eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/skipsi.docx · web viewbab i. pendahuluan. latar....

88
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan sepanjang bulan Rabiul awal secara silih berganti di antara mesjid-mesjid, organisasi sosial dan politik, sekolah, instansi, pemerintah dan swasta. Desa Cikoang merupakan salah satu desa yang cukup dikenal di masyarakat Sulawesi Selatan karena upacara tradisionalnya yang dikenal dengan Maudu’ Cikoang. Upacara khas yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Cikoang dalam merayakan Maulid Nabi telah memberikan keunikan tersendiri bagi masyarakatnya yang tentunya berbeda dengan pelaksanaan Maulid di daerah-daerah lain. Salah satu diantaranya yang unik itu adalah dalam perayaan maulid cikoang tersebut banyak menggunakan berbagai macam anyaman yang jarang ditemui di daerah lain. 1

Upload: ngodang

Post on 17-Jun-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang

diselenggarakan sepanjang bulan Rabiul awal secara silih berganti di antara

mesjid-mesjid, organisasi sosial dan politik, sekolah, instansi, pemerintah dan

swasta. Desa Cikoang merupakan salah satu desa yang cukup dikenal di

masyarakat Sulawesi Selatan karena upacara tradisionalnya yang dikenal dengan

Maudu’ Cikoang. Upacara khas yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Cikoang

dalam merayakan Maulid Nabi telah memberikan keunikan tersendiri bagi

masyarakatnya yang tentunya berbeda dengan pelaksanaan Maulid di daerah-

daerah lain. Salah satu diantaranya yang unik itu adalah dalam perayaan maulid

cikoang tersebut banyak menggunakan berbagai macam anyaman yang jarang

ditemui di daerah lain.

Kerajinan anyaman merupakan bentuk kerajinan tradisional yang sudah

lama tumbuh di Indonesia. Perkembangan kerajinan anyaman pada awalnya

memiliki bentuk sederhana sebagai karya seni untuk memenuhi kebutuhan praktis

sehari-hari. Kerajinan anyaman merupakan kegiatan sampingan masyarakat

pedesaan dalam mengisi waktu ketika menunggu saat bercocok tanam sebagai

pencaharian utama. (Koko. K. Arifien, 2011:2)

Tidak hanya dalam bentuk benda pakai, tatanan atau rangkaian dari daun

dapat menghasilkan bermacam-macan benda pajangan. Macam-macam benda

1

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

2

pajangan pada upacara-upacara adat di daerah adalah hasil karya merangkai janur

menarik yang mengandung nilai-nilai dekoratif.

Bahan anyaman antara lain dari irisan kulit bambu, rotan atau batang rotan

yang berukuran kecil. Dengan bahan bambu dan rotan dapat dicapai anyaman

yang lebih kuat dan kokoh yang biasanya dipakai untuk benda-benda pakai

dengan bentuk tiga dimensional seperti alat-alat dapur, berbagai bentuk wadah,

anyaman dudukan, sandaran kursi, kap lampu dan sebagainya. (Wiyoso

Yudoseputro, 1983:134).

Perayaan ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang

Kabupaten Takalar, menggunakan kerajinan anyaman bentuk wadah adapun

anyaman yang sering di jumpai di kehidupan sehari-hari dan ada pula yang hanya

bisa di jumpai di Desa Cikoang dan hanya waktu tertentu saja.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba meneliti masalah ini

dengan judul “Kerajinan Anyaman Pewadahan pada Ritual Maulid di Desa

Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar” yang merupakan

kebudayaan dari masyarakat desa Cikoang yang perlu dilestarikan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid

di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar?

2. Bagaimanakah fungsi kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid di

Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar?

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

3

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis merumuskan

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh data mengenai bentuk kerajinan anyaman

pewadahan pada ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar.

2. Untuk memperoleh data mengenai fungsi kerajinan anyaman

pewadahan pada ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, sebagai media belajar dalam usaha menyatakan ide atau

gagasan secara tertulis dalam bentuk karya ilmiah.

2. Bagi mahasiswa, sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang ingin

mengetahui kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid.

3. Bagi perajin, sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas

produk kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid.

4. Bagi pemangku adat, sebagai masukan dalam upaya melestarikan

budaya dan kerajinan.

5. Bagi Pemerintah, sebagai bahan masukan dalam rangka pembinaan

usaha kecil atau industri anyaman dan melestarikan budaya di

Kabupaten Takalar.

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Beberapa hal yang merupakan informasi untuk dijadikan bahan penunjang

dalam melakukan penelitian ini, meliputi: pengertian ritual maulid, kerajinan

anyaman pewadahan, bahan anyaman, teknik kerajinan anyaman, motif-motif

anyaman, dan contoh kerajinan anyaman.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis akan menguraikan hal-hal yang

dimaksudkan di atas.

1. Pengertian Ritual Maulid

Ritual adalah formalitas, seremoni, upacara, peribadatan, ritus. (Eko

Endarmoko, 2007: 531). Maulid ialah: 1) Hari lahir (terutama hari lahir Nabi

Muhammad SAW), 2) Tempat lahir, 3) Hari lahir Nabi Muhammad SAW (dengan

membacakan riwayat hidup, riwayat kematian, dan riwayat perjuangannya), acara

akan diisi dengan ceramah, bulan rabiulawal-rasul hari lahir rasul (untuk Nabi

Muhammad SAW), Bermaulid (rasul) memperingati hari kelahiran Nabi

Muhammad SAW. ( Anto M. Moeliono, 1988: 567).

Maulid ialah hari lahir memperingati Nabi Muhammad SAW. (Badudu-

Zain, 1994: 878). Sejak awal abad ke-2 Hijriah orang sudah mulai menulis kisah

hidup Nabi Muhammad Saw dalam berbagai bentuk, ada yang berbentuk prosa,

ada yang berbentuk puisi, dan ada pula yang menggabungkan kedua-duanya.

4

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

5

Penulisannya itu dilakukan secara turun-temurun oleh tokoh-tokoh Islam dari

berbagai penjuru dunia.

Di Sulawesi Selatan, sumber kisah Maulid yang dibaca ialah sebuah kitab

yang berjudul “Majmuu’t Mauluud Sharf Al- Anam”, yang lebih terkenal sebagai

Kitab Barzanji. Kitab itu mempunyai mukadimah di dalam bahasa Melayu tulisan

Arab Serang. Muqadimah itu antara lain memuat tujuan membaca kisah maulid,

yaitu menghormati dan memuliakan hari ulang tahun kelahiran Nabi Muhammad

SAW sambil mengharapkan syafa’at pada hari kiamat. Dinyatakan juga manfaat

mengadakan upacara sambutan maulid yaitu terlepas dari bencana, mendapat

syafa’at Nabi pada hari kiamat dan mendapat kebajikan. Tercatat pula dalam

lontara barazanji orang Bugis suatu pernyataan bahwa ruh Nabi Muhammad turut

hadir di dalam upacara maulid ketika orang berdiri sambil bersalawat. Dikatakan

pula berkata-kata atau mengisap rokok di dalam upacara maulid akan menjadikan

keikutsertaan seseorang di dalam acara itu akan sia-sia. (Ahmad Saransi,

2006:34).

