· created date: 1/20/2014 2:19:54 pm

12
PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DIREKTU R JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUI(UM DAN IIAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DENGAN DTREKTUR JENDERAL PDMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTIRIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, DEPUTI BIDANG REHABILITASI BADAN NARI(OTIKA NASIONAL, DAN SEKRETARIS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DAN PENYALAI{GUNAAN NARKOTIKA BAGI NARAPIDANA, TAHANAN, ANAK DIDIK, KLIEN DAN BEKAS WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Nomor : PAS-43.HM.05.02 Tahun 2013 Nomor . 443 .2418673 IPMD Nornor . 05. 0 1/tVl25 l212Al3 Nomor : 393/RS/RH .AAXVZAI3 Nomor : PKS/81 /)ilV2013lBNN Nomor : i S/SK/KP NXII/2013 Fada hari ini Selasa tanggal dua puluh empat bulan Desember tahun Dua Ribu Tiga Belas bertempat di Jakarta, kami yang bertanda tangan dibawah ini . 1. I{ANDOYO SUDRADJAT, selaku Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi l\{anusia Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Veteran No.l1 Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

DIREKTU R JENDERAL PEMASYARAKATAN

KEMENTERIAN HUI(UM DAN IIAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

DTREKTUR JENDERAL PDMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

KEMENTIRIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

SEKRETARIS JENDERAL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DEPUTI BIDANG REHABILITASI BADAN NARI(OTIKA NASIONAL, DAN

SEKRETARIS KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL

TENTANG

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DAN PENYALAI{GUNAAN NARKOTIKA

BAGI NARAPIDANA, TAHANAN, ANAK DIDIK, KLIEN

DAN BEKAS WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

Nomor : PAS-43.HM.05.02 Tahun 2013

Nomor . 443 .2418673 IPMD

Nornor . 05. 0 1/tVl25 l212Al3

Nomor : 393/RS/RH .AAXVZAI3

Nomor : PKS/81 /)ilV2013lBNN

Nomor : i S/SK/KP NXII/2013

Fada hari ini Selasa tanggal dua puluh empat bulan Desember tahun Dua Ribu Tiga Belas

bertempat di Jakarta, kami yang bertanda tangan dibawah ini .

1. I{ANDOYO SUDRADJAT, selaku Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian

Hukum dan Hak Asasi l\{anusia Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Veteran

No.l1 Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

TARNIIfl A. KARIM, selaku Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kementerian Dalarn Negeri Republik Indonesia, berkedudukan di Jalan Raya Pasar

Minggu KM. 19 Jakarta Selatan, dalam hal ini bertindak untuk dan atas noma Dlrektorat

Jenderal Pemberdnynau Masyarakat dan Dess Kementerian Delam Ncgeri

Republik Indonesia.

SUPRIYANTORO, selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia berkedudukan di Jalan HR. Rasuna Said blok X.5 Kav. 4-9 Kuningan Jakarta

Selatarq dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Spkretariat Jeuder*l

Kemonterian Kesehatan Republik Indsnesia.

SAMSUDI, selaku Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Republik

Indonesiq berkedudukan di Jalan Salernba Raya No- 28 Jakarta Pusat, dalam hal ini

bertindak untuk dan atas ffuna Direktorat Jender*l Rehabilitasi Sosial Kementerian

Sosial Republik Indonesi*,

DIAH SETIA UTAMI, selaku Deputi Rehabilitasi Badau Natkotika Nasional,

berkedudukan di Jalan MT. Haryono No. 11 Cawang, Jakarta Tirnur, dalam hal ini

bertindak untuk dan atas nama Deputi Bidang Rehabilitasi B*dan Narkotika Nasion*l.

