bappeda.babelprov.go.idbappeda.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen... · web viewkinerja...
TRANSCRIPT
BAB IBAB I
PENDAHULUANPENDAHULUAN
I.1.I.1. Latar BelakangLatar BelakangPenyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa mengacu pada Undang-undang RI nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005–2025, khususnya tahapan pembangunan kedua tahun 2010-2014 yaitu “Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian”, Permendagri Nomor 16 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri 2010-2014 serta keberlanjutan program dan kegiatan lingkup Direktorat Jenderal pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri lima tahun ke depan.
Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan gambaran arahan kebijakan dan strategi pembangunan pada tahun 2012-2017 sebagai tolok ukur dan alat bantu dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam menyelenggaraan sebagian tugas pemerintahan di bidang urusan pemberdayaan masyarakat dan desa. Dokumen ini berfungsi untuk menuntun segenap penyelenggara kegiatan di setiap unit pelaksana di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa untuk secara konsekuen dan konsisten menyelenggarakan kegiatan sesuai posisi dan peran yang diemban.
Penyusunan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 dimaksudkan untuk untuk menyiapkan dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, serta bertujuan untuk memantapkan terselenggaranya kegiatan-kegiatan prioritas sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang ingin dicapai oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam periode lima tahun ke depan, yang
disesuaikan dengan dinamika dan tuntutan perubahan yang terjadi di masyarakat, serta sinkronisasi perencanaan pembangunan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam mendukung kebijakan pembangunan nasional.
I.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum penyusunan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 adalah
1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);
3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 - 2025;
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara; PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional,
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa,
7. Peraturan Pemerintah 73 tahun 2005 tentang Kelurahan,
8. Peraturan Pemerintah 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
9. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
I.3. Hubungan antar Dokumen
Hubungan antar dokumen Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-
2017 adalah dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 - 2025; UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara; PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; PP Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, PP Nomor 72 tahun 2007 tentang Desa, Perpres Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL), Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Departemen Dalam Negeri Tahun 2010-2014, serta ketentuan perundangan lainnya yang terkait.
I.4. Sistematika Dokumen Renstra BPMPD
Selanjutnya sesuai Surat Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 050/1923/BPD&S-II/2011 perihal Pembuatan Draft Renstra, Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 disusun dengan sistematika, sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang berisi Latar Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan Antar Dokumen, Sistematika Dokumen SKPD, Maksud dan Tujuan
Bab II Gambaran Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, yang berisi Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPMPD, Sumber Daya BPMPD, Kinerja Pelayanan BPMPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi, yang berisi Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPMPD, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala
Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Penentuan Isu-Isu Strategis
Bab IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS, yang berisi uraian Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan SKPD
Bab V Rencana Program dan Kegiatan
Bab VI Indikator Kinerja BPMPD Yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
I.5. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan rencana strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2012-2017 sebagai instrument perencanaan yang memberikan gambaran mengenai kebijakan dan kegiatan prioritas yang menjadi acuan pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit kerja di Lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, yang dilaksanakan secara koordinatif dan terpadu.
BAB IIGAMBARAN PELAYANAN BPMPD
II.6. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPMPDBadan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
adalah unsur pelaksana Pemerintah Provinsi di Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dipimpin seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Unit Pelaksana Teknis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, yang dipimpin oleh serorang Unit Pelaksana Teknis Badan yang berada dan di bawah dan bertangung jawab dengan Kepala Badan.
Tugas Pokok Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi, tugas dekonsentrasi di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
Fungsi Pokok Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum lintas kabupaten/kota bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa
c. Pembinaan pelaksanaan tugas bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa
d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB)e. Pelaksanaan Urusan Kesekretariatan.Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa terdiri dari :a. Kepala Badanb. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Perencanaan2. Sub Bagian Keuangan3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, membawahkan :1. Sub bidang pengembangan aparatur pemerintah desa/kelurahan2. Sub bidang administrasi pemerintah dan keuangan desa/kelurahan
d. Bidang Peningkatan Lembaga Kemasyarakatan, membawahkan :1. Sub bidang penataan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan
aparatur pemerintah desa/kelurahan2. Sub bidang pengembangan KPM dan fasilitasi pemberdayaan
masyarakat desa/kelurahane. Bidang Sosial Budaya Masyarakat dan Usaha Ekonomi Desa dan
Kelurahan, membawahkan :1. Sub bidang social budaya masyarakat dan kesejahteraan keluarga2. Sub bidang ekonomi dan pemasaran
f. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna, membawahkan :1. Sub bidang pemanfaatan sumber Daya Alam2. Sub bidang apengembangan teknologi tepat guna desa / kelurahan
g. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB)h. Kelompok Jabatan Fungsional
II.7. Sumber Daya BPMPDBadan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
mempunyai 1 orang Kepala Badan, 1 orang sekretaris, 4 orang Kepala Bidang dan 11 orang Kepala sub bagian dan Kepala Sub Bidang, 9 orang staf golongan III, 7 orang staf golongan II, 19 orang tenaga honorer.Aset yang dimiliki oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah kendaraan operasional berupa 1 buah kantor, 3 unit mobil dinas dan 7 unit sepeda motor, selain itu juga memiliki kelengkapan kerja perlengkapan kantor berupa mobile kantor, AC, dan peralatan kantor lainnya.
II.8. Kinerja Pelayanan SKPDBerdasarkan Perda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspetorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian
urusan pemerintahan, khususnya urusan pemerintahan daerah. Sejalan dengan tugas dan fungsi di bidang urusan pemerintahan daerah tersebut serta dengan mempertimbangkan isu-isu strategis atau pilihan-pilihan strategis yang akan dihadapi dalam lima tahun ke depan, Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 disusun dengan memperhatikan pencapaian program dan kegiatan yang telah dilakukan dalam agenda pembangunan pada lima tahun terakhir (2007-2012), serta kondisi lingkup ekternal dan internal lingkup tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa pada tahun 2012.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu pada masa bakti Gubernur Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya, terdapat berbagai agenda dan kebijakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang telah dapat diselesaikan dan dicapai. Namun sejalan dengan hal tersebut, masih cukup banyak pula agenda dan kebijakan yang masih memerlukan penyelesaian lebih lanjut guna menjawab kebutuhan dan dinamika penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dan desa yang harus terus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Sembilan bidang pembangunan yang termuat dalam RPJPN Tahun 2005-2025, meliputi: (1) Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama; (2) Bidang Ekonomi; (3) Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (4) Bidang Sarana dan Prasarana; (5) Politik; (6) Pertahanan dan Keamanan; (7) Hukum dan Aparatur; (8) Bidang Wilayah dan Tataruang; (9) Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Kementerian Dalam Negeri sesuai konteks peran dan kepentingan nasional, memiliki komitmen untuk memberikan kontribusi kepada kesembilan bidang tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya terkait dengan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sebagaimana termuat dalam Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 72 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, prioritas
kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa termasuk dalam Bidang Wilayah dan Tata Ruang.
Berkenaan dengan hal tersebut, prioritas Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa tahun 2012-2017 mempunyai aspek:
a. Penataan dan Penguatan Otonomi Desa; b. Pemberdayaan Masyarakat.Penjelasan atas aspek Penataan dan Penguatan Otonomi Desa dan Pemberdayaan Masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penataan dan Penguatan Otonomi DesaBerpedoman pada ketentuan UU. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka dalam rangka penataan dan penguatan otonomi desa, Pemerintah dan Pemerintah Daerah memiliki 6 (enam) peran utama, yakni: (a) Pemantapan Kerangka Aturan (Regulasi); (b) Pemantapan Kelembagaan Pemerintahan Desa; (c) Pemantapan Pengelolaan Keuangan Desa; (d) Pemantapan Administrasi Pemerintahan Desa; (e) Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa; dan (f) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Pelaksanaan peran tersebut adalah sebagai berikut:
1) Terkait dengan pemantapan kerangka aturan/regulasi, telah ditetapkan PP. Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, PP. Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, yang antara lain memuat mekanisme pembentukan, penghapusan, penggabungan dan perubahan status desa menjadi kelurahan dan masa jabatan aparat pemerintahan desa serta PP Nomor 45 Tahun 2007 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil, serta 23 (dua puluh tiga) Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk dijadikan rujukan bagi Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi Pemerintah Desa dan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat.
2) Dalam menyelenggarakan urusan yang menjadi kewenangan desa yang didasarkan atas asal-usul dan adat istiadat setempat, Kementerian Dalam Negeri telah menetapkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat, sebagai acuan dalam merumuskan keaslian asal-usul dan adat istiadat setiap daerah termasuk desa untuk selanjutnya dijadikan acuan bagi pemerintahan desa dalam menyelenggarakan urusan asli yang menjadi kewenagan desa.
3) Berkenaan dengan pemantapan kelembagaan Pemerintahan Desa, telah dilaksanakan sosialisasi kepada aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengenai Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, asistensi dan pemberian pertimbangan kebijakan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa, dan bimbingan teknis penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/kota dan penyusunan Peraturan Desa tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa.
4) Dalam rangka pemantapan pengelolaan keuangan desa, telah dilakukan sosialisasi kepada aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengenai Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa dan Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota Kepada Pemerintah Desa, serta asistensi pelaksanaan Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa.
5) Untuk pemantapan administrasi pemerintahan desa, telah dilakukan sosialisasi kepada aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengenai Pedoman Administrasi Desa, asistensi dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Penataan Administrasi Desa, fasilitasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk memperkuat penataan administrasi desa, baik yang berkenaan dengan administrasi kependudukan, administrasi pertanahan, administrasi keuangan, maupun administrasi dan pengelolaan kekayaan milik desa.
6) Khusus mengenai pengembangan kapasitas pemerintahan desa, kegiatan yang dialukan dalam bentuk penyusunan
sistem pembelajaran, kurikulum, dan modul pelatihan manajemen pemerintahan desa, serta memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pelatihan manajemen pemerintahan desa bagi Kepala Desa, Perangkat Desa, dan anggota Badan Permusyawaratan Desa.
7) Sedangkan dengan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan desa, sesuai dengan ketentuan Pasal 222 ayat (3) UU. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menetapkan bahwa “Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa dikoordinasikan oleh Bupati/Walikota”, maka pelaksanaan tugas pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dilakukan oleh Bupati/Walikota.
8) Selanjutnya dalam rangka penataan desa dan kelurahan, diharapkan pemerintah daerah, dalam menyelenggarakan desa/kelurahan segera menindaklanjuti berbagai ketentuan yang ada.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam rangka memfasilitasi upaya pemberdayaan masyarakat, terutama pemberdayaan masyarakat miskin, Badan Pemberdayaan Masyarakat telah melakukan langkah konkrit dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dilaksanakan sejak tahun 2000/2002 sebagai kelanjutan dari Program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Selain didanai oleh Dana Dekosentrasi juga di danai oleh Pemerintah Provinsi melalui APBD pada Tahun 2002 sebesar Rp. 4.000.0000.0000 (empat milyar rupiah) untuk 3 Kabupaten dan 1 Kota. Namun, dalam rangka peningkatan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu sejak tahun 2007 mengembangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), sehingga Program Pengembangan Kecamatan/PPK dilebur menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 s.d 2008 mendapat alokasi sebanyak 6 Kabupaten
dan 27 Kecamatan. Pada Tahun 2009 s.d sekarang ada beberapa lokasi menjadi lokasi kegiatan PNPM-PISEW yaitu Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kabupaten Bangka Selatan, sehingga lokasi PNPM-MPd saat ini berjumlah 3 Kabupaten dan 15 Kecamatan.