Pada awal kedatangan Syek Djalaluddin di Desa Cikoang pada tahun 1621,

perayaan maulid berlangsung sederhana baik dari segi pengikut maupun sarana

yang dipakai, dilihat dari wadahnya hanya menggunakan piring dengan ketan (

ka’do mingnyak), kemudian berkembang menjadi baskom yang dipakai sebagai

wadah dalam maulid seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya

pengikut dari Syek Djaluddin di Cikoang, Masyarakat setempat membuat

anyaman yang lebih praktis dengan memamfaatkan bahan yang tersedia di alam,

status anyaman tersebut pada ritual hanya sunnah karena maulid saja sunnah untuk

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

6

umat Islam jadi tidak ada unsur pemaksaan bagi pengikut Syed Djalaluddin, (Tuan

Kasang, 26 maret 2012). Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dijelaskan bahwa

ritual maulid adalah Suatu kegiatan/ upacara yang dilakukan oleh umat muslim

dalam rangka memperingati/ memuliakan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.

2. Pengertian Kerajinan Anyaman Pewadahan

Kerajinan adalah kegetolan, ketekunan tangan dan hasrat karya, pekerjaan

tangan prakarya. (Eko Endarwanto, 2007: 503). Kerajinan adalah 1) Kegiatan

Atau kegetolan:nya belajar sudah terbukti; 2) Hasil pekerjaan atau usaha: barang-

barang rumah (indistri rumah). (Badudu-Zain, 1990: 1122).

Anyaman ialah hasil menganyam. Menganyam ialah mengatur (bilah, daun

lontar dan sebagainya) tindih menindih dan silang menyilang (seperti membuat

tikar bakul, dan sebagainya). (Badudu-Zain, 1990: 53).

Anyam adalah menganyam, melapih, memilin, mengepang (rambut),

menjalin. Anyaman adalah jalinan, kelabang, kepang (rambut). (Eko Endarwanto,

2007: 31).

Kerajinan ayaman adalah suatu usaha/ kegiatan keterampilan masyarakat

dalam pembuatan barang-barang dengan cara/ teknik susup menyusup antara

lungsi dan pakan. Lungsi yaitu: pita/ daun anyaman tegak lurus terhadap dan

berhadapan dengan Sipenganyam. Pakan yaitu pita/ daun anyaman yang

disusupkan dan dilintaskan pada lungsi. (S. Wahudi, 1979: 3). Pada dasarnya

menganyam adalah menyusun lungsi dan pakan. Lungsi adalah helai batang

anyaman yang disusun membujur, sedangkan pakan adalah helai batang anyaman

yang disusun melintang. (Waldjinah, 2007: 6)

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

7

Menganyaman adalah mengatur bila atau bambu, daun pandan atau bahan

lain secara tindih menindih dan silang menyilang antara lungsi dengan pakan dan

hasilnya disebut anyaman, dalam menganyam memerlukan keterampilan,

kesabaran dan kesungguhan supaya hasilnya memuaskan. (Abdul Rahim, 2000:3)

Berdasarkan penjelasan tersebut, kerajinan anyaman ialah suatu kegiatan

dengan menciptakan suatu benda dengan cara tindih menindih dan silang

menyilang (bilah, daun dan sebagainya) yang memerlukan keterampilan dan

kecakapan.

Wadah adalah 1. Tempat untuk menaruh, menyimpan sesuatu: 2. Tempat

berhimpun: perhimpunan. Berwadahkan adalah menggunakan sebagai wadah,

berada dalam wadah, berada dalam wadah: suku suku bangsa yang tersebar di

pulau antara Saban sampai Maraoke negara kesatuan republik indonesia.

Mewadahi menampung suatu wadah :organisasi. Terwadahi: tertampung.

(Lukman Ali 1994: 1122)

Berdasarkan penjelasan di atas maka kerajinan anyaman pewadahan ialah

kegiatan dengan menciptakan suatu benda yang untuk menampung sesuatu atau

benda yang berongga dengan cara tindih menindih dan silang menyilang (bilah,

daun dan sebagainya) atau pembuatan barang dengan cara atau teknik susup

menyusup antara lungsi dengan pakan.

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

8

Lungsi

pakan

Gambar 1. Bentuk Anyaman Tunggal Ilustrasi dari Yulius Rompon

3. Jenis-jenis Bahan Anyaman

a. Bahan alam adalah bahan yang terdapat di alam dan belum di olah (bahan

mentah). Kekayaan alam yang berhubungan erat dengan kerajinan anyaman,

sebagai bahan yang dapat dianyam yaitu: rotan, daun kelapa, daun pandan,

lontar.

Gambar 2 Rotan

Dokumentasi Asrianti, 9 September 2012

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

9

Gambar 3Pohan Kelapa

Dokumentasi Asrianti, 9 September 2012

Gambar 4 Daun pandan

Dokumentasi Asrianti, 9 Septembere 2012

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

10

Gambar 5Pohon Lontar

Dokumentasi Asrianti, 9 September 2012

b. Bahan buatan adalah bahan sintetis hasil industri bukan dari alam atau bahan

yang sengaja dibuat oleh orang dari hasil industri seperti plastik, kertas, dan

pita.

Gambar 6Plastik

Dokumentasi Asrianti, 9 September 2012

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

11

Gambar 7Pita

Dokumentasi Asrianti, 9 September 2012

Gambar 8Kertas

Dokumentasi Asrianti, 9 September 20124. Teknik-teknik Kerajinan Anyaman

Teknik anyaman ialah suatu cara atau metode yang memberi petunjuk agar

dapat membuat anyaman dengan semudah-mudahnya dengan hasil sebaiknya. Teknik

anyaman adalah pengetahuan yang harus dimiliki oleh penganyam, ia harus tahu

begaimana meletakkan dan menyusupkan iratan-iratan dan tahu pula bagaimana

memulai dan mengakhiri sebuah anyaman sehingga kerjanya sempurna. Teknik yang

paling mudah ialah berdasarkan pola anyaman dua arah, baik yang arahnya sejajar

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

12

dengan sisi persegi panjang maupun yang diagonal. (Wiyoso Yudoseputro 1983:

132).

Adapun teknik-teknik kerajinan anyaman yang sering digunakan yaitu sebagai

berikut:

a. Teknik Anyaman Tegak adalah anyaman yang letak lungsinya tagak lurus

terhadap pada si penganyam, sedangkan pakannya sejajar dengan si

pengrajin. hal tersebut dikatakan bahwa anyaman tengak ialah anyaman

yang lungsi dan pakannya tegak lurus sesamanya, sedangkan lungsinya

tegak lurus terhadap si penganyam.

Gambar 9Anyaman Tegak

Sumber: S wahudi, 1979: 55

b. Teknik Anyaman Serong adalah anyaman dan lungsi dan pakannya tagak

lurus sesamanya tetapi keduanya terletak menyimpang 45 kekiri dan

kekanan terhadap si penganyam. Oleh karena itu sukar membedakan antara

lungsi dan pakannya terutama kalau iratannya sewarna, masing-massing

diberikan istilah irki dan irka. Irki diperuntukan bagi iratan yang

menyimpang kekiri sedangkan irka bagi yang menyimpang ke kanan.

