faturmuhiwan.files.wordpress.com · web viewguru menanyakan kepada siswa hubungan antara...

35
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 9) Sekolah : SMA Muhammadiyah Wonosari Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1 Alokasi Waktu : 6 × 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada saling temas Kompetensi Dasar : 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat Indikator Menggambar siklus sel Mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan mitosis berdasarkan foto sel yang sedang membelah Mengamati pembelahan sel Membedakan pembelahan mitosis dan meiosis Mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan meiosis ============================================================== ==== I. Tujuan : 1. Siswa mampu membedakan dan menjelaskan proses pembelahan mitosis dan meiosis, serta keterkaitannya dengan pewarisan sifat 2. Siswa mampu menjelaskan proses gometogenesis

Upload: donhu

Post on 09-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP No. 9)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Wonosari

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1

Alokasi Waktu : 6 × 45 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip

hereditas serta implikasinya pada saling temas

Kompetensi Dasar : 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan mitosis

dan meiosis dengan pewarisan sifat

Indikator

Menggambar siklus sel

Mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan mitosis berdasarkan foto sel yang

sedang membelah

Mengamati pembelahan sel

Membedakan pembelahan mitosis dan meiosis

Mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan meiosis

=================================================================

=

I. Tujuan : 1. Siswa mampu membedakan dan menjelaskan proses pembelahan mitosis

dan meiosis, serta keterkaitannya dengan pewarisan sifat

2. Siswa mampu menjelaskan proses gometogenesis

3. Meningkatkan keimanan siswa melalui pemahaman pengaturan

Allah terhadap konsistensi sifat-sifat menurun dalam proses

pembelahan sel ( Nilai Religius )

II. Materi Ajar

Siklus sel

Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses

pembelahan. Pada mahluk hidup bersel tunggal, pembelahan sel merupakan cara

untuk berkembang biak, misal pada; bakteri atau protozoa.

Pada mahluk hidup bersel banyak, reproduksi sel mengakibatkan bertambahnya

banyak sel-sel tubuh, dengan demikian terjadilah pertumbuhan tubuh mahluk

hidup. Pada dasarnya pembelahan sel ada dua macam, yaitu pembelahan sel secra

langsung dan secara tidak langsung. Pembelahan secara langsung tidak melalui

tahapan (amitosis), sedangkan pembelahan secra tidak langsung melalui tahapan,

dapat dibedakan menjadi pembelahan Mitosis dan Meiosis. Mitosis menghasilkan

2 sel anak yang identik dengan induk, sedangkan meiosis menghasilkan 4 sel anak

masing-masing memiliki setengah jumlah kromosom induk dan dengan komposisi

genetik yang berbeda.

Pembelahan Sel Secara Langsung

Yang melakukan pembelahan ini antara lain; bakteri, protozoa, ganggang

bersel satu. Artinya proses pembelahan itu tidak melalui tahapan-tahapan atau

dikenal dengan pembelahan amitosis. Satu sel induk membelah langsung

menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan (n x 2). Setiap sel

membelah menjadi dua sel yang sama (identik) sehingga disebut pembelahan

biner. Prosesnya didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti

pembelahan sitoplasma dan akhirnya sel itu terbagi dua sel anak.

Pembelahan Sel Secara tidak Langsung

Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan dengan melalui

tahapan-tahapan tertentu. Pembelahan ini ditandai dengan penampakan yang

berbeda-beda dari kromosom yang dikandungnya.

Mitosis

Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh mahluk hidup, kecuali

pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Pada pembelahan mitosis, satu sel

induk membelah diri menjadi dua sel anak yang mewarisi semua sel induk.

Kedua sel anak itu bersifat identik. Jika sel induk memiliki 2n kromosom, maka

anaknya juga memiliki 2n kromosom pula. Tujuan dari pembelahan mitosis

adalah untuk mewariskan semua sefat sifat induk kepada kedua sel anaknya.

Pewarisan ini terjadi secara bertahap, tahapannya (fase) adalah profase, metafase,

anafase, telofase, dan interfase.

a. Profase

Profase atau fase awal dari pembelahan diri. Tanda-tanda fase ini adalah:

Benang-benang kromatin di nukleus menebal dan memendek menjadi

kromosom. Tiap-tiap kromosom menggandakan diri sehingga membentuk

struktur simetris yang disebut sebagai kromatid. Jadi jumlah benang

kromosom menjadi dua kali lipat. Kromatid tersebut saling berhubungan

melalui suatu bentukan yang bulat yang disebut sentromer.

Memberan nikleus melebur sehingga sel tidak memiliki sel inti.

