xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/pendidikan...bab iv budaya demokrasi menuju masyarakat...

80
I j ^ Ii -5 i.' I m 1 0t ^ .j .X_ T WJ

Upload: ngokhanh

Post on 14-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

I j ^I i

-5

i.' I

m

1

0t ^ .j

.X_

T WJ

Page 2: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

^O i iC

SUNARSO. M.Si.

KUS EDDY SARTONO, M.Si.

SIGIT DWIKUSRAHMADI, M.Si.

2016

III

Page 3: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

FiNDIDiiCAM

KEm/ARGANEGARAANX

OLEH

SUNARSO, DKK

ISBN: 978-602-7981-98-0

• Edisi Pertama,

Dicetak dan diterbitkan oleh:

UNY Press

JL Gejayan, GgAiamanda, Komplek Fakultas Teknik UNYKampus UNY Karangmalang Yogyakarta 55281 Telp: 0274- 589346

Mail: unvpress.voavakarta&amaiLcom

Disain sampul: MajajiTata Letak: Yudiati Rohman

Perpustakaan Nasional: Katalog DalamTerbitanvia + 469 him; 15 x 20,5 cm

ISI DILUAR TANG6UNG JAWAB PERCETAKAN

IV

•jM

Page 4: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

/a>A

Halaman

Halaman sampulDaftar Isi

VKata Pengantar .

Bab I Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 1Bab II HakikafB'angsa. Negara, dan Warga Negara 1.. 16Bab III Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam

Berbagai Bidang Kehidupan 55Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168Bab VI Konstitusi Negara 221Bab VII Sistem Pemerintahan Indonesia 236Bab VIII Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia .II. 290Bab IX Ketahanan Nasional Indonesia sebagai Geostrategi

Indonesia 239Bab X Dampak Globalisasi dalam Kehidupan Bermasyarakat,

Berbangsa, dan Bernegara 393

DaftarPustaka463

Page 5: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

¥

VI

Page 6: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Perkembangan kehidupan kenegaraan Indonesia mengalamiperubahan yang sangat besar terutama berkaitan dengan gerakanreformasi 1998. Oleh karena itu, mated perkuliahan PendidikanKewarganegaraan tidak mungkin dilepaskan dari perkembangankenegaraan tersebut agar kadar keilmiahan serta obyektivitasnyadapat dipertanggungjawabkan.

Banyak tuduhan dialamatan kepada sosok PendidikanKewarganegaraan dan tuduhan itu barangkali juga ada benarnya.Beberapa tuduhan itu antara lain (i) Pendidikan Kewarganegaraansenng bersifat politis daripada akademis. lemah iandasan keilmuan-nya, (_nj tidak tampak sosok keilmiahannya, dan (iii) sering dititipikepentinganpolitikpenguasa.

Berdasarkan kenyataan tersebut sudah merupakan keharus-an untuk menata ulang materi kuliah Pendidikan Kewarganegaraanagar sesuai dengan perkembangan zaman, terutama tuntutan reformasi. Dalam-proses penyusunan ulang materi PendidikanKewarganegaraan penulis berupaya untuk mengumpulkan buku-buku referensi yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.D disusun dengan mengacu pada Keputusan MenteriPendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 yang menetapkanPendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu MatakuliahPengembangan Kepribadian yang harus ada dalam kurikulum intibagi setiap program studi dan dirancang berbasis kompetensi. SelainItu juga berpedoman pada keputusan Direktur Jenderal Pendidikanpnggi Nomor 38/Dikti/Kep/2002 tanggal 18 juli 2002 tentangRambu-Rambu Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadiankhususnya Pendidikan Kewarganegaraan.

VII !I1

Page 7: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada1. Rektor dan Pembantu Rektor I UNY,2. rekan-rekan sesama pengampu Pendidikan

Kewarganegaraan di UNY,3. rekan-rekan sejawat di UPT MKU UNY,4. para mahasiswa yang telah dan sedang menempuh

Pendidikan Kewarganegaraan di UNY, dan5. semua pihak yang, baik secara langsung maupun tidak

langsung, telah "membantu terwujudnya naskah ini.Penulis senantiasa terbuka menerima masukan untuk

perbaikan naskah buku ini. Mudah-mudahan tulisan sederhana inidapat membantu kelancaran perkuliahan Pendidikan K^ewargane-garaan.

A

Yogyakarta,

Tim Penulis.

I vm :

Page 8: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

IX

Page 9: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

PENGANTAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

. Sesungguhnya bangsa itu jaya selama mereka masihmempunyai akhlak ycing mulia dan apabila akhlak telahhilang dari kehidupan suatu bangsa, hancur binasalahbangsa itu (Syauqi Bek).

• Negara yang tidak mempunyai moral berarti keruntuhandan sebaliknya moral yang tidak sejalan dengan negaraadalah kelumpuhan (Al-Gazali).

o Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar danlihat, saya sedikit ingot. Yang saya dengar, lihat, dandishusikan dengan orang lain, mulai saya pahami. Danyang.saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, sayadapatkan pengetahuan dan keterampilan. Yang sayaajarkan kepada orang lain, saya kuasai (Melvin LSilberman).

A.' I>endahuluanPendidikan Kewarganegaraan [Civic Education) merup^an

salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasionaluntuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melaluikoridor "value-based education". Konfigurasi atau kerangkasistemik PKN dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut.

Pertamd, PKN secara kurikuler dirancang sebagai subjekpembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensiindividu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlakmulia, cerdas. partisipatif, dan bertanggung jawab.^iCedua,PKN secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaranyang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan

Pendidikan Kewarganegaraan I 1

Page 10: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

psikomotorik-yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasidan termtegrasi dalam konteks substansi ide, .xiilai, konsep^an moraT Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan

subie"k ®n" ™ p-gramftik dirancangJ pembelajaran yang menekankan pada isi vanemengusung nilai-nilai {content embedding vcdues] danpengalaman belajar (learning experiencesL dalai^ bentk

yang p.rlu di«a.judkan Jalam kehrdupSsehari-han dan merapakan tuntunan hidup bagi warga neearadalam kehidupan bermasyarakat. berbangsa, dan bernefararaoifp 'iari ide, nilai, konsep. danSlg^a kewarganegaraan yang demokratis, dan bela

diiniplementasikan pada berbagai jenis dan ienianependidikan (persekolahan maupun perguruan tinegii PKNketXtSf keterb^Jasa:., SI danketerbatasan tersebut adalah (1) masukan instrumental{^trumental input) terutama yang berkaitan dengan kualitasg^/dosen serta keterbatasan fasUitas dan sumber belajardan (2) masukan Imgkungan (envirqnmentai input) terutama

Tegfra vlr V®"" keh.Uan^SSsanafn ®PKN demokratis. Dengan demikian,1 u mengarah pada misi sebagaimanaseharusnya. Beberapa indikasi empirik yang menuniukkansalah arah tersebut antara lain adalah sebagai berikut.lebivT pembelajaran dan penilaian dalam PKN

• -vanf? instn^ksional (instructional^ terbatas pada penguasaan mated (contentmastery) atau dengan kata lain hanya ditekankan pada

(^lrtirda°®"'"v dimensi-dimensi lainnya^ Pemerolehan dampak pengiri^(nui^rant effects) sebagai 'hidden curriculum" belum mendaoat

perhafan sebagaimana mestinya. Kedua. pengXl^ ke?a1untuk ^^""Ptakan suasana kondusif dan produktifuntuk membenkan pengalaman belajar keoada

bilTl Pelibatannya secara proaktif d&nP"""®®® pembelajaran di kelas maupun di

mSdnnva D^nJr" ,k"'̂ kuler) sehingga berakibat padateinSnof nnfnv u bermakna (meaningfulleammg) untuk mengembangkan kehidupan dan perilSku

2 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 11: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

siswa/mahasiswa.- Ketiga, pelaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler sebagai wahana sisio-pedagogis untuk mendapatkan"hands-on experienqp" juga belum memberikan kontri-bysi yangsignifikan untuk menyeimbangkan antara penguasaan teoridan praktik pembiasaan perilaku dan keterampilan dalambcrkchidupan yang demokratis dan sadar hukum.

indikasi-indikasi tersebut melukiskan begitu banyaknyakendala kurikuler dan sosial-kultural bagi <fePKN untukmenghasilkan suatu totalitas hasil belajar yang mencerminkanpencapaian secara komprehensif (menyeluruh) dimensikognitif, afektif, dan psikomotorik yang koheren dan konfluen.Hasil belajar PKN yang belum mencapai keseluruhan dimensisecara optimal seperti digagaskan itu berarti menunjukkanbahwa tujuan kurikuler PKN belum dapat dicapai sepenuhnya.

Menyadari hal tersebut di atas, berbagai upaya telahdilakukan oleh Pemerintah, khususnya DepartemenPendidikan Nasional antara lain adalah sebagai berikut.1) Penyelenggaraan pelatihan secara berkala untuk

meningkatkan kualitas kemampuan mengajar guru dandosen PKN. Sampai saat ini, pelatihan tersebut masih perluterus ditingkatkan kualitasnya agar tnampu menunjukkanhasil yang optimal.

2) Penataan kembali materi PKN agar lebih sesuai dengantuntutan kebutuhan bagi kehidupan masyarakat yangdemokratis. Sampai saat ini, upaya penataan tersebutdirasakan belum menghasilkan pembahan yang signifikandalam pembelajaran PKN seperti yang diharapkan.

3) Perubalian sistem belajar di sekolah, dari catur wulan kesemester, dan di perguruan tinggi menjadi sistem kreditsemester (SKS), yang diyakini akan lebih memungkinkanguru/dosen untuk dapat merancang alokasi waktu danstrategi pembelajaran secara fleksibel dalam rangka upayapeningkatan kualitas pembelajarannya, belummemperlihatkan hasil yang memadai.

Selain menghadapi kendala internal sebagaimana diuraikandi atas, PKN jugamenghadapi kendala eksternal, yaitu kritika^dan tuntutan dari berbagai lapisan masyarakat yang berkaitandengan semangat demokratisasi yang semakin meningkatdengan segala eksesnya. PKN yang secara paradigmatik sarat

Pendidikan Kewarganegaraan | 3

Page 12: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

i.

- afektif dilaksanakan secara kognitif dan telah•' (aannr^ 1 sebagai satu-satunya obat mujarab

Sfusu^nl "" "^engatasi persoai^, kehidupan para siswaJ '̂ "«kan dan

diakomnria 'v sudah seharusnya direspons dandiakomodasikan secara proporsional karena pendidikan secaraurnum dan PKN secara khusus bukan hanya "an^ng jawabma^waLt seluryh^o™™yarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Tangeung iawab

wS. """T ur.fy«l-®-akan pendidiS"® 'y:'gam^i^asionat n,erupakan perwujudan dari

ekstemal lainnya. pendidikan di Indonesiaberkfm^^^" berbagai persoalan dan situasi global yangmaSSi Zrr berxnuftan pSkepXdiJr h T!; bertentangan dengan

^ bangsa Indonesia. Ketidakmampuan bangsaH program pendidikan yang dapat'̂ ^^-"de^ngan dan persoJan%iobStersebut berarti akan menghilangkan "kesempatan untuk

engejar ketertinggalan untuk secara bertahap dapatenyqajarkan dinnya dengan bangsa-bangsa yang sudah

maju dalam bidang pendidikan 5 y g

SSSi™" ™" I"alokasi waktu yang tercantum dalam Struktur

Kurikulum Pendidikan dijabarkan secara kaV., dankonvensional sebagai jam pelajaran tatap muka terjadwalm^di Sr P™ dLgan cam taT^menjadi sangat dominan. Hal itu

S^reatif^nl?. '̂ berimprovisasi• melakukan aktivitas lainnya selain dari•Ltat"'" '-j-dwal Tng"

™ lebil^^idc^ninasi olehSgTatan kognitif mengakibatkan porsiP nmgkatan dimensi lainnya menjadi terbengkelai. Di

4 I Pendidikan Kevjarganegaraan

Page 13: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

samping itu, pelaksanaah pembelajaran diperparah lagidengan keterbatasan fasilitas media pembelajaran.

3. PemlDelajaran yang terlalu menekaakan pada dimensikognitif itu berimplikasi pada penilaian yang jugamenekankan pada penguasaan kemampuan kognitif sajasehingga mengakibatkan guru/dosen hams selalu mengejartarget pencapaian materi.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukanpengkajian secara menyeluruh terhadap masalah-masalahmendasar sehingga PKN dapat diberdayakan menjadi "subjekpembelajaran yang kuat" [powerful learning area) yang secarakurikuler ditandai oleh pengalaman belajar secara kontekstualdengan ciri-ciri sebagai berikut: bermakna [meaningfu^,terintegrasi {integrated), berbasis nilai (value-basea],menantang {challenging), dan mengaktifkan {activa.tmg).Melaiui pengalaman belajar semacam itu para siswa difasilitasiuntuk dapat membangun pengetahuan, sikap, danketerampilan kewarganegaraan yang demokratis dalam koridor "psiko-pedagogis-konstruktif.

B. Alasan Perlunya Pendidikan Kewarganegaraan,.Dalam sejarah panjang dunia ini, Civics dan Pendidikan

Kewarganegaraan di sekolah dan di perguruan tinggimerupakan fenomena yang relatif baru. Ada dua faktor yangmengarahkan hal ini, yaitu faktor pertumbuhan negara-bangsa dan faktor diperkenalkannya pendidikan untuk massa.

Negara-bangsa muncul di seluruhdunia dalam jumlah yangbesar setelah akhir perang dunia kedua, pada peretengahanabad dua puluh. Kekuasaan kolonial telah ditentang danpergerakan kemerdekaan dilakukan atau mencapaikemerdekaan. Di Afrika, Amerika Latin, dan Asia adapeningkatan di sejumlah negara merdeka. Sebagian terbesarm^njalankan bentuk pemerintahan demokratis. Merekamelaksanakan pemilu dan memiliki badan perwakilan.Semuanya memperkenalkan beberapa bentuk persekolahanbagi kebanyakan penduduk (Barbara Leigh, (Mam^ivics anaCitizenship Education Historical and Comparative ^Reflections,Jurnal Civics volume 1, Nomor 1, Juni 2004).

Pendidikan Kewarganegaraan I 5

Page 14: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

4

- Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan. peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen

ki>^t dan konsisten untuk mempeftahankan negara KesatuanRepubhk Indonesia. Hakikat negara kesatuan RepublikIndonesia adalah negara kebangsaan modern, negarakebangsaan modern adalah negara yang pembentukannyadidasark^ pada semangat kebangsaan atau nasionalisme,yaitu pada tekad suatu masyar^at untuk membangun masadepan bersama di bawah satu negara yang sama walaupunwarga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik

Sek'Neg'''RI^998)^ '̂̂ ^^^ Jakarta:Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan

semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasiladan Konstitusi negara Indonesia perlu ditularkan secara terus-menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalamtentang negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara histoi-isnegara Indonesia telah diciptakan sebagai negara kesatuandengan bentuk republik. negara Kesatuan Republik Indonesiaadal^ negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkankepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adildan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang'dipimpm oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan

(PemLkatn UTO msfperkembangannya, sejak proklamasi 17 Agustus

1945 sampai dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesiaperistiwa yang mengancampereatuannya. Untuk ,tulah pemahaman yang mendalL dan

konsisten terhadap prinsip dansemangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,Berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila danonstitusi negara Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh

komponen bangsa Indonesia, khususnya .generasi mudasebagai penerus bangsa. ^ ^

Indonesia di masa depan diharapkan tidak akan mengulanglagi sistem pemenntahan otoriter yang membungkam hak-hakwarga negara untuk menjalankan prinsip demokrasi dalam

6 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 15: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

kehidupan masyarakat, bahgsa, dan negara. Kehidupan yangdemok^tis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungankeluarga, sekolah, masyarakat, pemerioiahan, dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dimulai,diinternalisasi, dan diterapkan demi kejayaan bangsa dannegara Indonesia.

Demokrasi dalam suatu negara hanya akan tumbuh suburapabila dijaga oleh warga negara^^yang demokratis. Warganegara yang demokratis bukan hanya dapat menikmati hakkebebasan individu, tetapi juga harus memikul tanggungjawab secara bersama-sama dengan orang lain untukmembentuk masa depan yang cerah.

Sesungguhnya, kehidupan yang demokratis adalah cita-citayang dicerminkan dan diamanatkan oleh para pendiri bangsadan negara ketika mereka pertama kali membahas danmerumuskan Pancasila dan UUD 1945.

Berkenaan dengan hal-hal yang diuraikan di atas,pendidikan memiliki peranan dan tanggung jawab yang sarigatpenting dalam mempersiapkan warga negara yang memilikikomitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan negaraKesatuan Republik Indoi^esia. Upaya yang dapat dilakukanadalah menyelenggarakan program pendidikan yangmemberikan berbagai kemampuan sebagai seorang warganegara melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan[Citizenship). Keluarga, tokoh-tokoh keagamaan dankemasyarakatan, media masa, dan lembaga-lembaga lainnya

• dapat bekerja sama dan memberikan kontribusi yang kondusifterhadap tanggung jawab pendidikan tersebut. PendidikanKewarganegaraan [Citizenship) merupakan mata kuliah yangmemfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segiagama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untukmenjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, danberkaraktcr yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

C. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan diIndonesia

Paradigma pendidikan yang dianut pada masa ^rde Baruadalah "pendidikan untuk pembangunan", sehinggapendidikan telah diposisikan sedemikian rupa sebagai

Pendidikan Kewarganegaraan I 7

Page 16: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

instrumen pembangunan ( Muchson, 2004). Pembangunan- ^^donesia Seutuhnya yang menjadi jargon Orde Barudalam kebijakan dan operasioWnya ternyata lebih banyak

berpihak dan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi.ronisnya pembangunan yang telah berlangsung selama lebih30 tahun dan telah "dibayar dengan mahal", lebih-lebihmenyangkut socml cost yang sifatnya uncalculated, ternyata^stru menghasilkan ketei^urukan dalam.berbagai bidangPengalaman pada masa Orde Baru itu telah memberikanpelajaran "berharga" tentang betapa rapuhnya suatupemban^nan yang hanya menekankan pada aspek fisik-matenil dan kepentingan-kepentingan ekonomi belaka.

