· web viewbatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan...

23
1. Bahan Vulkanik Pembentuk Kota Jember Keadaan geologi di Kabupaten Jember disusun oleh batuan Kuarter Tua, terutama pada daerah Gunung Argopuro. Menurut Widodo dkk. (2011)menyatakan bahwa proses pelapukan Breksi Argopuro yang berumur Kuarter Tua telah mencapai kedalaman lebih dari 20 meter dari muka tanah terdiri dari tanah residu dengan tebal 16 meter, tanah lapuk sedikit dengan tebal 4 meter dari batuan dasar. Dan menjelaskan bahwa G. Argopuro terletak di atas batuan dasar yang keras dengan SPT (Pengujian Penetrasi Standart) lebih dari 60 pukulan/kaki, dengan kemiringan lereng lebih dari 30 0 serta didominasi oleh material ukuran lempung-lanau, maka tanah residu volkanik Kuarter Tua G. Argopuro dalam keadaan kritis. Menurutnya, G. Argopuro juga dipengaruhi oleh terbentuknya endapan breksi volkanik hasil aliran lahar G. Merapi bulan Juni 2006, dan aktifitas endapan volkanisme G. Argopuro Panti Jember sudah berhenti lama dan endapan lahar yang sudah terbentuk langsung mengalami pelapukan. Tanah hasil pelapukan terus mengalami penebalan dan perubahan fisik- kimia dan terus semakin menghalus ukuran butirnya atau semakin melunak. Oleh karena waktu dan oleh karena terletak di lereng yang tajam maka tanah hasil pelapukan akan retak, kritis, dan atau longsor. Hal ini terjadi di daerah Panti Jember. 1

Upload: dangkien

Post on 06-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

1. Bahan Vulkanik Pembentuk Kota JemberKeadaan geologi di Kabupaten Jember disusun oleh batuan Kuarter Tua, terutama

pada daerah Gunung Argopuro. Menurut Widodo dkk. (2011)menyatakan bahwa proses

pelapukan Breksi Argopuro yang berumur Kuarter Tua telah mencapai kedalaman lebih

dari 20 meter dari muka tanah terdiri dari tanah residu dengan tebal 16 meter, tanah lapuk

sedikit dengan tebal 4 meter dari batuan dasar. Dan menjelaskan bahwa G. Argopuro

terletak di atas batuan dasar yang keras dengan SPT (Pengujian Penetrasi Standart) lebih

dari 60 pukulan/kaki, dengan kemiringan lereng lebih dari 300 serta didominasi oleh

material ukuran lempung-lanau, maka tanah residu volkanik Kuarter Tua G. Argopuro

dalam keadaan kritis. Menurutnya, G. Argopuro juga dipengaruhi oleh terbentuknya

endapan breksi volkanik hasil aliran lahar G. Merapi bulan Juni 2006, dan aktifitas

endapan volkanisme G. Argopuro Panti Jember sudah berhenti lama dan endapan lahar

yang sudah terbentuk langsung mengalami pelapukan. Tanah hasil pelapukan terus

mengalami penebalan dan perubahan fisik-kimia dan terus semakin menghalus ukuran

butirnya atau semakin melunak. Oleh karena waktu dan oleh karena terletak di lereng

yang tajam maka tanah hasil pelapukan akan retak, kritis, dan atau longsor. Hal ini terjadi

di daerah Panti Jember.

1

Gambar 1.

Daerah Gunung Argopuro, Kabupaten

Jember

Page 2:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

Menurut Tain dkk. (2005) fisiografi Jember termasuk dalam lajur Pegunungan

Selatan Jawa, serta keadaan morfologinya berupa pedataran sepanjang Kali Sanen,

sedangkan morfologi perbukitan atau tonjolan berupa gunung solitaire di daerah bagian

barat, untuk morfologi pegunungan serta perbukitan berkelombang yang menempati

daerah bagian tengah. Geologi daerah ini yang dianggap sebagai host rock adalah batuan

berumur Oligosen Awal hingga Miosen Tengah, terdiri dari batuan “ignimbrite” mungkin

serupa dengan batuan ignimbrite yang terdapat pada daerah Jampang, yang termasuk

dalam lajur Selatan Jawa Bagian Barat (termasuk dalam Formasi Ciletuh berumur Pra-

Tersier).

Batuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan

dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara

umum dikenal dengan sebutan Formasi Andesit Tua (Bemmelen, 1949dalam Tain dkk.,

2005), serta batuan lain mungkin dianggap sebagai batuan host rock adalah batuan

sedimen yang dapat disetarakan dengan Formasi Batu Ampar/ Formasi Sukamade (Sapei

T., dkk., 1992dalam Tain dkk., 2005) berupa perselingan batupasir dengan batu lempung

tak terpisahkan bersisipan tufa dengan batupasir, batulempung, breksi dan konglomerat.

Sedangkan tidak selaras diatas Formasi Meru Betiri berupa satuan batuan batugamping

terumbu yang setempat telah termarmerkan dan mengandung logam mangan serta dapat

disetarakan dengan Formasi Puger (Sapei T.,dkk.,1992dalam Tain dkk., 2005) serta

satuan batuan breksi gunungapi berkomposisi andesit dengan sisipan batugamping tufaan

yang disetarakan dengan Formasi Mandiku, diperkirakan berumur Miosen Akhir (Sapei

T., dkk.,1992dalam Tain dkk., 2005) tidak termineralisasi.

Hubungan struktur dan mineralisasi di daerah ini hanya dapat diperkirakan

sebagai konseptual mungkin berhubungan dengan tempat kedudukan beberapa tubuh

batuan intrusi yang termineralisasi.

Daerah Jember terletak dalam jalur orogenesa Pegunungan Selatan Jawa di bagian

ujung Jawa Timur, yang dikenal sebagai tempat kedudukan mineralisasi logam mulia dan

logam dasar di ujung timur Pulau Jawa. Geologi sepanjang Kali Sanen anatara Kampung

Baban Timur sampai Kapung Baban Barat banyak ditemukan batuan terobosan bersifat

granodioritik dan dioritik(Tanin dkk., 2005). Daerah Sanenrejo, Kecamatan Tempurejo,

Kabupaten Jember dijumpai intrusi batuan dioritik telah mengalami alterasi propylitik

2

Page 3:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

sampai phylic dengan mineralisasi antara lain; malachite, azurite dan pyrite disseminated.

Daerah ini merupakan batas bagian utara Taman Nasional Meru Betiri, meskipun

penduduk telah memasuki dan menjadikan daerah ini sebagai tempat perkebunan dan

pertanian rakyat. Melihat kenampakan dilapangan kemungkinan prospek ini berkembang

kearah Taman Nasional Meru Betiri. Karena larangan dari pihak kehutanan untuk tidak

melakukan kegiatan dalam lahan Taman Nasional, maka kegiatan eksplorasi tidak dapat

dilanjutkan. Hasil analisa petrografi (ZT.04/R) disebutkan sebagai batuan Andesit

Tersilisifikasi (Tanin dkk., 2005).

3

Gambar 2.

Gunung Argopuro Perbatasan dengan

Bondowoso

Gambar 3.

Gunung Argopuro Perbatasan

Kabupaten Jember dan

BondowosoSecara Tiga Dimensi

Page 4:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

2. Bahan Vulkanik Pembentuk Kota Lumajang

Berdasarkan pengamatan peta geologi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Geologi dan Pertambangan tahun 1977, maka di Kabupaten Lumajang terdapat 4

peristiwa geologi yaitu Kuartier Tua, Kuartier Muda, Halosen, dan Miosen. Hasil

gunung api Kuartier Muda maupun Tua (Vulkanik) merupakan batuan pembentuk tanah

yang paling luas terdapat pada Kabupaten Lumajang 71,76 % dari luas wilayah. Batuan

pembentuk lain yang cukup luas adalah Aluvium yaitu 21,06 %, dan fasies Sedimen

merupakan areal yang paling sedikit yaitu 7,18 %. Dilihat dari penyebaran letak batuan

4

Gambar 4.

Gunung Raung Perbatasan

Kabupaten Jember dan Banyuwangi

Gambar 4.

