alsoloni.files.wordpress.com · web viewahlaq manusia beberapa waktu yang lalu telah kita baca...

11
Ahlaq Manusia Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis Hawking yang dikemukakan mengenai “no boundary proposals” secara Qurani dapat kita periksa melalui ayat Qurani: “Innamaaaa amruhu idzaaaa araada-syai’an an-yaquu-lalahu: ‘Kun! fayakuun’- ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦSesungguhnya perintahNYA apabila DIA menghendaki sesuatu hanyalah berkata: ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia” (QS.36:82) Hipotesis Hawking tersebut secara demonstratif menunjukkan tidak terhindarkannya kelahiran waktu dari Big Bang bersama- sama kelahiran ruang tiga dimensi. Dengan demikian bagi kita menjadi jelas bahwa, Big Bang dan satuan ruang-waktu (space- time continum) sesungguhnya adalah hasil pelaksanaan dari “Kun!- ”ﻦﻦdan itu adalah suatu proses kejadian yang hingga detik ini masih terus berlanjut (belum mandeg, berhenti). Jadi di dalam kalimat “Fayakuun- ”ﻦﻦﻦﻦﻦsebagai suatu proses terkandung pengertian waktu, masa. Dalam firman-firman Allah swt dijelaskan tentang ketidak mutlakan waktu dan ruang dalam kaitannya dengan satuan ruang-waktu. Ketidak mutlakan waktu dalam firman Qurani ditunjukkan dengan perbandingan antara waktu yang diperlukan oleh malaikat dalam melaksanakan perintah Allah swt dan waktu yang dialami manusia dalam hidup kesehariannya. Banyak mufasirun Quran modern dan para sarjana Muslim mengklaimnya sebagai petunjuk terhadap teori relativitas Einstein. Dalam “General Relativity Theory” dan “Special Relativity Theory” Einstein hanya membicarakan masalah saling hubungan antara energi, materi dan kecepatan gerak materi dalam vakum, tetapi tidak membicarakan masalah mutlak tidaknya waktu terhadap ruang tiga dimensi. Hal ini secara gamblang dapat dilihat dari kesimpulan teori relativitasnya dalam model rumus matematis E=mc 2 di mana E adalah besar satuan energi, m adalah besar satuan massa dan c adalah kecepatan cahaya dalam vakum sebesar 300.000 km/det. Relativitas yang dimaksudkan oleh teorinya Einstein adalah relativitas gerak materi dalam ruang

Upload: truongbao

Post on 22-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: alsoloni.files.wordpress.com · Web viewAhlaq Manusia Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis

Ahlaq Manusia

Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis Hawking yang dikemukakan mengenai “no boundary proposals” secara Qurani dapat kita periksa melalui ayat Qurani: “Innamaaaa amruhu idzaaaa araada-syai’an an-yaquu-lalahu: ‘Kun! fayakuun’-– إنماأمرهإذآأرادشيأأنيقوللهكنفيكون Sesungguhnya perintahNYA apabila DIA menghendaki sesuatu hanyalah berkata: ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia” (QS.36:82)

Hipotesis Hawking tersebut secara demonstratif menunjukkan tidak terhindarkannya kelahiran waktu dari Big Bang bersama-sama kelahiran ruang tiga dimensi. Dengan demikian bagi kita menjadi jelas bahwa, Big Bang dan satuan ruang-waktu (space-time continum) sesungguhnya adalah hasil pelaksanaan dari “Kun!-كن” dan itu adalah suatu proses kejadian yang hingga detik ini masih terus berlanjut (belum mandeg, berhenti). Jadi di dalam kalimat “Fayakuun-فيكون” sebagai suatu proses terkandung pengertian waktu, masa. Dalam firman-firman Allah swt dijelaskan tentang ketidak mutlakan waktu dan ruang dalam kaitannya dengan satuan ruang-waktu. Ketidak mutlakan waktu dalam firman Qurani ditunjukkan dengan perbandingan antara waktu yang diperlukan oleh malaikat dalam melaksanakan perintah Allah swt dan waktu yang dialami manusia dalam hidup kesehariannya. Banyak mufasirun Quran modern dan para sarjana Muslim mengklaimnya sebagai petunjuk terhadap teori relativitas Einstein.

