rosadewipratiwi.files.wordpress.com · web viewwujud padat, cair maupun gas. udara yang kita...
TRANSCRIPT
PEMISAHAN ZAT
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui prinsip-prinsip cara memisahkan zat tunggal
dari suatu campuran baik secara kimia maupun fisika.
2. Mahasiswa terampil melakukan pemisahan zat tunggal dari
campurannya.
B. Dasar Teori
Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan massa.
Materi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: zat murni (tunggal) dan campuran.
Zat murni ada dua, yaitu unsur dan senyawa, senyawa terbentuk dari dua
unsur atau lebih dengan komposisi tertentu sedangkan campuran adalah
gabungan dua zat murni dengan komposisi tertentu dan masih memiliki sifat-
sifat asalnya. Sebagai contoh, air laut tersusun dari air, garam, dan zat padat
terlarut lainnya. Susu tersusun dari, lemak dan zat padat lain yang terlarut.
Campuran dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 1) Campuran Heterogen
adalah campuran yang tidak serba sama, membentuk dua fasa atau lebih dan
terdapat batas yang jelas diantara fasa-fasa. Contohnya : Campuran tepung
beras dengan air, campuran kapur dengan pasir,dll Adapun tiga proses
pemisahan campuran heterogen, yaitu : (1) Sedimentasi, (2) Sentrifugasi, dan
(3) Filtrasi. 2) Campuran Homogen adalah campuran homogen antara zat
terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent) dan dapat berwujud cair, padat, dan
gas. Adapun beberapa metode yang digunakan untuk terjadinya suatu fasa
baru sehingga dapat dipisahkan adalah: (1) Absorpsi, (2) Adsorpsi, (3)
Destilasi, (4) Kromatografi, (5) Evaporasi, (6) Kristalisasi, (7) Sublimasi, (8)
Ekstraksi, dan (9) Pengeringan (Drying)
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia,
karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran.
Contohnya, tanah yang terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam
1
A.
wujud padat, cair maupun gas. Udara yang kita hirup, mengandung oksigen,
nitrogen, dan sebagainya.
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa
yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam
skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan
untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran,
sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan
suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
Filtrasi merupakan pemisahan padatan dari suatu suspensi dengan
menggunakan alat penyaring. Pemisahan ini berdasarkan pada perbedaan
ukuran partikel suspensi. Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk
memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan
perbandingan wujudnya.
Gambar 1. Proses Filtrasi menggunakan alat laboratorium
2
Alat yang kita gunakan untuk menyaring disebut penyaring. Ukuran
penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan disaring. Sebagai
contoh, pemisahan pasir dan kerikil tentu membutuhkan saringan yang
berbeda dengan saringan yang digunakan untuk menyaring tepung. Zat-zat
yang mempunyai perbedaan kelarutan seperti garam kotor ternyata dapat
dipisahkan dengan cara penyaringan. Garam dapur yang bercampur dengan
kotoran yang terlarut dalam air, kemudian kita saring. Kotoran akan
tertinggal dalam kertas saring, sedangkan garam yang larut dalam air masuk
menembus kertas saring. Zat yang tertinggal dalam kertas saring disebut
residu, sedangkan cairan yang dapat menembus kertas saring disebut filtrat.
Gambar 2. Proses Evaporasi dan Kristalisasi
Evaporasi (penguapan) merupakan pemisahan padatan dari suatu
larutan dengan cara menguapkan pelarutnya. Pemisahan ini didasarkan pada
keadaan bahwa titik didih pelarut lebih rendah dari titik didih zat padat
terlarutnya. Contoh proses penguapan air laut dalam pembuatan garam
dapur.
3
Kristalisasi merupakan kelanjutan dari proses evaporasi. Larutan pekat
dari hasil evaporasi secara perlahan-lahan didinginkan, sehingga padatan
memisah dari larutan pekat membentuk kristal. Pemisahan ini didasarkan
pada fakta bahwa jika suhu diturunkan, kelarutan zat terlarut berkurang
sehingga memisah membentuk kristal. Contoh pembuatan kristal garam
dapur.
Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan, dimana komponen-
komponen yang akan dipisahkan terdistribusi ke dalam dua fase yaitu fase
stationer (tetap) dan fase mobil (bergerak). Kromatografi terbagi atas 4 jenis
yaitu (1) Kromatografi cair padat : fase stasionernya padat dan fase mobilnya
cair, (2) Kromatografi gas padat : fase stasionernya padat dan fase mobilnya
gas, (3) Kromatografi cair cair : fase stasioner dan fase mobilnya sama-sama
cair, dan (4) Kromatografi gas cair : fase stasionernya cair dan fase mobilnya
gas. Contoh proses kromatografi paling sederhana adalah kromatografi
kertas pada pemisahan zat warna dalam tinta.
