sehingga tradisi masyarakat yang menjadi kebiasaan tersebut sedikit demi

sedikit mulai disederhanakan, karena yang sebelumnya tujuh hari dan tiga hari, kini

lebih sering satu hari saja. Faktor penyebabnya adalah finansial dan efektifitas

waktu, sehingga penyelenggaraan upacara perkawinan adat mulai disederhanakan.

Tradisi lisan pada upacara adat di Padangsidimpuan, setelah dianalisis

leksikon yang berasal dari lingkungan sebanyak 264 kata. Penyebab terjadinya

penyusutan pemahaman leksikon pada komunitas remaja di Padangsidimpuan,

karena faktor internal penyebab terjadinya penyusutan pemahaman leksikon tradisi

lisan pada upacara perkawinan adat di Kota Padangsidimpuan, karena remaja tidak

memahami upacara perkawinan adat Tapanuli Selatan. Remaja tidak memahami

urutan/kronologis upacara perkawinan adat dan remaja tidak memahami jenis-jenis

upacara perkawinan adat. Remaja tidak mengetahui apa pengukur besar kecilnya

upacara perkawinan adat. Remaja jarang mendengar leksikon pronominal dan tidak

memahami leksikon adat dan mereka tidak berusaha untu mencari tahu (bertanya)

agar memahami makna leksikon tersebut kepada pelaku adat.

Penelitian Suastika (2011) yang bertajuk Tradisi Lisan (Satua) di Bali Kajian

Bentuk, Fungsi, dan Makna. Hasil penelitiannya adalah tradisi lisan di Bali, yang

dalam istilah masyarakat Bali masatua telah lama dikenal. Dalam tradisi masatua ini

peranan orang tua, yaitu ayah ibu, kakek nenek sangatlah penting melakukan usaha

40

Page 41:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

berupa menyampaikan cerita lisan ini dengan terus menerus sebagai milik bersama di

waktu malam ketika akan menidurkan anak-anak dan cucunya. Tradisi masatua di

Bali memiliki berbagai fungsi, antara lain untuk hiburan dalam mengisi waktu

senggang, menyampaikan berbagai nilai kehidupan lewat tokoh-tokoh dan dialog-

dialongya termasuk pula pesan agama dan moral sesuai cara-cara tokohnya

menyelesaikan masalah tersebut.

Sebagian masyarakat masih melakukan kegiatan masatua itu, sebagian lagi

masyarakat Bali menganggap tradisi itu kurang relevan lagi dalam dunia modern.

Ada sebagian pula masyarakatnya menganggap kegiatan masatua tersebut sudah

tidak aktual lagi, kemudian menceritakan cerita modern atau wayang, bahkan tokoh-

tokoh dari luar negeri yang sedang ngetop di televisi. Kenyataannya tradisi masatua

semakin tahun semakin memudar terutama di kota-kota besar.

Penelitian Yunita (2011) yang bertajuk Analisis Semiotik Tradisi Bermantra

Pagar Diri di Desa Ujung Gading Julu, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi

Sumatera Utara, hasil penelitian menunjukkan bahwa mantra pagar diri merupakan

salah satu mantra yang termasuk ke dalam tradisi lisan yang perkembangannya

dilakukan secara turun temurun, dari generasi ke generasi. Mantra pagar diri tidak

pernah dibukukan, sehingga dalam pelaksanaannya selalu mengalami perbedaan

walaupun mereka seketurunan. Kearifan lokal yang terdapat dalam mantra ritual

pagar diri dapat dilihat dari kesalinghubungan antara alam semesta dan alam

kesadaran manusia yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal juga

41

Page 42:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

terdapat dalam mantra-mantra, jampi-jampi, nyanyian, pepatah, petuah, kitab-kitab

kuno dan sebagainya. Interpretasi mantra yang digunakan dalam ritual pagar diri

merupakan semiotik yang terdiri atas mantra itu sendiri sebagai penanda dan suatu

persembahan kepada makhluk gaib, semoga pemohon mendapat perlindungan dari

segala kejahatan, baik kejahatan yang tampak oleh mata, maupun kejahatan yang

kasat mata.

Penelitian Daud (2001), mengenai Mantera Melayu Analisis Pemikiran,

menjelaskan bahwa mantera Melayu memang mempunyai banyak fungsi dan

digunakan dalam hampir semua aspek hidup individu dan kelompok masyarakat,

khususnya untuk kesejahteraan dan keselamatan. Di samping sifatnya yang

fungsional, keberkesanan sebuah mantera itu menjamin kedudukan dan

pengekalannya dalam masyarakat. Mantera menjadi berkesan karena adanya kuasa

magik dan kepadatan serta ketepatan kata dengan suatu maksud, sama ada secara

nyata atau simbolik. Ketepatan itu penting untuk memudahkan pengamal

berinterakasi dengan Allah, makhluk gaib, roh seseorang dan sebagainya. Mantera

sebagai pernyataan sastra memang mempunyai nilai estetik, terutama, apabila dibaca

menimbulkan irama yang menarik karena terdapatnya pola rima, aliterasi, asonansi

dan perulangan berupa anaphora, epifora, dan lain-lain. Dari segi lain mantera

dengan jelas memancarkan world-view dan pemikiran orang Melayu berhubung

dengan kosmologi, kepercayaan warisan, ketuhanan, makhluk gaib, hakikat diri dan

lain-lain. Sehubungan itu mantera memang boleh diterima sebagai dokumen

42

Page 43:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

sosiobudaya dan sukar ditandingi karya-karya lain dalam memberikan gambaran

tentang masyarakat Melayu.

Penelitian mengenai mantra oleh Jalil, et al. (2008), menjelaskan bahwa

mantra merupakan sastra lisan. Sastra lisan adalah susastra yang perkembangannya

secara lisan atau dari mulut ke mulut. Sastra lisan ini di Nusantara yang paling awal

dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat tradisional, sebagian pakar lainnya

menyebutnya dengan sastra rakyat atau sebagian lainnya mengelompokkan kepada

tradisi lisan. Hal tersebut terkait dengan medium pengucapan sastra itu sendiri.

Dalam hal demikian, masyarakat tradisional di Nusantara memang terlebih dahulu

mendayagunakan bahasa lisan (orality) sebagai medium pengucapan sastra daripada

bahasa tulis (literacy) yang baru dikenal dan digunakan kemudian secara intensif

sekitar abad ke-19.

Mantra oleh para pakar dan pengamat kebudayaan, dianggap sebagai susastra

yang paling awal dikenal oleh manusia. Sastra lisan mantra dapat dikategorikan

sebagai sastra lama atau sastra tradisional. Sastra lama dapat berbentuk puisi dan

prosa. Jenis sastra yang termasuk jenis puisi ini misalnya, mantra, pantun, syair, dan

lain-lain. Masyarakat tradisional bahkan hingga kini, mantra dan segala aspek yang

berhubungan dengannya masih berperanan dalam sebagian kegiatan hidup

masyarakat.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hamidy (2010)

yang berjudul Menumbai: Upacara Mengambil Madu Lebah Dalam Masyarakat

43

Page 44:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Petalangan Kabupaten Kampar Daerah Riau. Hasil penelitiannya membicarakan

suatu kegiatan budaya seperti menumbai (upacara mengambil madu lebah) yang

merupakan suatu kajian yang mempelajari aspek-aspek manusia atau kelompok

masyarakat tertentu dalam hubungannya dengan alam pikiran, perasaan dan cara

mereka memandang alam. Penelitian ini mengamati ekspresi manusia dalam bentuk

dan arti simbol yang dipergunakan oleh suatu komunikasi tertentu. Penelitian ini

juga mencoba membaca dan menafsirkan berbagai simbol dan kiasan yang

digunakan dalam kehidupan masyarakat Petalangan.

Upacara menumbai memperlihatkan diri dalam warna kehidupan masyarakat

Petalangan sebagai kekuatan kiasan melalui pengucapan halus (mantera). Karena itu

menumbai juga memperlihatkan dirinya merupakaan kekuatan batin, yang sering

dalam istilah antropologi disebut kekuatan magis. Meskipun demikian, yang lebih

penting lagi tentulah makna upacara sebagai budaya manusia Petalangan dalam

keseluruhan kegiatan kehidupan mereka.

Kekuatan kiasan yang mempergunakan pengucapan halus berupa pantun-

pantun dan mantera dalam menumbai lebah sialang, bisa dilihat dari segi dunia

budaya pada sisi esoteriknya, serta yang utama dari segi alam pikiran pesukuan

Petalangan dari warisan tradisi lama.

Penelitian selanjutnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini, adalah

penelitian yang dilakukan oleh Wan Syaifudin (1999) dengan judul penelitian Tarian

Lukah atau Jambang Lukah Menari. Hasil penelitiannya membahas mengenai ritual

44

Page 45:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

tarian lukah yang di masyarakat Melayu Pesisir Timur tepatnya pada masyarakat

Melayu Pesisir Asahan, yang berkaitan dengan teks-teks atau mantera Tarian Lukah

atau Jambang Lukah Menari. Selain itu, pada penelitiannya juga membahas

mengenai paparan etnografi masyarakat Melayu Pesisir Asahan yang

menghubungkan tradisi naratif suatu kebudayaan dalam kegiatan lisan khalayaknya

dengan lembaga masyarakat.

Penelitian di atas sangat berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

penulis. Namun, ada perbedaan antara dua penelitian ini, yaitu pada penelitian

sebelumnya melakukan penelitian terhadap teks-teks atau mantera tarian lukah atau

jambang lukah menari di masyarakat Melayu Pesisir Asahan. Sedangkan penelitian

yang dilakukan penulis adalah Tradisi Mantera Ritual Lukah Gilo pada Masyarakat

Suku Bonai Provinsi Riau. Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas paparan

etnografi masyarakat Suku Bonai serta menganalisis bentuk semiotik dari peralatan

pembuatan LG dan mantera LG.

Hasil penelitian Sinar (2011, 2012) tentang analisis multimodal imaji visual

menjelaskan proses Conversion pada teks menemukan bahwa Aktor dan Gol

sekaligus sebagai partisipan aktif dan pasif yang menunjukkan efek secara langsung

dari suatu imaji. Sementara itu, Setting berfungsi sebagai latar yang menjelaskan

keunggulan dan tonjolan yang terlihat dalam imaji. Hubungan Additive dalam teks

multimodal menjelaskan berbagai informasi visual melalui teks verbal yang sifatnya

saling melengkapi dan hubungan Comparative melalui Setting yang terdapat dalam

45

Page 46:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

imaji tersebut. Metafungsi interpersonal teks visual di atas menjelaskan hubungan

antara Partisipan dengan masyarakat pembaca. Interaksi antara Partisipan dengan

pembaca diwujudkan melalui kontak mata yang berfungsi sebagai Demand. Dalam

hal ini, Partisipan sedang mengungkapkan sesuatu mengenai produk yang

ditawarkan, yang kemudian dapat diketahui melalui berbagai teks verbal yang

menunjukkan kelebihan-kelebihan produk tersebut sekaligus efek yang diberikannya

melalui Gol. Salience sebagai komponen utama metafungsi tekstual menunjukkan

pesan utama teks melalui Partisipan. Pesan utama yang dijelaskan Partisipan kepada

pembaca adalah pesan yang terdapat dalam imaji yang ditampilkan.

46

Page 47:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Morse (dalam Denzin dkk, 2009: 279), menjelaskan bahwa perencanaan

penelitian mencakup banyak elemen (unsur), termasuk pemilihan lokasi.

Menentukan lokasi merupakan tahapan penting dalam penelitian, dan karena

biasanya melakukan negosiasi tempat menyita banyak waktu (sering kali melibatkan

para tetua dan pamong sebagai penilai apa saja dampaknya terhadap institusi

setempat).

Berdasarkan uraian di atas, adapun lokasi dan waktu penelitian ini adalah:

Lokasi Penelitian

Penelitian ini tepatnya dilaksanakan pada masyarakat suku Bonai yang

berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu dengan Kabupaten Rokan Hilir,

Provinsi Riau. Namun penelitian ini lebih melihat wilayah budaya

dibanding wilayah administratif.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan November 2011 dan selesai pada bulan

Juli 2012, dengan proses pengambilan data hingga tahap penulisan.

47

Page 48:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

3.2 Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami suatu objek. Jadi, metode

penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Kumpulan

metode disebut metodik, sedangkan ilmu yang mempelajari metode-metode disebut

metodologi (Subyantoro dkk., 2006:65).

Metode yang digunakan pada penelitian tradisi ritual lukah gilo adalah

metode kualitatif. Analisis kualitatif lukah gilo menyiratkan penekanan pada proses

dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas,

jumlah, intensitas atau frekuensinya. Menurut Denzin, dkk. (2009:6) menjelaskan

bahwa peneliti kualitatif menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial,

hubungan erat antara peneliti dengan subjek yang diteliti, dan tekanan situasi yang

membentuk penyelidikan. Para peneliti semacam ini mementingkan sifat

penyelidikan yang sarat nilai. Mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

yang menyoroti cara munculnya pengalaman sosial sekaligus perolehan maknanya.

Penelitian kualitatif merupakan bidang antar-disiplin, lintas-disiplin, dan

kadang-kadang kontra-disiplin. Penelitian kualitatif menyentuh humaniora, ilmu-

ilmu sosial, dan ilmu-ilmu fisik. Penelitian ini teguh dengan sudut pandang

naturalistik sekaligus kukuh dengan pemahaman interpretif mengenai pengalaman

manusia (Nelson, dkk., dalam Denzin dan Lincoln, 2009:5).

48

Page 49:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

3.3 Data dan Sumber Data

Pelaporan jenis data, sumber data dan teknik penjaringan data perlu diberikan

dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang

dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa saja yang dijadikan subjek dan

informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara

bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. (Denzin dkk.,

2009:vi).

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini data dan sumber datanya

adalah:

Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan wawancara

dengan pedoman daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada

informan. Data primer ini berupa data lisan hasil wawancara dan

diperoleh dari sumber dukun atau bomo yang menjalankan ritual lukah

gilo.

Data Sekunder

Data-data sekunder pada penelitian ini berupa: teks, dokumen, surat-surat,

foto, hasil rekaman kaset, kombinasi teks, gambar dan suara: film ataupun

video.

49

Page 50:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Beberapa prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Metode Partisipatoris

Metode partisipatoris adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian ini memerlukan kemampuan peneliti untuk terjun langsung ke

lapangan bergabung dengan masyarakat yang hendak diteliti, pada

penelitian ini penulis langsung dan berbaur dengan kehidupan masyarakat

suku Bonai. Dengan demikian, penulis dapat menggambarkan liku-liku

kehidupan mereka secara mendetail berdasarkan data yang objektif.

2. Metode Observasi

Metode observasi berbeda dengan metode partisipatoris. Menurut

Arikunto (dalam Triswanto, 2010:32) menjelaskan bahwa observasi

disebut pengamatan atau peninjauan secara cermat. Pengamatan adalah

pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan semua

kemampuan pancaindra. Biasanya observasi dapat dilakukan dengan cara

melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasakan.

Sedangkan menurut Poerlvanto (dalam Triswanto, 2010:32) mengatakan,

observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung. Data berupa

informasi faktual secara cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan,

50

Page 51:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

kegiatan, dan situasi sosial sesuai dengan konteks tempat kegiatan-

kegiatan itu terjadi.

Dari uraian di atas, penelitian ini menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai prosesi ritual lukah gilo serta

mengamati semua pola tingkah laku masyarakat suku Bonai di Provinsi

Riau.

3. Wawancara

Semula istilah wawancara diartikan sebagai tukar-menukar pandangan

antara dua orang atau lebih. Kemudian, istilah ini diartikan lebih lanjut,

yaitu sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya

jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik dan berlandaskan pada tujuan

penyelidikan. Tujuan wawancara sendiri adalah mengumpulkan data atau

informasi (keadaan, gagasan/pendapat, sikap/tanggapan, keterangan dan

sebagainya) dari suatu pihak tertentu. (Subyantoro, dkk, 2006:97)

Dari uraian di atas dapat digambarkan bahwa penelitian ini menggunakan

teknik wawancara dalam pengumpulan data. Wawancara pada penelitian,

yakni ada dua orang atau lebih yang melakukan tanya jawab, di mana

pihak pertama yaitu orang yang bertanya (pewawancara) yang

memerlukan data atau informasi dari pihak lain (yang diwawancarai).

Pihak yang diwawancarai pada penelitian ini adalah dukun atau bomoh

yang akan menjadi pemandu dalam acara ritual lukah gilo.

51

Page 52:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

4. Kajian Dokumen

Metode pengumpulan data selanjutnya pada penelitian ini adalah kajian

dokumen. Berbagai data baik fakta yang terkumpul dalam surat-surat,

catatan harian, foto, laporan, artefak, naskah-naskah, dan sebagainya

maupun dalam bentuk yang lain, perlu disimpan dalam bentuk

dokumentasi. Sifat data ini tidak terbatas ruang dan waktu sehingga

penulis mengetahui hal-hal yang terjadi pada waktu yang lalu.

5. Rekaman

Perekaman merupakan salah satu metode pengumpulan data pada

penelitian ini. Perekaman merupakan data pendukung untuk penelitian

ini. Perekaman dilakukan mulai dari persiapan prosesi lukah gilo,

dilajutkan dengan prosesi ritual lukah gilo hingga berakhirnya ritual lukah

gilo tersebut. Hasil dari perekaman akan dibuat dalam bentuk video atau

dalam bentuk film untuk mengecek kembali kesesuaian data.

3.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode analisis yang digunakan, ada beberapa bentuk analisis

data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mengumpulkan semua data baik sekunder maupun primer yang

berhubungan mantera ritual lukah gilo.