Kewarganegaraan mempunyai misi yang lebihpelajaran ini menonjol dengan misinya untuk

^erSan tenggang rasa, memeliharapersatuan dan kesatuan, tidak memaksakan pendapat danlam-lam yang dirasionalkan demi terciptanya stabilitasnasional sebagai prasyarat bagi kelangsungan pembangunanDi bahk semua itu, Pendidikan Kewarganegaraansesungguhnya telah berfungsi sebagai alat penguasa untukmelanggengkan ^ kekuasaan. Sosok PendidikanKewarganegaraan [Civic atau Citizenship) yang demikianmemang sermg muncul di sejumlah negara, khususnyanegara-negara berkembang. Hal itu sesuai dengan laporanpenehtian Cogan (1998) yang dikutip oleh Ace Suryadi danSomardi (200:1) yang mengatakan bahwa

Citizenship education has often reflected the interest ofthose in power inparticular society and thus has been aniatter of indoctrination and the establishment ofideological hegemony rather than ofeducation".

kenyataan tersebut tidak aneh jika kemudian

Dolifit pelajaran ini lebih bersifatu akademis, lemah landasak-keiljnuannya, Udakkeilmiahannya, dan Iain-lain. Akibat lebih

\ U kurang menantang dan kurangaiminati oleh siswa.

8 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 17: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Kepentingan politik penguasa terhadap Pendidikan^Kewargancgaraan di Indonesia dapat dirunut dalam sejarahperkembangan mata pelajaran sejak munculnya dalamsistem pendidikan nasional. Mata pelajaran ini munculpertama kali tahun 1957 dengan nama "Kewarganegaraan",yang isinya sebatas hak dan kewajiban warga negara sertacara-cara memperoleh dan kehilangan statuskewarganegaraan. Sebagai tiiadak lanjut dari Dekrit Presiden 5Juli 1959, Menteri PP dan K mengeluarkan Surat KeputusanNo. 122274/S tanggal 10 Desember 1959 tentangpembentukan panitia penyusunan buku pedoman mengenaikewajiban-kewajiban dan hak-hak warga negara Indonesia danhal-hal yang rnenginsyafl^an warga negara tentang sebab-sebab sejarah dan tujuan revolusi Indonesia. Panitia tersebutberhasil menyusun buku Manusia dan Masyarakat BaruIndonesia pada tahun 1962 yang menjadi acuan matapelajaran civic yang telah muncul pada tahun 1961. Bukutersebut berisi Sejarah Pergerakan Ralcyat Indonesia,Pancasila, UUD 1945, Demokrasi dan Ekonomi Terpimpin,Konferensi Asia Afrika, Hak dan Kewajiban Warga negara,Manifesto Politik, Laksana Malaikat dan lampiran-lampiranDekrit Presiden, Pidato Lahirnya Pancasila, Panca Wardana,dan Declaration of Human Rights, serta pidato-pidato Presidenlainnya yang dipaketkan dalam tujuh bahan pokokindoktrinasi (Tubapi).

Sejak munculnya Orde Baru pada tahun 1966, isi matapelajaran civic versi Orde Lama, hampir seluruhnya dibuangkarena dianggap tidak sesuai lagi dengan tuntutan yangsedang berkembang. Pada Kurikulum 1968, mata pelajaran inimuncul dengan nama "Kewargaan negara", yang isinya, disamping Pancasila dan UUD 1945, adalah Ketetapan-KetetapanMPRS 1966, 1967, dan 1968, termasuk GBHN, Hak AsasiManusia, serta beberapa materi yang beraspek sejarah,geografi, dan ekonomi. Sesuai dengan Ketetapan MPR No.IV/MP/1973, mata pelajaran ini berubah nama menjadiPendidikan Moral Pancasila (PMP) pada Kurikulum 1975.Dengan ditetapkannya Ketetapan MiBR P|o. II/MPR/1978tentang P-4, terjadilah perkembangan yang cukup substantifmengenai materi mata pelajaran ini, yakni sangat dominannyamateri P-4 dalam PMP. Dalam penjelasan ringkas tentang PMP

Pendidikan Kewarganegaraan \ 9

Page 18: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

. /)

Ti Depdikbud (1982) dinyatakan bahwa hakikat PMP tidakmelalyi jalur pendidikan formal,

berlangsung hingga beilakunya Kurikulum 1984

PancasUa" (PMpV "Pendidikan MoralpScS a 1! ^ "PendidikanperkemLgan'Terakhr=®;-^n:cara'̂ ^^^^^^^S^^Jo '̂̂ MPRngy^ KetetapanKetetap^MK^^IlVMPRTlIgSsedanlT pendidikan kewarganegaraan jugag dalam proses reformasi ke arah pendidikan

^TrCwic Education). Reformasi itu mulai dari aspek vane

Sau per^Aar's" dan rnisi. revitalisasi fungs!plmbefaTaran '•®®'™kturisasi isi kurikulum dan materipembelajaran. Seinng dengan itu, dalam sistem pendidikannasiona^ juga sedang disosialisasikan pembaruan kurikulumdengan konsep yang disebut kurikulum berbasis kompetensi.D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

dikemukakan bahwa tujuanpendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah untuktet^n negara yang baik (a good .citizen). Akan^^nria?ri!bih^^ masa-masamasa Orde Lam Peng"asa. Pada^n» h» - Lama warga negara yang baik adalah warga negara

koSl!^? revolusioner, anti imperialisme, kolonialisme, danblk idT»h yangn^h negara yang Pancasilais, manusiapembangunan, dan sebagainya.

Sejalan dengan visi pendidikan kewarganegaraan erareformasi, misi mata kuliah ini adalah menWkatkankompetensi mahasiswa agar mampu menjadi warga®fegarayang berperan serta secara aktif dalam sistem pemerintahan

gara yang demokratis. Sehubungan dengan tfiii Ace Survadidan Somardi (2000:5) mengemJkakan bahwa tenSankewarganegaraan difokuskan pada tiga komnnn^npengembangan, yaitu (1) civic knowledge, (2) civic skiU, dan (3)

I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 19: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

civic disposition. Inilah pengertian warga negara .yang baikyang diharapkan oleh pendidikan kewarganegaraan di erareformasi. .

Pendidikan kewarganegaraan di era reformasi dituntutmerevitalisasi diri agar mampu melaksanakan misi sesuaidengan visinya itu. Hingga saat ini mata pelajaran tersebutseakan tidak memiliki vitalitas, tidak berdaya, dan tidak dapatberfungsi secara baik dalam meningk&tkan kompetensikewarganegaraan.

Dalam penataannya di dalam struktur kurikulum, BelindaCharles dalam Print (1999:133-135), merekomendasikan isipendidikan kewarganegaraan dapat ditata dalam tiga model,yaitu formcil curriculuTn, inforw.CLl cuiticu.Iu.ttl, hidden. cumculuTn.Dengan model formal curriculum, implementasipembelajarannya dapat menembus berbagai mata pelajaran(cross-curriculum). Dengan model informal curriculum dapatdiimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler,seperti kepanduan, klub-klub remaja, PMR, kegiatan rekreasi,dan olah raga. Model ini justru efektif dalam pembentukankarakter remaja. Dengan mod^el hidden curriculum, sepertimisalnya etika, dapat dikembangkan dalam tingkah lakusehari-hari.

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk memberikankompetensi sebagai berikut.

Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam^ menanggapi isu kewarganegaraan.2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untukmembentuk diri berdasarkan karakter masyarakatIndonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsalain.

4. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan duniasecara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi (Pusat ^Kurikulum,2003:3).

Pendidikan Kewarganegaraan | 11

Page 20: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

E. Siibstansi Materi Pendidikan KewarganegaraanBerdasar hasil studi di berbaga^ negara, Print (1999:12)

berpendapat bahwa isi pendidikan ^kewarganegaraan yangprinsip adalah (i) hak dan tanggung jawab warga negara, (ii)pemerintahan dan lembaga-lembaga, (iii) sejarah dankonstitusi, (iv) identitas nasional, (v) sistem hukum dan rule oflaw, (vi) hak asasi manasia, h^-hak politik, ekonomi dansosial, (vii) proses dan prinsip-prinsip demokrasi, (viii)partisipasi alctif warga negara dalam wacana kewarganegaraan,(^) wawasan internasional, serta (x) nilai-nilaikewarganegaraan yang demokratis. Waterwoth (1998:3)mengemukakan butir-butir concept of citizenship dan warganegara yang baik sebagai berikut: (i) menghargai warisanbudaya masyaralcatnya, (ii) menggunakan hak pilih, (iii)menghormati hukum dan norma-norma masyarakat (iv)memahami berbagai proses politik dan ekonomi! (v)menggunakan hak berbicara, (vi) memberikan sumbangan bagikebaikan keluarga dan masyarakat, serta (vii) peduli terhadaphngkungan lokalnya. Di samping itu, Abdul Azis Wahab(2000.5) mengemukakaji sepuluh pilar demokrasi Indonesiayang harus menjadi prinsip utama pengembangan pendidikankewarganegaraan, yaitu (i) konstitusionalisme, (ii) keimanan.^an ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, (iii)kewarganepraan cerdas, (iv) kedaulatan rakyat, (v) kekuasaan, ^s^si manusia, (vii) pembagian kekuasaan,(vin) sistem peradilan yang bebas, (ix) pemerintahan daerah,'aan (x) kesejahteraan sosial dan keadilan sosial.

Berdasarkan uraian dimuka diperoleh gambarankeragaman luasnya cakupan materi dan penataan pendidikankewarganegaraan dalam kurikulum. Hal ini bukan sesuatuyang harus dianggap aneh karena kurilculum pada dasarnyamerupakan suatu pilihan. Dilihat dari sudut keilmuan,standar materi mata pelajaan ini tidak sedemikian ketatcukup fleksibel, dan mudah berubah. Indonesia mempunyalpengalaman mengenai sering diubahnya isi materi mata kuliahmi seiring dengan pergantian rezim sebagaimana yang telahdikemukakan sebelumnya. Dari sekian '̂ bai^^ak matakuliah/mata pelajaran, tidak ada yang perubahan materinyasedinamis mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

12 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 21: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Meskipun demikian, pendidikan kewaganegaraan paradigmabaru hams didasarkan pada standar kelayakan materi dengantetap mengacu kepada Pancasila sebagai dasar negara(Muchson, 2003).

Pusat kurikulum Diknas lewat konsep KBKKewarganegaraan di SD dan MI, SMP dan MTs., serta SMA danMA tahun 2003, mengajukan civic knowledge berupa aspekberbangsa dan bernegara yang terdiri dar^ subaspek (i)persatuan bangsa (ii) norma, hukum, dan peraturan, (iii) hak ^asasi manusia, (iv) kebutuhan hidup warga negara, (v)kekuasaan dan politik, (vi) masyarakat demokratis, (vii)Pancasila dan konstitusi negara, serta (viii) globalisasi(Cholisin, 2004:18). Aspek-aspek pengetahuankewarganegaraan itu pada dasarnya merupakan pengetahuanyang berkaitan dengan peran warga negara dalam kehidupanberbangsa dan bernegara secara demokratis. Di pihak lain,substansi kajian pendidikan kewarganegaraan, yang dikenaljuga dengan istilah Civic Education, Citizenship Education,Democracy Education, yang dirancang oleh Direktorat JenderalPendidikan Tinggi adalah (i) filsafat Pancasila, (ii) identitasnasional, (iii) hak dan kewajiban war^a negara, (iv) demokrasidan hak asasi manusia, (v) rule of law, (vi) geopolitik Indonesia(wawasan nusantara), dan (vi) geostrategi Indonesia(ketahanan nasional) (Petunjuk Pelatihan Dosen MPK, PKN,Dikti. 2005).

F. Metodologi Pembelajaran PKN1. Tendekatan; menempatkan mahasiswa sebagai subyek

serta mitra dalam PBM.

2. Proses Pembelajaran; pembahasan secara kritis analisis,induktif, deduktif serta reflektif melalui dialog kreatif.

3. Bentuk Aktivitas Proses Pembelajaran; kuliah tatapmuka secara bervariasi, ceramah, dialog, inquiry, studikasus, penugasan mandiri, seminar kecil dan berbagaikegiatan akademik lainnya yang lebih ditekankan padapemupukan pengalaman belajar perserta didik.

4. Motivasi; menumbuhkan kesadaran bahwa pembel^^an^pengembangan kepribadian merupakan kebutuhanhidup.

Pendidikan Kewarganegaraan 13

Page 22: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

G. Kompetensi yang Diharapkan dari PendidikanKewarganegaraan

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuhtanggung jawab, yang harus dimiliki oleh seseorang sebagaisy^at untuk dapat dianggap mampu melakukan tugas-tugasdalam bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi yang diharapkansetelah menempuh pendidikan kewarganegaraan adalahdimihkinya seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dari seorang warga negara dalam berhubungan dengannegara serta mampu turut serta dalam memecahkan berbagaipersoala^ yang dihadapi masyarakat, bangsa, dan negarasesuai dengan profesi dan kapasitas masing-masing. Sifatcerdas yang dimaksud tampak dalam kemahiran, ketepatan,dan keberhasilan dalam bertindak, sedangkan sifat tanggungjawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan.ditinjau darinilai agama, moral, etika, dan budaya.

Dal^am Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional Pasal 37 ayat (2) ditetapkan bahwakurikulum pendidikan tinggi wajib memuat (i) pendidikanagama, (ii) pendidikan kewarganegaraan, dan (iii) bahasa. Disampmg itu, pada Pasal 2 dinyatakan bahwa pendidikannasional berdasarkan Pancasila dan UUD negara RepublikIndonesia. Pada Pasal 3 dikemukakan bahwa pendidikan

•Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri». dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab.

Pendidikan kewarganegaraan yang berha^ akanmenumbuhkan sikap mental yang bersifat cerdas dan pInuhtanggungjawab pada perserta didik dengan perilaku yang (a)benman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa danmenghayati nilai-nilai falsafah bangsa, (b) berbudi pekertiluhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, danernegara, (c) bersikap rasional, dinamis, dan sadar akan hak

dan kewajiban sebagai warga negara, (d) bersikap profesional

I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 23: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

yang dijiwai oleh kesadaran belanegara, serta (e) aktifmemanfaatkarL' ilmu dan teknologi serta seni untukkepentingan kemanusiaan, bangsa, dan negara* ^ Melaluipendidikan kewarganegaraan diharapkan warganegara mampumemahami, menganalisis, serta menjawab berbagai masalahyang dihadapi masyarakat, bangsa, dan negara secara tepat,rasional, konsisten, berkelanjutan, dan bertanggung jawabdalam rangka mencapai tujuan nasional; rawsnjadi warganegara yang tahu hak dan kewajibannya, menguasai ilmu danteknologi serta seni namun tidak kehilangan jati diri.

H. Tiga Aspek Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan harus memenuhi tiga aspek,yaitu pengetahuan, keterampilan (skill), dan pembentukankarakter. Menurut Center for Civic Education pada tahun 1994dalarn National Standards for Civics and Government, ketigakomponen pokok tersebut isilah civic knowledge, civic skills,dan civic dispositions (Margaret S. Bronson, dkk., 1999:8-25).

Pengetahuan kewarganegaraan (pivic knowledge) merupakanmateri substansi yang harus diketahui oleh warga negara.Pada prinsipnya pengetahuan yang harus diketahui oleh warganegara berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai warganegara, pengetahuan tentang struktur dan sistem poitik danpenierintahan," nilai-nilai universal dalam masyarakatdemokratis, cara-cara kerja sama untuk mewujudkankemajuan bersama, serta hidup berdampingan secara damaidalam _ masyarakat internasional. Keterampilankewarganegaraan (civic skills) merupakan keterampilan yangdikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan agarpengetaJiuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakhakarena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic skillsmencakup intellectual skills (keterampilan intelektual) danparticipation skills (keterampilan partisipasi). Karakterkewarganegaraan (civic dispositions) merupakan sifet-sifat yangharus dimiliki setiap warga negara untuk mendukungefektivitas partisipasi politik, berfungsinya sistem politik y^gsehat, berkembangnya martabat dan harga diri sertakepentingan umum.

Pendidikan Kewarganegaraan \ 15

Page 24: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

HAKIKAT BANGSA, NEGARA,DAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Bangsa

Menurut antropologi, pengertian bangsa adalahpengelompokan manusia yang keterikatannya dikarenakanadanya kesamaan fisik, bahasa, dan keyakinan. Jika ditiniausecara politis, bangsa adalah pengelompokan manusia yangketerika^nnya dikarenakan adanya kesamaan nasib dantujuan. Di sampmg itu, ada pula pendapat yang mengatakanbahwa bangsa adalah orang-orang y^ng memiliki kesamaanasal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah sertaberpemermtahan sendiri. Dalam Kamus Besar BahasaIndonesia dik^mukakan bahwa bangsa adalah kumpulanmanusia yang'biasanya terikat karena kesatuan bahasa sertawilayah tertentu di muka bumi.

Sejarah timbulnya bangsa-bangsa di dunia berawal daribenua Eropa. Pada akhir abad XIX, di benua Eropa timbulberbag '̂ gerakan kebangsaan. Gerakan tersebutmengakibatkan kerajaan-kerajaan besar di Eropa sepertiKerajaan Austna-Hongaria, Turki, dan Francis terpecahmenjadi negara-negara kecil. Banyaknya gerakan kebangsaan

keberhasilan mereka menjadi bangsayang merdeka, mempunyai pengaruh yang besar padakehidupan wilayah lain. Di Asia, banyak negara jajSianmemberontak untuk memerdekakan diri dari kekanganpenjajahnya. ^

Ernest Renan menyatakan bahwa bangsa adalah kesatuansolidantas yang terdiri dari orang-orang yang saling merasasetia satu sama lam. Bangsa adalah suatu jiwa, suatu asaspintual, suatu kesatuan solidaritas yang besar yang tercipta

^^ I Psndidikan Kewarganegaracin

Page 25: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

oleh suatu perasaan pengorbanan yang telah dibuat di- masalampau dan oleh orang-orang yang bersedia berbuat untukmasa depan. ' Bangsa memiliki masa lampau, tetapi iamelanjutkan diri pada masa kini, melalui suatu kenyataanyang jelas, yaitu kesepakatan dan keinginan yangdikemukakan dengan nyata untuk terns hidup bersama . Olehkarena itu, suatu bangsa tidak bergantung pada persamaanasal ras, suku bangsa, agama, bahasa, geografi, %tau hal-hallain yang sejenis. Akan tetapi, kehadiran suatu bangsa seolah-olah merupakan suatu kesepakatan bersama yang terjadisetiap hari (Bachtiar, 1987: 23).

