digilib.uns.ac.id... · ii penerapan model direct instruction untuk meningkatkan kualitas...

121
PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Disusun Oleh : DARU ENDAH WIJAYANTI K3205008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: hakhue

Post on 13-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA

KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I

DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Disusun Oleh :

DARU ENDAH WIJAYANTI

K3205008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

ii

PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA

KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I

DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

DARU ENDAH WIJAYANTI

K3205008

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, November 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Adam Wahida,S.Pd, M.Sn. Endang Widiyastuti,S.Pd, M.Pd.

NIP. 19730906 200501 1 001 NIP. 19710527 200501 2 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 5 Desember 2011

Tim Penguji Skripsi

( Nama Terang) ( Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Margana, M.Sn. :

NIP. 19606612 199103 1 001

Sekretaris : Nanang Yulianto, S.Pd, M.Ds. :

NIP. 19740806 200604 1 002

Anggota I : Adam Wahida, S.Pd, M.Sn. :

NIP. 19730906 200501 1 001

Anggota II : Endang Widiyastuti, S.Pd, M.Pd. :

NIP. 19710527 200501 2 001

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

v

ABSTRAK

Daru Endah Wijayanti. PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT

KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI

SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Oktober 2011.

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kualitas

pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siswa

kelas IV SD Negeri Wonosaren Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012 melalui penerapan

model Direct Instruction dengan indikator yaitu: 1) 70% siswa menunjukkan minat

terhadap kegiatan belajar mengajar membuat karya kerajinan kertas; 2) 70% siswa

aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas; 3) 70% siswa mampu membuat karya

kerajinan kertas, baik secara kelompok maupun individu.

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek

penelitian siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012

yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai

Oktober 2011 dengan dua siklus dan masing-masing siklus mencakup empat kegiatan

yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi secara terstruktur, wawancara mendalam dan

dokumentasi berupa foto proses pembelajaran, nilai siswa, dan karya siswa.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model direct instruction

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada

siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012.

Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator yaitu: 1) minat siswa dalam proses

pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siklus I mencapai 63,5 %, dan

siklus II meningkat menjadi 82 %, rata-rata peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu

18,5 %; 2) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan

kertas pada siklus I mencapai 62,5 %, dan siklus II meningkat msenjadi 78 %, rata-

rata peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 15,5 %; 3) kemampuan siswa dalam

membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siklus I mencapai 48,3

%, dan siklus II meningkat menjadi 72,5 %, rata-rata peningkatan dari siklus I ke

siklus II yaitu 24,2 %.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

vi

ABSTRACT

Daru Endah Wijayanti. THE IMPLEMENTATION OF DIRECT

INSTRUCTION MODEL TO IMPROVE THE QUALITY OF LEARNING IN

MAKING PAPER CRAFT WORKS ON STUDENTS GRADE FOUR OF

WONOSAREN I PRIMARY SCHOOL OF SURAKARTA ACADEMIC YEAR

2011/2012. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret

University of Surakarta. October 2011.

The purpose of classroom action research is to improve the quality of learning

to make paper crafts with quilling technique on students grade four of Wonosaren I

primary school of Surakarta academic year 2011/ 2012 application of the model

Direct Instruction with an indicator at: 1) 70 % of students showed an interest in

teaching and learning activities to make paper craft; 2) 70 % of students active in

learning craft paper; 3) 70 % of students are able to make a craft, either individually

or groups.

The form of this research is classroom action research with the subjects of

research is the students grade four of Wonosaren I primary school of Surakarta

academic year 2011/ 2012 with amount to 40 students. This study was conducted

from Agust to October 2011 with two cycles and each cycle includes four activities,

there are planning, implementation, observation, and refletion. Data collection

technique that used were observation in a structured, in-depth interviews and

documentation in the from of photographs learning process, students value, and

student work.

Based on the research result can be concluded that the implementation of

direct instruction model can improve the quality of learning to make paper craft

works of the students of grade four of Wonosaren I primary school of Surakarta

academic year 2011/ 2012. Achievement of improvements based on the indicators are

1) Students interest in learning process to make paper craft works on cycle I reached

63,5 %, and cycle II increased to 82 %. The average increase from cycle I to cycle II

is 18,5 %; 2) Active student in the learning prosess to make paper craft on cycle I

reached 62,5 %, and cycle II increased to 78 %. The average increase from cycle I to

cycle II is 15,5 % 3) The ability of student in making paper crafts with quilling

technique on a cycle I reached 48,3 %, cycle II increased to 72,5 %. The average

increase from cycle I to cycle II is 24,2 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

vii

MOTTO

“ Semua yang ada disekitar kita, meskipun tinggi nilainya tidak ada artinya sama

sekali, tampaknya semua gersang jika kita terkena penyakit bosan”

(Jully Chung)

“ Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikan lakunya dan jadilah bijak”

(Amsal 6: 6)

“ Jangan menunda pekerjaan yang bisa kamu kerjakan hari ini. Lakukan yang terbaik

untuk hari ini dan jangan sampai menyesal bila pekerjaan yang kamu tunda tidak

selesai. Maka berjuanglah.

(Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Papa, Mama, Mas Yudi, Upik dan keluarga

besar yang telah memberikan doa dan

mendukungku.

Teman-temanku yang selalu mendukung dan

berjuang bersamaku.

Almamater FKIP UNS Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik, guna memenuhi salah satu syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Moh. Rohmadi, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FKIP UNS Surakarta.

3. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa

FKIP UNS Surakarta.

4. Adam Wahida, S.Pd, M.Sn. Selaku Pembimbing I yang dengan sabar

memberikan pengarahan, bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan baik.

5. Endang Widiyastuti, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing II yang dengan sabar

memberikan pengarahan, bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan baik.

6. Drs. Sudarsono, M.Hum. Selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan

Seni Rupa FKIP UNS Surakarta.

7. Sunarno, S.Pd. Selaku Kepala SD Negeri Wonosaren I Surakarta dan Susilowati

selaku guru mata pelajaran SBK yang memberikan ijin, bantuan dan bimbingan

dalam melaksanakan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta atas bantuan dan

kerjasamanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

x

9. Teman-teman Pendidikan Seni Rupa angkatan 2005 dan semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih belum sempurna. Oleh karena

itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Penulis berharap

skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Surakarta, November 2011

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...........

HALAMAN PENGAJUAN…………………………………………………………

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………

ABSTRAK………………………………………………………..............................

MOTTO…………………………………………………………..............................

PERSEMBAHAN…………………………………………………………………...

KATA PENGANTAR……………………………………………………………....

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………...

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..

DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………...

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………..

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………....

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………...

A. Kajian Pustaka ………………………………………………………….

1. Model Pembelajaran ………………………………………..............

2. Model Direct Instruction ……………………………………………

3. Kualitas Pembelajaran ………………………………………………

4. Karya Kerajinan Kertas ……………………………………………..

B. Penelitian yang Relevan…………………………………………………

C. Kerangka Berfikir ……………………………………………................

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

x

xi

xii

xiii

xiv

1

1

7

8

8

9

9

9

11

16

19

24

25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xii

D. Hipotesis Tindakan …………………………………………………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………..

A. Pendekatan Penelitian ………………………………………………

B. Setting Penelitian……………………………………………………

C. Sumber Data ………………………………………………………...

D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………........

E. Analisis Data ………………………………………………………..

F. Prosedur Penelitian ………………………………………………….

1. Rencana Siklus I ………………………………………………...

2. Rencana Siklus II …………………………………………….....

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………...

A. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………………….

B. Kondisi Awal Proses Pembelajaran Membuat Karya Kerajinan…...

C. Deskripsi Tiap Siklus………………………………………………..

1. Siklus I…………………………………………………………....

a. Perencanaan………………………………………………....

b. Tindakan…………………………………………………….

c. Observasi…………………………………………………….

d. Analisis dan Refleksi………………………………………..

2. Siklus II……………………………………………………….....

a. Perencanaan………………………………………………….

b. Tindakan…………………………………………………….

c. Observasi……………………………………………………

d. Analisis dan Refleksi……………………………………….

D. Deskripsi Antar Siklus………………………………………………

1. Minat ……..……………………………………………………..

2. Keaktifan………………………………………………………...

3. Kemampuan……………………………………………………..

28

29

29

30

31

31

33

34

35

38

41

41

43

46

46

46

46

51

63

66

67

67

72

86

89

89

91

92

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xiii

E. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………..

1. Proses Pembelajaran…………………………………………….

2. Hasil Pembelajaran……………………………………………....

BAB V SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN………………………

A. Simpulan……………………………………………………………..

B. Implementasi………………………………………………………...

C. Saran…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....

97

97

99

100

100

101

101

103

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Observasi Minat Siswa Sebelum Tindakan……………………... 43

Tabel 2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan…………………. 44

Tabel 3 Daftar nilai sebelum tindakan………………………………..…............ 44

Tabel 4 Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada Siklus I…………… 52

Tabel 5 Lembar Observasi Keaktifan secara Terstruktur pada Siklus I……… 53

Tabel 6 Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan

Kertas dengan Teknik Quilling pada Siklus I…………………………

59

Tabel 7 Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan

kertas dengan teknik quilling…………………………………………...

65

Tabel 8 Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada siklus II………….. 73

Tabel 9 Lembar Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II…………………… 74

Tabel 10 Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan

dengan Teknik Quilling………………………………………………...

83

Tabel 11 Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan

kertas dengan teknik quilling…………………………………………..

88

Tabel 12 Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran…………………………….... 89

Tabel 13 KeaktifanS Siswa dalam Proses Pembelajaran……………………....... 91

Tabel 14 Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik

quilling…………………………………………………………………

92

Tabel 15 Presentase Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran dengan

Indikator Minat, Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar dengan Indikator

Kemampuan…………………………………………………………….

94

Tabel 16 Rekapitulasi Hasil Belajar secara Keseluruhan dalam Pelaksanaan

siklus I dan siklus II…………………………………………………….

95

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Suasana kelas IV dalam pelajaran keterampilan membuat karya

kerajinan kertas………………………………………………….

3

Gambar 2 Contoh karya siswa dari berbagai bahan kertas yang digunakan

dalam berkarya…………………………………………………..

4

Gambar 3 Contoh gambar teknik memotong/ kimigami………………….. 21

Gambar 4 Contoh gambar teknik melipat/ origami…………………….. 21

Gambar 5 Contoh gambar teknik menoreh……………………………… 22

Gambar 6 Contoh gambar teknik menyambung…….………………….. 22

Gambar 7 Contoh gambar teknik menggulung/ quilling………………….. 23

Gambar 8 Alur Kerangka Pemikiran……………………………………. 27

Gambar 9 Skema Alur PTK oleh Hopkins………………………………… 34

Gambar 10 SD Negeri Wonosaren I Surakarta……………………………… 41

Gambar 11

Guru menunjukkan contoh karya kerajinan kertas dengan teknik

quilling untuk menggali pengetahuan siswa…………………….

47

Gambar 12

Guru memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan

tugas………………………………………………………..........

48

Gambar 13 Situasi kelas pada saat pembelajaran berlangsung……………... 51

Gambar 14 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas I) bentuk dasar teknik

quilling yang mendapat nilai 40…………………………………

54

Gambar 15 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas I) bentuk dasar teknik

quilling yang mendapat nilai 75…………………………………

55

Gambar 16 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas II) kartu ucapan dengan

teknik quilling yang mendapat nilai 65..………………………...

56

Gambar 17 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas II) kartu ucapan dengan

teknik quilling yang mendapat nilai75…………………………..

57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xvi

Gambar 18 Hasil karya siswa SIKLUS I (tugas III) hiasan dinding bertema

tumbuhan dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80….

58

Gambar 19 Guru membacakan kelompok…………………………………... 68

Gambar 20 Guru menulis tujuan pembelajaran di papan tulis………………. 70

Gambar 21 Guru berkeliling untuk membimbing siswa…………………….. 71

Gambar 22 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru………………… 72

Gambar 23 Hasil karya kelompok 6 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 45…………………

76

Gambar 24 Hasil karya kelompok 8 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 70………………..

76

Gambar 25 Hasil karya kelompok 3 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 70…………………

77

Gambar 26 Hasil karya kelompok 4 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80…………………

77

Gambar 27 Hasil karya kelompok 7 SIKLUS II ( tugas I) benda fungsional

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80…………………

78

Gambar 28 Hasil karya kelompok 6 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72…………………

78

Gambar 29 Hasil karya kelompok 4 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72…………………

79

Gambar 30 Hasil karya kelompok 2 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 77…………………

79

Gambar 31 Hasil karya kelompok 7 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 77…………………

80

Gambar 32 Hasil karya kelompok 5 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 87…………………

80

Gambar 33 Hasil karya kelompok 8 SIKLUS II ( tugas II) hiasan 3 dimensi

dengan teknik quilling yang mendapat nilai 87…………………

81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Presentase Indikator dalam Siklus I………………………………... 64

Grafik 2. Presentasi Indikator dalam Siklus II………………………………... 87

Grafik 3. Prosentase Peningkatan Minat Siswa dalam Proses

Pembelajaran………………………………………………………...

90

Grafik 4. Prosentase Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Proses

Pembelajaran………………………………………………………...

91

Grafik 5. Prosentase Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Berkarya

Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling…………………………….

93

Grafik 6. Prossentase Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran dengan

Indikator Minat, Aktivitas dan Kemampuan dalam Siklus I dan

Siklus II……………………………………………………………..

94

Grafik 7. Perkembangan Ketuntasan Hasil Belajar dalam Siklus I dan Siklus

II…………………………………………………………………….

96

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SD Negeri Wonosaren I Surakarta………………………………... 105

Lampiran 2. Denah SD Negeri Wonosaren I Surakarta……………………….... 106

Lampiran 3. Prestasi siswa…………………………………………………….... 107

Lampiran 4. Perijinan…………………………………………………………… 108

Lampiran 5. Pedoman wawancara dengan Guru sebelum penelitian…………... 109

Lampiran 6. Catatan hasil wawancara dengan Guru sebelum penelitian………. 110

Lampiran 7. Pedoman wawancara dengan siswa sebelum penelitian…………... 112

Lampiran 8. Catatan hasil wawancara dengan siswa sebelum penelitian………. 113

Lampiran 9. Silabus…………………………………………………………….. 115

Lampiran 10. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam SIKLUS I………………. 116

Lampiran 11. Kelompok siklus I………………………………………………… 117

Lampiran 12. Proses pembelajaran………………………………………………. 118

Lampiran 13. Karya siswa……………………………………………………….. 119

Lampiran 14. Daftar nilai tugas I……………………………………………….... 121

Lampiran 15. Daftar nilai tugas II……………………………………………….. 122

Lampiran 16. Daftar nilai tugas III………………………………………………. 123

Lampiran 17. Daftar nilai keseluruhan siklus I………………………………….. 124

Lampiran 18. Daftar pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa……………. 125

Lampiran 19. Daftar pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru…………….. 127

Lampiran 20. Pedoman wawncara setelah dilaksanakan siklus I………………... 128

Lampiran 21. Catatan hasil wawancara…………………………………………... 129

Lampiran 22. Lembar Observasi minat ( SIKLUS I)……………………………. 133

Lampiran 23. Lembar Observasi Keaktifan ( SIKLUS I)……………………….. 134

Lampiran 24. RPP SIKLUS I……………………………………………………. 135

Lampiran 25. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam SIKLUS II…………….... 150

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

xix

Lampiran 26 Daftar pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa……….......... 151

Lampiran 27. Daftar pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru……………... 152

Lampiran 28. Proses Pembelajaran………………………………………………. 153

Lampiran 29. Kelompok siklus II………………………………………………... 155

Lampiran 30. Karya siswa……………………………………………………….. 156

Lampiran 31. Daftar nilai tugas I…………………………………………. …….. 157

Lampiran 32. Daftar nilai tugas II………………………………………… …….. 158

Lampiran 33. Daftar nilai keseluruhan siklus II…………………………………. 159

Lampiran 34. Lembar Observasi Minat ( SIKLUS II)…………………………… 160

Lampiran 35. Lembar Observasi Aktivitas ( SIKLUS II)……………………….. 161

Lampiran 36 Catatan hasil wawancara………………………………………….. 162

Lampiran 37 Foto wawancaradengan siswa…………………………………….. 165

Lampiran 38 RPP SIKLUS II…………………………………………………… 166

Lampiran 39 Surat Keterangan dari SD Negeri Wonosaren I Surakarta………... 179

Lampiran 40. Permohonan Izin menyusun skripsi………………………………. 180

Lampiran 41. Izin penyusunan Skripsi…………………………………………... 181

Lampiran 42. Permohonan izin research/ try out……………………………… 182

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu,

hal ini merupakan prinsip yang paling mendasar bagi setiap warga Negara. Hal ini

dipertegas dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003, pasal 5 ayat 1 yang

menyebutkan bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu. Kuswanto menyatakan bahwa “untuk

mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu, seharusnya pendidikan nasional

harus memiliki visi, misi, tujuan, serta fungsi dan strategi pembangunan yang jelas.

Hal ini untuk menjadikan pendidikan yang berkualitas, relevan dengan kebutuhan

masyarakat, dan berdaya saing dalam era globalisasi” (Kuswanto dalam Ries, 2006:

40). Menurut Sukardjo dan Ukim Kamarudin (2009: 83) menyatakan bahwa

“Pendidikan yang bermutu pada dasarnya menghasilkan sumber daya manusia

(SDM) yang bermutu pula. SDM yang bermutu itu dipupuk sesuai perkembangan

potensi peserta didik semenjak pendidikan dasar, menengah dan tinggi”.

Berbagai cara telah dilakukan oleh banyak pihak untuk mewujudkan

pendidikan yang bermutu. Guna mewujudkan pembelajaran yang berkualitas,

pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah nomer 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari undang-

undang sistem pendidikan nasional, yang di dalamnya memuat tentang standar

proses. Standar proses adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompotensi kelulusan. Bab IV pasal 19 ayat 1 SNP lebih jelas menerangkan bahwa

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarkan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

2

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas

dan kemampuan sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta

didik (Mimin Haryati, 2007: 211).

Terkait dengan pembelajaran ysng berkualitas maka masalah utama yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Wonosaren I Surakarta

adalah rendahnya kualitas pembelajaran keterampilan membuat karya kerajinan

kertas. Rendahnya kualitas pembelajaran dilihat dari proses pembelajaran dan hasil

belajar. Hal ini seperti pendapat Wina Sanjaya (2008: 320) “rendahnya kualitas

pendidikan dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi proses dan sisi hasil. Dari sisi proses

adalah adanya anggapan bahwa selama ini proses pendidikan yang dibangun oleh

guru, dianggap cenderung terbatas pada penugasan materi pelajaran atau bertumpu

pada aspek kognitif tingkat rendah atau proses belajar mengajar dianggap

menempatkan siswa sebagai objek yang harus diisi dengan berbagai informasi.

Komunikasi terjadi satu arah yaitu dari guru ke siswa”.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2011 di SD

Negeri Wonosaren I Surakarta, dapat diketahui bahwa kualitas pembelajaran

membuat karya kerajinan kertas rendah. Hal ini dapat dilihat dari proses

pembelajaran dan nilai yang belum memuaskan. Siswa cenderung pasif dalam proses

belajar mengajar, minat dan motivasi siswa dalam menerima pelajaran masih rendah,

sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran metode yang digunakan guru yaitu

metode ceramah, mencontoh dan pemberian tugas.

Guru menyampaikan materi menggunakan metode ceramah, tetapi dalam

proses pembelajarannya guru kurang memperhatikan seberapa sebesar keterlibatan

siswa dalam menerima materi. Guru menganggap siswa yang tidak bertanya berarti

sudah paham, padahal siswa tidak bertanya karena siswa bingung, tidak minat

mendengarkan dan bertanya, bahkan ada yang takut untuk bertanya. Guru

mendominasi kegiatan belajar mengajar dan siswa kurang diberi keleluasaan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

3

berpendapat, seperti diskusi maupun presentasi. Komunikasi yang terjadi hanya satu

arah yaitu dari guru ke siswa, akibatnya siswa menjadi pasif.

Gambar 1. Suasana kelas IV dalam pelajaran keterampilan membuat karya kerajinan

kertas (Dok. Daru Endah: 2011)

Metode mencontoh dilakukan oleh guru dengan menunjukkan bagaimana cara

pembuatan karya kerajinan kertas, kemudian langsung memberikan tugas. Guru

hanya memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya, apabila siswa tidak

bertanya guru menganggap bahwa siswa sudah bisa. Pada metode ini guru juga belum

memotivasi siswa untuk berfikir kreatif dan mengembangkan contoh yang

ditunjukkan guru, sehingga siswa belum mampu untuk mengemukakan ide-ide kreatif

yang berakibat siswa tidak mampu mengembangkan contoh guru. Hal ini sesuai

dengan pendapat Jazuli (2008: 11) “sadar atau tidak, para guru cenderung

mengarahkan siswa pada pengayaan pengetahuan teoritis dan piawai meniru karya

seni yang ada daripada berkreasi maupun mengembangkan potensi dan imajinasinya”

Apabila dilihat dari sisi hasil, nilai yang diperoleh siswa tidak merata.

Kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta dalam membuat karya

kerajinan kertas tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari minimnya

pengetahuan siswa tentang materi kerajinan kertas, sehingga siswa kurang bisa

merancang karya kerajinan dengan bahan kertas. Minimnya minat dan motivasi siswa

dalam berkarya berakibat pada kurang bertanggung jawabnya siswa dalam

mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Nilai yang diperoleh juga rendah dan belum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

4

memenuhi standar KKM yaitu 68. Siswa yang memenuhi standar KKM hanya 16

siswa (40%) dari 40 siswa, dan 24 siswa (60%) belum memenuhi standar KKM.

Selama ini guru sudah menggunakan beberapa jenis kertas seperti kertas

koran, kertas lipat, kertas marmer, namun hasilnya belum optimal. Sedangkan dalam

penilaian guru SBK hanya menekankan nilai yang berasal dari hasil karya siswa. Hal

ini juga menjadi salah satu faktor rendahnya kualitas pembelajaran dari segi hasil.

Hal ini dikarenakan guru hanya berpatokan pada aspek keterampilan psikomotorik

saja, tanpa memperhatikan aspek kognitif dan afektif. Untuk meningkatkan hasil

belajar perlu ditingkatkan aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif dapat dinilai dari

pemahaman siswa tentang materi yang diwujudkan dalam karya dan tes tertulis

maupun presentasi. Aspek afektif dapat dinilai dari aktifitas siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran dan aspek psikomotorik dapat dinilai dari kemampuan siswa

dalam berkarya kerajinan dari bahan kertas.

Gambar 2. Contoh karya siswa dari berbagai bahan kertas yang digunakan dalam

berkarya ( Dok. Daru Endah. 2011)

Pengoptimalan peningkatan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan

kertas diperlukan adanya model pembelajaran yang menekankan pada peningkatan

minat belajar siswa yang bisa meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Salah satunya dengan penerapan model pembelajaran langsung atau Direct

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

5

Instruction. Menurut Sofyan Amri dan Iif Khoiru (2010: 39) menjelaskan“Model

Direct Instruction atau pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang

dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun

minat, menimbulkan rasa ingin tahu dan merangsang untuk berfikir”. Sementara

Arends dalam Trianto (2009: 41) menjelaskan pengertian “model pembelajaran

langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan

prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan

yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Menurut Silbernam dalam Sofan Amri

dan Iif Khoirul (2010: 39) “pengajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara

aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan

diajarkan. Guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan

siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala

ukuran kelas dengan materi pelajaran apapun”.

Ciri-ciri model pembelajaran langsung menurut Kardi dan Nur dalam Trianto

(2009: 41) adalah, “ (1) adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa

termasuk prosedur penilaian hasil belajar; dan (2) fase atau pola keseluruhan dan alur

kegiatan yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung

dengan berhasil”.

Direct Instruction atau model pembelajaran langsung memiliki 5 fase yang

sangat penting yaitu: 1) menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa; 2)

mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan; 3) latihan terbimbing; 4)

mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik; 5) memberikan

kesempatan mandiri. Fase Direct Instruction tersebut dapat dikembangkan menjadi

beberapa fase yang lebih lengkap, seperti yang diungkapakan oleh Daniel Muijs dan

David Reynold (2008: 59-60). Fase tersebut yaitu: 1) Directing; 2) Instructing; 3)

Demonstrating; 4) Eexplaining and illustrating; 5) Questioning and discussing; 6)

Consolidating; 7) Evaluating pupils responses; 8) Summarizing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

6

Guru perlu meningkatkan minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran

kerajinan kertas sehingga tujuan pembelajaran dan kompetensi dapat tercapai dengan

baik dan optimal. Karena dengan tercapainya tujuan dan kompetensi tersebut, maka

kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas juga menjadi lebih baik. Maka

diterapkan model Direct Instruction. Adapun alur kegiatan pembelajaran, sebagai

berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas

dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan

dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya

kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi

kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang karya kerajinan kertas

dengan teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3)

Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan

kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah sehingga siswa

bisa jelas dalam menangkap materi. Dalam demonstrasi ini guru harus benar-benar

menguasai keterampilan karena dalam model ini berpegang teguh pada asumsi bahwa

sebagian yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap model yaitu guru. Tingkah

laku model atau guru yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa. Pada

tahap ini siswa mengamati demonstrasi dari guru; 4) Eexplaining and illustrating.

Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas

dan merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa

dalam berkarya kemudian memberikan bimbingan kepada siswa yang belum paham;

5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut

ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya jawab dilakukan untuk

mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi yang disampaikan guru

dan untuk mengetahui masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran sehingga

guru dapat memberikan masukan kepada siswa untuk memperbaiki karya yang

kurang maksimal; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan

dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas; 7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

7

Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan

keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan; 8)

Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin menerapkan Direct

Instruction atau model Pembelajaran Langsung untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran membuat karya kerajinan kertas melalui Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Adapun fokus permasalahan ini dibatasi dengan judul: PENERAPAN

MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA

KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN I SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

didefinisaikan definisi operasional yaitu model Direct Instruction adalah pendekatan

mengajar yang dirancang untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar,

memperoleh informasi dan menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik

yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.

Sedangkan kualitas pembelajaran adalah baik tidaknya suatu pembelajaran yang

dapat dilihat dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran

pendidikannya.

Berdasarkan definisi operasioanl di atas dapat dirumuskan rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah penerapan model Direct Instruction

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada

siswa kelas IV semester I di SD Negeri Wonosaren I Surakarta tahun ajaran

2011/2012?”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

8

C. Tujuan Penelitian dan Indikator Ketercapaian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan maka tujuan penelitian

ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas

pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta melalui penerapan model

Direct Instruction. Untuk mengukur ketercapaian tujuan di atas maka dirumuskan

indikator sebagai berikut:

1) 70% siswa menunjukkan minat terhadap kegiatan belajar mengajar membuat

karya kerajinan kertas.

2) 70% siswa aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas.

3) 70% siswa mampu membuat karya kerajinan kertas, baik secara kelompok

maupun individu.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1) Teoritis, sebagai berikut:

a. Dapat menambah pengetahuan tentang model Direct Instruction

b. Sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti tentang peningkatan

kualitas pembelajaran maupun tentang model Direct Instruction

2) Praktis

a. Bagi Siswa dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam

pembelajaran dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru dapat menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam perbaikan

kualitas pembalajaran.

c. Bagi Sekolah dapat menambah pengetahuan untuk menentukan kebijakan

baru guna memperbaiki kualitas pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran

Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian model

pembelajaran, seperti yang di ungkapkan Mills dalam Agus Suprijono (2009: 45)

menjelaskan bahwa “Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual

yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasrkan model itu”. Meyer dalam Trianto (2009: 21) berpendapat bahwa “model

dimaknakan sebagai suatu obyek atau konsep yang digunakan untuk

merepresentasikan sesuatu hal sebagai, sesuatu yang nyata dan konversi untuk

mengubah sebuah bentuk yang lebih komperehensif”.

Undang-undang sidiknas no 20 tahun 2003 (2003: 4) menyebutkan pengertian

“Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar Pembelajaran terdiri atas komponen tujuan,

materi, pendekatan, strategi, metode, sarana, sumber belajar serta penilaian hasil

belajar”. Agus Suprijono (2009: 13) “Pembelajaran berdasarkan makna laksikal

berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Dalam pembelajaran guru menyediakan

fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk dipelajari”. Omar Hamalik (2001: 57)

menjelaskan pengertian “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material. Fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem

pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya: tenaga

labolatorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, dan

film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas,

perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode

penyampaian informasi, praktik belajar, ujian dan sebagainya”. Sedangkan Jazuli

9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

10

(2008: 138) menjelaskan bahwa “Pembelajaran merupakan proses interaksi antara

siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu kondisi yang disengaja

diciptakan agar terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang

dimaksud menyangkut perubahan yang terjadi secara sadar, kontinyu dan fungsional,

bersifat positif dan aktif serta tidak bersifat sementara, memiliki tujuan atau terarah,

dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku”.

Umiarso & Imam Gojali (2010:100-101) berpendapat bahwa “Proses

pembelajaran yang efektif semestinya menumbuhkan kreasi, daya nalar, rasa

keingintahuan, dan eksperimentasi-eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-

kemungkinan baru (walaupun hasilnya nanti keliru), memberikan keterbukaan

terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, menumbuhkan demokrasi, dan

memberikan toleransi pada kekeliruan-kekeliruan akibat kreatifitas berfikir”. Syaiful

Sagala dalam Trianto (2010: 30) berpendapat bahwa “Dalam pembelajaran siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan. Pendidikan merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan

peserta didik atau murid”.

Model pembelajaran dalam Agus Suprijono (2009: 46) yaitu ”pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun

tutorial. Hal ini senada dengan pendapat Joyce dalam Trianto (2009: 22) bahwa

“Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-lain. Sementara Soekamto dalam

Trianto (2009: 22) menjelaskan bahwa “Model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan aktivitas belajar mengajar”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

11

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu pedoman yang digunakan guru untuk merencanakan suatu pembelajaran

secara sistematis untuk mencapai tujuan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi

yang terjadi dua arah yaitu dari siswa dan guru. Agar komunikasi berjalan dengan

baik, guru harus melibatkan siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Dengan

komunikasi dua arah tersebut maka terjadi hubungan yang seimbang antara siswa dan

guru. Terkait dengan penelitian ini guru menggunakan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan minat, motivasi dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang

akan dipelajari. Guru juga melibatkan siswa dalam pembelajaran yaitu dalam

memperbaiki komunikasi yang selama ini hanya terjadi satu arah menjadi dua arah.

Dengan keseimbangan komunikasi tersebut diharapakan situasi pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan dan tidak ada rasa takut untuk bertanya maupun

berpendapat.

2. Model Direct Instruction atau Model Pembelajaran Langsung

Perkembangan model pembelajaran berlangsung dari waktu ke waktu secara

terus menerus sejalan dengan perkembangan manusia dan kebudayaan. Ada banyak

model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli untuk mengoptimalisasi

proses pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat Arends dalam Trianto (2009: 25)

“menyeleksi 6 model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam

mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran

kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas.

Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan active teaching.

Pembelajaran ini juga dinamakan whole class teaching atau pengajaran seluruh kelas.

Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam

mengusung isi pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara

langsung kepada seluruh kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

12

Muhammad Faiq berpendapat “model Direct Instruction merupakan suatu

pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan

dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Apabila guru menggunakan model pembelajaran langsung atau Direct Instruction ini

guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan

tanggung jawab yang besar terhadap pengstrukturan isi atau materi atau keterampilan,

menjelaskan kepada siswa, pemodelan atau pendemonstrasian yang dikombinasikan

dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan

konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik”.

(http://penelitiantindakankelas. blogspot.com diakses 6 maret 2009). Sedangkan

Arends dalam Trianto (2009: 41) menjelaskan pengertian “model pembelajaran

langsung merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan

pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan

pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah”.

Strategi pembelajaran langsung dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap

mata pelajaran untuk membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, serta

merangsang siswa untuk berfikir. Siswa tidak bisa berkembang apabila dipikiran

siswa dikembangkan oleh guru karena banyak guru membuat kesalahan dalam

mengajar yaitu sebelum siswa merasa terlibat dalam proses belajar mengajar dan siap

secara mental, guru sudah memberi materi pelajaran. Walaupun model Direct

Instruction ini berpusat pada guru, tetapi tetap melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran yaitu dengan memperhatikan, mendengarkan, tanya jawab dan bukan

berarti guru bersikap otoriter, dingin dan tanpa humor.

Ciri-ciri model Direct Instruction menurut Trianto (2009: 41) adalah 1)

adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur

penilaian hasil belajar; 2) fase atau pola keseluruhan dan atau kegiatan pembelajaran;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

13

3) sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan

pembelajaran tertentu berlangsung dengan berhasil.

Pendekatan utama dalam Direct Instruction ini adalah modeling. Modeling

berarti mendemostrasikan suatu prosedur kepada peserta didik. Modeling mengikuti

urutan-urutan berikut: 1) guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai

sebagai hasil belajar; 2) perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang

sudah dimiliki peserta didik; 3) guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku

tersebut dengan cara yang jelas, terstruktur dan berurutan disertai penjelasan

mengenai apa yang dikerjakan setelah setiap langkah selesai dikerjakan; 4) siswa

perlu mengingat langkah-langkah yang dilihat dan kemudian menirukannya ( Agus

Supijono, 2009: 47)

Pembelajaran langsung menurut Kardi dapat berbentuk ceramah, demonstrasi,

pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Model pembelajaran langsung terdapat 5

fase yang sangat penting. Sintak atau fase model Direct Instruction yaitu: 1)

menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa; 2) mendemonstrasikan pengetahuan

dan keterampilan; 3) membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik; 5) memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapan.

Menurut Daniel Muijs dan David Reynold dalam Agus Suprijono (2009: 51-

52) menyatakan bahwa: “ kelima fase Direct Instruction dapat dikembangkan sebagai

berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas

dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan

dan menarik perhatian peserta didik pada poin-poin yang membutuhkan perhatian

khusus; 2) Instructing. Guru memberikan informasi dan menginstruksikannya dengan

baik; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan dan membuat model

dengan menggunakan sumber serta display visual yang tepat; 4) Eexplaining and

illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan

yang pas dan merujuk pada metode sebelumnya; 5) Questioning and discussing. Guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

14

bertanya dan memastikan seluruh peserta didik ikut ambil bagian. Guru

mendengarkan dengan saksama jawaban siswa dan merespon secara konstruktif

untuk mengembangkan belajar siswa. Guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan

terbuka dan tertutup. Guru memastikan bahwa siswa dengan semua kemampuan yang

dimilikinya terlibat dan memberikan kostribusi dalam diskusi. Guru memberikan

waktu kepada siswa untuk memikirkan jawabanya sebelum peserta didik menjawab;

6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan

mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui berbagai macam kegiatan di

kelas. Guru dapat pula memberi tugas-tugas yang difokuskan dengan baik untuk

dikerjakan di rumah. Guru meminta siswa bersama pasangan atau kelompoknya

melakukan refleksi atau membahas sebuah proses. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa memperluas ide-ide dan penalarannya, membandingkannya dan

kemudian menyempurnakan metode dan cara yang mereka gunakan. Guru meminta

siswa memberikan berbagai macam cara untuk mendekati sebuah masalah. Guru

meminta mereka menggeneralisasikan atau memberi contoh-contoh yang cocok untuk

dijadikan pernyataan umum; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi

presentasi hasil kerja siswa; 8) Summarizing. Guru menerangkan apa yang telah

diajarkan dan apa yang sudah dipelajari siswa selama dan menjelang akhir pelajaran.

Guru mengidentifikasi dan mengoreksi kesalah pahaman. Guru mengundang siswa

mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan menarik poin-poin serta ide-ide kunci.

Kebaikan pembelajaran langsung dalam Wulan Widayati (2010: 17-18)

adalah sebagai berikut: 1) enthusiastic atau antusiasme; 2) warm accepting atau

tercipta suasana belajar yang hangat dan demokratis; 3) humorous; 4) supportive; 5)

encouraging atau berisi ajakan; 6) adaptable flexible atau penyampaian materi

disesuaikan dengan kondisi kelas; 7) knowledgeable atau mengandung unsur

pengetahuan; 8) hold-high expectations for student success atau memiliki harapan

yang tinggi akan kesussesan siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

15

Ada beberapa alasan lain mengapa model Direct Instruction ditemukan lebih

efektif dibanding dengan pendekatan-pendekatan belajar terindividualisasi, salah

satunya adalah bahwa studi-studi mengemukakan bahwa mengajar seluruh kelas

benar-benar memungkinkan guru melakukan kontak dengan masing-masing individu

atau siswa dibandingkan pemberian tugas-tugas individual. Selain itu, interaksi antara

siswa dan guru merupakan aspek krusial dalam proses belajar-mengajar yang sukses.

Murid juga ditemukan lebih banyak terlibat dalam tugas selama sesi-sesi seluruh

kelas dibanding selama pengajaran terindividualisme. Ini terutama disebabkan karena

lebih mudah bagi guru untuk memantau seluruh kelas sembari mengajar dibanding

memantau murid orang per orang. Mengajar seluruh kelas juga memungkinkan guru

dengan mudah mengubah atau membuat variasi kegiatan serta memberikan reaksi

yang cepat terhadap tanda-tanda bahwa siswanya mulai “paham” baik melalui tanda-

tanda berkurangnya pemahaman terhadap isi pelajaran yang disampaikan atau

melalui tanda-tanda kebosanan. ( Daniel Muijs & David Reynolds,2008:45)

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model Direct

Instruction adalah suatu pendekatan yang membantu siswa untuk mempelajari

pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan tentang karya keajinan kertas, dan

pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang proses pembuatan kerajinan kertas

secara bertahap. Model Direct Instruction ini mempunyai delapan fase yang penting,

hal ini dikarenakan kedelapan fase menurut Daniel Muijs & David Reynolds lebih

lengkap bila dibandingkan dengan kelima fase menurut Kardi. Kedelapan fase

tersebut yaitu: 1) Directing; 2) Instructing; 3) Demonstrating; 4) Eexplaining and

illustrating; 5) Questioning and discussing; 6) Consolidating; 7) Evaluating pupils

responses; 8) Summarizing. Dalam penelitian ini kedelapan fase tersebut diterapkan

dalam mata pelajaran keterampilan khususnya dalam membuat karya kerajinan

kertas. Fase tersebut yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa

yang harus dikerjakan dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

16

gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru

memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang

karya kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan

bahan yang diperlukan; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan

tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi

selangkah sehingga siswa bisa jelas dalam menangkap materi. Dalam demonstrasi ini

guru harus benar-benar menguasai keterampilan karena dalam model ini berpegang

teguh pada asumsi bahwa sebagian yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap

model yaitu guru. Tingkah laku model atau guru yang baik maupun yang buruk

merupakan acuan siswa. Pada tahap ini siswa mengamati demonstrasi dari guru; 4)

Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan

tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling

untuk melihat cara kerja siswa dalam berkarya kemudian memberikan bimbingan

kepada siswa yang belum paham; 5) Questioning and discussing. Guru bertanya dan

memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya

jawab ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi

yang disampaikan guru dan untuk mengetahui masalah yang dialami siswa dalam

pembelajaran sehingga guru dapat memberikan masukan kepada siswa untuk

memperbaiki karya yang kurang maksimal; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan

kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui

kegiatan di kelas.; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa

dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik

secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa

dalam proses pembelajaran.

3. Kualitas Pembelajaran

Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian mutu atau

efektifitas atau kualitas, seperti yang dikemukakan oleh Edward Sallis dalam Agung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

17

(2010: 33) menjelaskan pengertian “ mutu adalah sebuah filosofis dan metodologis

yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan-perubahan dan mengatur

agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan esternal yang berlebihan”. Sementara

menurut Sudarwan Danim dalam Umiarso & Imam Gojali (2010: 125) bahwa ”mutu

pendidikan mengacu pada masukan, proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan

dapat dilihat dari beberapa sisi: 1) kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya

manusia; 2) memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga,

buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah dll; 3) memenuhi atau tidaknya masukan

berupa perangkat lunak, seperti: peraturan, stuktur organisasi, dan deskripsi kerja; 4)

mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti: visi, motivasi,

ketekunan dan cita-cita”.

Juran dalam Komariah & Cepi Triatna (2008: 9) menyatakan “ mutu

didefinisikan sebagai m-kecil dan M-besar. m-kecil adalah mutu dalam arti sempit,

berkenaan dengan kinerja bagian organisasi dan tidak dikaitkan dengan semua jenis

pelanggan. M-besar adalah mutu dalam arti luas, berkenaan dengan seluruh kegiatan

organisasi yang dikaitkan dengan kebutuhan semua jenis pelanggan. M-besar inilah

yang dimaknai dengan mutu terpadu”. Peter dan Yenny Salim (1991: 781) dan

menurut KBBI (2007: 603) berpendapat bahwa “ kualitas berarti tingkat baik dan

buruknya sesuatu”. Sedangkan Tampubolon dalam Sambisalim.com yang diakses

tanggal 6 Oktober 2009 “ mutu dapat berarti mempunyai sifat terbaik dan tidak ada

lagi yang melebihi. Mutu tersebut absolut dan dilain pihak mutu dapat berarti

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang disebut mutu relatif. Mutu

absolut juga mengandung arti: 1) sifat terbaik itu tetap atau tahan lama; 2) tidak

semua orang dapat memiliki dan; 3) ekslusif. Mutu relatif selalu berubah sesuai

dengan perubahan pelanggan dan sifat produk selalu berubah sesuai dengan

keinginan masyarakat”. Etziono dalam Wulan Widayati (2010: 6) “ secara definisi

efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan

sasarannya. Efektifitas ini sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

18

mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian

efektifitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktifitas, akan tetapi dapat pula

dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.

