pendahuluaninovasi.lan.go.id/.../1475233920_kab-lumajang-susi.docx · web viewdalam tiga tahun...

7
GEBRAKAN SUSI (SUAMI SIAGA) KECAMATAN GUCIALIT KABUPATEN LUMAJANG ABSTRAK Tingginya angka pernikahan dini atau menikah di usia muda menjadikan Kecamatan Gucilait, Kabupaten Lumajang menjadi penyumbang angka kematian ibu, bayi dan balita. Hal ini terlihat dari kurangnya pemahaman suami terhadap proses persalinan dan perawatan bayi dan balita. Karena usia muda kebanyakan suami berpendapat bahwa persalinan dan merawat bayi dan balita adalah kewajiban seorang istri. Lalu, bagaimana mengubah mindset persalinan dan perawatan bayi dan balita bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang istri saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama suami, maka Pemerintah Kabupaten Lumajang melakukan gebrakan luar biasa dengan melalui Gebrakan SUSI (Suami Siaga), meningkatkan rasa empati bagi suami kepada istri sehingga angka kematian ibu, bayi dan balita dapat diminimalisir. Adapun strategi yang dilakukan oleh Kabupaten Lumajang khususnya Kecamatan Gucialit dalam Inovasi Gebrakan SUSI dapat diunduh pada file terlampir..(diintisarikan dari Dokumentasi Best Practice Kota- Kota Tahun 2014, APEKSI, PUS.INTAN_SELFY)

Upload: lamhanh

Post on 06-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUANinovasi.lan.go.id/.../1475233920_Kab-lumajang-susi.docx · Web viewDalam tiga tahun belakangan ini, di Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang trend kematian ibu, bayi, dan

GEBRAKAN SUSI (SUAMI SIAGA) KECAMATAN GUCIALIT

KABUPATEN LUMAJANG

ABSTRAK

Tingginya angka pernikahan dini atau menikah di usia muda menjadikan Kecamatan Gucilait, Kabupaten Lumajang menjadi penyumbang angka kematian ibu, bayi dan balita. Hal ini terlihat dari kurangnya pemahaman suami terhadap proses persalinan dan perawatan bayi dan balita. Karena usia muda kebanyakan suami berpendapat bahwa persalinan dan merawat bayi dan balita adalah kewajiban

seorang istri.

Lalu, bagaimana mengubah mindset persalinan dan perawatan bayi dan balita bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang istri saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama suami, maka Pemerintah

Kabupaten Lumajang melakukan gebrakan luar biasa dengan melalui Gebrakan SUSI (Suami Siaga), meningkatkan rasa empati bagi suami kepada istri sehingga angka kematian ibu, bayi dan balita dapat

diminimalisir.

Adapun strategi yang dilakukan oleh Kabupaten Lumajang khususnya Kecamatan Gucialit dalam Inovasi Gebrakan SUSI dapat diunduh pada file terlampir..(diintisarikan dari Dokumentasi Best Practice Kota-

Kota Tahun 2014, APEKSI, PUS.INTAN_SELFY)

Page 2: PENDAHULUANinovasi.lan.go.id/.../1475233920_Kab-lumajang-susi.docx · Web viewDalam tiga tahun belakangan ini, di Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang trend kematian ibu, bayi, dan

GEBRAKAN SUSI (SUAMI SIAGA) KECAMATAN GUCIALIT

KABUPATEN LUMAJANG

PENDAHULUANKecamatan Gucialit, merupakan kecamatan yang terletak di sebelah barat Kabupaten Lumajang, dengan posisinya yang terletak di lereng kaki Gunung

Semeru menjadikan Gucialit sebagai pesona alam yang sangat memukau. Dibalik pesona alam yang memukau ternyata Kecamatan Gucialit memiliki problema tersendiri seperti, masih adanya penduduk atau keluarga miskin, kualitas sumber daya manusia yang relative rendah, dan karena letak geografif yang sulit dijangkau menjadikan Gucialit sebagai wilayah yang terisolasi, jauh dari akses jalan poros pusat pertumbuhan ekonomi, termasuk pula akses untuk memperoleh fasilitas kesehatan.

