· web viewb a b xvi pendidikan, generasi muda, kebudayaan nasional, dan kepercayaan terhadap...

94
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Upload: ngodung

Post on 11-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN

NASIONAL, DAN KEPERCAYAAN TERHADAPTUHAN YANG MAHA ESA

B A B XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditetapkan pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader-kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur:

Pembangunan di bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda yang kebijaksanaan dasarnya telah ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tersebut kemudian dijabarkan melalui serangkaian kebijaksanaan pokok dalam Repelita III yang sebagai kebulatan diarahkan pada pemecahan secara mendasar sejumlah masalah pokok yang berkaitan satu sama lain. Masalah-masalah tersebut menyangkut baik bidang pendidikan dan pengembangan generasi muda itu sendiri maupun berbagai masalah di bidang-bidang pembangunan

809

lainnya.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkahDalam tahun kedua Repelita III (1980/81) telah

dilaksanakan kelanjutan berbagai kegiatan pembangunan dengan kebijaksanaan pokok sebagai berikut :

a. Peningkatan aspek pemerataan yang dikaitkan dengan perluasan kesempatan belajar.

b. Pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan pada semua tingkat pendidikan.

c. Pengembangan sistem pendidikan yang lebih serasi dengan pembangunan nasional (peningkatan relevansi),

d. Peningkatan pendidikan masyarakat yang diarahkan kepada pe- ningkatan kemampuan anggota masyarakat untuk dapat bekerja dan belajar sendiri dan belajar bersama dari sumber belajar yang telah ada.

e. Pengembangan dan pembinaan generasi muda yang diarahkan untuk mempersiapkan generasi penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional:

f. Pengembangan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan dalam rangka persiapan ke arah pembaharuan sistem pendidikan nasional.

a. Perluasan dan pemerataan kesempatan belajarPelaksanaan kebijaksanaan dalam rangka

perluasan dan pemerataan kesempatan belajar dilakukan terutama melalui pembangunan dan perluasan berbagai prasarana fisik pendidikan sehingga memungkinkan peningkatan daya tampung pada setiap tingkat pendidikan. Dalam hubungan ini, peningkatan daya tampung pendidikan berikut kelengkapan ketenagaan dan sarana pendidikan lainnya diarahkan terutama guna menyongsong pelaksanaan kewajiban belajar pada tingkat pendidikan dasar.

Dalam rangka peningkatan daya tampung tersebut telah pula dimantapkan berbagai perintisan kegiatan pendidikan dengan cara penyajian yang disesuaikan

810

dengan lingkungan setempat, seperti Sekolah Kecil, PAMONG (Pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua dan guru), KEJAR (Kerja sambil belajar) dan Sekolah Terbuka.

Usaha pemerataan dilaksanakan dengan pemberian tunjangan belajar kepada siswa yang menunjukkan prestasi tinggi dengan mem-

perhitungkan keadaan sosial ekonomi orang tua mereka dan melalui peningkatan pendidikan luar biasa bagi anak-anak yang mengalami hambatan fisik dan mental.

b. Peningkatan mutu pendidikanDalam rangka peningkatan mutu pendidikan

kebijaksanaan yang ditempuh dilakukan melalui pembinaan kurikulum, yang mencakup pula usaha penyempurnaan materi pelajaran dan perbaikan metode mengajar. Bersamaan dengan kegiatan itu kemampuan guru telah ditingkatkan melalui peningkatan pendidikan tenaga kependidikan dan berbagai usaha penataran serta usaha-usaha lain yang menunjang langkah tersebut, terutama penyediaan sarana pendidikan (antara lain peralatan laboratorium, buku pelajaran, buku perpustakaan dan majalah serta alat-alat peraga). Dalam pada itu telah pula diusahakan untuk mengurangi perbedaan mutu pendidikan yang masih ada antar wilayah.

c. Peningkatan relevansi sistem pendidikan

Kebijaksanaan yang ditempuh dalam rangka pengembangan sistem pendidikan yang lebih serasi (peningkatan relevansi) dengan pembangunan adalah mengkaitkannya dengan masalah-masalah pokok pembangunan nasional sehingga pendidikan dapat merupakan wahana penunjang yang efektif bagi proses pembangunan nasional. Dalam rangka ini dilanjutkan berbagai usaha seperti pengembangan kemampuan anak didik sebagai tenaga kerja produktif melalui antara lain pendidikan keterampilan dan kewiraswastaan. Demikian pula perguruan tinggi telah diarahkan untuk lebih banyak memberikan perhatian pada berbagai tingkat dan keahlian yang

811

tidak mensyaratkan gelar. Kuliah Kerja Nyata diarahkan sebagai kegiatan yang bermanfaat untuk menunjang relevansi pendidikan dengan pembangunan dan perkembangan masyarakat.

d. peningkatan pendidikan masyarakatPendidikan di luar sekolah (pendidikan

masyarakat) erat hubungannya dengan pengembangan generasi muda karena memberikan

kesempatan untuk memperoleh berbagai jenis dan tingkat pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar kepada anak didik yang kurang dapat memanfaatkan pendidikan sekolah. Berbagai kegiatan pendidikan di luar sekolah dilanjutkan antara lain yang dilakukan atas dasar "bekerja dan belajar untuk menambah penghasilan" (KEJAR), baik dengan cara melalui kelompok belajar, magang, belajar sendiri ataupun belajar melalui kursus. Pendidikan di luar sekolah terutama ditujukan dan secara terus menerus diusahakan untuk menghasilkan dan memelihara aksarawan gaya baru, dalam arti bebas dari sekaligus tiga "buta" yaitu buta aksara Latin dan angka, buta bahasa Indonesia dan buta pendidikan dasar:

e. Pembinaan dan pengembangan generasi muda

Dalam tahun kedua Repelita III pembinaan dan pengembangan generasi muda telah dilakukan melalui berbagai usaha yang diarahkan untuk memberikan bekal yang diperlukan, guna mempersiapkan generasi muda sebagai generasi penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Berbagai usaha itu dilakukan pula dengan lebih memadukan koordinasi pengembangan dan partisipasi generasi muda di berbagai bidang pembangunan. Pengembangan generasi muda di perguruan tinggi terutama ditujukan kepada peningkatan kesejahteraan, pengembangan minat dan pembinaan/penataran mahasiswa.

f. Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan

Kebijaksanaan peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan berkaitan erat dengan keterpaduan sistem

812

pendidikan nasional yang menyangkut antara lain pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan, keseimbangan yang dinamis antara aspek-aspek metodologi dan evaluasi, guru, pengawas (penilik) dan lain sebagainya. Keterpaduan pengelolaan itu tercermin pula dalam hubungan antara perguruan negeri dan swasta, antara pendidikan di dalam dan luar negeri, dan antara semua jenis dan tingkat pendidikan.

Sistem pendidikan nasional harus memungkinkan adanya keterpaduan antara aspek-aspek kualitas, relevansi, efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, perlu diwujudkan sistem pendidikan nasional yang

mampu mengembangkan kualitas kehidupan warga negara dalam rangka pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional. Dalam hubungan ini, ditempuh langkah-langkah nyata untuk pembaharuan sistem pendidikan nasional.

3. Pelaksanaan KegiatanProgram-program yang tercakup dalam bidang

pendidikan dan generasi muda ialah : a. pembinaan pendidikan dasar; b. pembinaan pendidikan lanjutan tingkat pertama; c. pembinaan pendidikan lanjutan tingkat alas; d. pembinaan pendidikan tinggi; e. penunjangan bakat dan prestasi; f. peningkatan pendidikan masyarakat; g. peranan wanita; h. generasi muda; i. keolahragaan dan j. pengembangan sistem pendidikan. Hasil-hasil pelaksanaan masing-masing program dalam tahun kedua Repelita III (1980/81) adalah sebagai berikut :a. Pembinaan Pendidikan Dasar

Pada tahun ajaran 1980/81 jumlah murid pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah) telah mencapai sekitar 25,537 juta (22,487 juta di SD dan 3,050 juta di MI), yang berarti kenaikan 1,210 juta atau 5% terhadap tahun ajaran 1979/80, khususnya kenaikan 1.321 juta atau 6,2% untuk SD (Tabel XIV — 1 dan Grafik XIV — 1).

Menurut Sensus Penduduk 1980, yang dilakukan pada akhir Oktober 1980, penduduk berumur 7 — 12 Tahun berjumlah 24,692 juta sedangkan yang masih sekolah tercatat 20,929 juta atau 84,8%. Karena tahun ajaran dimulai pada awal Juli maka jumlah kelompok usia 7 — 12 tahun disesuaikan dari 24,692 juta pada akhir Oktober 1980 menjadi 24,497 juta pada awal Juli 1980. Hal itu berarti bahwa 85,4% dari kelompok usia 7 — 12 tahun tertampung pada pendidikan dasar (76,9% di SD dan 8,5% di

813

Madrasah Ibtidaiyah) (Tabel XVI — 2 dan Grafik XVI — 2).

