thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab3doc/2012-2-00178... · web viewdalam...
TRANSCRIPT
BAB 3
METODE PERANCANGAN
3.1. Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan
3.1.1 Analisa Makro bangunan dan Lingkungan
1. Denah Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati
Lokasi site plan : Sekolah Tzu Chi – Yayasan Buddha Tzu Chi,
Indonesia
Alamat : Jl. Kompleks Tzu Chi Center
Pantai Indah Kapuk
Boulevard Jakarta Utara 14470
Indonesia
Luas Tanah : ± 6.000 m2
Luas bangunan : 1.460 m2
Arah bangunan : menghadap Tenggara
Untuk perancangan Panti Asuhan Anak Yayasan Kasih Mulia
Sejati ini menggunakan denah dengan lahan seluas ± 6000 m2,
termasuk di dalamnya adalah bangunan, halaman dan lahan parkir.
Namun yang akan digunakan hanya luas bangunan yaitu 1.460 m2.
Berikut ini adalah gambar peta kecamatan Penjaringan, Jakarta
Utara yang diambil dari peta online.
91
92
2. Site Plan Denah Bangunan
Gambar 3.2 Peta Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara
Lokasi sekolah Buddha Tzu Chi sangat strategis karena berada di
pintu keluar Tol Kapuk (dari Tol Bandara Soekarno Hatta) dan outer
ringroad. Di samping itu, sekolah Buddha Tzu Chi juga dekat dengan
Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, kawasan perumahan di daerah Pantai
Indah Kapuk, The Golf PIK, Waterboom, dan lain-lain.
Berikut analisa lingkungan bangunan yang diidentifikasi berdasar
arah mata angin:
1) Utara : Laut Jawa
2) Timur : Kompleks perumahan Pantai Indah Kapuk
3) Selatan : Damai Indah Golf and Country Club
4) Barat : Kamal Muara Drain
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara
U
U
92
Pantai Indah Kapuk sebagian besar merupakan kawasan hunian
penduduk yang terbagi-bagi dalam beberapa kompleks perumahan. Selain itu
terdapat pula ruko-ruko yang digunakan sebagai perkantoran, perbankan,
sekolah, toko, restaurant bahkan cafe. Pantai Indah Kapuk juga memiliki
tempat wisata yaitu Waterboom (wisata renang) dan beberapa tahun
mendatang akan dibangun mall di sana.
Letak bangunan ini sangat strategis karena berada pada diamond
circle yang dekat dengan pintu keluar tol Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu,
bangunan terletak pada perumahan yang memiliki komplektivitas fungsi
selain sebagai hunian penduduk.
Area Berkebun
Area Bermain Pasir
Denah Bangunan
Area Parkir
Jalur Masuk
Jalur Keluar
Halaman/Taman
Gambar 3.3 Site Plan Denah Bangunan
92
Komplek Perumahan Gold Coast
Fresh Market
Komplek Perumahan Bukit Golf
Mediterania
Damai Indah Golf
Waterboom Jakarta
Yayasan Buddha Tzu Chi (Lokasi akan dipakai untuk perancangan Panti Asuhan Anak “Yayasan Kasih Mulia Sejati”)
U
Gambar 3.4 Lingkungan Sekitar Bangunan
92
3.1.2 Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan
1. Analisa struktur bangunan
Bangunan yang digunakan untuk perancangan interior ini
merupakan bangunan 1 lantai yang menggunakan struktur bentang
lebar dengan sistem konstruksi atap baja ringan.
2. Analisa pencahayaan
Bangunan ini terletak pada bagian tengah sebuah lahan kosong
seluas ± 6.000 m2 dan luas bangunan 1.460 m2 dengan sisi bangunan
yang tidak menempel pada bangunan disebelahnya. Hal ini
menyebabkan cahaya matahari tidak akan terhalang karena adanya
bangunan lain.
Area entrance menghadap ke tenggara sehingga pencahayaan
alami cukup, namun tidak seterik dari arah Timur. Pencahayaan alami
terbantu dengan adanya jendela dan ventilasi pada bangunan. Terlebih
bangunan menghadap ke arah tenggara sehingga pada pagi hari akan
memperoleh sinar matahari yang sangat cukup namun tidak terlampau
panas dan langsung seperti di timur. Namun pada sore hari cahaya
matahari akan lebih banyak dari arah barat yaitu sinar matahari akan
menghadap ke bagian belakang bangunan sehingga pada sore hari
bagian belakang bangunan akan cukup mendapat sinar matahari,
tetapi tidak akan terlalu silau karena arah sinar matahari tidak akan
langsung menyinari bangunan, karena cahaya matahari tidak jatuh
tepat ke arah bangunan ini.
Pecahayaan alami yang berasal dari sinar matahari baik untuk
kesehatan anak-anak. Selain itu dengan adanya pencahayaan alami
92
yang cukup juga dapat menghemat penggunaan energi dari listrik
(green design). Namun banyaknya cahaya yang berasal dari
pencahayaan alami juga harus diperhatikan, jangan sampai
pencahayaan ini dapat menggangu aktifitas anak (misalnya seperti
cahaya terlalu menyilaukan).
3. Analisa penghawaan
Adannya ventilasi dan jendela hidup pada bangunan yang
memungkinkan terjadinya ventilasi silang (pertukaran udara).
4. Analisa pemandangan atau view
Pantai Indah Kapuk merupakan komplek perumahan yang
masih memperhatikan unsur keasrian, jadi selain pemandangan akan
perumahan, dapat pula ditemukan pemandangan akan taman serta
terdapat pantai yang terletak 800m dari bangunan. Di sepanjang
jalan menuju bangunan juga akan ditemukan sederetan pohon yang
memberikan keasrian.
92
Penjelasan gambar:
Pemandangan sekitar bangunan
Gambar 3.5 Denah Bangunan Dilengkapi Dengan Pemandangan Sekitar
92
Penjelasan gambar:
Sinar matahari dari arah Utara dan Timur
Laut
Sinar matahari dari arah Timur
Sinar matahari dari arah Tenggara
5. Analisa faktor suara (kebisingan)
Bangunan yang terletak pada kawasan pemukiman penduduk
menyebabkan faktor bising tidak menjadi masalah. Walaupun
bangunan berada cukup dekat dan menghadap ke jalan besar Gold
Coast, namun dikarenakan tidak terlalu padatnya kendaraan yang hilir
mudik di jalan tersebut maka tingkat bising masih cukup rendah. Hal
ini juga dikarenakan kiri kanan bangunan dikelilingi oleh komplek
SIN
AR
MAT
AH
AR
I
U
Gambar 3.6 Letak Bangunan dengan Arah Sinar Matahari
92
perumahan “Gold Coast” yang belum cukup padat dihuni oleh
penduduk, jadi sumber bising hanya berasal dari jalan Gold Coast.
Penjelasan gambar:
Sumber bising dari arah Jalan Gold Coast
6. Analisa faktor angin
Lokasi bangunan yang berada di sebelah utara dari Jakarta dan
berdekatan dengan pantai, mengakibatkan cukup banyaknya angin
yang berhembus. Walaupun begitu, angin yang berhembus adalah
angin pantai sehingga cukup panas jadi bangunan tetap memerlukan
penghawaan buatan yaitu AC. Angin berhembus dari laut ke darat
pada pagi dan siang hari, jadi angin laut berhembus dari sebelah utara
JALAN GOLD
COAST
U
SUM
BE
R B
ISIN
G
Gambar 3.7 Letak Bangunan dengan Sumber Bising
92
ke selatan. Sedangkan pada malam hari angin berhembus dari selatan
ke utara.
