repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. bab iv turnitinn.docx · web...

65
75 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keterlaksanaan Pembelajaran Penelitian dilakukan pada sekolah MTs Hasanuddin Kupang Tebak Teluk Betung Bandar Lampung, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan jadwal yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran IPA yang dilaksanakan dalam empat pertemuan dalam seminggu. yaitu hari kamis dan sabtu untuk kelas Talking Stick dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick pada tema cuaca ekstrim dan hari senin dan rabu untuk kelas Group Investigation (GI) dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan tema yang sama yaitu cuaca ekstrim. Penelitian ini dilakukan sebanyak lima pertemuan dengan menggunakan tiga Rpp, pada penelitian ini mengunakan dua kelas sampel ialah kelas VIII A (dengan jumlah 28 peserta didik) dan kelas VIII B (dengan jumlah

Upload: others

Post on 19-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

75

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keterlaksanaan Pembelajaran

Penelitian dilakukan pada sekolah MTs Hasanuddin Kupang Tebak Teluk Betung

Bandar Lampung, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan jadwal yang

telah diberikan oleh guru mata pelajaran IPA yang dilaksanakan dalam empat

pertemuan dalam seminggu. yaitu hari kamis dan sabtu untuk kelas Talking Stick

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick pada tema cuaca

ekstrim dan hari senin dan rabu untuk kelas Group Investigation (GI) dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan

tema yang sama yaitu cuaca ekstrim.

Penelitian ini dilakukan sebanyak lima pertemuan dengan menggunakan tiga

Rpp, pada penelitian ini mengunakan dua kelas sampel ialah kelas VIII A (dengan

jumlah 28 peserta didik) dan kelas VIII B (dengan jumlah 27 peserta didik), dimana

pada kelas group investigation (GI) yaitu kelas VIII A di berikan perlakukan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dan pada kelas talking stick

VIII B diberikan perlakuan dengan model pembelajaran tipe talking stick. Tujuan

dilakukannya penelitian ialah melihat adakah perbedaan pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan group investigation (GI) terhadap

kemampuan literasi sains peserta didik pada tema (cuaca ekstrim).

Page 2: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

76

Pada kelas talking stick kelas VIII B diterapkan model pembelajaran kooperatif

tipe talking stick, dimana pendidik menghadapkan peserta didik dalam situasi yang

baru.

1. Pertemuan Pertama

Langkah pertama peneliti mendekati peserta didik terlebih dahulu agar tidak

begitu kaku dan tegang. Peneliti melakukan perkenalan terlebih dahulu, agar

terciptanya suasana yang harmonis, selanjutnya peneliti meminta peserta didik untuk

memberitahukan nama masing-masing peserta didik kepada peneliti yaitu dengan

cara memanggil satu-persatu namanya (mengabsen), perkenalan tersebut

menghabiskan waktu kurang lebih 35 menit. Kemudian dilanjutkan dengan persiapan

pretest dengan tema cuaca ekstrim dimana soal tersebut sudah melewati tahap

validasi, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan pengecoh,.

2. Pertemuan kedua

fase 1 (memusatkan perhatian peserta didik dan menyiapkan tongkat) pendidik

membuka pembelajaran (mengucapkan salam, Berdo’a, dan mengecek kehadiran),

pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, pendidik menyiapkan tongkat yang

panjangnya kira-kira 30 cm, fase 2 (merencanakan diskusi) pendidik membentuk

peserta didik pada beberapa kelompok kecil yang berjumlah 5-6 peserta didik,

kemudian pendidik menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran yang hendak

dipelajari tentang cuaca dan macam-macam awan, kemudian pendidik menyajikan

sebuah permasalahan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, dalam tahapan ini

adapun aspek literasi sains ialah Kompetensi Sains Tentang Mengidentifikasi

Page 3: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

77

Permasalahan Ilmiah. Contohnya seperti apakah kalian dapat menyimpulkan

tentang pengertian cuaca dan macam-macam awan. Pada tahap orientasi peserta didik

mendapatkan hasil dari permasalahan tersebut ada di dalam gambar dibawah ini:

Gambar 4.1 Hasil Jawaban Peserta didik Cuaca dan Macam-macam Awan

Pada gambar 4,1 tersebut peserta didik menjawab permasalah yang diberikan

oleh pendidik tentang cuaca dan macam-macam awan. Jadi kesimpulan dari

kelompok satu yang terdiri dari anggota (Ahmad mirza, Cahya kamila, Dewi andini,

Deni apriansyah, dan hardi), tersebut mengenai cuaca dan macam-macam awan

adalah: cuaca yaitu kondisi udara saat dan wilayah tertentu yang relatif sempit serta

dengan jangka waktu yang sempitt. Adapun macam-macam awan. 1) jenis-jenis awan

berdasarkan bentuk: awan cumulus, awan status, awan sirrus. 2) macam-macam awan

Page 4: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

78

berdasarkan ketinggian awan: awan cirrus, awan cirrocumulus, awan cirrostratus, 3)

jenis awan sedang: awan altostratus, awan altocumulus, awan nimbostratus. Fase 3

(Pelaksanaan) Setelah itu pendidik memberikan waktu kepada peserta didik setelah

selesai berdiskusi sekaligus memahami isi dari diskusi tersebut, pendidik

memerintahkan peserta didik untuk menutup buku catatan, fase 4 (evaluasi)

selanjutnya pendidik memegang tongkat dan salah satu peserta didik akan diberikan

tongkat tersebut. Pendidik menyampaikan pertanyaan kepada pemegang tongkatdan

peserta didik segera menjawab pertanyaan, selanjutnya peserta didik bersama

pendidik memberi kesimpulan pada materi pembelajaran, dan yang terakhir menutup

pembelajaran dengan salam.

3. Pertemuan ketiga

fase 1 (memusatkan perhatian peserta didik dan menyiapkan tongkat) pendidik

membuka pembelajaran (mengucapkan salam, Berdo’a, dan mengecek kehadiran),

pendidik melakukan apresepsi mengingat pembelajaran sebelumnya mengenai cuaca

dan macam-macam awan, Pendidik bertanya “Apakah kalian masih mengingat cuaca

dan macam-macam awan ?” pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, pendidik

menyiapkan tongkat yang panjangnya kira-kira 30 cm, pendidik memotivasi peserta

didik bersemangat untuk belajar seperti mengaitkan pembelajaran pada lingkungan

sekitar kita antara lain “Apakah kalian pernah melihat tornado didalam kehidupan

sehari-hari, apakah kalian tahu hal ini disebabkan apa dan dampak apa yang akan

terjadi jika hal itu terjadi di tempat lingkungan kita?” fase 2 (merencanakan diskusi)

pendidik membentuk peserta didik pada beberapa kelompok kecil dengan jumlah 5-6

Page 5: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

79

peserta didik, kemudian pendidik menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran

yang hendak dipelajari mengenai kondisi cuaca dan iklim, pendidik menyajikan

gambar, kemudian menyajikan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan tujuan

pembelajaran dalam tahapan iniaspek literasi sains pada Kompetensi sains tentang

Mengidentifikasi permasalahan secara ilmiah Contohnya seperti apakah kalian

dapat menyimpulkan tentang kondisi cuaca dan iklim,pada tahap orientasi peserta

didik memperoleh hasil dari permasalahn yang diberikan oleh pendidik yang terdapat

di dalam gambar dibawah ini:

Gambar 4.2. Hasil Jawaban Peserta didik Tentang Kondisi Cuaca dan Iklim

Gambar 4.2 tersebut peserta didik menjawab permasalah yang diberikan oleh

pendidik tentang kondisi cuaca dan iklim. Jadi kesimpulan dari kelompok tiga yang

terdiri dari anggota (Humayroh, Maysaroh, Arya putra aditia, Guslias sulaiman sah,