Pada sel hewan membentuk sentriol yang membelah diri kemudian

memisah, masing-masing menuju kutub. Dari kutub, sentriol membentuk

benang-benang spindel yang menghubungkan kedua kutub sel. Melalui

benang spindel inilah nantinya tiap-tiap kromosom berjalan menuju kutub

masing-masing.

b. Metafase

Ciri penting terjadinya metafase adalah terjadinya pembagian kromatid di

bagian ekuator. Ciri-ciri metafase adalah:

Kromatid terletak di bidang ekuator, menggantuk pada benang spindel

melalui sentromer.

Benang-benang spindel tampak semakin jelas.

c. Anafase

Proses pembagian kromatid di daerah ekuator dilanjutkan dengan membawa

semua kromosom itu ke kutub sel masing-masing. Dengan demikian ciri

penting dari anafase adalah satu kromatid (berisi satu set kromosom) yang

sedang bergerak menuju kutub masing-masing. Jumlah benang kromosom

yang menuju kutub yang satu sama dengan yang menuju ke kutub lainnya.

Jadi jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak akan memperoleh

2n kromosom juga.

d. Telofase

Fase ini merupakan fase akhir pembelahan, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Benang-benang kromosom sudah berada di daerah kutub masing-masing,

yang semakinlama semakin menipis.

Memberan nukleus mulai terbentuk.

Nukleolus mulai muncul kembali.

Pada bidang ekuator terbentuk penebalan plasma, yang akhirnya akan

membagi sel menjadi dua.

e. Interfase

Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang

satu dengan yang lain. Interfase bukan fase istirahat, karena pada fase ini

metabolisme sel giat dilakukan. Hal ini dikarenakan sel anak yang baru

terbentuk perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis sebelum melakukan

pembelahan berikutnya.

Kegiatan sel pada saat interfase adalah:

Fase pertumbuhan primer

Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Organ

yang ada di dalm sel seperti; mitokondria, RE, komplek golgi, dan organel

lainnya memperbanyak diri untuk menunjang kehidupan sel.

Fase sintesis (disingkat S)

Pada tahap ini sel melakukan sintesis, terutama melakukan sintesis protein.

Materi genetik yang disintesis adalah DNA.

Fase pertumbuhan sekunder (disingkat G2)

Menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua dengan

perbanyakan organel-organel yang dimilikinya. Hal ini dimagsudkan agar

organel-organel itu dapat diwariskan kepada setiap sel keturunannya.

Meiosis

Proses ini umumnya hanya berlangsung pada organ reproduksi, yaitu ketika organ

reproduksi akan menghasilkan sel-sel gamet. Pada pembelahan meiosis sel induk

membelah dua kali sehingga dihasilkan empat sel anak. Setiap sel anakan hanya

mendapat setengah dari kromosom sel induk. Tujuan pembelahan meiosis adalah

untuk menghasilakan sel anak yang memiliki setengan set kromosom sel

induknya. Jika terjadi peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina,

akan terbentuk sel zigot yang memiliki 2n kromosom, yaitu setengah dari

kromosom jantan dan setengan kromosom betina.

Meiosis berlangsung dari meiosis I (pembelahan reduksi) dan dilanjutkan meiosis

II. Pada meiosis I terjadi tahapan profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.

Hasil telofase I adalah dua sel anak yang haploid (n). Selanjutnya sel anak tersebut

melanjutkan meiosis II dengan tahapan profase II, metafase II, anafase II, dan

telofase II. Pada akhir telofase II dihasilkan empat sel anak yang haploid.

Sel

Profase I (2n kromosom)

Metafase I

Anafase I

Telofase I

Sel (n kromosom) Sel (n kromosom)

Profase II Profase II

Metafase II Metafase II

Anafase II Anafase II

Telofase II Telofase II

Sel Sel Sel Sel

(n kromosom) (n kromosom)

*Bagan Meiosis*

a. Meiosis I

Profase I

Benang-benang kromatin semakin tebal dan pendek, membentuk kromosom,

kromosom menggandakan diri jumlahnya dua kali lipat. Kromosom yang

homolog saling berpasangan membentuk sinapsis, sehingga terjadi

kemungkinan tukar-menukar antar kromatid-kromatid tersebut (pindah silang).

Metafase I

Pasangan kromosom homolog berada di daerah ekuator, sehingga setengah

dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan

setengahnya lagi mengarah ke kutub yang lain. Sentromer menuju ke kutub

dan mengeluarkan benang-benang spindel.

Anafase I

Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing. Akibatnya setiap

kromosom yang bergerak menuju ke kutub sel itu masih mengandung dua

kromatid atau masih berpasangan.