Gambar 2. Proses Kromatografi
Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika
suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat
4
penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film
(zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Berbeda dengan absorpsi yang
merupakan penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk
suatu larutan.
C. Alat dan Bahan
1. Kertas saring 8. Pasir 15. Karbon aktif
2. Corong kaca 9. Garam krosok 16. jelantah
3. Erlenmeyer 10. Pensil 17. CHA-CHA
4. Cawan porselen 11. spidol
5. Tripod stand 12. aquades
6. Kawat kasa 13. lidi
7. Gelas kimia 14. penggaris
D. Cara Kerja
Kromatografi
1. Menyiapkan satu lembar kertas saring.
2. Memotong kertas saring menjadi persegi panjang dengan p= 10 cm dan
lebar =4 cm.
3. Membuat garis dengan pensil setinggi 1 cm dari bawah kertas.
4. Membuat titik noda kuning, biru dan merah ditengah garis yang sudah
dibuat.
5. Melipat bagian ujung kertas dan menempelkannya pada lidi.
6. Mencelupkan kertas saring ke dalam gelas beker 1 L yang telah terisi air
20 mL.
7. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi.
8. Menghitung Rf (Retensi Faktor) setiap noda yang terbentuk.
5
9. Mengulangi kembali praktikum di atas dengan sampel “‘BISKUIT CHA-
CHA” dengan melarutkan lapisan terluar CHA-CHA sampai didapatkan
berbagai macam larutan warna yang berbeda.
Adsorpsi dan Filtrasi
1. Menyiapkan adsorben berupa karbon aktif sebnayak 1 gram.
2. Menyiapkan minyak jelantah sebanyak 20 ml.
3. Memasukan adsorben ke dalam minyak jelantah dan mengaduknya
selama 10 menit.
4. Menyaring campuran di atas dengan kertas saring.
5. Membandingkan minyak jelantah sebelum dan sesudah di kontakkan
dengan karbon aktif.
Evaporasi dan Kristalisasi NaCl
1. Menghaluskan bongkahan garam dapur krosok dengan mortar dan alu.
2. Melarutkan 5 gram garam kedalam 20 ml air.
3. Memanaskan larutan garam diatas api spirtus.
4. Mengamati garam sebelum dan sesudah kristalisasi.
5. Merasakan dan menimbang kembali garam sebelum dan sesudah
kristalisasi.
E. Data Pengamatan
Jenis Praktikum Hasil Praktikum
Kromatografi
6
Adsorpsi dan Filtrasi
Evaporasi dan Kristalisasi
F. PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Faktor Retensi?
2. Sebutkan warna primer dan sekunder dari hasil praktikum anda!
3. Bagaimana prinsip kerja adsorben (karbon aktif) dalam proses
adsorpsi?
4. Jelaskan mengapa garam hasil kristalisasi terlihat lebih bersih?
7
STOIKIOMETRI
A. Tujuan
1. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan,
perubahan warna dan perubahan temperatur.
2. Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol.
B. Dasar Teori
Ilmu kimia adalah ilmu yang dikembangkan berdasarkan eksperimen
melalui pendekatan ilmiah. Ilmu kimia mempelajari perubahan zat baik
secara fisik maupun secara kimia. Perubahan yang mengahasilkan zat baru
yang jenis dan sifatnya berbeda dari zat pembentuknya disebut sebagai
perubahan kimia atau reaksi kimia. Perubahan kimia ini dapat diamati dari
terbentuknya hasil reaksi seperti timbulnya gas, endapan, terjadi perubahan
warna dan perubahan kalor.
Untuk memudahkan dalam merancang suatu eksperimen, maka perlu
menuliskan persamaan reaksi kimia, yang menunjukkan zat-zat yang
bereaksi dan hasil reaksi, untuk menunjukkan bahwa reaksi setara,
diungkapkan dengan koefisien reaksi. Koefisien reaksi merupakan konversi
yang menunjukkan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi atau
menyatakan pula jumlah mol senyawa yang bereaksi. Contoh : reaksi antara
gas nitrogen dan gas hidrogen membentuk gas amonia, persamaan reaksinya:
N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g)
Persamaan ini menyatakan bahwa 1 molekul nitrogen bereaksi dengan 3
molekul hidrogen membentuk 2 molekul amonia atau konversi ke mol
8
menjadi 1 mol nitrogen bereaksi dengan 3 mil hidrogen menbentuk 2 mol
amonia.
Secara laboratorium, untuk mengetahui koefisien dalam persamaan
kimia diperlukan sederetan data hasil percobaan. Salah satu cara sederhana
untuk menentukan koefisien reaksi dengan metode variasi kontinu. Prinsip
dasarnya dalam sederetan percobaan yang dilakukan, jumlah molar total
campuran pereaksi dibuat tetap sedangkan jumlah molar masing-masing
dibuat berubah secara teratur (diberagamkan secara beraturan dan kontinu).