52

Page 53:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

2. Mengklasifikasikan semua data yang ditemukan mengenai mantera ritual

lukah gilo

3. Menganalisis data mantera ritual lukah gilo yang telah diklasifikasikan.

4. Menerjemahkan semua data yang didapat baik itu berupa mantera atau

dalam bentuk yang lainnya ke dalam bahasa Indonesia.

5. Mencari makna yang terdapat dari setiap unsur-unsur yang menjadi tanda

yang digunakan selama prosesi lukah gilo .

6. Pengembangan cerita ditambah dengan penjelasan dan menulis

pengalaman yang dialami selama terlibat di dalam ritual lukah gilo.

Data yang ditemukan dalam ritual lukah gilo berupa peralatan pembuatan LG

dan mantera, dianalisis dengan menggunakan teori semiotik sosial. Dalam penelitian

analisis imaji visual difokuskan pada peralatan, mantera ritual dan visual rekaman

lukah gilo. Adapun contoh bentuk tanda dan simbol pada peralatan pembuatan LG

dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini:

Analisis semiotik multimodal pada tempurung kelapa mencakup konteks

budaya, konteks situasi, makna dan simbol LG

Tempurung kelapa

53

Page 54:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Dalam ritual lukah gilo, tempurung kelapa digunakan sang bomo sebagai pelengkap

lukah, yaitu sebagai kepala dari lukah. Tempurung kelapa berfungsi sebagai kepala

lukah sehingga penampilan lukah seperti orang-orangan sawah yang lengkap dengan

kepala. Dalam kebudayaan suku Bonai, tempurung kelapa ini memiliki makna

sebagai simbol pikiran dan mengarahkan hubungan antara manusia dengan alam

gaib. Dalam hal ini tempurung kelapa berfungsi seperti kepala makhluk gaib atau

manusia. Tempurung kelapa dan lukah secara keseluruhan ini sekaligus adalah

sebagai bahagian dari antropomorfisme, yaitu mengibaratkan atau memandang lukah

dan kepalanya sebagai bahagian utuh sebagai tubuh yang hidup. Apalagi nanti telah

“dimasuki” makhluk halus. Dalam kebudayaan suku Bonai atau Melayu ini lazim

terjadi. Misalnya dalam memandang rebab, orang Melayu menganggap itu seperti

manusia, yaitu ada kepala, leher, kecopong, badan, bahagian belakang, dan lainnya.

54

Page 55:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

BAB IV

ETNOGRAFI SUKU BONAI

Pada bab ini, menguraikan tentang data dan temuan penelitian yang diperoleh

dengan menggunakan metode etnografi yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya. Uraian berikut menyajikan secara rinci tentang paparan etnografi

masyarakat suku Bonai yang meliputi beberapa aspek kehidupan dan mencerminkan

kearifan lokal masyarakat tersebut. Berdasarkan data-data yang berhasil

diidentifikasi dapat dikemukakan bahwa etnografi dapat mendorong pemikiran

tentang bagaimana kaitan kearifan lokal diantara aspek yang berbeda-beda dari suatu

kebudayaan dan juga bagaimana kaitannya dengan alam sekitar. Berikut uraian

mengenai paparan etnografi masyarakat suku Bonai.

4.1 Lokasi, Lingkungan Alam, dan Demografi

Masyarakat suku Bonai tinggal dikawasan aliran sungai Rokan yang terdapat

di perbatasan dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Rokan

Hilir Provinsi Riau. Mayoritas komunitas masyarakat suku Bonai tersebar di

Kabupaten Rokan Hulu. Bila dirujuk dari asal usul dan sejarah masyarakat suku

Bonai, lokasi awal yang ditempati oleh suku Bonai adalah desa Sontang, yang letak

wilayah antara kabupaten Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Kemudian masyarakat Bonai

ini menyebar dan membentuk kampung baru di desa Ulak Patian Kecamatan

Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Di desa Ulak Patian inilah masyarakat Bonai

55

Page 56:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

berkembang dan menyatakan diri sebagai kampung Bonai yang terbesar. Berikut

gambar peta Kabupaten Rokan Hulu:

Gambar 2: Peta lokasi penelitian Kabupaten Rokan Hulu (sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu)

Kecamatan Kepenuhan memiliki luas wilayah daratan 683,26 km2, yang

teridir dari tiga belas desa, yaitu: desa Kepenuhan Barat, desa Kepenuhan Tengah,

desa Kepenuhan Timur, desa Kepenuhan Hilir, desa Kepenuhan Raya, desa

Kepenuhan Baru, desa Ulak Patian, desa Kepenuhan Makmur, desa Kepenuhan

Mulya, desa Kepenuhan Sejati, desa Rantau Binuang Sakti, desa Kep. Barat Mulya,

56

Page 57:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

dan desa Kep. Barat Sei Rokan Jaya. Luas wilayah dari masing-masing desa dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2: Luas desa di Kecamatan Kepenuhan.

Nama Desa Luas Wilayah (km2)

1. Kepenuhan Barat 45,41

2. Kepenuhan Tengah 118,67

3. Kepenuhan Timur 67,05

4. Kepenuhan Hilir 184,62

5. Kepenuhan Raya 13,00

6. Kepenuhan Baru 13,00

7. Ulak Patian 45,00

8. Kepenuhan Makmur 12,71

9. Kepenuhan Mulya 13,20

10. Kepenuhan Sejati 13,00

11. Rantau Binuang Sakti 49,00

12. Kep. Barat Mulya 67,97

13. Kep. Barat Sei Rokan Jaya 40,62

(Sumber: Kantor Kecamatan Kepenuhan)

Dari tabel di atas, terlihat bahwa desa yang memiliki wilayah terluas adalah

desa Kepenuhan Hilir dengan luas 184,62 km2. Desa yang luas wilayahnya terkecil

adalah desa Kepenuhan Makmur dengan luas wilayah 12,71 km2. Desa yang didiami

oleh masyarakat suku Bonai adalah desa Ulak Patian dengan luas wilayah 45,00 km2.

57

Page 58:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Selain masyarakat Bonai yang mendiami desa Ulak Patian, suku-suku lain

seperti suku Jawa, suku Minang, dan suku Batak, juga terdapat di desa Ulak Patian.

Di desa Ulak Patian ini, masyarakat suku Bonai dan masyarakat suku lain hidup

berdampingan, tanpa memandang asal usul dari mana mereka berasal. Dengan hidup

berdampingan dan membentuk sebuah kampung, jumlah penduduk desa Ulak Patian

pada saat ini adalah 1.167 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 563 jiwa dan

jumlah perempuan sebanyak 604 jiwa (sumber: Kantor Kecamatan Kepenuhan

2010).

Dengan luas wilayah 45,00 km2, desa Ulak Patian memiliki satu sungai besar

yaitu sungai Rokan. Sungai Rokan memiliki panjang ± 100 km dengan kedalaman

rata-rata 6 m dengan lebar sungai 92 m. Sungai Rokan ini bagi masyarakat suku

Bonai dan masyarakat lain desa Ulak Patian ini, berfungsi sebagai sarana

perhubungan dan sumber air bersih. Desa Ulak Patian pada umumnya beriklim tropis

dengan temperatur maksimum rata-rata 31oC – 32oC, dengan curah hujan sedang

(sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Riau)

4.2 Asal Mula dan Sejarah Suku Bonai

Nama Bonai berasal dari kata Manai, yang dalam bahasa Bonai berarti

pemalas. Kata Manai berubah menjadi kata Monai, kemudian berubah lagi menjadi

kata Bonai yang sekarang menjadi nama kelompok suku Bonai. Kata Bonai berasal

dari sebuah pohon bonai yang banyak tumbuh di pinggir sungai Rokan tepatnya di

58

Page 59:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

daerah Sontang. Pohon bonai ini memiliki ciri-ciri dengan tinggi pohon tidak lebih

dari empat meter, berdaun kecil-kecil, buahnya bulat-bulat berwarna kemerahan dan

berwarna hitam bila buahnya telah masak, dan rasanya agak asam (wawancara:

Rasyid, 10/3/2012).

Ada banyak pendapat mengenai asal usul dan sejarah masyarakat suku Bonai

yang tidak terungkap secara jelas. Ada yang mengatakan bahwa suku Bonai

merupakan Proto Melayu (Melayu Tua) yang mendiami wilayah ini sekitar tahun

2500-1500 SM. Pendapat lain mengatakan bahwa suku Bonai ini adalah Deutro

Melayu (Melayu Muda) yang datang sekitar tahun 300 SM.

Menurut Hamidy (1991:191), sebagaimana suku dan puak lainnya, suku

Bonai juga mempunyai teks lisan menemani riwayat mereka. satu diantara teks lisan

itu yang paling popular dalam kehidupan suku ini ialah tentang riwayat mereka yang

dihubungkan dengan orang Barunei. Disebutkan dua orang nenek moyang orang

Bonai, kakak beradik yaitu Sultan Janggut dan Sultan Harimau, telah mengembara

dari kampungnya Negeri Candi (yang diduga Muara Takus sekarang ini) sampai ke

Berunei. Ketika pulang mereka berdua membawa enam pasang orang Berunei. Lalu

berlayarlah mereka dengan dondang (perahu) sehingga sampai persimpanggan kuala

sungai Rokan. Di situ mereka berdua berunding siapa yang akan mengambil jalan

mengikuti Rokan Kiri dan siapa yang mengikuti Rokan Kanan. Terlebih dahulu

dibagilah harta pusaka, maka ada meriam pendek yang tidak dapat dibagi, lalu

59

Page 60:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

mereka sepakat barang itu dibuang. Tempat ini sampai sekarang masih bernama

Kualo Sako, yang berarti tempat membuang barang pusaka.

Setelah itu maka dapatlah suatu keputusan, Sultan Harimau dengan 6 pasang

orang Barunai akan memudiki Rokan Kiri, sementara Sultan Janggut akan memasuki

Rokan Kanan sendiri. Dalam perjalanannya, tiap pasang orang Barunai itu telah

ditinggalkan oleh Sultan pada tiap tempat, yang kemudian berkembangbiak menjadi

kampung. Mula-mula dia telah meninggalkan satu pasang orang Barunai dengan

bekal jagung dan ubi untuk dijadikan bibit, serta senjata sebuah tombak yang diberi

nama Buntung Mengidam, pasangan ini telah membentuk kampung Bonai.

Kemudian ditinggalkan lagi satu pasang dengan bekal jagung dan ubi, yang

kemudian membentuk kampung bernama kampung Sontang. Pasangan ke tiga dan

enam juga demikian, akhirnya terbentuklah enam kampung oleh enam pasang orang

Barunai.

- Kampung Bonai

- Kampung Sontang

- Kampung Titi Gading

- Kampung Kasang Mungkal

- Kampung Sungai Murai

- Kampung Muara Dilam

60

Page 61:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Setelah kampung itu menjadi besar, maka terbentuklah jadinya masyarakat

Bonai (Borunai). Mereka kemudian telah membagi suku Bonai menjadi tiga anak

suku: Suku Doma, Suku Melayu, dan Suku Mandailing.

Dalam perjalanan riwayat mereka sering di sebut Suku Bonai saja, mengikuti

kepada kampung yang pertama terbentuk. Akan tetapi, mereka ini tidak begitu taat

beragama Islam,sebab pimpinan mereka Sultan Harimau adalah orang yang jahat.

Yang diamalkannya bukanlah syariat, tetapi ilmu-ilmu mahluk halus, sesuai dengan

namanya yang mengandung arti dubalang. Lain halnya dengan keturunan Sultan

Janggut di Rokan Kanan adalah pemeluk Islam yang taat, sehingga anak

keturunannya di Rokan Kanan menjadi pemeluk agama Islam yang baik. Jadi kiri

dan kanan pada sungai Rokan itu telah memitoskan pula kebaikan (kanan) dan

keburukan (kiri), sebagaimana juga tersirat dalam agama Islam.

Dalam versi kedua juga tersebut dua tokoh yang sama, yaitu Sultan Harimau

yang mempunyai sifat pembengis dan Sultan Janggut yang mempunyai sifat tenang,

yang juga kakak beradik. Dalam teks itu diceritakan kedua kakak beradik ini telah

berasal dari Borneo (nama Kalimantan tempo dulu). Mereka juga telah membagi

pusaka di kuala Sako yaitu muara Rokan Kiri dan Rokan Kanan, tetapi Sultan

Harimau yang berada di Rokan Kiri telah melahirkan suku Bonai sedangkan

saudaranya Sultan Janggut yang mengambil Rokan Kanan telah menurunkan suku

Sakai.

61

Page 62:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Juga dikatakan dalam teks itu Sultan Harimau telah mempunyai wilayah

kekuasaan terhadap enam kampung, yaitu Bonai, Sontang, Titi Gading, Teluk Sono

Sungai Murai dan Muara Dilam. Konon karena sifat Sultan Harimau yang

pembengus, maka kampung-kampung jadi terpencar-pencar sebab takut kepada

siksaan yang sering dilakukan oleh sultan tersebut.

Ada banyak versi mengenai asal usul dan sejarah masyarakat suku Bonai

yang sulit ditarik benang merahnya. Walaupun demikian, masyarakat Bonai tetap

masyarakat asli yang dimiliki oleh Provinsi Riau yang kaya akan tradisi dan budaya.

4.3 Bahasa

Masyarakat suku Bonai menggunakan bahasa lokal yang disebut bahasa

Melayu Rokan Hulu dengan dialek Bonai, salah satu dialek bahasa Melayu Riau.

Dalam penelitian ini, bahasa Melayu Rokan Hulu yang dimaksud adalah bahasa

Melayu yang biasa digunakan oleh masyarakat Melayu yang mendiami kabupaten

Rokan Hulu. Sedangkan dialek Bonai adalah dialek lokal yang digunakan oleh

masyarakat suku Bonai. Namun, ada beberapa perbedaan antara bahasa Melayu

Rokan Hulu dengan bahasa Melayu Bonai, di antaranya perbedaan gramatikal dan

perbedaan intonasi. Berikut beberapa contoh bahasa Melayu Rokan Hulu dengan

bahasa Melayu Bonai.

62

Page 63:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Tabel 3: Bahasa Melayu Rokan Hulu dan Bahasa Bonai untuk peralatan dan perlengkapan prosesi ritual lukah gilo

Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu Rokan Hulu Bahasa Bonai

Perahu Sampan Ojuong (oju)

Kena Konai Kono

Makan Makan Maken

Pindah Pindah Aliah

Air Ayiea Ajie:

Rotan Otan Rokan

Mantera Mantera Metra

Selain itu, masyarakat suku Bonai juga mengenal tingkatan bahasa.

Masyarakat Bonai juga memiliki bahasa kasar dan bahasa halus yang digunakan

dalam konteks sehari-hari. Bahasa kasar digunakan dalam konteks sehari-hari yang

tentu saja menurut ukuran rasa pengucapan dan makna yang lebih kasar, sedangkan

bahasa halus digunakan dalam konteks sehari-hari yang digunakan untuk memanggil

orang yang lebih tua atau orang yang dihormati. Sebagai contoh, dalam berbicara

dengan orang yang dituakan atau dihormati, disapa dengan:

Tabel 4: Bahasa Sapaan Masyarakat Melayu Rokan Hulu dan Masyarakat Suku Bonai.

Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Rokan Hulu Bahasa Bonai

Bapak Ayah Abah

63

Page 64:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Ibu Omak Amay / Omak

Abang Ulong Uwu

Kakak Akak Atak

Kakek Atuok Atuk

Nenek Uwak Ijik

Tante Acik Opuok

Sejalan dengan perkembangan zaman dan akses terhadap masyarakat suku

lainnya, sebagian besar masyarakat suku Bonai terutama di kalangan generasi muda

warga Bonai mulai berbicara dan memahami bahasa Indonesia. Sedangkan untuk

generasi tua warga suku Bonai kurang menguasai berbicara dalam bahasa Indonesia,

tetapi mereka mengerti dan memahami jika lawan bicaranya menggunakan bahasa

Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat suku Bonai tetap menggunakan

bahasa Melayu Bonai dan sesekali menggunakan bahasa Indonesia tergantung

konteksnya.

4.4 Sistem Teknologi

Sesuai dengan teori yang etnografi yang digunakan pada penelitian ini, sistem

teknologi atau cara memproduksi, memakai dan memelihara segala peralatan hidup,

cukup membatasi penulisan terhadap teknologi tradisional yang digunakan oleh

masyarakat suku Bonai. Ada delapan teknologi tradisional yang digunakan oleh

masyarakat suku Bonai, yaitu: (1) alat-alat produktif; (2) senjata; (3) wadah; (4) alat-

64

Page 65:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

alat menyalakan api; (5) makanan, minuman; (6) pakaian dan perhiasan; (7) tempat

berlindung dan perumahan; (8) alat-alat transportasi.

Alat-alat produktif. Alat-alat produktif yang dimaksud adalah alat-alat yang

digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Alat-alat yang digunakan merupakan

alat-alat sederhana yang bahan bakunya terbuat dari batu, kayu, tulang, bambu, dan

logam. Pada masyarakat suku Bonai semua peralatan tersebut masih dipergunakan

hingga sekarang. Sebagai contoh, peralatan dari bahan baku batu mereka gunakan

seperti untuk membuat peralatan memasak, yaitu batu untuk menggiling cabe dan

bahan masakan yang lainnya, sementara itu, contoh bahan baku kayu mereka

gunakan untuk membuat bahan dasar pakaian dan sebagai alat dalam pembuatan

pakaian tersebut, perahu dan bahan baku untuk membuat rumah. Contoh bahan baku

yang terbuat dari tulang adalah alat untuk menghisap rokok yaitu pipa dan tulang

juga dipergunakan sebagai hiasan rumah. Sebagai contoh bahan baku untuk bambu

yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan lukah gilo. Bambu yang

digunakan dalam pembuatan lukah adalah bambu tunggal yang tumbuh di pinggir

sungai. Selain sebagai bahan pembuatan lukah gilo, bambu juga digunakan untuk

pembuatan rakit yang digunakan sebagai alat transportasi atau tempat untuk mandi di

sungai, sedangkan untuk bahan baku logam digunakan untuk membuat alat

persenjataan bagi masyarakat suku Bonai.