Page 6: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

80

Nursela, dan revi fermasari), tersebut mengenai kondisi cuaca dan iklim adalah: jadi

kesimpulan mengenai kondisi cuaca dan iklim adalah cuaca merupakan kondisi

atmosfer disaatwaktu dan tempat tertentu. Adapun iklim yaitu kondisi rata-rata dari

cuaca. klimatology merupakan Ilmu yang menggeluti tentang iklim, selain itu ilmu

yang menggeluti tentang cuaca yaitu materologi. Adapun unsur-unsur yang

mempengaruhi cuaca dan iklim ialah : suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara,

awan, air hujan, angin. Setelah itu fase 3 (pelaksanaan) pendidik memberikan waktu

kepada peserta setelah selesai berdiskusi sekaligus memahami isi dari diskusi

tersebut, pendidik memerintahkan peserta didik untuk menutup buku catatan,

selanjutnya fase 4 (Evaluasi) pendidik memegang sebuah tongkat dan salah satu

peserta didik akan diberikan tongkat tersebut. Pendidik memberi pertanyaan kepada

pemegang tongkat serta peserta didik segera menjawab pertanyaan, yang selanjutnya

peserta didik bersama pendidik memberi kesimpulan pada materi pembelajaran, dan

yang terakhir menutup pembelajaran dengan salam.

4. Pertemuan keempat

fase 1 (memusatkan perhatian peserta didik dan menyiapkan tongkat) pendidik

membuka pembelajaran (mengucapkan salam, Berdo’a, dan mengecek kehadiran),

pendidik melakukan apresepsi mengingat pembelajaran sebelumnya mengenai

kondisi cuaca dan iklim, Pendidik bertanya “Apakah kalian masih mengingat kondisi

cuaca dan iklim?” pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, pendidik

menyiapkan tongkat yang panjangnya kira-kira 30 cm, pendidik memberi dorongan

kepada peserta didik agar selalu aktif untuk belajar seperti mengerjakan percobaan

Page 7: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

81

mengenai pembuatan tornado sederhana jadi peserta didik tidak hanya mendapatkan

materi, melainkan mengenal secara ilmiah dengan melakukan percobaan. Fase 2

(merencanakan diskusi) pendidik membentuk peserta didik pada beberapa kelompok

kecil dengan jumlah 5-6 peserta didik, kemudian pendidik menyampaikan tujuan dan

materi pembelajaran yang hendak dipelajari mengenai sifat-sifat iklim dan unsur-

unsur iklim, fase 3 (pelaksanaan) pendidik kemudian menyajikan sebuah

permasalahan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran dalam tahapan ini terdapat

aspek literasi sains pada Kompetensi sains tentang Mengidentifikasi

permasalahan secara ilmiah. Contohnya seperti apakah kalian dapat menyimpulkan

tentang sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim,pada tahap orientasi peserta didik

mendaparkan hasil pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.3. Hasil Jawaban Peserta Didik Tentang Sifat-sifat Iklim dan Unsur-unsur Iklim

Page 8: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

82

Gambar 4.3 tersebut peserta didik menjawab permasalah yang diberikan oleh

pendidik tentang sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim. Jadi kesimpulan dari

kelompok lima yang terdiri dari anggota (M. ade nur halim, putri alya Zahra,

wafirotul qudsiyah, Agil firmansyah, Anita khoiriah, Galih hafidz), tersebut mengenai

sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim: jadi kesimpulan mengenai sifat-sifat iklim dan

unsur-unsur iklim yaitu berlaku pada waktu lama, terdiri dari daerah luas, dan hasil

rata-rata cuaca, tidak berasal dari pencatatan baru. Sedangkan unsur iklim meliputi

penyinaran matahari, suhu udara, kelembapan udara, (humidity), per-awanan curah

hujan dan angin jadi sifat iklim dan unsur iklim adalah suatu keadaan dimana suatu

daerah yang luas meliputi seluruh unsur iklim seperti suhu udara, penyinaran

matahari serta kelembapan udara. kemudian pendidik menyiapkan alat dan bahan

untuk melakukan percobaan sederhana mengenai pembuatan tornado sederhana

setelah selesai berdiskusi sekaligus memahami isi dari diskusi tersebut, pendidik

memerintahkan peserta didik untuk menutup buku catatan, selanjutnya fase 4

(evaluasi) pendidik mengambil sebuah tongkat dan memberikannya salah satu peserta

didik akan diberikan tongkat tersebut. Pendidik memberi pertanyaan kepada

pemegang tongkat serta peserta didik segera menjawab pertanyaan, selanjutnya

peserta didik bersama pendidik memberi kesimpulan pada materi pembelajaran, dan

yang terakhir menutup pembelajaran dengan salam.

Page 9: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

83

5. Pertemuan kelima

Pada pertemuan terakhir pembelajaran, pendidik melakukan kegiatan ulangan

(posttest) yaitu dengan tema cuaca ekstrim, dari 10 soal pilihan ganda yang dilakukan

selama 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Tujuan dilakukannya posttest

tersebut yaitu untuk mengetahui kemampuan akhir literasi sains peserta didik.

1. Pertemuan pertama

Pada kelas group investigation (GI), kelas VIII A diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation (GI), yang mana merupakan model pembelajaran

dimana pendidik menghadapkan peserta didik pada situasi yang baru, Peneliti

melakukan perkenalan terlebih dahulu, selanjutnya pendidik memanggil peserta didik

untuk memperkenalkan diri masing-masing kepada pendidik yaitu dengan cara

memanggil satu persatu (mengabsen), perkenalan tersebut menghabiskan waktu

kurang lebih memakan waktu 35 menit. Kemudian dilanjutkan dengan persiapan

pretest dengan tema cuaca ekstrim dimana soal tersebut sudah melewati tahap

validasi, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan pengecoh.

2. Pertemuan kedua

fase 1 (memusatkan perhatian peserta didik) pendidik membuka pelajaran

(mengucapkan salam, berdo’a dan mengabsen peserta didik), pendidik

menyampaikan tujuan pembelajaran, fase 2 (merencanakan kerja sama) pendidik

memberikan sub topik/materi pokok untuk peserta didik selidiki mengenai cuaca dan

macam-macam awan, pendidik membagi peserta didik pada beberapa kelompok

dengan jumlah 5-6 peserta didik, pendidik meminta setiap ketua kelompok agar

Page 10: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

84

menjelaskan tugas masing-masing dari kelompok, setiap kelompok membahas sub

topik yang berbeda-beda yang telah diberikan oleh pendidik, pada tahap ini

terdapataspek kompetensi sains dengan indikator mengidentifikasi permasalahan

secara ilmiah. Contohnya seperti apakah kalian mengetahui pengertian cuaca dan

macam-macam awan jelaskan secara lebih rinci, pada tahap orientasi peserta didik

memperoleh hasil dari permasalahan tersebut yang terdapat di dalam gambar dibawah

ini

Gambar 4.4. Hasil Jawaban Peserta didik Tentang Cuaca dan Macam-macam Awan Kelas Group Investigation

Page 11: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

85

Gambar 4.4 tersebut peserta didik menjawab permasalah yang diberikan oleh

pendidik tentang cuaca dan macam-macam awna. Jadi kesimpulan dari kelompok dua

yang terdiri dari anggota (Riska prastika, Irfan fibrian, Teguh andrian, Fanisah, dan