Dalam rangka perluasan dan pemerataan kesempatan belajar pada pendidikan dasar tersebut, selama tahun 1980/81 telah dibangun 14 ribu buah gedung SD baru masing-masing dengan tiga ruang, di samping penambahan 20 ribu ruang kelas baru pada SD yang ada, sehingga seluruhnya terdapat penambahan 62 ribu ruang kelas baru atau pe-nambahan tempat belajar bagi sekitar 2,1 juta anak usia sekolah pada

TABEL XVI — 1

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID,1978/79 — 1980/81

(ribu orang)

J u m l a h M u r i dNo. Tingkat dan Jenis Pendidikan 1978/791) 1979/80 1980/81

1. Pendidikan Dasar 22 .390 24 .327 25 .537 a. Sekolah Dasar (SD) 19.075 21.166 22.487

b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3.315 3.161 3.050

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama(SLTP) 2 .674 2 .983 3 .413

a. S. M. P. 2.271 2.895 3.329

b. SLTP Kejuruan dan Teknologi 403 ²) 88 84

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas(SLTA) 1 .291 1 .574 1 .754

a. S. M. A. 604 843 1.036

b. SLTA Kejuruan clan Teknologi 474 489 486

c. SPG/SGO 213 242 232

4. Pendidikan Tinggi 366,2 419,7 492,6

a. Program Reguler 356,5 406,7 460,8

b. Program Diploma 9,7 13,0 31,8

1) Angka diperbaiki2) Masih termasuk murid SMP hasil pengintegrasian

SLTP Kejuruan dan Teknologi menjadi SMP

814

GRAFIK XVI – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, 1978/79 – 1980/81

815

TABEL XVI – 2

JUMLAH MURID DALAM KELOMPOK USIA SEKOLAH DAN ANGKA PARTISIPASI

1978/79 – 1980/81

816

GRAFIK XVI - 2JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH MURID DALAM KELOMPOK

USIA SEKOLAH, 1978/79 - 1980/81

(Ribu orang) Pendid1kan dasar25.000 23.856

23.23524.497

817

1978/79 1979/80 1980/81

Penduduk usia sekolah Murid usia sekolah

(Ribu orang) S L T P 12.000 -

1978/79 1 1979/80 1980/81

Penduduk usia sekolah Murid usia sekolah

10.13610.41 10.70

(Sambungan GRAFIK XVI — 2)

(Ribu orang)S L T A , 9.522

1978/79

Penduduk usia sekolah(Ribu orang)

16.000 1 Pendidikan Tinggi

Murid usia sekolah

15.8'9

Penduduk usia sekolah Murid usia sekolah

818

TABEL XVI – 3

JUMLAH LULUSAN JUMLAH PEMASUKAN DAN ANGKA MELANJUTKAN,

1978/79 – 1980/81

819

SD untuk tahun ajaran 1981/82. Selanjutnya telah 1direhabilitasi sebanyak 20 ribu gedung sekolah (11.750 SD Negeri, 3.750 SD Swasta dan 4.500 Madrasah Ibtidaiyah Swasta). Disamping itu telah dibangun pula 7,5 ribu rumah dinas kepala sekolah di daerah terpencil dan 11 ribu rumah penjaga sekolah (Tabel XVI — 4).

Penambahan tenaga guru dan tenaga lainnya sehubungan dengan adanya pembangunan gedung-gedung SD tersebut di atas telah dilaksanakan pada tahun 1980/81 pengangkatan 50 ribu guru dan tenaga lainnya pada SD yaitu 42 ribu guru kelas, 4 ribu guru agama dan 4 ribu penjaga sekolah (Tabel XVI — 4 dan Grafik XVI — 3).

Dalam rangka pembinaan mutu Sekolah Dasar dalam tahun 1980/ 81 telah dilaksanakan pula antara lain: penataran guru kelas dan pembina 479,5 ribu orang (termasuk 30 ribu guru Pendidikan Moral Pan-casila); pengadaan 69,8 juta buku pelajaran pokok (termasuk 6,6 juta buku PMP); dan pengadaan 14,0 juta buku bacaan/perpustakaan (Tabel XVI — 4). Demikian pula telah 1disediakan alat peraga untuk 4 bidang studi sebanyak 10,8 ribu set, dan alat-alat keterampilan, kesenian dan olahraga masing-masing sebanyak 14,2 ribu serta sejumlah film pendidikan. Demikian pula dalam rangka mempersiapkan kewa-jiban belajar, telah dilakukan pula perintisan kewajiban belajar di sejumlah kecamatan, yang bentuk penyajiannya disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan setempat yaitu dalam bentuk Sekolah Kecil, PAMONG dan KEJAR.

Pembinaan pendidikan kependudukan bagi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), pembakuan sarana pendidikan dan latihan tenaga teknologi komunikasi tetap terus dilanjutkan.

820

Dalam rangka pembinaan Taman Kanak-kanak telah dilaksanakan antara lain penataran 3,3 ribu orang guru/pembina; pengadaan 154 ribu buku kurikulum, pedoman guru dan buku perpustakaan, 140 ribu bulletin dan 1,3 ribu unit alat peraga.

Pembinaan Sekolah Luar Biasa telah dilaksanakan antara lain melalui pembangunan 3 SLB pembina tingkat Nasional dan 5 SLB tingkat Propinsi; rehabilitasi 50 gedung SLB; pengadaan 20 ribu buku

TABEL XVI - 4

PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR,

1978179 - 1980/81

No. K e g i a t a n Satuan 1978179 1979/80 1980/81

1. Pembangunan gedung 3 ruang 15.000 10.000 14.000

S.D. kelas

2. Pembangunan ruang kelas baru kelas 15.000 15 .000 20.000

3. Rehabilitasi Gedung S.D. 15.000 15 .000 20 .000

a. S.D. Negeri gedung 5.150 9.080 11.750

b. S.D. Swasta

c. Madrasah Ibtidaiyah

gedung 3.170 2.820 3.750

Swasta

4. Pengangkatan Guru

gedung 6.680 3.100 4.500

dan Tenaga lainnya 75 .000 50 .000 50 .000

a. Guru Kelas orang 45.000 30.000 42.000

b. Guru Agama orang 15.000 10.000 4.000c. Penjaga Sekolah orang 15.000 10.000 4.000

5. Penataran Guru danPembina orang 364.521 365 .200 479 .470

6. Pengadaan BukuPelajaran P o k o k buku 105.811.000 40.468.200 69.805.644

7. Pengadaan BukuBacaan buku 8.500.000 12.500.000 14.000.000

8. Pembangunan rumahKepala Sekolah/Guru rumah _ 5.000 7.500

821

G R A F I K X V I – 3

P E M B I N A A N P E N D I D I K A N D A S A R ,

1 9 7 8 / 7 9 – 1 9 8 0 / 8 1

822

( s a m b u n g a n g r a f i k X V I – 3 )

823

kurikulum, 60 ribu buku pedoman guru/murid, 5 ribu buku evaluasi belajar, 14 ribu buku evaluasi murid, 15 ribu buku perpustakaan dan 12 ribu bulletin guru; penataran guru/pembina 437 orang; dan peng-adaan alat peraga 366 unit.b. Pembinaan Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Pada tahun ajaran 1980/81, jumlah murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP dan SLTP Kejuruan) mencapai 3,413 juta murid yaitu 3,329 juta murid SMP dan 84 ribu SLTP Kejuruan. Hal ini berarti kenaikan jumlah murid SLTP sebanyak 430 ribu atau 14,4% terhadap tahun 1979/80, khususnya kenaikan dengan 434 ribu murid atau 15,0% untuk SMP (Tabel XVI — 1).

Jika jumlah murid SLTP yang sebanyak 3,413 juta itu dibandingkan dengan jumlah keseluruhan anak usia 13 — 15 tahun, maka ternyata bahwa 31,9% dari keseluruhan 10,704 juta anak usia 13 — 15 tahun dapat tertampung pada SLTP (31,1% di SMP dan 0,8% di SLTP Kejuruan) (Tabel XVI -- 2).

Dalam pada itu, dari sekitar 1,796 juta lulusan SD tahun ajaran 1979/80 telah dapat ditampung 1,326 juta atau 73,8% sebagai murid baru pada SLTP pada awal tahun pelajaran 1980/81 (72,1% pada SMP dan 1,7% pada SLTP Kejuruan) (Tabel XVI — 3).

(1) Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP)Dalam tahun 1980/81 dibangun 200 gedung baru

SMP dan 1.602 tambahan ruang kelas pada SMP yang ada. Bersamaan dengan itu telah pula mulai dikembangkan SMP Terbuka yang ditunjang dengan penyediaan modul.

Dalam rangka peningkatan mutu 1dibangun pula 200 ruang laboratorium IPA dan 200 ruang

824

keterampilan untuk melengkapi SMP yang memerlukannya dan sekaligus disediakan 357 unit peralatan praktek laboratorium IPA dan 331 unit peralatan keterampilan. Demikian pula telah disediakan sekitar 16,3 juta buku pelajaran SMP dan SMA (termasuk 2,3 juta buku PMP), 160 ribu buku perpustakaan SMP dan SMA, 262 set alat peraga matematika dan 257 set alat kesenian dan olahraga. Selanjutnya telah ditatar 11,8 ribu guru/kepala sekolah SMP dan SMA dan telah ditempatkan 5,0 ribu guru SMP dan SMA.