Umiarso dan Imam Gozali (2010: 132) menjelaskan bahwa “Dalam konteks

pendidikan, pengertian mutu dalam hal ini berpedoman pada hasil pendididkan yang

mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada kurun waktu tertentu. Prestasi

yang dicapai dapat berupa hasil tes kemampuan akademis atau prestasi di bidang lain.

Bahkan, prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang, seperti

suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, dan sebagainya”.

Proses dan pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi, agar

proses itu tidak salah arah, maka mutu dalam arti hasil output harus dirumuskan

terlebih dahulu, dan target yang akan dicapai untuk setiap kurun waktu tertentu harus

jelas. Selain itu, berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu hasil

output yang ingin dicapai. (Umiarso & Imam Gojali, 2010: 133).

Proses pendidikan yang bermutu, tercakup berbagai input, seperti bahan ajar

(kognitif, afektif atau psikomotorik), metodologi, administrasi, sarana dan prasarana,

sumber daya lainnya, serta penciptaan suasana yang kondusif (Umiarso & Imam

Gojali,2010:132-133)

Petunjuk teknis pelaksanaan UU SPN (2009: 97-98) menjelaskan

“Peningkatan mutu dimasa depan dapat memberikan dampak bagi perwujudan

eksisitensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman

dan budaya. Selain itu upaya peningkatan mutu dapat meningkatkan taraf hidup

masyarakat serta daya saing bangsa. Peningkatan mutu pendidikan semakin diarahkan

pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pendidikan formal atau non formal

dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan, dan mencerdaskan

sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan siswa”,

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu atau efektifitas

atau kualitas adalah suatu yang mampu meningkatkan perubahan pada seseorang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

19

untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Dalam penelitian ini kualitas

pembelajaran membuat karya kerajinan kertas di SD Negeri Wonosaren I surakarta

rendah, oleh karena itu guru mencari alternatif lain dari segi teknik dan bahan yang

bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi dan rasa ingin tahu siswa terhadap

karya kerajinan kertas. Teknik yang dipakai guru dalam penelitian ini adalah teknik

quilling. Dalam pembuatan kerajinan kertas ini ada beberapa cara yang digunakan

yaitu: memotong atau menggunting yang sering disebut kirigami, melipat yang sering

disebut origami, menyambung, dan menggulung yang sering disebut quilling.

4. Karya Kerajinan Kertas

BNSP (2006: 2) “ kerajinan dapat dibedakan atau dikelompokkan menjadi

kerajinan bahan alami dan buatan, kerajinan dari bahan lunak dank eras dan kerajinan

alternatif (mixed media). Jenis karya kerajinan menekankan pada keterampilan teknik

pembuatan karya, dengan hasil berupa karya fungsional dan non fungsional atau hias.

Kerajinan menggunakan media tertentu, misalnya kayu, bambu, logam, tanah liat,

kertas dan tekstil. Kerajinan dibentuk dengan teknik tertentu seperti ukir, raut, batik,

anyam, sulam, makram, jahit dan sebagainya. Sedangkan Soemarjadi, Muzni dan

Wikdati (2001: 4) ”kerajinan terdiri dari kerajinan kayu, bambu, tali, keramik, kulit,

ukir, batik, mosaik dan kertas”.

Revi Devi (2006:5) berpendapat “Banyak sekali hal yang bisa dilakukan

dengan menggunakan kertas. Selain untuk menulis, mencetak, membungkus barang,

kertas juga dapat dipakai untuk berbagai keperluan dan kegiatan lainnya, salah

satunya dengan berkarya kerajinan dari kertas”. Kerajinan kertas adalah suatu

aktifitas keterampilan yang menggunakan kertas sebagai media atau bahan dasar.

Soemarjadi, Muzni & Wikdati (2001: 20) menjelaskan pengertian “Kertas adalah

barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek,

dilipat, digulung, direkat, dicoret, mempunyai sifat-sifat sangat beda dengan bahan

bakunya yaitu tumbuhan”. Soemarjadi, dkk (2001: 27-28) berpendapat bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

20

“Semakin tipis, kertas semakin mudah pengerjaannaya. Pada umumnya kertas

memiliki sifat-sifat, yaitu dapat: 1) dibakar dengan mudah; 2) menyerap air; 3)

dilipat kesegala arah; 4) dipotong dengan gunting maupun dipisau; 5) dirobek; 6)

direkat dengan lem; 7) ditorek dengan benda runcing atau tumpul; 8) digulung; 9)

diremas-remas; 10) ditusuk dengan jarum atau benda runcing; 11) disambung; 12)

dijepit; 13) dilubangi dengan alat khusus”.

Kerajinan kertas tidak banyak memerlukan peralatan. Itupun bukan peralatan

khusus sehingga sebagian besar alat pembuatan kerajinan kertas dapat ditemukan di

rumah. Alat-alat tersebut antara lain: a) alat potong. Semua alat potong dapat

digunakan seperti: gunting, pisau dapur, pisau saku,silet atau kater. b) alat penoreh.

Menoreh adalah menggores pada permukaan kertas dengan benda runcing dan tumpul

sehingga kertas tersebut mudah dilipat. Tetapi dalam menggores kertas jangan sampai

putus sebab bukan itu tujuannya. Alat ini dapat berupa: ujung gunting, ujung pisau, c)

mistar. Alat ini diperlukan sebagai alat bantu untuk melipat kertas, memotong,

menoreh yang memerlukan arah lurus, d) alat penggulung. Kertas dengan mudah

dapat digulung dengan bantuan alat seperti: mistar, pensil, bilah kayu. Dengan alat ini

dapat dihasilkan kertas yang bergulung-gulung. e) perekat. Alat ini digunakan untuk

menyambung kertas yang bertujuan untuk pelebaran, perpanjangan. Yang termasuk

alat ini adalah: lem, slotip, dan plester kertas.

Jenis karya kerajinan kertas didasarkan pada teknik penggarapannya. Adapun

teknik penggarapannya yaitu:

a) Teknik dasar memotong, menggunting atau cutting

Teknik ini sering disebut juga kimigami. Teknik ini memberikan peluang

untuk menemukan dan menyusun gambar dekoratif maupun benda hias baik pola

simetri, asimetri maupun bebas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

21

Gambar 3. Contoh gambar teknik memotong/ kimigami ( www.google.com)

b) Teknik dasar melipat atau folding

Teknik ini memberikan peluang untuk menetukan bentuk-bentuk dekoratif,

benda bidang dan benda hias tiga dimensional. Teknik ini juga disebut origam.

Maya Hirai (2010: iii) berpendapat “awalnya origami hanya menjadi tradisi

hiasan pelengkap hadiah-hadiah pada masyarakat etnik di Jepang, karena harga

kertas sangat mahal, tetapi seiring perkembangan jaman dan harga kertas murah

origami menjadi alat bermain”.

Gambar 4. Contoh gambar teknik melipat/ origami ( www.google.com)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

22

c) Teknik dasar menoreh atau scoring

Teknik ini memberikan peluang untuk memperoleh gambar timbul atau

relief. Torehan-torehan yang dibuat pada gambar di atas kertas menyebabkan

adanya lipatan sehingga memunculkan gambar tersebut sebai relief.

Gambar 5. Contoh gambar teknik menoreh (Soemarjadi, dkk: 2001)

d) Teknik dasar menyambung atau bending

Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bentuk-bentuk geometris,

memperluas bidang atau memperpanjang kertas.

Gambar 6. Contoh gambar teknik menyambung (Soemarjadi, dkk: 2001)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

23

e) Teknik dasar menggulung kertas.

Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang

tidak dicapai dengan teknik lain. Revi Devi (2006:8) “kegiatan menggulung

kertas atau paper quilling merupakan sebuah proses dari menggulung dan

membentuk kertas-kertas panjang, lalu mengaturnya menjadi suatu bentuk

tertentu. Dari bentuk-bentuk tersebut dapat dihasilkan banyak desain yang

berbeda satu sama lain”

Gambar 7. Contoh gambar teknik menggulung/ quilling ( www.google.com)

f) Teknik gabungan

yaitu dengan menggabung atau mengombinasikan beberapa teknik dalam

membuat karya kerajinan kertas, seperti: gabungan teknik melipat dan memotong,

gabungan teknik memotong, menyambung, dan menggulung, dan lain-lain.

Soemarjadi, dkk (2001: 34) “Kriteria pembuatan kerajinan kertas yang baik

adalah 1) bentuk benda kerajinan harus sesuai dengan kegunaan; 2) pemilihan bahan

kertas harus menunjang fungsi benda karajinan; 3) apabila menggunakan kertas-

kertas warna, perlu memperhatikan kombinasi warna; 4) penggarapan bahan harus

rapi dan bersih; 5) penampilan benda kerajinan harus memperhatikan nilai artistik”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

24

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerajinan kertas

adalah suatu hasil karya buatan manusia yang menggunakan kertas sebagai bahan

dasarnya. Kerajinan kertas dipilih karena bahan yang dipakai mudah didapatkan dan

mudah dalam penggarapannya. Teknik yang digunakan sangat sederhana yaitu

memotong, melipat, menoreh, menyambung, dan menggulung.

A. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Arinda Retnani Anggai. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction

sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA

Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2009/ 2010. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: 1) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dari 23 siswa ( 67,63

%) pada siklus I menjadi 26 siswa ( 73,33 %) pada siklus II; 2) Keaktifan siswa

dalam mnejawab pertanyaan selama KBM dari 24 siswa ( 70,59 %) pada siklus I

menjadi 28 siswa (82,35 %) pada siklus II; 3) keaktifan siswa dalam

mendemonstrasikan tugas ke depan kelas dari 23 siswa ( 67,65 %) pada siklus I

menjadi 25 siswa ( 76,47 %) pada siklus II; 4) Nilai rata-rata kelas pada observasi

awal 72,06 menjadi 80 pada siklus I dan menjadi 86,62 pada siklus II. Pada siklus

I rata-rata kelas 80 sebanyak 29 siswa ( 85,3 %) mendapat nilai diatas 68. Pada

siklus II rata-rata 86,62 sehingga terjadi peningkatan disbanding siklus I,

sebanyak 34 siswa (100 %) sudah mencapai nilai diatas 68.

2. Wulan Widayati. Penerapan Model Pembelajaran Direct untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Akutansi Kelas XI IPS 3 MAN 1 Surakarta Tahun Ajaran

2009/ 2010. Hasil penelitian menunjukkan: terdapat peningkatan kualitas

pembelajaran akutansi dengan Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari

beberapa indikatorsebagai berikut: 1) keaktifan siswa selama proses pembelajaran

menunjukkan sebanyak 14 siswa pada siklus I dan 23 pada siklus II; 2) ketelitian

dan ketepatan menyelesaikan tugas17 siswa dalam siklus I dan 24 siswa pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

25

siklus II; 3) pencapaian hasil belajar dari 18 siswa (60 %) menjadi 26 siswa (87

%). Rata-rata nilai siswa meningkat siklus I 70,67 dan siklus II 85,67.

B. Kerangka Berfikir

Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana proses pembelajaran

berlangsung dan hasil yang diperoleh siswa. Sedangkan proses pembelajaran

dipengaruhi oleh minat dan motivasi. Rendahnya minat dan motivasi dalam

pembelajaran menjadikan kualitas pembelajaran kurang optimal dan kurang

menyenangkan. Selain itu komunikasi antara guru dan peserta didik juga sangat

menentukan. Selain proses pembelajaran, model pembelajran juga berpengaruh

terhadap kualitas suatu pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri

Wonosaren I Surakarta dalam membuat karya kerajinan kertas dapat diketahui bahwa

kualitas pembelajarannya rendah. Hal ini dapat dilihat dari minat dan aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar keterampilan kerajinan rendah, siswa cenderung pasif

dan ramai di dalam kelas, rasa tanggung jawab siswa dalam membuat dan

mengumpulkan tugas rendah serta nilai yang diperoleh siswa juga rendah, 60 % dari

jumlah siswa 40 belum memenuhi Standar KKM 68.

Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah model pembelajaran

yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Dengan

adanya minat dan motivasi dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu peneliti menggunakan Direct Instruction atau

pembelajaran langsung atau whole class teaching. Model pembelajaran ini dirancang

untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat,

menimbulkan rasa ingin tahu dan merangsang untuk berfikir.

Pelaksanan Direct Instruction dalam penelitian ini dilakukan dalam 8 fase

yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan

memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

26

menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar dan karya kerajianan

kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru memberikan informasi kepada

siswa dan menginstruksikannya dengan baik, tentang karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling yaitu penjelasan tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3)

Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan

kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah sehingga siswa

bisa jelas dalam menangkap materi; 4) Eexplaining and illustrating. Guru

memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan

merujuk pada pekerjaan siswa. Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam

berkarya kemudian memberikan bimbingan kepada siswa yang belum paham; 5)

Questioning and discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil

bagian dan terlibat dalam pembelajaran. Tanya jawab dilakukan untuk mengetahui

sejauhmana pengetahuan siswa tentang materi yang disampaikan guru; 6)

Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan

apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di kelas; 7) Evaluating pupils responses.

Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan

guru memberikan umpan balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa

yang sudah dipelajari siswa dalam proses pembelajaran.

Kualitas pembelajaran menjadi permasalahan utama yang dihadapi dalam

pembelajaran kerajinan kertas di kelas IV SD Negeri I wonosaren Surakarta.

Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, proses

pembelajaran kerajinan kertas melalui Direct Instruction menggunakan teknik

quilling dengan media kertas warna. Pada saat guru mendemostrasikan pembuatan

karya kerajian kertas siswa melihat. Sedangkan dalam siklus II, proses pembelajaran

kerajinan kertas melalui Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan

media kertas daur ulang. Pada saat guru mendemostrasikan pembuatan karya kerajian

kertas siswa mengikuti. Oleh karena itu digambarkan skema dalam kerangka

pemikiran yaitu sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

27

Gambar 8: Alur Kerangka Pemikan

Kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas rendah

Proses pembelajaran

Guru

Kurang memotivasi siswa

Mendominasi PBM/ komunikasi satu arah,yaitu dari guru ke siswa

Metode yang digunakan guru kurang melibatkan siswa

Siswa

Motivasi dan minat rendah

Kurang tanggung jawab dalam mengerjakan dan

mengumpulkan tugas

Hasil

Nilai rendah 60 % dari jumlah

siswa 40 belum memenuhi

Standar KKM 68.

Direct Instruction

FASE 1:

Directing

FASE 2:

Instructing

FASE 3:

Demon

strating

FASE 4:

Eexplainin

g and illustra

ting

FASE 5: Questionin

g and

discus

sing

FASE 6: Consoli

dating

FASE 7:

Evaluating

pupils respon

ses

FASE 8:

Summari

zing

TINDAKAN 1: Proses pembelajaran kerajinan kertas melalui model Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan bahan kertas warna

TINDAKAN 2: Proses pembelajaran kerajinan kertas melalui model Direct Instruction menggunakan teknik quilling dengan bahan kertas daur ulang

Kualitas pembelajaran membuat kerajian kertas meningkat

FASE 1:

Directing

FASE 2:

Instructing

FASE 1:

Directing

FASE 3:

Demon

strating

FASE 4: Eexplainin

g and

illustra

ting

FASE 5:

Questioning and discus

sing

FASE 6:

Consoli

dating

FASE 7: Evaluating

pupils

respon

ses

FASE 8: Summari

zing

FASE 4: Eexplainin

g and illustra

ting

FASE 5: Questioning

and discus

sing

FASE 6: Consoli

dating

FASE 7: Evaluating

pupils respon

ses

FASE 8: Summari

zing

FASE 3: Demon

strating

FASE 2:

Instructing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

28

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan

dalam penelitian ini yaitu: Penerapan model Direct Instruction dalam penelitian ini

dilakukan dalam delapan fase yaitu: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik

mengetahui apa yang harus dikerjakan dan menarik perhatian siswa dengan

menunjukkan contoh gambar dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2)

Instructing. Guru memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya

dengan baik, tentang karya kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu penjelasan

tentang alat, dan bahan yang diperlukan; 3) Demonstrating. Guru menunjukkan,

mendeskripsikan tentang proses pembuatan kerajinan kertas dengan teknik quilling

selangkah demi selangkah sehingga siswa bisa jelas dalam menangkap materi.; 4)

Eexplaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan

tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa; 5) Questioning and

discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan

terlibat dalam pembelajaran; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan

menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di

kelas; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya siswa dengan

membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan;

8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses

pembelajaran.

“Melalui penerapan model Direct Instruction dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling pada siswa

kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta Tahun Ajaran 2011/ 2012”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). Menurut Suyanto dalam Masnur Muslich (2009: 9) menjelaskan

bahwa Penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat

reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan

meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Penelitian

tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian

berangkat dari permasalahan nyata yang dihadapi guru dan proses belajar mengajar,

kemudian direfleksikan alternatif pemecah masalahnya dan ditindak lanjuti dengan

tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terstruktur (Sarwiji Suwandi & Madyo

Ekosusilo, 2007: 6).

Perlu diketahui karakteristik penelitian tindakan kelas sehingga dapat

dipahami apa yang dimaksud penelitian tindakan kelas. Menurut Supardi (2008: 108-

109) karakteristik dari penelitian tindakan kelas itu yaitu: 1) dilihat dari problema

yang harus dipecahkan, penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting,

yaitu bahwa problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di

kelas; 2) peneliti bersama guru dapat berdiskusi untuk mencari dan merumuskan

persoalan di kelas. Dengan demikian guru bersama peneliti dapat melakukan

penelitian tindakan kelas secara kolaboratif; 3) adanya tindakan (aksi) tertentu untuk

mencapai perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif.

Penelitian tindakan kelas mempunyai sasaran yang hendak dicapai dan

manfaat dalam proses belajar mengajar. Adapun pencapaian sasaran Supardi (2008:

107), yaitu” 1) memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan

29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

30

hasil pembelajaran; 2) menumbuh kembangkan budaya meneliti bagi tenaga

kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran; 3)

menumbuhkan dan meningkatkan produktifitas meneliti para tenaga pendidik dan

kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran; 4)

meningkatkan kolaborasi antar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam

memecahkan masalah pembelajaran. Sedangkan manfaat Penelitian Tindakan Kelas

menurut Zainal Aqib antara lain: 1) inovasi Pembelajaran; 2) pengembangan

kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan 3) peningkatan

profesionalisme guru (Zainal Aqib, 2006: 18). Tujuan penelitian tindakan kelas

menurut Basrowi & Suwandi (2008: 63-64) “adalah adanya keluaran yang dihasilkan,

yaitu antara lain: a) peningkatan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah; 2)

peningkatan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas; 3) peningkatan terhadap

kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lain; 4)

peningkatan terhadap prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur

proses dan hasil belajar siswa; 5) peningkatan terhadap masalah- masalah pendidikan

di sekolah; 6) peningkatan terhadap kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa di

sekolah”.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonosaren I yang beralamatkan di

Jalan Insinyur Juanda no 280, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Surakarta, no telp

0271 652905. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-November 2011.

Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap sebagai berikut: a) Tahap

Persiapan yang meliputi kegiatan observasi, identifikasi masalah, penyusunan

istrumen penelitian dan pengajuan perijinan penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada

bulan Maret-Juli 2011; b) Tahap Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-

Oktober 2011. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian guna mengumpulkan

data saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; c) Tahap Penyelesaian meliputi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

31

penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan yang dilaksanakan pada bulan

Oktober- November 2011.

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester I, tahun Ajaran 2011/2012

dengan jumlah siswa 40 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan

di SD Negeri Wonosaren I Surakarta.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

adalah data lisan, peristiwa, dan arsip atau dokumen. Data lisan diperoleh dari

Informan, yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi secara lisan tentang

masalah yang diteliti, yaitu: Ibu Susilowati selaku guru SBK dan siswa kelas IV SD

Negeri Wonosaren I Surakarta sebagai subyek penelitian. Data peristiwa dapat

diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan di kelas. Observasi dilakukan dengan

cara melakukan pengamatan untuk mengetahui proses belajar mengajar di kelas IV

SD Negeri Wonosaren I Surakarta. Aktivitas yang diamati antara lain: banyaknya

siswa yang aktif dalam pembelajaran, seperti bertanya selama pelajaran, keseriusan

siswa dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas, serta suasana di kelas saat

pembelajaran berlangsung. Data dokumen dalam penelitian tindakan ini berupa nilai

siswa, kumpulan karya siswa, dan foto kegiatan proses pembelajaran kerajinan kertas

yang berlangsung di kelas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

meliputi: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Cholid Narbuko & H Abu Acmadi

(2007: 70) menjelaskan pengertian observasi atau pengamatan adalah alat

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

32

dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran.