Penjelasan gambar:
Lokasi letak bangunan
Lokasi letak pantai
7. Analisa faktor bangunan
7.1 Bentuk bangunan
PANTAI
Gambar 3.8 Letak Bangunan Pada Lokasi Dekat Pantai
92
Gambar 3.9 Tampak Depan Bangunan
Gambar 3.10 Tampak Samping Bangunan
1.2 Orientasi bangunan
Bangunan ini menghadap ke arah tenggara sehingga
mendapatkan sinar matahari yang cukup dipagi hari. Hal ini
menjadi pertimbangan dalam pengaturan zoning dan grouping
yang tentu saja akan memanfaatkan area-area yang terkena
sinar matahari pagi ini untuk kepentingan kesehatan anak-anak
dan juga faktor penghematan energi listrik.
Pantai Indah kapuk memang berada di ujung Utara
Jakarta berdekatan dengan Jakarta Barat dan Tangerang.
Namun hal ini tidak berarti bahwa untuk menuju kawasan ini
akan sulit, sebaliknya begitu mudah dengan waktu tempuh
92
relatif singkat dikarenakan adanya akses pintu tol. Letak
bangunan sangat strategis karena dekat dengan akses pintu
keluar tol Bandara Soekarno-Hatta, pintu masuk tol dalam
kota., akses jalan ke Pluit, dan Kebon Jeruk Kamal.
Gambar 3.11 Akses Jalan ke Bangunan dan Orientasi Bangunan
92
3.2. Studi Aktifitas Manusia
1.2.1 Data Pemakai
Tabel 3.1 Jumlah Data Penghuni di Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati
NO PENGHUNI JUMLAH
1. Bayi 8
2. Balita 10
3. TK 9
4. SD Perempuan 11
5. SD Laki-laki 7
6. SMP Perempuan 14
7. SMP Laki-laki 8
TOTAL ANAK 67
8. Suster kepala (Yulita) 1
9. Suster wakil 1 (Sri) 1
10. Suster wakil 2 (Regina) 1
11. Tukang cuci pakaian 2
12. Sopir 2
13. Tukang kebersihan 2
14. Juru masak 1
15. Pengasuh Bayi 3
16. Pengasuh Balita 4
17. Pengasuh anak TK - SMP 6
TOTAL KARYAWAN 23
*TOTAL PENGHUNI
TETAP 83
92
1.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Penghuni di Panti Asuhan Kasih
Mulia Sejati
Tugas dan tanggung jawab yayasan:
1. Membuat peraturan dan standarisasi dari aturan serta segala hal
yang berhubungan dengan panti asuhan.
2. Bertanggung jawab atas pengasuhan anak dan donasi di panti
asuhan.
Tugas dan tanggung jawab suster:
1. Memimpin dan menata setiap kegiatan yang ada di panti asuhan.
2. Menerima tamu baik dari donatur maupun pengunjung.
3. Ikut serta membantu pengasuh dalam merawat anak-anak di panti
asuhan.
4. Memberikan masukan dan bimbingan bagi anak-anak di panti
asuhan dalam beribadah, berperilaku, dan lai-lain.
5. Mengontrol dan memberi perintah kepada karyawan lain.
Tugas dan tanggung jawab sekretariat:
1. Mengurus seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
pendaftaran dan administrasi anak di panti asuhan.
Tugas dan tanggung jawab pengasuh :
1. Mengasuh anak-anak dengan baik dan penuh kasih sayang.
2. Menjadi pengganti orang tua anak dalam membimbing tumbuh
kembang anak di panti asuhan.
3. Mematuhi tata tertib di panti asuhan.
4. Membantu para suster dalam melaksanakan tugasnya.
92
Tugas dan tanggung jawab anak:
1. Mematuhi seluruh tata tertib yang ada di panti asuhan.
2. Harus mandiri dan mau belajar bekerja.
3. Melaksanakan kewajiban tugas sekolah dan tugas di panti
asuhan.
Tugas dan tanggung jawab pembantu:
1. Menyediakan makanan (memasak) untuk anak-anak dan
penghuni panti asuhan.
2. Menjaga ketersediaan makanan dan minuman di panti asuhan.
3. Mencuci dan menyetrika pakaian.
4. Menjaga kebersihan di panti asuhan.
5. Membantu para pengasuh dan anak-anak ketika dibutuhkan.
1.2.3 Pola Aktifitas Pemakai
3.2.3.1 Aktifitas anak usia 0-14 tahun:
1. Umur 0-2 tahun (bayi)
2. Umur 3-5 tahun (balita)
Bangun tidur Berdoa Mandi
Ganti pakaian
Makan
Bermain Istirahat
Mandi Makan Ganti
pakaian Tidur
Bangun tidur Menangis Buang air Minum susu
Mandi
Ganti pakaian dan popok Bermain Tidur Minum susu
Gambar 3.12 Aktifitas Bayi Usia 0-2 Tahun
Gambar 3.13 Aktifitas Balita Usia 3-5 Tahun
92
3. Umur 5-7 tahun (TK)
4. Umur 7-12 tahun (SD)
Bangun tidur Berdoa Mandi Ganti pakaian
Makan Berangkat sekolah
Istirahat
Pulang sekolah
Makan dan minum Belajar Bermain
Menonton TVTidur
Bangun tidur Berdoa Mandi Ganti pakaian
Makan dan minum Cuci piring Berangkat sekolah
Pulang sekolah
Cuci piring Makan dan minum Istirahat
Belajar Bermain Menonton TVTidur
Gambar 3.14 Aktifitas Anak TK Usia 5-7 Tahun
Gambar 3.15 Aktifitas Anak SD Usia 7-12 Tahun
92
5. Umur 12-14 tahun (SMP)
3.2.3.2 Aktifitas suster
Bangun tidur Berdoa Mandi Ganti pakaian
Mengontrol anak-anak
Di kantor Bertemu dengan
pengunjung
Membuat laporan
Makan dan minum
Makan dan minum
Istirahat Berkumpul
bersama anak-anak
Menonton TVTidur
Bangun tidur Berdoa Mandi Ganti pakaian
Makan dan minum
Cuci piring Berangkat sekolah
Pulang sekolah
Cuci piring
Makan dan minum
Cuci pakaian
Jemur pakaian Belajar Bermain musik
menonton TV
Tidur
Gambar 3.16 Aktifitas Anak SMP Usia 12-14 Tahun
Gambar 3.17 Aktifitas Suster di Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati
92
1.2.3.3 Aktifitas pengasuh
1.2.3.4 Aktifitas pembantu
Bangun tidur Mandi Ganti pakaian Makan dan
minum
Cuci piring Memandikan anak-anak
Memberi makan anak-anak
Menidurkan anak bayi dan
balita
Menemani anak-anak bermain
Menonton TV
Tidur
Bangun tidur Mandi Ganti pakaian Memasak
Menyiapkan makanan
Mencuci peralatan masak
Makan dan minum
Cuci piring
Menyapu Mengepel
Mencuci pakaian
Membersihkan ruang-ruang
Menjemur pakaian
Menyetrika pakaian
Menonton TV
Istirahat
Gambar 3.18 Aktifitas Pengasuh di Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati
Gambar 3.19 Aktifitas Pembantu di Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati
92
1.2.4 Pola Aktifitas Barang
Di dalam Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati biasanya peletakkan
barang-barang berupa sumbangan dari donatur tetap maupun dari
pengunjung seperti alat-alat kebutuhan rumah tangga, makanan, dan
lain-lain disimpan di gudang penyimpanan. Jalur masuk barang
melalui pintu masuk utama, sehingga sedikit mengganggu aktifitas di
ruang tamu, maupun living room.
