bocahbancar.files.wordpress.com  · web viewbegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih...

25
TUGAS INDIVIDU PEKERJAAN SOSIAL KOREKSIONAL DI SETTING LAPAS KELAS II-A WIROGUNAN YOGYAKARTA (Laporan) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengganti UAS Mata Kuliah PEKERJAAN SOSIAL KOREKSIONAL Dosen : Dra. PY Pella, M. Si Disusun oleh : Kelas 2-C REHSOS Joko Setiawan (08.04.100)

Upload: vuonghanh

Post on 01-Apr-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

TUGAS INDIVIDU

PEKERJAAN SOSIAL KOREKSIONALDI SETTING LAPAS KELAS II-A WIROGUNAN

YOGYAKARTA(Laporan)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengganti UAS Mata Kuliah

PEKERJAAN SOSIAL KOREKSIONAL

Dosen :

Dra. PY Pella, M. Si

Disusun oleh :

Kelas 2-C REHSOS

Joko Setiawan

(08.04.100)

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL

BANDUNG

2010

Page 2: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

limpahan rahmad serta hidayah dan bimbingan-Nya Tugas ini dapat diselesaikan

tepat pada waktunya tanpa mengalami hambatan yang berarti.

Laporan yang dibuat ini adalah sebagai tugas pengganti Ujian Akhir mata

kuliah Pekerjaan Sosial Koreksional Semester IV tahun ajaran 2009/2010 di kelas

II-C Rehabilitasi Sosial STKS Bandung, didalamnya berisi paparan dan hal-hal

yang dilakukan oleh pekerja sosial di dalam setting Lembaga Pemasyarakatan

serta wawancara dengan klien di dalam LP Kelas II-A Wirogunan Yogyakarta.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Ibu Dra. PY Pella, M. Si

selaku dosen mata kuliah Pekerjaan Sosial Koreksional yang telah memberikan

ilmu, arahan dan juga panutan untuk kita semua dan kami secara pribadi.

Kemudian ucapan terima kasih juga untuk teman-teman semua yang tidak bisa

kami sebutkan satu per satu di sini.

Seperti fitrah manusia, tidak ada manusia yang sempurna. Begitu juga

dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan

kesalahan yang terlewatkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat kami harapkan guna untuk perbaikan pada penyusunan tugas

berikutnya.

Bandung, 2 Juni 2010

Penyusun

2

Page 3: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………….…………….. II

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. III

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………..…. 1

B. Maksud dan Tujuan …………………………………………...… 2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Tentang Lembaga Pemasyarakatan …………….………….….…. 3

B. Narapidana ……………………………………………………….. 6

C. Pekerjaan Sosial Koreksional ……………………..……….…….. 7

BAB III : PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat ……………………………………………….….. 9

B. Visi dan Misi …………………………………….…………….…. 9

C. Kepegawaian …………………………………………………..... 10

D. Beberapa Seksi di Lapas ………………………………………… 10

E. Observasi Klien …………………………………………….…… 11

F. Peranan Pekerja Sosial ………………………………….……….. 12

BAB IV : PENUTUP

A. Simpulan ………………………………..…………….……….… 14

B. Saran ………………………………………..……….……..….… 14

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….…….………. 15

3

Page 4: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kepenjaraan yang menekankan pada unsur penjaraan dan

menggunakan titik tolak pandangannya terhadap narapidananya sebagai

individu semata-mata dipandang sudah tidak sesuai dengan kepribadian

bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Bagi bangsa

Indonesia pemikiran-pemikiran mengenai fungsi pemidanaan tidak

sekedar pada aspek penjaraan belaka, tetapi juga merupakan suatu

rehabilitasi dan reintegrasi sosial telah melahirkan suatu sistem pembinaan

terhadap pelanggar hukum yang dikenal sebagai sistem pemasyarakatan.

Gagasan pemasyarakatan dicetuskan pertama kali oleh Dr. Saharjo, SH

pada tanggal 5 juli 1963 dalam pidato penganugerahan gelar Doktor

Honoris Causa di bidang hukum oleh Universitas Indonesia antara lain

dikemukakan bahwa: “di bawah pohon beringin pengayoman telah kami

tetapkan untuk menjadi penyuluh bagi petugas dalam membina

Narapidana agar bertobat. Mendidik supaya ia menjadi anggota

masyarakat yang berguna. Dengan singkat tujuan pidana penjara adalah

pemasyarakatan”

Koreksional merupakan salah satu setting yang perlu mendapatkan

perhatian serius dari profesi pekerjaan social karena di dalamnya begitu

banyak permasalahan yang perlu ditangani, baik secara individu,

kelompok maupun masyarakat. Adanya perubahan paradigma dalam

pelayanan koreksional dari pendekatan hukuman menjadi pendekatan

penyembuhan pun merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian dari

profesi pekerjaan sosial. Dengan demikian, para petugas koreksional perlu

memiliki pengetahuan dan keterampilan profesi pekerjaan sosial yang

mendukung dalam pelaksanaan tugas-tugas pembinaan dan pembimbingan

pada setting koreksional.