Apabila dilihat dari cara melakukannya maka jenis-jenis observasi menurut Masnur

Muslich (2009: 59) dapat dibedakan sebagai berikut: “1) Observasi terbuka; 2)

Observasi terfokus; 3) Observasi terstruktur; 4) Observasi sistematis”. Jenis observasi

yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah observasi terstruktur. Observasi

terstruktur adalah observasi yang ditandai dengan merekam data sederhana, tetapi

dalam format lebih rinci sehingga pengamat tinggal membubuhkan tanda centang (√)

pada tempat yang disediakan; Kegiatan yang diamati di SD Negeri Wonosaren I

Surakarta yaitu: seberapa banyak siswa yang aktif mengikuti pelajaran, seberapa

banyak siswa yang bertanya dalam proses belajar mengajar, seberapa banyak siswa

yang serius mengerjakan tugas dan tepat waktu mengumpulkannya. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui ada tidaknya minat dan keaktifan siswa dalam membuat kerajinan

kertas.

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih. Wawancara dilakukan di awal

penelitian untuk mengetahui permasalahan dan kondisi pembelajaran keterampilan

kerajinan kertas dan di akhir penelitian untuk mengetahui peningkatan kualitas

pembelajaran kerajinan kertas. Narasumber dalam wawancara ini adalah guru Seni

Budaya dan Keterampilan (SBK) kelas IV dan siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren

I Surakarta. Wawancara ini dilakukan untuk mencari data tentang: 1) permasalahan

yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran kerajinan kertas; 2)

model pembelajaran yang selama ini digunakan guru; 3) pengalaman siswa setelah

menerapkan model pembelajaran Direct Instruction.

Dokumentasi adalah kumpulan arsip atau dokumen yang berupa foto, gambar

atau berupa catatan-catatan yang diperoleh dari sekolah yang berkaitan dengan

penelitian yang dilaksanakan yaitu mengenai kualitas pembelajaran membuat karya

kerajinan kertas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

33

E. Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,

menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk

menjawab pertanyaan pokok: 1) tema apa yang dapat ditemukan pada data; 2)

seberapa jauh data dapat mendukung tema, arah, tujuan penelitian (Supardi, 2008:

132). Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini , ada dua jenis data yang dapat

dikumpulkan peneliti, yaitu: data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dapat

dianalisis secara deskriptif yaitu berupa nilai hasil belajar siswa, sedangkan data

kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi

gambaran tentang pemahaman siswa terhadap pelajaran keterampilan kerajinan

kertas, pandangan siswa terhadap penerapan model pembelajaran langsung atau

Direct Instruction, aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, perhatian, antusias

dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi.

Tahap- tahap analisis data penelitian menurut Basrowi & suwandi (2008:

131-132) meliputi: 1) validasi hipotesis adalah diterima atau ditolaknya suatu

hipotesis. Validasi ini dimaksudkan untuk menguji atau memberikan bukti secara

empirik apakah pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu

benar. Validasi hipotesis tindakan dengan menggunakan teknik yang sesuai, yaitu

teknik saturasi dan teknik triangulasi. saturasi adalah apakah tidak ditemukan lagi

data tambahan, dan triangulasi adalah mempertentangkan persepsi seseorang dalam

situasi tertentu dengan orang lain, seperti: peneliti dengan guru SBK, guru SBK

dengan guru lain atau kepala sekolah; 2) interpretasi data penelitian. Interpretasi

berarti mengartikan hasil penelitian berdasarkan pemahaman yang dimiliki peneliti.

Hal ini dilakukan dengan acuan teori, dibandingkan dengan pengalaman, praktik atau

penilaian dan pendapat guru; 3) tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang dimonitor

dengan teknik penelitian kelas. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan hasil

pengumpulan informasi yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan data, dengan

cara berdiskusi yaitu guru dengan peneliti.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

34

F. Prosedur Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya

kerajinan kertas dengan menerapkan model pembelajaran langsung atau direct

instruction. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari

tahap perencanaan, tindakan atau aksi, observasi dan refleksi. Dalam setiap siklus itu

pula akan dilakukan 8 fase Direct Instruction yang terdiri dari: 1) Directing; 2)

Instructing; 3) Demonstrating; 4) Eexplaining and illustrating; 5) Questioning and

discussing; 6) Consolidating; 7) Evaluating pupils responses; 8) Summarizing.

Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara

berulang. Tahap tersebut membentuk spiral. Tindakan penelitian yang bersifat spiral

itu dengan jelas digambarkan oleh Hopkins sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi

Observasi

Aksi

Perencanaan ulang

Refleksi

Observasi

Aksi

Kesimpulan

Gambar 9: Skema Alur PTK oleh Hopkins

SIKLUS I

SIKLUS II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

35

Tahap persiapan tindakan dalam penelitian ini: 1) proses perijinan dengan

menyampaikan surat permohonan ijin untuk melakukan PTK kepada Kepala sekolah

dan guru SBK kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta; 2) melakukan observasi

untuk mendapatkan gambaran awal mengenai proses pembelajaran yang berlangsung

di SD Negeri Wonosaren I Surakarta kelas IV pada mata pelajaran keterampilan

dalam membuat karya kerajinan kertas.

1. Rencana Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti bersama guru merencanakan kegiatan sebagai berikut:

1) Merancang skenario pembelajaran dengan cara membuat RPP mata pelajaran

keterampilan di kelas IV dengan materi membuat karya kerajinan kertas

dengan menerapkan model direct instruction untuk siklus I. Adapun langkah-

langkah/ fase sebagai berikut:

a) Directing.

Apersepsi/ menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh

gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling.

Tanya jawab tentang teknik quilling,

Penyampaian tujuan pembelajaran kerajinan kertas yaitu membuat karya

kerajinan kertas melalui model Direct Instruction dengan teknik quilling

menggunakan kertas warna.

b) Instructing.

Guru menyiapkan dan menyampaikan materi kerajinan kertas dengan

teknik quilling tentang alat dan bahan yang dibutuhkan

c) Demonstrating.

Guru mendemostrasikan preses pembuatan kerajinan kertas mulai dari

bentuk-bentuk dasar teknik quilling sampai dengan membuat produk

kerajinan kertas secara bertahap.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

36

d) Eexplaining and illustrating.

Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam mengerjakan

tugas membuat karya kerajinan dengan teknik quilling dan membimbing

siswa yang mengalami masalah dalam mengerjakan.

e) Questioning and discussing.

Guru mengecek pemahaman siswa melalui tanya jawab mengenai

pemahaman siswa tentang materi dan pengalaman siswa dalam

berkarya.

f) Consolidating.

Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan

g) Evaluating pupils responses.

Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan kesalahan-

lesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan.

h) Summarizing.

Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses

pembelajaran dan memberikan tugas rumah.

2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di

kelas IV. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kesulitan siswa

dalam mengerjakan tugas membuat karya kerajinan menggunakan teknik

quilling dengan penerapan model Direct Instruction, mengetahui seberapa

besar minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kerajinan kertas.

3) Menyiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar dan karya kerajinan

kertas teknik quilling.

4) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat

karya kerajinan kertas teknik quilling.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

37

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap ini dilakukan 3 kali tatap muka, pada setiap tatap muka dilakukan selama 2

jam pelajaran atau 2 X 30 menit. Tugas yang dibuat dalam siklus I ini adalah 3

karya, yang terdiri dari satu karya individu dan dua karya kelompok. Karya atau

tugas individu dalam siklus I ini adalah membuat bentuk-bentuk dasar quilling,

yaitu membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran

longgar/ renggang, bentuk tetes air, bentuk mata/ tetes air dua sudut, dan segitiga.

Sedangkan untuk tugas kelompok, tugas yang dibuat yaitu: membuat karya

kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas warna; 1) membuat

kartu ucapan; 2) membuat karya dua dimensi yang bertema tumbuhan.

c. Tahap Observasi

Dilakukan oleh peneliti dengan mengamati guru pada saat menyampaikan materi

dan mendemostrasikan proses pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik

quilling. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran, seperti: 1)

mengobservasi kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, 2) mengobservasi

keaktifan atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, 3) mengobservasi

seberapa banyak siswa yang bertanya, 4) mengobservasi kemampuan siswa dalam

membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling, 5) mengobservasi

seberapa banyak siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu.

d. Tahap Refleksi

Dilakukan peneliti dengan cara menganalisis hasil observasi yang telah diperoleh,

kemudian ditarik kesimpulan tentang kekurangan dan kelebihan penerapan model

pembelajaran langsung atau Direct Instruction dalam siklus I. Apabila dalam

pelaksanaan pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling

belum mengalami peningkatan kualitas pembelajaran maka diperlukan siklus II.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

38

2. Rencana Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti bersama guru merencanakan kegiatan sebagai berikut:

1) Merancang sekenario pembelajaran dengan cara membuat RPP mata pelajaran

keterampilan di kelas IV dengan materi membuat karya kerajinan kertas

dengan menerapkan model direct instruction untuk siklus II. Adapun langkah-

langkah/ fase sebagai berikut:

a) Directing.

Apersepsi/ menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan contoh

gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling.

Tanya jawab tentang teknik quilling,

Penyampaian tujuan pembelajaran kerajinan kertas yaitu membuat karya

kerajinan kertas melalui model Direct Instruction dengan teknik quilling

menggunakan kertas warna.

b) Instructing.

Guru menyiapkan dan menyampaikan materi kerajinan kertas dengan

teknik quilling tentang alat dan bahan yang dibutuhkan

c) Demonstrating.

Guru mendemostrasikan preses pembuatan kerajinan kertas mulai dari

bentuk-bentuk dasar teknik quilling sampai dengan membuat produk

kerajinan kertas secara bertahap.

d) Eexplaining and illustrating.

Guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dalam mengerjakan

tugas membuat karya kerajinan dengan teknik quilling dan membimbing

siswa yang mengalami masalah dalam mengerjakan.

e) Questioning and discussing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

39

Guru mengecek pemahaman siswa melalui tanya jawab mengenai

pemahaman siswa tentang materi dan pengalaman siswa dalam

berkarya.

f) Consolidating.

Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan.

g) Evaluating pupils responses.

Guru mengevaluasi karya siswa dengan membicarakan kesalahan-

lesalahan dan guru memberikan umpan balik secara lisan.

h) Summarizing.

Guru merangkum apa yang sudah dipelajari siswa dalam proses

pembelajaran dan memberikan tugas rumah.

2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di

kelas IV. Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kesulitan siswa

dalam membuat karya kerajinan dengan teknik quilling menggunakan kertas

daur ulang melalui penerapan model Direct Instruction, mengetahui seberapa

besar keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kerajinan kertas dengan

teknik quilling menggunakan kertas daur ulang.

3) Menyiapkan media pembelajaran seperti contoh gambar dan karya kerajinan

kertas teknik quilling dengan media kertas daur ulang.

4) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membuat

karya kerajinan kertas teknik quilling.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan siklus II disesuaikan dengan kekurangan-kekurangan pada siklus I,

karena kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang belum

tercapai dalam siklus I. Tahap ini dilakukan 3 kali tatap muka, pada setiap tatap

muka dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 2 X 35 menit. Tugas yang dibuat

dalam siklus II ini adalah 2 karya, yang terdiri dari dua karya kelompok. Tugas

kelompok dalam siklus II ini adalah membuat karya tiga dimensi. yang berupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

40

karya fungsional atau benda pakai dan benda hias. Pada pertemuan ketiga atau

terakhir dilakukan presentasi karya pada setiap kelompok.

c. Tahap Observasi

Dilakukan oleh peneliti dengan mengamati guru pada saat menyampaikan materi

dan mendemostrasikan proses pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik

quilling menggunakan kertas daur ulang. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa

dalam pembelajaran, seperti: 1) mengobservasi kesiapan siswa dalam menerima

pelajaran, 2) mengobservasi keaktifan atau keterlibatan siswa dalam tanya jawab,

3) mengobservasi seberapa banyak siswa yang bertanya, 4) mengobservasi

kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling,

5) mengobservasi seberapa banyak siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu.

d. Tahap Refleksi

Dilakukan peneliti dengan cara menganalisis hasil observasi yang telah diperoleh,

kemudian ditarik kesimpulan tentang kekurangan dan kelebihan penerapan model

pembelajaran langsung atau Direct Instruction dalam siklus II.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Wonosaren I beralamatkan di jalan

Insinyur Juanda no 280 Pucangsawit, kecamatan Jebres, Surakarta 57125. Sekolah

ini berdiri sejak tahun 1953, pada tanggal 27 Januari 2006 memperoleh akreditasi

“B” yang ditetapkan berdasarkan keputusan sidang Badan Akreditasi Kota

Surakarta. SD Negeri Wonosaren I Surakarta memiliki letak yang strategis di Kota

Surakarta bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Sukoharjo, dan mudah dijangkau oleh transportasi seperti angkutan kota (angkota).

Oleh karena itu, banyak siswa yang berasal dari wilayah Karanganyar dan

Sukoharjo disamping siswa yang berasal dari daerah Pucangsawit atau daerah

sekitar SD Negeri Wonosaren I Surakarta. Walaupun letaknya di pinggir jalan

besar, hal ini tidak membuat proses pembelajaran menjadi terganggu karena

kebisingan jalan raya.

Gambar 10. SD Negeri Wonosaren I Surakarta ( Dok. Daru Endah: 2011)

41

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

42

SD Negeri Wonosaren I memiliki luas tanah 4088 m², lengkap dengan

gedung sekolah untuk menunjang sarana dan prasarana yang terdiri dari 6 ruang

kelas, kantor guru, kantor kepala sekolah, mushola, ruang komite, UKS, tempat

parkir siswa, toilet, lapangan olah raga, lapangan untuk upacara bendera,

perpustakaan, ruang agama, kantin, rumah dinas dan rumah penjaga sekolah.

Fasilitas yang dimiliki pada setiap kelas rata-rata sama, yaitu: 1 buah

papan tulis, 1 buah papan absensi, 1 buah papan jadwal pelajaran, 1 buah lemari, 1

meja dan kursi guru, meja dan kursi sejumlah siswa dalam kelas, 1 jam dinding.

Jumlah keseluruhan siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 sebanyak 215 yang terdiri

dari 107 orang siswa laki-laki dan 108 orang siswa perempuan, serta tenaga

pengajar berjumlah 16, meliputi 6 orang guru kelas; 1 orang guru olah raga, 4

orang guru Muatan Lokal (mulok) yaitu seni tari, Seni Suara Daerah ( SSD), seni

budaya dan keterampilan ( SBK), bahasa jawa; 4 orang guru agama yaitu agama

islam, katholik, kristen dan hindu; 1 orang guru bahasa inggris.

Potensi yang dimiliki peserta didik di SD Negeri Wonosaren I Surakarta

ditunjukkan dengan prestasi dalam bidang kesenian yaitu juara III bersama

”Lomba Seni Tari putra berpasangan” dalam pekan seni pelajar se SD/ MI tingkat

Kota Surakarta tahun 2008, juara II “ Festifal Tari Merak SD” se Surakarta UPKD

FKIP UNS tahun 2009. Prestasi tersebut menjadikan SD Negeri Wonosaren I

Surakarta menjadi salah satu pilihan sekolah dasar, yang ditunjukkan dengan

jumlah siswa pada setiap kelas yang cukup banyak. Potensi tersebut sesuai dengan

visi, misi dan tujuan SD Negeri Wonosaren I Surakarya, yaitu: 1) Visi sekolah

yaitu mengembangkan potensi diri dalam proses pembelajaran; 2) Misi sekolah

yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta memiliki kekuatan spiritual,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan dan berbudaya; 3) Tujuan sekolah

yaitu: a) mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, b) menumbuhkan sikap pengendalian diri, c) menumbuhkan sikap

kepribadian melalui akhlak mulia serta keterampilan dan berbudaya.

Kurikulum yang diterapkan di SD Negeri Wonosaren I Surakarta adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan KTSP mata pelajaran seni

budaya dan keterampilan pada sekolah dasar yaitu agar siswa memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

43

kemamapuan, sebagai berikut: 1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya

dan keterampilan; 2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan

keterampilan; 3) menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan; 4)

menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal,

regional, maupun global.

B. Kondisi Awal Proses Pembelajaran membuat Karya Kerajinan

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta

pada semester I tahun ajaran 2011/2012 siswa sebanyak 40 siswa yang terdiri dari

25 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan

dalam dua siklus melalui penerapan model direct instruction untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas. Jangka waktu secara

keseluruhan dilaksanakan selama 9 bulan, mulai bulan Maret sampai November

2011.

Sebelum melaksanakan siklus, terlebih dahulu dilakukan observasi yang

dilakukan dengan mengamati secara langsung mengenai kondisi belajar siswa.

Berdasarkan pengamatan pembelajaran sebelum tindakan diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 1. Hasil Observasi Minat Siswa Sebelum Tindakan

Kriteria Jumlah siswa Presentase

a. Mengikuti pelajaran

b. Memperhatikan saat KBM

c. Tidak mengobrol di kelas

d. Tidak keluar masuk kelas/ tetap di kelas

e. Membawa perlengkapan sendiri

39

18

26

25

20

97,5 %

45 %

60 %

62,5 %

50 %

Keterangan:

Jumlah siswa yang melakukan × 100% = MINAT

Jumlah keseluruhan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

44

Berdasarkan data tersebut diperoleh bahwa proses pembelajaran belum

terlaksana dengan baik, hal ini ditandai dengan sikap siswa di kelas masih belum

menunjukkan keseriusan dalam mengikuti PBM. Hal ini terbukti masih banyak

siswa yang tidak memperhatikan, tidak membawa perlengkapan sendiri, siswa

kurang aktif dalam bertanya pada guru dan siswa tidak tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas.

Tabel 2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

Keterangan:

Jumlah siswa yang melakukan × 100% = AKTIF

Jumlah keseluruhan siswa

Bentuk nilai sebelum dilaksanakannya penelitian dengan model direct

instruction dapat dilihat bahwa dari 40 siswa terdapat 16 siswa ( 40 %) sudah

memenuhi Standar Kompetensi (68) dan 24 siswa (60 %) belum memenuhi Standar

Kompetensi ( Tidak Tuntas). Hasil perolehan tersebut dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 3. Daftar Nilai Sebelum Tindakan

No Nama Nilai Akhir Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1. Sidik Mardiyanto 70 √ -

2. Febrian Iqbal 60 - √

3. Galih Arta K 60 - √

4. M Firdaus 65 - √

5. Meliana Axshela 65 - √

6. Aldi Bagas S 60 - √

7. Ardhika Neswara 60 - √

8. Asyifa M 65 - √

9. Aulia Oase 70 √ -

10 Chaterine I S 65 - √

Kriteria Jumlah siswa Presentase

a. Bertanya dan minta arahan guru

b. Menjawab pertanyaan

c. Mengerjakan tugas

d. Keseriusan dalam mengerjakan tugas

e. Tepat waktu mengumpulkan tugas

16

5

36

20

30

40 %

12,5 %

90 %

50 %

75 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

45

11. Cindy R P 65 - √

12. Dian Popy P 70 √ -

13. Dion Santo Eko P 60 - √

14. Diva Putri P 65 - √

15. Dona K D 65 - √

16. Elma Putri N 70 √ -

17. Gia Friska R 70 √ -

18. Grendy A S 75 √ -

19. Imayang Sita R K J 60 - √

20. Intan Aulya M 60 - √

21. Kristina Candra D 65 - √

22. Leony Aditya C P 65 - √

23. M Meico G 80 √ -

24. Margarita N S 80 √ -

25. Mita Safitri 65 - √

26. M Dava 65 - √

27. Nikita M 70 √ -

28. Rahma D B A 65 - √

29. Raihanah 75 √ -

30. Rahul A S 60 - √

31. Rebecca T K 75 √ -

32. Reza Rindi S 60 - √

33. Rhindita R P 65 - √

34. Rika Mei Tamara 65 - √

35. Sabrina Silvi M 65 - √

36. Siti Anisa 70 √ -

37. Vira Azra 70 √ -

38. Wildan Diego A 80 √ -

39. Zulfa Nilul M 80 √ -

40. Kevin Rahma 75 √ -

Jumlah 16 24

Presentase 40 % 60 %

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS

Jumlah keseluruhan siswa

Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS

Jumlah keseluruhan siswa

Masalah dari segi proses pembelajaran dan hasil belajar yang belum

optimal mengakibatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas juga

menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diterapkan model direct instruction yang

melibatan siswa dalam proses pembelajaran serta demonstrasi yang diajarkan

secara bertahap dapat membantu siswa untuk bisa lebih paham tentang materi dan

langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

46

C. Deskripsi Tiap Siklus

Penerapan siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-

masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pelaksanaan siklus dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus I dilakukan dengan beberapa persiapan

yaitu: 1) Merancang skenario dan RPP mata pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan (SBK) dengan materi membuat karya kerajinan kertas melalui

penerapan model direct instruction; 2) Membuat lembar observasi tentang proses

dan hasil pembelajaran mencakup catatan minat, keaktifan siswa dalam KBM dan

kemampuan siswa dalam berkarya; 3) Menyiapkan media pembelajaran yaitu

contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling.