3.3. Studi Fasilitas Ruang
3.3.1 Program Aktifitas dan Fasilitas
(Dijabarkan dengan tabel di halaman berikutnya)
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
3.3.2 Matriks Hubungan Antar Ruang
Gambar 3.20 Matriks Hubungan Antar Ruang
92
3.3.3 Organisasi Hubungan Antar Ruang
Gambar 3.21 Organisasi Hubungan Antar Ruang (Bubble Diagram)
92
3.3.4 Zoning
1. Alternatif Zoning 1
92
Gambar 3.22 Alternatif Zoning 1
92
Kelebihan (+):
1. Area publik berdekatan dengan pintu masuk.
2. Area semi publik cukup mendapatkan cahaya alami.
3. Area semi private dan private cukup mendapatkan cahaya alami dari
arah tenggara, namun tidak seterik dari arah timur.
4. Area service memiliki akses yang dekat ke taman belakang.
5. Area semi private memiliki akses langsung ke taman belakang.
Kekurangan (-):
1. Dua area service terpisah terlalu jauh.
2. Area semi publik terpisah oleh area publik.
3. Area service terlalu berdekatan dengan area private sehingga dapat
mengganggu aktifitas anak-anak (menjadi kurang private).
92
2. Alternatif Zoning 2
Gambar 3.23 Zoning Terpilih
92
Kelebihan (+):
1. Area publik berdekatan dengan pintu masuk.
2. Area semi publik saling berdekatan.
3. Area semi private dan private cukup mendapatkan cahaya alami dari
arah tenggara, barat daya, dan timur laut, namun tidak seterik dari arah
timur pada saat pagi hari ataupun dari arah barat saat sore hari.
4. Area semi private dan private mendapat akses ke arah taman belakang.
5. Area service yang pertama memiliki akses yang dekat ke taman
belakang supaya memudahkan saat menjemur pakaian dan area service
yang kedua memiliki akses langsung dari pintu samping, agar
memudahkan penyimpanan stock barang ataupun makanan.
Kekurangan (-):
1. Area service pertama dan area service kedua cukup berjauhan.
92
3. Alternatif Zoning 3
Gambar 3.24 Alternatif Zoning 3
92
Kelebihan (+):
1. Area publik berdekatan dengan pintu masuk.
2. Kedua area service berada cukup dekat.
3. Area semi private dan private cukup mendapatkan cahaya alami dari arah
tenggara, namun tidak seterik dari arah timur.
4. Area service memiliki akses yang dekat ke taman belakang supaya
memudahkan saat menjemur pakaian.
Kekurangan (-):
1. Area semi private tidak memiliki akses langsung ke taman belakang,
melainkan harus melewati area service terlebih dahulu.
2. Area semi publik kurang mendapatkan cahaya alami.
3. Area service sangat berjauhan dengan area publik.
92
3.3.5 Gruping
1. Alternatif gruping 1
Gambar 3.25 Alternatif Gruping 1
92
Kelebihan (+):
1. Ruang tamu dan toilet tamu berdekatan dengan pintu masuk utama.
2. Ruang tamu memiliki berdekatan dengan kantor sekretariat dan kantor
pimpinan.
3. Kantor sekretariat berdekatan dengan kantor pimpinan.
4. Kantor pimpinan dan sekretariat mendapatkan cahaya alami cukup.
5. Living room mendapatkan cahaya alami yang cukup.
6. Ruang bermain memiliki akses langsung ke taman belakang agar anak-
anak dapat bermain dengan leluasa.
7. Ruang laundry dekat dengan taman belakang agar mudah untuk
menjemur pakaian.
8. Semua kamar tidur anak-anak mendapatkan cahaya alami yang cukup
banyak.
9. kamar tidur pengasuh bayi dan balita dekat dengan kamar tidur bayi dan
kamar tidur balita agar memudahkan pengasuh untuk menjaga anak bayi
dan balita.
Kekurangan (-):
1. Ruang perpustakaan dan ruang komputer tidak mendapat cahaya alami
secara langsung.
2. Ruang dapur dan gudang berjauhan dari arah pintu samping sehingga
dapat mengganggu aktifitas di ruang makan, jika ada pengiriman barang
atau makanan dari donatur maupun yayasan.
3. Sirkulasi area private kurang baik karena peletakan tiap ruang kurang
tertata dengan baik.
92
2. Alternatif gruping 2
Gambar 3.26 Gruping Terpilih
92
Kelebihan (+):
1. Ruang tamu memiliki akses langsung ke kantor sekretariat dan kantor
pimpinan.
2. Kantor sekretariat berdekatan dengan kantor pimpinan.
3. Dapur dan gudang dekat dengan pintu samping agar memudahkan
penyimpanan barang ataupun makanan dari luar (donatur dan yayasan).
4. Multifunction room berdekatan dengan ruang tamu dan living room
memudahkan akses tamu untuk berkunjung dan mengadakan acara
bersama.
5. Ruang bermain memiliki akses langsung ke taman belakang agar anak-
anak dapat bermain dengan leluasa.
6. Ruang laundry dekat dengan akses ke taman belakang agar mudah
untuk menjemur pakaian.
7. Semua kamar tidur anak-anak mendapatkan cahaya alami yang cukup
dari arah tenggara, barat, dan timur laut.
8. Ruang perpustakaan yang dekat dengan ruang belajar memudahkan
anak-anak untuk belajar.
9. Ruang perpustakaan dan ruang belajar sama-sama mendapatkan cahaya
alami dari arah tenggara, namun tidak akan seterik dari arah timur.
10. Kamar tidur bayi, balita-TK, SD-SMP (P) dan SD-SMP (L) dekat
dengan kamar mandi masing-masing.
11. Kamar tidur pengasuh berdekatan dengan kamat tidur anak-anak asuh.
12. Klinik berdekatan dengan kamar tidur pengasuh sehingga memudahkan
pengawasan yang maksimal.
92
3. Alternatif gruping 3
Gambar 3.27 Alternatif Gruping 3
92
Kelebihan (+):
1. Ruang tamu memiliki akses langsung ke kantor sekretariat dan
kantor pimpinan.
2. Kantor sekretariat berdekatan dengan kantor pimpinan.
3. Dapur dan gudang dekat dengan pintu samping agar memudahkan
penyimpanan barang ataupun makanan dari luar (donatur dan
yayasan), dan jika pembantu ingin membuang sampah dapat lewat
pintu samping sehingga tidak mengganggu aktifitas di ruang tamu.
4. Ruang bermain memiliki akses langsung ke taman belakang agar
anak-anak dapat bermain dengan leluasa.
5. Semua kamar tidur anak-anak mendapatkan cahaya alami yang
cukup dari arah tenggara, barat, dan timur laut.
6. Ruang perpustakaan dan ruang belajar sama-sama mendapatkan
cahaya alami dari arah tenggara, namun tidak akan seterik dari arah
timur.
7. Kamar tidur pengasuh bayi dan balita dekat dengan kamar tidur bayi
dan kamar tidur balita agar memudahkan pengasuh untuk menjaga
anak bayi dan balita.
Kekurangan (-):
1. Kamar tidur SMP (P) kurang mendapatkan cahaya alami.
2. Kamar tidur anak SMP (P) dan kamar tidur TK-SD berjauhan dengan
kamar mandi masing-masing.
3. Ruang laundry agak berjauhan dengan pintu ke arah taman belakang.
92
3.4. Studi Permasalahan Khusus Interior
3.4.1 Tinjauan Persyaratan Fasilitas Ruang
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diberi kesimpulan bahwa
perancangan untuk panti asuhan anak usia 0-14 tahun dilihat dari
beberapa segi:
1) Ruang tamu
Memberi kesan welcome dan memiliki ruang yang luas dengan
tempat duduk dan luas tempat yang memadai untuk
pengunjung panti asuhan.