Perubahan yang terjadi akibat adanya reaksi antara campuran pereaksi
seperti massa, volum dan suhu dialurkan terhadap jumlah molar masing-
masing pereaksi dalam suatu grafik, sehingga diperoleh titik optimum. Titik
optimum yang terbentuk menyatakan perbandingan koefisien dari masing-
masing pereaksi.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
- gelas beker 50 ml
- mistar ukuran 30 cm
- termometer
2. Bahan
- NaOH 0,1 M
- NaOH 1,0 M
- CuSO4 0,1 M
- HCl 1,0 M
D. Cara Kerja
1. Stokiometri Reaksi Pengendapan
9
a. Sediakan dua buah gelas beker 50 ml. Ke dalam 1 gelas beker masukkan 5
ml NaOH 0,1 M. Pada gelas beker yang lain masukkan 25 ml CuSO4 0,1
M. Campurkan kedua larutan itu kemudian diaduk.
b. Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar
gelas beker.
c. Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan mistar (agar akurat
terapkan satuan mili-meter).
d. Lakukan cara yang sama dengan langkah (a-c) untuk percobaan berikut,
dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume total
tetap 30 ml, yaitu:
- 10 ml NaOH 0, 1 M dan 20 ml CuSO4 0, 1 M
- 15 ml NaOH 0, 1 M dan 15 ml CuSO4 0, 1M
- 20 ml NaOH 0, 1M dan 10 ml CuSO4 0, 1 M
- 25 ml NaOH 0, 1M dan 5 ml CuSO4 0, 1 M
e. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y)
dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.
f. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang
diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
g. Bandingkan dengan koefesien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan
persamaan reaksi.
h. Tentukan rendemen hasil reaksi dengan menggunakan konsep mol.
2. Stokiometri Sistem Asam-Basa
a. Ke dalam gelas beker 50 ml, masukkan 5 ml NaOH 1,0 M dan ke dalam
gelas beker lainnya masukkan 10 ml HCl 1,0 M. Kemudian ukur
temperatur kedua larutan tersebut (TM ) dan diusahakan agar sama (dapat
dilakukan dengan merendam kedua gelas beker tersebut dalam penangas
air.
10
b. Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 20 ml, ukur
temperatur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan ( TA ).
c. Lakukan cara yang sama untuk percobaan berikut dengan mengubah
volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah 20
ml, yaitu:
- 5 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl 1,0 M
- 10 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M
- 15 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M
d. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur
(sumbu y) dan volume asam/basa (sumbu x).
f. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang
diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
g. Bandingkan dengan koefesien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan
persamaan reaksi.
3. Perbandingan mol Na2CO3 dan HCl
a. Mengukur 10 ml larutan Na2CO3 0,1 M, masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Menambahkan 15 ml aquadest.
c. Menambahkan 3-5 tetes methyl jingga/orange.
d. Menitrasi larutan diatas dengan larutan HCl 0,1 M,hingga larutan berubah
warna dari bening menjadi jingga-merah.
e. Mencatat volume HCl yang bereaksi dan hitung perbandingan mol Na2CO3
dengan HCl yang bereaksi.
f. Membandingkan hasil perbandingan mol teori dan hasil praktikum.
E. Analisis Data
Pada percobaan D.1 dan D.2, berdasarkan grafik yang diperoleh dari data
antara perubahan temperatur / tinggi endapan terhadap volume masing-
11
masing pereaksi ditentukan stokiometri reaksi dengan mengubah satuan
volume masing-masing pereaksi pada titik optimum menjadi mol.
mol = molaritas larutan (M) x volume larutan (V)
Sehingga diperoleh perbandingan mol = perbandingan koefisien reaksi.
F. DATA PENGAMATAN
Praktikum
ke-1
Volume HCl Koefisien
Na2CO3
Koefisien HCl
Praktikum
ke-2
Tinggi
endapan
(cm)
Volume HCl Volume NaOH
Praktikum
ke-3
T awal HCl T awal NaOH T Campuran
G. Pertanyaan
Bagaimana perbandingan mol hasil praktikum dengan teori?
12
KARBOHIDRAT
A. Judul : Uji Kualitatif Karbohidrat
B. Tujuan
a. Mengetahui adanya karbohirat dalam suatu sampel.
b. Mengetahui sifat kimia karbohidrat.
c. Mengetahui prinsip-prinsip identifikasi karbohidrat.
d. Mengetahui prinsip reaksi hidrolisis pati.
C. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak
dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-
tumbuhan. Senyawa karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi
aldehid atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur C, H,
dan O dengan rumus empiris (CH2O)n.
Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat disentesis dari CO2 dan
H2O melalui proses fotosintesis yang terjadi di dalam klorofil.
Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang
disimpan di dalam akar, batang dan biji yang sebagian besar
merupakan amilum atau selulosa.
Dalam tubuh manusia sebagian besar karbohidrat terdapat
dalam bentuk glikogen yang tersimpan dalam hati dan jaringan otot.