Telofase I

Setelah kromosom tiba di kutub masing-masing, terbentuklah memberan

nukleus yang diikuti pula oleh proses sitokinesis (pembelahan sitoplasma).

Kini terbentuklah dua sel anak, setiap sel anak mengandung n kromosom

sehingga anaknya haploid. Pada saat ini sudah siap memasuki pembelahan

Meiosis II.

b. Meiosis II

Profase II

Benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom, tetapi tidak

menggandakan jumlah kromosom, sehingga jumlah set kromosom tetap.

Metafase II

Kromosom mengumpul di daerah ekuator. Setengah kromosom mengarah ke

kutub masing-masing, sentromer terbagi dua masing-masing mengarah kutub

masing-masing.

Anafase II

Kromosom bergerak menuju kutub masing-masing.

Telofase II

Setelah kromosm tiba di kutub, terbentuklah membran inti. Tiap-tiap inti

mengandung kromosom haploid. Selanjutnya diikuti proses sitokinesis,

sehingga sel anak yang dihasilkan empat (haploid).

Tabel. 1 perbandingan Mitosis dan Meiosis

No Mitosis Meiosis

1 Satu kali pembelahan Dua kali pembelahan

2 Menghasilkan dua sel anak Menghasilkan 4 sel anak

3 Sel anak sama secara genetik Sel anak tidak sama secara genetik

4Jumlah kromosom sel anak sama

dengan jumlah kromosom induk (2n)

Jumlah kromosom sel anak setengah

kromosom sel induk (n)

5Terjadi di sel tubuh Terjadi di organ reproduksi (tempat

pembentukan sel kelamin)

6

Berfungsi untuk perbanyakan sel,

pertumbuhan, perbaikan, dan

reproduksi aseksual

Berfungsi untuk membentuk sel

kelamin

Gemetogenesis

Adalah proses pembentukan sel gamet, dalam proses ini terjadi pembalahan secara

Meiosis. Peristiwa ini terjadi pada kelenjar kelamin. Proses pembentukan sperma

disebut Spermatogenesis dan pembentuakn ovum disebut Oogenesis.

a. Spermatogenesis

Organ penghasil sperma disebut testis. Pembentuakn sperma tepatnya terjadi

di tubulus seminiferus. Pada bagian tersebut terdapat induk sperma

(spermatogonium), spermatogonium mengalami mitosis menjadi spermatosit

primer, selanjutnya satu spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua

sel spermatosit sekunder (haploid), tiap-tiap sepermatosit sekunder mengalami

meiosis II sehingga terbentuk 4 spermatid yang sama (haploid). Mula-mula

berbentuk bulat kemudian menjadi oval dan mempunyai flagela.

b. Oogenesis

Sel telur (ovum) adalah sel kelamin betina. Ini dihasilkan oleh sepasang

ovarium kiri dan kanan. Proses oogonium terjadi di ovarium dan didahului

oleh pembelahan mitosis sel induk ovum, hasil pembelahannya dalah oosit

primer, pada pembelahn berikutnya menjadi dua sel anak yaitu oosit sekunder

(ukurannya berbeda) satu besar (oosit sekunder) dan satunya kecil (badan

kutub pertama). Pada meiosis II, oosit sekunder (n) membelah menjadi dua sel

anak yang tidak sama besarnya (satu sel besar satu sel kecil) yang besar

disebut ootid yang mengandung nukleus, kuning telur dan sitoplasma sel.

Sedangkan sel yang kecil yang hanya mengandung nukleus disebut badan

kutub ke dua, dengan demikian pada akhir meiosis II terbentuk empat sel anak

yaitu satu sel berukuran besar (ootid) dan tiga sel berukuran kecil (badan

kutub).

Ootid dapat tumbuh menjadi ovum dewasa tanpa mengalami pembalahan lagi.

Sementara itu tiga badan kutub yang terbentuk mengalami degenerasi

(penyusutan) dan tidak berfungsi, sehingga pada akhir proses oogenesis hanya

*Spermatogenesis dan Oogenesis*

III. Metode pembelajaran

Pengamatan-Diskusi

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (2 × 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :

a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin siswa ( Nilai Religius )

Guru dengan santun dan berwajah berseri menyapa siswa

melalui absen ( menanamkan sikap kekeluargaan dan nilai

kepedulian )

Apersepsi :

Guru mengingatkan kembali adanya gejala pertumbuhan

pada mahluk hidup dengan memberikan contoh.