(2) Pembinaan SLTP Kejuruan dan Teknologi

Pengembangan SLTP Kejuruan dan Teknologi (Sekolah Teknik dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga) diarahkan terutama untuk memenuhi keperluan tenaga pembangunan di pedesaan. Pada tahun 1980/81 telah dilanjutkan pengembangan SLTP Kejuruan dan Teknologi antara lain dengan pembangunan 36 gedung sekolah dan rehabilitasi/perluasan 33 gedung sekolah yang disertai dengan pengadaan peralatan praktek. Di samping itu disediakan 40 ribu buku pelajaran dan ditatar 4,3 ribu guru/pembina SLTP dan SLTA Kejuruan/Teknologi.

c. Pembinaan Pendidikan Lanjutan Tingkat Alas (SLTA)

Pada tahun pelajaran 1980/81 keseluruhan murid SLTA (umum kejuruan dan pendidikan guru) berjumlah 1,754 juta, yaitu 1,036 ribu pada SMA, 486 ribu pada SLTA Kejuruan dan Teknologi serta 232 ribu pada SPG/SGO.

Dibandingkan dengan jumlah murid pada tahun 1979/80 sebelumnya, hal ini berarti kenaikan jumlah murid SLTA sebanyak 180 ribu atau 11,4% khususnya kenaikan jumlah murid SMA sebanyak 193 ribu atau 22,9% (Tabel XVI — 1).

Jika dibandingkan dengan jumlah kelompok usia 16 - 18 tahun yang diperkirakan berjumlah sekitar 9,522 juta pada awal tahun ajaran 1980/81 maka daya tampung SLTA mencapai 18,4% (10,9% di SMA, 5,1% di SLTA Kejuruan dan Teknologi serta 2,4% di SPG/ SGO) (Tabel XVI — 2).

Dalam pada itu, jumlah lulusan SLTP pada akhir tahun pelajaran 1979/80 mencapai 783 ribu lulusan sedangkan yang dapat tertampung di kelas I SLTA pada tahun ajaran 1980/81 mencapai 731 ribu (429 ribu di SMA, 235 ribu di SLTA Kejuruan dan Teknologi, dan 67 ribu di SPG/SGO). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 93,4% lulusan SLTP

tahun 1979/80 dapat dilanjutkan ke berbagai SLTA pada tahun ajaran 1980/81 (54,8% ke SMA, 30% ke SLTA Kejuruan dan Teknologi dan 8,6% ke SPG/SGO) (Tabel XVI-3).

825

(1) Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA)Dalam rangka perluasan daya tampung pada

Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam tahun 1980/81 dibangun 46 gedung SMA baru dan 600 ruang kelas tambahan serta direhabilitasi 116 gedung SMA. Di samping itu telah dibangun pula 15 ruang laboratorium IPA, 15 ruang laboratorium bahasa, 50 ruang keterampilan dan 58 ruang perpustakaan untuk melengkapi gedung-gedung SMA yang masih memerlukannya. Sehubungan dengan itu pula disediakan 100 unit peralatan laboratorium IPA dan 139 set alat keterampilan, disamping penyediaan 160 ribu buku keterampilan dan 192 unit alat peraga matematika. Sebagaimana telah diutarakan di atas, bersama dengan pem- binaan SMP telah pula disediakan 16,3 juta buku pelajaran dan 160 ribu buku perpustakaan serta penataran 11,8 ribu guru/kepala sekolah dan penempatan 5 ribu guru.

(2) Pembinaan SLTA Kejuruan dan TeknologiPendidikan kejuruan dan teknologi diarahkan

untuk menghasilkan tenaga kerja kejuruan dan teknik yang terampil, terlatih, terdidik, dan mampu /melakukan usaha sendiri (wiraswasta).

Pembinaan dan pengembangan SLTA kejuruan dan teknologi diutamakan pada pendidikan teknologi pertanian dan industri, pendidikan kejuruan ekonomi dan perdagangan, pendidikan teknologi ke-rumahtanggaan dan kejuruan kemasyarakatan, pendidikan kesenian dan olahraga.

Dalam rangka peningkatan mutu dilaksanakan pengembangan lanjutan dari 8 STM Pembangunan (4 tahun), 31 STM (3 tahun), 10 STM Pertanian, 4 STM Khusus, 78 SMEA Pembina, dan 74 berbagai sekolah 826

kejuruan lainnya. Usaha pembinaan mutu tersebut ditunjang dengan peningkatan peralatan pada 9 Pusat Latihan Pendidikan Teknik (PLPT) dan pada sebuah Balai Penataran Guru Teknik (BPGT), disamping penataran 4,3 ribu guru SLTA (dan SLTP) Kejuruan, penyusunan 52 naskah buku pelajaran dan pembakuan kurikulum pendidikan menengah kejuruan dan teknologi bagi 66 jurusan.

TABEL XVI - 5 PENGADAAN BUKU PELAJARAN POKOK,1978/79 — 1980/81

(ribu buku)

No.Tingkat dan Jenis Pendidikan

1978/79 *)

1979/80

*) 1980/81

1. Pendidikan Dasar 105 .811 40 .46 8

69 .805

2. Pendidikan Menengah 26 .000 15 .94 17 .095 a. SMP dan SMA 21.600 11.45

516.255

b. SL Kejuruan dan Teknologi

3.200 2.891 40c. SPG/SGO 1.200 1.600 800

3. Pendidikan Tinggi 61 51 284. Pendidikan Masyarakat dan

Keolahragaan 4 .506 3 .108 12 .809

J u m I a h 136 .378 59 .57 3

99 .737

*) Angka diperbaiki

(3) Pembinaan Sekolah Pendidikan Guru/Guru Olahraga (SPG/ SGO)

Pada tahun 1980/81 pembinaan sekolah pendidikan guru ditingkatkan dengan pembangunan sarana fisik bagi 31 SPG/SGO; pengadaan tanah untuk 4 SGO lainnya; pengangkatan guru SPG/SGO/ SGPLB 3220 orang; penataran guru SPG/SGO/SGPLB sebanyak 6.818 orang; pengadaan 800 ribu buku pelajaran, 264 ribu buku perpustakaan, dan 150 unit peralatan pendidikan.

827

GRAFIK XVI – 4

PENGADAAN BUKU PELAJARAN POKOK,

1078/79 – 1980/81

828

TABEL XVI — 6

PENGADAAN BUKU BACAAN DAN MAJALAH PADA PERPUSTAKAAN,1978/79 — 1980/81

(dalam ribuan)

1978/79 1979/80 *) 1980/81

No. Tingkat dan JenisPendidikan Buku

Bacaan Majalah BukuBacaan

Majalah BukuBacaan

Majalah

1. Pendidikan Dasar 8 .500 — 12.500 2.643 14.000 3.574

2. Pendidikan Menengah 1 .000 — 1.095 — 424 —

a. SMP dan SMA 1.000 — 375 — 160 —

b. SL Kejuruan danTeknologi

— — — — — —

c. SPG/SGO — — 720 — 264 —

3. Pendidikan Masyarakat danKeolahragaan 81 329 — 378 — 435

J u m l a h : 9.581 *) 329 13.595 3.021 14.424 4.009

*) Angka diperbaiki829

GRAFIK XVI – 5

PENGADAAN BUKU BACAAN DAN MAJALAH PADA PERPUSTAKAAN,

1978/79 – 1980/81

830

TABEL XVI –7

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN RUANG KELAS BARU

SERTA REHABILITASI GEDUNG SMP dan SMA,

1978/79 – 1980/81

831

GRAFIK XVI – 6

PEMBANGUNAN GEDUNG DAN RUANG KELAS BARU

SERTA REHABILITASI GEDUNG

SMP DAN SMA,

1978/79 – 1980/81

832

kuliah/kantor 23,3 ribu m2 ruang laboratorium dan 514 m2 ruang perpustakaan, disamping rehabilitasi 29,6 ribu m2 ruang kuliah, ruang laboratorium dan ruang perpustakaan serta pembangunan 284 buah rumah dosen. Demikian pula 10 buah universitas/institut telah mendapat giliran pembangunan kampus baru. Di samping itu disediakan 50 unit peralatan laboratorium bagi berbagai bidang ilmu. Kecuali itu telah disediakan 28 ribu buku pelajaran/perpustakaan dan penyusunan 392 judul bahan kuliah (diktat).

TABEL XVI — 8PENATARAN TENAGA KEPENDIDIKAN,

1978/79 — 1980/81(orang)

833

GRAFIK XVI – 7

PENATARAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1978/79 – 1980/81

834

Perhatian khusus telah diberikan terhadap pengembangan pendidikan Program Diploma Kependidikan di 10 lembaga pendidikan tenaga kependidikan (IKIP) dan Universitas-universitas yang mempunyai Fakultas Keguruan (FKG) dalam rangka usaha mengatasi kekurangan tenaga guru pada SLTP dan SLTA.

Demikian pula, telah dilakukan penataran bagi 3,9 ribu dosen, dalam berbagai bidang studi serta pembinaan tenaga akademis/dosen dalam proses belajar-mengajar dalam rangka Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) di samping pendidikan pasca sarjana/program doktor meliputi sebanyak 771 peserta dan juga pendidikan dokter ahli, serta, dilaksanakan pula berbagai jenis penelitian meliputi 905 judul. Selan-jutnya, beasiswa yang telah disediakan untuk mahasiswa berjumlah lebih dari 21,7 ribu terutama dalam berbagai bidang studi yang perlu lebih mendapatkan perhatian (belum termasuk sejum1ah 3,3 ribu bea-siswa yang disediakan dalam rangka penunjangan bakat dan prestasi). Mengenai Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat dikemukakan bahwa kegiatan itu telah melibatkan hampir 7,6 ribu mahasiswa.