Cukup untuk menampung beberapa kelompok kecil dari orang
tua dan anak.
Dekat dengan bagian secretariat ataupun kantor pimpinan,
sehingga dapat menyediakan keamanan dan memudahkan
pertemuan orang tua, pengunjung, donatur, dan pimpinan panti
asuhan.
2) Toilet tamu
Berdekatan dengan ruang tamu, kantor pimpinan, kantor
sekretariat.
Pembagian toilet laki-laki dan perempuan.
3) Kantor pimpinan
Ruang harus berdekatan dengan pintu masuk utama, sehingga
memudahkan akses bagi tamu yang berkunjung.
92
4) Kantor sekretariat
Harus berdekatan dengan ruang pimpinan agar memudahkan
proses pendataan jika ada anak baru yang ingin masuk dip anti
asuhan.
5) Living room
Memberi kesan hangat, kebersamaan, dan kenyamanan.
Berdekatan dengan ruang tamu agar memudahkan tamu untuk
berkunjung.
Sirkulasi harus mencukupi, jangan sampai terlalu sempit.
6) Multifunction room
Ruang aula harus dapat dijangkau dari 3 arah yaitu dari area
service, area publik, dan semi publik. Dari arah belakang
berdekatan dengan area service yaitu dapur dan ruang makan,
area publik yaitu ruang tamu, dan area semi publik yaitu
kantor pimpinan dan kantor sekretariat.
7) Dapur
Memiliki posisi yang mudah dan aman untuk akses
pengiriman stok keperluan dapur dan makanan, berdekatan
dengan ruang makan dan wastafel.
Mengatur tempat yang memungkinkan untuk menampilkan
ruang masak secara keseluruhan, usahakan untuk
mempertahankan desain yang dapat memberikan arah pandang
mata yang luas supaya staff dapur dapat melihat keseluruhan
ruang dapur.
92
Menyediakan ventilasi dan jendela yang memadai agar dapat
terjadi pertukaran udara jika saat memasak yang banyak
mengeluarkan asap.
Dalam perancangan kitchen set harus disesuaikan juga dengan
pengguna anak umur 7-14 tahun (SD-SMP) karena sejak SD
mereka dibiasakan mandiri untuk memcuci piring, dan alat
makan mereka sendiri.
Memilih penggunaan material yang mudah dibersihkan.
8) Ruang makan
Harus berdekatan dengan dapur dan wastafel.
Memiliki kapasitas ruang yang cukup besar agar dapat
menampung seluruh anak di panti asuhan.
Memilih material yang mudah dibersihkan.
9) Kamar mandi
Menyediakan beberapa kamar mandi untuk ukuran anak –
anak, namun dapat pula di transisikan menjadi toilet orang
dewasa.
Kamar mandi untuk panti asuhan seharusnya dapat mudah
diakses dari kamar tidur, ruang bermain, dan dapat dengan
mudah diawasi oleh pengasuh.
Menyediakan minimal satu wastafel yang berdekatan dengan
kamar mandi.
Memilih material yang tidak mudah rusak atau berlumut jika
terkena air dan material yang tidak licin.
92
Kamar mandi harus memiliki signage yang terlihat dari depan
pintu kamar agar memudahkan bagi pengasuh maupun anak
itu sendiri.
10) Ruang bermain
Peletakkan ruang lebih baik sedikit berjauhan dari kamar tidur
agar tidak mengganggu anak-anak lain yang sedang istirahat.
Penggunaan material yang mudah dibersihkan dan aman,
namun anak-anak tetap dapat bermain sambil berekspresi
mengembangkan kreatifitas mereka.
Peletakkan ruang lebih baik sedikit berjauhan dari ruang
belajar dan perpustakaan agar tidak mengganggu anak-anak
lain yang sedang belajar.
Berdekatan dengan ruang keluarga atau living room.
11) Ruang belajar
Berdekatan dengan perpustakaan dan ruang komputer agar
memudahkan anak-anak dalam belajar dan mengerjakan PR.
Pencahayaan alami juga dibutuhkan agar menghemat
penggunaan lampu di siang hari.
Peletakkan ruang berjauhan dari area yang memiliki tingkat
kebisingan yang besar.
Kapasitas anak dalam ruang belajar harus di kelompokkan
menurut kelompok umur mereka. Misalnya anak TK harus di
pisah ruang belajarnya dengan anak SD atau SMP karena
dapat mengganggu konsentrasi belajar anak.
92
Desain ruang untuk memenuhi kebutuhan fisik anak-anak dan
orang dewasa. Pastikan untuk menyediakan tempat duduk,
meja, tempat beraktifitas (workspace), dan tempat
pemyimpanan buku maupun tas.
Ciptakan ruang terang yang luas dengan pengaturan bayangan
yang baik untuk istirahat siang atau aktifitas lain yang
membutuhkan ketenangan.
Bentuk meja ruang belajar anak (Fadlillah, 2013):
1. Bentuk U
Maksudnya adalah kelas dibuat menyerupai bentuk huruf U.
Kelebihan bentuk ini setiap anak dapat memerhatikan dan
menyimak materi pembelajaran yang dibawakan atau
disampaikan oleh pendidik atau pengajar. Bentuk ini lebih
cocok diterapkan pada anak umur 12-14 tahun.
2. Bentuk kelompok
Bentuk kelompok ini sangat baik bila diterapkan untuk
pembelajaran yang sifatnya berkelompok, berbaur dengan
teman dekat, belajar mengeksplore bakat dalam diri masing-
masing. Kelebihannya adalah anak-anak dalam satu kelompok
dapat saling berinteraksi lebih dekat dan dapat memupuk rasa
kerja sama satu sama lain. Bentuk ini cocok diterapkan pada
anak umur 5-12 tahun (TK-SD).
3. Bentuk melingkar
Bentuk melingkar adalah bentuk yang dibuat menyerupai
lingkaran. Bentuk ini memberikan kedekatan anatar anak yang
92
satu dengan yang lain. bentuk kelas yang melingkar sangat
cocok digunakan dalam pembelajaran bercerita dan bernyanyi.
Bentuk ini cocok digunakan pada anak umur 2-5 tahun
(balita).
4. Bentuk konferensi
Merupakan pembentukan kelas seperti bentuk melingkar, akan
tetapi bentuk ini di tengah-tengahnya terdapat meja yang
digunakan untuk menulis. Selain itu, melingkarnya juga tidak
sempurna karena harus menyesuaikan dengan bentuk meja
belajar.
12) Perpustakaan
Menyediakan pencahayaan alami yang cukup dengan
pengaturan warna dan penerangan yang baik.
Menyediakan rak-rak penyimpanan buku.
Sebaiknya berdekatan dengan ruang belajar.
13) Ruang komputer
Sebaiknya menggunakan AC agar komputer tidak cepat panas.
Pencahayaan alami juga dibutuhkan untuk mengurangi
penggunaan lampu.
Berdekatan dengan ruang belajar dan perpustakaan agar
memudahkan anak-anak dalam belajar dan mengerjakan PR.
14) Ruang musik
Sebaiknya menggunakan material yang dapat meredam suara
sehingga tidak mengakibatkan kebisingan yang berlebih.
92
Peletakkan ruang sebaiknya berjauhan dari area yang
membutuhkan konsentrasi dan ketenangan seperti ruang
belajar, ruang tidur, perpustakaan, dan lain-lain.