Guru menanyakan kepada siswa hubungan antara

pertumbuhan dan pembelahan sel ( Nilai Rasa ingin tahu )

10 menit

b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :

Siswa secara cermat dan teliti melakukan kaji literatur

pembelahan langsung dan tak langsung.

Siswa mendiskusikan proses dan contoh pembelahan

amitosis,mitosis dan meiosis

Dengan menggunakan Gambar 4.3, siswa bersama guru

mendiskusikan sikuls sel (tahap G1, S, G2, dan fase mitotik).

Dengan menggunakan Gambar 4.4, siswa bersama guru

mendiskusikan profase, metafase, anafase, dan telofase pada

pembelahan mitosis.

2) Elaborasi :

Siswa dengan teliti mencatat hasil diskusi tentang siklus sel,

tahapan mitosis beserta ciri-cirinya

70 menit

TM

3) Konfirmasi :

Guru memberi penguatan pada perbedaan posisi kromosom pada

fase profase,metafase,anafase dan telofase

c. Kegiatan Akhir Siswa bersama guru menyimpulkan pengertian pembelahan

sel, siklus sel, dan fase-fase pembelahan mitosis.

10 menit

TM

Pertemuan 2 (2 × 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :

a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin siswa(Nilai Religius)

Mengabsen kehadiran siswa

Guru menanyakan kembali tahap-tahap pada pembelahan

mitosis.

10 menit

TM

b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :

Siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

Siswa secara cermat dan hati-hati melakukan pengamatan

dengan menggunakan mikroskop ( Mengembangkan nilai

kerja keras, mandiri dan rasa ingin tahu)

Siswa menentukan fase pembelahan sel pada sel-sel yang

teramati.

2) Elaborasi :

Siswa menggambar hasil pengamatan dengan keterangan tiap

fase-fasenya.

70 menit

TM

c. Kegiatan Akhir Siswa menyimpulkan hasil pengamatan dengan menjawab

pertanyaan diskusi dari Kegiatan 4.1.

Siswa mengumpulkan hasil kegiatan ( Nilai tanggungjawab)

10 menit

TM

Pertemuan 3 (2 × 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran waktu KetTatap Muka :

a. Pendahuluan10 menit

TM

Doa bersama dipimpin siswa Guru menyapa siswa dengan santun dan wajah berseri

melalui absen kehadiran ( nilai kepedulian )

Guru menanyakan kembali tahapan-tahapan mitosis.

b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :

Guru menugaskan kepada siswa untuk menjelaskan tahap-

tahap pembelahan meiosis jika diketahui jumlah

kromosomnya.

Siswa mengidentifikasi hasil dari pembelahan meiosis dilihat

dari jumlah sel anakan dan sifat kromosomnya.

Guru menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan

mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat.

Siswa bersama guru mendiskusikan proses meiosis yang

terjadi pada pembentukan gamet (gametogenesis pada

hewan).

Siswa bersama guru mendiskusikan proses meiosis pada

gametogenesis tumbuhan.

2) Elaborasi :

Guru memfasilitasi siswa untuk saling interaksi

3) Konfirmasi :

Guru memberikan penguatan pada perbedaan antara meiosis I/II

dengan mitosis

70 menit

TM

c. Kegiatan Akhir Siswa bersama guru menyimpulkan tahap-tahap meiosis.

Siswa bersama guru menyimpulkan proses gametogenesis

dan hasilnya.

10 menit

TM

V. Alat/ Bahan/ Sumber

Buku Biologi kelas XII, Dyah aryulina, Esis

Buku kerja siswa IIIA, Ign. Khristiyono, Esis

Biologi SMA kelas XII, Istamar Syamsuri, Erlangga

Acuan Internet

VI. Penilaian

Laporan hasil pengamatan

Uji kompetensi tertulis

Sleman, 12 Juli 2011

Guru Mapel : Biologi

Drs. Fatchurohman

NIP. 19620101 198903 1 017

Mengetahui :Kepala Sekolah

Dra. Sri Rejeki Andadari

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP No. 10)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Wonosari

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1

Alokasi Waktu : 8 × 45 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas

serta implikasinya pada saling temas

Kompetensi Dasar : 3.4 Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan

sifat

Indikator

Menerapkan pola umum hereditas menurut Mendel

Menguji hukum mendel dan model perkawinan monohibrid dan dihibrid

Menerapkan beberapa pola penurunan sifat

Menerapkan pola-pola hereditas pada manusia

=================================================================

=

V. Tujuan : Siswa memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat

VI. Materi Ajar

Hukum Mendel

Hukum Mendel I dikenel sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis

berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak

berpasangan lagi. Setiap kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses

pemisahan gen secara bebas itu dikenal dengan segregasi gen. Dengan demikian

setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya.