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

13

Gambar 10 Anyaman Serong Sumber: S Wahudi, 1979: 65

c. Teknik Anyaman Kombinasi adalah perpaduan antara anyaman tegak

dengan anyaman serong.

Gambar 11 Anyaman Kombinasi Sumber: S Wahudi, 1979: 65

d. Teknik Anyaman Pita adalah anyaman yang dibuat hanya dalam beberapa

jalur pita dan anyaman bersifat memanjang.

Gambar 12 Anyaman pita

Sumber: S. Wahudi, 1979: 57

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

14

e. Teknik Anyaman Melingkar adalah anyaman yang lungsinya merupakan

jari-jari dan pakannya melingkar dari pusat ke arah luar. Bahan alam yang

sangat cocok terhadap teknik anyaman ini ialah rotan, sedangkan bambu

memerlukan ketekunan yang lebih tinggi.

Gambar 13 Anyaman Melingkar Sumber: S Wahudi, 1979: 69

f. Teknik Anyaman Datar setali, istilah ini disesuaikan dengan habisnya bahan

untuk setiap anyaman jadi. Di sebut anyaman dasar setali karena tidak

bersambung. Sebagai contoh yang hampir setiap orang mengenalnya ialah

tapi kasur.

Gambar 14 Anyaman Datar Setali Sumber: S Wahudi, 1979: 72

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

15

g. Anyaman Berbentuk, dari semua anyaman yang telah di jelaskan

sebelumnya adalah anyaman datar. Hasil anyaman bukan selalu merupakan

anyaman datar, di dalam kerja anyaman dapat menghasilkan barang yang

berbentuk tiga dimensi.

h. Anyaman bakul dasar setali ialah bakul yang penganyamnya langsung dari

dasar hingga akhir tepinya. Pertama kali orang menganyam dasarnya ,kalau

kiranya luas dasar tersebut telah sesuai dengan rencana, maka dengan

melalui tengah-tengah sisi dasarnya, iratan yang tadinya mendatar itu kita

silang-silangkan memakai teknik serong tegak.

Gambar 15 Anyaman Bakul Sumber: S Wahudi, 1979: 72

i. Teknik Anyaman Berangka ialah anyaman yang bentuknya menurut

kerangka yang telah disiapkan

Gambar 16 Anyaman Berangka

Sumber: S Wahudi, 1979: 74

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

16

j. Teknik Anyaman segi tiga

Gambar 17 Anyaman Segi Tiga Sumber: S Wahudi, 1979: 84

k. Teknik Anyaman Segi Empat

Gambar 18Anyaman Segi Empat

Sumber: S Wahudi, 1979: 84

l. Teknik Anyaman Segi Enam

Gambar 19Anyaman Segi Enam

Sumber: S Wahudi, 1979: 85

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

17

m. Teknik Anyaman Segi Delapan

Gambar 20

Anyaman Segi Delapan Sumber: S Wahudi, 1979: 74

n. Teknik Anyaman Truntum

Gambar 21Anyaman Truntum

Sumber: S Wahudi, 1979: 85

o. Teknik Anyaman Rapat Segi Enam

Gambar 22 Anyaman Rapat Segi Enam Sumber: S Wahudi, 1979: 85

Page 18: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

18

5. Motif-motif anyaman

a. Motif Anyamam Tunggal

Anyaman motif tunggal adalah menganyam satu helai lungsi atau pakan

dengan menumpangkan satu helai pakan atau lungsi.

Gambar 23 Anyaman Tunggal

` Sumber: Yudi Irawan, 2007: 24

b. Motif Anyaman Ganda Dua

Cara pengerjaan motif anyaman ini sama dengan membuat anyaman

tunggal. Hanya saja dua helai lungsi ditarik atau ditumpangkan sekaligus.

Gambar 24 Anyaman Ganda Dua Sumber: Yudi Irawan, 2007: 25

Page 19: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

19

c. Motif Anyaman Ganda Tiga

Cara pengerjaan motif anyaman ganda tiga sebenarnya juga merupakan

pengembangan dari motif ganda dua. Hanya saja pemisahan setiap lungsi

berjumlah tiga lebar sekaligus.

Gambar 25 Anyaman Ganda Tiga Sumber: Yudi Irawan, 2007: 25

d. Motif Anyaman Kepang

Motif anyaman kepang adalah cara menganyam dengan mengangkat dua

atau lebih helai lungsi dan menumpangkan dua atau lebih helai pakan.

Gambar 26 Anyaman Kepang

Sumber: Waldjinah, 2007: 7

Page 20: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

20

e. Motif Anyaman Peta Silang

Motif anyaman peta silang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Teknik

ini merupakan kombinasi anyaman dasar yang telah dipraktikkan.

Gambar 27 Anyaman Peta Silang

Sumber: Yudi Irawan, 2007: 27

f. Motif Anyaman Bunga Cengkih

Membuat motif anyaman bunga cengkih tidaklah terlalu sulit. Perhatikan

gambar di bawah ini dan praktikkan pada anyaman eceng gondok.

Gambar 28 Anyaman Bunga Cengkih

Sumber: Yudi Irawan, 2007: 2

Page 21: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

21

g. Motif Anyaman Ombak Banyu

Motif anyaman ini sama dengan desain motif gerigi.

Gambar 29 Anyaman Ombak Banyu

Sumber: Yudi Irawan, 2007: 29

h. Motif Anyaman Pihuntuan Tangkup

Motif anyaman ini bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 30 Anyaman Pihuntuan Tangkup

Sumber: Yudi Irawan, 2007: 28

i. Motif Anyaman Turik Wajik

Motif anyaman ini dapat digunakan untuk menambah variasi model

kerajinan yang akan dibuat.

Page 22: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

22

Gambar 31 Anyaman Turik Wajik

Sumber: Yudi Irawan, 2007: 30

j. Motif Anyaman Bunga Lengko

Gambar 32 Anyaman Bunga Lengko

Sumber: Yudi Irawan, 2007: 29

k. Motif Anyaman Mata Walik

Gambar 33 Anyaman Mata Walik

Sumber: Yudi Irawan, 2007: 30

l. Motif Anyaman Bunga Gambir

Motif anyaman ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 23: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

23

Gambar 34 Anyaman Bunga Gambir

Sumber: Yudi Irawan, 2007: 31

m. Motif Anyaman Jenis Kelinci

Gambar 35 Anyaman Jenis Kelinci Sumber: Yudi Irawan, 2007: 31

6. Contoh kerajinan anyaman

Gambar 36Kandang Ayam Dari Kerajinan anyaman dari bahan bambu di daerah Takalar

Dokementasi : Asrianti, September 2012B. Kerangka Pikir

Page 24: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

24

Berdasarkan penelitian tentang Kerajinan Anyaman Pewadahan pada Ritual

Maulid di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar maka

kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 37Skema kerangka pikir

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dijelaskan bahwa komponen

tersebut saling berkaitan atau berhubungan. Dalam kerajinan anyaman pewadahan

pada ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten

Takalar.

Betuk Kerajinan Anyaman Pewadahan pada Ritual Maulid di Desa Cikoang Kecamatan Manggarabombang Kabupaten Takakar.

Fungsi Kerajianan anyaman Pewadahan pada Ritual Maulid di Desa Cikoang Kecamatan Manggarabombang Kabupaten Takalar.