IffiMAL N, SIREGA& selaku Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional,

berkedudukan di Jalan JoharNo.l8, Jakarta Pusat, dalam hal ird bertindak untuk dan atas

rurma Komisi Penanggulangan AIDS NanionaL

Seea{a bersama-sarna untuk selanjutnya disebut sebagai PARA PIHAIC

Selanjuhya PABA PIHAK sepakat untuk mengadakan kerja sama dalam penanggulangan HIV

dan AIDS dan penyalahgunaan narkotika bagi narapidana tahanan, anak didik, klien dan bekas

\riarga binaan pemasyarakatan, sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman Bersama antara Mer*eri

Hukurn dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Sosial Republik Indonesia, Kepala

Badan Narkotika Nasional, dan Ketua Komisi Perranggulangan AIDS Nasional Nomor : M.tlH-

03.HM.05.O2 Tahun z}l3,Nornor :443.241788A/SJ, Nomor: 94/I\{ENKES/SKBII/2013, Nomor:

0I/HK-NKB.2AL3, Nomor: NII/M/IV2013/BNN, dan Nqmor: 1ZIKEP/SETiKPMV2013

tentang Penanggulangan HIV dan AIDS dan Penyalahgunaan Narkotika Bagi Narapidana"

Taharan, Anak Didik, Klien dan Bekas lfmga Binaan Pernasyarakatan yang ditandatangani

tanggal 15 Februariz}n.

Dengan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan oebagai berikut:

1. Bahwa DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAI{ adalah unit kerja di

lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang

berwenang dan bertanggung jawab dalam pembinaan warga binaan pemasyarakatan.

J.

Bahwa DIREKTORAT JENDARAL PEMBERDAYAAN MASYARAKA DAI{

DSSA adalah unit kerja di lingkungan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

yang berwenang dan bertanggung jawab dalam merumuskan dan melaksankan kebijakan

dan standarisasi tehnis di bidang pemberdayaan masyarakat.

Bahwa SEKRETARIAT JENDERAL adalah unit kerja di lingkungan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia yaog mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan adminisEasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Bahwa DIREKTORAT JEND$RAL REHABILITASI SOSIAL adalah unit kerja di

linekunean Kementerian Sosial Republik Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan

serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang rehabilitasi sosial

meliputi:

a. Perumtrsan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial;

c. Penyusunan nonna, standar, prosedur, dan kriteria di bidang rehabilitasi sosial;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang rehabilitasi sosial; dan

e. Pelaksanaan adminisaasi Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.

Bahwa DEPUTI BIDANG REHABILITASI adalah satuan kerja di lingkungan Badan

Narkotika Nasional yang salah satunya melaksanakan koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi dalam pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam bidang rehabilitasi.

Bahwa SEKRETARIAT KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL adalah

unit kerja di lingkungan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional yang berwenang dan

bertanggung jawab dalam membantu menetapkan kebijakan dan strategi nasional

penanggulaugan HIV dan AIDS.

Deagan memperhatikan peraturan perundang-undangau sebagai berikut :

l. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentaug Pemasyarakatan;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentangPsikotropika;

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 terrtang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-

Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 20M terrtang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 32 tahtllr. 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah

beberapa kali terakhir dengart Undang-Undang No.12 tahun 2008 tentang perubahan kedua

atas Undang-Undang No.32 tahun 2004t

6. Undang-Undang Nomor l1 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

2.

3.

4.

5.

6.

l_

2.

7. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;

8, UndangUndang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

9. Peraturan PresidenNomor 75 tahvn2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional;

Dengan ketentuan sebagai berikut :

P*saI IKETENTUAN UMUM

Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk

membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.

Pecandu narkotika adalah orarg yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan

dalam keadaan ketergantungan pada narkotika baik secara fisik maupun psikis.

3. Penyalah guna narkotika adalah orang yarg mffiggunakan narkotika tanpa hak atau

melawanhukum.

Korban penyalahgunaan narkotika adalah seseorang yang tidak sengaja menggmakan

narkotika karena dibujuk, diperdaya, ditipu, dipaksa dan atau diancarn untuk menggunakan

narkotika.

Rehabilitasi sosial adalah proses refrmgsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan

seseorang mampu melaksanakan flmgsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan

bernrasyarakat,

Program Terapi Rumatan Methadon (PTRM) adalah suafu terapi jangka panjang, minimal 6

(enarn) bulan bagi klien keterganflmgan opioida dengan menggunakan golongan opioid

sintetis agonis (Methadon) dengan cara oral dibowah pengewasan dokter terlatih dengan

merujuk pada pedoman nasional.

Asesmen akibat penyalahgunaan narkoba dalam perjanjian kerjasarna ini adalah tindakan

penilaian fungsi untuk mengetahui seluruh kondisi fisik, me*tal, dan sosial pada narapidana,

tahanaru anak didik, klien dan bekas warga binaan pemasyarakatan akibat penyalahgunaan

narkoba yang meliputi aspek medis, psikologis dan sosial.