Imam sudrajat), tersebut mengenai cuaca dan macam-macam awan, jadi pengertian

cuaca adalah seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer bumi atau sebuah planet

lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktifitas fenomena dalam waktu beberapa

hari. Adapun jenis-jenis cuaca: cuaca cerah, adalah matahari bersinar jernih dan udara

terasa segar atau tidak begitu terasa panas. Cuaca panas, udara terasa kering saat

cuaca kering. Cuaca berawan, ketika langit terlihat beberapa awan, kondisi hal seperti

ini dinamakan cuaca mendung. Cuaca sejuk, suatu daerah mengalami cuaca sejuk

apabila humiditas udara tinggi, angin tertiup cepat, dan suhu udara rendah. Cuaca

hujan, hujan bersumber dari udara yang mengandung uap air. Cuaca berangin, angin

bergerak kuat sehingga melarikan benda-benda ringan yang dilaluinya. Selanjutnya

kelompok enam yang terdiri dari (Abdullah Faris, Dika ferdiansyah, Icha asmara,

Kessa adelia, dan Muhammad arif) tersebut mengenai macam-macam awan, awan

adalah masa yang dapat dilihat dari tetesan air atau Kristal beku tergantung

diatmosfer di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain. adapun macam-

macam awan: Awan Kumulonimbus (Cu-Ni), Awan Kumulus (Cu), Awan

Nimbostratus (Ni-St), Awan Stratus (St), Awan Stratokumulus (St-Cu), Awan

Altokumulus (A-St), Awan Altokumulus (A-Cu), Awan Sirokumulus (Ci-Cu).

Adapun jenis awan tinggi: Awan Cirrus, awan cirrus adalah awan terpisah yang

Page 12: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

86

berwarna putih dengan serat atau filament halus dan kemilauan sutra. Awan

Cirrostratus, bentuk awan ini menyerupai kelambu putih halus yang mengental. Awan

Cirrocumulus, ciri khas sari awan ini adalah bentuk yang menyerupai ombak di pasir

pantau. Selanjutnya jenis awan sedang: Awan Altostratus, awan ini berwarna abu-abu

kebiruan dengan bentuk lembaran berserat menutup langit secara total atau sebagian

merupakan ciri dari awan ini. Awan Altocumulus, ciri dari awan ini cukup mudah

dilihat, yaitu berwarna putih atau abu-abu dengan lembaran berlapis dan berserat.

Awan Nimbostratus, awan ini merupakan awan yang dihasilkan dari penebalan

altostratus, warna abu-abu gelap. Awan ini juga dapat menghasilkan hujan deras yang

terus menerus. Selanjutnya ada jenis awan rendah: Awan Cumulus, ciri dari awan ini

adalah padat bergaris tajam yang umumnya berkembang secara vertical (ke atas)

dengan pertambahan jumlah gundukan melalui penggelembungan di bagian atasnya

yang menyerupai bentuk kembang kol. Awan Status, ciri awan ini berwarna abu-abu

dengan dasar yang sama. Awan Cumulonimbus, awan berat dan padat yang berbentuk

vertical adalah ciri dari awan ini.

Fase 3 (pelaksanaan dan membuat penyelidikan) pendidik memberikan sub topik

mengenai cuaca dan macam-macam awan, pendidik memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk melakukan diskusi kelompok, fase 4 (penyajian hasil akhir)

pendidik menunjuk kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusinya

mengenai cuaca dan macam-macam awan dan terjadilah Tanya jawab antara

kelompok presentasi dan kelompok lainnya pada tahap ini terdapat aspek

pengetahuan sains, pendidik menunjuk kelompok selanjutnya untuk

Page 13: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

87

mempresentasikan hasil diskusi, pada tahap ini terdapat aspek pengetahuan sains,

fase 5 (evaluasi) pendidik dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi

pembelajaran, pendidik memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk

merangkum serta membaca dan memahami materi yang telah dipelajari, dan yang

terakhir menutup pembelajaran dengan salam.

3. Pertemuan Ketiga

pendidik membuka fase 1 (memusatkan perhatian peserta didik) pelajaran

(mengucapkan salam, berdo’a dan mengecek kehadiran peserta didik), pendidik

melakukan apresiasi mengingat pembelajaran sebelumnya yaitu mengenai cuaca dan

macam-macam awan, pendidik bertanya “Apakah kalian masih mengingat apa yang

dimaksud dengan cuaca serta macam-macam awan?” pendidik menyampaikan tujuan

pembelajaran, pendidik menyampaikan motivasi kepada peserta didik agar

bersemangat untuk belajar seperti mengaitkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-

hari seperti “Apakah kalian pernah melihat tornado didalam kehidupan sehari-hari,

apakah kalian tahu hal ini disebabkan karena apa dan dampak apa yang akan terjadi

jika hal itu terjadi di lingkungan tempat tinggal kita?” pendidik memberikan sub

topik/materi pokok untuk peserta didik selidiki, fase 2 (merencanakan kerja sama)

pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5-6

peserta didik, pendidik memanggil masing-masing ketua kelompok untuk

menjelaskan tugas masing-masing dari kelompok, masing-masing kelompok

membahas sub topik yang berbeda-beda mengenai kondisi cuaca dan iklim yang telah

diberikan oleh pendidik pada tahap ini terdapat aspek kompetensi sains dengan

Page 14: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

88

indikator mengidentifikasi permasalahan secara ilmiahContohnya seperti apakah

kalian mengetahui pengertian kondisi cuaca dan iklim,pada tahap orientasi peserta

didik memperoleh hasil pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.5. Hasil Jawaban Peserta Didik Tentang Kondisi Cuaca dan Iklim

Gambar 4.5 tersebut peserta didik menjawab permasalah yang diberikan oleh

pendidik tentang kondisi cuaca dan iklim. Jadi kesimpulan dari kelompok satu yang

terdiri dari anggota (Nazala, Riska, Abdullah, Ahmad Sofyan dan Arif), tersebut

Page 15: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

89

mengenai kondisi cuaca dan iklim. Kondisi cuaca adalah cuca sama dengan cuaca dan

iklim yaitu gejala alam yang terjadi sebagai akibat adanya dinamika atmosfer. Cuaca

adalah keadaan udara yang berlangsung pada satu wilayah daerah atau lokasi tertentu

dan hanya terjadi dalam waktu singkat yakni hanya beberapa jam saja serta

dibuktikan dengan adanya perbedaan pada pagi hari dan siang hari. Ilmu yang

mempelajari cuaca adalah meterologi lembaga yang khusus mengamati cuaca secara

berkelanjutan adalah badan materologi dan geofisika lembaga ini berpusat di jakarta.

Adapuan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi cuaca adalah: Suhu udara, suhu

atau temperatur udara merupakan kondisi yang dirasakan di permukaan bumi sebagai

panas, sejuk, atau dingin. Tekanan udara, factor kedua yang mempengaruhi dinamika

cuaca adalah tekanan udara. Angin, perbedaan tekanan udara di berbagai wilayah

dimuka bumi mengakibatkan terjadinya gerakan massa udara dari daerah bertekanan

tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. kelembapan udara dan awan, massa udara

terjadi atas berbagai macam gas dengan kandungan yang berbeda-beda. (Curah

Hujan), mengandung bintik-bintik air didalam awan semakin lama semakin

bertambah (tinggi). Selanjutnya kelompok lima yang beranggotakan (Muhammad

Dzakwan, Tya Amelia, Marsa Selvia, Asih Sintiawan, Farhanudin, Nazwa Diniah

Putri), tersebut mengenai iklim, iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu

daerah yang luas dan ditentukan berdasarkan perhitungan dalam waktu yang lama

kurang lebih 20 tahun. Iklim yang ada di Indonesia terdiri 3 macam iklim ialah iklim

musim (iklim muson) iklim tropika (iklim panas) serta iklim laut. Iklim tropis lebih

dikenal di Indonesia atau disebut dengan iklim panas. iklim musim terjadi sebab

Page 16: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

90

angin musim yang bertiup bergantian arah setengah tahun sekali. Iklim tropika (iklim

panas), Indonesia yang terletak di sekitar garis katulistiwa menyebabkan Indonesia

mempunyai iklim tropika atau bisa disebut dengan iklim panas. Iklim laut, negara

Indonesia ialah negara yang kaya objek wisata alam terutama Indonesia merupakan

negara yang terdiri dari laut, sungai atau samudra, sungai terdapat kegunaan bagi

kehidupan manusia. Sehingga, Indonesia mempunyai iklim laut. Fase 3 (pelaksanaan

dan membuat penyelidikan) pendidik memberikan sub topik mengenai kondisi cuaca

dan iklim, pendidik memberikan waktu kepada peserta didik untuk diskusi kelompok,

fase 4 (penyajian hasil akhir) pendidik menunjuk kelompok yang akan

mempresentasikan hasil diskusinya mengenai kondisi cuaca dan iklim dan terjadilah