Dalam “General Relativity Theory” dan “Special Relativity Theory” Einstein hanya membicarakan masalah saling hubungan antara energi, materi dan kecepatan gerak materi dalam vakum, tetapi tidak membicarakan masalah mutlak tidaknya waktu terhadap ruang tiga dimensi. Hal ini secara gamblang dapat dilihat dari kesimpulan teori relativitasnya dalam model rumus matematis E=mc2 di mana E adalah besar satuan energi, m adalah besar satuan massa dan c adalah kecepatan cahaya dalam vakum sebesar 300.000 km/det. Relativitas yang dimaksudkan oleh teorinya Einstein adalah relativitas gerak materi dalam ruang terhadap kecepatan cahaya. Pada waktu itu Einstein masih menganut ide pembimbing filosofis tentang waktu yang abadi, waktu langgeng yang statis. Karenanya untuk persamaan kosmologinya dia memasang lambda [Λ] bertanda negatif sebagai tambahan dalam persamaan medan yang dirumuskannya, dikenal sebagai konstanta kosmologi, sebagai pengerem pengembangan alam semesta yang kemudian dia sesali sebagai kebodohan dalam hidupnya.

Hawking menunjukkan melalui “waktu semu – waktu imajiner” bahwa, waktu tidak mutlak berada secara abadi. Menurut logika dialektis matematika geometro Euclidean-Einstein oleh Hawking diterangkan bahwa, “Apabila diketahui keadaan alam semesta dalam waktu imajiner maka akan dapat dihitung keadaan alam semesta di waktu nyata. Diharapkan adanya semacam kemanunggalan masif Big Bang dalam waktu nyata. Sehingga waktu nyata akan tetap mempunyai suatu mulabuka.” Dengan adanya mulabuka bagi waktu nyata, sudah barang tentu ada saat ahir bagi waktu nyata. Artinya waktu tidak berlanjut abadi, sebagaimana telah berabad-abad diterima sebagai kebenaran. Sebab pada saat terjadi Big Bang semua hukum fisika tidak dapat bekerja sebagaimana biasa kita kenal, karena di sana ada kemanunggalan masif (singularity). Dengan demikian alam semesta ada, muncul, lahir, dengan sendirinya (self sustained) tanpa campur tangan siapapun setelah “Kun”.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa panah waktu termodinamis muncul dari persyaratan perbatasan alam semesta. Dari hasil studi “no boundary proposals” dan analisa terhadap

Page 2: alsoloni.files.wordpress.com · Web viewAhlaq Manusia Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis

guncangan (perturbation) model Friedman yang berisi medan scalar massif, diketahui guncangan gelombang gravitasi mempunyai suatu amplitudo yang tetap berada pada rezim linier di setiap saat dan kira-kira (dalam waktu) tetap simetris menurut waktu perluasan maksimal alam semesta. Alhasil guncangan gelombang gravitasi tidak menyebabkan lahirnya atau bukan musabab munculnya panah waktu. Justru guncangan perpadatan (density perturbation) yang kecil di ujung mula kesejarahan alam semesta bertingkah berlainan, semakin membesar dan non-linier ketika alam semesta meluaskan diri. Pada ujung ahir kesejarahan alam semesta guncangan perpadatan tidak mengecil kembali. Karena itu guncangan perpadatan melahirkan panah waktu termodinamis yang mengarah pada suatu arah yang tetap, sementara alam semesta meluas dan menciut kembali. Panah waktu tidak berbalik arah pada saat alam semesta mencapai titik pengembangan maksimal. [S.W.Hawking, R.Laflamme & G.W. Lyons, 18 Jan 1993] Argumentasi yang dikemukakan ini bila kita verifikasi dengan firman Qurani mengenai penciptaan akan menunjukkan tepatnya wahyu Qurani (QS.36:82) yang menggunakan ungkapan “Kun” sebagai kausalitas munculnya alam semesta secara mandiri (self sustained), karena dalam aturan tatabahasa Arab ungkapan “Kun” sendiri adalah suatu fi’il amr (kata kerja perintah) dan “fayakuun” adalah suatu fi’il mudzorik sehingga mereka tak bisa berdiri sendiri secara terpisah. Dengan demikian dapat kita anggap “Kun” sebagai density perturbation. Dalam sebuah wawancara dengan wartawan Kitty Ferguson yang dibukukan (Kitty Ferguson: “Stephen Hawking, Quest for a Theory of Everything”, Bantam Books, 1992) secara ekspresif S.W. Hawking menyatakan: “It’s Just Be!” (Dan terjadilah ia!) guna menjawab pertanyaan tentang bagaimana munculnya alam semesta. Dalam essay “Al-Ahlaqu al-Karimah” telah diusahakan untuk mengenal diri manusia sebagai manusia biologis yang berahlaq biologis (al-basyar - لا بشر ). Jika difahami dari model polah-laku manusia yang hidup secara individual, pribadi, maka ahlaq biologis adalah suatu deret infrastruktur psikologis pada manusia biologis dalam wujud blueprint programa hidup untuk mempertahankan diri tetap hidup (intrinsic sensibility of survival) yang diwariskan semenjak elemen-elemen kimia anorganik melakukan reaksi kimia secara kinetis, analitis dan sintetis guna membentuk suatu molekul tunggal dan molekul kompleks yang berjumlah banyak. Reaksi kimia demikian ini menurut studi NASA ahir-ahir ini tidak hanya terjadi di permukaan Bumi primordial ataupun di lapisan mantelnya tetapi terjadi juga bahkan di saat bintang-bintang bermassa sangat besar (lebih dari 10-30 massa Matahari) dalam proses meledak sebagai “supernovae” dan “hypernovae”. Proses reaksi tersebut secara lebih sederhana dapat dipelajari dari laporan yang dimuat pada media internet websites NASA dan ESO serta stasion-stasion pengamat bintang.

Sebagaimana difirmankan dalam QS.15-Al-Hijr-:28: “Wa idz qola robbuka lil malaaaa-ikati Inni haaliqun basyaraa min shalshaalin min hamaainmmasnuunin - - وإذقالربكللملٕٮكةإنخلقبشرامنصلصلمنحمإمسنون Dan (ingatlah) ketika Rab-mu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk…….’ ”, dapat dimengerti bahwa al-basyar - لا بشر itu dalam prosesnya dari “Lam yakun syaian madzkuuran …… - Zمذكور Zمل يكن شيأ - .…..sesuatu yang belum dapat disebut

Page 3: alsoloni.files.wordpress.com · Web viewAhlaq Manusia Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis

"; selanjutnya menjadi sesuatu yang dapat disebut sebagai shalshaalin min hamaainmmasnuunin - .صلصلمنحمإمسنون Yang dimaksudkan dengan shalshaalin min hamaainmmasnuunin - dapat صلصلمنحمإمسنون diketemukan di dasar lautan Antlantik sebagai cerobong asap karbon, belerang yang keluar dari pipa-pipa kapur dan silikat di daerah rekahan dasar laut yang dikenal sebagai daerah “Atlantis” dan juga pada lumpur vulkanis yang menutup desa-desa di Sidoarjo, Jawa Timur baru-baru ini.

Firman-firman yang dikutip di atas dengan jelas menunjukkan, bahwa manusia sebagai model biologis yang diciptakan menurut hukum evolusi kehidupan di Bumi dimulai dari keadaan “Lam yakun syaian madzkuuran …… - Zمذكور Zمل يكن شيأ - .…..sesuatu yang belum dapat disebut " yang difirmankan dalam Surah Al-Insaan(76) ayat 1. Dari firman Qurani mengenai penciptaan manusia tersebut selanjutnya dapat didekati dengan mempergunakan model reaksi kimia organik yang dapat kita cermati dari penggunaan kata-kata Arab Qurani: “sal-sal - debu tanah”. Proses reaksi kimia - ابرت - tanah liat , turab - نيط- tembikar, thin - لاصلصanorganik dan organik yang berlangsung dalam syarat Bumi primordial selanjutnya bermuara pada ayat 2 Surah Al-Insaan(76): “Innaa holaqnaa al-insaana min nuthfatin amsyaajin….-…….. أمشاج مننطفة ٱإلنسن خلقنا Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari - إناsetetes mani yang bercampur….”.