Gunung Bromo

dan

SemeruPerbatasan

Kabupaten Jember

dengan

Lumajangdan

Probolinggo

Page 5:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

yang dibentuk pada zaman Kuartier hampir seluruhnya berada pada daerah yang

berlereng lebih 2% dan pada ketinggian antara 100 m sampai lebih dari 1000 m. Sejalan

dengan keadaan tersebut batuan yang dibentuk pada zaman Meosen (Melosen

sedimentary) menyebar pada daerah datar maupun berlereng, tetapi dengan ketinggian

kurang dari 1000 m dan terbanyak pada daerah 100-500 m dari permukaan laut (dpl).

Sedangkan batuan yang dibentuk pada zaman Halocen (aluvium) terdapat pada daerah

berlereng 0 – 2 % dengan ketinggian kurang dari 100 m dari permukaan laut (dpl).

Daerah Kabupaten Lumajang disusun secara geologi oleh batuan-batuan dari

Formasi Mandalika (Formasi Wuni, Tuf Argopuro), Batuan Gunung api Jembangan

(Tengger, Semeru, dan Lamongan), Endapan Rawa, dan Aluvium. Secara stratigrafi

Formasi Mandalika merupakan satuan tertua di wilayah ini yang diperkirakan berumur

Oligosen Akhir-Miosen Awal menempati sebagian kecil wilayah kabupaten Lumajang

bagian barat daya. Wilayah ini juga terdiri atas batuan piroklastik dan lava bersusunan

andesitik – basaltik yang umumnya telah terpropilitkan. Tidak selaras diatas batuan

gunung api tua ini diendapkan Formasi Wuni berumur Miosen Tengah yang bercirikan

perselingan breksi, lava, breksi tufa, breksi lahar, dan tufa pasiran yang  tersebar di

sebagian kecil daerah bagian barat daya. Kedua formasi diatas ditutupi oleh satuan-

satuan stratigrafi berumur Plistosen yang disusun oleh Tuf Argopuro di bagian timur,

hasil kegiatan gunung api  Jembangan, Tengger, dan Semeru di bagian utara dan tengah,

serta hasil kegiatan gunung api Lamongan di bagian timur laut. Endapan rawa

diendapkan di bagian selatan wilayah Kecamatan Pronojiwo sementara aluvium

menempati bagian pedataran di sebelah timur wilayah Kabupaten Lumajang.

Mengacu kepada kondisi geologi daerah Kabupaten Lumajang yang disusun

terutama oleh batuan-batuan piroklastik dan lava, maka produk gunung api di daerah

tersebut dapat dikategorikan ke dalam sekwen susunan batuan dari gunung api

komposit. Luas sebaran dan besarnya volume produk gunung api tersebut telah

membentuk sumber daya bahan galian C yang signifikan di wilayah Lumajang sehingga

menciptakan potensi untuk dikelola dan dimanfaatkan secara optimal sebagai penunjang

perekonomian daerah. Teridentifikasi berbagai jenis bahan galian golongan C yang

5

Page 6:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan industri sebagai berikut

( Pemerintah Kabupaten Lumajang, Bagian Ekonomi dan Kesra,  2003 ) :

1. Pasir dan batuan

Pasir dan beraneka ragam ukuran batu mempunyai potensi terbesar

di wilayah kabupaten Lumajang yang tersebar di beberapa daerah

kecamatan terutama pada aliran kali-kali Leprak, Glidik, Besuksat, Mujur,

Rejali, dan sungai-sungai lain berukuran besar/kecil yang berperan sebagai

saluran transportasi bahan-bahan rombakan hasil erupsi G. Mahameru.

Teridentifikasi bahwa sumber daya bahan galian pasir dan batu hasil

kegiatan erupsi G. Mahameru yang berkesinambungan telah menciptakan

pendangkalan badan-badan sungai yang dilaluinya dan sekaligus menjadi

lahan penambangan utama bahan galian dimaksud. Kuantitas bahan galian

termasuk ke dalam kategori sumber daya tereka dengan jumlah total ±

2.333.000 m3.