Benedict Anderson mendeflnisikan bangsa agak berbedajika dibandingkan dengan pendapat pakar yang lain. MenurutAnderson, bangsa adalah komunitas politik yang dibayangkan[imagined political community) yang artinya tidak selalu sesuaidengan kenyataan. Komunitas politik yang dibayangkan initerdapat dalam suatu wilayah yang jelas batasnya danberdaulat. Dikatakan sebagai komunitas politik yangdibayangkan karena bsingsa yang paling kecil sekalipun paraanggotanya tidak saling mengenal. Dibayangkan secaraterbatas karena, bangsa yang paling iDesar sekalipun yangpenduduknya bisa lebih dari satu milyard seperti RRC, tetapmemiliki batas wilayah yang jelas. Dibayangkan berdaulatkarena bangsa irti berada di bawah kekuasaan suatu negarayang memiliki kekuasaan atas suatu wilayah dan bangsatersebut. Akhirnya, bangsa tersebut sebagai komunitas yangdibayangkan ' karena terlepas dari kesenjangan dan paraariggota bfJigsa itu selalu memandang satu sama lain sebagaisaudara sebangsa dan setanah air. Perasaan sebangsa inilahyang menyebabkan berjuta-juta orang bersedia mati bagikomunitas yang dibayangkan itu (Surbakti, 1992:42).

Dalam pandangan Otto Bauer, bangsa adalah suatupersatuan perangai yang timbul karena persamaan nasib.Soekarno, dengan berbasis geopolitiknya, menekankanpersatuan antara orang dengan tanah airnya sebagai syaratbangsa. Menurut Mohammad Hatta, bangsa adalah suatu^persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan sebagai suatupersekutuan yang tersusun menjadi satu yang terbit karenapercaya atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsyafanbertambah besar karena seperuntungaji, malang sama

Pendidikan Kewarganegaraan I 17

Page 26: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

diderita, mujur sama didapat, oleh karena jasa bersama,kesengsaraan bersama, pendeknya oleh karena»> peringatanl^pada riwayat bersama yang tertanam dalam hati'dan otak(Sutrisno, 1983: 38).

Dari ur^an di atas dapat dipetik intisari bahwa pengertianb^gsa lebih mengandung corak kerohanian dari pada coraklahinah, yaitu sekelompok manusia yar^g mempunyaiemginan, kehendak, perasaan, pikiran, jiwa, semangat untuk

bersatu. Faktor yang mendorong mereka bersatu karenaadanya kesamaan yang di antaranya dalam hal cita-cita/tujuan/kepentingan, fisik biologis (ras), wilayah (tanahai^, sejarah (masa lalu), nasib, agama, bahasa, budaya, dansebag^nya. Tiap-tiap bangsa tentunya mempunyai corak^rsendiri yang melatar belakangi mereka untuk bersatu.aerkaitan dengan faktor penyatu, Noor M. Bakiy (1994:109)beipendapat bahwa bangsa dapat dikelompokan jadi dua,yaitu (1) bangsa alami atau bangsa yang disatukan karenalaktor darah atau keturunan dan (ii) bangsa negara ataubangsa yang disatukan karena kesamaan cita-cita ataukepentmgan yangnatinya terwujud sebagai nasionalisme.

B. Pengertian Negara

^opuZer Politik Pembangunan Pancasila224) dijelaskan secara etimologis bahwa istilah negara

berasal dan kata nagan atau nagara (Sansekerta) yang berartiicota, desa, daerah, wilayah, atau tempat tinggal seorang•p^ge^^'. negara dalam bahasa Inggris disebut state, ataustaat d^am bahasa Belanda, dan e"tat dalam bahasa Francis.Kata state berasal dan bahasa Latin stato. Istilah statoi^n^an pertama kali oleh Machiaveli untuk menyebut

wilayah negara atau pemerintahan yang dikuasai.Seperti yang telah diungkapkan oleh beberapa tokoh ilmu

negara, terdapat pengertian negara yang beraneka ragam. Diawah mi disajikan beberapa perumusan mengenai negaraebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo (2007-39-40)

sebagai berikLit. %!(1) JRoger H. Soltau menyatakan bahwa negara adalah alat

(agency) atau wewenang (authority) yang mengatur ataumengendahkan persoalan bersama, atas nama masyarakat.

18 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 27: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

(2) Harold J.Laski menyatakan bahwa negara adalah suatumasyarakat yang diintegrasikan karena wewenang yangbersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian'darimasyarakat itu. Masyarakat adalah kelompok yang hidupdan bekerja sama untuk mencapai terkabulnya keinginanmereka bersama. Masyarakat merupakan negara kalaucara hidup yang hams ditaati oleh individu ma^un olehasosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yangbersifat memaksa dan mengikat.

(3) Max Weber mengemukakan bahwa negara adalah suatumasyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaankekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

(4) Robert M. Maclver berpendapat bahwa negara adalahasosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalamsuatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarsistem hukum yang diselenggarakan oleh suatupemerintahan yang untuk maksud tersebut diberikekuasaan memaksa.

(5) Kranenburg menyebutkan bahwa negara pada hakikatnya-adalah sebuah organisasi kekuasaan yang diciptakan olehsekelompok manusia yang disebut bangsa. MenurutKranenburg sebelum terbentuknya negara terlebih dahuluhams ada sekelompok manusia yang mempunyaikesad'aran untuk mendirikan suatu organisasi untukmenjamin dan memelihara kepentingan mereka.

(6) Logemann juga menyatakan bahwa negara itu padahakikatnya/ adalah organisasi kekuasaan yang meliputiatau merrcakup kelompok manusia yang disebut bangsa.Pertama-tama negara adalah organisasi kekuasaan yangmemiliki kewibawaan yang terkandung pengertian dapatmemakseikan kehendaknya pada semua orang yang diliputioleh organisasi kekuasaan tersebut.

Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik intisarinya bahwanegara adalah suatu organisasi di antara sekelompok ataubeberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiamisuatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatupemerintahan yang mengums tata tertib dan keselamatansekelompok atau beberapa kelompok manusia tadi. negara

Pendidikan Kewarganegaraan I

Page 28: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

adalah organisasi yang memiliki wilayah, rakyat danpemerintahan yang berdaulat sert^ mempunyai hak istimewaseperti hak memaksa, hak monopoli, hak mencakup semua'

menjamin perlindungan, keamanan!keadilan, serta tercapainya tujuan bersama.

Tujuan, Sifat, dan Fungsi ^legaraNegara, sebagai wadah masyarakat, mempunyai tujuan

untuk mevmjudkan keamanan dan kebahagiaan bagir^atnya. Roger H. Saltou berpendapat bahwa negara

tujuan untuk memungkinkan rakyatnya

Sehubung^ dengan hal itu, cara negara yang satu dan negaraS-pfnf"" T tujuannya tidak sama. Hal itutergantung pada ideologi yang dianutnya

Republik Indonesia tercantum dalam. " y^g mencakup tujuan umumtujuan khusus. Tujuan umum berkenaan dengan

pemenuhan kebutuhan bagi bangsa di dunia dan tujuankhusus berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan bangsandonesia yaitu «... untuk membentuk suatu pemerintahan

• h melindungi segenap bangsa dankes^^L^ar^ Indonesia dan untuk memajukan

I '"^ncerdaskan kehidpan bangsa, danberdasarkan kemerdekaan,

^ keadilan sosial dengan berdasarkepada KeTuhanan Yang Maha Esa. kemanusiaan yang adildan beradab persatuan Indonesia, dan kerakyatan yangipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

mewujudkan keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia".

Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang meruoakankedaulatan yang dimilikinya dan yang hanyaterdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada asosiii

bSi.a°'"Cton' "'""mnya tgydapat anggapan1 i P negara mempunyai sifat '̂meiAaksa, sifatmonopoh, dan sifat mencakup semua (Miriam Budiardjo, 2007:

20 I Pendidikan Keuxirganegaraan

Page 29: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

1. Sifat Memaksa

. 'Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengandemikian penertiban dalam masyarak^t tercapai sertatimbulnya anarki dicegah, maka negara memiliki sifatmemaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untukmemakai kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk ituadalah polisi, tentara, dan sebagainya. Unsur memaksadapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajalc.Setiap warga negara hams membayar pajak dan orahg yangmenghindari kewajiban ini akan dikenakan denda ataudisita miliknya; bahkan beberapa negara menerapkanhukuman kurungan.

2. Sifat MonopoliNegara mempunyai hak monopoli atas penetapan tujuan

bersama dari masyarakat. Dalam rangka ini negara dapatmenyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan, suatuideologi, ataupun aliran politik tertentu dilarangberkembang atau . disebarluaskan karena dianggapbertentangan dengan tujuan masyarakat.' ^Sifat monopolidari negar disebut hak 'superior, yaitu hak yang hanyadimiliki oleh negara dan tidak boleh dimiliki oleh organisasiatau asosiasi masyarakat dari suatu negara.

3. Sifat Mencakup SemuaSemua peraturan perundang-undangan, misalnya

kehanisan membayar pajak, berlaku untuk semua orangtanpa kecuali. Keadaan demikian memang perlu sebabkalau seseorang dibiarkan berada diluar ruang lingkupaktivitas negara, usaha negara ke arah tercapainyamasyarakat yang dicita-citakan akan gagal.

Menurut Miriam Budiardjo (2007: 46), terlepas danideologinya, negara menyelenggarakan beberapa minimumfungsi yang mutlak perlu, yaitu (i) melaksanakanpenertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegahbentrokan-bentrokan dalam masyaralcat, (ii) mengusahakankesejahteraan dan kemakmuran ral^atn}^, (iii)menyelenggarakan pertahanan untuk menjagakemungkinan serangan dari luar dengan alat pertahanan,serta (iv) menegakkan keadilan. Charles E.Mirriam (dalam

Pendidikan Kewarganegaraan I 21

Page 30: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

- Miriam Budiardjo: 2007: 46) menyatakan bahwa fungsinegara ada lima, yaitu (i) keamaj^an eksternai, yaitu untukmencegah ancaman dari luar. (ii) ketertiban internal, yaituuntuk ketertiban dalam negeri, (iii) keadilan bagi seluruhwarga negara, dan (iv) menjamin kebebasan tiap warganegara berdasar hak asasi manusia.

D. Bentuk dan Susunan Negara'^Mengacu pada literatur hukum dan politik, pengertian

bentuk negara itu berkaitan dengan dua pilihan, yaitu bentuknegara kerajaan (monarki) dan republik. Dalam negaramonarki pengangkatan kepala negara dilakukan melalui garisketumnan atau hubungan darah, sedangkan dalam negararepubhk tidak didasarkan atas pertalian atau hubungandarah. Di berbagal kerajaan, kepala negara disebut denganberbagai macam sebutan dan mekanisme pergantian kepalanegara berdasai-kan keturunan itu juga dapat dilakukandengan berbagai macam cara. Di Inggris dan di Belanda, yangdiangkat sebagai kepala negara adalah anak tertua Raja/Ratu

maupun.perempuan dapat menjadi pewarisahta kerajaan, sehingga jabatan kepala negara dapat dipegangoleh raja (Ki^) atau ratu (Queen). Sekarang kepala LLr!

Ratu Elisabeth, sedangkan Putera Mahkotanya^alah Pangeran Charles, yang kelak akan menjadi rajapen^anti Ratu Elisabeth. Kerajaan Belanda juga demikiai.Kepala negaranya adalah raja, sedangkan kepalapemermtahannya perdana menteri. Keduanya tunduk padaaturan Undang-Undang Dasar. Di Jepang lain lagi. Kepalanegara biasanya disebut raja atau kaisar dan selalu laki-laki.^g d^at diangkat menjadi kaisar adalah putera laki-laki

tertua Hal ini tegas diatur dalam UUD Jepang bahwa yangberhak mewarisi tahta kaisar hanya putera laki-laki. Olehkarena itu sekarang timbul masalah besar. Kaisar Akihito yang

anak laki-laki, sehinggin"!i mengadakan perubahan atasketentuan Undang-Undang Dasar untuk memufejgkii^an anak

perempuan dapat menerima warisan tahta kerajaan. Thailandjuga dipimpin oleh raja yang diangkat secara turun temurun.Kepala negara Brunai Darussalam yang disebut sultan juga

22 Pendidikan Kewarganegaraan

Page 31: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

diarigkat secara turun temurun. Sementara itu, KerajaanMalaysia yang berbentuk federal menerapkan variasi yangagak berbeda dalam cara pergantia-ft r̂aja. Kepala negaradisebut yang dipertuan agong yang berasal dari antara pararaja atau sultan dari negara-negara bagian yang membentukdewan raja-raja. Yang Dipertuan Agong ditentukan secarabergiliran di antara anggota para raja atau sultan dalamDewan Raja-Raja itu. *

Berbeda dari negara kerajaan, kepala negara republikbiasanya disebut presiden, atau ketua seperti di RepublikRakyat Cina, atau dengan istilah lain sesuai dengan bahasasetempat yang berlaku. Kepala negara republik tidakditentukan berdasar keturunan; Di negara yang demokra.tispergantian kepala negara dilakukan secara demokratis, yaitumelalui pemilihan langsung oleh rakyat atau melalui pemilihantidak langsung oleh wakil-wakil rakyat. Di negara-negara yangtidalc demokratis, pengangkatan kepala negara dapatdilakukan dengan cara lain, misalnya kudeta ataupenunjukkan langsung oleh kepala negara republik dan tidakditentukan berdasar garis keturunan darah atau pewarisan(Jimly Assiddiqie,2007; 282)

Bangunan atau susunan negara dapat ditinjau darisusunan unsur-unsur yang ada dalam negara yang mencakupsusunan masyarakatnya, susunan wilayahnya, dan susunanpemerintahannya. Dengan demikian bangunan atau susunannegara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu negara kesatuandan negara federal atau negara serikat (Krisni dkk. 2004: 12-13).

1. Negara KesatuanNegara Kesatuan adalah negara yang berstatus tunggal,

baik dilihat dari segi penduduknya, wilayahnya, maupunpemerintahannya. Kekuasaannya menunjukkan adanya

. kesatuan (unity). Hal itu dapat diartikan sebagai kesatuanpenduduk yang terdiri atas berbagai su^ yang beradadalam satu wilayah dan berada di bawahpemerintahan pusat. negara kesatuan ^mi^ki ciri-cirisebagai berikut; (i) adanya kesatuan wilayah yang utuhmeskipun terdiri atas berbagai pulau dan adanyakekuasaan pemerintahan, (ii) adanya satu pemerintahan

Pendidikan Kewarganegaraan I 23

Page 32: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

.-pusat yang dijalankan baik secara sentralisasi maupun- desentralisasi dan (lu) adanya kedaulatan eksternal dan

pusS" k^eadali, yaitu pemerintahkesah.»n dijalankan oleh negara•sf-ntr r menjalankan pemerintahannya adalahsentra^isasi desentralisasi, dan dekonsentrasi. Sistemsentrahsasi berarti terpusatnyjpsemua urusan negara padada^r^sSa^/kmemperkecil peran pemerintah. . ' angkan sistem desentralisasi berarti penyerahanTaeSrpZ'n '''"SSa pemerintah puLtdaerah. Pemenntahan daerah diberi hak untuk men^turdaerahnya, namun masih dalam ikatan satu kesatuan Hakuntuk mengatur daerah ini disebut otonomi daerah Sistemdekonsentrasi terkait dengan pemberian hak kepada daerahntuk mengatur wilayahnya, namun tetap di bawah kontrol

fsenaSS*' T''. pemisahafwCh(separatis), yaitu dengan memberikan tugas pada daerahsebagai pembantu pemerintah pusat.

2. Negara Serikat (Fedteral)

seh»!!f^ Wheare diartikan/ederal atan kekuasaan negara antara pemerintah"baeiln Kt dan pemerintah negaradan menyangkut hubungan luar negeritoeear. nf , uT? perjanjian intemasional

• °'P®8ang pemerintah federal, sedangkan hal-hal yang tidakmenyangkut urusan nasional, misalnya Tas^kepadrnTearl®" kesehatan, pengurusannya diserahkankepada negara-negara bagian. Menurut Srong negara

bertentan^r ^nyesuaikan dua hal yang sebenamyabertentangan yaitu kedaulatan negara dalam artikeseluruhan dengan kedaulatan negara tagian Di samntJ^^

kedaulatan ke luf^ pada nSkedai^ kepada pemerintah federal, sebaliknyakedaulatan ke dalam dibatasi. <="<mKnya

fedlrll'®" dengan cara pembagian kekualkan,^ negarafederal yang merinci dan menyebut satu per fatukekuasaan pemenntah federal {enumerated powers] danmenyerahkan sisa kekuasaannya kepada negara bagian

I PGndidikan Kewarganegaraan

Page 33: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

{reserve of poLcerjdisebut negara federal sempurna, sepertiAitierika Serikat dan Australia. Di sapping itu, ada pulanegara federal yang merinci kekuasaarf pada pemerintahnegara bagian dan menyerahkan sisa kekuasaannya kepadapemerintah federal. Dengan kata lain, enumered powersdipegang negara bagian sedangkan reserve of powerdipegang pleh pemerintah f^eral. negara yangmenggunakan bentuk ini ialah Canada dan India.

Terkait dengan susunan organisasi negara, disampingnegara kesatuan dan negara serikat atau federal, JimlyAssiddiqie (2007: 282-284) menambah lagi adanya negarakonfederasi {statenbond) dan negara superstruktural[Superstate), negara konfederasi merupakan persekutuanantarnegara yang berdaulat dan independen yang karenakebutuhan tertentu mempersekutukan diri dalamorganisasi kerja sama yang longgar. Sebagai contoh, negsira-negara merdeka bekas Uni Soviet, setelah Uni Soviet bubar,bersama-sama membentuk Confederasion of IndependenState (CIS). Sifat persekutuannya sangat longgar, sehinggamenyerupai organisasi l<;erja sama antarnegara yangbiasanya, seperti ASEAN, Arab League, dan sebagainya.Lebih lanjut, negara superstate adalah fenomena baru sejakterbentuk dan berkembangnya Uni Eropa yang tidak dapatdisdbut confederasion karena sifatnya sangat kuat dan did^amnya terdapat fungsi-fungsi kenegaraan yang lazim,seperti fungsi legislasi, fungsi administrasi, dan bahkan•peradilan Eropa. Untuk disebut sebagai negara yangtersendiri, bentuk dan susunannya tidak dapatdibandingksm dengan organisasi negara kesatuan ataupunnegara serikat; bahkan jika kelak konstitusi Eropa dapatdisepakati dan akhirnya diratifikasi oleh negara-negaraanggotanya, uni Eropa itu dapat dikatakan menjadi negaratersendiri. Sekarang ini sudahi banyak orang yang menyebutorganisasi Uni Eropa sebagai superstate atau negara superyang merupakan superstruktur dari negara-negara Eropayang menjadi anggotanya. ,

Pendidikan Kewarganegaraan I 25

Page 34: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

E, Unsur-Unsur Negara1. Wilayah

Setiap negara menduduki wilayah tertentu di muka bumidan memikki batas-batas wilayah yang jelas pula.

negara mencakup seluruh wilayah. tidal< hanya^nah, tetapi laut di sekelilingnya dan angkasa di atasnyaKarena adanya kemajuan teknologi dewasa ini, masalahwlayah menjadi lebih rumit Sibandingkan masa lampau.

n U lampau wilayah laut cukupsejaun 3 mil dan pantai sesuai dengan jarak tembak

Tebab^larakt TV" l^^rang reUTL^sebab jarak tembak peluru kendali bisa ratusan mil. Olehbeberapa negara termasuk Indonesia telah

gusulkan wilayah laut 12 mil diukur dari titik terluarserta menuntut adanya zone ekonomi eksklusif 200 mil'Kemajuan teknologi telah memungkinkan pengeboranminyak dan gas di lepas pantai mendorong sejumlah negarabesar untuk menuntut penguasaan wilayah yang lebih luas".