Dalam suasana Bumi primordial itu elemen-elemen kimia bereaksi di bawah persyaratan hukum alam yang ada (“di dalam tabung-tabung reaksi alami”) sehingga terbentuk persenyawaan anorganik. Persenyawaan anorganik tersebut pada tahapan selanjutnya, sesuai dengan sitkon yang ada, melancarkan reaksi acak yang terpimpin oleh keadaan alam lingkungan dengan mempergunakan logistik elemen kimia yang tersedia, baik yang disediakan oleh debu kosmis yang meruntuh ke dalam atmosfir dan ke permukaan Bumi maupun debu mineral dan lahar panas yang dimuntahkan gunung berapi serta rekahan dan sela antara himpitan kerak benua dan kerak dasar lautan. Proses dari reaksi kimia dan fisis awal hingga sampai pada tahapan أمشاج mani yang bercampur berlangsung selama - نطفة�bermilyar-milyar tahun lamanya.

Proses penciptaan kehidupan secara umum di Bumi oleh wahyu Qurani juga ditunjukkan mutlaqnya keberadaan al-maa’a - الماء sebagaimana difirmankan dalam QS.21:30 demikian: “Awalam yaralladziinakafaruuuu annassamaawaati wa al-ardzha kanataa ratqaan fafataqnaahumaa wa ja’alnaa minalmaaaaa’i kullasyai-in hayyi afalaa yu’minuun” (QS.21:30)

{۳۰ ꞉ ﴾ ﴿۲۱سورةاالنبياء }» منلماء وجعلنا ففتقنهما نتارتقا کا كفروأنلسموتوألرض يرلذين أولم » كلشىءحىأفاليZومنون

“ Dan tidakkah orang-orang kafir itu melihat bahwa sesungguhnya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman? ” {Suratu al-Anbiyaa’(21):30}

Dalam artikel “Al-Akhlaaqu al-Karimah” yang lalu sedikit dijelaskan tentang sifat air secara kimiawi dan fisis sebagai bahan pelarut yang memiliki kehususan struktur ikatan atom-atom

Page 4: alsoloni.files.wordpress.com · Web viewAhlaq Manusia Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis

yang cenderung membentuk model bangunan tetrahedron. Sehingga memungkinkan pembentukan ikatan molekul hydrophobic yang memiliki sifat dapat menjaga kestabilan temperatur lingkungan molnya. Sehingga dengan demikian dapat dipergunakan untuk melancarkan sintesis organik bagi miceles dalam membentuk sel-sel hidup organis.

Dengan demikian sesungguhnya penciptaan manusia biologis oleh firman Qurani dijelaskan sebagai suatu proses reaksi kimia dalam syarat-syarat fisis yang mandiri di bawah persyaratan hukum alam yang berlaku di Bumi. Dan karena itu juga harus kita fahami dengan melakukan studi terhadap alam lingkungan hidup di Bumi agar dapat mendekati maksud firman-firman Qurani yang menjelaskan tentang penciptaan kehidupan dan penciptaan manusia di Bumi. Hukum alam yang berlaku di Bumi ini tidaklah berdiri sendiri secara mutlaq tetapi memiliki saling hubungan dialektis dengan hukum yang berlaku bagi sistim Matahari di mana Bumi merupakan salah satu planit dalam sistim Matahari, hukum yang berlaku bagi kelompok lokal matahari-matahari di mana Matahari berasalmula, hukum yang berlaku bagi galaksi Bima Sakti, grup Bima Sakti dan hukum yang berlaku bagi alam semesta. Dalam memahami hukum-hukum alam semuanya itu manusia berhadapan dengan kesulitan-kesulitan yang tidak sederhana dalam memahaminya, disebabkan oleh kerumitan dan ketepatan interaksi serta harmoni yang dimanifestasikan oleh alam semesta seisinya dalam yargon fisika quantum dinamakan sebagai “finetune”. Kerumitan dan ketepatan interaksi serta harmoni alam semesta yang kita kagumi selama ini diwujudkan oleh simetri yang mendasari seluruh pelosok alam semesta sebagaimana difirmankan dalam QS.67:04.