2. Tanah atau pasir urug

Jenis bahan galian tanah urug ditambang dari daerah perbukitan,

sementara pasir urug digali dari endapan sungai purba dengan 

penambangan dibawah pengawasan instansi terkait dan bekas

penambangan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

3. Andesit

Jenis bahan galian ini berasal dari pegunungan yang berada di

beberapa kecamatan, terdiri atas batuan andesit tidak terubah berwarna

abu-abu dan terubah hidrotermal berwarna kehijauan. Bahan galian

andesit tidak terubah berasal dari Gunung Ketuk, Kali Gede, dan Kali

Uling. Sedangkan andesit yang terubah ditambang dari sekitar daerah

Gunung Mesigit, Gunung Berangkal, dan Gladak Perak. Kedua jenis

bahan galian tersebut mempunyai kuantitas yang termasuk ke dalam

6

Page 7:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

sumber daya tereka dengan jumlah ± 8.766.456 m3, yang dapat

digunakan untuk bahan bangunan dan ornamen dinding bangunan.

4. Diorit

Diorit dari Gunung Jugo di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro

dikenal sebagai salah satu bahan galian golongan C yang dapat digunakan

sebagai bahan bangunan dan lantai. Kuantitas bahan galian ini

dikategorikan sebagai sumber daya tereka dengan jumlah ± 62.500 m3

memiliki cukup kekerasan, kekuatan tekan, dan apabila dipoles

memperlihatkan tekstur menyerupai gabro atau granit.

5. Tuf lapili

Bahan galian ini tersebar di Gunung Licing bagian selatan, Desa

Gondoruso, Kecamatan Pasirian pada ketinggian 200 – 300 meter dan

juga ditemukan di lereng barat perbukitan sebelah utara Dusun Dampar,

merupakan sisipan dalam breksi vulkanik dengan warna putih keabu-

abuan, kuantitasnya termasuk ke dalam kategori sumber daya tereka

sebesar ± 193.110 m3 sehingga dapat dimanfaatkan untuk ornamen

dinding bangunan.

6. Batu gamping pasiran

Bahan galian ini terdapat di Desa Wareng dan Umbulsari,

Kecamatan Tempursari. Bahan galian ini berwarna coklat muda, berlapis,

dan sangat keras. Bahan ini mengandung kuarsa, pecahan batuan, dan fosil

bentos dengan kuantitas sebesar ± 1.395.728 m3, dapat dianggap sebagai

sumber daya tereka.

7. Bahan galian logam

Jenis bahan galian berupa mineral-mineral mengandung tembaga

(Cu), molybdenum (Mo), seng (Zn), emas (Au), perak (Ag), dan arsen

7

Page 8:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

(As), yang masih merupakan indikasi dalam zona mineralisasi di daerah-

daerah Desa Oro-oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, Gladak Perak di

Kecamatan Candipuro, dan Kali Sukosari di Kecamatan Tempursari.

Bahan galian pasir besi teridentifikasi sebagai endapan pantai di Desa

Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun telah dieksplorasi dan menghasilkan

informasi tentang kandungan Fe rata-rata 48,75%.

Pembentukan jenis tanah dipengaruhi oleh iklim, bahan induk, dan keadaan

topografi. Berdasarkan Peta Tanah Tinjau yang dikeluarkan Lembaga Penelitian Bogor

tahun 1966, jenis tanah di Kabupaten Lumajang terdiri dari alluvial, regosol, andosol,

mediteran, dan latosol. Sedangkan secara geomorfologinya kota lumajang terbentuk atas

landform volkanik dan landform marine terbukti dengan adanya aktivitas gunung berapi

dan pantai-pantai yang ada dikota Lumajang. Landform volkanik pada Gunung semeru

terbentuk karena aktivitas volkan / gunung berapi (resen atau subresen ). Landform ini

dicirikan dengan adanya bentukan kerucut volkan , aliran lahar , lava ataupun dataran

yang merupakan akumulasi bahan volkan. Landform dari bahan volkan mengalami

proses patahan dan pelipatan.

8

Page 9:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

3. Bahan Vulkanik Pembentuk Kota Probolinggo

Gambar 1. Peta Jawa Timur

Gambar 2. Peta Kawasan Probolinggo

Secara fisiografis, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga

zona, yaitu zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara (lipatan)

(Script2, 2012). Di daerah Jawa Timur bagian tengah, khususnya Probolinggo, proses

tenaga endogen terjadi melalui adanya proses volkanisme, yaitu peristiwa yang

sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran

batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi.

Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang

terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng

kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya vulkanisme

9

Page 10:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila

penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma.

Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi

magma.

