pdrb kabupaten lumajang 2010
TRANSCRIPT
i
Katalog BPS : 92.02.3508
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN LUMAJANG
TAHUN 2009
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG
ii
KATA PENGANTAR
Kondisi perekonomian Lumajang dapat dilihat berdasarkan struktur lapangan usaha
yang menyusun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lumajang. Angka yang
dihasilkan memberikan gambaran tentang perkembangan kegiatan ekonomi riil dari waktu
ke waktu di setiap lapangan usaha, sehingga diharapkan bisa bermanfaat dalam
perencanaan serta pengambilan kebijakan ekonomi makro daerah.
Sebagaimana penerbitan tahun sebelumnya, penghitungan PDRB tahun 2009
dilakukan berdasarkan tahun dasar baru, yaitu tahun 2000. Sebagai konsekwensinya
menyebabkan perubahan nilai nominal PDRB dan nilai fungsi turunan agregat PDRB. Hal
ini tidak bisa dihindari karena dalam penyusunannya terjadi beberapa perubahan
mendasar, yaitu perubahan bobot/penimbang, metodologi penghitungan, dan perubahan
cakupan data. Namun demikian pola kondisi ekonomi yang telah tergambar melalui
angka PDRB 2000-2008 yang lalu tetap terjaga dan tidak ada perbedaan yang signifikan.
Angka-angka dalam tabel yang disajikan dalam publikasi ini adalah merupakan
kelanjutan dan sekaligus revisi dari angka-angka PDRB yang tercantum dalam publikasi-
publikasi sebelumnya, karena didalamnya telah dilakukan upaya penyempurnaan dan
perubahan metodologi penghitungan.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan publikasi PDRB Tahun 2009
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran guna perbaikan
pada penerbitan tahun berikutnya sangat diharapkan.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini mulai
pengumpulan data dasar sampai dengan hasil akhir kami ucapkan terima kasih. Semoga
publikasi ini bermanfaat dan memenuhi harapan semua pihak.
Lumajang, Agustus 2010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG
KEPALA,
H. S A P U A N, S P. NIP. 340 006 450
iii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ..................................................................................... 3
BAB II KONSEP DAN DEFINISI .......................................................................... 4
2.1 Umum ................................................................................................... 4
2.2 Agregat Produk Domestik Regional Bruto........................................... 5
2.3 Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto .............. 12
2.4 Struktur dan Regional Income.............................................................. 15
2.5 Penyajian Atas Dasar Harga Konstan................................................... 24
2.6 Cara Penyajian dan Teori Angka Indeks .............................................. 28
BAB III URAIAN SEKTORAL ............................................................................... 31
3.1 Sektor Pertanian.................................................................................... 31
3.2 Sektor Pertambangan dan penggalian................................................... 34
3.3 Sektor Industri pengolahan................................................................... 35
3.4 Sektor Listrik, gas dan air bersih .......................................................... 36
3.5 Sektor Bangunan/Konstruksi................................................................ 37
3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............................................. 38
3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi................................................. 39
3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan .............................. 43
3.9 Sektor Jasa-Jasa .................................................................................... 45
iv
Halaman
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN KABUPATEN LUMAJANG 2003-2008 50
4.1 Perubahan Tahun Dasar....................................................................... 51
4.2 Gambaran umum perekonomian kabupaten Lumajang....................... 52
4.3 Perubahan Tahun Dasar....................................................................... 51
4.4 Gambaran umum perekonomian kabupaten Lumajang....................... 52
BAB V TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN LUMAJANG ........................... 53
5.1 Nilai Nominal PDRB Tahun Dasar Baru ............................................ 53
5.2 Peranan Sektor Ekonomi .................................................................... 56
5.3 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral ......................................................... 61
5.4 Tingkat Perkembangan Harga ............................................................. 64
5.5 Pendapatan Regional Per Kapita ......................................................... 66
LAMPIRAN TABEL ............................................................................................... 69
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: PDRB Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 – 2009 (Juta Rupiah)..................... 75
Tabel 2: PDRB Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 – 2009 (juta rupiah) ...................... 76
Tabel 3: Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Lumajang
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003 - 2008
Atas Dasar Harga Berlaku (dalam %) ........................................................ 77
Tabel 4: Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Lumajang
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003 - 2008
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (dalam %) ............................................... 78
Tabel 5: Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Lumajang
Menurut Usaha Tahun 2003 - 2008
Atas Dasar Harga Berlaku (dalam %) ........................................................ 79
Tabel 6: Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Lumajang
Menurut Usaha Tahun 2003 - 2008
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (dalam % ).............................................. 80
Tabel 7: Indeks Berantai PDRB Kabupaten Lumajang
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003 - 2008
Atas Dasar Harga Berlaku (dalam %) ......................................................... 81
vi
Halaman
Tabel 8: Indeks Berantai PDRB Kabupaten Lumajang
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003 - 2008
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (dalam %)................................................ 82
Tabel 9 : Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Lumajang
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003 - 2008 (dalam %) ........................ 83
Tabel 10: Laju Inflasi PDRB Kabupaten Lumajang
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003 – 2008 (dalam %)........................ 84
Tabel 11: Angka Agregat dan Pendapatan Perkapita
Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000
Tahun 2003 – 2008 (dalam juta rupiah).................................................... 85
1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi seringkali didefinisikan sebagai serangkaian usaha dan
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan riil dan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan
hubungan ekonomi regional dan mengusahakan terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi
dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain hakekat
pembangunan ekonomi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tingkat
pemerataan yang semaksimal mungkin.
Di era desentralisasi kebijakan dan Otonomi daerah seperti sekarang ini, pemerintah
daerah memiliki keleluasaan untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di
beberapa bidang tertentu. Salah satu diantaranya pemerintah daerah memiliki keleluasaan
untuk mengembangkan segenap potensi daerah dan mengelola sumber kekayaan alamnya
serta menentukan prioritas dan arah program pembangunan ekonomi daerah.
Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah sangat memerlukan berbagai
macam data statistik sebagai dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan agar sasaran
pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada
masa-masa yang lalu perlu juga dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Data statistik yang
merupakan indikator ekonomi makro antara lain; Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi)
mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran keadaan perekonomian pada masa lalu dan
masa kini serta sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Mengingat tingkat
kebutuhan terhadap data PDRB dan agregatnya, maka penghitungan dan penerbitannya
dilakukan secara berkala setiap tahun. Sehingga dengan demikian para perumus kebijakan
ekonomi di Kabupaten Lumajang mampu menentukan sasaran dan evaluasi yang tepat
terhadap hasil-hasil pembangunan yang dicapai pada kurun waktu tertentu.
1.2. Tujuan
Tujuan penghitungan dan penyusunan publikasi PDRB Kabupaten Lumajang tahun
2009 ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang :
1. Besaran nilai nominal PDRB, yaitu besarnya nilai tambah yang mampu diciptakan
akibat timbulnya berbagai aktifitas ekonomi di suatu wilayah. Data ini menggambarkan
potensi ekonomi dan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang dimiliki.
2. Peranan/kontribusi sektor ekonomi, yaitu menunjukkan struktur perekonomian yang
terbentuk disuatu wilayah atau besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam
menciptakan nilai tambah. Pergeseran struktur ekonomi sering digunakan sebagai
indikator untuk menunjukkan adanya suatu proses pembangunan. Laju pertumbuhan
ekonomi, digunakan sebagai dasar analisis untuk mengukur kinerja perekonomian suatu
3
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
daerah (kenaikan produksi barang dan jasa) dan seberapa jauh keberhasilan
pembangunan ekonomi di suatu daerah dalam periode waktu tertentu.
3. Tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi), yaitu menggambarkan terjadinya perubahan
hargadi tingkat produsen.
4. PDRB/Produk Domestik Regional Netto (PDRN)/Pendapatan perkapita, yaitu
menggambarkan tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah secara umum. PDRB
perkapita merupakan gambaran rata-rata nilai tambah yang bisa diciptakan oleh masing-
masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. Sedangkan PDRN perkapita
merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk
sebagai keikut-sertaanya dalam proses produksi.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup analisis adalah penilaian produksi barang dan jasa yang dihasilkan di
wilayah Kabupaten Lumajang yang dinilai dengan uang dalam periode 1 tahun takwin,
yaitu Januari sampai dengan Desember. Penyusunan angka-angka PDRB dihitung menurut
sektor-sektor ekonomi yang mengikuti standar klasifikasi internasional, dalam hal ini ada 9
(sembilan) sektor ekonomi yang terbagi lagi ke dalam sub sektor ekonomi. Sektor-sektor
tersebut adalah sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri
pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel
dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor lembaga keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.
4
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
II KONSEP DAN DEFINISI
Secara umum definisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah
nilai tanbah bruto barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah (regional) tertentu
dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
2.1. Umum
Konsep dan definisi menjadi bagian sangat penting untuk pemahaman lebih lanjut
mengenai data/angka PDRB yang dihasilkan dalam publikasi ini. Berikut ini dijelaskan
tentang beberapa istilah yang berhubungan dengan penghitungan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), yaitu :
1. Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu
tertentu. Pada dasarnya nilai output = O diperoleh dari perkalian kuantum produksi
(Quantum = Q) dan harganya (Price = P). Dengan demikian besaran output dapat
diperoleh melalui rumus :
O = Q X P
2. Biaya antara terdiri dari barang dan jasa yang digunakan sebagai bahan untuk
memproduksi output dan terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan di
dalam proses produksi oleh unit-unit produksi dalam domestik tertentu pada rentang
waktu tertentu (biasanya satu tahun).
5
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
3. Nilai Tambah Bruto (NTB) merupakan pengurangan dari nilai output dengan biaya
antaranya, atau apabila dirumuskan menjadi : Nilai Tambah Bruto = Output – Biaya
Antara. Pengertian nilai tambah bruto sangat penting untuk memahami apa yang
dimaksud dengan PDRB, yang tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh besaran nilai
tambah bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada wilayah/region tertentu,
dalam rentang waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Dengan demikian harus dipahami bahwa besaran PDRB dalam suatu wilayah
merupakan penjumlahan dari seluruh NTB dari seluruh proses produksi. Mengapa
besaran PDRB bukan merupakan penjumlahan dari seluruh nilai output? Hal ini
disebabkan karena adanya inter-relasi antara suatu proses produksi dengan proses produksi
lain. Contohnya, hasil produksi kedelai sebagian akan digunakan sebagai input antara
(bahan baku) pada produksi tempe. Oleh karena itu, apabila dijumlahkan seluruh output
dari semua proses produksi, maka akan terjadi penghitungan ganda (double counting).
Jelaslah bahwa yang dijumlahkan bukannya output, melainkan NTB. Secara lebih teknis,
PDRB merupakan penjumlahan seluruh Output Netto.
2.2. Agregat Produk Domestik Regional Bruto
2.2.1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar
adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh
sektor perekonomian di suatu wilayah, nilai tambah bruto disini mencakup komponen
6
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
pendapatan faktor (upah dan gaji, sewa tanah dan keuntungan, penyusutan dan pajak tak
langsung neto).
2.2.2. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar
Perbedaan antara konsep Netto dan konsep bruto diatas, ialah karena pada konsep
bruto, penyusutan masih termasuk didalamnya, sedang pada konsep Netto komponen
penyusutan sudah dikeluarkan. Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar
harga pasar.
Penyusutan yang dimaksud disini ialah besaran rupiah nilai susutnya (ausnya)
barang-barang tersebut yang ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susutnya barang-
barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan
penyusutan yang dimaksud diatas.
2.2.3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar diatas, ialah karena
adanya pajak tidak langsung yang dipungut Pemerintah dikurangi dengan subsidi yang
diberikan oleh Pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung ini meliputi
pajak penjualan, bea ekspor/impor, bea cukai dan pajak lain-lain, kecuali pajak pendapatan
dan pajak perseroan. Pajak tidak langsung ini oleh unit-unit produksi dibebankan pada
biaya produksi atau pada pembeli, sehingga pajak tidak langsung berakibat menaikkan
harga barang.
7
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Jadi pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh yang sama terhadap
harga barang-barang, hanya yang satu berpengaruh menaikkan sedang yang lainnya
menurunkan, sehingga kalau pajak tidak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak
tidak langsung Netto. Jika Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar
dikurangi dengan pajak tidak langsung Netto ini, maka hasilnya akan berupa Produk
Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor.
2.2.4. Pendapatan Regional
Berdasarkan konsep-konsep yang diterangkan diatas dapat diketahui, bahwa
Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya merupakan jumlah
balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di daerah itu.
Dengan demikian Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor merupakan
jumlah dari pendapatan yang berupa upah/gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan yang
timbul (income originated), atau merupakan pendapatan yang berasal dari daerah tersebut.
Pendapatan yang dihasilkan tadi, tidak seluruhnya menjadi pendapatan penduduk
di wilayah itu, sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh penduduk yang tinggal di
wilayah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya dimiliki oleh orang luar, tetapi
perusahaan tadi beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan
perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar yaitu milik orang yang mempunyai
modal tadi. Sebaliknya kalau ada penduduk daerah ini yang menanamkan modalnya di luar
8
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
daerah tersebut, maka sebagian keuntungan akan menjadi pendapatan dari pemilik modal
tadi.
Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor dikurangi dengan
pendapatan netto yang mengalir kedalam tadi, maka hasilnya akan merupakan Pendapatan
Regional, yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benar-benar diterima (receive income)
oleh seluruh penduduk yang tinggal di daerah itu. Bila pendapatan regional ini dibagi
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah itu, maka hasilnya
merupakan pendapatan perkapita.
2.2.5. Personal Income
Pendapatan perorangan (Personal Income) adalah merupakan pendapatan yang
diterima oleh rumah tangga. Kalau kita memperhatikan konsep Pendapatan Regional
maupun Pendapatan Perkapita Penduduk seperti tersebut diatas, maka sebenarnya tidak
semua Pendapatan Regional tersebut diterima oleh rumahtangga, karena harus dipotong
pajak pendapatan (corporate income taxes), keuntungan yang tidak dibagikan
(undistributed profits), dan iuran kesejahteraan sosial (social security contribution).
Sebaliknya pendapatan tersebut harus ditambah dengan transfer yang diterima
oleh rumahtangga dan bunga Netto atas hutang pemerintah. Jadi kalau Pendapatan
Regional dikurangi pajak pendapatan, keuntungan yang tidak dibagikan dan iuran
kesejahteraan sosial, kemudian ditambah dengan transfer yang diterima oleh Rumah tangga
dan bunga Netto atas hutang pemerintah, maka akan diperoleh Personal Income.
9
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2.2.6. Disposable Income
Apabila pendapatan orang-seorang (personal income) tersebut dikurangi dengan
pajak rumahtangga dan transfer yang dibayar oleh rumahtangga, maka akan diperoleh
pendapatan yang benar-benar siap dibelanjakan (Disposable Income). Dari uraian-uraian
tersebut diatas, maka dapat disusun Agregat Pendapatan Regional sebagai berikut :
1. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar
Dikurangi ’’Penyusutan’’, sama dengan
2. Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar
Dikurangi ’’Pajak tak langsung’’, sama dengan
3. Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor
Ditambah ’’Pendapatan yang masuk dari luar daerah/luar negeri’’,
Dikurangi ’’Pendapatan yang mengalir keluar daerah/luar negeri’’,
sama dengan :
4. Pendapatan Regional
Dikurangi ’’Pajak Pendapatan’’, ’’ Keuntungan yang tidak dibagikan’’ dan
’’Iuran kesejahteraan sosial’’,
Ditambah ’’Transfer yang diterima oleh rumahtangga’’ dan ’’Bunga Netto
atas hutang pemerintah’’, sama dengan :
5. Pendapatan orang-seorang (Personal Income), Dikurangi ’’Pajak rumahtangga’’ dan
’’Transfer yang dibayar oleh Rumah tangga” menjadi :
6. Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income)
10
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang merupakan pendapatan yang benar-benar
dapat digunakan dan dinikmati oleh rumah tangga. Untuk jelasnya, maka susunan
agregat pendapatan regional tersebut dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar
halaman berikut ini.
11
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Biaya Antara
Penyusutan
Pajak tidak langsung
Pajak pendapatan perusahaan, keuntungan yang tidak dibagikan, iuran kesejahteraan sosial
Pajak rumah tangga, transfer oleh rumah tangga
Upah Gaji
sewa tanah, royalti
Bunga modal
Keuntungan(deviden dan laba ditahan)
Pendapatan netto dari luar daerah/luar negeri
Transfer yang diterima rumah tangga
Bunga netto atas hutang pemerintah
Keterangan :
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto
PDRN = Produk Domestik Regional Netto
PRN = Produk Regional Netto
Gambar 01SUSUNAN AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL
Bibit, pupuk, obat-obatan, bahan baku, bahan penolong, listrik, jasa
perbaikan alat-alat, sewa bangunan dan mesin, jasa lainnya dan sebagainya, tidak termasuk
pembelian barang modal
Tota
l Out
put
PD
RB
Har
ga P
asar
PD
RN
Har
ga P
asar
PD
RN
Bia
ya F
akto
r
PR
N B
iaya
Fak
tor
(P
enda
pata
n R
egio
nal)
Pen
dapa
tan
Ora
ng S
eora
ng
(Per
sona
l Inc
ome)
Pen
dapa
tan
siap
dib
elan
jaka
n (D
ispo
sabl
e In
com
e)
12
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2.3. Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto
Untuk melakukan penghitungan PDRB dapat diperoleh melalui empat metode
yang dipakai, yaitu :
1. Pendekatan dari segi produksi (productions approach)
2. Pendekatan dari segi pendapatan (income approach)
3. Pendekatan dari segi pengeluaran (expenditure approach)
4. Metode alokasi (allocation method)
2.3.1. Pendekatan Produksi
Pendekatan dengan cara ini dilakukan untuk mendapatkan Nilai Tambah Bruto
(Gross Value Added), dimana dapat diperoleh dengan menghitung nilai output dikurangi
dengan biaya antara (Intermediate Consumption). Yang dimaksud dengan output adalah
nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di daerah tersebut dalam satu
periode tertentu (biasanya satu tahun). Dan yang dimaksud dengan biaya-biaya antara
(Intermediate consumption) adalah barang-barang tidak tahan lama (umur pemakaiannya
kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali pemakaian) dan jasa-jasa pihak lain yang
digunakan dalam proses produksi. Jadi, apabila nilai output dikurangi dengan biaya-biaya
antara, maka akan diperoleh nilai Tambah Bruto yang terdiri dari biaya faktor produksi
(upah/gaji, bunga Netto, sewa tanah, keuntungan), penyusutan barang modal dan pajak tak
langsung Netto.