Senjata. Serupa dengan alat-alat produktif, senjata juga dipergunakan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan. Senjata yang dipergunakan pada masyarakat suku

65

Page 66:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Bonai dibagi dalam penggunaan dan bahan baku pembuatannya. Dalam

penggunaannya senjata dibagi dalam beberapa kelas: senjata tusuk, senjata potong,

senjata tebas, senjata tebang, dan senjata lempar. Sedangkan dalam bahan bakunya

ada senjata yang terbuat dari logam, besi, bambu, dan tulang.

Senjata yang tersebut di atas, merupakan peralatan yang digunakan dalam

pembuatan lukah gilo. Senjata yang digunakan adalah parang dan pisau raut. Parang

berfungsi sebagai alat atau senjata untuk menebas bambu dan rotan, sedangkan pisau

raut berfungsi untuk meraut dan membersihkan bambu dan rotan.

Berikut contoh gambar senjata pada masyarakat suku Bonai:

Gambar 3: Senjata potong dan tusuk masyarakat suku Bonai (dokumen pribadi)

Gambar 4: Senjata lempar masyarakat suku Bonai (dokumen pribadi)Wadah. Wadah bagi masyarakat suku Bonai merupakan alat atau tempat

untuk meletakkan sesuatu. Wadah yang digunakan oleh masyarakat Bonai dapat

66

Page 67:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

dibedakan berdasarkan fungsi dan bahan pembuatannya. Wadah berdasarkan fungsi

dapat digunakan untuk memasak, makan, minum, dan lain sebagainya. Sedangkan

berdasarkan bahan pembuatannya, wadah ada yang terbuat dari bahan tanah liat,

plastik, seng, logam, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.

Pada prosesi lukah gilo, bomo dan asisten bomo juga menggunakan beberapa

wadah untuk meletakan semua perlengkapan untuk prosesi. Wadah yang digunakan

adalah keranjang yang terbuat dari bahan baku rotan dan tas anyaman dari daun

pandan. Keranjang rotan digunakan untuk meletakan peralatan dan pakaian yang

digunakan untuk prosesi lukah gilo, sedangkan tas digunakan untuk meletakan nasi

dan minuman. Berikut gambar wadah yang masih dipergunakan oleh masyarakat

suku Bonai:

Gambar 5: Wadah untuk meletakkan nasi (dokumen pribadi)

Gambar 6: Wadah air minum terbuat dari buah labu (dokumen pribadi)

67

Page 68:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 7: Wadah untuk memasak berbahan dasar tanah liat (dokumen pribadi)

Alat menyalakan api. Masyarakat suku Bonai sudah mengenal alat untuk

menyalakan api sama seperti masyarakat-masyarakat lainnya yang hidup

berdampingan dengan mereka, yaitu korek api. Korek api merupakan salah satu

perlengkapan yang digunakan bomo untuk prosesi ritual lukah gilo. Korek api yang

mereka bawa berfungsi sebagai alat untuk menyalakan api rokok. Merokok

dilakukan sebelum dan setelah pertunjukan lukah gilo. Tetapi, kalau untuk memasak

masyarakat suku Bonai masih menggunakan alat yang sederhana untuk memasak,

yaitu menggunakan tungku api. Berikut gambar peralatan masak tradisional

masyarakat suku Bonai, yaitu tungku api:

Gambar 8: Tungku api masyarakat suku Bonai (dokumen pribadi)

Makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang dikonsumsi

masyarakat suku Bonai, sama dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi

68

Page 69:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

masyarakat-masyarakat yang hidup berdampingan dengan masyarakat suku Bonai.

Masyarakat suku Bonai memakan sayur mayur, buah-buahan, akar-akaran, biji-

bijian, daging, ikan, dan lain sebagainya. Hanya saja perbedaannya dapat dilihat dari

segi pembuatan makanan, penyajian makanan, dan fungsi dari makanan tersebut.

Pada masyarakat suku Bonai, mereka membedakan makanan yang untuk dikonsumsi

sehari-hari dan makanan yang digunakan untuk kepentingan yang lain, seperti

pengobatan.

Pada prosesi ritual lukah gilo bomo asisten bomo menyiapkan makanan dan

minuman yang mereka siapkan sendiri. Sebelum dan setelah pertunjukan

dilaksanakan, bomo dan asisten bomo makan dan minum untuk mempersiapkan

tenaga dan memulihkan tenaga selama pertunjukan.

Pakaian dan perhiasan. Pakaian dan perhiasan masyarakat suku Bonai untuk

saat ini sudah sama dengan pakaian dan perhiasan yang digunakan masyarakat lain.

Namun, bila ada pertunjukkan adat, mereka menggunakanan pakaian “Torok”,

pakaian yang terbuat dari kulit kayu. Pakaian ini digunakan selama pertunjukkan

ritual lukah gilo dan pertunjukan tradisi lainnya, setelah pertunjukkan selesai mereka

kembali menggunakan pakaian biasa. Pada zaman penjajahan, pakaian torok dan

goni telah telah digunakan oleh masyarakat suku Bonai. Setelah berakhirnya zaman

penjajahan dan masyarakat suku Bonai sudah mulai berbaur dengan masyarakat

Melayu lainnya serta sudah mendalami agama Islam, mulailah masyarakat Bonai

menggunakan pakaian yang sama dengan pakaian yang digunakan masyarakat

69

Page 70:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

lainnya. Berbeda dengan suku pedalaman lainnya, seluruh masyarakat suku Bonai

telah menggunakan pakaian, sedangkan masyarakat suku pedalaman lainnya masih

ada yang belum berpakaian. Berikut gambar pakaian Torok masyarakat suku Bonai:

Gambar 9: Pakaian Torok terbuat dari kulit kayu (dokumen pribadi)

Tempat berlindung dan perumahan. Rumah merupakan kebutuhan pokok

bagi setiap manusia untuk tempat berlindung dari panas dan hujan. Begitu juga

dengan masyarakat suku Bonai, selain sebagai tempat berlindung, rumah merupakan

tempat berkumpul dan tempat berbagi sesama kaumnya. Dahulu pada zaman

penjajahan, masyarakat Bonai hidup berpindah-pindah dan tidak memiliki rumah

yang ditempati untuk berlindung. Alasan mereka berpindah-pindah dikarenakan

takut membayar upeti kepada penjajah. Setelah kaum penjajah pergi, barulah

masyarakat Bonai mulai tinggal menetap dan membangun rumah. Rumah yang

dibangun jauh dari pusat keramaian atau jauh dari masyarakat tempatan. Rumah

yang mereka bangun bahan bakunya diambil dari alam. Bahan baku utama dalam

pembuatan rumah adalah kayu yang telah diolah sedemikian rupa sehingga layak

digunakan untuk membangun sebuah rumah. Bentuk rumah yang dibangun adalah

berbentuk rumah panggung. Berdasarkan fungsinya, rumah yang dibangun oleh

70

Page 71:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

masyarakat Bonai dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: rumah untuk tempat

tinggal, rumah tempat ibadah, dan rumah untuk melakukan acara adat. Di rumah

untuk melakukan acara adat inilah semua tradisi masyarakat suku Bonai

dipertunjukan, salah satunya tradisi lukah gilo. Sebelum hari pertunjukan lukah gilo

dilaksanakan, dilakukan latihan terlebih dahulu antara bomo dan asisten bomo di

rumah adat ini. Berikut rumah masyarakat suku Bonai:

Gambar 10: Rumah panggung masyarakat suku Bonai (dokumen pribadi)

Alat-alat transportasi. Berdasarkan hasil wawancara, sebelum tahun 1990 alat

transportasi yang digunakan masyarakat suku Bonai adalah alat transportasi air, yaitu

sampan dan rakit. Setelah tahun 1990, barulah masyarakat suku Bonai mulai

mengenal alat transportasi darat seperti sepeda atau yang mereka sebut dengan nama

kreta, kendaraan roda dua dan empat (Rasyid, 16/03/2012). Alat-alat transportasi

tersebut di atas, digunakan oleh masyarakat suku Bonai untuk mencari bahan-bahan

dalam pembuatan lukah dan juga mereka gunakan sebagai transportasi menuju

tempat pertunjukan ritual lukah gilo dilaksanakan. Berikut gambar alat transportasi

masyarakat suku Bonai:

71

Page 72:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 11: Alat transportasi sebelum tahun 1990 (dokumen pribadi)

Gambar 12: Alat transportasi setelah tahun 1990 (dokumen pribadi)

4.5 Sistem Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat suku Bonai saat ini terdiri dari dua bentuk,

yaitu: bersifat tradisional dan non-tradisional. Mata pencaharian masyarakat suku

Bonai yang bersifat tradisional pada dasarnya bergantung pada alam dengan cara

mengumpulkan hasil-hasil alam di sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berbagai sistem mata pencaharian yang bersifat tradisional tersebut adalah:

1. Berburu dan meramu

Berburu dan meramu merupakan mata pencaharian yang paling tua atau yang

dahulu digeluti oleh masyarakat suku Bonai. Masyarakat dahulunya berburu

menggunakan alat-alat tradisional seperti tombak dan memasang perangkap untuk

hewan buruan. Hewan yang menjadi target buruan masyarakat Bonai, yaitu rusa,

72

Page 73:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

kelinci, ayam hutan, dan hewan-hewan lainnya yang dianggap bermanfaat. Namun

pada saat ini, secara perlahan-lahan mata pencaharian dengan cara berburu sudah

mulai ditinggalkan, dikarenakan jumlah hewan buruan yang sudah berkurang bahkan

sudah sulit untuk dijumpai. Sedangkan untuk mata pencaharian meramu pada

masyarakat Bonai, hingga saat ini masih digunakan oleh mereka. Pada mata

pencaharian ini, yang mereka buat adalah meramu bahan-bahan untuk pengobatan.

Bahan-bahan yang digunakan bersumber dari alam, yaitu dari tumbuh-tumbuhan dan

dari hewan. Dalam dunia pengobatan dan meramu, masyarakat Bonai cukup terkenal

dengan sistem pengobatan alternatifnya. Berikut gambar peralatan tradisional

masyarakat suku Bonai untuk berburu:

Gambar 13: Tombak untuk berburu (dokumen pribadi)

2. Beternak

Beternak merupakan salah satu mata pencaharian tradisional yang dari dahulu

sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat suku Bonai. Masyarakat Bonai

beternak hewan-hewan yang dapat dimanfaat untuk kebutuhan hidup mereka.

Hewan-hewan yang mereka ternak adalah kambing dan jenis unggas.

73

Page 74:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 14: Peternakan ayam masyarakat suku Bonai (dokumen pribadi)

3. Bercocok tanam dan berladang

Bercocok tanam dan berladang telah dilakukan oleh masyarakat Bonai

dengan sistem tebas dan bakar. Tanah yang dijadikan untuk bercocok tanam dan

berladang, biasanya tanah hutan berlukar. Setelah semua semak belukar ditebang dan

ditebas, tanah dibiarkan kering dahulu. Setelah tanah dan semak belukar kering,

kemudian dibakar untuk menghasilkan tanah hitam dan abu dari hasil pembakaran.

Menurut masyarakat Bonai, abu dari hasil pembakaran tersebut dapat dijadikan

pupuk untuk tanaman. Kemudian tanah siap untuk ditanami dengan tanaman jenis

umbi-umbian, padi, dan tanaman muda lainnya. Berikut gambar ladang masyarakat

suku Bonai:

Gambar 15: Ladang jagung masyarakat suku Bonai (dokumen pribadi)

74

Page 75:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 16: Hasil dari bercocok tanam cabe masyarakat suku Bonai (dokumen pribadi)

4. Menangkap ikan

Menangkap ikan atau menjadi nelayan hampir mereka lakukan setiap hari

tergantung debit air sungai Rokan, karena jenis dan jumlah ikan yang dimiliki oleh

sungai Rokan cukup banyak. Selain menangkap ikan di sungai Rokan, masyarakat

Bonai juga menangkap ikan di daerah rawa-rawa yang terdapat di tempat tinggal

mereka. Ikan ditangkap dengan menggunakan jala, jaring, lukah, dan kail.

Masyarakat Bonai tidak pernah menggunakan racun untuk menangkap ikan, karena

mereka sangat menjaga kelestarian ikan untuk anak cucu mereka kelak. Ikan sungai

dan ikan rawa-rawa yang mereka tangkap sebagian dijual dan sebagian lagi mereka

konsumsi untuk dimakan sendiri.

Lukah yang digunakan sebagai alat penangkap ikan oleh masyarakat suku

Bonai, lukah juga digunakan sebagai alat untuk melakukan suatu pertunjukan yang

mengandung unsur magis yang disebut dengan tradisi lukah gilo. Lukah gilo ini

adalah lukah atau alat penangkap ikan yang dibentuk seperti orang-orangan sawah

yang dapat menari dan menggila karena diisi oleh makhluk gaib.

75

Page 76:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Berikut salah contoh gambar alat menangkap ikan tradisional masyarakat

suku Bonai:

Gambar 17: Sistem penangkapan ikan tradisional atau menjala (dokumen pribadi)

Gambar 18: Alat penangkap ikan atau lukah (dokumen pribadi)

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa sebagian besar tumpuan

kehidupan masyarakat Bonai masih bersandar kepada hasil-hasil alam.

Bagaimanapun juga, alam semakin tidak mampu menopang kehidupan mereka

dikarenakan kerusakan alam tersebut. Kerusakan alam bukan dikarenakan oleh

budaya masyarakat Bonai, tetapi disebabkan oleh kepentingan-kepentingan pihak

yang tidak bertanggung jawab. Kemerosotan sumber-sumber alam tersebut

menyebabkan masyarakat suku Bonai melihat kemungkinan lain dalam mata

pencaharian, sehingga mereka mulai mengenal mata pencaharian baru.

Mata pencaharian baru yang mulai dikenal disebut dengan nama mata

pencaharian non-tradisional. Mata pencaharian non-tradisional yang mereka geluti

adalah menjadi buruh atau kuli di pabrik pengolahan kelapa sawit. Selain itu mereka

76

Page 77:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

juga menjadi kuli penyadap getah karet milik masyarakat tempatan dan menyadap

getah karet dari kebun mereka sendiri. Penghasilan dari bekerja tersebutlah yang

dijadikan untuk menopang hidup mereka. Tradisi lukah gilo pun juga menjadi salah

satu mata pencaharian non-tradisional bagi masyarakat suku Bonai, walaupun lukah

yang mereka gunakan merupakan alat tradisional yang digunakan untuk menangkap

ikan dan menangkap ikan merupakan mata pencaharian tradisional. Dari pertunjukan

tradisi lukah gilo ini, mereka mendapatkan uang tambahan untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

4.6 Organisasi Sosial

Kebudayaan Minangkabau banyak mempengaruhi organisasi sosial Melayu

Riau, sejak banyaknya orang Minangkabau merantau dari barat ke pesisir timur

Sumatera. Melayu Riau merujuk norma-norma yang mengatur kehidupan sosial

mereka sebagai ‘adat’ dan mengaku memiliki dua jenis adat: adat perpatih,yang

berasal dari Minangkabau dan adat ketemenggungan, budaya patriakhal yang

berkembang di kalangan Melayu perkotaan di Riau bagian timur. Di beberapa

daerah Riau, seperti di sekitar sungai Kampar dan sungai Rokan, norma-norma sosial

didasarkan pada adat perpatih (Kang, 2005:24). Kenyataannya, beberapa informan

Bonai mengakui hubungan mereka dengan leluhur dari Minangkabau, sementara

sebagian besar lainnya menyatakan ke-Melayu-an mereka berasal dari semenanjung

Malaya.

77

Page 78:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Organisasi sosial dan kemasyarakatan terdiri dari sistem kekerabatan, sistem

kesatuan hidup dan stratifikasi sosial. Sistem kekerabatan pada masyarakat suku

Bonai adalah famili yang paling besar dan yang paling kecil adalah keluarga.

Masyarakat Bonai mengembangkan budaya campuran antara sistem matrinieal

Minangkabau dan budaya Islam Melayu yang patriarkhal. Dalam satu famili

terdapat beberapa keluarga berdasarkan jauh dekatnya hubungan garis keturunan,

maka muncullah sebutan famili jauh dan famili dekat. Sedangkan kekerabatan yang

paling kecil adalah keluarga, yang terdiri suami, istri, anak, dan anggota keluarga

yang lain.

Masyarakat Bonai merupakan masyarakat yang menganut sistem kekerabatan

matrilineal atau sistem keturunan yang diikuti adalah garis keturunan dari ibu ke

anak perempuan. Walaupun sistem keturunan yang diikuti adalah garis dari

keturunan ibu, namun laki-lakilah yang mengatur proses keturunan tersebut, karena

hanya para lelaki yang dapat mengatur dan menjalankan adat. Tidak hanya mengatur

dan menjalankan adat, dalam prosesi ritual lukah gilo pun hanya para lelaki yang

berhak melakukannya. Kaum perempuan tidak pernah dan tidak boleh terlibat untuk

melakukan prosesi ritual lukah gilo tersebut. Oleh karena itu, masyarakat Bonai

menjadi contoh menarik dari dominasi laki-laki dalam sistem matrilineal, yang

menjadikan keunikan sistem kepemimpinan mereka.

Berdasarkan sistem matrilineal dan setelah masuknya agama Islam,

masyarakat suku Bonai masuk ke dalam beberapa suku yang diakui oleh kerapatan

78

Page 79:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

adat, yaitu: Suku Molayu Panjang, Suku Molayu Bosa, Suku Kandangkopuh, Suku

Bono Ampu, Suku Kuti, dan Suku Moniliang. Setiap suku dipimpin oleh ninik-

mamak, yang mengatur semua adat-istiadat sehari-hari. Ninik-mamak dipilih melalui

musyawarah adat yang dilakukan oleh laki-laki masyarakat suku Bonai. Masing-

masing ninik-mamak yang terpilih, diharapkan memiliki pengetahuan adat dan adat-

istiadat.