Kerajinan anyaman Pewadahan pada Ritual Maulid di Desa Cikoang Kecamatan Manggarabombang Kabupaten Takalar.

Page 25: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini tepatnya di Desa Cikoang Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar.

T

U S

B

Gambar 38 Peta Desa cikoang Sumber dari kator desa cikoang

Keterangan:

= Rumah Pengrajin

= Rumah Pemangku Adat

= Lapangan

===== = Batas Dusun -------- = Jalan

3925

Page 26: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

26

Gambar 39 Peta Takalar Sumber dari internet

Page 27: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

27

Berikut ini digambarkan situasi dan kondisi Desa Cikoang Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar. Desa Cikoang Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar yang memiliki wilayah 5,56 km2. Desa

Panaikang memiliki jumlah penduduk keseluruhan di antaranya, jumlah laki-laki

sebanyak 1.332, sedangkan jumlah perempuan keseluruhan berjumlah 1.239 data

tahun 2011. Letak geografis desa Cikoang dimana sebelah utara berbatasan

dengan bontomanai, selatan dengan punaga,timur dengan pattopakang dan sebelah

barat berbatasan dengan desa lakatong.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dengan variabel utama dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Bentuk kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid di Desa

Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar

b. Fungsi kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid di Desa

Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar

2. Desain Penelitian

Page 28: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

28

Desain penelitian ini dirancang sesuai dengan tahapan pelaksanaan

penelitian sebagai berikut:

Gambar 40 Desain penelitian

C. Definisi Operasional Variabel

Pelaksanaan Penelitian

Perencanaan Penelitian

Pengumpulan data-Observasi

-Wawancara-Dokumentasi

Analisis Data

Kesimpulan

Hasil

Page 29: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

29

Berdasarkan varabel tersebut, maka perlu dilakukan pendefinisian

operasional variabel guna memperjelas dan menghindari penafsiran yang

keliru. Adapun definisi operasional variabel tesebut adalah:

1. Bentuk kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid yang

dimaksud ialah wujud dari anyaman yang dipakai pada ritual maulid.

2. Fungsi kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid yang maksud

ialah kegunaan atau mamfaat kerajinan anyaman pada ritual maulid.

D. Subyek dan obyek penelitian

Subyek penelitian adalah narasumber atau informan yang bisa

memberikan informasi-informasi utama yang di butuhkan dalam penelitian.

Sedangkan obyek penelitian adalah apa yang akan di selidiki dalam kegian

penelitian. (http://prahesti10411084.blogspot.com/2012/01) di akses pada

taggal 26 januari 2013, pukul 11.38 wita.

Berdasarkan hasil survei di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang

Takalar ditemukan usaha kerajinan anyaman pewadahan yang memiliki 29

orang pengrajin dan 5 pemangku adat, jadi jumlah keseluruhan dari subyek

penelitian adalah 34, dari jumlah keseluruhan subyek di pilih 5 orang

pengrajin dan 3 pemangku adat.

Adapun obyek dalam penelitian ini yaitu kerajinan anyaman pewadahan

pada ritual maulid di mana terdi dari: bakul (baku’), bakul maulid (baku’

ma’udud), tepa’-tepa’, masig-masigi (mesjid-mesjid), kara’-karanjeng

(keranjang), dandang (pangnyongkolan), tikar (takpere’), dan penyaring

minyak (tapisang mingnya’) nyiru (pa’tapi).

Page 30: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

30

Para penrajin dan pemangku adat yang menjadi narasumber

penelitian sebagai berikut:

Tabel 1. Narasumber

No Nama Pekerjaan L/P Umur Lama Kerja

1 Daeng Bu’di Pengrajin P 35 15

2 Daeng lino Pengrajin P 34 19

3 Daeng Miko Pengrajin P 41 21

4 Daeng Kambang Pengrajin P 17 5

5 Daeng Pati Pengrajin P 32 17

6 Tuan Kasang Pemangku adat L 57 30

7 Tuan Baso Pemangku adat/ kepala desa cikoang

L 35 15

8 Tuan Ka’I (Karaeng

Opu)

Kepala pemengku

adat (opu)

L 75 32

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid

di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar, dilakukan

dengan menggunakan metode penelitian observasi, wawancara, dokumentasi

dengan penelitian lapangan, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Page 31: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

31

Teknik observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

pengamatan langsung terhadap objek peneliti yakni mengamati bagaimana

kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid di desa Cikoang

Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar, bentuk anyaman

pewadahan dan fungsi anyaman pewadahan pada ritual maulid.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara yaitu teknik pengumpulan data melalui proses tanya

jawab, dilakukan untuk memperoleh data yang dapat memperkuat hasil

observasi. Dalam wawancara tersebut peneliti mengajukan pertanyaan yang

berhubungan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan kepada pengrajin

dan pemangku adat. (Format wawancara terlampir)

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data kepada

subyek penelitian. Dokumentasi dapat berupa catatan pribadi,buku harian ,

lsaporan kerja rekaman kaset/vide/foto dan sebagainya. (Yabu M dalam

Sukandarrumidi, 2004: 100).

F. Teknik Analisis Data

Semua data yang berasal dari sumber data dalam penelitian ini adalah

subjek yang disebut informan yaitu orang-orang yang memberi informasi atau

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti berupa wawancara, observasi dan

dokumentasi. Oleh karena penelitian ini adalah kualitatif, maka analisis datanya

adalah menggunakan metode kualitatif. Semua data yang telah dianalisis

disajikan secara deskriptif.

Page 32: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Page 33: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

33

A. Penyajian Hasil Penelitian

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan tentang

kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar. Data yang terkumpulkan melalui penelitian

pustaka, observasi dan dokumentasi. Penyajian data ini diuraikan dengan metode

deskriptif berdasarkan kenyataan di lapangan.

Berbagai jenis anyaman yang terdapat pada ritual ada yang biasa kita

jumpai dalam kehidupan sehari-hari tapi ada juga ayaman ini hanya bisa dijumpai

di desa dan waktu tertentu (bulan maulid), anyaman ini biasa juga disebut sebagai

anyaman musiman. Anyaman ini bukan hanya pelengkap ritual tapi memiliki nilai

ekonomi yang cukup memberikan nilai tambah bagi pengrajin yang telah

dilakukan turun-temurun. Beberapa jenis anyaman yang terdapat pada ritual

maulid tersebut diantaranya adalah bakul (baku’), bakul maulid (baku’ ma’udud),

tepak (tepa’-tepa’), mesjid-mesjid (masig-masigi), keranjang (kara’-karanjeng),

dandang (pangnyongkolan), tikar (takpere’), dan penyaring minyak (tapisang

mingnya’) nyiru (pa’tapi).

1. Bentuk Anyaman Pada Ritual Maulid

a. Bakul biasa dan bakul maulid (baku-maudud)

Bentuk dari bakul adalah bundar bagian atas bundar dan segi enam

pada bagian dasar, yang menggunakan teknik anyaman rapat segi enam.