Untuk lebih mudah mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi simbol. Saat

persilangan induk diberi simbol ”P” (parental = induk), keturunan pertama disebut

filial ”I” yang disingkat F1. Untuk mendapatkan F2 dilakukan persilangan antar

sesama F1.

Tabel. Contoh persilangan Monohibrid yang dilakukan Mendel

No Sifat Beda Banyak Individu Perband

F1 F2

Induk = Parental (P) ingan1 Biji bulat >< keriput Semua bulat 5,474 bulat : 1,850 keriput 2,96 : 1

2 Biji kuning >< hijau Semua kuning 6,022 kuning : 2,001 hijau 3,01 : 1

3 Bunga merah >< putih Semua merah 705 merah : 224 putih 3,15 : 1

4 Polong gembung >< kurus Semua gembung 882 gembung : 299 kurus 2,95 : 1

5 Polong hijau >< kuning Semua hijau 428 hijau : 152 kuning 2,82 : 1

6 Batang panjang >< pendek Semua panjang 787 panjang : 277 pendek 2,84 : 1

Dari tabel tampak bahwa perbandingan hasil perkawinan Monohibrid antara

faktor dominan dan resesif adalah 3 : 1. Beberapa prinsip percobaan Mendel sbb;

x Sifat yang muncul pada F1 disebut sebagai sifat dominan (menang),

sedangkan yang tidak muncul disebut sebagai resesif (kalah).

x Banyaknya individu yang muncul pada F2 antara yang dominan dengan

yang resesif memiliki perbandinagan rata-rata 3 : 1.

Oleh Mendel, induk yang dominan homozigot diberi simbol dengan huruf besar

yang ditulis dua kali, sedangkan yang resesif ditulis dengan huruf kecil dua kali.

Simbol ditulis dua kali karena setiap gen kromosom selalu memiliki pasangan

kromosom homolognya.

Genotip dan Fenotip

Genotip adalah sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen, jadi sebagai faktor

pembawa keturunan. Akan tetapi genotip tidak selalu berpengaruh tidak selalu

menampakan hasilnya sebab sangat terpengaruh oleh faktor lingkungan.

Sedangkan Fenotip adalah sifat yang tampak dari luar. Fenotip merupakan

paduan antara genotip dan lingkungan.

Cth; Bakat melukis pada seorang anak (ditentukan oleh gen), maka melukis

adalah genotip. Genotip tersebut tidak pernah akan muncul jika anak

tersebut tidak pernah belajar melukis/menggambar. Pelajaran menggambar

tersebut adalah faktor lingkunagan. Anak yang berbakat melukis (genotip)

dan diberi pelajaran melukis (lingkungan) maka akan nampak ketrampilan

melukis (fenotip).

Cth persilangan Mendel;

P : BB >< bb

(bulat) (keriput)

Gamet: B b

F1 : Bb

(bulat)

F1 >< F1 : Bb >< Bb

Gamet : B B

b b

F2 : BB Bb Bb bb

(bulat) (bulat) (bulat) (keriput)

Hukum Mendel II dikenal dengan hukum Asortasi atau hukum berpasangan secara

bebas. Jadi setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain.

Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang

lain yang bukan termasuk alelnya. Hukum Mendel II dapat diterangkan melalui

persilangan Dihibrid, yaitu persilangan dengan dua sifat beda. Dengan hasil

persilangan dihibrid tersebut mempunyai perbandingan keturunan 9 : 3 : 3 : 1

Cth; persilangan Dihibrid

P : BBKK (bulat, kuning) >< bbkk (keriput, hijau)

G : BK bk

F1 : BbKk (bulat, kuning)

F1 >< F1 : BbKk >< BbKk

G : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk

F2

Gamet BK Bk bK Bk

BKBBKK

1

BBKk

2

BbKK

3

BbKk

4

BkBBKk

5

BBkk

6

BbKk

7

Bbkk

8

bKBbKK

9

BbKk

10

bbKK

11

bbKk

12

Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk

13 14 15 16

Ket:

Bulat kuning pada kotak nomer: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 (jumlah 9)

Bulat hijau pada kotak nomer: 6, 8, 14 (jumlah 3)

Keriput kuning pada kotak nomer: 11, 12, 15 (jumlah3)

Keriput hijau pada kotak nomer: 16 (jumlah 1)