Probolinggo merupakan daerah gunung api, hal tersebut ditandai dengan adanya

bahan induk alluvial dan vulkanik muda (kwarter) yang ditemukan di daerah tersebut.

Gunung-gunung yang berada di kawasan Probolinggo antara lain, Gunung Bromo (2.192

meter), Gunung Semeru (3.676 meter), Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan, dan

Gunung Argopuro (3.088 meter—saat ini tidak aktif). Bromo merupakan salah satu yang

memiliki pengaruh paling kuat terhadap pembentukan dataran di wilayah Probolinggo.

Dari bentuk gunung tersebut pernah terjadi letusan yang kuat sehingga menghancurkan

bagian permukaan dan membentuk corong pada kawahnya (kawah di dalam kawah).

Gunung Bromo kemungkinan terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar

ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan, oleh karena itu disebut sebagai

kaldera.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah 800 meter (utara-

selatan) dan sekitar 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa

lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Kompleks kaldera seperti yang

disebut di atas diperkirakan terbentuk sekitar 150.000 tahun yang lalu dan kini telah

mengering karena airnya mengalir melalui Lembah Sapikerep. Selain itu terdapat lautan

pasir seluas 9×10 km pada kawasan kaldera yang terletak pada ujung barat daya dari

kompleks kaldera. Diperkirakan terbentuk secara bertahap selama Pleistosen akhir dan

Holosen awal, atau sekitar 2 juta tahun lalu. Sebuah cluster tumpang tindih kerucut pasca

kaldera dibangun di lantai kaldera lautan pasir dalam beberapa ribu tahun terakhir.

Menurut Ananta (2012), Bromo adalah gunung api tipe cinder cone, yaitu gunung api

yang dibentuk oleh litifikasi abu gunungapi, yang berada di dalam kaldera Tengger.

Kaldera Tengger berukuran hampir 100 km per segi, dasarnya tertutup oleh endapan pasir

lepas hasil erupsi. Dari kaldera ini muncul lima gunungapi: Bromo, Widodaren, Kursi,

Giri, dan Batok, tetapi hanya Bromo yang aktif.

Pengaruh lain yang ditimbulkan adalah, adanya beberapa danau seperti Ranu

Agung dan Ranu Segaran di Kecamatan Tiris yang dipengaruhi oleh aktivitas Gunung

10

Page 11:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

Lamongan (Probolinggo-Lumajang). Selain itu juga ada Danau Taman Hidup di wilayah

Bremi, Kaki gunung Argopuro. Danau-danau ini terbentuk akibat adanya letusan gunung

berapi yang kemudian membentuk ceungan kedap air. Disamping adanya danau,

beberapa tempat di Probolinggo juga memiliki sumber mata air panas, Contohnya dekat

Ranu Segaran Tiris. Air panas ini menunjukkan bahwa dibawah Probolinggo adanya

intrusi magma yang masih aktif dan dekat sekali dengan permukaan bumi.

Wilayah Probolinggo dibentuk dari bahan induk batuan vulkanik dan zaman

quarter muda (young quarternary volcanic product) dan batuan endapan (alluvium)

(Lihat tabel 1). Bahan induk tersebut terbentuk pada wilayah bagian utara dan tenggara,

sedangkan bahan induk volcanic product terdapat pada bagian lainnya (BPS Kota

Probolinggo, 2011).

Tabel 1 Luas Wilayah Berdasarkan pada Jenis Batuan Induknya

No Jenis Bahan Induk Luas (Ha) Luas (%)1 Alluvium 1.899,90 33,532 Young Quartenary Volcanic Product 3.766,9 66,47

Jumlah 5.666,8 100,00Sumber: BPS Kota Probolinggo

Bukti di lapangan menyebutkan bahwa wilayah Probolinggo dikelilingi oleh beberapa gunung di daerah Tenggara hingga Barat Daya, gunung-gunung tersebut meliputi Gunung Argopuro, Gunung Lamongan, dan Pegunungan Tengger (Bromo-Semeru). Gunung-gunung tersebut yang menyebabkan adanya tanah-tanah vulkanis di daerah sekitarnya yang salah satunya adalah Probolinggo. Ketika gunung-gunung tersebut erupsi, dampaknya terasa hingga pesisir utara bagian Probolinggo. Hal ini mengakibatkan terdapat partikel-partikel letusan yang berupa abu volkanik yang terbawa oleh udara, dan partikel-partikel tanah yang dibawa oleh sungai-sungai yang ada di Probolinggo (29 sungai) (Dinas PU Kabupaten Probolinggo, 2011). Tanah Regosol yang ditemukan di Probolinggo menjadi salah satu bukti tandanya. Tanah Regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api; materialnya berupa tanah abu vulkan, napal, dan pasir. Menurut Badan Pusat Statistik (2011), Regosol terdapat pada daerah paling utara yaitu daerah pesisir pantai Probolinggo.