Terhadap perguruan tinggi swasta penataran dan pembinaan terus dimantapkan antara lain melalui penilaian kembali terhadap status dan pemberian bantuan prasarana dan sarana.

e. Penunjangan bakat dan prestasi

Usaha pemerataan kesempatan pendidikan telah pula dilanjutkan dengan pemberian beasiswa, kepada sejumlah siswa yang berbakat dan berprestasi tetapi lemah dalam kemampuan ekonomi agar dapat berhasil mencapai tujuan pendidikannya. Pada tahun 1980/81 telah diberikan beasiswa kepada 10.137 siswa

835

SD, 6.000 siswa SLTP, 4.495 siswa SLTA dan 3.325 mahasiswa. Di samping itu, secara khusus disediakan 50 beasiswa bagi putera daerah Irian Jaya, Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur untuk melanjutkan pendidikan di Jawa.

f. Peningkatan Pendidikan MasyarakatKegiatan pendidikan masyarakat (pendidikan luar

sekolah) yang dalam tahun kedua Repelita III (1980/81) telah dilaksanakan meliputi

antara lain pembinaan sejumlah kelompok belajar dari berbagai jenis yang melibatkan sekitar 910,9 ribu orang peserta. Diantaranya ter-dapat sejumlah 723,9 ribu peserta kelompok belajar pendidikan dasar, 150 ribu peserta kelompok belajar pendidikan kesejahteraan keluarga serta sejumlah 37 ribu peserta kelompok belajar berbagai jenis keterampilan kejuruan (6 ribu peserta keterampilan perbengkelan, 6 ribu peserta keterampilan pertukangan, 12 ribu peserta keterampilan perkantoran/niaga, serta 13 ribu peserta untuk jenis keterampilan khusus lainnya).

Di samping pembinaan kegiatan belajar juga telah dibentuk dan dikembangkan kelompok-kelompok belajar berusaha (Kader Usaha) yang meliputi sekitar 600 kelompok yang tersebar di berbagai daerah.

Latihan untuk para calon pembimbing kelompok belajar pendidikan dasar dan kesejahteraan keluarga serta kelompok belajar keterampilan kejuruan lainnya telah dilaksanakan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang melibatkan sebanyak 7 ribu tenaga. Penataran tenaga teknis telah pula dilaksanakan bagi antara lain 6,8 ribu Penilik Pendidikan Masyarakat dan Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat, Olahraga dan Pemuda (Kasi Masorda). Pembangunan 4 Balai Pendidikan Masyarakat (BPM) yaitu di Surabaya, Semarang, Medan dan Ujung Pandang, telah dapat diselesaikan berikut rehabilitasi/perluasan 2 Balai Pendidikan Masyarakat lainnya, yaitu di Kebon Jeruk (Jakarta) dan Jayagiri (Lembang) sementara itu telah dapat dilaksanakan pembangunan 7 buah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), yaitu di Kesiman (Bali), Lok Seumawe (di Aceh), Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat), Pariaman (Sumatera Barat), Poasia (Sulawesi Tenggara), Jungkat (Kalimantan Barat), Bogor. (Jawa Barat), penerbitan lebih dari 11,0 juta buku paket A berikut lebih dari 1,5 juta buku pedomannya dan 836

penyediaan alat-alat pendidikan berupa alat praktek sebanyak 82 set (41 set alat keterampilan kejuruan dan 41 set alat keterampilan untuk pendidikan kesejahteraan keluarga). Telah pula diterbitkan sejumlah 351 ribu eksemplar majalah Cakrawala serta 84 ribu eksemplar majalah Caraka.

Sementara itu juga dikembangkan kegiatan komunikasi pendidikan luar sekolah, yang antara lain meliputi program radio, televisi dan film serta program media lainnya.

g. Peranan WanitaSebagai kegiatan untuk menunjang Peningkatan

Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera, (P2WKSS) maka dilanjutkan dan diperluas pengembangan kurikulum, latihan dan pembinaan warga belajar yang menjangkau 3,3 ribu peserta. Disamping itu juga, memberikan bantuan berupa hadiah bagi pemenang lomba desa binaan P2WKSS.

Sementara itu telah dibina desa-desa percobaan untuk pengem-bangan kelompok belajar berusaha khusus wanita di 4 daerah (Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, Irian Jaya serta Nusa Tenggara Timur) yang meliputi 92 kelompok kejar usaha.

Penelitian/pembinaan swadaya wanita di pedesaan telah pula dilaksanakan dan dalam hubungan ini telah diterbitkan sebanyak 240 ribu buku Keluarga Sehat dan Sejahtera serta disediakan 26 set alatalat praktek.

h. Generasi MudaKegiatan pengembangan generasi muda telah

dilaksanakan antara lain melalui berbagai kegiatan pengembangan kepemimpinan dan ketenagaan, keterampilan dan daya kreasi, di samping pengadaan dan peningkatan berbagai sarana dan fasilitas pengembangan kepe-mudaan.

Kegiatan pengembangan kepemimpinan dan ketenagaan telah dilaksanakan dengan menyelenggarakan latihan perintis pemuda se-banyak 1,2 ribu orang peserta, latihan pemuka pemuda sebanyak 950 peserta, latihan penuntun pemuda sebanyak 1.000 peserta disertai dengan pengadaan sarana perlengkapan latihan sejumlah 26 unit.

Disamping itu telah dilaksanakan latihan bagi

837

para pendamping pemuda yang melibatkan sejumlah 60 orang peserta, penataran pe-natar pemuda sejumlah 80 peserta, penataran penyegaran penatar pemuda sejumlah 50 peserta, penataran pengelola gelanggang pemuda bagi 80 peserta serta penataran teknis Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga (PLSPO) bagi 165 penilik olahraga dan pemuda. Sementara itu telah dilaksanakan penataran pemuda tingkat nasional

berupa penataran P4 Pemuda yang meliputi sebanyak 450 peserta. Empat buah Gelanggang Pemuda telah pula dibangun.

Kegiatan pembinaan dan pengembangan keterampilan dan daya kreasi telah dilaksanakan antara lain melalui pertukaran pemuda antar negara (Indonesia-Kanada serta Indonesia-Malaysia) sekaligus dalam rangka kerja lama internasional di bidang kepemudaan dan melalui pertukaran pemuda antar propinsi yang melibatkan sejumlah 240 peserta. Kegiatan lain yang telah dilaksanakan ialah Pembinaan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) dan Caraka Muda di tingkat Propinsi sebanyak 26 team, pembinaan 82 kelompok minat pemuda, penyelenggaraan festival pemuda di 26 lokasi yang meliputi sekitar 5,2 ribu orang peserta, penyelenggaraan unit percontohan kelompok kerja produktif yang diikuti oleh 100 peserta, perkemahan pemuda sebanyak 300 orang peserta, wisata pemuda bagi 300 peserta serta pembinaan satuan tugas sukarela pemuda sejumlah 2,5 ribu orang pemuda.

Bantuan kepada KNPI telah dimanfaatkan untuk peningkatan aktivitas, fungsi, mutu, pemantapan organisasi, serta pengadaan pra-sarana dan sarana. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain meliputi pengembangan desa pemuda di 5 daerah/propinsi dan lomba kreativitas pemuda bagi 234 orang peserta. Di samping itu antara lain telah pula diselenggarakan latihan instruktur kader bagi 30 peserta, Latihan Kepemimpinan Keputrian bagi 50 peserta dan latihan organ-sasi dan manajemen bagi 40 peserta, penataran perkoperasian pe- muda desa bagi 40 peserta serta temu karya wisata pemuda bagi 120 peserta.

Bantuan kepada Gerakan Pramuka telah

838

dipergunakan untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan sarana fisik. Kegiatan ter-sebut antara lain meliputi latihan bagi seribu pramuka, penyelesaian pembangunan 7 buah gedung Cabang Pendidikan Kepemimpinan Pramuka (Cadika) di 7 Propinsi, pengadaan tahap kedua sarana fisik asrama di bumi perkemahan Widya Mandala Krida Bakti Pramuka (Wiladatika) Cibubur Jakarta dan pengadaan buku Pramuka sebanyak 9 ribu buah.

Selanjutnya kegiatan pembinaan/pengembangan generasi muda di bidang lainnya adalah sebagai berikut:

Kegiatan di bidang agama bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kewiraswastaan para pemuda/remaja terutama bagi mereka yang berada di daerah pedesaan, melalui jalur agama di samping menyemarakkan kehidupan agama di kalangan remaja. Kegiatan ini telah melibatkan sejumlah hampir 3 ribu remaja, (2.751 remaja Islam, 100 remaja Protestan, 60 remaja Katolik dan 85 remaja Hindu/ Budha).

Di bidang hukum, pembinaan bimbingan kemasyarakatan dan pengetahuan anak meliputi pendidikan di sekolah, pendidikan keagamaan, pendidikan kepramukaan, keterampilan bertani dan berternak serta berwiraswasta.