4.7 Sistem Pengetahuan

Hampir semua kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai, selalu

mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tentang hewan dan tumbuh-

tumbuhan, benda dan manusia di sekitarnya yang berasal dari pengalaman mereka.

Masyarakat suku Bonai meyakini bahwa suatu masyarakat, betapapun kecilnya

kelompok mereka, tidak mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan tentang alam di

sekelilingnya dan peralatan yang digunakan.

Berkaitan dengan konsep tersebut, masyarakat suku Bonai mempunyai

pengetahuan tentang: (1) alam sekitarnya; (2) alam flora dan fauna di daerah tempat

tinggalnya; (3) benda-benda dalam lingkungannya; (4) sistem tubuh dan sifat-sifat

yang dimiliki manusia; (5) sistem navigasi; (6) pengobatan tradisional; dan (7)

pengetahuan tentang pengawetan.

79

Page 80:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Berdasarkan konsep pengetahuan di atas, pengetahuan yang dimiliki oleh

masyarakat suku Bonai mengenai lukah gilo adalah konsep pengetahuan mengenai

fungsi dan peranan lukah gilo yang berhubungan dengan:

1) Alam, yaitu alam manusia dan alam makhluk gaib yang memegang peranan

penting dalam prosesi ritual lukah gilo.

2) Alam flora dan fauna yang berkaitan dalam prosesi ritual lukah gilo.

Pengetahuan mengenai alam fauna, yaitu mengetahui tumbuh-tumbuhan yang

dapat digunakan pada prosesi ritual lukah gilo, seperti: bambu sebagai bahan

utama dalam pembuatan lukah, mayang pinang sebagai media pemanggil

makhluk gaib yang akan menggerakkan lukah, kemudian rotan sebagai alat

pengikat rangkaian bambu yang dibuat untuk lukah.

3) Benda-benda dalam lingkungannya, yaitu benda-benda yang dapat digunakan

dalam prosesi ritual lukah gilo seperti: peralatan yang digunakan dalam

pembuatan lukah dan benda-benda lainnya, seperti: peralatan untuk makan dan

minum yang diambil dari lingkungan suku Bonai yang digunakan untuk prosesi

ritual lukah gilo.

4) Pengetahuan tentang pengawetan, yaitu pengawetan untuk pakaian “Torok” yang

digunakan bomo dan asisten bomo untuk prosesi ritual lukah gilo.

Pengetahuan yang dimiliki masyarakat suku Bonai, sebagian besar diperoleh

karena mereka belajar dari alam. Alam menyediakan semua yang mereka butuhkan

80

Page 81:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

untuk mereka pelajari dan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

mereka sehari-hari.

4.8 Kesenian

Berbicara mengenai kesenian tradisional dalam era modernisasi sekarang ini,

terlintas di pikiran bahwa banyak kesenian tradisional yang tergerus oleh zaman

sehingga menyebabkan hilangnya kelangsungan pelestariannya. Namun hal ini tidak

berlaku bagi masyarakat suku Bonai, hampir seluruh kesenian tradisional yang

mereka miliki tetap terpelihara dengan baik. Kesenian tradisional yang dimiliki oleh

masyarakat suku Bonai dikelola dengan efektif sehingga dapat dijadikan sebagai

identitas suku mereka di kancah nasional dan internasional.

Adapun jenis-jenis kesenian tradisional masyarakat suku Bonai, sebagai

berikut:

1. Tari Buong Kwayang (Tari Burung Kwayang)

Tari Buong Kwayang dahulunya merupakan tari pengobatan tradisional bagi

masyarakat suku Bonai. Tari pengobataan tradisional ini dilakukan untuk

menyembuhkan penyakit fisik maupun penyakit dari mahluk halus. Pengobatan

tradisional ini dilakukan dengan mengundang jin-jin dalam ritual. Ritual pengobatan

itu dipimpin seorang bomo yang disebut dengan nama Donda. Tari pengobatan

tradisional ini dikemas dalam bentuk tarian yang diiringi oleh alat musik dan syair

bernuansa Islam. Pemain gendang disebut deo atau dandayang, penari disebut

81

Page 82:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

pemanten, penari bebas yang terdiri dari beberapa orang disebut pemanten bebeh,

lalu orang yang menemani pasien disebut dubalang.

Gambar 19: Prosesi ritual tari Buong Kwayang (dokumen pribadi)

2. Cegak

Cegak merupakan tarian dalam acara perhelatan perkawinan dan hari-hari

lainnya. Cegak dilakukan oleh beberapa orang yang membaluti tubuhnya dengan

latah atau sampah daun pisang kering, lalu menari-nari diiringi alunan musik

gondang borogong. Tari ini menurut Rasyid, terjadi saat penjajahan Belanda dan

Jepang, di mana orang Bonai paling tidak suka dengan hal yang baru apalagi dijajah.

Orang Bonai melarikan diri, pada saat buntu mereka berubah seperti daun dan tidak

dapat di tangkap penjajah. Mereka melakukan hal tersebut untuk menghindari diri

dari penjajah dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pada masa itu.

82

Page 83:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

3. Tahan kulik

Tahan kulik merupakan sejenis debus yang melukai diri tanpa bekas. Tahan

kulik dilakukan oleh seorang pawing dengan membaca mantra, setelah selesai

membaca mantera pawang langsung menyayat tubuh dengan senjata tajam. Sebelum

seseorang menjadi pawang tahan kulik, pawang menjalani salah satu syarat yaitu

silat tarekhat dua puluh satu hari.

Gambar 20: Prosesi acara ritual tahan kulik (dokumen pribadi)

4. Lukah gilo

Lukah gilo merupakan tarian yang masih berhubungan dengan upacara

magis. Lukah gilo merupakan sebuah alat penangkap ikan yang terbuat dari rotan

yang diberi mantera untuk membuat lukah ini menari. Lukah menggila di bawah

komando sang bomo dan dipegang oleh beberapa orang.

83

Page 84:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 21: Prosesi ritual lukah gilo (dokumen pribadi)

Lukah gilo merupakan permainan rakyat yang sering dimainkan dalam

berbagai upacara, baik upacara adat maupun acara-acara lainnya. Lukah gilo adalah

salah satu permainan rakyat yang dimiliki oleh setiap suku asli dan daerah yang ada

di Provinsi Riau, seperti: lukah gilo suku Bonai di daerah Kabupaten Rokan Hulu

dan Kabupaten Rokan Hilir, suku Talang Mamak di daerah Kabupaten Indragiri

Hulu, suku Sakai di daerah Kabupaten Bengkalis, suku Petalangan di daerah

Kabupaten Pelalawan, dan masyarakat Melayu Riau lainnya. Lukah gilo ini juga

terdapat di daerah dan Provinsi lain seperti di suku Anak Dalam masyarakat Jambi,

Minangkabau, masyarakat Melayu Pesisir Timur Sumatera Utara, serta daerah-

daerah lainnya.

Lukah gilo yang dimiliki masyarakat suku Bonai, keberadaannya sudah

terbilang lama dan merupakan satu permainan yang berbau magis. Lukah gilo yang

dimilki oleh masyarakat suku Bonai cukup terkenal di tingkat nasional maupun

internasional. Untuk menghasilkan sebuah lukah gilo yang baik agar dapat

ditampilkan, memerlukan beberapa proses diantaranya: proses pembuatan lukah gilo

sampai lukah tersebut siap untuk dimainkan.

84

Page 85:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

5. Koba

Merupakan tradisi lisan jenis cerita yang disampaikan dengan cara

dinyanyikan. Koba biasanya dipertunjukkan pada malam hari setelah sholat Isya

hingga menjelang sholat Subuh. Bila dalam satu malam Koba tidak selesai

dinyanyikan, maka akan berlanjut ke malam berikutnya sehingga untuk menamatkan

satu Koba memerlukan waktu enam sampai tujuh hari. Nyanyian Koba berisi cerita

kehidupan masyarakat, cerita pahlawan atau tokoh, atau asal usul suatu daerah. Koba

yang terkenal yang disajikan oleh bapak Rasyid, adalah Koba Amai Bocat dan Koba

Malin Treso. Berikut gambar Koba yang dibawakan oleh bomo masyarakat suku

Bonai:

Gambar 22: Pertunjukan Koba (dokumen pribadi)

85

Page 86:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

4.9 Sistem Religi

Pada awalnya hampir tidak diragukan lagi bahwa agama masyarakat terasing

salah satunya masyarakat Bonai yang ada di Provinsi Riau adalah kepercayaan nenek

moyang mereka yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi alam sekitarnya. Mereka

juga menganggap bahwa makhluk halus dipandang amat mempengaruhi manusia dan

alamnya. Berbagai kejadian dianggap ada hubungannya dengan makhluk gaib itu.

Makhluk halus ini dapat mendatangkan celaka, tetapi juga dapat diharapkan

pertolongannya.

Menurut Rasyid, sebelum menganut agama Islam, masyarakat Bonai yang

ada pada saat ini merupakan sekelompok orang Bonai keturunan suku Sakai yang

kuat mempercayai makhluk gaib, hanya sedikit dari mereka yang mengerti tentang

Islam. Salah seorang dari masyarakat Bonai ini merasa khawatir dengan tingkah laku

dan pola hidup masyarakat Bonai yang sangat percaya terhadap makhluk gaib, maka

ia meminta seorang ulama Tharekat Naqsabandi yang bernama Muhammad Basir

untuk mengajarkan masyarakat Bonai tentang agama Islam. Agama Islam yang

diajarkan oleh Muhammad Basir diterima dengan baik oleh masyarakat Bonai.

Pada tahun 1935 sampai sekarang, masyarakat Bonai telah menganut agama

Islam, namun tetap membawa tradisi dalam kehidupan mereka. Masyarakat Bonai

menekankan bahwa Islam merupakan dasar sistem adat mereka. Masyarakat Bonai

menerjemahkan ke-Islaman mereka dengan menjalankan semua perintah agama dan

menjauhi segala sesuatu yang diharamkan dalam agama Islam.

86

Page 87:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Meskipun telah menganut agama Islam, sebagian besar masyarakat Bonai

tetap percaya akan adanya makhluk gaib. Mereka percaya bahwa setiap makhluk di

dunia memiliki roh penjaga. Menurut mereka, untuk kehidupan dan kesejahteraan

mereka, makhluk hidup seperti: tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia sangat

tergantung pada makhluk gaib. Ritus pengobatan dan praktik magis masyarakat

Bonai, yang menguak sistem budaya mereka mengenai keterkaitan antara makhluk

hidup dan makhluk gaib yang disesuaikan dengan Islam masih ada dalam kehidupan

mereka. Beberapa praktik religi tradisional yang mereka miliki, telah mereka rubah

menjadi dalam bentuk tradisi kesenian dan kebudayaan yang mencerminkan nilai-

nilai tradisi luhur. Masyarakat Bonai tidak mengganggap kepercayaan tradisonal

mereka bertentangan dengan agama Islam yang telah dianutnya. Masyarakat Bonai

menjadikan Islam sebagai sumber kekuatan lain yang mendukung kekuatan spiritual

mereka atau dengan kata lain, semua yang mereka lakukan adalah semata-mata

karena kehendak Allah, SWT semata, mereka hanya perantaranya. Berikut gambar

yang menyatakan bahwa masyarakat suku Bonai telah memeluk agama Islam:

87

Page 88:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 23: Salah satu mesjid yang terdapat di perkampungan Bonai (dokumen pribadi)

Gambar 24: Salah seorang masyarakat suku Bonai

sedang membaca Al-Quran (dokumen pribadi)

Masyarakat Bonai juga dalam konteks sistem religinya ini memiliki konsep-

konsep tentang alam (kosmologi). Kosmologi merupakan seperangkat keyakinan

manusia dan pandangan universal yang tersistematis, dengan fokus perhatian pada

manusia dan hubungannya dengan alam semesta dan segala isi alam tersebut.

Kosmologi  adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam

semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan

evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi,

dan agama.

88

Page 89:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Sebagaimana berbagai suku bangsa di Indonesia, yang memiliki kearifan

lokal dalam memandang alam, maka demikian juga yang terdapat dalam suku Bonai

ini. Masyarakat Bonai kini sebahagian besar beragama Islam, jadi sistem kosmologi

yang mereka anut adalah berdasarkan kepada ajaran Islam, yang juga diwarnai oleh

kosmologi setempat yang berasal dari masa animismenya.

Secara umum, mereka percaya bahwa alam ini diciptakan oleh Tuhan Yang

maha Kuasa. Kemudian manusia itu sendiri adalah bahagian yang tidak terpisahkan

dari alam. Alam ini ada yang besar yang terdiri dari bintang, planet, bulan, matahari,

langit, dan sebagainya. Sementara ada juga alam-alam kecil seperti kuman, virus,

amuba, bakteri, dan lainnya. Orang Bonai juga percaya kepada siklus alam yang

dilalui manusia, yaitu dari setitik noktah, kemudian adanya alam kandungan, alam

ruh, langsung lahir ke dunia masuk ke alam dunia yang bersifat fana, dengan

berbagai cobaannya. Alam dunia ini adalah sementara sifatnya, fana, dan tidak kekal.

Yang kekal adalah alam akhirat. Oleh karena itu beramallah hidup di dunia ini untuk

tujuan akhir hidup di akhirat dengan ridha Tuhan Yang maha Kuasa.

Di dunia ini, selain adanya bumi, langit, hewan, tumbuhan, manusia, dan

lainnya, ada juga makhluk-makhluk gaib ciptaan Allah, yaitu berupa malaikat, jin,

iblis yang sering menganggu manusia untuk berbuat dosa dan lain-lainnya. Suku

Bonai percaya kepada adanya makhluk gaib ini. Makhluk gaib bisa ditemani untuk

menolong manusia. Namun demikian, sebaik-baik makhluk gaib ini adalah seburuk-

buruk manusia.

89

Page 90:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Seni lukah gilo, adalah ekspresi dari hubungan atau komunikasi antara

manusia (bomo) dan kawan-kawannya dengan makhluk gaib ini untuk masuk ke

dalam lukah dengan berbagai tujuan keperluan budaya. Bagi suku Bonai makhluk

halus yang masuk ke dalam lukah tersebut dikategorikan sebagai jin. Bagaimanapun

tradisi lukah gilo ini memiliki berbagai fungsi sosiobudaya, yang terkait dengan

sistem kosmologi masyarakat Bonai.

90

Page 91:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini membahas secara rinci temuan penelitian yang mencakup analisis

semiotik pelaksanaan prosesi ritual lukah gilo (mulai dari proses pembuatan pada

perlengkapan pembuatan lukah, prosesi sebelum permainan lukah gilo, prosesi

permainan lukah gilo, dan prosesi setelah permainan lukah gilo selesai), peranan dan

bentuk semiotik mantera pada mantera lukah gilo.

5.1 Pelaksanaan Prosesi Ritual Lukah Gilo (LG)

Pada sub-bab ini, analisis semiotik multimodal digunakan untuk menganalisis

imaji yang terdapat pada pelaksanaan prosesi ritual LG (dari perlengkapan

pembuatan lukah gilo hingga lukah tersebut dapat dimainkan) dan analisis teks

verbal mantera.

Permainan lukah gilo dianalisis mengikuti analisis semiotik multimodal

Kress dan van Leeuwen (1996), Kress (2000) dan model Royce (2007). Dapat

dijelaskan dalam model tersebut terdapat tingkat ekstravisual dan visual ritual LG.

Tingkat ekstravisual ritual LG terdiri atas konteks budaya dan konteks situasi LG.

Pada tingkat visual ritual LG diperoleh makna semantik visual, sistem desain

(gramatika) visual, dan simbologi representasi LG.

91

Page 92:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

5.1.1 Konteks Budaya Lukah Gilo (LG)

Secara konteks budaya, struktur ekstra visual imaji LG terdiri atas tiga (3)

struktur generik yaitu 1) struktur sebelum permainan lukah gilo, 2) struktur

permainan lukah gilo, dan 3) struktur setelah permainan.

1. Struktur sebelum permainan lukah gilo

Struktur imaji sebelum acara permainan dimulai, bomo dan para asistennya

mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan selama pertunjukkan

dilaksanakan, baik perlengkapan maupun tenaga. Ada banyak cara yang dilakukan

oleh bomo dan para asistennya untuk mengumpulkan tenaga, sebagai berikut:

Imaji Visual Struktur Generik sebelum permainan lukah gilo

Merokok

Makan

Minum

92

Page 93:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Figura 1: Imaji Visual dan struktur generik sebelum permainan LG

1. Merokok

Imaji di bawah ini memperlihatkan kegiatan merokok dilakukan bomo dan

asisten bomo sebelum pertunjukan ritual LG untuk melepaskan candu merokoknya,

karena selama pertunjukkan berlangsung, bomo dan asisten bomo tidak bisa

merokok selama beberapa jam. Merokok daun nipah dan tembakau, atau rokok

kretek mempunyai tujuan untuk menenangkan diri dan mulai konsentrasi terhadap

kegiatan ritual LG.

Gambar 25: Merokok sebelum pertunjukkan lukah berlangsung (dokumen pribadi)

2. Makan

Imaji di bawah ini memperlihatkan bomo dan asisten bomo makan nasi yang

tujuannya untuk menambah tenaga bagi bomo dan asisten bomo dipersiapkan selama

pertunjukkan LG berlangsung. Bomo dan asisten bomo membawa bekal nasi dan

93

Page 94:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

lauk pauk yang mereka masak sendiri dari rumah sebelum menuju ke tempat

pertunjukan. Nasi yang mereka bawa dibungkus menggunakan daun pisang atau

kertas minyak untuk dimakan sebungkus berdua.