Menurut hukum internasional, seiTxua negara samamartabatnya, tetapi dalam kenyataannya sering negara

^kesulitan untuk mepertahankanedaulatannya, apalagi jika negara tetangganya adalahnegara besar Di lam pihak, negara yang memiliki wilayah

-yang sangat luas juga menghadapi berbagai permasalahan.antara lain keanekaragaman suku. budaya, dan agamaserta masalah perbatasan dan sebagainya.

2. Penduduk

Setiap negara pasti memiliki penduduk dan kekuasaannegara menjangkau seluruh penduduk di dalamwilayahnya. Penduduk dalam suatu negara biasanyamenunjukkan beberapa ciri khas yang membedakannya

ini tampak, misalnya. dalamidentitas nasionalnya. Kesamaandalam sejarah, kesamaan bahasa, kesamaan kebudayaan

esamaan suku bangsa, dan kesamaan agai^ merupakanfaktor yang mendorong ke arah terbentuk^a i^rsatuannasional dan identitas nasional yang kuat. Persamaan danhomogenitas tidak rnenjamin kokohnya persatuan.

26 Pendidilzcin KBwaxgcLnegcxT'a.cLTi

Page 35: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Sebaliknya, keanekaragaman juga tidak menutupkerriungkinan untuk berkembangnya persatuan yangkokoh. Sebagai contoh, negara Swiss "y^ng mempunyaiempat bahasa dan India yang mempunyai 16 bahasa resmi.Walaupun demikian, kedua negara itu sampai sekarangmasih tetap bersatu. Indonesia dengan puluhan bahasadaerah, suku bangsa, dan terdiri berbagai agama hinggasaat ini juga masih bersatu. Sebaliknya, Inggris^ danAmerika Serikat memiliki bahasa yang sama, tetapimerupakan dua bangsa dan negara terpisah. Pakistan yangdidirikan dengan alasan untuk mempersatukan wilayahIndia yang beragama Islam akhirnya pecah menjadi dua,yaitu Pakistan dan Banglades. Oleh karena itu, bagusuntuk direnungkan apa yang dikatakan oleh fllsuf PrancisErnest Renan bahwa pemersatu bangsa bukanlahkesamaan bahasa, kesamaan agama, kesamaan sukuataupun kesamaan ras, akan tetapi tercapainya hasilgemilang di masa lampau dan keinginan untuk mencapaitujuan bersama di masa depan.

3. Pemerintahan

Setiap negara memdliki organisasi yang berwenang untukmerumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusanyang" mengikat seluruh penduduk di dalam wilayahnya.Keputusan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang dan berbagai peraturain lainnya. Dalam hal iniorganisasi yang dimakud iaJah pemerintah yang bertindak

•'atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan darinegara. Dengan demikian, negara itu bersifat lebihpermanen, sedangkan pemerintah biasanya silih berganti.Kekuasaan pemerintah biasanya dibagi menjadi tiga, yaitulegislatif (pembuat undang-undang), eksekutif (pelaksanaundang-undang), dan yudikatif (yang mengawasipelak?anaan undang-undang).

Sistem pemerintahan yang dikenal di dunia secara garisbesar dapat dibedakan menjadi tiga model, yaitu (i) sistempemerintahan presidensiil, misalnya Inggris, Malaysia,Indonesia, Philipina, (ii) sistem pemerintahan parlementer,seperti Inggris, Malaysia, Singapura, India, dan (iii) sistempemerintahan campuran, misalnya Prancis. Sistem

Pendidikan Kewarganegaraan I 27

Page 36: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

pemerintahan presidensiil merupakan sistem pemerintahanyahg terpusat pada jabatan presiden sebagai kepalapemerintahan sekaligus sebagai kep^lg. negara. Dalamsistem parlementer jabatan kepala negara dan kepalapemerintahan dibedakan dan dipisahkan satu sama lain.Jabatan kepala negara untuk negara republik dipegang olehpresiden, untuk negara kerajaan dipegang raja atau ratu,sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh perdanamenteri.

4. Kedaulatan

Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untukmembuat undang-undang dan melaksanakannya dengansemua cara (termasuk paksaan) yang tersedia. Negaramempunyai kekuasaan tertinggi ini untuk memaksa semuapenduduknya agar menaati undang-undang sertaperaturan-peraturannya. Di samping itu, negaramempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan-serangan dari negara lain dan mempertahankankedaulatannya ke luar. Untuk itu, negara menuntutloyalitas yang mutlak dari warga negaranya. Kedaulatanmerupakan suatu konsep yuridis yang tidak selalu samadengan komposisi dan letak kekuasaan politik, Kedaulatanyaftg bersifat mutlak sebenarnya tidak ada sebab pimpinankenegaraan (raja atau diktator) selalu terpengaruh olehtekanan-tekanan dan faktor-faktor yang membatasipenyelenggaraan kekuasaan mutlak; apalagi kalaumenghadapi masalah dalam hubungan internasional.Perjanjian internasional pada dasarnya membatasikedaulatan suatu negara. Kedaulatan umumnya diangaptidak dapat dibagi-bagi, tetapi di dalam negara federalsebenarnya kekuasaan dibagi antara negara dan negara-negara bagian.

F. Warga Negara

Pembicaraan tentang warga negara tidak dapat dilepaskandan pembicaraan tentang penduduk. Penduduk a&kahlorangyang dengan sah bertempat tinggal dalam suatu negara. Sahberarti tidak bertentangan dengan ketentuan dan tata cara

28 Pendidikan Kewarganegaraan

Page 37: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

masuk dan bertempat tinggal dalam wilayah suatu negara.Istilah penduduk mencakup warga negara dan orang asing(orang di luar warga negara). Orang asing yangjinggal di suatunegara dilindungi oleh hukum internasional. Jadi, di manasaja ia berada berhak mendapat perlindungan dari negarayang bersangkutan; pada dasarnya mendapat perlakuan yangsama dengan warga negara. Perbedaan keduanya terletak padabeberapa hak seperti hak politik untuk giemilih dan dipilihdalam pemilihan umum yang hanya dimiliki warga negara,begitu juga hak untuk diangkat menjadi pejabat negara.

Warga negara adsilah pengertian joaridis yang menyangkutkeanggotaan dari suatu negara tertentu. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26 ayat 1 yang menjadi warganegara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undangsebagai warga negara. Penduduk, sebagaimana diatur dalam

•pasal 26 ayat 2, ialah warga negara Indonesia dan orang asingyang bertempat tinggal di Indonesia. Hal-hal mengenai wairganegara dan penduduk diatur dengan undang-undang (ayat 3).

Lebih lanjut, status kewarganegaraan dalam suatu negarabiasanya terkait dengaji dua asas: (i) lus sanguinis, yaitu asasyang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkanketurunan dan lus Soli, yaitu asas yang menetukankewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempatkelahiran. Lazimnya kedua asas itu dipakai bersama-samadalam penentuan kewarganegaraan suatu negara.

•^'1. UU KewarganegaraanPasal 26 ayat (3) UUD 1945 berbunyi Hal-hal mengenai

warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.Saat ini undang-undaxig yang mengatur tentangkewarganegaraan adalah Undang-Undang Nomor 12 tahun2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalamundarig-undang ini kata warga negara didefinisikan secarasederliana sebagai Warga suatu negara yang ditetapkanberdasarkan peraturan perundang-undangan yangkemudian dirinci dalam pasal 4 sebagai berikut.

(1) Setiap orang yang berdasarkan perat\^?ranperundang-undangan dan atau berdasarkanperjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan

Pendidikan Kewarganegaraan I 29

Page 38: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

negara lain sebelum undang-undang ini berlakusudah menjadi warga negara Indonesia.

(2) Anak yang lahir dari perkawinan* yang sah dariseorang ayah dan ibu warga negara Indonesia

(3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dariseorang ayah warga negara Indonesia dan ibu warganegara asing.

(4) Anak yang lahir dari perkawiftan yang sah dariseorang ayah warga negara asing dan ibu warganegara Indonesia.

(5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dariseorang warga negara Indonesia, tetapi ayahnyatidak mempunyai kewarganegaraan atau hukumnegara asal ayahnya tidak memberikankewarganegaraan kepada anak tersebut.

(6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 harisetelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinanyang sah dan aphnya warga negara Indonesia.

(7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dariseorang ibu warga negara Indonesia.

(8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dariseorang ibu warga negara asing yang diakui olehseorang ayah warga negara Indonesia sebagaianaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelumanak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.

(9) Anak yang lahir di wilayah negara RepublikIndonesia yang pada waktu lahirnya tidak jelas

- kewarganegaraan ayah dan ibunya.(10) Anak yang baru lahir ditemukan di wilayah negara

Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidakdiketahui.

(11) Anak yang lahir di wilayah Republik Indonesiaapabila ayah dan ibunya tidak mempunyaikewarganegaraan atau tidak " diketahuikeberadaannya.

(12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah RenublikIndonesia dari seorang ayah dan ibu warga ^gar^Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat^ak tersebut dilahirkan memberikankewarganegaraan kepada anakyang bersangkutan.

I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 39: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

(13) dari seorang ayah atau ibu yang telahdikabulkan permohonan kewarganegaraannyakemudian ayah dan ibunya menin^gal duniasebelum mengucapkan sumpah atau janji setia.

Sehubungan dengan hal di atas, asas yang dianut dalamUndang-Undang Nomor 12 tahun 2006 adalah sebagaiberikut. ^

(1) Asas ius sanguinis {law of the blood) adalah asasyang menentukan kewarganegaraan ' seseorangberdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negaratempat lahir.

(2) Asas ius soli (law of the sofi) secara terbatas adalahasas yang menentukan kewarganegaraan seseorangberdasar tempat lahir, yang diberlakukan terbatasbagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yangdiatur dalam undang-undang ini

(3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yangmenentukan satu kewarganegaraan bagi setiaporang.

(4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asasyang menentukan kewarganegaraan ganda bagia];jak-anak sesuai dengan ketentuan yang diaturdalam undang-undang ini.

Undang-undang ini tidak mengenal kewarganegaraang|^ida [bipatride) atau pun tanpa kewarganegaraan[dpatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepadaanak dalam undang-undang ini merupakan suatupengecualian. Kewarganegaran ganda dan tanpakewarganegaraan menurut Krisni (2004; 32) timbul sebagaiakibat penerapan asas kewarganegaraan yang tidakseragam. Kewarganegaraan ganda timbul ketika sepasangorang tua berasal dari negara yang berasas ius sanguinis(berdasar keturunan) bertempat tinggal dan melahirkan dinegara yang menganut asas ius soli (berdasar kelahiran).Akibatnya, anak yang dilahirkan akan diakui sebagai^ar^negara dari negara orang tua yang berasas ius sanguirusdan warga negara dari tempat lahir yang menganut asas iussoli Karena kedua negara tersebut mengakui

Pendidikan Kewarganegaraan I 31

Page 40: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

kewarganegaraan anak tersebut, anak yang bersangkutanmemihki- kewarganegaraan ganda (bipatride). Di sisi laintanpa kewarganegaraan [apatride] timbul karena sepasangorang tua yang berasal dari negara yang menganut asas inssoli tinggal dan melahirkan di negara yang berasas iussanguinis. Akibatnya, anak tidak memiliki kewarganegaraankarena lahir di negara yang berasas keturunan sementaraorang tuanya berasal dari negara yang* berasas tempatkelahiran. Untuk mengatasi terjadinya bipatride danapatnde mi Indonesia dengan undang-undangkewarganegaraan yang baru menganut asas ius soli, namuntanpa mengabaikan ius sanguinis.

Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juRamenjadi dasar penyusunan Undang-Undang tentangKewarganegaraan Republik Indonesia:

. (1) Asas kepentingan nasional adalah asas yangmenentukan bahwa peraturan kewarganegaraanmengutamakan kepentingan nasional Indonesiayang bertekad mempertahankan kedaulatannyasebagai negara kesatuan yang memiHki cita-cita dantujuannya sendiri. '

(2) Asas perlmdungan maksimum adalah asas yangme.nentukan bahwa pemerintah wajib memberikanperlmdungan penuh kepada setiap warga negaraIndonesia dalam keadaan apa pun, baik di dalammaupun di luar negeri.

(S) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan•t adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga

negara Indonesia mendapatkan perlakuan yangsama di dalam hukum dan pemerintahan.

(4) Asas kebenaran substantif adalah prosedurkewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifatadministratif, tetapi juga disertai substansi dansyarat-syarat permohonan yang dapatdipertanggungjawabkan kebenarannya.(5) Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidakmembedakan perlakuan dalam segala hal ilAVallyang berhubungan dengan warga negara atas dasarsuku, ras, agama, golongan, jenis kelamin, dangender.

I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 41: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

(6) Asas pen'gakuan dan penghormatan terhadap-hakasasi manusia adalah asas yang dalam segala halikhwai yang berhubungan dengan warga^uegarahams menjamin, melindungi, dan mempermuliakanhak asasi manusia pada umumnya dan hak warganegara pada khususnya.

(7) Asas keterbukaah adalah asas yang menentukanbahwa dalam segala hal ikhwai yang b^hubungandengan warga negara harus dilakukan secaraterbuka.

(8) Asas publisitas adalah asas yang menentukanbahwa seseorang yang memperoleh atau kehilangankewsirganegaraan Republik Indonesia diumumkandalam Berita Negara Republik Indonesia agarmasyarakat mengetahuinya.

Pdkok Materi yang diatur dalam Undang-UndangKewarganegaraan Tahun 2006 ini meliputi (i) siapa yangmenjadi warga negara, (ii) syarat dan tata cara memperolehkewarganegaraan Republik Indonesia, (iii) kehilangankewarganegaraan Indonesia, (iv) syarat-syarat dan tata caramemperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia,dan (v) ketentuaji pidana.

Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Undang-UndangNomor 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RepublikIndonesia sebagaimana diubah dengan Undang-UndangNomor 3 l^un 1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undari^'Nbmor 62 tahun 1958 tentang KewarganegaraanRepublik Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.Selain itu peraturan perundang-undangan sebelumnyayang mengatur mengenai kewarganegaraan dengansendirinya dinyatakan tidak berlaku kai'ena tidak sesuaidengan prinsip-prinsip yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1.945.

2. Perkembangan Pengaturan KewarganegaraanPada mulanya hukum yang berkenaan dengan®

kewarganegaraan masih terkait dengan peraturan-peraturan yang berlaku di zaman Hindia Belanda. Atasdasar itu menurut Soepomo, orang yang bertempat tiriggal

Pendidikan Kewarganegaraan I 33

Page 42: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

di Indonesia di bagi dalam golongan-golongan, yaitu (i)kawulanegaFa Belanda dan orang asing, (ii) .penduduknegara dan bukan penduduk negara, (iii) orang* Eropa,bumiputera dan orang Timur Asing, serta (iv) orangBelanda, kawoilanegara pribumi bukan orang Belanda dankawulanegara mancanegara bukan orang Belanda. Sebagaiukuran untuk menentukan kewarganega]:g.an dipakaiUndang-Undang Tahun 28 Juni 1850 yang diubah denganUndang-Undang 3 Mei 1851 dan Pasal 5 BW Belanda tahun1838. Asas yang dianut oleh kedua peraturan ini adalahasas ius soli, yaitu kewarganegaraan berdasarkan tanahkelahiran yang terns berlaku sampai ditetapkannyaUndang-Undang 12 Desember 1892 yang menerapkanprinsip ius sanguinis, yaitu kewargenagaraan berdasarkangaris keturunan darah. Pengaturan hukumkewarganegaraan ini terus mengalami perubahan sesuaidengan kebutuhan, yaitu dengan terbitnya Undang-Undang10 Februari 1910 dan Undang-Undang 10 Juni 1927.Berdasar Undang-Undang Kewarganegaraan HindiaBelanda 10 Juni 1927, penduduk .Indonesia dibedakanmenjadi golongan Eropa, golongan Timur Asing, dangolongan Bumi Putera. Golongan Eropa meliputi bangsaBelanda, bukan bangsa Belanda namun berasal dari Eropa,orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukumkewarganegaraannya sama dengan hukumkewarganegaraan Belanda (seperti Amerika, Australia,Rusia, Affika Selatan), bangsa Jepang dan keturunanbangsa^angsa tersebut di atas. Adapun golongan TimurAsing meliputi orang-orang Cina dan orang-orang bukanCina seperti orang India, Pakistan, Arab atau Mesir.Golongan yang ketiga adalah golongan Bumi Putera,meliputi orang-orang Indonesia asli serta keturunannyayang tidak memasuki golongan rakyat lain dan orang-orangyang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, kemudianhidup menyesuaikan diri dengan orang Indonesia (Krisni2004; 29-30). ' ^

Di samping itu, banyak lagi peraturan lain yang terkaitsecara langsung atau tidak langsung dengan persoalankewarganegaraan ini sampai menjelang kemerdekaan.Namun, sejak kemerdekaan semua peraturan tersebut

34 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 43: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

/^^berubah karena.'sejak Indonesia merdeka dan berdaulatpengertian tentang warga negara dan kewarganegafaanIndonesia hams disesuaikan dengan rezim huku^ baruberdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagaikonstitusi proklamasi.

a. Masa Berlakunya Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 3 Tahun 1946Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 "Vdalah UU

yang mengatur kewarganegaraan Indonesia yangdiberlakukan setelah proklamasi kemerdekaanIndonesia. Berlakunya Undang-Undang Nomor 3 tahun1946 merupakan wujud pelaksanaan Undang-UndangDasar 1945 pasal 26. Menurut undang-undang ini, yangdimaksud dengan warga negara adalah sebagai berikut.