Bahan dasar dalam pembutan bakul adalah daun lontar.33

Page 34: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

34

Bentuk bakul dalam ritual maulid sama dengan bakul biasa, dari segi

teknik dan bahannya pun sama dengan bakul biasa, yang membedakan

yaitu pada bibir bakul biasa bergerigi. Bakul maulid polos saja dan juga

pada tahap penyelesaian ujung atas dilipat turun dan diselipkan dibagian

atas bakul ditambahkan hiasan (dianyam kembali) hingga membentuk jubai

jubai (jombe-jombe) lalu dipotong sesuai dengan selera pengrajin sebagai

hiasan pada bakul maulid (baku’ maudud). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 41 Bakul biasa

Dokumentasi, Asrianti 26 Maret 2012

Page 35: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

35

Gambar 42 Bakul maulid Dokumentasi, Asrianti 26 Maret 2012

b. Tepak (tepa’-tepa’)

Bentuk tepa’-tepa’, bentuknya sama dengan bakul maulid, hanya saja

pada tepa’-tepa’ mempunyai penutup. Tepak diartikan sebagai kotak kecil

yang bertutup di buat dari pandan berfungsi sebagai tempat sirih dan

tembakau (Badudu-zain 1994:1482). Adapun motif pada penutup tepa’-

tepa’ ini adalah motif bintang, Dikatakan motif bintang karena motif ini

menggambarkan bintang, Pada bagian pinggir atas penutup dihiasi dengan

motif anyaman silang dan pada bodi tepa’-tepa’ dikelilingi motif anyaman

serong yang berwarna. Pada tahap akhir tepa’-tepa’ diberi gantungan yang

memakai teknik anyaman pita. Tepa’-tepa’ ini ada dua macam yaitu tepa’-

tepa’ biasa dan tepa’-tepa’ bertingkat (a’tingka).

Page 36: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

36

Gambar 43 Anyaman Tepa’-tepa’ Dokumentasi, Asrianti 26 Maret 2012

Tepa’-tepa’ bertingkat (a’tingka) ialah bentuk dasar, motif dan teknik

yang digunakan sama, hanya saja sesuai dengan namanya bertingkat di

mana pada tingkatan yang kudua itu memiliki dua fungsi yaitu sebagai dasar

sekaligus penutup, untuk lebih jelanya dapat di lihat pada gambar sebagai

berikut:

Gambar 44 Tepa’-tepa’ bertingkat (tepa’-tepa’ a’tingka) Dokumentasi, Asrianti 26 Maret 2012

Page 37: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

37

c. Mesjid-mesjid (masig-masigi’)

Bentuk masig-masigi’ ini berbentuk persegi. Dikatakan masig-masigi’

karena menyerupai bentuk mesjid, masig-masigi’ ini menggunakan teknik

anyaman tegak dengan motif anyaman tunggal. Pada masig-masigi’ ini

sama halnya dengan tepa’-tepa’ dimana ada bodi dan penutup yang sesuai

dengan bodi, pada bagian bodi anyaman masig-masigi’ dihiasi motif

anyaman renggang segi empat berwarna yang membentuk variasi anyaman,

pada bagian penutup motif anyamannya sama, hanya pada bagian penutup

di tambahkan hiasan segi tiga yang di selip pada bagian penutup, ada tiga

macam model yaitu model masig-masigi’ biasa, masig-masigi’ bertingkat

(a’tingka) dan model masig-masigi’ kembar (a’kambara)

Gambar 45anyaman masig-masigi’

Dokumentasi, Asrianti 26 Maret 2011

Masig-masigi’ kembar ialah bentuk dasar persegi panjang, dimana

masig’-msigi’ kembar ini memiliki dua bentuk penutup yang sama menyatu.

Motif anyaman ganda tiga yang digunakan dan bagian penutup mamakai

Page 38: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

38

motif yang sama pada masig-masigi’ biasa yaitu motif segi tiga. Untuk lebih

jelasnya dapat di lihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 46 Anyaman Masig-masigi’ kembar (a’kambara’) Dokumentasi, Asrianti 26 maret 2012

Masig-masigi bertingkat (a’tingka) bentuk, motif dan teknik sama

dengan masig-masigi biasa hanya saja pada anyaman ini memilki 3 bagian

bodi dasar, bodi yang kedua sebagai dasar dan juga berfungsi sebagai

penutup, bagian yang ke tiga sebagai penutup yang bentuknya sama pada

masig-masigi biasa.

Gambar 47

Anyaman Masig-masigi’ a’tingka Dokumentasi, Asrianti 26 Maret 2011

Page 39: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

39

d. Keranjang (kara’-karanjeng)

Bentuk dasar persegi dengan teknik anyaman renggang segi empat

memiliki kancing yang berfungsi sebagai pengait antara penutup dengan

bodi anyaman, pada sudut anyaman terdapat tali yang terbuat dari tulang

daun lontar yang dililiti dengan iratan daun lontar yang berfungsi sebagai

gantungan. Anyaman ini ada 2 macam yaitu kara’-karanjeng persegi

(sulapa’appa) dan kara’-karanjeng rumah (balla) lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 48 Kara’-karanjeng persegi (sulapak appa) Dokumentasi Asrianti, 5 Desember 2012

Kara’-karanjeng rumah (balla) bentuk dasar persegi dan berbentuk

seperti rumah dengan bentuk segi tiga dibagian atas, memakai teknik

anyaman renggang segi empat, memiliki kancing yang berfungsi sebagai

pengait antara penutup dengan bodi anyaman, pada sudut anyaman terdapat

tali yang berfungsi sebagai gantungan dilapisi dengan daun lontar yang

berwarna.

Page 40: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

40

Gambar 49 Kara’karanjeng rumah (balla) Dokumentasi, asrianti 5 Desember 2012

e. Dandan (pangnyongkolan)

Bentuknya seperti terompet atau kerucut, memakai teknik anyaman rapat

segi enam pada bagian bibirnya bergerigi dan memiliki penutup yang

berbentuk bundar sesuai dengan bodi dandan. Bahan dasar anyaman adalah

daun lontar.

Gambar 50 Dandan (panyongkolan) Dokumentasi, Asrianti 5 Desember 2012

Page 41: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

41

f. Tikar

Tikar persegi panjang (tappere sulapa’ la’bu) tikar berbentuk persegi

panjang, di mana memakai teknik anyaman tegak, dengan motif anyaman

tunggal berwarna. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah

ini:

Gambar 51 Tikar segi panjang (Ta’peresulapa’la’bu) Dokumentasi, asrianti 5 Desember 2012

Tikar segi delapan (tappere bundala) berbentuk segi delapan , memakai

teknik anyaman tegak, dengan motif anyaman tunggal berwarna. Untuk

lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 52 Tikar bundar atau segi delapan (Ta’pere bundala) Dokumentasi, Asrianti 5 Desember 2012

g. Penyaring minyak goreng (tapisang mingnya’)

Page 42: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

42

Penyaring minyak bentuk dasarnya sama dengan dandang memakai

teknik anyaman tegak yang agak renggang.

Gambar 53Penyaring minyak goreng (tapisan mingnya’)

Dokumentasi, Asrianti 5 desember 2012

h. Nyiru

Bentuk nyiru adalah bundar dan memakai motif anyaman ganda dua,

dengan bahan dasar pembuatan ini adalah bambu.