13
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Nilai output biasanya menggunakan data sekunder dari Instansi yang bersangkutan.
Sedangkan struktur biaya antara diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional
(SKPR). Penghitungan dengan pendekatan produksi ini biasanya digunakan untuk sektor
pertanian, industri, gas, air minum, pertambangan dan sebagainya.
2.3.2. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan secara langsung menjumlahkan
pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi berupa upah/gaji, bunga Netto, sewa
tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar
biaya faktor. Untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar,
harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tak langsung Netto.
Penghitungan dengan pendekatan pendapatan (income approach) ini biasanya
digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan pendekatan produksi, seperti sektor
Pemerintah dan jasa yang usahanya tidak mencari untung (non profit)
2.3.3. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan dengan cara ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang
digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Barang dan jasa yang diproduksi
oleh unit-unit produksi akan digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal
(investasi) dan ekspor.
Barang-barang yang digunakan ini ada yang berasal dari produksi dalam daerah
(domestik) dan yang berasal dari luar daerah/impor. Karena yang dihitung hanya nilai
14
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
barang dan jasa yang berasal dari produksi domestik saja, maka dari komponen biaya
diatas perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai ekspor diatas akan
menjadi nilai ekspor Netto. Apabila nilai konsumsi (konsumsi rumahtangga, pemerintah
dan yayasan sosial), nilai pembentukan modal dan ekspor Netto dijumlahkan, maka akan
diperoleh nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.
2.3.4. Metode Alokasi
Data yang tersedia kadang-kadang tidak memungkinkan menggunakan ketiga
metode diatas, sehingga dapat menggunakan metode ini. Hal ini dapat terjadi misalnya
suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berada
di wilayah lain, sedang kantor cabang berada di daerah tersebut. Seringkali kantor cabang
ini tidak bisa membuat neraca untung rugi, sebab neracanya dibuat di kantor pusat, hingga
tidak dapat diketahui berapa keuntungan yang diperoleh dari kantor cabang ini. Padahal
keuntungan adalah salah satu komponen dari nilai tambah sehingga karena keuntungan
tidak diketahui, maka nilai tambahnya tidak dapat dihitung. Untuk bisa menghitung hal-
hal yang demikian maka digunakan alokasi, yaitu dengan jalan mengalokasikan angka-
angka secara terpusat dengan memakai indikator-indikator yang sekiranya dapat
menunjukkan peranan cabang yang berada di daerah itu terhadap kantor pusatnya.
Indikator itu dapat berupa volume kerja, jumlah karyawan, jumlah penduduk dan lain-lain.
Metode alokasi ini merupakan metode pendekatan tidak langsung, sedang yang
lain, merupakan metode langsung. Dengan menggunakan metode langsung akan dapat
15
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
dihasilkan angka-angka yang bisa menggambarkan karakteristik yang lebih mendekati
kenyataan bila dibandingkan dengan angka-angka yang diperoleh dari metode yang tidak
langsung. Oleh karena itu sejauh mungkin digunakan metode langsung, dan bila hal ini
tidak mungkin, baru ditempuh penghitungan dengan metode tidak langsung ini.
2.4. Struktur dan Regional Income
Untuk dapat memberi gambaran sampai seberapa jauh peranan masing-masing
sektor ekonomi memberikan andil dalam berproduksi, atau sampai seberapa jauh peranan
faktor-faktor produksi berpartisipasi dalam proses produksi, atau bagaimana komposisi
penggunaan produk-produk yang dihasilkan tadi, maka biasanya Pendapatan Regional
disajikan dalam 3 bentuk :
1. Pendapatan Regional menurut lapangan usaha (by industriil origins)
2. Pendapatan Regional menurut andilnya faktor-faktor produksi
3. Pendapatan Regional menurut jenis penggunaan (by type of expenditure)
2.4.1. Pendapatan Regional Menurut Lapangan Usaha
Penyajian dalam bentuk ini dapat memberikan gambaran tentang peranan masing-
masing sektor dalam memberikan andilnya pada Pendapatan Regional. Karena itu unit-unit
produksi dikelompokkan kedalam sektor-sektor sebagai berikut :
1. Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan
2. Pertambangan dan Penggalian
16
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
2.4.2. Pendapatan Regional menurut Andilnya Faktor-Faktor Produksi
Penyajian dalam bentuk ini dapat memberikan gambaran tentang peranan masing-
masing faktor produksi dalam memberikan andil pada Pendapatan Regional. Karena itu
disajikan balas jasa yang diterima oleh masing-masing faktor produksi yaitu dalam bentuk
upah/gaji, sewa tanah, bunga dan keuntungan.
Adanya unit-unit produksi yang faktor-faktor produksinya sekaligus dimiliki
sendiri oleh produsen seperti : petani, pelukis dan pekerja profesional lainnya, maka terlalu
sukar untuk memisahkan nilai tambahnya dalam komponen faktor-faktor pendapatan,
hingga perlu ditambahkan satu perincian lagi untuk menampung hal seperti ini, yaitu usaha
perorangan (non corporated enterprices). Dengan demikian maka item-item yang keluar
pada tabel yang disajikan menjadi :
1. Upah/Gaji (Compensation of employees)
2. Pendapatan dari usaha perorangan (Income from non corporated enterprices)
17
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
3. Sewa Tanah (Rental Income)
4. Keuntungan (Corporated Profit)
5. Bunga Netto (Net Interest)
Untuk dapat sekedar memberi gambaran tentang apa yang tercakup dalam masing-masing
item diatas, dibawah ini akan diuraikan secara ringkas sebagai berikut :
2.4.2.1. Upah/Gaji
Upah/gaji ialah balas jasa faktor produksi buruh/pegawai yang meliputi :
1. Upah dan gaji baik berupa uang maupun berupa barang, sebelum dipotong pajak upah,
dana pensiun, asuransi kesehatan.
2. Pembayaran yang berbentuk hadiah, premi, bonus dan segala macam tunjangan lainnya.
3. Social security contribution, meliputi pembayaran kontribusi yang dilakukan oleh
pengusaha untuk keperluan pegawai-pegawainya, misalnya untuk dana asuransi,
dana kesehatan dan pensiun, dan sebagainya.
2.4.2.2. Pendapatan Usaha Perorangan
Pendapatan usaha perorangan ialah pendapatan yang ditimbulkan oleh unit-unit
produksi yang tidak berbentuk perusahaan, misalnya petani-petani, dokter, pedagang kecil,
tukang cukur dan sebagainya. Disini biasanya faktor produksinya tidak dibeli dari luar
tetapi dimiliki oleh unit-unit produksi itu sendiri, maka pendapatan yang ditimbulkan sukar
dipisahkan menjadi komponen-komponen balas jasa faktor produksinya, hingga nilai
tambahnya dikeluarkan dalam bentuk gabungan dalam item ini.
18
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2.4.2.3. Sewa Tanah
Sewa tanah ialah pendapatan yang ditimbulkan oleh :
1. Ikut sertanya faktor produksi tanah dalam proses produksi. Dengan tidak
memperhatikan/ melihat untuk apa tanah itu digunakan (apakah untuk pertanian,
perikanan atau untuk bangunan), maka sewa yang akan timbul dimasukkan
dalam item ini.
2. Kepemilikan atas hak paten, hak cipta (copyright), merk dagang dan sebangsanya
dimasukkan juga dalam item ini.
2.4.2.4. Keuntungan
Keuntungan ialah keuntungan perusahaan sebelum dipotong pajak perusahaan dan
pajak langsung lainnya, dan sebelum dibagikan sebagai deviden.
2.4.2.5. Bunga Netto
Bunga Netto mencakup bunga atas piutang maupun surat-surat berharga lainnya
yang diterima oleh penduduk maupun pemerintah, dikurangi bunga atas hutang pemerintah
kepada penduduk jika hutang tersebut dipakai untuk konsumsi pemerintah, misalnya untuk
membiayai perang. Karena dipakai untuk konsumsi, berarti uang ini tidak ikut serta dalam
proses produksi, hingga bunganya bukan balas jasa faktor produksi. Seperti disebutkan
diatas, bahwa Pendapatan Regional merupakan balas jasa faktor produksi, maka bunga
yang demikian bukan bagian dari Pendapatan Regional dan harus dikeluarkan dari
Pendapatan Regional, untuk selanjutnya dianggap sebagai transfer. Selain itu perlu
19
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
diadakan imputasi atas bunga dari uang-uang penduduk yang disimpan sebagai tanggungan
di perusahaan-perusahaan, sebagai asuransi jiwa, dana pensiun, dan sebagainya dan
imputasi ini dimasukkan dalam item diatas.
2.4.3. Pendapatan Regional Menurut Jenis Penggunaan Penyajian dalam bentuk ini dapat memberi gambaran, bagaimana barang dan jasa
yang terprodusir itu digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Untuk keperluan
ini maka barang dan jasa itu dikelompokkan menurut penggunaannya dalam masyarakat,
yaitu digunakan untuk keperluan konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta yang tidak
mencari untung (private consumption expenditures), ditanam sebagai barang modal (Fixed
Capital Formation), yang tidak digunakan pada tahun laporan akan disimpan sebagai stock
(increase in stock) dan digunakan untuk barang ekspor Netto. Jadi penyajiannya akan
berbentuk :
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal Tetap
4. Perubahan Stok
5. Ekspor Netto
Untuk sekedar mendapat gambaran tentang apa yang tercakup dalam item-item di
atas, dibawah ini masing-masing item akan diuraikan secara ringkas.
20
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2.4.3.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran yang dilakukan oleh
rumahtangga untuk membeli barang-barang jadi baru dan jasa tanpa melihat durability dari
barang dan jasa itu, dikurangi penjualan dari barang bekas Netto (penjualan-pembelian
barang bekas Netto), dengan mengecualikan pengeluaran yang bersifat transfer, pembelian
tanah dan rumah. Pengecualian ini dilakukan sebab transfer akan dihitung sebagai
pengeluaran pada konsumen yang menerima transfer tadi sedang pengeluaran untuk tanah
dan rumah dimasukkan dalam item Pembentukan Modal (Capital Formation).
Kecuali Pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga yang tercakup dalam item
ini ialah pengeluaran rutin yang dilakukan oleh lembaga swasta (Lembaga Swasta yang
tidak mencari untung). Pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga ini untuk pembelian
barang-barang modal akan dimasukkan dalam item pembentukan modal tetap.
Pengeluaran konsumsi rumahtangga lembaga swasta yang tidak mencari untung ini disebut
Private Consumption Expenditure.
2.4.3.2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pengeluaran konsumsi pemerintah ini mencakup pengeluaran rutin untuk pembelian
barang dan jasa dari pihak lain yang dilakukan oleh Pemerintah, baik Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah, dikurangi hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh
Pemerintah. Pengeluaran rutin disini meliputi pembayaran upah dan gaji kepada pegawai-
21
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
pegawai pemerintah, belanja barang, biaya-biaya pemeliharaan dan biaya-biaya rutin lain.
Termasuk juga pengeluaran belanja modal untuk keperluan militer.
Belanja modal untuk keperluan sipil misalnya pembelian mobil, mesin, pembuatan
gedung, jalan, jembatan dan sebagainya akan dimasukkan dalam pembentukan modal tetap,
sedang pembelian seperti di atas, tetapi untuk keperluan militer dimasukkan dalam
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ini. Pengeluaran Rutin tersebut harus dikurangi dengan
hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pemerintah, misalnya penjualan buku-
buku penerbitan oleh Departemen-Departemen, penjualan bibit padi dan telur dari pusat
pembibitan milik Pemerintah dan sebagainya.
2.4.3.3. Pembentukan Modal Tetap
Pembentukan modal tetap (Gross Fixed Capital Formation) ditambah perubahan
stok (Increase in stock) biasanya disebut Gross Capital Formation, sebab memang
keduanya merupakan jumlah perubahan stock barang, baik barang-barang yang sudah
ditanam maupun yang masih disimpan. Hanya untuk memudahkan penghitungan, kedua
item ini perlu dipisahkan.
Apa yang tercakup dalam perubahan stok akan dibicarakan kemudian sedang yang
masuk dalam pembentukan modal tetap mencakup besarnya modal yang ditanam selama
satu tahun, baik oleh Pemerintah, swasta, lembaga swasta yang tidak mencari untung
maupun rumahtangga (terbatas pada tanah dan rumah), dikurangi dengan jumlah penjualan
barang-barang modal bekas selama tahun sama. Yang tercakup dalam barang modal tetap
22
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
(durable procedure goods) dan umurnya lebih dari satu tahun, misalnya tanah, rumah,
gedung, jalan, jembatan, mesin, alat transportasi, dan sebagainya.
Selain itu termasuk juga dalam pembentukan modal tetap pembelian/penambahan
ternak yang dipelihara untuk diambil susunya, tenaganya, bulunya, dan sebagainya. Sedang
pembelian/penambahan ternak yang dipelihara untuk diambil dagingnya (dipotong) akan
dimasukkan dalam pembentukan modal stok. termasuk juga pengeluaran untuk penanaman
hutan baru, perkebunan tanaman keras yang baru bisa dipetik hasilnya setelah berumur
lebih dari satu tahun.
2.4.3.4. Perubahan Stok
Perubahan stok ialah barang-barang yang diproduksi maupun yang diimpor pada
tahun itu, tapi belum sempat dipakai sampai akhir tahun, hingga masih disimpan sebagai
stok.
Stok yang disimpan ini meliputi barang-barang mentah yang belum sempat diproses
menjadi barang jadi, barang yang masih dalam proses (work in process) dan barang-barang
jadi yang belum sempat dijual. Seperti yang disebutkan diatas termasuk juga dalam
perubahan stok adalah penambahan ternak yang dipelihara untuk dipotong.
2.4.3.5. Ekspor Netto
Ekspor Netto disini berarti selisih antara ekspor dan impor dari barang dan jasa.
Ekspor barang dan jasa meliputi ekspor barang-barang yang dijual keluar negeri, dimana
23
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
termasuk didalamnya barang-barang dagangan (merchandise), jasa transport, asuransi dan
jasa-jasa lain.
Begitu pula untuk impor termasuk barang-barang dagangan, jasa-jasa lain yang
dibeli dari luar negeri. Juga termasuk dalam ekspor dan impor disini ialah
pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat pemberian/hadiah ke atau dari negara-negara
lain dan barang-barang yang diekspor/impor dengan dibiayai oleh uang yang diperoleh dari
transfer antar negara. Tetapi kalau pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat
hadiah/pemberian ini dimaksud untuk keperluan militer tidak termasuk dalam item
Ekspor/Impor ini.
2.5. Penyajian Atas Dasar Harga Konstan
Salah satu kegunaan dari Pendapatan Regional ialah untuk melihat perkembangan
pendapatan/produk dari tahun ke tahun. Karena adanya pengaruh inflasi, maka daya beli
uang akan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berhubung dengan itu apakah
kenaikan pendapatan seseorang benar-benar naik atau tidak maka faktor inflasi ini terlebih
dahulu harus dieliminir dari pendapatan ini. Setelah faktor inflasi dieliminir, maka
pendapatan yang dihasilkan akan merupakan pendapatan yang riil (real income), hingga
naik turunnya pendapatan riil ini akan mencerminkan naik turunnya daya beli.
Pendapatan Regional dengan masih adanya faktor inflasi didalamnya akan
merupakan Pendapatan Regional atas dasar harga yang berlaku (at current prices), sedang
bila faktor inflasi sudah dieliminir akan merupakan Pendapatan Regional atas dasar harga
24
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
konstan (at constant prices). Untuk merubah angka atas dasar harga berlaku menjadi
angka atas dasar konstan, ada tiga metode dasar yang dapat dipakai yaitu : revaluasi,
ekstrapolasi dan deflasi.
2.5.1. Revaluasi
Cara ini dilakukan dengan menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun
dengan harga pada tahun dasar (2000). Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000.
Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang
digunakan, karena mencakup komponen biaya antara yang sangat beragam, disamping data
harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu,
biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas
dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio biaya antara terhadap output pada
tahun dasar atau dengan rasio biaya antara terhadap output pada tahun berjalan.
2.5.2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan
cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks kuantum produksi.
Indeks ini sebagai ekstrapolator yang dapat merupakan indeks dari masing-masing
kuantum produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator kuantum
produksi lainnya seperti : tenaga kerja, jumlah perusahaan yang dianggap cocok dengan
jenis kegiatan yang sedang dihitung.
25
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Ekstrapolator dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan,
kemudian dengan menggunakan rasio nilai tambah terhadap output akan diperoleh
perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
2.5.3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dapat diperoleh dengan cara membagi
nilai tambah atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahun dengan indeks
harganya. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga
konsumen, indeks harga perdagangan besar dan sebagainya. Indeks harga tersebut dapat
pula dipakai sebagai inflator, yang berarti nilai tambah atas dasar harga yang berlaku
diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga
tersebut.
Selain daripada tiga metode dasar tersebut diatas, ada empat pendekatan untuk
menghitung nilai tambah sektoral atas dasar harga konstan, tiga diantaranya didasarkan
pada pendekatan produksi yang dipakai untuk penghitungan nilai tambah dan yang satunya
didasarkan pada pendekatan pendapatan. Empat pendekatan tersebut adalah sebagai berikut
2.5.3.1. Deflasi Ganda
Dengan prinsip deflasi yang telah diberikan, seseorang tidak akan merasa sulit
untuk memahami istilah deflasi ganda. Dalam deflasi ganda, yang dideflasikan adalah
output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output
dan biaya antara hasil pendeflasian tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator
26
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai
dengan cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks
harga dari komponen input terbesar.
Dalam kenyataannya, sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara,
disamping karena komponennya terlalu banyak, juga karena sulit dicari indeks harga yang
cukup mewakili sebagai deflator. Oleh karena itu dalam penghitungan nilai tambah atas
dasar harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak dipakai, termasuk dalam publikasi
ini.
Penghitungan komponen penggunaan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar
harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat
terbatasnya data yang tersedia maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak dipakai.
2.5.3.2. Ekstrapolasi Langsung Terhadap Nilai Tambah
Ekstrapolasi dari nilai tambah sektoral dapat dilakukan dengan menggunakan
perkiraan-perkiraan dari penghitungan output atas dasar harga konstan (yang didasarkan
pada metode revaluasi, ekstrapolasi atau deflasi) atau dapat secara langsung menggunakan
indeks produksi yang sesuai, atau tingkat pertumbuhan riil yang lalu dari output, input
antara atau nilai tambah kemudian dikalikan dengan nilai tambah sektoral tahun dasar.
Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa output atas dasar harga
konstan berubah sejalan dengan input atas dasar harga konstan atau rasio input antara riil
boleh dikatakan tetap. Asumsi itu akan cocok bila perubahan teknologi dari sektor yang
27
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
bersangkutan relatif kecil. Dalam beberapa hal pendekatan ini akan lebih mudah bila
digunakan dalam jangka pendek atau bila rasio input antara adalah kecil.
2.5.3.3. Deflasi Langsung Terhadap Nilai Tambah
Deflasi dari nilai tambah sektoral dilakukan dengan menggunakan indeks harga
implisit dari output atau secara langsung menggunakan indeks harga produksi yang sesuai,
kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah sektoral atas dasar harga
berlaku. Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi
pada output dianggap sama dengan inflasi pada input antara. Asumsi ini akan lebih mudah
bila digunakan dalam jangka pendek atau bila rasio input antara adalah kecil.
2.5.3.4. Deflasi Komponen Pendapatan
Komponen-komponen pendapatan dari nilai tambah pada dasarnya erat kaitannya
dengan tenaga kerja, modal dan manajemen. Karena khususnya keuntungan berkaitan
dengan manajemen maka perubahan kualitas tenaga kerja dan modal akan menyebabkan
kesulitan-kesulitan, pendekatan ini hanya digunakan untuk sektor-sektor dimana tiga
pendekatan diatas tidak mungkin digunakan karena tidak tersedianya data dasar atau indeks
output yang sesuai. Pendekatan ini akan lebih cocok bila nilai tambah terutama terdiri dari
kompensasi tenaga kerja dan penyusutan.
28
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2.6. Cara Penyajian dan Angka Indeks
Secara berkala Produk Domestik Regional Bruto dapat disajikan dalam dua bentuk,
yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar, yang
dapat dijelaskan berikut ini.
1. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar
harga yang berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi dan
biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran
produk domestik regional bruto.
2. Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan
dinilai atas harga yang terjadi pada tahun dasar (dalam publikasi ini harga konstan
didasarkan kepada harga pada tahun 2000). Karena menggunakan harga tetap, maka
perkembangan agregat dari tahun ke tahun semata-mata disebabkan oleh perkembangan
riil dari kuantum produksi tanpa mengandung fluktuasi harga.
PDRB juga disajikan dalam bentuk peranan sektoral dan angka-angka indeks, yaitu
indeks perkembangan; indeks berantai; dan indeks harga implisit yang masing-masing dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Peranan sektoral diperoleh dengan cara membagi nilai masing-masing sektor dengan
nilai total seluruh sektor PDRB dikalikan 100 pada tahun yang bersangkutan (baik atas
dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan suatu tahun tertentu).
29
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Penghitungan peranan sektoral dapat dirumuskan berikut ini :
PDRB i Pi = x 100 %
Σ PDRB i dimana : P = peranan sektoral ; i = sektor 1 s/d 9
Dalam tabulasi penyajiannya, peranan sektor diberi judul tabel : Distribusi Persentase
Produk Domestik Regional Bruto.
2. Indeks Perkembangan diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun
dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat
perkembangan agregat dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya.
Indeks perkembangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
PDRB i t IP = x 100 %
PDRB i o dimana : P = peranan sektoral ; i = sektor 1 s/d 9 ; t = tahun t ; o = tahun dasar.
3. Indeks Berantai, diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan
nilai pada tahun sebelumnya. Apabila angka ini dikalikan dengan 100 dan hasilnya
dikurangi 100, maka angka ini menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat produksi
untuk masing-masing tahun. Metode penghitungan ini dapat pula digunakan untuk
menghitung tingkat pertum-buhan sektoral.
30
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Apabila penghitungan ini dirumuskan, maka penghitungannya adalah :
PDRB i t IB = x 100 %
PDRB it - 1 dimana : IB = indeks berantai ;
i = sektor 1 s/d 9 ;
t = tahun t ;
3. Indeks Harga Implisit diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku
dengan nilai PDRB atas dasar harga kosntan untuk masing-masing tahun dikalikan 100.
Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap
harga pada tahun dasar.
Selanjutnya bila dari indeks harga implisit ini dibuatkan indeks berantainya (dengan rumus
indeks berantai), akan terlihat tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun
sebelumnya. Indeks ini secara berkala juga dapat menunjukkan besaran inflasi yang
mencakup seluruh barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah penghitungan PDRB.
Indeks implisit dapat menggunakan rumus berikut ini :
PDRB ithb IHI = x 100 %
PDRB ithk Dimana :
IHI = Indeks Harga Implisit hb = Harga Berlaku hk = Harga Konstan
31
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
III URAIAN SEKTORAL
Uraian sektoral yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi
dari masing-masing sektor dan subsektor, tata cara penghitungan nilai tambah, baik atas
dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, serta sumber datanya.
3.1. Sektor Pertanian
3.1.1. Tanaman Bahan Makanan
Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung,
ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedele, sayur-sayuran, buah-buahan,
kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya, dan hasil-hasil produk ikutannya.
Termasuk dalam cakupan ini adalah hasil-hsail dari pengolahan yang dilakukan secara
sederhana seperti beras tumbuk dan gaplek. Data produksi diperoleh dari BPS Kabupaten
Lumajang dan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, sedang data harga seluruhnya
bersumber dari data harga yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Lumajang secara rutin.
Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh melalui pendekatan
produksi, yaitu dengan mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan
masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar
harga yang berlaku. Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara
terhadap output yang diperoleh dari hasil survei khusus. Nilai tambah atas dasar harga
32
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum produksi masing-
masing tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi biaya antara atas dasar
harga konstan 2000.
3.1.2 Tanaman Perkebunan
3.1.2.1. Tanaman Perkebunan Rakyat
Subsektor yang dicakup adalah hasil tanaman pekebunan yang diusahakan oleh
rakyat seperti jambu mete, kelapa, kopi, kapok, kapas, tebu, tembakau, cengkeh dan
tanaman perkebunan lainnya. Cakupan tersebut termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil
pengolahan sederhana seperti minyak kelapa rakyat, tembakau olahan, kopi olahan, dan teh
olahan. Data produksi diperoleh dari Kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang sedangkan
data harga diperoleh dari BPS.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan
produksi. Rasio biaya antara diperoleh dari survei khusus. Nilai tambah atas dasar harga
konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman
bahan makanan.
3.1.2.2. Tanaman Perkebunan Besar
Kegiatan yang dicakup dalam subsektor ini adalah kegiatan yang memproduksi
komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar seperti karet, teh,
kopi, coklat, minyak sawit, tebu, rami dan tanaman lainnya. Cara penghitungan nilai
33
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 sama seperti
yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat.
3.1.3. Peternakan dan hasil-hasilnya
Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-
hasil ternak, seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, domba, susu segar, serta hasil
pemotongan ternak. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah yang dipotong,
ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak netto. Data mengenai jumlah
ternak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur serta banyaknya ternak yang
keluar masuk wilayah Kabupaten Lumajang diperoleh dari Kantor Peternakan Kabupaten
Lumajang. Sedangkan data harga ternak diperoleh dari laporan harga produsen BPS
Kabupaten Lumajang.
Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
harga konstan 2000 sama seperti yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat.
3.1.4. Kehutanan
Subsektor kehutanan mencakup penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya
dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu glondongan, kayu bakar,
arang dan bambu; sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa rotan,
damar, kulit kayu, nipah, akar-akaran dan sebagainya. Hasil perburuan binatang–binatang
liar seperti babi rusa, penyu, buaya, ular, madu dan sebagainya termasuk hasil kegiatan di
subsektor ini.
34
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Sebagaimana dengan subsektor lainnya, dalam sektor pertanian, output subsektor
kehutanan dihitung dengan cara mengalikan kuantum produksi dengan harga masing-
masing tahun yang menghasilkan output atas dasar harga berlaku, dan penggunaan harga
pada tahun dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai
tambah bruto dihitung dengan menggunakan rasionya terhadap output. Rasio tersebut
diperoleh dari hasil survei khusus.
3.1.5. Perikanan
Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan laut, perairan
umum, tambak, kolam, sawah dan keramba, serta pengolahan sederhana (pengeringan dan
penggaraman ikan). Data mengenai produksi, dan nilai produksi diperoleh dari laporan
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lumajang. Penghitungan nilai tambah bruto
dilakukan dengan mengalikan rasio nilai tambah bruto terhadap output. Rasio nilai tambah
itu diperoleh dari survei khusus.
3.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Komoditi yang dicakup dalam sektor ini adalah minyak mentah dan gas bumi,
yodium, biji mangan, belerang, serta segala jenis hasil penggalian. Sektor ini di Kabupaten
Lumajang hanyalah subsektor penggalian. Data produksi subsektor penggalian diperoleh
dari Bagian Ekonomi, dan Survei Khusus Pendapatan Regional. Nilai output merupakan
perkalian antara produksi dengan harganya masing-masing.
35
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
3.3. Sektor Industri Pengolahan
Sektor ini mencakup kegiatan untuk mengubah atau mengolah suatu barang organik
dan anorganik menjadi barang baru yang mempunyai nilai lebih tinggi, sedang
pengolahannya dapat dilakukan dengan tangan atau mesin. Kegiatan industri amat beragam
dilihat dari komoditi yang dihasilkan dan cara pengolahannya, sampai pengelompokan
kegiatan industri. Pengelompokan yang dilakukan BPS didasarkan pada proses pembuatan
dan banyaknya tenaga kerja yang terlibat. Pengelompokan dibedakan menjadi empat
katagori, yaitu :
1. Kelompok Industri Besar dengan tenaga kerja lebih atau sama dengan 100 orang.
2. Kelompok Industri Sedang dengan tenaga kerja 20 sampai 99 orang.
3. Kelompok Industri Kecil dengan tenaga kerja 5 sampai 19 orang.
4. Kelompok Industri Kerajinan rumah tangga dengan tenaga kerja sampai 4 orang.
Pengelompokan lain dari kegiatan industri dibuat berdasarkan jenis komoditi utama
yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan, yang secara garis besarnya kegiatan
industri dikelompokkan menjadi 9 sub sektor, yaitu :
1. Industri makanan, minuman, dan tembakau.
2. Industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki.
3. Industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya.
4. Industri kertas dan bahan cetakan.
5. Industri pupuk, barang kimia, dan barang dari karet.
36
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
6. Industri semen dan barang galian bukan logam,.
7. Industri logam dasar besi dan baja.
8. Industri alat angkutan, mesin dan peralatannya.
9. Industri barang lainnya.
Data output, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000,
diperoleh dari Survei Industri BPS Kabupaten Lumajang, dan data Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lumajang.
Untuk kelompok industri yang besar dan sedang, ruang lingkup dan metode
perhitungan nilai tambah bruto industri pengolahan atas dasar harga berlaku berdasarkan
hasil survei tahunan.
3.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Data produksi diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan
Daerah Air Minum. Output masing-masing subsektor mencakup semua produksi yang
dihasilkan dari berbagai kegiatan sesuai dengan ruang lingkup dan definisinya.
3.4.1. Listrik
Subsektor ini mencakup semua kegiatan kelistrikan, baik yang diusahakan PLN
maupun non PLN. Data produksi, harga, dan biaya antara subsektor ini diperoleh dari PLN
Distribusi Jawa Timur Cabang Jember UPJ Lumajang, Klakah, dan Tempeh. Output atas
dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dengan harga yang berlaku masing-
37
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000, diperoleh dengan cara
revaluasi.
3.4.2. Air Bersih
Subsektor ini mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum.
Data produksi, harga dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan air minum
diperoleh dari laporan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lumajang. Perhitungan
nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara yang sama seperti pada
subsektor listrik.
3.5. Sektor Bangunan
Sektor bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi, baik
berupa gedung, jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, dam, irigasi, eksplorasi minyak bumi
maupun jaringan listrik, gas, air minum, telepon dan sebagainya. Nilai tambah bruto
dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi. Output diperoleh dari penjumlahan
nilai pembangunan prasarana fisik yang dari segi pendanaan dapat dirinci menjadi : nilai
pembangunan pemerintah pusat yang dibiayai dari APBN dan nilai pembangunan daerah
yang dibiayai APBD serta perbaikannya, dan pembangunan-pembangunan yang dilakukan
oleh developer, Perumnas serta yang dilakukan oleh swadaya masyarakat murni.
Sedangkan presentase nilai tambah bruto diperoleh dari survei khusus. Output atas dasar
harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi, deflatornya adalah Indeks Harga
Perdagangan Besar (IHPB) Bahan Bangunan dan Konstruksi.
38
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
3.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
3.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran
Perhitungan nilai tambah subsektor perdagangan dilakukan dengan pendekatan arus
barang (commodity flow), yaitu dengan menghitung besarnya nilai komoditi pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri, serta komoiditi impor yang diperdagangkan. Dari
nilai komoditi yang diperdagangkan, diturunkan nilai margin perdagangan yang merupakan
output perdagangan yang selanjutnya dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Rasio
besarnya barang–barang yang diperdagangkan, margin perdagangan dan presentase nilai
tambah didasarkan pada data hasil penyusunan tabel input – output Indonesia serta survai
khusus. Nilai produksi bruto atas dasar harga konstan 2000, dihitung dengan mengalikan
rasio diatas dengan output atas dasar harga konstan 2000 dari sektor–sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri serta impor.
Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan 2000 dihitung berdasarkan
perkalian antara rasio nilai tambah dengan outputnya.
3.6.2. Hotel
Kegiatan sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang maupun tidak
berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara
mengalikan jumlah malam tamu dan tarifnya. Dalam hal ini malam tamu dianggap sebagai
kuantum dari output. Untuk keperluan ini, data diperoleh dari BPS Kabupaten Lumajang,
39
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
sedangkan presentase nilai tambah diperoleh dari hasil survei khusus yang dilakukan oleh
BPS Kabupaten Lumajang.
Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung
berdasarkan perkalian antara persentase nilai tambah dengan outputnya.
3.6.3. Restoran
Karena belum tersedia data restoran secara lengkap, maka output dari sub sektor ini
diperoleh dari perkalian jumlah tenaga kerja yang bekerja di restoran dari hasil Sensus
Penduduk tahun 2000 beserta pertumbuhannya dengan output per tenaga kerja dari hasil
survai khusus pendapatan regional. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
2000 dihitung dengan cara deflasi, menggunakan indeks harga konsumen makanan jadi dan
minuman sebagai deflator.
3.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum penumpang dan barang, baik
melalui darat, laut, sungai/danau, dan udara. Sektor ini mencakup pula jasa penunjang
angkutan dan komunikasi.
3.7.1. Angkutan
3.7.1.1. Angkutan Kereta Api
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data dari Laporan
Tahunan Perusahaan Umum Kereta Api. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
40
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks produksi gabungan
tertimbang penumpang dan ton – km barang yang diangkut.
3.7.1.2. Angkutan Jalan Raya
Subsektor ini meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dilakukan
oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor maupun tidak. Perkiraan nilai tambah
bruto atas dasar harga berlaku dilakukan dengan menggunakan pendekatan produksi yang
didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum penumpang dan barang wajib uji.
Data tersebut diperoleh dari laporan tahunan Dinas Perhubungan, DLLAJR, dan
hasil survai khusus pendapatan regional angkutan dilakukan setiap tahun, sedangkan untuk
data kendaraan tidak bermotor diperoleh dari monografi desa dan survai. Nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi.
3.7.1.3. Angkutan Laut/Air
Sub Sektor Angkutan Laut/Air meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan
barang dengan menggunakan kapal yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran milik
nasional, baik yang melakukan trayek dalam negeri maupun luar negeri. Di kabupaten
Lumajang tidak ada kegiatan angkutan laut.
3.7.1.4. Angkutan Udara
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kegiatan lain
yang berkaitan dengan penerbangan yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan milik
41
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
nasional, baik penerbangan dalam negeri maupun luar negeri. Di kabupaten Lumajang
tidak ada kegiatan angkutan Udara.
3.7.1.5. Jasa Penunjang Angkutan
Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang
dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir, keagenan
penumpang dan barang, ekspedisi, bongkar/muat, penyimpangan dan pergudangan serta
jasa penunjang angkutan lainnya.
1. Terminal dan Perparkiran
Mencakup kegiatan pemberian pelayanan dan pengaturan lalu lintas
kendaraan/armada yang membongkar atau mengisi muatan, baik penumpang maupun
barang, seperti kegiatan terminal dan parkir. Data jasa kegiatan perparkiran masih
menggunakan persentase dari angkutan darat yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten
Lumajang.
2. Bongkar/Muat
Kegiatan bongkar/muat mencakup pemberian pelayanan bongkar/muat angkutan
barang melalui laut dan darat. Kegiatan ini di Kabupaten Lumajang tidak ada
3. Ekspedisi dan Keagenan
Kegiatan keagenan ini mencakup pelayanan keagenan penumpang dan barang yang
diberikan kepada usaha angkutan, baik angkutan darat, maupun laut. Data jumlah
42
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
perusahaan diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, sedangkan data rata-
rata outputnya diperoleh dari survai khusus.
3.7.2. Komunikasi
Kegiatan yang dicakup adalah jasa Pos dan Giro serta Telekomunikasi.
1. Pos dan Giro
Kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman
surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan kepada data
produksi dan struktur biaya yang diperoleh dari laporan keuangan Perusahaan Umum Pos
dan Giro. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan
cara ekstrapolasi, menggunakan indeks gabungan dari jumlah surat yang dikirim dan
jumlah uang yang digirokan.
2. Telekomunikasi
Kegiatan ini mencakup pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telepon,
Telegram dan teleks. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan
data yang bersumber dari laporan keuangan Kantor Cabang PT Telekomunikasi Kabupaten
Lumajang.
Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan
indeks produksi gabungan tertimbang yang meliputi jumlah menit lokal/interlokal dan
43
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
banyaknya pemegang telepon yang bersumber dari Kantor Cabang PT Telekomunikasi
Kabupaten Lumajang.
3. Jasa Penunjang Komunikasi
Kegiatan subsektor ini mencakup pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang
sifatnya menunjang kegiatan komunikasi, seperti wartel, warpostel, radio pager, telepon
seluler (ponsel).
3.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
3.8.1. Bank
Angka nilai tambah bruto subsektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari
Bank Indonesia. Dalam PDRB seri terbaru ini, nilai tambah bruto yang ditimbulkan dari
kegiatan Bank Indonesia tidak mencakup pembayaran bunga Sertifikat Bank Indonesia (
SBI ) dan pinjaman dari luar negeri, karena hal itu merupakan kebijaksanaan moneter yang
bukan merupakan kegiatan komersial perbankan. Nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi dengan indeks kredit yang diberikan bank
pada tiap tahun. Data jumlah kredit diperoleh dari Kantor Bank Indonesia Malang. Untuk
memperoleh nilai tambah bruto ditempuh cara deflasi dengan menggunakan Indeks Harga
Konsumen (umum ).