(1) Penduduk asli dalam daerah Republik Indonesiatermasuk anak-anak dari penduduk itu

(2) Istri seorang warga negara Republik Indonesia(3) Keturunan dari warga negara Republik Indonesia

yang kawin dengan warga negara asing(4) Anak-anak yang lahir dajam daerah wilayah

Republik Indonesia yang tidak diketahui siapaorang tuanya

(5) Anak-anak yang lahir dalam jangka waktu 300hari, setelah ayahnya yang berkewarganegaraanRepublik Indonesia meninggal dunia

(6) Orang yang bukan penduduk asli yang telah.i/' bertempat tinggal selama lima tahun berturut-

turut dan telah berumur 21 tahun atau telahkawin. Apabila yang bersangkutan berkeberatanmenjadi warga negara Republik Indonesia, iaboleh menolak dengan alasan ia adalah warganegara lain.

Proses liiasuknya seseorang menjadi warga negaraRepublik Indonesia dapat dilakukan dengan naturalisasi.

b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) ^Republik Indonesia Serikat merupakan hasil

keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949.

Pendidikan Kewarganegaraan I 35

Page 44: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Akibatny.a,-pengaturan tentang kewarganegaraan' belumsempat diundangkan. Untuk mengatasinya, ^igunakanpasal 194 Konstitusi Republik Indonesia Serilcfet, yangdinyatakan bahwa mereka yang sudah warga negaraIndonesia Serikat ialah mereka yang mempunyaikewarganegaraan menurut persetujuan penentuankewarganegaraan yang dilampirkan pada pemulihankedaulatan. Dengan berlakunya Konstitusi RepublikIndonesia Serikat, Undang-Undang yang mengaturKekaulanegaraan Belanda dalam Undang-Undang Nomor3 tahun 1946 tidak berlaku lagi. Akibatnya, bagiketuranan Cina dan Arab yang tinggal di dalam wilayahRepublik Indonesia, apabila dalam waktu dua tahunsesudah tangal 27 Desember 1949 tidak menolakkewarganegaraan Republik Indonesia, mereka dianggapwarga negara Indonesia. Demikian pula orang Belandayang dilahirkan di wilayah Republik Indonesia danbertempat tinggal di wilayah Indonesia" selama enambulan dan dalam waktu dua tahun setelah 27 Desember1949 menyatakan memilih wa;;ga negara RepublikIndonesia, yang bersangkutan dianggap sebagai warganegara Republik Indonesia. Orang-orang kaulanegarabukan orang Belanda yang lahir di Indonesia yang dalam"waktu dua tahun sesudah tanggal 27 Desember 1949tidak menolak kewarganegaraan Republik Indonesiamenjadi warga negara Republik Indonesia.

c. Xihdang-Undang Dasar Sementara 1950Sejak tanggal 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959

berlakulah Undang-Undang Dasar Sementara NegaraKesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itudibutuhkan Undang-Undang yang mengaturkewarganegaraan Indonesia, sehingga lahirlah Undang-Undang Noirior 62 tahun 1958. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958, yang dimaksud denganwarga negara Indonesia adalah

(1) mereka yang telah menjadi warga negara'berdasarkan undang-undang, peraturan, atauperjanjian yang pemah berlaku sebelumnya,

36 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 45: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

(2) mereka yang memenuhi syarat tertentu yang.ditetapkan dalam undang-undang yawn^ pernahada,

(3) mereka yang pada waktu lahir mempunyaihubungan kekeluargaan dengan seorang warganegara Republik Indonesia, tnisalnya ayah,

(4) mereka yang waktu lahir dalam 300 harisetelah ayahnya meninggal dunia dan ayahnyatersebut berkewarganegaraan Indonesia, serta

(5) mereka yang memperoleh kewarganegaraanRepublik Indonesia menurut Undang-UndangNomor 62 tahun 1958.

Kewarganegaraan Indonesia dapat hilang, menurutUndang-Undang Nomor 62 tahun 1958, kaiena hal-halsebagai berikut: (i) dengan sengaja atau sadar menolakkewarganegaraan Indonesia, (ii) menolakkewarganegaraan Indonesia dikarenakan khilaf atauikut-ikutan saja, serta (iii)' ditolak oleh orang lain,misalnya, seorang anak yang mengikuti statuskewarganegaraan orang tuanya menolak sebagai warganegara Indonesia.

Apabila. timbul keragu-raguan terhadapkewarganegaraan Republik Indonesia dari seseorang,dibutuhkan Surat Keterangan KewarganegaraanRepublik Indonesia yang diperoleh di pengadilan negeridi ^wilayah tempat tinggal. Undang-Undang Nomor 62ta6un 1958 diubah dengan Undang-Undang Nomor 3tahun 1976 dengan perubahan yang terdapat padaketentuan pasal 18. Undang-Undang Nomor 62 tahun1958 itu sendiri menurut Jimly Assidddiqie (2007: 666-667) tidak sesuai secara filosofis, sosiologis, dan bahkanyuridis-konstitusional; dapat dikatakan tidak sesuaidengan perkembangan ketatanegaraan RepublikIndonesia sejak lama. Landasan pembentukan Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 itu adalah UUDS tahim»1950 yang tidak berlaku lagi sejak Dekrit Presiden 5 Juli1959. Apalagi setekah reformasi dengan perubahan UUD1945 pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002 telah pulameng^ami perubahan paradigma hukum

Pendidikan Kewarganegaraan I 37

Page 46: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

kewarganegaraan Indonesia secara mendasar. Olehrangka pelaksanaan pasalJ26 ayat 3

y®"g mengamanatkan agar hal-hal mengenaiwarga negara dan penduduk diatur dengan undano-

Unria"®' N^^ disahkan Undan?-Undang Nomor 12 tahun 2006 yang mengubah hukumkewarganegaraan kita secara mendasar.

•'006"1«susun''̂ 'f® Kewarganeg^aan Tahun-006 disusun atas dasar pertimbangan-pertimbanean

dan^UUDTg^s'̂ ''"'̂ '''' Indonesia berdasarkan Pancasilafetiaro?anrf ^an martabatsetiap orang sesuai dengan hak asasi manusia Wareanegara itu sendiri merupakan salah satu. unsur hakiki

dan "kew^i h memiUki liakdan kewajiban yang perlu dilindungi dan dijaminpelaksanaannya. Undang-Undang Nomo? 62 taliun 1958tehun ?q^7fi , dengan Undang-Undang Nomor 3sudah t H per^Jbalian pasal 18-nya, dipandangsudah tidak sesuai lagi .dengan perkembanganketatanegaraan Republik Indonesia sehingga Inarusdicabut dan diganti dengan yang baru. Atas dasar

dipandang perlu membentukndang-Undang tentang kewarganegaraan yang baruPasffai r ketentuan ketentuan pasal 20,Pasal 21, Pasal 26. Pasal 27, Pasal 28 Bayat 2 Pasal 28Dayat 1dan ayat 4, Pasal 28 Eayat 1, pasV28 Layat 2dan pasal 28 J UUD 1945.

G. Nasion^isme1. Pengertian Nasionalisxne

ditinjau secara etimologis berasal daribahasa Latin nation (kata benda natio, dari kata keria nasci

dilahirkan) yang berarti bangsa yangdipersatukan karena kelahiran. Namun, arti dan hakikatyang melekat pada kata tersebut sudah berubah menurutmang dan waktu serta disesuaikan deng^ ^deolS ^

f ^ fundamental nasionaHsme timbul daridanya national consciousness. Dengan istilah lainnas.onal.sme adalah formalisasi dan dS

38 Pendixiikan. Kewarganegaraan

Page 47: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

kesadaran nasional. Kesadaran nasional inilah yangmembentuk nation dalam arli politik, yakni negara nasional(Ismaun dalam Noor M.Bakry, 1994: 172). Nasiorfelismemerupakan gejala sosio-politik yang berkembang secaradialektik, berakar di masa silam serta tumbuh danberkembang yang akhirnya terwujud semangat persatuandengan dasar cita-cita hidup bersama dalam satu negaranasional. Dengan demikian, nasionalisme yang'Merupakanfaham kebangsaan ini memiliki dua hal pokok sebagaiperwujudannya, yaitu kenangan masa lampau dalam hidupberbangsa dan kehendak untuk bersatu dalam hidupbernegara. Dengan dua dasar tersebut nasionalisme sebagaigejala sosio-politik berhubungan erat dengan organisasinegaira, sebagai organisasi politik, kekuasaan serta alatperjuangan (Noor M Bakiy,1994: 172). Oleh karena itu,pembahasan mengenai pemahaman tentang nasionalismeselalu terkait dengan bangsa dan negara. Ketiga-tiganyatermasuk ke dalam gagasan hegemonik.

Dalam arti yang paling sederhana Gooch menegaskanbahwa nasionalisme merupakan kesadaran diri suatubangsa. la telah menjadi doktrin utama sejak akhir abadke-18. Dalam arti yang umum dan netral, menurutGreenfeld dan Chirot, istilah nasionalisme mengacu padaseperangkat gigasan dan sentimen yang membentukkerangka konseptual tentang identitas nasional yang seringhadir bersama dengan berbagai identitas lain sepertiokupasi, agama, suku, bahasa, wilayah, kelas, gender danIain-lain^'(Rusli Karim,1996: 95). Nasionalisme adalahsemacam etnosentrisme atau pandangan yang berpusatpada bangsanya, yaitu gejala seperti semangat nasional dankebanggaan nasional sebagai gejala umum untukmensolidarisasikan diri dengan suatu kelompok yangsenasib (ensiklopedi Politik dan Pembangunan, 1988: 219).

Nasionalisme dalam arti negatif adalah suatu sikap yangketerlaluan, sempit, dan sombong terhadap bangsanya. Apayang menguntungkan bangsanya sendiri begitu sajadianggap benar, sampai kepentingan dan hak bangsa laindiinjak-injak. Nasionalisme semacam ini mencerai-beraikanbangsa satu dengan bangsa yang lain.

Pendidikan Kewarganegaraan I 39

Page 48: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Positif adalah sikap" nasionaluntuk mempertahankan kemerdekaan dan harga diri.bangsa dan sekaligus menghormati b^gsa lainNa^onahsme dalam pengertian ini sangat berguna untukmembina rasa persatuan antara penduduk negara yangheterogen karena perbedaan suku, agama, ras dandan'̂ k^h' berfungsi untuk membina rasa identitasdan kebersamaan dalam negara dan sangat bermanfaatunmk mengisi kemerdekaan yang sudah diperoleh

Nasionahsme merupakan ekspresi hubungan antaradarah dan tanah. Nasionalisme adalah sebuah ideologi

pada'̂ tinSlhlLI^ seperangkat keyakinan yang berorientafidinam kf perbuatan. Nasionalisme mengalamiainamika. Oleh karena itu, dalam setiap kurun waktup generasi muncul dalam dimensi yang khas Padamasa penjajahan. nasionalisme tampil "^sebagaf ideofod

untuk mengusir penjajah. Pada masa kemerdeka^nasionalisme mewujudkan dirinya dalam usaha untuk

TncaZ^" "• ""gkeraman ekonomi koloS^ut^ ekon'̂ r^ang TeSu

te'rmasSrindonfsra."^"''' berkembang, Tudingan..yang sering terlontar ialah semalcin pudarnva

^mangat nasionalisme di kalangan generLf muda^dmgan itu belum tentu benar, tetapi sudah mulaimembentuk Sigma ditengah masyarakat. Bila ukurannvakem^ek patnotisme dan peijuangan fisik seperti perangkemerdekaan dulu, tentu ada benarnya. Generasi sekaransheroisml"" '̂''"t '̂ ® melakukan peijuangan fisik penuhhXTt, 'etapi, nasionSismeb^anlah sesuatu yang kaku. Ini tidak aneh karena sebagaimenpil»^°®' . muncul, berkembang, danbentS sTpertSarZI. ""^"Salami

Paham nasionalisme mengajarkan bahwa suatu banesabernegara dapat dibangun dari masyarakat yang majemS '̂uttuk^ tersebut benar-benar bertekad kuaiuntuk membangun masa depan bersama, terleoasperbedaan agama, ras, etnik atau ikatan primordial lainnya.

40 I Pendidikan Keujarganegaraan

Page 49: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Nasionalismeadalahsuatuvisiatausuatupersepsidanbangsayangdibangun.berdasarkanvisiiniadalahsuatuimaginedcommunity-atausebuahkomunitasyang^dibayangkan.

2.SejarahNasionalismeBermulapadamasaKekaisaranRomawisekitar400

tahunSebelumMasehiistilahnasionalismemunculdenganmaknanegatif.Bampadaabad18padamasarevolusiFrancisnasionalismememilikimaknapositif.Namundalamperkembangannya,nasionalismeyangfanatikmenimbulkanfasismesepertiyangterjadidisejumlahnegaraEropa,sedangkandisisilainmenumbuhkansemangatpembebasanbangsa-bangsaAsiaAfrikadaribelenggukolonialisme.Nasionalismeyangmunculpadaakhirabad18dalamsuasanaliberalismediantarbangsa-bangsaEropayang•merasaperlumenekankanidentitasdankesamaanderajatnyadenganInggrisdanFrancisyangpadawaktuitupalingmaju.Walaupunbangsa-bangsalain,sepertiJermandanItaliakhususnya,merasasamadalamhalbudaya,namunsecarapolitismerekakurangberartikarenaterpecahbelah.Olehkarenaitu,rasanasionalismepadawaktuituberkobar-kobarbahkansengajadikobarkansampainegara-negara«bersatudanmerdekadicapaipadaakhirabad19.Bangsa-bangsaEropaTimur,Asia,danAfrikapadaabad20dengangigihberjuanguntukmembangunidentitasnasionalsebagaisuatuhalyangbarukarenawarisaur'^anglamayaitukebudayaansukuyangseringkalitanpadayatidakmemadaiuntukmembangunsuatunegaranasional,bahkankadang-kadangmenghalangi.

Dalamusahamenciptakanbasisideologisuntukperjuangannasionaltidakjarangperludikembangkanbahasanasionaldandiambilide-idedancarahidupyangbarudaribangsayang'&udahmembentuknegaranasional.Dalampraktiknya,banyakmengambilide-idedaribaratyangkadang-kadangmenjadilawanutamadariparanasionalis.Olehkarenaitu,timbullahpahamyangsetengahbamsetengahlamasebagaibangsa.NasionalismebalkyangadadiEropaTimur,Balkan,AsiamaupunAfrika

PendidikanKewarganegaraan41

Page 50: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

sangat tertarik, tetapi juga sekaligus menolak apa yangterpaksa dicobtoh dari barat tersebut. Tidaklahmengherankan •jika banyak nasionalis abad ini^yangmerupakan tokoh-tokoh peralihan dari era tradisional danmodern seperti Sun Yat Sen, Kemal Atratruk, NehruSoekarno, dan Nasser.

Sesudah nasionalis mehcapai tujuannya, yaitu negarabersatu dan merdeka serta tidak perlu terancam l^gi, tidakjarang nasionalisme menjadi melemah, berubah bentuknya.jKadang-kadang daya yang menimbulkan nasionalismeberhasil juga diubah untuk mewujudkan negara yangdernokratis dan maju. Dalam kenyataannya bahwanasionalisme sejak lahir pada abad 18, telah berkembangcepat ke seluruh Eropa sepanjang abad ke 19, dan dalam

• abad ke-20 menjadi suatu gerakan sedunia, yang bersifatuniversal, Akan tetapi, kata nasionalisme memiliki artipositif hanya di Amerika Latin, Afrika, Timur-Tengah, danAsia sebagai kata yang menyarankan pembebasan daritekanan kolonial. Sebaliknya, di Barat kata nasionalismejarang dipergunakan untuk menggambarkan masyarakat ^barat sendiri. Mereka lebih cocok dengah istilah patriotistkarena nasionalisme secara umum di bayangkan sebagaisesuatu yang jelek dan patriotisme sebagai sesuatu yangbaik. Orang Amerika yang baik disebut patriotis dan bukannasionalis. Hal mi dapat dipahami mengingat bagi negara-negara penjajah rasa nasionalisme dianggap ganggLian,tetapi di lihat dari kacamata negara-negara yang dijajahnasionahsi^^ dijadikan modal untuk dapat mengusirpenjajah. ^

3. Nasionalisme IndonesiaNasionalisme bagi bangsa Indonesia merupakan suatu

faham yang menyatukan pelbagai suku bangsa danpelbagai keturunan bangsa asing dalam wadah kesatuannegara Republik Indonesia. Dalam konsep ini berartitinjauannya bersifat formal, yaitu kesatuan dalam artikesatuan rakyat yang menjadi warga negara Indonesia,yang disebut dengan nasionalisme Indonesia. Karena rakyatIndonesia ber-Pancasila, nasionalisme Indonesia disebutjuga dengan nasionalisme Pancasila, yaitu faham

42 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 51: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

kebangsaan yang berdasar pada nilai-nilai Pancasila (NoorMs Bakiy, 199'4-:' 173). Untuk memahami pengcrtiannasionalisme Indonesia, Noor Ms. Bakiy (1994: 109) socarasistemik menjelaskan dengan mengacu pada sila ketiga,yaitu Persatuan Indonesia. Istilah persatuan berasal darikata satu, yang berarti utuh tidak terpecah belah.Persatuan berarti sifat-sifat dan keadaan yang sesuaidengan hakikat satu. Dalam hal itu, terkandung poiigertiandisatukannya bermacam-macam bentuk menjadi satukebulatan atau dengan kata lain diartikan juga usahauntuk menjadikan keselumhan ke arah satu kesatuan yangtidak terpisahkan. Dari dua pengertian itu dapat dikatakanbahwa persatuan adalah proses ke arah bersatu.

Di dalam persatuan ini hams ada sesuatu hal sebagaiciri pembeda yang dapat menghimpun bermacam-macamhal menjadi satu kesatuan. Sebagai contoh, di dalampersatuan sepak bola, sesuatu hal yang dapatmenghimpunnya adalah keahlian dalam hal bermain bola.Karena adanya keahlian inilah, .mereka yang daribermacam-macam anggota dapat dihimpun menjadi satu ~kesatuan yang erat hubungannya antara yang satu danyang lain. Demikian pula dalam hal kenegaraan. Yang dapatmenghimpunnya menjadi satu kesatuan adalah adanyakeinginan hidup bersama dalam satu negara. Persatuanmerupakan suatu proses atau usaha, sedangkan tujuannyaadalah kesatuan. Sila persatuan ini sering disebut jugadengan kebangsaan sebagaimana termuat dalamMukadima^-' Konstitusi RIS 1949 maupun MukadimahUUDS 1950. Dua istilah ini berbeda walaupun dengan intiyang sama. Istilah kebangsaan jika dianalisis mempunyaidua pengertian, yaitu kebangsaan alami dan kebangsaannegara. Kebangsaan alami ialah rasa solidaritas atau rasakesatuan atas dasar persamaan darah dan kesatuan asalturunan. Kebangsaan negara ialah rasa solidaritas ataurasa kesatuan atas dasar cita-cita bersama yang mendoronguntuk hidup bersama dalam satu negara.