Glikogen dalam tubuh manusia berfungsi sebagai cadangan energi.
Melalui mekanisme kerja hormon dan aktivitas enzim, glikogen
dipecah menjadi unit-unit glukosa.
Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
13
a. Monosakarida: karbohidrat yang paling sederhana yang terdiri dari
1 molekul berupa aldosa atau ketosa. Contohnya: glukosa,
fruktosa, dan galaktosa.
b. Oligosakarida: karbohidrat yang tersusun dari 2 sampai 10 satuan
monosakarida. Contohnya: sukrosa, disakarida dari glukosa dan
fruktosa atau laktosa yang terdiri dari glukosa dan galaktosa.
c. Polisakarida: karbohidrat yang tersusun lebih dari 10 satuan
monosakarida yang dapat berupa rantai lurus maupun bercabang.
Contoh karbohidrat yang termasuk kelompok ini adalah amilum
dan selulosa, hidrolisis sebagian polisakarida akan menghasilkan
senyawa oligosakarida seperti dekstrin.
Pada umumnya karbohidrat merupakan senyawa padat berupa
serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non
polar, tetapi mudah larut dalam air, kecuali polisakarida (selulosa)
yang tidak larut dalam air. Monosakarida dan disakarida mempunyai
sifat manis sehingga sering disebut gula. Kebanyakan monosakarida
dan disakarida kecuali fruktosa adalah kelompok gula pereduksi.
Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehid atau keton
bebas dalam molekulnya. Larutan gula perduksi bereaksi positif
dengan pereaksi fehling, pereaksi Tollens maupun pereaksi benedict.
Uji kualititatif karbohidrat dapat dilakukan dengan uji molish,
fehling, hidrolisis, barfoed, selliwanof dan benedict. Uji molish
dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molish. Uji ini didasari oleh
reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin
furfural yang berwarna ungu.reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya cincin ungu yang menempel diantara larutan asam dan
larutan sampel.
14
Gambar 3. Reaksi Uji Molish
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua monosakarida dan
beberapa disakarida seperti latosa dan maltose. Pada uji benedict,
pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid kecuali aldehid
aromatic, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu meskipun
fruktosa bukanlah gula pereduksi namun memiliki gugus alpha
hidroksi keton maka fruktosa berubah menjadi glukosa dan manosa
dalam suasana basa dapat memberikan hasil poditif dengan pereaksi
benedict.
Gambar 4. Reaksi Uji benedict
15
Uji barfoed adalah uji untuk membedakan monosakarda dan
disakarida dengan mengontrol pH pada saat pemanasan. Prinsipmya
berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Sampel monosakarida
mempunyai waktu lebih cepat membentuk warna merah dengan
pereduksi barfoed.
Gambar 5. Reaksi Uji Barfoed
Perlakuan oleh asam anorganik pekat akan menyebabkan
polisakarida terhidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi
monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat akan membentuk
furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi metil furfural.
Dengan penambahan alfa-naftol dalam alkohol, senyawa tersebut
akan membentuk kompleks berwarna ungu. Reaksi ini khas untuk
identifikasi awal keberadaan karbohidrat.
Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan
air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa (±20%) dengan struktur
molekul linier, terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang panjang
digabungkan oleh ikatan α (1→4). Rantai ini beragam dalam berat
molekulnya, dari beberapa ribu sampai 500.000. Sebaliknya fraksi
yang tidak larut disebut amilopektin (±80%) dengan struktur
bercabang, memiliki berat molekul yang tinggi. Ikatan glikosidik
yang menggabungkan residu glukosa yang berdekatan di dalam rantai
amilopektin adalah ikatan α (1→4), tetapi tiitk percabangan
16
amilopektin merupakan ikatan α (1→6). Dengan penambahan
iodium, fraksi amilosa akan memberikan warna biru sedangkan fraksi
amilopektin berwarna merah ungu. Warna biru yang dibentuk oleh
amilosa dan iodium stabil dalam air dingin. Pemanasan akan
menyebabkan pelepasan iodium dari struktur amilosa sehingga warna
biru menjadi hilang.
Dalam suasana asam dan dengan pemanasan, pati akan
terhidrolisis menjadi senyawa karbohidrat yang lebih sederhana.
Hidrolisis pati dengan asam klorida akan menghasilkan molekul
glukosa sedangkan hidrolisis pati oleh enzim akan menghasilkan
maltosa yang selanjutnya akan menghasilkan glukosa. Pengujian laju
hidrolisis dapat dilakukan dengan penambahan iodium. Tahap pada
saat larutan hasil hidrolisis sudah tidak menimbulkan warna biru
dengan iodium disebut titik akromatik.