Gambar 26: Makan bersama sebelum prosesi lukah gilo (dokumen pribadi)

3. Minum

Imaji di bawah ini memperlihatkan bomo dan asisten bomo minum untuk

melelepas dahaga setelah makan, dan mengumpulkan energi bahwa air merupakan

sumber tenaga bagi manusia (sebagai persiapan untuk proses pertunjukkan

berlangsung tidak dibenarkan bagi bomo dan asisten bomo untuk minum). Minuman

yang diminum adalah air putih biasa yang wadahnya terbuat dari buah labu yang

sudah dikeringkan. Buah labu kering adalah wadah yang menyimpan air agar selalu

tetap dingin dan segar.

94

Page 95:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 27: Minum menggunakan wadah labu sebelum

prosesi lukah gilo (dokumen pribadi)

2. Struktur permainan lukah gilo

Dalam ritual LG, ada beberapa tahapan-tahapan ritual yang harus dilakukan

oleh sang bomo agar pada saat lukah dipertunjukkan dapat berjalan dengan baik, dan

berikut struktur imaji permainan LG.

95

Page 96:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Imaji Visual Struktur generik permainan lukah gilo

Membuka tutup lukah

Mengambil mayang pinang dan memulai pertunjukkan

Membaca mantera perlahan dan cepat

Lukah bergerak dan menggila

Figura 2:Imaji Visual dan struktur generik permainan LG

Imaji-imaji di atas menunjukkan tradisi LG yang dimiliki oleh masyarakat

suku Bonai memiliki unsur magis baik dari mulai pembuatan sampai kepada

pelakasanaan ritualnya. Berikut penjelasan tahapan imaji visual permainan lukah

gilo:

96

Page 97:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

1. Membuka penutup lukah

Imaji di bawah menunjukkan suatu kegiatan pada saat pertunjukkan dimulai,

kain hitam penutup lukah dibuka oleh bomo utama. Kemudian, bomo memanggil

dua orang asistennya untuk memegang lukah, dan lukah pun kembali ditutup dengan

menggunakan kain hitam oleh bomo sambil berkata kepada penonton “lukah ko olun

ado iside” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”.

Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi)

2. Mengambil mayang pinang dan pertunjukkan

Imaji di bawah menunjukkan bomo mengambil mayang pinang dan setelah

itu duduk di hadapan lukah yang akan siap dimainkan, sambil berkata kepada dua

asistennya “dah siap ompun beduo” yang artinya ‘apakah sudah siap kamu berdua?’

(untuk melakukan pertunjukkan lukah gilo). Mayang pinang berfungsi sebagai alat

untuk memberi tanda kepada mahluk halus yang akan digunakan sebagai untuk

membuat lukah menari.

97

Page 98:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 29: Persiapan pertunjukkan ritual lukah gilo (dokumen pribadi)

3. Pembacaan Mantera

Setelah semuanya sudah siap, bomo pun mulai menggoyang-goyangkan

mayang pinang ke arah kiri dan kanan sambil membaca mantera lukah gilo. Imaji di

bawah memperlihatkan ketika bomo mulai membaca mantera dan memanggil roh

dengan mantera sebagai berikut:

A’uzubillahhiminasyaitonnirrojimBismillahhirrohmanirrahimAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAsyhadualaillahaillahWaasyhaduannamuhammadarrosulullah

Imaji memperlihatkan bomo membaca mantera berikut ini memerintah lukah

untuk bergerak-gerak.

98

Page 99:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

BismillahhirrohmanirrohimSiyow wasak siyow wasiSipak ningsi ila lukahNan sonik mun namo lidiNan bosa mun namo lukah

Proses tersebut berlanjut ketika bomo membaca mantera agar lukah bergerak

semakin kuat dan cepat menggila.

Nan lenggang tuku di bukikMali-mali tuku di lurahMalenggang lukah sadikikManyuborang pane Allah

Potang pase otan tunggaMalayang tahadaronyoIsi bona nyihin tunggaPotang pandai naku palo

Dalam bahasa Indonesia:

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutukDengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayangYa Allah berikanlah keselamatan kepada MuhammadDan keluarga MuhammadYa Allah berikanlah keselamatan kepada MuhammadDan keluarga MuhammadAku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain AllahDan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah

Siyow wasak siyow wasiSepak dulu lukahYang kecil bernama lidiYang besar bernama lukah

Yang bergoyang pukul di atasSelanjutnya pukul di bawahBergoyang lukah sedikitMenyeberang ke jalan Allah

99

Page 100:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Kemaren berutang satuMelayang semuanyaIsi betul yang sebuahKemaren pandai tundukkan kepala

Gambar 30:

Pembacaan mantera dan pemanggilan roh oleh bomo (dokumen pribadi)

Dilihat dari materi mantera yang digunakan bomo pada aktivitas lukah gilo

ini, maka tampak benar bahwa mantera ini adalah ekspresi dari ajaran-ajaran Islam.

Di antaranya penggunaan mantera itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

(1) Yang pertama adalah awal doa atau pembukaan doa. Dalam tradisi agama

Islam untuk memulai suatu pekerjaan manusia diwajibkan untuk berdoa

karena Allah. Kata-kata yang lazim digunakan adalah seperti yang diucapkan

dalam tradisi lukah gilo ini yaitu:

A’uzubillahhiminasyaitonnirrojimBismillahhirrohmanirrahim

Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutukDengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

100

Page 101:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

(2) Shalawat atau doa syafaat kepada nabi Muhammad SAW. Sebagai

khatamman Nabiyin (Nabi terkahir) dan sekaligus Rasul terakhir. Dalam

agama Islam doa syafaat kepada Nabi Muhammad sangatlah dianjurkan.

Bahwa kelak setiap umat Islam atau umat Muhammad di hari akhirat dihisab

(“ditimbang”) pahala dan dosanya. Masa ini jika seorang muslim selalu

bersyafaat kepada Nabi Muhammad timbangan pahala akan dibantunya.

Namun jika dosanya lebih berat ia pun harus masuk neraka untuk sementara.

Jika sudah cukup akan dimasukkan ke surga sesuai dengan kehendak Allah.

Namun jika sudah dibantu oleh Nabi dan pahalanya lebih banyak dari

dosanya maka ia langsung masuk ke surga. Oleh karena itu disyariatkan bagi

umat Islam untuk berdoa syafaat kepada Nabi Muhammad. Dalam teks

mantera lukah gilo ini, doa itu diucapkan berulang dua kali sebagai berikut:

Allahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina Muhammad

Artinya adalah bahasa Indonesia adalah:

Semoga keselamatan atas Nabi Muhammad dan segenap keturunannyaSemoga keselamatan atas Nabi Muhammad dan segenap keturunannya

(3) Dua kalimah syahadah, kalimat ini adalah sebagai rukun Islam yang pertama.

Yang kedua adalah melaksanakan shalat, yang ketiga menunaikan puasa.

Kemudian yang keempat mengeluarkan zakat. Yang kelima adalah

101

Page 102:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu. Kalimah syahadah ini adalah

dasar utama masuknya seseorang itu menjadi umat Islam. Dalam mantera

lukah gilo ini kedua kalimah syahadah itu diucapkan sebagai berikut:

AsyhadualaillahaillahWaasyhaduannamuhammadarrosulullah

Artinya:Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain AllahDan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Rasul Allah

(4) Kembali membaca awal doa yaitu dengan kata Bismillahirrahmanirrahim

yang artinya: Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang.

(5) Isi teks mantera, yang terdiri dari tiga bait “mantera berunsur pantun.”

Masing-masing pantun menggunakan sampiran dan isi, dalam satu bait

menggunakan empat baris, dengan menggunakan persajakan (rima) binari (a-

b-a-b). Selengkapnya adalah sebagai berikut.

Siyow wasak siyow wasiSipak ningsi ila lukahNan sonik mun namo lidiNan bosa mun namo lukah

Nan lenggang tuku di bukikMali-mali tuku di lurahMalenggang lukah sadikikManyuborang pane Allah

Potang pase otan tunggaMalayang tahadaronyoIsi bona nyihin tunggaPotang pandai naku palo

102

Page 103:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Artinya:Siyow wasak siyow wasiSepak dulu lukahYang kecil bernama lidiYang besar bernama lukah

Yang bergoyang pukul di atasSelanjutnya pukul di bawahBergoyang lukah sedikitMenyeberang ke jalan Allah

Kemaren berutang satuMelayang semuanyaIsi betul yang sebuahKemaren pandai tundukkan kepala

Dengan demikian, secara struktural dan latar belakang religi dan budaya, teks

mantera lukah gilo ini diadun dari ajaran Islam dan dipadu dengan sistem kosmologi

pra-Islam yang terdapat dalam kebudayaan suku Bonai. Maka dapatlah dikatakan

bahwa suku Bonai dalam tradisi lukah gilo ini mencoba membumikan ajaran Islam

dalam kebudayaan mereka, tanpa harus menghapuskan unsur-unsur budaya yang ada

sebelum datangnya Islam. Mereka mencoba mensinerjikan ajaran Islam yang syumul

(universal) dengan kebudayaan setempat.

4. Lukah bergerak dan menggila

Imaji di bawah memperlihatkan lukah bergerak secara perlahan, kemudian

lukah pun semakin bergerak dengan cepat sehingga asisten bomo yang memegang

lukah pun ikut bergerak kemanapun arah lukah digerakkan oleh bomo utama. Bomo

tetap mengawasi lukah agar tidak terlempar ke arah penonton. Ketika lukah semakin

103

Page 104:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

bergerak sangat cepat atau menggila, bomo pun memanggil beberapa orang penonton

untuk memegang lukah tersebut, sembari salah satu dari asisten bomo tetap

memegang lukah untuk mengontrol pergerakan lukah.

Gambar 31: Pergerakan lukah gilo setelah diberi mantera (dokumen pribadi)

Tradisi LG merupakan sebuah permainan yang unik dan asik untuk dilihat,

makanya sampai saat ini permainan lukah gilo masih terjaga dan berkembang di

masyarakat suku Bonai.

3. Struktur penyelesaian permainan lukah gilo

Setelah pertunjukkan lukah dirasa sudah cukup dilakukan banyak tahapan-

tahapan yang harus dilakukan oleh sang bomo agar pada saat lukah yang sedang

dipertunjukkan dapat berhenti dan selesai dengan baik, dan berikut struktur imaji

penyelesaian permainan lukah gilo.

104

Page 105:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Imaji Visual Struktur Generik Penyelesaian Permainan Lukah Gilo

Meniup lukah agar lukah berhenti bergerak

Lukah berhenti bergerak

Menyerahkan lukah kepada panitia penyelenggara

Minum setelah pertunjukkan selesai

Istirahat dan merokok setelah pertunjukkan selesai

Figura 3: Imaji Visual dan struktur generik penyelesaian permainan LG

1. Meniup lukah agar lukah berhenti bergerak

105

Page 106:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Imaji di bawah menunjukkan bomo mendekati lukah kemudian meniup lukah

seperti memberi perintah kepada lukah untuk berhenti bergerak (lukah sudah

bergerak selama limabelas menit).

Gambar 32: Bomo meniup lukah gilo agar berhenti bergerak (dokumen pribadi)

2. Lukah berhenti bergerak

Imaji lukah yang tadinya bergerak ke kiri dan kanan, setelah ditiup oleh

bomo menjadi berhenti, penonton yang masih menyaksikan lukah jarak dekat masih

memegang lukah sampai bomo meminta mereka melepaskan pegangan dari lukah

dan menjauh dari lukah.

106

Page 107:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 33: Saat lukah berhenti bergerak

3. Menyerahkan lukah kepada panitia penyelenggara

Lukah yang digunakan selama pertunjukan tidak boleh dibawa pulang

kembali oleh sang bomo, lukah ditinggal di tempat pertunjukan dilaksanakan. Imaji

di bawah menggambarkan lukah diserahkan kepada panitia. Alasan lukah tidak boleh

dibawa oleh bomo adalah sebagai tanda bahwa bomo dan asistennya telah pernah

melakukan ritual lukah gilo di daerah lukah ditinggalkan.

Gambar 34: Proses penyerahan lukah yang telah dipertunjukkan

107

Page 108:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

4. Istirahat, minum, dan merokok

Setelah LG diserahkan kepada panitia yang mengadakan pertunjukan, bomo

dan para asisten bomo pun kembali beristirahat. Istirahat yang mereka lakukan, diisi

dengan kegiatan duduk santai sambil merokok dan minum. Minuman yang diminum

oleh para pelaku lukah gilo sama dengan air yang diminum sebelum prosesi

dilakukan, hanya wadahnya saja yang berbeda. Berikut gambar setelah pertunjukkan

selesai:

Gambar 35:Istirahat

108

Page 109:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 36:Minum setelah pertunjukan

5.1.2 Konteks Situasi Lukah Gilo (LG)

Dalam konteks situasi LG, imaji visual mengungkapkan entitas dan aktivitas

pelibat. Imaji entitas mengklasifikasikan bagian-bagian kecil dan imaji aktivitas

mengungkapkan setiap gerak dan aktivitas secara berurutan.

Secara konteks situasi, struktur visual permainan lukah gilo ini terdiri atas 3

(tiga) struktur sebagai berikut:

1) Medan

Medan berhubungan dengan aktivitas yang sedang berlangsung, dimana

setiap rangkaian aktivitas dipengaruhi oleh masyarakat, benda, proses, tempat, dan

kualitas (Sinar, 2008: 56). Berkaitan dengan data konteks situasi, maka medan pada

penelitian ini adalah permainan lukah gilo yang dimiliki oleh masyarakat suku

Bonai. Ada dua referensi (referents menurut Martin dan Rose, 2003: 324) yang bisa

109

Page 110:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

diungkapkan sebagai medan imaji visual di bawah ini 1) kekuatan untuk memanggil

roh halus, dan 2) pesan terhadap roh halus (memanggil dan menghentikan roh halus).

Referensi menggambarkan imaji benda, proses, tempat, dan kualitas ritual

LG dikaitkan dengan religi dalam mengawali sebuah ritual dalam tradisi Bonai.

Mantera LG dimulai dengan mengusir setan A’uzubillahhiminasyaitonnirrojim dan

menyebut nama Allah SWT “Bismillahhirrohmanirrahim, memberi selawat dan

salam kepada Rasul Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali

sayyidina Muhammad Allahumma Sali ‘ala sayyidina Muhammad Wa’ala ali

sayyidina Muhammad Asyhadualaillahaillah Waasyhaduanna

muhammadarrosulullah”.

Kekuatan untuk memanggil roh halus “Siyow wasak siyow wasi Sipak ningsi

ila lukah Nan sonik mun namo lidi Nan bosa mun namo lukah”, dan pesan terhadap

roh halus terdiri atas memanggil dan menghentikan roh halus. .

Gambar 37: Imaji visual medan

110

Page 111:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

2) Pelibat

Menurut Sinar (2008: 57) pelibat mengkarakterisasikan fungsi konteks situasi

dan berhubungan dengan siapa yang berperan, status dan peranan mereka, seluruh

jenis ucapan yang mereka lakukan dalam dialog, dan ikatan hubungan sosial di mana

mereka terlibat.

Berkaitan data visual, pelibat dari ritual lukah gilo terdiri dari:

1. Bomo

2. Asisten bomo 1

3. Asisten bomo 2

4. Asisten bomo 3

5. Asisten bomo 4

6. Asisten bomo 5

7. Asisten bomo 6

8. Panitia

9. Penonton

Peran bomo utama dalam ritual LG adalah memimpin semua acara selama

prosesi pertunjukkan LG dilaksanakan, mulai dari sebelum pertunjukan hingga

pertunjukan LG selesai. Peran lain dari bomo adalah membaca mantera LG, karena

hanya bomo utama yang dapat dan berhak membaca mantera LG tersebut.

Sedangkan tugas dari asisten bomo 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, adalah menuruti dan

melaksanakan semua peraturan serta perintah yang telah ditetapkan oleh bomo

111

Page 112:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

selama prosesi lukah gilo dilaksanakan. Peran penonton adalah sebagai reaktor

(reactor Kress dan Van Leeuwen, 2006) yang menyaksikan dan boleh memegang

lukah bila telah diberi izin oleh bomo untuk memegang lukah tersebut. Peran panitia

sebagai reaktor dan panitia yang mengadakan ritual, mempersiapkan semua

kebutuhan yang diperlukan untuk pertunjukkan ritual, mengundang masyarakat

untuk menonton dan membayar honorarium.

Status pelibat bomo utama dan asisten bomo tidak setara (unequal, lihat

Eggins). Dalam arti status posisi bomo utama tidak setara, baik kedudukan maupun

kekuatan ilmu lebih tinggi dibandingkan asisten bomo. Posisi bomo sebagai

pemimpin selama prosesi ritual lukah gilo dan asisten bomo sebagai pembantu bomo

dalam prosesi lukah gilo tersebut. Sedangkan dalam ilmu kekuatan, ilmu yang

dimiliki bomo jauh lebih kuat dibandingkan dengan asisten bomo. Mulai dari

pembuatan lukah, memimpin prosesi ritual lukah gilo, hingga pembacaan mantera

hanya dapat dilakukan oleh bomo. Sedangkan asisten bomo hanya bisa memegang

lukah dan menjalankan semua perintah sang bomo. Walaupun terdapat perbedaan

antara bomo dan asisten bomo dalam segi posisi dan kekuatan ilmu, namun dalam

status sosial mereka menganggap status mereka sama yaitu sama-sama orang Bonai

yang memegang peranan selama pertunjukkan lukah gilo. Hubungan antara bomo

dan asisten bomo sangat dekat dan akrab, ini terlihat sebelum acara lukah gilo

berlangsung, mereka makan, minum, duduk, dan merokok bersama. Sesekali mereka

bersenda gurau hingga tidak terlihat perbedaan antara bomo dan asisten bomo.