Gambar 54 Nyiru

Dokumentasi, Asrianti 5 desember 2012

i. Nyiru yang pada bagian tengahnya memiliki lubang-lubang kecil (soro-soro)

Page 43: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

43

Bentuk nyiru adalah bundar sama dengan nyiru biasa yang memakai

teknik anyaman ganda dua, hanya saja pada bagian tengah iratan nyiru di

perkecil sehingga membentuk lubang-lubang kecil.

Gambar 55 Nyiru yang pada bagian tengah mamiliki lubang-lubang kecil (soro-soro) Dokumentasi, Asrianti 5 desember 2012

1. Fungsi Anyaman Pewadahan pada Ritual Maulid

Berdasarkan hasil penelitian maka data yang terkumpul tentang fungsi

anyaman pada ritual maulid antara lain:

a. Fungsi bakul maulid (baku’ ma’udud)

Bakul berfungsi sebagai wadah atau tempat menyimpan barang ,biasanya

digunakan untuk menyimpan hasil-hasil pertanian seperti padi,buah-buahan,

sayur-sayuran dan lain-lain, tempat bahan makanan dan sebagainya.

Sedangkan bakul maulid (baku’ maudud) sebagai tempat beras yang sudah

dikukus setengah masak (kanre maudud), ayam dan ketan (ka’do mingnya’),

pada bagian atas bakul sebagai tempat di tancapkannya telur yang telah

dihiasi bunga-bunga dan sebagai tempat menampung dan memindahkan

Page 44: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

44

padi dan beras selama proses penumbukan padi menjadi beras. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 56 Bakul maulid

Dokumentasi, Asrianti 26 Maret 2011

Gambar 57 Bakul maulid dan bakul biasa

Dokumentasi, Asrianti 14 Januari 2013 b. Tepak (tepa’-tepa’)

Page 45: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

45

Fungsi tepa’-tepa’ adalah sebagai wadah atau tempat kue adapun kue

yang terdapat di dalam yaitu waje’ (kue dari beras ketan yang dicampur

dengan gula merah dan kelapa), ranggina (kue dari beras ketan yang

dikeringkan terus digoreng), Dengan bentuk anyaman yang unik dan indah

anyaman ini juga sebagai penghias pada ritual tersebut.

Gambar 58 Fungsi tepak dalam ritual maulid

Dokumentasi, Asrianti 9 Maret 2013

c. Mesjid-mesjid (masig-masigi)

Fungsi masig-masigi ialah sama halnya dengan tepa’-tepa’ sebagai

wadah atau tempat kue dan juga sebagai penghias pada ritual tersebut.

Page 46: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

46

Gambar 59 Fungsi Mesjid-mesjid pada ritual maulid

Dokumentasi, Asrianti 9 Maret 2013

d. Keranjang (kara’-karanjeng)

Fungsi kara’karanjeng ialah sebagai tempat kue sama halnya dengan

tepa’-tepa’ dan masig’-masigi’, dan sebagai hiasan pada maulid tersebut.

Gambar 60 Fungsi keranjang pada ritual maulid

Dokumentasi, Asrianti 9 Maret 2013

Page 47: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

47

e. Dandan (pangnyongkolan)

Fungsi dandan (pangnyongkolan) adalah sebagai kukusan nasi setengah

matang (kangre maudud) pada ritual tersebut.

Gambar 61 Fungsi dandan (panyongkolan) Dokumentasi, Asrianti 5 Desember 2012

f. Tikar (tappere’)

Tikar persegi panjang (tappere’ sulapa’ la’bu) sebagai tempat untuk

mendinginkan dan mengeringkan nasi setengah matang yang telah di masak

agar nasi tersebut tetap tahan lama selama dalam bakul maulid. Sedangkan

fungsi tikar segi delapan (tappere bundala) sebagai dudukan pada bakul

maulid yang berukuran besar agar mudah di geser.

Gambar 62 Fungsi tikar pada ritual maulid

Dokumentasi, Asrianti 9 Maret 2013

Page 48: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

48

g. Penyaring Minyak (tapisang mingnya’)

Fungsi penyaring minyak adalah menyaring minyak antara minyak

dengan ampas minyak (nyanyi),di mana minyak ini untuk menggoreng

ayam maulid.

h. Nyiru (pa’tapi)

Fungsi dari nyiru adalah membuang kotoran beras maulid (kangre’

maudud) adapun kotoran beras yaitu padi yang kulitnya belum terkelupas,

batu-batu kecil yang biasa ikut saat padi di jemur, kulit padi dan lain-lain

Gambar 63 Nyiru (pa’tapi) Dokumentasi, Asrianti 14 Januari 2013

i. Nyiru yang bagian tengahnya memiliki lubang-lubang kecil (Soro-soro)

Fungsinya adalah menyaring beras dengan gabah setelah proses

penumbukan gabah maulid.

Page 49: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

49

Gambar 64 Nyiru yang tengahnya memiliki lubang-lubang (soro-soro)

Dokumentasi, Asrianti 14 Januari 2013

B. PEMBAHASAN

Sesuai dengan data yang ditemukan di lapangan ada beberapa jenis

anyaman pewadahan pada ritual maulid yaitu bakul maulid (baku’ ma’udud),

tepa’-tepa’, masig-masigi, kara’-karajeng, dandang (pangnyongkolan), tikar

(takpere’), penyaring minyak (tapisang mingnyak) dan nyiru. Penulis akan

membahas hasil penelitian hanya mengenai bentuk dan fungsi anyaman

pewadahan pada ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang

Kabupaten Takalar sebagai berikut:

Bakul (baku’) dan bakul maulid (baku-maudud), bentuk bakul bundar dan

pada bagian dasar berbentuk segi enam. Bakul maulid (baku’ maudud), bentuk

dasar sama dengan bakul biasa adalah hasil dari kreasi pengrajin dan pada bagian

pinggir bakul memiliki jubai-jubai (jombe-jombe) yang manjadi karakter

Page 50: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

50

tersendiri pada bakul maulid dan juga sebagai pembeda antara bakul biasa dengan

bakul mauli. Bentuk dan ukuran bakul di sesuaikan dengan berapa besar yang

akan di tampung oleh bakul tersebut.

Sedangkan bentuk tepa’-tepa’ adalah hasil modifikasi dari bakul dimana

bentuk dasar dari tepa’-tepa’ sama dengan bentuk bakul hanya saja memiliki

penutup dengan ukuran yang lebih kecil yang membuat anyaman tersebut manjadi

lebih menarik di bandingkan bakul biasa. Pada bagian pinggir penutup memakai

motif anyaman silang yaitu motif yang di buat dengan cara kombinasi antara

jalinan sasag dengan kepang (koko k arifien 2011: 42). Motif bintang pada bagian

penutup sebagai hiasan dalam anyaman yang di ilhami dari kehidupan pengrajin

yang tuangkan dalam anyaman, pada bagian pinggir bodi anyaman di kelilingi

dengan motif anyaman serong yaitu anyamanyang lungsi dan pakannya tegak

lurus sesamanhya, tetapi keduanya terletak menyimpang 45 kekiri dan ke kanan

terhadap si penganyam(S.Wahudi, 1979:65).

Adapun bentuk tepa’-tepa’ bertingkat (a’tingka) adalah hasil kreasi dari

pengrajin itu sendiri yang telah dimodifikasi dari tepa’ tepa’ biasa .