D. Alat dan Bahan
a. Tabung Reaksi f. pereaksi barfoed k. maltose 2%
b. Pipet g. pereaksi benedict l. NaOH 2%
c. Rak Tb Reaksi h. pereaksi seliwanof m. lakmus
d. Gelas beaker i. larutan pati 2% n. glukosa 2%
e. pembakar spirtus j. sukrosa 2% o. molish
D. Cara Kerja
Uji Molish (membuktikan adanya karbohidrat)
Sebanyak 15 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Lalu ditambahkan 3 tetes peraksi molisch, dicampurkan dengan baik.
Tabung reaksi dimiringkan 45°, lalu dialirkan H2SO4 pekat sebanyak
1 mL dengan hati-hati melalui dinding tabung agar tidak
17
bercampur.diamati perubahan yang terjadi, dan dicatat dalam lembar
pengamatan. (reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin
furfural berwarna ungu pada kedua lapisan.
Uji Benedict (menentukan adanya gula pereduksi).
Sebanyak 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict
dicampurkan dengan baik di dalam tabung reaksi. Lalu dididihkan di
penangas air mendidih selama kurang lebih 5 menit. Setelah itu
didinginkan perlahan-lahan, selanjutnya diamati warna endapan yang
terbentuk dan dicatat dalam lembar pengamatan. (reaksi positif
ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, kuning
atau merah bata tergantung pada gula pereduksi yang ada).
Uji Barfoed (membedakan antara monosakarida dan disakarida)
Sebanyak 10 tetes larutan uji dan 10 tetes larutan barfoed
dicampurkan dengan baik di dalam tabung reaksi. Lalu dipanasakan
campuran tersebut dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
Setelah itu diamati warna yang terbentuk, dan dicatat dalam lembar
pengamatan. (reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan
Cu2O berwarna merah bata).
Uji Seliwanof (membedakan aldosa dan ketosa)
Dimasukkan sebanyak 10 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
seliwanoff ke dalam tabung reaksi. Lalu campuran dipanaskan dalam
penangas air mendidih selama 1 menit. Setelah itu, diamati
perubahan warna yang terjadi, dicatat dalam lembar pengamatan.
(reaksi positif ditanda dengan perubahan warna larutan menjadi
merah orange).
Hidrolisis Pati
Sebanyak 5 mL amilum dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 2, 5 mL HCl 2 M. Lalu dicampurkan dengan
18
baik dan dimasukkan ke dalam penangas air mendidih. Setelah 3
menit, 2 tetes larutan diambil ke dalam plat tetes porselen dan
ditambahkan 1 tetes larutan iodium. Kemudian dicatat perubahan
warna yang terjadi dan ditulis dalam lembar pengamatan. Setelah itu
dilanjutkan pemanasan dan diuji dengan larutan iodium setiap 3
menit sampai warna larutan kuning pucat. Lalu ditentukan kapan titik
akromatik terjadi dan dipanaskan kembali selama ± 5 menit
kemudian didinginkan. Diambil 2 mL larutan hasil hidrolisis,
dinetralkan dengan NaOH 2% dan diuji dengan kertas lakmus. Diuji
larutan netral dengan pereaksi benedict dan dicatat perubahan warna
yang terjadi.
E. DATA PENGAMATAN
A. Uji Identifikasi Karbohidrat
Karbohidrat Uji
Barfoed Benedict Seliwanof Molish
A
B
C
Amilum
19
B. Hidrolisis Pati
Perlakuan
Waktu
Hidrolisis
Hasil Uji
Iodium Keterangan
5ml amilum + HCl 2N
+ Pemanasan
3 Menit
6 Menit
9 Menit
12 Menit
15 Menit
18 Menit
21 Menit
Volume NaOH yang dibutuhkan untuk melakukan netralisasi larutan = … ml
F. Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil praktikum anda, pada menit keberapa titik
akromatik tercapai?
2. Dari sampel uji identifikasi karbohidrat, sampel manakah yang
termasuk monosakarida dan disakarida?
20
PROTEIN
A. Judul : Uji Kualititatif Protein
B. Tujuan :
1. Mengidentifikasi unsur-unsur penyusun protein.
2. Mengetahui daya kelarutan protein dalam pelarut-pelarut tertentu.
3. Membuktikan adanya asam amino tirosin, tryptophan dan
phenilalanin dalam protein.
C. Dasar Teori
Protein tersusun atas asam amino (Amino Acids) berantai
panjang dan setiap protein-nya menjadi berbeda karena tersusun atas
20 Asam Amino yang urutan-nya unik. Asam amino mempunyai satu
gugus karboksil dan satu gugus amino. Pada umumnya gugus amino
terikat pada posisi α dari gugus karboksil.