Dalam tiga tahun belakangan ini, di Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang trend kematian ibu, bayi, dan balita sesungguhnya sudah menurun, namun masih saja menjadikan Kecamatan Gucialit sebagai penyumbang akumulasi kematian bayi dan balita di tingkat Kabupaten. Hal ini terlihat dari masih terjadinya kasus kematian bayi dan balita. Data AKB menunjukkan, 22 kematian bayi (tahun 2010), 17 kasus kematian bayi (2011), 12 kasus (2012), dan 8 kasus kematian bayi (2013). Kematian ibu dan balita, menjadi permasalahan yang perlu ditangani dengan cepat dan tanggap oleh Kecamatan Gucialit, mengingat di kecamatan ini terdapat sedikitnya 500 pasangan muda yang perlu mendapatkan bimbingan dan penyuluhan dari pemerintah daerah setempat. Penanganan intensif selama masa kehamilan dan persalinan menjadi focus perhatian pemerintah, dengan menjadikan kondisi tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab ibu, tetapi juga menjadi peran penting bagi suami dalam mendukung kesehatan istri pada masa kehamilan, persalinan, dan pengasuhan bayi saat usia awal 2 tahun masa pertumbuhannya. Pembinaan khusus sangat diperlukan bukan hanya bagi seorang istri saja melainkan juga pada suami, guna mengurangi risiko kematian ibu pada masa persalinan dan kematian bayi pada awal kehidupannya. Sebagai kecamatan yang memiliki keterbatasan jangakauan transportasi, Pemerintah Kabupaten Lumajang perlu melakukan terobosan baru, guna mengurangi angka kematian ibu, bayi dan balita khususnya pada Kecamatan

Page 3: PENDAHULUANinovasi.lan.go.id/.../1475233920_Kab-lumajang-susi.docx · Web viewDalam tiga tahun belakangan ini, di Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang trend kematian ibu, bayi, dan

Gucialit. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Lumajang melakukan terobosan baru dengan melakukan Gebrakan Susi (Suami Siaga) Kabupaten Lumajang .

INOVASI Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang, sebagai daerah yang tidak hanya memiliki permasalahan ekonomi serta sulitnya akses transportasi, Kecamatan Gucialit juga kental dengan besarnya budaya “patrinial” untuk mengambil keputusan persalinan. Tidak dapat dipungkiri wilayah Gucialit yang sulit di tempuh,

terbatasnya alat transportasi, menjadikan Gucialit sulit untuk mendapatkan akses fasilitas pelayanan kesehatan. Hal inilah yang menjadikan alasan bagi Gucialit ketika pasien tiba di puskesmas dengan kondisi ibu harus sudah di rujuk ke kasip. Besarnya budaya para suami muda dan pihak keluarga yang lebih mempercayakan persalinan kepada dukun beranak, menyebabkan keleluasaan sang istri untuk memperoleh informasi seputar menghadapi persalinan dari puskesmas terhambat. Kekuasaan suami dan keluarga, serta kentalnya budaya patrinial

berdampak pula pengambilan keputusan kapan, dimana, dan siapa yang akan membantu proses persalinan. Sehingga pemerintah perlu melakukan penanganan intensif selama masa kehamilan dan persalinan guna pembekalan bagi pasangan muda yang berada di Kecamatan Gucialit.Inovasi Gebrakan Susi (Suami Siaga) Kabupaten Lumajang, merupakan inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang guna mengurangi angka kematian ibu, bayi dan balita yang terjadi setiap tahun di Kabupaten Lumajang Khususnya Kecamatan Gucialit. Inovasi ini dilakukan dengan mengawali kegiatan melalui minilokakrya yang merekomendasikan Pelatihan SUSI secara berjenjang. Mulai dari pembuatan modul, SK SUSI, dan protap SUSI. Kegiatan ini dilakukan dengan kolaborasi dengan berbagai pihak, dengan melakukan musyawarah dan gotong royong, bimbingan teknis ABG (Advokasi, Bina Suasana, dan Gerakan Pemberdayaan), pendanaan melalui dana BOK (Biaya Operasional Puskesmas), dan sosialisasi 5 Pilar STBM melalui Minlok Triwulanan melibatkan lintas sektor. Pelaksanaan masing-masing desa (target minimal 10 orang ibu hamil dan 10 orang suami), pembuatan formulir kesepakatan, lembar monitoring kegiatan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Tenaga kesehatan melakukan pendekatan personal (kepada ibu hamil, suami, dan keluarga) dan kelompok (Paguyuban Kader Posyandu, 28 keadaan ibu hamil yang ada di wilayah Posyandu, dan pembuatan Modul Partisipatif SuSi).

Page 4: PENDAHULUANinovasi.lan.go.id/.../1475233920_Kab-lumajang-susi.docx · Web viewDalam tiga tahun belakangan ini, di Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang trend kematian ibu, bayi, dan

STRATEGI Program Inovasi SUSI Kabupaten Lumajang, merupakan program yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang guna mengurangi angka kematian ibu, bayi dan balita khususnya pada Kecamatan Gucialit dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

1. Memantabkan kesepakatan yang mendorong suami untuk memenuhi fasilitas istri selama masa kehamilan, kelahiran dan pengasuhan bayi. Program SuSi unik, karena menyarankan suami agar mempunyai komitmen kuat terhadap persalinan isteri. Pendekatan kata “takdir” atau “kersane Gusti Allah”(bahasa Jawa: Kehendak Allah) yang biasanya terungkap saat ada kematian ibu, balita, dan saat bayi baru lahir dianggap sudah semestinya, menjadi lebih tercerahkan agar ada usaha dan ikhtiar untuk melakukan antisipasi/preventif sejak dini sehingga risiko kematian dapat diminimalisir;

2. Melakukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terdiri atas Pemkab, tenaga kesehatan persalinan Puskesmas, Dinkes Kabupaten Lumajang, Dinkes Provinsi, Kemenkes, Keluarga/PKK, Tokoh Masyarakat, dan Masyarakat luas;

3. Memobilisasi sumber pembiayaan termasuk pembiayaan (dana hibah Rp 3 juta tiap Posyandu);

4. Melakukan persiapan sarana dan prasarana mulai dari Puskesmas, Pustu, dan Ponkesdes;

5. Melakukan penyiapan SDM mulai dari dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lain;

6. Promkes memberikan penjelasan mengenai PHBS bagi keluarga, merangkum semua materi, dan membuat lembar monitoring yang diamanahkan kepada suami, harapan persalinan berjalan lancar dan aman, dan bayinya menjadi amanah untuk keluarga;

7. Bimbingan dan penjelasan untuk mendapatkan Akta Kelahiran yang pengurusannya dimulai dari Puskesmas, ke Kantor Pos, sampai ke Kantor Capil. Pengusul SuSi adalah Dinkes didukung Bupati dan jajaran Pemkab;

8. Melakukan pemantauan dan evaluasi oleh Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan;

9. Melakukan laporan rutin kepada Kepala Dinkes yang dilanjutkan kepada Bupati.

KENDALASelama pelaksanaan inovasi SUSI Kabupaten Lumajang tidak luput juga dari kendala-kendala yang dihadapi, khusus pada Kecamatan Gucialit kendala yang dihadapi diantaranya:

1. Karena banyak pasutri di usia muda, sehingga peserta baru malu untuk melakukan konsultasi;

2. Pertemuan petugas kesehatan dengan suami ibu hamil kurang serius;3. Keterbatasan dana BOK (biaya operasional puskesmas);

Page 5: PENDAHULUANinovasi.lan.go.id/.../1475233920_Kab-lumajang-susi.docx · Web viewDalam tiga tahun belakangan ini, di Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang trend kematian ibu, bayi, dan

4. Masih banyaknya para suami yang diwakili keluarga dalam pertemuan, sehingga informasi yang disampaikan tidak langsung diterima oleh suami;

5. Masih adanya dukun persalinan di kecamatan lain.Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang khususnya di Kecamatan Gucialit untuk menghadapi kendala tersebut adalah:

1. Melakukan minilokakarya;2. Melakukan penggalangan pendanaan dari sumber lainnya;3. Meningkatan pemahaman tenaga kesehatan tentang SuSi, dan;4. Melakukan pembekalan dan pelatihan

bagi tenaga kesehatan agar lebih kompeten menangani perbantuan persalinan;

5. Melakukan kooordinasi antar puskesmas.

HASIL YANG DICAPAISelama Inovasi SUSU Kabupaten Lumajang khususnya pada Kecamatan Gucialit, adapun hasil yang telah dicapai adalah:

1. Tercapainya moto “bayi sehat – ibu selamat”;2. Angka kematian ibu menjadi nol;3. Angka kematian bayi menurun secara signifikan;4. Partisipasi suami bagi ibu dan ibu hamil meningkat;5. Adanya kesepakatan antar suami,keluarga , kader dan tenaga penolong

persalinan;6. Kunjungan konsultasi persalinan meningkat;

KEBERLANJUTANUntuk menjamin keberlanjutan dari inovasi SUSI Kabupaten Lumajang, maka ditindaklanjuti melalui MoU desa dengan berbagai pihak, yang salah satunya adalah dengan PMI, sebagai bank darah.

LESSON LEARNProgram Inovasi SUSI Kabupaten Lumajang dapat berjalan secara efektif disebabkan oleh adanya komitmen kuat dan kolaborasi antar semua pihak.

KEMAMPUAN TULARInovasi SUSI Kabupaten Lumajang dapat direplikasi oleh pemerintah daerah lainnya dengan cara memperhatikan kondisi sebagai berikut:

Page 6: PENDAHULUANinovasi.lan.go.id/.../1475233920_Kab-lumajang-susi.docx · Web viewDalam tiga tahun belakangan ini, di Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang trend kematian ibu, bayi, dan

1. Mengubah mindset budaya patrinial yang dikuasai oleh suami dan keluarga, menjadi budaya yang memberikan keleluasaan bagi istri untuk memperoleh informasi persalinan seluas-luasnya termasuk juga dari pemerintah;

2. Dukungan Pemerintah Kabupaten Lumajang, Dinas Kesehatan dan komitmen puskesmas untuk melaksanakan gebrakan SUSI.

(diintisarikan dari Top 25, Inovasi Pelayanan Publik Indonesia 2015, KEMPAN RB, PUS.INTAN_SELFY)