Asistensi rehabililasi adalah pendampingan yarg dilakukan dalam pelaksanaan program

rehabilitasi.

Dokter adalah setiap orang yang telah dinyatakan lulus pendidikan pmfesi kedokteran dan

memiliki kewenangan, pengetahuan, serta keterampilan sesuai ketentuan peraturan yang

berlaku

Perawat adalah setiap orang yang telah dinyatakau lulus pendidikan profesi keperawatan dan

memiliki kewenangan, pvngetahuan, serta keterampilan sesuai ketenfuan peraturafi yang

berlaku

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

r5.

16.

t7.

18.

19.

20.

Psikolog adalahsetiap orang yang telah dinyatakan lulus pendidikan psikologi dan memiliki

ijin praktik psikologi sesuai ketentuan peraturan yaag berlaku

Konseling adalah adalah komunikasi informasi untuk membantu klien/pasierr agar dapat

mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya dan bertindak sesuai keputusan yang

dipilihnya.

Konselor adalah setiap orang yang telah dinyatakan lulus pendidikan bimbingan dan

konseling dan atau program pendidikan profesi konselor ssrta secara profesional memiliki

keahlian dan pengampu pelayanan bimbingan dan konseling sesuai ketentuan peraturan

yang berlaku.

Pekerja sosial adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah, swasta maupun

masyarakat yang memiliki kompentensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam

pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau pngalaman praktik

pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.

Konselor kesehatan adalah tenaga kesehatan dan non kesehatan yang terlibat dalam proses

konseling kesehatan.

Konselor adiksi adalah tenaga terlatih yang telah mengikuti pelatihan konseling adiksi

sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam komunikasi, informasi

dan edukasi personal maupun kelompok dalarn mengatasi masalah psikologis maupun adiksi

akibat penggunaan zat-zat adiktif yang menimbulkan ketergantungan serta akibat lainnya.

Tim asesmen adalah sekelompok orang yang terdiri dari dokter, psikolog, dan perawat dan

konselor kesehatan yang mewakili unsur Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan BNN.

Tahanan adalah tersangka atau terdakwa yang ditahan di rumah tahanart negara selama

proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan.

Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di dalam lembaga

pernasyarakatan.

Anak didik pemasyarakatan adalah :

a. Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di lapas

anak paling lama sampai berumur l8 (delapan belas) tahun.

b. Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan pada negara

untuk dididik dan ditempatkan di lapas anak paling lama sampai berumur 18 (delapan

belas) tahun.

c. Anak Sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya memperoleh

penetapan pengadilan untuk dididik di lapas anak paling lama sampai berumur 18

(delapan belas) tahun.

21. Klien pemasyarakatan adalah seseorang yarug betada dalam bimbingan balai

pemasyarakatan.

22. Rumah Tahanan Negara, selanjutrrya disebut Rutan adalah tempat tersangka atau terdalana

ditahan selamaproses penyidikan, penuntutan dan perneriksaan di sidang pengadilan.

23. LertbagaPernasyarakatan, selanjutnya disebut Lapas adalah tempat untuk melaksanakan

pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.

24. Balar Pemasyarakatan, selanjutuya disebut Bapas adalah pranata uffirk melaksanakan

bimbingan klien pemasyarak&tan.

25. Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) adalah $eseorang yang telah selesai

menjalani masa pidana yang dijatrrhkan kepadanya berdasarkan keputusan pengadilan yang

telah memiliki kekuatan hukum yang tetap.

26. Human Imuno DeJiciency Virus {HIY} adalah virus yang menyebabkan AIDS.

27. Acquired Imuno Deficiency Syndrom (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala berkurangnya

kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV dalarn tubuh

sesgorsflg.

28. Tata laksana penderita HIVdan AIDS adalah proses pelayanan kesehatan secara holistik dan

komprehensif berkesinambungan dengan pendekatan biopsikososiospiritual pada penderita

HIV dan AIDE yang rneliputi promosi, pencegahan, diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi

terhadap gejala dan tanda serta komplikasi dan infeksi oportunistik, uutuk meningkatkan

kualitas hidup.