Tanya jawab antara kelompok presentasi dan kelompok lainnyapada tahap ini

terdapat aspek pengetahuan sains, pendidik menunjuk kelompok selanjutnya untuk

mempresentasikan hasil diskusi, pada tahap ini terdapat aspek pengetahuan sains,

fase 5 (evaluasi) peserta didik bersama peserta didik member kesimpulan materi

pembelajaran, pendidik memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk

merangkum serta membaca dan memahami materi yang telah dipelajari, dan yang

terakhir menutup pembelajaran dengan salam.

4. Pertemuan Keempat

fase 1 (memusatkan perhatian peserta didik) pendidik membuka pelajaran

(mengucapkan salam, berdo’a dan mengecek kehadiran peserta didik), pendidik

melakukan apresiasi mengingat pembelajaran sebelumnya yaitu mengenai kondisi

awan dan iklim, pendidik bertanya “Apakah kalian masih mengingat apa yang

Page 17: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

91

dimaksud dengan kondisi awan dan iklim?” pendidik menyampaikan tujuan

pembelajaran, pendidik menyampaikan motivasi kepada peserta didik agar selalu

aktif untuk belajar, seperti mengerjakan percobaan mengenai pembuatan tornado

sederhana, sehingga peserta didik tidak hanya memperoleh materi tetapi dapat

mengetahui secara ilmiah dengan melakukan percobaan?” fase 2 (merencanakan kerja

sama) pendidik memberikan sub topik/materi pokok untuk peserta didik selidiki,

pendidik membuat beberapa kelompok yang berjumlah 5-6 peserta didik dalam 1

kelompok, pendidik memanggil setiap ketua kelompok untuk menjelaskan tugas

masing-masing dari kelompok, setiap kelompok membahas sub topik yang berbeda-

beda yang telah diberikan oleh pendidik, pada tahap ini terdapat aspek kompetensi

sains dan konteks sains dengan indikator mengidentifikasi permasalahan secara

ilmiah dan memecahkan masalah Contohnya seperti apakah kalian mengetahui

pengertian sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim,pada tahap orientasi peserta didik

memperoleh hasil dari permasalahan yang diberikan oleh pendidik, hasil tersebut

terdapat di dalam gambar dibawah ini

Page 18: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

92

Gambar 4.6. Hasil Peserta Didik Tentang Sifat-sifat Iklim dan Unsur-unsur Iklim

Gambar 4.6 tersebut peserta didik menjawab permasalah yang diberikan oleh

pendidik tentang sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim. Jadi kesimpulan dari

kelompok tiga yang terdiri dari anggota (Eka, Siti Nur Azizah, Ijal, irfan, dan farid),

tersebut mengenai sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim. Iklim merupakan sesuatu

kondisi rata-rata pada cuaca disuatu daerah di periode tertentu. Cuaca adalah sesuatu

Page 19: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

93

kondisi atmosfer dalam periode waktu yang sempit. Cuaca dapat berubah pada jam ke

jam, dari hari kehari bulan kebulan bahkan tahun ketahun. Adapun klasifikasi iklim:

iklim matahari, merupakan permukaan bumi yang menerima banyaknya suatu sinar

matahar. iklim fisis ialah suatu iklim dipengaruhi oleh lingkungannya. contohnya,

daratan, lautan, pegunungan, daratan rendah, daratan tinggi, angin laut, maupun letak

geografis. Iklim musim, letak geografis Indonesia yang diapit oleh benua Asia

disebelah utara dan Benua Australia disebelah selatan, yang mengakibatkan di

Indonesia ada iklim musim. Iklim Junghun, memberi klasifikasi iklim dari ketinggian

tenpat dan beragam tumbuhan yang cocok di daerah tertentu, penelitian dilaksanakan

di Indonesia ialah pulau jawa. Iklim koppen, koppen membagi daerah iklim yang dari

temperatur dan hujan. Sifat iklim, memliki kurun waktu amat lama, memiliki sifat

yang terdiri atas daerah yang luas, sifat iklim yang dihasilkan dari rata-rata cuaca,

tidak dari pencatatan baru. Selanjutnya kelompok satu dengan anggota (Tika Lestari,

Nazala, Rika, Ahmad Sopiyan, Arif, Abdullah). Tentang unsur-unsur iklim:

penyinaran matahari, matahari yaitusesuatu pengatur iklim di bumi yang amat vital

dan membuat sumber energi paling utama pada bumi. Suhu udara, yaitu sesuatu

kondisi panas atau dingin udara yang memliki sifat merata dan berbeda-beda pada

suatu daerah tertentudari daerah tertentu. Kelembapan udara, pada udara ada air

disebabkan terjadi penguapan. Semakin tinggi suhu udara, maka semakin banyak uap

air yang dikandung. Per-awanan, awan adalah suatu massa dari sebuah butir-butir

kecil air yang larut di lapisan atmosfer bagian bawah. Awan bisa menyatakankeadaan

cuaca. Curah hujan, ialah suatu jumlah hujan yang jatuh disuatu daerah pada kurun

Page 20: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

94

waktu tertentu. Angin, yaitusesuatu udara yang bergerak pada suatu daerah yang

mempunyai tekanan tinggi (maksimum) kedaerah yang yang mempunyai tekanan

rendah (minimum). fase 3 (pelaksanaan dan membuat penyelidikan) pendidik

mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan sederhana yaitu

pembuatan tornado sederhana, pada tahap ini terdapat aspek kompetensi sains

dengan indikator menggunakan bukti ilmiah. Pada tahap orientasi peserta didik

memperoleh hasil dari permasalahan yang diberikan oleh pendidik yang terdapat di

dalam gambar dibawah ini mengenai pembuatan tornado sederhana.

Gambar 4.7. Hail Percobaan Pembuatan Tornado Sederhana

Pada gambar 4.7 diatas peserta didik melakukan percobaan sederhana yaitu

pembuatan tornado sederhana alat dan bahan yang digunakan yaitu: air, botol dengan

ukuran yang besar, gliter (pernak-pernik), sabun sunlight, dan corong. Tujuan dari

melakukan percobaan tersbut yaitu agar peserta didik lebih memahami pembelajaran

yang diberikan oleh pendidik, serta menambah pengalaman baru bagi peserta didik

untuk memahami pembelajaran tersebut mengenai cuaca ekstim. pendidik

memberikan sub topik mengenai sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim, pendidik

Page 21: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

95

memberikan waktu kepada peserta didik untuk diskusi kelompok, fase 4 (penyajian

hasil akhir) pendidik menunjuk kelompok yang akan mempresentasikan hasil

diskusinya dan terjadilah Tanya jawab antara kelompok presentasi dan kelompok

lainnya, pada tahap ini terdapat aspek pengetahuan sains dan kompetensi sains

dengan indikator menjelaskan fenomena sains secara ilmiah, pendidik menunjuk

kelompok selanjutnya untuk mempresentasikan hasil diskusi, pada tahap ini terdapat

aspek pengetahuan sains, fase 5 (evaluasi) peserta didik bersama pendidik member

kesimpulan materi pembelajaran, dan yang terakhir menutup pembelajaran dengan

salam.