Saat ini, upaya pemberdayaan masyarakat miskin yang dilaksanakan melalui PNPM Mandiri Perdesaan sebagai program pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran, dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif dan pemberdayaan masyarakat. Hasil pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan (baik melalui pelaksanaan Program Pengembangan Kecamatan/PPK dan yang diteruskan melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin/PNPM Mandiri Perdesaan), telah menghasilkan beberapa capaian kegiatan fisik dari tahun 2005 hingga tahun 2009 berupa jalan desa, jembatan kecil, tambatan perahu, pasar desa, saluran irigasi tersier, jaringan listrik desa, bangunan air bersih, rehabilitasi Posyandu, dan rehabilitasi gedung sekolah dasar. Selain hasil fisik tersebut, PNPM Mandiri Perdesaan telah berhasil melakukan perguliran dana antara penduduk miskin (anggota Kelompok Masyarakat/ Pokmas) sehingga terjadi pemupukan modal usaha melalui Pokmas dalam jumlah yang cukup besar, pengembangan usaha kelompok perempuan, penyerapan tenaga kerja sehingga berkurangnya pengangguran di perdesaan, bantuan biaya pendidikan sekolah dasar bagi anak-anak keluarga miskin, serta berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan program-program penanggulangan kemiskinan.
Pada tahun 2009, pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan mencakupi 3 Kabupaten (melalui Program Dekonsentrasi), 13 kecamatan. Terkait dengan masih rendahnya daya serap PNPM Mandiri Perdesaan sampai triwulan III tahun 2009, hal ini berkenaan dengan “lamanya proses perencanaan hingga pencairan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) di Desa untuk membiayai kegiatan usaha ekonomi produktif dan pembangunan
infrastruktur perdesaan”, yang harus ditempuh melalui prosedur sebagai berikut:
1) penyiapan masyarakat untuk menerima pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan melalui proses sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Fasilitator Lapangan;
2) proses perencanaan kegiatan di tingkat desa, yang dimulai dari perencanaan di tingkat Kelompok Masyarakat (Pokmas), dilanjutkan dengan perencanaan di tingkat Dusun dan perencanaan di tingkat desa dalam rangka menyiapkan usulan kegiatan yang akan dibiayai dari dana PNPM Mandiri Perdesaan;
3) proses pembahasan usulan kegiatan dari Kelompok Masyarakat (Pokmas) melalui forum perencanaan di tingkat kecamatan untuk mendapat persetujuan mengenai jenis kegiatan dan jumlah dana untuk membiayai kegiatan tersebut;
4) proses penyiapan administrasi pencairan dana BLM oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) sesuai persetujuan pada forum perencanaan di tingkat kecamatan; dan
5) pelaksanaan pencairan dana BLM oleh Kelompok Masyarakat pada Bank Pemerintah setempat.
Peningkatan upaya penanggulangan kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perdesaan akan dilanjutkan pada periode berikutnya, dan tahun 2012 akan diperluas cakupan lokasi pelaksanaannya, dan direncanakan akan dilaksanakan di 14 Kecamatan pada 3 Kabupaten. Untuk itu, pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan akan terus dilanjutkan pada periode pemerintahan tahun 2009-2014. Terkait dengan hal itu, Kemendagri memiliki peran strategis dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, termasuk dalam memfaslitasi Pemerintah Daerah untuk menyediakan dana pendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam bentuk Dana Daerah Untuk Urusan Bersama sebagai dukungan terhadap penyediaan dana Bantuan Langsung Masyarakat/BLM dalam pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan. Penguatan peran Kemendagri dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesan ini sejalan dengan tugas Menteri Dalam Negeri dalam melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, sehingga dicegah kemungkinan adanya penolakan atau ketidaksediaan Pemerintah Daerah (sebagaimana terjadi beberapa waktu yang lalu) dalam menyediakan dana APBD untuk mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan.
Selain itu, telah dilakukan fasilitasi Pengembangan Ketahanan Pangan Masyarakat Desa, melalui pengembangan peran kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). Kebijakan ini didasarkan pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, yang menegaskan bahwa daIam setiap desa harus ada Cadangan Pangan Pemerintah Desa sebagai subsistem cadangan pangan nasional. Selanjutnya dalam rangka memfasilitasi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat, Kemendagri telah mengembangkan dan melaksanakan beberapa program/kegiatan, antara lain:
1) Penguatan kelembagaan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pin-jam (UED-SP) sebagai lembaga keuangan mikro yang dikelola oleh Pemerintah Desa dan wadah perolehan kredit modal usaha yang cepat bagi warga desa;
2) Penguatan Pasar Desa/Pasar Tradisional sebagai wadah pemasaran produk hasil usaha masyarakat;
3) Pengembangan keterampilan masyarakat dalam pendayagunaan teknologi tepat guna sesuai jenis usaha yang dikelola; dan
4) Pengembangan Desa Mandiri Energi Berbasis Jarak Pagar;
5) Peningkatan peran kelembagaan Posyandu melalui pengem-bangan sistem informasi Posyandu;
6) Merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan, dalam rangka pelaksanaan koordinasi, pemberian pedoman dan bimbingan serta supervisi dan konsultasi terkait dengan permasalahan sosial kemasyarakatan seperti misalnya
perlindungan dan pengakuan budaya lokal (masyarakat hukum adat), penyandang masalah kesejahteraan sosial (HIV/AIDS, Lansia, Penyandang cacat, Komunitas Adat Terpencil) serta Pengarusutamaan dan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Pedesaan.
II.9. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPMPDSelain memiliki potensi dan peluang, Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa juga menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan dalam rangka melaksanakan tugasnya menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri pada periode tahun 2012-2017, baik pada aspek penataan dan penguatan otonomi desa maaupun pemberdayaan masyarakat. Identifikasi permasalahan dan tantangan selama lima tahun kedepan yang dihadapi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa juga merupakan pertimbangan penting dalam perumusan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2012-2017.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam penyelenggaraan urusan pemberdayaan masyarakat selama lima tahun kedepan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Aspek Penataan dan Penguatan Otonomi Desa Belum mantapnya penyelenggaraan Otonomi Desa. Rendahnya pemahaman terhadap jati diri desa yang bersumber dari keaslian asal-usul dan adat-istiadat setempat untuk mewujudkan penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan desa, Implementasi pembagian kewenangan antara desa dengan kabupaten belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Peraturan daerah yang mengatur hal itu belum ada karena belum adanya aturan hukum yang memadai yang menjadi dasar pembagian kewenangan tersebut. Kemampuan perangkat desa maupun anggota BPD relatif terbatas baik dalam hal tingkat pendidikan formal, kemampuan khusus terkait dengan tuntutan juga fungsinya, maupun pemahaman terhadap kewenangan desa
itu sendiri. Tingkat penghasilan perangkat desa dan anggota BPD belum memadai, sehingga mengakibatkan dedikasi kerja tidak optimal. Belum semua desa memiliki kantor desa yang memadai sebagai sarana dan prasarana utama dalam penyelenggarakan pemerintahan desa; masih sedikitnya desa-desa yang mengembangkan kerjasama desa dalam rangka meningkatkan dan menguatkan otonomi desa.
2) Aspek Pemberdayaan Masyarakat
Ketidakberdayaan masyarakat disebabkan berbagai faktor, seperti ketidakmampuan secara ekonomi maupun kurangnya akses untuk memperoleh berbagai pelayanan dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam meningkatkan pendapatannya. Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) yang ada semua bisa dikatakan tidak aktif, pada Tahun 2011 dilaksanakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas UED-SP ke BUMDesa sebanyak 2 Desa yaitu Desa Pagarawan Kecamatan Merawang dan Desa Labu Kecamatan Puding Besar melalui Dana Dekosentrasi. Target capaian pendataan UED-SP sampai dengan tahun 2017 berjumlah 300 unit.
Masalah lainnya berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan baik formal maupun informal kepada masyarakat miskin juga masih kurang serta perlindungan dan pengakuan budaya lokal (masyarakat hukum adat), penyandang masalah kesejahteraan sosial (HIV/AIDS, Lansia, Penyandang cacat, Komunitas Adat Terpencil), Pengarusutamaan dan Kesetaraan Gender serta Pemberdayaan terhadap Tenaga Kerja Pedesaan. Selain itu, penyediaan berbagai informasi dan teknologi tepat guna yang dibutuhkan masyarakat serta pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas juga masih sangat terbatas.
BAB IIIISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan BPMPD
Permasalahan yang dihadapi oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah minimnya anggaran untuk melaksanakan tugas, pokok dan fungsi sehingga pelaksanaan kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Selain itu juga kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kinerja para pejabat yang ada seperti kendaraaan operasional yang masih minim, dan juga kurangnya sumberdaya manusia yang ada baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga ada beberapa tupoksi yang hanya berjalan di tempat.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar tinggal di pedesaan, pada umumnya hidup dalam keterbatasan, kemiskinan dan ketidakberdayaan dalam menghadapi berbagai perkembangan dan perubahan yang terjadi. Ketidakberdayaan masyarakat termasuk masyarakat miskin, disamping disebabkanmasalah ekonomi juga disebabkan kurangnya akses masyarkat memperoleh pelayanan kesehatan dan pendidikan serta peningkatan kemampuan dan keterampilan termasuk informasi. Adapun berbagai tantangan ke depan yang perlu di antisipasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam pencapaian program prioritas :
a. Kapasitas Pemerintahan Desa dan Kelurahan dalam mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan dalam rangka pemberian pelayanan dan peningkatan keberdayaan masyarakat relative terbatas.
b. Kinerja Lembaga Kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan masih rendah dalam mendorong peran aktif masyarakat mengelola program-program pembangunan dalam rangka mewujudkan ketahanan masyarakat, termasuk masih rendahnya kemampuan sumber daya manusia di perdesaan, seperti Kader Pemberdayaan Masyarakat, Kader PKK dan Kader Posyandu.
c. Kecendrungan menurunya peranan dan fungsi lembaga adat sebagai penegak system nilai social budaya dalam kehidupan masyarakat lokal, sehingga memerlukan upaya pemantapa nilai-nilai social budaya gotong royong sebagai pedoman sikap dan prilaku masyarakat dalam kehidupan bersama.
d. Semakin menurunnya tingkat kesejahteraan social masyarakat dengan berkembangnya berbagai jenis penyakit menular (Polio, TB Paru, Malaria), serta kasus HIV/Aids dan masalah social kemasyarakatan lainnya, dapat berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya pemenuhan hak-hak dasar penduduk, seperti kesehatan dan pendidikan serta peningkatan pendapatan keluarga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga.
e. Kurang berkembangnya usaha ekonomi masyarakat di perdesaan, yang mengakibatkan rendahnya kondisi kehidupan ekonomi masyarakat sehingga memerlukan upaya penguatan usaha ekonomi masyarakat dan usaha-usaha desa termasuk lembaga keuangan mikro masyarakat di perdesaan dalam penyediaan permodalan.
f. Belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan, karena terbatasnya akses masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal.
g. Rendahnya kemampuan masyarakat dalam mendayagunakan teknologi tepat guna, sehingga tidak tercipta peningkatan produktivitas kerja dalam peningkatan nilai tambah produkhasil usaha masyarakat. Hal ini memerlukan upaya pemasyarakatan dan pendayagunaan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Faktor-faktor pendorong pencapaian visi dan misi adalah adanya peraturan perundangan yang memberikan kewenangan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa untuk membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan serta adanya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, maka pemerintah Daerah memiliki diskresi atau keleluasaan kewenangan untuk mengatut dan mengurus kepentingan masyarakat termasuk penetapan kebijakan dan program-program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.3. Telaahan Renstra K/LUndang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 memuat arah utama, yaitu: “Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian”.