Di bidang kesejahteraan sosial, khususnya untuk mengisi kegiatan kelompok remaja yang kurang mampu, telah dilaksanakan usaha-usaha dalam wadah Karang Taruna dalam rangka mencegah masalah kelainan sosial di kalangan remaja. Dalam program Karang Taruna tersebut para remaja diberikan berbagai kegiatan meliputi latihan ke-terampilan kerja, kerajinan tangan, kesenian dan olahraga, sehingga waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk karya yang produktif. Pada tahun 1980/81 kepada lebih dari 2,1 ribu Karang Taruna diberikan bantuan berupa paket peralatan keterampilan dan kerajinan tangan.

Sementara itu di 8 Propinsi (20 kabupaten, 40 kecamatan dan 400 desa) telah dilaksanakan kegiatan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak dan remaja, melindungi/mencegah anak remaja dari bahaya narkotika dan obat berbahaya lainnya serta mengikut sertakan remaja dalam kegiatan kesehatan masyarakat antara lain kegiatan Palang Merah Remaja, peningkatan kebersihan lingkungan, pertolongan pertama pada kecelakaan serta usaha kesehatan dari anak untuk anak baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Di bidang perdagangan telah dilaksanakan penyuluhan terhadap calon-calon pengusaha muda sebanyak 1,1 ribu orang, di samping pelaksanaan penataran terhadap para pengusaha/talon pengusaha muda sebanyak 960 orang.

839

Di bidang perkoperasian telah dilaksanakan pendidikan di 19 kecamatan dari 14 propinsi yang melibatkan lebih dari 1,5 ribu orang. Dari jumlah tersebut 646 orang di antaranya telah duduk dalam kepengurusan koperasi baik sebagai Anggota Pengurus, Badan Pemeriksa, manajer maupun karyawan koperasi.

Di bidang industri, pengembangan generasi muda telah dilaksanakan melalui latihan dan peningkatan keterampilan yang melibatkan sekitar 600 orang peserta di 17 propinsi, yaitu untuk berbagai jenis keterampilan antara lain kerajinan bambu dan kulit, cetak sablon, konpeksi, dan anyaman rotan.

Sementara itu telah dilaksanakan kegiatan perintisan yang merupakan kegiatan latihan dan pendidikan untuk lokasi terpencil, yang masih terbatas di Pulau Jawa, dan melibatkan 110 orang peserta. Di samping itu kegiatan Widya karya yang merupakan pengerahan obyek industri telah dilakukan bagi 60 orang mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Sebagai tindak lanjut kegiatan pendidikan dan latihan telah dilaksanakan kegiatan lanjutan di 6 propinsi bagi 30 wiraswasta yang berasal dari pemuda putus sekolah.

Di bidang pertanian telah diselenggarakan kegiatan peningkatan pembinaan taruna tani dan nelayan usia 13 — 35 tahun berupa kegiatan latihan pembina tingkat Propinsi yang melibatkan sebanyak 774 peserta, kursus kepemimpinan taruna tani bagi lebih dari 5 ribu peserta serta penyuluhan keterampilan di bidang usaha tani.

Akhirnya dalam rangka meningkatkan komunikasi antar pemuda dan instansi yang terlibat dalam pembinaan kepemudaan telah diterbitkan satu media bulanan dengan nama Forum Pemuda yang memuat masalah-masalah yang menyangkut kebijaksanaan dan program kepemudaan serta ilmu pengetahuan.840

i. Keolahragaan

Pelaksanaan kegiatan keolahragaan telah dilakukan melalui pembinaan olahraga bagi anggota masyarakat, pengembangan prasarana dan sarana olahraga, dan peningkatan prestasi olahraga.

Kegiatan pembinaan olahraga telah dilaksanakan dengan jalan menatar pelatih olahraga sebanyak 1051 peserta; pemasalan olahraga yang melibatkan sebanyak 70 ribu pelajar dan 37,6 ribu mahasiswa

serta pemasalan olahraga masyarakat yang melibatkan 260,5 ribu orang.

Demikian pula telah pula dilaksanakan pembibitan olahraga berbakat sebanyak 138 orang dan pengembangan kerjasama olahraga internasional sebanyak 20 orang dalam 12 kali kegiatan. Sementara itu telah pula dilaksanakan kejuaraan nasional, regional maupun internasional, yang telah melibatkan sejumlah 1,4 ribu pelajar, 600 mahasiswa serta seribu anggota masyarakat.

Pengembangan prasarana dan sarana olahraga kegiatannya meliputi antara lain pembangunan sejumlah kolam renang serta rehabilitasi sejumlah gedung pusat latihan olahraga, pembuatan/rehabilitasi sejumlah lapangan olahraga, pengadaan peralatan olahraga sebanyak 33 unit serta 3,6 ribu paket alat olahraga di samping pengadaan buku olahraga sebanyak 8 ribu buah.

Kepada KONI telah diberikan bantuan pembinaan organisasi olahraga dan peningkatan prestasi olahraga termasuk di dalamnya bantuan untuk persiapan penyelenggaraan PON X. Pembinaan kese-garan jasmani dan rekreasi telah dilaksanakan dengan jalan mengadakan penelitian dan pengembangan kemampuan fungsional manusia (daya tahan jantung, peredaran darah, pernafasan dan kekuatan otot) untuk para karyawan dan meliputi seluruh kelompok umur. Selanjutnya telah dilakukan penelitian ketangkasan dan keterampilan para pelajar dan mahasiswa septa para olahragawan di seluruh Indonesia. Penelitian telah dilakukan mengenai pertumbuhan dan perkembangan fisik terhadap anak berumur 2 — 25 tahun.

Penelitian/pembinaan kesegaran jasmani dan rekreasi telah dilaksanakan terhadap anak balita, pelajar remaja, mahasiswa dan pemuda, karyawan, kelompok khusus seperti olahragawan, ABRI, pen-

841

derita cacad dan kelompok masyarakat lainnya. Usaha ini akan uterus dilanjutkan dalam rangka membina dan meningkatkan prestasi kerja di bidangnya masing-masing, Di samping itu telah pula dilaksanakan kegiatan pembinaan kesegaran jasmani, kesehatan sekolah dan rekreasi pendidikan yang meliputi kurang lebih 503 buah sekolah dan 15 propinsi, pengiriman paket alat penelitian kesegaran jasmani dan rekreasi ke daerah-daerah sebanyak 70 buah serta pencetakan buku hasil penelitian sebanyak 11 ribu eksemplar.

Dead clan pula telah diadakan penelitian terhadap sekolah yang meliputi aspek-aspek kehidupan lingkungan sekolah sehat, pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Penelitian tentang rekreasi di-arahkan kepada kegiatan yang berunsurkan pendidikan, misalnya memanfaatkan waktu luang, keolahragaan, kesenian serta keterampilan untuk mengembangkan bakat.

j. Pengembangan Sistem Pendidikan

Dalam usaha memperluas kesempatan belajar telah dilaksanakan program PAMONG yaitu pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua, dan guru. Pada tahap ini sedang dicobakan program SD Kecil yang ditujukan untuk menampung anak-anak yang tinggal di daerah terpencil. Pada tahap ini telah dirintis sekolah kecil di daerah Kalimantan Tengah, Kendari Selatan dan Jawa Timur. Pada tingkat pendidikan menengah diselenggarakan pengembangan penerapan prinsip teknologi yang memungkinkan murid belajar sendiri dari berbagai sumber belajar yang berfungsi sebagai penyalur informasi. Pada tahap ini telah dirintis pelaksanaannya di lima propinsi yaitu Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Sementara itu sedang dilakukan penelitian calon lokasi SMP Terbuka pada 13 propinsi ,dengan 35 lokasi. Telah pula dihasilkan bahan belajar program KEJAR (Kerja sambil Belajar) dalam bentuk paket rekaman suara untuk digunakan secara meluas melalui siaran radio atau tape recorder.

Untuk 1nomperluas kesempatan belajar bagi anak bar biasa, yaitu terutama anak-anak yang menderita berbagai macam tuna, telah diselenggarakan program pengembangan uji-coba sekolah Iuar biasa, pemantapan pendidikan terpadu dan berbagai 842

macam pene-litian.Dalam usaha memelihara dan meningkatkan mutu

pendidikan telah dilaksanakan penataran guru SD dengan media radio yang melengkapi penataran secara tatap muka. Dalam rangka pengembang-an kurikulum bagi berbagai jenis dan jenjang pendidikan telah dilanjutkan pengembangan kurikulum pra sekolah yang disesuaikan dengan keadaan dan kondisi di Indonesia; suatu kurikulum sekolah

dasar terpadu sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya dan siap menghadapi kenyataan di masyarakat; kurikulum sekolah luar biasa terpadu; dan, kurikulum SMP Terbuka. Untuk mempersiapkan anak didik agar ,mampu terjun ke masyarakat sedang dikembangkan suatu program pendidikan keterampilan terminal. Untuk meninjau kelengkapan buku pedoman sedang dikembangkan penyempurnaan kurikulum sekolah guru pendidikan luar biasa. Untuk meningkatkan sistem pengajaran di perguruan tinggi sedang dilaksanakan uji-coba sistem pengajaran dengan modul di perguruan tinggi. Di samping itu, sedang dilaksanakan usaha pengembangan metodologi berbagai studs pengembangan sebagai penunjang pelaksanaan kurikulum.