Konsep kebangsaan apabila di bawa ke masalahkenegaraan bukanlah kebangsaan atas dasar. asalketurunan, yaitu kebangsaan yang didasarkan atas sejarahyang sama, nasib yang sama, dan kehendak yang sama

Pendidikan Kewarganegaraan I 43

Page 52: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

karena hal yang demikian ini tidak dapat diterapkan dalamnegara-negara • - sekarang. Negara-negara sekarang

^eSnv^din® ^^"8 tidal^amfrawTt Ti^nr -? sama nasibnya. Sebagai contoh,ral^at Timor-Timur tidak sama sejarah dan sama nasibnyaOleh' pernah bersatu sebagai bangsa Indonesia!memr. ' • hanya diartikan sebagaiCita-cita yang sama untuk menjldi satukesatuan sebagai warga negara. Kesatuan dalam satunegara mi tidak terjadi secara alami, tetapi satu kesatuan

Lbaneitfl"'" Ja^i. kebangsaannya secara buatan atauSuah n^- "T"® P°P"ler dengan sebutanecara "fam, T'' ™embedakan kebangsaan

pS«uan Jadi yang dituju oleh• fuTuannvaad^fih'̂ '' merupakan proses, sedangkantujuannya adalah nasionalisme (kesatuan dalam negara).

Bagaimana nasionalisme Indonesia? Noor M Bakrv

S d^rka"^""^ p'^Hwfi, 1 sebagai bangsa Indonesia dan dapat juga ,diartikan rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia juga memimdua makna, yaitu bangsa alami dan bingsa dalam

sekelompormanusSyang bertabiat sama dan berketurunan sama yang berasal

negarliirh sek'̂ 1°"^ '̂t Indonesia dalam maknahidi!^ sekelompok manusia yang mempunyai cita-citaidup bersama dalam satu ikatan politis kenegaraan

yanrmeniadf^®' sekelompok manusiayai^ menj.^1 warga negara Indonesia dan ada pertautanhukum yang berlaku di Indonesia, balk yang berdYam d^dalam maupun luar negeri. Jadi, hal itu ditinjau secaraformal atas dasar kewarganegaraan.

dibedakan antaradengan rakyat Indonesia. BangsaIndonesia dalam pengertian umum belum tentu rakyatd" negS Bdrnda"t"^ °rang-orang Maluku yang berdiamai negara Belanda, bagaimana pun mereka tetap banesaIndonesia yang lambat laun berdasarkan kelamaan waktukemungkinan keturunannya tidak memakai istilah bangsaIndonesia, tetapi keturunan Indonesia, yaitu keturunanbangsa yang berasal dari Indonesia. Contoh lain, orang-

44 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 53: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

orang Jawa yang berada di Suriname disebut jugaketurunan Indonesia, • tetapi bukan rakyat Indonesia.Demikian juga rakyat' Indonesia belum - tentu bangsaIndonesia, sebagaimana warga negara Indonesia keturunan

" asing, misalnya orang-orang Cina yang menjadi warganegara Indonesia, mereka bukan bangsa Indonesia asli,tetapi bangsa Cina yang menjadi rakyat Indonesia.

Selanjutnya yang dimaksud dengan kata Indonesia dalamrumusan Persatuan Indonesia adalah arti politik karenayang menyesuaikan dengan hakikat satu atau yang dapatmenjadikan dirinya ke arah satu kesatuan adalah manusia,yaitu rakyat Indonesia. Dengan demikian, dapatdirumuskan secara jelas bahwa persatuan rakyat Indonesiaialah persatuan sekelompok manusia yang menjadi warganegara Indonesia. Kelompok rakyat Indonesia, balk yangberkebangsaan Indonesia asli maupun yang keturunanasing, dengari adanya peijalanan waktu, dapat jugamempunyai cita-cita yang sama, sehingga akhimyamembentuk suatu kesatuan karena kesatuan dalam satunegara merupakan dasar negara Indonesia. Jadi,nasionalisme Indonesia berarti rasa kesatuan yajig tumbuhdalam hati sekelompok manusia berdasarkan cita-cita yangsama dalam satu ikatan organisasi kenegaraan Indonesia.Dengan demikian jelaslah bahwa nasionalisme Indonesiaadalah kebangsaan Indonesia yang dibentuk, bukan secaraalami. Persatuan Indonesia dalam Pancasila dapatdiuraikan secara singkat sebagai usaha ke arah bersatudalam kebulatajtrsatu kesatuan rakyat untuk membinanasionalisme dafe.m negara. Persatuan Indonesia adalahproses untuk menuju terwujudnya nasionalisme Indonesia.

H. Partisipasi dalam Pembelaan Negara

Bila belajar dari sejarah, kita sering mendapatkan faktayang di luar dugaan. Tidak seorang pun menyangka superpower Uni Soviet yang demikian perkasa, memiliki senjatasuper canggih yang ditakuti dunia, tiba-tiba ambruk sebagaisuatu negara dan hancur berantakan menjadi 15 negaramerdeka. Tidak seorang pun menduga Yugoslavia bubar danpecah menjadi 6 (enam) negara merdeka. Demikian pula, tidak

Pendidikan Kewarganegaraan I 45

Page 54: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

seorang pun mengira iiegeri sekecil Cekoslovakia cerai beraimenjadi dua (dua) negara merdeka, yaitu Ceko dan Slovakia.Sebagai negara yang berasal dari kumpulan etnis, kemampu^nbertahan dalam satu bangsa rata-rata cuma selama 70 tahun.tJangsa ndonesia mempakan negara yang memiliki kumpulansuku palmg heterogen sedunia. Memiliki sekitar 300 suku 300bahasa daerah, punya pulau sekitar 17.508 pulau. Jika sedikitsalah urus Indonesia akan pecah berkeping-keping. T^tunyahal mi tidak kita kehendaki. Untuk itu perlu adanya usahayang serius dan sungguh-sungguh dengan memanfaatkanseluruh Potensi yang ada untuk mempertahankankelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Usahauntuk menyelamatkan bangsa dan seluruh tumpah darahMonesia merupakan bagian dari hak dan kewajiban selumhmasyarakat Indonesia yang dikenal dengan istilah bela negara.

1. Pengerjtian Bela NegaraUU nomor 20 tahun 1982 tentang Pokok-Pokok

Pertahanan Keamanan negara RI dalam. Bab I Pasal 1 Ayat(2) mengatakan bahwa bela negara adalah tekad, sikap, dantindakan warga negara yang teratur, menyeluruh. terpadu,dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah airesad^ran berbangsa, dan bernegara Indonesia serta

keyalanai^ akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negaradan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiapancaman baik dan luar negeri maupun dari dalam negeriyang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negarakesatuan daa.persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan^ndiksi nasibnal, serta nilai-nilai Pancasila dan Undans-Undang Dasar 1945. Pengertian bela negara inimengandung arti bahwa ada empat hal esensial yang hamsdibela, yaitu (i) kemerdekaan dan kedaulatan negara, (ii)kesatuan dan persatuan bangsa, (iii) keutuhan wilayah dan^ndiksi nasional, dan (iv) nilai-nilai Pancasila dan UUD

UU RI nomor 56 tahun1999 tentang Rakyat Terlatihmengatakan bahwa bela negara adalah sikap dan perilakuwarga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negaraKesatuan Repubhk Indonesia yang berdasarkan Pancasiladan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup

46 Pendidikan Kewarganegaraan

Page 55: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

bangsa dan negara. Sikap dan tindakan warga negara yangdimaksud di atas mengandung butir-butir menjalankanpekerjaan sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing. Kecintaan terhadap tanah air Indonesiam'engandung butir-butir (i) sadar berbangsa dan bernegaraIndonesia, (ii) kerelaan berkorban untuk bangsa dannegara, (iii) memahami akan hak dan kewajiban sebagaiwarga negara yang hidup dalam kebhinekaan yangberkesatuan. Menjamin kelangsungan hidup bangsa dannegara mengandung butir-butir (i) mengenal segalaancaman baik yang datang dari luar negeri maupun daridalam negeri, (ii) menjamin kelangsungan identitas (cirikehidupan nusantara yang berpancasila) dan integritas(persatuan dan kesatuan) bangsa, (iii) terselenggaranyaperkembangan kehidupan/kesejahteraan seluruh rakyat,bernuansa proaktif, aktif dan responsive serta (iv) menjamintetap tegaknya NKRI berdasar Pancasila dan UUD 1945.

Bela negara merupakan upaya penyadaran bahwa setiapwarga negara memiliki tugas dan tanggung jawab untukmembela kepentingan nasional demi tetap menjagakeutuhan negara. Sebagai upaya penyadaran maka caraindoktrinasi penyampaian materi merupakan cara yangtidak benar. Persoalan bela negara perlu dikaji secarasistematis, metodis, dan obyektif agar masyarakat dapatmenerima dengan sepenuh hati. Bela negara tidak harusdiartikan semangat buta untuk memperjuangkankepentingan negara, tetapi dengan pemikiran yang jernihdan pertimbangan r^ional yang matang untuk membelanegara dalam rangka mencapai tujuan negara.

2. Peraturan Perundang-Undangan RI tentang Hak danKewajiban Bela Negaraa. UUD 1945

UUD 1945 hanya memuat dua pasal mengenaiangkatan perang dan p6mbelaan negara. Pasal 10menetapkan bahwa presiden memegang kekuasaantertinggi atas angkatan darat, angkatan laut, danangkatan udara. Pasal 30 menentukan bahwa tiap-tiapwarga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usahapembelaan negara. Syarat tentang pembelaan negara

Pendidikan Kewarganegaraan I 47

Page 56: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

diatur dengan undang-undang. Yang dimaksud denganwarga negara, ialah orang-orang Indonesia baik aslimaupun keturunan yang tunduk pada hukum dasarIndonesia dan hukum-hukum lain yang mengikutinyabaik tinggal di wilayah NKRI. maupun yang berada diluar wilayah Indonesia. Dengan demikian, yang berhakan wajib ikut serta dalam Q^embelaan negara itu, tidak

hanya terbatas pada kalangan angkatan ^bersenjatamelainkan seluruh warga negara, baik pedagang, petanipegawai ka^awan perusahaan, abang becak, ibu rumahangga, mahasiswa, pelajar semua wajib ikut membela

b. UUD 1945 Setelah Amandemen(1) Pasal 27 ayat 3 menyatakan bahwa setiap warga

negara l^erhak dan wajib ikut serta dalam upayapembelaan negara. •(2) Pasal 30 ayat 1 menyatakan bahwa tiap-tiapwarga negara berhak dan wajib ikut serta dalam

(•i\ pertahanan dan keamanan negara.[i) Pasal 30 ayat 2 menyatakan bahwa usahapertahanan dan keamanan dilaksanakan melalui

Keamanan Rakyat Semestaoleh TNI (Angkatan Darat, Angkatan Laut,Angkatan Udara) dan Polri sebagai kekuatanutama serta rakyat sebagai pendukung.

(4) Pasal 30 ayat 3 menyatakan bahwa TNI terdiridan angkatan Darat, Angkatan Laut danAngkatan Udara sebagai alat negara bertugasmempertahankan dan memelihara keutuhan dankedaulatan negara.

(5) Pasal 30 ayat 4 menyatakan bahwa Polri sebagaiu yang menjaga keamanan danketertiban masyarakat dan bertugas melindungimengayomo, melayani masyarakat sertamenegakkan hukum. .

(6) Pasal 30 ^y^^ 5 menyatakan bahwa SusunanKedudukan TNI, Kepolisian negara RI, hubungankewenangan TNI dan Kepolisian negara RIdidalam menjalankan tugas, syarat-syarat

48 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 57: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

keikutsertan warga negara didalam usahapertahanan dan keamanan serta hal-hal yangtefkait dengan pertahanan dan keman^ negaradiatur dengan undang-undang.

c. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentangHak Asasi Manusia

Pasal 68 menyatakan bahwa setiap v^arga negarawajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentangPertahanan Negara(1) Pasal 9 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga

negara berhak dan wajib ikut serta dalam upayabela negara yang diwujudkan dalampenyelenggaraaji pertahanan negara.

(2) Pasal 9 ayat 2 menyatakan bahwa keikutsertaanwarga negara upaya bela negara, sebagaimanadimaksudkan dalam ayat 1, diselenggarakanmelalui \

a) pendidikan kewarganegaraan,b) pelatihan dasar kemiliteran wajib,c) pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional

Indonesia secara sukarela atau secara wajib,serta

. • d) pengabdian sesuai profesi.• Pasal 9 ayat 3 menyatakan bahwa ketentuan

mengenai Pendidikan Kewarganegaraan,pelatihan dasar kemiliteran wajib, danpengabdian sesuai dengan profesi di atur denganundang-undang.

(4) Pasal 2 menyatakan bahwa hakikat pertahanannegara adalah segala upaya pertahanan bersifatsemesta yang penyelenggaraannya didasarkanpada kesadaran hak dan kewajiban warga negaraserta keyakinan pada kekuatan sendiri.

(5) Pasal 4 menyatakan bahwa pertahanan negarabertujuan untuk menjaga dan melindungikedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara

Pendidikan Kewarganegaraan I 49

Page 58: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Kesatuan Republilc Indonesia, dan keselamatansegenap bangsa dari segala bentuk anc^man.

Dari peraturan perundangan-undangan tentang hak dankewjiban bela negara sebagaimana terurai di atas dapatditarik intisari bahwa bela negara adalah sikap dan perilakuwarga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NegaraKesatuan Rebulik Indonesia berdasarkan ^ancasila danUndang-Undang Dasar 1945 dalam menjaminkelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara,selain sebagai kewajiban dasar manusia, merupakankehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakandengan penuh kesadaran, tanggung jwab, dan relaberkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.Warga negara dapat mengambil peran dalam hal melakukanusaha bela negara sesuai dengan profesinya masing-masmg. Usaha pembelaan negara sesungguhnya sudahmenyatu dalam budaya dan sepanjang keberadaan bangsaIndonesia. Sebagai bukti, perlawanan terhadap penjajahdilakukan rakyat Indonesia sejak pertama kali datangnyapenjajah di bumi Nusantara ini, seperti Perang Bali (1814-1849), Perang Padri (1821-1837), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Batak (1870-1907), dan Perang Aceh (1870-1904). Hal itu dibuktikan oleh adanya perlawanan ralcyatmdonesia terhadap Belanda pada masa revolusi fisik.Semua orang yang masih kuat, para pemuda serta pemudi,baik pegawai negeri maupun pegawai swasta, para petani

•dan pedagang, bahkan tuna kaiya semua terjun dalamkancah perlawanan terhadap Inggris dan Belanda. Ada yang.berjuang di garis depan, ada yang bekerja di dapur umum,para petani menyediakan beras dan lauk pauknya!penduduk menyediakan rumah-rumah untuk pejuang. Parapedagang menyediakan barang-barang untuk kebutuhanprajunt. Tidalc jarang mereka juga mengusahakanpersenjataan untuk kepentingan perlawanan, yangsemuanya dilakukan atas dasar kesadaran tanpa pamrih fctanpa memikirkan balas jasa dan kedudukan. Bela negarabukanlah semata-mata kita semua harus menyandangsenjata, melainkan mempunyai arti luas, yaitu pembelaan

50 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 59: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

dalam segala segi kehidupan, baik perekonomian, politik,ideologi, soslal budaya dan kemiliteran.

3. Sikap Apabila Ada Pihak yang Ingin MenghancurkanNegaraa. Paham Bangsa Indonesia terhadap Perang

Berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945 baikyang tersurat maupun yang ter^rat dalampembukaannya, bangsa Indonesia adalah bangsa yangcintai damai tetapi lebih cinta kemerdekaannya. Olehsebab itu, bangsa Indonesia ingin hidup bersahabatdengan semua bangsa di dunia dan tidak menghendakipeperangan. Bangsa Indonesia memahami sepenuhnyabahwa penggunaan kekerasan senjata dalam usahamenyelesaikan persengketaan akan menimbulkankesengsaraan bagi umat manusia, baik bagi si•pemenang, apalagi yang kalah. Oleh sebab itu, dalamusaha memelihara perdamaian dunia serta mewujudkanaspirasi dan cita-cita kemerdekaannya, bangsa Indonesiaingin menyelesaikan setiap persengketaan secara damai,atas dasar saling menghormati ^dan saling pengertianakan martabat kemerdekaan dan kedaulatan masing-masing. Bagi bangsa Indonesia perang merupakan jalan

* terakhir " yang terpaksa ditempuh, setelah sejauhmungkin ditempuh jalan damai, dalam usahamempertahankan falsafah Pancasila, kemerdekaan dankedaiilatan negara serta keutuhan martabat bangsaIi^lbnesia.

b. Perlunya Setiap Negara Memiliki Angkatan PerangMengapa setiap bangsa perlu membentuk angkatan

perang (Angkatan Bersenjata)? Sejarah menunjukkanbahwa apabila negara ingin damai, negara itu harusmempersiapkan diri untuk perang. Apabila suatu negarahanya memperhatikan kesejahteraan saja tetapimengabaikan kepentingan pertahanan keamanannya,negara tersebut mudah ditekan atau dikalahkan q^hsuatu negara kecil lainnya, yang sudah siap mengadakanperang. Kesiapan untuk berperang dapat merupakanfaktor pencegah terhadap usaha perang dari musuh,

Pendidikan Ketuarganegaraan I 51

Page 60: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

52

yang berkeinginan untuk menyerang suatu negara.Berakhirnya • perang dingin telah mengubah ,secaradramatis kondisi lingkungan strategis regional* danglobal. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagaikecenderungan baru di berbagai belahan dunia,termasuk dikawasan Asia Pasifik. Salah satu wujudperubahan tersebut adalah terjadinya pergeseranpertimbangan kekuatan berbagai kawasan di ^nia yangdipacu oleh meningkatnya perlombaan persenjataanserta melemahnya beberapa kekuatan negara sebagaiakibat dari arus globalisasi.