Untuk memberikan pengertian urutan sasaran pembangunan jangka menengah nasional tahun 2010-2014. Dalam Renstra ini dicantumkan Visi Pemerintah yaitu: “Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan”. Untuk mencapai Visi tersebut terdapat tiga Misi yang diemban, yaitu:
1. Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera;2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi; dan3. Memberkuat dimensi keadilan di semua bidang.
Agenda pokok yang akan dilakukan dalam melaksanakan ketiga Misi tersebut yaitu:
1. Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat;2. Perbaikan tata kelola pemerintahan;3. Penegakan pilar demokrasi;4. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi; dan5. Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
Sedangkan rumusan dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2010-2014 berisi 11 Prioritas Pembangunan Nasional, yaitu:
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola2. Pendidikan;3. Kesehatan;4. Penanggulangan Kemiskinan;5. Ketahanan Pangan;6. Infrastuktur;7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha;8. Energi;9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana;
10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik;11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi.
Mengacu pada visi, misi, agenda pokok dan Prioritas Pembangunan Nasional serta Renstra Kementerian Dalam Negeri 2010-2014, Kementerian Dalam Negeri menetapkan dan melaksanakan 5 (lima) Prioritas Nasional (PN) yang juga merupakan bagian penugasan yaitu:1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola2. Penanggulangan Kemiskinan;3. Infrastuktur;4. Iklim Investasi dan Iklim Usaha;5. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik;
Mengacu pada Permendagri Nomor 16 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri 2010-2014 serta sesuai dengan lingkup tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam penyelenggaraan sebagian tugas pemerintahan di bidang urusan dalam negeri, dengan prinsip-prinsip:
1. Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yaitu dengan memperkuat penyelenggaraan pemerintahan daerah guna meningkatkan pelayanan dan hasil-hasil pembangunan untuk kesejahateraan masyarakat;
2. Pembangunan berkelanjutan, yaitu keseluruhan proses pembangunan yang dilakukan saling berkaitan antara kegiatan sebelumya dengan rencana selanjutnya atau antara kegiatan
yang satu dengan kegiatan lainnya dalam suatu rangkaian tahapan yang saling terintegrasi;
3. Tata kepemerintahan yang baik, yaitu menerapkan tata pengelolaan yang baik (good governance) guna membentuk birokrasi yang lebih profesional dan berkinerja tinggi yang didukung dengan langkah-langkah reformasi birokrasi di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Program ini merupakan program teknis dengan tujuan meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan serta keberdayaan masyarakat, melalui penguatan kelembagaan.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Ditinjau dari tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup ada beberapa faktor penghambat antara lain :
a. Belum tersosialisasi dengan baik masalah RTRW dan KLHS kepada masyarakat desa/kelurahan.
b. Batas Batas desa yang cendrung membuat konflik antar masyarakat desa akibat adanya RTRW dan KLHS.
c. Rendahnya SDM Aparatur di Kabupaten yang menangani masalah RTRW dan KLHS yang sudah di atur.
d. Kurang bersinerginya beberapa program dari pemerintah maupun BUMN ataupun BUMD dalam pengelolaan tata ruang sehingga ada beberapa program yang saling berbenturan seperti pembangunan perumahan, daerah pertambangan, hutang lindung, pemerintah desa dsb.
Sedangkan faktor-faktor pendorong adalah adanya kemauan yang kuat dari pemerintah untuk melaksanakan RTRW dan KLHs agar dapat berjalan dengan baik dan optimal, adanya peraturan perundangan yang mendukung pelaksanaan tugas tersebut, adanya kemauan dari pemerintah daerah untuk dapat lebih memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
a. Kebijakan pemerintah dalam kerangka penangulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan telah menghasilkan berbagai kemajuan.
b. Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terus meningkat dari tahun-ke tahun.
c. Masih relatif besarnya jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
d. Masih Rendahnya Kualitas SDM Apartur Desa dalam pelayanan terhadap masyarakat
e. Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan termasuk masyarakat miskin.
f. Pluralisnya tradisi, adat istiadat dan budaya yang ada di Bangka Belitung.
g. Adanya penataan dan pemantapan system pemerintahan daerah dan pemerintahan desa melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta PP 72 Tahun 2005 Tentang Desa dan PP 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan.
BAB IVBAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARANVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Dalam rangka penugasan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Tugas: merumuskan kebijakan dan program-program pemberdayaan masyarakat dan penguatan pemerintahan desa
2. Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan pemerintah provinsi di bidang pe-merintahan desa dan kelurahan, kelembagaan dan pelatihan masyarakat, pemberdayaan adat dan sosial budaya masyarakat, usaha ekonomi masyarakat, Sumber daya alam dan teknologi tepat guna.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pemerintahan desa dan kelura-han, kelembagaan dan pelatihan masyarakat, pemberdayaan adat dan sosial budaya masyarakat, usaha ekonomi masyarakat serta sumber daya alam dan teknologi tepat guna.
c. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pemerintahan desa dan kelurahan, kelembagaan dan pelatihan masyarakat, pemberdayaan adat dan sosial budaya masyarakat, usaha ekonomi masyarakat, Sumber daya alam dan teknologi tepat guna.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi.
e. Pelaksanaan administrasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, selanjutnya dijabarkan menjadi visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
4.1. Visi
Berdasarkan peran dan mandat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang dijabarkan pada tugas pokok dan fungsinya dalam menyelenggarakan sebagian tugas Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, dirumuskan Visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sebagai cerminan gambaran peran dan kondisi yang ingin diwujudkan di masa depan. Hal tersebut sekaligus merefleksikan kesinambungan upaya pemberdayaan masyarakat, penataan dan penguatan otonomi desa, serta penguataan pemerintahan desa serta pada masa-masa sebelumnya.
Rumusan Visi yang diangkat dalam Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 merupakan arah kebijakan dalam penyusunan program dan kegiatan strategik sesuai kondisi obyektif lingkungan strategis lingkup Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam lima tahun ke depan, yaitu: “terwujudnya otonomi desa dan keberdayaan masyarakat yang partisipatif”
Visi tersebut mencerminkan suatu keinginan atau cita-cita untuk menjadi terdepan dalam melanjutkan perjalanan organisasi sebagai motor prenggerak perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat ke arah yang lebih baik, serta cerminan komitmen organisasi sebagai elemen penggerak dan motivator untuk menjadi semakin baik, yang harus disinergikan dengan elemen penggerak lainnya dalam suatu kesisteman yang utuh.
a. Otonomi desa, merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai yaitu terwujudnya suatu tatanan Pemantapan Kerangka Aturan/Regulasi; Pemantapan Kelembagaan Pemerintahan Desa; Peman-tapan Pengelolaan Keuangan Desa; Pemantapan Administrasi Pe-merintahan Desa; Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa; dan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa termasuk sistem penyelenggaraan pemerintahan desa kearah yang lebih demokratis.
b. Keberdayaan masyarakat, merupakan upaya mengembangkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan meliputi aspek ekonomi, sosial budaya, lingkungan
hidup dan politik, sehingga secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya serta berperan aktif dalam proses pembangunan.
c. Partisipatif masyakarat, merupakan peran aktif masyarakat dalam proses perencanaa, pelaksanaan, pembiayaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan hasil pembangunan.
4.2. Misi
Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang ditetapkan merupakan peran strategik yang diinginkan dalam mencapai visi dimaksud. Rumusan Misi yang diangkat didalam Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017, didasarkan pada isu-isu strategis lingkup Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa untuk lima tahun ke depan, yang merupakan penjabaran dari visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, yaitu menetapkan kebijaksanaan nasional dan memfasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat dalam upaya:
1. Memantapkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan;
2. Mengembangkan kelembagaan dan partisipasi masyarakat serta Memantapkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP);
3. Memantapkan kehidupan sosial budaya masyarakat, mengembangan usaha ekonomi masyarakat;
4. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan pendayagunaan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan.
4.3.Tujuan dan Sasaran
4.3.1.Tujuan Umum
Berdasarkan Renstra Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tujuan (T) Satker Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah “mewujudkan otononi desa dan
meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya”
4.3.2.Tujuan Khusus
Untuk mendukung tujuan umum, dalam Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, ditetapkan delapan Tujuan Khusus termasuk Sekretariat dan Bidang pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa sebagai penjabaran dari tujuan khusus yaitu:
T1: Meningkatkan efektivitas dan kualitas penyelenggaraan pemer-intahan desa dan pemerintahan kelurahan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik.
T2: Meningkatkan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan serta partisipasi keswadayaan masyarakat dalam pembangu-nan;
T3: Memantapkan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan;
T4: Mewujudkan tatanan kehidupan sosial budaya masyarakat yang maju dan dinamis melalui pelestarian adat istiadat dan budaya lokal, pengananan penyandang masalah kesejahteraan sosial, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dan keseteraan jender, serta peningkatan kemandirian tenaga kerja perdesaan;
T5: Mengembangkan kegiatan usaha ekonomi masyarakat dan keluarga termasuk penguatan lembaga sosial ekonomi masyarakat;
T6: Mengembangkan pengelolaan sumber daya alam yang efektif dan efisien dan pelestarian lingkungan hidup dengan mendayagunakan teknologi tepat guna.