3.8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi kegiatan asuransi, koperasi,
yayasan dana pensiun, dan pegadaian.
44
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Perhitungan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh
melalui dengan cara pendekatan produksi. Output diperoleh dari perkalian indikator
produksi dengan indikator harga, sedangkan nilai tambah bruto diperoleh dengan cara
mengurangkan nilai biaya antara dari nilai output. Nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi dan pada kegiatan yayasan dana pensiun
dengan cara deflasi.
3.8.3. Jasa Penunjang Keuangan
Kegiatan jasa penunjang keuangan meliputi berbagai kegiatan ekonomi antara lain
perdagangan valuta asing; perusahaan anjak piutang ; dan modal ventura. Di Kabupaten
Lumajang tidak ada kegiatan sektor ini.
3.8.4. Sewa Bangunan
Subsektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan rumah bangunan
sebagai tempat tinggal rumah tangga dan bukan sebagai tempat tinggal, tanpa
memperhatikan apakah bangunan itu milik sendiri atau disewa. Perkiraan nilai tambah
bruto didasarkan pada data jumlah bangunan tempat tinggal serta berdasarkan pengeluaran
konsumsi rumahtangga, khususnya pengeluaran untuk sewa rumah. Perkiraan semcam
untuk bangunan bukan tempat tinggal didasarkan pada hasil survei khusus.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan
antara jumlah bangunan dengan rata-rata tarip sewa untuk bangunan di pedesaan dan
perkotaan, sedangkan konstan 2000 diperkirakan dengan cara ekstrapolasi menggunakan
45
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
jumlah bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal sebagai ekstrapolatornya,
sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperkirakan dengan cara
menginflate nilai bangunan dan tempat tinggal.
3.8.5. Jasa Perusahaan
Subsektor ini meliputi jasa pengacara, jasa akuntan, biro arsitektur, jasa pengolahan
data, jasa periklanan dan sebagainya.
Perkiraan output dan nilai tambah bruto didasarkan kepada data jumlah tenaga kerja
yang bersumber dari hasil Sensus Ekonomi dan Sensus Penduduk 2000, dan rata-rata
output per tenaga kerja serta rasio biaya antaranya dari Survei Khusus Pendapatan
Regional dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi.
3.9. Sektor Jasa-Jasa
3.9.1. Jasa Pemerintahan Umum
Nilai tambah bruto sub sektor jasa pemerintahan umum terdiri dari upah dan gaji
rutin pegawai pusat dan daerah. Upah dan gaji yang dihitung mencakup upah dan gaji di
belanja rutin dan sebagian dari belanja pembangunan. Perkiraan penyusutan adalah sebesar
5 persen dari total upah dan gaji yang telah dihitung. Data yang dipakai adalah realisasi
pengeluaran pemerintah pusat dan daerah serta Hankam yang diperoleh dari BPS dan
Pemda Kabupaten Lumajang.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara
ekstrapolasi menggunakan indeks jumlah pegawai negeri sipil dan militer.
46
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
3.9.2. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
Sub sektor ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan, serta jasa kemasyarakatan
lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, panti wredha, yayasan
pemeliharaan anak cacat, dan rumah ibadat. Untuk kegiatan jasa pendidikan dan kesehatan
adalah yang hanya dikelola oleh swasta saja, karena yang dikelola oleh pemerintah nilai
tambahnya sudah tergabung dengan sub sektor pemerintahan, sedangkan untuk jasa sosial
lainnya yang dicakup adalah seluruh kegiatan baik yang dikelola oleh pemerintah maupun
swasta.
3.9.2.1. Jasa Pendidikan
Data yang digunakan untuk memperkirakan nilai tambah bruto subsektor jasa
pendidikan adalah jumlah murid sekolah swasta menurut jenjang pendidikan, yang
diperoleh dari Dinas Pendidikan Nasional dan untuk pendidikan formal di luar Dinas
Pendidikan Nasional datanya diperoleh dari Kantor Departemen Agama Kabupaten
Lumajang. Data output per murid dan persentase nilai tambah diperoleh dari kegiatan
survei khusus.
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan
cara revaluasi.
3.9.2.2. Jasa Kesehatan
Subsektor ini mencakup jasa rumah sakit, dokter praktek, dan jasa kesehatan
lainnya yang dikelola swasta. Perkiraan output untuk masing-masing kegiatan didasarkan
47
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
kepada hasil perkalian antara rata-rata output per indikator produksi dan kuantum
produksinya seperti rata-rata tempat tidur rumah sakit dan jumlah tempat tidur; rata-rata
output per dokter dan jumlah dokter praktek; rata-rata output per bidan dan jumlah bidan
praktek; dan rata-rata output per dukun bayi dan jumlah dukun bayi praktek.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan kepada persentase terhadap
output. Data yang digunakan bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang serta
hasil survei khusus pendapatan regional. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi masing-masing kegiatan.
3.9.2.3. Jasa Sosial Kemasyarakatan Lainnya.
Dari survei khusus mengenai panti asuhan dan panti wreda, diperoleh rata-rata
output per anak yang diasuh dan rata-rata output per orang tua yang dilayani sekaligus
struktur inputnya. Kemudian dengan mengalikan jumlah anak yang diasuh dan orang tua
yang dilayani dengan rata-rata outputnya, diperoleh perkiraan output kegiatan jasa sosial
dan kemasyarakatan lainnya. Data jumlah anak dan orang tua yang diasuh/dilayani
diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Lumajang. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi.
Susenas ( Survei Sosial Ekonomi Nasional ) memberikan data mengenai
pengeluaran per kapita untuk biaya kursus. Dengan mengalikan jumlah penduduk
pertengahan tahun dengan indikator tersebut akan diperoleh nilai output yang selanjutnya
dengan rasio nilai tambah bruto dapat diperoleh nilai tambah bruto. Untuk menghitung
48
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
nilai tambah atas dasar harga konstan adalah dengan cara deflasi, dan sebagai deflatornya
adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok aneka barang dan jasa.
Dari survei khusus diperoleh data rata-rata input rumah ibadat, dengan mengalikan
jumlah tempat ibadat yang diperoleh dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Lumajang
maka diperoleh nilai tambah. Sedangkan untuk penghitungan atas dasar harga konstan
2000 dilakukan dengan cara revaluasi.
3.9.2.4. Jasa Hiburan dan Kebudayaan
Sub sektor ini mencakup jasa bioskop, panggung kesenian, studio radio swasta,
taman hiburan, dan klub malam, serta produksi dan distribusi film.
Data pajak tempat hiburan dan keramaian dan struktur biayanya, serta persentase
pemungutan pajak terhadap tempat-tempat hiburan dipakai untuk memperkirakan output
dan nilai tambah jasa hiburan dan kebudayaan. Penghitungan atas dasar harga konstan
2000 adalah dengan menggunakan IHK kelompok aneka barang dan jasa.
Untuk kegiatan studio radio swasta perkiraan nilai tambahnya didasarkan kepada
rata-rata output per radio swasta dengan data jumlah radio swasta diperoleh dari Bagian
Kesra Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo dilengkapi dengan indikator yang
diperoleh dari kegiatan survei khusus. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 adalah
dengan cara revaluasi.
49
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
3.9.2.5. Jasa Perorangan dan Rumahtangga
Sub sektor ini mencakup jasa perbengkelan, tukang binatu, salon, tukang jahit,
reparasi, dan pembantu rumahtangga. Survei khusus yang dilakukan oleh BPS Kabupaten
Lumajang memberikan data tentang rata-rata output per tenaga kerja dan struktur inputnya.
Nilai output diperkirakan dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja yang
didasarkan kepada hasil Sensus, Sakernas dan survai khusus dengan rata-rata output per
tenaga kerja yang juga diperoleh dari survai khusus. Sedangkan untuk memperoleh nilai
tambah bruto adalah dengan cara mengalikan persentase nilai tambah bruto. Nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi
50
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
IV KONDISI PEREKONOMIAN
KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2003-2008 4.1. Gambaran umum perekonomian Kabupaten Lumajang
Uraian ini menyajikan ringkasan hasil penyusunan Produk Domestik Regional
Bruto tahun 2004 sampai dengan 2009. Berbagai hal yang dibahas adalah peranan sektor
ekonomi, pertumbuhan ekonomi, tingkat perkembangan harga dan pendapatan regional
perkapita.
Kegiatan ekonomi Kabupaten Lumajang dilihat dari sisi besaran nilai nominal PDRB
atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK) selama tahun
2004-2009 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 PDRB ADHB kabupaten
Lumajang tercatat sebesar 6.117.602,59 juta rupiah, meningkat pada tahun 2005 menjadi
7.326.996,41 juta rupiah dan pada akhirnya pada tahun 2009 meningkat menjadi
12.170.614,19 juta rupiah. Sehingga dari tahun 2004 hingga 2009 mengalami peningkatan
hampir dua kali lipat. Sedangkan apabila dihitung dengan menggunakan harga konstan
tahun 2000, nilai nominal PDRB ADHK pada tahun 2004 mencapai 4.570.180,20 juta
rupiah meningkat pada tahun 2005 menjadi 4.793.733,63 juta rupiah dan pada akhirnya di
tahun 2009 tercatat sebesar 5.917.165,21 juta rupiah. Perbedaan percepatan kenaikan nilai
nominal PDRB ADHB dan ADHK yang sangat signifikan ini menunjukkan bahwa
meningkatnya nilai PDRB ADHB sebagai cerminan besaran aktifitas ekonomi di suatu
51
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
tahun lebih banyak didorong oleh kenaikan harga-harga. Sedangkan perkembangan nilai
PDRB ADHK lebih mencerminkan kondisi riil peningkatan ekonomi karena dinilai dari
sisi peningkatan kuantum produksi. Selama kurun waktu tersebut terjadi beberapa kali
perlambatan pertumbuhan ekonomi di kabupaten Lumajang, yaitu tahun 2005 dan 2008.
Kondisi tersebut merupakan dampak dari efek multiplier kenaikan harga BBM yang cukup
drastis pada bulan Oktober 2005 dan bulan Mei 2008 yang efek terakhirnya menurunkan
daya beli masyarakat. Akan tetapi kondisi tahun 2009 meskipun ada terpaan krisis global
namun perekonomian tetap tumbuh meskipun sangat kecil.
Tabel 4.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan beserta Pertumbuhannya
Kabupaten Lumajang Tahun 2004 - 2009
Berlaku Konstan Berlaku Konstan
(1) (2) (3) (4) (5)
2004 6,117,602.59 4,570,180.20 13.89 4.99
2005 7,326,996.42 4,793,733.63 19.77 4.89
2006 8,457,897.19 5,044,176.39 15.43 5.22
2007 9,542,818.85 5,321,481.75 12.83 5.50
2008*) 10,954,313.91 5,610,679.26 14.79 5.43
2009**) 12,170,614.19 5,917,165.21 11.10 5.46
*) Angka Diperbaiki**) Angka Sementara
PDRB (Juta Rupiah) Pertumbuhan (%)Tahun
52
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
4.2. Struktur Ekonomi
Struktur perekonomian di suatu wilayah dapat menggambarkan sektor-sektor yang
menjadi mesin pertumbuhan ekonomi daerah (engine growth). Dengan mengelompokkan
sembilan sektor ekonomi menjadi 3 kelompok sektor besar yaitu; sektor Primer, Sekunder,
dan Tersier, maka dapat dilihat besaran dari nilai tambah yang tercipta dari ketiga
kelompok sektor tersebut.
1. Sektor Primer : terdiri dari sektor pertanian; dan pertambangan dan penggalian.
2. Sektor Sekunder : terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih
dan konstruksi.
3. Sektor Tersier : terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran;
pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan
jasa-jasa.
Dari Pengelompokan tersebut, kelompok sektor Tersier selalu mendominasi dalam
penciptaan nilai tambah di kabupaten Lumajang. Total nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku dari kelompok sektor Tersier di tahun 2009 mencapai Rp. 5.241 milyar, atau
meningkat 12,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi tertinggi dalam
peningkatan kelompok sektor ini disumbangkan oleh sektor Perdagangan, hotel dan
restoran yang tumbuh mencapai 13,13 persen.
Kelompok sektor yang mempunyai andil terkecil dari tahun ke tahun adalah
kelompok sektor Sekunder. Walaupun nilainya dalam periode tahun 2004-2009 terus
meningkat namun besarannya pada tahun 2009 ini hanya mencapai Rp. 2.433 milyar dan
53
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
tumbuh 10,46 persen dibanding tahun 2008. Hal ini dapat dimaklumi sebab kelompok
sektor ini yang didukung oleh sektor industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih serta
sektor konstruksi bukan merupakan ”core business” di kabupaten Lumajang. Adapun
kelompok sektor Primer yang didukung oleh sektor Pertanian dan sektor Pertambangan &
Penggalian memberikan kontribusi yang besar juga terhadap pembentukan perekonomian
di kabupaten Lumajang, dimana nilai tambahnya pada tahun 2009 mencapai Rp. 4.495
milyar dan meningkat sebesar 10,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tabel 4.2 Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan beserta Pertumbuhannya Kabupaten Lumajang Tahun 2008 - 2009
2008*) 2009**) % 2008*) 2009**) %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
PRIMER 4,072,394.20 4,495,329.10 10.39 2,130,410.93 2,257,535.09 5.97
01. Pertanian 3,749,329.27 4,134,289.97 10.27 1,947,588.26 2,065,132.51 6.04
02. Pertambangan dan Penggalian 323,064.93 361,039.13 11.75 182,822.67 192,402.58 5.24
SEKUNDER 2,203,303.22 2,433,518.59 10.45 1,053,773.81 1,097,175.99 4.12
03. Industri Pengolahan 1,449,725.08 1,611,752.98 11.18 764,707.16 795,247.40 3.99
04. Listrik, Gas, dan Air Minum 84,765.56 94,547.99 11.54 40,784.25 42,771.42 4.87
05. Bangunan/Konstruksi 668,812.58 727,217.62 8.73 248,282.40 259,157.17 4.38
TERSIER 4,678,616.49 5,241,766.49 12.04 2,426,494.52 2,562,454.13 5.60
06. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,637,061.68 2,983,401.22 13.13 1,345,333.55 1,430,256.42 6.31
07. Pengangkutan & Komunikasi 592,894.27 631,689.42 6.54 284,569.30 292,840.34 2.91
08. Keuangan, P'sewaan, & Jasa Pershn 481,830.64 532,537.37 10.52 263,573.48 276,167.46 4.78
09. Jasa-Jasa 966,829.90 1,094,138.48 13.17 533,018.19 563,189.91 5.66
Total PDRB 10,954,313.91 12,170,614.18 11.10 5,610,679.26 5,917,165.21 5.46
*) Angka Diperbaiki
**) Angka Sementara
LAPANGAN USAHAHARGA BERLAKU HARGA KONSTAN
54
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Komposisi yang sama ditunjukkan juga oleh besaran PDRB ADHK yang
mencerminkan peningkatan nilai tambah secara riil dari kelompok sektor karena telah
menghilangkan faktor peningkatan harga. Kelompok Tersier tetap mempunyai nilai
tambah terbesar, diikuti oleh kelompok Primer dan kemudian yang mempunyai andil
terendah, yaitu kelompok Sekunder. Kelompok sektor Tersier di tahun 2009 ini meskipun
mempunyai nilai tambah terbesar dengan Rp. 2.562 milyar, tetapi laju pertumbuhannya
yang sebesar 5,60 persen masih dibawah laju pertumbuhan kelompok sektor Primer yang
mencapai 5,97 persen. Adapun kelompok sektor Primer dan Sekunder di tahun 2009 nilai
tambah brutonya sebesar Rp. 2.257 milyar dan Rp. 1.097 milyar dan masing-masing
tumbuh sebesar 5,97 persen dan 4,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Grafik 4.1. Peranan Kelompok Sektor PDRB Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2003 - 2009 (Persen)
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
PRIMER SEKUNDER TERSIER
2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009
55
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Beragamnya kegiatan perekonomian dapat memberikan warna pada struktur
perekonomian suatu wilayah. Hal ini karena dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam
(SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Salah satu indikator yang sering
digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi
persentase nilai tambah yang tercipta di masing-masing sektor.
Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing
sektor dalam sumbangannya terhadap penciptaan PDRB secara keseluruhan. Semakin
besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam
perkembangan ekonomi suatu daerah. Disamping itu, distribusi persentase dapat
memperlihatkan kontribusi nilai tambah bruto setiap sektor dalam pembentukan PDRB,
sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di
wilayah yang bersangkutan.
Struktur ekonomi Kabupaten Lumajang dapat dilihat dari peranan masing-masing
sektor dalam sumbangannya terhadap nilai total PDRB ADHB. Tabel 4.3. secara umum
menggambarkan struktur ekonomi Kabupaten Lumajang selama tahun 2004-2009.
Berdasarkan tabel 4.3. tercermin bahwa kondisi perekonomian Kabupaten
Lumajang pada tahun 2004-2009 tidak mengalami pergeseran struktur ekonomi yang
cukup signifikan. Peranan masing-masing sektor ekonomi selama periode tersebut sebagian
besar mengalami fluktuasi dengan gradasi yang cukup halus. Selama periode tersebut
peranan terbesar didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok tersier,
56
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
yaitu berkisar 41-42 persen, kemudian kelompok primer berkisar antara 36-37 persen, dan
kelompok sekunder berkisar antara 20-21 persen.
Setiap kelompok sektor memiliki sektor andalan, yaitu sektor pertanian untuk
kelompok primer, sektor industri untuk kelompok sekunder, dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran untuk kelompok tersier. Sektor-sektor tersebut merupakan pendorong utama
kegiatan perekonomian di kabupaten Lumajang karena lebih dari 70 persen kegiatan
ekonomi berasal dari sektor-sektor tersebut sehingga perlu mendapat perhatian dalam
rangka pengembangan ekonomi regional.
Jika dilihat peranan masing-masing sektor ekonomi selama tahun 2009 pada tabel
4.3., tiga sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertanian sebesar 33,97
persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 24,51 persen, dan sektor industri
pengolahan sebesar 13,24 persen. Sedangkan tiga sektor yang memberikan kontribusi
terkecil adalah listrik, gas dan air bersih sebesar 0,78 persen, pertambangan dan penggalian
sebesar 2,97 persen, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 4,38
persen.