Salah satu karekteristik penting yang menyertaiperubahan tersebut adalah bahwa berakhirnya perangdingin ternyata tidak serta merta diikuti olehberakhirnya ancaman bersenjata terhadap negara-negaradi dunia. Walaupun dalam skala yang kecil, di berbagaikawasan dunia perang terus teijadi, dan bahkanmenunjukkan peningkatan yang cukup tajam. Dengandemikian, mudah dipahami jika mayoritas negara-negara.di kawasan ini terus berusaha untuk memiliki kekuatanmiliter yang tangguh. Dalam pandangan negara-negaratersebut, memiliki kekuatan militer yang tangguhmerupakan hal yang esensial karena kekuatan militersampai saat ini masih tetap merupakan faktor pentingdalam hubungan internasional. Mereka tetap percayabahwa kekuatan militer masih terus menjadi salah satufaktor penting dalam usaha perwujudan kepentingannasion^, mereka di dunia. Realisasi politik internasionalmenunjukkan bahwa ancaman kekuatan militer hanyadapat diselesaikan dengan cepat melalui kekuatanmiliter pula. Akibatnya, berbagai belahan duniaperlombaan senjata juga terus berlangsung, termasuk dikawasan Asia Pasifik.

Keseluruhan kecenderungan tersebut, langsungmaupun tidak ' langsung, pasti akan dan telahmentransformasikan lingkungan strategis Indonesiadalam beberapa tahun mendatang. Keamanan masadepan Indonesia, sebagaimana kesejahteraan ekonomi,ak^ sangat ditentukan oleh kondisi strategis kawasanAsia Pasifik. Kawasan Asia Pasifik adalah kawasan yang

I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 61: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

paling dihamis, secaraekonomi maupun strategis. Dalamdua atau tiga dekade ke depan diperkirakan kawasan iniakan mengalami perubahan strategis yang esensial.Kawasan ini merupakan salaJi satu kawasan perlombaansenjata yang paling intens dan memiliki potensi konflikyang terbesar di dunia. Misalnya, konflik antara KoreaUtara dengan Korea Selatan, RRC dengan Taiwan,konflik beberapa negara di kepulauan %)rately, India danPakistan, dan sebagainya. Cukup masuk akal jikkbanyak yang berpendapat bahwa berakhirnya perangdingin ternyata telah menimbulkan ketidakmenentuanbaru dikawasan ini.

Dalam keadaan tidak menentu tersebut, untukmenjaga keamanan Indonesia diperlukan antisipasi yangmemadai. Dalam hal ini, di samping hubungan ekonomi,politik, dan kebudayaan dengan negara-negara dikawasan, kemampuan rtiiliter yang efektif tetap pentingbagi keamanan Indonesia. Sebagaimana di sebut dalamPembukaan UUD 1945 bahwa pemerintah melindungisegenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,salah satu bentuk kongkritisasi upaya tersebut adalahjaminan bahwa pemerintah harus dapat mencegah ataumenghancurkan setiap ancaman militer terhadapIndonesia. Untuk itu, Indonesia harus memiliki kekuatanmiliter yang memadai serta kebijaksanaan yangmendukung usaha pertahanan dan keamanan tersebut.Untuk memiliki kekuatan yang tangguh sesuai deng^

-'tuntutan lingkungan strategis, Indonesia harus memiliki^ dan memahami gambaran yang jelas, obyektif, dan

komprehensif mengenai peta kekuatan militer negara-negara Asia Pasifik beserta kecenderungannyapascaperang dingin. Gambaran tersebut selanjutnyadapat menjadi bahan acuan untuk merumuskankebijaksanaan pertahanan dan keamanan nasionalIndonesia di masa yang akan datang.

c. Sejarah Singkat Pembentukan Angkatan Pera<|g RIPada Sidang PPKI ke-2 tanggal 19 Agustus 1945

diputuskan antara lain untuk membentuk tentara, tetapikeputusan ini kemudian diubah dalam sidang PPKI ke-3

Pendidikan Kewarganegaraan I 53

Page 62: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

54

tanggal 22 Agustus 1945. Dalam sidang ini diputuskanuntuk membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)sebagai b'agian dari Badan Penolong Keluarga KorbanPerang (BPKKP). Penggunaan nama tentara dihindariuntuk menunjukkan politik damai Republik Indonesiaterhadap pihak sekutu yang menang parang. BKRbertugas untuk memelihara keamanan dan ^etertiban didaerah-daerah. BKR tumbuh secara spontan di daerah-daerah didorong oleh panggilan jiwa para pemuda,banyak di antaranya bekas Peta, Heiho, KNIL dan Iain-lain. Mereka terdorong untuk mengabdi dan berbaktipada bangsa dan negara yang kedaulatannyamengahadapi ancaman pihak penjajah. BKRmempersenjatai, melengkapi, dan membekali diri sendiriserta disusun secara kedaerahan dan sedikit banyakdikendalikan oleh Komite Nasional Indonesia (KNl) didaerah.

Pada tanggal 5 Oktober dikeluarkan MaklumatPemerintah yang menyatakan bahwa untuk memperkuatperanan keamanan umum, diadakan suatu TentaraKeamanan Ral^yat (TKR). Bekas Mayor KNIL UripSumohardjo diserahi tugas untuk membentuknya dandiangkat sebagai Kepala Staf Umum TKR denganpangkat Letn^n Jenderal. Pada tanggal 1 Januari 1946nama Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi TentaraKeselamatan Rakyat (TKR), yang dapat diartikan ^memperluas dan memperdalam tugas tentara darikeam^ran menjadi keselamatan dalam arti yang lebihluas. Selanjutnya dalam rangka menjadikan TentaraKeselamatan Rakyat sebagai alat negara yang patuhkepada pemerintah, pada tanggal 25 Januari 1946dikeluarkanlah maklumatyang mengubah nama TentaraKeselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia(TRI). Ditetapkan bahwa TRI adalah satu-satunyaorganisasi militer di negara Kesatuan Republik Indonesiadan akan disusun atas dasar militer internasional.

Adanya dua macam tentara, yaitu TRI sebagai tentararesmi di bawah Panglima Besar dan brigade-brigadekelaskaran di bawah Biro Perjuangan sangat merugikanperjuangan bangsa Indonesia menghadapi ancaman

I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 63: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

<r

Belanda. Oleh karena itu, pada tanggal 5 Mei 1947dikeluarkan Dekrit Presiden agar dalam waktu s'esingkat-singkafnya mempersatukan TRI dan laskar-laskarmenjadi satu tentara. Selanjutnya pada tarigg&l 17 Juni1947 dikeluarkan Penetapan Presiden yang antara lainmenetapkan bahwa mulai tanggal 3 Juni 1947 disahkansecara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia( TNI).Dalam hal ini TNI ini tergabung TRI, kesatuan-kesatuandan Biro Perjuangan serta pasukain-pasu^an bersenjata. ^

Pendidikan Kewarganegaraan I 55

Page 64: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGANEGARA DALAM BERBAGAI BIDANG

KEHIDUPAN

Standar Kompetensi:•Menganalisis dan menunjukkan sikap positif terhadapkehi^pM negara dalam berbagai bidangKompetensi Dasar:

1. Mendeskripsikan hakikat warga negara danpewarganegaraan di Indonesia.

2. Menganalisis persamaan kedudukan warga negaradalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara.

3. Menerapkan prinsip persamaan kedudukan warga neqaradalam berbagai bidang kehidupan.

A. Hakikat Warga Negara dan Pewarganegaraan di Indonesia1. Penduduk dan Warga negara

Menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945. penduduk ialahwarga negara. Indonesia dan orang asing yang bertempattinggal di Indonesia. Menurut pasal 26 ayat (1) warganegara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengaji undang-undangsebagai w^ga negara. Menurut Undang-Undang No. 62ahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia, Warga

negara Republik Indonesia adalah orang-orang yangberdasarkan perundang-undangan yang berlaku sejak

56 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 65: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Warga negara dan suatu negara berarti anggota darinegara itu yang merupakan pendukung dan penanggungjawab terhadap kemajuan dan kemunduran suatu negara.Oleh sebab itu, seseorang menjadi anggota atausuatu negara haruslah ditentukan oleh undang-undangyang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negaramenentukan siapa-siapa yang menjadi warga negaraterlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orangberhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat»^tinggaldi wilayah negara, dan meninggalkannya serta berhakkembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal 28E ayat (1)UUD 1945. Pernyataan ini mengandung makna bahwaorang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapatdiklasifikasikan menjadi (i) penduduk, yaitu yang memilikidomisili atau tempat tinggal tetap di wilayah negara itu,yang dapat dibedakan warga negara dengan Warga negaraAsing (WNA) dan (ii) bukan penduduk, yaitu orang-orangasing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuaidengan visa yang diberikan oleh negara (Kantor Imigrasi)yang bersangkutan, seperti turis.

2. Asas KewarganegaraanSetiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan

untuk menentukan asas kewarganegaraan. Dalam asaskewarganegaraan dikenal dua pedoman yaitu asaskelahiran [ins solij dan asas keturunan {ius sanguinis).

a. Asfi^ kelahiran (Jus soli)Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status

kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerahkelahiran seseorang. Pada awalnya asaskewarganegaraan hanyalah ius soli saja. Hal itudidasarkan pada suatu anggapan bahwa seseorang yanglahir di suatu wilayah negara otomatis dan logis iamenjadi warga negara tersebut. Lebih lanjut, dengantingginya mobilitas manusia, diperlukan asas lain yangtidak hanya berpatokan pada kelahiran sebagai realitasbahwa orang tua yang memiliki status kewsirganegaraan^yang berbeda akan menjadi bermasalah jika kemudianorang tua tersebut melahirkan di tempat salah satu

Pendidikan Kewarganegaraan I 57

Page 66: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

orang tuanya (misalnya di tempat ibunya). Jika asas iussoil mi tetap dipertahankan, si anak tidak berhak untujjmendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas 'dasar itulah kemudian muncul asas ius sanguinis.

b. Asas keturunan (/us sanguinis)Asas keturunan {Ius sanguinis) adalah pedornan

kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atauketurun^. Jika suatu negara menganut asas ius^sanguinis, seorang anak yang lahir dari orang tua yangmemihki kewarganegaraan suatu negara sepertiIndonesia, anak tersebut berhak mendapat statuskewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga negaraIndonesia.

c. Asas perkawinanStatus" kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi

perkawinan yang memiliki asas kesatuan hukum, yaituparadigma suami isteri atau ikatan keluarga merupakaniRti masyaralcat yang rnendambakan suasana sejahtera,sehat, dan bersatu. Di samping itu, asas perkawinanmengandung asas persamaan derajat karena suatuperkawinan tidak .menyebabkan perubahan statuskewarganegaraan masing-masing pihak. Asas inimenghmdari penyelundupan hukum, misalnya seorangyang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh statuskewarganegaraan suatu negara dengan cara berpura-pura melak^kan pernikahan dengan perempuan dinegara tersebut, setelah mendapat kewarganegaraan itula menceraikan isterinya.

3. Pewarganegaraan (Naturalisasi)Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif dan ada pula

yang bersifat pasif. Dalam naturalisasi aktif seseorangdapat menggunakan hak opsi untuk memilih ataumengajukan kehendak untuk menjadi warga negara darisuatu negara, sedangkan dalam naturaJisasi pasif seseorangyang tidak mau diwarganegaraJcan oleh suatu negara atautidak mau diberi status warga negara suatu negara dapat

58 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 67: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolakpemberian kewarganegaraan tersebut.

Sehubungan dengari. problem status kewarganegaraanseseorang, apabila asas kewarganegaraan di atas ^diterapkan secara tegas dalam sebuah negara, akanmengakibatkan status kewarganegaraan seseorangmengalami hal sebagai berikut.

(1) Apatride, yaitu seseorang tidak mendapatkewarganegaraan disebabkan oleh orang tersebutlahir di sebuah negara yang menganut asas iussanguinis.

(2) Bipatride, yaitu seseorang akan mendapatkan duakewarganegaraan apabila orang tersebut berasaldari orang tua yang mana negaranya menganut iussanguinis sedangkan dia lahir di suatu negara yangmenganut asas ius soli.

(3) Multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yangtinggai" di perbatasan antara dua negara.

Dalam rangka memecahkan problem kewarganegaraan diatas setiap negara memiliki peraturan sendiri-sendiri yangprinsipnya bersifat universal sebagaimana vdinyatakandalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4) bahwa setiap orangberhak atas status kewarganegaraan. Oleh sebab itu,negara Indohesia melalui UU No.62 Tahun 1958 tentangkewarganegaraan Indonesia menyatakan bahwa caramemperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagmberikut; (i) karena kelahiran, (ii) karena pengangkatan, (iii)karena dikajjulkan permohonan, (iv) karenapewarganegaraan, (v) karena perkawinan, (vi) karena turutayah dan ibu, serta (vii) karena pernyataan.

Sebaiknya Anda Tahu Hakikat Warga NegaraPembicaraan tentang warga negara tidak bisa

dilepaskan dari pembicaraan tentang penduduk.Penduduk adalah orang yang dengan sah bertempattinggai dalam suatu negara. Sah berarti tidakbertentangan dengan ketentuan-ketentuan dan tata caramasuk dan bertempat tinggai dalam suatu wilayahnegara yang bersangkutan.

Pendidikan Kewarganegaraan | 59

Page 68: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Di dalam suatu negara, biasanya dibedakan antaraorang asmg dan warga negara. Orang asing adalahdsranqdi luar warga negara. Orang asing yang berada di

dUindungi oleh hukum^masional. Jadi di mana pun ia berada berhakmendapatkan perlindungan dan negara yangbersangkutan. Pada dasamya orang asing nj^ndapatperlakuan yang sama. Perbedaan keduanya terletak padaperbedaan beberapa hak seperti. hakpolitik untuk memilihdcm dipihh dalam pemilihan umum yang hanya dimiliki

hak untuk diangkat menjadi pejabat negaraStatus kewarganegaraan dalam suatu negara

biasanya terkait dengan dua asas, yaitu "ius sanguinis"(^as keturunan) dan asas "ius soli' (asas tempatkelaluranj. Lazimnya kedua asas--tersebut sama-samadipakai dalam kewarganegaraan suatu negara. Secaramus^ di Indonesia, menurut UU No. 62 tahun 1958disebiukan bahwa: "warga negara Repuhlik Indonesia°dalah orang yang berdasarkan perundang-undanganda,I atau perjanjian atau peraturan yang berlaku sejakproklam^i 17 Agustus 1945 sudah menjadi warganegara Republik Indonesia

4. Hakdan Kewajiban Warga NegaraPemahaman tentang hak dan kewajiban terlebih dahulu

harus didasan ^eh pemahaman tentang pengertian hakasasi manutra Hak asasi manusia adalah sesuatu yangmelekat pada din seseorang sebagai ciptaan Tuhan agarmampu me^ap harkat. martabat, dan keharmonisanimgkungan. Hak asasi merupakan hak dasar yang melekatsecara kodrati pada din manusia dengan sifatnya yanghZr?, abadi. Oleh karena itu, hajc asasi manSdihl 1, ."f?" dipertahankan, tidak bolehsiaD^^"'H w dikurangi dan du-ampas olehsiapapun. Hak asasi manusia perlu mendapat jaminan atasperhndungannp oleh negara raelalui pemyataan tertulisyang harus dimuat dalam UUD negara. Peranan negarasesuai dengari pasal 1 ayat (1) UU No. 39/1999 tentangham menyatakan bahwa negara, hukum, dan pemerintah®

60 I Pendidikan Keujorganegaraan

Page 69: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

serta setiap orang wajib menghormati, menjunjung tinggi,dan melindungi hak asasi manusia.

a. Hak Warga negara Menurut UUD 1945Dalam UUD 1945 telah dinyatakan hak warga negara

yang meliputi lebih kurang 25 hak sebagai berikut.(1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.(2) Berhak berserikat, berkumpul ser^a

mengeluarkan pikiran(3) Berhak untuk hidup dan mempertahankan

kehidupan.(4) Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan

keturunan melalui perkawinan.(5) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,

tumbuh dan berkembang serta perlindungankekerasan dan diskriminasi.

(6) Setiap orang berhak mengemban^kan diri melaluipemenuhan kebutuhan dasarnya.

(7) Berhak mendapatkan pendidikan, ilmupengetahuan dan teknologi, sehi dan budayademi meningkatkan kualitas hidupnya demikesejahteraan hidup manusia.

(8) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalammemperjuangkan haknya secara kolektif untukmembangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

(9) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,perlindungan dan kepastian hukum yang adilserta^erlakuan yang sama di depan hukum.

(10) Setiap orang berhak untuk bekerja sertamendapatkan imbalan dan perlakuan yang adildan layak dalam hubungan kerja.

(11) Setiap warga negara berhak memperolehkesempatan yang sama dalam pemerintahan.

(12) Setiap orang berhak atas statuskewarganegaraan.

(13) Setiap orang bebas memeluk agama d^beribadah menurut agamanya, memilihpendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,memilih kewarganegaraan, memilih tempat

Pendidikan Kewarganegaraan I 61

Page 70: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

tinggal di wilayah negara dan meninggalkannyaserta berhak kembali.

(14) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakinikepercayaan, menyatakan pikiran dan sikapsesuai dengan hati nuraninya.

(15) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul, dan mengeluarkan pendapat

(16) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi danmemperoleh informasi untuk mengembangkanpribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhakuntuk mencari, memperoleh, memiliki,menyimpan, mengolah, dan menyampaikanmformasi dengan menggunakan- segala jenissaluran yang tersedia.

(17) Setiap orang berhak atas perlindungan diripribadi, keluarga, kehormatari> martabat, danharta benda yang di bawah kekuasaannya, sertaberhak atas rasa aman dan perlindungan dari^caman ketakutan untuk berbuat atau tidak

sesuatu yang merupal<an hak.asasi.(18) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan

atau perlaskuan yang merendahkan deraiatm^tabat manusia dan berhak memperoleh suakapolrtik negara Tain.

(19) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dandan mendapatkanhngkungan hidup yang baik dan sehat serta

nm ^®™^^®n^peroleh pelayanan kesehatan.(20) Setiap orang berhak mendapat kemudahan danperlakuan khusus untuk memperolehkesempatan dan manfaat yang sama gunamencapai guna mencapai persamaan dankeadilan.

(21) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yangmemungkinkan pengembangan dirinya secara^ . sebagai manusia yang bermartabat.(22) Setiap orang berhak mempunyai hak milikpribadi dan hak milik tersebut tidak bolehdiambil alih secara sewenang-wenang olehsiapapun. ^

62 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 71: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

(23) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hakkemerdekaan" pikiran dan hati nurani, hakberagama, hak untuk tidak diperbudak, hak*> ^untuk dialcui sebagai pribadi di hadapan hukum,dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukumyang berlaku surut adalah hak asasi manusiayang tidak dapat dikurangi dalam keadaanapapun.