Tabel 2 Luas Jenis Tanah di Kota Probolinggo

No Jenis Tanah Luas (Ha) Luas (%)1 Regosol 273,01 4,822 Mediteran 1.768,34 31,23 Aluvial 3.625,80 63,98

Jumlah 5.667,15 100,00

11

Page 12:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

Sumber: BPS Kota Probolinggo

Tanah alluvial merupakan jenis tanah yang sering dijumpai di wilayah Probolinggo. Hal ini dinyatakan oleh data BPS Kota Probolinggo yang menyebutkan jenis tanah di kota tersebut mayoritas adalah tanah Aluvial sebesar 63,98% dari total luas lahan Kota Probolinggo (lihat tabel). Jika didasarkan pada kondisi wilayah Probolinggo yang memiliki 29 sungai (25 sungai di kabupaten dan 4 sungai di kota) hal tersebut benar adanya. Tanah alluvial di daerah tersebut terdapat dua jenis yaitu alluvial kelabu tua yang terdapat pada bagian tengah ke utara dan jenis tanah yang terluas di wilayah Probolinggo, yaitu alluvial coklat kelabuan yang berada di bagian tengah hingga selatan kota. Adanya jenis tanah (alluvial) ini, terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah. Tanah alluvial memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian karena banyak mengandung mineral-mineral yang didapat sepanjang aliran sungai sebelum diendapkan. Tanah alluvial hanya terdapat pada lahan yang sering atau baru saja mengalami banjir. Hal yang mencirikan pada pembentukan alluvial ialah bahwa pada bagian terbesar bahan kasar akan diendapkan tidak jauh dari sumbernya. Tekstur bahan yang diendapkan pada waktu tempat yang sama akan lebih seragam, makin jauh dari sumbernya makin halus butir yang diangkut.

Selain Aluvial dan Regosol, terdapat pula jenis tanah Mediteran (31,20%) yang merupakan jenis tanah kapur. Jenis tanah ini salah satunya banyak terdapat di Desa Bata (perjalanan menuju Bromo dari arah utara Kota Probolinggo) yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Tanah ini terbentuk dari bebatuan kapur yang sudah melapuk. Kandungan Cad an Mg yang tinggi dalam tanah kapur berhubungan dengan taraf perkembangan tanah tersebut, semakin tua tanahnya, akan semakin kecil pula kandungan kedua zat tersebut.

12

Page 13:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

4. Bahan Vulkanik Pembentuk Kota Pasuruan

Gambar 1. Peta Kawasan Pasuruan

Secara geologis daerah Kabupaten Pasuruan dilewati oleh lempeng Eurasia,

lempeng ini terus bergerak dari waktu ke waktu. Gerakan ini akan menimbulkan

pergeseran lempeng, yang akan membentuk lipatan atau patahan. Dapat kita temui

deretan perbukitan mulai dari jalan sepanjang daerah Purwodadi-Nongkojajar. Perbukitan

ini terjadi karena proses tektonik,yaitu bentukan lahan yang terjadi sebagai akibat

deformasi kulit bumi oleh proses angkatan, patahan, dan atau lipatan (proses tektonik).

Dengan adanya proses ini maka terbentuklah perbukitan yang memanjang sepanjang

daerah daerah Purwodadi-Nongkojajar.

Selain dipengaruhi oleh proses tektonisme, Pasuruan juga dipengaruhi oleh proses

vulkanisme. Landform yang terbentuk karena aktivitas volkan/gunung berapi (resen atau

subresen). Landform ini dicirikan dengan adanya bentukan kerucut volkan, aliran lahar,

lava ataupun dataran yang merupakan akumulasi bahan volkan. Wilayah Pasuruan

dikelilingi oleh beberapa gunung aktif seperti G.Semeru, G.Welirang serta G.Bromo.