T7: Meningkatkan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
T8: Meningkatkan kapasitas aparat dan masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan desa lingkup regional
4.4. Sasaran
Untuk mencapai tujuan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa tersebut, ditetapkan enam sasaran Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa pada tahun 2012-2016 sebagai berikut:
4.4.1.Sasaran Strategis
Sasaran yang akan dicapai sesuai Renstra Kementerian Dalam Negeri untuk Satker Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa telah ditetapkan 8 (delapan) Sasaran Strategis (S) sebagai penjabaran dari kegiatan yang ada pada Ditjen PMD yaitu:
1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa;
2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pembangunan desa;
3. Dukungan pengentasan kemiskinan melalui pemantapan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
4. Mempunyai sasaran meningkatnya pengembangan pem-berdayaan adat dan sosial budaya masyarakat;
5. Meningkatnya usaha ekonomi produktif masyarakat desa;
6. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan teknologi tepat guna
7. Meningkatnya dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
8. Meningkatnya kapasitas aparat dan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa lingkup regional.
4.4.2.Sasaran Khusus
Sasaran khusus yang ingin dicapai pada Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam
kurun waktu 2010-2014 yang merupakan derivatif dari masing-masing tujuan di atas dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mencapai tujuan pada T1 (Kegiatan Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan), ditetapkan sasaran khusus sebagai indikator keberhasilan yaitu:
T1S1: Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset desa serta kelurahan melalui Bintek, inventarisasi dan pendataan keuangan dan asset desa, pengembangan desa wisata sebagai sumber Pen-dapatan Asli Desa;
T1S2: Tersusunnya RUU tentang Desa;
T1S3: Meningkatnya pelayanan administrasi pemerintahan desa dan kelurahan melalui Bintek, dan konsolidasi, inventarisasi.
T1S4: Terlaksananya pengembangan desa dan kelurahan melalui penetapan indikator keberhasilan pemdes, penetapan dan penegasan batas wilayah desa, penyusunan data based desa dan kelurahan, bimtek dan koordinasi.
T1S5: Meningkatnya peningkatan kapasitas penyeleng-garaan Pemdeskel melalui TOT, bimbingan teknis peningkatan kapasitas aparat desa dan kelurahan.
T1S6: Meningkatnya peran Badan Permusyawaratan Desa melalui bimbingan teknis, orientasi, koordinasi, monitoring dan evaluasi.
2. Untuk mencapai tujuan pada T2 (Kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat), dite-tapkan sasaran khusus sebagai indikator keberhasilan yaitu:
T2S1: Terwujudnya penataan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan di desa;
T2S2: Meningkatnya jumlah desa yang memiliki profil desa sebagai pedoman dalam penyusunan peren-
canaan pembangunan desa/kelurahan ;
T2S3: Meningkatnya jumlah pelatihan yang diberikan bagi masyarakat perdesaan melalui penyusunan kurikulum dan modul, pelatihan, sinkronisasi, Tran-ing of Trainer;
T2S4: Meningkatnya keterpaduan program dan kegiatan masuk desa dan peningkatan system perencanaan partisipatif melalui sosialisasi, bimtek, pelatihan dan monitoring dan evaluasi;
T2S5: Meningkatnya penataan ruang kawasan pedesaan melalui fasilitasi Pemda dalam penyusunan perda tentang tata ruang kawasan perdesaan, pengembangan pusat pertumbuhan antar desa (PPTAD), bimtek, dan koordinasi;
T2S6: Jumlah daerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi peningkatan kelembagaan dan pelatihan masyarakat (provinsi).
3. Untuk mencapai tujuan pada T3 (Kegiatan Peningkatan Kemandiran Masyarakat Perdesaan), ditetapkan sasaran khusus sebagai indikator keberhasilan yaitu:
T3S1: Terlaksananya penerapan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan ;
4. Untuk mencapai tujuan pada T4 (Kegiatan Fasilitasi Pem-berdayaan Adata dan Sosial Budaya Masyarakat), dite-tapkan sasaran khusus sebagai indikator keberhasilan yaitu:T4S1: Meningkatnya pembinaan budaya nusantara
melalui pelestarian Adat dan Budaya Bangka Beli-tung;
T4S2: Meningkatnya pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) melalui Penguatan Kelembagaan Posyandu);
T4S3: Meningkatnya kesejahteraan sosial melalui sosialisasi, dan penguatan kelembagaan HIV/AIDS di
Kabupaten/Kota;
T4S4: Meningkatnya pembinaan dan perlindungan tenaga kerja perdesaan melalui peningkatan kemampuan tenaga kerja pedesaan ;
T4S5: Meningkatnya pelaksanaan pengarusutamaan gender dan peningkatan pemberdayaan perempuan melalui pendataan, bimtek, dan pemberantasan buta aksara.
5. Untuk mencapai tujuan pada T5 (Kegiatan Pengemban-gan Usaha Ekonomi Masyarakat), ditetapkan sasaran khusus sebagai indikator keberhasilan yaitu:
T5S1: Meningkatnya prosentase lembaga keuangan mikro perdesaan/Usaha Ekonomi Simpan Pinjam (UED-SP) yang berfungsi ;
T5S2: Meningkatnya jumlah desa yang menyediakan sarana dan prasarana pemasaran hasil produksi masyarakat desa;
T5S3: Meningkatnya kegiatan dibidang pertanian dan pangan yang berada di perdesaan melalui Bimtek CPPD di Provinsi dan Kabupaten/ Kota, koordinasi serta pemberian stimulan kepada kelompok masyarakat pengelola Cadangan Pangan Pemerintah Desa (CPPD)/lumbung desa;
T5S4: Meningkatnya usaha ekonomi keluarga melalui TOT dan pelatihan kewirausahaan, pemberian stimulan kepada kelompok masyarakat pesisir dan Penguatan Kelembagaan BUMKEL;
T5S5: Meningkatnya pelaksanaan usaha perkreditan dan simpan pinjam dan lembaga keuangan mikro pedesaan melalui Bimtek, koordinasi,dan pemberian stimulan kepada kelompok masyarakat;
T5S6: Meningkatnya pengembangan dan pengelolaan pasar desa/pasar lokal dan pengembangan informasi pasar melalui Bimtek pengelolaan pasar
desa bagi aparat pemerintah desa, pengelola pasar dan BPD serta memberikan bantuan stimulan untuk rehabilitasi pasar desa;
T5S7: Meningkatnya pengembangan usaha ekonomi masyarakat tertinggal termasuk PNPM-PISEW.
6. Untuk mencapai tujuan pada T6 (Kegiatan Fasilitasi Pen-gelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna), ditetapkan sasaran khusus sebagai indikator keberhasilan yaitu:
T6S1: Meningkatnya jumlah Desa Mandiri Energi (DME) memanfaatkan tanaman jarak pagar dll;
T6S2: Meningkatnya jumlah Posyantekdes yang berfungsi baik;
T6S3: Meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana permukiman dan perdesaan melalui orientasi, pelatihan, koordinasi, bimtek Air Minum dan Penyehatan Lingkungan termasuk penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;
T6S4: Meningkatnya jumlah hasil kajian dan pemetaan kebutuhan teknologi perdesaan yang diterapkan termasuk di wilayah perbatasan;
T6S5: Meningkatnya pelaksanaan rehabilitasi dan kon-servasi lingkungan di daerah.
7. Untuk mencapai tujuan pada T7 (Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jen-deral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa), ditetapkan sasaran khusus sebagai indikator keberhasilan yaitu:
T7S1: Meningkatnya prosentase penyusunan dokumen perencanaan program dan anggaran sesuai yang direncanakan;
T7S2: Tersedianya laporan keuangan dalam memenuhi kebutuhan administrasi dan keuangan serta laporan keuangan yang sesuai dengan Sistem
Akuntansi Publik (SAP);
T7S3: Prosentase ketersediaan asrsip dan ketatausahaan dalam memenuhi kebutuhan administrasi dan keuangan;
T7S4: Prosentase kelengkapan sarana dan prasarana dalam pelayanan rumah tangga layak pakai dan sesuai standar;
T7S5: Tersedianya Review kebijakan di bidang perdesaan melalui penyusunan Pedoman, permendagri.
8. Untuk mencapai tujuan pada T8 (Kegiatan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dan Desa Lingkup Regional), ditetapkan sasaran khusus sebagai indikator keberhasilan yaitu:
T8S1: Meningkatnya kapasitas aparatur desa/kelurahan sesuai standar;
T8S2: Meningkatnya kapasitas lembaga masyarakat desa/kelurahan sesuai standar;
T8S3: Terlaksananya pelayanan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, administrasi umum, perpustakaan, perlengkapan dan rumah tangga.
4.4.3.Arah Kebijakan dan Strategi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Mengacu pada visi, misi, agenda pokok dan Prioritas Pembangunan Nasional serta Renstra Kementerian Dalam Negeri 2010-2014, Kementerian Dalam Negeri menetapkan dan melaksanakan 5 (lima) Prioritas Nasional (PN) yang juga merupakan bagian penugasan yaitu:1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola2. Penanggulangan Kemiskinan;3. Infrastuktur;4. Iklim Investasi dan Iklim Usaha;5. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik;
Mengacu pada Permendagri Nomor 16 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri 2010-2014 serta sesuai dengan lingkup tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam penyelenggaraan sebagian tugas pemerintahan di bidang urusan dalam negeri, dengan prinsip-prinsip:
1. Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yaitu dengan memperkuat penyelenggaraan pemerintahan daerah guna meningkatkan pelayanan dan hasil-hasil pembangunan untuk kesejahateraan masyarakat;
2. Pembangunan berkelanjutan, yaitu keseluruhan proses pembangunan yang dilakukan saling berkaitan antara kegiatan sebelumya dengan rencana selanjutnya atau antara kegiatan yang satu dengan kegiatan lainnya dalam suatu rangkaian tahapan yang saling terintegrasi;
3. Tata kepemerintahan yang baik, yaitu menerapkan tata pengelolaan yang baik (good governance) guna membentuk birokrasi yang lebih profesional dan berkinerja tinggi yang didukung dengan langkah-langkah reformasi birokrasi di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerinta-han Desa.
4.4.4.Arah Kebijakan dan Program Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Berdasarkan prioritas nasional serta arah arah kebijakan dan strategi Kementerian Dalam Negeri tersebut lingkup yang menjadi tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, yaitu:
1. Mendorong penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemerintahan kelurahan yang demokratis melalui pengembangan kapasitas pemerintahan desa/kelurahan, pengelolaan keuangan desa, sistem administrasi dan kelembagaan desa;
2. Memantapkan peran lembaga kemasyarakatan serta pengembangan partisipasi dan keswadayaan masyarakat
dalam pembangunan kawasan perdesaan melalui pengembangan manajemen pembangunan partisipatif serta memantapkan sistem pendataan profil desa/kelurahan sebagai basis data dalam penyusunan rencana pembangunan di desa/kelurahan dan pengembangan kebijakan daerah;
3. Mendorong peningkatan kemandirian masyarakat perdesaan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dan dukungan daerah tertinggal dan pasca bencana.
4. Mendorong peningkatan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga menuju keluarga yang berkualitas, sehat dan sejahtera;
5. Memantapkan kehidupan sosial budaya masyarakat sesuai tradisi dan adat istiadat dalam mewujudkan keharmonisan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
6. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan keluarga, meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, memantapkan manajemen lembaga keuangan mikro perdesaan dan usaha-usaha desa, serta pengembangan pasar desa;
7. Mendorong pemasyarakatan dan pendayagunaan teknologi tepat guna bagi masyarakat dalam pengelolaan potensi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.