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam siklus I yaitu: 1) siswa

mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan

kertas dengan teknik quilling; 2) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang

akan digunakan; 3) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya

kerajinan kertas dengan teknik quilling; 4) siswa mampu menentukan ukuran kertas

yang akan dipotong dengan rapi; 5) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi;

6) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

dan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 60 menit sesuai dengan

skenario pembelajaran dan RPP.

1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama

Hari/ tanggal : Sabtu / 6 Agustus 2011

Waktu : pukul 08.00 – 09.00 WIB

Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

47

Pertemuan pertama merupakan awal dari pengenalan tentang bentuk-bentuk

dasar menggulung kertas, langkah pembuatan bentuk dasar gulungan kertas,

perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling. Pelaksanaan kegiatan dalam siklus I, meliputi: pendahuluan,

kegiatan inti, dan penutup.

Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan salam dan

presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya dan

keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan menunjukkan

contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ditulis dipapan tulis. Tujuan

pembelajarannya yaitu:a) siswa mampu membuat rancangan yang akan digunakan

untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; b) siswa mampu

menentukan alat dan bahan yang akan digunakan; c) siswa mampu menentukan

langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling; d) siswa

mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong dengan rapi; e) siswa

mampu menggulung kertas dengan rapi; f) siswa mampu menyusun gulungan

kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan tentang model direct instruction dan fase-fasenya.

Gambar 11. Guru menunjukkan contoh karya kerajinan kertas dengan teknik

quilling untuk menggali pengetahuan siswa ( Dok. Daru Endah:

2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

48

Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru menyampaikan materi tentang teknik

quilling dan alat serta bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan

kertas. Tahap selanjutnya yaitu guru mendemonstrasikan proses pembuatan bentuk-

bentuk dasar teknik quilling, seperti: gulungan padat, gulungan bentuk kerucut dan

cangkir, bentuk tongkat, gulungan longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk

segitiga, bentuk melengkung, bentuk S, bentuk bunga. Setelah pendemonstrasian

pembuatan bentuk dasar menggulung kertas, guru memberikan tugas kepada siswa

untuk membuat: lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran

longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga dan guru memberikan

bimbingan kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru

mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik.

Gambar 12. Guru memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan tugas

( Dok. Daru Endah: 2011)

Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru membuat kesimpulan dari materi

yang telah dipelajari.Kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu karya kerajian

yang dibuat dengan cara menggulung kertas. Teknik quilling memiliki bentuk-

bentuk dasar yaitu lingkaran padat, kerucut, cangkir, tongkat, lingkaran longgar,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

49

tetes air, mata, segitiga, bentuk melengkung, bentuk S, bunga.Pada tahap akhir

guru memberikan tugas mandiri berupa tugas rumah yaitu membuat rancangan

karya kerajinan kertas dengan teknik quilling berupa kartu ucapan. Siswa

mendengarkan dan mencatat tugas yang disampaikan, kemudian guru menutup

pelajaran dengan salam.

2) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua

Hari/ tanggal : Sabtu/ 13 Agustus 2011

Waktu : Pukul 08.00 – 09.00 WIB

Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta

Pertemuan kedua merupakan tahap lanjutan dari pertemuan kesatu.Pada

pertemuan kedua ini dilakukan untuk menerapkan pembuatan bentuk-bentuk dasar

teknik quilling yang dipelajari pada pertemuan kesatu menjadi karya kerajinan

kertas berupa kartu ucapan. Pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus I meliputi:

pendahuluan, kegiatan inti, penutup.

Pendahuluan meliputi kegiatan: guru mengawali pembelajaran dengan

salam kemudian guru melakukan presensi siswa yang mengikuti mata pelajaran

Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), kemudian guru menunjukkan karya siswa

yang dibuat pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui pendapat siswa lain

tentang tugas yang dibuat teman mereka. Selanjutnya guru menjelaskan kembali

tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kedua ini.

Kegiatan inti meliputi: guru mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan

kertas berupa kartu ucapan dengan teknik quilling menggunakan kertas warna

secara bertahap. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat

karya kerajinan kertas berupa kartu ucapan. Pada saat siswa mengerjakan tugas,

guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan kepada

siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik

pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan kedua ini.

Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang

telah dipelajari, selanjutnya guru memberikan tugas mandiri berupa pekerjaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

50

rumah yaitu membuat rancangan hiasan bertema tumbuhan dan mempersiapkan

bahan, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.

3) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga

Hari/ tanggal : Sabtu/ 20 Agustus 2011

Waktu : Pukul 08.00 – 09.00 WIB

Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta

Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir pada siklus I. media

pembelajaran yang digunakan adalah contoh karya kerajinan kertas bertema

tumbuhan. Pelaksanaan pertemuan ketiga pada siklus I meliputi: pendahuluan,

kegiatan inti, penutup.

Pendahuluan meliputi kegiatan: guru mengawali pembelajaran dengan

salam kemudian guru melakukan presensi siswa yang mengikuti mata pelajaran

Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), kemudian guru menunjukkan karya siswa

yang dibuat pada pertemuan sebelumnya yaitu karya kerajinan kertas berupa kartu

ucapan untuk mengetahui pendapat siswa lain tentang tugas yang dibuat teman

mereka. Guru juga menunjukkan contoh karya kerajinan yang akan dipelajari pada

pertemuan ketiga yaitu karya kerajinan kertas bertema tumbuhan. Selanjutnya guru

menjelaskan kembali tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan

ketiga, tujuan pembelajaran tersebut yaitu: a) siswa mampu membuat rancangan

yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan kertas dengan teknik

quilling; b) siswa mampu menetukan alat dan bahan yang akan digunakan; c) siswa

mampu menetukan langkah-langkah pembuatan karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling; d) siswa mampu menentukan ukuran kertas yang akan dipotong

dengan rapi; e) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi; f) siswa mampu

menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat.

Kegiatan inti meliputi: guru mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan

kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas warna bertema tumbuhan secara

bertahap. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya

kerajinan kertas bertema tumbuhan secara kelompok. Pada saat siswa mengerjakan

tugas, guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

51

kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan

balik pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan ketiga.

Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru membuat kesimpulan dari materi

yang telah dipelajari. Pada tahap akhir guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan

pada siklus I, baik pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga, secara umum

diperoleh data dari setiap analisis masalah.Berdasarkan hasil observasi minat pada

siklus I dapat diperoleh beberapa data seperti foto dan tabel observasi.

Gambar 13. Situasi kelas pada saat pembelajaran berlangsung ( Dok. Daru Endah:

2011)

Berdasarkan data pada tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa dari 40

siswa terdapat 38 siswa (95 %) yang mengikuti pelajaran; 18 siswa (45 %)

memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 20 siswa (50 %)

tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 25 siswa (62,5 %) tidak keluar

masuk kelas; 26 siswa (65 %) membawa perlengkapan sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

52

Tabel 4. Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada Siklus I

Keterangan:

P1 = Pertemuan 1

P2 = Pertemuan 2

P3 = Pertemuan 3

Tanda (√) = Siswa yang aktif mengikuti pelajaran, memperhatikan, tidak mengobrol di

kelas, tidak keluar masuk kelas dan membawa perlengkapan sendiri.

No

Nama

Mengikuti

pelajaran

Memperhati

kan saat KBM

Tidak

mengobrol di

kelas

Tidak keluar

masuk kelas

Membawa

perlengkapan

sendiri

P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3

1. Sidik Mardiyanto √ √ √ - √ - - √ - - - √ √ - √

2. Febrian Iqbal - - √ - - - - - - - - - - - √

3. Galih Arta K √ - √ - - - - - - - - - - - √

4. M Firdaus √ - √ - - - - - - - - - - - √

5. Meliana Axshela √ √ √ - √ - - √ √ √ √ √ - - √

6. Aldi Bagas S √ √ √ - √ - - √ - - - √ - √ √

7. Ardhika Neswara √ √ √ - √ - - √ - - - - - √ √

8. Asyifa M √ √ √ - √ √ - √ √ √ - √ - √ √

9. Aulia Oase √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ - √ √

10. Chaterine I S √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

11. Cindy R P √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - √ √ - √

12. Dian Popy P √ √ √ - √ - - √ √ √ - √ - - √

13. Dion Santo Eko - √ √ - √ - - √ √ - - √ - - √

14. Diva Putri P √ √ √ - √ - √ √ - √ - √ √ - √

15. Dona K D √ √ √ √ √ - - √ - √ - √ - - √

16. Elma Putri N √ √ √ - - √ √ - √ √ - √ - √ √

17. Gia Friska R √ √ √ √ - √ - - √ √ - √ √ √ √

18. Grendy A S √ √ √ - - - √ - - √ - - √ √ √

19. Imayang Sita R √ √ √ - - - - - √ √ - √ - √ √

20. Intan Aulya M √ √ √ - - - - - √ √ - √ - √ √

21. Kristina Candra √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - √ √ √ √

22. Leony Aditya C √ - √ - - √ - - √ √ - √ √ - √

23. M Meico G √ √ √ √ √ - √ √ - √ - √ √ √ √

24. Margarita N S √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - √ √ √ √

25. Mita Safitri √ √ √ - √ √ - √ - √ - √ - √ √

26. M Dava √ √ √ - - √ - - - √ - √ - - √

27. Nikita M √ √ √ √ - - - - - - - √ - - √

28. Rahma D B A √ √ √ √ - √ √ - √ √ - √ √ - √

29. Raihanah √ √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ - √

30. Rahul A S √ √ √ - - - - - - - - - - - √

31. Rebecca T K √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √

32. Reza Rindi S √ √ √ - √ - - √ √ - √ √ - - √

33. Rhindita R P √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ - √

34. Rika Mei Tamara √ √ √ - √ √ - √ √ - √ √ - - √

35. Sabrina Silvi M √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ - - √

36. Siti Anisa √ √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ - √ √

37. Vira Azra √ √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ √

38. Wildan Diego A √ √ √ √ - - - - - - √ √ √ √ √

39. Zulfa Nilul M √ √ √ √ - √ √ - - √ √ √ √ √ √

40. Kevin Rahma √ √ √ √ - - √ - - √ √ √ √ √ √

Jumlah 38 36 40 16 21 18 15 21 23 28 14 34 18 19 40

Rata-rata 38 18 20 25 26

Presentase 95 % 45 % 50 % 62,5 % 65 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

53

Tanda (-) = Siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan,

mengobrol di dalam kelas,keluar masuk kelas dan tidak membawa

perlengkapan sendiri.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui keaktifan

siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa: dari 40

siswa terdapat 17 siswa (42,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 17 siswa (42,5

%) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 37 siswa (92,5 %) mengerjakan

tugas yang diberikan guru; 20 siswa (50 %) memiliki keseriusan dalam

mengerjakan tugas; 34 siswa (85 %) mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.

Hasil observasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Lembar Observasi Keaktifan secara Terstruktur pada Siklus I

No

Nama

Bertanya dan

minta arahan

guru

Menjawab

pertanyaan

Mengerjakan

tugas

Keseriusan

dalam

mengerjakan

tugas

Tepat waktu

mengumpulkan

tugas

P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3

1. Sidik Mardiyanto √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Febrian Iqbal - - - - - - - √ - - - √ - √ -

3. Galih Arta K - - - - - - - √ - - - √ - √ -

4. M Firdaus - - - - - - √ √ √ - - √ √ √ -

5. Meliana Axshela - √ √ - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √

6. Aldi Bagas S - - - - - - √ √ √ - - - √ √ √

7. Ardhika Neswara - - √ - - - √ √ √ - - - √ √ √

8. Asyifa M √ - √ - - √ √ √ √ - - - √ √ √

9. Aulia Oase √ - √ - - √ √ √ √ - - - √ √ √

10. Chaterine I S - - √ - - √ √ √ √ - - √ √ √ √

11. Cindy R P √ - √ - - √ √ √ √ √ - √ √ √ √

12. Dian Popy P - - - - - - √ √ √ - - √ √ √ √

13. Dion Santo Eko - - - - - - - √ √ - - √ - √ √

14. Diva Putri P - √ - - - √ √ √ √ - - √ √ √ √

15. Dona K D - √ - - - √ √ √ √ - - √ √ √ √

16. Elma Putri N √ √ - - √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

17. Gia Friska R √ √ √ - √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √

18. Grendy A S - √ - - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √

19. Imayang Sita R K - √ - - √ √ √ √ √ - √ √ - √ √

20. Intan Aulya M - √ - - √ √ √ √ √ - √ √ - √ √

21. Kristina Candra - √ √ - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √

22. Leony Aditya C - - √ - - √ √ √ - - - √ - √ -

23. M Meico G - √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

24. Margarita N S - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

25. Mita Safitri - √ √ - √ - √ √ √ - √ √ - √ √

26. M Dava - √ - - √ - √ √ √ - √ √ √ √ √

27. Nikita M - √ - - - - √ √ √ - √ √ √ √ √

28. Rahma D B A - √ √ - √ - √ √ √ - √ √ √ √ √

29. Raihanah √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

30. Rahul A S - √ - - - - - √ √ - √ √ - √ √

31. Rebecca T K √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

32. Reza Rindi S - √ - - √ √ - √ √ - √ √ - √ √

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

54

Keterangan:

P1 = Pertemuan 1

P2 = Pertemuan 2

P3 = Pertemuan 3

Tanda (√) = siswa yang aktif bertanya dan meminta arahan dari guru, menjawab

pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas, serius dalam mengerjakan

tugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

Tanda (-) = siswa yang tidak aktif bertanya dan tidak meminta arahan dari guru,

tidak menjawab pertanyaan dari guru, tidak mengerjakan tugas, tidak

serius dalam mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi siswa dalam membuat

karya kerajinan kertas dengan teknik quilling dapat disimpulkan bahwa: dari 40

siswa terdapat 22 siswa (55 %) mampu menggulung minimal 3 gulungan dasar

dengan rapi; 16 siswa ( 40 %) mampu memotong dengan rapi; 20 siswa ( 50 %)

mampu menyusun gulungan.

Berikut ini beberapa contoh hasil karya siswa dari pertemuan pertama,

kedua dan ketiga.

1) Hasil karya siswa (tugas I) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik

quilling dipertemuan pertama

a) b)

Gambar 14 . Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai

40. a) karya Intan, b) karya Imayang (Dok. Daru Endah: 2011)

33. Rhindita R P - √ - - - √ √ √ √ - √ √ √ √ √

34. Rika Mei Tamara - √ - - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √

35. Sabrina Silvi M - √ √ - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √

36. Siti Anisa - - √ - - √ √ √ √ - - √ √ - √ 37. Vira Azra - - - - - √ √ √ √ - - √ √ - √ 38. Wildan Diego A √ - √ √ - √ √ √ √ - - √ √ - √ 39. Zulfa Nilul M √ - √ √ - √ √ √ √ - - √ √ - √ 40. Kevin Rahma √ - - √ - √ √ √ √ √ - √ √ - √ Jumlah 11 20 19 6 18 26 35 40 37 9 21 30 32 35 36

Rata-rata 17 17 37 20 34

Presentase 42,5 % 42,5 % 92,5 % 50 % 85 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

55

a)

b)

Gambar 15.Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 75, a)

karyaMargareta, b) karya Meico (Dok. Daru Endah: 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

56

2) Hasil karya siswa (tugas II) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik

quilling yang sudah disusun menjadi kartu ucapan pada pertemuan kedua

a)

b)

a)

Gambar 16. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 65, a)

kelompok 7, b) kelompok 1 ( Dok. Daru Endah: 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

57

a)

b)

Gambar 17. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 75, a)

karya kelompok 3, b) karya kelompok 6 ( Dok. Daru Endah: 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

58

3) Hasil karya siswa (tugas III) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik

quilling yang sudah disusun menjadi hiasan dinding pada pertemuan ketiga

a) b) b)

Gambar 18. Hasil karya siswa dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80, a)

karya kelompok 1, b) karya kelompok 7 ( Dok. Daru Endah: 2011)

Berikut ini beberapa pembahasan dari karya yang dibuat siswa.

a) Karya Intan pada tugas I mendapatkan nilai 40. Karya ini belum menunjukkan

hasil yang cukup baik karena belum mampu membuat gulungan sesuai dengan

ketentuan yaitu minimal membuat tiga gulungan dengan rapi dan belum

mampu menyusun gulungan. Intan hanya mampu membuat dua gulungan dan

mampu memotong.

b) Karya Imayang pada tugas I mendapatkan nilai 40. Karya ini belum

menunjukkan hasil yang cukup baik karena belum mampu membuat gulungan

sesuai dengan ketentuan yaitu minimal membuat tiga gulungan dengan rapi

dan belum mampu menyusun gulungan.

c) Karya Margareta pada tugas I mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah

menunjukkan hasil yang cukup baik karena sudah membuat bentuk dasar yang

benar. Margareta sudah mampu membuat lebih dari tiga gulungan dengan rapi,

mampu memotong dan sudah dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

59

untuk membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran

longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga, bentuk melengkung,

dan bentuk S.

d) Karya Meico pada tugas I mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah

menunjukkan hasil yang cukup baik karena bentuk dasar yang dibuat sudah

benar. Meico sudah mampu membuat lebih dari tiga gulungan dengan rapi,

mampu memotong dan sudah dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru

untuk membuat lingkaran padat, bentuk kerucut, bentuk tongkat, lingkaran

longgar, bentuk tetes air, bentuk mata, bentuk segitiga, bentuk melengkung,

dan bentuk S.

e) Karya kelompok 7 dan kelompok 1 pada tugas II mendapat nilai 65. Karya ini

menunjukkan hasil yang kurang baik. Kelompok 7 danini hanya mampu

membuat kurang dari tiga gulungan dengan rapi, dan sudah mampu memotong

dengan rapi.

f) Karya kelompok 3 dan kelompok 6 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya

ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik karena sudah mampu membuat

tiga gulungan dengan rapi.

g) Karya kelompok 1 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah

menunjukkan hasil yang baik karena sudah mampu membuat empat gulungan

dengan rapi, dan sudah mampu memotong dengan rapi.

h) Karya kelompok 7 pada tugas II mendapatkan nilai 75. Karya ini sudah

menunjukkan hasil yang baik karena sudah mampu membuat tiga gulungan,

mampu memotong dan menyusun gulungan dengan rapi

Tabel 6. Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas

dengan Teknik Quilling pada Siklus I

No

Nama

Mampu menggulung

dengan rapi

Mampu memotong

dengan rapi

Mampu menyusun

gulungan dengan rapi

T1 T2 T3 T1 T2 T3 T1 T2 T3

1. Sidik Mardiyanto √ - √ - √ √ √ - -

2. Febrian Iqbal - - √ - √ √ - - -

3. Galih Arta K - - √ - √ √ - - -

4. M Firdaus √ - √ - √ √ √ - -

5. Meliana Axshela √ - √ - √ √ √ - -

6. Aldi Bagas S √ - - - - - √ - -

7. Ardhika Neswara √ - - - - - √ - -

8. Asyifa M √ - - - - - √ - -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

60

Keterangan:

T1 = Tugas 1

T2 = Tugas 2

T3 = Tugas 3

Tanda (√) = siswa yang mampu menggulung, memotong dan menyusun gulungan

kertas dengan rapi.

Tanda (-) = siswa yang belum mampu menggulung, memotong maupun menyusun

gulungan kertas dengan rapi.

Pada pengamatan yang dilakukan pada siklus I diperoleh data sebagai

berikut:

1) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran

a. Penguasaan materi pelajaran membuat karya kerajinan sudah baik. Guru

menjelaskan tentang teknik quilling, alat dan bahan serta langkah-langkah

pembuatan karya kerajinan.