4

Page 5: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :

1. Mengetahui peranan dan pelaksanaan pelayanan pekerjaan sosial di

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Wirogunan Jogjakarta

2. Mengetahui perasaan dan harapan klien di dalam Lembaga

Pemasyarakatan

5

Page 6: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tentang Lembaga Pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat

untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik

pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia,

tempat tersebut di sebut dengan istilah penjara. Lembaga Pemasyarakatan

merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu

Departemen Kehakiman). Penghuni Lembaga Pemasyarakatan

bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bisa

juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut masih

berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak

oleh hakim. Pegawai negeri sipil yang menangangi pembinaan narapidana

dan tahanan di lembaga pemasyarakatan di sebut dengan Petugas

Pemasyarakatan, atau dahulu lebih di kenal dengan istilah sipir penjara.

Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri

Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas

jawatan kepenjaraan bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas

yang jauh lebih berat adalah mengembalikan orang-orang yang dijatuhi

pidana ke dalam masyarakat.

Dalam proses pembinaan narapidana oleh Lembaga Pemasyarakatan

dibutuhkan sarana dan prasarana pedukung guna mencapai keberhasilan

yang ingin dicapai. Sarana dan prasarana tersebut meliputi :

1. Sarana Gedung Pemasyarakatan

6

Page 7: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

Gedung Pemasyarakatan merupakan representasi keadaan penghuni di

dalamnya. Keadaan gedung yang layak dapat mendukung proses

pembinaan yang sesuai harapan. Di Indonesia sendiri, sebagian besar

bangunan Lembaga Pemasyarakatan merupakan warisan kolonial,

dengan kondisi infrastruktur yang terkesan ”angker” dan keras.

Tembok tinggi yang mengelilingi dengan teralis besi menambah kesan

seram penghuninya.

2. Pembinaan Narapidana

Bahwa sarana untuk pendidikan keterampilan di Lembaga

Pemasyarakatan sangat terbatas, baik dalam jumlahnya maupun dalam

jenisnya, dan bahkan ada sarana yang sudah demikian lama sehingga

tidak berfungsi lagi, atau kalau toh berfungsi, hasilnya tidak memadai

dengan barang-barang yang diproduksikan di luar (hasil produksi

perusahan).

3. Petugas Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan

Berkenaan dengan masalah petugas pembinaan di Lembaga

Pemasyarakatan, ternyata dapat dikatakan belum sepenuhnya dapat

menunjang tercapainya tujuan dari pembinaan itu sendiri, mengingat

sebagian besar dari mereka relatif belum ditunjang oleh bekal

kecakapan melakukan pembinaan dengan pendekatan humanis yang

dapat menyentuh perasaan para narapidana, dan mampu berdaya cipta

dalam melakukan pembinaan.

Konsep pemasyarakatan sebagaimana yang dicetuskan Menteri

Kehakiman DR Sahardjo SH di Blitar 12 Januari 1962, dan sebagaimana

yang dibahas dalam Konperensi Dinas Direktorat Pemasyarakatan yang

pertama di Lembang, Bandung (27 April 1964), sebagai konsep yang

menggantikan “boei” peninggalan kolonial menjadi konsep dengan

sepuluh prinsip pemasyarakatan:

7

Page 8: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

10 PRINSIP PEMASYARAKATAN :

1. Pengayoman, dengan memberikan kepadanya bekal hidup sebagai

warga yang baik dan berguna dalam masyarakat.

2. Menjatuhi pidana bukan tindakan balas dendam dari negara.

3. Tobat tidak dapat dicapai dengan penyiksaan, melainkan dengan

bimbingan.

4. Negara tidak berhak membuat seseorang lebih buruk/lebih jahat

daripada sebelum ia masuk lembaga.

5. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, narapidana harus

dikenalkan dengan masyarakat dan tidak boleh diasingkan dari

masyarakat.

6. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat

mengisi waktu, atau hanya diperuntukkan kepentingan jawatan atau

kepentingan Negara sewaktu-waktu saja.

7. Bimbingan dan didikan harus berdasarkan Pancasila.

8. Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia,

meskipun ia telah tersesat.

9. Narapidana hanya dijatuhi pidana kehilangan kemerdekaan sebagai

satu-satunya derita yang dapat dialami.

10. Disediakan dan dipupuk sarana-sarana yang dapatmen dengan fungsi-

fungsi rehabilitatif, korektif dan edukatif dalam sistem Pemasyarakatan.

Yang menjadi hambatan untuk melaksanakan Sistem Pemasyarakatan,

ialah warisan rumah-rumah penjara yang keadaannya menyedihkan, yang

sukar untuk disesuaikan dengan tugas Pemasyarakatan, yang letaknya di

tengah-tengah kota dengan tembok yang tinggi dan tebal.

B. Narapidana

Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan

di Lembaga Pemasyarakatan (UU No. 12 tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan). Narapidana seperti halnya manusia pada umumnya

8

Page 9: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

mempunyai hak-hak yang juga harus dilindungi oleh hukum. Hak-hak

yang harus dilindungi tersebut terutama hak-hak yang sifatnya non-

derogable, yakni hak – hak yang tidak dapat diingkari atau diganggu

gugat oleh siapapun dan dalam keadaan apapun. Adapun hak-hak asasi

tersebut dalam pasal 4 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 dirinci

sebagai berikut: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan

pribadi, pikiran, dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak

diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan

hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku

surut. Selanjutnya, dijabarkan lagi dalam Undang-undang Nomor 12

Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yakni di antaranya: hak untuk

memperoleh remisi, hak beribadah,hak untuk mendapat cuti, hak untuk

berhubungan dengan orang luar secara terbatas, hak memperoleh

pembebasan bersyarat, dan hak-hak lainnya seperti yang tercantum

dalam pasal 14 Undang-undang Pemasyarakatan.

Hak-hak Asasi manusia yang telah tersebut di atas, kemudian dijabarkan

lagi dalam pasal 14 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan, yaitu :

1. melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan;

2. mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;

3. mendapatkan pendidikan dan pengajaan;

4. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;

5. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media masaa lainnya

yang tidak larangan;

6. mendapat upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;

7. menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum atau orang tertentu

lainnya;

9

Page 10: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

8. mendapat pengurangan masa pidana (remisi);

9. mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk  cuti mengunjungi

keluarga;

10. mendapatkan pembebasan bersyarat;

11. mendapatkan cuti menjelang bebas;

12. mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundnag-

undangan yang berlaku.

C. Pekerjaan Sosial Koreksional

Pekerjaan sosial koreksional merupakan sub sistem pada sistem peradilan

pidana. Pekerjaan sosial koreksional pada setting koreksional (Lapas,

Rutan, Bapas Narkoba) dan setting lain dalam Sistem Peradilan Kriminal

yang bertujuan untuk membantu pemecahan masalah klien, agar

meningkat keberfungsian sosialnya.

Beberapa prinsip umum yang menjadi pegangan pekerja sosial koreksional

adalah :

a. Keyakinan bahwa harkat dan martabat tiap manusia harus dihargai

sebagai hak miliknya

b. Setiap manusia yang mengalami permasalahan, mempunyai hak

untuk menentukan nasibnya sendiri berkaitan dengan kebutuhan

dan cara mengatasinya

c. Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama, hanya dibatasi

oleh kemampuan masing-masing

d. Keyakinan bahwa harkat dan martabat, hak menentukan sendiri

dan hak kesempatan yang sama pada setiap orang, berhubungan

dengan tanggung jawab sosial atas diri, keluarga dan masyarakat

Ruang lingkup praktek pekerjaan sosial koreksional pada sistem peradilan

kriminal meliputi :

a. Pelayanan probasi dan parol

b. Pekerjaan sosial di kepolisian

c. Pekerjaan sosial pusat penahanan

d. Pekerjaan sosial di lingkungan penjara

10

Page 11: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

e. Program penundaan hukuman

Proses pekerjaan sosial koreksional mencakup sekurang-kurangnya tiga

kegiatan utama : studi sosial, asesmen, dan penyembuhan (Dubois&Miley,

1999)

11

Page 12: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

BAB III

PEMBAHASAN

PEKSOS KOREKSIONAL DI LAPAS KELAS II-A

WIROGUNAN YOGYAKARTA

A. Sejarah Singkat

Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Yogyakarta terletak di Jl. Taman

siswa No.6 Yogyakarta 55111 (Telepon : (0274) 376126 & 37582, Faks :

(0274) 375802), menempati areal seluas kurang lebih 3,8 ha. Merupakan

bangunan peninggalan kolonial Belanda dengan nama awal Gevangelis En

Huis Van Bewaring. Dengan bentuk bangunan yang khas, tembok tebal

dengan kusen pintu dan jendela yang besar dan tinggi, bangunan LAPAS

Yogyakarta ini dibangun antara tahun 1910 sampai tahun 1915.