Adapun 2 sektor yang peranannya mengalami peningkatan paling besar masih
pada sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel & restoran. Pada tahun 2008 peranan
sektor-sektor tersebut adalah sebesar 34,23 persen dan 24,07 persen, kemudian untuk
sektor pertanian turun menjadi 33,97 persen dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran
tetap meningkat menjadi 24,51 persen pada tahun 2009. Fakta ini menunjukkan bahwa
meskipun terjadi peningkatan produktifitas padi yang mengantarkan kabupaten Lumajang
57
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
meraih penghargaan dalam program Ketahanan Pangan Nasional dan tetap stabil di tahun
2009, namun masih kalah cepat dibandingkan perkembangan sektor-sektor lainnya.
Sedangkan pada sektor perdagangan, hotel & restoran disebabkan masih maraknya aktifitas
ekonomi pada subsektor perdagangan besar dan eceran serta restoran yang ditandai dengan
masih eksisnya ritel-ritel waralaba seperti; Indomart dan Alfamart, dan banyaknya
bermunculan aneka pedagang kaki lima, jajanan, dan warung lesehan karena adanya
lokalisasi pedagang kecil di sejumlah wilayah kabupaten Lumajang. Selain itu selama
tahun 2009 untuk subsektor Hotel dan Restoran kegiatannya relatif semarak dengan
bermunculannya beberapa hotel baru dan restoran-restoran cepat saji.
Tabel 4.3. Struktur Ekonomi Dalam PDRB Kabupaten Lumajang
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004-2009 (Persen)
2004 2005 2006 2007 2008 2009(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
PRIMER 36.84 37.22 37.14 36.87 37.18 36.941. PERTANIAN 33.88 34.22 34.21 33.86 34.23 33.972. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2.96 3.00 2.93 3.01 2.95 2.97
SEKUNDER 21.11 20.90 20.65 20.48 20.11 20.00
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 14.33 14.08 13.67 13.49 13.23 13.244. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 0.76 0.77 0.80 0.81 0.77 0.785. BANGUNAN 6.02 6.05 6.18 6.18 6.11 5.98
TERSIER 42.05 41.87 42.21 42.66 42.71 43.076. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 22.64 22.72 23.25 23.88 24.07 24.517. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 5.85 5.88 5.66 5.49 5.41 5.198. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 4.71 4.57 4.47 4.40 4.40 4.389. JASA-JASA 8.85 8.70 8.83 8.89 8.83 8.99
SEKTORTAHUN
58
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Grafik 9.1 Peranan Sektoral PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2009
Pertanian, 33.97
Pertambangan Penggalian, 2.97Industri Pengolahan,
13.24Konstruksi, 5.98
Perdagangan, Hotel dan Restoran, 24.51
Jasa - Jasa, 8.99
Pengangkutan & Komunikasi, 5.19
Keuangan, Persew aan & Jasa Perusahaan, 4.38
Listrik Gas & Air Bersih, 0.78
Pertanian Pertambangan PenggalianIndustri Pengolahan Listrik Gas & Air BersihKonstruksi Perdagangan, Hotel dan RestoranPengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa - Jasa
4.4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran dinamis yang digunakan untuk melihat
perkembangan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Sehingga pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator makro yang sering digunakan sebagai salah satu alat strategi
kebijakan bidang ekonomi. Demikian halnya di kabupaten Lumajang, dalam Rencana
Strategisnya (Renstra), laju pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi salah satu indikator
yang sangat penting untuk selalu dievaluasi. Agar lebih valid perubahan ini diukur dengan
acuan satu ukuran/satu periode yang disebut kondisi ekonomi pada tahun dasar dan
menggunakan ukuran atas dasar harga tetap (konstan).
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari PDRB ADHK Tahun 2000 sehingga
pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi faktor harga atau dengan kata lain benar-benar
murni disebabkan oleh kenaikan produktifitas sektor ekonomi. Tingkat pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan
sektoralnya. Semakin besar peranan sektoral dalam struktur ekonomi maka semakin besar
59
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
pula kontribusinya terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi. Jika suatu sektor mempunyai
peranan yang dominan tetapi pertumbuhannya rendah, maka akan menghambat tingkat
pertumbuhan secara keseluruhan. Sebaliknya, jika sektor tersebut mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat pertumbuhan ekonomi regional.
Jika dilihat secara agregat, nilai nominal PDRB ADHB Kabupaten Lumajang di
tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 11,10 persen, yaitu dari Rp. 10.954 milyar
menjadi Rp. 12.170 milyar. Tetapi nilai tersebut masih mengandung faktor peningkatan
harga barang dan jasa. Sedangkan PDRB ADHK tahun 2009 mengalami peningkatan
sebesar 5,46 persen, yaitu dari Rp. 5.610 milyar pada tahun 2008 menjadi Rp. 5.917
milyar. Petumbuhan ekonomi regional secara riil yang terjadi harus dilihat dari tingkat
kenaikan PDRB ADHK karena sudah menghilangkan faktor kenaikan harga.
Tabel 4.4. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Lumajang
Tahun 2004-2009 (Persen)
2004 2005 2006 2007 2008 2009(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
PRIMER
1. PERTANIAN 6.01 5.05 4.92 4.99 6.70 6.042. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 5.88 5.55 6.21 7.60 3.43 5.24
SEKUNDER3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4.03 3.11 3.69 3.78 3.61 3.994. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 4.32 4.63 5.07 5.14 5.59 4.875. BANGUNAN 3.28 3.18 3.73 3.89 0.94 4.38
TERSIER6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5.17 6.75 7.63 7.82 6.46 6.317. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 3.62 2.52 2.72 2.81 2.33 2.918. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 4.42 3.24 4.37 6.02 5.59 4.78
9. JASA-JASA 4.11 5.60 5.17 5.57 5.49 5.66
Pertumbuhan Ekonomi 4.99 4.89 5.22 5.50 5.43 5.46
SEKTORTAHUN
60
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Berdasarkan tabel 4.4. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang pada tahun
2004-2009 cenderung semakin meningkat walaupun pada tahun 2005 dan 2008 sempat
sedikit terkoreksi yang diakibatkan efek multiplier dari kenaikan harga BBM yang cukup
signifikan. Pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut berturut-turut, yaitu : 4,99 %;
4,89 %; 5,22 %; 5,50 %; 5,43 %; dan 5,46 %.
Apabila laju pertumbuhan ekonomi (LPE) kabupaten Lumajang tahun 2009 dipakai
sebagai dasar (Base Line), maka kinerja sektoral dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok. Kelompok Pertama : adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan di
atas LPE kabupaten Lumajang yang sebesar 5,43 persen. Kelompok Kedua : adalah
sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan positif walaupun masih di bawah LPE
kabupaten Lumajang. Kelompok Ketiga : adalah sektor yang mengalami pertumbuhan
negatif.
Pada tahun 2009 jika dilihat secara sektoral, hanya ada tiga sektor yang mengalami
pertumbuhan tertinggi atau melebihi angka pertumbuhan ekonomi regional dan masuk pada
Kelompok Pertama, yaitu : sektor Pertanian yang tumbuh sebesar 6,04 persen; sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 6,31 persen; dan sektor Jasa-jasa sebesar 5,66
persen. Dari ketiga sektor tersebut di atas, hanya sektor Pertanian dan sektor Perdagangan,
hotel, dan restoran yang memiliki peranan cukup besar dalam penciptaan nilai tambah
sehingga mampu mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi regional di Kabupaten
Lumajang selama tahun 2009. sedangkan sektor Jasa-jasa meski tumbuh sebesar 5,66
persen, tetapi karena peranannya yang hanya sebesar 8,99 persen maka tidak memiliki
61
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
pengaruh yang cukup signifikan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi regional.
Sedangkan sektor Pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran selain
menunjukkan pertumbuhan yang tinggi, yaitu sebesar 6,04 persen dan 6,31 persen juga
memiliki peranan yang cukup besar terhadap pembentukan PDRB kabupaten, yaitu sebesar
33,97 persen dan 24,51 persen. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi
kabupaten Lumajang pada tahun 2009 lebih banyak ditopang oleh kenaikan produksi
komoditas pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebagai leading sectors.
Secara lengkap pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 masing masing sektor dapat dilihat
pada tabel 4.4.
Mengingat potensi sumber pendapatan terbesar kabupaten Lumajang berasal dari
sektor pertanian (peranan terbesar), maka faktor sumber daya alam perlu dikelola dan
dipelihara dengan benar dan diharapkan pembangunan yang dilaksanakan berorientasi pada
pembangunan yang berkelanjutan atau ”sustainable development”, yaitu pembangunan
yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengabaikan kepentingan generasi
yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu program intensifikasi
pertanian juga harus selalu ditingkatkan dan ketersediaan saprodi juga perlu diperhatikan.
Kestabilan politik, kebijakan ekonomi pemerintah baik regulasi maupun
kelembagaannya, kekayaan alam yang dimiliki, jumlah dan kemampuan sumber daya
manusia, tersedianya usahawan yang gigih dan kemampuan mengembangkan dan
menggunakan teknologi modern adalah beberapa faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan kegiatan ekonomi.
62
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Adapun pertumbuhan sektor yang termasuk pada Kelompok Kedua, yaitu sektor
Industri pengolahan yang tumbuh hanya sebesar 3,99 persen yang disebabkan oleh masih
lemahnya iklim investsi karena masih dirasakannya dampak krisis finansial, namun
demikian untuk tahun 2009 sektor Industri Pengolahan kinerjanya relatif baik karena LPE
nya relatif meningkat dibanding tahun sebelumnya. Selanjutnya sektor Pertambangan dan
penggalian yang tumbuh sebesar 5,24 persen atau jauh meningkat dibanding tahun
sebelumnya sebagai wujud semakin kondusifnya mekanisme pengelolaan kegiatan
penambangan pasir dan kondisi cuaca yang cukup mendukung. Kemudian sektor
Pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 2,91 persen atau sedikit meningkat
dibanding tahun sebelumnya sebagai akibat masih semaraknya kegiatan di sektor
perdagangan dan tidak adanya kenaikan harga BBM.
Adapun berikutnya adalah sektor Bangunan yang tumbuh sebesar 4,38 dan jauh
meningkat dibanding tahun 2008 yang hanya tumbuh sebesar 0,94 persen. Hal ini
menunjukkan kegiatan pembangunan properti dan prasarana jalan dan jembatan jauh
meningkat yang ditandai dengan masih berjalannya pembangunan beberapa komplek
perumahan dan pembangunan jalur lintas selatan yang giat dikerjakan.
Dan yang terakhir adalah sektor Listrik, gas, dan air bersih serta sektor keuangan,
persewaan & jasa perusahan yang masing-masing tumbuh sebesar 4,87 persen dan 4,76
persen. Kedua sektor ini sama-sama mengalami penurunan LPE dibanding tahun
sebelumnya yang sama-sama mencapai 5,59 persen.
63
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Pada tahun 2009 di kabupaten Lumajang secara umum tidak terdapat sektor yang
masuk pada Kelompok Ketiga. Berdasarkan angka-angka yang tercermin dalam PDRB,
maka secara umum menunjukkan bahwa kinerja perekonomian di kabupaten Lumajang
selama tahun 2009 masih bisa dibilang cukup baik dan kondusif di tengah-tengah situasi
perekonomian dunia yang masih diliputi krisis finansial global.
4.5. Tingkat Perkembangan Harga
Tingkat perkembangan harga atau lebih dikenal dengan inflasi/deflasi merupakan
gambaran tentang terjadinya perubahan harga. Yang dimaksud perubahan harga adalah
perubahan harga ditingkat produsen sehingga faktor margin perdagangan dan transportasi
tidak berperan. Jika nilainya positif disebut inflasi tetapi jika nilainya negatif disebut
deflasi. Ada dua macam inflasi/deflasi yang kita kenal yaitu inflasi/deflasi yang dihitung
dari Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Implisit yang diturunkan dari penghitungan
PDRB. Gambaran perkembangan harga yang berpijak pada besaran PDRB Kabupaten
Lumajang dapat tercermin dari perubahan indeks harga implisit. Peningkatan indeks
implisit menunjukan kanaikan harga barang dan jasa dan demikian pula sebaliknya.
Tingkat inflasi PDRB di Kabupaten Lumajang pada tahun 2009 adalah sebesar 5,35
persen, atau jauh menurun hingga mencapai 3,51 poin dibandingkan tahun sebelumnya
yang mencapai 8,86 persen. Menurunnya angka inflasi PDRB ini jelas-jelas sebagai akibat
tidak adanya kenaikan harga BBM yang merupakan pemicu utama kenaikan harga-harga
barang. Kondisi ini juga ditunjang dengan ketersediaan berbagai bahan baku produksi yang
64
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
cukup memadai dan distribusinya lancar. Ketersediaan Saprodi pertanian juga relatif baik
sehingga tidak memicu kenaikan harga gabah dan berbagai komoditas pertanian lainnya.
Nampaknya penurunan tingkat inflasi PDRB diiringi pula dengan meningkatnya angka
pertumbuhan ekonomi kabupaten Lumajang tahun 2009 meskipun di tengah situasi
perekonomian dunia yang kurang menguntungkan, yaitu tumbuh sebesar 5,46 persen atau
naik hanya 0,03 poin dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 4.5. Inflasi PDRB Kabupaten Lumajang Tahun 2004–2009 (Persen)
2004 2005 2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. PERTANIAN 9.70 15.17 9.96 6.37 8.76 3,992. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3.12 15.02 6.05 7.81 8.61 6,193. INDUSTRI PENGOLAHAN 5.31 14.18 8.08 7.22 8.73 6,914. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 4.84 16.47 14.55 8.21 3.73 6,365. BANGUNAN 14.84 16.71 13.62 8.62 12.39 4,176. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9.52 12.58 9.78 7.45 8.72 6,427. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 6.93 17.30 8.15 6.46 10.66 3,538. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 8.64 12.58 8.18 4.90 8.58 5,489. JASA-JASA 5.95 11.55 11.35 7.56 8.06 7,10
Inflasi PDRB 8.48 14.18 9.70 6.95 8.87 5,35
LAPANGAN USAHATAHUN
Menurunnya LPE kabupaten Lumajang yang diiringi dengan meningkatnya laju
inflasi PDRB menunjukkan bahwa roda perekonomian sedikit melambat. Perlu dipahami
bahwa pada tingkat harga yang semakin meningkat, maka pasar barang dan jasa akan
65
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
merespon negatif dan cenderung terkoreksi yang terindikasi dari tingkat permintaan yang
semakin meningkat.
Untuk memperoleh gambaran pertumbuhan ekonomi dan inflasi Kabupaten
Lumajang tahun 2003 – 2008 dapat dilihat pada grafik 4.3. di bawah ini :
Grafik 4.3.PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI PDRB
KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2003 - 2008
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Inflasi Pertumbuhan Ekonomi
4.6. Pendapatan Regional Perkapita
Salah satu indikator ekonomi yang sangat penting untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita (Income per Capita).
Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat
kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan semakin baik.
Oleh karena pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer
out) serta pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in) yang merupakan
66
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
komponen penghitungan pendapatan regional perkapita belum dapat dihitung, maka yang
dapat disajikan hanya Pendapatan Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya faktor
dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun sebagai pendekatan untuk menggambarkan
besarnya pendapatan regional perkapita di kabupaten Lumajang.
Tabel 4.6. PDRN Per kapita Kabupaten Lumajang dan Pertumbuhannya
Tahun 2003 – 2008
(1) (2) (3) (4) (5)
2003 4,970,619.92 7.92 4,028,112.37 0.88
2004 5,638,946.56 13.45 4,212,598.24 4.58
2005 6,727,984.55 19.31 4,401,826.35 4.49
2006 7,735,797.94 14.98 4,613,526.09 4.81
2007*) 8,695,191.81 12.40 4,848,808.86 5.10
2008**) 9,946,913.67 14.40 5,094,699.92 5.07
*) Angka Diperbaiki**) Angka Sementara
Harga Konstan (Rp.) %Tahun Harga Berlaku
(Rp.) %
Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa PDRN perkapita kabupaten Lumajang terus
mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama periode 2003-2008. Tahun 2003
PDRN Perkapita ADHB di kabupaten Lumajang mencapai Rp. 4.970.619,9, meningkat
pada tahun berikutnya sebesar 7,92 persen manjadi Rp. 5.638.946,56. Pada tahun 2005
67
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
terjadi kenaikan PDRN perkapita yang tertinggi selama periode 2003-2008, yaitu sebesar
19,31 persen. Hal ini semata-mata dikarenakan adanya kenaikan harga barang dan jasa
secara drastis. Sedangkan pada tahun 2008 PDRN perkapita mencapai Rp. 9.946.913,67
dan mengalami peningkatan sebesar 14,40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kendati demikian peningkatan PDRN perkapita di atas masih belum menggambarkan
secara riil kenaikan daya beli sebagai cermin kesejahteraan masyarakat di kabupaten
Lumajang secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRN perkapita yang dihitung
berdasarkan harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh
terhadap daya beli masyarakat. Selain itu diperlukan juga indikator tingkat pemerataan
distribusi pendapatan untuk meningkatkan keakuratan dalam evaluasi kesejahteraan
masyarakat.
Untuk menghilangkan faktor harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat,
maka digunakan PDRN perkapita yang dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2000.
Dari tabel 4.6. dapat dilihat bahwa PDRN perkapita atas dasar harga konstan pada tahun
2003 sebesar Rp. 4.028.112,37, tahun 2004 sebesar Rp. 4.212.598,24, tahun 2005 sebesar
Rp. 4.401.826,35, tahun 2006 sebesar Rp. 4.613.526,09, tahun 2007 sebesar Rp.
4.848.808,86, dan tahun 2008 sebesar Rp. 5.094.699,92. Pertumbuhan PDRN perkapita
ADHK selama 2003-2008 selalu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini
bisa dimaklumi karena angka PDRN perkapita juga dipengaruhi perkembangan jumlah
penduduk sebagai faktor pembaginya.
68
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
4.7. Keuangan Daerah dan PDRB
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemrintah Pusat dan Pemerintah Daerah, peranan APBD sangatlah penting dalam
pembiayaan pembangunan daerah demi kelangsungan atau keberlanjutan (sustainable)
pembangunan di suatu wilayah.
Berdasarkan tabel 4.7. APBD kabupaten Lumajang dari tahun ke tahun selama
periode 2003-2008 cenderung meningkat. Pada tahun 2004 APBD kabupaten Lumajang
naik sedikit sebesar 0,02 persen dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2005 naik sebesar
4,19 persen, kemudian tahun 2006 mengalami kenaikan drastis sebesar 78,65 persen.