112

Page 113:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Selain tugas dan status, hal berikutnya yang harus diperhatikan selama

pertunjukkan lukah gilo adalah jarak. Jarak yang dimaksudkan disini adalah: jarak

antara bomo dan murid selama pertunjukkan dan jarak tempat atau pentas

pertunjukkan lukah gilo dengan penonton. Jarak antara bomo dengan asisten bomo

yang memegang lukah pada saat pertunjukkan berlangsung adalah ± ½ meter.

Pemberian jarak tersebut bermaksud, agar bomo lebih leluasa menggoyangkan dan

membanting mayang pinang untuk memanggil makhluk halus yang menggerakkan

lukah. Sedangkan, jarak antara tempat pertunjukkan dengan penonton adalah ± 5

(lima) meter. Jarak ini dimaksudkan untuk menjaga agar lukah yang bergerak tidak

melukai penonton dan memberi ruang kepada bomo dan asisten bomo untuk

menjalankan tugas agar konsentrasi selama pertunjukkan tetap terjaga.

3) Sarana

Bagian penting dalam konteks situasi selanjutnya adalah sarana. Sarana

menurut Sinar (2008: 61) berkaitan dengan kegiatan menyalurkan komunikasi yang

dilakukan dengan bentuk informasi. Berkaitan dengan data visual, sarana pada ritual

LG terdiri dari dua bagian, yaitu lisan dan visual. Sarana lisan yang terdapat pada

ritual lukah gilo berupa mantera dan nyanyian, sedangkan sarana visualnya berupa

seluruh aspek visual yang terdapat pada ritual LG tersebut.

113

Page 114:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

5.1.3 Semantik dan Gramatika Visual

Pada bagian ini dijelaskan sistem makna dan sistem desain visual dari pelibat

ritual lukah gilo.

1) Bomo Utama

Pada gambar di bawah, bomo sedang melakukan prosesi pemanggilan

makhluk halus untuk mengisi lukah agar lukah bergerak dan menari. Pada prosesi

tersebut, bomo menggunakan mayang pinang untuk memanggil makhluk halus

dengan menggerakan dan membanting mayang pinang tersebut ke kiri dan ke kanan

sambil membacakan mantera lukah gilo dengan menggunakan pengeras suara.

Gambar 38: Proses pembacaan mantera

Visual bentuk tubuh dari bomo terlihat bahwa bomo berkulit sawo matang,

rambut beruban, tangan dan kaki berbulu, jidad lebar, hidung mancung, mulut lebar,

dan gigi berwarna kuning. Sedangkan mimik wajah sang bomo terlihat serius dengan

pandangan mata yang terfokus pada pergerakan mayang pinang. Pakaian yang

114

Page 115:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

digunakan bomo bernama baju torok. Baju torok merupakan pakaian yang terbuat

dari kulit kayu pohon terap. Semua baju torok yang dibuat oleh bomo berwarna

coklat, karena warna tersebut merupakan warna dasar dari kayu yang menjadi bahan

baku pembuatan baju tersebut. Bomo duduk dengan posisi bersila dan badannya

sedikit dibungkukan, agar lebih memudahkan dalam menggoyang dan membanting

mayang pinang.

2) Asisten bomo 1 dan 2

Pada gambar di bawah terlihat asisten bomo sedang memegang lukah yang

dimanterai bomo untuk prosesi ritual lukah gilo. Visual bentuk tubuh dari asisten

bomo tersebut, kulitnya sawo matang, rambut hitam, berkumis, dan mata sedikit

sipit. Kedua asisten bomo, duduk bersimpu dengan tangan memegang lukah dan

dalam kondisi lurus.

Gambar 39:Asisten bomo 1

115

Page 116:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 40:Asisten bomo 2

Pakaian yang digunakan oleh kedua asisten bomo adalah pakaian torok,

pakaian yang sama dengan pakaian bomo utama. Kedua asisten menggunakan topi

yang terbuat dari kulit kayu pohon terap dan berwarna coklat yang merupakan warna

dasar dari bahan baku pembuatan topi tersebut. Mimik wajah kedua asisten tersebut

terlihat sangat serius dan dalam kondisi yang siap, karena mereka berdua harus kuat

dan siaga dalam memegang lukah yang bergerak.

3) Asisten bomo 3, 4, 5, dan 6

116

Page 117:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 41: Asisten bomo 3, 4, 5, dan 6

Pada imaji di atas, terlihat asisten bomo yang lainnya ikut membantu

memegang lukah yang sedang menggila. Hal itu dilakukan karena asisten 1 dan 2

tidak sanggup memegang lukah yang sedang menggila tersebut hanya berdua. Pada

gambar terlihat, visual mimik wajah para asisten bomo yang berkerut karena

menahan pergerakan lukah yang semakin kuat geraknya. Asisten bomo yang lainnya

juga menggunakan pakaian dan topi yang terbuat dari kulit kayu.

4) Penonton (Reaktor)

Pada gambar di bawah, terlihat penonton penuh memenuhi tempat

pertunjukan LG. Imaji juga memperlihatkan beberapa penonton melihat dari jarak

dekat dan memegang lukah yang sedang menggila diantaranya mengatakan: “padek

teh kuek goraknyo” yang artinya: kuat sekali gerak lukah ini. Sebagian dari penonton

ada tertawa melihat penonton yang memegang lukah tersebut terguling-guling dan

bahkan ada yang jatuh dan menghimpit tubuh asisten bomo.

117

Page 118:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 42:Penonton LG

Gambar 43:Penonton yang ingin mencoba memegang lukah

Penonton yang memegang lukah tersebut merupakan masyarakat Melayu

Rokan Hulu yang hidup berdampingan dengan masyarakat suku Bonai.

118

Page 119:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

5.1.4 Simbologi Representasi Lukah Gilo

Sub-bab ini menganalisis bentuk simbologi yang terdapat pada peralatan pada

pembuatan lukah gilo. Pembuatan lukah menyimbolkan pengetahuan dan

ketrampilan khusus yang dilakukan oleh bomo. Melalui peralatan yang dibuat,

pengembangan teknologi dalam pengetahuan bomo mengenai alat dan bahan-bahan

yang digunakan serta waktu yang tepat digunakan dalam pembuatan lukah gilo.

Sedangkan ketrampilan bomo, adalah untuk membuat dan merangkai bahan-bahan

menjadi lukah yang kuat, supaya pada saat pertunjukkan dilakukan lukah bergerak

sesuka hati bahkan dapat terlepas dari tangan yang memegang lukah tersebut.

Metabahasa dan konotasi hasil proses pengembangan memaknai tanda pada

peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan lukah mempunyai

makna semiotik sebagai berikut.

1) Parang

Parang ini disediakan bomo sebagai alat untuk menebang bambu tunggal dan

rotan yang digunakan dalam pembuatan lukah gilo. Parang yang digunakan bomo

untuk menebang bambu dan rotan, sebelum digunakan biasanya dimantera dulu oleh

bomo agar bambu dan rotan menjadi lebih mudah untuk ditebang. Parang yang

digunakan bomo melambang kekuatan bomo untuk menebang bambu dan rotan yang

dipercaya menajdi tempat berdiamnya makhluk halus.

119

Page 120:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 44: Parang untuk memotong rotan dan bambu (dokumen pribadi)

Makna dan tanda parang adalah:

Representamen (R) : Parang pada lukah gilo

Objek (O) : Parang merupakan konsep kekuatan dan ketajaman

Interpretan (I) : Parang merupakan peralatan dalam pembuatan lukah →

terbuat dari bahan dasar besi → digunakan oleh bomo untuk

menebang bambu dan rotan → sebelum digunakan

dimantera dulu → agar bambu dan rotan mudah ditebang (I)

2) Pisau raut

Dalam upacara tersebut bomo mempersiapkan pisau raut untuk meraut dan

membersihkan bambu dan rotan yang telah ditebang untuk membuat lukah. Pisau

raut tersebut dimantera terlebih dahulu untuk tujuan agar kemudahan mengerjakan,

membersihkan dan meraut bambu dan rotan. Pisau raut yang digunakan ada beberapa

jenis dan pisau raut harus tajam, agar bambu dan rotan yang diraut menjadi halus.

120

Page 121:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Gambar 45: Pisau raut untuk membersihkan serta meraut rotan

dan bambu (dokumen pribadi)

Makna dan tanda pisau raut adalah:

Representamen (R) : pisau raut pada peralatan lukah gilo

Objek (O) : kita rujuk pada konsep kecil dan tajam

Interpretan (I) : digunakan oleh bomo untuk meraut bambu dan rotan →

sebelum digunakan dimantera dulu → bermacam ukuran dan

fungsi

3) Rotan

Persiapan lainnya adalah menyediakan rotan untuk mengikat bambu lukah.

Rotan merupakan representasi kekuatan bomo yang digunakan sebagai salah satu

perlengkapan dalam pembuatan lukah gilo. Rotan yang digunakan harus rotan yang

sudah dibersihkan dan diraut sebagai alat untuk pengikat bambu yang telah dirangkai

untuk menjadi lukah. Rotan merupakan simbol kekuatan oleh sang bomo. Rotan

121

Page 122:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

yang dibuat menjadi lukah, memiliki makna kekuatan dalam menjaga tangkapan

yaitu ikan. Setelah masuk maka berkat kekuatan rotan ikan tidak akan dapat keluar

lagi.

Gambar 46: rotan untuk mengikat bambu lukah (dokumen pribadi)

Makna dan tanda rotan adalah:

Representamen (R) : ikatan rotan pada lukah

Objek (O) : kita rujuk pada konsep ‘kekuatan’

Interpretan (I) : digunakan untuk mengikat bambu lukah → sebelum

digunakan untuk mengikat lukah harus diraut → ada banyak

jenis dan ukuran → banyak tumbuh di perkampungan

masyarakat Bonai

4) Bambu tunggal

Dalam ritual lukah gilo, bambu tunggal merupakan bahan utama dalam

pembuatan lukah. Bambu yang digunakan harus bambu tunggal yang tumbuh

dipinggir sungai. Bambu tunggal sarat akan kekuatan mistis, yang bertujuan untuk

menarik dan memanggil makhluk halus. Menurut bomo, bambu tunggal juga

122

Page 123:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

berfungsi sebagai tempat tinggal makhluk halus. Dalam kebudayaan suku Bonai,

bambu memiliki makna memiliki kemampuan untuk membuat satu kesatuan yaitu

dalam bentuk rumpun. Bambu dengan berbagai jenisnya juga selalu digunakan

sebagai benteng ketahanan terhadap serangan lawan. Bambu dalam kampung-

kampung dan kerajaan masyarakat Melayu selalu ditanam sebagai pagar rumah

tempat tinggal dan istana.

Gambar 47: bahan utama dalam pembuatan lukah (dokumen pribadi)

Makna dan tanda bambu tunggal adalah:

Representamen (R) : bambu tunggal pada lukah

Objek (O) : kita rujuk pada konsep ‘mistis’

Interpretan (I) : bambu tunggal bahan utama pembuatan lukah → harus

tunggal dan tumbuh di pinggir sungai → susah untuk

didapatkan → banyak mengandung kekuatan mistis

5) Kain hitam

Dalam ritual lukah gilo, bomo menyediakan kain hitam yang berfungsi

sebagai pakaian yang digunakan untuk menutupi lukah. Kain hitam juga digunakan

123

Page 124:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

sebagai jalan masuknya makhluk halus yang dipanggil bomo ke dalam lukah yang

digunakan untuk ritual. Dalam kebudayaan suku Bonai warna hitam adalah simbol

dari kekuatan supernatural. Hitam memberikan kekuatan lahir dan batin bagi

pemakainya. Hitam juga selalu digunakan para prajurit suku Melayu dan Bonai

dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Gambar 48: kain penutup lukah gilo (dokumen pribadi)

Makna dan tanda pada kain hitam adalah:

Representamen (R) : kain hitam pada lukah

Objek (O) : kita rujuk pada konsep ‘kekuatan magis’

Interpretan (I) : digunakan sebagai penutup atau pakaian lukah pada saat

pertunjukkan → sebagai jalur masuknya makhluk halus →

banyak mengandung kekuatan mistis → sebagai lambang

warna kekuatan magis

6) Tempurung kelapa

Dalam ritual lukah gilo, tempurung kelapa digunakan sang bomo sebagai

pelengkap lukah, yaitu sebagai kepala dari lukah. Tempurung kelapa berfungsi

124

Page 125:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

sebagai kepala lukah sehingga penampilan lukah seperti orang-orangan sawah yang

lengkap dengan kepala. Dalam kebudayaan suku bonai, tempurung kelapa ini

memiliki makna sebagai simbol pikiran dan mengarahkan hubungan antara manusia

dengan alam gaib. Dalam hal ini tempurung kelapa berfungsi seperti kepala makhluk

gaib atau manusia. Tempurung kelapa dan lukah secara keseluruhan ini sekaligus

adalah sebagai bahagian dari antropomorfisme, yaitu mengibaratkan atau

memandang lukah dan kepalanya sebagai bahagian utuh sebagai tubuh yang hidup.

Apalagi nanti telah “dimasuki” makhluk halus. Dalam kebudayaan suku Bonai atau

Melayu ini lazim terjadi. Misalnya dalam memandang rebab, orang Melayu

menganggap itu seperti manusia, yaitu ada kepala, leher, kecopong, badan, bahagian

belakang, dan lainnya.

Gambar 49: kepala lukah gilo (dokumen pribadi)

Makna dan tanda pada tempurung kelapa sebagai berikut:

125

Page 126:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Representamen (R) : tempurung kelapa pada lukah

Objek (O) : kita rujuk pada konsep ‘kepala’

Interepretan (I) : digunakan sebagai kepala lukah → dibentuk oleh bomo →

bila diberi kepala lukah seperti orang-orangan sawah

7) Mayang pinang

Mayang pinang atau yang biasa disebut dengan bunga pinang merupakan alat

yang digunakan bomo untuk memerintah roh-roh halus yang akan membantu

pekerjaan bomo untuk menggerakkan lukah. Mayang pinang ini adalah simbol dari

kekuatan magis bomo dalam memerintahkan makhluk gaib. Mayang pinang dalam

kebudayaan Melayu selalu digunakan untuk kepentingan-kepentingan ritual, seperti

tradisi mengobati penyakit di Riau yang disebut tradisi belian. Begitu juga tradisi

mengobati penyakit karena kesurupan roh jahat di daerah Perlis Semenanjung

Malaysia, yang disebut ulik mayang, dan lain-lainnya.

Gambar 50: alat untuk menggerakkan lukah gilo (dokumen pribadi)

126

Page 127:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Makna dan tanda pada mayang pinang sebagai berikut:

Representamen (R) : mayang pinang pada ritual lukah gilo

Objek (O) : kita rujuk pada konsep ‘pesan’

Interpretan (I) : merupakan kekuatan bomo → merupakan senjata bomo →

alat untuk penyampai pesan dari bomo ke makhluk halus →

alat untuk mengerakan dan memberhentikan lukah gilo

8) Wangi-wangian atau kemenyan

Kemenyan berfungsi sebagai undangan yang dilakukan oleh sang bomo

kepada makhluk halus. Wangi-wangian dan asap kemenyan berfungsi sebagai media

penyampaian pesan dan juga sebagai makanan yang diberikan kepada makhluk halus

yang akan membantu sang bomo dalam menggerakkan lukah gilo. Kemenyan adalah

media yang umum digunakan oleh dukun dan sejenisnya dalam berkomunikasi

dengan alam dan makhluk gaib. Kemenyan adalah salah satu syarat dalam kegiatan-

kegiatan komunikasi alam nyata dengan alam supernatural.

Gambar 51: kemenyan yang digunakan bomoh (dokumen pribadi)

127

Page 128:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Makna dan tanda pada kemenyan sebagai berikut:

Representamen (R) : aroma wangi-wangian atau kemenyan

Objek (O) : kita rujuk pada konsep ‘undangan’

Interpretan (I) : alat pemanggil makhluk halus oleh bomo → makanan bagi

makhluk halus → pada saat pertunjukan kemenyan dibakar

→ aromanya menyengat di hidung

9) Pakaian Torok

Pakaian torok adalah pakaian tradisional yang terbuat dari bahan kulit kayu,

yang digunakan bomo dalam pelaksanaan upacara ritual lukah gilo. Pakaian torok

digunakan bomo untuk memperlihatkan identitas ritual dan budaya masyarakat suku

Bonai kepada siapa pun yang melihat pertunjukkan ritual lukah gilo.

Gambar 52: pakaian yang digunakan bomo dalam prosesi LG (dokumen pribadi)

128

Page 129:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Makna dan tanda pada pakaian torok sebagai berikut:

Representamen (R) : pakaian torok pada bomo

Objek (O) : kita rujuk pada konsep ‘primitif’

Interpretan (I) : terbuat dari kulit kayu terap → pembuatannya melalui proses

pengawetan tradisional → waktu yang diperlukan dalam

pembuatan paling cepat 1 minggu → berwarna coklat

Setelah semua perlengkapan dalam membuat lukah baik itu peralatan maupun

bahan-bahan yang akan digunakan tersedia, maka prosesi pembuatan lukah sudah

bisa dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah memotong dan meraut bambu

dan rotan. Bambu dipotong sama besar dan sama panjang, potongan bambu seperti

bentuk sumpit. Setelah bambu selesai dipotong, kemudian bambu diraut untuk

menghilangkan serat dan miang yang menempel pada bambu, agar saat pertunjukkan

lukah dilaksanakan tangan orang yang ingin memegang lukah yang sedang bergerak

tidak terluka oleh serat dan miang tersebut. Satu hal yang harus diingat dalam

pembuatan lukah, bambu yang digunakan harus bambu tunggal dan tumbuh di

pinggir sungai.