Hingga sekarang LAPAS Klas II A Yogyakarta telah mengalami enam kali

perubahan nama, yaitu sebagai berikut :

1. Gevangelis En Huis Van Bewaring. (Jaman Belanda)

2. Pendjara Djogjakarta

3. Kependjaraan Daerah Istimewa Djogjakarta

4. Kantor Direktorat Bina Tuna Warga

5. Lembaga Pemasyarakata Klas I Yogyakarta

6. Lembaga Pemasyarakata Klas II Yogyakarta

B. Visi dan Misi

VISI

Memulihkan kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan Warga Binaan

Pemasyarakatan dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa (membangun hidup

mandiri)

MISI

Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan Warga

Binaan Pemasyarakatan.

12

Page 13: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

C. Kepegawaian

Pada saat ini pegawai LAPAS Klas IIA Yogyakarta berjumlah 224 orang

pegawai dengan tingkat pendidikan sebagai berikut :

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 STRATA 2 4 orang

2 STRATA 1 57 orang

3 SARJANA MUDA 25 orang

4 SMA/SEDERAJAT 143 orang

5 SMP 2 orang

6 SD 3 orang

D. Beberapa Seksi di Lapas

1. Seksi Pembinaan Narapidana

Tugas Seksi Binapi adalah melakukan bimbingan kemasyarakatan

kepada warga binaan pemasyarakatan. Dalam kegiatannya, Seksi

Binapi dibantu oleh Sub Seksi Registrasi dan Sub Seksi Bimbingan

Pemasyarakatan dan Perawatan (Bimaswat), Pembinaan Agama,

Pembinaan Kesenian.

2. Seksi Kegiatan Kerja

Tugas Seksi Kegiatan Kerja adalah melaksanakan bimbingan dan

pelatihan kerja kepada WBP. Dalam kegiatannya, Seksi Giatja dibantu

oleh Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja serta

Sub Sarana Kerja.

Macam-macam bentuk bimbingan dan latihan kerja di LAPAS Kelas

II-A Yogyakarta ialah :

1. Persepatuan

2. Pertukangan kayu

3. Las

4. Konblok dan Batako

5. Handycraft

13

Page 14: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

6. Otomotif

7. Penjahitan dan Laundry

8. Salon Kecantikan

9. Perkebunan

3. Seksi Adminsitrasi Keamanan dan Ketertiban

Tugas Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib adalah mengatur

jadwal tugas pengamanan, penggunaan perlengkapan dan pembagian

tugas pengamanan, menerima laporan berkala dibidang keamanan dan

tata tertib. Seksi Minkamtib dibantu oleh Sub Seksi Keamanan dan

Sub Seksi Administrasi Pelaporan.

E. Observasi Klien

Pada kunjungan lapangan di Lapas Kelas II-A Wirogunan, kami

mendapatkan kesempatan untuk melakukan observasi dengan salah satu

klien(narapidana) di sana. Datanya adalah sebagai berikut :

Nama : Amin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 20 Tahun

Alamat Asal : Sleman

Pendidikan : SMA

Kasus : Pemerkosaan

Masuk Lapas : 2009

Lama Vonis : 3 tahun

Blok : E

Dari hasil wawancara dapat kami temukan bahwa klien sudah tabah

menerima hukuman yang ia jalani sekarang. Kehidupan di Lapas ia

gunakan sebaik-baiknya untuk memperbaiki diri agar tidak melakukan

kesalahan yang sama kelak di kemudian hari.

Awalnya klien memang merasa tidak enak, namun setelah berinteraksi

dengan teman-teman di Lapas, ia tidak lagi merasa asing, bahkan ia senang

14

Page 15: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

mengikuti kegiatan-kegiatan di Lapas yang banyak memberikan pelatihan

keterampilan hidup/life skill.

Meskipun tidak dipungkiri, banyak juga masalah yang menggaung di

kepalanya, namun ia yakin, suatu saat nanti ia akan bisa menjadi insan

yang berguna di masyakarat.