Bentuk masig-masigi’ adalah hasil kreasi dari pengrajin yang di kaitkan

dengan maulid nabi yang identik dengan umat islam dimana mesjid sebagai

tempat peribadatan umat muslim. Bentuk dasar persegi yang menyerupai bentuk

dasar mesjid sebagai bodi anyaman dan pada bagian penutup bertingkat dari yang

ukuran besar ke kecil menjulang ke atas menyerupai bentuk atap mesjid secara

umum. Motif anyaman segi tiga dan motif anyaman tunggal yang menghiasi

penutup masig-masigi’ adalah kreasi pengrajin.

Page 51: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

51

Adapun bentuk masig-masigi kembar ialah bentuk dasarnya persegi

panjang dimana sesuai dengan namanya masig-masigi’ ini memiliki penutup yang

terdiri dari dua penutup masig-masigi’ biasa yang di satukan, motif anyaman

ganda tiga yang digunakan dan bagian penutup mamakai motif yang sama pada

masig’-masigi’ biasa yaitu motif segi tiga sebagai penghias pada masig-masigi’

adalah hasil modifikasi dari pengrajin.

Dan bentuk masig-masigi bertingkat (a’tingka) sama halnya dengan

masig-masigi’ kembar yaitu hasil modifikasi dari masig-masigi’ biasa yang

terinspirasi dari bentuk yang ada di lingkungan sekitar.

Kara’-kara’jeng sulapa’appa’ (keranjang persegi), bentuk dasar persegi

dengan teknik anyaman renggang segi empat memiliki kancing yang berfungsi

sebagai pengait antara penutup dengan bodi anyaman. Adapun bentuk lain dari

anyaman ini yaitu kara’-karanjeng rumah (balla) berbentuk seperti rumah diaman

pada bagian dasar berbentuk segi enam dan pada bagian atas berbentuk segi tiga

adalah hasil modifikasi dari kara’-kara’jeng sulapa’appa’ yang terinspirasi dari

bentuk ysng ada di lingkungan sekitar.

Fungsi dari anyaman tepa’-tepa’, masig-masgi dan kara’-karanjeng

adalah sebagai wadah atau tempat kue adapun kue yang terdapat pada tepa’-tepa’

yaitu waje’ (kue dari beras ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa),

ranggina (kue dari beras ketan yang dikeringkan terus digoreng). Dengan bentuk

anyaman yang unik dan indah anyaman ini juga sebagai penghias pada ritual

tersebut.

Page 52: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

52

Dandang (pangnyongkolan), bentuknya seperti terompet atau kerucut

dengan teknik anyaman rapat segi enam di bentuk sesuai dengan fungsinya

sebagai wadah untuk memasak beras maulid.

Tikar persegi panjang (tappere sulapa’ la’bu) tikar berbentuk persegi

panjang, yang memakai teknik anyaman tegak, dengan motif anyaman tunggal

berwarna berfungsi sebagai wadah mendinginkan beras maulid. Sedangkan tikar

segi delapan (tappere bundala) berbentuk segi delapan tapi masyarakat

menyebutnya dengan tikar bundar, dibentuk sesuai dengan fungsinya sebagai alas

bakul maulid yang berukuran besar dan di sesuaikan dengan ukuran bakul.

Penyaring minyak (tapisang mingnya’) bentuk dasarnya sama dengan

dandang memakai teknik anyaman tegak yang agak renggang di sesuaikan dengan

fungsinya sebagai wadah penyaring minyak goreng dengan ampas minyak.

Bentuk nyiru adalah bundar memakai motif anyaman ganda dua seperti

motif anyaman terbuat dari bambu dang melengkung pada pinggir nyiru, bentuk

anyaman ini di sesuaikan dengan fungsinya untuk menampi atau membersihkan

beras. Sedangkan nyiru yang pada bagian tengahnya memiliki lubang-lubang kecil

(soro-soro) sama halnya dengan nyiru biasa hanya saja pada bagian tengah

memakai iratan yang lebih kecil yang membentuk lubang-lubang kecilb diu

sesuaikan dengan fungsinya untuk memisahkan gabah dengan beras.

Kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid di Desa Cikoang

Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar kebanyakan memakai teknik

anyaman rapat segi enam dan dari teknik inilah terlahir beberapa hasil kreasi

pengrajin. Kerajinan anyaman tersebut berfungsi sebagai pelengkap dan penghias

Page 53: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

53

semata, tidak memiliki makna tertentu dalam ritual tersebut, dan tersedianya

bahan dari alam.

Tabel 2 Klasifikasi kerajinan anyaman pewadahan pada ritual maulid

No Nama anyaman Pola dasar Bentuk

sebenarnya Bagian Bahan

1 Bakul biasa

Bagian atas bundar dan bergerigi, bagian dasar bakul berbentuk segi enam

Utama Daun lontar

Bakul maulid

Bagian atas bundar dan bergerigi, bagian dasar bakul berbentuk segi enam dan menggunakan teknik anyaman rapat segi enam. Hanya saja pada bakul ini meliki jubai-jubai(jombe-jombe) dari atas membujur ke bawah.

utama Daun lontar

2 Tepa’-tepa’

pada bagian dasar berbentuk segi enam di kelilingi anyaman serong berwarna, pada bagian pokok berbentuk bundar pada bagian atas penutup dihiasi dengan motif bintang dan di

Dasar atau alas Penutup

Pokok

Pengikat

Daun lontar

Page 54: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

54

kellilingi dengan anyaman peta silang dan pada tahap akhir diberi gantungan yang memekai teknik anyaman pita berwana

Tepa’-tepa’ bertingkat(a’tingka)

pada bagian dasar berbentuk segi enam di kelilingi anyaman serong berwarna, pada tingkatan kedua memiliki dua fungsi yaitu sebagai dasar dan juga sebagai penutup. pada bagian atas penutup dihiasi dengan motif bintang dan di kellilingi dengan anyaman peta silang dan pada tahap akhir diberi gantungan yang memekai teknik anyaman pita berwana

Dasar atau alas

PenutupPokok/bodi

Bagian ke dua

Pengikat

Daun lontar

3 Masig-masigi biasa

Bentuk dasar persegi penutup yang berbentuk mesjid yang bertingkat-tingkat dan diberi motif yang sama ti tambahkan dengan motif segi tiga pada bagian bodi di beri teknik anyaman

Alas

Penutup

Pokok/bodi

Daun lontar

Page 55: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

55

kombinasi berwarna

.

Masig-masigi kembar

bentuk dasar persegi panjang pokok/bodi memakai motif anyaman ganda tiga pada bagian penutup berbentuk dua penutup masig-masigi biasa di satkan, mamiliki motif anyaman ganda tiga dan motif segi tiga. Gantungan yang terbuat dari tulang daun lontar

AlasPokokPenutup gantungan

Daun lontar

Masig-masigi bertingkat

Bentuk dasar persegi Pokok atau bodi memakai teknik anyaman tegak dengan motif anyamn renggang segi enam Pada bagian tingkatan kedua yang memiliki fungsi ganda sebagai dasar

AlasPokokTingkatan ke duapenutup

Daun lontar

Page 56: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

56

sekaligus penutup memiliki motif yang sama. Pada bagian penutup memiliki motif yang sama dengan bodi.