Pengaturan standarisasi dan akreditasi telah dilaksanakan melalui program penyusunan dan pengembangan soal-soal ujian prestasi belajar berdasarkan kurikulum, pengembangan bank soal, penyusunan Tes inteligensia yang baru, dan studi keahlian beberapa alat ukur atau predikator 'untuk seleksi masuk perguruan tinggi.

Guna mengembangkan sistem pendidikan yang lebih serasi de-ngan pembangunan nasional telah dilaksanakan studi lebih lanjut untuk merumuskan hasil Komisi Pembaharuan Pendidikan yang oilcan dijadikan bahan ramuan untuk merumuskan konsep (pembaharuan) pendidikan nasional.Dalam (usaha meningkatkan daya guna dan tepat guava, penge-lolaan pendidikan telah dilaksanakan suatu sistem pendidikan mul-tistrata, yaitu program sarjana, program diploma, dan program akta.Sistem ini dilaksanakan dengan penetapan kurikulum teras untuktiap bidang studi dan dengan penerapan sistem kredit bagi penentuanbeban belajar sehingga sistem tersebut dapat memberikan lebih banyak

1

diversifikasi program pendidikan, keluwesan dan kemungkinanpemindahan hasil pendidikan dari program satu ke program 1aih.Sementara itu untuk meningkatkan daya, gum, dan tepat gunapengelolaan pendidikan telah dilaksanakan kegiatan pengembangansistem informasi melalui kegiatan pengembangan sistem pengum-pulan, pengolahan, analisa dan sintesa data serta penyimpanan danpenelusuran data untuk memperoleh gambaran tentang perkembanganpendidikan di masa lalu maupun di masa depan. Dalam pada

843

itu sedang dikembangkan pendapatan pendidikan luar sekolah dan olahraga ,serta generasi muda. Mengenai pendataan kebudayaan kini sedang ,dirintis, begitu pula usaha pendataan keuangan/pembiayaan pendidikan.B KEBUDAYAAN NASIONAL DAN

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA1. PendahuluanPembangunan Nasional berdasarkan Pancasila

dan Un4ang-Undang Dasar 1945 dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh ;masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa ,pembangunan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, tetapi juga kepuasan batiniah 'sehingga pengembangan kebudayaan nasional menjadi penting artinya bagi Indonesia sebagai landasan hidup ber masyarakat secara serasi, 'seimbang ,'dan selaras. Untuk itu nilai-nilai budaya Indonesia terus dibina dan dikembangkan guna memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga did dan kebanggaan nasional serta mem-perkokoh jiwa kesatuan nasional. Kebudayaan nasional terus dibina berdasarkan norma-norma Pancasila dan diarahkan pada penerapan nilai-nilai hidup luhur. Selain itu diusahakan peniadaan dan pencegahan nilai-nilai sosial budaya yang bersifat feudal dan kedaerahan yang sempit. Dengan demikian maka pengembangan kebudayaan nasional diarahkan kepada nilai-nilai luhur yang menunjang pengembangan ketangguhan untuk menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan Bangsa dan Negara,

Dalam rangka ini antara lain pengembangan kebudayaan diarahkan pula untuk memperkokoh persatuan dan kesetiakawanan menanamkan sikap 844

tenggang rasa, hemat, pra saja, bekerja keras, cermat, tertib, penuh rasa pengabdian, jujur dan kewiraan, serta menanamkan sikap menghargai karya orang lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

Pengembangan kebudayaan merupakan bagian terpadu dad pembangunan nasional secara keseluruhan, karena di satu pihak pembangunan membutuhkan persyaratan-persyaratan nilai budaya

yang mendukung pembangunan, dan di lain pihak pembangunan juga memberi akibat sampingan yang pemecahan nya dapat diketemukan dalam kebudayaan. Usaha pengembangan kebudayaan sendiri '(termasuk pembinaan penghayatan kepercayaan, 1terhadap Tuhan Yang ,Maha Esa) 'diartikan sebagai serangkaian usaha radar untuk memelihara, melestarikan, menghidupkan, memperkaya, menyebarluaskan, meningkatkan mutu dan daya guna kebudayaan nasional dengan ,segala aspeknya.

Untuk mencapai keadaan yang ,diinginkan, pembangunan kebudayaan nasional dan pembinaan penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang ,Malta, Esa dilaksanakan dengan kebijakan 'pokok se-bagai berikut :

a. Peningkatan bidang kepurbakalaan, kesejarahan, dan permuseuman dengan, melaksanakan langkah-langkah ;penyelamatan warisan budaya ,melalui usaha-usaha inventarisasi, pemeliharaan, pemu-garan, pengamanan, penghayatan, penerbitan dan pendokumentasian.

b. Peningkatan dan pengembangan sent budaya dengan melaksanakan langkah-langkah pembinaan sosio-drama yang menjangkau seluruh desa. Selanjutnya dikembangkan kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap nilai-nilai dart luar yang positif dan menolak nilai-nilai yang negatif.

c. Peningkatan Kebahasaan, kesasteraan, perbukuan, dan perpusta-

kaan dengan melaksanakan langkah-langkah pembakuan bahasa,penyuluhan penggunaan bahasa, penulisan dan penerbitan buku,penyediaan bahan perpustakaan, peningkatan media kebudayaan.

d. Peningkatan inventarisasi kebudayaan dengan melaksanakan langkah-langkah penelitian sejarah dan nilai tradisi, penulisan biografi pahlawan dan tokoh masyarakat, penelitian bahasa dan sastera, serta penelitian kepurbakalaan.

e. Peningkatan usaha inventarisasi, dokumentasi dan evaluasi bahan data dan bahan informasi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta pengembangan kebijakan pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

845

f. Peningkatan/pengembangan kemampuan dan pengetahuan teknis tenaga-tenaga petugas di bidang kebudayaan.

g. Peningkatan pengawasan dalam pelaksanaan tugas pengembangan kebudayaan nasional,

Untuk mencapai tujuan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional tersebut dilakukan langkah-langkah berupa program-program sebagai berikut :a.Program Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman.b. Program Pengembangan Seni Budaya.c.Program Kebahasaan dan Kesusasteraan,

Perbukuan dan Perpustakaan.d, Program Inventarisasi Kebudayaan.e. Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Langkah-langkah tersebut sesuai dengan kerangka

kebijaksanaan umum pengembangan kebudayaan nasional yaitu dengan nilai-nilai Pancasila. Demikian pula terdapat usaha pengintegrasian secara selaras antara unsur kebudayaan daerah serta unsur kebudayaan dari luar yang positif. Kemudian perkembangan kebudayaan nasional yang bersifat memperkuat bahasa nasional.

2. Pelaksanaan kegiatan Pembangunan

dan hasil-hasilnya a. Kepurbakalaan,

Kesejarahan dan Permuseuman

Tujuan utama kegiatan pembangunan kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman adalah untuk menjaga warisan budaya sebagai salah satu sarana pembinaan bangsa bagi generasi

846

sekarang dan masa yang akan datang. Penyelamatan warisan budaya ini diselenggarakan melalui usaha-usaha inventarisasi, pemeliharaan, pemugaran, peng-amanan, penghayatan, penerbitan, dan pendokumentasian warisan budaya nasional maupun daerah.

Program tersebut bertujuan agar tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan bangsa serta pemanfaatan nasional

tetap dipelihara dan dibina untuk memupuk, memperkaya dan memberi corak kepada kebudayaan nasional. Hal tersebut antara lain dilakukan dengan pemugaran, pemeliharaan dan penyelamatan pening-galan sejarah dan purbakala; penerbitan dan penyebar luasan pengetahuan dalam bidang kepurbakalaan, meningkatkan kegiatan bimbingan pengendalian dan evaluasi dalam bidang sejarah dan purbakala serta menyelesaikan pemugaran candi Borobudur.

Hasil yang dicapai dalam tahun 1980/81 antara lain adalah sebagai berikut :(1) Dalam usaha mengumpulkan benda purbakala dan

benda budaya untuk menyelamatkan dan memelihara warisan budaya telah didirikan museum-museum Propinsi. Sampai dengan tahun kedua Repelita III telah selesai dan berfungsi 10 Museum Propinsi yaitu di Padang, Bandung, Banda Aceh, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Tenggarong, Banjar baru, Ujung Pandang dan Ambon. Dalam tahun anggaran 1980/81 telah diadakan rehabilitasi dan perluasan museum selurulmya seluas 9.383 m2, pengadaan peralatan teknis 114 unit dan ,peralatan kantor sebanyak 91 set.Di samping itu telah dilaksanakan pula pengadaan koleksi museum melalui pembelian 127 jenis, seperti: mata uang Kerajaan Pasai, senjata tajam dari Irian Jaya, lukisan Bali tradisional dan Kemasan Ubud.Dalam rangka penyebaran koleksi warisan budaya Nusantara telah dibuat miniatur Candi Borobudur dan Prambanan masingmasing untuk Museum Mulawarman di Tenggarong dan Museum Jawa Barat serta replika yupa Kerajaan Kutai untuk Museum Mulawarman Tenggarong.Dalam rangka peningkatan dan apresiasi

847

masyarakat dilaksanakan peningkatan fungsionalisasi museum melalui pameran keliling di 13 Propinsi dan pemberian bantuan kepada museum daerah dan swasta sebanyak 28 buah di 11 Propinsi. Dilakukan pula penerbitan 2 nomor Majalah Museografi, 6 judul brosur, pedoman konservasi koleksi dan pedoman penyelenggaraan dan pengelolaan museum, Kemudian dilaksanakan ceramah ilmu Permuseuman di 6 Propinsi yaitu di Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Irian Jaya.