F. Peranan Pekerja Sosial

Peranan pekerjan sosial yang utama adalah membantu narapidana, tidak

membalas dendam atau menghukum. Pekerja sosial mendayagunakan

pengetahuan dan keterampilan di dalam kegiatan koreksi rehabilitasi

individu, membantu klien agar dapat kembali dan menjadi bagian dari

masyarakat, serta membimbing mereka agar percaya dengan diri mereka

sendiri dan rekan-rekannya. Dan hal itulah yang telah dilakukan di Lapas

Kelas II-A Wirogunan Yogyakarta ini.

Peran pekerja sosial dalam membantu klien merubah pola tingkah laku

agar konstruktif dengan orang lain dan lingkungan sosialnya dapat

dilakukan dengan dua cara :

1. Bekerja dengan individu untuk membantu mereka berubah melalui

pemahaman yang baik mengenai diri, kekuatan dan sumber-sumber

dalam diri sendiri

2. Modifikasi lingkungan menjadi iklim sosial yang sehat, dimana ia akan

tinggal dan hidup

Dalam bekerja dengan individu dan lingkungan, pekerja sosial harus selalu

menjaga kedekatan dengan unit keluarga. Peran pekerja sosial dalam

sistem pemasyarakatan antara lain :

- Motivator - Peneliti Sosial

- Guru - Advokad

- Konselor - Mediator

- Penghubung Keluarga - Instruktur

Kemudian fungsi dari pekerja sosial koreksional dalam pelayanan di area

lembaga pemasyarakatan adalah :

15

Page 16: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

a. Membantu klien memperkuat motivasinya

b. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyalurkan perasaan-

perasaannya atau ventilasi

c. Memberikan informasi kepada klien

d. Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan

e. Membantu klien merumuskan situasinya

f. Membantu klien dalam hal modifikasi/merubah lingkungan keluarga

dan lingkungan terdekat

g. Memfasilitasi upaya rujukan

16

Page 17: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Pelayanan pekerjaan sosial di Lapas Kelas II-A Wirogunan Yogyakarta sudah

sangat bagus. Pekerja sosial di sana bisa mendesain pelayanan yang tidak

memberi kesan menakutkan dan menyenangkan bagi klien. Suasana

keakraban pun dapat timbul setiap saat sehingga klien sanggup menjalani

masa hukumannya secara ikhlas dan ikut aktif mengikuti program-program

yang telah dicanangkan oleh pihak Lapas.

B. Saran

Meskipun secara garis besar kami sudah bisa memberikan apresiasi yang

lebih untuk Lapas Wirogunan, namun kami juga tidak lupa untuk

memberikan saran/masukan yang semoga bisa menjadi acuan untuk

melakukan perbaikan pelayanan kepada klien demi tercapainya tujuan awal

lembaga. Diantaranya adalah :

- Pekerja sosial berharap peran aktif keluarga dijalankan dalam usaha

pemulihan proses rehabilitasi dan sosial bagi klien

- Pekerja sosial berharap petugas LAPAS Klas IIA Wirogunan

menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan apa yang seharusnya

dilakukan

- Pimpinan LAPAS Klas IIA Wirogunan harus memberikan tindakan

tegas/ hukuman untuk petugas yang secara sengaja/ tidak lalai/ mencari

kesempatan dalam menjalankan tugasnya

- Pekerja sosial berharap masyarakat tidak memberikan stigma negative

terhadap klien dan warga binaan yang lain setelah mereka keluar dari

LAPAS Klas IIA Wirogunan

17

Page 18: bocahbancar.files.wordpress.com  · Web viewBegitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. ... kelompok maupun masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

UU No 12 Tahun 1995 tentang PemasyarakatanPetrus, Irwan Panjaitan. 1995. Lembaga Pemasyarakatan dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana. Jakarta : Pustaka Sinar HarapanBandung, BBPPKS. 2004. Modul Diklat Pekerjaan Sosial Koreksional. Bandung : Badiklit Depsos RI

Sumber Internethttp://hmibecak.wordpress.com/2007/05/29/esensi-lembaga-pemasyarakatan-sebagai-wadah-pembinaan-narapidana/ diakses pada 28 Mei 2010http://www.depkumham.go.id/ diakses pada 30 Mei 2010http://rusmilawati.wordpress.com/2010/01/25/perlindungan-ham-bagi-narapidana-di-indonesia-oleh-rusmilawati-windari-shmh/ diakses pada 1 Juni 2010

18