Pada wilayah Nongkojajar, daerahnya relative subur, karena dekat dengan pegunungan

yang mengandung bahan- bahan yang kaya akan hara. Sehingga di daerah ini banyak

terdapat kegiatan pertanian seperti bercocok tanam sayur dan buah-buahan.

Pada daerah Pasuruan khususnya bagian utara, seringkali terjadi peristiwa banjir,

hal ini dikarenakan pada daerah Pasuruan dilewati oleh enam sungai serta daerah ini

13

Page 14:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

meruakan daerah dataran rendah sehingga banjir tidak dapat dihindari. Sungai yang

mengalir di daerah Pasuruan antara lain :

Sungai Lawean                : Bermuara di Desa Penunggul, Kec. Nguling.

Sugai Rejoso                    : Bermuara di Wilayah Kec. Rejoso.

Sungai Gembong             : Bermuara di Wilayah kota Pasuruan.

Sungai Welang                : Bermuara di Desa Pulokerto. Kec, Kraton.

Sungai Masangan           : Bermuara di Desa Raci, Kec. Bangil.

Sungai Kedunglarangan : Bermuara di Desa Kalianyar, Kec. Bangil.

Karena sering terjadi banjir, maka daerah ini dapat disebut sebagai daerah dataran

banjir. Pembentukan daerah ini dipengaruhi oleh sungai-sungai yang melewati. Aktivitas

sungai akan membawa bahan endapan sungai dalam jumlah yang relative banyak dalam

kurun waktu yang lama. Dengan adanya penendapan bahan-bahan sedimentasi ini maka

terbentuk wilayah yang dipengaruhi oleh aktifitas sungai dan disebut dengan landform

alluvial. Dengan demikian, proses pembentukan daerah Pasuruan dipengaruhi oleh proses

Tektonik, vulkanisme serta aktivitas sungai (Aluvial)

14

Page 15:  · Web viewBatuan gunungapi andesit terpropilitkan serta terpiritkan yang dapat disetarakan dengan Formasi Meru Betiri (Tomm; Sapei T., 1992 dalam Tain dkk., 2005), dan secara umum

DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa. 2014. http://www.jica.go.jp/project/indonesia/0800040/materials/pdf/sabo_01.pdf. Diakses pada tanggal 9 Maret 2014.

Anonymousb. 2014. Kota Probolinggo [Online]. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Probolinggo. Diakses pada tanggal 9 Maret 2014.

Anonymousc. 2014. Tanah [Online]. Available at http://d3masamirul-blumarine.blogspot.com/2009/04/tanah.html .Diakses pada tanggal 9 Maret 2014.

Anonymousd. 2014. Tanah Alluvial / Tanah Endapan [Online]. Available athttp://allaboutpertanian.blogspot.com/2012/04/tanah-alluvial/tanah-endapan.html . Diakses pada tanggal 9 Maret 2014.

Anonymouse. 2014. Tanah Kapur [Online]. Available at http://allaboutpertanian.blogspot.com/2012/04/tanah-kapur.html . Diakses pada tanggal 9 Maret 2014.

Budisma. 2010. Tenaga Endogen – Vulkanisme [Online]. Available at

http://budisma.web.id/materi/sma/geografi/tenaga-endogen-vulkanisme/ .

Diakses pada tanggal 9 Maret 2014.

Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo. 2011. Tanah dan Lahan Kota Probolinggo. Pemerintah Kota Probolinggo.

Dinas Pekerjaan Umum. 2012. Pedologi Kota Probolinggo [Online]. Available athttp://dpu.probolinggokota.go.id/website/index.php/kota-probolinggo/pedologi . Diakses pada tanggal 9 Maret 2014.

Widodo, Amien. 2011. Peranan Gekimia Terhadap Stabilitas Lerneg Tanah Residu Volkanik di Daerah Panti Jember Jawa Timur. Pascasarjana Teknik Geologi, Program Pascasarjana Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta.

Tanin, Zamri, Sutrisno, Pohan M. P dan Herudiyanto. 2005. Penilaian Sumber Daya Tembaga-Emas Tipe Porfiri Daerah Pulau Sumatera Dan Pulau Jawa. Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA 2005.

15