Kenaikan drastis pada periode 2005-2006 kemungkinan karena adanya penyesuaian APBD
yang diakibatkan oleh kenaikan harga BBM. Sedangkan pada tahun 2007 APBD
mengalami penurunan sebesar 2,69 persen, akan tetapi pada tahun 2008 realisasi APBD
kembali mengalami peningkatan sebesar 15,43 persen.
Berdasarkan tabel 4.7 juga bisa dilihat bahwa rasio APBD kabupaten Lumajang
terhadap PDRB dari tahun ke tahun cenderung mengalami fluktuasi, akan tetapi naik
turunnya rasio tersebut tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan pada periode tersebut
terjadi kegiatan ekonomi yang relatif stabil. Pada periode 2003-2008 rasio APBD
besarannya berada pada kisaran 4,94-7,65 persen. Hal ini menunjukkan pada periode
tersebut terjadi kegiatan ekonomi di sektor riil yang relatif berjalan baik, karena dengan
APBD yang cenderung stabil tetap mampu meningkatkan besaran PDRB.
69
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Tabel 4.7. APBD Kabupaten Lumajang dan Peranannya Terhadap PDRB
Tahun 2003 - 2008
(1) (2) (3) (4) (5)
2003 5,371,581.13 347,657.37 - 6.47
2004 6,117,602.59 347,726.84 0.02 5.68
2005 7,326,996.42 362,286.21 4.19 4.94
2006 8,457,897.19 647,237.45 78.65 7.65
2007*) 9,542,818.85 629,854.52 -2.69 6.60
2008**) 10,954,313.91 727,011.27 15.43 6.64
*) Angka Diperbaiki**) Angka Sementara
Pertumbuhan APBD (%)
Peranan APBD terhadap
PDRB ADHB (%)Tahun PDRB ADHB
(Juta Rp.)APBD Lumajang
(Juta Rp.)
Peranan pemerintah kabupaten Lumajang sampai dengan saat ini masih cukup besar,
namun demikian besarnya peranan pemerintah bukan hanya dinilai dari besarnya anggaran
yang dibelanjakan. Bagi masyarakat secara umum peran pemerintah yang paling berarti
adalah dampak positif dari berbagai kebijakan publik yang diterapkan. Rasio APBD
terhadap PDRB ADHB pada tahun 2004 dan 2005 selalu mengalami penurunan hingga
mencapai masing-masing sebesar 5,68 persen dan 4,94 persen. Tetapi pada tahun
berikutnya naik menjadi 7,65 persen dan pada tahun 2007 kembali menurun menjadi 6,60
persen dan terakhir pada tahun 2008 mencapai 6,64 persen. Jika peran serta masyarakat
dalam perekonomian yang diakibatkan oleh efek positif kebijakan publik semakin besar,
70
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
maka persentase peranan APBD terhadap PDRB ADHB akan terjadi sebaliknya, yaitu
nilainya akan semakin menurun.
71
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan data PDRB kabupaten Lumajang tahun 2005-2009 dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. PDRB kabupaten Lumajang pada periode tahun 2003-2008 secara absolut terus
mengalami peningkatan. Berdasarkan harga berlaku (current market price) pada
tahun 2003 sebesar Rp. 5.371 milyar dan meningkat hingga dua kali lipat menjadi
Rp. 10.954 milyar pada tahun 2008. Demikian pula PDRB atas dasar harga
konstan (constant market price), dimana pada tahun 2003 sebesar Rp. 4.353 milyar
meningkat menjadi Rp. 5.610 milyar pada tahun 2008.
2. Sektor Pertanian dan sektor Perdagangan, hotel, dan restoran merupakan dua sektor
unggulan (leading sectors) yang selalu mendominasi dalam struktur perekonomian
di kabupaten Lumajang selama tahun 2003-2008. Peranan sektor Pertanian dalam
penciptaan PDRB selama periode tersebut berkisar antara 33-34 persen.
Sedangkan peranan sektor Perdagangan, hotel dan restoran berkisar antara 22-24
persen.
3. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) kabupaten Lumajang selama 2003-2008
cenderung mengalami peningkatan. Hanya pada tahun 2005 dan 2008 ini besaran
LPE sedikit mengalami perlambatan sebagai akibat dari efek multiplier kenaikan
72
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
BBM. Pada tahun 2008 semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang
positif, hal ini menunjukkan bahwa kinerja peekonomian kabupaten Lumajang
masih menunjukkan eksistensinya walaupun terjadi gejolak perekonomian secara
makro akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dan adanya krisis
finansial global. Dengan adanya pertumbuhan positif dari semua sektor ekonomi,
hal ini bukan berarti seluruh masyarakat di kabupaten Lumajang sudah cukup
sejahtera menikmati efek pertumbuhan ekonomi tersebut. Oleh karena itu selalu
diperlukan berbagai upaya berkesinambungan dari pemerintah daerah untuk
menciptakan pemerataan pendapatan agar semua golongan masyarakat dapat
menikmati kesejahteraan secara memadai.
4. Pendapatan Domestik Regional Netto (PDRN) ADHB per kapita sebagai
pendekatan untuk estimasi besaran pendapatan perkapita selama tahun 2003-2008
selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2003 PDRN ADHB perkapita
kabupaten Lumajang sebesar Rp. 4.970.619,92 dan pada tahun 2008 sudah
meningkat menjadi Rp. 9.946.913,67. Sedangkan berdasarkan harga konstannya,
PDRN perkapita pada tahun 2003 sebesar Rp. 4.028.112,37 dan terus meningkat
hingga mencapai Rp. 5.094.699,92 pada tahun 2008. Peningkatan besaran PDRN
ADHK perkapita selama kurun waktu 2003-2008 murni disebabkan oleh kinerja
perekonomian yang terus meningkat.
73
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
5.2. Saran / Rekomendasi
1. Sektor Pertanian sebagai sektor yang dominan harus selalu direvitalisasi dengan
berbagai upaya intensifikasi pertanian dan penyediaan saprodi yang selalu memadai
bagi petani. Namun demikian untuk lebih mendongkrak pertumbuhan ekonomi juga
perlu adanya ekspansi dan diversifikasi produk-produk industri yang berbasis pada
bahan baku domestik dan berorientasi ekspor.
2. Pemerataan pembangunan sarana dan prasarana antara daerah yang berbasis industri
dan agraris harus selalu ditingkatkan.
3. Perlu dilakukan pembinaan dan peningkatan ketrampilan terhadap sumber daya
manusia (SDM) yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi sektor-sektor tyang
dimiliki masing-masing daerah guna meningkatkan penciptaan lapangan kerja baru
dan menjaga kesinambungan proses penetasan ke bawah dari golongan yang
berpenghasilan tinggi ke golongan yang berpenghasilan rendah (trickel down effect).
74
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
Tabel -Tabel Pokok
Produk Domestik Regional Bruto
( PDRB )
Kabupaten Lumajang
Tahun 2004 - 2009
75
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008**)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 1,782,223.47 2,072,655.65 2,507,594.39 2,893,065.65 3,230,981.95 3,749,329.27a .Tanaman Bahan Makanan 1,186,208.53 1,397,867.02 1,708,134.84 1,989,703.23 2,217,195.46 2,590,543.74b. T anaman Perkebunan 346,795.76 393,635.75 464,793.97 524,191.96 591,437.05 675,446.56c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 170,093.81 191,621.78 227,264.29 258,399.28 288,087.64 341,211.34d. Kehutanan 40,038.58 42,226.27 50,811.25 56,147.13 61,952.98 61,838.21e. Perikanan 39,086.79 47,304.83 56,590.05 64,624.05 72,308.82 80,289.43
2. Pertambangan dan Penggalian 166,061.76 181,305.90 220,111.34 247,923.59 287,589.80 323,064.93a. Minyak dan gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. Penggalian 166,061.76 181,305.90 220,111.34 247,923.59 287,589.80 323,064.93
3. Industri Pengolahan 800,200.35 876,621.95 1,031,990.51 1,156,605.23 1,286,952.41 1,449,725.08a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.002. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Industri Tanpa Migas 800,200.35 876,621.95 1,031,990.51 1,156,605.23 1,286,952.41 1,449,725.081. Makanan, Minuman dan Tembakau 606,226.51 659,843.29 782,488.31 876,161.00 975,504.69 1,095,071.002. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 5,829.17 6,618.71 7,670.27 8,688.93 9,507.84 10,977.843. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 24,313.87 27,039.95 30,300.72 33,904.94 37,580.59 43,714.824. Kertas dan Barang Cetakan 60,068.41 67,269.61 77,494.13 87,130.75 97,881.57 112,097.935. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 25,994.60 29,736.36 35,351.24 39,930.45 44,637.65 49,759.176. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 17,090.93 19,010.39 21,568.65 24,056.42 26,621.96 29,608.367. Logam Dasar Besi & Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.008. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 2,080.58 2,311.82 2,702.34 3,035.29 3,342.82 3,732.739. Barang Lainnya 58,596.28 64,791.82 74,414.84 83,697.44 91,875.29 104,763.24
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 42,402.00 46,374.95 56,512.46 68,019.88 77,393.84 84,765.56a. Listrik 38,821.36 42,450.18 52,230.77 63,268.25 72,259.61 79,077.67b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. Air Bersih 3,580.65 3,924.77 4,281.68 4,751.63 5,134.24 5,687.89
5. Bangunan 310,362.97 368,124.25 443,280.96 522,425.35 589,535.48 668,812.58 6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,202,418.92 1,385,040.92 1,664,415.15 1,966,728.65 2,278,397.63 2,637,061.68
a. Perdagangan Besar & Eceran 1,106,333.36 1,277,318.06 1,540,747.79 1,829,263.34 2,125,962.60 2,463,197.41b. Hotel 30,298.58 33,721.85 38,949.89 43,797.26 48,445.62 53,891.00c. Restoran 65,786.98 74,001.01 84,717.47 93,668.05 103,989.41 119,973.27
7. Pengangkutan dan Komunikasi 323,191.97 358,081.36 430,630.96 478,363.67 523,583.19 592,894.27a. Pengangkutan 289,859.99 320,482.08 386,402.59 428,770.46 468,236.13 536,371.63
1. Angkutan Rel 372.43 408.08 434.46 469.13 491.63 530.692. Angkutan Jalan Raya 213,329.90 237,768.04 293,893.17 328,839.34 360,551.96 414,184.703. Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.004. Angk. Sungai, Danau & Penyeberangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.005. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.006. Jasa Penunjang angkutan 76,157.67 82,305.97 92,074.96 99,461.99 107,192.55 121,656.24
b. Komunikasi 33,331.98 37,599.28 44,228.37 49,593.21 55,347.06 56,522.641. Pos dan Telekomunikasi 23,866.59 26,982.57 32,418.78 36,723.22 41,385.29 41,291.412. Jasa Penunjang Komunikasi 9,465.39 10,616.71 11,809.59 12,869.99 13,961.76 15,231.23
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 253,813.00 287,932.98 334,662.83 377,866.73 420,266.64 481,830.64a. Bank 52,805.12 61,266.38 69,426.33 77,609.79 85,626.00 96,061.84b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 47,308.74 54,059.85 66,748.49 76,454.88 84,861.76 95,354.80c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00d. Sewa Bangunan 112,473.25 128,034.28 147,173.39 165,380.07 184,304.51 216,477.77e. Jasa Perusahaan 41,225.88 44,572.48 51,314.62 58,421.99 65,474.31 73,936.22
9. Jasa-jasa 490,906.70 541,464.64 637,797.81 746,898.44 848,117.91 966,829.90a. Pemerintahan Umum 245,496.75 265,188.42 320,084.87 379,757.27 432,705.29 495,904.59
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 245,496.75 265,188.42 320,084.87 379,757.27 432,705.29 495,904.592. Jasa Pemerintah lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Swasta 245,409.95 276,276.22 317,712.94 367,141.18 415,412.62 470,925.301. Sosial Kemasyarakatan 45,837.01 49,924.79 56,235.74 62,075.14 69,556.47 78,094.672. Hiburan & Rekreasi 2,266.87 2,463.33 2,959.65 3,392.00 3,844.79 4,393.633. Perorangan & Rumahtangga 197,306.07 223,888.10 258,517.56 301,674.04 342,011.37 388,437.01
5,371,581.13 6,117,602.59 7,326,996.41 8,457,897.19 9,542,818.85 10,954,313.91
5,371,581.13 6,117,602.59 7,326,996.41 8,457,897.19 9,542,818.85 10,954,313.91
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Berlaku Tabel P.01
Sektor/Sub Sektor
(1)
PDRB DENGAN MIGAS
PDRB TANPA MIGAS
Tahun 2003 - 2008 (Juta Rupiah)
76
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005*) 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 1,487,946.81 1,577,383.09 1,657,069.17 1,738,589.06 1,825,361.31 1,947,588.26a .Tanaman Bahan Makanan 1,001,103.49 1,070,072.93 1,122,426.05 1,177,512.24 1,234,268.33 1,331,281.82b. T anaman Perkebunan 286,555.65 296,634.93 312,231.48 327,593.27 346,121.20 364,569.46c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 136,169.86 142,119.26 148,810.64 156,489.27 164,485.88 172,496.34d. Kehutanan 29,455.99 29,371.53 31,107.63 31,860.42 32,454.46 29,591.98e. Perikanan 34,661.82 39,184.45 42,493.36 45,133.85 48,031.44 49,648.66
2. Pertambangan dan Penggalian 138,399.17 146,533.56 154,667.96 164,277.88 176,759.81 182,822.67a. Minyak dan gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. Penggalian 138,399.17 146,533.56 154,667.96 164,277.88 176,759.81 182,822.67
3. Industri Pengolahan 639,442.58 665,212.60 685,869.75 711,206.30 738,077.65 764,707.16a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.002. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Industri Tanpa Migas 639,442.58 665,212.60 685,869.75 711,206.30 738,077.65 764,707.161. Makanan, Minuman dan Tembakau 478,098.78 497,455.75 511,936.29 530,572.21 550,309.50 568,909.962. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 4,879.64 5,041.34 5,247.33 5,405.79 5,579.32 5,959.833. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 19,927.01 20,536.61 20,903.08 21,932.84 23,038.25 23,987.434. Kertas dan Barang Cetakan 52,109.03 54,416.83 56,758.33 59,022.85 61,430.98 64,889.545. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 18,938.43 19,518.67 20,345.87 21,092.56 21,898.30 22,482.986. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 14,100.88 14,573.77 14,909.84 15,242.33 15,588.33 15,992.077. Logam Dasar Besi & Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.008. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 1,450.58 1,500.82 1,570.67 1,638.22 1,709.64 1,773.249. Barang Lainnya 49,938.22 52,168.81 54,198.34 56,299.50 58,523.33 60,712.10
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 32,031.63 33,415.13 34,961.94 36,735.24 38,624.93 40,784.25a. Listrik 28,960.29 30,185.31 31,564.82 33,155.68 34,849.94 36,850.33b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. Air Bersih 3,071.34 3,229.82 3,397.13 3,579.55 3,774.99 3,933.92
5. Bangunan 214,197.88 221,223.84 228,249.78 236,760.31 245,970.28 248,282.40 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 969,941.68 1,020,120.64 1,088,929.81 1,172,064.63 1,263,710.89 1,345,333.55
a. Perdagangan Besar & Eceran 897,594.08 945,275.97 1,011,159.73 1,090,815.04 1,178,681.68 1,256,003.20b. Hotel 21,317.51 21,763.05 22,226.60 22,862.28 23,529.86 24,343.99c. Restoran 51,030.08 53,081.62 55,543.48 58,387.31 61,499.35 64,986.36
7. Pengangkutan dan Komunikasi 247,892.08 256,854.57 263,339.94 270,496.71 278,097.18 284,569.30a. Pengangkutan 222,512.65 230,246.79 235,790.32 241,879.62 248,315.70 252,669.82
1. Angkutan Rel 299.59 306.87 314.39 322.47 326.95 334.342. Angkutan jalan Raya 159,682.40 164,808.20 168,318.62 172,230.66 176,381.42 178,286.343. Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.004. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.005. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.006. Jasa Penunjang angkutan 62,530.66 65,131.72 67,157.31 69,326.49 71,607.34 74,049.15
b. Komunikasi 25,379.43 26,607.78 27,549.62 28,617.09 29,781.48 31,899.481. Pos dan Telekomunikasi 17,264.94 18,167.90 18,901.09 19,749.75 20,672.06 22,499.482. Jasa Penunjang Komunikasi 8,114.49 8,439.88 8,648.53 8,867.34 9,109.42 9,400.01
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 209,255.55 218,503.13 225,581.78 235,447.03 249,623.06 263,573.48a. Bank 43,407.42 46,615.22 48,638.32 51,065.43 54,393.91 56,411.93b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 38,008.15 39,615.90 40,360.68 41,510.96 43,710.63 46,079.75c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00d. Sewa Bangunan 89,483.19 92,637.94 95,216.70 99,754.78 106,552.98 113,926.45e. Jasa Perusahaan 38,356.79 39,634.07 41,366.08 43,115.86 44,965.53 47,155.35
9. Jasa-jasa 413,937.65 430,933.65 455,063.49 478,599.24 505,256.63 533,018.19a. Pemerintahan Umum 196,647.03 204,886.54 216,206.29 226,323.95 237,615.92 250,019.47
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 196,647.03 204,886.54 216,206.29 226,323.95 237,615.92 250,019.472. Jasa Pemerintah lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Swasta 217,290.62 226,047.11 238,857.20 252,275.30 267,640.71 282,998.721. Sosial Kemasyarakatan 37,308.87 38,479.01 39,671.86 40,933.42 43,357.87 45,955.002. Hiburan & Rekreasi 1,939.82 2,030.61 2,144.52 2,281.56 2,428.03 2,587.563. Perorangan & Rumahtangga 178,041.93 185,537.50 197,040.82 209,060.32 221,854.81 234,456.16
4,353,045.04 4,570,180.20 4,793,733.63 5,044,176.39 5,321,481.75 5,610,679.26
4,353,045.04 4,570,180.20 4,793,733.63 5,044,176.39 5,321,481.75 5,610,679.26
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Sektor/Sub Sektor
(1)
PDRB DENGAN MIGAS
PDRB TANPA MIGAS
Tabel P.02Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2003 - 2008 (Juta Rupiah)
77