4 Kara’-karanjengpersegi (sulapa’appa)

Bentuk dasar persegi dan memakai teknik anyaman renggang segi empat, penutup memiliki kancing yang berfungsi sebagai pengait antara penutup dengan bodi anyaman, pada sudut anyaman terdapat tali yang berfungsi sebagai gantungan dengan dilapisi dengan daun lontar berwarna.

DasarPenutupTali atau gantungan

Daun lontar dan tulang daun lontar

Kara’-karanjeng rumah (balla)

Bentuk dasar persegi penutup berbentuk seperti rumah dengan bentuk segi tiga dibagian atas, memakai teknik anyaman renggang segi empat, memiliki kancing yang berfungsi sebagai pengait antara penutup dengan bodi anyaman, pada sudut anyaman terdapat tali yang berfungsi sebagai gantungan

DasarPenutupTali atau gantungan

Daun lontar dan tulang daun lontar

Page 57: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

57

dengan dilapisi dengan teknik anyaman serong.

5Dandang (pangnyongkolan)

Penutup dandan (pa’tongko pangnyokolang)

Bentuknya seperti terompet segi tiga, memakai teknik anyaman rapat segi enam pada bagian bibirnya bergerigi.

Berbentuk bundar sesuai dengan bodi,teknik yang di pakai adalah anyaman rapat segi enam.

PokokPenutup

Daun lontar

7 Tikar persegi panjang (tappere sulapa’ la’bu)

Tikar berbentuk persegi panjang yang memakai teknik anyaman tegak, dengan motif anyaman tunggal berwarna.

Utama Daun pandan

Tikar segi delapan (tappere bundala)

Tikar berbentuk segi delapan tapi masyarakat menyebutnya dengan tikar bundar, memakai teknik anyaman tegak, dengan motif anyaman tunggal berwarna.

Utama Daun pandan

8 Penyaring minyak goreng (tapisang mingnyak)

Bentuk dasarnya sama dengan dandan memakai teknik anyaman tegak yang agak renggang.

Utama Daun pandan

Page 58: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

58

9 Nyiru (pa’tapi)

Bentuk dasar bundar memakai teknik anyaman ganda dua

utama bambu

Nyiru dengan anyaman renggang di bagian tengahnya

Bentuk dasar bundar hanya saja pada bagian tengah memakai teknik anyaman renggang, teknik yang pakai adalah teknik anyaman ganda dua

utama Bambu

Page 59: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kerajinan anyaman pewadahan pada

ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan Manggarabombang Kabupaten Takalar.

Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa bentuk anyaman pada ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar bervariasi yaitu ada yang bentuk

bundar (bakul dan nyiru), persegi (masig-masigi’ biasa dan bertingkat),

persegi panjang (masig-masigi’) , bertingkat (masig-masigi’ bertingkat),

kerucut (dandang dan penyaring minyak). Teknik yang digunakan yaitu

teknik anyaman pita(gantungan pada tepa’tepa’), renggang segi empat

(penyaring minyak), serong motif pada tepa’-tepa’), tegak (masig’-

masigi) dan rapat segi enam (tepa’-tepa’, dandang, bakul), renggang segi

empat (keranjang) yang di pakai dalam pembuatan anyaman. Motif

anyaman pun beragam yaitu motif bintang (penutup tepa’-tepa’), ganda

dua (nyiru), ganda tiga (masig-masigi’ kembar), tunggal (masig-masigi’)

2. Fungsi anyaman pewadahan pada ritual maulid di Desa Cikoang

Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar yaitu sebagai tempat

untuk beras maulid (kengre maudu’), ayam, kue, memasak,

membersihkan beras, menyaring minyak dan juga sebagai penghias pada

ritul maulid tersebut.

49 59

Page 60: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

49

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas tentang kerajinan anyaman pewadahan pada

ritual maulid di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar,

maka disaranka sebagai beriku:

1. Mengharapkan para pakar ilmu dibidang seni budaya khususnya yang

ada di Sulawesi Selatan menggalakkan inventarisasi dan penulisan

terhadap seni kerajinanan anyaman yang lebih spesifik sebagai upaya

untuk melengkapi koleksi pustaka budaya.

2. Mengharapkan kepada instansi-instansi yang terkait agar dapat

memberikan pembinaan yang lebih mapan, baik berupa bantuan dana

maupun dalam hal pembinaan pengelolaan upah dan pemasaran terhadap

usaha kecil menengah khususnya di bidang kerajinan.

3. Mengharapkan kepada masyarakat setempat tentang pelestarian alam,

khususnya pohon lontar.

4. Mengharapkan kepada para perajin agar hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau acuan kreatifitas dan

produktifitas kerajinan anyaman pewadahan.

5. Mengharapkan kepada rekan-rekan mahasiswa ataupun kepada para

tenaga edukatif pada jurusan pendidikan seni rupa dan kerajinan

khususnya yang menyangkut mata kuliah seni kerajinan anyam, agar

dapat dijadikan sebagai tambahan literatur.

6. Mengharapkan kepada pemerintah setempat agar aktif untuk

mengsosialisasikan seni kerajinan ayaman pewadan pada ritual meaulid

60

Page 61: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

50

di Sekolah-sekolah yang ada di kabupaten takalar agar mereka dapat

mengetahui dan mempelajari seni kerajinan tersebut sehingga dapat

mempertahankan budaya lokal.

Page 62: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/9344/1/SKIPSI.docx · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. Belakang. Perayaan maulid berlangsung semarak di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, lukman. 1994. Kamus Bahasa besar Indonesia.Edisi ke dua Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. Jakarta: Balai Pustaka.

Ali, Mohammad. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arifien K. Koko. 2011. Peluang Bisnis Anyaman. Bandung: Yrama Widya.

Badudu, J.S/ Zain Muhammad Sutan. 1983. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Balai Pustaka.

Endarmoko, Eko.2007.Kamus besar Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Irawan,Yudi. 2007. Pengolahan Pandan Menjadi Kerajinan Tangan. Bandung: CV Karsa Mandiri.

M, Yabu. 2006, Metodologi Penelitian Ilmiah, Makassar: Fakultas bahasa dan seni universitasw negeri makassar.

Moeliono,Anto, M.1988 Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

Rahim, Abdul, Dkk.2000.(Tim Bina Karya Guru )Kerajinan Tangan Dan Kesenian untuk Sekolah Dasar Kls 3, Jakarta: Erlangga

Saransi, Ahmad, Dkk. 2006. Tradisis Masyarakat Sulawesi Selatan. Makassar: La Macca Press.

Surani, prahesti 2011. Makalah subyek dan obyek penelitian. http://prahesti10411084.blogspot.com/2012/01/makalah-subyek-dan-obyek-penelitian.html, di akses pada tanggal 26 januari 2013, pukul 11.28 wita.

Wahudi, S, Darmowiyono. 1979. Pengetahuan Teknologi Kerajinan Anyaman. Jakarta: Depdikbud

Waldjinah. 2007. Kerajinan dari Serat Tanaman, Klaten:Macanan Jaya Cemerlang.

Yudoseputro, Wiyoso. 1983. Seni Kerajinan Indonesia. Jakarta: NV Sapdodadi