5. Pertemuan kelima

Pada pertemuan terakhir pembelajaran, pendidik melakukan kegiatan ulangan

(posttest) yaitu dengan tema cuaca ekstrim, terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang

dilakukan selama 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Tujuan dilakukannya

posttest tersebut yaitu dalam mengetahui kemampuan akhir literasi sains peserta

didik.

Page 22: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

96

B. Hasil Data Peningkatan Literasi Sains

1. Nilai Rata-rata N-gain Kelas Talking Stick dan Kelas Kelas Group

Investigation

Analisis yang telah dilakukan memperoleh hasil kemampuan literasi sains

peserta didik pada kelas talking stickdan kelas group investigationsebagai

berikut:

Tabel 4.1. Nilai N-gain Kemampuan Literasi Sains Peserta didik Kelas talking stickdan Kelas group investigation.

Perolehan Pretest dan Posttest Pretest dan PosttestKelas Group Investigation

Kelas Group Investigation

Kelas Talking Stick

Kelas Talking Stick

Nilai Minimum

20 50 20 30

Nilai Maksimu

m

70 100 60 70

Rata-rata 50.35 72.85 37.33 47.40Rata-rata N-gain

0.487(Sedang) 0.161(Rendah)

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan rata-rata N-gain kemampuan literasi sains

peserta didik pada kelas group investigationmendapatkan hasil 0.487 dan masuk

kedalam kategori (sedang). Sedangkan rata-rata N-gain kemampuan literasi sains

peserta didik pada kelas talking stickmendapatkan hasil 0.161 dan masuk

kedalam kategori (rendah).

Nilai N-gain dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: nilai

Posttest dikurangi dengan nilai pretest dibagi dengan nilai tertinggi dan

Page 23: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

97

dikurangi dengan nilai pretest. Namun rata-rata N-gain dapat diperoleh

berdasarkan seluruh jumlah nilai N-gain yang dibagi jumlah peserta didik.

2. Uji Normalitas

Pada setiap masing-masing kelas talking stickdan kelas group investigation

dilakukan uji normalitas, yang berfungsi untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dihitung menggunakan uji

Lilliefors, dengan taraf signifikan sebesar 0.05% dengan ketentuan Lhitung<Ltabel.

Berikut tabel hasil uji normalitas pada Pretest dan Posttest kelas talking stick

serta kelas group investigation.

Tabel 4.2. Uji Normalitas Pretest dan Postest Kemampuan Literasi Sains Peserta Dididk Kelas talking stickdan Kelas group investigation.

Kelas Pretest Postest InterprestasiLhitung Ltabel Lhitung Ltabel

group investigation

0.1547 0.1671 0.1548 0.1671 Normal

talking stick 0.1636 0.1703 0.1573 0.1703 NormalDati tabel 4.3 diatas mengenai analisis uji normalitas dapat diketahui bahwa

pada kelas group investigation. dengan taraf signifikan uji sebesar 0.05% untuk

Pretest memperoleh Lhitung sebesar 0.1547 lebih kecil dari Ltabel yaitu sebesar

0.1671 sedangkan untuk Posttest kelas group investigation. meperoleh Lhitung

sebesar 0.1548 lebih kecil dari Ltabel yaitu sebesar 0.1671 dari hasil analisis uji

tersebut dapat diketahui bahwa H1 diterima dan data pada kelas group

investigation terdistribusi normal. Dan untuk kelas talking stick analisis uji

normalitas Pretest dengan taraf signifikan uji sebesar 0.05% memperoleh nilai

Page 24: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

98

Lhitung sebesar 0.1636 lebih kecil dari Ltabel yaitu sebesar 0.1703 sedangkan untuk

Posttest kelas talking stick meperoleh Lhitung sebesar 0.1573 lebih kecil dari Ltabel

yaitu sebesar 0.1703 dari hasil analisis uji tersebut dapat diketahui bahwa H1

diterima dan data pada kelas talking stickterdistribusi normal. Dari data diatas

Pretest dan Posttest tersebut disimpulkan bahwa kelas group investigation dan

kelas talking stickdata tersebut terdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Dalam melihat apakah data tersebut terdistribusi homogen atau tidak maka

dilakukannya uji homogenitas pada kelas talking stickdan kelas group

investigation tersebut untuk melihat varians dari kedua data tersebut. Uji

homegenitas yang digunakan dengan tariff sebesar 0.05% dengan kriteria

Fhitung<Ftabel maka H1 diterima dan data terdistribusi homogen. Berikut tabel hasil

uji homogenitas.

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Kelas talking stickdan Kelas group investigation

Kelas Pretest Postest InterprestasiFhitung Ftabel Fhitung Ftabel

group investigation

0.8051 1.8975 1.0609 1.8975 Homogen

talking stick 0.8051 1.8975 1.0609 1.8975Dari tabel 4.4 diatas mengenai uji homogenitas Pretest dapat diketahui bahwa

pada kelas talking stickdan kelas group investigation dengan taraf signifikan uji

sebesar 0.05% memperoleh Fhitung sebesar 0.8051 lebih kecil dari Ftabel yaitu

1.8975, sehingga H1 diterima dan terdistribusi homogen, sedangkan hasil uji

Page 25: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

99

homogenitas Posttest kemampuan literasi sains pesrta didik kelas talking stick

dan kelas group investigation memperoleh Fhitung sebesar 1.0609 lebih kecil dari

Ftabel yaitu 1.8975 sehingga H1 diterima dan terdistribusi homogen. Dari hasil uji

homogenitas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Fhitung<Ftabel hal ini

menunjukkan bahwa data tersebut terdistribusi homogen. Secara lengkap data

perhitungan mengenai uji homogenitas bisa dilihat pada lampiran.

4. Uji Hipotesis

Ketika telah selesai melaksanakan uji prasyarat yaitu uji normalitas serta uji

homogenitas dan data tersebut terdistribusi normal dan homogen sehingga tahap

berikutnya yaitu uji hipotesis dengan uji-t berikut hasil uji-t kelas talking stick

dan kelas group investigation.

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis Kelas talking stick dan Kelas group investigation.

Kelompok Hail Uji-t Hasil Keputusan Ujithitung ttabel

talking stick7.0512 1.67303 Thitung>Ttabel H1 Diterimagroup

investigation

Dari tabel 4.5 diatas mengenai uji-t hasil menunjukkan bahwa thitung>ttabel

7.0512>1.67303. yang mana hal ini sama dengan keriteria uji hipotesis yaitu jika

thitung>ttabel maka H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

pengaruh antara masing-masing kategori model pembelajaran kooperatif tipe

talking stick dan group investigation untuk meningkatkan kemampuan literasi

sains peserta didik di MTs Hasanuddin Kupang Tebak Teluk Betung Bandar

Page 26: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

100

Lampung pada tema (cuaca ekstrim). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

dilampiran.