Gambar 6. Struktur Asam Amino
Protein adalah biomolekul yang sangat penting. Berdasarkan
jumlahnya, protein hampir sepertujuh dari berat orang. Misalkan saja
berat orang 70 kg maka jumlah proteinnya adalah 10 kg. Sebagian
21
besar protein berada di otot. Metabolisme protein menentukan
kesimbangan nitrogen. Keseimbangan nitrogen dinyatakan sebagai
banyaknya nitrogen yang masuk dan yang keluar. Kebutuhan protein
ditentukan dari keseimbangan nitrogen. Masa hidup protein sangat
singkat yaitu 2-8 hari. Didalam tubuh protein dipecah menjadi asam
amino tetapi dalam waktu bersamaan protein baru juga diresintesis
untuk mengganti yang lama. Proses ini disebut Turn Over.
Uji kualitatif protein pada sampel makanan dapat di lakukan
dengan uji biuret, xantoprotein maupun denaturasi protein. Uji biuret
digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptide pada suatu
protein. Sedangkan uji xantoproteat adalah uji pada sampel protein
untuk mengetahui adanya gugus benzene pada rantai polipeptida.
Sedangkan denaturasi protein adalah setiap perubahan
terhadap struktur sekunder atau tertier protein. Faktor-faktor
penyebab denaturasi protein antara lain: 1) perubahan pH:
penggumpalan kasein, 2) Panas : merusak ikatan hidrogen dan
jembatan garam, 3) Radiasi : sinar X dan U.V, 4) Pelarut organik :
aseton, alkohol, dan 5) Garam-garam dari logam berat : Ag2+, Hg2+,
Pb2+.
D. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Kristal NaOH 6. Putih telur
2. Tripod stand 2. HCl 7. Tahu
3. Wire gauze 3. HNO3 8. Susu murni
4. Gelas beker 4. Biuret 9. Tempe
5. Pipet tetes 5. Ammonia 10. Kacang
polong
22
E. Cara Kerja
Uji adanya Nitrogen pada Protein
Nitrogen akan bereaksi dengan NaOH membentuk senyawa ammonia
yang bersifat basa. Langkah percobaannya adalah 1) memasukan
masing-masing sample kedalam tabung reaksi secukupnya, 2)
menambahkan sedikit Kristal NaOH, 3) Memanaskan tabung reaksi
dengan hati-hati dalam penangas yang berisi air mendidih, 4)
Memperhatikan bau yang dihasilkan, 5) Uji uap dengan kertas
lakmus merah (menempelkan lakmus merah pada mulut tabung
reaksi). Jika bau yang dihasilkan berbau busuk dan kertas lakmus
berwarna merah berarti sampel yang diuji mengandung protein.
Uji Biuret
Langkah pengerjaannya secara bertahap adalah 1) Memasukan
sample 3 ml kedalam tabung reaksi, 2) Memasukan 5 tetes biuret, 3)
Mengamati perubahan warna yang terjadi. Jika warna yang dihasilkan
berwarna ungu berarti sample yang diuji mengandung ikatan peptide.
Uji Bau
Setiap sampel yang akan diuji baik padatan maupun cairan dijapit
dengan penjepit dan langsung dikontakan dengan nyala api sampai
tercium bau ammonia.
Denaturasi protein
Menyiapkan 3 tabung reaksi yang sudah bersih. Mengisi masing –
masing tabung dengan 5 ml larutan sampel (putih telur). Kemudian
isilah tabung dengan: a) Tabung 1 ditambah 10 tetes HCl 1N, b)
Tabung 2 ditambah 10 tetes NaOH 1 N, c) Tabung 3 ditambah 10
23
tetes aquadest, d) Masukkan semua tabung dalam penangas air
mendidih selama 10 menit dan catat mana yang menggumpal paling
awal dan yang paling akhir, e) Dinginkan dan netralkan tabung 1 dan
2 dengan asam atau basa encer, f) Catat perubahan yang terjadi.
Uji Xantoprotein
Memasukan sample kedalam tabung reaksi, b) menambahkan 10 tetes
HNO3 , mengamati yang terjadi, c) Memanaskan tabung reaksi,
kemudian amati yang terjadi, d) Dinginkan tabung reaksi kemudian
menambahkan 5 tetes NaOH pekat dan e) Mengamati apa yang
terjadi.
F. Data Pengamatan
Uji / Sampel …….. ……. ……. ……..
Biuret
Xantoprotein
Uji Nitrogen
Denaturasi
Bau
G. Pertanyaan
1. Berdasarkan praktikum, manakah kondisi yang menjadikan
sampel anda terdenaturasi?
2. Sampel mana sajakah yang mengandung cincin benzen?
24
VITAMIN DAN MINERAL
A. Judul : Uji identifikasi Vitamin dan Mineral
B. Tujuan :
1. Mengidentifikasi sampel yang mengandung vitamin C
2. Menguji kadar Vitamin C pada buah secara kualitatif
3. Menguji kadar vitamin B12 secara kualitatif
4. Mengetahui antioksidan
C. Dasar Teori
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang
diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang namun esensial
untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk
melangsungkan pertubuhan normal serta memelihara kesehatan.