9. Aulia Oase √ - - - - - √ - -

10. Chaterine I S √ - - - - - √ - - 11. Cindy R P √ √ √ - - - √ - √ 12. Dian Popy P √ √ √ - - - √ - √ 13. Dion Santo Eko P - √ √ - - - - - √ 14. Diva Putri P √ √ √ - - - √ - √ 15. Dona K D √ √ √ - - - √ - √ 16. Elma Putri N √ - - √ √ √ - - - 17. Gia Friska R √ - - √ √ √ - - - 18. Grendy A S √ - - √ √ √ - - - 19. Imayang Sita R K - - - - √ √ √ - - 20. Intan Aulya M - - - √ √ √ - - - 21. Kristina Candra D √ - √ - - - √ √ √

22. Leony Aditya C P - - √ √ - - √ √ √

23. M Meico G √ - √ √ - - √ √ √

24. Margarita N S √ - √ √ - - √ √ √

25. Mita Safitri √ - √ - - - √ √ √

26. M Dava √ √ √ - - - √ - √ 27. Nikita M √ √ √ √ - - - - √ 28. Rahma D B A √ √ √ √ - - - - √ 29. Raihanah √ √ √ √ - - - - √ 30. Rahul A S - √ √ - - - - - √ 31. Rebecca T K √ - √ √ √ √ - - √ 32. Reza Rindi S - - √ - √ √ - - √ 33. Rhindita R P √ - √ - √ √ √ - √ 34. Rika Mei Tamara √ - √ - √ √ √ - √ 35. Sabrina Silvi M √ - √ - √ √ √ - √ 36. Siti Anisa √ - - - - √ √ - √ 37. Vira Azra √ - - - - √ √ - √ 38. Wildan Diego A √ - - - - √ √ - √ 39. Zulfa Nilul M √ - - √ - √ √ - √ 40. Kevin Rahma √ - - √ - √ √ - √ Jumlah 32 10 25 13 15 20 25 5 30

Rata-rata 22 16 20

Presentase 55 % 40 % 50 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

61

b. Guru menyampaikan materi cukup jelas. Guru memberikan penjelasan

disertai dengan demonstrasi secara bertahap.

c. Guru menggunakan model pembelajaran yang mulai melibatkan siswa dalam

menyampaikan pendapat.

d. Guru belum merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Bimbingan

baru diberikan kepada siswa yang aktif bertanya, dan perhatian guru masih

kurang kepada siswa yang belum aktif bertanya maupun minta pengarahan.

e. Pengaturan waktu sudah cukup baik sehingga banyak siswa yang sudah

mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

2) Pengamatan terhadap siswa dalam proses pembelajaran

a. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat

yaitu Sidik, Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian,

Diva,Dona, Elma, Gia, Grendy, Imayang, Intan, Kristina, Meico, Margarita,

Mita, Dava, Nikita, Rahma, Raihanah, Rahul, Rebecca, Reza, Rhindita, Rika,

Sabrina, Siti Anisa, Vira, Wildan, Zulfa, Kevin mampumengikuti pelajaran

dari pertemuan I, II, dan III.

b. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat

yaitu Cindy, Rebecca mampu memperhatikan pelajaran dari pertemuan I, II

dan III. Sementara Febrian, Galih, Firdaus, Grendy, Imayang, Intan belum

mampu memperhatikan pelajaran dari pertemuan I, II dan III.

c. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat

yaitu Chaterine, Kristina, Margareta, Rebecca yang tidak mengobrol pada

saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. Sementara Febrian,

Galih, Firdaus, Dava, Nikita, Wildan selalu mengobrol pada saat pelajaran

berlangsung dari pertemuan I, II, dan III.

d. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat

yaitu Axshela,Aulia, Chaterine,Raihanah,Rebecca,RhinditaSabrina, Siti

Anisa, Vira,Zulfa, Kevin tidak keluar masuk kelas atau tetap berada di dalam

kelas saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III. Sementara

Febrian, Galih, Firdaus, Ardhika, selalu keluar masuk kelas dari pertemuan I,

II, dan III.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

62

e. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat

yaituChaterine,Elma, Gia, Kristina,Meico, MargaretaVira, Wildan, Zulfa,

Kevin membawa perlengkapan sendiri dari pertemuan I, II, dan III.

f. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan

yaitu Sidik, Gia, Margarita, Raihanah, Rebecca aktif bertanya dan minta

arahan guru dari pertemuan I, II dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Firdaus,

Aldi, Dian, Dion, Diva, Dona, Vira belum aktifbertanya dan minta arahan

guru dari pertemuan I, II dan III.

g. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan

yaitu Sidik, Meico, Margareta, aktif menjawab pertanyaan dari pertemuan I,

II, dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Firdaus, Aldi, Ardhika, Dian, Dion,

Nikita, Rahul, belum aktifmenjawab pertanyaan dari pertemuan I, II, dan III.

h. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan

yaitu Sidik, Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian,

Diva, Dona, Elma, Gia, Grendy, Imayang, Intan, Kristina, Leony, Meico,

Margareta, Mita, Dava, Nikita, Rahma, Raihanah, Rebecca, Rhindita, Rika,

Sabrina, Siti Anisa, Vira, Wildan, Zulfa, Kevin, aktif mengerjakan tugas dari

pertemuan I, II, dan III. Sedangkan Febrian, Galih, Dion, Rahul, Reza belum

aktif mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III.

i. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan

yaitu Sidik, Elma, Meico, Margareta, Rebecca, serius dalam mengerjakan

tugasdari pertemuan I, II, dan III. Sedangkan Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia,

Chaterine tidak serius dalam mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III.

j. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan

yaitu Sidik,Axshela, Aldi, Ardhika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian,

Diva, Dona, Elma, Gia, Grendy, Kristina, Meico, Margareta, Dava, Nikita,

Rahma, Raihanah,Rebecca, Rhindita, Rika, Sabrina, aktif mengumpulkan

tugas dengan tepat waktu dari pertemuan I, II dan III.

k. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator

kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu

Cindy, Dian Diva, Dona, M Dava, Nikita, Rahma dan Raihanah mampu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

63

menggulung kertas dengan rapi dari pertemuan I, II, dan III. Sedangkan

Imayang, Intan, belum mampu menggulung kertas dengan rapi dari

pertemuan I, II dan III.

l. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu

Aldi Bagas, Ardika, Asyifa, Aulia, Chaterine, Cindy, Dian, Dion, Diva, Dona,

Mita, Dava. Rahul belum mampu memotong kertas pada pertemuan I, II dan

III. Sedangkan Leony, Meico, Margareta, Nikita, Rahma, Raihanah belum

mampu memotong kertas dengan rapi dari pertemuan II dam III.

m. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator

kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu

Kristina, Leony, Meico, Margareta, dan Mita, mampu menyusun gulungan

kertas dengan rapi dari pertemuan I, II dan III. Sedangkan Febrian, Galih

Elma, Gia, Grendy, Imayang, dan Intan belum mampu menyusun gulungan

kertas dengan rapi dari pertemuan I, II dan III.

d. Analisis dan Refleksi

Penelitian dalam siklus I dikatakan berhasil apabila semua indikator

terpenuhi yaitu mencapai 70 %. Berdasarkan data hasil observasi pada siklus I

dapat disimpulkan, sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4, indikator minat siswa dalam

pelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40

siswa terdapat 38 siswa (95 %) yang mengikuti pelajaran; 18 siswa (45 %)

memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 20 siswa (50

%) tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 25 siswa (62,5 %) tidak

keluar masuk kelas; 26 siswa (65 %) membawa perlengkapan sendiri. Rata-rata

dari kelima sub indikator minat siswa 63%, hasil menunjukkan indikator minat

belum menunjukkan keberhasilan yaitu 70%.

2) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 5, indikator keaktifan siswa dalam

pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari

40 siswa terdapat 17 siswa (42,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 17 siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

64

(42,5 %) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 37 siswa (92,5 %)

mengerjakan tugas yang diberikan guru; 20 siswa (50 %) memiliki keseriusan

dalam mengerjakan tugas; 34 siswa (85 %) mengumpulkan tugas dengan tepat

waktu.Rata-rata dari kelima sub indikator aktivitas siswa 62,5 %, hasil

menunjukkan indikator aktivitas siswa belum menunjukkan keberhasilan yaitu

70%.

3) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6, indikator kemampuan siswa dalam

pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari

40 siswa terdapat 22 siswa (55 %) mampu menggulung kertas dengan rapi; 16

siswa (40 %), mampu memotong kertas dengan rapi; 20 siswa (50 %) mampu

menyusun gulungan dengan rapi.Rata-rata dari ketiga sub indikator

kemampuan siswa 48,3 %, hasil menunjukkan indikator aktivitas siswa belum

menunjukkan keberhasilan yaitu 70%. Data tersebut dapat digambarkan dalam

bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 1.Presentase Indikator dalam Siklus I

Setelah dilaksanakan siklus I melalui penerapan direct instruction untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat

disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 21 siswa (52,5 %) sudah memenuhi

standar kompetensi 68 atau tuntas dan terdapat 19 siswa (47,5 %) belum memenuhi

standar kompetensi atau tidak tuntas. Data tersebut dapat dilihat dari

tabel di bawah ini:

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

SIKLUS I

Minat

Aktivitas

Kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

65

Tabel 7.Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan

kertas dengan teknik quilling.

No Nama Nilai Akhir

SIKLUS I

Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1. Sidik Mardiyanto 70 √ -

2. Febrian Iqbal 48 - √ 3. Galih Arta K 48 - √ 4. M Firdaus 68 √ -

5. Meliana Axshela 68 √ -

6. Aldi Bagas S 53 - √ 7. Ardhika Neswara 53 - √ 8. Asyifa M 57 - √ 9. Aulia Oase 57 - √ 10 Chaterine I S 57 - √ 11. Cindy R P 68 √ -

12. Dian Popy P 66 - √ 13. Dion Santo Eko P 47 - √ 14. Diva Putri P 67 - √ 15. Dona K D 68 √ -

16. Elma Putri N 68 √ -

17. Gia Friska R 68 √ -

18. Grendy A S 67 - √ 19. Imayang Sita R K J 60 - √ 20. Intan Aulya M 60 - √ 21. Kristina Candra D 70 - √ 22. Leony Aditya C P 67 - √ 23. M Meico G 75 √ -

24. Margarita N S 75 √ -

25. Mita Safitri 70 √ -

26. M Dava 70 √ -

27. Nikita M 72 √ -

28. Rahma D B A 70 √ -

29. Raihanah 72 √ -

30. Rahul A S 50 - √

31. Rebecca T K 70 √ -

32. Reza Rindi S 48 - √

33. Rhindita R P 68 √ -

34. Rika Mei Tamara 68 √ -

35. Sabrina Silvi M 68 √ -

36. Siti Anisa 46 - √ 37. Vira Azra 48 - √ 38. Wildan Diego A 46 - √ 39. Zulfa Nilul M 50 - √ 40. Kevin Rahma 50 - √ Jumlah 18 22

Presentase 45 % 55 %

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS

Jumlah keseluruhan siswa

Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS

Jumlah keseluruhan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

66

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran dengan penerapan model direct instruction untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas pada siklus I belum berhasil

karena ketiga indikator belum mencapai 70 %. Indikator yang harus dicapai yaitu:

70 % siswa mampu menunjukkan minat terhadap kegiatan pembelajaran membuat

karya kerajinan kertas, 70 % siswa aktif dalam pembelajaran kerajinan kertas, 70 %

siswa mampu membuat karya kerajinan kertas. Hal ini disebabkan, yaitu: 1) siswa

belum memperhatikan pelajaran dengan baik, masih banyak yang keluar masuk

kelas, masih banyak siswa yang mengobrol atau berbicara pada saat pembelajaran

berlangsung, dan masih banyak siswa tidak membawa perlengkapan sendiri yang

berakibat dalam mengerjakan tugas menjadi tertunda karena harus meminjam

perlengkapan; 2) siswa belum aktif bertanya maupun minta arahan dari guru,

belum aktif menjawab pertanyaan dari guru, banyak siswa yang kurang serius

dalam mengikuti pelajaran dan dalam mengerjakan tugas, dan masih ada siswa

yang tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas; 3) terdapat 10 siswa dari

pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang mampu membuat gulungan kertas

dengan rapi dan terdapat 30 siswa yang belum mampu menggulung dengan rapi, 36

siswa belum mampu memotong kertas dengan benar dan rapi, 35 siswa belum

mampu menyusun gulungan kertas menjadi karya kerajinan dengan rapi. Oleh

karena itu untuk meningkatkan kualitas pembalajaran membuat karya kerajinan

kertas perlu dilaksanakan siklus II dengan meningkatkan keterlibatan siswa untuk

bertanya, menjawab pertanyaan, presentasi dan untuk meningkatkan kualitas karya

siswa dengan meningkatkan bimbingan terhadap siswa dalam menggulung,

memotong, dan menyusun gulungan kertas.

2. Siklus II

Pelaksanaaan siklus II didasarkan pada hasil analisis dan refleksi pada

siklus I. Pelaksanaan siklus II ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi,

analisis dan refleksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

67

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II dilakukan dengan beberapa persiapan

yaitu: 1) Merancang skenario dan RPP mata pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan (SBK) dengan materi membuat karya kerajinan kertas dari kertas

daur ulang melalui penerapan model direct instruction; 2) Menyiapkan media

pembelajaran yaitu kertas daur ulang, contoh gambar dan karya kerajinan kertas

dengan teknik quillingmenggunakan kertas daur ulang.

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam siklus I yaitu: 1) siswa

mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karyakerajinan

kertas dengan teknik quilling; 2) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang

akan digunakan; 3) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya

kerajinan kertas dengan teknik quilling; 4) siswa mampu menentukan ukuran kertas

yang akan dipotong dengan rapi; 5) siswa mampu menggulung kertas dengan rapi;

6) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang dibuat.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

dan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 70 menit sesuai dengan

skenario pembelajaran dan RPP.

1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama

Hari/ tanggal : Selasa / 27 September 2011

Waktu : pukul 11.15 – 12.25 WIB

Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta

Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluan, kegiatan

inti, dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan

salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya

dan keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan

menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling

menggunakan kertas daur ulang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ditulis di papan tulis. Tujuan pembelajarannya yaitu:a) siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

68

mampu membuat rancangan yang akan digunakan untuk membuat karya kerajinan

kertas dengan teknik quilling; b) siswa mampu menentukan alat dan bahan yang

akan digunakan; c) siswa mampu menentukan langkah-langkah pembuatan karya

kerajinan kertas dengan teknik quilling; d) siswa mampu menentukan ukuran

kertas yang akan dipotong dengan rapi; e) siswa mampu menggulung kertas dengan

rapi; f) siswa mampu menyusun gulungan kertas sesuai dengan rancangan yang

dibuat. Guru membacakan nama-nama anggota kelompok pada siklus II yaitu:

kelompok 1 terdiri dari Sidik, Grendi, Gia, Mita, Rhindita; kelompok 2 terdiri dari

Febrian, Chaterine, Aulia, Dava, Rika; kelompok 3 terdiri dari Galih, Cindy,

Imayang, Nikita, Sabrina; kelompok 4 terdiri dari Firdaus, Dian, Intan, Rahma, Siti

Anisa; kelompok 5 terdiri dari Axsella, Dion, Kristina, Raihanah, Wildan;

kelompok 6 terdiri dari Bagas, Diva, Leony, Rahul, Vira; kelompok 7 terdiri dari

Ardhika, Dona, Meico, Rebecca, Zulfa; kelompok 8 terdiri dari Asyifa, Elma,

Margareta, Reza Rindi, Kevin.

Gambar 19. Guru membacakan kelompok ( Dok. Daru Endah: 2011)

Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru mendemonstrasikan pembuatan

karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

69

berupa benda fungsional secara bertahap. Pada pertemuan ini guru

mendemonstrasikan pembuatan tempat pensil dengan bahan kertas daur ulang.

Pertama-tama guru menyiapkan tempat pensil yang sudah dilapisi dengan kertas

daur ulang, kemudian mendemonstasikan bentuk-bentuk seperti: tetes air, bunga,

melengkung, mata meliuk, lingkaran padat dan tangkai. Guru kemudian

memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya kerajinan kertas berupa

benda fungsional secara kelompok. Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru

berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan memberikan bimbingan kepada

siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya guru memberikan umpan balik

pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan pertama ini.

Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang

telah dipelajari, selanjutnya guru memberikan tugas mandiri berupa pekerjaan

rumah yaitu mencari gambar paper quilling berupa benda hias tiga dimensi,

membuat rancangan benda hias tiga dimensi dan mempersiapkan bahan, kemudian

guru menutup pelajaran dengan salam.

2) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua

Hari/ tanggal : Selasa / 4 Oktober 2011

Waktu : pukul 11.15 – 12.25 WIB

Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta

Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluan, kegiatan

inti, dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan

salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya

dan keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan

menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling

berbahan kertas daur ulang berupa benda hias tiga dimensi. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ditulis di papan tulis, kemudian guru

menawarkan kepada siswa untuk mempresentasikan karya kerajinan yang sudah

dibuat pada pertemuan sebelumnya tetapi siswa belum ada yang berani untuk

mempresentasikan karya kerajinan berupa benda fungsional yang dibuat siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

70

Gambar 20. Guru menulis tujuan pembelajaran di papan tulis ( Dok. Daru Endah:

2011)

Kegiatan inti meliputi kegiatan: guru mendemonstrasikan pembuatan

karya kerajinan kertas dengan teknik quilling menggunakan kertas daur ulang yang

berupa benda hias tiga dimensi secara bertahap. Guru mendemonstrasikan karya

kerajinan berupa hiasan bunga, yang terdiri dari bentuk bunga, mata meliuk, tetes

air, dan cangkir, kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karya

kerajinan kertas berupa benda hias tiga dimensi secara kelompok. Pada saat siswa

mengerjakan tugas, guru berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan

memberikan bimbingan kepada siswa yang bertanya dan belum jelas. Selanjutnya

guru memberikan umpan balik pada siswa atas keterlibatan siswa pada pertemuan

kedua ini.

Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan dari materi yang

telah dipelajari, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

71

Gambar 21. Guru berkeliling untuk membimbing siswa( Dok. Daru Endah: 2011)

3) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga

Hari/ tanggal : Sabtu / 8 Oktober 2011

Waktu : pukul 08.00 – 09.00 WIB

Tempat : Ruang kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta

Pelaksanaan kegiatan dalam siklus II, meliputi: pendahuluankegiatan inti,

dan penutup. Pendahuluan meliputi kegiatan guru mengawali pelajaran dengan

salam dan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya

dan keterampilan, kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan

menunjukkan contoh gambar dan karya kerajinan kertas dengan teknik quilling

berbahan kertas daur ulang. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang ditulis di papan tulis.

Kegiatan inti pada pertemuan ketiga atau pertemuan terakhir ini yaitu

melanjutkan membuat karya kerajinan kertas dengan bahan kertas daur ulang

berupa benda hias 3 dimensi yang belum selesai dibuat pada pertemuan kedua.

Siswa melanjutkan membuat karya kerajinan secara kelompok, sedangkan guru dan

peneliti berkeliling untuk melihat cara kerja siswa dan membimbing siswa pada

saat mengerjakan. Setelah karya kerajinan selasai dibuat, guru meminta siswa maju

untuk mempresentasikan karya yang sudah dibuat siswa.Ada beberapa kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

72

yang maju untuk mempresentasikan karya kerajinan tanpa harus disuruh guru

untuk maju dan ada beberapa kelompok yang harus terlebih dahulu dipanggil.

Penutup meliputi kegiatan: guru membuat kesimpulan pada pertemuan

ketiga, kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan

pada siklus II, baik pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga, secara umum

diperoleh data dari setiap analisis masalah.Berdasarkan hasil observasi minat

pada siklus I dapat diperoleh beberapa data seperti foto dan tabel observasi.

Gambar 22.Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru (Dok. Daru Endah:

2011)

Berdasarkan data pada tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa dari 40

siswa terdapat 39 siswa (97,5 %) yang mengikuti pelajaran; 29 siswa (72,5 %)

memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 28 siswa (70

%)tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 32 siswa (80 %) tidak keluar

masuk kelas; 38 siswa (95 %) membawa perlengkapan sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

73

Tabel 8. Lembar Observasi Minat secara Terstruktur pada siklus II

Keterangan:

P1 = Pertemuan 1

P2 = Pertemuan 2

P3 = Pertemuan 3

Tanda (√) = Siswa yang aktif mengikuti pelajaran, memperhatikan, tidak mengobrol di

kelas, tidak keluar masuk kelas dan membawa perlengkapan sendiri.