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 33.18 33.88 34.22 34.21 33.86 34.23a .Tanaman Bahan Makanan 22.08 22.85 23.31 23.52 23.23 23.65b. T anaman Perkebunan 6.46 6.43 6.34 6.20 6.20 6.17c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.17 3.13 3.10 3.06 3.02 3.11d. Kehutanan 0.75 0.69 0.69 0.66 0.65 0.56e. Perikanan 0.73 0.77 0.77 0.76 0.76 0.73
2. Pertambangan dan Penggalian 3.09 2.96 3.00 2.93 3.01 2.95a. Minyak dan gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. Penggalian 3.09 2.96 3.00 2.93 3.01 2.95
3. Industri Pengolahan 14.90 14.33 14.08 13.67 13.49 13.23a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.002. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Industri Tanpa Migas 14.90 14.33 14.08 13.67 13.49 13.231. Makanan, Minuman dan Tembakau 11.29 10.79 10.68 10.36 10.22 10.002. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 0.11 0.11 0.10 0.10 0.10 0.103. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 0.45 0.44 0.41 0.40 0.39 0.404. Kertas dan Barang Cetakan 1.12 1.10 1.06 1.03 1.03 1.025. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.006. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 0.32 0.31 0.29 0.28 0.28 0.277. Logam Dasar Besi & Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.008. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.039. Barang Lainnya 1.09 1.06 1.02 0.99 0.96 0.96
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.79 0.76 0.77 0.80 0.81 0.77a. Listrik 0.72 0.69 0.71 0.75 0.76 0.72b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. Air Bersih 0.07 0.06 0.06 0.06 0.05 0.05
5. Bangunan 5.78 6.02 6.05 6.18 6.18 6.116. Perdagangan, Hotel & Restoran 22.38 22.64 22.72 23.25 23.88 24.07
a. Perdagangan Besar & Eceran 20.60 20.88 21.03 21.63 22.28 22.49b. Hotel 0.56 0.55 0.53 0.52 0.51 0.49c. Restoran 1.22 1.21 1.16 1.11 1.09 1.10
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6.02 5.85 5.88 5.66 5.49 5.41a. Pengangkutan 5.40 5.24 5.27 5.07 4.91 4.90
1. Angkutan Rel 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.002. Angkutan jalan Raya 3.97 3.89 4.01 3.89 3.78 3.783. Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.004. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.005. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.006. Jasa Penunjang angkutan 1.42 1.35 1.26 1.18 1.12 1.11
b. Komunikasi 0.62 0.61 0.60 0.59 0.58 0.521. Pos dan Telekomunikasi 0.44 0.44 0.44 0.43 0.43 0.382. Jasa Penunjang Komunikasi 0.18 0.17 0.16 0.15 0.15 0.14
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4.73 4.71 4.57 4.47 4.40 4.40a. Bank 0.98 1.00 0.95 0.92 0.90 0.88b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0.88 0.88 0.91 0.90 0.89 0.87c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00d. Sewa Bangunan 2.09 2.09 2.01 1.96 1.93 1.98e. Jasa Perusahaan 0.77 0.73 0.70 0.69 0.69 0.67
9. Jasa-jasa 9.14 8.85 8.70 8.83 8.89 8.83a. Pemerintahan Umum 4.57 4.33 4.37 4.49 4.53 4.53
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 4.57 4.33 4.37 4.49 4.53 4.532. Jasa Pemerintah lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Swasta 4.57 4.52 4.34 4.34 4.35 4.301. Sosial Kemasyarakatan 0.85 0.82 0.77 0.73 0.73 0.712. Hiburan & Rekreasi 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.043. Perorangan & Rumahtangga 3.67 3.66 3.53 3.57 3.58 3.55
100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2003 - 2008 (Persen)
Tabel P.03
Sektor/Sub Sektor
(1)
PDRB DENGAN MIGAS
PDRB TANPA MIGAS
78
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
79
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 34.18 34.51 34.57 34.47 34.30 34.71a .Tanaman Bahan Makanan 23.00 23.41 23.41 23.34 23.19 23.73b. T anaman Perkebunan 6.58 6.49 6.51 6.49 6.50 6.50c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.13 3.11 3.10 3.10 3.09 3.07d. Kehutanan 0.68 0.64 0.65 0.63 0.61 0.53e. Perikanan 0.80 0.86 0.89 0.89 0.90 0.88
2. Pertambangan dan Penggalian 3.18 3.21 3.23 3.26 3.32 3.26a. Minyak dan gas Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. Penggalian 3.18 3.21 3.23 3.26 3.32 3.26
3. Industri Pengolahan 14.69 14.56 14.31 14.10 13.87 13.63a. Industri Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.002. Gas Alam Cair 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Industri Tanpa Migas 14.69 14.56 14.31 14.10 13.87 13.631. Makanan, Minuman dan Tembakau 10.98 10.88 10.68 10.52 10.34 10.142. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 0.11 0.11 0.11 0.11 0.10 0.113. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 0.46 0.45 0.44 0.43 0.43 0.434. Kertas dan Barang Cetakan 1.20 1.19 1.18 1.17 1.15 1.165. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.006. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 0.32 0.32 0.31 0.30 0.29 0.297. Logam Dasar Besi & Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.008. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.039. Barang Lainnya 1.15 1.14 1.13 1.12 1.10 1.08
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.74 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73a. Listrik 0.67 0.66 0.66 0.66 0.65 0.66b. Gas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. Air Bersih 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07
5. Bangunan 4.92 4.84 4.76 4.69 4.62 4.436. Perdagangan, Hotel & Restoran 22.28 22.32 22.72 23.24 23.75 23.98
a. Perdagangan Besar & Eceran 20.62 20.68 21.09 21.63 22.15 22.39b. Hotel 0.49 0.48 0.46 0.45 0.44 0.43c. Restoran 1.17 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16
7. Pengangkutan dan Komunikasi 5.69 5.62 5.49 5.36 5.23 5.07a. Pengangkutan 5.11 5.04 4.92 4.80 4.67 4.50
1. Angkutan Rel 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.012. Angkutan jalan Raya 3.67 3.61 3.51 3.41 3.31 3.183. Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.004. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.005. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.006. Jasa Penunjang angkutan 1.44 1.43 1.40 1.37 1.35 1.32
b. Komunikasi 0.58 0.58 0.57 0.57 0.56 0.571. Pos dan Telekomunikasi 0.40 0.40 0.39 0.39 0.39 0.402. Jasa Penunjang Komunikasi 0.19 0.18 0.18 0.18 0.17 0.17
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4.81 4.78 4.71 4.67 4.69 4.70a. Bank 1.00 1.02 1.01 1.01 1.02 1.01b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0.87 0.87 0.84 0.82 0.82 0.82c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00d. Sewa Bangunan 2.06 2.03 1.99 1.98 2.00 2.03e. Jasa Perusahaan 0.88 0.87 0.86 0.85 0.84 0.84
9. Jasa-jasa 9.51 9.43 9.49 9.49 9.49 9.50a. Pemerintahan Umum 4.52 4.48 4.51 4.49 4.47 4.46
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 4.52 4.48 4.51 4.49 4.47 4.462. Jasa Pemerintah lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
b. Swasta 4.99 4.95 4.98 5.00 5.03 5.041. Sosial Kemasyarakatan 0.86 0.84 0.83 0.81 0.81 0.822. Hiburan & Rekreasi 0.04 0.04 0.04 0.05 0.05 0.053. Perorangan & Rumahtangga 4.09 4.06 4.11 4.14 4.17 4.18
100 100 100 100 100 100100 100 100 100 100 100
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Konstan 2000Tahun 2003 - 2008 (Persen)
PDRB DENGAN MIGASPDRB TANPA MIGAS
Tabel P.04
Sektor/Sub Sektor
(1)
80
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 136.95 159.26 192.68 222.30 248.27 260.17a .Tanaman Bahan Makanan 138.03 162.66 198.77 231.53 258.00 269.47b. T anaman Perkebunan 132.70 150.62 177.85 200.58 226.31 243.24c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 138.36 155.87 184.87 210.19 234.34 247.98d. Kehutanan 152.84 161.19 193.96 214.33 236.49 197.67e. Perikanan 123.84 149.88 179.30 204.75 229.10 242.03
2. Pertambangan dan Penggalian 141.77 154.78 187.91 211.65 245.52 240.23a. Minyak dan gas Bumi - - - - - -b. Pertambangan Tanpa Migas - - - - - -c. Penggalian 141.77 154.78 187.91 211.65 245.52 240.23
3. Industri Pengolahan 138.63 151.86 178.78 200.37 222.95 229.96a. Industri Migas - - - - - -
1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - -2. Gas Alam Cair - - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 138.63 151.86 178.78 200.37 222.95 229.961. Makanan, Minuman dan Tembakau 140.68 153.12 181.58 203.32 226.38 231.612. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 131.24 149.01 172.68 195.62 214.05 228.913. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 139.37 155.00 173.69 194.35 215.42 233.424. Kertas dan Barang Cetakan 127.02 142.25 163.87 184.25 206.98 224.325. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 149.15 170.62 202.84 229.11 256.12 255.486. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 132.41 147.28 167.10 186.37 206.25 212.827. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - -8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 156.31 173.68 203.02 228.03 251.13 233.999. Barang Lainnya 128.86 142.48 163.65 184.06 202.04 213.20
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 144.94 158.52 193.17 232.51 264.55 254.82a. Listrik 146.37 160.05 196.93 238.54 272.44 261.63b. Gas - - - - - -c. Air Bersih 131.06 143.66 156.72 173.92 187.92 187.10
5. Bangunan 160.31 190.14 228.96 269.84 304.51 311.256. Perdagangan, Hotel & Restoran 137.35 158.21 190.12 224.65 260.25 266.74
a. Perdagangan Besar & Eceran 136.74 157.87 190.43 226.09 262.76 270.31b. Hotel 155.99 173.61 200.53 225.49 249.42 235.73c. Restoran 140.08 157.57 180.39 199.45 221.43 220.10
7. Pengangkutan dan Komunikasi 143.04 158.48 190.59 211.71 231.72 228.99a. Pengangkutan 142.23 157.25 189.60 210.39 229.75 229.69
1. Angkutan Rel 133.23 145.99 155.43 167.83 175.88 169.342. Angkutan jalan Raya 145.87 162.58 200.96 224.85 246.54 245.873. Angkutan Laut - - - - - -4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - - -5. Angkutan Udara - - - - - -6. Jasa Penunjang angkutan 132.97 143.71 160.76 173.66 187.16 187.89
b. Komunikasi 150.48 169.74 199.67 223.89 249.86 222.561. Pos dan Telekomunikasi 161.09 182.13 218.82 247.87 279.34 236.982. Jasa Penunjang Komunikasi 129.03 144.73 160.99 175.45 190.33 191.04
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 133.89 151.89 176.54 199.33 221.69 230.91a. Bank 137.14 159.12 180.31 201.56 222.38 234.65b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 141.24 161.39 199.27 228.25 253.35 259.39c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - -d. Sewa Bangunan 135.51 154.26 177.32 199.26 222.06 230.99e. Jasa Perusahaan 119.24 128.92 148.42 168.98 189.38 198.49
9. Jasa-jasa 129.76 143.13 168.59 197.43 224.19 230.17a. Pemerintahan Umum 138.65 149.77 180.77 214.47 244.37 238.53
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 138.65 149.77 180.77 214.47 244.37 238.532. Jasa Pemerintah lainnya - - - - - -
b. Swasta 121.95 137.29 157.88 182.44 206.43 221.971. Sosial Kemasyarakatan 133.82 145.76 164.18 181.23 203.07 202.272. Hiburan & Rekreasi 127.00 138.00 165.81 190.03 215.40 212.313. Perorangan & Rumahtangga 119.43 135.53 156.49 182.61 207.03 226.53
138.16 157.35 188.45 217.54 245.45 252.96138.16 157.35 188.45 217.54 245.45 252.96
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Sektor/Sub Sektor
Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2003 - 2008 (Persen)
(1)
PDRB DENGAN MIGASPDRB TANPA MIGAS
Tabel P.05
81
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 114.33 121.21 127.33 133.59 140.26 144.27a .Tanaman Bahan Makanan 116.49 124.52 130.61 137.02 143.62 149.04b. T anaman Perkebunan 109.65 113.51 119.47 125.35 132.44 135.28c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 110.77 115.61 121.05 127.29 133.80 135.87d. Kehutanan 112.44 112.12 118.75 121.62 123.89 108.13e. Perikanan 109.82 124.15 134.64 143.00 152.18 150.92
2. Pertambangan dan Penggalian 118.15 125.10 132.04 140.24 150.90 145.50a. Minyak dan gas Bumi - - - - - -b. Pertambangan Tanpa Migas - - - - - -c. Penggalian 118.15 125.10 132.04 140.24 150.90 145.50
3. Industri Pengolahan 110.78 115.24 118.82 123.21 127.86 129.83a. Industri Migas - - - - - -
1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - -2. Gas Alam Cair - - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 110.78 115.24 118.82 123.21 127.86 129.831. Makanan, Minuman dan Tembakau 110.95 115.44 118.80 123.13 127.71 129.392. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 109.86 113.50 118.14 121.70 125.61 130.123. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 114.23 117.72 119.82 125.73 132.06 135.704. Kertas dan Barang Cetakan 110.19 115.07 120.02 124.81 129.90 133.635. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 108.66 111.99 116.74 121.02 125.65 125.926. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 109.24 112.91 115.51 118.09 120.77 120.327. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - -8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 108.98 112.75 118.00 123.07 128.44 129.349. Barang Lainnya 109.82 114.72 119.19 123.81 128.70 132.01
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 109.49 114.22 119.51 125.57 132.03 136.35a. Listrik 109.19 113.81 119.01 125.01 131.40 136.01b. Gas - - - - - -c. Air Bersih 112.42 118.22 124.34 131.02 138.17 139.61
5. Bangunan 110.64 114.27 117.90 122.29 127.05 126.306. Perdagangan, Hotel & Restoran 110.79 116.52 124.38 133.88 144.35 146.77
a. Perdagangan Besar & Eceran 110.94 116.83 124.98 134.82 145.68 148.20b. Hotel 109.75 112.04 114.43 117.70 121.14 120.36c. Restoran 108.66 113.03 118.27 124.33 130.95 132.90
7. Pengangkutan dan Komunikasi 109.71 113.68 116.55 119.71 123.08 121.87a. Pengangkutan 109.18 112.98 115.70 118.68 121.84 120.13
1. Angkutan Rel 107.18 109.78 112.47 115.36 116.96 116.002. Angkutan jalan Raya 109.19 112.69 115.09 117.77 120.61 117.653. Angkutan Laut - - - - - -4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - - -5. Angkutan Udara - - - - - -6. Jasa Penunjang angkutan 109.18 113.72 117.26 121.04 125.03 126.57
b. Komunikasi 114.57 120.12 124.37 129.19 134.45 137.651. Pos dan Telekomunikasi 116.53 122.63 127.58 133.31 139.53 144.152. Jasa Penunjang Komunikasi 110.62 115.05 117.90 120.88 124.18 124.24
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 110.38 115.26 119.00 124.20 131.68 134.95a. Bank 112.74 121.07 126.32 132.62 141.27 144.17b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 113.47 118.27 120.49 123.93 130.50 133.52c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - -d. Sewa Bangunan 107.81 111.61 114.72 120.19 128.38 132.92e. Jasa Perusahaan 110.94 114.64 119.65 124.71 130.06 131.12
9. Jasa-jasa 109.42 113.91 120.29 126.51 133.56 137.42a. Pemerintahan Umum 111.06 115.71 122.10 127.82 134.19 136.90
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 111.06 115.71 122.10 127.82 134.19 136.902. Jasa Pemerintah lainnya - - - - - -
b. Swasta 107.98 112.33 118.69 125.36 133.00 137.881. Sosial Kemasyarakatan 108.92 112.34 115.82 119.51 126.59 130.152. Hiburan & Rekreasi 108.68 113.76 120.14 127.82 136.03 141.953. Perorangan & Rumahtangga 107.77 112.31 119.27 126.55 134.29 139.46
111.96 117.55 123.30 129.74 136.87 139.42
111.96 117.55 123.30 129.74 136.87 139.42
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Sektor/Sub Sektor
(1)
Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Konstan 2000Tahun 2003 - 2008 (Persen)
PDRB TANPA MIGAS
PDRB DENGAN MIGAS
Tabel P.06
82
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 110.76 116.30 120.98 115.37 111.68 116.04a .Tanaman Bahan Makanan 109.89 117.84 122.20 116.48 111.43 116.84b. T anaman Perkebunan 113.00 113.51 118.08 112.78 112.83 114.20c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 112.76 112.66 118.60 113.70 111.49 118.44d. Kehutanan 110.67 105.46 120.33 110.50 110.34 99.81e. Perikanan 109.33 121.03 119.63 114.20 111.89 111.04
2. Pertambangan dan Penggalian 115.58 109.18 121.40 112.64 116.00 112.34a. Minyak dan gas Bumi - - - - - -b. Pertambangan Tanpa Migas - - - - - -c. Penggalian 115.58 109.18 121.40 112.64 116.00 112.34
3. Industri Pengolahan 110.02 109.55 117.72 112.08 111.27 112.65a. Industri Migas - - - - - -
1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - -2. Gas Alam Cair - - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 110.02 109.55 117.72 112.08 111.27 112.651. Makanan, Minuman dan Tembakau 109.86 108.84 118.59 111.97 111.34 112.262. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 111.96 113.54 115.89 113.28 109.42 115.463. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 114.49 111.21 112.06 111.89 110.84 116.324. Kertas dan Barang Cetakan 108.94 111.99 115.20 112.44 112.34 114.525. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 114.21 114.39 118.88 112.95 111.79 111.476. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 112.44 111.23 113.46 111.53 110.66 111.227. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - -8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 111.99 111.11 116.89 112.32 110.13 111.669. Barang Lainnya 108.24 110.57 114.85 112.47 109.77 114.03