15) Kamar tidur anak
Kamar tidur anak harus dipisahkan berdasarkan kelompok
umurnya. Misalnya di kelompokkan menurut kamar bayi,
kamar anak balita, kamar anak TK dan anak SD, kamar anak
SMP perempuan dan kamar anak SMP laki-laki.
Kamar tidur harus memiliki signage yang terlihat dari depan
pintu kamar agar memudahkan bagi pengasuh maupun anak
itu sendiri.
Memiliki pencahayaan alami yang cukup berupa jendela dan
ventilasi.
16) Kamar tidur pengasuh
Berdekatan dengan kamar tidur anak sehingga memudahkan
pengasuh untuk mengawasi anak-anak.
17) Kamar tidur pembantu
Harus berdekatan dengan area service sehingga memudahkan
pekerjaan pembantu dip anti asuhan.
Berdekatan dengan kamar mandi pembantu.
18) Kamar mandi pembantu
Harus dapat diakses dari area service khusunya kamar tidur
pembantu.
Memilih material yang tidak mudah rusak atau berlumut jika
terkena air dan material yang tidak licin.
92
19) Ruang laundry
Harus berdekatan dengan area pembantu sehingga
memudahkan pekerjaan pembantu.
Harus mendapatkan sinar matahari yang cukup besar agar
memudahkan proses penjemuran pakaian.
Penempatan ruang lebih baik dibagian belakang dan jangan
sampai terlihat oleh tamu yang berkunjung.
20) Gudang
Harus memiliki akses pintu masuk khusus sehingga tidak
mengganggu aktifitas di pintu utama area ruang tamu dan agar
memudahkan penyimpanan barang-barang ataupun sembako
yang dibeli oleh pihak yayasan panti asuhan maupun yang
diberikan oleh donatur. .
Berdekatan dengan dapur dan area service lainnya seperti
ruang laundry.
3.4.2 Tinjauan sistem furniture
3.4.2.1 Definisi Furnitur
Furnitur berasal dari bahasa Inggris yang bila diartikan ke
bahasa Indonesia memiliki arti mebel, yang memiliki definisi
perabot yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang
atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk
melengkapi rumah, kantor, dan sebagainya. (Sumber: Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka, 1988)
92
3.4.2.1 Klasifikasi Furnitur
Klasifikasi furnitur terbagi menjadi 6 yaitu:
Loose Furniture
Merupakan furnitur yang dapat dipindah-pindah sesuai
dengan keinginan, biasanya dijual dan dipasarkan di
berbagai tempat produksi furnitur.
Built-in Furniture
Merupakan furnitur permanen yang dibuat secara custom
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ruangan yang di
desain.
Outdoor Furniture
Merupakan furnitur yang berada di luar ruangan, furnitur
outdoor tentu perlu diberi perlakuan khusus dan
menggunakan material yang tahan terhadap cuaca.
Indoor Furniture
Merupakan furniture yang berada di dalam ruangan.
Multifunction Furniture
Furnitur yang bisa digunakan untuk beberapa jenis fungsi,
seperti meja lipat yang bisa digunakan sebagai kursi,
maupun tempat tidur yang dapat dilipat menjadi kursi.
Recycled Furniture
Merupakan furnitur yang terbuat dari bahan daur ulang
seperti kayu bekas, maupun kardus yang dapat digunakan
sebagai furnitur.
92
3.4.2.2 Persyaratan khusus bagi panti asuhan
Penggunaan furnitur pada ruang yang satu dengan yang
lainnya berbeda mengikuti fungsi dan tema dari ruang. Pada
umumnya furniture bergaya modern dengan bentuk yang
sederhana, fungsional dan tanpa ukiran yang berlebihan.
Bentuk dan ornamen yang digunakan mengikuti tema dari
masing-masing ruang.
Persyaratan furnitur sebuah panti asuhan harus
disesuaikan dengan ukuran atau dimensi tubuh penghuni panti
asuhan, yang khususnya adalah anak-anak asuh di panti
asuhan agar aman dan nyaman digunakan. Dari segi bentuk,
penggunaan furnitur menghindari bentuk-bentuk runcing yang
dapat membahayakan anak-anak dan harus kokoh.
3.4.2.2 Ukuran-ukuran ergonomi furnitur
Berdasarkan tinjauan furnitur di Bab 2.1.10 Persyaratan
Fungsional, penulis menyimpulkan ergonomi yang baik dan
sesuai bagi kelompok usia 3-14 tahun sebagai berikut:
Tabel 3.2 Ukuran ergonomi kelompok usia 3-14 tahun
NO. Kelompok Usia
(tahun)
Tinggi Tempat Duduk
(cm)
Tinggi Meja
(cm)
Tinggi Bidang Kerja
Berdiri (cm)
Tinggi jangkauan
maksimal saat berdiri(cm)
1. 3-5 30 50 55-60 85-100
2. 6-8 32 52 60-75 95-120
3. 9-11 34 58 75-80 120-140
4. 12-14 40 65 75-85 130-150
92
3.4.2.3 Penggunaan material dan finishing
Pelapis kayu terbagi menjadi pelapis transparan (clear finish)
dan pelapis non transparan (opaque finish).
Untuk jenis pelapis transparan (clear finish) ada 4 jenis :
1. Politur
Jenis pelapis ini memiliki kelebihan bila ingin berubah-
ubah lapisan dan bisa digunakan untuk interior maupun
eksterior. Tetapi karena lapisan ini cenderung tipis maka
mudah memudar, sehingga harus sering melapis ulang
apabila material kayu ingin tetap terlihat indah.
2. NC (Nutricellulose)
Isu tentang green building juga memaksa para produsen
pelapis kayu menciptakan jenis pelapis yang ramah
lingkungan karena terbuat dari getah pohon. Tetapi
sayangnya jenis pelapis ini sudah jarang didapatkan
karena bahan bakunya yang sudah langka.
3. Melamine
Melamine akan membuat perabotan kayu menjadi halus,
karena jenis pelapis ini akan menutup dengan sempurna
pori-pori kayu sehingga memberi kesan mewah. Jenis
pelapis ini hanya cocok untuk ditempatkan di dalam rumah
(interior), apabila bosan akan sulit untuk melakukan
pelapisan ulang sehingga diperlukan pengamplasan
terlebih dahulu baru dilakukan pelapisan yang baru. Selain
92
itu bau yang menyengat pada furniture setalah dilakukan
pelapisan, membutuhkan waktu yang lama untuk
menghilangkan bau tersebut, sebagai antisipasi pada
ruangan yang akan menggunakan furniture dengan pelapis
melamine maka bukaan dan jendela dengan sirkulasi yang
lancar sangat diperlukan.
4. PU (Polyerethan)
Jenis pelapis ini mirip dengan pelapis melamine hanya saja
jenis PU memiliki kelebihan tidak mengeluarkan bau yang
menyengat sehingga aman untuk kesehatan. Hanya saja
harganya masih sangat mahal sehingga masih jarang
digunakan oleh tukang-tukang kayu sebagai material
pelapis. Ada merk terkenal yaitu Multi Purpose Propan PU
Acrylic color/PU duco.
Kelebihannya:
Tidak berbau pedas (100% bebas formalin)
Tidak mudah retak
Tahan gores
High gloss
Untuk jenis pelapis non transparan (opaque finish) ada 5 jenis
yaitu:
1. Cat Duco
92
Pilihan untuk cat duco sangat beragam, sehingga sangat
cocok digunakan untuk furnitur anak yang membutuhkan
warna yang bervariasi. Tetapi pelapis ini relatif mahal
harganya dan membutuhkan tahapan pelapisan yang cukup
banyak untuk menghasilkan kualitas yang baik, selain itu
furnitur yang sudah dicat dengan cat duco serat asli kayu
tersebut tidak dapat dikembalikan.