Apabila kita telusur yang dimaksudkan dengan "…..sesuatu yang belum dapat disebut -شيأ Zمل يكن مذكور …." yang difirmankan dalam Surah Al-Insaan(76) ayat 1, maka kita akan

kembali menengok berlangsungnya Ledakan Bahari Penggabungan Inti (Big Bang Nucleo-Syntesis). Pada mulabuka kelahiran alam semesta kira-kira pada saat temperatuur alam semesta berada disekitar 5•108 Ko hingga 5•1010 Ko dan waktunya bertepatan antara 4•10-2

detik sampai 500 detik sesudah Ledakan Bahari Penggabungan Inti alam semesta, inti-inti atom ringan baru mulai terbentuk dan sebelum waktu itu tiada sebuah inti atom stabil pun yang terbentuk. Apabila ada pun akan segera dihancurkan oleh proton yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.

Berkat pesatnya kemajuan budaya manusia abad-abad terahir yang telah memperkenalkan revolusi sains dan teknik yang luarbiasa, maka saat ini kita dapat mempergunakan teori Ledakan Bahari Penggabungan Inti sebagai referensi Kauniyah guna memperoleh pengertian yang lebih bersesuaian dengan maksud sesungguhnya dari Surah Al-Insaan(76) ayat 1. Dari studi ujicoba laboratorium, pengamatan supernovae, deteksi noktah hitam dan simulasi komputer telah dapat diperkirakan keadaan detik-detik mula kelahiran alam semesta sesudah temperatur alam semesta mencapai temperatur Planck (TPl

0=1032 K0) dalam waktu Planck (tPl

=10-43detik) sesudah Ledakan Bahari alam semesta. Sebelum ketinggian temperatur mencapai titik Planck ini alam semesta sulit kita kenal. Sebab tidak dapat kita bedakan mana energi dan mana ruang-waktu. Keadaan ini biasa dinamakan sebagai keadaan “opac”, tidak jelas, samar-samar, tak tembus cahaya. Keadaan demikian terus berlangsung hingga terjadinya pemisahan materi dari radiasi ketika keseimbangan termis (jumlah panas, derajat temperatur) alam semesta berahir. Keadaan keseimbangan termis adalah suatu fluktuasi keadaan fluidal energi

Page 5: alsoloni.files.wordpress.com · Web viewAhlaq Manusia Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis

kontinum ruang-waktu sesudah t=0 dilewati hingga alam semesta berumur di sekitar besaran 300.000 tahun sesudah Ledakan Bahari.

Menurut teori Partikel Standar dalam proses penggabungan inti pada saat Ledakan Bahari Penggabungan Inti dimulai, maka melalui proses tiga menit pertama terbentuklah lepton, quark, proton-negatif [p-], proton [p+], positron [e+], elektron [e-], photon [γ], nutrino [ν], partikel [α], partikel [β]. Sesudah tiga menit pertama berlangsung pembentukan inti-inti Hydrogen [H], Detrium [D], Tritium [3H], Helium [He], Beryllium [Be] dan Lithium [Li].