29. Ora*gDengan HIV dan AIDS (ODHA) adalah orang yang telah terinfeksi virus HlV.

30. Ttrarapeutic Community (TC) adatah terapi ketergantungan narkotika dengan pendekatart

komunitas.

Pasal2

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Perjanjian Kerja Sama ini adalah sebagai lardasan dalam melaksanakan

penanggulangan HIV dan AIDS dan penyalahgunaan narkotika bagi narapidana, tahanan,

anak didik, klien dan bekas warga binaan pernasyarakatan.

Tqiuan Pe{aqiian Kerja Sama ini adatrah:

a. Tercapainya nol kematian AIDS, nol Infeksi baru HIV dan penghapusan Stigma dan

Diskriminasi terkait HIV dan AIDS di lingkurgan pernasyarakatan.

b. Tercapainya peningkatan program pembinaan bagi Narapidana, Tahanan, Anak Didik

Femasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan dalam rangka mendukung tercapainya

Indonesia Bebas Narkoba 2015.

c. Tercapainya peningkatan fungsi sosial bekas warga binaan pemasyarakatan

penyalahgunaan narkotika dan ODHA.

(1)

{2}

Pasal 3

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Kerja Sama ini meliputi:

a. Pencegahan infeksi HIV dan AIDS dan penanggulangan penyalahgunaan Napza bagi

narapidana, tahana& anak didik dan klien Pemasyarakatan;

b. Tata laksana penderita HIV dan AIDS;

c. Rehabilitasi medis pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika;

d. Rehabilitasisosial;

e. Peningkatan kapasitas petugas pemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan progftm

rehabilitasi penyalahgunaan narkotika bagi Narapidana, Tahanan, Anak Didik

Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakalan;

Pasal 4

PELAKSANAAN

(1) Dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama dibentuk kelompok kerja yang terdiri dari unsur

PARA PIHAK, yang dikoordinasi oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(2) Perjanjian Kerja Sama ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana aksi (action plan) yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.

Pasal S

TUGAS I}AF( TAFIGGUNG JAWAB PARA PIHAK

1. DirektoratJenderalPemasyarakatan

a. Menyediakan peserta untuk mengikuti pelatihan untuk pelatih (ToT) Komunikasi

Informasi dan Edukasi (KIE) yang akan dilaksanakaa oleh Kementerian Kesehatan R".I

b. Menyediakan tempat pelaksanaan KIE di dalam lapas,, rutan dan bapas.

c. Menyediakan anggaran untuk pelatihan petugas pemasyarakatan dalam Tata laksana

HIV.AIDS.

d. Menyediakan petugas sebagai pendamping perawatan, dukungan dan pengobatan.

e, Menyediakan tempat / klinik untuk perawatan, dukungan dan pengobatan.

f. Memberikan data (rekam medis WBP) kepada dinas sosial dan dinas kesehatan tentang

status layanan yang telah diterima narapidana ODHA yang mutasi, cuti bersyarat,

pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas maupun bebas murni .

g. Mendorong WBP yang memiliki masalah ketergantungan heroin uotuk mengikuti

Prograrn Terapi Rumatan Methadon (PTRM)

h. Menyediakan ruangan dan SDM bagi PTRM.

i. Mengusulkan pengembangan lapas, rutan dan bapas untuk layanan PTRM baru.

j. Memberikan laporan tentang pelaksarraan PTRM dan mengusulkan supervisi dari

Kernenterian Kesehatan RI terkait pelaksanaan PTRM.

k. Mengusulkan rumah sakit pengayoman sebagai pusat rehabilitasi WBP ke Kementerian

Kesehatan R..I.

1. Menyediakan peserta pelatihan asesmen medis.

m. Menyediakan data WBP untuk kegiatan asesmen.

n. Menyediakan petugas (dolder, psikolog, perawat dan konselor kesehatan) untuk menjadi

tim asesmen.

o. Menyediakan tempat untuk melaksanakan asesmen.

p. Menyediakan d#a tentang status layanan yang telah diterima / dilaksanakan untuk

kepeatingan asesmen.

q. Melaksanakan asesmen bersama dengan Badan Narkotika Nasional"

r. Menyediakan peserta dan tempat untuk kegiatan sosialisasi program rehabilitasi dan

therapeutic cowmunity bagi WBP di dalam lapas dan rutan.

s. Menyediakan petugas Pemasyarakatan untuk mela}ukan skrining, asesmen dan rencana

terapi Napza.

t. Metaksanakan skrining, asesmen, dan rencana terapi Napza WBP terkait penyalahgunaan

Napza

u. Mendukung kegiatan lain yang terkait dengau penanggulangan HIV dan AIDS dan

penyalahgunaan narkotika bagi napi, tahanan, anak didilq dan klien pemasyarakatau.