8. Meningkatkan kualitas dukungan manajemen dan dukungan pelayanan teknis lainnya Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Selanjutnya untuk mendukung pelaksanaan prioritas nasional tahun 2010-2014, dan berdasarkan aturan restrukturisasi program dan kegiatan bahwa setiap Eselon III harus memiliki program, maka Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menetapkan 7 (tujuh) program yaitu: Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat, Program Penguatan Ekonomi Lokal, Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan, Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa, Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa, Program Penataan Daerah Otonomi Baru, Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur dan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Program ini merupakan program teknis dengan tujuan meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan serta keberdayaan masyarakat, melalui penguatan kelembagaan pemerintahan desa dan kelurahan; kelembagaan pelatihan masyarakat; penanggulangan kemiskinan; pembinaan sosial budaya lokal; pengembangan usaha ekonomi masyarakat; serta pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna.
Indikator kinerja program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam memfasilitasi proses penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan yang partisipatif dan demokratis dan keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, diukur dari:
1. Jumlah fasilitasi pengelolaan keuangan dan aset desa serta kelurahan melalui Bintek, inventarisasi dan pendataan keuangan dan aset desa, pengembangan desa wisata sebagai sumber PAD;
2. Jumlah Dokumen Perda tentang Desa yang diselesaikan;3. Jumlah Kabupaten yang difasilitasi dalam penataan dan
pengembangan lembaga kemasyarakatan di desa;4. Jumlah desa yang memiliki profil desa sebagai pedoman
dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa;5. Prosentase lembaga keuangan mikro pedesaan/Usaha
Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) yang berfungsi; 6. Jumlah Penyediaan sarana dan Prasarana Pemasaran hasil
produksi masyarakat desa;7. Jumlah Posyantekdes yang berfungsi.8. Jumlah fasilitasi dalam pembinaan budaya melalui
pelestarian Adat dan Budaya Bangka Belitung;9. Jumlah fasilitasi dalam pemberdayaan dan kesejahteraan
keluarga (PKK) melalui Penguatan Kelembagaan Posyandu dan pelaksanaan Bangdesmadu;
10. Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) memanfaatkan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas Lin); serta
TABEL.4.4MATRIK TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR KINERJA PROGRAM DAN PENDANAAN
RPJMD 2012-2017BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA
(Dalam Juta Rupiah)
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)1 Mewujudkan
Otonomi Desa dan Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat dalam Aspek Ekonomi, Sosial dan Budaya.
1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
1. Jumlah fasilitasi pengelolan keuangan dan asset desa serta kelurahan melalui bimtek, inventarisasi dan pendataan keuangan dan asset desa.
2. Jumlah dokumen desa tentang yang diselesaikanJ
3. Jumlah aparatur pemerintahan desa yang ditingkatkan kapasitas SDM nya melalui Bimtek BPD, Bimtek Penyusunan perdes,bimtek tentang peraturan maupun undang-undang yang berkaitan dengan desa
4. Jumlah LKP kades,LPP desa, RPJMdesa yang sesuai standar dan ketentuan
5. Jumlah papan monografi desa
1 Paket 720 1 Paket 2.690 1 Paket 3.060 1 Paket 2.910 1 Paket 2.910
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)yang valid dan lengkap (Up to date).
2. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Masyarakat dalam Pembangunan Desa.
1. Jumlah desa yang difasilitasi dalam penataan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan.
2. Jumlah desa yang memiliki profil desa sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa
3. Jumlah LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) yang aktif
4. Jumlah KPM (Kader Pemberdayaan Masyarakat ) yang aktif
5. Jumlah pelatihan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah provinsi
6. Jumlah partisipasi masyarakat yang ikut dalam membangun desa/kelurahan.
Desa/Kel.
950 Desa/Kel.
1.350 Desa/Kel.
2.010 Desa/Kel.
2.150 Desa/Kel.
2.200
3. Meningkatnya kegiatan Ekonomi Produktif Masyarakat Desa.
1. Prosentase lembaga keuangan mikro perdesaan /Bumdes.
2. Jumlah penyediaan sarana dan prasarana hasil produksi masyarakat
3. Jumlah desa yang difasilitasi untuk cadangan pangan pemerintah desa
7 Kab/Kota
13.785 7 Kab/Kota
13.100
7 Kab/Kota
13.175
7 Kab/Kota
13.200 7 Kab/Kota
13.200
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)4. Jumlah desa yang difasilitasi
tentang pemberdayaan ekonomi dan usaha ekonomi bagi masyarakat miskin
5. Jumlah pasar desa yang difasilitasi penyerahan kewenangan dari pemerintah kabupaten/kota ke pemerintah provinsi
6. Jumlah RTS-PM yang difasilitasi dalam bentuk subsidi Raskin
4. Meningkatnya Pengembangan Pemberdayaan Adat & Sosial Bu-daya Masyarakat.
1. Jumlah fasilitasi dalam pembinaan adat istiadat dan budaya melalui pelestarian adat istiadat dan budaya daerah
2. Jumlah Posyandu yang aktif di desa dan kelurahan
3. Jumlah Kab/kota yang mengaktifkan sistem informasi Posyandu
4. Jumlah masyarakat yang ikut dalam menggalakan budaya gotong royong.
5. Jumlah siswa kurang mampu yang difasilitasi pemberian makanan
7 Kab/Kota
1.730 7 Kab/Kota
1.725 7 Kab/Kota
4.900 7 Kab/Kota
5.650 7 Kab/Kota
6.225
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)tambahan melalui PMT-AS
6. Jumlah Pokja adat yang terbentuk dan berfungsi
5. Meningkatnya Pen-gelolaan Sumber-daya alam & Pen-dayagunaan Teknologi Tepat Guna.
1.Jumlah Posyantek yang berfungsi2.Jumlah Kabupaten/ kota yang
berpartisipasi dalam Lomba TTG3.Jumlah Kabupaten Kota yang
berpartisipasi dalam gelar TTG Nasional
4.Jumlah Desa/ Kelurahan pesisir yang difasilitasi pendataan desa/kel pesisir dab Bimtek Inventarisir desa/ kelurahan pesisir
5.Jumlah lembaga penelitian dan pengurus tinggi yang ikut berpartisipasi dalam pemanfaatan SDA dengan mendayagunakan TTG
7 Kab/Kota
1.360 7 Kab/Kota
1.994 7 Kab/Kota
2.255 7 Kab/Kota
2.355 7 Kab/Kota
2.460
BAB VBAB VRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIFKELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Pola Penyelenggaraan
Sasaran Strategis dalam Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2012-2017 diarahkan dan dikendalikan oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, serta dilaksanakan oleh seluruh Unit Kerja lingkup Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahab Desa. Seluruh esselon III diwajibkan untuk menjabarkan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 kedalam Kegiatan sesuai dengan program.
Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 bersifat fleksibel dan dapat berubah dengan mempertimbangkan hasil evaluasi atas kondisi obyektif yang berkembang dan berkaitan dengan keperluan strategis yang mendesak. Hal-hal yang berkembang, belum terakomodir, dan kemudian isu pokok baru terkait lingkup Tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa segera diinventarisir oleh masing-masing Sekretaris dan Kepala Bidang untuk selanjutnya menjadi bahan masukan dan catatan perbaikan, dan disampaikan kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa untuk ditindaklanjuti.
Posisi Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2012-2017 adalah bagian dari manajemen keseharian Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam periode tersebut.
Untuk melaksanakan kebijakan strategis Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 2012-2017, organisasi pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
T a b e lOrganisasi Pelaksanaan Rencana Strategis
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan DesaTahun 2012-2017
NoNo Pejabat Pelaksana Kedudukan1. Kepala Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Penanggungjawab Umum dan Pengendalian Program
2. Sekretaris Badan Pemberdyaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Penanggungjawab Pelaksanaan dan Pengendalian Program
3. Para Kepala Bidang di Lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
Penanggungjawab Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan
5.2.Pengukuran Hasil
Pengukuran hasil dilaksanakan dalam bentuk pengukuran kinerja yang sekaligus dirangkaikan dengan pelaksanaan evaluasi kinerja guna mendukung peningkatan kualitas perencanaan kebijakan dan manajemen kinerja serta akuntabilitasnya.
Berdasarkan reformasi perencanan dan penganggaran, pengukuran hasil dilakukan terhadap capaian kinerja atas indikator dan target kinerja program yang disusun melalui proses restrukturisasi program dan selanjutnya ditetapkan sebagai acuan dalam Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Des 2012-2017.Untuk dimensi perencanaan tahunan, indikator kinerja Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 diuraikan kedalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang memuat ukuran capaian atas sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun rencana. Penjabarannya pada setiap eselon III dilakukan melalui indikator kinerja masing-masing bidang kerja.
5.3. Konsistensi Dokumen Perencanaan
Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 merupakan penjabaran dari Renstra Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017. Selanjutnya pada perencanaan tahunan, Renja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa sebagai dokumen perencanaan tahunan, harus mengacu pada Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017, serta memperhatikan arahan pada Peraturan Presiden tentang Rencana Kerja Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (RKP) pada tahun bersangkutan. Untuk itu dokumen perencanaan ini menjadi acuan penyusunan Renstra bagi unsur-unsur pelaksana pembangunan lingkup eselon III Badan Pemerdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
5.4. Kontingensi
Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 disusun berdasarkan baseline kegiatan lingkup Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa tahun 2011 dengan sejumlah asumsi pada situasi yang sangat dinamis dan direkam sesuai perkembangan kondisi terkini serta perspektif dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Untuk mengantisipasi perubahan yang sangat cepat dan membutuhkan penanganan mendesak, perlu diperhitungkan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam aspek operasional termasuk hal-hal yang bersifat force majeur dalam kebijakan strategis yang dilaksanakan setiap tahunnya.
5.5.Pengawasan, Pengendalian dan EvaluasiKegiatan Pengawasan, Pengendalian, dan Evaluasi merupakan
bagian dari manajemen pelaksanaan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017, yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari unit kerja terendah hingga tingkat Eselon II.
Pelaksanaan fungsi Pengawasan dilakukan oleh Inspektur Provinsi, sedangkan Pengendalian dan Evaluasi dikoordinasikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Terhadap pelaksanaan program dan kegiatan strategis dilakukan mulai dari pelaksana pada unit terendah (Desa) hingga tingkat unit kerja dan lingkup BPMPD. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui perbandingan antara sasaran yang ingin dicapai dengan hasil yang telah diraih; perbandingan hasil nyata dan yang direncanakan sebagai progres capaian baik kegiatan maupun program; perbandingan dengan instansi lain (jika diperlukan), serta trend
yang berlangsung, dalam konteks pengukuran kinerja/akuntabilitas. Pada tingkat SKPD, pelaksanaan evaluasi. Kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017 dilakukan dengan tertib dan obyektif serta disampaikan dalam bentuk laporan tertulis. Setiap tahun dilakukan pengukuran kinerja yang dilaksanakan sekaligus dalam rangkaian kegiatan pengendalian dan evaluasi, dan dilaporkan secara rutin dalam bentuk laporan tahunan kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang terintegrasi dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja. Pada akhir tahun 2016 dilaksanakan evaluasi umum pelaksanaan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017, yang merupakan evaluasi kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 2012-2017, sekaligus sebagai pertimbangan dalam penyiapan Rencana Strategis periode selanjutnya.