5. Kemampuan Literasi Sains Aspek Pengetahuan Sains

Analisis dari aspek tersebut ialah dari cuaca dan macam-macam awan, kondisi

cuaca dan iklim, dan sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim.Berikut tabel hasil

kemampuan literasi sains aspek pengetahuan sains peserta didik yaitu :

Tabel 4.5. Data Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Aspek Pengetahuan Sains

No Aspek Pengetahuan Kelas Talking Stick

Pretest Posttest N-gain Keterangan

1 Cuaca dan Macam-macam Awan

1200 1650 44.44 Sedang

2 Kondisi Cuaca dan Iklim

32.59 43.70 0.164 Sedang

3 Sifat-sifat Iklim dan Unsur-unsur Iklim

1165.5 1232.1 0.04334 Sangat Rendah

No Aspek Pengetahuan Kelas Group Investigation

Pretest Posttest N-gain Keterangan

1 Cuaca dan Macam-macam Awan

55.35 73.21 0.4 Sedang

2 Kondisi Cuaca dan Iklim

49.28 73.57 0.478 Sedang

Page 27: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

101

3 Sifat-sifat Iklim dan Unsur-unsur Iklim

50 73.73 0.4747 Sdengan

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut diketahu bahwa pada kelas talking stick pada

aspek cuaca dan macam-macam awan memperoleh hasil 44.44 % berada pada

kategoti sedang, selanjutnya pada aspek kondisi cuaca dan iklim memperoleh

hasil 0.164 % berada pada kategori sedang, dan yang terakhir yaitu aspek sifat-

sifat iklim dan unsur-unsur iklim memperoleh hasil 0.04334 % masuk kedalam

kategori sangat rendah. Pada kelas group investigation pada aspek cuaca dan

macam-macam awan memperoleh hasil 0.4 % masuk kedalam kategori sedang,

selanjutnya pada aspek kondisi cuaca dan iklim memperoleh hasil 0.478 %

masuk kedalam kategori sedang, dan yang terakhir yaitu aspek sifat-sifat iklim

dan unsur-unsur iklim memperoleh hasil 0.4747 % masuk kedalam kategori

sedang.

0400800

12001600 1200

32.59

1165.51650

43.7

1232.1

Pretest Postest

Gambar 4.8. Gafik Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Aspek Pengetahuan Kelas Talking Stick

Page 28: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

102

020406080

55.35 49.28 5073.21 73.57 73.73

pretest postest

Gambar 4.9. Grafik Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Aspek Pengetahuan Kelas Group Investigation

6. Kemampuan Literasi Sains Aspek Kompetensi Sains

Literasi sains aspek kompetensi memiliki 3 indikator diantaranya,

mengidentifikasi permasalahan secara ilmiah, menyatakan kejadian sains secara

ilmiah, serta penggunaan bukti ilmiah. Hasil literasi sains peserta didik aspek

kompetensi yaitu:

Tabel 4.6. Data Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Aspek Kompetensi sains

No Aspek Kompetensi Sains Kelas Talking Stick

Pretest Posttest N-gain Keterangan

1 Mengidentifikasi permasalahan secara ilmiah

44.44 61.11 0.3 Sedang

2 Menjelaskan fenomena sains secara ilmiah

32.59 43.70 0.164 Sedang

3 Menggunakan bukti ilmiah

43.16 45.63 0.043 Sangat rendah

No Aspek Kompetensi Sains

Pretest Posttest N-gain Keterangan

Page 29: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

103

Kelas Group Investigation

1 Mengidentifikasi permasalahan secara ilmiah

51.78 73.21 0.444 Sedang

2 Menjelaskan fenomena sains secara ilmiah

53.57 75 0.461 Sedang

3 Menggunakan bukti ilmiah

44.64 69.64 0.451 Sedang

Berdasarkan tabel 4.6 peningkatan kemampuan literasi sains peserta didik

pada setiap indkator pada kelas talking stick aspek kompetensi sains pada

indikator mengidentifikasi permasalahan secara ilmiah memperoleh hasil 0.3 %

dalam kategori sedang, selanjutnya indikator kedua yaitu menjelaskan fenomena

sains secara ilmiah memperoleh hasil 0.164 % masuk kedalam kategori sedang

dan yang terakhir indikator ketiga yaitu menggunakan bukti ilmiah memperoleh

hasil 0.043 % masuk kedalam kategori sangat rendah. Selanjutnya kelas group

investigation aspek kompetensi sains dengan indikator mengidentifikasi

permasalahan secara ilmiah memperoleh hasil 0.444 % masuk kedalam kategori

sedang, selanjutnya indikator kedua yaitu menjelaskan fenomena sains secara

ilmiah memperoleh hasil 0.461 % masuk kedalam kategori sedang, dan yang

terakhir indikator katiga yaitu menggunakan bukti ilmiah mempeeroleh hasil

0.451 % masuk kedalam kategori sedang. Peningkatan kemampuan literasi sains

aspek kompetensi mempunya tiga indikator yang pertama mengidentifikasi

permasalahan secara ilmiah simbolnya “A” yang kedua menyatakan fenomena

Page 30: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

104

sains secara secara ilmiah simbolnya “B” serta menggunakan bukti ilmiah

simbolnya“C”.

A B C0

10203040506070

44.44

32.5943.16

61.11

43.7 45.63

Pretest Posttest

Gambar 4.10. Grafik Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Tiap Indikator Kompetensi Kelas Talking Stick

020406080

51.78 53.57 44.6473.21 75 69.64

Pretest Posttest

Gambar 4.11. Grafik Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Tiap Indikator Kompetensi Kelas Group Investigation

7. Kemampuan Literasi Sains Aspek Konteks Sains

Kemampuan literasi sains peserta didik aspek konteks sains terdiri dari

indikator memecahkan masalah. Berikut Tabel hasil literasi sains aspek konteks

sains peserta didik yaitu :

Tabel 4.7. Data Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Aspek Konteks Sains

No Aspek Kompetensi Sains

Pretest Posttest N-gain Keterangan

Page 31: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

105

Kelas Talking StickMemecahkan Masalah

43.16 44.4 0.021 Sangat rendah

No Aspek Kompetensi Sains Kelas Group Investigation

Pretest Posttest N-gain Keterangan

Memecahkan Masalah

49.95 73.73 0.475 Sedang

Berdasarkan tabel 4.7 diatas mengenai kemampuan literasi sains peserta didik

aspek konteks sains dengan indikator memecahkan masalah pada kelas talking

stick memperoleh hasil 0.021 masuk kedalam kategori sangat rendah. Dan pada

kelas group investigation dengan indikator memecahkan masalah memperoleh

hasil 0.475 hasil tersebut masuk kedalam kategori sedang.

8. Effect Size

Effect Size dalam menggunakan aplikasi Microsoft Excel guna untuk

mengukur besarnya skala keefektifan sebuah penelitian. Yang diukur pada

penelitian yaitu keefektitifannya model pembelajaran kooperatif tipe talking stick

dan group investigation. Berikut tabel hasil hasil analisis Effect Sizeyaitu :

Tabel 4.8. Hasil Analisis Uji Effect Size

Kelas Niali Standar Deviasi Effect Size

KetPretest Posttest Pretest Posttes

Talking Stick 37.77 47.40 13.39 13.39 0.362 SedangGroup

Investigation50.35 72.85 12.01 13.56 0.879 Tinggi

Tabel 4. Diatas menunjukkan bahawa perolehan Effect Size kelas talking stick

menperoleh hasil 0.362 dan masuk kedalam kategori sedang. Sedangkan untuk

kelas group investigation memperoleh hasil 0.879 dan masuk kedalam kategori

Page 32: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

106

tinggi. Hal ini menyatakan ada perbedaan pengaruh pada setiap kategori model

pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan group investigation(Gi) terhadap

kemampuan literasi sains.

9. Uji Hasil Observasi

Dari hasil uji observasi yang dilaksanakanoleh guru mata pelajaran IPA

terhadap peneliti mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

talking stick dan group investigation (GI) diperoleh hasil 90.9 hasil ini

menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan group

investigation (GI) sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran IPA.

Perhitungan data lengkapnya bisa dilihat di lampiran.