2, Direktorat Jcnderal Pembudayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri

a. Mengarahkan, mendorong dan mendukung Pemerintah Dasrah untuk memfasilitasi lapas,

rutan dan bapas dalam penanggulangen HIV dan AIDS dan penyalahgunaaa narkotika di

lapas, rutan dan bapas.

b. Mengoordinasikan instansi terkait di lingkungan Pemerintah Daerah dalam perenaanaan

dan penganggaran perranggulangan HIV dan AIDS dan penyalahgunaan narkotika.

c. Mengaralrkan, me$dorong dan mendukung Pemerintah Daerah untuk memfasilitasi

kegiatan rehabilitasi sosial BWBP dalam proses reintegrasi sosial.

3. Sekretarlat Jenderal Kementerian Kesehstsn RI

a. Mengoordinasikan porencaffum dan penganggaran pencegahan infeksi HIV dan AIDS

dan penanggulailgan penyalahgunaan Napza di lapas, rutan dan bapas melalui penyediaan

format standar media KIE dan mernbantu pelaksanaan penyuluhan terkait Program KIE.

b. Mengkoordinasikan tata laksana penderita HIV dan AIDS melalui:

- Penyediaan logistik (Anti Retro Viral (ARV) dan reagen);

* Pelaksanaan pendampingan medis terhadap BWBP pada ODHA.

- Membantu penyiapan layana*tata laksana penderita Hry - AIDS di lapas/rutan

- Mengikut sertakan petugas kesehatan lapas/rutan dalam pelatihan atau Pelatihan

untuk pelatih di Kementerian Kesehatan

- Membantu pelaksanaan Pelatihan uiltuk pelatih petugas pemasyarakatan dalam Tata

Laksana HIV - AIDS di lapas/rutan

* Msmbantu supervisi Tata laksana HIV - AIDS di lapas I rutan

c. Mengkoordinasikan rehabilitasi medis pecandu, penyalahguna, dan korban

peiryalahgunaan narkotika melalui :

Asesmen dan rencana terapi gangguan peng$maan Napza dengan penyediaan format

standar formulir skrining, asesmen, dan rencana terapi; dan

Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) dengan:

r' penyediaan methadon liquid sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku;

y' neembantu penyiapan layanan PTRM di lapas, rutan dan bapas ; dan

r' melakukan kegiatan supervisi terhadap pelaksanaan PTRM.

d. Mengkoordinasikan peningkatan kapasitas petugas pemasyarakatan dalam rangka

pelaksanaan progmm rehabilitasi penyalahgunaan narkotika bagi narapidana tahanan,

anak didik pemasyarakatan dan klien pemasyarakatan melalui:

- Penyediaan fasilitator untuk melaksanakan kegiatan pelatihan untuk pelatih;

- Melaksanakan pelatihan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) bagi petugas

kssehatan di lapas dan rutan;

* Pelatihan skrining, asesme& dan rencana terapi bagi ptugas kesehatan yang ada di

lapas dan rutan; dan

- Melatih petugas kesehatan di lapas dan rutan untuk layanan PTRM.

4. Direktorat Jenderal Rehahilitasi Sosiel

a. Bekedasama dengan bapas melaksanakan program dukungan reintegrasi sosial bagi klien

pmasyarakatan yang sedang menjalani Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti Bersyarat

(CB), maupun Cuti Menjelang Bebas (CMB).

b. Memfasilitasi kegiatan sosialisasi program rehabilitasi sosial BWBP di daerah yang

mendapat alokasi dana dekonsentrasi dan APBN Pusat.

c. Melaksanakan rehabilitasi sosial BWBP berupa bimbingan sosial, keterampilan dan

bimbingan lanjutan bagi BWBP.

d. Memberikan bantuan kemandirian berupa Usaha Ekonomis Produktif.

e. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat dalam memberikan informasi tentang

BWBP ODHA untuk melanjutkan pernberian terapi ARV"

f, Memberikan bantuan sosial kedaruratan BWBP.

g. Menyediakan prkerja sosial dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi sosial.