TABEL 5.6RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESAPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NO SASARAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
PENDANAAN INDIKATIF(DALAM JUTAAN RUPIAH)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Capaian Program/Kegiatan
RpCapaian Program/Kegiatan
RpCapaian Program/Kegiatan
RpCapaian Program/Kegiatan
RpCapaian Program/Kegiatan
Rp
BELANJA LANGSUNG
21.392 24.580 30.204 30.969 32.330
Lingkungan internal dan eksternal SKPD
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran
1.717 2.131 2.479 2.879 3.395
Institusi pemerintah dan masyarakat
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Pengiriman paket dan surat menyurat, perangko, materai.
500 surat 65 525 surat 80 550 surat 100 575 surat 120 600 surat 140
kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik
Pembayaran listrik dan komunikasi serta langganan internet 12 Bln 130 12 Bln 150 12 Bln 175 12 Bln 200 12 Bln 250
Pejabat Eselon II,III dan IV BPMPD Provins Kep.Bangka Bellitung
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Bbm dan Pelumas
980 liter 344 1000 Liter 400 1100 Liter 450 1200 Liter 550 1300 Liter 650
Pegawai BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Terpenuhinya honorarium bagi pengelola keuangan
12 Bln 48 12 Bln 60 12 Bln 70 12 Bln 80 12 Bln 90
kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Tersedianya jasa untuk kebersihan kantor
12 Bln 220 12 Bln 250 12 Bln 280 12 Bln 320 12 Bln 370
kantor BPMPDProvinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyediaan Jasa Peralatan Dan Perlengkapan Kantor
Tersedianya jasa untuk pemeliharaan dan perlengkapan kantor
12 Bln 50 12 Bln 80 12 Bln 100 12 Bln 130 12 Bln 150
Pegawai BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Terpenuhinya alat tulis kantor 12 Bln 115 12 Bln 120 12 Bln 120 12 Bln 150 12 Bln 175
Pegawai BPMPD Provinsi Kepulauan
Penyediaan Barang Cetakan
Barang cetakan dan penggandaan 12 Bln 75 12 Bln 100 12 Bln 125 12 Bln 150 12 Bln 180
Bangka Belitung Dan Penggandaan
kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor
Lampu, kabel listrik, instalasi listrik
12 Bln 25 12 Bln 25 12 Bln 30 12 Bln 30 12 Bln 50
Pegawai BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan
Koran, majalah
5040 koran 35 5040 koran 40 5040 koran 50 5040 koran 60 5040 koran 70
Kegiatan, rapat, jamuan terhadap tamu
Penyediaan Makanan Dan Minuman
Makanan dan minuman 12 Bln 35 12 Bln 40 12 Bln 50 12 Bln 60 12 Bln 70
internal dan eksternal SKPD
Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah
Perjalanan dinas luar daerah 12 Bln 400 12 Bln 500 12 Bln 550 12 Bln 600 12 Bln 700
internal dan eksternal SKPD
Penyediaan jasa penunjang pengelolaan pelayanan administrasi perkantoran
Terbayarnya honor PHL 6 orang petugas administrasi perkantoran selama 13 Bulan
- - 13 Bln 86 13 Bln 129 13 Bln 129 13 Bln 150
internal dan eksternal SKPD
Survey Dan Pengumpulan Data
Tersedianya data desa/kelurahan 12 Bln 175 12 Bln 200 12 Bln 250 12 Bln 300 12 Bln 350
Kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Terselenggaranya peningkatan sarana dan prasarana aparatur
570 430 1.180 550 500
Kendaraan roda empat dan dua
Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
Kendaraan dinas/operasional - - - - 15 Unit 900 - - - -
kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
TV LCD Perangkat Parabola, Filling Kabinet, Penangkal petir, peta provinsi,Papan nama ruangan, Papan DUK dan pengadaan WIFI
1 Pkt 135 1 Pkt 100 - - 1 Pkt 100 - -
Pegawai BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
AC, kipas angin,Laptop,Komputer
1 Pkt 135 1 Pkt 100 - - 1 Pkt 100 - -
Pegawai BPMPD Pengadaan meja rapat, meja 1 1 Pkt 50 1 Pkt 100 1 Pkt 150 1 Pkt 200 1 Pkt 250
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Meubelair biro, meja 1/2 biro
Kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Pemeliharaan gedung kantor 1 Pkt 175 1 Pkt 100 1 Pkt 100 1 Pkt 100 1 Pkt 200
Pegawai BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlatan dan Perlengkapan Gedung Kantor
AC, Alat Studio, Jaringan air,Laptop,Komputer PC ,Perbaikan Listrik dan Telepon
1 Pkt 25 1 Pkt 30 1 Pkt 30 1 Pkt 50 1 Pkt 50
Kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pengadan sumur Bor
Instalasi Air ( Sumur Bor) 2 unit 50 - - - - - - - -
Kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Tercapainya aparatur yang rapi, bersih dan berwibawa
10 - - 70 - -
Pegawai BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya
Pakaian dinas
1 Pkt 10 - - 1 Pkt 70 - - -
Kantor BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Meningkatan wawasan dan kedispilan pegawai - - 100 150 200 250
Pegawai BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pendidikan dan Pelatihan Formal
% pendidikan dan pelatihan serta bimtek yang diikuti
- - 12 Bln 100 12 Bln 150 12 Bln 200 12 Bln 250
Lingkungan internal dan eksternal SKPD
Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Tercapainya target kinerja anggaran setiap tahun
550 1.060 925 1.075 1.190
Evaluasi Kegiatan Bidang-bidang BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Monitoring Dan Evaluasi Program
Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi atas kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap bidang
12 Bln 50 12 Bln 80 12 Bln 100 12 Bln 150 12 Bln 200
% keberhasilan BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
% capaian kinerja terhadap indikator kegiatan dalam 1 tahun anggaran - - 2 Lap 50 2 Lap 60 2 Lap 75 2 Lap 80
% keberhasilan BPMPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam penentuan program/kegiatan responsif gender
Penyusunan Perencanaan Responsif Gender (PPRG)
% capaian kinerja terhadap indikator kegiatan dalam 1 tahun anggaran - - 1 Dok 30 1 Dok 40 1 Dok 50 1 Dok 60
Kabupaten /kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Fasilitasi Penyusunan, Perencanaan dan Penganggaran Program
Pencapaian Target Restra BPMPD Provinsi Kep.Bangka Belitung dengan Program /Kegiatan di BPMPD Kabupaten/kota
- - 5 berkas 100 5 berkas 125 5 berkas 150 5 berkas 200
Masyarakat penerima Program PNPM-MPd
Gelar Karya PNPM Mandiri Perdesaan
Meningkatkan pemahaman program dan sinergitas lintas pelaku dalan rangka pengentasan kemiskinan
1 Lokasi 100 1 Lokasi 150 1 Lokasi 150 1 Lokasi 200 1 Lokasi 200
Pelaku PNPM-MPd di 3 Kabupaten di Provinsi Kep.Bangka Belitung
Seleksi si Kompak Award
Meningkatnya motivasi pelaku PNPM-MPd di Prov.Kep.Bangka Belitung
3 Kab 100 3 Kab 150 3 Kab 150 3 Kab 150 3 Kab 150
Pelaku PNPM-MPd di 3 Kabupaten di Provinsi Kep,Bangka Belitung
Pendampingan Hukum kepada pelaku PNPM-MPd
Terbinanya dan terdampingi pelaku PNPM-MPd yang bersalah
3 Kab 100 3 Kab 150 3 Kab 150 3 Kab 150 3 Kab 150
Masyarakat penerima Program PNPM-MPd
PAP PNPM-MPd ( Kegiatan Pembinaan dan Monev PNPM-MPd)
Mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan kemandirian masyarakat
3 Kab 200 3 Kab 200 - - - - - -
Masyarakat Operasionalisasi Unit Pengaduan Masyarakat
Menampung pengaduan dari masyarakat
- - 12 Bulan 150 12 Bulan 150 12 Bulan 150 12 Bulan 150
Lingkungan internal dan eksternal SKPD
Program Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Keuangan Desa
Persentase Desa yang difasilitasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kel yang mengaplikasikannya
720 2.690 3.060 2.910 2.910
Aparatur desa se- Provinsi Kep.Bangka Belitung
Bimtek Penyusunan Pedoman Pengelolaan dan
Meningkatkan Pengetahuan dan pengelolaan administrasi Aparatur
50 Org 150 100 Org 300 100 Org 300 100 Org 300 100 Org 300
Rancangan Peraturan Desa/ Kelurahan
Desa
Aparatur desa/ Kelurahan se- Provinsi Kep.Bangka Belitung
Pengembangan Desa kelurahan
Meningkatkan Pengetahuan dan pengelolaan administrasi Aparatur Desa
- - 6 Kab 815 6 Kab 815 6 Kab 815 6 Kab 815
Aparatur desa/ Kelurahan se- Provinsi Kep.Bangka Belitung
Administrasi Pemerintahan Desa Kelurahan
Meningkatkan Pengetahuan dan pengelolaan administrasi Aparatur Desa
- - 100 Org 300 - - - - -
Badan Permusyawaratan Desa
Bimtek Badan Permusyawaratan Desa
Meningkatkan Pengetahuan dan pengelolaan administrasi Aparatur Desa
- - - - 50 Org 150 - - - -
Meningkatkan Pengetahuan dan pengelolaan administrasi Aparatur Desa
Sosialisasi UU Desa
Meningkatkan Pengetahuan dan pengelolaan administrasi Aparatur Desa
- - 100 Org 200 - - - -
Aparatur desa/ Kelurahan se- Provinsi Kep.Bangka Belitung
Bimtek Aplikasi Pendataan Desa/ Kelurahan
Meningkatkan Pengetahuan Aparatur Desa dalam pengolalaan Data
50 Org 150 100 Org 300 100 Org 300 100 Org 300 100 Org 300
100 orang Anggota BPD
Bimtek Manajemen Pemerintah Desa bagi Pengurus BPD tentang Manajemen
Meningkatkan pengetahuan anggota BPD dalam Urusan penyelenggaran pemerintah yang baik
50 Org 150 100 Org 300 100 Org 300 100 Org 300 100 Org 300
40 Desa/ Kelurahan di 7 Kabupaten/kota
Pembinaan Monitoring Dan Koordinasi Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa/ Kelurahan Mandiri Percontohan
Terlaksananya koordinasi dan monitoring bantuan keuangan kepada desa/ kel Mandiri Percontohan 40 Desa 100 40 Desa 100 40 Desa 100 40 Desa 100 40 Desa 100
Desa/ Kelurahan Se-Provinsi kepulauan Bangka Belitung
Pembinaan Monitoring Dan Koordinasi Bantuan Keuangan