Jadi perbandingan bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput

hijau = 9 : 3 : 3 : 1

Tabel. Hubungan antara Sifat Beda, Banyaknya Macam Gamet pada F1 dan

Perbandingan Fenotip pada F2

Jumlah

sifat beda

Kemungkinan

macam fenotip

Macam

gamet F1Perbandingan fenotip pada F2

1 11 2 3 : 1

2 121 4 9 : 3 : 3 : 1

3 1331 8 27 : 9:9:9:3:3:3:1

4 14641 16 81:27:27:27:27:9:9:9:9:9:9:3:3:3:3:1

5 15101051 32 243:81:81:81:81:81: dan seterusnya

N Dan seterusnya 2n 3n : dan seterusnya

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

a. Epistasis dan Hipostasis

Analisis mengenai epistasis dan hipostasis adalah;

Ada dua gen yang sama-sama dominan dan terletak pada lokus yang

berbeda. Sifat yang ditentukan itu adalah fenotif dari individu.

Gen yang satu bersifat menghalangi (epistasis) dan gen yang satunya lagi

bersifat menghalangi (hipostasis)

Kehadiran dua gen dominan tersebut akan memunculkan fenotip dari gen

yang epistasis biasa.

Kehadiran gen yang hipostasis akan memunculkan fenotip dari gen

hipostasis.

Ketidak hadiran dari gen dominan akan menyebabkan munculnya

fenotip baru.

b. Kriptomeri

Analisisnya adalah sebagai berikut;

Persilangan tersebut merupakan persilangan dihibrida.

Jika ada dua gen dominan yang muncul secara bersamaan akan

menyebabkan fenotip yang baru (tersembunyi).

Gen dominan akan menyebabkan munculnya fenotip resesif.

c. Polimeri

Jika kita lakukan persilangan, misal antara gandum berkulit merah dan putih,

ternyata dihasilkan F2 15 : 1. Dari perbandingan tersebut diduga adalah

persilangan dihibrida. Jika ditelaah, 15 : 1 itu sebenarnya dari perbandingan

(9+3+3) : 1. Fenotip merah mencapai jumlah 15 menunjukkan adalah dominan,

dan ditentukan oleh dua gen yang saling berpasangan, dan untuk fenotip putih

adalah resesif.

Pola-pola hereditas pada Manusia

Polapola hereditas juga berlaku pada manusia, baik sifat-siifat fisik, fisiologis,

maupun pisikologis. Pada umumnya penyakit menurun dikendalikan oleh gen

resesif, yang tidak menampakkan fenotipnya dalam keadaan heterozigot. Bila gen

resesif tersebut pada kromosom Y, maka fenotip akan muncul padsa anak laki-

laki, dan tidak nampak pada fenotip anak perempuan. Anak perempuan baru akan

menampakkan fenotipnya bila ke dua gen resesif tersebut terdapat di kedua

kromosom X.

1. Sifat-sifat yang menurun

Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya melalui pola

pewarisan tertentu. Sifat-siifat tersebut meliputi fisik, fisiologis, dan

pisikologis. Sifat fisisk adalah sifat badan yang tampak, misal; bentuk hidung,

telinga, bibir dll. Sifat fisiologis adalah sifat faal tubuh, misal; alergi dan

hormonal. Sifat psikologis adalah sifat kejiwaan seseorang. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh gen yang dominan dari tetuanya.

2. Penyakit menurun

Penyakit ini tidak menular, tidak dapat disembuhkan, dan dapat menurun pada

keturunannya. Penyakit menurun biasanya bersifat resesif sehingga baru

munculjika dalam keadaan homozigot, fenotip penyakit tidak muncul karena

tertutupi oleh pasangan gen yang dominan.

Albino

Orang albino mempunyai ciri-ciri rambut, mata, bulu mata dan kulit

berwarna putih? Orang albino dapat terjadi walau orang tuanya berkulit

hitam. Penderita albino tidak memiliki pigemen warna melanin. Warna

melanin ada yang coklat, kuning atau putih. Jadi pada penderita albino

gen melaninnya tidak mampu memproduksi enzim melanin. Penderita

albino rentan terhadap kanker kulit dan tidak tahan terhadap panas. Mata

penderita albino terasa perih jika terkena/berada di tempat terang. Albino

ini dibawa oleh gen resesif. Gem albino terkait pada kromosom tubuh

(autusom) bukan pada kromosom kelamin (genosom), jadi penderita

albino dapat terjadi pada laki-laki atau perempuan.

Buta Warna

Penderita buta warna tidak dapat melihat warna tertentu karena tidak

dapat menangkap panjang gelombang cahaya tertentu. Ada beberapa tipe

buta warna, yaitu buta warna hijau-biru, biru-merah, dan merah-hijau.