5. Deputi Bidang Rehabilitasi Badan N*rkotika Nasional

a. Mendukung program rehabilitasi hagi penyalahgunaan narkotika bagi narapidana tahanan

dan anak didik pemasyarakatan.

b. Menyediakan materi sosialisasi program rehabilitasi bagi WBP.

c. Memfasilitasi kegiatan peningkatan kapasitas bagi petugas pemasyarakatan dalam hal

peoariganan rehabilitasi penyalahgunaan narkotika dan sosialisasi progtarn therapeutic

community (TC).

d. Memberikan dukungan pasca rehabilitasi dalam peningkatan ekonomi produktif khusus

BWBP narkotika,

6. Sekretariat Koruisi P+rauggnlargan AIDS Nasioral

a. Memfasilitesi koordinasi dengan lintas sektor dan pemangku kepentingan lainnya baik

ditingkat pusat atatrpun daerah.

b. Memperkuat sistem monitoring dan evaluasi.

c. Mendorong keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Civil Society lairurya

dalam pencegahan HIV dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika di lapa$, rutan

dan bapas.

d. Mengkoordinir pelibatan LSM, kelompok dukungan sebaya dan Civil Society untuk

dukungan perawatan dan pengobatan.

Pasal 6

PEMBIAYAAN

Biaya yang timbul akibat plaksanaan dari Perjanjian Kda Sama ini dibebankan pada anggaran

masing-masing pihak secaxa proporsional sesuai dengan tugas dau tanggung jawabnya serta

sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Pasal T

MONITORING I}AN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama oleh PARA

PIHAK sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan atau sesuai kebutuhan,

dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dar Hak Asasi

Manusia.

Pmal S

JAIIGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN

(1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku sejak tanggal ditandatangani sampai dengan berakhirnya

Nota Kesepahaman dimaksud.

(2) Perjanjian Kerja Sama ini dapat diakhiri sebelum juagka waktu sebagaimana dimaksud

dalamayat {l) dengan ketentuan pihak yang bemraksud mengakhiri wajib memberitahukan

rnaksud tersebut secara tertulis kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.

(3) Pengakhiran Perjanjian Kerja Sama ini tidak mempengaruhi kegiatan yang telah dimulai.

(4) Apabila Perjanjian Kerja Sama ini akan diperpanjang maka harus ada pemberitahuan dari

salah satu pihak kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Perjanjian Kerja Sama.

Pasal 9

PENYULESAIA}I PERSELISIHAN

Apabila terjadi perbedaan penafsiran atau perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama

ini PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secaramusyawarah untuk mufakat.

Pasal 10

KEADAAN KAIIAR

Selain kmena berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kerja Sama ini, dalam hal terjadi keadaan

kahar yang tidak dapatdiaxasi, PARA PIHAK dapat mengakhiri Perjanjian Kerja Sama ini.

Pasal 11

ADDENDUM

Hal-hat yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini, akan ditwngkan secara terh"rlis

dalam suatu perubahan (addendum) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian

Kerja Sama ini.

Pasal 12

PENUTUP

Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana

disebutkan pada awal Perjanjian Kerja Samq rangkap 6 (enam) bermeterai cukup, masing-

masing mempuuyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.

DIREKTUR JENDERAL R JENDERALPEMBE MhfiYANAKAT DAN DESA

IIUKUM DAN HAM RI NEGERI R.I

A. KARrM tt

SEKRETARIS JENDERALKE MEI!$tENAN KtrSEHATAN

'-4 ::';1\',r.'",

DIREKTUR JENDERALREHABILITASI SOSIAL

KEMENTERIAN SOSIAL R-I

SEKRETARIS KOMISIPf,NANGGULANGAN AID$ NASIONAL

ILITASINASIONAL

SAMSUDI 4tiI

KEMAL N. SIREGAR

F n.l/: /- n t:"ar, -*i:4-i, !t