Kebanyakan vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Beberapa diantaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun
kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang
terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya
tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi
vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan karbohidrat
menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama
oleh Kodicek (1971) disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat
larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi
dalam urin. Yang termasuk golongan ini adalah : Tiamin, Riboflavin,
Asam Nikotinat, Piridoksin, Asam Kolat, Biotin, golongan Vitamin
25
B, Vitamin C dll. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebut
alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh.
Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan
kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu
pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti hemoglobin dan
Adenosin Tri Phospat (ATP). Mineral digolongkan menjadi mineral makro
dan mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh sebanyak
lebih 100 gram sehari. Sedangkan mineral mikro adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh kurang dari 100 gram sehari. Yang termasuk mineral
makro antara lain: Natrium, Phospor, Klorida, Kalium, Kalsium,
Magnesium, dan Sulfur.
D. Alat dan Bahan
a. Sari buah mangga h. CuSO4 2%
b. Sari buah tomat i. NaOH 3 M
c. Sari buah jeruk j. iodin
d. Buah apel k. cawan petri
e. Nasi basi 7 hari
f. Nasi basi 3 hari
g. Nasi baru matang
h. Benedict
E. Cara Kerja
1. Uji Identifikasi Vitamin C
a. Memasukan tiga sari buah masing-masing 5 mL kedalam tabung
reaksi.
b. Menambahkan 15 tetes pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi.
26
c. Memanaskan tabung reaksi di atas api kecil sampai mendidih
selama 2 menit.
d. Memperhatikan endapan yang terjadi.
e. Jika terbentuk warna hijau kekuningan sampai merah berarti
positif mengandung vitamin C.
2. Uji Kadar Vitamin C
a. Memasukan betadine masing-masing 1 tetes ke dalam 3 tabung
reaksi.
b. Meneteskan masing-masing sari buah ke dalam 3 tabung reaksi
yang berbeda sampai warna betadine berubah menjadi warna sari
buah.
c. Menghitung jumlah tetesan sari buah. Semakin sedikit jumlah
tetesan artinya semakin banyak kadar vitamin C dalam sampel.
3. Uji Antioksidan
a. Memotong apel menjadi beberapa bagian sehingga dihasilkan
potongan apel setebal 2 cm.
b. Memasukan masing-masing potongan apel ke dalam sari buah
jeruk, mangga dan sari tomat.
c. Mengamati perubahan permukaan potongan apel setelah 10 menit.
4. Uji Pemanasan Vitamin C
a. Mengisi keenam tabung reaksi dengan sari buah dan larutan
Vitamin C yang tersedia sebanyak 1 ml.
b. Mendidihkan larutan vitamin C dan sari buah yang tersedia.
c. Setelah dingin, menetesi dengan amilum iodide atau betadine.
d. Mencatat berapa tetes larutan amilum iodide yang diteteskan.
27
e. Membandingkan dengan percobaan yang tidak dipanaskan.
5. Uji Vitamin B12
a. Menyiapkan nasi A yang tersimpan 7 hari; nasi B, yang tersimpan
3 hari dan nasi C, belum basi.
b. Memasukan satu sendok spatula nasi ke dalam 3 tabung reaksi.
c. Menambahkan 2 tetes CuSO4 2% dan NaOH 3 M.
d. Mengamati perubahan warna nasi.
e. Nasi positif mengandung vitamin B12 jika berubah warna
menjadi biru.
6. Uji Mineral
a. Ke dalam gelas piala 250 mL dimasukkan 50 mL aquades dan
ditambahkan satu tablet CDR dan didiamkan hingga terbentuk
endapan.
b. Sebanyak 2 mL larutan CDR dimasukkan ke tabung reaksi dan
ditambahkan 5 mL asam asetat 10% lalu dikocok.
c. Sebanyak 2 mL filtrat larutan dipindahkan ke tabung reaksi yang
lain dan ditambahkan 1 mL ammonium oksalat 1% lalu dikocok.
d. Diamkan hingga terbentuk endapan putih yang menunjukkan
adanya kandungan kalsium
F. Data Pengamatan
Uji Identifikasi Vit C
No Larutan Uji Warna Endapan
28
Uji Kadar Vit C
No. Larutan Uji Jumlah Tetesan
1.
2.
3.
Uji Antioksidan
No. Larutan UjiWarna Permukaan
Apel
1.
2.
3.
Uji Vit B12
No. Sampel Warna Nasi
1.
29
2.
3.
G. Pertanyaaan
1. Berdasarkan sampel yang anda gunakan, manakah yang
mengandung kadar Vit. C paling banyak?
2. Permukaan apel tidak mudah teroksidasi jika dilapisi dengan
larutan yang mengandung Vit. C, larutan manakah yang
mampu melindungi permukaan apel dari oksidasi?