Inti atom berat selanjutnya diproduksi di dalam pusat-pusat bintang yang lahir kemudian sesudah umur alam semesta mencapai kira-kira sejuta tahun lebih. Dalam realitas pengamatan terhadap alam semesta dengan mempergunakan berbagai telescope yang dipasang di Bumi maupun yang ditempatkan di angkasa luar, telah dideteksi keberadaan air, debu dan gas kosmis yang terdiri dari atom dan molekul sebagaimana yang kita temui di Bumi. Seperti unsur-unsur Silikat [Si], Kalsium [Ca], Kalium [K], Magnesium [Mg], Nikel [Ni], Argentum (Emas) [Ag], Karbon (Arang) [C], Nitrogen (Zat Lemas) [N], Oksigen (Zat Asam) [O], Ferum (Zat Besi) [Fe]…………..Uranium [U]. Dengan demikian diskusi puluhan tahun terahir mengenai asal-usul kehidupan di Bumi menjadi semakin tidak terbatasi lagi lingkup dan daerah pengamatannya, karena eratnya hubungan dialektis yang terjalin antara Bumi dengan seluruh alam semesta. Dari studi biologi di Bumi pada lingkup-lingkungan langka Oksigen (zat asam) – [O2], sebagai ciri utama mungkinnya lahir kehidupan sebagaimana yang telah kita kenal, atau bahkan yang sama sekali tidak ada Oksigen (zat asam) – [O2] diketahui keberadaan kehidupan yang menjadikan bahan kimia selain Oksigen (zat asam) – [O2] sebagai bahan bakar kebutuhan energi sel-sel hidup. Sehingga persyaratan harus ada Oksigen (zat asam) – [O2] sebagai prasyarat atau definisi pengertian hidup yang menjadi kebutuhan dasar bagi adanya kehidupan menjadi batal. Dewasa ini diketemukan batu dari teluk Hudson di Canada berumur sekitar 4,3 milyar tahun yang diduga memuat tanda adanya kehidupan dasar lautan. Sehingga sudah mulai banyak sarjana biologi yang mulai berfikir dan menduga dengan perkiraan tinggi bahwa kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi menjadi lebih mungkin adanya. Bahkan S.W. Hawking berani berspekulasi agar spesies manusia di Bumi bersiap diri menghadapi invasi ET (Extra Terestrial – mahluk luar tatasurya) apabila tidak ingin dimusnahkan. Dalam hal ini kemampuan daya tanggap otak manusia dan kemampuan logis-rasional-dialektis horizon pemikiran manusia harus sanggup merentang hingga dinding perbatasan horizon alam semesta. Sedangkan wahyu Qurani menunjukkan bahwa di alam semesta ada kehidupan dalam model “dabbat - - دبات kehidupan yang melata”. Dengan demikian sesungguhnya pertanyaan para ahli biologi antariksa (astrobiolog) tentang apakah kehidupan Bumi itu unik telah dijawab oleh wahyu Qurani secara definitif. Dan kini bukti-bukti pengamatan terhadap alam semesta sedang terus mengalir ke dalam computer database di NASA dan ESO.

Proses Ledakan Bahari Penggabungan Inti yang sudah terjadi 13,4 milyar tahun yang lalu merupakan mulabuka bagi pembentukan ahlaq manusia biologis dan sifat-sifat dan ciri fisis bagi semua yang hidup dan materi yang ada di alam semesta. Dan yang menarik adalah bahwa manusia biologis saja yang mendapatkan kesempatan meningkatkan ahlaq biologisnya ke tingkatan yang tertinggi, yaitu ke tingkat ahlaq Karimah sebagai model ahlaq yang paling

Page 6: alsoloni.files.wordpress.com · Web viewAhlaq Manusia Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis

sempurna. Saya cenderung menafsirkan ahlaq biologis sebagai hasil evolusi sifat dan ciri unsur kimiawi yang terbentuk semenjak Ledakan Bahari Penggabungan Inti dari sesuatu yang belum bisa disebut hingga menjadi RNA dan DNA yang ada dalam chromosom inti sel tubuh manusia biologis. Evolusi tersebut dapat diamati pada valensi unsur dan model ikatan atom-atom dan molekul organis yang selanjutnya menyusun tangga DNA dan RNA dalam chromosom inti-inti sel hidup.