Setelah bambu selesai diraut, bambu tersebut dirangkai dan dijalin hingga

membentuk orang-orangan sawah tanpa kepala. Setiap rangkaian dan jalinan yang

dibentuk harus diikat menggunakan rotan yang telah diraut juga. Tinggi lukah yang

dibuat menyerupai bentuk orang-orangan sawah adalah ½ m. Kemudian, lukah diberi

kepala yang terbuat dari tempurung kelapa yang sudah diraut juga sabuknya. Setelah

129

Page 130:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

bentuk lukah sempurna, maka lukah diberi kain hitam yang berfungsi sebagai

penutup tubuh lukah atau berfungsi sebagai pakaian. Setelah lukah selesai dibuat,

lukah disimpan dalam satu rungan yang khusus, di mana tidak seorang pun yang

dapat melihat lukah tersebut sebelum lukah ditampilkan dalam sebuah pertunjukkan.

Dalam pembuatan lukah, diperlukan waktu ± 1 (satu) bulan untuk

menyelesaikan satu buah lukah. Lukah yang dibuat harus sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan oleh sang bomo, biasanya lukah dibuat pada saat bulan purnama

atau pada saat seorang ibu melahirkan anaknya, dimana sang ibu tidak selamat tetapi

anaknya selamat.

5.2 Peranan dan Makna Mantera Lukah Gilo

Mantera merupakan ucapan yang diyakini memiliki kekuatan magis. Mantera

yang mengandung magis dipercaya berasal dari arwah para leluhur. Mantera juga

dapat dikatakan sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan untuk

berhubungan dengan makhluk supranatural. Ucapan mantera cukup kuat untuk

menggerakkan serangkaian makhluk yang ada di alam ini, seperti: binatang, tumbuh-

tumbuhan, roh-roh halus, bahkan manusia pun dapat digerakkan melalui mantera.

Hal tersebut di atas juga berlaku terhadap mantera-mantera yang dimiliki

oleh masyarakat suku Bonai. Masyarakat suku Bonai mengapresiasikan mantera

sebagai ucapan yang berasal dari Tuhan dan diturunkan kepada arwah leluhur untuk

dapat digunakan oleh masyarakat suku Bonai. Ada berbagai macam jenis mantera

130

Page 131:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai, seperti mantera pemanis, mantera kebal,

dan salah satunya adalah mantera lukah gilo. Seluruh mantera yang dimiliki oleh

masyarakat suku Bonai memiliki kekuatan magis, yang kekuatan magisnya dapat

menggerakkan semua benda dan makhluk ciptaan Tuhan.

Mantera lukah gilo merupakan mantera yang diucapkan untuk menggerakkan

dan untuk membuat lukah bisa menari atau menjadi gila. Kata-kata yang digunakan

dalam mantera lukah gilo memiliki efek magis, sehingga mantera tersebut hanya bisa

diucapkan oleh penuturnya yang disebut dengan bomo. Pada mantera lukah gilo,

seorang bomo memperoleh kemampuan lisannya untuk menggerakkan lukah ketika

mengucapkan mantera magis yang merujuk pada pengucapan nama Tuhan. Contoh

lafal yang diucapkan bomo dengan menyebutkan nama Tuhan untuk menggerakkan

lukah adalah:

A’uzubillahhiminasyaitonnirrojimBismillahhirrohmanirrahimAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAsyhadualaillahaillahWaasyhaduannamuhammadarrosulullah

Dalam masyarakat suku Bonai, untuk mempelajari dan mengetahui tentang

mantera lukah gilo selalu berlangsung sangat pribadi dan rahasia. Proses

pembelajaran mantera lukah gilo, disusun dan diupacarakan dengan sangat ketat

untuk menyerap pengetahuan mengenai mantera dan magis. Ritual yang dilakukan

131

Page 132:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

selama proses pembelajaran, mengubah mantera menjadi teks-teks yang memiliki

kekuatan dan pengaruh untuk menggerakkan lukah sehingga dapat dipercaya bagi

orang yang menyaksikan.

Menurut Rasyid, untuk menjadi seorang bomo yang memegang peranan

penting dalam permainan lukah gilo tidaklah mudah. Seorang bomo lukah gilo harus

memiliki pengetahuan mengenai mantera dan seluk beluk lukah gilo tersebut, dan

bersedia menjalani berbagai macam proses dan tahapan untuk menjadi seorang

bomo. Adapun tahapan yang harus dilalui untuk menjadi seorang bomo adalah

sebagai berikut:

1. Harus mempelajari dan mengikuti silat tarekat 21 hari dan silat bangkit.

2. Usia harus 20 tahun ke atas.

3. Bersedia latihan setiap malam Selasa dan malam Jumat.

Apabila semua tahapan tersebut telah dilakukan, maka seseorang dapat diberi

pengetahuan mengenai mantera dan lukah gilo. Setiap orang yang telah menguasai

dan memiliki mantera lukah gilo, dapat menerapkan dan mempraktikkannya sendiri

dan orang tersebut sudah dapat dikatakan sebagai bomo lukah gilo. Bagi masyarakat

suku Bonai tidak mengharuskan seseorang menjadi bomo lukah gilo, karena untuk

menguasai dan mempelajari mantera magis lukah gilo dibutuhkan potensi individu

yang kuat, tangguh, dan siap mental untuk menjadi seorang bomo lukah gilo.

132

Page 133:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Mantera bagi bomo lukah gilo, seringkali digunakan untuk menguasai lukah

dan perasaan orang lain yang melihat pertunjukkan lukan tersebut. Konsep

masyarakat suku Bonai, mantera lukah gilo akan menjadi efektif bila berlandaskan

pada wacana pengetahuan mengenai relasi antara bahasa dan tubuh. Pengucapan

mantera yang berulang-ulang oleh bomo, akan membuat lukah dan pemegang lukah

menjadi seperti yang diinginkannya.

Sama seperti perlengkapan, mantera ritual lukah gilo juga memegang peranan

penting dalam pertunjukkan untuk menggerakkan lukah. Semua mantera yang dibaca

oleh bomo, mempunyai simbol, tanda, dan makna. Untuk itu, pada sub-bab berikut

akan diuraikan simbol, tanda, dan makna yang terdapat pada mantera ritual lukah

gilo. Adapun mantera ritual lukah gilo tersebut adalah:

A’uzubillahhiminasyaitonnirrojimBismillahhirrohmanirrahimAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAsyhadualaillahaillahWaasyhaduannamuhammadarrosulullahBismillahhirrohmanirrohim

Kalimat di atas berfungsi sebagai doa pembuka pada mantera LG. Dalam

ritual LG, doa tersebut digunakan untuk memulai pekerjaan bomo dan asisten bomo

dalam prosesi ritual LG. Frasa pembuka yang Islami memayungi mantera. Bagian

awal mantera yang Islami ini adalah untuk membangkitkan kekuatan bomo dan

133

Page 134:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

memohon perlindungan kepada Allah, SWT agar prosesi lukah gilo dapat terlaksana

sesuai dengan yang diharapkan.

Siyow wasak siyow wasiSipak ningsi ila lukah

Salah satu peran yang dimainkan oleh bomo selama prosesi adalah

memanggil roh untuk membuat lukah agar menggila. Mantera di atas

memperlihatkan bahasa langsung antara bomo dengan para roh. Salah satu tujuan

utama mantera di atas yaitu memberi sembah pada makhluk gaib. Sembah ini

dilakukan bomo dengan cara menggoyangkan tubuh ke kiri dan ke kanan dengan

postur tubuh agak sedikit membungkuk seperti menyembah sesuatu. Selama

pelaksanaan sembah ini, bomo membayangkan permohonannya yaitu makhluk gaib

yang datang nanti diminta untuk menggerakkan lukah yang dipegang oleh asisten

bomo dan makhluk gaib tersebut hendaknya selalu mengikuti dan mengabulkan

semua permintaan bomo. Meski secara formal menyatakan bahwa mereka Islam,

orang Bonai juga mempercayai kekuatan makhluk halus, seperti setan, jin, dan hantu,

dengan menunjukkan bahwa mereka juga makhluk ciptaan Allah, SWT.

Nan sonik mun namo lidiNan bosa mun namo lukah

Setelah mengajukan permohonan, selanjutnya bomo membaca mantera di

atas yang menunjukkan pendekatannya pada roh yang datang. Dalam mantera ini,

134

Page 135:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

bomo mengatakan kepada roh bahwa yang besar inilah lukah yang akan digerakan

oleh roh. Jangan sampai roh yang datang tersebut salah masuk ke tempat yang lain.

Nan lenggang tuku di bukikMali-mali tuku di lurahMalenggang lukah sadikikManyuborang pane Allah

Bomo melanjutkan mantera selanjutnya sambil melempar mayang pinang ke

sisi kiri dan kanan. Mantera ini dinyanyikan untuk meminta roh menggerakan lukah

secara perlahan terlebih dahulu, tetapi tetap di bawah komando sang bomo. Bagi

bomo, mantera magis yang dibacanya tidak bertentangan dengan agamanya, yaitu

Islam. Bomo menganggap mantera yang dibacanya hanya bekerja pada roh halus

yang diciptakan Allah, SWT, untuk maksud dan tujuan menggerakan lukah.

Potang pase otan tunggaMalayang tahadaronyoIsi bona nyihin tunggaPotang pandai naku palo

Setelah lukah bergerak secara perlahan, selanjutnya bomo membaca mantera

di atas untuk meminta roh menggerakan lukah semakin cepat. Dalam mantera ini,

bomo mengatakan bahwa roh bisa menggerakkan lukah ini dengan cepat karena

lukah gilo ini dibuat dari bambu tunggal yang merupakan tempat tinggal roh

tersebut. bomo juga mengatakan kepada roh, jika roh bisa mengerakkan lukah dan

mengikuti semua permintaannya, maka bomo akan mengucapkan rasa

135

Page 136:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

terimakasihnya kepada roh yang telah membantunya membuat lukah bergerak dan

membantunya selama prosesi berlangsung.

136

Page 137:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

BAB VI

KEARIFAN LOKAL PADA TRADISI LISAN RITUAL LUKAH GILO

Kearifan lokal merupakan usaha untuk menemukan kebenaran yang

didasarkan pada fakta-fakta atau gejala-gejala yang berlaku secara spesifik dalam

sebuah budaya masyarakat tertentu. Kearifan lokal juga merupakan wujud tingkah

laku atau pikiran-pikiran manusia pada masyarakat tertentu dalam mengekspresikan

keinginan dan budaya mereka. Selain untuk mengeskpresikan pikiran-pikiran,

kearifan lokal juga merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperlihatkan

bagaimana sistem kehidupan suatu masyarakat dalam menjaga dan melestarikan

alam dan lingkungan sekitar yang merupakan urat nadi kehidupan mereka.

Dengan pesatnya perkembangan zaman dan perubahan ekonomi, sosial, dan

budaya, masyarakat suku Bonai masih memperlihatkan kuatnya kearifan lokal yang

mereka miliki demi mempertahankan identitas diri, kehidupan sosial, lingkungan,

pelestarian dan inovasi budaya. Masyarakat Bonai percaya bahwa pelestarian

kearifan lokal akan dapat menjaga warisan hutan, tanah, sungai, dan budaya

masyarakat suku Bonai dalam konteks masa kini. Upaya untuk memahami konsep

kearifan lokal dalam tradisi lukah gilo, merupakan ruang untuk memahami pikiran-

pikiran masyarakat suku Bonai yang berhubungan dengan lingkungan dan tata

137

Page 138:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

hubungan sosial budaya masyarakat suku Bonai. Berikut ini akan diuraikan konsep

kearifan lokal masyarakat suku Bonai yang terdapat dalam mantera lukah gilo.

6.1 Kearifan Lokal tentang Hubungan Harmonis Manusia, Alam, dan Makhluk

Gaib

Di dalam kebudayaan suku Bonai yang kini telah beragama Islam, maka

mereka mencoba menerapkan ajaran Islam ini dalam konteks memaknai hubungan

antara manusia, alam, dan makhluk gaib. Manusia adalah bahagian dari alam.

Manusia itu juga kadang disebut dengan alam diri. Manusia harus menjaga

keharmonisan hubungannya dengan alam dan segala isi yang diciptakan Tuhan

termasuk makhluk gaib (tidak kasat mata).

Makhluk gaib yang di dalam ajaran Islam salah satunya disebut jin memang

wujud dan perlu dijaga hubungannya dengan manusia. Oleh karena itu bagi seorang

manusia Bonai dilarang merusak alam. Merusak alam juga akan berakibat akan

merusakkan tatanan dunia gaib, yang dihuni oleh para jin. Oleh karena itu jangan

sekali-kali merusak alam, termasuk di dalamnya hutan yang perlu dilestarikan.

Begitu juga dengan berbagai hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia

seperti damar, kemenyan, madu, sayur mayur, dan berbagai hewan buruan untuk

lauk-pauk. Yang penting jaga keseimbangannya.

Bagi masyarakat suku Bonai, lingkungan merupakan urat nadi demi

keberlangsungan hidup mereka. Mereka tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya,

138

Page 139:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

karena semua yang mereka butuhkan telah disediakan oleh lingkungannya. Sebagai

masyarakat nelayan dan berkebun, masyarakat suku Bonai memiliki hubungan yang

sangat erat dengan sungai, hutan, dan tanah.

Nilai-nilai kearifan lokal terhadap lingkungan yang terdapat pada prosesi

ritual LG, seperti sungai sebagai media tempat tumbuh bambu tunggal yang menjadi

bahan utama dalam pembuatan lukah. Kemudian sungai juga menyediakan air yang

digunakan untuk pelepas dahaga pada prosesi ritual lukah gilo dan juga menyediakan

ikan yang digunakan para bomo dan asisten bomo untuk lauk mereka makan. Mereka

tetap menjaga sungai mereka, agar dapat menjadi sumber penyedia bahan baku

pembuat lukah dan sebagai penopang kebutuhan mereka yang lainnya.

Selain sungai, masyarakat suku Bonai juga menganggap hutan dan tanah

sebagai tempat tumbuh bahan-bahan pendukung pembuatan lukah, yaitu rotan,

kemenyan, dan kayu terap yang kulit kayunya dijadikan pakaian torok bomo dan

asisten bomo. Selain menyediakan bahan-bahan pembuatan lukah, hutan dan tanah

juga menjadi tempat tinggal yang sangat baik bagi mereka. Di hutan dan tanahlah

mereka meletakkan semua kenangan serta harapan untuk keberlangsungan hidup

anak dan cucu mereka.

Namun, hutan dan tanah yang dimiliki masyarakat suku Bonai kini banyak

dikuasai secara perseorangan maupun perkelompok. Penguasaan hutan dan tanah ini

membuat kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku Bonai mulai terlupakan.

139

Page 140:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Hutan dan tanah masyarakat suku Bonai banyak mengalami perubahan alih fungsi.

Dahulu hutan dan tanah merupakan tempat tinggal bagi masyarakat Bonai, kini hutan

dan tanah yang mereka miliki telah berubah menjadi lahan perkebunan yang dimiliki

oleh masyarakat lain. Kini, masyarakat Bonai seperti menumpang di atas tanah yang

mereka miliki sendiri.

6.2 Kearifan Lokal Terhadap Identitas Diri

Bagi masyarakat Melayu Riau, masyarakat suku Bonai merupakan salah satu

masyarakat pedalaman yang memiliki tradisi dan budaya yang aneh dan unik, yang

salah satu tradisinya adalah LG.

Kegiatan lukah gilo ini, sebenarnya merupakan bahagian dari konsep alam

(kosmologi) suku Bonai dan suku Melayu. Bahwa manusia adalah bahagian dari

alam. Manusia perlu menjaga hubungan yang harmonis dengan alam sekitar, baik

yang tampak kasat mata ataupun yang gaib. Dalam kebudayaan suku Bonai, mereka

mempercayai adanya alam gaib yang dapat membantu manusia dalam berbagai hal,

seperti mengobati penyakit, menjaga rumah, menjaga lahan pertanian, dan lain-

lainnya.Melalui LG, masyarakat Bonai ingin menyampaikan bahwa ritual LG tidak

hanya dimiliki oleh suku Bonai saja, masyarakat terasing lainnya yang ada di

Provinsi Riau juga memiliki ritual LG dengan konsep dan prosesi yang berbeda.

Melalui ritual LG, masyarakat Bonai ingin memperlihatkan bentuk ritual LG yang

mereka miliki dan ingin menyampaikan bahwa inilah tradisi dan budaya mereka.

140

Page 141:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Selain memiliki tradisi dan budaya yang unik, masyarakat Bonai merupakan

masyarakat yang masih memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada kekuatan

leluhurnya dan sebagai masyarakat pedalaman mereka memiliki tradisi, budaya, dan

keyakinan serta kepercayaan tradisional. Mereka menganggap bahwa mereka dan

masyarakat Melayu lainnya yang hidup dan tinggal di provinsi Riau sama-sama

percaya kepada keberadaan Allah Subhanawata’ala. Melalui mantera LG mereka

mencoba memperlihatkan kepada masyarakat Melayu lainnya, bahwa masyarakat

suku Bonai merupakan masyarakat Melayu biasa yang telah memeluk agama Islam.

A’uzubillahhiminasyaitonnirrojimBismillahhirrohmanirrahimAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAllahumma Sali ‘ala sayyidina MuhammadWa’ala ali sayyidina MuhammadAsyhadualaillahaillahWaasyhaduannamuhammadarrosulullah

BismillahhirrohmanirrohimSiyow wasak siyow wasiSipak ningsi ila lukahNan sonik mun namo lidiNan bosa mun namo lukah

Dari uraian mantera di atas, terlihat bahwa mantera yang digunakan

masyarakat suku Bonai untuk menggerakkan lukah telah menggunakan ucapan-

ucapan yang menyebutkan nama Tuhan. Pada mantera di atas, mereka juga

menjelaskan dan menetapkan diri sebagai seorang muslim. Meskipun, memiliki

tradisi dan budaya tradisional, tetapi mereka adalah seorang muslim yang

memadukan setiap tradisi dan budayanya dengan kepercayaan dan keyakinan yang

141

Page 142:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

telah mereka anut, yaitu agama Islam. Selain untuk menetapkan identitas bahwa

mereka telah memiliki agama yaitu Islam, dengan mantera lukah gilo tersebut

mereka juga ingin memperlihatkan kepada masyarakat lain yang hidup

berdampingan dengan mereka, bahwa mereka sama dengan masyarakat lainnya.