C. Pembahsan

1. Keterlaksanaan Pembelajaran

Penelitian ini dilakukan di MTs Hasanuddin Kupang Tebak Teluk Betung

Bandar Lampung kurang lebih satu bulan lamanya. Setelah melakukan uji

hipoteses dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan mengenai

kemampuan literasi sains peserta didik antara kelompok yang diberikan

perlakuan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick

serta kelompok yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran group

investigation (GI).

Model pembelajaran kooperatif tipe talking stick diterapkan dikelas talking

stick yaitu kelas VIII B talking stick merupakan model pembelajaran kelompok

Page 33: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

107

dengan bantuan tongkat. Model pembelajaran kooperatif tipe talking stick

termasuk kedalam model pembelajaran aktif yang dapat membuat peserta didik

mengingat apa yang sudah dipelajari serta menguji kemampuan yang sudah

mereka terima ketika pendidik menjelaskan materi pembelajaran1. Model

pembelajaran ini dilaksanakan dengan bantuan tongkat, siapa pun yang telah

memegang tongkat harus menjawab pertanyaan dari pendidik setelah peserta

didik mengerti tentang materi pokok yang sudah dijelaskan oleh pendidik.

Pembelajaran talking stick sangat cocok diterapkan bagi peserta didik SD, SMP,

dan SMA/SMK2.

Berdasarkan sintak model pembelajaran kooperatif tipe talking stick tahap 1,

memusatkan perhatian peserta didik dan menyiapkan tongkat tahap 2,

merencanakan diskusi pada langkah ini peneliti memberikan peserta didik

menjadi berapa kelompok dan membagi masalah yang akan di diskusikan tahap

3, pelaksanaan pada tahap ini pendidik meminta kepada peserta didk untuk

memahami hasil catatan serta diskusi tersebut, selanjutnya setelah selesai peserta

didik memahami materi atau hasil diskusi tersebut pendidik menyuruh kepada

peserta didik untuk menutup buku catatan tersebut, kemudian pendidik

mengembil sebuah tongkat dan memberikannya kepada peserta didik, apabila

peserta didik memegang tongkat tersebut maka peserta didik harus menjawab

1 Wahyudiantari, Parmiti, and Wayan Romi Sudhita, ‘Pengeruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar’, Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Teknologi, 3.1 (2015). h, 2

2 Cici Idrus, ‘Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Talking Stick Dengan Pembelajaran Konvesional Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman’, Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar, 2.1 (2013). h, 5

Page 34: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

108

pertanyaan dari pendidik tersebut, kemudian tongkat tersebut secara bergantian

menghampiri peserta didik secara satu persatu untuk menjawab pertanyaan dari

guru, tahap 4 evaluasi, pada tahap ini peserta didik dan pendidik bersama-sama

membuat kesimpulan, setelah selesai membuat kesimpulan pendidik mengakhiri

pembelajaran dengan mengucapkan salam. Dengan menggunakan model

pembelajaran ini dapat melihat kesiapan peserta didik dalam belajar. Melatih

keterampilan peserta didik ketika membaca dan memahami isi materi dan

membuat peserta didik siap pada situasi apapun.

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) model ini

diterapkan di kelas group investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI) yaitu model pembelajaran yang secara mandiri

membuat peserta didik membangun kemampuan berfikir serta kritis dan

membuat peserta didik untuk memecahkan sesuatu masalh dalam kelompok3.

Pada pembelajaran GI, belajar bisa dilaksanakan sambil bermain. Penggunaan

model ini bisa membuat kondisi pembelajaran yang menarik untuk peserta didik

serta bisa meningkatkan keterampilan proses semua peserta didik yang ada di

kelas maka peserta didik menjadi termotivasi dan mempunyai minat dalam

belajar. Selaras dengan kondisi ini, peserta didik selain bisa menguji kemampuan

kognitifnya, juga bisa memperoleh pengalaman langsung, maka pembelajaran

akan lebih bermakna bagi peserta didik. Berdasarkan sintak model pembelajaran

3 Wahyu Wijayanti, Sudarno Herlambang, and Marhadi K Slamet, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun’. h, 2

Page 35: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

109

kooperatif tipe group investigation tahap 1 memusatkan perhatian peserta didik,

pada tahap ini pendidik membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,

berdo’a, dan mengabsen peserta didik, kemudian pendidik menyampaikan tujuan

pembelajaran serta mendorong peserta didik agar lebih aktif untuk belajar

dengan mengerjakan percobaan mengenai pembuatan tornado sederhana

jadi,tidak hanya memperoleh materi peserta didik dapat mengetahui secara

ilmiah dengan melakukan percobaan. Tahap 2 merencanakan kerja sama, pada

tahap ini pendidik membentuk beberapa kelompok yang berjumlah 5-6 peserta

didik dalam satu kelompok, selanjutnya pendidik membagi permasalah pada tiap-

tiap kelompok yang berkaitan dengan cuaca ekstrim. Kemudian pendidik

memanggil ketua kelompok untuk menjelaskan tugas masing-masing kelompok,

masing-masing kelompok membahas sub topik yang berbeda tentang cuaca

ekstrim.

Tahap 3 pelaksanaan dan membuat penyelidikan, pada tahap ini pendidik

menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan sederhana yaitu

pembuatan tornado sederhana dan peserta didik melakukan percobaan sederhana

yang diarahkan oleh pendidik, setelah itu pendidik memberikan kesempatan

kepada peserta didik dalam melaksanakan diskusi atau memecahkan masalah.

Tahap 4 penyajian hasil akhir, pada tahap ini peserta didik apabila telah selesai

memecahkan permasalah yang diberikan oleh pendidik, maka selanjutnya

pendidik menunjuk satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di

depan kelas setelah mempresentasikan hasil diskusi maka terjadilah Tanya jawab

Page 36: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

110

antara kelompok presentasi dan kelompok peserta didik lainnya, kemudian

peserta didik lainnya akan melakukan persentasi didepan kelas. Tahap 5 evaluasi,

pendidik dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran

tersebut dan di iringi Tanya tanyab kepada peserta didik, agar memicu peserta

didik untuk lebih memahami, dan yang terakhir pendidik menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam.

2. Peningkatan Kemampuan Litesai Sains Peserta Didik

Literasi sains ialah kemampuan untuk memakai pengetahuan sains, proses

identifikasi dari pertanyaan-pertanyaan, memberi kesimpulan yang berasal dari

bukti-bukti dalam menguasai dan memberikan kepastian tentang perubahan alam

yang dilaksanakan atas alam dari manusia. Kemampuan literasi sains dinyatakan

seperti keahlian dari seseorang dalam mengidentifikasi fakta sains berdasarkan

oleh beragam informasi, mempelajari dan menganalisis kemampuan dalam

mengorganisasi, menginterprestasikan serta informasi sains4.

Dalam penelitian ini adapun Kemampuan literasi sains yang diukur iyalah

aspek pengetahuan, aspek kompetensi sains, dan aspek konteks sains. Tes

literasi sains dengan jumlah 10 soal pilihan ganda serta empat pilihan jawaban,

untuk mengetahui kemampuan literasi sains peserta didik. Pada kemampuan awal

4 Lutfi Rizkita, Hadi Suwono, and Herawati Susilo, ‘Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa SMA Kota Malang’, 2016. h, 772

Page 37: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

111

literasi sains pretest peserta didik kelas talking stick mendapatkan hasil 37.77

dalam kategoti kurang baik, untuk itu dilakukan penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe talking stick. Dan kemampuan awan literasi

sains pretest peserta didik kelas group investigation memperoleh hasil 50.35

dalam kategori kurang baik, untuk itu dilakukan penelitian dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). Setelah diberi

perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kelas

talking stick dan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI)

pada kelas group investigation, kemampuan literasi sains peserta didik

meningkat pada kelas group investigation, keadaan ini dapat diamati dari nilai

rata-rata posttest peserta didik untuk kelas talking stick memperoleh nilai 47.40

dan untuk kelas group investigation memperoleh nilai 72.85.