2. Veneer
Tampilan pelapis ini bagus dan alami karena memang jenis
pelapis ini menggunakan serat kayu asli. Tetapi ternyata
ada harga yang harus dibayar untuk hasil tersebut karena
memang anda akan mengeluarkan dana yang cukup
lumayan untuk pelapis ini, dan yang perlu anda ingat jenis
pelapis ini sangat tipis sehingga diperlukan lem yang
sangat kuat agar tahan lama.
3. Laminate
Variasi motif dan warnanya beragam disesuaikan dengan
selera, hanya saja tekstur yang licin membuat pelapis
laminate terlihat tidak alami apabila digunakan pada
furnitur kayu.
4. Tacon
Pelapis ini memiliki tekstur sehingga terkesan alami,
kekurangan dari pelapis ini disebabkan warna yang mudah
memudar dan berubah menjadi kekuningan sehingga
mengurangi keindahan perabot kayu.
92
5. PVC (polyvinyl carbonate)
PVC paling banyak ditemui di sekeliling kita, karena
pelapis ini lebih awet dan harganya paling terjangkau bila
dibandingkan dengan pelapis lain. Hanya saja
penampilannya tidak alami dan bahannya kurang ramah
lingkungan.
3.4.3 Tinjauan Material lantai, dinding dan ceiling
a. Lantai
Penggunaan material lantai banyak yang harus
dipertimbangankan dari aspek kemudahan dalam membersihkan,
tahan lama, aman digunakan, dan lain-lain.
Penggunaan material yang tepat untuk interior panti asuhan
khususnya bagi anak-anak asuh yaitu material yang tidak mudah
menyerap noda di lantai, seperti keramik, homogenous tile,
linoleum, dan vinyl yang mudah dibersihkan dan tidak mudah
menyerap noda atau tumpahan cairan tertentu, dan juga ramah
lingkungan. Untuk penggunaan karpet sebenarnya mudah
menyimpan debu, namun ada jenis karpet yang sedikit lebih baik
yaitu jenis karpet loop pile yang tidak mudah menyimpan debu.
Selain itu, yang terpenting menghindari penggunaan material
granit dan marmer.
b. Dinding
92
Material dinding sangat beragam, namun seringkali yang banyak
digunakan adalah dinding bata dan dinding gypsum. Material
dinding gypsum memiliki beberapa spesifikasi pilihan bahan:
1. Spesifikasi Standar
Rangka Hollow Meni 4 x 4
Peredam suara glass wool
Papan gypsum/gypsum board 9 mm (Knauff, Elephant)
2. Spesifikasi Menengah
Rangka Galvanish
Peredam suara rock wool
Papan gypsum/gypsum board 9 mm (Jayaboard).
3. Spesifikasi Atas
Rangka metal stud
Peredam suara Polyester
Papan gypsum/gypsum board dengan 2 pilihan:
a. Jayaboard 12 mm
b. Jaya Bell
Beberapa spesifikasi di atas mempunyai tingkat daya redam
hingga 40db, cocok untuk ruang musik, aula, dan kantor.
Material dinding lainnya yang lebih ramah lingkungan yaitu eco
board. Material eco board dikenal dengan Magnesium Fire
Prevention Board merupakan sebuah produk board inovasi
92
berteknologi Jerman dengan kandungan bahan alam, sehingga
sangat ramah lingkungan dan bersahabat dengan kesehatan.
Material eco board memiliki kelebihan yaitu:
Sangat ideal, tahan lama dan tidak mudah lapuk
Sangat mudah untuk di cat
Tidak menimbulkan debu, gas beracun, dan asap beracun
yang dapat mengganggu kesehatan.
Dapat di daur ulang.
Kemampuan meredam suara >43 Db
Ketahan api grade A (GB8624-1997)
Kemampuan menahan api hingga 2 jam
Material ini dapat digunakan untuk plafon, dinding partisi, dan
furniture. Eco board dangat cocok untuk pengganti MDF, gypsum
board, plywood, triplex board, dan cement board.
c. Ceiling
Dalam penggunaan material ceiling dapat menggunakan
gypsum board, acoustic board, dan eco board yang dapat
meredam suara. Material gypsum yang tersusun dari senyawa
kimia CaSO4 2H2O merupakan batuan berwarna putih yang
dipanaskan pada temperatur 175 C sehingga membentuk material
bernama stucco. Stucco lalu di campur air, zat aditif, dan
selanjutnya di olah menjadi papan gypsum dengan dilapisi kertas
khusus di permukaannya. Kekuatan gypsum dipengaruhi oleh
kualitas kertas yang melapisinya.
92
Di pasar ada berbagai macam merek gypsum, diantaranya
Elephant (produksi PT Siam-Indo Gypsum Industri), Jayaboard
(PT Jayaboard), Knauf (PT Knauf Gypsum Indonesia), dan A
Plus.
Kelebihan gypsum board:
1. Mudah diaplikasikan
2. Ekonomis (harga terjangkau/relatif murah)
3. Untuk pemotongan dan penyambungan papan gypsum lebih
rapi daripada tripleks yang memang sulit untuk disambung,
sehingga hasilnyapun tidak rata, dan kemungkinan 6 bulan
keatas sambungan akan terlihat
4. Gypsum akan lebih terlihat rata seperti tanpa sambungan
5. Perawatan dan perbaikan gypsum lebih mudah
6. Memiliki banyak variasi motif maupun hiasan
Kekurangan gypsum board:
1. Tidak tahan terhadap air ataupun kelembapan
Material lainnya selain gypsum board, ada material
pengganti yaitu ecosil board. Ecosil board adalah papan
ceiling yang memiliki kualitas tahan api dan air, serta tahan
lama.
Material ecosil board memiliki kelebihan yaitu:
Fleksibel. Tidak memerlukan penanganan tambahan
untuk permukaan halusnya dan dapat dipasang
langsung.
92
Dekoratif. Dapat juga dilapisi PVC atau pola-pola
tertentu untuk memenuhi permintaan khusus.
Praktis. Dapat dipasang sangat mudah dengan metode
umum seperti gypsum board biasanya.
Kemampuan meredam suara >43 Db
Ketahan api grade A (GB8624-1997)
Kemampuan menahan api hingga 2 jam
3.4.4 Tinjauan Karakteristik Warna
Teori yang mengungkapkan mengenai klasifikasi warna
adalah Teori Brewster, pertama kali dikemukakan pada tahun 1831.
Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4
klasifikasi warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan netral.
Dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Warna primer
Warna primer merupakan warna dasar yang tidak dicampur
dengan warna-warna lain yaitu merah, biru, dan kuning.
b. Warna sekunder
Warna sekunder merupakan hasil percampuran 2 warna primer
dengan perbandingan 1:1. Warna yang didapatkan adalah jingga
(percampuran warna merah dan kuning), warna hijau
(percampuran warna biru dan kuning), warna ungu (percampuran
warna merah dan biru).
c. Warna tersier
Warna tersier merupakan percampuran salah satu warna primer
dengan salah satu warna sekunder.
92
d. Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar
dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul dalam
penyeimbang warna-warna kontras. Hasil percampuran pigmen
warna yang tepat biasanya akan menghasilkan warna hitam.
Berikut komponen warna menurut Color harmony (harmoni warna):
1. Warna Analogous (Analogous Color), adalah warna-warna yang
disusun saling bersebelahan dalam roda warna.
Gambar 3.28 Warna Analogous
2. Warna Komplementer (Complementary Color), adalah warna-
warna yang saling berseberangan antara satu dengan yang lainnya,
sehingga warna-warna ini akan sangat kontras.