6.3 Kearifan Lokal Terhadap Pelestarian Budaya

Kearifan budaya masyarakat suku Bonai pada hakikatnya berpangkal dari

sistem nilai dan religi yang dianut suku Bonai dalam komunitasnya. Ajaran agama

dan kepercayaan masyarakat suku Bonai menjiwai dan memberi warna serta

mempengaruhi citra budayanya dalam wujud sikap dan perilaku terhadap tradisi dan

budayanya. Hakikat yang terkandung di dalamnya adalah memberi tuntunan kepada

masyarakat untuk berperilaku yang serasi dan selaras dengan tradisinya, sehingga

tercipta keseimbangan hubungan antara manusia dengan budayanya.

Kearifan lokal yang terkandung dalam setiap bait mantera lukah gilo

merupakan sistem seluruh budaya daerah atau etnik yang sudah lama hidup dan

berkembang pada masyarakat suku Bonai. Lukah gilo dapat dijadikan sebagai salah

satu unsur budaya masyarakat suku Bonai yang harus dipelihara dan diupayakan

untuk diintegrasikan menjadi budaya baru di daerah sendiri secara keseluruhan.

Pengembangan kearifan-kearifan lokal pada mantera ritual lukah gilo yang relevan

dan kontekstual memiliki arti penting bagi berkembangnya suatu budaya masyarakat

suku Bonai, terutama jika dilihat dari sudut ketahanan budaya, di samping juga

142

Page 143:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

mempunyai arti penting bagi identitas daerah itu sendiri. Kearifan lokal yang juga

meniscayakan adanya muatan budaya masa lalu, dengan demikian, juga berfungsi

untuk membangun kerinduan pada kehidupan nenek moyang, yang menjadi tonggak

kehidupan masa sekarang.

Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai, dinilai

dapat menjadi sebuah potensi kekayaan budaya daerah dan bahkan bisa menjadi

identitas diri bagi masyarakat suku Bonai. Kearifan masyarakat suku Bonai dalam

mengelola tradisi dan budayanya dapat disampaikan lewat media-media tradisional

seperti mitos, ritual, dan pesan-pesan leluhur, tetapi sesungguhnya mengandung

pengetahuan religi, yaitu sistem pengetahuan mengenai fungsi kosmologi dan agama

sebagai penyeimbang kehidupan. Bahkan uraian di atas memperlihatkan tiga elemen

kearifan budaya, yaitu sistem nilai, pengetahuan, dan religi.

6.4 Kearifan Lokal Terhadap Kesejahteraan Hidup

Setiap manusia ingin hidup sempurna dan sejahtera lahir batin, tidak

terkecuali juga bagi masyarakat suku Bonai. Tuntutan zaman yang membuat mereka

harus lebih giat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

Keanekaragaman tradisi dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai, bagi

mereka dapat menjadi nilai dan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

mereka. Salah satu tradisi dan budaya yang memiliki potensi untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup mereka adalah tradisi lukah gilo. Dahulu, lukah gilo yang

143

Page 144:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

merupakan suatu tradisi menangkap ikan di sungai dan sekaligus juga permainan

rakyat, kini dapat berubah menjadi sumber mata pencaharian baru bagi mereka untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup. Ini terlihat dari setiap mereka melakukan

pertunjukkan, pihak yang mengundang mereka selalu memberikan uang saku untuk

mereka setelah pertunjukkan selesai. Bila suatu instansi tertentu yang mengundang

mereka, maka bayarannya pun lebih banyak bila dibandingkan dengan pendapatan

dari mereka bekerja selama satu bulan. Apalagi sekarang pertunjukkan lukah gilo

yang dimiliki oleh masyarakat suku Bonai telah terkenal hingga ke negara tetangga

seperti Malaysia dan Singapura.

Dapat dikatakan bahwa pertunjukkan lukah gilo kini telah menjadi

pendapatan tambahan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi

mereka tetap memegang teguh bahwa lukah gilo adalah tradisi dan budaya yang akan

tetap mereka jaga dan mereka pelihara kelestariannya.

144

Page 145:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Ada banyak kategori sebutan nama untuk masyarakat suku Bonai yang hidup

dan tinggal di daerah aliran sungai Rokan Provinsi Riau. Ada beberapa pihak yang

menyebut masyarakat Bonai sebagai suku terasing, suku pedalaman, suku terisolir,

suku primitif, dan suku asli. Dari sekian banyak sebutan, masyarakat suku Bonai

tidak mau dikatakan dengan sebutan tersebut, mereka menganggap bahwa

masyarakat suku Bonai sama dengan masyarakat Melayu lainnya yang hidup

berdampingan dengannya.

Suku Bonai adalah salah satu suku terasing di kawasan Provinsi Riau, selain

suku lainnya yaitu Sakai, Talangmamak, Kubu, Orang Hutan, dan suku Laut atau

suku Akit. Masyarakat suku Bonai merupakan salah satu suku asli yang tinggal jauh

di pedalaman Sungai Rokan. Masyarakat ini sulit dijangkau dan terisolasi secara

sosial dan hidup dari hasil pertanian ladang berpindah-pindah, perikanan, dan

meramu. Masyarakat Bonai ini jauh dari sentuhan pembangunan pemerintah Provinsi

Riau, bahkan sebagian besar penduduk atau masyarakat Riau yang tinggal di luar

dari desa mereka tersebut tidak tahu siapa mereka ini.

Masyarakat suku Bonai merupakan masyarakat asli yang masih memegang

teguh tradisi dan budayanya. Walaupun masyarakat suku Bonai telah memeluk

145

Page 146:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

agama Islam, masyarakat suku Bonai masih menjaga dan memperlihatkan kuatnya

aturan hukum adat, budaya, dan tradisi demi mempertahankan identitas sosial

mereka. Masyarakat suku Bonai menjaga dan mempertahankan budaya dan

tradisinya dengan cara menyatukan dan membawa budaya dan tradisi dalam

kehidupannya berdasarkan ajaran agama Islam. Menurut mereka dengan memadukan

keduanya, tradisi mereka tetap terpelihara tanpa meninggalkan agama yang telah

dianut.

Kepercayaan orang Bonai mengenai kuasa kata-kata magis untuk memanggil

makhluk halus, membuat orang Bonai mengganti ritual menjadi sebuah bentuk seni

yang unik dan asik untuk dilihat. Orang Bonai percaya, bahwa dengan menggunakan

nama Allah, SWT, ke dalam mantera-mantera, akan meningkatkan kekuatan

spiritualnya.

Seni pertunjukan lukah gilo yang tampak unik dan asli bagi orang luar adalah

salah satu sumber yang dimanfaatkan oleh orang Bonai untuk memperkenalkan

identitas mereka sebagai masyarakat Riau. Walaupun bentuk pementasan ritual lukah

gilo menampilkan keunikan dan keaslian tradisi dengan memperlihatkan keanehan

budaya masyarakat Bonai kepada masyarakat Melayu lainnya. Meningkatnya

interaksi masyarakat Bonai dengan masyarakat Melayu lainnya, mendorong

masyarakat Bonai untuk memberikan tradisi ritual lukah gilo mereka dengan cara

pertunjukan ritual untuk mendapatkan imbalan materi.

146

Page 147:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Tradisi lisan ritual lukah gilo yang dimiliki oleh masyarakat Bonai kini

mengalami perubahan, yaitu dahulu sebagai permaian rakyat yang hanya

diperuntukkan bagi masyarakat Bonai sendiri, kini telah mengalami transformasi

fungsi sebagai pertunjukan publik yang dapat menghasilkan tambahan materi bagi

masyarakat Bonai. Masyarakat Bonai menggunakan tradisi lisan lukah gilo yang

mereka miliki untuk mendukung pernyataan mengenai tradisi dan budaya Melayu

kepada masyarakat Melayu lainnya.

Ritual lukah gilo akan terus dipertunjukan sebagai alat revitalisasi tradisi dan

budaya, dan memberikan model tradisi dan budaya untuk memahami dan memaknai

pemahaman orang Bonai mengenai perubahan sosial dan interaksi dengan

masyarakat Melayu lainnya.

7.2 Saran

1. Diharapkan pemerintah daerah dan pusat lebih memperkenalkan masyarakat

suku Bonai ke masyarakat lainnya, agar masyarakat Melayu lainnya

mengetahui keberadaan masyarakat suku Bonai.

2. Diharapkan kepada pemerintah daerah dan pusat di mengganti lahan hutan

menjadi lahan perkebunan, karena hutan merupakan tempat tinggal bagi

masyarakat suku Bonai

147

Page 148:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

3. Diharapkan kepada masyarakat suku Bonai dan pemerintah daerah untuk

tetap menjaga dan melestarikan ritual lukah gilo agar tetap dikenal dunia

nasional maupun internasional.

148

Page 149:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

DAFTAR PUSTAKA

a. Buku, Jurnal, Surat Kabar, Artikel, dan Sejenisnya

Amanriza, Ediruslan Pe, et al. 1989. Koba Sastra Lisan Orang Riau (dalam Dialek Daerah Rokan Hilir). Pekanbaru: Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Riau.

Amri, Yusni Khairul. 2011. Tradisi Lisan Upacara Perkawinan Adat Tapanuli Selatan: Pemahaman Leksikon Remaja di Padangsidimpuan. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (Tesis).

Christomy, Tommy, et al. 2004. Semiotika Budaya. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia.

Daud, Haroon. 2001. Mantera Melayu. Pulau Pinang: University Sains Malaysia.

Denzin, Norman K, and Lincoln, Yvonna S. 2009. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Direktorat Bantuan Sosial. 2005. Kajian Kearifan Lokal di 8 (Delapan) Provinsi. Jakarta: Departemen Sosial RI.

Duranti, Alessandro. 1997. Linguistic Anthropology. United Kingdom: Cambridge University Press.

Goffman, Erving. 1981. Forms of Talk. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.

Halliday, M.A.K. et al., 1986. Semiotics Ideology Language. Australia: Sydney Association for Studies in Society and Culture.

Hamidy, UU. 1991. Masyarakat Terasing Daerah Riau di Gerbang Abad XXI. Pekanbaru: Zamrad.

Hamidy, UU. 1992. Pengislaman Masyarakat Sakai oleh Tarekat Naksyabandiyah Babussalam. Pekanbaru: UIR Press.

Hamidy, UU. 1999. Dukun Melayu Rantau Kuantan Riau. Pekanbaru: Universitas Lancang Kuning Press.

149

Page 150:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Hamidy, UU. 2009. Kebudayaan Sebagai Amanah Tuhan. Pekanbaru: UIR Press.

Hodges, Robert, dan Kress Gunther. 1999. Sosial Semiotik (Edisi Ringkas). Padang: Breeuw Print.

Jalil, Adul dan Rahman, Elmustian. 2001. Puisi Mantra. Pekanbaru: Universitas Riau.

Kang, Yoonhee. 2005. Untaian Kata Leluhur Marjinalitas, Emosi dan Kuasa Kata-kata Magi di Kalangan Orang Petalangan Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Riau.

Koentjaraningrat. 1998. Pengantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta.

Kress, G dan van Leeuwn, T. 1996. Reading Images-The Grammar of Visual Design. London: Routledge.

Kress, G. 2000. Multimodality: Challenges to Thinking about Language. TESOL Quarterly, 34, 337-340.

Martin, J.R dan Rose, David. 2003. Working with Discourse. London: Continuum.

Nazir, Mohd. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pudentia, MPSS. 2008. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Rahardiansah, Trubus. 2011. Transformasi Nilai Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Bangsa: Dialektika Pentingnya Pendidikan Berbasis Local Genius. Jakarta: Universitas Trisakti.

Rahman, Elmustian, dkk. 2009. Riau Tanah Air Kebudayaan Melayu. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau.

Royce, Terry D. 2007. “Multimodal Communicative Competence in Second Language Contexts” dalam New Directions in the Analysis of Multimodal Discourse. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Publishers.

Saragih, Amrin. (2009). Semiotik Bahasa. Bahan Ajar Perkuliahan Semiotik Program Studi Linguistik USU. Medan.

150

Page 151:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Santoso, Riyadi. 2003. Semiotika Sosial Pandangan Terhadap Bahasa. Surabaya: Pustaka Eureka.

Sartini, Ni Wayan. 2011. Tinjauan Teoritik tentang Semiotik. Surabaya: Jurnal on-line Unair.

Sayuti. (2005). Definisi Kearifan Lokal. Wikipedia: Jurnal on-line.

Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: PODA.

Sibarani, Robert. 2011. Nilai-nilai Kearifan Lokal. Medan: Bahan Ajar Perkuliahan Metode Tradisi Lisan Program Studi Linguistik USU.

Sinar, T Silvana. 2010. Teori & Analisis Wacana, Pendekatan Linguistik Sistemik-Fungsional. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Sinar, T Silvana. 2011. Mitos Cerita Rakyat. Medan: USU Press.

Sinar, T Silvana. 2011. Kearifan Lokal Berpantun dalam Perkawinan Adat Melayu Batubara. Medan: USU Press.

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Suastika, I Made. 2011. Tradisi Sastra Lisan (Satua) di Bali Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna. Bali: Pustaka Larasan bekerjasama dengan Program Studi Magister dan Doktor Kajian Budaya Universitas Udayana.

Subyantoro, Arief, dan Suwarto, FX. 2006. Metode & Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Syafa’at, Rachmad, et.al. 2008. Negara, Masyarakat Adat dan Kearifan Lokal. Malang: In-TRANS Publishing.

Syuropati, A. Mohammad. 2011. Teori Sastra Kontemporer & 13 Tokohnya (Sebuah Perkenalan). Yogyakarta: IN AzNa Books.

Triswanto, Sugeng D. 2010. Trik Menulis Skripsi & Menghadapi Presentasi Bebas Stres, Lengkap dari A sampai Z. Yogyakarta: Tugu Publisher.

Yunita, Erni. (2011). Analisis Semiotik Tradisi Bermantra Pagar Diri di Desa Ujung Gading Julu, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.

151

Page 152:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

Medan: Sekolah Pascasarjana Program Studi Linguistik Universitas Sumatera Utara. Tesis.

Zoest, Aart van. 1991. Fiksi dan Non-Fiksi dalam Kajian Semiotik. Jakarta: Intermasa.

b. Internet

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Tinjauan%20Teoritik%20tentang%20Semiotik.pdf, diunduh 3 Maret 2012

hhtp://ibda.files.wordpress.com/2008/04/2-landasan-keilmuan-kearifanlokal.pdf), diunduh 15 Maret 2012

(http://jurnal.filsafat.ugm.ac.id/index.php/jf/article/viewFile/45/41), diunduh 17 April 2012

(http://www.sinarharapan.co.id/hiburan/budaya/2003/1018/bud 2.html), diunduh Desember 2011

152

Page 153:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

DAFTAR PERTANYAAN KHUSUS BOMO

Nama Bomo : M. Rasyid

Usia : 52 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Bomo lukah gilo

Alamat : Desa Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu

1. Bagaimana sejarah awal masyarakat suku Bonai?2. Bagaimana asal usul dan sejarah nama Bonai?3. Bagaimana kehidupan orang Bonai?4. Kapan awal mula masyarakat Bonai memeluk Islam?5. Apa mata pencarian orang Bonai?6. Apa saja kesenian yang dimiliki orang Bonai?7. Sudah berapa lama Bapak menjadi bomo?8. Bagaimana awal mulanya menjadi seorang bomo?9. Apa saja syarat untuk menjadi seorang bomo?10. Selain jadi bomo, apa pekerjaan Bapak yang lainnya?11. Bagaimana awal mula permainan rakyat lukah gilo?12. Apa saja persyaratan yang diperlukan untuk pembuatan lukah?13. Apa saja perlengkapan dan peralatan untuk membuat sebuah lukah?14. Bagaimana cara memainkan lukah gilo?15. Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi pada saat pertunjukkan lukah gilo

dimulai?16. Bolehkah kami mengetahui mantera ritual lukah gilo tersebut?17. Ada tidak perbedaan mantera lukah gilo orang Bonai dengan orang Sakai?18. Bagaimana syarat untuk menjadi asisten bomo?

153

Page 154:  · Web viewlukah ko olun ado iside ” yang artinya “lukah ini masih kosong isinya”. Gambar 28: Gambar lukah gilo yang akan siap dimainkan (dokumen pribadi) Mengambil mayang

DAFTAR PERNTANYAAN KHUSUS MASYARAKAT

Nama Informan :

Usia :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

1. Apakah saudara asli orang Rokan Hulu?2. Apakah anda mengetahui tentang masyarakat suku Bonai?3. Bagaiamana pandangan anda terhadap masyarakat suku Bonai tersebut?4. Apakah anda pernah berkomunikasi dengan masyarakat suku Bonai?5. Apakah anda mengetahui permainan lukah gilo?6. Bagaimana menurut anda tentang lukah gilo tersebut?7. Apakah anda pernah menyaksikan dan memegang langsung lukah yang

sedang bergerak tersebut?8. Apakah pernah terniat dihati anda untuk menjadi seorang bomo atau asisten

bomo lukah gilo?9. Apa pekerjaan anda?10. Apabila anda disuruh menjadi murid dari bomo yang menguasai ritual lukah

gilo tersebut, apakah anda bersedia?

154