Dalam rangka pendokumentasian permuseuman telah dilaksanakan kegiatan dokumentasi dan registrasi permuseuman Indonesia di 3 daerah yaitu di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.Demikian pula diadakan ;pendokumentasian dan reproduksi foto yang menghasilkan foto dan slide bagi 76 Museum Negeri dan Swasta, film teknologi tradisional dari 6 desa di Nias, 3 desa di Solo dan 3 desa di Jawa Barat.

(2) Dalam usaha peningkatan pengelolaan museum dan pelayanan terhadap masyarakat telah diadakan kegiatan penataran bagi 33 orang tenaga permuseuman.

(3) Untuk pemantapan pelayanan dan fungsi museum-museum di Indonesia telah .dirintis suatu penyusunan Rancangan Undang-Undang Permuseuman dan Rancangan Peraturan Pelaksanaan Permuseuman.Di samping itu dalam rangka kerjasama dengan luar negeri Indonesia ikut berpartisipasi dalam proyek ASEAN Cultural Fund dan berbagai pertemuan konperensi permuseuman antara lain Perencanaan Latihan Tenaga Permuseuman untuk Asia di Tokyo, serta konperensi umum ICOM di Mexico.

(4) Pengamanan, pemeliharaan dan perlindungan warisan sejarah dan purbakala meliputi 1.250 situs dan pemugaran 80 lokasi di antaranya pemugaran candi Brahma, candi Sukuh, candi Sambisari, candi Gedongsongo di Jawa; candi Muara Takus dan candi Padanglawas dan candi Muara Jambi di Sumatera. Selain itu komplek bekas Kraton Kota Lama Banten, Trowulan, Kraton Ratu Boko di Jawa dan Istana Kota Waringin di Pangkalan Bun/ Kalimantan mulai dilakukan pemugaran. Pemugaran candi Borobudur meliputi penataan

848

kembali batu-batu candi di sebelah Timur dan Barat sebanyak 5.785 M3, konservasi batu-batu candi sebanyak 5.121 M3. Kesempatan ini sekaligus dimanfaatkan untuk peningkatan keterampilan bagi 54 orang tenaga pemugar kepurbakalaan.Di samping itu juga dipelihara dan dipugar makam/mesjid Mantingan, makam Sultan Tegal Arum, makam Citrosoman di Tegal/

Jawa Tengah, makam Leran di Gresik, makam Air mata Ibu di Bangkalan/Madura, makam Islam Kuno di Banda Aceh dan Samudera Pasai di Aceh Utara, makam Raja-raja Mempawah di Kalimantan, makam Raja-raja Bone di Bontaeng, makam Bataluing di Jeneponto, makam kuno di Taebenu di Kupang, makam Islam kuno Selaparang, makam Raja-raja Kutai di Tenggarong, makan Raden Intan II Cempaka di Lampung, mesjid kuno Kyai Gede Kota Waringin Lama di Kalimantan, mesjid Pujud, mesjid kuno Rambitan dan mesjid kuno Pondok Tinggi di Kabupaten Kerinci, Sumatera.Bangunan peninggalan sejarah yang berupa gedung, rumah adat, taman purbakala, benteng dan lain-lain dilanjutkan pemugarannya seperti Gedung Merdeka di Bandung, Rumah Pengasingan Mohammad Hatta di Banda, Benteng Pulau Onrust, Benteng Marlborough di Bengkulu, Benteng Raden Intan II Cempaka di Lampung, Benteng Otanaha dan Benteng Duurstede di Maluku, Taman Purbakala Sunyaragi di Cirebon, Taman Purbakala Pugung Raharjo di Lampung Tengah, Taman Purbakala Gendingsuro di Sumatera Selatan, Taman Purbakala Watunonju di Sulawesi Tengah, Taman Purbakala Batu Pake di Sinjai Sulawesi Selatan, Loji Tondano di Sulawesi Utara, Rumah Pahlawan Wanita Cut Nyak Din dan Cut Mutia di Daerah Istimewa Aceh, Taman sari Klungkung, Komplek Tugu Mac Arthur di Irian Jaya. Di samping itu telah pula dilakukan studi kelayakan arkeologis terhadap obyek-obyek .peninggalan sejarah dan purbakala yang meliputi 18 lokasi.Fungsionalisasi Rumah Adat dan Rumah Peninggalan Sejarah melalui pemugaran dan rehabilitasi antara lain Kraton Yogya-karta 4 lokasi, Dalem Notoprajan 1 lokasi, Istana

(5)

849

Sumenep 1 lokasi, Istana Pasir Balengkong, Istana Bone, Istana Tua Sumbawa, Istana Lima laras di Tanjung tiram Asahan, Gedung Sri Manganti di Sumedang, Istana Gedung di Tapanuli Selatan, Gedung Sekolah Raden Dewi Sartika, Mesjid Agung Caringin di Kabupaten Pandeglang, Rumah Adat Ciburuy di Kabupaten Garut, Istana Tua Sumbawa dan Taman Mayura di Nusa Teng-gara Barat, Rumah Adat Mandailing, Rumah Mat Nias 4 buah,

Rumah Adat Batak Toba Huta Lumbon Raja di Bakkara (Sumatera Utara) 2 buah, Rumah Adat Lapincong di Barru, Pura Agung Pinggan, Batur Ning, Hyang Tiba, Langan, Danau Batur, Sangon, Tuluk Biyu, Ganggam, Kentelbumi, Kelotok, Besakih, Maduwe Karang, Pejenangan Sakti, Bulus Candi Kusumah, Puncak Padang Dewa, Luhur Puseh, Jati Luwih dan 2 buah purl yaitu Puri Gede Krambitan dan Puri Agung Bangli.

b. Pengembangan Seni BudayaPengembangan seni budaya nasional, termasuk

aspek daerah diusahakan dengan Cara pemeliharaan, pelestarian, memperkaya, pembinaan dan penyebarluasan.

Pengembangan Kesenian menitik beratkan pemeliharaan dan pd1estarian khususnya kesenian tradisional sebagai sumber kehidupan kesenian di masa-masa mendatang, menghidupkan kembali bentukbentuk kesenian tradisional, Water rakyat (sosio drama) yang sesuai dan selaras dengan tingkat kehidupan bangsa kita. Selain itu diada-kan pembinaan, penggalian, pengolahan, peningkatan dan penyebarluasan mutu kesenian-kesenian. Kegiatan ini diarahkan kepada penyelamatan karya seni yang bermutu, peningkatan apresiasi daya serap dan perluasan orientasi seni, peningkatan/perluasan wawasan seni, pengembangan dan pembibitan kader kesenian bagi masyarakat. Demikian pula usaha menunjang kesejahteraan seniman dan pemberian penghargaan yang layak bagi para seniman yang berprestasi. Kecuali itu diusahakan pula meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menanggulangi pengaruh negatif dari luar negeri.

Hasil yang telah dicapai selama tahun 1980/81 antara lain ialah sebagai berikut :

850

(1) Bimbingan teknis sosiodrama dilakukan di 26 Propinsi dan menjangkau 60.645 desa.Pelaksanaan lanjutan pembangunan Taman Budaya di 16 Pro-pinsi yaitu di Daerah Istimewa Aceh, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sula-

wesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

(2) Pengendalian dan pengembangan kesenian di 26 Propinsi melalui sarasehan, sanggar, lomba dengan jumlah peserta sebanyak 800 orang per Propinsi. Penyebarluasan kesenian di setiap Propinsi dilakukan melalui pameran, pegelaran, duta seal, dan festival Tingkat Nasional.

(3) Bantuan peralatan kesenian telah diberikan untuk 75 daerah tingkat Kabupaten/Kodya, 170 Kecamatan di 26 Propinsi dan 30 Daerah Transmigrasi.