Peningkatan literasi sains juga dapat ditunjukkan dari hasil rata-rata N-gain

pada kelas talking stick hasil rata-rata N-gain memperoleh 0.161 dalam kategoti

rendah, sedangkan pada kelas group investigation hasil rata-rata N-gain

memperoleh nilai sebesar 0.487 dalam kategoti sedang.

Hal ini terjadi dikarenakan sudah diberikannya perlakuan berupa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe talking stickpada kelas talking stick dimana

model pembelajaran kooperatif tipe talking stickmampu menguji kesiapan

peserta didik dalam belajar. Melatih keterampilan peserta didik dalam membaca

dan memahami isi materi dan mengajak peserta didik siap dalam situasi apapun.

Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) bisa

Page 38: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

112

membuat kondisi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik serta bisa

meningkatkan keterampilan proses semua peserta didik yang ada didalam kelas

maka peserta didik bisa termotivasi dan mempunyai minat dalam belajar. Selaras

kondisi ini, peserta didik selain bisa membuat kemampuan kognitifnya, juga bisa

memperoleh pengalaman langsung, maka pembelajaran akan lebih bermakna

bagi peserta didik.

3. Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Per Indikator

Pada aspek pengetahuanliterasi sainsanalisis kemampuanpengetahuan

mengenai cuaca dan macam-macam awan, kondisi cuaca dan iklim, serta sifat-sifat

iklim dan unsur-unsur iklim. Materi tentang pengetahuan sains “sistem hidup”

masuk kedalam kerangka PISA 2012 cakupan materi pengetahuan sains, yaitu

berhubungan dengan kesehatan manusia dan ekosistem, sertamateri cuaca ekstrim

ini hampir keseluruhan konteksnya tertuang didalamnya, mengenai konteks

kesehatan, sumber daya alam (SDM) serta lingkungan. Hampir diseluruh setiap

konteks terdapat aspek personal, sosial, dan gelobal di setiap kehidupan manusia

itu sendiri5.

Literasi sains pada aspek kompetensi sains mempunyai tiga indikator yang

terdiri dari, mengidentifikasi permasalahan secara ilmiah, menyatakan

5 Ardian Asyhari and Risa Hartati, ‘Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui Pembelajaran Saintifik’, 4.2 (2015), 179–91. h. 11.

Page 39: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

113

fenomena sains secara ilmiah, menggunakan bukti ilmiah, penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada kelas talking stick. Pada tahap

pembelajaran yaitu dimulai dari memusatkan perhatian peserta didik dan

menyiapkan tongkat pada tahap ini pendidik membuka pelajaran dengan salam,

berdo’a, mengabsen, dan memotivasi peserta didik. Tahap selanjutnya pendidik

membentuk beberapa kelompok yang berjumlah 5-6 peserta didik dalam satu

kelompok, kemudian pendidik membagi permasalahan pada tiap-tiap kelompok,

adapun masalah yang dikaji yaitu masalah yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari peserta didik seperti cuaca dan macam-macam awan, kondisi cuaca dan

iklim, dan sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim dari permasalah inilah peserta

didik bisa mengembangkan kompetensi literasi sains berupa mengidentifikasi

permasalahan secara ilmiah, tahap selanjutnya berupa pelaksanaan peserta didik

berusaha memecahkan masalah yang diberikan oleh pendidik kemuadian pendidik

memberikan waktu kepada peserta didik untuk memahami hasil diskusi peserta

didik, setelah peserta didik memecahkan permasalah tersebut maka peserta didik

memperolehhasil dari diskusi tersebut serta dapat mengembangkan kompetensi

literasi sains berupa menggunakan bukti ilmiah. Sesudah peserta didik

menperoleh jawaban dari permasalahan yang diberikan pendidik, pendidik

menyiapkan tongkat serta diberikan kepada peserta didik tersebut, apabila peserta

didik tersebut memegang tongkat maka peserta didik harus menjawab pertanyaan

dari pendidik. Melalui Tanya jawab tersebut, pada tahap ini terdapat

aspekkompetensi literasi sains berupa menjelaskan fenomena ilmiah. pada

Page 40: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

114

langkah pembelajaran ini pendidik hanya sebagai fasilitator, kemudian peserta

didik dapat menyampaikan hasil diskusinya.

Kemampuan literasi sains pada aspek kompetensi sains mempunyai tiga

indikator yang terdiri dari, mengidentifikasi permasalahan secara ilmiah,

menjelaskan fenomena sains secara ilmiah, menggunakan bukti ilmiah dan

konteks sains mempunyai satu indikator yaitu memecahkan masalah,

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) pada kelas

group investigation.. Pada tahap ini memusatkan perhatian peserta didik

pada,selanjutnya pendidik membuka pelajaran dengan salam, berdo’a, mengabsen,

dan memotivasi peserta didik. Tahap selanjutnya pendidik membentuk beberapa

kelompok yang berjumlah 5-6 peserta didik dalam satu kelompok, kemudian

pendidik memberikan sub-sub permasalah yang berbeda-beda pada tiap kelompok

adapun masalah yang dikaji merupakan masalahan yang ada didalam kehidupan

sehari-hari peserta didik seperti cuaca dan macam-macam awan, kondisi cuaca dan

iklim, dan sifat-sifat iklim dan unsur-unsur iklim dari permasalah inilah peserta

didik bisa mengembangkan kompetensi literasi sains berupa mengidentifikasi

permasalahan secara ilmiah dan konteks sains berupa memecahkan masalah,

tahap selanjutnya pendidik menyiapkan alat dan bahan sederhana untuk

melakukan percobaan yaitu pembuatan tornado sederhana, tahap selanjutnya

berupa pelaksanaan peserta didik berusaha memecahkan masalah yang diberikan

oleh pendidik kemuadian pendidik memberikan waktu kepada peserta didik untuk

memahami hasil diskusi peserta didik, setelah peserta didik memecahkan

Page 41: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/5399/7/11. BAB IV turnitinn.docx · Web viewBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterlaksanaan Pembelajaran . Penelitian dilakukan

115

permasalah tersebut maka peserta didik mendapatkan hasil dari menemukan

informasi maka peswerta didik dalam kegiatan ini terdapat dalam aspek

kompetensi literasi sains berupa menggunakan bukti ilmiah. Selanjutnya

pendidik menunjuk kekelompok untuk menyampaikan hasil diskusi tersebut di

depan kelas dan setelah peserta didik tersebut selesai dengan mempresentasikan

hasil diskusinya di depan kelas maka terjadilah Tanya jawab antara kelompok

presentasi dan kelompok peserta didik lainnya. Selanjutnya oendidik bersama

peserta didik membuat kesimpulan mengenai pelajaran tersebut. Dan yang terakhir

pendidik menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

D. Temuan Penelitian Mengenai Kemampuan Literasi Sains Peserta didik

Ketika penelitian diperoleh hasil peserta didik mengenai kemampuan literasi

sains mengalami peningkatan pada kelas group investigation yaitu kelas VIII A

dengan menerapkan model pembelajaran group investigation (GI). Ini bisa

ditunjukkan dengan peningkatan nilai pretest dan posttest yang dianalisis dengan N-

Gain serta serta uji effect size yang membuktikan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) berpengaruh untuk

meningkatkan kemampuan literasi saisn peserta didik dalam tema cuaca ekstrim. Jadi

kesimpulannya yaitu ada perbedan pengaruh antara model pembelajaran kategori

model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan group investigation terhadap

kemampuan literasi sains peserta didik.