Terpantaunya dana Bantuan Pemerintah Provinsi Kep.Bangka Belitung
7 kab/kota 170 7 kab/kota 175 7 kab/kota 175 7 kab/kota 175 7 kab/kota 175
Kepada Pemerintah Desa/ Kelurahan
Aparatur desa dan masyarakat
Bimtek Peningkatan Sumber pendapatan asli daerah melaluin pengembangan desa wisata
Meningkatan pengetahuan Aparatur desa dan masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Alam
- - - - 100 Org 300 100 Org 300 100 Org 300
Kepala Desa/Lurah Temu karya Kepala Desa dan Lurah Se-Prov.Kep.Bangka Belitung
Meningkatkan pengetahuan aparatur desa dan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam
- - 6 kab 200 6 kab 300 6 kab 300 6 kab 300
Kepala Desa Advokasi hukum bagi Kepala Desa se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pendampingan hukum bagi kepala desa yang bermasalah
- - - - 6 kab 150 6 kab 150 6 kab 150
Kepala Desa Pelatihan manajemen Pemdes bagi kepala desa se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Meningkatan pengetahuan Kepala desa dalam manajemen pemdes - - - - 6 kab 170 6 kab 170 6 kab 170
Lingkungan internal dan eksternal SKPD
Program Peningkatan Lembaga Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Persentase meningkatnya Lembaga Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang berperan aktif serta berpartisipasi dalam proses pembangunan
950 1.350 2.010 2.150 2.200
Lembaga Kemasyarakat se -Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pelatihan Manajemen Bagi lembaga Kemasyarakatan Desa/ Kelurahan se Provinsi Kep. Bangka Belitung
Peningkatan peran aktif Lembaga kemasyarakatan
45 org 150 45 org 150 45 org 150 45 org 150 45 org 150
Desa/ Kelurahan Se- Provinsi kepulauan Bangka Belitung
Penilaian Partisipasi Masyarakat
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam
6 Desa, 6 kel 250 6 Desa, 6
kel 285 6 Desa, 6 kel 285 6 Desa, 6
kel 300 6 Desa, 6 kel 300
Dalam membangun desa dan kelurahan
membangun desa / kelurahan
Aparatur PMD dan Akademisi Pendidikan
Fasilitasi Pembentukan Standar Pelatihan Masyarakat
Meningkatkan Kemampuan Kader pemberdayaan masyarakat
- - - - 30 Org 75 50 Org 150 50 Org 150
Pengurus Lembaga kemasyarakat se Prov Kep.Bangka Belitung
Pelatihan Musrenbang Bagi Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa (LPM, Karang Taruna,PKK dan Lain-lain )
Berperannya Pengurus Kelembagaan yang ada di masyarakat
- - - - 6 kab 200 6 kab 200 6 kab 200
Kelompok Kerja Profil Desa/ Kelurahan
Fasilitasi dan Monitoring Penyusunan Profil Desa/ Kelurahan
Tersedianya Data Profil Desa/ Kelurahan yang valid 35 Org 200 35 Org 200 35 Org 200 35 Org 200 35 Org 200
Terbentuknya KPM Pelatihan bagi Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM)
Peran Aktif Aparatur Desa/Kelurahan
35 org 100 45 Org 200 40 Org 150 40 Org 150 40 Org 150
Pengurus Kelompok kerja Profil Desa
Rintisan Penerapan Aparatur bagi pengembangan Profil Desa
Peningkatan peran aktif pengurus Lembaga kemasyarakatan
6 kab 250 - - - - - - - -
Aparatur Pemdes Pelatihan penyusunan RPJMdes bagi Aparatur Pemdes
Tersedianya dokumen RPJMdes 5 Tahun
- - 36 Org 175 40 Org 200 40 Org 200 40 Org 200
Pelatih Kader Pemberdyaan Masyarakat (KPM)
Pelatihan bagi pelatih Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) se- Prov.Kep.Babel
Peran Aktif Aparatur PMD Kab/Kota
- - 24 Org 80 50 Org 150 60 org 200 65 Org 250
Aparatur PMD dan Akademisi Pendidikan,Praktisi PMD
Fasilitasi Komite Standar Pelatihan PMD
Meningkatkan Kemampuan Kader pemberdayaan masyarakat
- - 25 Org 130 30 Org 150 30 Org 150 30 Org 150
Kader Pemberdyaan Temu karya Terciptanya - - 42 Org 130 60 Org 200 60 Org 200 60 Org 200
Masyarakat (KPM) Desa/Kelurahan
Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) se-Prov.Kep.Babel
keharmonisan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) se-Prov.Kep.Babel
Fasilitasi pendampingan pasca program nasional pemberdayaan masyarakat
- - - - 3 Kab 250 3 Kab 250 3 Kab 250
Lingkungan internal dan eksternal SKPD
Program Pemberdayaan sosial Budaya Masyarakat dan Usaha Ekonomi Desa
Tercapainya pengembangan dan pemberdayaan sosial Budaya Masyarakat dan Usaha Ekonomi Desa
1.730 1.725 4.900 5.650 6.225
Anak sekolah Dasar Se- provinsi kep.Bangka Belitung
Bantuan Monitoring serta Evaluasi Program Makanan Tambahan Anak Sekolah ( PMTAS) Provinsi Kep.Bangka Belitung
Mengkoordinir kegiatan program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS)
7 Kab/Kota 850 7 Kab/Kota 1.000 7 Kab/Kota 1.000 7 Kab/Kota 1.000 7 Kab/Kota 1.000
Melestarikan Tradisi dan Adat Istiadat
Pengembangan Tradisi dan Adat Istiadat bagi Pemuka Masyarakat Perdesaan
Terbentunya Lembaga adat dan Tradisi 7 Kab/Kota 150 - - 7 Kab/Kota 175 7 Kab/Kota 200 7
Kab/Kota 200
Kesehatan Masyarakat desa /kelurahan
Pembinaan Pokjanal Posyandu
Meningkatkan koordinasi dan Pembinaan Pokjanal Posyandu
7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 175 7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 200
Desa/ Kelurahan Se Provinsi kepulauan Bangka Belitung
Peningkatan Peran serta Masyarakat Dalam Bulan Bakti Goton Royong Masyarakat
Menumbuhkan budaya gotong royong di masyarakat
7 Kab/Kota 250 7 Kab/Kota 250 7 Kab/Kota 250 7 Kab/Kota 250 7 Kab/Kota 275
7 Kabupaten /Kota Pelatihan Ketrampilan Manajemen
Memahami terhadap manajemen pengelolaan Badan
7 Kab/Kota 100 - - 7 Kab/Kota 125 7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 175
Badan Usaha Milik Desa
Usaha Milik Desa
Desa Se Provinsi kepulauan Bangka Belitung
Fasilitasi dan pendampingan penetapan kawasan perdesaan berbasis masyarakat
Penataan ruang partisipatif, penetapan dan pengembangan pusat pertumbuhan terpadu antar desa serta penguatan kapasitas masyarakat,kelembagaan dan kemitraan
- - 6 Kab 70 6 Kab 175 6 Kab 175 6 Kab 200
35 Orang Pelatihan Ketrampilan dan Pengelolaan Usaha Ekonomi Keluarga di Perdesaan
Terampilnya masyarakat dalam mengelola Usaha 35 Org 100 35 Org 100 60 Org 125 65 Org 150 65 Org 150
Pasar Desa yang ada se-provinsi Kep.Bangka Belitung
Fasilitasi dan Bimbingan Teknis Pengelolaan pasar Desa
Berlakunya pasar desa secara Optimal
62 Org 130 62 Org 130 70 Org 175 70 Org 175 100 Org 200
Terbentuknya Objek Kerjasama Desa
Fasilitasi Program Kerjasama Desa Lintas Kabupaten/ kota
Tersusunnya Format PERMA dan KEPMA
- - - - 6 kab 525 6 kab 550 6 kab 600
Bumdes Peningkatan Kapasitas kelembagaan dan pengurus Badan Usaha Milik Desa
Terciptanya Badan Usaha Milik Desa yang berdaya guna dan berhasil guna - - - - 6 kab 850 6 kab 950 6 kab 1.000
Masyarakat Ekspo ekonomi kreatif
Terlaksananya promosi hasil usaha ekonomi kreatif masyarakat
- - 1 Lokasi 25 1 Lokasi 75 1 Lokasi 100 1 Lokasi 125
Desa/wilayah tertinggal
Pengembangan ekonomi wilayah tertinggal
Meningkatnya ekonomi masyarakat - - - - 6 kab 300 6 kab 600 6 kab 800
Desa Fasilitasi cadangan pangan pemerintah desa
Terlaksananya cadangan pangan pemerintaha desa - - - - 6 kab 150 6 kab 150 6 kab 150
Bumdes Bantuan keuangan bagi Badan Usaha
- - - - 6 kab 400 6 kab 600 6 kab 750
Milik Desa
Pasar Desa Bantuan keuangan bagi peningkatan kelembagaan pasar desa
- - - - 6 kab 400 6 kab 400 6 kab 400
PKK di Kab/Kota Peningkatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan keluarga (PKK)
Meningkatnya kinerja kelompok kerja (Pokja) PKK - - 7 Kab/Kota 974 7 Kab/Kota 1.000 7 Kab/Kota 1.000 7
Kab/Kota 1.250
Lingkungan internal dan eksternal SKPD
Program Pengelolaam SDA Desa dan Pengembangan TTG
Persentase SDA yang dikelola dan Posyantek yang berfungsi
1.360 1.994 2.255 2.355 2.460
7 Kabupaten /Kota Pelatihan Ketrampilan Dasar Fasilitasi dan Pemelihraan sarana dan Prasarana Bagi Kelompok Pengelolaan Prasarana
Terlaksananya penilaian kelompok sarana dan Prasarana
7 Kab/Kota 175 7 Kab/Kota 175 7 Kab/Kota 210 7 Kab/Kota 225 7 Kab/Kota 250
7 Kabupaten /Kota Inventarisasi Database Potensi Desa/kelurahan Daerah pesisir Bimtek Aplikasi Pendataan Desa/ Kelurahan pesisir
Terlaksananya pendataan Data base daerah pesisir
7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 184 7 Kab/Kota 185 7 Kab/Kota 195 7 Kab/Kota 200
Masyarakat Indonesia Gelar TTG
Tingkat NasionalPengenalan Jenis TTG Prov Kep.Babel 1 Lokasi 300 1 Lokasi 325 1 Lokasi 350 1 Lokasi 365 1 Lokasi 375
50 Persen Peningkatan Motivasi Masyarakat melalui Lomba TTG Tingkat Provinsi
Meningkatkan Daya saing Produk daerah
7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 225 7 Kab/Kota 250 7 Kab/Kota 270 7 Kab/Kota 275
Pengurus Posyantek di Kecamatan
Pelatihan Pengurus Posyantek
Meningkatkan pengetahuan sikap dan ketrampilan
7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 225 7 Kab/Kota 235 7 Kab/Kota 250 7 Kab/Kota 260
7 Kabupaten /Kota Operasionalisasi Posyantekdes Percontohan
Terlaksananya operasionalisasi Posyantek di tingkat 7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 175 7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 215 7
Kab/Kota 225
Kecamatan
Pengurus Posyantek yang ada di 7 Kabupaten/kota
Peningkatan partisipasi kelompok masyarakat melalui lomba posyantek tingkat Provinsi
Terlaksananya motivasi kepada pengurus posyantek
- - 7 Kab/Kota 135 7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 160 7 Kab/Kota 175
Daerah pesisir di 7 Kabupaten/kota