Manusia biologis memiliki suatu program primordial yang didesain dapat melakukan analisa dan sintesa data yang selanjutnya menjadi dasar postulat bagi polah lakunya di dalam kelompoknya dan di dalam masyarakat spesies yang lebih luas. Dalam praktek pelaksanaan postulatnya manusia biologis menghadapi berbagai input positif maupun negatif dari lingkungan yang mengalami tekanan maupun fasilitasi polah lakunya. Input-input tersebut sedikit banyak akan berpengaruh terhadap sukses tidaknya pelaksanaan postulat dalam tatanan polah laku manusia biologis. Di dalam tingkat pengolahan intelegensi pemikiran selanjutnya input lingkungan yang tersasar postulat akan dianalisis dan disintesiskan dengan postulat yang telah dilaksanakan. Dengan secara inferensial ada kemungkinan dilakukan perubahan terhadap postulat-mula di dalam struktur penyimpulan praktek yang menghasilkan pengalaman praktek hidup. Dari pengalaman ini manusia biologis belajar dari dan diajar oleh lingkungan untuk berusaha meningkatkan ahlaq biologisnya yang sudah terprogram ke tingkat yang lebih tinggi. Secara pribadi pengalaman akan menjadi dasar bagi hipotesis yang membimbing polah laku selanjutnya dalam konteks penggal waktu yang berlainan dan lebih ke depan arahnya.

Apabila kita amati dari mula-buka adanya waktu, maka dalam proses pengembangan alam semesta dan menjulurnya waktu dari 0 detik ke 13,7 milyar tahun, manusia biologis telah berkembang dari “Lam yakun syaian madzkuuran …… - مذكور مل يكن شيأ - .…..sesuatu yang belum dapat disebut” menjadi manusia biologis yang sempurna dan indah bentuk dan struktur biologisnya serta memiliki inteligensi tertinggi saat ini. Manusia biologis sebagai mahluk sempurna dan tertinggi intelegensinya yang kini secara cermat mengamati alam semesta dan berusaha untuk dapat memahami akan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak dan hatinya: Siapa aku?, Mengapa ada di sini? Dan untuk apa di sini?, dan Ke mana akan menuju?; adalah mahluk yang hendak diciptakan Allah swt, sebagaimana difirmankan dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 30: “Wa idzqaala robbuka lilmalaa-iakati inni jaa’ilun fii al-ardzhi khalifatan……….. - وإذفالربكللملٓيكة إنىجاعلفىألرضخلفة - Ingatlah ketika Rab-mu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menciptakan khalifah di Bumi’ ……..”. Dari firman di atas kita dapat mendeteksi kata “khalifatan - ”خلفة yang dimaksudkan oleh wahyu Qurani sebagai satuan species mahluk telah diterjemahkan dalam semangat keagamaan menjadi “seorang khalifah” dalam konteks politik seorang pribadi (al-basyar - لا شر Zب ) yang menjadi wakil Allah swt di Bumi. Konstatasi ini saya munculkan dari hasil penelusuran kita terhadap ketidak-langgeng-an waktu yang dikemukakan S.W. Hawking dan hasil proses pengembangan alam semesta selama 3 menit pertama dan sesudahnya yang telah menghasilkan unsur-unsur kimia yang menjadi batudasar penciptaan manusia al-basyar - لا شر ب (baca essay: Al-Ahlaqu al-Karimah, http://alsoloni.wordpress.com).

Page 7: alsoloni.files.wordpress.com · Web viewAhlaq Manusia Beberapa waktu yang lalu telah kita baca bersama kuliah umum Prof S.W. Hawking tentang mulabuka adanya waktu. Pemikiran dan hipotesis

Dari sekilas jengukan yang kita lakukan bersama-sama ke dalam kuliah S.W. Hawking dan bimbingan ayat-ayat Qurani dengan jelas kita lihat kentalnya pengertian ahlaq sebagai sesuatu tatanan hukum ikatan atom dan molekul yang menjadi latar belakang motivasi hidup manusia secara biologis yang dari latar belakang tersebut disusun sifat-sifat dan ciri-ciri manusia per pribadi dan keluarga, suku, bangsa.

Wa bii Allahi taufiqu wa al-hidayah wassalamu’alaikum wr wb.