Yang paling umum adalah buta warna merah-hijau. Penderita merah hijau

tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Biasanya seseorang

hanya menderita salah satu saja. Penyakit ini diturunkan oleh gen resesif

pada kromosom X nonhomolog (kromosom X yang tidak memiliki

pasangan gen di kromosom Y). Buta warna terpaut kromosom X,

sehingga wanita pembawa buta warna diberi simbol XbX, sedangkan laki-

laki normal diberi simbol XY.

Gamet Ayah: X Y

Gamet Ibu: : Xb B

Kemungkinan anak-anaknya;

XXb (perempuan pembawa)

XX (perempuen normal)

XbY (laki-laki buta warna)

XY ( laki-laki normal)

Gangguan Mental

Gangguan mental banyak ragan dan penyebabnya, salah satu

penyebabnya adalah kerusakan saraf karena kadar asam fenil piruvat di

dalam darah terlalu tinggi.

P : Aa >< Aa

G : A,a A,a

F1 : AA Aa Aa aa

(normal) (normal pembawa) (normal pembawa) (gangguan mental)Dengan perbandingan fenotip 3 : 1

Penyakit lain adalah yang menurun adalah anodontia. Penyebabnya

adalah kromosom resesif. Penderita anodontia tidak memiliki gen

penumbuh gigi yang terpaut pada kromosom X nonhommolog.

Selain itu ada pula terdapat penyakit menurun pada jari kaki dan tangan;

Brakidaktili, yaitu cacat jari-jari memendek

Sindaktili, yaitu jari-jari saling berlekatan

Polidaktili, yaitu jumlah jari lebih dari 5

Genetika manusia

Bila mahluk hidup berkembang biak secara aseksual, keturunannya berkembang

menjadi salinan tepat dari induknya selama mereka dibesarkan dalam keadaan

yang sama. Sebaliknya, bila mereka berkembang secara seksual, maka

keturunannya mengembangkan ciri-ciri yang saling berbeda dan berlainan dari

salah satu tetuanya.

Genetika manusia adalah cabang dari genetika yang mempelajari gen-gen dalam

manusia/individu, yang mengurai secara matematik akibat dari keturunan pada

tingkat individu. Semua mahluk merupakan seatu masyarakat sebagai hasil

perkawinan antar spesies dan mempunyai lengkang gen yang sama. Lengkang gen

(gene pol) adalah jumlah dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik

dalam anggota dari suatu populasi/individu yang membiak secara kawin. Gen-gen

dalam langkang mempunyai hubungan dinamis dengan alelnya dan dengan

lingkungan dimana mahluk-mahluk itu berada. Faktor-faktor lingkungan yang

mempengaruhi seleksi alam, mempunyai kecenderungan untuk merujbah

frekuensi gen dan dengan akan menyebabkan perubahan evolusi dalam populasi.

VII. Metode Pembelajaran

Eksperimen-Diskusi

VIII. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan 1 (2 × 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :

a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin oleh siswa sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT ( Nilai Religius)

Guru dengan santun dan wajah berseri

menyapa siswa melalui absensi kehadiran ( menanamkan sikap

kekeluargaan dan nilai kepedulian )

Guru menanyakan kembali pengertian gen

kepada siswa.

10 menit

TM

b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :

Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip hukum Mendel I

(hukum segregasi), melalui contoh persilangan monohibrid

pada tanaman kacang kapri

Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip hukum Mendel II

70 menit

TM

( Law of Independent Assortment),melalui contoh

persilangan dihibrid pada tanaman kacang kapri

Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip Testcross,

Backcross, dan persilangan resiprok.

2) Elaborasi :

Siswa menerapkan Hukum Mendel I dalam pembentukan

gamet,pada persilangan monohibrid tanaman kacang kapri

Siswa menerapkan prinsip hukum Mendel II pada beberapa

beberapa kasus perkawinan dihibrid pada kacang kapri.

Guru memberikan contoh soal persilangan monohibrid dan

dihibrid untuk dikerjakan oleh salah satu siswa. Siswa lain

mengerjakan di buku catatan

3) Konfirmasi :

Guru mengkonfirmasi hasil latihan siswa,serta membimbing

siswa yang mengalami kesulitan.

c. Kegiatan Akhir Siswa bersama guru menyimpulkan hukum Mendel dan

implementasinya pada pewarisan sifat.

10 menit

TM

Pertemuan 2 (2 × 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :

a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin oleh siswa ( Nilai Religius )

Guru secara kekeluargaan menyapa siswa dengan mengabsen

kehadirannya

Motivasi :

Guru menanyakan kembali prinsip hukum Mendel.

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan

jumlah kotak kancing genetika kebenaran hukum Mendel dengan

model persilangan dengan Kegiatan 5.1.