Gambar 3.29 Warna Komplementer
3. Warna Split Komplementer (Split Complementary Color), adalah
hampir sama dengan warna komplementar, tapi salah satu ujung tanda
panah dibagi menjadi dua. Contoh dapat dilihat pada Gambar 3.30,
92
berarti warna split komplementernya adalah merah-ungu dan hijau.
Formula-nya mirip dengan huruf "Y" terbalik.
Gambar 3.30 Warna Split Komplementer
4. Warna Triads, adalah kombinasi warna dengan bentuk segitiga di
dalam roda warnanya.
Gambar 3.31 Warna Triads
5. Monotone Achromatic, adalah warna yang dihasilkan berurutan
satu warna dari putih ke hitam
Gambar 3.32 Warna Monotone Achromatic dari putih ke hitam
92
6. Monotone Chromatic, adalah warna yang dihasilkan dari satu
warna namun dengan perbedaan saturasi.
Gambar 3.33 Warna Monotone Chromatic dari biru ke biru tua
Gambar 3.34 Warna yang ada di alam adalah warna paling harmonis
Penggunaan warna dan tekstur yang beragam sangat
diperlukan. Tekstur yang bersentuhan dengn kulit dan tubuh anak-
anak memberikan pengalaman tentang lingkungan fisik kepada anak-
anak. Tekstur bisa bermacam-macam: kayu, keramik, aneka
permukaan plester, metal, karet, cermin dan kaca yang aman.
Warna memiliki kemampuan untuk menimbulkan suatu jenis
emosi atau perasaan bagi yang melihat atau menggunakannya. Variasi
emosi yang tercipta dari warna tergantung pada intensitas warna
tersebut.
Kemampuan warna dalam menciptakan impresi mampu
menimbulkan efek tertentu. Efeknya akan berpengaruh terhadap
pikiran, emosi, tubuh, dan keseimbangan. Secara psikologis, warna
dapat mempengaruhi kelakuan. (Swasty, 2010).
92
\
Berikut penjelasan psikologi warna antara lain:
1. Merah dianggap sebagai terpanas dari semua warna, sekaligus
refleksi sebuah intensitas dan gairah. Hal ini juga menunjukkan
kecepatan, kegembiraan, dinamis, dan enerjik.
2. Pink atau merah muda. Efek psikologisnya kasinh sayang, riang,
tenang, cenderung menyenangkan, feminin dan beraura positif.
3. Biru adalah warna perdamaian, ketenangan, kesetiaan,
keharmonisan, kepercayaan, dan keyakinan.
4. Kuning adalah warna yang memancarkan kreatifitas, optimis,
keceriaan, cerah, kecerdasan, imajinasi, kebaikan, dan
persahabatan.
5. Oranye adalah warna hangat yang menunjukkan efek keceriaan,
semangat dan keramahan. Warna itu sendiri mengungkapkan
antusiasme, bersemangat, dan ekspansif.
6. Coklat adalah warna hangat yang menciptakan kesan hangat,
kenyamanan, dan keutuhan keluarga.
7. Putih adalah warna yang memancarkan kesucian, bersih,
sederhana, kepolosan, persahabatan, perdamaian, dan cocok
digunakan untuk latar belakang.
92
8. Hijau menyampaikan netralitas, pertumbuhan, uang, kerendahan
hati, dan kebijaksanaan. Warna ini membawa kesan murah hati,
dan dalam banyak kebudayaan, itu adalah pilihan yang logis untuk
mewakili kesuburan, penyembuhan, dan ekologi.
9. Ungu adalah warna yang kaya yang memancarkan misteri, royalti,
dan spiritualitas. Hal ini juga menyampaikan keadilan dan
kebenaran.
10. Abu-abu biasanya berkonotasi netralitas, stabilitas, dan
kebijaksanaan.
1.4.5 Tinjauan Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal
dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan,
selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.
Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif
dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena
intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan
panas terutama saat siang hari.
2. Jenis pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat
92
diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan
alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok
pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun
yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai
berikut:
Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni
melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan
visual secara mudah dan tepat
Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah
dan aman
Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan
pada tempat kerja
Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap
menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan,
dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan
meningkatkan prestasi.
Secara umum, pencahayaan buatan dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu general lighting, task lighting, dan accent lighting.
a. General Lighting
General lighting atau pencahayaan umum adalah sistem
pencahayaan yang menjadi sumber penerangan utama.
Umumnya penerangan dilakukan dengan cara menempatkan
titik lampu pada titik tengah ruangan atau pada beberapa titik
yang dipasang secara simetris dan merata. Tujuan menggunakan
92
general lighting adalah menghasilkan sumber cahaya secara
terang dan menyeluruh. Lampu yang digunakan adalah lampu
TL armatur downlight.
Selain itu, dapat pula digunakan pencahayaan tidak langsung
(indirect lighting) dengan lampu tersembunyi yang
memanfaatkan bias cahayanya saja. Keunggulan lampu indirect
adalah dapat menghasilkan cahaya yang merata tanpa membuat
mata silau dan suasana “hangat” pun lebih terasa dengan
tampilan lampu warna kekuningan.
b. Task Lighting
Task lighting merupakan sistem pencahayaan yang difokuskan
pada suatu area dengan tujuan membantu aktifitas tertentu. Task
lighting juga dapat menjadi satu cara untuk menghindari
ketegangan mata ketika beraktifitas. Contoh task lighting adalah
ruang kerja dan ruang belajar yang dilengkapi dengan lampu
meja untuk membaca sehinga mata tidak cepat lelah, dan lampu
gantung yang diletakkan di atas ruang makan yang mengarah
pada meja makan. Selain diperuntukkan sebagai lampu penegas
fungsi, task lighting juga dapat berfungsi sebagai pembentuk
suasana.
c. Accent Lighting
Accent lighting digunakan untuk menyorot atau memfokuskan
pada suatu benda agar dapat lebih terlihat. Pemasangan accent
lighting pada ruang dalam umumnya digunakan untuk menyorot
benda seni (artwork) atau menyorot lukisan.
92
Accent lighting biasanya menggunakan spotlight karena dapat
menhasilkan bias cahaya yang kuat dan menghasilkan fokus
pada objek yang dituju. Aplikasi wall lamp juga dapat
digunakan untuk pada dinding tertentu sehingga menghasilkan
tampilan ruang yang dinamis.
3.4.6 Tinjauan Sistem Penghawaan
Ventilasi terdiri dari dua sistem utama, yaitu:
1. Ventilasi alamiah (Nature System), pengudaraan yang diperoleh
secara alamiah tanpa mengalami proses mekanisme lainya.
Ventilasi Alam dipakai apabila:
Kondisi udara di luar lebih sejuk daripada udara di dalam
ruang
Udara di luar ruang tidak mengandung udara kotor (Polusi
udara ataupun kuman-kuman)
Kecepatan udara cukup
Perencanaan bangunana masih memungkinkan
2. Ventilasi Buatan (Artificial System). Ada beberapa jenis ventilasi
buatan:
Sistem mekanis : exhaust dengan mempergunakan kipas angin
suatu system pergerakan udara tanpa mengurangi kelembaban
udara alam.
Sistem exhaust : dipakai apabila ventilasi alam tidak
memenuhi persyaratan yaitu bila aliran udara alam ke dalam
ruang atau bangunan tidak teratur, contohnya AC.