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 111.08 109.37 121.86 120.36 113.78 109.52a. Listrik 111.16 109.35 123.04 121.13 114.21 109.44b. Gas - - - - - -c. Air Bersih 110.21 109.61 109.09 110.98 108.05 110.78
5. Bangunan 121.44 118.61 120.42 117.85 112.85 113.456. Perdagangan, Hotel & Restoran 112.98 115.19 120.17 118.16 115.85 115.74
a. Perdagangan Besar & Eceran 113.07 115.46 120.62 118.73 116.22 115.86b. Hotel 114.51 111.30 115.50 112.45 110.61 111.24c. Restoran 110.87 112.49 114.48 110.57 111.02 115.37
7. Pengangkutan dan Komunikasi 112.28 110.80 120.26 111.08 109.45 113.24a. Pengangkutan 112.06 110.56 120.57 110.96 109.20 114.55
1. Angkutan Rel 108.08 109.57 106.47 107.98 104.79 107.952. Angkutan jalan Raya 113.21 111.46 123.60 111.89 109.64 114.883. Angkutan Laut - - - - - -4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - - -5. Angkutan Udara - - - - - -6. Jasa Penunjang angkutan 108.98 108.07 111.87 108.02 107.77 113.49
b. Komunikasi 114.20 112.80 117.63 112.13 111.60 102.121. Pos dan Telekomunikasi 115.08 113.06 120.15 113.28 112.70 99.772. Jasa Penunjang Komunikasi 112.05 112.16 111.24 108.98 108.48 109.09
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 109.25 113.44 116.23 112.91 111.22 114.65a. Bank 117.50 116.02 113.32 111.79 110.33 112.19b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 105.14 114.27 123.47 114.54 111.00 112.36c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - -d. Sewa Bangunan 109.06 113.84 114.95 112.37 111.44 117.46e. Jasa Perusahaan 105.04 108.12 115.13 113.85 112.07 112.92
9. Jasa-jasa 108.00 110.30 117.79 117.11 113.55 114.00a. Pemerintahan Umum 107.01 108.02 120.70 118.64 113.94 114.61
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 107.01 108.02 120.70 118.64 113.94 114.612. Jasa Pemerintah lainnya - - - - - -
b. Swasta 108.99 112.58 115.00 115.56 113.15 113.361. Sosial Kemasyarakatan 109.09 108.92 112.64 110.38 112.05 112.282. Hiburan & Rekreasi 104.69 108.67 120.15 114.61 113.35 114.283. Perorangan & Rumahtangga 109.02 113.47 115.47 116.69 113.37 113.57
111.61 113.89 119.77 115.43 112.83 114.79
111.61 113.89 119.77 115.43 112.83 114.79
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Sektor/Sub Sektor
Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga BerlakuTahun 2003 - 2008 (Persen)
PDRB TANPA MIGAS
(1)
PDRB DENGAN MIGAS
Tabel P.07
83
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 104.30 106.01 105.05 104.92 104.99 106.70a .Tanaman Bahan Makanan 104.54 106.89 104.89 104.91 104.82 107.86b. T anaman Perkebunan 103.59 103.52 105.26 104.92 105.66 105.33c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 104.21 104.37 104.71 105.16 105.11 104.87d. Kehutanan 104.31 99.71 105.91 102.42 101.86 91.18e. Perikanan 103.50 113.05 108.44 106.21 106.42 103.37
2. Pertambangan dan Penggalian 106.90 105.88 105.55 106.21 107.60 103.43a. Minyak dan gas Bumi - - - - - -b. Pertambangan Tanpa Migas - - - - - -c. Penggalian 106.90 105.88 105.55 106.21 107.60 103.43
3. Industri Pengolahan 104.94 104.03 103.11 103.69 103.78 103.61a. Industri Migas - - - - - -
1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - -2. Gas Alam Cair - - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 104.94 104.03 103.11 103.69 103.78 103.611. Makanan, Minuman dan Tembakau 105.13 104.05 102.91 103.64 103.72 103.382. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 103.86 103.31 104.09 103.02 103.21 106.823. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 105.47 103.06 101.78 104.93 105.04 104.124. Kertas dan Barang Cetakan 104.50 104.43 104.30 103.99 104.08 105.635. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 103.29 103.06 104.24 103.67 103.82 102.676. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 103.21 103.35 102.31 102.23 102.27 102.597. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - -8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 103.16 103.46 104.65 104.30 104.36 103.729. Barang Lainnya 104.60 104.47 103.89 103.88 103.95 103.74
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 103.56 104.32 104.63 105.07 105.14 105.59a. Listrik 103.47 104.23 104.57 105.04 105.11 105.74b. Gas - - - - - -c. Air Bersih 104.44 105.16 105.18 105.37 105.46 104.21
5. Bangunan 104.32 103.28 103.18 103.73 103.89 100.946. Perdagangan, Hotel & Restoran 104.19 105.17 106.75 107.63 107.82 106.46
a. Perdagangan Besar & Eceran 104.30 105.31 106.97 107.88 108.06 106.56b. Hotel 103.21 102.09 102.13 102.86 102.92 103.46c. Restoran 102.64 104.02 104.64 105.12 105.33 105.67
7. Pengangkutan dan Komunikasi 103.39 103.62 102.52 102.72 102.81 102.33a. Pengangkutan 103.24 103.48 102.41 102.58 102.66 101.75
1. Angkutan Rel 102.34 102.43 102.45 102.57 101.39 102.262. Angkutan jalan Raya 103.01 103.21 102.13 102.32 102.41 101.083. Angkutan Laut - - - - - -4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - - -5. Angkutan Udara - - - - - -6. Jasa Penunjang angkutan 103.84 104.16 103.11 103.23 103.29 103.41
b. Komunikasi 104.75 104.84 103.54 103.87 104.07 107.111. Pos dan Telekomunikasi 105.20 105.23 104.04 104.49 104.67 108.842. Jasa Penunjang Komunikasi 103.78 104.01 102.47 102.53 102.73 103.19
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 104.27 104.42 103.24 104.37 106.02 105.59a. Bank 106.97 107.39 104.34 104.99 106.52 103.71b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 104.98 104.23 101.88 102.85 105.30 105.42c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - -d. Sewa Bangunan 103.08 103.53 102.78 104.77 106.81 106.92e. Jasa Perusahaan 103.41 103.33 104.37 104.23 104.29 104.87
9. Jasa-jasa 103.63 104.11 105.60 105.17 105.57 105.49a. Pemerintahan Umum 104.12 104.19 105.52 104.68 104.99 105.22
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 104.12 104.19 105.52 104.68 104.99 105.222. Jasa Pemerintah lainnya - - - - - -
b. Swasta 103.20 104.03 105.67 105.62 106.09 105.741. Sosial Kemasyarakatan 103.12 103.14 103.10 103.18 105.92 105.992. Hiburan & Rekreasi 103.32 104.68 105.61 106.39 106.42 106.573. Perorangan & Rumahtangga 103.21 104.21 106.20 106.10 106.12 105.68
104.33 104.99 104.89 105.22 105.50 105.43
104.33 104.99 104.89 105.22 105.50 105.43
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Tahun 2003 - 2008 (Persen)Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang Atas Dasar Harga Konstan 2000
Sektor/Sub Sektor
(1)
PDRB DENGAN MIGAS
PDRB TANPA MIGAS
Tabel P.08
84
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 119.78 131.40 151.33 166.40 177.01 192.51a .Tanaman Bahan Makanan 118.49 130.63 152.18 168.98 179.64 194.59b. T anaman Perkebunan 121.02 132.70 148.86 160.01 170.88 185.27c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 124.91 134.83 152.72 165.12 175.14 197.81d. Kehutanan 135.93 143.77 163.34 176.23 190.89 208.97e. Perikanan 112.77 120.72 133.17 143.18 150.54 161.72
2. Pertambangan dan Penggalian 119.99 123.73 142.31 150.92 162.70 176.71a. Minyak dan gas Bumi - - - - - -b. Pertambangan Tanpa Migas - - - - - -c. Penggalian 119.99 123.73 142.31 150.92 162.70 176.71
3. Industri Pengolahan 125.14 131.78 150.46 162.63 174.37 189.58a. Industri Migas - - - - - -
1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - -2. Gas Alam Cair - - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 125.14 131.78 150.46 162.63 174.37 189.581. Makanan, Minuman dan Tembakau 126.80 132.64 152.85 165.14 177.26 192.492. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 119.46 131.29 146.17 160.73 170.41 184.203. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 122.01 131.67 144.96 154.59 163.12 182.244. Kertas dan Barang Cetakan 115.27 123.62 136.53 147.62 159.34 172.755. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 137.26 152.35 173.75 189.31 203.84 221.326. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 121.20 130.44 144.66 157.83 170.78 185.147. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - -8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 143.43 154.04 172.05 185.28 195.53 210.509. Barang Lainnya 117.34 124.20 137.30 148.66 156.99 172.56
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 132.38 138.78 161.64 185.16 200.37 207.84a. Listrik 134.05 140.63 165.47 190.82 207.34 214.59b. Gas - - - - - -c. Air Bersih 116.58 121.52 126.04 132.74 136.01 144.59
5. Bangunan 144.90 166.40 194.21 220.66 239.68 269.386. Perdagangan, Hotel & Restoran 123.97 135.77 152.85 167.80 180.29 196.02
a. Perdagangan Besar & Eceran 123.26 135.13 152.37 167.70 180.37 196.11b. Hotel 142.13 154.95 175.24 191.57 205.89 221.37c. Restoran 128.92 139.41 152.52 160.43 169.09 184.61
7. Pengangkutan dan Komunikasi 130.38 139.41 163.53 176.85 188.27 208.35a. Pengangkutan 130.27 139.19 163.88 177.27 188.56 212.28
1. Angkutan Rel 124.31 132.98 138.19 145.48 150.37 158.732. Angkutan jalan Raya 133.60 144.27 174.61 190.93 204.42 232.313. Angkutan Laut - - - - - -4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - - -5. Angkutan Udara - - - - - -6. Jasa Penunjang angkutan 121.79 126.37 137.10 143.47 149.69 164.29
b. Komunikasi 131.33 141.31 160.54 173.30 185.84 177.191. Pos dan Telekomunikasi 138.24 148.52 171.52 185.94 200.20 183.522. Jasa Penunjang Komunikasi 116.65 125.79 136.55 145.14 153.27 162.03
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 121.29 131.78 148.36 160.49 168.36 182.81a. Bank 121.65 131.43 142.74 151.98 157.42 170.29b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 124.47 136.46 165.38 184.18 194.14 206.93c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - -d. Sewa Bangunan 125.69 138.21 154.57 165.79 172.97 190.02e. Jasa Perusahaan 107.48 112.46 124.05 135.50 145.61 156.79
9. Jasa-jasa 118.59 125.65 140.16 156.06 167.86 181.39a. Pemerintahan Umum 124.84 129.43 148.05 167.79 182.10 198.35
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 124.84 129.43 148.05 167.79 182.10 198.352. Jasa Pemerintah lainnya - - - - - -
b. Swasta 112.94 122.22 133.01 145.53 155.21 166.411. Sosial Kemasyarakatan 122.86 129.75 141.75 151.65 160.42 169.942. Hiburan & Rekreasi 116.86 121.31 138.01 148.67 158.35 169.803. Perorangan & Rumahtangga 110.82 120.67 131.20 144.30 154.16 165.68
123.40 133.86 152.85 167.68 179.33 195.24123.40 133.86 152.85 167.68 179.33 195.24
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
Sektor/Sub Sektor
Tahun 2003 - 2008 (Persen)
PDRB TANPA MIGAS
(1)
PDRB DENGAN MIGAS
Tabel P.09Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang
85
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian 6.19 9.70 15.17 9.96 6.37 8.76a .Tanaman Bahan Makanan 5.12 10.25 16.50 11.03 6.31 8.32b. T anaman Perkebunan 9.08 9.65 12.18 7.49 6.79 8.43c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 8.20 7.94 13.27 8.12 6.07 12.94d. Kehutanan 6.09 5.77 13.62 7.89 8.32 9.47e. Perikanan 5.63 7.06 10.31 7.52 5.14 7.42
2. Pertambangan dan Penggalian 8.12 3.12 15.02 6.05 7.81 8.61a. Minyak dan gas Bumi - - - - - -b. Pertambangan Tanpa Migas - - - - - -c. Penggalian 8.12 3.12 15.02 6.05 7.81 8.61
3. Industri Pengolahan 4.84 5.31 14.18 8.08 7.22 8.73a. Industri Migas - - - - - -
1. Pengilangan Minyak Bumi - - - - - -2. Gas Alam Cair - - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 4.84 5.31 14.18 8.08 7.22 8.731. Makanan, Minuman dan Tembakau 4.50 4.61 15.23 8.04 7.35 8.592. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 7.80 9.90 11.34 9.96 6.02 8.093. Brg. Kayu & Hasil Hutan Lainnya 8.55 7.91 10.09 6.64 5.52 11.724. Kertas dan Barang Cetakan 4.25 7.24 10.45 8.12 7.93 8.425. Pupuk, Kimia & Brg. Dari Karet 10.57 10.99 14.05 8.95 7.68 8.576. Semen & Brg. Galian Bukan Logam 8.94 7.62 10.90 9.10 8.21 8.417. Logam Dasar Besi & Baja - - - - - -8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 8.55 7.39 11.69 7.69 5.53 7.669. Barang Lainnya 3.48 5.85 10.55 8.28 5.60 9.92
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7.27 4.84 16.47 14.55 8.21 3.73a. Listrik 7.44 4.91 17.66 15.32 8.66 3.49b. Gas - - - - - -c. Air Bersih 5.53 4.23 3.72 5.32 2.46 6.31
5. Bangunan 16.41 14.84 16.71 13.62 8.62 12.396. Perdagangan, Hotel & Restoran 8.44 9.52 12.58 9.78 7.45 8.72
a. Perdagangan Besar & Eceran 8.41 9.63 12.76 10.06 7.56 8.73b. Hotel 10.95 9.02 13.09 9.32 7.48 7.52c. Restoran 8.02 8.14 9.41 5.18 5.40 9.18
7. Pengangkutan dan Komunikasi 8.60 6.93 17.30 8.15 6.46 10.66a. Pengangkutan 8.55 6.85 17.73 8.17 6.37 12.58
1. Angkutan Rel 5.61 6.97 3.92 5.27 3.36 5.562. Angkutan jalan Raya 9.90 7.99 21.03 9.35 7.06 13.653. Angkutan Laut - - - - - -4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - - -5. Angkutan Udara - - - - - -6. Jasa Penunjang angkutan 4.95 3.76 8.49 4.64 4.34 9.75
b. Komunikasi 9.03 7.59 13.61 7.95 7.24 -4.661. Pos dan Telekomunikasi 9.39 7.44 15.49 8.41 7.67 -8.332. Jasa Penunjang Komunikasi 7.97 7.84 8.55 6.29 5.60 5.72
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4.78 8.64 12.58 8.18 4.90 8.58a. Bank 9.84 8.04 8.61 6.47 3.58 8.17b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0.15 9.63 21.19 11.37 5.41 6.59c. Jasa Penunjang Keuangan - - - - - -d. Sewa Bangunan 5.80 9.96 11.84 7.26 4.33 9.85e. Jasa Perusahaan 1.58 4.63 10.31 9.23 7.46 7.68
9. Jasa-jasa 4.21 5.95 11.55 11.35 7.56 8.06a. Pemerintahan Umum 2.78 3.68 14.38 13.34 8.53 8.92
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2.78 3.68 14.38 13.34 8.53 8.922. Jasa Pemerintah lainnya - - - - - -
b. Swasta 5.62 8.22 8.83 9.41 6.65 7.211. Sosial Kemasyarakatan 5.79 5.61 9.25 6.98 5.79 5.932. Hiburan & Rekreasi 1.33 3.81 13.77 7.72 6.51 7.233. Perorangan & Rumahtangga 5.63 8.89 8.73 9.98 6.83 7.47
6.98 8.48 14.18 9.70 6.95 8.87
6.98 8.48 14.18 9.70 6.95 8.87
*) = Angka Diperbaiki**) = Angka Sementara
(1)
PDRB DENGAN MIGAS
PDRB TANPA MIGAS
Laju Inflasi/Deflasi dari Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten LumajangTahun 2003 - 2008 (Persen)
Sektor/Sub Sektor
Tabel P.10
86
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
2003 2004 2005 2006 2007 *) 2008 **)
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU :
1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5,371,581.13 6,117,602.59 7,326,996.41 8,457,897.19 9,542,818.85 10,954,313.91(JUTA RUPIAH)
2. PENYUSUTAN (JUTA RUPIAH) 322,294.87 367,056.16 439,619.78 507,473.83 572,569.13 657,258.83
3. PRODUK DOMESTIK REGIONAL NETOATAS DASAR HARGA PASAR 5,049,286.26 5,750,546.44 6,887,376.62 7,950,423.35 8,970,249.72 10,297,055.07(JUTA RUPIAH)
4. PAJAK TIDAK LANGSUNG (JUTA RUPIAH) 50,492.86 57,505.46 68,873.77 79,504.23 89,702.50 102,970.55
5. PRODUK DOMESTIK REGIONAL NETOATAS DASAR FAKTOR PRODUKSI 4,998,793.40 5,693,040.97 6,818,502.86 7,870,919.12 8,880,547.22 10,194,084.52(JUTA RUPIAH)
6. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN 1,005,668 1,009,593 1,013,454 1,017,467 1,021,317 1,024,849(JIWA)
7. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5,341,306.60 6,059,474.06 7,229,727.65 8,312,699.27 9,343,640.46 10,688,710.15PER KAPITA (RUPIAH)
8. PRODUK DOMESTIK REGIONAL NETO 4,970,619.92 5,638,946.56 6,727,984.55 7,735,797.94 8,695,191.81 9,946,913.67PER KAPITA (RUPIAH)
II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 :
1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,353,045.04 4,570,180.20 4,793,733.63 5,044,176.39 5,321,481.75 5,610,679.26(JUTA RUPIAH)
2. PENYUSUTAN (JUTA RUPIAH) 261,182.70 274,210.81 287,624.02 302,650.58 319,288.91 336,640.76
3. PRODUK DOMESTIK REGIONAL NETOATAS DASAR HARGA PASAR 4,091,862.33 4,295,969.39 4,506,109.61 4,741,525.81 5,002,192.85 5,274,038.51(JUTA RUPIAH)
4. PAJAK TIDAK LANGSUNG (JUTA RUPIAH) 40,918.62 42,959.69 45,061.10 47,415.26 50,021.93 52,740.39
5. PRODUK DOMESTIK REGIONAL NETOATAS DASAR FAKTOR PRODUKSI 4,050,943.71 4,253,009.70 4,461,048.52 4,694,110.55 4,952,170.92 5,221,298.12(JUTA RUPIAH)
6. JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN 1,005,668 1,009,593 1,013,454 1,017,467 1,021,317 1,024,849(JIWA)
7. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,328,511.04 4,526,755.04 4,730,094.93 4,957,582.30 5,210,411.41 5,474,639.94PER KAPITA (RUPIAH)
8. PRODUK DOMESTIK REGIONAL NETO 4,028,112.37 4,212,598.24 4,401,826.35 4,613,526.09 4,848,808.86 5,094,699.92PER KAPITA (RUPIAH)
9 PERTUMBUHAN EKONOMI ( % ) 4.33 4.99 4.89 5.22 5.50 5.43
Keterangan : *) Angka Diperbaiki
**) Angka Sementara
(1)
KABUPATEN UMAJANG TAHUN 2003 -2008 Tabel 11P. ANGKA AGREGAT DAN PENDAPATAN DASAR ATAS HARGA BERLAKU DAN KONSTAN 2000
Sektor/Sub Sektor
87
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009
88
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lumajang Tahun 2009