(24) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yangbersifat diskriminatif atas dasar apapun danberhak mendapatkan perlindungan terhadapperlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

(25) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisionaldihormati selaras dengan perkembangan zamandan peradaban.

b. Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945Menurut UUD 1945, setiap warga negara Indonesia

memiliki kewajiban untuk (i) menjunjung hukum danpemerinlah, (ii) ikut serta dalam upaya pembelaannegara, (iii) ikut serta dalam pembelaan n̂egara, (iv)menghormati hak asasi manusia orang lain, (v) tundukkepada pembatasan. yang ditetapkan dengan undang-undang untuk menjtoin pengakuan serta penghormatanatas hak dein kebebasan orang lain, (vi) ikut serta dalamusaha pertahanan dan keamanan negara, serta (vii)mengikuti pendidikan dasar.

5. Tugas dan Tanggung Jawab NegaraDalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga

negara, negara memiliki tugas dan tanggung jawab sebagaiberikut;

(1) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukmemeluk agamanya.

(2) Negara atau pemerintah wajib membiayaipendidikan khususnya pendidikan dasar.

(3) Pemerintah berkewajiban mengusahakan danmenyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.

Pendidikan Kewarganegaraan I 63

Page 72: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidiltansekurang-kurangnya 20 % dari anggaran belanjanegara dan belanja daerah.

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan danteknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilaiagama dan persatuan bangsa untuk kimajuanperadaban serta kesejahteraan umat manusia.

(6) Negara memajukan kebudayaan manusia ditengahperadaban dunia dengan menjamin kebebasanmasyarakat dengan memelihara danmengembangkan nilai-nilai budayanya.

(7) Negara menghormati dan memelihara bahasadaerah sebagai kekayaan kebudayaan nasional.

(8) Negara menguasai cabaag-cabang produksiterpenting bagi negara dan menguasai hidup orangbanyak.

(9) Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alamdemi kemakmuran rakyat.

(10) Negara berkewajiban memelihara fakir miskin dananak-anak terlantar.

(11) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagiseluruh rakyat dan memberdayakan masyarakatyang lemah dan tidak mampu sesuai denganmartabat kemanusiaan.

(12) Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitaspelaj^ian kesehatan dan fasilitas pelayanan umumyang layak.

6. Hubungan Negara dengan WarganegaraHubui^an antara warga negara dengan negara, menurut

Kuncoro^rbopranoto (Cholisin, 1999:21) dapat dilihat dariperspektif hukum, politik, kebudayaan, dan kesusilaanNamun perspektif yang aktual dalam kehidupan berbangsadan bernegara adalah perspektif hukum dan politik.

Pertama, pandangan dari perspektif hukum didasarkanpada konsepsi bahwa warga negara adalah seluruh individuyang mempunyai ikatan hukum dengan suatu negara(Isjwara, 1980:99). Hubungan hukum antara warga negaradan negara dibedakan atas (i) hubungan sederajat dan tidaksederajat dan (ii) hubungan timbal balik dan timbang

64" I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 73: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

timpang. Hubungan -hukum yang cocok,' antara warganegara dengan negara yang berasaskan kekeluargaanadalah sederajat dan timbal balik. Pendapat ini didasarkanpada pendapat Kuncoro Purbopranoto (Cholisin, 1999:22)tentang govemants dan govemies alau yang memerintahdan yang diperintah. Dalam konteks pemerintahan sepertiini, tidak lagi dikenal perbedaan sifat atau hakikat, tetapiyang ada adalah perbedaan fungsi, yang pada hakikatnyamempakan kesatuan. Govemants dan govemies merupakankomponen yang hakikatnya sama-sama berwujud manusia.Oleh karena itu, keduanya sudah seharusnya merupakansatu kesatuan di dalam mewujudkan kehidupan negarayang manusiawi atau berpihak pada manusia. Perbedaanfungsi keduanya adalah perbedaan fungsi yang berimplikasipada perbedaan tugas. Dalam konteks hubungan yangtimbal balik, warga negara dan negara memiliki kedudukanyang tidak sederajat, dapat berakibat pada sulitnyapenciptaan hubungan yang harmonis antara keduanya.Pihak yang diletakkan pada kedudukan yang lebih tinggicenderung akan melakukan tindakan yang berbau dominasidan hegemoni terhadap pihak yang diietakkan padakedudukan yang lebih rendah. Hubungan hukum yangsederajat dan timbal balik, sesuai dengan ciri negarahukum Pancasila, m^liputi (a) keserasian hubungan antarapemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan, (b)hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaanlembaga negara; (c) prinsip penyelesaian masalah secaramusyawarah^dan peradilan merupakan sarana terakhir, (d)keseimbangan antara hak dan kewajiban. Sifat hubunganhukum antara warga negara dengan pemerintah Indonesiadapat diformulasikan sebagai hubungan hukum yangbersifat sederajat dan timbal balik antara hak dankewajiban. Di dalam pelaksanaan hukum tersebut hamsdisesuaikan juga dengan tujuan hukum di negaraPancasila, yaitu memelihara dan mengembangkan budipekerti, kemanusiaan, serta cita-cita moral rakyat yangluhur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kedua, dari perspektif politik seorang warga negaraadalah seorang individu yang bebas serta merupakananggota suatu masyarakat politik jika bentuk pemerintahan

Pendidikan Kewarganegaraan 65

Page 74: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

menganut sistem demokrasi. Isjwara (1980:43) memberikanbatasan politik sebagai perjuangan .untuk memperoj^hkekuasaan, teknik menjalankan kekuasaan, masalafipelaksanaan dan kontrol kekuasaan, serta pembentukandan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan adalahkemampuan seseorang atau suatu kelompok untukmempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok Iainsesuai dengan keinginannya (Miriam Budihardjo, 19^9:10).Hakikat politik adalah kekuasaan atau power, tetapi tidaksemua kekuasaan adalah kekuasaan politik. Ossip K.Flechteim membedakan kekuasaan politik menjadi duamacam, yaitu: (a) kekuasaan sosial yang terwujud dalamkekuasaan negara (state power) seperti lembagapemermtah, parlemen (DPR), presiden; dan (b) kekuasaans^ial yang ditujukan kepada negara. Berdasarkanklasifikasi itu dinyatakan bahwa kekuasaan politik warganegara tefmasuk jenis kekuasaan yang kedua dankekuasaan politik pemerintah merupakan kekuasaan yangpertama. Kegiatan yang dilakukan oleh warga negaraterhadap pemerintah atau negara pada da^arnya adalahdalam rangka mempengaruhi pemerintah agar kepentingan-kepentingannya yang berupa nilai politik dapatdirealisasikan oleh pemerintah. Bentuk kegiatan politikwarga negara untuk memperoleh nilai-nilai politik tersebutbisa dalam bentuk partisipasi (mempengaruhi pembuatankebijakan) dan dalam bentuk subyek (terlibat dalampelaksanaan kebijakan).

Bentuk hub^iigan politik antara warga negara denganpemerintah bisa berbentuk kooperaUf, yaitu kerja samasahng menguntungkan dan kedudukan mereka masing-masmg adalah sejajar, bisa juga kooptatif ataupun dalambentuk patemalistik (negara sebagai patron dan kelompoksosial tertentu sebagai klien). Bentuk hubungan politik yangberasaskan kekeluarga^n yang paling baik adalah bentukkooperatif karena akan menunjang terciptanya hubunganpohtik yang harmonis antara warga negara denganpemerintah. Konteks ini memberikan gambaran bahwahubungan antara pemimpin dengan rakyat atau lebihkhusus lagi antara pamong dan penduduk adalahhubungan timbal balik yang bersifat konstruktif atau

66 I Pendidikan Kewarganegaraan

Page 75: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

hubungan yang saling membantu dan mengawasi, atauyang dapat diistilahk^ hubungan yang "mong-kinemong".

Berdasarkan beberapa pendapat tentang hubung^warga negara dengan negara (pemerintah), dapat*disimpulkan bahwa sifat hubungan politik kooperatif, salingmembantu dan mengawasi, adalah yang paling tepat.

Sebaiknya Anda Tahu ^Tiga Bentuk Hubungan antara Negara dan Warga negara(1) Bentuk hubungan dimana negara sangat kuat (dominan)

sementara warga negara sangat lemah menghasilkan"negara yang otoriter".

(2) Bentuk hubungan dimana negara sangat lemah sementarawarga negara sangat kuat (dominan) menghasilkan "negarayang anarkhis".

(3) Bentuk hubungan dimana negara dan warga negara dalamposisi setara menghasilkan "negara yang madani", inilahbentuk paling ideal yang dicita-citakan banyak bangsa.

Soal-Soal Latihan

A. Soal Uraian v

1. Jelaskan perbedaan pengertian penduduk dan•warganegara!

2. Apa yang dimaksud dengan ius soli itu?3. Apa pula yang dimaksud dengan ius sanguinis itu?4. Jelaskan perbedaan naturalisasi aktif dengan

naturalisasi pasif!5. Teran^an perbedaan antara apatride dan bipatridel6. Sebutkan cara memperoleh kewarganegaraan

Indonesia menurut UU No.62 Tahun 1958 TentangKewarganegaraan!

7. Sebutkan minimal 10 macEim hak warga negaramenurut UUD 1945!

8. Sebutkan minimal 5 macam kewajiban warga negaramenurut UUD 1945!

9. Sebutkan minimal 5 macam tugas dan kewajibannegara!

10. Terangkan 3 bentuk hubungan negara dan warganegara!

Pendidikan Kewarganegaraan I 67

Page 76: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

B. Tugas Diskusi

Bentuklah 4 kelompok di kelasmu, masing-masingkelompok membuat' makalah sederharia dengan topik (§ i.bawah ini. Selanjutnya presentasikan makalah kelompoktersebut di depan kelas untuk didiskusilvan.

(1) Pemenuhan hak- hak warga negara menumt UUD1945 oleh negara

(2) Kesadaran warga negara untuk menunaikankewajibannya

negara terhadap rakyat setelah reformasi(4) Hubungan negara dan warga negara setelah

reformasi

B. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam KehidupanBermasyarakat, Berbangsa, dan Berneg^ra

1. Persamaan Kedudukan Warga negara (MenurutPembukaan UUD 1945)Hak-hak asasi yang terdapat dalam Pembukaan dan

Batang Tubuh UUD 1945 ini sangat dipengaruhi oleh hak-hak asasi yang dimuat dalam Pembukaan KonstitusiPrancis yang dikenal dengan nama "La Declaration desDroits deVhomme et dti Citoyen" (Hak Asasi Manusia dan-Warga negara). Atas dasar pemikiran ini pandangan bangsaIndonesia tentang hak-hak asasi manusia berpangkal padatitik keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Pengakuan a^n hak asasi manusiadinyatakan di dalamPembukaan UUD 1945 alinea 1 yang berbunyiKemerdekaan lalah hak segola bangsa Alinea inimenunjukkan pengakuan hak asasi manusia berupa hakkebebasan atau hak kemerdekaan dari segala bentukpenjajahan atau penindasan oleh bangsa lain. Pandanganmi menitikberatkan pa^a hak kemerdekaan bangsa daripada kebebasan individu. Kebebasan individu diakuisepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan bangsadan negara. Selanjutnya, pada alinea 2 dinyatakan bahwa....mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbanqkemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,berdaulat, adil dan makmur. Hal ini menunjukkan adanya

68 Pendidikan Kewarganegaraan

Page 77: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

pengakuan atas hak asasi di bidang politik yang berupakedaulatan dan ekonomi. Pada alinea 3 dinyatakan bahwa... atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorongoleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaanyang bebas Alinea ini menunjukkan adanya pengakuanbahwa kemerdekaan itu berkat anugerah Tuhan Yang MahaKuasa. Pada alinea 4 dinyatakan bahwa ... melindungisegenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupanbangsa, melaksanakan ketertiban dunia Alinea inimerumuskan juga dasar filsafat negara (Pancasila) yangmaknanya mengandung pengakuan akan hak-hak asasimanusia.

2. Persamaan Kedudukan Warga Negara (dalam Pasal-Pasal UUD 1945)Di dalam Batang Tubuh UUD 1945 termuat hak-hak

asasi manusia/warga negara. Hal ini diatur di dalam pasal-pasalnya, di antaranya sebagai berikut.

Pasal 27 : Pasal ini berkenaan dengan hak jaminandalam bidang hukum dan ekonomi. ^

Pasal 28 : Pasal ini memberikan jaminan dalambidang politik berupa hak untukmengadakan perserikatan, berkumpul danmenyatakan pendapat baik lisan maupuntulisan.

Pasal 28 A : Pasal ini memberikan jaminan akan hakhidu^'dan mempertahankan kehidupan.

Pasal 28 B : Pasal ini memberikan jaminan untukmembentuk keluarga, melanjutkanketurunan melalui perkawinan yang sah,jaminan atas hak anak untuk hidup,tumbuh dan berkembang sertaperlindungan anak dari kekerasan dandiskriminasi.

Pasal 28 C : Pasal ini memberikan jaminan setiaporang untuk mengembangkan diri,mendapat pendidikein, memperolehmanfaat dari iptek, seni dan budaya, hakkolektif dalam bermasyarakat.

Pendidikan Kewarganegaraan I 69

Page 78: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Pasal 28 D

Pasal 28 G

Pasal 28H

Pasal 28 I

Pasal ini mengakui jaminan, perlindungan,perlakuan dan kepastian hukum yang adil,hak untuk bekerja dan mendapatkanimbalan yang layak, kesempatan dalampemerintahan dan hafe ataskewarganegaraan.

Pasal 28E : Pasal ini mengakui kebebasan memelukagama, memilih pendidikan, memilihpekerjaan, memilih kewarganegaran,memilih tempat tinggal. Juga mengakuikebebasan untuk berkumpul danmengeluarkan pendapat.Pasal 28 F : Pasal ini n^ng^i hak untukberkomunikasi d^ memperoleh informasidengan melalui segala jenis saluran yangada.

: Pasal ini mengakui hak perlindungan diri,keluarga, kehormatan, martabat dan hartabenda, rasa aman serta perlindungan dariancaman. Juga mengakui hak untukbebas dari penyiksaan atau perlakuanyang merendahkan martabat manusia,serta suaka politik dari negara lain.

: Pasal ini mengakui hak hidup sejahteralahir batin, hak bertempat tinggal dan hakakan lingkungan hidup yang baik dansehat, hak pelayanan kesehatan, hakjamman sosial, hak milik pribadi.Pasal ini mengakui hak yang tidak dapatdikurangi dalam keadaan apa pun yaitu;hak hidup, hak untuk tidak disiksa. hakberagama, hak tidak diperbudak, hakdiakui sebagai pribadi di depan hukum,hak tidak dituntut atas dasar hukum yangberlaku surut. Pasal ini juga mengkauihak masyarakat tradisional dan identitasbudaya.Perlindungan, pemajuan dan penegakanhak asasi adalah tanggung jawab negara,terutama pemerintah.

70 j Pendidikan Kewarganegaraan

Page 79: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

Pasal 28 J

Pasal 29

Pasal 31

Pasal 32

Pasal 33

Pasal 34

Pasal ini menegaskan perlunya setiaporang menghormati hak asasi orang lain.Juga' penegasan bahwa pelaksanaan hak^asasi manusia hams tunduk padaperabatasan-pembatasanya sesuai denganpertimbangan moral, nilai-nilai agama,keamanan dan ketertiban umum dalamnegara demokratis.Pasal ini mengakui kebebasan darammenjalankan perintah agama sesuaikepercayaan masing-masing.Pasal ini mengakui hak setiap warganegara akan pengajaran.Pasal ini mengakui adanya jaminan danperlindungan budaya.

: Pasal ini mengandung pengakuan hak-hakekonomi berupa hak memiliki danmenikmati hasil kekayaan alam Indonesia.

; Pasal ini mengatur hak-hak asasi dibidang kesejahteraan sosial. negaraberkewajiban mehjamin dayi melindungifakir miskin, anak-anak yatim, orangtelantar dan jompo untuk dapat hidupsecara manusiawi.

3. Persamaan Kedudukan Warga Negara (UUD 1945,DHR, dan Covenant PBB)Sebagai il®istrasi berikut ini akan diberikan contoh

sekaligus perfeandingan berbagai hak, menurut UUD 1945,Declaration of Human Rights dan Covenant on Civil andPolitical Rights.

a. Hak atas kebebasan untuk mengeluarkan pendapatDi dalam UUD 1945 pasal 28 dinyatakan bahwa

kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkanpikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainyaditetapkan dengan UU. Di dalam Declaration ofHumanRights (DHR), pasal 19, dinyatakan bahwa setiap orangberhak kebebasan mempunyai dan mengeluarkanpendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan

Pendidikan Kewarganegaraan I 71

Page 80: Xstaffnew.uny.ac.id/upload/131655980/lainlain/Pendidikan...Bab IV Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani 103 Bab V Perlindungan dan Penegakkan Hak Asasi Manusia Z1 168 Bab VI Konstitusi

mempunyai pendapat-pendapat dengan tidak mendapatgangguan, . dan untuk mencari, menerima danmenyampaikan keterangan-keterangan dan pQpdapat-pendapat dengan cara apa pun juga dan "tidakmemandang batas-batas. Di samping itu, di dalamCovenant on Civil and Political Rights (CCPR), pasal19, dinyatakan bahwa (1) setiap orang berhak untukmempunyai pendapat tanpa mengalami gaggguan; (2)setiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat,dalam hal ini termasuk kebebasan untuk mencari,menerima dan menyampaikan segalamacam penerangandan gagasan tanpa menghiraukan pembatasan-pembatasan, baik secara lisan, maupun tulisan atautercetak, dalam bentuk seni, atau melalui media lainmenurut pilihannya.

b. Hak atas kedudukan yang sama dalam hukumDi dalam UUD 1945, pasal 27(1), dinyatakan bahwa

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam•hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukumdan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Didalam DHR, pasal 7 dinyatakan bahwa sekalian orangadalah sama terhadap UU dan berhak atas perlindunganhukum yang sama dengan tidak ada perbedaan. Didalam CCPR, pasal 26 dinyatakan bahwa semua orangadalah sama terhadap hukum dan berhak atasperlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi.Dal^ hubungan ini, hukum melarang setiapdiskriminasi serta menjamin semua orang akanperlindungan yang sama dan efektif terhadapdiskriminasi atas dasar apa pun seperti ras, wama kulit,kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau pendapatlain, bangsa asal atau kedudukan sosial-asal,milikjkelahiran atau kedudukan lainnya.

c. Hak atas kebebasan berkumpulDi dalam UUD 1945, pasal 28 dinyatakan bahw^

kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkanpikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainyaditetapkan dengan UU. Di dalam DHR, pasal 20

72 I PendidUzan Kewarganegaraan