Guru memberi pengarahan cara penggunaan kancing genetika

10 menit

TM

b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :

70 menit

TT

Siswa menyiapkan Kegiatan 5.1 dengan mengambil seperangkat

kancing genetika.

Siswa secara teliti dan kerjasama kelompok melakukan

pengujian hukum Mendel I dengan model perkawinan

monohibrid dengan menggunakan Kegiatan 5.1.

Siswa melanjutkan dengan menguji hukum Mendel II dengan

model perkawinan dihibrid dengan menggunakan petunjuk yang

diberikan guru.

2) Elaborasi

Siswa mencatat hasil penghitungan dan membulatkan

perbandingan.

Siswa menyimpulkan hasil penghitungan dengan hasil teoritik

menurut hukum Mendel.

Siswa menyusun laporan hasil kegiatan.

3) Konfirmasi :

Guru memberikan konfirmasi hasil kegiatan siswa

c. Kegiatan Akhir Guru mengumpulkan hasil kegiatan setiap kelompok,

kemudian menghitung hasil kelas.

Siswa menyimpulkan perbandingan antara hasil kelompok

dan hasil kelas.

Siswa mengumpulkan laporan hasil kegiatan.

10 menit

Pertemuan 3 (2 × 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :

a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin siswa sebagai ungkapan

rasa syukur kepada Allah SWT (Nilai Religius)

Guru mengabsen kehadiran siswa

Apersepsi :

Guru menanyakan kembali prinsip perbandingan hukum

Mendel hasil monohibrid,dihibrid,trihibrid

Guru mengkaitkan dengan adanya perubahan perbandingan

Mendel

10 menit

TM

b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :

Siswa bersama guru mendiskusikan sifat intermediat/dominan

tidak sempurna dan kodominan

Siswa bersama guru mendiskusikan penyimpangan semu

hukum Mendel,meliputi :

- Interaksi beberapa pasang alel,dengan contoh persilangan

pada pial ayam

- Kriptomeri, dengan contoh persilangan pada Linaria

maroccana

- Polimeri, dengan contoh persilangan pada biji gandum

- Epistasis/hipostasis

2) Elaborasi :

Siswa dibimbing guru mencari formula angka perbandingan

penyimpangan semu hukum Mendel berdasar atas prinsip Mendel

yang ada

75 menit

TM

c. Kegiatan Akhir Siswa bersama menyimpulkan hubungan hukum Mendel

dengan berbagai pola penurunan sifat.

5 menit

Pertemuan 4 (2 × 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :

a. Pendahuluan Guru menanyakan kepada siswa apakah prinsip-prinsip hukum

Mendel dapat diterapkan dengan mudah pada manusia.

Siswa bersama guru mendiskusikan kesulitan mempelajari

genetika pada manusia.

Siswa bersama guru mendiskuikan penggunaan peta silsilah untuk mempelajari genetika manusia.

10 menit

TM

b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi

Guru menjelaskan prinsip pewarisan sifat golongan sistem

ABO, MN, dan Rh.

Guru memberikan beberapa contoh permasalahan golongan

darah pada manusia dan siswa memecahkan permasalahan

tersebut.

Guru menjelaskan beberapa kelainan genetis pada manusia

70 menit

TT

untuk dapat menghindarinya

2) Elaborasi :

Guru memberikan beberapa persoalan gangguan/penyakit

genetis pada manusia dan siswa dengan cermat, teliti

memecahkan persoalan tersebut.

Siswa mendiskusikan upaya perbaikan keturunan pada

tumbuhan dan hewan

Siswa mendiskusikan upaya perbaikan keturunan pada

manusia.

3) Konfirmasi :

Guru menekankan perbedaan golongan darah sistem ABO,Rh

dan MN.

c. Kegiatan Akhir Bersama siswa menyimpulkan prinsip penerapan genetika

pada manusia.

10 menit

IX. Alat/ Bahan/ Sumber

Buku Biologi kelas XII, Dyah aryulina, Esis

Buku kerja siswa IIIB, Ign. Khristiyono, Esis

Biologi SMA kelas XII, Istamar Syamsuri, Erlangga

Biologi Jilid I, John W. Kimbal, Erlangga

Genetika Strata 1, Suryo, UGM Press

X. Penilaian

Laporan hasil kegiatan

Uji kompetensi tertulis

Sleman, 12 Juli 2011

Guru Mapel : Biologi

Drs. Fatchurohman

NIP. 19620101 198903 1 017

Mengetahui :Kepala Sekolah

Dra. Sri Rejeki Andadari