AC dipakai apabila:
92
Ventilasi alami tidak memenuhi persyaratan
Keadaan lingkungan tidak memenuhi persyaratan (Polusi udara)
Ingin mendapatkan kelembaban udara yang comfort dan constant
Tata udara buatan sangat dibutuhkan khususnya pasa area
dapur dan di ruangan yang membutuhkan adanya penataan.Untuk
udara kotor biasanya dikeluarkan menggunakan kipas-kipas
penghisap yang dihubungkan pada dinding dan hood di atas area
perlengkapan. Penyedot udara dipergunakan untuk mengeluarkan
asap, panas uap, dan bau. Pengaturan ini mencakup satu atau lebih
kipas udara atau melalui sistem ducting melalui bagian – bagian
bangunan. Hal-Hal tersebut meliputi:
Penyaringan udara masuk
Pemanasan atau pendinginan udara sesuai kebutuhan
Penyesuaian temperatur
Pembersihan udara
Merupakan bagian dari sirkulasi udara
3.4.7 Tinjauan Sistem Akustik Ruang
Akustik (dari bahasa Yunani akouein = mendengar) adalah
ilmu terapan yang dimaksudkan untuk memanjakan indra
pendengaran kita di suatu ruang tertutup terutama yang relatif besar.
Arsitek Romawi dari abad ke-1 Marcus Pollio sudah mulai melakukan
pengamatan cermat tentang gema dan interferensi (getaran-getaran
suara asli dan getaran pantulan yang saling menghilangkan) dari suatu
ruangan. Namun baru pada tahun 1856 akustik ini mulai dibangun
sebagai suatu ilmu oleh Joseph Henry dan akhirnya dikembangkan
92
penuh oleh Wallace Sabine di tahun 1900. Keduanya adalah fisikawan
Amerika, namun sayangnya kecenderungan sampai saat ini dinegara
kita nampaknya menunjukan bahwa kecuali pada ruangan ruangan
khusus seperti untuk ruang musik, konser, studio rekaman atau
panggung teater, rancangan akustik umumnya diabaikan. Padahal di
ruang manapun, bagi orang-orang yang indra pendengarannya sensitif,
berada diruang yang berakustik buruk merupakan siksaan.
Ada dua tipe utama bahan penyerap suara, yaitu bahan
penyerap suara berpori (Porous Absorber) dan bahan penyerap suara
tipe resonansi (resonant Absorber). Kedua tipe penyerap suara ini
berbeda dalam hal mekanisme penyerapan energi suara.
Bahan berpori seperti karpet, gorden, foam, glasswool, rockwool,
cellulose fiber, dan material lunak lainnya, menyerap energi suara
melalui energi gesekan yang terjadi antara komponen kecepatan
gelombang suara dengan permukaan materialnya. Bahan penyerap
suara tipe ini akan menyerap energi suara lebih besar di frekuensi
tinggi. Bahan penyerap suara tipe resonansi seperti panel kayu tipis,
menyerap energi suara dengan cara mengubah energi suara yang
datang menjadi getaran, yang kemudian diubah menjadi energi gesek
oleh material berpori yang ada di dalamnya (misal oleh udara, atau
material berpori).
Mendesain ruang kedap suara, memerlukan bahan-bahan atau
material-material tertentu untuk meredam suara. Material-material ini
biasanya bersifat lunak sehingga tidak mudah memantulkan suara.
92
Bahan-bahan yang digunakan untuk ruangan kedap suara ini biasanya
adalah :
Eco board
rockwool
Karpet
Gypsum
Parket
Kain
Glasswool
Panel kedap suara
Dll.
Bahan-bahan ini bisa diaplikasikan menjadi pelapis dinding,
plafon, pintu dan lantai ruangan kedap suara. Dan yang paling
diutamakan dari desain ruangan kedap suara ini adalah faktor
kenyamanan ruangan tersebut.
Identifikasi ruangan kedap suara berfungsi optimal jika
ruangan tersebut tidak mengganggu orang yang ada di luar ruangan.
Oleh karena itu, perencanaan yang baik harus dilakukan pada segala
sisi ruangan baik lantai, dinding, plafon, dan pintu.
3.4.8 Tinjauan Sistem Keamanan dan signage
1. Fire Safety
Sistem pencegahan kebakaran dibagi menjadi dua antara lain:
a. Pencegahan pasif
92
Pintu darurat yang harus tahan terhadap api selama sekurang-
kurangnya dua jam, dilengkapi dengan peringatan “tangga
darurat – tutup kembali”, diberi warna merah dan ada banyak
persyaratan lagi
Pada koridor/selasar dan jalur keluar dilengkapi dengan tanda
arah keluar, dengan tanda “exit atau keluar” yang cukup jelas
terlihat, dengan lebar dan jumlah pintu sesuai dengan fungsi
bangunan
Evakuasi darurat, dengan cara menyediakan tangga darurat
yang diisi dengan udara segar yang positif, sehingga dapat
mencegah menjalarnya asap dari yang terbakar.
Pengendalian asap, dengan cara mengalirkan asap ke luar
bangunan atau mengisolir asap.
b. Pencegahan aktif (Sprinkler, hydrant, portable kimia, fire detector,
smoke detector dan heat detector)
Sprinkler, adalah alat yang dapat memancarkan sejumlah air
bertekanan secara otomatis dan merata kesemua arah sebelum
api menjadi besar
Hydrant dan selang kebakaran. Jarak satu hidran dengan yang
lain sejauh 35 m. Letak kotak hidran harus di tempat yang
mudah terjangkau, relatif aman dan pada umumnya diletakkan
di dekat pintu darurat.
Portable kimia, adalah tabung yang berisi bahan kimia yang
dapat memadamkan ap apabila disemprotkan
92
Detector, perlu dipasang pada bangunan, terutama detector
panas dan detector asap, yang akan memberikan peringatan
dini pada penghuni, agar dapat menyelamatkan diri dengan
aman.
2. Security
a. Emergency light
Emergency light dapat digunakan saat mati lampu, sumbernya
terdapat dari baterai yang dapat di charge.
b. Alarm
Alarm yang berada di tempat-tempat tertentu yang akan
berbunyi secara otomatis sebagai pemberitahuan apabila
terjadi kebakaran.
c. CCTV (Close Circuit Television)
Pengunaan camera video untuk menampilkan gambar pada
waktu dan tempat tertentu.
3. Signage
Kata signage berasal dari kata sign. Sign sebagai kata benda
memiliki arti yang cukup luas, memiliki arti yang berbeda-beda
tergantung pada ruang lingkupnya (Rini Suryantini, 2001).
Secara umum, signage berarti segala macam bentuk
komunikasi yang mengandung sebuah pesan. Sebuah signage
92
tidak terbatas pada kata-kata namun juga termasuk gambar,
tekstur, gerakan, dan lain-lain.
Berikut ini merupakan tipe-tipe dalam signage, antara lain
(Rini Suryantini, 2001) :
a. Banner signs, terbuat dari material yang ringan seperti kain,
kertas, dan plastik.
b. Floor signs, merupakan signage yang dilukis atau dipasang di
atas lantai. Biasanya berupa tulisan dan simbol. Tipe ini
memiliki keuntungan yaitu memiliki daya tarik artistic yang
dapat memudahkan manusia menuju sebuah lokasi (tempat
dan ruang) yang sulit ditemukan.
c. Free standing signs, tidak terpasang pada bangunan. Biasanya
disangga oleh satu atau dua tiang, berdiri tegak di atas lantai
atau tanah.
d. Projecting signs, dipasang pada tembok dan biasanya
memiliki dua sisi sehingga dapat dibaca dari dua arah. Yang
berlawanan sekaligus.
e. Wall signs, berfungsi sebagai exterior signs maupun interior
signs. Signage ini dipasang paralel dengan tembok sebuah
bangunan. Signage ini hanya memiliki satu sisi saja.