No

Nama

Mengikuti

pelajaran

Memperhati

kan saat KBM

Tidak

mengobrol di

kelas

Tidak keluar

masuk kelas

Membawa

perlengkapan

sendiri P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3

1. Sidik Mardiyanto √ √ √ - - - - - - - - - √ √ √ 2. Febrian Iqbal - √ √ - - - - - - - - - - √ √ 3. Galih Arta K √ √ - - √ - - - - √ - - √ √ √ 4. M Firdaus √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ 5. Meliana Axshela √ √ √ √ - - - - √ √ √ √ √ √ √ 6. Aldi Bagas S √ √ √ √ - - - - - √ √ √ - √ √ 7. Ardhika Neswara √ √ - - - - √ - - - - - √ √ √ 8. Asyifa M √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9. Aulia Oase √ √ √ - - √ - √ √ √ - √ √ √ √ 10. Chaterine I S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11. Cindy R P √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. Dian Popy P √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13. Dion Santo Eko P √ √ √ √ √ √ - - √ √ - - √ √ √ 14. Diva Putri P √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ 15. Dona K D √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16. Elma Putri N √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 17. Gia Friska R √ √ √ - √ - - - √ √ - √ √ √ √ 18. Grendy A S √ √ √ - √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ 19. Imayang Sita R K √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ 20. Intan Aulya M √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 21. Kristina Candra D √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 22. Leony Aditya C P √ √ √ - √ √ - √ √ √ - √ - √ √ 23. M Meico G √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 24. Margarita N S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25. Mita Safitri √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 26. M Dava √ √ √ - √ √ √ - - √ √ √ √ √ √ 27. Nikita M √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 28. Rahma D B A √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ 29. Raihanah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30. Rahul A S √ √ √ - - - - - - - - - - √ √ 31. Rebecca T K √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 32. Reza Rindi S √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ 33. Rhindita R P √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 34. Rika Mei Tamara √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35. Sabrina Silvi M √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 36. Siti Anisa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 37. Vira Azra √ √ √ - - √ - √ - - √ √ - √ √ 38. Wildan Diego A √ √ √ - - √ - - - √ - √ √ √ √ 39. Zulfa Nilul M √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 40. Kevin Rahma √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 39 40 38 23 31 32 25 28 31 35 28 34 34 40 40

Rata-rata 39 29 28 32 38

Presentase 97,5 % 72,5 % 70 % 80 % 95 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

74

Tanda (-) = Siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran, tidak memperhatikan,

mengobrol di dalam kelas,keluar masuk kelas dan tidak membawa

perlengkapan sendiri

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas

siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa: dari 40

siswa terdapat 29 siswa (72,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 20 siswa (50 %)

menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 39 siswa (97,5 %) mengerjakan

tugas yang diberikan guru; 28 siswa (70 %) memiliki keseriusan dalam

mengerjakan tugas;40 siswa (100 %) mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.

Hasil observasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9. Lembar Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II

No

Nama

Bertanya dan

minta arahan

guru

Menjawab

pertanyaan

Mengerjakan

tugas

Keseriusan

dalam

mengerjakan

tugas

Tepat waktu

mengumpulkan

tugas

P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3

1. Sidik Mardiyanto √ √ √ - √ - √ √ √ √ - - √ - √ 2. Febrian Iqbal - - - - - - - √ √ - √ √ √ - √ 3. Galih Arta K - - - - - - √ √ - √ √ - √ - √ 4. M Firdaus - - - - - - √ √ √ √ - - √ - √ 5. Meliana Axshela √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 6. Aldi Bagas S - - - - - - √ √ √ √ - - √ - √ 7. Ardhika Neswara √ √ - - - - √ √ - - - - √ - √ 8. Asyifa M √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 9. Aulia Oase √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 10. Chaterine I S √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ 11. Cindy R P √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 12. Dian Popy P - √ - - - √ √ √ √ √ - - √ - √ 13. Dion Santo Eko - - - - - - √ √ √ √ √ √ √ - √ 14. Diva Putri P √ √ √ - √ √ √ √ √ - - - √ - √ 15. Dona K D - - √ - - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 16. Elma Putri N √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 17. Gia Friska R √ √ √ - - √ √ √ √ √ - - √ - √ 18. Grendy A S √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 19. Imayang Sita R K √ √ √ √ - - √ √ √ √ - - √ - √ 20. Intan Aulya M √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ 21. Kristina Candra √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 22. Leony Aditya C √ √ √ - √ √ √ √ √ - - - √ - √ 23. M Meico G √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 24. Margarita N S √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ 25. Mita Safitri √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - - √ - √

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

75

Keterangan:

P1 = Pertemuan 1

P2 = Pertemuan 2

P3 = Pertemuan 3

Tanda (√) = siswa yang aktif bertanya dan meminta arahan dari guru, menjawab

pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas, serius dalam

mengerjakantugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

Tanda (-) = siswa yang tidak aktif bertanya dan meminta arahan dari guru,

tidakmenjawab pertanyaan dari guru, tidak mengerjakan tugas, tidak

serius dalam mengerjakan tugas, tidak tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi siswa dalam membuat

karya kerajinan kertas dengan teknik quilling dapat disimpulkan bahwa: dari 40

siswa terdapat 28 siswa (70 %) mampu menggulung gulungan dasar dengan rapi; 25

siswa (62,5 %) mampu memotong dengan rapi; 35 siswa (87,5 %) mampu menyusun

gulungan.

Berikut ini beberapa contoh hasil karya siswa dari pertemuan pertama,

kedua dan ketiga.

1) Hasil karya siswa (tugas I) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik quilling

yang disusun menjadi benda fungsional menggunakan kertas daur ulang pada

pertemuan pertama.

26. M Dava - √ - - - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 27. Nikita M √ √ - √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 28. Rahma D B A √ √ √ √ - √ √ √ √ √ - - √ - √ 29. Raihanah √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 30. Rahul A S - - - - - - √ √ √ - - - √ - √ 31. Rebecca T K √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 32. Reza Rindi S - - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 33. Rhindita R P √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - - √ - √ 34. Rika Mei Tamara √ √ √ - √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ 35. Sabrina Silvi M √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ 36. Siti Anisa √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - - √ - √ 37. Vira Azra √ √ √ - - √ √ √ √ - - - √ - √ 38. Wildan Diego A √ √ √ - √ - √ √ √ √ √ √ √ - √ 39. Zulfa Nilul M √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ 40. Kevin Rahma - √ - √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ Jumlah 29 30 28 15 21 24 39 40 38 34 25 24 40 - 40

Rata-rata 29 20 39 28 40

Presentase 72,5 % 50 % 97,5 % 70 % 100 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

76

Gambar 23.Hasil karya kelompok 6 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 45

(Dok. Daru Endah: 2011)

Gambar 24. Hasil karya kelompok 8 dengan teknik quilling yang mendapat nilai

70 (Dok. Daru Endah: 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

77

Gambar 25. Hasil karya kelompok 3 dengan teknik quilling yang mendapat nilai

70 (Dok. Daru Endah: 2011)

Gambar 26. Hasil karya kelompok 4 dengan teknik quilling yang mendapat nilai

80 (Dok. Daru Endah: 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

78

Gambar 27. Hasil karya kelompok 7 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 80

(Dok. Daru Endah: 2011)

2) Hasil karya siswa (tugas II) dalam membuat bentuk-bentuk dasar teknik

quilling yang disusun menjadi benda hias 3dimensil menggunakan kertas daur

ulang pada pertemuan kedua.

Gambar 28: Hasil karya kelompok 6 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72

(Dok. Daru Endah: 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

79

Gambar 29. Hasil karya kelompok 4 dengan teknik quilling yang mendapat nilai 72

(Dok. Daru Endah: 2011)

Gambar 30. Hasil karya kelompok 2 dengan teknik quilling yang mendapat nilai

77 (Dok. Daru Endah: 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

80

Gambar 31. Hasil karya kelompok 7 dengan teknik quilling yang mendapat nilai

77 (Dok. Daru Endah: 2011)

Gambar 32. Hasil karya kelompok 5 dengan teknik quilling yang mendapat nilai

87 (Dok. Daru Endah: 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

81

Gambar 33. Hasil karya kelompok 8 dengan teknik quilling yang mendapat nilai

87 (Dok. Daru Endah: 2011)

Berikut ini pembahasan dari beberapa karya siswa dalam siklus II.

a) Karya kelompok 6 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda fungsional mendapat nilai 45, hal ini dikarenakan

kelompok 6 belum mampu memotong, menyusun dengan rapi dan belum

mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru, karena hanya membuat dua

jenis bentuk dasar.serta tidak mengumpulkan tugas tepat waktu .

b) Karya kelompok 8 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda fungsional mendapat nilai 70, hal ini dikarenakan

karya ini sudah membuat lima jenis gulungan walaupun hanya mampu

membuat dua gulungan dengan rapi, sudah mampu memotong dengan rapi.

Sedangkan dalam penyusunan sudah cukup baik.

c) Karya kelompok 3 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 70, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah mampu menggulung, dan memotong kertas

dengan rapi, walaupun dalam penyusunannya masih kurang karena penataan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

82

yang terlalu monoton dan tidak ada variasi. Sedangkan untuk bentuk yang

digunakan sudah cukup baik karena sudah membuat empat jenis bentuk dasar.

d) Karya kelompok 4 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 80, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah mampu menggulung tiga gulungan dengan

rapi, mampu memotong dan mampu menyusun dengan rapi. Kelompok ini

membuat tujuh bentuk gulungan dasar.

e) Karya kelompok 7 pada tugas I dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda fungsional mendapatkan nilai 80, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, mampu

menggulung keempat bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun gulungan

dengan rapi.

f) Karya kelompok 4 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 72, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu

menggulung kurang dari tiga bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun

gulungan dengan rapi.

g) Karya kelompok 6 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 72, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu

menggulung kurang dari tiga bentuk dasar, mampu memotong dan menyusun

gulungan dengan rapi.

h) Karya kelompok 2 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 77, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, mampu

menggulung 4 bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun

gulungan dengan rapi.

i) Karya kelompok 7 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 77, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah membuat empat jenis gulungan, hanya mampu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

83

menggulung tiga bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun

gulungan dengan rapi.

j) Karya kelompok 5 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 87, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah membuat enam jenis gulungan, mampu

menggulung lima bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun

gulungan dengan rapi.

k) Karya kelompok 8 pada tugas II dalam membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling berupa benda hias tiga demensi mendapatkan nilai 87, hal ini

dikarenakan kelompok ini sudah membuat tujuh jenis gulungan, mampu

menggulung empat bentuk dasar gulungan, mampu memotong dan menyusun

gulungan dengan rapi.

Tabel 10.Lembar Observasi Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan dengan

Teknik Quilling.

No

Nama

Mampu

menggulung

dengan rapi

Mampu memotong

dengan rapi

Mampu menyusun

gulungan dengan

rapi

T1 T2 T1 T2 T1 T2

1. Sidik Mardiyanto - - - √ √ √ 2. Febrian Iqbal √ √ - √ √ √ 3. Galih Arta K √ √ √ √ - √ 4. M Firdaus √ - √ √ √ √ 5. Meliana Axshela - √ √ √ - √ 6. Aldi Bagas S - - - √ - √ 7. Ardhika Neswara √ √ √ √ √ √ 8. Asyifa M √ √ - √ √ √ 9. Aulia Oase √ √ - √ √ √ 10. Chaterine I S √ √ - √ √ √ 11. Cindy R P √ √ √ √ - √ 12. Dian Popy P √ - √ √ √ √ 13. Dion Santo Eko P - √ √ √ - √ 14. Diva Putri P - - - √ - √ 15. Dona K D √ √ √ √ √ √ 16. Elma Putri N √ √ - √ √ √ 17. Gia Friska R - - - √ √ √ 18. Grendy A S - - - √ √ √ 19. Imayang Sita R K √ √ √ √ - √ 20. Intan Aulya M √ - √ √ √ √ 21. Kristina Candra D - √ √ √ - √ 22. Leony Aditya C P - - - √ - √ 23. M Meico G √ √ √ √ √ √ 24. Margarita N S √ √ - √ √ √ 25. Mita Safitri - - - √ √ √

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

84

Keterangan:

T1 = Tugas 1

T2 = Tugas 2

T3 = Tugas 3

Tanda (√) = siswa yang mampu menggulung, memotong dan menyusun gulungan

kertas.

Tanda (-) = siswa yang belum mampu menggulung, memotong maupun

menyusun gulungan kertas.

Pada pengamatan yang dilakukan pada siklus II diperoleh data sebagai

berikut:

1) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran

a. Penguasaan materi pelajaran membuat karya kerajinan sudah baik

dibandingakan pada siklus I. Guru menjelaskan tentang teknik quilling, alat

dan bahan serta langkah-langkah pembuatan karya kerajinan menggunakan

bahan kertas daur ulang.

b. Guru menyampaikan materi lebih jelas. Guru memberikan penjelasan

disertai dengan demonstrasi secara bertahap.

c. Guru menggunakan model pembelajaran yang mulai melibatkan siswa dalam

menyampaikan pendapat.

d. Guru sudah merata dalam memberikan bimbingan kepada siswa karena

berkeliling pada semua kelompok.

e. Pengaturan waktu sudah cukup baik sehingga banyak siswa yang sudah

mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

2) Pengamatan terhadap siswa dalam proses pembelajaran

26. M Dava √ √ - √ √ √ 27. Nikita M √ √ √ √ - √ 28. Rahma D B A √ - √ √ √ √ 29. Raihanah - √ √ √ - √ 30. Rahul A S - - - √ - √ 31. Rebecca T K √ √ √ √ √ √ 32. Reza Rindi S √ √ - √ √ √ 33. Rhindita R P - - - √ √ √ 34. Rika Mei Tamara √ √ - √ √ √ 35. Sabrina Silvi M √ √ √ √ - √ 36. Siti Anisa √ - √ √ √ √ 37. Vira Azra - - - √ - √ 38. Wildan Diego A - √ √ √ - √ 39. Zulfa Nilul M √ √ √ √ √ √ 40. Kevin Rahma √ √ - √ √ √ Jumlah 25 25 20 40 25 40

Rata-rata 25 30 32

Presentase 62,5% 72,5 % 80 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

85

a. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat

yaitu 39 siswa mengikuti pelajaran pada pertemuan I, 40 siswa mengikuti

pelajaran pada pertemuan II, dan 38 siswa mengikuti pelajaran pada

pertemuan III.

b. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator minat

yaitu 23 siswa memperhatikan pada pertemuan I, 31 siswa memperhatikan

pada pertemuan II, 32 siswa memperhatikan pada pertemuan. Terdapat

beberapa siswa yang tidak memperhatikan dari pertemuan I, II dan III,

seperti: Sidik, Febrian, Ardhika dan Rahul,

c. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

minat yaitu Sidik, Febrian, Galih, Aldi, Rahul dan Wildan yang selalu

mengobrol pada saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III.

d. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

minat yaitu Sidik, Febrian,Ardhika, dan Rahul yang selalu keluar masuk

kelas saat pelajaran berlangsung dari pertemuan I, II, dan III.

e. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

minat yaituDiva, Leony, Raihanah, Rahul, Siti Anisa yang tidak membawa

perlengkapan sendiri pada pertemuan I

f. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

keaktifan yaitu Sidik, Febrian, Galih, Firdaus, Bagas, Dion, dan tidak aktif

bertanya dan minta arahan guru dari pertemuan I, II dan III.

g. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

keaktifan yaitu Febrian, Galih, Firdaus, Bagas, Ardhika, Dion, dan Rahul

belum aktifmenjawab pertanyaan dari pertemuan I, II, dan III.

h. Terdapat beberapa siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan

yaitu 39 siswa pada pertemuan I, 40 siswa pada pertemuan II, dan 38 siswa

pada pertemuan III yang aktif mengerjakan tugas.

i. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

keaktifan, seperti Aldi Bagas, Diva, Rahul, dan Vira tidak serius dalam

mengerjakan tugas dari pertemuan I, II, dan III.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

86

j. Terdapat 40 siswa yang mampu melaksanakan sub indikator keaktifan yaitu

aktif mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dari pertemuan I, II dan III.

k. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quillingyaitu

Sidik, Gia, Grendy, Mita, Rindhita, Aldi Bagas, Diva, Leony, Rahul, dan

Vira belum mampu menggulung kertas dengan rapi dari Tugas I, dan II.

Axsella, Dion, Kristina, Raihanah dan wildan belum mampu menggulung

kertas dengan rapi pada tugas I. Sedangkan M Firdaus, Dian, Intan, Rahma,

Siti Anisa belum mampu menggulung dengan rapi pada tugas II.

l. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu

Sidik, Febrian, Chaterine, Aldi Bagas, Asyifa, Aulia, Diva, Elma, Gia,

Grendy, Leony, Margareta, Mita, Dava, Rahul, Reza, Rindhita, Rika, Vira

dan Zulfa belum mampu memotong pada tugas I.

m. Terdapat beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan sub indikator

kemampuan dalam membuat kerajinan kertas dengan teknik quilling yaitu

Galih, Axshela, Aldi Bagas, Cindy, Dion, Diva, Imayang, Kristina, Leony,

Nikita, Raihanah, Rahul, Sabrina, Vira dan Wildan belum mampu menyusun

gulungan kertas dengan rapi dari pada tugas I.

d. Analisis dan Refleksi

Penelitian dalam siklus II dikatakan berhasil apabila semua indikator

terpenuhi yaitu mencapai 70 %. Dari data hasil observasi pada siklus I dapat

disimpulkan:

1) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 8, indikator minat siswa dalam

pelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari 40

siswa terdapat 39 siswa (97,5 %) yang mengikuti pelajaran; 29 siswa (72,5 %)

memperhatikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung; 28 siswa (70

%) tidak mengobrol pada saat pelajaran berlangsung; 32 siswa (80 %) tidak

keluar masuk kelas; 38 siswa (95 %) membawa perlengkapan sendiri. Rata-rata

dari kelima sub indikator minat siswa 83 %, sehingga dari hasil rata-rata dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

87

dilihat bahwa indikator minat sudah menunjukkan keberhasilan karena sudah

melebihi 70%.

2) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 9, indikator keaktifan siswa dalam

pembelajaran memnbuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa dari

40 siswa terdapat 29siswa (72,5 %) bertanya dan minta arahan guru; 20 siswa

(50 %) menjawab pertanyaan guru pada saat pelajaran; 39 siswa (97,5 %)

mengerjakan tugas yang diberikan guru; 28 siswa (70 %) memiliki keseriusan

dalam mengerjakan tugas; 40 siswa (100 %) mengumpulkan tugas dengan tepat

waktu.Rata-rata dari kelima sub indikator aktivitas siswa 78 %. Berdasarkan

hasil rata-rata dapat dnilihat bahwa indikator aktivitas siswa sudah

menunjukkan keberhasilan karena sudah mencapai 70%.

3) Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 10, indikator kemampuan siswa

dalam pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat disimpulkan bahwa

dari 40 siswa terdapat 25 siswa (62,5 %) mampu menggulung kertas dengan

rapi; 30 siswa (75 %), mampu memotong kertas dengan rapi; 32 siswa (80 %)

mampu menyusun gulungan dengan rapi.Rata-rata dari ketiga sub indikator

kemampuan siswa 72,5 %, Berdasarkan hasil rata-rata dapat dilihat bahwa

indikator kemampuan siswa sudah menunjukkan keberhasilan karena sudah

mencapai 70%.

Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 2. Presentasi Indikator dalam Siklus II

66%

68%

70%

72%

74%

76%

78%

80%

82%

84%

SIKLUS II

Minat

Aktivitas

Kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

88

Setelah dilaksanakan siklus II melalui penerapan direct instruction untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dapat

disimpulkan bahwa dari 40 siswa terdapat 21 siswa ( 52,5 %) sudah memenuhi

standar kompetensi 68 atau tuntas dan terdapat 19 siswa ( 47,5 %) belum

memenuhi standar kompetensi atau tidak tuntas. Data tersebut dapat dilihat dari

tabel di bawah ini:

Tabel 11.Lembar Observasi Nilai Keseluruhan dalam membuat karya kerajinan

kertas dengan teknik quilling.