Pelatihan pengelolaan sumber daya alam daerah pesisir
Terlaksananya sumber pendapatan masyarakat daerah pesisir
7 Kab/Kota 185 7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 225
Hasil lomba TTG Tahun 2013 s.d 2017
Pembuatan katalog TTG
Terlaksanaya pembuatan rangkuman/kumpulan alat-alat TTG selama 5 Tahun
- - 7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 150 7 Kab/Kota 150
Masyarakat Fasilitasi pengembangan dan penerapan TTG Desa/Kelurahan
Terlaksananya pemanfaatan TTG bagi masyarakat - - 7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 200 7 Kab/Kota 200 7
Kab/Kota 200
Desa Se- Provinsi kepulauan Bangka Belitung
Fasilitasi dan koordinasi pengelolaan SDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Terlaksananya pengelolaan dan pemanfaatan SDA - - - - 7 Kab/Kota 125 7 Kab/Kota 125 7
Kab/Kota 125
Masyarakat miskin Program Raskintis
Persentase RTM yang mendapat RASKINTIS
13.785 13.100 13.175 13.200 13.200
Desa/ Kelurahan Se Provinsi kepulauan Bangka Belitung
Rakor dan Monev Bantuan Beras Bagi keluarga Miskin
Terlaksananya Bantuan sosial Subsidi Raskin 7 Kab/Kota 170 7 Kab/Kota 100 7 Kab/Kota 175 7 Kab/Kota 200 7
Kab/Kota 200
Desa/ Kelurahan Se Provinsi kepulauan Bangka Belitung
Pemberian Bantuan Sosial Sisa Subsidi Beras kepada Keluarga Miskin secara Gratis
Menurunnya beban pengeluaran masyarakat miskin 7 Kab/Kota 13.615 7 Kab/Kota 13.000 7 Kab/Kota 13.000 7 Kab/Kota 13.000 7
Kab/Kota 13.000
TOTAL BELANJA 21.392 24.580 30.204 30.969 32.330
BAB VIINDIKATOR KINERJA BPMPD YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
I. Pada tujuan meningkatkan efektivitas dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemerintahan kelurahan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik indikator kinerja adalah :a. Jumlah fasilitasi pengelolaan keuangan dan aset desa serta
kelurahan melalui Bintek, inventarisasi dan pendataan keuangan dan asset desa, pengembangan desa wisata sebagai sumber Penda-patan Asli Desa
b. Tersusunnya RUU tentang Desa ;c. Jumlah provinsi dan kabupaten yang difasilitasi dalam pelayanan
administrasi pemerintahan desa dan kelurahan melalui Bintek, dan konsolidasi, inventarisasi.
d. Jumlah fasilitasi pengembangan desa dan kelurahan melalui penetapan indikator keberhasilan pemdes, penetapan dan penegasan batas wilayah desa, penyusunan data based desa dan kelurahan, bimtek dan koordinasi.
e. Jumlah fasilitasi peningkatan kapasitas melalui TOT, bimbingan tek-nis peningkatan kapasitas aparat desa dan kelurahan.
f. Jumlah fasilitasi pemantapan Badan Permusyawaratan Desa melalui bimbingan teknis, orientasi, koordinasi, monitoring dan evaluasi
II. Pada tujuan meningkatkan kapasitas dan peran lembaga ke-masyarakatan serta partisipasi keswadayaan masyarakat dalam pem-bangunan indikator kinerja adalah :a. Jumlah kabupaten yang difasilitasi dalam penataan dan
pengembangan lembaga kemasyarakatan di desa;b. Jumlah desa yang memiliki profil desa sebagai pedoman dalam
penyusunan perencanaan pembangunan desa/kelurahan;c. Jumlah pelatihan yang diberikan bagi masyarakat perdesaan
melalui penyusunan kurikulum dan modul, pelatihan, sinkronisasi, Traning of Trainer;
d. Jumlah provinsi dan kabupaten yang difasilitasi dalam program dan kegiatan masuk desa dan peningkatan system perencanaan partisipatif melalui sosialisasi, bimtek, pelatihan dan monitoring dan
evaluasi;e. Jumlah provinsi dan kabupaten yang difasilitasi dalam penataan
ruang kawasan pedesaan melalui fasilitasi Pemda dalam penyusunan perda tentang tata ruang kawasan perdesaan, pengembangan pusat pertumbuhan antar desa (PPTAD), bimtek, dan koordinasi;
f. Jumlah daerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi peningkatan kelembagaan dan pelatihan masyarakat (provinsi)
III. Pada tujuan memantapkan pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dan dukungan daerah tertinggal dan pasca bencana pembangunan indikator kinerja adalah :a. Penerapan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan;IV. Pada Tujuan mewujudkan tatanan kehidupan sosial budaya
masyarakat yang maju dan dinamis melalui pelestarian adat istiadat dan budaya lokal, pengananan penyandang masalah kesejahteraan sosial, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dan keseteraan jender, serta peningkatan kemandirian tenaga kerja perdesaan indikator kinerjanya adalah :
a. Jumlah fasilitasi dalam pembinaan budaya nusantara melalui pelestarian Adat dan Budaya Nusantara;
b. Jumlah fasilitasi dalam pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) melalui Penguatan Kelembagaan Posyandu;
c. Jumlah kabupaten/kota yang difasilitasi dalam peningkatan kesejahteraan sosial melalui sosialisasi, dan penguatan kelembagaan HIV/AIDS di daerah;
d. Jumlah kabupaten yang difasilitasi dalam pembinaan dan perlindungan tenaga kerja perdesaan melalui peningkatan kemampuan tenaga kerja pedesaan di wilayah perbatasan antar negara, pelatihan dan orientasi;
e. Jumlah kabupaten yang difasilitasi dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender dan peningkatan pemberdayaan perempuan melalui pendataan, bimtek, dan pemberantasan buta aksara
V. Pada tujuan mengembangkan kegiatan usaha ekonomi masyarakat dan keluarga termasuk penguatan lembaga sosial ekonomi masyarakat indikator kinerjanya adalah :
a. Prosentase lembaga keuangan mikro perdesaan/Usaha Ekonomi Simpan Pinjam (UED-SP) yang berfungsi;
b. Jumlah desa yang menyediakan sarana dan prasarana pemasaran hasil produksi masyarakat desa;
c. Jumlah provinsi dan kabupaten yang difasilitasi di bidang pertanian dan pangan yang berada di perdesaan melalui Bimtek CPPD di Kabupaten/ Kota, koordinasi serta pemberian stimulan kepada kelompok masyarakat pengelola Cadangan Pangan Pemerintah Desa (CPPD)/lumbung desa;
d. Jumlah kabupaten/kota yang difasilitasi dalam pelaksanaan peningkatan usaha ekonomi keluarga melalui TOT dan pelatihan kewirausahaan, pemberian stimulan kepada kelompok masyarakat pesisir dan Penguatan Kelembagaan BUMKEL;
e. Jumlah kabupaten/kota yang difasilitasi dalam pelaksanaan usaha perkreditan dan simpan pinjam dan lembaga keuangan mikro pedesaan melalui Bimtek, koordinasi,dan pemberian stimulan kepada kelompok masyarakat;
f. Jumlah kabupaten/kota yang difasilitasi pengembangan dan pengelolaan pasar desa/pasar lokal dan pengembangan informasi pasar melalui Bimtek pengelolaan pasar desa bagi aparat pemerintah desa, pengelola pasar dan BPD serta memberikan ban-tuan stimulan untuk rehabilitasi pasar desa;
g. Jumlahkabupaten/kota yang difasilitasi dalam pengembangan usaha ekonomi masyarakat tertinggal termasuk PNPM-PISEW
VI.Pada tujuan mengembangkan pengelolaan sumber daya alam yang efektif dan efisien dan pelestarian lingkungan hidup dengan mendayagunakan teknologi tepat guna indikator kinerjanya adalah :a. Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) memanfaatkan tanaman jarak
pagar b. Jumlah Posyantekdes yang berfungsi baikc. Jumlah Provinsi dan Kabupaten Pemda dalam pembangunan sarana
dan prasarana permukiman dan perdesaan melalui orientasi, pelatihan, koordinasi, bimtek Air Minum dan Penyehatan Lingkun-gan termasuk penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat; d. Jumlah hasil kajian dan pemetaan kebutuhan teknologi perdesaan
yang diterapkan termasuk di wilayah perbatasan;e. Jumlah provinsi yang melaksanakan rehabilitasi dan konservasi
lingkunganVII.Pada tujuan meningkatkan dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa indikator kinerjanya adalah :a. Prosentase terlaksananya penyusunan dokumen perencanaan pro-
gram dan anggaran sesuai yang direncanakan;b. Jumlah laporan keuangan dalam memenuhi kebutuhan administrasi
dan keuangan serta laporan keuangan yang sesuai dengan Sistem Akuntansi Publik (SAP);
c. Prosentase ketersediaan asrsip dan ketatausahaan dalam memenuhi kebutuhan administrasi dan keuangan;
d. Prosentase kelengkapan sarana dan prasarana dalam pelayanan rumah tangga layak pakai dan sesuai standar;
e. Prosentase data aset barang milik negara (BMN) sesuai dengan standar;
f. Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran disiplin pegawai;g. Jumlah Review kebijakan di bidang perdesaan melalui penyusunan
Pedoman, perda dan pergub;VIII. Pada tujuan meningkatkan kapasitas aparat dan masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan desa lingkup regionala. Jumlah pelatihan di bidang pemberdayaan aparatur desa/kelurahan
sesuai standar;b. Jumlah pelatihan di bidang pemberdayaan lembaga masyarakat
desa/kelurahan sesuai standar;c. Biaya rata-rata pelayanan urusan ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, administrasi umum, perpustakaan, perlengkapan dan rumah.
BAB VII
PENUTUP
Penyusunan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 merupakan Komitmen bersama yang dilakukan dalam rangka mendukung Perencanaan yang berfungsinya sebagai alat bantu dan tolok ukur dalam melaksanakan misi dan mewujudkan visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Untuk mencapai sasaran Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 yang telah ditetapkan, agar setiap bidang di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat melaksanakan program dan kegiatan prioritas sesuai tugas dan fungsinya.