(4) Untuk membina daya tangkal terhadap pengaruh kebudayaan negatif dari luar negeri, telah diadakan kerjasama inter-departemen antara lain dengan Departemen-departemen Kehakiman, Dalam Negeri, Luar Negeri, Perhubungan, Tenaga Kerja, Angkatan Kepolisian, Kejaksaan Agung.Untuk lebih menunjang usaha-usaha tersebut di

alas telah dimantapkan konsep Wisma Seth Nasional, termasuk penyusunan pola dasar, isi clan fungsinya.

c. Kebahasaan dan Kesusasteraan, Perbukuan dan Perpustakaan

Program ini menitik beratkan usahanya kepada pembinaan dan Pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional, yang berfungsi sebagai sarana komunikasi di bidang ilmu pengetahuan mau-pun kehidupan sehari-hari. Kegiatan utama adalah usaha penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Selain itu juga dibina dan dikembangkan bahasa daerah dalam rangka pengembangan dan usaha memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia seperti pener-jemahan karya-karya Kebahasaan, kesasteraan, penelitian dan

851

penyelamatan buku/naskah kuno yang berharga serta terjemahan kesusasteraan daerah. Agar hasil-hasil tersebut dapat dinikmati masyarakat, hasil penelitian dan pengembangan bahasa dan sastera disebarluaskan melalui pars, film, radio, TV dan berbagai pener-bitan berkala. Mengenai perpustakaan sebagai pusat dan pemberi jasa informasi baik untuk keperluan pendidikan maupun bidang lainnya,

dilakukan peningkatan pembinaan dan pengembangan teknis bagi personalia maupun sarananya seperti aspek gedung/ruangan, koleksi, lokasi, organisasi dan administrasi perpustakaan.Hasil yang dicapai selama tahun 1980/81 antara lain ialah :(1) Penelitian Sastra Indonesia dan Daerah sebanyak 81 judul.(2) Penyusunan 25 judul kamus dan peristilahan,

pengadaan sedang Majelis Bahasa Indonesia - Malaysia, penerjemahan 10 judul naskah, penerbitan 120 judul naskah, penyebaran brosur Kebahasaan dan kesasteraan 72.000 exemplar, dan pembinaan bahasa melalui TV-RI 98 kali.Selain itu dalam tahun 1980/81 telah diusahakan

ber langganan 296.300 exemplar majalah untuk tingkat SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Sementara itu telah diterbitkan naskah buku bacaan populer sebanyak 165.000 exemplar. Naskah-naskah +diperoleh dari museum-museum, kraton-kraton dan perorangan, baik di Jakarta maupun di 1daerah-daerah. Buku-buku tersebut di bagikan kepada instansi pemerintah, perpustakaan negara di Tingkat Propinsi, museum di seluruh Indonesia dan berbagai perpustakaan tingkat I. Di bidang perpustakaan sedang dipersiapkan sistem perpustakaan nasional dan telah diterbitkan majalah Bibliografi Nasional Indonesia sebanyak 10.000 exemplar, 350 exemplar Bibliografi Daerah, pengisian 26 perpustakaan wilayah dengan buku sebanyak 86:425 exemplar, 178 perpustakaan Umum Dati II dengan 87.400 exemplar buku, 1 Perpustakaan tingkat Kecamatan dengan 500 exemplar buku, 29 Perpustakaan tingkat Desa dengan 7.250 exemplar, 4 Perpustakaan Umum Percontohan dengan 8.600 exemplar buku, 13 Perpustakaan keliling dengan 16.600 exemplar buku, 852

13 Perpustakaan perintis sekolah dengan 20.650 exemplar buku, 1 Perpustakaan Umum (Rekso Pustoko) di Solo dengan 450 exemplar buku/naskah, 1 Perpustakaan Umum di Gresik dengan 1.000 exemplar buku.

Dalam rangka menyebarluaskan aspek-aspek kebudayaan nasional melalui berbagai media, telah dimanfaatkan 6 kali siaran melalui media TV-RI, dibuat film kebudayaan 4 bush dan 10 buku pustaka wisata budaya, diselenggarakan pameran seni rupa di Bandung, Yog-

yakarta, Bali, Ujung Pandang, Padang dan pameran seni patung Indonesia di Jakarta.d. Inventarisasi Kebudayaan

Inventarisasi kebudayaan daerah terus ditingkatkan untuk penyelamatan unsur kebudayaan bangsa Indonesia demi pengembangan kebudayaan nasional lebih lanjut. Inventarisasi tersebut dilakukan karena masih terus diperlukan sumbangan unsur-unsur tradisional kebudayaan yang berasal dari berbagai daerah dalam pengembangan kebudayaan bangsa. Untuk itu kebudayaan daerah perlu di kaji, di-rekam dan dianalisa, khususnya bidang kesejarahan dan nilai-nilai tradisional yang meliputi sejarah daerah, aspek. aspek nilai budaya dan lingkungan budaya. Di samping itu untuk mengetahui dan meles-tarikan kebudayaan daerah/suku-suku bangsa Indonesia diadakan inventarisasi dan penelitian bahasa-bahasa daerah, penelitian arkeo-logi yang juga mencakup bidang pra sejarah, arkeologi klasik, arkeo-logi Islam, paleoantropologi, paleoekologi dan radiometri. Pembangunan Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional dilanjutkan sebagai salah satu sarana penunjang penelitian kepurbakalaan.

Dalam bidang penyelamatan dan pemeliharaan warisan budaya telah dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:(1) Penelitian sejarah dan kepurbakalaan septa pengembangan hasil- hasilnya(2) Penyusunan dan penyempurnaan pola

penelitian dan evaluasi Pencatatan/biografi tokoh nasional/tokoh sejarah perlawanan terhadap ko1'onialisme;

(3) Pemanfaatan hasil penelitian sejarah yang dilakukan dalam Repelita II dan Repelita III untuk penulisan kembali buku pelajaran sejarah dan budaya di bidang pendidikan formal;

(4)853

(4) Melanjutkan inventarisasi dan terbitan monografi daerah, cerita rakyat dan lain-lain untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas;

(5) Penerbitan hasil-hasil penelitian tentang khazanah budaya Indonesia untuk dimanfaatkan oleh pendidikan tinggi dan masya-rakat luas;

(6) Pengadaan buku bacaan populer yang berlatar belakang sejarah dan budaya Indonesia;

(7) Kerjasama dengan P.N. Balai Pustaka dalam rangka penerbitan naskah-naskah kebudayaan.Hasil-hasil yang dicapai selama tahun 1980/81

antara lain sebagai berikut :(1)Penyusunan 137 naskah inventarisasi dan dokumentasi kebu-

dayaan daerah tentang sejarah daerah, adat istiadat daerah, ce-rita rakyat, permainan rakyat, geografi budaya daerah dari 26Propinsi,

(2) Penyusunan 70 judul buku tentang biografi, 56 capon pahlawan nasional, tokoh nasional/tokoh sejarah perlawanan terhadap kolonialisme. Kegiatan penelitian kepurbakalaan yang menca-kup 6 kegiatan penelitian yang terdiri dari: penelitian prasejarah; penelitian arkeologi klasik; penelitian arkeologi islam; penelitian paleoantropologi; penelitian paleoekologi radiometri dan evaluasi penerapan metode arkeologi.

(3) Penelitian prasejarah mencakup survai di berbagai situs (lokasi) yaitu Pejaten dan sekitarnya di Jakarta; Solor dan Alor di Maluku dan sekitarnya; Jawa Barat; Kebumen, Kubur Kalang, Plawangan di Jawa Tengah; Tuban di Jawa Timur; Minahasa dan Bali.

(4) Penelitian arkeologi klasik mencakup ekskavasi arkeologi klasik di Trowulan, Kediri dan Tuaungagung dan Candi Siwa; serta penelitian epigrafi di Jawa Timur; Wonogiri, Semarang, Ambarawa di Jawa Tengah.

(5) Penelitian arkeologi Islam mencakup ekskavasi kota Banten Lama di Jawa Barat, dan penelitian naskah-naskah sejarah Aceh di Banda Aceh, serta

854

naskah di Pajang dan naskah-naskah lainnya di Bali.

(6) Penelitian paleoantropologi dilakukan di Flores, Timor, Sangiran di Sulawesi Selatan, Dander, Patiayam, Punung dan sekitarnya.

(7) Penelitian paleoekologi dan radiometri dilakukan di Flores, Timor, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

(8) Di samping itu telah diadakan evaluasi penerapan metode arkeologi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Bali.

e. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa diarahkan kepada pembinaan budi luhur bangsa Indonesia, hal mama mencakup pembinaan sikap taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan rasa hormat menghormati serta kerukunan hidup antara golongan agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa serta meningkatkan amal warga negara Indonesia untuk bersama-sama membangun masyarakat sejahtera, serasi dan selaras.

Langkah -langkah yang dilakukan selama tahun 1980/81 antara lain adalah :(1) Penyusunan dan pengolahan 8 naskah

inventarisasi dan dokumentasi aliran-aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 3 naskah penyusunan dan pengolahan data kepustakaan.

(2) Selain itu di bidang pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diadakan sarasehan, penerangan, bimbingan, penyuluhan sebagai media komunikatif serta peningkatan kemampuan 510 tenaga pembina penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Juga telah diadakan penerbitan 10 naskah dan publikasi melalui bulletin, radio dan TVRI.

f. Pendidikan Aparatur Kebudayaan Nasional clan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Dalam rangka usaha menangani secara intensif kekurangan tenaga pendidik dan teknis di bidang kebudayaan dalam tahun 1980/81, dilaksanakan pendidikan dan pembinaan tenaga teknis kebudayaan melalui : penataran tenaga kepurbakalaan 102 orang, tenaga permuseuman 33 orang, tenaga kesenian 115

orang, tenaga Kebahasaan dan sastra 70 orang, tenaga perpustakaan 65 orang, tenaga dokumentasi

855

dan informasi 50 orang, tenaga administrasi kebudayaan dan penyu sunan bahan pendidikan kesenian sebanyak 20 orang.

Selain itu pendidikan dan pembinaan tenaga teknis grafika telah mendidik dan melatih tenaga tenis grafika sebanyak 357 orang dan telah menerbitkan bahan penunjang kurikulum grafika melalui buku serta majalah sebanyak 27.000 eksemplar.

856