No Nama Nilai Akhir

SIKLUS II

Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1. Sidik Mardiyanto 68,5 √ -

2. Febrian Iqbal 78,5 √ -

3. Galih Arta K 73,5 √ -

4. M Firdaus 76 √ -

5. Meliana Axshela 76 √ -

6. Aldi Bagas S 58,5 - √

7. Ardhika Neswara 78,5 √ -

8. Asyifa M 78,5 √ -

9. Aulia Oase 78,5 √ -

10 Chaterine I S 78,5 √ -

11. Cindy R P 73,5 √ -

12. Dian Popy P 76 √ -

13. Dion Santo Eko P 76 √ -

14. Diva Putri P 58,5 - √

15. Dona K D 78,5 √ -

16. Elma Putri N 78,5 √ -

17. Gia Friska R 68,5 √ -

18. Grendy A S 68,5 √ -

19. Imayang Sita R K J 73,5 √ -

20. Intan Aulya M 76 √ -

21. Kristina Candra D 76 √ -

22. Leony Aditya C P 58,5 - √

23. M Meico G 78,5 √ -

24. Margarita N S 78,5 √ -

25. Mita Safitri 68,5 √ -

26. M Dava 78,5 √ -

27. Nikita M 73,5 √ -

28. Rahma D B A 76 √ -

29. Raihanah 76 √ -

30. Rahul A S 58,5 - √

31. Rebecca T K 78,5 √ -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

89

32. Reza Rindi S 78,5 √ -

33. Rhindita R P 68,5 √ -

34. Rika Mei Tamara 78,5 √ -

35. Sabrina Silvi M 73,5 √ -

36. Siti Anisa 76 √ -

37. Vira Azra 58,5 - √

38. Wildan Diego A 76 √ -

39. Zulfa Nilul M 78,5 √ -

40. Kevin Rahma 78,5 √ -

Jumlah 35 5

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS

Jumlah keseluruhan siswa

Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS

Jumlah keseluruhan siswa

D. Deskripsi Antar Siklus

Peneliti melakukan rekapitulasi data yang diperoleh dari siklus I dan siklus

II dalam pelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling melalui

penerapan direct instruction. Ketercapaian dalam penelitian ini dapat dilihat dari

kecapaian indikator sebagai berikut:

1. Minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang minat siswa dalam

proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan

ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 12. Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran

No

Sub Indikator Minat

Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II

Jmlh

Siswa

(%) Jmlh

Siswa

%) Jmlh

Siswa

(%)

1. Mengikuti pelajaran 39 97,5 38 95 39 97,5

2. Memperhatikan saat KBM 18 45 18 45 29 72,5

3. Tidak mengobrol di dalam kelas 26 60 20 50 28 70

4. Tidak keluar masuk kelas 25 62,5 25 62,5 32 80

5. Membawa perlengkapan sendiri 20 50 26 65 38 95

Rata-rata 63 63,5 83

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

90

Grafik 3. Presentase Peningkatan Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub

indikator minat dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan

teknik quilling melalui penerapan model direct instruction. Peningkatan indikator

minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas yaitu: a)

mengikuti pelajaran, sebelum dilakukan penelitian yaitu 97,5 %, mengalami

penurunan 2,5 % pada siklus I menjadi 95 % dan mengalami peningkatan 2,5 %

pada siklus II menjadi 97,5 %; b) memperhatikan pada saat pembelajaran, sebelum

dilakukan penelitian yaitu 45 % , tidak mengalami perubahan atau tetap pada

siklus I yaitu 45 % dan meningkat 27,5 % pada siklus II menjadi 72,5 %; c) tidak

mengobrol di dalam kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 60 % mengalami

penurunan 10 % pada siklus I menjadi 50 % dan meningkat 20 % pada siklus II

menjadi 65 %; d) tidak keluar masuk kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu

62,5 %, tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 62,5 % dan

meningkat 17,5 % pada siklus II menjadi 80 %; e) membawa perlengkapan sendiri,

sebelum dilakukan penelitian yaitu 50 %, mengami kenaikan 15 % pada siklus I

menjadi 65 %, dan meningkat 30 % pada siklus II menjadi 95 %. Rata-rata dari sub

indikator minat yaitu 63,5 % sebelum penelitian, menjadi 63,5 % pada siklus I dan

menjadi 83 % pada siklus II.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

SIKLUS I SIKLUS II

Mengikuti pelajaran

Memperhatikan saat prosespembelajaran

Tidak mengobrol di dalamkelas

Tidak keluar masuk kelas

Membawa perlengkapansendiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

91

2. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan

ini dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 13. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran

No

Sub Indikator Minat

Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II

Jmlh

Siswa

(%) Jmlh

Siswa

%) Jmlh

Siswa

(%)

1. Bertanya dan minta arahan guru 16 40 17 42,5 29 72,5

2. Menjawab pertanyaan 5 12,5 17 42,5 20 50

3. Mengerjakan tugas 36 90 37 92,5 39 97,5

4. Keseriusan dalam mengerjakan

tugas

20 50 20 50 28 70

5. Tepat waktu mengumpulkan tugas 30 75 34 85 40 100

Rata-rata 53,5 62,5 78

Grafik 4. Presentase Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub

indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan

kertas dengan teknik quilling melalui penerapan model direct instruction.

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

SIKLUS I SIKLUS II

Bertanya dan minta

arahan guru

Menjawab pertanyaan

Mengerjakan tugas

Keseriusan dalam

mengerjakan tugas

Tepat waktu

mengumpulkan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

92

Peningkatan indikator minat siswa dalam proses pembelajaran membuat karya

kerajinan kertas yaitu: a) bertanya dan minta arahan guru, sebelum dilakukan

penelitian yaitu 40 %, mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 42,5%

dan mengalami peningkatan 30 % pada siklus II menjadi 72,5 %; b) menjawab

pertanyaan, sebelum dilakukan penelitian yaitu 12,5 % mengalami peningkatan 30

% pada siklus I menjadi 42,5 % dan meningkat 7,5 % pada siklus II menjadi 50 %;

c) mengerjakan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 90 % mengalami

peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 92,5 % dan meningkat 5 % pada siklus II

menjadi 97,5 %; d) keseriusan dalam mengerjakan tugas, sebelum dilakukan

penelitian yaitu 50 % tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 50

% dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 70 %; e) tepat waktu mengumpulkan

tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 75 % mengalami kenaikan 10 % pada

siklus I menjadi 85 % dan meningkat 15 % pada siklus II menjadi 100 % . Rata-

rata dari sub indikator keaktifan yaitu 53,5 % sebelum penelitian menjadi 62,5 %

pada siklus I dan menjadi 78 % pada siklus II.

3. Kemampuan Siswa dalam Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan

Teknik Quilling

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tetang kemampuan siswa

dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik quilling mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat dari tabel dan

grafik di bawah ini:

Tabel 14. Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan Kertas dengan Teknik

Quilling

No

Sub Indikator Kemampuan

Siklus I Siklus II

Jmlh

Siswa

Presentase

(%)

Jmlh

Siswa

Presentase

(%)

1. Mampu memotong dengan rapi 16 48,3 30 75

2. Mampu menggulung dengan rapi 22 55 25 62,5

3. Mampu menyusun dengan rapi 20 50 32 80

Rata-rata 48,3 72,5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

93

Grafik 5.Presentase Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Berkarya Kerajinan

Kertas dengan Teknik Quilling.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari sub

indikator kemampuan siswa dalam membuat karya kerajinan kertas dengan teknik

quilling melalui penerapan model direct instruction. Peningkatan indikator minat

siswa dalam proses pembelajaran membuat karya kerajinan kertas yaitu: a) mampu

menggulung dengan rapi, pada siklus I yaitu 55 % mengalami kenaikan 7,5 %

pada siklus II menjadi 62,5 %; b) mampu memotong dengan rapi, pada siklus I

yaitu 48,3 % pada siklus II meningkat 26,7 % menjadi 75 %; c) mampu menyusun

dengan rapi, pada siklus I yaitu 50 % pada siklus II meningkat 30 % menjadi 80

%, sehingga rata-rata kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 21,4 %.

Setelah dilakukan penelitian yang terdiri dari dua siklus dalam

pembelajaran membuat karya kerajinan kertas dengan menerapkan model

pembelajaran direct instruction pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I

Surakarta, mengalami kenaikan. Keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari

ketercapaian indikator : 1) 70 % siswa menunjukkan minat dalam proses

pembelajaran membuat karya kerajinan; 2) 70 % siswa mampu menunjukkan

keaktifan dalam proses pembelajaran; 3) 70 % siswa memiliki kemampuan dalam

membuat karya kerajinan kertas. Keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat

dari data sebagai berikut:

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

SIKLUS I SIKLUS II

Mampu memotong

dengan rapi

Mampu menggulung

dengan rapi2

Mampu menyusun

dengan rapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

94

Tabel 15. Presentase Rata-rata Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran dengan

Indikator Minat, Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar dengan Indikator

Kemampuan Siswa dalam Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan

Teknik Quilling

Grafik 6. Presentase Rata-rata Kenaikan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran

dengan Indikator Minat, Aktivitas dan Kemampuan Siswa dalam

Membuat Karya Kerajinan Kertas dengan Teknik Quilling

Berdasarkan data dan grafik di atas menunjukkan bahwa sebelum

dilaksanakan penilitian, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

membuat karya kerajinan kertas masih rendah yaitu minat hanya mencapai 63 %,

keaktifan mencapai 53,5 %. Sedangakan setelah dilaksanakan penelitian pada

siklus I proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan, walaupun masih

tergolong rendah karena belum mencapai 70 %. Indikator minat meningkat 0,5 %

dan keaktifan meningkat 9 %, setelah dilaksanakan siklus I presentase minat

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Sebelum Siklus I Siklus II

MINAT

KEAKTIFAN

KEMAMPUAN

No

Indikator

Presentase Perubahan Presentase

Sblm Siklus I Siklus II Sblm ke

siklus I

siklus I ke

siklus II Rata-rata

1. Minat 63 % 63,5 % 82 % 0,5 % 18,5 % 9,5 %

2. Keaktifan 53,5 % 62,5 % 78 % 9 % 15,5 % 12,25 %

3. Kemampuan 0 % 48,3% 72,5 % 0 % 24,2 % 24,2 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

95

menjadi 63,5 % dan keaktifan menjadi 62,5 %. Apabila dilihat dari segi hasil

pembelajaran yang dengan indikator kemampuan pada siklus I mencapai 48,3 %.

Setelah dilakukan reflesksai antara guru dan peneliti dengan melakukan perbaikan

pada siklus II presentasenya meningkat yaitu minat meningkat 18,5 % dari 63,5 %

menjadi 82 %, aktivitas mengalami peningkatan sebesar 14,5 % dari 62,5 %

menjadi 78 %, dan kemampuan mengalami peningkatan sebesar 24,2 %, dari 48,3

% menjadi 72,5 %. Berikut ini hasil rekapitulasi nilai secara keseluruhan dalam

pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Tabel 16.Rekapitulasi Hasil Belajar secara Keseluruhan dalam Pelaksanaan siklus I

dan siklus II.

No Nama Nilai Akhir

SIKLUS I

Ketuntasan Nilai Akhir

SIKLUS II

Ketuntasan

Tuntas Tidak

Tuntas

Tuntas Tidak

Tuntas

1. Sidik Mardiyanto 70 √ - 68,5 √ -

2. Febrian Iqbal 48 - √ 78,5 √ -

3. Galih Arta K 48 - √ 73,5 √ -

4. M Firdaus 68 √ - 76 √ -

5. Meliana Axshela 68 √ - 76 √ -

6. Aldi Bagas S 53 - √ 58,5 - √

7. Ardhika Neswara 53 - √ 78,5 √ -

8. Asyifa M 57 - √ 78,5 √ -

9. Aulia Oase 57 - √ 78,5 √ -

10 Chaterine I S 57 - √ 78,5 √ -

11. Cindy R P 68 √ - 73,5 √ -

12. Dian Popy P 66 - √ 76 √ -

13. Dion Santo Eko P 47 - √ 76 √ -

14. Diva Putri P 67 - √ 58,5 - √

15. Dona K D 68 √ - 78,5 √ -

16. Elma Putri N 68 √ - 78,5 √ -

17. Gia Friska R 68 √ - 68,5 √ -

18. Grendy A S 67 - √ 68,5 √ -

19. Imayang Sita R K J 60 - √ 73,5 √ -

20. Intan Aulya M 60 - √ 76 √ -

21. Kristina Candra D 70 - √ 76 √ -

22. Leony Aditya C P 67 - √ 58,5 - √

23. M Meico G 75 √ - 78,5 √ -

24. Margarita N S 75 √ - 78,5 √ -

25. Mita Safitri 70 √ - 68,5 √ -

26. M Dava 70 √ - 78,5 √ -

27. Nikita M 72 √ - 73,5 √ -

28. Rahma D B A 70 √ - 76 √ -

29. Raihanah 72 √ - 76 √ -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

96

30. Rahul A S 50 - √ 58,5 - √

31. Rebecca T K 70 √ 78,5 √ -

32. Reza Rindi S 48 - √ 78,5 √ -

33. Rhindita R P 68 √ - 68,5 √ -

34. Rika Mei Tamara 68 √ - 78,5 √ -

35. Sabrina Silvi M 68 √ - 73,5 √ -

36. Siti Anisa 46 - √ 76 √ -

37. Vira Azra 48 - √ 58,5 - √

38. Wildan Diego A 46 - √ 76 √ -

39. Zulfa Nilul M 50 - √ 78,5 √ -

40. Kevin Rahma 50 - √ 78,5 √ -

Jumlah 18 22 35 5

Presentase 45% 55% 87,5% 12,5%

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas × 100 % = TUNTAS

Jumlah keseluruhan siswa

Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100 % = TIDAK TUNTAS

Jumlah keseluruhan siswa

Grafik 7. Perkembangan Ketuntasan Hasil Belajar dalam Siklus I dan Siklus II

Peningkatan presentase dari data di atas menunjukkan bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran direct instruction dalam membuat karya

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

SIKLUS I SIKLUS II

Tuntas

Tidak Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

97

kerajinan dengan teknik quilling dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

membuat karya kerajinan kertas di SD Negeri Wonosaren I Surakarta.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah penelitian yang dilaksanankan di SD Negeri Wonosaren I

Surakarta pada siswa kelas IV dengan menerapkan model direct insrtoctiondalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya kerajinan kertas,

diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Proses Pembelajaran

a. Minat belajar

Minat siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian

dengan model direct instruction masih kurang,. Siswa kurang memperhatikan pada

saat kegiatan belajar berlangsung, siswa cenderung ramai dengan siswa lain, siswa

sering keluar masuk kelas, dan siswa sering tidak membawa perlengkapan untuk

praktek. Setelah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

menerapkan model direct instruction, minat siswa rata-rata meningkat dari tiap-sub

indikator. Hasil penelitian dapat dilihat dari: 1) mengikuti pelajaran, sebelum

dilakukan penelitian yaitu 97,5 %, mengalami penurunan 2,5 % pada siklus I

menjadi 95 % dan mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus II menjadi 97,5 %; 2)

memperhatikan pada saat pembelajaran, sebelum dilakukan penelitian yaitu 45 %,

tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 45 % dan meningkat 27,5

% pada siklus II menjadi 72,5 %; 3) tidak mengobrol di dalam kelas, sebelum

dilakukan penelitian yaitu 60 % mengalami penurunan 10 % pada siklus I menjadi

50 % dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 65 %; 4) tidak keluar masuk

kelas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 62,5 %, tidak mengalami perubahan atau

tetap pada siklus I yaitu 62,5 % dan meningkat 17,5 % pada siklus II menjadi 80

%; 5) membawa perlengkapan sendiri, sebelum dilakukan penelitian yaitu 50 %,

mengami kenaikan 15 % pada siklus I menjadi 65 %, dan meningkat 30 % pada

siklus II menjadi 95 %. Rata-rata dari setiap sub indikator minat yaitu 63,5 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

98

sebelum penelitian, menjadi 63,5 % pada siklus I dan menjadi 83 % pada siklus II.

Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari indikator minat

siswa neningkat sebesar 9,5 %. Hasil ini sesuai dengan pendapat Sofyan Amri dan

Iif Khoiru Ahmadi yang menyatakan bahwa “ strategi pembelajaran direct

instruction dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna

membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk

berfikir”(Sofyan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, 2010: 39).

b. Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilaksanakan

penelitian dengan model direct instruction kurang. Siswa kurang aktif dalam

bertanya dan minta arahan guru serta kurang aktif dalam menjawab pertanyaan,

kurang aktif dan serius dalam mengerjakan tugas, serta tidak tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas yang diberikan guru. Setelah dilaksanakan penelitian dengan

menerapkan model direct instruction, keaktifan siswa menjadi meningkat, yaitu 1)

bertanya dan minta arahan guru, sebelum dilakukan penelitian yaitu 40 %,

mengalami peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 42,5% dan mengalami

peningkatan 30 % pada siklus II menjadi 72,5 %; 2) menjawab pertanyaan,

sebelum dilakukan penelitian yaitu 12,5 % mengalami peningkatan 30 % pada

siklus I menjadi 42,5 % dan meningkat 7,5 % pada siklus II menjadi 50 %; 3)

mengerjakan tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 90 % mengalami

peningkatan 2,5 % pada siklus I menjadi 92,5 % dan meningkat 5 % pada siklus II

menjadi 97,5 %; 4) keseriusan dalam mengerjakan tugas, sebelum dilakukan

penelitian yaitu 50 % tidak mengalami perubahan atau tetap pada siklus I yaitu 50

% dan meningkat 20 % pada siklus II menjadi 70 %; 5) tepat waktu mengumpulkan

tugas, sebelum dilakukan penelitian yaitu 75 % mengalami kenaikan 10 % pada

siklus I menjadi 85 % dan meningkat 15 % pada siklus II menjadi 100 % . Rata-

rata dari sub indikator keaktifan yaitu 53,5 % sebelum penelitian menjadi 62,5 %

pada siklus I dan menjadi 78 % pada siklus II. Sehingga rata-rata kenaikan dari

indicator minat yaitu sebesar 12,25 %. Hasil ini sesuai dengan pendapat Kardi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

99

Nur dalam Trianto yang menjelaskan bahwa “ meskipun tujuan pembelajaran dapat

dirancang bersama guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru, system

pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru harus menjamin terjadinya

keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi

atau tanya jawab”(Trianto, 2009: 44).

2. Hasil Pembelajaran

Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model direct

instruction, nilai yang diperoleh rata-rata 67,3 dengan presentase ketuntasan, tuntas

40 % dan belum tuntas 60 %; dalam pelaksanaan siklus I terjadi penurunan nilai

rata-rata sebesar 5,6 % menjadi 61,7 tetapi mengalami peningkatan presentase

ketuntasan, tuntas 45 % dan belum tuntas 55 %; dalam pelaksanaan siklus II

mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 11,8 % menjadi 73,5 dengan presentase

ketuntasan, tuntas 87,5 % dan belum tuntas 12,5 %.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

100

BAB V

SIMPULAN, IMPLEMENTASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan dalam dua siklus, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model

direct instruction dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membuat karya

kerajinan kertas pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I Surakarta.

Penerapan model direct instruction pada penelitian ini dilakukan dalam

delapan fase, yang meliputi sebagai berikut: 1) Directing. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan menarik perhatian siswa dengan menunjukkan contoh gambar

dan karya kerajianan kertas dengan teknik quilling; 2) Instructing. Guru

memberikan informasi kepada siswa dan menginstruksikannya dengan baik,; 3)

Demonstrating. Guru menunjukkan, mendeskripsikan tentang proses pembuatan

kerajinan kertas dengan teknik quilling selangkah demi selangkah; 4) Eexplaining

and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat

kecepatan yang pas dan merujuk pada pekerjaan siswa; 5) Questioning and

discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh siswa ikut ambil bagian dan

terlibat dalam pembelajaran; 6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan

menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui kegiatan di

kelas. Guru juga memberi tugas-tugas yang difokuskan dengan baik untuk

dikerjakan di rumah.; 7) Evaluating pupils responses. Guru mengevaluasi karya

siswa dengan membicarakan keasalahan-kesalahan dan guru memberikan umpan

balik secara lisan; 8) Summarizing. Guru merangkum apa yang sudah dipelajari

siswa dalam proses pembelajaran.

Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut meliputi proses pembelajaran

melalui indikator minat, keaktifan dan hasil pembelajaran dengan indikator

kemampuan siswa dalam berkarya. Indikator minat yang meliputi beberapa sub

indikator yaitu: mengikuti pelajaran, memperhatikan saat KBM, tidak mengobrol di

100

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

101

kelas, tidak keluar masuk kelas, membawa perlengkSSSapan sendiri,

peningkatannya sebesar 19 % yaitu dari 63 % pada siklus I menjadi 82 % pada

siklus II. Indikator keaktifan meliputi sub indikator: bertanya dan minta arahan

guru, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, keseriusan dalam mengerjakan

tugas, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, peningkatannya sebesar 14,5 %

yaitu dari 63,5 % pada siklus I menjadi 78 % pada siklus II Sedangkan indikator

kemampuan meliputi sub indikator: siswa mamapu menggulung kertas dengan rapi,

siswa mamapu memotong kertas dengan rapi, siswa mampu menyusun gulungan

dengan rapi, peningkatannya sebesar 18,3 % yaitu dari 55 % pada siklus I menjadi

73,3 % pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil simpulan, maka dapat ditarik implikasi sebagai berikut:

1. Apabila dalam penerapan model direct instruction tidak dilakukan persiapan dan

pembagian waktu yang matang maka tidakan tidak berjalan lancar sesui rencana

bahkan tujuan pembelajaran yang diinginkan akan sulit tercapai.

2. Apabila dalam penerapan model direct instruction tidak memberi kebebasan

siswa untuk perpendapat, bertanya dan minta pengarahan maka indikator

keaktifan sulit untuk meningkat dengan baik.

3. Apabila dalam penerapan model direct instruction guru tidak

mendemonstrasikan pembuatan karya kerajinan secara bertahap maka

kemampuan siswa tidak meningkat dengan baik.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menerapkan

model direct instruction, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi Guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: digilib.uns.ac.id... · ii PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBUAT KARYA KERAJINAN KERTAS PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I DI SD NEGERI WONOSAREN

102

a. Guru hendaknya menerapkan variasi model pembelajaran yang melibatkan

siswa untuk menghindari kejenuhan dengan menyesuaikan kompetensiyang

hendak dicapai, salah satunya model direct instruction.

b. Guru hendaknya mampu menerapkan maupun mengembangkan penerapan

model direct instruction yang sudah dilaksanakan sesuai capaian yang

belum optimal.

2. Bagi Siswa

a. Siswa lebih meningkatkan keberanian untuk bertanya, minta arahan pada

guru dan berpendapat dalam proses pembelajaran.

b. Siswa sebaiknya tidak memupuk “saya tidak bisa” sebelum mencoba.

c. Siswa sebaiknya selalu latihan menggambar dalam membuat desain untuk

mengasah keluesan tangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user