30
LIPID
A. Judul : Uji Identifikasi Lipid secara kualitatif
B. Tujuan :
1. Membuktikan adanya kandungan lemak dalam bahan makanan.
2. Membuktikan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organik.
3. Mengetahui proses terbentuknya sabun oleh senyawa lemak.
4. Mengetahui karakteristik bau pada senyawa lemak.
C. Dasar Teori
Lipid merupakan ester dari asam karboksilat rantai panjang dengan
alkohol (gliserol). Dilihat dari susunan asam lemaknya, lipid diklasifikasikan
menjadi dua yaitu lipid sederhana dan lipid campuran. Lipid sederhana
tersusun dari asam lemak sejenis sedangkan lipid campuran tersusun dari
asam lemak yang tidak sejenis.
7.
Gambar 7. Struktur Lipid Sederhana dari Asam Stearat
31
OH2C H
HC
OH2C
H
H
HO C C17H35
O
HO C C17H35
O
HO C C17H35
O
H2C
HC
H2C
O C C17H35
O
O C C17H35
O
O C C17H35
O
Gliserol + Asam stearat Tristearin
Sifat fisik lipid antara lain: 1) tidak larut dalam air maupun pelarut
polar, 2) adanya hubungan antara asam-asam lemaknya atau esternya.
Saponifikasi atau penyabunan adalah reaksi pembuatan sabun untuk
menunjukkan adanya asam-asam lemak yang berbeda dalam satu
minyak. Hasil reaksi itu adalah asam lemak dan gliserol yang mudah
larut dalam air. Sabun yang diperoleh dari logam Na dan K dengan asam
lemak yang mengandung unsur karbon banyak pada umumnya mudah
larut dalam air panas. Sifat kelarutan ini akan berkurang jika dalam air
tersebut terdapat ion-ion logam seperti Ca2+, Mg2+,dan Pb2+.
C. Alat dan Bahan
1. Kertas HVS 6. KOH Alkoholis 10% 11. Gelas beker
2. Margarin 7. NaOH 12. Pipet
3. Mentega 8. Iodium 13. Erlenmeyer
4. Putih Telur 9. KHSO4 14. Kertas Saring
5. Minyak Goreng 10. Etanol
D. Cara Kerja
Uji Noda Pada Lemak
a. Mengambil dua lembar kertas buram.
b. Memasukkan masing-masing bahan makanan ke dalam tabung
reaksi.
c. Memberi sedikit air dan aduk hingga larut.
d. Mengambil sedikit larutan dengan menggunakan pipet tetes dan
teteskan di atas kertas buram.
e. Mengoleskan minyak goreng di atas kertas buram lainnya.
f. Membiarkan kedua kertas hingga kering kira-kira 10 menit.
32
g. Membandingkan bekas noda yang terjadi dengan bekas noda kertas
yang ditetesi minyak goreng.
Kelarutan Lemak
a. Memasukkan 1 atau 2 tetes senyawa lemak yang akan diuji ke dalam
10 tetes air.
b. Memasukan 1 atau 2 tetes senyawa lemak yang akan diuji ke dalam
10 tetes pelarut (etanol, dan eter).
c. Meneteskan larutan lipid yang telah dibuat pada point 1 dan 2 pada
kertas saring dan biarkan kering.
d. Mengamati pembentukan noda lemak pada kertas saring.Jika ada
noda lemak yang menempel pada kertas saring berarti lemak tersebut
larut dalam pelarut.
e. Menambahkan 1 mL air pada larutan lipid dalam etanol.
f. Mencatat munculnya larutan segera setelah bercampur dan setelah
dibiarkan beberapa menit.
Penyabunan
a. Menambahkan KOH alkoholis 10 mL ke dalam minyak yang akan
diuji, kocok dan panaskan di penangan air yang medidih, sampai satu
tetes larutan tersebut bercampur sempurna dengan air.
b. Menambahkan 10 ml air dan memanaskan kembali di penangas air
sampai aklohol menguap.
c. Melakukan uji sabun.
Uji Gliserol
a. Menuangkan KHSO4 setinggi 0,5 cm dalam tabung reaksi.
33
b. Menambahkan 5 tetes larutan yang akan diuji pada tabung reaksi
tersebut. Jika senyawa lemak terbentuk padat, maka jumlahnya kira-
kira sama dengan KHSO4.
c. Menambahkan lagi KHSO4 dan panaskan dengan hati-hati.
d. Mencium baunya dengan mengibaskan tangan pada tabung reaksi
tersebut.
e. Mengamati hasil praktikum.
D. Data Pengamatan
Uji Noda
No Sampel Keterangan Gambar
Uji Gliserol
No Perlakuan Keterangan
Uji Kelarutan
No Sampel Perlakuan Hasil
34
Penyabunan
No Perlakuan Hasil
1 + KOH alkoholis
2 + Larutan dipanaskan 10
menit
3 Larutan + air dipanaskan
4 Senyawa hasil
penyabunan
35